keterlibatan ulama dalam politik studi terhadap peran...

117
KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK (Studi Terhadap Peran Ulama dalam Kemenangan Idris- Pradi pada Pemilukada Kota Depok Tahun 2015) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos) Oleh: Akbar Faqih Maula Nahdli 1112112000061 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017

Upload: hangoc

Post on 12-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK (Studi Terhadap Peran Ulama dalam Kemenangan Idris-

Pradi pada Pemilukada Kota Depok Tahun 2015)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

Oleh:

Akbar Faqih Maula Nahdli

1112112000061

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017

Page 2: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi
Page 3: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi
Page 4: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi
Page 5: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi
Page 6: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

v

ABSTRAK

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ulama adalah pewaris

yang ahli dalam pengetahuan agama Islam. Ulama adalah hamba Allah,

pemimimpin dan panutan, pengemban amanah Allah, pemelihara kemaslahatan

dan kelestaraian hidup manusia. Konotasi ulama diidentikkan sebagai individu

yang punya otoritas dan pemahaman yang mendalam tentang ilmu agama.

Demikian pula dalam sejarahnya peran ulama tidak hanya berkutat di wilayah

agama, akan tetapi lebih dari itu ulama sudah menyentuh dalam semua sendi

kehidupan masyarakat, termasuk dalam hal ini politik.

Realitas ini menarik untuk dikaji lebih jauh, berkaitan dengan bagaimana

keterlibatan ulama dalam politik dan bagaimana pengaruhnya terhadap pilihan

masyarakat. Penelitian ini mencoba mengungkap keterlibatan ulama dalam

politik, studi terhadap peran ulama dalam kemenangan Idris-Pradi pada

Pemilukada kota Depok Tahun 2015 dengan memakai teori otoritas karismatik

dan konsep peran. Disamping menggunakan pendekatan teoritis, penelitian ini

juga menggunakan tehnik observasi dari beberapa literatur dan data-data yang

otentik.

Dalam penelitian ini, ditemukan fakta bahwa ada keterlibatan dan

pengaruh ulama dalam pemenangan pasangan Idris dan Pradi pada Pemilukada

kota Depok Tahun 2015. Beberapa ulama yang terhimpun dalam Majelis Ulama

Indoensia (MUI) melakukan mobilisasi umat untuk memenangkan pasangan Idris

dan Pradi di Pemilukada kota Depok Tahun 2015. Disamping itu, Idris sendiri

yang berlatar belakang sebagai ulama turut serta mengkristalisasi upaya

pemenangan dirinya sebagai Wali Kota. Komunitas Pesantren, lembaga-lembaga

Islam, perkumpulan pengajian, dan majelis taklim turut andil dalam Pemilukada

kota Depok untuk memenangkan pasangan Idris dan Pradi.

Kata Kunci: Ulama, Pemilukada , dan Idris-Pradi.

Page 7: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, inilah kata pertama sebagai ungkapan rasa syukur kehadirat

Allah SWT berkat pertolongan dan petunjuk-Nya skripsi ini bisa terselesaikan

dengan baik. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpahkan keharibaan Baginda

Rasulullah SAW yang telah berjuang untuk mengantarkan umatnya dari alam

yang sesat menuju alam yang lurus yakni dengan adanya agama Islam seperti

yang kita anut sekarang ini.

Skrispi ini bisa selesai dengan baik berkat bantuan beberapa pihak. Oleh

karena itu saya mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA

dan Dekan FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Bapak Prof. Dr. Dzulkifli,

MA

2. Bapak Dr. Iding R Hasan M.si dan Ibu Suryani Suaeb M.Si selaku Ketua dan

Sekretaris program studi Ilmu Politik. Mereka berdua adalah dosen saya yang

telah memberikan ilmu dengan sepenuh hati.

3. Bapak Dr. Shobahusurrur, M.A Selaku dosen pembimbing yang telah banyak

memberikan arahan dan motivasi untuk penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak Dr. Nawiruddin dan Ibu Dra. Gefarina Djohan, MA selaku dosen

penguji yang telah memberikan koreksi untuk perbaikan skripsi ini.

5. Para Dosen tercinta di Fisip yang selama ini telah memberikan ilmunya

kepada penulis dan mudah-mudahan apa yang telah diberikan dapat

bermanfaat dimasyarakat.

Page 8: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

vii

6. Bapak KH, Khairullah, Bapak KH. Ade Yusuf Mujaddid M.A, Bapak Adi

Prayitno, M.Si, Bapak H. Moh. Hafid Nasir, Dipl. Inf, Bapak M. Supariyono,

Amd.Ak. Bapak Ir. Poltak Hutagaol, Bapak KH. Asnawi Ridwan, Bapak Drs.

KH. Farkhan AR dan Bapak H. Idrus Yahya yang telah meluangkan waktunya

untuk menjadi narasumber skripsi ini.

7. Keluarga tercinta ayah dan ibu yang selalu mendoakan agar penulis selalu

dimudahkan dalam proses penyelesaian skripsi ini.

8. Saudaraku satu-satunya yang bernama Azka Yusmar Ainun Najmi yang selalu

memberikan saya semangat ketika dirumah.

9. Teman-teman ilmu politik angkatan 2012, terutama Renaldy Akbar, Andre

Albar Muharram, Ade Prasetyo, Andra Remon, M. Naufal, Miftahussurur,

Ahmad Syahrul Fadhil, Kholisi Wasakhi, Evan Gifari, M. Nurfadly, Silmi

Fatahilah, Syarah Annisa, Putri Nurafifah dan Segenap keluarga besar

TROTOAR yang tidak bisa penulis sebutkan satu-satu yang selama ini selalu

menemani penulis baik senang maupun sedih selama di kampus.

10. Segenap keluarga besar All Stories yang selalu menjadi pengingat tujuan

penulis ketika penulis jenuh dengan zona kampus dan butuh hiburan secara

tulus.

11. Segenap keluarga besar Ikatan Alumni MAN 2 Kota Bogor yang selalu

memberi semangat terhadap penulis agar penulis cepat-cepat menyelesaikan

skripsi ini.

12. Kepada teman masa kecil Ari dan Michel yang selalu memberi dukungan pada

penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Page 9: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

viii

13. Kepada Alvia Syafiqa selaku sahabat penulis yang selalu mengingatkan

penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

14. Dan juga terhadap teman sekaligus guru bagi penulis yaitu Ridoi Supantara

yang selalu membimbing penulis selama masa kuliah di kampus.

15. Terimakasih pula kepada semua pihak yang telah banyak membantu selama

penulis menempuh pendidikan hingga berhasil mendapat gelar sarjana.

Akhirnya, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat untuk penulis

sendiri khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Ciputat, 3 Oktober 2017

Akbar Faqih Maula Nahdli

Page 10: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

ix

DAFTAR ISI

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ............................................................ ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI .......................................................... iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ........................................................ iv

ABSTRAK .............................................................................................................. v

KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Pernyataan dan Pertanyaan Masalah ............................................................ 9

1. Pernyataan Masalah .................................................................................. 9

2. Pertanyaan Masalah .................................................................................. 9

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 10

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 10

E. Tinjauan Pustaka ........................................................................................ 10

F. Metode Penelitian....................................................................................... 12

1. Jenis Metode Penelitian .......................................................................... 13

2. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 13

3. Teknik Analisis Data .............................................................................. 14

G. Sistematika Penulisan ................................................................................ 14

BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP

A. Pengertian Ulama ....................................................................................... 16

B. Fungsi Ulama ............................................................................................. 18

C. Otoritas Karismatik .................................................................................... 21

D. Konsep Peran ............................................................................................. 29

Page 11: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

x

BAB III BIOGRAFI POLITIK IDRIS ABDUL SHOMAD – PRADI

SUPRIYATNA DAN DUKUNGAN PARTAI POLITIK

A. Profil Muhammad Idris Abdul Shomad ..................................................... 31

B. Profil Pradi Supriyatna ............................................................................... 37

C. Dukungan Partai Politik ............................................................................. 38

BAB IV PERAN ULAMA DALAM KEMENANGAN IDRIS-PRADI PADA

PEMILUKADA KOTA DEPOK TAHUN 2015

A. Relasi Ulama dan Politik ............................................................................ 41

B. Kedekatan Masayarakat Depok dan Ulama ............................................... 44

C. Proses dan Kemenangan Idris-Pradi .......................................................... 46

D. Analisis terhadap Kemenangan Idris-Pradi ................................................ 63

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................ 68

B. Saran ........................................................................................................... 70

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 71

LAMPIRAN .......................................................................................................... 76

Page 12: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar IV. 1. Pendukung Idris-Pradi di lapangan Irekap .................................... 44

Gambar IV. 2. Pertemuan Idris Abdul shomad dengan para ulama...................... 46

Gambar IV. 3. KH. Abdul Shomad Rahman, ulama karismatik Depok mendukung

KH. Idris Abdul Shomad ...................................................................................... 61

Page 13: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

xii

DAFTAR TABEL

Tabel IV. 1. Pemilh dan Pengguna Hak Pilih kota Depok .................................... 47

Tabel IV. 2. Struktur Musytasyar PC NU kota Depok ......................................... 49

Tabel IV. 3. Struktur Pengurus Syuriah PC NU kota Depok ................................ 50

Tabel IV. 4. Struktur Pengurus Tanfidyah PC NU kota Depok ............................ 51

Tabel IV. 5. Struktur Pengurus A‟WAN PC NU kota Depok .............................. 52

Tabel IV. 6. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Depok 2010-2015............. 54

Tabel IV. 7. Pimpinan Organisasi Otonom Tingkat Daerah Kota Depok ............ 55

Tabel IV. 8. Pimpinan Cabang Muhammadiyah Se Kota Depok ......................... 56

Tabel IV. 9. Dewan Penasihat MUI kota Depok .................................................. 58

Tabel IV. 10. Pengurus Harian MUI kota Depok ................................................. 59

Page 14: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ulama adalah pewaris

yang ahli dalam pengetahuan agama Islam. Terdapat pengertian ulama dari

berbagai sumber diantaranya adalah ulama merupakan hamba Allah yang

memiliki ciri-ciri tertentu, menjadi pewaris para nabi, pemimpin dan panutan,

pengemban amanah Allah, penerang bumi, pemelihara kemaslahatan dan

kelestarian hidup manusia.1 Sedangkan ulama dalam pengertian Badruddin Subky,

yakni sekelompok orang yang menguasai kajian ilmu agama Islam, yang mampu

membimbing umat berdasarkan Al-Quran dan hadits, juga mampu menghidupkan

sunnah, mengembangkan ajaran agama Islam secara totalitas, serta mampu

memberikan suri tauladan yang luhur bagi masyarakat.2

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa peran ulama dapat

mengontrol kebijakan penguasa dan menciptakan hubungan yang baik antara

pihak penguasa dan pihak oposisi. Ulama pada dasarnya ditekankan pada dua

peran yang dianggap penting. Pertama, berdasarkan oleh bobot keilmuannya,

maka para ulama sudah sepantasnya sebagai pencerah alam pikiran umat. Artinya

ikut serta dalam mencerdaskan umat. Kedua, posisi sebagai panutan umat, dalam

1Ahmad Fadhli HS. Ulama Betawi (Studi tentang Jaringan Ulama Betawi dan

Kontribusinya terhadap Perkambangan Islam Abad Ke-19. (Jakarta Pusat: Manhalun Nasyi-in

Press, 2011), hal 36. 2Badruddin Subky, Dilema Ulama dalam Perubahan Zaman (Jakarta: Gema Insani Press,

1995), hal 153.

Page 15: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

2

artian khusus keteladanan moral yang diajarkan dan dicontohkan ulama kepada

umat.3

Di dalam diri seorang ulama harus terdapat unsur cendekiawan, pemuka

agama, pahlawan, serta jaringan ke pusat kekuasaan. Dalam buku karya Rosehan

Anwar dan Andi Baharudin Malik terdapat setidaknya tiga peran ulama. Peran

ulama yang pertama yaitu ulama sebagai kelompok cendekiawan dimana sebagian

besar mereka dilahirkan dalam lingkungan pendidikan, maupun pondok pesantren.

Para ulama tersebut ikut berperan dalam memajukan pendidikan dan ilmu

pengetahuan. Peran ulama yang kedua adalah sebagai pembaharu dalam agama

Islam. Pembaharu yang dimaksud adalah dalam konteks kemasyarakatan,

pendidikan, dan pemikiran seperti organisasi. Peran ulama yang ketiga adalah

sebagai penggerak masyarakat seperti motivator, inspirator, katalisator, dan

dinamisator.4

Kajian tentang hubungan antara ulama dan politik adalah kajian yang

sangat unik dan telah menjadi objek di kalangan intelektual. Bahkan saat ini telah

berkembang dalam berbagai studi ilmu pengetahuan baik agama, fiqih,ilmu

pemerintahan, sosiologi, dan ilmu politik. Hal ini dikarenakan keterlibatan ulama

dalam kancah perpolitikan di berbagai negara yang mayoritas penduduknya

memeluk agama Islam, dan selalu saja mempunyai pengaruh yang cukup besar.

3Wahid Hasyim, Mengapa Memilih NU? (Jakarta: PT Inti Sarana Aksara, 1985), hal 102-

103. 4Rosehan Anwar dan Andi Bahrudin Malik. Ulama dalam Penyebaran Pendidikan dan

Khazanah Keagamaan. (Jakarta: Proyek Pengkajian dan Pengembangan Lektur Pendidikan

Agama, 2003), hal 3.

Page 16: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

3

Hubungan antara ulama dan politik adalah sesuatu yang wajar, karena

Islam sendiri tidak mengenal adanya pembatasan antara agama dan politik.

Dengan kata lain tidak ada institusi khusus dalam Islam yang hanya membahas

masalah politik. Hal ini sangat berbeda dengan agama Kristen yang menempatkan

Gereja sebagai institusi politik di sebuah negara.

Ulama yang tadinya hanyalah mengkhususkan diri pada ranah keagamaan

saja, saat ini sudah mulai merambah ke ranah sosial politik di masyarakat. Hal ini

dikarenakan ulama mempunyai karisma yang baik di masyarakat, maka tidak

heran ulama menjadi salah satu sumber bertanya bila ada sebuah pertanyaan dan

diminta pandangan. Ditambah keberadaan ulama menjadi pemimpin ditengah-

tengah kehidupan masyarakat. Secara dinamik berkembang lebih luas dalam

kehidupan di saat-saat tertentu misalkan menghadapi Pemilu dan Pemilukada.5

Melalui berbagai peran yang diembannya baik dalam bidang keagamaan

dan bidang sosio-kultural, ulama kemudian tampil sebagai patron yang memiliki

kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi ilmu politik, ulama

merupakan aktor politik yang mempunyai sumber daya politik berbasis karismatik

dan tradisional yang memungkinkan ulama membentuk sikap atau preferensi

politis tertentu dalam struktur sosial masyarakat di sekitarnya. Dengan alasan

bahwa ulama mempunyai karismatik inilah yang membuat partai politik berusaha

merangkul ulama, dengan begitu, partai politik tersebut mendapatkan kemenangan

yang diakibatkan oleh karismatik sang ulama ditengah-tengah masyarakat.

5Mohammad Tholhah, Ahlussunah Wal-Jama‟ah dalam Presepsi dan Tradisi NU

(Jakarta: Lantabora, 2005), hal 302-303.

Page 17: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

4

Dalam zaman modern seperti sekarang ini, peran ulama diperluas dalam

bidang sosial yang meliputi berbagai kegiatan nyata untuk membantu

memperbaiki kondisi sosial ekonomi masyarakat, bukan sebatas memberikan

ceramah atau berpidato. Karena itu, dalam menjalankan tugasnya dan fungsinya

ulama dibagi ke dalam dua jenis, pertama adalah dakwah melalui lisan seperti

ceramah, tabligh, dan pidato. Yang kedua adalah dakwah melalui perbuatan

dengan memberikan contoh baik dalam setiap aspek kehidupan.6

Sedangkan dalam konteks kemasyarakatan, ulama berstatus sebagai

informal leader yang diangkat dan diakui oleh masyarakat. Ulama dianggap

sebagai pemimpin yang dipatuhi, disegani, dijadikan sumber bertanya dan sarana

tukar pikiran dalam masyarakat. Status ini disandang selama masyarakat yang

dipimpin masih mengakui hal tersebut, dan hal inilah yang memberi peran

signifikan terhadap perubahan dalam masyarakat.

Dewasa ini, sistem politik di Indonesia mulai mengikutsertakan sosok

ulama dalam implementasinya. Para ulama yang telah mendapat legitimasi dari

masyarakat dianggap dapat memengaruhi dan mengajak masyarakat untuk

mencapai kekuasaan. Ulama seakan menjadi magnet yang luar biasa ditengah-

tengah masyarakat, tentunya ini menjadi sasaran empuk para pemburu kekuasaan

untuk menjadikan ulama sebagai kandidat atau sekedar tim sukses.

Golongan ulama sering dijadikan sasaran politisi untuk meraup dukungan

politik. Dalam setiap pemilu, dukungan ulama selalu diperebutkan demi mendapat

6Ahmad Fadhli HS. Ulama Betawi (Studi tentang Jaringan Ulama Betawi dan

Kontribusinya terhadap Perkambangan Islam Abad Ke-19). (Jakarta Pusat, 2011), hal 34.

Page 18: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

5

simpati kalangan Islam yang menjadi pengikut para ulama tersebut. Hal ini

memperluas akses politik dalam Islam dan kemudian muncul sayap Islam dalam

partai politik.

Ulama dapat dikatakan sebagai elit agama dimulai dari tingkat desa

bahkan sampai tingkat pemerintahan. Bentuk keterlibatan ulama dalam politik

mulai mencolok setelah tahun 1950, yang sebelumnya ulama hanya menempati

organisasi sosial politik yang hanya bernafaskan Islam, kini mulai meluas.7

Keterlibatan ulama sebagai advokator terjadi bilamana mereka melakukan

pembelaan terhadap rakyat kecil dalam menghadapi persoalan atau konflik

kepentingan sosial maupun politik. Ulama disebut sebagai mitra pemerintahan

jika mereka melakukan peran legitimasi terhadap kebijakan pemerintah, dan para

ulama juga dianggap sebagai rujukan dalam bersikap maupun bertindak oleh

masyarakat luas.

Dikalangan NU ulama menjadi pilar kultur umatnya, muncul beberapa

partai politik yang masing-masing mengklaim sebagai representatif politik

komunitas, ulama juga sebagai penggerak atau sekedar legitimasi. Pada masa

Orde Baru, posisi ulama sebagai pemimpin agama mulai terpinggirkan, bahkan

tidak jarang para ulama sering dicurigai oleh pemerintah pada saat itu. Meski

demikian, ulama tetap eksis dengan perjuangan dan juga pilihan politiknya. Salah

satu contoh bagaimana keterlibatan ulama pada masa orde baru yaitu pada saat

kampanye pemilihan umum tahun 1977, seorang ulama yang berlatar belakang

ulama NU dan juga sebagai ketua Majlis Pertimbangan PPP yaitu Kyai Bisyri

7Bahtiar Effendy, Islam dan Negara, Transformasi Gagasan dan Praktik Politik Islam di

Indonesia, (Jakarta: Paramadina, 2009) hal 3.

Page 19: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

6

Syamsuri mengeluarkan “fatwa politik” bahwa setiap muslim harus memilih

PPP.8

Dukungan yang dilakukan oleh para ulama tersebut memperlihatkan para

politisi untuk menilai ulama sebagai upaya mereka membangun basis dukungan

atau hanya sekedar legitimasi bagi kepentingan politiknya. Ulama sebagai

komunitas elit agama masih dipercaya mampu memberikan sumbangan yang

signifikan bagi sukses dan tidaknya sebuah misi politik dari suatu kelompok

politik maupun perorangan.

Perbedaan bentuk keterlibatan ulama dalam politik tampaknya bisa

dikaitkan dengan beberapa kebijakan pemerintahan pada masa Orde Baru dan

dinamika politik sejak awal tahun 1970-an. Beberapa kebijakan tersebut

diantarnya:

1. Perubahan format partai politik dengan munculnya kekuatan Golongan

Karya (GOLKAR) yang didukung oleh Angkatan Bersenjata Republik

Indonesia (ABRI) dan pemerintah, disederhanakannya partai politik

dari multi partai menjadi tiga partai politik yaitu PPP, Partai

Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), dan GOLKAR dan

memberlakukan asas tunggal bagi seluruh masyarakat. Bersamaan

lahirnya kebijakan tersebut, secara nyata kooptasi ulama oleh

organisasi yang umumnya masih baru tetapi memiliki kekuatan yang

luar biasa yaitu Golkar, dengan berbagai macam bantuan dan juga

fasilitas yang diberikan kepada ulama, tidak sedikit dari mereka yang

8Faisal Ismail, Ideologi Hegemoni dan Otoritas Agama Wacana ketegangan Kreatif

Islam dan Pancasila. (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1999) hal. 234

Page 20: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

7

meninggalkan organisasi sosial politik yang digunakan sebagai wadah

perjuangan sebelumnya.

2. Politik yang diambil alih oleh pemerintahan Orde Baru berupa

pelembagaan aktivitas keagamaan, dengan maksud untuk

memperkukuh organisasi pemerintahan yaitu GOLKAR, maka

dikembalikanlah wadah aktivitas keagamaan seperti Majelis Ulama

Indonesia (MUI) dan Majelis Dakwah Indonesia (MDI).

3. Pemberlakuan pegawai negeri harus masuk KORPRI, satu-satunya

organisasi bagi seluruh pegawai negeri yang lebih banyak dari guru

agama khususnya di pedesaan sebagai pilar menyangga, dan

melemahnya kekuatan keagamaan ini tampak amat besar pengaruhnya

terhadap pilihan ulama dalam keterlibatannya di politik.9

Keterlibatan golongan ulama ke dalam politik dapat menjadi sarana

saluran aspirasi masyarakat yang lebih luas sehingga sistem politik dalam

masyarakat dapat berjalan lebih baik. Golongan ulama ini kemudian menduduki

posisi-posisi strategis dalam Dewan Perwakilan Rakyat di pusat maupun daerah.

Berdasarkan penjelasan di atas, dalam skripsi ini penulis mencoba

membahas keunikan peran ulama di wilayah kota Depok, Jawa Barat. Dalam

Pemilihan Kepala Daerah (Pemilukada) serentak pada Tahun 2015, pasangan Idris

Abdul Shomad dan Pradi Supriatna yang diusung oleh PKS, Partai Gerindra, serta

Partai Demokrat memenangkan Pemilukada kota Depok Tahun 2015. Idris Abdul

Shomad dikenal sebagai ulama yang cukup terkenal di kalangan masyarakat

9Hiroko Horikosi, Kyai dan Perubahan Sosial, (Jakarta: LP3M 1987), hal 212

Page 21: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

8

Depok. Nama Idris mulai muncul ketika ia menjabat dalam Dewan Pimpinan

Cabang (DPC) PKS kota Depok.10

Dalam mencapai kemenangannya, Idris yang merupakan ulama yang

cukup terkenal di kota Depok tentu saja mendapat banyak dukungan dari kalangan

ulama di kota Depok. Namun yang menjadi keunikannya disini, kubu politik

Idris-Pradi yang terdiri dari hanya tiga partai koalisi dapat unggul jauh dari

pasangan rivalnya, Dimas Oky-Babai Suhaimi meskipun koalisi mereka

merupakan koalisi gemuk.

Ketua Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Depok Titik Nurhayati,

mengumumkan penetapan pasangan calon terpilih Walikota dan Wakil Walikota

Depok tahun 2016 – 2021. KPUD Kota Depok telah melaksanakan rapat pleno

untuk menetapkan pasangan calon terpilih yaitu Idris Abdul Shomad dan Pradi

Supriatna sebagai Walikota dan Wakil Walikota Depok dengan perolehan suara

sebanyak 411.367 atau 61,91 persen dari total suara sah pasangan calon.11

Dukungan besar ulama untuk Idris terlihat dari K.H Abdul Shomad

Rahman yang merupakan ulama karismatik di kota Depok mendukungnya dalam

momen Pemilukada kali ini. Dalam masa kampanyenya, Idris banyak menjaring

ulama-ulama di kota Depok untuk memilihnya, hal ini bukan hal yang aneh

karena Idris sendiri juga merupakan seorang ulama.

Penulis mengelompokkan ulama sebagai intelektual atau tokoh agama

yang berperan aktif melalui ilmu pengetahuan agama guna melakukan perubahan

10

„Pilkada Depok 2015: Wajah Lama dari PKS, Wajah Baru dari PDI-P. Terdapat di

http://www.rappler.com, diakses pada tanggal 20 November 2016 pkl 10.34 11

Pilkada Kota Depok, KPU Sahkan Idris–Pradi jadi pemenang. Terdapat di

http://news.detik.com/ diakses pada tanggal 23 Desember 2016 pkl 16:32

Page 22: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

9

kebijakan pemerintah. Sebagai seorang intelektual atau tokoh agama, seorang

ulama sudah pasti mampu untuk terlibat dalam dunia politik, posisi ini memberi

kemudahan dalam mempengaruhi masyarakat luas untuk mendukung suatu partai

politik atau calon-calon pejabat publik. Posisi ini dimanfaat kan oleh para ulama

yang memang terlibat dalam dunia politik, karena kemudahannya dalam

mempengaruhi massa melalui acara-acara keagamaan. Baik berupa pengajian,

tabligh akbar, dan acara-acara religi lainnya, dan tidak perlu susah payah

berkampanye dan mengeluarkan dana yang begitu besar. Sehingga sangat mudah

bagi seorang ulama yang ingin mengumpulkan massa yang banyak untuk

melakukan kampanye-kampanye politik. Biasanya ini adalah cara yang ampuh

yang dilakukan oleh para ulama yang terlibat dengan partai politik.

