ketik
DESCRIPTION
yaTRANSCRIPT
![Page 1: ketik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081715/5489fd1fb47959f10c8b5b70/html5/thumbnails/1.jpg)
1.infeksi jamur: infeksi yang disebabkan oleh jamur(organisme yang tidak berklorofil
tetapi berspora untuk bermultiplikasi)
2.nistatin:obat anti jamur atau fungisida
Step 2: infeksi jamur
Step 3: jamur
1.definisi :
Jawab : organisme yang tidak berklorofil tetapi berspora untuk bermultiplikasi
2.klasifikasi jamur yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia :
Jawab :
Askomikotina (askomises) : hasil penyatuan secara seksual dalam sebuah
kantong atau askus,yang mengandung bentuk-bentuk meotik seperti empat
atau delapan spora (askospora).Spora aseksual (konidia) lahir secara eksternal
pada ujung-ujung hifa,contoh : trichophyton,microsporum,blastomyces.
Basidiomikotina (basidiomises) : hasil penyatuan secara seksual pada
pembentukan sebuah organ bentuk tongkat yang disebut basidium,pada
permukaan lahir empat meiotik (basidiospora).Spora aseksual lahir secara
eksternal pada ujung-ujung hifa,contoh : Cryptococcus neoformans.
Deuteromikotina (fungi imperfekta) : ini bukan kelompok filogenik
sebenarnya tetapi lebih kepada kelas buatan yang secara sementara ditempati
oleh semua bentuk yang proses seksualnya belum teramati.Kebanyakan
anggota kelompok menyerupai askomises secara morfologi,contoh : spesies
epidermophyton,sporothrix,candida.
Zigomikotina (fikomises) : Miselium biasanya tidak bersekat,spora aseksual
dihasilkan dalam jumlah tidak terbatas di dalam suatu yang disebut
sporangium.Hasil penyatuan secara seksual pada pembentukan sel tidur
berdinding tebal yang disebut zigospora,contoh : rhizopus nigrans ( hanya
berbentuk patogen yang oportunis).
3.sifat dan karakteristik jamur yang dapat menginfeksi manusia :
Jawab :
Trichophyton : mikrokonidia adalah bentuk spora yang paling
banyak,berdinding halus,berbentuk pensil dengan ujung2 yang
tumpul,biasanya jarang terdapat.Dalam biakan,koloni ini berkisar dari granuler
sampai seperti serbuk,dan biasanya menunjukkan banyak gugus mikrokonidia
![Page 2: ketik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081715/5489fd1fb47959f10c8b5b70/html5/thumbnails/2.jpg)
subsferis yang menyerupai sekelompok buah anggur pada cabang2
terminalnya
Mikrosporum : makrokonidia adalah bentuk konidia yang paling
banyak,bendinding besar,berdinding kasar,multiseluler,dan berbentuk
kumparan,dan terbentuk pada ujung2 hifa
Epidermophyton floccosum : Pada genus monotipik ini hanya terbentuk
makrokonidia berbentuk tongkat,terdiri atas 1-5 sel,pada koloni yang berwarna
kuning kehijauan yang denga mudah bermutasi menjadi bentuk pertumbuhan
berlebihan berwarna putih sekali.