B. Pernyataan dan Pertanyaan Masalah

1. Pernyataan Masalah

Banyak aspek yang dapat diteliti jika membahas kedudukan dan peran

ulama dalam masyarakat. Namun penulis membatasi penelitian ini pada

keterlibatan ulama dalam bidang politik khususnya dalam kemenangan Idris-Pradi

pada Pemilukada kota Depok Tahun 2015.

2. Pertanyaan Masalah

Dari beberapa hal yang sudah dibahas sebelumnya ada pertanyaan masalah

yang dapat dikemukakan yaitu: bagaimana peran politik yang dilakukan para

ulama Depok dalam mendukung Idris Abdul Shomad – Pradi Supriatna pada

Pemilukada kota Depok 2015?

Page 23: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

10

C. Tujuan Penelitian

Menjelaskan peran politik yang dilakukan para ulama Depok dalam

mendukung Idris Abdul Shomad-Pradi Supriatna pada Pemilukada kota Depok

Tahun 2015.

D. Manfaat Penelitian

1. Memberikan wawasan dan pengetahuan terkait keterlibatan ulama

dalam kemenangan Idris Abdul Shomad-Pradi Supriatna pada

Pemilukada kota Depok Tahun 2015.

2. Meningkatkan kemampuan penulis dalam menganalisis peristiwa

politik dengan menggunakan landasan teori otoritas karismatik dan

konsep peran.

3. Sebagai bahan kajian kepustakaan (Library Research) di lingkungan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta,

khususnya Program Studi Ilmu Politik.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini, ada beberapa literatur yang penulis jadikan sebagai

acuan dan tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk menemukan sisi

menarik atau sisi lain dan kegunaan dari penelitian skripsi yang sedang penulis

teliti. Beberapa tinjauan pustaka yang penulis temukan sebagai instrumen

perbandingan dalam melakukan penelitian mengenai Keterlibatan Ulama dalam

Politik Studi Terhadap Peran Ulama dalam Kemenangan Idris-Pradi pada

Pemilukada Kota Depok Tahun 2015 adalah:

Page 24: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

11

Pertama, skripsi berjudul „Kyai sebagai Kekuatan Politik (Studi Kasus

Keterlibatan Kyai Dedi Suhandi pada Pilkada Kabupaten Serang 2010)‟ karya

Sudirman alumni FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang lulus pada 2010.

Persamaan skripsi ini dengan skripsi Sudirman adalah sama-sama membahas

ulama dalam politik. Perbedaannya adalah Sudirman menggunakan konsep

kekuatan politik, berbeda dengan skripsi ini yang menggunakan otoritas

karismatik dan konsep peran, jadi penelitian ini berbeda dengan penelitian

sebelumnya.

Kedua, skripsi berjudul „Peran Cendekiawan dalam Transisi Demokrasi

Era Reformasi: Telaah Gagasan Politik Amien Rais dan Nurcholish Madjid‟

karya Akhmad Baizuri yang lulus dari FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pada 2010. Dalam beberapa skripsi ini ulama dan cendekiawan diletakkan dalam

satu golongan, jadi persamaan skripsi ini dan skripsi Akhmad adalah sama sama

membahas peran cendekiawan (umum maupun agama) dan keterlibatannya dalam

politik Indonesia. Perbedaannya adalah periode keterlibatannya. Jika Akhmad

pada era reformasi, sedangkan skripsi ini pada Pemilukada Kota Depok Tahun

2015.

Ketiga, Skripsi berjudul „Publisitas Politik Pilkada Depok 2015 pada

Pasangan Idris-Pradi di Berita Online www.depoknews.id‟ karya Arie Permana

yang merupakan lulusan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta pada 2016. skripsi ini sama-sama membahas pasangan Idris-

Pradi namun perbedaannya jelas ada pada ruang lingkup pembahasannya, skripsi

Page 25: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

12

milik penulis menjelaskan dari sisi politik sementara skripsi Arie membahas dari

sisi komunikasi yakni publisitas.

Keempat, skripsi berjudul „Kepemimpinan Karismatik: Studi tentang

Kepemimpinan Politik Megawati Soekarnoputri dalam Partai Demokrasi

Indonesia Perjuangan (PDIP)‟. karya Hadi Mustafa yang merupakan lulusan

FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011, Walaupun dari judul sudah

sangat terlihat perbedaannya yakni skripsi Hadi secara jelas membahas Megawati

dalam PDIP, namun terdapat persamaan yakni sama-sama menganalisis masalah

menggunakan konsep kepemimpinan karismatik.

Kelima, laporan penelitian berjudul Propaganda: Studi Kasus Pilkada

Depok, merupakan laporan penelitian mahasiswa jurusan Komunikasi dan

Penyiaran Islam UIN Syarif Hidayatullah 2015 mereka adalah Laras Sekar Seruni,

Tengku Abu Bakar, Puji Indah Lestari, dan Fathimah Azzahra. Persamaan laporan

penelitian para mahasiswa KPI dan skripsi ini adalah sama-sama melakukan studi

kasus pada Pemilukada Kota Depok, namun perbedaannya jelas terasa pada hal

yang dibahas, mereka membahas propaganda yang dilakukan kedua kubu politik

pada Pemilukada Depok, sedangkan skripsi ini membahas peran ulama pada

kemenangan Idris-Pradi.

F. Metode Penelitian

Setiap penelitian pasti menggunakan metode penelitian sebagai bagian dari

suatu penelitian.Dalam hal ini, penulis ingin mengetahui sejauh mana keterlibatan

ulama dalam politik khususnya dalam kemenangan Idris-Pradi pada Pemilukada

kota Depok Tahun 2015, dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

Page 26: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

13

1. Jenis Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah menggunakan

jenis metode penelitian kualitatif. Penulis memilih menggunakan penelitian

kualitatif, karena skripsi ini cocok diteliti dengan metode tersebut.

Metode penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang berupaya

melakukan penggalian, pemahaman, dan pemaknaan terhadap apa yang terjadi

pada berbagai individu atau kelompok yang berasal dari persoalan sosial atau

kemanusiaan, penelitian kualitatif juga berfokus bagaimana peneliti memandang

suatu fenomena.12

Dalam penelitian kualitatif, studi literatur atau kajian pustaka menjadi

komponen penting. Peneliti mengkaji berbagai literatur untuk menjelaskan dan

menjawab pertanyaan penelitiannya.13

Penelitian kualitatif ini diselesaikan dengan menyampaikan data secara

naratif dari perkataan atau kutipan dari berbagai teks dan literatur. Setelah

mengumpulkan berbagai data yang relevan dengan penelitian, penulis menjadikan

teori dan konsep sebagai alat untuk menganalisis subjek penelitian tersebut.14

2. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data interaktif dan non-

interaktif. Pengumpulan data yang bersifat interaktif meliputi wawancara dan

observasi. Sementara pengumpulan data yang non-interaktif meliputi pencatatan

dokumen.

12Septiawan Santana. K, „Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif‟, (Jakarta:

Yayasan Pustaka Obor, 2010), hlm 1. 13

Septiawan Santana. K, „Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif‟,.hlm. 10 14

Septiawan Santana. K, „Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif‟, hlm. 63

Page 27: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

14

Teknik yang peneliti gunakan adalah wawancara mendalam (depth

interview) yakni proses memperoleh keterangan kepada narasumber untuk

memenuhi tujuan penelitian sambil bertatap muka dengan informan maupun

tidak.15

3. Teknik Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan beberapa tahapan. Tahap pertama

dimulai dengan usulan penelitian. Tahap kedua dilakukan pengolahan data yang

lebih mendalam dengan wawancara serta berbagai pengumpulan informasi. Tahap

ketiga yakni dilakukan pemeriksaan keabsahan data wawancara dan dicocokkan

dengan informasi yang beredar di lapangan. Tahap akhir dari penelitian ini adalah

analisis data untuk menjawab pertanyaan penelitian.

G. Sistematika Penulisan

Untuk mendapatkan hasil penelitian yang komperehensif dan saling

berkorelasi antara bab yang satu dengan bab lainnya, maka penulis merunut topik

penelitian masing-masing ke dalam lima bab sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti memaparkan pernyataan

masalah yang berkaitan dengan keterlibatan Ulama dalam politik khususnya

dalam kemenangan Idris-Pradi pada Pemilukada kota Depok Tahun 2015.

Selanjutnya pertanyaan penelitian yang akan dibahas pada bab berikutnya. Tujuan

dan manfaat yang akan dicapai dalam penelitian ini. Tinjauan pustaka yang

dipakai dalam penelitian yang sudah pernah dilakukan. Metode penelitian yang

digunakan dan sistematika penelitian ini.

15

Sutopo, HB. Metode Penelitian Kualitatif, (Surakarta: UNS Press, 2006), hlm. 72

Page 28: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

15

BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP. Pada bab ini membahas

tentang kerangka berfikir mengenai pengertian ulama dan fungsi ulama. Landasan

teori yang dipakai adalah teori otoritas karismatik dan konsep peran, terutama

yang berkaitan dengan sisi karismatik ulama sebagai pemimpin agama dan

bagaimana peranannya.

BAB III BIOGRAFI POLITIK IDRIS ABDUL SHOMAD – PRADI

SUPRIATNA DAN DUKUNGAN PARTAI POLITIK. Pada bab ini menjelaskan

latar belakang Idris Abdul Shomad dan Pradi Supriatna mulai dari pendidikan,

aktifitas organisasi, dan keterlibatannya dalam dunia politik. Pada bagian ini juga

dijelaskan bagaimana dukungan dari partai politik.

BAB IV PERAN ULAMA DALAM KEMENANGAN IDRIS ABDUL

SHOMAD-PRADI SUPRIATNA DALAM PEMILUKADA KOTA DEPOK

TAHUN 2015. Pada Bab ini membahas secara rinci peran ulama di kota Depok

dalam kemenangan Idris-Pradi. Dalam bab ini juga diolah hasil wawancara

penulis dengan pihak Ulama, Tim sukses dari masing-masing pasangan calon

serta pengamat politik.

BAB V PENUTUP. Bab terakhir ini adalah bab penutup yang berisi

kesimpulan dan saran. Dalam kesimpulan dijelaskan hasil penelitian bab I-IV dan

jawaban atas pertanyaan penelitian.

Page 29: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

16

BAB II

KERANGKA TEORI DAN KONSEP

A. Pengertian Ulama

Ulama meripakan pemimpin agama yang memiliki peran yang penting dan

strategis dalam masyarakat. Ulama tidak hanya berfungsi sebagai pencerah

keagamaan tapi ulama telah jauh masuk kedalam aspek-aspek kehidupan

masyarakat termasuk aspek politik..

Ulama merupakan bentuk dari kata alim yang berarti orang yang ahli

dalam pengetahuan agama Islam. Kata alim adalah kata benda dari kata kerja

alima yang artinya “mengerti atau mengetahui”. Di Indonesia, kata Ulama yang

menjadi kata jama‟ alim, umumnya dapat diartikan sebagai “orang yang

berilmu”.1 Beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para sahabat dan tabi‟in

yang memiliki ilmu dalam keislaman merumuskan apa yang dimaksud dengan

ulama, diantaranya:

1. Imam Mujahid berpendapat bahwa ulama adalah orang yang hanya

takut kepada Allah SWT. Malik bin Abbas pun menegaskan orang

yang tidak takut kepada Allah bukanlah ulama.

2. Hasan Basri berpendapat bahwa ulama adalah orang yang takut kepada

Allah disebabkan perkara gaib, melakukan kepada setiap sesuatu yang

disukai Allah, dan menjauhi segala sesuatu yang dimurkai-Nya.

1 Muhtarom, Reproduksi Ulama di Era Globalisasi (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2005), hal. 12.

Page 30: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

17

3. Ali Ash-Shabuni berpendapat bahwa ulama adalah orang yang rasa

takutnya kepada Allah sangat mendalam disebabkan makrifatnya.

4. Ibnu Katsir berpendapat bahwa ulama adalah yang benar-benar

makrifatnya kepada Allah sehingga mereka takut kepada-Nya. Jika

makrifatnya sudah sangat dalam, maka sempurnalah takut kepada

Allah.

5. Sayyid Quthub berpendapat bahwa ulama adalah orang yang

senantiasa berpikir kritis akan kitab Al-Qur‟an (yang mendalami

maknanya) sehingga mereka akan makrifat secara hakiki kepada Allah.

Mereka makrifat karena memperhatikan tanda bukti ciptaan-Nya.

Mereka yang merasakan pula hakikat keagungan-Nya melalui segala

ciptaan-Nya. Karena itu mereka takwa kepada Allah dengan sebenar-

benarnya.

6. Syekh Nawawi Al-Bantani berpendapat bahwa ulama adalah orang –

orang yang menguasai segala hukum syara‟ untuk menetapkan sah

itikad maupun amal syariah lainnya. Sedangkan Dr. Wahbah az-

Zuhaili berkata secara naluri.

Ulama adalah orang-orang yang mampu menganalisis fenomena alam

untuk kepentingan hidup dunia dan akhirat serta takut ancaman Allah jika

terjerumus kedalam kenistaan. Orang yang maksiat hakikatnya bukan ulama.2

2 Badaruddin Hsukby, Dilema Ulama Dalam Perubahan Zaman (Jakarta: Gema Insani

Press, 1995), hal. 45-56.

Page 31: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

18

B. Fungsi Ulama

Ulama merupakan pengalih fungsi ke-Nabi-an. Setiap ulama harus mampu

meneruskan misi para Nabi kepada seluruh masyarakat, dalam keadaan sangat

sulit sekalipun. Umat menegakkan Islam pada setiap sisi kehidupan serta

menuntut peran aktif dengan perjuangan, kesabaran, keihklasan, dan sikap

tawakal. Dengan demikian, umat Islam dapat mengamalkan nilai keislaman dalam

kehidupan sehari-hari. Tanggung Jawab ulama yang dilaksanakan dengan baik

akan berdampak positif bagi kehidupan umat. Akan tumbuh semangat pembelaan

terhadap Islam.3

Ain Najaf, dalam Qiyadatul Ulama Wal Ummah menyebutkan enam tugas

ulama:

1. Tugas intelektual, ulama harus mengembangkan berbagai pemikiran

sebagai rujukan umat. Ia dapat mengembangkan pemikiran ini dengan

mendirikan majelis ilmu, pesantren, atau lewat menyusun kitab-

kitab yang bermanfaat bagi manusia yang meliputi ilmu Al-Qur‟an,

Al-Hadits, Fiqh, ilmu-ilmu Aqliah, dan lain-lain.

2. Tugas bimbingan keagamaan, ulama harus menjadi rujukan dalam

menjelaskan halal dan haram, ulama mengeluarkan fatwa tentang

berbagai hal yang berkenaan dengan hukum-hukum Islam.

3. Tugas komunikasi dengan umat, ulama harus dekat dengan umat yang

dibimbingnya. Ulama tidak boleh memisahkan diri dari masyarakat

misalnya dengan membentuk kelas elit khusus ulama. Akses pada

3 Badaruddin Hsukby, Dilema Ulama Dalam Perubahan Zaman. Hal. 64-65

Page 32: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

19

umatnya diperoleh melalui hubungan langsung, misalnya mengirim

wakil ke setiap daerah secara permanen, atau menyampaikan khotbah.

4. Tugas menegakkan syi‟ar Islam, ulama harus memelihara,

melestarikan dan menegakkan berbagia manifestasi ajaran Islam. Hal

ini dapat dilakukan dengan membangun Masjid, meramaikannya dan

menghidupkan ruh Islam di dalamnya, menyemarakkan upacara-

upacara keagamaan dan merevitalisasi maknanya dalam kehidupan

akhlak dan dengan menghidupkan sunah Rasulullah SAW, sambil

menghilangkan bid‟ah-bid‟ah jahiliyah.

5. Tugas mempertahankan hak-hak umat, ulama harus tampil membela

kepentingan umat, bila hak-hak mereka dirampas, ia harus berjuang

meringankan penderitaan mereka dan membebaskan belenggu yang

memasung kebebasan mereka.

6. Tugas berjuang melawan musuh Islam, ulama adalah Mujahidin yang

siap menhadapi lawan-lawan islam, bukan saja dengan pena dan

ibadah, tetapi dengan tangan dan dada. Mereka selalu mencari

syahadat sebagai kesaksian dan komitmennya yang total terhadap

Islam.4

Fenomena keterlibatan ulama dalam politik terlihat dalam proses

Pemilihan Kepala Daerah kota Depok tahun 2015 dimana ulama terlibat dalam

kemenangan kandidat nomor urut 2 yaitu Idris-Pradi. Ada beberapa aspek yang

membentuk peran kepemimpinan ulama dalam hubungannya dengan sosial-politik

4 Moch. Eksan, Kiai Kelana: Biografi KH. Muchith Muzadi (Yogyakarta: LKiS, 2000),

hal. 10-11.

Page 33: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

20

terkait dengan fungsinya sebagai bagian dari civil society; Pertama, yaitu aspek

intelektualitas. Ulama tentu mempunyai kelebihan pengetahuan keagamaan.

Kedua, aspek fungsional, yaitu berkaitan dengan peran konkret ditengah-tengah

masyarakat. Ketiga, aspek status sosial, dimana ulama ditengah-tengah

masyarakat memiliki status sosial yang tinggi. Keempat, aspek kekerabatan,

dimana ulama mampu menjalin hubungan antar kelompok ditengah-tengah

masyarakat. Dari keempat hal inilah faktor kepemimpinan ulama terbentuk, yang

pada akhirnya ulama menjadi sosok yang digugu dan ditiru.5

Tokoh agama yang bertindak sebagai pelaku politik sebenarnya juga

bukanlah hal baru. Dalam sejarah dunia politik, tokoh agama yang berperan

sebagai pelaku politik sudah berlangsung lama, pada tahun 1920 biksu Buddha U

Ottama di Negara Birma memimpin perjuangan melawan pemerintah Inggris.

Pada tahun 1956 Budharakakhita salah satu biksu di Sri Langka mendirikan Front

Persatuan Biksu (United Monks Front) yang bertujuan untuk membantu

menaikkan S.W.R.D Badaraineike ke puncak kekuasaannya.6

Tokoh-tokoh agama juga banyak berperan dalam perjalanan politik India

diantaranya adalah Tilak yang menggunakan upacara kegamaan untuk

melancarkan propaganda keagamaan anti Inggris. Gandhi salah satu tokoh politik

India juga memainkan paham keagamaannya dalam dunia politik, gerakan

pertahanan tanpa kekerasan didasari pada konsep agama Hindu. Ali Jinnah salah

satu pendiri Pakistan juga menggunakan lambang keislaman untuk memperdalam

kesadaran kaum muslim India sebagai Identitas nasional tersendiri.

5Ahmad fajri, Ulama dan Politik (Tanggerang: Kenanga Pustaka Indonesia 2015) hal. 31.

6 Donald Eugene Smith “Agama dan Modernisasi Politik” (Jakarta: CV Rajawali, 1985)

hal. 168.

Page 34: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

21

C. Otoritas Karismatik

Ada berbagai macam teori otoritas, namun perlu diketahui terlebih dahulu

apa itu yang dimaksud dengan otoritas. Otoritas adalah kemungkinan yang di

dalamnya terdapat suatu perintah untuk dipatuhi oleh seseorang atau kelompok

tertentu. Karenanya, otoritas merupakan bagian dari suatu relasi kekuasaan

sekaligus mengandung unsur perintah dan unsur kontrol.7

Yang pertama adalah otoritas legal formal. Jenis otoritas ini adalah

pemberian wewenang atau otoritas yang bersumber dari hukum atau peraturan

perundang-undangan. Model otoritas cenderung mengutamakan birokrasi (politik

dan ekonomi).8 Model kepemimpinan ini biasanya diterapkan di negara-negara

modern atau di kota-kota, badan hukum baik miliki pribadi atau serikat. Namun

demikian, tidak menutup kemungkinan dalam struktur birokrasi tersebut

dipimpinan oleh seseorang yang memiliki karismatik sehingga hasil atau

capaiannya cukup berbeda dan fleksibel.

Model kepemimpinan dengan otoritas legal-formal akan melahirkan

produk hukum yang bercorak hukum rasional dan materil. Artinya, dimana

keputusan-keputusan para pembentuk undang-undang dan hakim menunjuk pada

suatu kitab suci atau legalitas yang menjadikannya sebagai pemimpin.9

Kedua otoritas tradisional. Otoritas ini merupakan otoritas yang memiliki

keabsahan berdasarkan kesucian/kekudusan suatu tradisi tertentu yang hidup di

tengah masyarakat. Sehingga ketika seseorang taat dan patuh terhadap suatu

7 George P. Hansen, Max Weber, Charisma, and The Disenchanment of The World

(Chapter 8), (PA: Xlibris, 2001), hal. 102. 8 George P. Hansen, Max Weber, Charisma, and The Disenchanment of The World

(Chapter 8), hal. 4. 9 Bryan S. Turner, Weber and Islam, Vol. II, (London : Routledge, 1998), hlm. 109.

Page 35: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

22

peraturan atau pada suatu struktur otoritas disebabkan karena kepercayaan mereka

terhadap sesuatu yang bersifat kontinyu.10

Hubungan yang terjalin antara tokoh yang memiliki otoritas dan bawahan

sejatinya merupakan hubungan pribadi yang cenderung mengarah sebagai bentuk

perpanjangan hubungan kekeluargaan. Adanya kesadaran yang penuh antara

pemimpin untuk melaksanakan kewajibannya dan bawahan sebagai bentuk

kesetiaan dan kecintaan kepada pemimpin. Adapun jenis hukum yang dihasilkan

oleh pemimpin yang menggunakan otoritas tradisional lebih cenderung pada

hukum irrasional dan formil. Artinya, pemimpin yang memproduk suatu hukum

berpedoman kepada kaidah-kaidah di luar akal, oleh karena didasarkan pada

wahyu dan ramalan.11

Namun yang lebih ingin ditekankan oleh penulis terkait skripsi ini yakni

seputar keterlibatan ulama dalam politik studi terhadap peran ulama dalam

kemenangan Idris-Pradi pada Pemilukada kota Depok Tahun 2015 adalah model

kepemimpinan otoritas karismatik, penulis akan mencoba memaparkan model

otoritas karismatik dengan lebih rinci pada bagian berikut.

Menurut KBBI kata otoritas memiliki arti: “1. Kekuasaan yang sah yang

diberikan kepada lembaga dalam masyarakat yang memungkinkan pejabatnya

menjalankan fungsinya. 2. Hak untuk bertindak. 3. Kekuasaan; wewenang. 4. Hak

melakukan tindakan atau hak membuat peraturan untuk memerintah orang

lain‟‟.12

10

George P. Hansen, Max Weber, Charisma, and The Disenchanment of The World

(Chapter 8), (PA: Xlibris, 2001), hal. 2-3. 11

Bryan S. Turner, Weber and Islam, Vol. II, (London : Routledge, 1998), hal. 110. 12

“Otoritas”. KBBI, dilhat 29 Mei 2017.

Page 36: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

23

Sementara itu kata karismatik memiliki arti:”bersifat karisma”.13

Dari

kumpulan kata otoritas dan karismatik memiliki arti kekuasaaan atau kewenangan

yang dimiliki seseorang karena sifat karisma yang dimilikinya. Sehingga otoritas

ini tidak dimiliki setiap orang, hanya segelintir orang saja yang memiliki otoritas

ini, karena karisma yang dimilikinya. Wewenang ini dengan sendirinya bisa

hilang apabila seseorang yang mempunyai karisma tersebut melakukan kesalahan

fatal atau pola pikir dan paradigma masyarakat sudah berubah.14

Dalam

penjelasan Weber otoritas ini juga dimiliki seorang pemuka agama seperti ulama.

Seorang ulama memiliki otoritas karena kepercayaan yang diberikan oleh

masyarakat terhadap ulama sebagai pemuka agama, yang dari waktu ke waktu

telah terbukti memberikan solusi dalam kehidupan masyarakat, sehingga dengan

sendirinya tumbuh kepercayaan terhadap ulama ditengah-tengah masyarakat.15

Karisma bisa muncul melalui sikap asketis-profannya atas apa yang tengah

ia geluti. Maksudnya adalah semakin seorang mendalami sesuatu hal yang ia

tekuni, maka secara otomatis ia sudah melakukan sesuatu yang bisa memunculkan

karisma dalam dirinya. Para ahli pikir, para tokoh agama, dokter handal, penulis

inovatif dan beberapa profesi lain yang digeluti secara ulet bisa memunculkan apa

yang disebut sebagai karisma.16

Ulama dengan ilmu agama yang digeluti secara

terus menerus juga bisa memunculkan karisma dalam dirinya.

13

“Karisma” KBBI, dilihat 29 Mei 2017. 14

Yusran Razak, ed., Sosiologi Sebuah Pengantar: Tujuan pemikiran Sosiologi Presfektif

Islam (Jakarta: LSA, 2008) hal. 153. 15

Ahmad Abrori “Teori Sosiologi Klasik” (Jakarta: FISIP UIN Syarif Hidayatullah) hal.

146. 16

Leo Agustino “ Prihal Ilmu Politik ” (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007)hal,. 75-76.

Page 37: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

24

Merujuk pada pendapat Charles Andrain, ada lima sumber yang bisa

menjadikan orang berkuasa: pertama, hak pemerintah berasal dari sumber-sumber

primordial atau tradisi. Artinya, kepercayaan yang telah berlangsung dan

dipelihara secara terus menerus bisa menjadi sumber kekuasaan. Seseorang yang

punya sumber ini bisa secara mudah memperoleh kekuasaan karena sifatnya

turun-temurun dan bersifat warisan. Kedua, hak memerintah berasal dari sumber-

sumber yang dianggap suci (perwahyuan), melalui sumber ini seorang individu

mempunyai kekuasaan, karena hal-hal yang bersifat gaib. Ketiga, hak pemerintah

berasal dari sumber pribadi atau berasal dari kualitas pribadi. Sumber ini bisa

diperoleh dengan kualitas pribadi yang dimilikinya baik itu karena style,

komunikasi, tubuh, dan lain sebagainya. Keempat sumber kekuasaan berasal dari

sumber instrumental seperti keahlian dan kekayaan. Keahlian disini bisa berupa

keahlian dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan kekayaan disini

adalah uang, tanah, barang berharga, tabungan, dan lain sebagainya. Kelima, hak

pemerintah berasal dari sumber yang bersifat legal formal dan diatur dalam

undang-undang yang berlaku ditengah-tengah masyarakat.17

Presiden, Gubernur,

Wali Kota, Bupati hasil Pemilukada dan Pilpres merupakan individu yang

mempunyai kekuasaan bersifat legal formal.

Ada perbedaan antara otoritas karismatik dengan otoritas tradisional, dan

otoritas legal formal, jika dalam otoritas tradisional dan otoritas legal formal

selalu ingin mempertahankan status-quo, keduanya cenderung berjalan di tempat

dan ingin mempertahankan tradisi yang sudah berjalan secara turun temurun.

17

Leo Agustino “ Prihal Ilmu Politik ” ,.hal 76.

Page 38: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

25

Berbeda halnya dengan otoritas karismatik, di mana dalam otoritas karismatik

figur berani melawan status-quo, sehingga di anggap bertentangan dengan tradisi

lama yang sudah mengakar, menuju tatanan keteraturan moral dan keteraturan

sosial baru.18

Adapun jenis hukum yang dihasilkan oleh pemimpin yang menggunakan

otoritas karismatik adalah produk hukum yang dihasilkan cenderung pada hukum

irrasional dan materil. Maksudnya, hukum yang dibentuk didasarkan semata-mata

pada nilai emosionalnya tanpa menunjuk suatu kaidah apapun.19

Loyalitas masyarakat terhadap pemimpin yang memiliki karismatik

sungguh luar biasa, mereka dalam situasi tertentu memiliki loyalitas yang sangat

tinggi. Bahkan, pengorbanan-pengorbanan yang dilakukan oleh para loyalis

kadang diluar perkiraan banyak orang, mereka rela menyerahkan jiwa dan raganya

kepada pemimpin yang sangat mereka kagumi itu. Kepatuhan masyarakat

terhadap pemimpin karismatik diatas rata-rata, ia sering meminta petuah dan

petunjuk dalam menghadapi kesulitan hidup sebelum mengambil suatu keputusan.

Pemimpin karismatik biasanya sulit melakukan regenerasi kepemimpinan bila ia

sudah meninggal, para pengikutnya sulit menpercayai penggantiya meskipun

pemimpin itu yang menunjuk langsung siapa penggantinya. Karena itu, penerus

atau penggantinya harus berusaha untuk meyakinkan para pengikutnya bahwa

kemampuannya kurang lebih sama dengan pemimpin sebelumnya.20

18

Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern Jilid 1, (Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 1994), h. 229. 19

Bryan S. Turner, Weber and Islam, Vol. II, (London : Routledge, 1998), hlm. 110. 20

Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasik dan Modern Jilid 1, (Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 1994), hal. 229.

Page 39: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

26

Setidaknya ada beberapa ciri yang menunjukan bahwa seseorang memiliki

kepemimpinan karismatik.21

Diantaranya memiliki kepekaan yang tinggi terhadap

berbagai masalah yang artinya pemimpin yang memiliki karisma harus faham

dengan segala situasi, ia juga harus percaya diri sehingga mampu mempengaruhi

orang lain dan tidak mudah dipengaruhi oleh orang lain. Pemimpin yang

berkarisma cenderung menciptakan efek mitologis dan berbagai macam kejadian

ajaib, sehingga memiliki daya tarik bagi orang awam untuk mengkultuskan dan

bahkan sampai memujanya. Pemimpin yang karismatik bagi kebanyakan orang di

Indonesia yang mayoritas orang Islam adalah seorang Ulama yang ditunggu

kedatangannya untuk memperbaiki keadaan, atau menurut kepercayaan Yahudi

bagaikan Mesies, atau umat Nasrani yang mempercayai hadirnya Yesus sang juru

selamat yang muncul dari Nazaret.22

Karisma merupakan konsep yang digunakan secara sangat luas, media dan

publik secara umum mendefinisikan karisma individual terhadap politisi, bintang

film, ataupun musisi. Pada akhirnya, karisma dimaksudkan dengan seseorang

yang memiliki kualitas diri seseorang yang luar biasa. Konsep karisma

memainkan peran penting dalam karya Max Weber, namun konsep karisma yang

dimaksudkan oleh Max Weber sangat berbeda dengan yang dimaksudkan oleh

kebanyakan orang awam saat ini.

Weber tidak menyangkal bahwa pemimpim karismatik dapat memiliki

ciri-ciri yang menonjol, karismanya lebih tergantung pada kelompok-kelompok

pengikut dan bagaimana mereka mendefinisikan pemimpin karismatik. Secara

21

Alfian, Menjadi Pemimpin Politik, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009), hal. 142. 22

Alfian, Menjadi Pemimpin Politik, hal. 145.

Page 40: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

27

garis besar menurut Weber tentang hal ini, jika para pengikut mendefinisikan

tentang pemimpin mereka sebagai seseorang yang berkarisma, maka ia cenderung

sebagai pemimpin karismatik terlepas dari benar atau tidaknya ia memiliki ciri

yang menonjol. Seseorang pemimimpin karismatik bisa saja seseorang yang biasa

saja.

Bagi Weber, karisma adalah kekuatan revolusioner, salah satu kekuatan

revolusioner penting di dunia sosial. Jika otoritas tradisional sangat konservatif,

maka lahirnya pemimpin karismatik sangat mungkin menjadi ancaman bagi

sistem tersebut (maupun bagi sistem rasional-legal) dan membawa perubahan

dramatis dalam sistem tersebut.23

Perubahan-perubahan tersebut bisa saja

mengarah kepada perubahan sikap utama dan arah tindakan secara radikal

menjadi orientasi yang baru bagi semua sikap terhadap perbedaan masalah dunia

sosial. Dalam hal ini Weber memfokuskan perhatiannya kepada perubahan

struktur otoritas, yaitu kelahiran otoritas karismatik. Ketika struktur otoritas baru

muncul, dia cenderung merubah pikiran dan tindakan seseorang secara dramatis.

Kekuatan revolusioner utama yang lain dalam sistem teoritis Weber dan

kekuatan-kekuatan yang banyak menyita perhatiannya adalah kekuatan

rasionalitas (formal). Kalau karisma adalah kekuatan revolusioner internal yang

mengubah pikiran aktor, maka menurut Weber kekuatan rasionalitas (formal)

adalah kekuatan revolusioner eksternal yang terlebih dahulu mengubah struktur

masyarakat lalu mengubah pikiran dan tidakan individu. Weber lebih tertarik pada

23

Ahmad Abrori “Teori Sosiologi Klasik” (Jakarta: FISIP UIN Syarif Hidayatullah) hal.

144.

Page 41: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

28

karakter revolusioner karisma pada struktur dan aspek dasarnya karena karakter

dasarnya dapat diubah dan dirutinkan agar dapat bertahan sebagai sistem

otoritas.24

Berdasarkan hal diatas ulama bisa dikatakan hampir memiliki semua

sumber kekuasaan. Sejak agama Islam turun sampai sekarang sudah ada doktrin

agama untuk mematuhi apa yang diperintahkan ulama, ulama adalah pemimpin

umat dan pewaris para nabi. Jadi sumber kekuasaan yang melekat pada ulama,

hakikatnya bersifat dari tradisi ajaran agama. Ulama tugas utamanya adalah

menyampaikan ajaran agama yang pernah diwahyukan kepada para nabi, atas

dasar inilah ulama pantas dan sangat layak untuk diikuti. Secara pribadi seorang

yang disebut ulama pasti memiliki kualitas yang bagus yang bisa menimbulkan

karisma dalam dirinya. Disamping itu ulama juga memiliki keahlian khusus dalam

penguasaan ilmu agama dan tidak jarang ulama juga memiliki kekayaan yang

mumpuni. Dengan segala kelebihannya ulama mampu mempengaruhi umatnya

dan memiliki otoritas ditengah-tengah masyarakat.

Otoritas sifatnya bukannya memaksa. Dengan otoritas yang dimiliki ulama

masyarakat secara sukarela mengikuti apa yang telah dititahkan sang pemilik

otoritas. Ulama dengan otoritas yang dimilikinya tentu akan mudah menggiring

umatnya untuk memilih dan ikut terlibat dalam pemenangan Pemilukada, seperti

yang terjadi di kota Depok ulama mempunyai peran vital atas kemenangan

pasangan Idris-Pradi sebagai Walikota dan Wakil Walikota Depok.

24

Ahmad Abrori “Teori Sosiologi Klasik”,.hal. 145.

Page 42: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

29

D. Konsep Peran

Peran (role) adalah sesuatu yang diharapkan yang dimiliki oleh individu

yang mempunyai kedudukan lebih tinggi dalam kehidupan masyarakat.25

.

Soekanto melanjutkan bahwa peran adalah pola perilaku yang terkait dengan

status. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa peran adalah aspek dinamis dari

kedudukan (status).26

Apabila seseorang melaksanakan kewajiban sesuai dengan

kedudukan berarti ia menjalankan suatu peran.

Perbedaan antara kedudukan dengan peranan adalah hanya sebatas

kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak bisa dipisahkan karena keduanya

memiliki keterkaitan. Tidak ada peran tanpa adanya kedudukan dan begitu juga

sebaliknya.27

Setiap individu memiliki perannya masing-masing dalam kehidupannya.

Hal ini berarti sebuah peran dapat menentukan perbuatan individu tersebut.

Dengan adanya peran yang diperoleh dari kedudukan dapat menentukan dan

mengatur perilaku individu maupun masyarakat. Di samping itu, peran

menyebabkan, seseorang pada batas-batas tertentu, dapat meramalkan perbuatan

atau tindakan orang lain. Setiap individu yang akan menyesuaikan perilaku sendiri

dengan perilaku individu lain yang ada dalam kelompoknya. Sebagai pola

perlakuan, peran memiliki beberapa unsur, antara lain:

25

Peter Salim dan Yeni Salim, Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern

English Press, 1991), hal. 1132. 26

Soerjono Soekanto, Memperkenalkan Sosiologi, (Jakarta: Rajawali, 1982), hal: 33. 27

Ralph Linton, Sosiologi suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali, 1984), hal. 268.

Page 43: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

30

1. Peran ideal, adalah peran yang dirumuskan atau diharapkan oleh

masyarakat terhadap status-status tertentu. Peran tersebut merumuskan

hak dan kewajiban yang terkait dengan status tertentu.

2. Peranan yang dilaksanakan atau dikerjakan. Ini merupakan peranan yang

sesungguhnya dilaksanakan oleh seseorang dalam kehidupan nyata.

Peranan yang dilakukan dalam kehidupan nyata mungkin saja berbeda

dengan peranan ideal, yang ideal hanya berada dalam fikiran dan belum

terealisasi dalam kehidupan yang sebenarnya.28

28

Ahmad Patoni, Peran Kiai Pesantren dalam Partai Politik, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2007), hal. 40.

Page 44: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

31

BAB III

BIOGRAFI POLITIK IDRIS ABDUL SHOMAD – PRADI

SUPRIYATNA DAN DUKUNGAN PARTAI POLITIK

Dalam bab ini, penulis menjelaskan latar belakang Idris Abdul Shomad

dan Pradi Supriatna mulai dari pendidikan, aktifitas organisasi, dan

keterlibatannya dalam dunia politik. Pada bagian ini juga dijelaskan bagaimana

dukungan dari partai politik.

A. Profil Muhammad Idris Abdul Shomad

Nama lengkapnya adalah Muhammad Idris Abdul Shomad lahir di Jakarta

pada tanggal 25 Juli 1961 putra ke-6 dari tujuh bersaudara dari pasangan H. Abdul

Shomad dan Hj, Yumani. Ayah Idris Abdul Shomad berprofesi sebagai pedagang

dan mempunyai toko kelontong, ayahnya kelahiran Kampung Utan, Citayam,

Depok. Sementara itu ibu dari Idris Abdul Shomad kelahiran Limo, Cilodong,

Depok yang berprofesi sebagai tukang setrika. Kedua orang tua Idris Abdul

Shomad merantau dari kota kelahirannya, Depok ke Jakarta, tepatnya di Jalan

Sawah Lunto, Menteng Wadas, Manggarai. Idris beserta kedelapan saudaranya

lahir di Jakarta dengan lingkungan keluarga besar yang religius.1

Idris menempuh pendidikan di TK Budi Asih Jakarta Selatan, SD

Matraman Wadas 01 Pagi Jakarta Selatan dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) Ruhul

Islam Jakarta Selatan. Setelah menyelesaikan Sekolah Dasar dan Madrasah

Ibtidaiyahnya Idris Abdul Shomad melanjutkan studinya di Pondok Pesantren

Modern Darussalam Gontor. Selama di Gontor, ia belajar banyak hal mulai dari

1 Diakses dari www.depok.co.id pada pukul 22:57, 3 Agustus 2017.

Page 45: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

32

bahasa, public speaking, seni, hingga kepemimpinan. Ilmu pengetahuan dan

pengalamann yang didapatkan di Gontor banyak berpengaruh terhadap

kehidupannya kelak.2

Setelah lulus dari Pesantren Gontor Idris Abdul Shomad kembali ke

Jakarta, di Jakarta ia kembali menimba ilmu dengan mengikuti kuliah di Akademi

Ilmu Dakwah, juga kuliyah Lembaga Pengajaran Bahasa Arab (LPBA), LBPA ini

kelak berubah nama menjadi LIPIA, LIPIA adalah sebuah lembaga pendidikan

yang berafiliasi dengan Universitas Islam Imam Muhammad Ibnu Saud Riyadh,

Arab Saudi. Disamping kuliah, sekembalinya ke Jakarta Idris Abdul Shomad

mengajar di Madarasah Ibtiadaiyah Ruhul Islam dan Pendidikan Guru Agama

(PGA) Jakarta.3

Ketika kuliah di LIPIA, Idris Abdul Shomad mendapatkan kesempatan

memperoleh beasiswa di Universitas Muhammad Ibnu Saud Riyadh, Arab Saudi

pada tahun 1983-1987. Setelah menyelesaikan studi strata 1 nya Idris melanjutkan

studi strata 2 dan 3 dikampus yang sama, semuanya bisa diselesaikan dengan dana

beasiswa. Selama di Arab Saudi Idris tidak hanya belajar, untuk menyambung

kehidupannya Idris melakukan bebarapa pekerjaan mulai dari mengajar para TKI,

petugas haji dan umrah, menjadi pengawas syariah, dan juru ketik para mahasiswa

Indonesia yang ada di Arab Saudi.4 Idris Abdul Shomad menikah dengan Elly

Farida pada tanggal 10 Juli 1998, dari pernikahan ini mereka dikaruniai 6 orang

2 Arief Muhajir, Mohammad Idris Pengabdian Tiada Henti (Jakarta: Gema Insani 2017)

hal. 3-113. 3 Arief Muhajir, Mohammad Idris Pengabdian Tiada Henti,.hal. 117-119.

4 Arief Muhajir, Mohammad Idris Pengabdian Tiada Henti, hal. 129-165.

Page 46: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

33

anak mereka adalah: Aufa Taqiya, Hasna Zahida, Dhiya‟ Alhuda, Khansa Aidah,

Fida Faizah dan Elly Farida.

Sejak masih belia sebenarnya Idris Abdul Shomad adalah tipikal anak

yang aktif selain mengenyam pendidikan secara zigzag (pagi hari sekolah umum

dan sore hari sekolah agama), Idris juga belajar bela diri yaitu karate.5 Begitu pula

pada saat ia belajar di Pondok Pesantren Gontor, Idris Abdul Shomad aktif di

bagian bahasa dan kegiatan pramuka. 6 Selain itu, di Pondok Pesantren Gontor,

Idris aktif di Organisasi Pelajar Pondok Modern (OOPM).7 Kemudian ketika

belajar di Arab Saudi Idris Abdul Shomad juga tidak hanya menjadi mahasiswa

kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah-pulang), beliau aktif di Perhimpunan Pelajar

Indonesia (PPI).8 Setelah menyelesaikan studinya di Arab Saudi, Idris Abdul

Shomad kembali ke tanah air dengan mengajar di IAIN Syarif Hidayatullah

Jakarta (sekarang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), pada tahun 2002 bersama-

sama dengan Hidayat Nur Wahid yang sekarang menjabat sebagai ketua Majelis

Permusyawaratan Rakyat (MPR) mendirikan Ikatan Da‟i Indonesia (IKADI) dan

diamanahkan menjadi Sekjen di IKADI. IKADI yang dibentuk di 30 provinsi

mempunyai misi untuk menyatukan persepsi para da‟i untuk mengukur peta

dakwah serta arah yang jelas dan terukur dalam dakwah di Indonesia. Selain itu

Idris juga aktif di Lembaga Pelayanan Pesantren dan Studi Islam (LP2I)

Alharamain. Keterlibatan beliau dalam mengawal pembangunan di Indonesia

semakin matang ketika di amanahi menjadi Sekretaris Umum di MUI Kota

5 Arief Muhajir, Mohammad Idris Pengabdian Tiada Henti, hal. 45.

6 Arief Muhajir, Mohammad Idris Pengabdian Tiada Henti, hal. 76-109.

7 Diakses dari www.depok.co.id pada pukul 22:57, 3 Agustus 2017.

8 Arief Muhajir, Mohammad Idris Pengabdian Tiada Henti (Jakarta: Gema Insani 2017)

hal. 126-165.

Page 47: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

34

Depok. Idris Abdul Shomad adalah seorang ulama yang juga turut berpartisipasi

dan terjun langsung ditengah-tengah masyarakat untuk menyelesaikan berbagai

permasalahan yang dialami oleh warga Depok, terutama masalah-masalah sosial.9

Berkat aktivitasnya diberbagai organisasi selama ini, Idris mendapat

banyak perhatian dan punya daya tawar yang tinggi ditengah-tengah masyarakat.

Tahun 2010 suasana politik kota Depok memanas karena memasuki suksesi

kepemimpinan Walikota Depok masa bakti 2010-2015, suasana politik pada saat

itu turut membawa Idris Abdul Shomad dalam pusaran dunia politik yang

sebenarnya bukan dunianya. Idris Abdul Shomad mendapatkan tawaran dari PKS

untuk berpasangan dengan Nur Mahmudi Ismail, yang kala itu menjadi kandidat

calon Walikota Depok priode 2010-2015.10

Ada empat kandidat yang ikut

meramaikan Pemilukada kota Depok pada saat itu yakni: pasangan no 1 Gagah

Sunu Sumantri-Derry Drajat dengan perolehan suara (9,74%), 2. Yuyun

Wirasaputra-Pradi Supriatna (22,41%), 3. Nur Mahmudi Ismail-Idris Abdul

Shomad (40,99%), dan 4. Badrul Kamal-Agus Supriyanto (26,64%). Berdasarkan

perolehan suara masing-masing pasangan, pasangan nomor urut 3 yakni Nur

Mahmudi Ismail-Idris Abdul Somad keluar sebagai pemenang.

Dibawah kepemimpinan Nur Mahmudi Ismail dan Idris Abdul Shomad

kota Depok banyak berbenah, beragam prestasi berhasil digapai, usianya masih

muda, tapi prestasinya luar biasa, diantara capaian yang berhasil ditorehakan

adalah kota Depok merhasil meraih Indeks Kepuasan Nomor 3 se-Indonesia

setelah DIY dan Jakarta Selatan dengan perolehan angka mencapai 80,26, selain

9 Diakses dari www.depok.co.id pada pukul 22:57, 3 Agustus 2017.

10Arief Muhajir, Mohammad Idris Pengabdian Tiada Henti (Jakarta: Gema Insani 2017)

hal. 213-220.

Page 48: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

35

itu kota Depok meraih penghargaan Purna Karya Nugraha dari Presiden Republik

Indonesia, penghargaan Purna Karya Nugraha diraih karena kota Depok berhasil

memperoleh Satya Lancana Karya Bakti Praja dari tahun 2011-2012, penghargaan

ini diberikan karena pemerintah kota dinilai memperolehan kinerja terbaik.11

Setelah masa baktinya selesai sebagai Wakil Walikota Depok, nama Idris

Abdul Shomad tetap mendapatkan citra yang positif ditengah-tengah masyarakat.

Pada Pemilukada tahun 2015 Idris Abdul Shomad didorong oleh para ulama dan

suara arus bawah untuk maju sebagai kandidat Walikota Depok masa bakti 2016-

2021. Setelah melalui proses yang panjang akhirnya Idris Abdul Shomad maju

menjadi kandidat Walikota Depok berpasangan dengan Pradi Supriatna yang

didukung oleh Partai Keadilan Sejahtera, Partai Gerindra, dan Partai Demokrat.

Sementara lawannya adalah Dimas Oky Nugroho dan Babai Suhaimi yang

diusung oleh PDIP, PAN PPP, PKB, Partai Nasional Demokrat (Nasdem).

Setelah dilakukan pemilihan yang demokratis, Ketua KPUD kota Depok

Titik Nurhayati mengumumkan penetapan pasangan calon sesuai berita acara

nomor 399/BA/X11/2015 tentang penetapan pasangan terpilih Walikota dan

Wakil Walikota Depok tahun 2016-2021 yaitu pasangan Idris Abdul Shomad-

Pradi Supriatna berhasil mengalahkan pasangan Dimas Oky Nugroho dan Babai-

Suhaimi.12

Terpilihnya Idris Abdul Shomad dan Pradi Supriatna sebagai pemenang

dalam pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Depok 2015 disahkan oleh KPUD

kota Depok pada Januari 2016. Pada hari Rabu tanggal 17 Februari 2016, Idris-

11

Arief Muhajir, Mohammad Idris Pengabdian Tiada Henti, hal. 225-226 12

Arief Muhajir, Mohammad Idris Pengabdian Tiada Henti, hal. 234-235.

Page 49: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

36

Pradi resmi dilantik menjadi Walikota dan Wakil Walikota Depok Periode 2016-

2021 yang di selenggarakan di Gedung Merdeka Bandung dan dihadiri pula oleh

Ahmad Heryawan yang pada saat itu menjabat sebagai Gubernur Provinsi Jawa

Barat.

”Depok a Friendly city” atau Depok Kota Sahabat menjadi sebuah brand

unik yang digagas oleh Idris Abdul Shomad dan Pradi Supriatna sebagai Walikota

dan Wakil Walikota yang ingin menjadikan kota Depok untuk selalu memberikan

manfaat dengan pelayanan yang bersahabat kepada setiap unsur yang ada, demi

memberikan yang terbaik untuk kemajuan kota Depok. Makna dari “bersahabat”

dalam hal ini mencakup pada semua bidang, baik itu dalam pelayanan dari

pemerintah terhadap masyarakat, bersahabat dengan anak-anak, dan perempuan

maupun bersahabat dengan bidang lain, misalnya dalam hal manajemen

pemerintahan akan transparan, responsif dan partisipatif, seperti yang dikatakan

Idris Abdul Shomad sebagai Walikota Depok “kami ingin membangun Depok

sebagai kota nan ramah dan bersahabat dengan capaian indeks prestasi”. Melalui

branding Depok sebagai kota Sahabat, pemerintah kota Depok mempunyai

komitmen untuk menjadi sahabat bagi seluruh warganya. Ini menjadi salah satu

upaya pemerintah kota Depok untuk membangun kebersamaan, keakraban, dan

kepedulian terhadap seluruh komponen sehingga kota Depok benar-benar bisa

menjadi kota yang bersahabat. Dengan dipimpin oleh KH. Dr, Idris Abdul

Shomad, M.A., Pemerintah kota Depok terus berbenah dalam membangun kota

Depok yang unggul, nyaman, dan religius.13

13

Arief Muhajir, Mohammad Idris Pengabdian Tiada Henti, hal. 236-242

Page 50: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

37

B. Profil Pradi Supriyatna

Pradi Supriyatna yang lebih akrab dipanggil dengan panggilan Bang Pradi

merupakan putra asli Depok yang dilahirkan di kota yang terkenal dengan buah

belimbing ini. Pradi dilahirkan dalam lingkungan yang sederhana pada tanggal 9

Oktober 1970.

Pradi menempuh jenjang sekolah dasar di SD Muhamadiyah 01 Kukusan

Beji Depok pada Tahun 1983, lalu melanjutkan SMP 131 Ciganjur Jakarta Selatan

pada Tahun 1986, kemudian melanjutkan sekolah menengah atas di SMA Bunda

Kandung Pasar Minggu Jakarta Selatan Tahun 1989, dan menyelesaikan studi

strata 1 di Universitas Gunadarma Fakultas Ilmu Komputer Jurusan Manajemen

Informatika.14

Sebelum masuk ke dunia politik, beliau merupakan seorang pengusaha

muda di kota Depok, namanya mulai terkenal ketika ia aktif sebagai pemimpin

umum PT Aksara Depok yang menerbitkan harian umum Monitor Depok. Selain

itu, beliau juga dikenal sebagai salah satu petinggi klub sepakbola kebanggan kota

Depok yaitu Persikad Depok.