Infeksi jamur
1.definisi : masuknya organisme (jamur) yang menjadi patogen dan dapat
menyebabkan penyakit
2. patologi dari infeksi jamur
candidiasis,aspergilosis,hiostoplasmosis,kokidioidemikosis,kriptokokosis,(229
infeksion disease),blastomikosis,moniliasis (pk)
Klasifikasi penyakit jamur atau mikosis dibagi menjadi :
1. mikosis profunda : mikosis profunda terdiri atas beberapa penyakit yang
disebabkan jamur,dengan gejala klinis tertentu yang menyerang alat di bawah
kulit,misalnya traktur intestinal,traktus respiratorius,traktus
urogenitalis,susunan kardiovaskular,dll.Conant dkk.(1997) misalnya
mencantumkan dalam bukunya manual of clinical mycology,yaitu :
aktinomikosis +nokardiosis (menurut RIPPON sudah bukan penyakit jamur
asli namun dalam golongan bakteri),antinomikosis
misetoma,blastomikosis,parakoksidiodomikosis,lobomikosis,koksidiodomiko
sis,histoplasmosis,histoplasmosis
afrika,kriptokokosis,kandidosis,geotrikosis,aspergillosis,fikomikosis,sporotrik
osis,maduromikosis,rinosporidiosis,kromoblastomikosis,dan infeksi yang
disebabkan jamur dematiaceae (berpigmen coklat)
2. mikosis superfisialis : Dermatofitosis dan non-dermatofitosis (pitiriasis
versikolor,piedra hitam,piedra putih,tinea nigra
palmarism,otomikosis,keratomikosis
3.etiologidari masing2 patologi :
![Page 3: ketik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081715/5489fd1fb47959f10c8b5b70/html5/thumbnails/3.jpg)
Sporotrikosis adalah infeksi kronis yang disebabkan sporotrisium
senkischnhenkii dan ditandai dengan pembesaran kelenjar getah bening.
GK :kulit dan jaringan subkutis di atas nodus sering melunak dan pecah
membentuk ulkus yang indolen,kelainan multipel pada kulit yang khas.
Pemeriksaan : pemeriksaan histopatologik
Pengobatan : pengobatan yang memuaskan biasanya biasanya dicapai
dengan pemberian larutan kalium yodida jenuh oral
Kromomikosis adalah penyakit jamur yang disebsbkan bermacam-
macam jamur berwarna(dematiaceaous)
GK : penyakit ini ditandai dengan pembentukan nodus verukosa kutan
yang perlahan-lahan, pertumbuhan ini dapat menjadi ulkus atau tidak,
biasanya ada di kaki dan tungkai, namun lokalisasi ditempat lain pernah
ditemukan, misalkan pada tangan, muka telinga, leher, dada bokong dll.
Sumber penyakit : infeksi ini terjadi melalui trauma, tidak ditularkan dari
manusia ke manusia.
Perawatan : terapi sinar X namun dengan hasil yang berbeda – beda,
kadang – kadang dengan amputasi
Pengobatan : kombinasi amfoterisin B dan 5-floorositosin, dan
itrakonazol.
Prognosis : tidak begitu baik, kecuali pada lesi yang baru.
Histoplasmosis adalah penyakit yang disebabkan oleh histoplasma
kapculatum merupakan fungus dimorfig yang tumbuh sebagai kapang
di alam atau di media agar sabouraud pada suhu kamar
Patogenesis dan patologi : mikrokonidia ini memiliki ukuran yang cukup
kecil untuk dapat mencapai alveoli paru ketika terhirup dan kemudian
akan mengalami transformasi menjadi bentuk tunas. Pada waktunya
terjadi reaksi granulasi yang intensif. Peristiwa nekrisis dengan terjadinya
proses kaseosa dan kalsivikasi dapat menyerupai penyakit tuberkolosis.
GK : infeksi jamur ini bersifat asimtomatik atau ringan, dan diagnosanya
sulit ditegakkan. Gejala batuk panas, malaise dan hasil foto toraks yang
memperlihatkan adeno pati hiler dengan atau tanpa satu atau lebih daerah
pneumonitis dapat dijumpai, penurunan berat badan dan kadang – kadang
berkeringat dimalam hari.
![Page 4: ketik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081715/5489fd1fb47959f10c8b5b70/html5/thumbnails/4.jpg)
Diagnosis : kemungkinan histoplasmosis dapat dicuriagai berdasarkan test
serologi dan manifestasi klinisnya, tetapi diagnosis pasti memerlukan
pembuktian yang memperlihatkan keberadaan mikroorganisme tersebut
lewat kultur atau pemeriksaan histologi.