Selain aktif sebagai seorang pengusaha, Pradi juga aktif di kegiatan sosial

dimasyarakat, diantaranya sebagai penasihat Organisasi Angkutan Darat

(Organda) kota Depok, Wakil Ketua DPD Forum Komunikasi Anak Betawi

(Forkabi) kota Depok, dan juga dipercaya sebagai Ketua Dewan Pimpiinan

Cabang (DPC) Partai Gerindra kota Depok.

14

Depokrayanews, “Inilah Profil Walikota Depok Pradi Supriatna”, artikel diakses pada

tanggal 21 agustus 2017 dari http://depokrayanews.com/2016/07/08/inilah-profil-wakil-walikota-

depok-pradi-supriatna

Page 51: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

38

Pada Pemilukada Depok 2015, ia di calonkan sebagai Wakil Walikota

untuk mendampingi Idris Abdul Shomad sebagai calon Walikota yang diusung

oleh koalisi PKS, Partai Gerindra, dan Partai Demokrat. Sudah sejak 10 tahun

beliau ikut bertarung di Pemilukada kota Depok. Bahkan pada Pemilukada

sebelumnya, seseorang yang kerap disapa Bang Pradi itu maju menjadi Wakil dari

Yuyun Wirasaputra untuk melawan pasangan Nur Mahmudi serta Idris Abdul

Shomad pada Pemilukada Depok 2010. Kekalahan itu tidak membuat Bang Pradi

patah semangat dalam upaya untuk membangun kota Depok menjadi lebih maju,

terbukti pada Pemilukada Depok 2015 ia akhirnya menjadi Wakil Walikota

terpilih yang ditetapkan oleh KPUD Kota Depok.

C. Dukungan Partai Politik

Dalam Pemilukada Depok 2015, pasangan Idris Abdul Shomad dengan

Pradi Supriatna didukung tiga partai yaitu, Partai Keadilan Sejahtera (PKS 6

kursi), Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra 9 kursi), dan Partai Demokrat

(PD 5 kursi). Berbeda dengan pasangan lawan yaitu Dimas Okky dan Babai

Suhaimi yang didukung oleh koalisi gemuk karena didukung oleh banyak partai

yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP 11 kursi) , Partai Amanat

Nasional (PAN 6 kursi), Partai Persatuan Pembangunan (PPP 4 kursi), Partai

Kebangkitan Bangsa (PKB 1 kursi), Partai Golongan Karya (Golkar 5 kursi), dan

Partai Nasinal Demokrat (Nasdem 1 kursi).15

15

Aldi Gultom, Inilah Hasil Perolehan Kursi untuk DPRD Depok. Diakses dari

http://politik.rmol.co/read/2014/04/24/152565/Inilah-Hasil-Perolehan-Kursi-untuk-DPRD-Depok-

pada tanggal 21 Agustus 2017 pukul 20:18.

Page 52: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

39

Ketua KPUD Depok Titik Nurhayati, mengumumkan penetapan pasangan

calon terpilih Walikota Depok dan Wakil Walikota Depok tahun 2016 – 2021.

KPU kota Depok telah melaksanakan rapat pleno untuk menetapkan pasangan

calon terpilih yaitu Idris Abdul Shomad dan Pradi Supriatna sebagai Walikota dan

Wakil Walikota Depok dengan perolehan suara sebanyak 410361 Suara (61,87%)

dan dari total suara sah pasangan calon.Dimas Oky Nugroho dan Babai Suhaimi.

SE Perolehan: 252885 Suara (38,13%).16

Pasangan calon Idris-Pradi meraih kemenangan mutlak atas pasangan

calon Dimas-Babai pada Pemilukada Kota Depok 2015, hal ini patut diamati

bagaimana peran partai pendukung dalam memenangkan pasangan calon Idris-

Pradi. Dalam setiap Pemilukada di daerah manapun di Indonesia sudah barang

tentu para calon kandidat peserta pemilu memiliki strategi masing-masing,

termasuk pasangan Idris-Pradi.

Adapun beberapa hal yang dilakukan oleh partai pendukung untuk

memenangkan pasangan calon Idris-Pradi pada Pemilukada Depok 2015 yaitu

dengan melakukan servey beberapa indikator yang mendongkrak elektabilitas

pasangan yang mereka usung.17

Dari banyaknya indikator yang muncul, ada 3

faktor yang dijadikan strategi kemenangan oleh partai pendukung dalam

pemenangan pasangan Idris-Pradi pada Pemilukada Depok 2015.

Faktor pertama adalah jumlah pemilih yang dominannya muslim. Dari

jumlah penduduk kota Depok sekarang yang tercatat sekitar 2,1 juta penduduk

16

Pilkada Kota Depok, KPU Sahkan Idris–Pradi jadi pemenang. Terdapat di

http://news.detik.com/ diakses pada Rabu 23 Agustus 2017 pukul 16:32. 17

Wawancara pribadi dengan Moh. Hafid Nasir pada tanggal 15 Agustus 2017.

Page 53: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

40

dan yang memiliki hak suara ada sekitar 1,2 juta penduduk. Dari sekian banyak

jumlah daftar penduduk yang memiliki hak suara, sekitar 94% adalah muslim dan

6% adalah non-muslim. Sehingga strategi pemenangan pada Pemilukada lebih

menyesuaikan karena melihat dari fakta bahwa dari jumlah pemilih yang

mayoritas adalah muslim. Faktor kedua adalah melakukan survey isu-isu penting,

untuk mengetahui isu-isu apa saja yang akan mendongkrak elektabilitas pasangan

calon Idris-Pradi dan ternyata isu-isu religius tetap menjadi salah satu yang

mendominasi pemilih. Faktor ketiga adalah merangkul organisasi-organisasi

keislaman. Ada banyak organisasi keislaman yang berdiri di Kota Depok,

diantaranya adalah Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Persatuan Islam dan

Persatuan Umat Islam.18

18

Wawancara pribadi dengan Moh. Hafid Nasir pada tanggal 15 Agustus 2017.

Page 54: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

41

BAB IV

PERAN ULAMA DALAM KEMENANGAN IDRIS-PRADI

PADA PEMILUKADA KOTA DEPOK TAHUN 2015

Pada Pemilukada Kota Depok Pasangan Idris Abdul Shomad dan Pradi

Supriyatna yang didukung Gerindra, PKS, dan Partai Demokrat berhasil

memenangkan pertarungan melawan koalisi gemuk yakni Dimas Okky Nugroho

dan Babai Suhaimi yang didukung PDI-P, PAN, PPP, PKB, dan Nasdem.

Kemenangan Pasangan Idris Abdul Shomad dan Pradi Supriyatna tidak lepas dari

peran ulama yang turut serta berpartisipasi atas kemenangan Pasangan nomor 2

ini.

A. Relasi Ulama dan Politik

Ulama dan politik merupakan hal yang sulit dipisahkan. Sejak zaman

kemerdekaan ulama memang sudah berkaitan erat dengan politik dengan ikut

merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Pasca kemerdekaan peran ulama

semakin menguat dengan menjadi bagian penting dalam perpolitikan di Indonesia

contohnya dengan membentuk partai politik bernuansa Islam seperti NU dan

Masyumi. Sejak saat itu agama digunakan sebagai instrument dalam berpolitik.

Pasca reformasi mulai muncul tokoh-tokoh sentral ulama yang berpolitik

seperti K.H Abdurrahman Wahid yang berhasil menduduki posisi RI 1 dan

Hamzah Haz yang berhasil menduduki posisi RI 2. Hal ini memperkuat fakta

bahwa ada relasi yang cukup kuat antara ulama dan politik.1 Relasi antara ulama

dan politik tidak hanya terjadi ditingkat nasional, tapi juga dilingkup lokal. Peran

1 Wawancara Pribadi dengan Adi Prayitno pada tanggal 14 Juni 2017.

Page 55: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

42

ulama dalam politik mempunyai peran yang berbeda-beda mulai dari sebagai

pemain inti (sebagai politisi), supporter (hanya sebagai tim sukses), atau hanya

sebagai invisible hand (sebagai guru spiritual yang memberikan do‟a restu).

Dalam perpolitikan di Indonesia ulama tidak hanya menjadi seorang ahli

agama tapi juga sebagai sosok yang memiliki banyak pengikut yang kerap kali

semua tindakannya ditiru oleh umatnya. Ulama dalam pandangan masyarakat

Indonesia bukan hanya figur biasa ditengah-tengah masyarakat, tetapi lebih dari

itu ulama dipandang sebagai wakil Tuhan yang semua prilakunya serba benar dan

harus diikuti. inilah yang menjadi daya tarik ulama sehingga mereka dibidik dan

dijadikan komoditas politik.

Secara figur dan personaliti, ulama dianggap sebagai kelompok agamis

yang mengerti isu keagamaan secara mendalam dan spesifik serta sebagai penjaga

moral dan akhlak. Para ulama umumnya memiliki basis massa seperti pesantren,

sekolah-sekolah Islam, dan pengikut setia yang tersebar di berbagai wilayah. Dua

hal inilah yang menjadi faktor pendukung mengapa ulama selalu memiliki daya

tarik politik baik hanya direkrut sebagai anggota partai maupun terjun sebagai tim

sukses dalam Pemilukada dan Pemilu.2

Ada beberapa alasan dan argumentasi mengapa ulama terjun kedalam

politik praktis. Pertama, hal ini dianggap sebagai panggilan dakwah bagi mereka.

Sebagian ulama berpandangan bahwa menjadi sholeh sendiri belumlah cukup,

karena itulah mereka harus terjun dalam lingkup yang lebih luas, salah satunya

politik. Para ulama menjadikan ranah politik sebagai medan dakwah yang lebih

2 Wawancara Pribadi dengan Adi Prayitno pada tanggal 14 Juni 2017.

Page 56: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

43

luas untuk menyampaikan kebaikan. Para ulama berharap kebaikan dan nilai yang

mereka dapatkan dapat tertular tentunya dalam konteks politik.

Ulama dinilai menjadi faktor yang cukup efektif sebagai pendukung utama

dalam Pemilukada dan Pemilu. Pasca reformasi partai Islam seperti PKB dapat

bertahan, kerena mereka punya basis yang kuat yakni ulama. Di daerah Jawa

Timur misalnya, para ulama yang bergabung dalam PKB memiliki banyak

pesantren yang tersebar di banyak tempat. Hal ini menandakan bahwa ulama

cukup signifikan untuk mendongkrak partai politik tertentu.3 Selain PKB, PPP

juga memiliki banyak tokoh ulama seperti KH. Maimon Zubair, KH. Ahmad

Subadar, Hamzah Haz dan Suryadharma Ali. Dari PAN juga ada tokoh ulama

yakni Amien Rais yang merupakan seorang tokoh ulama dari Muhammadiyah dan

juga seorang cendekiawan muslim.

Dalam pandangan idealis ulama-ulama yang tergabung dalam PKB, PPP,

PAN, dan PKS, politik merupakan ranah yang „gaduh‟ dan harus diwarnai dengan

sentuhan kebaikan, politik selama ini hanya kerap kali diwarnai oleh individu-

individu yang tidak pernah memikirkan moral dan kemaslahatan umat. Para ulama

mencoba meniru praktik politik yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW

dimana beliau bukan hanya pemimpin agama dan spiritual tetapi juga kepala

negara dan pemimpin politik pada masa itu. Oleh karena itu ulama tidak bisa

hanya berdiam diri tetapi juga harus mampu menjadi pemimpin publik.4

3 Wawancara Pribadi dengan Adi Prayitno pada tanggal 14 Juni 2017.

4 Wawancara Pribadi dengan Adi Prayitno pada tanggal 14 Juni 2017.

Page 57: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

44

B. Kedekatan Masayarakat Depok dan Ulama

Depok merupakan kota modern, maju dan dekat dengan Jakarta. Tapi

pada saat yang sama suasana kebatinan dan kebangsaannya masih seperti di

kampung dimana tokoh tradisional masih dianggap tokoh kunci dalam

menyampaikan kebaikan.

Gambar IV. 1. Pendukung Idris-Pradi di lapangan Irekap

Sumber : Pojok Jabar

Gambar diatas menjalaskan bahwa masyarakat Depok sangat antusias

menyambut calon Walikota Idris Abdul Shomad yang juga merupakan seorang

ulama, hal ini menjelaskan bahwa walaupun kota Depok merupakan kota yang

modern dan menjadi penyanggah Jakarta, tidak serta merta menghilangkan

suasana kebatinan masyarakat Depok yang sangat religius.5

Pada saat Nur Mahmudi menjadi Walikota periode yang lalu. Nur

Mahmudi bukan hanya dianggap sebagai Walikota tapi juga sebagai ulama oleh

masyarakat. Ini membuktikan walaupun Depok sudah menjelma menjadi kota

modern, namun daya tarik ulama masih sangat besar bagi masyarakatnya. Kota

5 Wawancara Pribadi dengan Adi Prayitno pada tanggal 14 Juni 2017.

Page 58: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

45

boleh saja modern tapi nilai kegamaan rupanya tak bisa dilepaskan dari kehidupan

sosial maupun politik. Hal ini diperjelas oleh Adi Prayitno sebagai berikut:

Saya kira respon ulama cukup kuat, Depok inikan modern, maju dan

bersebelahan dengan Jakarta. Tapi pada saat yang bersamaan suasana kebatinan

dan kebangsaannya itu masih agak kampung karena masyarakatnya masih urban

dimana misalnya tokoh tradisional seperti ulama itu masih dianggap sebagai

tokoh kunci untuk menyampaikan kebaikan. Itu terbukti misalnya, Nur Mahmudi

bukan hanya Walikota biasa tapi dia dianggap sebagai ustad dan ulama, itu

menunjukan bahwa daya tarik ulama seperti dikota Depok masih menjadi suatu

hal yang sangat luar biasa dalam masyarakat Depok. Itu artinya meski Depok ini

maju, ada kampus UI dan infrastrukturnya juga modern tapi di Depok ini karena

dia menjadi bagian dari Jawa Barat, masyarakatnya cukup religius. Boleh modern

tapi nilai-nilai keagamaan tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan sosial politik

mereka dan kita bisa lihat secara umum bahwa Jawa Barat itu nuansa

keislamannya cukup kuat karena Jawa Barat ini dianggap sebagai tempat terakhir

dimana ajaran islam itu disebarkan. Makanya kemudian sentimen keagamaan dan

religius sentimen dibanyak tempat di Jawa Barat cukup kuat termasuk di Depok.

Bukti nyata adalah kenapa misalnya, terpilihnya Nur Mahmudi secara berturut-

turut jadi kepala daerah. Itu turut menjelaskan bahwa Nur Mahmudi ini adalah

seorang ustad dan kemudian dilanjutkan oleh Idris itu sebagai selah satu bukti

karena dia dianggap sebagai ustad, dianggap sebagai orang yang ngerti agama

ketimbang calon yang lain yang sekuler. Makanya dia kemudian yang relatif

dipilih oleh warga Depok. Itu menunjukan bahwa sekalipun Depok ini beririsan

dengan Jakarta tapi masyarakatnya cukup religius bahwa modernitas tidak serta

merta menghilangkan nilai-nilai keagamaan yang dimiliki oleh masyarakat

Depok. Biasanya kalau orang sudah modern nilai agama cenderung ditinggalkan

dan akan cenderung lebih memilih pemimpin yang sekuler, pemimpin yang tidak

beririsan dengan agama. Tapi di Depok karena dia tinggal di Jawa Barat nuansa

religiusitasnya tidak bisa dihilangkan begitu saja. Boleh modern tapi nilai agama

masih menjadi suatu hal yang harus diperhatikan oleh mereka, sebab itulah figur-

figur yang ada di Depok selama kontestasi yang pernah ada kalo saya cek, ustad-

ustad itu ataupun terindikasi memiliki paham keagamaan ulama tertentu itu

biasanya memiliki daya tarik bagi masyarakat Depok. Beda dengan Tangsel, di

Tangsel biasanya ulama tidak terlalu menjadi daya tarik ataupun tidak terlalu

laku, karena masyarakatnya sudah sekuler. Agama sudah mulai dicoba untuk

dipisahkan, atribut-atribut agama mencoba untuk dijauhkan dari hal-hal politik.6

Depok sebagai kota yang religius sudah melekat sejak zaman

kepemimpinan Walikota Badrul Kamal. Setiap periode pemerintahan kota Depok,

selalu disisipkan unsur agama agar citra Depok sebagai kota yang religius tidak

hilang. Dalam melakukan pembangunan, Walikota Depok tidak mau kebablasan

6 Wawancara Pribadi dengan Adi Prayitno pada tanggal 14 Juni 2017.

Page 59: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

46

yakni maju secara fisik tetapi mundur secara moral. Dengan pembangunan yang

bernuansa nilai religius diharapkan Depok bisa melakukan pembangunan yang

maju secara fisik maupun moral.

C. Proses dan Kemenangan Idris-Pradi

Ulama sebagai pemimpin dalam agama Islam punya peran dan pengaruh

dalam kehidupan masyarakat, lebih-lebih bila kultur dan budaya masyarakatnya

religius seperti kota Depok. Sisi religius masyarakat ini semakin mengkristalisasi

peran dan pengaruh ulama, karena setiap apa yang dikatakan dan dilakukan akan

secara mudah diterima oleh masyarakat.

Gambar IV. 2. Pertemuan Idris Abdul shomad dengan para ulama

Sumber: Republika.co.id

Semangat keislaman kota Depok tidak hanya bersifat formalitas di KTP.

Tetapi lebih dari itu, semangat keislaman kota Depok terbawa dalam kehidupan

sehari-hari. Semangat keislaman masyarakat Depok juga berpengaruh terhadap

pilihan politik mereka dalam Pemilukada. Masyarakat kota Depok yang religius,

tentu menginginkan pemimpin yang religius juga.

Page 60: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

47

Tabel IV. 1. Pemilh dan Pengguna Hak Pilih kota Depok

No. Pemilih dan Pengguna

Hak Pilih

Laki-laki Perempuan Total

1. Pemilih 605.352 611.890 1.225.163

2. Pengguna Hak Pilih 321.633 363.662 696.358

3. Partisipasi 53,13% 59,43% 56,84%

Sumber: KPUD Depok7

Melihat tabel diatas, jumlah suara sah pengguna hak pilih masyarakat kota

Depok laki-laki maupun perempuan yaitu 662.891 suara, sedangkan jumlah suara

tidak sah pada Pemilukada kota Depok Tahun 2015 yaitu 29.091 suara. Dapat

dikatakan bahwa sekitar 95,80% suara dinyatakan sah oleh Komisi Pemilihan

Umum kota Depok.

Terdapat sejumlah peran ulama yang turut andil dalam hasil penghitungan

tersebut. Hal ini diperkuat dengan temuan penulis di lapangan dalam wawancara

singkat dengan Ir. Poltak Hutagaol yang pada saat Pemilukada Depok 2015

menjadi Wakil Ketua Tim Pemenangan Dimas-Babai:8

secara survey kami terakhir pasangan kami berada di posisi 43% , sementara

pasangan idris 37% , dan masih ada masyarakat sekitar 20% yang belum

menentukan pilihan. Sementara dalam sejarah pilkada untuk 20% orang yang

belum menentukan pilihan itu sulit bagi pasangan calon untuk meraup 20%nya.

Yang paling bisa maksimum dengan bekerja keras, mati-matian, bagikan duit dan

lain sebagainya paling hanya akan mendapat 10%. Tetapi kenyataannya seolah-

olah 20% pemilih yang mengambang ini lari ke Idris, dan tidak terlepas dari

dukungan-dukungan ulama. Itu juga yang dikatakan oleh pak Dimas pada sesi

wawancara di metro tv, pertanyaanya sama “apa penyebab yang membuat anda

kalah pada pemilukada?” jawabannya sama yaitu isu agama. Saya nonton itu.

7 Diakses dari http://kpud-depokkota.go.id/ pada tanggal 20 Oktober 2017 pukul 16:32

8 Wawancara pribadi dengan Ir. Poltak Hutagaol pada tanggal 14 September 2017

Page 61: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

48

Selain itu, Hal ini juga diperkuat dengan temuan penulis dilapangan

dengan melakukan wawancara pribadi bersama Moh. Hafid Nasir selaku

sekretaris umum tim sukses Idris-Pradi:9

selain karena faktor incumbent, sekitar 40% kemenangan Idris-Pradi karna ada

pula dukungan ulama, bahkan beliau mendeklarasikan untuk mendukung Pak

Idris, tapi saya tidak bisa menyebutkan namanya. Yang jelas para ulama ini

punya pengikut sebagaimana pemilukada seperti di DKI saya fikir sangat wajar

karena ini merupakan bagian dari dinamika politik, dinamika dari sebuah proses

demokrasi, pesta demokrasi, bagaimana kita bisa saling mempengaruhi pemilih

untuk memilih kita.

Mereka juga melakukan berbagai macam survey isu yang masih diminati

di kota Depok, yang lima tertinggi salah satunya adalah isu religius. Selain itu

perlu diketahui bahwa di Depok masih banyak berbagai organisasi yang

bernuansa Islam seperti NU dan Muhammadiyah. Meskipun bukan organisasi

politik, kedua organisasi ini memiliki peran yang signifikan bagi masyarakat kota

Depok, hal inilah yang membuat tim sukses Idris-Pradi memanfaatkan ulama

untuk mendongkrak jumlah pemilih Idris-Pradi.10

Ulama identik dengan massa yang cukup banyak seperti pesantren dan

sekolah Islam, massa pengikut tersebut umumnya akan mengikuti apa yang dipilih

oleh pemimpin atau ulama yang diikutinya. Oleh karena itu tim sukses Idris-Pradi

membidik ulama sebagai komoditas politik demi kemanangan Idris-Pradi. Salah

satu strategi kemenangan Idris-Pradi adalah dengan menggabungkan strategi dari

PKS dan NU yang merupakan basis dari Idris Abdul Somad. Tim sukses

menggunakan NU untuk meraih dukungan masyarakat Islam tradisional,

9 Wawancara pribadi dengan Moh. Hafid Nasir pada tanggal 15 Agustus 2017.

10 Wawancara pribadi dengan Moh. Hafid Nasir pada tanggal 15 Agustus 2017.

Page 62: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

49

sedangkan PKS digunakan untuk meraih dukungan masyarakat Islam menengah.11

Adapun daftar nama ulama-ulama yang aktif di PC NU kota Depok sebagai

berikut:

Tabel IV. 2. Struktur Musytasyar PC NU kota Depok

No. Nama Pengurus (Musytasyar)

1. H. Yuyun Wirasaputra

2. KH. Abdurrahman Nawi

3. KH. Syihabuddin Ahmad

4. KH. Djundan Suwarman

5. KH. Maisar Yunus

6. Dr. KH. A.Dimyati Badruzzaman, MA

7. Dr. KH. Luqman Hakim, MA

8. HB. Ahmad Umar Al-Attos

9. KH. Bahrudin

10. KH. TB. Iin Dhiyauddin, SH

11. KH. Asmawi

12. KH. Baidhowi Adnan

13. KH. Abdullah Ya‟qub

14. KH. Taufiq Syam

15. KH. Ahmad Damanhuri, LC

16. KH. Burhanuddin MZ

17. KH. Abudin Shomad, S.Pdi

18. HB. Ali Al-Attos

19. Dr. H. Eddy Susanto

Sumber : pcnudepok.blogspot.co.id

11

Wawancara pribadi dengan Moh. Hafid Nasir pada tanggal 15 Agustus 2017.

Page 63: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

50

Tabel IV. 3. Struktur Pengurus Syuriah PC NU kota Depok

No. Nama Pengurus (Syuriah) Jabatan

1. KH. Zainuddin Ma‟shum Ali Rois

2. KH. M. Abdul Mujib Wakil Rois

3. KH. Encep Hidayat, MA Wakil Rois

4. KH. Deny Abdurrohim Wakil Rois

5. KH. Muh. Junaidi HMS Wakil Rois

6. KH. Moh. Hariruddin Wakil Rois

7. KH. Kurtubi Nafis, Lc Wakil Rois

8. KH. A. Kandi Rodhin Wakil Rois

9. KH. M. Yusuf Hodayat Katib

10. KH. Fathuri Wahmad, MA Wakil Katib

11. KH. Asnawi Ridwan Wakil Katib

12. KH. Zein Rofiq F, Msi Wakil Katib

13. Ust. Azman Ridho Wakil Katib

14. Ust. H. Asnawi Syafi‟i Wakil Katib

Sumber : pcnudepok.blogspot.co.id

Page 64: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

51

Tabel IV. 4. Struktur Pengurus Tanfidyah PC NU kota Depok

No. Nama Pengurus (Tanfidyah) Jabatan

1. Raden Salamun Adiningrat, S.Sos.I, S.Pd Ketua

2. Nasihun Syahroni, SE Wakil Ketua

3. H. Eddy Faisal Wakil Ketua

4. Slamet Riyadi Wakil Ketua

5. Drs. H. A. Cholik Mawardi, M.Ag Wakil Ketua

6. HB. Abdillah, SE, M.Si Wakil Ketua

7. Dr. Nurwahidin, MS, MA Wakil Ketua

8. Dr. Muh. Arief Budiman Wakil Ketua

9. Achmad Solechan, M.Si Wakil Ketua

10. Idham Darmawan, SE, M.Si Sekertaris

11. Muhammad Abduh, S.Ag, MM Wakil Sekertaris

12. Triyono, S.Sy Wakil Sekertaris

13. Ust. H. Mujawwid, S.Ag, MM Wakil Sekertaris

14. Abdurrahman, SE Wakil Sekertaris

15. Drs, Mardi Wakil Sekertaris

16. Drs. H. A. Bukhori Ismail, MM Bendahara

17. H. Indra Lesmana, S.Sos Wakil Bendahara

18. Abdul Rokhim, S.Pd, MM Wakil Bendahara

19. Ir. Abdul Haer Wakil Bendahara

Sumber : pcnudepok.blogspot.co.id

Page 65: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

52

Tabel IV.5. Struktur Pengurus A’WAN PC NU kota Depok

No. Nama Pengurus (A’WAN)

1. KH. A. Fachrudin Murodih

2. Ust. Drs. Abdul Hamid

3. H. Maksum, S.Pd

4. Ust. H. Jalaluddin

5. KH. Ma‟mur Murod

6. KH. Abdullah Syafe‟i

7. Drs. H. Yayat Ruchyat

8. Ust. H. Hasan Basri, S.Ag

9. Ust. Abdul Kohar Hamim

10. H. Abdul Halim

11. Drs. H. II Naseri, MM

12. Dr. KH. Bazrakh H. MA

13. Dr. H. Suyanto

14. Drs. Moh Lutfi

15. Drs. Muslih Amin

Sumber : pcnudepok.blogspot.co.id

Berdasarkan data yang didapatkan oleh penulis dapat diprediksi bahwa

mayoritas ulama NU kota Depok memberikan pilihan dukungannya kepada

pasangan Idris-Pradi, hal ini diperkuat oleh temuan penulis dilapangan

berdasarkan wawancara pribadi dengan KH. Asnawi Ridwan selaku salah satu

pengurus Syariah PCNU kota Depok:12

Kalo saya lihat persenannya dari pengurusnya itu bisa dibaca bahwa sekitar 60%

ke Pak Idris, 20% ke Pak Dimas, dan 20% terakhir itu netral. Kenapa lebih

banyak ke Pak Idris, ya karena Pak Idris ini mempunyai cukup kedekatan

emosional di NU itu sendiri, selain itu Pak Idris juga merupakan figur seorang

ulama juga yang kemudian membuatnya mempunyai basis massa dikalangan

ulama-ulama NU walaupun tidak semuanya, karena kalo dari pihak Pak Dimas

12

Wawancara Pribadi dengan KH. Asnawi Ridwan pada tanggal 14 September 2017.

Page 66: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

53

dan Pak Babai, Pak Babai yang punya kedekatan dengan ulama-ulama NU

namun tidak sebanyak Pak Idris. .

Jika kita bicara tentang NU, sangat erat kaitannya dengan PKB yang pada

fenomena ini justru mendukung pasangan lawan yakni Dimas-Babai. NU memilih

lebih mendekat kepada Idris-Pradi karena faktor kedekatan ulama, bukan

kedekatan partai. Walaupun NU memiliki hubungan yang erat dengan PKB tidak

lantas membuat NU mendukung Dimas-Babai seperti yang dilakukan PKB. hal ini

juga diperkuat oleh pendapat KH. Asnawi Ridwan:

Yaa selama ini tata kelola PKB di Depok ini lemah, jadi peran ulama pun kurang

signifikan kalo di Depok, karena PKB di Depok sendiri tidak berdaya, Cuma satu

kursi, apanya yang diandalkan, jadi PKBnya itu kurang greget disini.13

Selain ulama-ulama NU, Timses Idris-Pradi juga mendeketati organisasi

keislaman seperti Muhammadiyah dengan mengunakan figur Idris yang

merupakan sebagai ulama. Meskipun bukan organisasi politik, organisasi ini

memiliki peran yang signifikan bagi masyarakat kota Depok, adapun struktur

pengurus Muhammadiyah Depok Periode 2010-2015.

13

Wawancara Pribadi dengan KH. Asnawi Ridwan pada tanggal 14 September 2017.

Page 67: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

54

Tabel IV.6. Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Depok 2010-2015

No. Nama Jabatan

1. Drs. H. Farkhan AR Ketua

2. Drs. H. Muh. Muslim Wakil Ketua

3. Ir. H. Syamsul Kamar, M.Sc. Wakil Ketua

4. Drs. Syahminan Lubis Wakil Ketua

5. H. Tazmaludin Eldaad, S.Thi. Wakil Ketua

6. Drs. H. Achmad Jubaedi, MBA WakilKetua

7. Drs. H. M. Sulthon WakilKetua

8. Drs. Mahmud Yunus WakilKetua

9. Dr. Ir. H. Muchdie, M.S. WakilKetua

10. Drs. H. M. Achmadi Yusuf Sekretaris

11. Drs. Nasrudin Wakil Sekretaris

12. H. Idrus Yahya Bendahara

13. Dr. H. Heri Solehudin, MM Wakil Bendahara

14. Endang Mintarja, MA Ketua Majelis Tarjih dan

tajdid

15. Drs. Agus Salim Ketua Majelis Tabligh dan

Dakwah Khusus

16. Sutarsa,M.Pd Ketua Majelis Pendidikan

Dasar dan Menengah

17. Muhtadin Tyas,S.Pd Ketua Majelis Pendidikan

Kader

18. Ahmad Tamami Husain Ketua Majelis Ekonomi

dan Kewirausahaan

19. H.Zaenal Abidin Ketua Majelis Waka dan

ZIS

20. Dr.Al Bahri Husin Ketua Majelis Kesehatan

dan Kesejahteraan

Masyarakat

Sumber: Diakses dari depok-kota.muhammadiyah.or.id

Page 68: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

55

Tabel IV.7. Pimpinan Organisasi Otonom Tingkat Daerah Kota Depok

No. Nama Jabatan

1. Hj. Warnisma, M.Pd. Ketua Pimpinan Daerah

Aisyiyah Kota Depok

2. Ali Wartadinata Ketua Pimpinan Daerah

Pemuda Muhammadiyah

Kota Depok

3. Sumiyati, S.Pd. Ketua Pimpinan Daerah

Nasyi‟atul Aisyiyah Kota

Depok

4. Baharudin Muhammad Idzhar,S.SI. Ketua Pimpinan Daerah

Ikatan Pelajar

Muhammadiyah Kota

Depok

5. Mulani MK Ketua Pimpinan Daerah

083 Tapak Suci Putera

Muhammadiyah Kota

Depok

6. Ketua Kwartir Daerah

Hizbul Wathan Kota

Depok

7. Muhajjjir Aslamy Ketua Pimpinan Cabang

Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah Kota

Depok

Sumber: Diakses dari depok-kota.muhammadiyah.or.id

Page 69: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

56

Tabel IV.8. Pimpinan Cabang Muhammadiyah Se Kota Depok

No. Nama Jabatan

1. Drs. H.Idrus Yahya Ketua PC Muhammadiyah

Beji

2. Dr.Ir.H.Heri Solehudin Ketua PC Muhammadiyah

Cimanggis

3. Abdul Mutaqien,S.Ag Ketua PC Muhammadiyah

Depok Barat

4. Dr.Al Bahri Husin Ketua PC Muhammadiyah

Limo

5. Dr. Ir.H. Sudarto, M.Sc. Ketua PC Muh.

Pancoranmas

6. H.Tajmaludin , S,Thi. Ketua PC Muhammadiyah

Sawangan

7. Drs. H. Muh. Sulton Ketua PC Muhammadiyah

Sukmajaya

Sumber: Diakses dari depok-kota.muhammadiyah.or.id

Selain figur Idris sebagai ulama, Pradi juga merupakan penasehat

pimpinan daerah Muhammadiyah kota Depok periode 2016-2020. Hal ini yang

menjadi faktor mayoritas ulama-ulama Muhammadiyah mendukung pasangan

calon Idris-Pradi pada pemilukada Depok 2015. Selain itu penulis juga

mendapatkan temuan dilapangan dalam kesempatan wawancara singkat dengan

KH. Farkham AR selaku Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah Depok:

Yang pertama kita melihat calonnya dulu, pak idris sebagai ulama namun pak

pradi saya anggap tidak ulama. Nah pasangan satu lagi yaitu Pak Dimas saya

kira bukan ulama, dan Pak Babai menurut ukuran kita juga mohon maaf

bukan ulama, tapi memang secara keseluruhan kondisi Depok itu memang

religiusitasnya cukup tinggi disini, kepercayaan masyarakat terhadap ulama

juga cukup tinggi seperti arifin ilham dan mamah dedeh juga disini, banyak

juga pondok-pondok pesantren juga banyak. Jadi tokoh semacam ulama itu

masih melekat dimasyarakat Depok. Kita sangat bersyukur karena pasangan

Page 70: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

57

ini yang diterima oleh masyarakat, Alhamdulillah yang terpilih merupakan

seorang ulama, karena dia juga sekum di MUI sementara saya menjadi ketua

komisi harian MUI, dalam perjalanannya pak pradi juga merupakan anak

muhammadiyah sekolahnya juga di muhammadiyah, dan akhirnya menjadi

penasihat pimpinan daerah muhammadiyah Depok.14

Jika berbicara soal Muhammadiyah sangat erat kaitanyya dengan PAN,

layaknya NU dengan PKB seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Tapi dalam

fenomena ini para ulama Muhammadiyah lebih memilih pasangan Idris-Pradi

ketimbang Dimas-Babai karena dua alasan. Pertama, Idris nampaknya memang

memiliki otoritas kharismatik di kalangan ulama Muhammadiyah, karena alasan

Muhammadiyah memilih Idris adalah karena sosok Idris yang merupakan ulama

yang diharapkan mampu membumi dan memimpin kota Depok. Alasan kedua

adalah, wakil Idris yaitu Pradi merupakan kader Muhammadiyah yang bahkan

sekarang menjadi Penasehat Pimpinan Daerah Muhammadiyah kota Depok

periode 2016-2020. Inilah alasan mengapa mayoritas ulama Muhammadiyah

memilih pasangan Idris-Pradi dan bukan Dimas-Babai.

Disamping itu, adanya pertemuan intensif dikalangan para ulama Depok

baik yang aktif secara formal dan struktural dilembaga keulamaan (MUI) tingkat

kota Depok maupun mereka yang hanya terlibat secara kultural. Pertemuan

tersebut dinamakan Forum Silaturrahmi Ulama Depok, pertemuan itu dilakukan

secara berkala sesuai dengan kebutuhan dan eskalasi politik menjelang

Pemilukada. Berikut adalah Susunan Pengurus MUI kota Depok masa bakti 2014-

2019:

14

Wawancara pribadi dengan KH. Farkhan AR pada tanggal 20 September 2017.

Page 71: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

58

Tabel IV.9. Dewan Penasihat MUI kota Depok

No JABATAN NAMA

I. DEWAN PENASIHAT

1. Ketua KH. A. Shomad Rahman

2. Wakil Ketua Drs. KH. Mudjahid AK, M.Sc

3. Wakil Ketua Drs. H. Yuyus WS

4. Wakil Ketua KH. Syihabudin Ahmad

5. Wakil Ketua H. Ikbal Khan

6. Anggota Dr. H. Nurwahidin, M.Ag

7. Anggota Drs. KH. Wazir Nuri

8. Anggota KH. Tb Iin A Dhiyauddin, SH

9. Anggota KH. Ketut H Daimuddin, MM

10. Anggota KH. Bahrudin Anwar

11. Anggota KH. Maisar Yunus

12. Anggota KH. Baidhowi Adnan

13. Anggota Habib Muhsin Ahmad Alatas

14. Anggota Habib Muhsin Al Hinduan

15. Anggota KH. Lukman Hakim

16. Anggota Drs. H. Cholik Mawardi M, Ag

Sumber: Dokumen Majelis Ulama Indonesia kota Depok

Page 72: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

59

Tabel IV.10. Pengurus Harian MUI kota Depok

Sumber: Dokumen Majelis Ulama Indonesia kota Depok

Dengan melihat tabel diatas, mayoritas ulama MUI kota Depok

memberikan pilihan dukungannya kepada pasangan Idris-Pradi berdasarkan

No Jabatan Nama

1. Ketua Umum Dr. KH. Ahmad Dhimyathi Bz, MA

2. Ketua Dr. KH. M. Idris Abdul Shomad, MA

3. Ketua Drs. KH. Zainudin Maksum Ali

4. Ketua KH. Abdullah Ya‟kub

5. Ketua Dr. KH. Muslih A. Karim, MA

6. Ketua Drs. KH. Farkhan AR

7. Ketua Drs. KH. Bahrudin Thoyib

8. Ketua Drs. KH. Abdullah Syafii, MM

9. Ketua Drs. H. Hasan Bisri

10. Ketua Dr. Ir. H. Ahmad Nawawi, MA

11. Sekertaris Umum Dr. H. Nurwahidin, M.Ag

12. Sekertaris Kostia Permana, SE

13. Sekertaris Drs. H. Yayat Ruhiyat, MM

14. Sekertaris Drs. H. Mukhtar Syarih

15. Sekertaris H. Khairullah Ahyari, S.Si

16. Bendahara Umum KH. Uung Ainun Najib, S.Ag

17. Bendahara Dian Efendi Hasya, MM

Page 73: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

60

kedekatan emosional sebagai sesama pengurus MUI kota Depok, hal ini diperkuat

oleh temuan penulis dilapangan berdasarkan wawancara pribadi dengan H.

Khairullah Ahyari selaku salah satu sekertaris di MUI kota Depok:15

menurut saya sangat wajar apabila sejumlah pengurus MUI kota Depok

menjatuhkan pilihan politik pada Kiai Idris, karena beliau adalah pengurus MUI

juga. Perkiraan saya sekitar 70% ulama-ulama MUI bersimpati ke beliau.

Aktivitas ini didukung oleh para ulama dengan pertimbangan dan

kalkulasi politik yang menguntungkan bagi keterpilihan calon pemimpin yang

berasalkan dari kalangan internal ulama yaitu Idris Abdul Shomad. Forum itu

sendiri, tidaklah bersifat mengikat namun sebatas forum silaturrahmi ulama yang

bersimpati dan memberikan dukungan kepada pasangan calon Idris-Pradi.16

Forum ini dibentuk sebagai satu langkah untuk memperkuat pemenangan

pasangan Idris-Pradi melalui gerakan dakwah kultural dalam bentuk ceramah dan

silaturrahmi ulama dengan para jamaah yang dilakukan secara terus menerus pada

setiap kesempatan rutin yang mereka lakukan. Seperti pengajian mingguan,

tengah bulanan, atau bulanan. Selain itu para ulama juga membagikan kalender

dan striker kepada masyarakat, namun tidak ada unsur paksaan untuk masyarakat

agar memilih pasangan Idris-Pradi. Pertemuan intensif para ulama dalam forum

ini dihadiri oleh para ulama yang cukup berpengaruh dari berbagai kawasan yang

ada dikota Depok. Setiap personal ulama yang kembali pada komunitas

jamaahnya selain menyampaikan ceramah keagamaan juga menyelipkan ajakan

rasional kepada para jamaah untuk memilih pasangan yang berasal dan didukung

15

Wawancara Pribadi dengan Khairullah Ahyari pada tanggal 14 Juni 2017. 16

Wawancara Pribadi dengan Ade Yusuf Mujaddid pada tanggal 27 juli 2017.

Page 74: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

61

oleh para ulama yaitu pasangan Idris-Pradi.17

Bahkan Ketua Dewan Penasihat

MUI, K.H Abdul Shomad Rahman terang terangan menyatakan dukungannya di

media sebagai berikut:

Gambar IV. 3. KH. Abdul Shomad Rahman, ulama karismatik Depok

mendukung KH. Idris Abdul Shomad

Sumber: www.indorayanews.com

Gambar diatas menjelaskan bahwa ulama kharismatik di kota Depok yaitu

KH Abdul Somad Rahman menyatakan dukungannya terhadap pasangan Idris-

Pradi. Selain ulama yang sangat disegani di kota Depok, ia juga merupakan Ketua

Dewan Penasihat MUI Kota Depok. KH Abdul Somad Rahman menyatakan

bahwa Idris memiliki pengalaman di pemerintahan dan hal inilah yang

membuatnya mantap memilih Idris. Beliau juga mengatakan bahwa ia yakin Idris

dapat mengemban amanah untuk memimpin dan menyejahterakan kota Depok.18

Dikatakan oleh Adi Prayitno, ada banyak faktor yang memengaruhi

kemenangan Idris-Pradi. Pertama, adalah faktor incumbent. Rata-rata incumbent

17

Wawancara Pribadi dengan Ade Yusuf Mujaddid pada tanggal 27 juli 2017. 18

K.H Abdul Shomad Rahman Ulana Kharismatik Depok Dukung Idris, terdapat di:

http://www.indorayanews.com/2015/08/kh-abdul-shomad-rahman-ulama-karismatik.html, diakses

pada 28 September pkl 20.18.

Page 75: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

62

mampu meraih persentase sebanyak 65-70%. Kedua adalah mesin politik. Mesin

politik disini maksudnya adalah partai politik. Dimana mesin politik yang

mendukung Nur Mahmudi pada periode sebelumnya mendukung Idris-Pradi.

Mesin politik Nur Mahmudi Ismail selama ini berjalan dengan baik dan basisnya

sangat kuat, sehingga pasangan Idris-Pradi dapat memenangkan Pemilukada

dengan mudah. Ketiga adalah faktor pengusung yakni PKS. Di kota Depok ini

PKS memiliki solidaritas yang sangat kuat dan di atas rata-rata, walaupun PKS

hanya berkoalisi dengan sedikit partai, hal inilah yang menjadikan Idris-Pradi

tetap menang di kota Depok. Sementara itu lawannya yang memiliki koalisi

gemuk, tapi partai-partai dalam koalisi tersebut diwarnai perpecahan di dalamnya,

jadi tidak akan efektif dalam meraih dukungan. Keempat adalah faktor figur

pribadi Idris Abdul Somad. Figur Idris yang incumbent , yang sebelumnya adalah

Wakil Walikota Depok, disamping itu Idris Abdul Shomad merupakan seorang

ulama yang sepak terjangnya positif ditengah-tengah umat.19

Koalisi kubu Idris-Pradi yang kuat karena mendapatkan warisan dari tim

sukses sebelumnya yakni Nur Mahmudi. Mayoritas madrasah, sekolah, dan

pesantren di kota Depok mendukung Idris-Pradi karena sosok beliau yang juga

ulama. Banyak sekolah-sekolah di Depok yang berafiliasi dengan PKS, hal ini

semakin memudahkan kemenangan pasangan Idris-Pradi.

Ketika PKS mengusung Idris-Pradi, ulama-ulama di kota Depok ada yang

menyatakan dukungan secara terang-terangan dan ada juga yang lebih memilih

untuk bergerak di bawah tanah (underground) dan tidak terlihat di permukaan.

19

Wawancara Pribadi dengan Adi Prayitno pada tanggal 14 Juni 2017.

Page 76: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

63

Yang bergerak di permukan hanyalah ulama-ulama yang tergabung didalam tim

sukses, partai pengusung, koalisi, dan relawan. Para ulama ini kerap melakukan

kampanye door to door, person to person, dan ada juga ulama-ulama yang

menyampaikan ajakan-ajakan atau anjuran untuk memilih pasangan Idris-Pradi

dalam pengajian majlis ta‟lim bapak-bapak atau ibu-ibu, kemudian mereka

mempromosikan Idris-Pradi sebagai sosok yang layak dipilih.20

Dapat dikatakan

para ulama ini berperan melalui peran kultural. Selain itu para ulama ini juga

biasanya berkampanye ke jaringan sekolah, keluarga, dan pertemanan dan

ternyata hal ini jauh lebih efektif dari pada kampanye biasa, setidaknya bagi

fenomena kemenangan Idris-Pradi pada Pemilukada 2015.

Selain tim sukses dan pendukung yang solid dan kuat, Idris-Pradi juga

memiliki visi dan misi atau janji-janji politik yang akan dilakukan apabila mereka

menang diantaranya menjadikan kota Depok menjadi kota yang religius meliputi

memberi perhatian lebih terhadap masjid, pesantren, serta pendidikan Islam.

Selain itu ada juga program yang menyentuh segmen UMKM.21

D. Analisis terhadap Kemenangan Idris-Pradi

Tidak dapat dipungkiri bahwa pada zaman sekarang ini ulama memiliki

peran yang sangat signifikan dalam politik di Indonesia. Abdul Qadir Jailani

dalam bukunya yang berjudul Peran Ulama dan Santri menjelaskan ada dua jenis

peran yang dilakukan dalam ranah politik.

20

Wawancara Pribadi dengan Ade Yusuf Mujaddid pada tanggal 27 juli 2017. 21

Wawancara Pribadi dengan Ade Yusuf Mujaddid pada tanggal 27 juli 2017.

Page 77: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

64

Yang pertama adalah peran formal dimana ulama berperan sebagai sosok

politisi yang terjun langsung dalam sistem politik. Dalam hal ini ulama turut serta

dalam melaksanakan kegiatan politik contohnya menjadi anggota partai politik,

anggota Dewan Perwakilan Rakyat, kampanye politik, dan lain-lain.

Perwujudan peran formal dalam fenomena Pemilukada kota Depok Tahun

2015 adalah beberapa ulama kota Depok terjun langsung dalam konstelasi politik.

Seperti Idris sendiri yang terjun langsung mencalonkan diri sebagai calon

walikota Depok. Kemudian ada Abdul Shomad Rahman yang menjabat sebagai

Ketua Dewan Penasihat MUI yang secara terang-terangan menyatakan

dukungannya terhadap Idris dan Pradi.

Peran yang kedua adalah peran nonformal. Dalam hal ini ulama tetap

berperan sebagai ulama namun tidak dapat dikatakan sebagai politisi namun

secara sosial memiliki peran dalam lingkungan politik.22

Dalam fenomena

Pemilukada kota Depok Tahun 2015 dapat dikorelasikan bahwa para ulama

melibatkan diri dalam memberi dukungan terhadap Idris-Pradi namun tidak secara

terang-terangan. Dukungan diberikan dengen cara menyisipkan isi ceramah

mereka di lembaga pendidikan, pesantren, maupun majelis-majelis untuk memilih

pemimpin yang berlatar belakang ulama seperti Idris. Gerakan para ulama ini

lebih bertujuan untuk mengajak masyarakat memilih pemimpin yang baik agar

kehidupan masyarakat lebih maslahat.23

22

Abdul Qadir Jailani, Peran Ulama dan Santri, (Surabaya: Bina Ilmu, 1994), hal. 135.

23 Wawancara Pribadi dengan Ade Yusuf Mujaddid pada tanggal 27 juli 2017.

Page 78: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

65

Setelah menganalisis bentuk-bentuk peran ulama dalam politik khususnya

pada Pemilukada kota Depok dijelaskan juga analisis melalui teori otoritas

karismatik. Ulama memiliki peran yang sangat penting dalam perpolitikan di kota

Depok, oleh karena itu peran ulama erat kaitannya dengan otoritas karismatik

yang dimiliki para ulama tersebut untuk meraih dukungan.

Otoritas merupakan bagian dari suatu relasi kekuasaan sekaligus

mengandung unsur perintah atau kontrol. Sedangkan karisma memiliki arti

kekuasaan atau kewenangan yang dimiliki seseorang karena sifat karisma yang

dimilikinya. Namun otoritas ini tidaklah dapat dimiliki oleh setiap orang.24

Otoritas dapat hilang apabila seseorang yang memilikinya melakukan kekeliruan

atau kesalahan fatal yang bertentangan dengan norma sosial, norma hukum,

norma adat, terlebih lagi norma agama, sehingga dapat mengakibatkan pandangan

masyarakat terhadapnya ikut berubah.

Otoritas dimiliki seorang ulama sebagai pemuka agama karena sosok

ulama telah terbukti dapat memberikan solusi dalam banyak masalah aspek

kehidupan masyarakat, sehingga kepercayaan dalam masyarakat tumbuh dengan

sendirinya terbentuk. Otoritas karismatik yang dimiliki ulama berkat

konsistensinya mendidik dan memberikan banyak arahan dalam kehidupan sehari-

hari masyarakat.

Karisma yang dimiliki seorang ulama melahirkan otoritas yang sangat

besar pengaruhnya ditengah-tengah masyarakat luas dan dengan sendirinya

muncul respon ketaatan serta sikap hormat umat terhadap ulama. Setiap perkataan

24

Ahmad Abrori “Teori Sosiologi Klasik” (Jakarta: FISIP UIN Syarif Hidayatullah,

2015) hal. 145.

Page 79: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

66

dan sikap ulama akan menjadi acuan atau referensi umat untuk melakukan hal

yang sama. Hal ini bisa terwujud karena ulama sudah memberikan peran yang

nyata dalam kehidupan masyarakat.

Sebagai suatu relasi yang sangat kuat, segala hal yang diperintahkan oleh

seorang ulama maka dengan serta merta umat akan melaksanakan perintah

tersebut. Kalau kita tarik pernyataan ini ke dalam wilayah politik praktis, sebagai

contoh Pemilukada di kota Depok 2015 maka dengan sangat mudah dapat

dikatakan ketika ada perintah ulama kepada umat untuk memberikan dukungan

dan pilihannya pada pasangan calon tertentu dalam kontestasi dan kompetisi

Pemilukada tersebut maka umat akan mengikuti apa yang di minta oleh ulama

tersebut. Hal ini di perkuat oleh pendapat KH. Ade Yusuf Mujaddid, MA dalam

wawancara penulis dengan beliau:25

Secara terbuka mengajak para santrinya mungkin ada, walaupun saya tidak bisa

menyebutkan secara persis, tapi ada juga seorang ustad atau ulama

menyampaikan pengajian di majlis ta‟lim bapak-bapak atau ibu-ibu sering

mereka kemudian menyampaikan ajakan-ajakan atau anjuran untuk memilih

pasangan Idris-Pradi. Itu hak-hak saja dan boleh-boleh saja.