Terapi : tidak memerlukan terapi namun dapat terbantu dengan
pembedahan
Prognosis : akhirnya tetap jelek
Pengobatan : amfoterisin B dengan dosis 0,4 hingga 0,5 mg/kg BB
perhari atau dua kali lipatnya setiap 2 hari sekali dan dilakukan
sedikitnya 10 minggu atau itrakonazol dengan dosis 200 mg sehari sekali
Koksidioidomikosis adalah penyakit yang disebabkan coccidioides
immitis
Patogenesis dan patologi : infeksi pada manusia dan hewan terjadi akibat
inhalasi artrospora yang berasal dari tanah yang terbawa oleh angin
GK : penyakit mirip influenza yang ringan hingga pneomonia yang berat
terjadi reaksi hipersensitifitas seperti eritma nodusum artritis,
konjungtifitis dll, batuk, nyeri dada, malaise dll.
Diagnosis : kalau terdapat kecurigaan akan infeksi koksidioidomikosis,
maka sputum, urin, dan pus, harus diperiksa untuk menemukan jamur ini
melalui sediaan apus basah dan pemeriksaan kultur
Terapi : walaupun biasanya akan sembuh spontan, sebagian dokter
memberikan pengobatan dengan penyuntikan amfoterisin B intravena
selama beberapa minggu
Parakoksidioidomikosis adalah penyakit yang disebabkan oleh
paracoccidioides brasiliensis.
Patogenesis dan Patologi : infeksi jamur ini diperkirakan terjadi melalui
inhalasi spora dari sumber2 lingkungan, tetapi reservoirnya dalam alam
masih tidak jelas. Infeksi paruh pada mulanya hany menimbulkan
beberapa gejala.penyebaran secara hematogen ke membran mokosa mulut
dan hidung, kelenjar linfe.
GK : ulkus dengan indurasi pada mulut, orofaring, laring dan hidung,
kelenjar linfe yang besar dan menghasilkan sekret, lesi pada kulit dan alat
genital serta batuk produktif, dispenia serta kadang2 panas
![Page 5: ketik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081715/5489fd1fb47959f10c8b5b70/html5/thumbnails/5.jpg)
Diagnosis : pemeriksaan kultur dari skutum, pus dan lesi mukosa sering
kali memberikan petunjuk diagnosis
Terapi : untuk kasus yang ringan diberikan ketokonazol oral selama 1
thn, 200 s/d 400 mg/hr
Blastomikosis adalah penyakit yang disebabkan oleh blastomyces
dermatitidis
Patogenesis dan Patologi : infleksi tampaknya diperoleh dari inhalsi
jamur dari tanah, tumbuhan yang mengalami dekomposisi, atau kayu yang
membusuk. Beberapa kumpulan kasus terjadi setelah beberapa individu
melakukan aktivitas rekreasi di hutan2 disepanjang aliran sungai
GK : infeksi umumnya menyebar secara hematogen kekulit, jaringan
subkutan, tulang, prostat, epidididmis atau mukosa mulut, hidung atau
laring, pasien mengalami pnemonia akut dan sembu sendiri, batuk
produktif, mialgia dan malaise biasa menghilang dalam waktu 1 bln
Diagnosis : dengan pemeriksaan kultur skutum, pus atau urin
Terapinya : Amfoterisn B intravena selama 8 hingga 10 minggu, takaran
untuk orang sebanyak 2 gram, untuk infeksi diluar paruh harus diobati
selama 10 s/d 12 minggu dengan dosis 2,5 mg
Kriptokokosis adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur
cryptococcus neoformans yang mirip ragi.
Patogenesis dan Patologi : infeksi kriptokokus diperkirakan didapat
melalui inhalasi jamur tersebut kedalam paruh. Infeksi paruh mempunyai
tendensi untuk sembuh spontan dan sering kali bersisfat asimtomatik.
Penyebaran hematogen yang laten kedalam otak menyebabkan kumpulan
kriptokokus didaerah perivaskuler substansia grisea korteks serebri,
basalganglia, dan sebagian kecil dalam bagian SSP yang lain.