Dalam pernyataan tersebut kita bisa melihat posisi ulama sebagai simpul

perekat hubungan sosial sangatlah penting, sehingga umat ataupun masyarakat

akan terus mendengarkan dan mengikuti apa yang disampaikan oleh ulama

tersebut. Ketika problematika sosial muncul dalam kehidupan interaksi sosial,

maka ulama adalah figur yang sangat diharapkan dapat memberikan jalan keluar

atau solusi untuk mengatasi setiap masalah tersebut.

Disamping itu, ada keyakinan kuat di masyarakat, ulama menempati

kedudukan yang relatif lebih “suci” dan dekat dengan sang Maha Pencipta

25

Wawancara Pribadi dengan Ade Yusuf Mujaddid pada tanggal 27 juli 2017.

Page 80: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

67

dibandingkan dengan masyarakat-masyarakat awam. Keyakinan yang dimaksud

karena adanya faktor “berkah” dari doa-doa yang dipanjatkan oleh para ulama atas

permintaan masyarakat itu sendiri.

Dalam fenomena kemenangan Idris-Pradi pada Pemilukada Depok Tahun

2015, pasangan ini dibantu oleh otoritas karismatik para ulama khususnya di kota

Depok dalam berbagai level dan komunitas. Ulama ini tersebar di berbagai

wilayah, otoritas yang dimiliki para ulama ini didayagunakan juga untuk meraih

dukungan politik bagi Idris-Pradi sehingga mudah untuk meyakinkan masyarakat

untuk memilih pasangan Idris-Pradi. Idris Abdul Shomad yang juga merupakan

seorang ulama memakai lingkaran karisma, artinya selain Idris sendiri sebagai

ulama yang secara otomatis punya karisma, Idris juga mendekati teman-temannya

yang sesama ulama yang semuanya punya karisma untuk bersama-bersama

memenangkan dirinya sebagai Walikota Depok. Hal ini disampaikan juga oleh M.

Supariyono yang merupakan Wakil ketua tim sukses Idris-Pradi dalam wawancara

singkat penulis: 26

“Secara emosi, para ulama dengan Pak Idris merupakan satu almamater, Jadi

karena kesamaan itu yang pada akhirnya insya Allah membuat para ulama mendukung

beliau secara ikhlas.”

26

Wawancara Pribadi dengan M. Supriyono pada tanggal 18 Agustus 2017.

Page 81: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

68

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah membaca beberapa penjelasan diatas mulai dari pernyataan

masalah, pertanyaan masalah, rumusan masalah, kerangka teori, dan membaca

literatur yang ada, serta mengamati pernyataan narasumber mulai dari pengamat

politik, ulama kota Depok, dan tim sukses Idris-Pradi maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada pengaruh ulama terhadap pilihan politik dan pola pikir masyarakat

hal ini bisa diuji melalui teori otoritasnya Max Weber yang

menjelaskan bahwa seseorang bisa mempunyai otoritas yang legitimate

ditengah-tengah masyarakat karena faktor karisma yang mereka miliki,

dan karisma ini bisa diperoleh diantaranya karena punya kelebihan

tertentu, mulai dari ilmu pengetahuannya, spritualitasnya,

idealismenya, dan pemikiran-pemikirannya, itu semua ada ada dalam

diri ulama.

2. Konsep peran dan teori otoritas karismatik terbukti cocok untuk

menganalisis fenomena ini. Dalam konsep peran, ulama mampu

memjalankan perannya dengan baik dalam masyarakat serta dapat

membuat pengikutnya untuk mendukung Idris-Pradi. Ulama juga

terbukti memiliki otoritas karismatik diantara para pengikutnya,

otoritas ini dimanfaatkan oleh ulama di kota Depok untuk

Page 82: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

69

memobilisasi pengikutnya agar ikut memilih Idris-Pradi adar pasangan

tersebut dapat memenangkan Pemilukada kota Depok 2015.

Dengan ini pertanyaan penelitian bagaimana peran politik yang dilakukan

para ulama Depok dalam mendukung Idris Abdul Shomad-Pradi Supriatna pada

Pemilukada kota Depok 2015 dapat dijawab sebagai berikut:

1. Para ulama bergerak menyampaikan dukungannya melalui gerakan-

gerakan underground (bawah tanah), para ulama kerapkali menyisipkan

pesan tersirat kepada publik untuk memilih sosok pemimpin amanah dan

religius. Dimana hal itu merujuk sosok Idris Abdul Shomad. Selain itu

bentuk dukungan yang dilakukan para ulama untuk pasangan Idris-Pradi

terjadi dalam Forum Silaturrahmi Ulama Depok. Ulama yang terkumpul

dalam forum tersebut melakukan kampenye berupa menyisipkan ajakan

kepada masyarakat Depok untuk memilih pasangan Idris-Pradi dalam

kesempatan ceramah, pengajian majlis taklim, dan lain sebagainya. Hal ini

dimanfaatkan para ulama karena ulama masih sangat memiliki karisma

dikalangan masyarakat kota Depok.

2. Para ulama bergerak menyampaikan dukungannya secara terang-terangan.

Selain ulama yang tergabung dalam timses Idris-Pradi, ada juga ulama

yang yang menyampaikan dukungannya secara terang-terangan yaitu KH.

Abdul Shomad Rahman. selain ulama karismatik di kota Depok, ia juga

merupakan Ketua Dewan Penasihat MUI kota Depok. KH Abdul Somad

Rahman menyatakan bahwa Idris memiliki pengalaman di pemerintahan

dan hal inilah yang membuatnya mantap memilih Idris. Beliau juga

Page 83: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

70

mengatakan bahwa ia yakin Idris dapat mengemban amanah untuk

memimpin dan menyejahterakan kota Depok

B. Saran

1. Hendaknya semua elemen bangsa diberikan kesempatan yang sama dan

berimbang untuk ikut serta berpartisipasi dalam praktek demokratisasi di

Indonesia termasuk Pemilukada. Sehingga akan lahir pemimpin yang teruji

dan merakyat setelah melalui peta kompetisi yang sangat ketat dan

bervariasi.

2. Dalam setiap momen pemilu, masyarakat diberikan ruang yang luas untuk

menentukan pilihannya dengan cerdas dan penuh kesadaran. Walaupun

tim sukses pasangan calon berlomba-lomba meraih simpati calon pemilih.

3. Kepada penyelenggara Pemilukada diberbagai tingkatan hendaklah

melaksanakan amanah dan tanggung jawabnya secara jujur dan adil.

Sehingga semua pihak dapat merasakan perlakuan yang sama dan tidak

ada yang dirugikan.

Page 84: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

71

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Abrori, Ahmad. Teori Sosiologi Klasik. Jakarta: FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

2015.

Agustino, Leo. Prihal Ilmu Politik. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007.

Alfian. Menjadi Pemimpin Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2009.

Anwar, Rosehan, dkk. Ulama dalam Penyebaran Pendidikan dan Khazanah

Keagamaan. Jakarta: Proyek Pengkajian dan Pengembangan Lektur Pendidikan

Agama, 2003.

Budiardjo, Miriam. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,

2008.

Effendy, Bahtiar. Islam dan Negara, Transformasi Gagasan dan Praktik Politik Islam

di Indonesia. Jakarta: Paramadina, 2009.

Eksan, Moch. Kiai Kelana: Biografi KH. Muchith Muzadi. Yogyakarta: LKiS, 2000.

Fadli, Ahmad HS. Ulama Betawi (Studi tentang Jaringan Ulama Betawi dan

Kontribusinya terhadap Perkambangan Islam Abad Ke-19 dan 20. Jakarta:

Manhalun Nasyi-in Press, 2011.

Fajri, Ahmad. Ulama dan Politik. Tanggerang: Kenangan Pustaka Indonesia, 2015.

Hansen, George P. Max Weber, Charisma, and The Disenchanment of The World

(Chapter 8). PA: Xlibris, 2001.

Hasyim, Wahid. Mengapa Memilih NU?. Jakarta: PT Inti Sarana Aksara, 1985.

Horikosi, Horiko. Kyai dan Perubahan Sosial. Jakarta: LP3M, 1987.

Ismail, Faisal. Ideologi Hegemoni dan Otoritas Agama Wacana ketegangan Kreatif

Islam dan Pancasila. Yogyakarta: Tiara Wacana, 1999.

K, Septiawan Santana. Menulis Ilmiah Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta:

Yayasan Pustaka Obor, 2010.

Linton, Ralph. Sosiologi suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali, 1984.

Muhajir, Arif. Mohammad Idris, Pengabdian Tiada Henti. Jakarta: Gema Insani, 2017.

Page 85: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

72

Muhtarom, Reproduksi Ulama di Era Globalisasi Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005.

Mujamil, Qomar. Pesantren dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi

Institusi. Jakarta: Erlangga, 2005.

Paul Johnson, Doyle. Teori Sosiologi Klasik dan Modern Jilid 1. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama, 1994.

Patoni, Ahmad. Peran Kiai Pesantren dalam Partai Politik. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2007.

Qadir Jailani, Abdul. Peran Ulama dan Santri. Surabaya: Bina Ilmu, 1994.

Razak, Yusran. Sosiologi Sebuah Pengantar: Tujuan pemikiran Sosiologi Presfektif

Islam. Jakarta: LSA, 2008.

Sanatana, Septiawan, K. Menulis Ilmiah Metodologi Penilitian Kualitatif. Jakarta:

Yayasan Pustakan Obor, 2010.

Salim, Petr dan Yeni Salim. Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Jakarta: Modern

English Press, 1991.

Smith, Donald Eugene. Agama dan Modernisasi Politik. Jakarta: CV. Rajawali, 1985.

Soekanto, Soerjono. Sosiologi: Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press, 2003.

Soekanto, Soerjono. Memperkenalkan Sosiologi. Jakarta: Rajawali, 1982.

Subky, Badruddin. Dilema Ulama dalam Perubahan Zaman. Jakarta: Gema Insani

Press, 1995.

Surbakti, Ramlan. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2010.

Sutopo, HB. Metode Penelitian Kualitatif. Surakarta: UNS Press., 2006.

Tholhah, Muhammad. Ahlussunah Wal-Jama‟ah dalam Presepsi dan Tradisi NU.

Jakarta: Lantabora, 2005.

Turner, Bryan S. Weber and Islam, Vol. II. London: Routledge, 1998.

SKRIPSI

Baizuri, Akhmad. Peran Cendekiawan dalam Transisi Demokrasi Era Reformasi:

Telaah Gagasan Politik Amien Rais dan Nurcholish Madjid FISIP UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta 2010.

Page 86: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

73

Latif, Abdul. N.S, Ulama dan Politik: Peran Ulama dalam Kemenangan Rachmat Yasin

sebagai Bupati Bogor 2008 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta 2013.

Mikail, Ahmad. Ulama sebagai Kekuatan Politik: Peran Ulama Nahdlatul Ulama

dalam Kemenangan Ipong Muchlissonidi Pilkada Langsung Kabupaten Ponorogo

2015. FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2017.

Mustafa, Hadi. Kepemimpinan Karismatik: Studi tentang Kepemimpinan Politik

Megawati Soekarnoputri dalam Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011.

Permana, Arie. Publisitas Politik Pilkada Depok 2015 pada Pasangan Idris-Pradi di

Berita Online www.depoknews.id‟ Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2016.

Ridoi, M. Kekuatan Figur dalam Partati Politik (Studi terhadap Abdurrahman Wahid di

Partai Kebangkitan Bangsa) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta 2016.

Seruni, Laras Sekar. Dkk, laporan penelitian berjudul Propaganda: Studi Kasus Pilkada

Depok, UIN Syarif Hidayatullah 2015.

Sudirman, Kyai sebagai Kekuatan Politik (Studi Kasus Keterlibatan Kyai Dedi Suhandi

pada Pilkada Kabupaten Serang 2010) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(FISIP) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2010.

Internet

“Aher-Dede Reunian Kompak Dukung Idris-Pradi” Diakses dari

http://jabar.pojoksatu.id/depok/2015/12/05/aher-dede-reunian-kompak-dukung-

idris-pradi/ pada tanggal 29 September 2017 pukul 18:40.

“Biografi Muhammad Idris Walikota Depok” Diakses dari www.depok.co.id pada

tanggal 3 Agustus 2017 pukul 22:57.

Dokumen Majelis Ulama Indonesia kota Depok diperoleh pada tanggal 11 September

2017.

“Idris Ingin Jadikan Kota Depok Unggul, Nyaman dan Religius” Diakses dari

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-

nusantara/15/10/26/nwswa4374-idris-ingin-jadikan-kota-depok-unggul-nyaman-

dan-religius pada tanggal 29 September 2017 pukul 20:31.

Page 87: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

74

“Inilah Profil Wakil Walikota Depok Pradi Supriatna” Diakses dari

http://depokrayanews.com/2016/07/08/inilah-profil-wakil-walikota-depok-pradi-

supriatna pada tanggal 21 agustus 2017 pukul 20:44.

“K.H Abdul Shomad Rahman Ulana Kharismatik Depok Dukung Idris” terdapat di:

http://www.indorayanews.com/2015/08/kh-abdul-shomad-rahman-ulama-

karismatik.html, diakses pada tanggal 28 September pkl 20.18.

“ KPUD kota Depok” Diakses dari http://kpud-depokkota.go.id/ pada tanggal 20

Oktober 2017 pukul 16:32

“Otoritas” Terdapat di kbbi.web.id diakses pada tanggal 29 Mei 2017 pukul 11.56.

„Pilkada Depok 2015: Wajah Lama dari PKS, Wajah Baru dari PDI-P‟. diakses dari

http://www.rappler.com, pada tanggal 20 November 2016 pukul 10.34.

“Pilkada Kota Depok, KPU Sahkan Idris–Pradi jadi pemenang.” Terdapat di

http://news.detik.com/ diakses pada tanggal 23 Dec 2015 pukul 16:32.

“Profil Muhammad Idris‟‟ diakses dari www.depok.co.id pada tanggal 3 Agustus 2015

pukul 22.57.

“Struktur PCNU kota Depok” Diakses dari https://pcnudepok.blogspot.co.id/p/blog-

page_6.html pada tanggal 16 September 2017, pukul 07:30.

“Struktur PDM Kota Depok Periode 2010-2015” Diakses dari http://depok-

kota.muhammadiyah.or.id/content-20-sdet-struktur-pdm-kota-depok-periode-

20102015.html pada tanggal 21 September 2017, pukul 17:39.

“Teori-teori Kekuasaan‟‟ diakses dari http://hanaweasley.blogspot.com/2009/10/teori-

teori-kekuasaan_5384.html, diakses pada tanggal 20 November 2016 pukul 13.48.

WAWANCARA

Wawancara Pribadi dengan Adi Prayitno Pengamat Politik Fisip UIN Jakarta. 14

Juni 2017 di Tanggerang Selatan.

Wawancara Pribadi dengan KH.Ade Yusuf Mujadid Anggota Komisi Fatwa MUI

Depok, 27 Juli 2017 di Depok.

Wawancara Pribadi dengan KH. Asnawi Ridwan Anggota Dewan Syuriah PNU

Depok. 14 September 2017 di Depok.

Wawancara pribadi dengan KH. Farkhan AR Ketua Komisi Ekonomi MUI

Depok. 20 September 2017 di Depok.

Page 88: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

75

Wawancara probadi dengan KH. Idrus Yahya Ketua PDM Depok. 20 September

2017 di Depok.

Wawancara Pribadi dengan KH. Khairullah Sekertaris Umum MUI Depok. 14

Juni 2017 di Depok.

Wawancara pribadi dengan Moh. Hafid Nasir, Sekertaris Tim Sukses Idris-Pradi.

15 Agustus 2017 di Depok

Wawancara Pribadi dengan M. Supariyono Wakil Ketua Tim Sukses Idris-Pradi.

27 Agustus 2017 di Depok.

Wawancara Pribadi dengan Poltak Hutagaol Wakil Ketua Tim Sukses Dimas-

Babai. 14 September 2017 di Depok.

Page 89: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

KH. Khoirullah, Sekertaris Umum MUI Kota Depok

1. Kira-kira menurut pandangan Bapak MUI seperti apa secara instansi?

MUI itu ya kumpulan ulama, kumpulan cendekiawan yang berkhidmat untuk

umat dan terdiri dari ulama-ulama ormas Islam dari NU, Muhammadiyah, Matholiul

Anwar, PERSIS, IKADI, dan lain-lain. Jadi dia sebuah majelis bersama, dia merangkum

semua ormas Islam yang ada di Indonesia. Jadi MUI itu semua pemikiran ada didalamnya

seperti itu, dia perwakilan dari kelompok-kelompok, dari ormas-ormas.

2. Kalau hubungan MUI sama pemerintah?

Mitra. MUI itu mitra pemerintah, tapi MUI bersifat independen dalam hal

keagamaan, tapi MUI sama pemerintah selalu bekerja sama, artinya bekerjasama itu MUI

memberikan pertimbangan-pertimbangan keagamaan, terus pemerintah juga memberikan

apa namanya bantuan juga kepada MUI, bantuan operasional seperti itu. Sehingga MUI

itu mitra pemerintah dalam masalah-masalah keagamaan, wabil khusus masalah-masalah

keagamaan yang menjadi pertanyaan dtengah-tengah masyarakat. Makanya MUI itu

mengeluarkan fatwa.

3. Kira-kira Pak sejauh mana Pak respon masyarakat terhadap MUI? MUI sejak kelahirannya memang sangat dibutuhkan oleh masyarakat dan

wabilkhusus di masyarakat-masyarakat perkotaan yang mereka membutuhkan

pencerahan, membutuhkan hukum, membutuhkan penjelasan, membutuhkan apa

namanya bayan fatwa. Itu sangat membantu masyarakat. Juga bukan hanya masalah itu,

perceraian, masalah keluarga, masalah warisan, masalah-masalah lain juga

dipertanyakan. Juga terkait dengan ajaran-ajaran yang mungkin mereka mendapatkannya

diluar, mereka ragu, mereka mempertanyakannya kepada MUI

4. Siapa saja sih Pak ulama yang direngrut menjadi pengurus MUI dan kriterianya

kayak gimana?

Pertama Ulama yang merupakan pimpinan dari ormas Islam Muhammadiyah,

NU, PERSIS. Terus juga cendekiawan dikampus itukan , terus juga da’i, juru da’wah,

muballigh caramah, juga tokoh masyarakat. Artinya di MUI itu tidak mungkin satu

kapasitas keilmuan, tapi mungkin ada administrasinya, terus juga keuangannya, terus

juga ahli sainnya. Meskipun memang didominasi oleh ulama.

5. Apa saja problem MUI yang dirasakan oleh masyarakat? Pertama masalah-masalah fatwa, terus juga pembinaan kepada khotib da’i itukan.

Makanya kita ada pendidikan kader ulama, terus juga bimbingan kemasyarakatan,

bimbingan keagamaan, terus juga mendorong apa namanya masyarakat untuk

berkehidupan yang islami dan seterusnya, itu sangat dirasakan oleh masyarakat, juga

sertifikasi halal, itu sangat dirasakan oleh masyarakat.

6. Sosok pemimpin apa yang mendapatkan rekomendasi MUI? Ya kalau dalam masalah kepemimpinan kita mengacunya pada kepemimpinan

Rasul tentu saja. Meskipun mungkin ini baru acuan. Pertama Rasul itu kan amanah,

fatonah, sidiq, tablig, ya kita mengacunya pada yang seperti itu dan tentu saja yang

Page 90: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

muslim. Muslim yang cerdas, muslim yang pintar, muslim yang amanah, muslim yang

benar, itu yang kita dorong seperti itu.

7. Bagaimana Pak kira-kira cara MUI untuk mendekatkan diri kepada masyarakat? Seperti dibulan Ramadhan ini kita mengadakan safari keliling itu di sebelas

kecamatan. Kita juga ada pengajian ulama umaro itu tiap dua bulan sekali itu kita undang

masjid, kita undang ormas Islam, kita undang tokoh masyarakat ulama umaro, terus kita

juga melakukan pelatihan-pelatihan, pelatihan da’wah, terus juga seminar-seminar, terus

juga kita juga ada pengajian setiap hari senin ba’da Dhuhur, terus ada pengajian ahad

pagi, itu cara mendekatkan diri kepada masyarakat, sosialisasi fatwa.

8. Sejauh mana Pak MUI berada pada posisi netral ditengah-tengah upaya tarik

menarik pengaruh politik misalnya pada pilkada kemarin? MUI selalu secara kelembagaan netral. Artinya tidak terlibat secara praktis, tidak

menggunakan nama MUI. Kalau ada pengurus MUI yang terlibat dalam politik ya

silahkan. Tapi tidak membawa nama MUI. Artinya dia sebagai pribadi itu kan dan itu

boleh, karena memang hak warga negara untuk berpolitik praktis. Tapi tidak membawa

nama MUI, kita tidak memfasilitasi dan seterusnya.

9. Kira-kira siapa saja Pak tokoh-tokoh MUI Depok yang dianggap kharismatik? Pertama Ketua Umum itu kan Pak Kyai Dimyati, terus juga Pak Ketua I Pak Idris

itu kan dulu Sekum, awalnya di komisi fatwa, terus ke Sekum, terus sekarang menjadi

Ketua I, Terus apa namanya Pak Kyai Shomad Rahman banyaklah.

10. Ada gak sih Pak tokoh dari MUI yang masuk timses calon Pak Idris-Pradi pada

pilkada kemarin Pak? Seberapa banyak? Kalau timses kayaknya gak ya, tapi kalau mendukung pasti ada. menurut saya

sangat wajar apabila sejumlah pengurus MUI kota Depok menjatuhkan pilihan politik

pada Kiai Idris, karena beliau adalah pengurus MUI juga. Perkiraan saya sekitar 70%

ulama-ulama MUI bersimpati ke beliau

11. Kira-kira Pak kalau di MUI Bapak tahu gak Pak Kyai-Kyai siapa saja, ulama-

ulama siapa saja? Ya tahu, tapi tidak untuk disebutkan, karena itu kan subjektif nanti ya seperti itu.

12. Kalau kyai yang mendukung calon lain? Ada juga, tapi kita kan tidak berpolitik praktis. Artinya ya silahkan saja, kalau

lembaga sih gak. Dia sebagai pribadi, makanya kan tidak kapasitas saya untuk

menjelaskan, nanti saya salah menafsirkan.

Page 91: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

Adi Prayitno, Pengamat Politik UIN Jakarta

1. Bagaimana relasi Ulama dan Politik menurut pandangan Bapak?

Secara umum ulama dan politik itu sulit dipisahkan, dalam konteks pra-

kemerdekaan ulama juga turut andil dalam merebut kebangsaan dan kemerdekaan. Pasca

kemerdekaan ulama juga bagian-bagian penting dalam partai-politik Islam untuk meraih

insentif elektoral, itu bisa di cek di NU, Masyumi, dan seterusnya itu juga menggunakan

agama sebagai salah satu instrument untuk memperkuatdan mendongkrak elektabilitas

mereka. Pasca reformasi juga begitu, tokoh-tokoh sentral masih jadi daya tarik elektoral

politik di Indonesia. Misalnya, Gus Dur dan Hamza Haz dan seterusnya itu adalah sebuah

bukti nyata betapa seorang ulama dan kyai itu memang tidak bisa dilepaskan secara

politik baik secara personal maupun secara kepentingan politik. Memisahkan ulama

dengan politik itu menjadi suatu hal yang mustahil dalam konteks politik kita, karena

ulama di kita itu bukan hanya ahli agama tapi dianggap jadi sebuah figur yang

pengikutnya banyak dan disitulah kemudian kenapa ulama ini selalu menarik dan bahkan

menjadi bidikan dari partai-partai politik untuk dijadikan sebagai komoditas politik.

2. Kenapa ulama kerap kali jadi rebutan para politisi-politisi partai politik?

Banyak faktor, pertama, secara figur dan personality ulama dianggap kelompok

agamis yang mengerti terhadap isu-isu keagamaan dan mereka juga diangggap sebagai

penjaga moralitas juga intregritas akhlak. Dalam konteks politik itu perlu tokoh yang

dianggap menjaga moralitas, menjaga kebaikan dan seterusnya. Pada saat yang

bersamaan. kedua, karena ulama memiliki basis masa terutama misalnya ulama memiliki

pesantren, sekolah-sekolah Islam dan pengikut-pengikut yang tersebar dibanyak tempat.

Dua hal inilah yang kemudian menjadi faktor kenapa ulama selalu menjadi daya tarik

partai politik, entah direkrut sebagai pengurus partai ataupun sebagai partner dalam

pilkada atau pemilu.

3. Seberapa efektif ulama sebagai pendukung di pemilu? Tentu saja efektif, kalau mau kita cek partai-partai Islam yang kalau diacak secara

umum waktu kemerdekaan partai Islam cukup signifikan artinya dia masuk dua ataupun

tiga besar itu tidak terlepas dari peran ulama-ulama NU dan Muhammadiyah. Pasca

reformasi juga begitu, bertahannya PKB itu kan dalam banyak hal menggunakan peran

ulama sebagai instrumen politik mereka. Kita bisa cek basis PKB itu di Jawa Timur dan

mayoritas di Jawa Timur adalah ulama-ulama yang memiliki basis pesantren-pesantren

yang tersebar dibanyak tempat. Ini menunjukan bahwa ulama cukup signifikan untuk

mendongkrak suara elektoral partai politik tertentu. Di PPP kan banyak tokohnya, dulu

ada Hamzah Haz kemudian Suryadarma Ali sebelum ditetapkan sebagai tersangka dan

seterusnya. Di PAN ada Amin Rais, dia adalah ulama Muhamadiyah dan juga seorang

intelektual. Ini menunjukan bahwa ulama ini cukup efektif dalam mendongkrak suara.

Bahkan kalau mau dicek bertahannya partai-partai Islam sampai sekarang PKB, PPP,

PAN, bahkan PKS sekalipun itu tidak terlepas dari jaringan ulama yang mereka miliki di

tingkat desa yang cukup berjejaring dan ulama itu bukan hanya pengikutnya bahkan

banyak simpatisannya juga. Apa yang dikatakan ulama maka masyarakat cenderung

mengikuti. Inilah yang kemudian kenapa ulama itu selalu menjadi daya tarik insentif

elektoral. Bagi partai Islam khususnya ulama ini menjadi cukup signifikan dan penting

Page 92: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

untuk meraih suara. Sekalipun partai-partai sekulerpun masih menjadikan ulama sebagai

kekuatan politiknya karena banyak upaya-upaya dari partai sekuler untuk merangkul

ulama sebagai bagian demi kepentingan politik mereka.

4. Mengapa banyak ulama yang terjun ke dunia politik?

Pertama, ini dianggap sebagai bagian panggilan dakwah. Jadi bagi ulama itu tidak

cukup sholeh secara pribadi, tidak cukup dia baik dengan Tuhannya, sebab itulah

kemudian dia harus terjun ke dunia yang lebih sosial dan lebih luas. Dunia politik bagi

kaum ulama dianggap sebagai medan dakwah yang lebih luas untuk menyampaikan

kebaikan-kebaikan. Politik itu adalah sebagai wilayah untuk menegakan amar ma’ruf

nahi munkar, ulama pada prinsipnya begitu. Banyak tipologi ulama, ada ulama yang

kerjaannya menyendiri baca kitab dan tidak mau berpolitik, pada saat yang bersamaan

ada ulama yang memang mereka selain ahli agama suka ngaji dan memberikan tausiyah

dibanyak tempat pada saat yang bersamaan dia tidak cukup dengan itu, dia mencoba

menjadikan dunia politik sebagai medan dakwah yang lebih luas untuk menyampaikan

kebaikan-kebaikan yang dia dapat dari pelajaran agama. Dengan dia masuk partai politik,

dengan dia masuk menjadi anggota dewan, dengan dia menjadi menteri, dengan dia

menjadi kepala daerah, dia berharap bahwa kebaikan dan nilai-nilai yang dia pelajari itu

tertular dalam konteks politik yang lebih luas. Itu kenapa yang kemudian kenapa ulama di

kita itu memiliki daya tarik dan hasrat berpolitik, karena dia menganggap politik itu

adalah sebagai medan dakwah yang lebih luas apalagi misalnya ada sebuah hadis bahwa

sebaik-baiknya manusia adalah mereka yang berguna bagi orang lain. Ini adalah satu

terminologi dalam politik islam yang sering kali membuat daya tarik para ulama untuk

terjun dalam politik. Seperti ulama-ulama yang ada di PKB, PPP, PAN maupun PKS

mereka menganggap politik yang serba gaduh begitu, lalu tidak diwarnai sentuhan

kebaikan dan nilai-nilai agama justru akan dipenuhi dan dijejali oleh kaum penjahat yang

tidak pernah memikirkan masa depan kemaslahatan umat. Ini kemudian mereka mencoba

meradu peruntungan di politik inilah seabagai wilayah dimana mereka sebenarnya

mempertarungkan dan menghadang ajaran-ajaran yang dianggap bertentangan dengan

agama. Disitulah esensi yang tentu saja ada alasan-alasan historis, Jadi mereka mencoba

untuk mereplika praktek politik yang dilakukan oleh Nabi. Nabi itu bukan hanya

pemimpin agama dan juga pemimpin spiritual tapi juga adalah kepala Negara dan juga

pemimimpin politik. Nah ulama-ulama yang sadar secara politik itulah yang kemudian

mencoba untuk mereplika dan mengikuti jejak nabi bahwa seorang ulama itu tidak harus

berdiam diri tapi seorang ulama juga harus mampu menjadi pemimpin publik, tokoh

publik yang kehadirannya cukup dinanti.

5. Bagaimana respon masyarakaat perkotaan seperti kota Depok terhadap sikap

politik agama?

Saya kira respon ulama cukup kuat, Depok inikan modern, maju dan bersebelahan

dengan Jakarta. Tapi pada saat yang bersamaan suasana kebatinan dan kebangsaannya itu

masih agak kampung karena masyarakatnya masih urban dimana misalnya tokoh

tradisional seperti ulama itu masih dianggap sebagai tokoh kunci untuk menyampaikan

kebaikan. Itu terbukti misalnya, Nur Mahmudi bukan hanya Walikota biasa tapi dia

dianggap sebagai ustad dan ulama, itu menunjukan bahwa daya tarik ulama seperti dikota

Depok masih menjadi suatu hal yang sangat luar biasa dalam masyarakat Depok. Itu

Page 93: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

artinya meski Depok ini maju, ada kampus UI dan infrastrukturnya juga modern tapi di

Depok ini karena dia menjadi bagian dari Jawa Barat, masyarakatnya cukup religius.

Boleh modern tapi nilai-nilai keagamaan tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan sosial

politik mereka dan kita bisa lihat secara umum bahwa Jawa Barat itu nuansa

keislamannya cukup kuat karena Jawa Barat ini dianggap sebagai tempat terakhir dimana

ajaran islam itu disebarkan. Makanya kemudian sentimen keagamaan dan religius

sentimen dibanyak tempat di Jawa Barat cukup kuat termasuk di Depok. Bukti nyata

adalah kenapa misalnya, terpilihnya Nur Mahmudi secara berturut-turut jadi kepala

daerah. Itu turut menjelaskan bahwa Nur Mahmudi ini adalah seorang ustad dan

kemudian dilanjutkan oleh Idris itu sebagai selah satu bukti karena dia dianggap sebagai

ustad, dianggap sebagai orang yang ngerti agama ketimbang calon yang lain yang

sekuler. Makanya dia kemudian yang relatif dipilih oleh warga Depok. Itu menunjukan

bahwa sekalipun Depok ini beririsan dengan Jakarta tapi masyarakatnya cukup religius

bahwa modernitas tidak serta merta menghilangkan nilai-nilai keagamaan yang dimiliki

oleh masyarakat Depok. Biasanya kalau orang sudah modern nilai agama cenderung

ditinggalkan dan akan cenderung lebih memilih pemimpin yang sekuler, pemimpin yang

tidak beririsan dengan agama. Tapi di Depok karena dia tinggal di Jawa Barat nuansa

religiusitasnya tidak bisa dihilangkan begitu saja. Boleh modern tapi nilai agama masih

menjadi suatu hal yang harus diperhatikan oleh mereka, sebab itulah figur-figur yang ada

di Depok selama kontestasi yang pernah ada kalo saya cek, ustad-ustad itu ataupun

terindikasi memiliki paham keagamaan ulama tertentu itu biasanya memiliki daya tarik

bagi masyarakat Depok. Beda dengan Tangsel, di Tangsel biasanya ulama tidak terlalu

menjadi daya tarik ataupun tidak terlalu laku, karena masyarakatnya sudah sekuler.

Agama sudah mulai dicoba untuk dipisahkan, atribut-atribut agama mencoba untuk

dijauhkan dari hal-hal politik.

6. Apa saja faktor yang kira-kira mempengaruhi kemenangan pasangan calon nomor

urut 2 Idris-Pradi di Pemilukada Depok 2015?

Faktornya banyak, pertama, tentu saja faktor incumben. Pak Idris ini incumbent,

dalam banyak tempat kalau melihat presentasenya incumbent itu rata-rata tingkat

keterpilihannya itu diantara 65-70%. Artinya incumbent entah dia wakil ataupun dia

sebagai kepala daerah kalau mencalonkan lagi kemungkinan besar akan terpilih kembali

itu dibanyak tempat. Yang kedua menurut saya adalah soal mesin politik, terutama mesin

politik yang memang menyokong Nur Mahmudi selama ini, jadi mesin politik penyokong

Nur Mahmudi ini berbarengan dengan ataupun berbanding lurus dengan sokongannya

terhadap Pak Idris. Dia didukung PKS terutama di Depok PKS itu kuat, kalau dilevel

Nasional PDIP nya lah. Yang ketiga itu faktor pengusung. PKS di Depok ini memiliki

tingkat soliditas yang diatas rata-rata, sekalipun dia hanya berkoalisi dengan dua partai

sekalipun tapi mesin politik dan soliditasnya diatas rata-rata. Inilah yang kemudian

menghantarkan Nur Mahmudi itu beberapa kali jadi Walikota Depok, sekalipun dia

digoyang, didemo dan sebagainya tapi tidak pernah jatuh. Faktor itulah juga turut

mewarnai kemenangan Idris, pada saat yang bersamaan sekalipun itu lawannya babay

didukung oleh koalisi gemuk tapi pada saat itu partai-partai pengusungnya diwarnai

perpecahan terutama Golkar, masih terbagi faksinya kubu Abu Rizal Bakrie dan kubu

Agung Laksono, itu juga berpengaruh ditingkat bawah. Jadi partai-partai penyokong

lawannya Idris ini banyak yang tidak solid terutama Golkar. Bahkan PPP juga pecah,

Page 94: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

kubunya Romi dan kubu Dzan Farid. Inilah sekalipun partainya koalisi gemuk lawan

idris, mereka itu keropos didalam. Yang keempat, dalam konteks pemilukada figure itu

cukup menentukan, mesin politik itu nomor sekian, figur Idris karena dia incumbent dan

dia juga seorang ulama memiliki jejaring yang cukup luas ketika dia bersama Nur

Mahmudi itulah yang kemudian turut mengantarkan dia menjadi Walikota Depok

sekarang.

7. Apakah ulama masih relevan untuk dijadikan sebagai kekuatan politik ditengah

masyarakat perkotaan seperti kota Depok? Sangat masih, bukan hanya di kota Depok tapi hampir semua wilayah. Tokoh

agamawan itu masih menjadi simbol kekuatan politik tertentu, tokoh agama itu dianggap

sebagai insentif elektoral bagi partai politik tertentu. Misalnya yang kita tahu PKB, PKB

inikan selalu berada dan berlindung dibawah nama besar Gus Dur. Begitupun PAN, itu

suka tidak suka berlindung dibalik nama besar Amien Rais, PPP juga begitu dia

berlindung dibawah nama besar Mbah Maimon dan seterusnya, PKS juga begitu masih

berlindung dibawah nama besar ustad-ustadnya seperti Salim Assegaf dan seterusnya. Itu

menunjukan bahwa para pemuka agama bukan hanya didepok memang menjadi daya

tarik yang sangat luar biasa di politik kita. Daya tarik ulama ini menjadi penting kalau

dia terutama ditengah-tengah masyarakat-masyarakat yang masih urban dan memiliki

sentimen keagamaan yang cukup kuat. Tapi ditengah kota yang modern dan sudah maju

ulama-ulama ini cenderung sedikit tidak laku dan cenderumg akan memilih pemimpin-

pemimpin yang sekuler tidak memiliki irisan keagamaan tertentu. Biasanya begitu….

8. Menurut bapak sebagai pengamat politik, bagaimana sikap ulama terhadap politik

sesuai khitahnya? Tergantung perspektifnya, Cuma saya termasuk salah satu orang yang setuju

ulama ini mengambil peran penting ataupun turut andil dalam persoalan-persoalan

politik. Karena ulama ini memiliki tingkat keimanan dan religiusitas diatas rata-rata,

artinya back up moral, budi pekerti, nilai-nilai integritas dan kejujuranitu setidaknya

sudah dimiliki oleh seorang ulama dan itu modal penting menjadi seorang aktivis politik.

9. Sejauh mana keterlibatan ulama dalam kemenangan Pak Idris dalam pemilukada

Depok? Idris itu kan dikenal dengan jaringan ulama yang cukup kuat, karena sebenarnya

jejaring ulama yang mendukung Pak Idris itu juga memback up Nur Mahmudi dulu. Jadi

kalau mau jujur pendukungnya Idris sekarang itu adalah copy paste dari jaringan-jaringan

yang dimiliki oleh Nur Mahmudi, karena pendukung-pendukung Nur Mahmudi ini relatif

tidak ada konflik, tidak ada kegaduhan-kegaduhan maka kemudian mereka itu satu arah

dan lurus mendukung Idris. Inilah yang kemudian Idris ini menang mudah di Depok

nyaris tanpa perlawanan, padahal lawan tandingnya bukan main-main dia tokoh golkar

dan koalisinya juga gemuk. Ini dianggap sebagai momentum bahwa ustad-ustad ini akan

dijungkalkan di Depok, tapi nyatanya enggak bisa. Itu menunjukan bahwa kinerja partai

politik pendukung Idris itu seiring seirama dengan kekuatan ulama yang dimiliki oleh

Nurmahmudi, jadi di madrasah-madrasah kemudian sekolah-sekolah Islam terutama,

karena pesantren-pesantren itu sedikit di Depok itu semua mendukung Idris. Itu

menunjukan bahwa keulamaan dia, keustadan dia, itu masih relatif diterima apalagi

Page 95: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

misalnya banyak sekolah-sekolah Islam di Depok ini berafiliasi dengan PKS. Itu yang

kemudian turut mengantarkan Idris ini mampu meraup suara islam yang cukup mayoritas

di Depok. Jadi kalau mau dilihat seberapa besar dukungan Islam, kan ulama ini

pengertiannya luas yaaaa umat islam lah yang memiliki sekolahan atau pesantren. Kalau

melihat di Depok ya mayoritas dukung Idris, karena banyak sekolah-sekolah di Depok ini

berterbaran mulai dari SDIT, SMPIT, SMAIT dan seterusnya itu berafiliasi dengan PKS,

meski mereka tidak pernah mencantumkan diri sebagai pendukung partai tertentu tapi

mayoritas ustad-ustad dan guru-guru disitu menjadi simpatisan PKS. Itu juga turut

mewarnai kenapa Idris ini menang. Yang kedua, pada saat yang bersamaan penantangnya

Idris ini relatif tidak bisa menembus kalangan ulama dan barisan islam, mungkin ada juga

ulama yg dukung penantang Idris tapi tidak dominan karena tidak semua umat islam ke

Idris. Tapi misalkan ulama ataupun pemimpin-pemimpin islam yang garis utama yang

mainstream di Depok ini lebih memilih Idris karena dia juga orang MUI, karena dia juga

dianggap sebagai sebuah simbol ulama memiliki simbol keagamaan seperti MUI dan

Islam, maka dia lebih relatif diterima ketimbang calon yang lain yang relatif sekuler.

Inilah yang kemudian turut mewarnai momen Idris menjadi dan terpilih sebagai Walikota

Depok. Dibandingkan dengan Babay yang tidak memiliki irisan keagamaan, yaaaa di

Depok agak susah, itu menunjukan bahwa Depok meski sudah modern dan maju sekali

lagi sentimen keagamaan tidak bisa dihilangkan. Pemilihnya masih menggunakan

sentimen sosiologis dimana sentimen agama itu masih menjadi faktor penting dalam

menentukan perilaku pemilih.

10. Bagaimana langkah-langkah ulama yang dilakukan pada pemilukada Depok 2015? Kalau yang saya liat mereka lebih bergerak di underground, mereka tidak tampak

kepermukaan, mereka lebih berperan di backstage, dipanggung belakang namanya. Kalau

yang bergerak dipanggung muka itu ya tim sukses, partai pengusung, PKS, relawan dan

sebagainya itu yang muncul ke depan. Tapi pada tim yang dimiliki Pak Idris ini yang di

belakang panggung meski mereka itu tidak mengklaim mendukung Idris tapi mereka

kerjaanya itu bekerja untuk Idris. Misalnya, melalui sekolah-sekolah Islam, melalui

pendidikan-pendidikan Islam, merka bekerjanya dari situ. Mereka melakukan door to

door campaign, dari mulut ke mulut, person to person memperkenalkan Idris sebagai

sosok yang layak untuk dipilih. Jadi mereka berperan melalui peran kultural, lebih pada

peran-peran dibelakang panggung yang tidak muncul ke permukaan tapi sikap dan

pilihan politiknya adalah ke Idris dan mereka juga tidak berdiam diri, mereka

mengkampanyekan dengan jaringan-jaringan yang mereka miliki, bisa jaringan sekolah,

jaringan keluarga, jaringan pertemanan dan seterusnya. Pertalian-pertalian inilah yang

kemudian menjadi alat ustad-ustad atau ulama-ulama pendukung Idris untuk

memenangkan dia Depok. Jadi gak tampak ke permukaan, dimana-mana ulama ini kan

tidak tampak secara vulgar karena dia menjaga ke tokohannya di depan umum, tapi

bahwa dia bekerja untuk salah satu kelompok tertentu itu iya.

Page 96: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

KH. Ade Yusuf Mujaddid, Anggota Komisi Fatwa MUI Kota Depok

1. Bagaimana respon bapak terhadap kemenangan Idris-Pradi pada pemilukada

Depok 2015?

Yang pertama, sebagai bagian dari ulama tentu saja merasa sangat bergembira,

karena bagaimanapun sosok pasangan ini adalah pasangan yang mencirikan kehadiran

ulama yang akhirnya Alhamdulillah terpilih sebagai pemimpin Kota Depok.

2. Apakah ada peran Ulama pada pemilukada Depok 2015?

Ulama ini kan bergerak dalam semua lini kehidupan, memang tugas utamanya

adalah untuk mengajak masyarakat untuk amar ma’ruf nahi munkar, mengajarkan

masyarakan melalui majlis ta’lim, melalui pesantren, melalui ceramah-ceramah, melalui

dakwah dan sebagainya. Peran ulama dalam politik ada yang keliatan ada yang tidak

keliatan. Kalau yang tampak misalnya tergabung dalam tim sukses dalam partai tetentu

atau dalam ormas tertentu. Tapi selebihnya dari itu, gerakan apa yang dilakukan oleh

ulama itu lebih banyak pada gerakan mengajak kepada umat untuk bagaimana supaya

kehidupan di Kota Depok itu lebih maslahat

3. Apa bisa disimpulkan bahwa ulama itu terlibat dalam pemilukada Depok 2015?

Terlibat dalam sifatnya praktis ya mereka-mereka yang memang aktif di gerakan-

gerakan politik misalnya di partai politik yang mengusung pasangan calon yang terpilih

ataupun di gerakan-gerakan sosial melalui dakwah dengan melakukan ajakan-ajakan

kepada masyarakat untuk mendukung dan memilih pasangan yang memang termasuk

representasi masyarakat muslim di Kota Depok.

4. Apa ulama secara terbuka ikut kampanye dengan memobilisasi umat pada

pemilukada depok 2015?

Secara pribadi mereka terbuka ada yang ikut menjadi tim sukses, tim pendukung

dan lain sebagainya dan mengajak umat untuk mendukung calon yang didukung yaitu

Kiai Idris dan Pradi. Tapi ada juga yang tidak terbuka misalnya mereka bagian dari pada

lembaga tertentu atau ormas tertentu mereka tidak menunjukan dirinya sebagai bagian

dari itu, lebih kepada mereka aktif secara pribadi-pribadi.

5. Apa ada salah satu ulama yang memiliki sekolah islam termasuk pesantren untuk

mendukung secara terbuka pasangan calon Idris-Pradi?

Secara terbuka mengajak para santrinya mungkin ada, walaupun saya tidak bisa

menyebutkan secara persis, tapi misalnya seorang ustad atau ulama menyampaikan

pengajian di majlis ta’lim bapak-bapak atau ibu-ibu sering mereka kemudian

menyampaikan ajakan-ajakan atau anjuran untuk memilih pasangan Idris-Pradi. Itu hak-

hak saja dan boleh-boleh saja.

6. Kira-kira apa yang memotivasi ulama untuk terlibat dalam pemilukada Depok

2015?

Yang pertama diantara visi-misi Kota Depok itukan adalah ingin membangun

Kota Depok sebagai Kota yang religius, agar lebih terarah apabila yang memimpin kota

Depok ini adalah yang memang dari kalangan ahli agama. Kebetulan calon yang muncul

Page 97: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

pada pemilukada itu adalah calon yang mumpuni dari segi pendidikan, dari segi

pengalaman organisasi masa kemudian dari segi lain-lain yang mendapat dukungan yang

besar dari hampir seluruh lapisam masyarakat. Makanya dari pemilukada kemarin itu

hampir bisa dikatakan menang secara mutlak.

7. Apa bisa disebutkan ulama-ulama yang mendukung pasangan Idris-Pradi secara

terbuka?

Secara terang-terangan mendukung tidak, tapi bagi pribadi setiap ulama iya.

Yaaaa mungkin karena pak Idris ini dari komoditas pengurus MUI kota Depok ya

mungkin dapat dikatakan seluruh pengurus MUI Kota Depok secara pribadi-pribadi

mendukung beliau ataupun MUI dikecamatan atau dari ormas-ormas tertentu yang lain

termasuk ulama-ulama yang masuk dalam partai pendukung.

8. Apa ada aktivitas-aktivitas tertentu yang dilakukan oleh kalangan ulama yang

mendukung Idris?

Sebenarnya ada, tapi sifatnya tidak memaksa, hanya ulama-ulama yang

bersimpati dan mendukung Pak Idris, namanya Forum Silaturrahmi Ulama Depok. Di

forum itu membahas tentang bagaimana silaturrahmi ulama dengan jamaah dalam setiap

kesempatan dakwah atau ceramah dengan mengindikasi Idris sebagai calon pemimpin

yang pantas dipilih, ya saya rasa itu sah sah saja karena di Islam juga mengajarkan

kriteria pemimpin itu ya harus sesama Islam apalagi Idris juga merupakan ulama.

9. Kapan biasanya forum itu diselenggarakan?

Setiap hari jumat malam sabtu kita melakukan pengajian ulama dan umaro diaula MUI

Depok, selain dihadiri oleh ulama-ulama yang dating dari berbagai daerah di Depok,

pengajian ini juga dihadiri oleh Walikota maupun Wakil Walikota, dan Idris itu kan dulu

selain menjabat jadi Wakil, beliau juga merupakan Sekum di MUI, jadi beliau selalu

hadir dipengajian itu. Nah biasanya forum itu dilakukan setelah pengajian tersebut.

10. Apa ada ulama yang mendukung paslon Dimas-Babai di pemilukada Depok 2015?

Ya itu rahasia mungkin ya jadi tidak bisa disebutkan, tapi kalau melihat apa-apa

yang Nampak secara dzohir ya walau dalam kesempatan-kesempatan acara MUI ya

tampak sekali dukungan dari pribadi-pribadi ulama-ulama yang ada di MUI. Jadi

mungkin bisa dibilang kemenangan bagi Idris adalah kemenangan bagi MUI juga. Jadi

secara persis saya tidak bisa menyatakan ada atau tidak ulama yang mendukung pasangan

calon Dimas-Babai, tapi mungkin saja tidak ada ulama yang tertarik untuk mendukung

pasangan calon Dimas-Babai. Tapi kalau melihat permukaan politik yang ada di Kota

Depok hampir mayoritas para ulama, ustadz, ustadzah yang ada dikampung-kampung

yang ada di pelosok Kota Depok itu banyak yang mengharapkan pasangan calon Idris-

Pradi. Terbukti ketika ada kunjungan-kunjungan baik yang kampanye secara langsung

atau dukungan pribadi-pribadi itu antausiasme dari masyarakat kepada Idris itu tinggi

sekali.

11. Apa ada feed back dari pasangan Idris-Pradi terhadap para ulama? Ya pasti dalam kampanye ada janji-janji yang kadang-kadang hanya sebagai

pemanis, masalah janji itu akan dipenuhi atau tidak itu jadi tanggung jawab dari pasangan

Page 98: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

Idris-Pradi. Cuma yang jelas melihat dari apa yang disampaikan dari orasi-orasi

kampanye atau dalam kesempatan bertatap muka dengan masyarakat atau ulama,

pasangan Idris-Pradi ini sangat menjanjikan sekali untuk menjadikan Kota Depok itu

menjadi Kota yang religi termasuk perhatian terhadap masjid, perhatian terhadap

pesantren, terhadap pendidikan Islam InsyaAllah akan dibantu, ya kita liat aja dalam

masa-masa kepemimpinan beliau sampai akhir masanya beliau nanti.

12. Bagaimana Idris bisa terpilih yang latar belakangnya seorang ulama sedangkan

Kota Depok ini Kota penyanggah Ibu Kota yang seharusnya dipimpin oleh

pemimpin yang latar belakangnya arsitek dan lain sebagainya?