GK : mayoritas pasien menderita meningoensevalitis pada saat D dibuat,
nyeri kepala, mual, berjalan terhuyung2, demensia, bingung dan
penglihatan kabur, lesi pada kulit ditemukan 10 % pada pasien ini yang
bersifat infeksi diseminata, 1 atau beberapa lesi yang bersifat papuler dan
asimtomatik terjadi secara perlahan2, melebar serta cenderung untuk
memperlihatkan pelunakan dibagian tengahnya yang diikuti dengan
ulsrasi
![Page 6: ketik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081715/5489fd1fb47959f10c8b5b70/html5/thumbnails/6.jpg)
Diagnosis : demam dan nyeri kepala pada pasien yang menderita AIDS
atau dengan faktor resiko untuk timbulnya infeksi HIV menunjukkan
adanya kriptokokosis, toksosplasmosis atau limfoma SSP
Terapi : penderita AIDS dengan kriptokokosis dengan pemberian
amfoterisin B secara intravena dengan atau tanpa flusitisin dan kemudian
digantika dengan flukonazol. Pasien tanpa penyakit AIDS diobati dengan
pemberian amfoterisin B saja atau kombinasi dengan flusistosin
Kandidiosis adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur candida
albikan
Patogenesis dan Patologi : faktor2 lokal atau sistemik dapat
menyebabkan inflasi kandida kedalam jaringan tubuh. Masrasi krinis
merupakan predisposisi untuk terjadinya kandidiasis kulit seperti ruang
popok pada bayi, intertrigo pada pasien yang obese atau paronikia pada
pekerja pengalengan makan, perempuan dengan kehamilan trimester ke 3
cenderung untuk mengalami kandidiasis vulvo vagina.
GK : kandidiasis oral : ditemukan sebagai bercak berwarna putih yang
konfluen dan melekat pada flukosa, oral serta faring khususnya didalam
mulut dan lidah, lesi ini tanpa rasa nyeri tetapi pembentukan fisura pada
sudut mulut dapat menyebabkan nyeri, kandidiasis kulit : ditemukan
sebagai daerah intertriginesa yang mengalami maserasi serta menjadi
merah, paronikea, balanitis, ataupun pruritus ane, kandidiais
mukokutaneus yang kronik dan kandidiasis granulomatosa : secara
khas ditemukan lesi, kulit sirkum skiota yang mengalami hiperkeratosis,
kukujari yang mengalami distrofi serta hancur
Diagnosis : terlihatnya psiodohifa pada sediaan apus yang basah dengan
konfirmasi lewat pemeriksaan kultur merupakan prosedur bpilihan untuk
menegakkan diagnosiss kandididosis superfisial. Kerokan untuk
pembuatan sidiaan apus pada kulit, kuku dan mukosa oral serta vaginal
Terapi : menggunakan pemakain preparat antifungus yang dioleskan
secara topikal dalam bahan dasar nonoklusif, atau menggunakan serbuk
nistatin yang mengandung siklopiroks atau azol.
Aspergilosis adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur
aspergillosus fumigatus dan yang paling sering ditemukan adalah
![Page 7: ketik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081715/5489fd1fb47959f10c8b5b70/html5/thumbnails/7.jpg)
A.flavus, A.Niger dan beberapa spesies lainnya yang dapat
menyebabkan penyakit.
Patogenesis dan Patologi : jamur ini terdapat di lingkungan kita,misalnya
pada dedaunan yang sudah mati,biji2an yang disimpan di
gudang,tumpukan kompos,jerami,dan tumbahan yang membusuk
lainnya.Jamur ini dapat menimbulakan kolonisasi percabangan bronkus
yang rusak,kista pulmonalis,atau pembentukan kavitas pada pasien
dengan penyakit paru yang mendasari.Bola2 hifa di dalam kista atau
kavitas dapat mencapai diameter beberapa cm dan dapat terlihat dalam
foto thoraks
Manifestasi klinis : Aspergilosis invasif pada pejamu yang kekebalannya
tidak tertekan dapat ditemukan dal;am bentuk pneumonia akut dan
memiliki kecenderunagn untuk terjadinya kavitas.Infeksi berkembang
melalui penyebaran hematogen di samping peluasan ke jaringan di
sekitarnya dan ke bangunan yang bersambung lainnya.Kadang2 port
d’entre infeksi pada pejamu yang tertekan kekebalannya adalah sinus
paranasal,salauran pencernaan,kulit atau palatum
Diagnosis : Isolasi aspergilus yang berkali kali dari sputum atau
terlihatnya hifa didalam sputum atau spesimen bronchial brushing
menunjukkan kolonisasi infeksi jamur endobronkial.
Terapi : pemberian amfoterisin B intravena dapat menghentikan atau
menyembuhkan aspergilosis invasif kalau imonosupresi yang terjadi tidak
terlalu parah. Kombinasi flusitosin-amfoterisin B dapat digunakan pada
pasien nonneotropenik dengan aspergilosis invasif itrakonazol 200 mg 2
kali sehari, berkasiat pada sebagian pasien yang tertekan kekebalannya
tidak begitu berat
Infeksi malassezia ( pitiarisis ) adalah infeksi yang disebabkan oleh
flora kulit manusia normal ( malassezia furfur ) yang menyebabkan
pitiarisis versi kolor atau sepsis yang didapat dari kateter infus
GK : terlihat sebagai makula hiperpegmentasi atau hipopegmentasi
dengan batas yang tegas dan tanpa keluhan atau asintomatik, lesi berpusat
pada batang tubuh bagian atas dan lengan atas, skuama halus atau
folikulitis kadang2 dapat terlihat.
![Page 8: ketik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081715/5489fd1fb47959f10c8b5b70/html5/thumbnails/8.jpg)
Diagnosis : kerokan kulit yang diperiksa dengan mikroskop setelah
ditetesi larutan KUH akan memperlihatkan sel bundar dan memanjang
yang khas. Pada inspeksi dengan sinar wood lesi tidak terlihat berpendar
atau berwarna kuning hijau. Eritrasma menyerupai tinia versi kolor tetapi
pada sediaan apusnya ditemukan basil gram positif dan mengeluarkan
cahaya flouresensi merah merjan
Pengobatan : dengan krim azol untuk tinea versi kolor yang kecil,
pemakaian sampo selenium sulfida untuk kramas selama 10 menit/hari
8.pemeriksaan : ( PK )
pemeriksaan mikroskopis sediaan apus atau biopsi.Pewarnaan dengan zat warna
calcofluor white yang di ikuti oleh pemeriksaan memakai mikroskop fluoresens
merupa
9.perawatan dan pengobatan : (PK tapi dah liat buku)
Terapi antifungus : imidazol
(klotrimazol,ekonazol,ketokonazol,sulkonazol,oksikonazol,mikonazo--
penggunaan pada kulit)(bentuk preparat untuk intravagina mencangkup 4
golongan imidazol yaitu mikonazol,klotrimazol,tiokonazol serta butokonazol
dan satu golongan triazol) dan triazol
Antibiotik makrolid poliena
Preparat antifungus topikal lainnya misalnya siklopiroksolamin,haloprogin
dan naptifin
Antijamur sistemik,misalnya griseofulvin
Amfoterisin B tersedia untuk pemakaian intravena atau intratekal
Flusitosin merupakan preparat sintetik oral untuk mengatasi
kriptokokosis,kandidiasis,dan kromoblastokomitosis
10. Pencegahan :
menjaga kelembapan kulit,
menjaga kebersihan,
tidak kontak langsung dengan penderita
12.fase jamur : Li
13.cara penularan :
Kontak langsung dengan penderita
![Page 9: ketik](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022081715/5489fd1fb47959f10c8b5b70/html5/thumbnails/9.jpg)
Kontak tidak langsung dengan alat penderita
14.Cara menegakkan D infeksi jamur bisa gak tanpa pemeriksaan penunjang,kasi
alasan !
Tergantung berdasarkan fasilitas rumah sakit