Itulah politik, politik terbuka bagi siapa saja dan latar belakang apapun, di

Indonesia ini kan dengan latar belakang apapun bisa jadi pemimpin, latar belakang

arsitek bisa jadi pemimpin baik ditingkat Menteri, tingkat Presiden ataupun di tingkat

Bupati maupun Wali Kota dikalangan politisi itu lumrah, nah sekarang semua

kesempatan itu bisa didapatkan, baik dari kalangan ulama dan Presiden pun pernah dari

kalangan ulama ya seperti Gus Dur, Gubernur juga banyak, Menteri juga banyak dan

kebetulan sekarang Wali Kota dari kalangan ulama. Jadi sebagai dalam pimpinan top

leader atau pimpinan tertinggi di tingkat Kota ya masalah-masalah tehnis pembangunan

bisa diserahkan kepada tim atau ahli yang ditunjuk oleh Wali Kota itu yang penting

pemutusan akhir dari setiap kebijakan ada di tangan Wali Kota.

Page 99: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

H. Moh. Hafid Nasir, Sekertaris Umum Timses Idris-Pradi

1. Faktor apa saja yang menjadi kemenangan pasangan Idris-Pradi pada Pemilukada

Depok?

yang pertama perlu kita ketahui juga bahwa dari jumlah penduduk kota Depok

sekarang yang tercatat sekitar 2,1 juta penduduk, kalau di tahun 2015 ketika pemilukada

mungkin dikisaran 2 jutaan mungkin. Dari sekian jumlah penduduk ada sekitar 1,2 juta

jumlah penduduk yang sudah punya hak pilih. Dari 1,2 juta sekian itu di Depok memang

itu hampir 94% daftar pemilih itu beragama Islam, jadi waktu itu ada semacam dominan

muslim di Kota Depok yang secara signifikan keberadaannya, sehingga kalau sudah kita

tahu bahwa peta demografi Kota Depok untuk jumlah pemilih yang sudah punya hak

pilih sekitar 94% muslim maka tentu harus ada nuansa religiusnya yang harus kita

kembangkan. Kemudian kita juga melakukan survey indikator-indikator yang memang

menjadi pendongkrak baik popularitas ataupun elektabilitas pasangan yang akan kita

usung. Jadi dari sekian banyak indikator yang bisa menjadi penyebab kemenangan Pak

Idris dan Pak Pradi itu adalah dari sector religiusnya. Mungkin karena berpengalaman

lalu juga dari sisi kompetensi, religius termasuk lima besar yang memberikan indikator

kemenangan Pak Idris dan Pak Pradi sehingga selain jumlah muslimnya banyak yaitu

94% lalu kita juga melakukan survey beberapa indikator yang memang bisa

mendongkrak elektabilitas pasangan yang kita usung itu lima besar dan yang terbesar

yaitu yang berpengalaman dan religius itu termasuk yang lima besar, sehingga nanti

strategi kemenangan pemilukada akan menyesuaikan karena kita melihat dari fakta dulu

pertama itu dari jumlah pemilihnya lalu juga kita survey ternyata isu-isu religius tetap

memang menjadi salah satu yang mendominasi pemilih. Nah perlu kita sadari juga bahwa

banyak organisasi-organisasi yang ada di Kota Depok yang bernuansa Islam artinya kita

punya organisasi besar Islam seperti NU dan juga Muhammadiyah itu ada dimana-mana.

Jadi kan ketika kita berbicara di Depok ya dua organisasi besar Islam ini ada di Depok.

Dan kita tahu bahwa memang NU ini bukan organisasi politik maka memang murni

sebagai organisasi keagamaan, sehingga bagaimana kita menyentuh mereka maka harus

ada strategi. Jadi yang pertama masalah jumlah pemilih yang dominannya muslim, yang

kedua hasil survey isu-isu yang religius masuk dalam lima besar, dan yang ketiga

organisasi keislaman yang nampaknya perlu kita rangkul juga gitu kan, ya salah satunya

dari segmen beberapa organisasi Islam yang ada di Kota Depok ada NU ada

Muhammadiyah, ada Persis, ada PUI meskipun gak banyak tapi mereka punya peranan

dalam memberikan pengaruhnya terhadap masyarakat Depok. Nah itu yang di rasa

memang menjadi penyebab kenapa peran ulama dalam pemilukada sangat strategis kita

mainkan, nah kemudian juga pak idris yang kita usung adalah seorang ulama dan umaro,

ulama nya ya memang karna ia berlatar belakang yang agamis dan pernah juga jadi dosen

di UIN dan aktif di MUI juga. Jadi faktor ulamanya sudah dapat. Nah umaronya dia

sudah punya pengalaman 5 tahun menjabat sebagai wakil walikota ini juga menjadi poin

beliau bisa besar disisi elektabilitas, dari yang sisi berpengalaman ada trus dari sisi

religius nya juga ada. Sisi ke ustadan nya juga bisa dipertanggung jawabkan. Sehingga

segmen-segmen keislaman organisasi-organisasi Islam di Depok bisa kita rangkul,

dengan mengedepankan sosok Muhammad Idris sebagai sosok ulama yang bisa jadi gak

bisa tersentuh oleh partai, karena mereka bukan organisasi politik, mereka organisasi

Page 100: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

keagamaan sehingga bisa disentuh dengan sosok seorang ulama itu kira-kira yang

menjadi dasar basic kami dalam rencana pemenangan dalam pemilukada.

2. Sejauh mana ulama menjadi faktor kemenangan Idris-Pradi pada pemilukada

kemarin?

selain karena faktor incumbent, sekitar 40% kemenangan Idris-Pradi karna ada

pula dukungan ulama, bahkan beliau mendeklarasikan untuk mendukung Pak Idris, tapi

saya tidak bisa menyebutkan namanya. Yang jelas para ulama ini punya pengikut

sebagaimana pemilukada seperti di DKI saya fikir sangat wajar karena ini merupakan

bagian dari dinamika politik, dinamika dari sebuah proses demokrasi, pesta demokrasi,

bagaimana kita bisa saling mempengaruhi pemilih untuk memilih kita

3. Apa ada Ulama yang ikut berkampanye menemani Pak Idris saat masa kampanye?

Sebenarnya kalau dari sisi keulamaannya jelas ada bahkan beliau

mendeklarasikan untuk mendukung Pak Idris, tapi saya tidak bisa menyebutkan namanya.

Yang jelas para ulama ini punya pengikut sebagaimana pemilukada seperti di DKI saya

fikir sangat wajar karena ini merupakan bagian dari dinamika politik, dinamika dari

sebuah proses demokrasi, pesta demokrasi, bagaimana kita bisa saling mempengaruhi

pemilih untuk memilih kita. Ya artinya memang justru yang menjadi potensial

menangnya pemilukada bagaimana kita bisa meyakinkan para guru-guru dan ulama-

ulama yang memang punya basis masa yang jelas dan real. Jadi ketika memang ulamanya

atau gurunya mendukung Pak Idris, pengikutnya pun akan mendukung. Itu merupakan

strategi umum penguasaan basis massa yang mereka miliki.

4. Kira-kira apa saja penyampaian program Pak Idris yang diterima masyarakat dan

juga ulama?

Program-programnya ya sebenarnya memang kalau bicara apa saja yang diterima

masyarakat dan juga ulama, karena dia itu kan incumbent sehingga sudah ada program

yang kongkrit yang dilakukan dan menjadi program unggulan. Seperti misalnya, program

santunan kematian untuk keluarga Kota Depok yang memang praktis jarang ada kota-

kota. Kalau progam-program lainnya kan umum, nah tentu dalam pemilukada kita harus

membuat janji-janji kampanye yang dirasa bisa memberikan feed back dukungan kepada

pasangan Idris-Pradi sehingga isu-isu yang kita kembangkan ada yang dari segmen untuk

menyentuh organisasi keagamaan, ada juga untuk menyentuh segmen UMKM, ada juga

segmen untuk menyentuh guru sebagai tenaga pendidik. Ini yang kita munculkan

sehingga visi dari Kota Drpok yang sekarang kan merupakan visi yang kita lakukan pada

kampanye saat itu. Sehingga kalau tadi bicara tentang segmen keagamaan, ada janji dari

Pak Idris-Pak Pradi untuk memberikan semacam insentif kepada para pembimbing rohani

karena tidak hanya para ulama, pembimbing rohani dari kalangan gereja, konghucu dan

juga hindu itu juga diberikan dan sudah terealisasi setiap tahun. Kemudian dari sisi

tenaga pendidik seperti guru, Idris-Pradi juga janji memberikan semacam insentif dan

juga sudah terealisasi ketika Pak Idris memimpin, sehingga dari sektor industri kreatif

UMKM seribu kios, nah ini memang kita jual kepada masyarakat. Sehingga harapan

semua segmen masyarakat juga tersentuh.

Page 101: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

5. Apa bapak ikut terjun langsung kampanye pada pemilukada Depok kemarin? Saya sebagai ketua DPD PKS dan juga termasuk sebagai sekertaris umum pada

struktur Timses Idris-Pradi, maka saya terlibat langsung dalam kegiatan-kegiatan

kordinasi internal PKS, rapat koalisi, termasuk juga beliau sebagai calon wali kota saya

ikut langsung, termasuk juga jajaran pengurus di tingkat kecamatan di tingkat kelurahan

juga kita rutin melakukan rapat-rapat kordinasi.

6. Apa yang membuat PKS dapat berkoalisi dengan Partai Gerindra dan juga Partai

Demokrat?

Sebenarnya yang menjadi partai pengusung adalah PKS dan Partai Gerindra saja

untuk mendukung Idris-Pradi saat itu, Demokrat pada saat itu terlambat dalam

mendaftarkan ke KPUD Depok. Sehingga secara adminstrasi sebenarnya yang menjadi

partai pengusung hanya PKS dan Gerindra, tapi karena kita juga menilai itikad baik dari

teman-teman Demokrat meskipun mereka tidak tercatat sebagai partai pengusung di

KPUD Depok, kita tetap mengakui Demokrat sebagai partai pengusung. Kalau bicara

mengenai kenapa bisa berkoalisi dengan Gerindra dan PKS itu sebenarnya kebijakan

pusat, baik kami ini PKS maupun Gerindra di Depok tetap memang tergantung kebijakan

yang ada di pusat. Kami hanya memberikan referensi yang artinya sosok yang kita usung

yaitu Pak Idris pada saat itu karena memang sudah 5 tahun mendampingi Pak Nur

Mahmudi sebagai walikota sebelumnya, kenudian jika berkoalisi Gerindra juga memiliki

calon yaitu Pak Pradi. Bagaimana diantara mereka tentang siapa calon Walikota atau

Wakil Walikota yang akan ditetapkam itu kita serahkan ke pusat tapi juga didukung

dengan data-data. Kami juga sudah melakukan survey ternyata elektabilitas ketika Idris

ditempatkan sebagai calon Walikota lebih mendongkrak suaranya, makanya kita usul Pak

Idris sebagai calon Walikota dan Pak Pradi yang diusung oleh Gerindra menjadi Wakil

Walikota dan itu murni memang dari keputusan pimpinan PKS dan juga Gerindra pusat.

7. Apa ulama yang tidak ikut berkampanye dapat dikatakan bahwa ulama itu

mendukung pasangan calon lawan dari Idris-Pradi?

Sebenarnya para ulama dan pendukungnya juga mempunyai hak pilih

sebagaimana para PNS dan juga Guru itu juga kan punya hak pilih, tentu mereka juga

perlu kita sentuh dengan janji-janji yang artinya tetep harus kita rangkul mereka, kita

lakukan semacam kunjungan-kunjungan menyampaikan secara kongkrit tujuan kami

sebagai tim sukses dengan memohon dukungan. Adapun mereka-mereka muncul sebagai

ulama yang mendukung Idris-Pradi, ada juga ulama yang mendukung Idris secara pribadi

dan tidak diekspose. Kita tidak bisa memaksakan tapi yang jelas mereka punya hak pilih.

8. Apakah strategi kemenangan Idris dengan Nur Mahmudi yang sebelumnya terpilih

menjadi Walikota Depok sama? Jika tidak, apa perbedaanya?

Tentu beda, kalau Pak Nurmahmudi murni PKS tanpa koalisipun juga punya hak

untuk mengusung, artinya ketika Pak Nurmahmudi pada saat itu disanding dengan Pak

Idris sebagi wakil walikota sebenarnya PKS sudah punya 11 kursi di DPRD sehingga

punya suara penuh untuk mengusulkan pasangan baik calon Walikota dan Wakil

Walikota. Tapi kalau era Pak Idris kemarin kami Cuma dapet 6 kursi sedangkan Gerindra

9 kursi. Jadi beda karena kita berkoalisi, artinya strategi pemenangannya juga beda.

Page 102: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

9. Secara umum bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat Depok ketika

dipimpin oleh Pak Idris? Pak Idris kan dilantik tahun 2016, ini udah masuk tahun kedua. Kalau saya liat

yang pertama memang kalau dari sisi generasio itu memang tingkat kemiskinan agak

sedikit menaik, karena Depok ini sebuah Kota urban yang jumlah populasinya bukan

karena angka kelahiran tapi dikarenakan banyaknya mutasi dari luar Depok yang masuk

ke Depok nah mereka-mereka ini yang berpenghasilan cukup maupun yang

berpenghasilan rendah masuk ke Depok yang mengakibatkan generasionya tinggi. Tapi

ini bukan dikarenakan buruknya pemerintahan, tapi lebih kepada kondisi dimana Depok

ini adalah kota urban. Sehingga ini harus di pahami bahwa ketika generasionya tinggi

naik sekitar 0,6% itu mengartikan tingkat kemiskinan naik sedikit lalu juga penyediaan

lapangan berkurang tapi dikarenakan begitu, kondisi dimana Depok ini merupakan kota

urban. Sehingga itu salah satu faktor, tapi ini sedang direkayasa untuk mengaktifkan para

pelaku-pelaku UKM (usaha kecil menengah) Kota Depok, para pelaku-pelaku industri

kreatif juga sedang diberdayakan, ini juga termasuk bagaimana merealisasikan janji-janji

kampanye Pak Idris untuk pengadaan seribu kios untuk UKM. Ini sudah dilakukan secara

bertahap, pertahun itu ada sekitar 200 kios dan itu akan bertahap terus, itu merupakan

salah satu yang diberikan perhatian pada para pelaku UKM dan industry kreatif. Nah

inikan secara pasar juga sudah dibangun, mudah-mudahan itu salah satu bentuk

pemberdayaan kepada masyarakat.

10. Menurut bapak, apakah Pak Idris sebagai ulama mempunyai sosok integritas dan

kapabilitas untuk membangun Depok? Saya fikir sosok seorang pemimpin secara umum harus mempunyai jiwa

managerial ada sosok semacam karismatiknya juga, tidak harus apakah dia berlatar

belakang ahli tehnik sipil atau tehnik dalam penataan kota dan sebagainya. Dan

bagaimana keberadaan dia sebagai Walikota itu bisa memanag keuangannya. Sehingga

saya fikir sosok latar belakang tidak harus menjadi penyebab dia itu bisa atau tidaknya

menjabat sebagai pemimpin pemerintah, tapi bagaimana seorang pemimpin itu bisa

memanage semua hal agar terjalin sebuah kerja sama yang baik. Kalau seorang pemimpin

yang bagus dengan latar belakang yang bagus tapi tidak mempunyai jiwa managerial saya

fikir tidak optimal keberadaannya. Jadi yang terpenting bagaimana sosok seorang

pemimpin itu bisa melakukan fungsi managerialnya sebagai seorang pemimpin dan saya

yakin jiwa managerialnya itu ada di Pak Idris dan sosok karismatiknya juga ada disisi

beliau. Sehingga sosok keulamaan nya juga bisa terback-up dalam mengelola

pemerintahan dan kapasitas beliau untuk memanage dinas-dinas yang ada di bawah

beliau.

Page 103: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

M. Supariyono, Wakil Ketua Timses Idris-Pradi

1. Kota Depok dikenal dengan slogan Kota yang religius, apakah bisa dikatakan

bahwa Kota Depok adalah kota yang memiliki banyak ulama?

Kota religius itu memang visi yang melekat pada tiga Walikota, dulu Pak Walikota Pak

Badru Kamal ada kata religius dalam visinya, zaman Pak Nurmahmudi juga ada, dan

zaman Pak Idris juga ada. Memang kita ingin bahwa pembangunan kita ini tidak

kebablasan, jadi agama tetap menjadi faktor yang dominan mengenai pertimbangan

dalam proses pembangunan itu, karena kalau tidak begitu nanti pembangunan kita

menjadi pembangunan yang kebablasan, maju dari segi fisik tapi mundur dari segi moral.

Kita mau dari segi moral maju dan dari segi fisik juga maju. Jadi itu kenapa kita

memasukan visi itu dalam setiap pencalonan Walikota. Kalau pertanyaannya banyak

ulama disini itu relatif karena banyak itu kan harus ada batasannya, kalau didalam bahasa

Arab banyak itu lebih dari dua, kalau dalam bahasa Inggris lebih dari satu sudah bisa

disebut banyak, jadi banyak ini yang dimaksud seperti apa. Atau banyak itu juga bisa

diambil dari jumlah penduduknya berapa, jumlah ulamanya berapa, presentasenya jadi

berapa. Nah kita tidak punya data itu, sehingga kita juga tidak bisa mengatakan ulama di

Depok ini banyak atau sedikit. Ulama itu juga sebenarnya kan gelar yang diberikan oleh

masyarakat, karena gelar ulama itu beda dengan gelar akademis. Gelar ulama bukan gelar

yang formal sehingga seseorang itu bisa disebut ulama oleh orang lain tapi orang lainnya

juga tidak menyebut dia sebagai ulama, itu yang jadi persoalan. Sehingga banyak atau

sedikit disini itu relative, saya tidak bisa mengatakan itu banyak atau sedikit.

2. Apakah ada ulama Depok yang terlibat aktif dalam politik?

Kader PKS sendiri sebenarnya banyak yang mempunyai kapasitas sebagai ulama tapi

mereka tidak disebut sebagai ulama, jadi saya sulit untuk mengatakannya. Kalau gelar-

gelar sosial itu kan ada banyak, ada kyai, ada ulama, ada ustadz, ada mubaligh dan

sebagainya. Nah itu semua merupakan gelar-gelar sosial yang bisa jadi yang

bersangkutan tidak merasa. Seperti misalnya saya sering khotbah jumat, kemudian orang

memanggil saya ustad, padahal saya ini tidak merasa kalau saya ini ustad. Nah kalau

yang dimaksud itu banyak, tapi kalau mereka memang punya pimpinan pesantren yang

biasanya kan disebut kyai, saya tidak melihat mereka secara langsung, tapi saya yakin

sekali bahwa mereka turut terlibat dalam pemenangan Pak Idris, karena mereka juga

harus menjaga netralitas dan juga siswa-siswi nya juga datang dengan latar belakang

yang banyak sehingga mereka juga harus menjaga netralitas itu jadi tidak terjun secara

langsung. Tapi saya yakin bahwa mereka juga terlibat dalam kemenangan Pak Idris, apa

lagi yang diusungnya juga merupakan seorang ulama.

3. Apa yang memotivasi ulama untuk mendukung Pak Idris?

Secara emosi, para ulama dengan Pak Idris merupakan satu almamater, Jadi karena

kesamaan itu yang pada akhirnya insya Allah membuat para ulama mendukung beliau

secara ikhlas.

Page 104: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

4. Seperti apa peran ulama dalam pemenangan Idris-Pradi pada pemilukada Depok

2015?

Biasanya ulama itu kan identik dengan punya massa yaaa, guru ngaji maupun pesantren.

Sehingga dari situ diharapkan ini akan mempersingkat waktu bagi para kandidat, jadi kan

misalnya ulama itu kan sebuah rujukan bagi masyarakat, misalkan ulama ini pasang

gambar calon yang akan dia pilih maka masyarakat dengan sendirinya cenderung

mengikuti pilihan ulama tersebut. Sehingga kandidat ini tidak harus datang door to door

ke rumah-rumah. Itu bukan ulama saja tapi tokoh masyarakat maupun tokoh agama,

disitulah para politisi harus pandai-pandai mengelola mereka sehingga itu bisa

memangkas dari segi biaya, waktu dan juga energi bagi calon.

5. Apa alasan koalisi partai memilih pak Idris menjadi calon walikota?

Banyak pertimbangannya, yang pertama beliau sudah pernah menjadi Wakil Walikota

dulu Wakilnya Pak Nurmahmudi, sehingga masyarakat juga lebih mengenal beliau,

kedua mungkin mempunyai pengalaman dalam memerintah, yang ketiga beliau memang

orang asli Depok juga, jadi keluarganya banyak di Depok dan peluang menangnya pun

lebih terbuka.

6. Apa strategi timses pada pemenangan idris kemarin?

Strategi ini kan banyak ya, dari beliau secara pribadi punya strategi, dari PKS sebagai

partai pendukung juga punya strategi, nah disitulah kita berbagi. Kalau Pak Idris ini kan

basis massanya adalah NU tradisional, kalau PKS ini basis massanya adalah Islam

menengah. Nah kita gabungkan itu sehingga Pak Idris banyak meraup suara dari basis-

basis Islam tradisonal dan juga Islam menengah.

7. Apa ada ulama yang mendukung lawan Idris-Pradi pada pemilukada kemarin? Kalau Pak Dimas kan dia relatif bukan orang Depok dan dia kalangannya juga dari PDIP,

biasanya PDIP tidak terlalu dekat dengan ulama, yang dekat dengan ulama itu Pak Babay

sebagai wakilnya, saya juga sempat dengar beliau mengunjungi pesantren-pesantren.

Siapapun yang akan maju menjadi kepala daerah mau tidak mau harus mendekati simpul-

simpul massa itu, dan diantaranya ulama. Tinggal ulamanya yang menilai siapa yang

harus mereka dukung, tapi kalau ulama lebih cenderung kepada Pak Idris karena beliau

juga merupakan sosok ulama.

8. Apa srategi pemenangan Pak Nurmahmudi (Walikota sebelumnya) dengan Pak

Idris ini merupakan strategi copy-paste yang dilakukan oleh timses?

Kalau Pak Nurmahmudi tidak cuma ulama, semua kalangan didekati terutama pada

periode pertama. Karena pada periode pertama beliau belum cukup dikenal, nah kalau

periode kedua sedikit lebih ringan karena hasil-hasil pembangunannya juga sudah terasa

jadi gak terlalu berat. Kalau Pak Idris memang cenderung lebih banyak didukung oleh

ulama karena almamater yang sama sebagai ulama.

9. Apa ada ulama yang ikut terlibat langsung dalam mendampingi kampanye Pak

Idris? Pak idris ini kan punya tim sendiri, saya sebagai struktur timses juga punya wilayah

sendiri dan punya tim sendiri. Kalau di tim saya praktis tidak ada karena kebanyakan

Page 105: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

anak-anak muda, kalau di tim Pak Idris mungkin ada tapi saya tidak tahu siapa saja ulama

yang mendampingi beliau.

Page 106: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

Poltak Hutagaol, Wakil Ketua Tim Sukses Dimas-Babai

1. Apa saja Faktor yang membuat pasangan calon Dimas-Babai kalah dalam

Pemilukada Depok 2015?

Hanya isu agama.

2. Apa bisa dibilang Ulama menjadi faktor terbesar terkait kekalahan Dimas-Babai?

Ya kalau kita bicara agama, sudah pasti bicara ulama juga. Tidak terlepas dari

ulama dan itu dimainkan juga pada pilkada DKI, dan tidak terkecuali isu agana itu akan

dipakai di pilkada Jawa Barat. Karena isu agama adalah isu yang paling cepat, jadi kalau

isu agama itu dimainkan dan biasanya sebulan sebelum pemilu isu agama dimainkan sulit

bagi lawan yang terkena isu agama untuk merecover. Kenapa saya katakan sulit yang

pertama apabila ia mencoba menjelaskan kepada masyarakat boomerangnya adalah

masyarakat semakin tahu berita itu, sementara didiamkan pun kendala buat mereka. Jadi

menurut saya isu agama juga akan dimainkan di pilkada Jawa Barat, karena Depok juga

tergabung dalam Jawa Barat.

3. Berapa persen isu agama menjadi penyebab kekalahan Dimas-Babai?

Saya katakan 100% , secara survey kami terakhir pasangan kami berada di posisi

43% , sementara pasangan idris 37% , dan masih ada masyarakat sekitar 20% yang belum

menentukan pilihan. Sementara dalam sejarah pilkada untuk 20% orang yang belum

menentukan pilihan itu sulit bagi pasangan calon untuk meraup 20%nya. Yang paling

bisa maksimum dengan bekerja keras, mati-matian, bagikan duit dan lain sebagainya

paling hanya akan mendapat 10%. Tetapi kenyataannya seolah-olah 20% pemilih yang

mengambang ini lari ke Idris, dan tidak terlepas dari dukungan-dukungan ulama. Itu juga

yang dikatakan oleh pak Dimas pada sesi wawancara di metro tv, pertanyaanya sama

“apa penyebab yang membuat anda kalah pada pemilukada?” jawabannya sama yaitu isu

agama. Saya nonton itu.

4. Apakah ada ulama yang mendukung dimas-babai? Secara didalam koalisi ada PPP,

PKB, dan PAN?

Ada juga pasti, namun tidak sebanyak paslon sebelah. PKS ini kan mendominasi

di Depok, jadi hanya beberapa saja.

5. Apa ada ulama yang ikut berkampanye mendampingi dimas-babai?

Ada juga, cuman kembali lagi, isu agama ini udah susah buat di recover.

6. Apa ada ulama-ulama yang melakukan ajakan untuk mendukung pasangan Idris-

Pradi dalam ceramah-ceramah atau dakwah?

Secara langsung enggak, tapi secara tersirat. Ya seperti adanya sindiran-sindaran

untuk pilih idris karena dia juga ulama, ya itu biasalah, banyak yang begitu.

7. Apa secara garis besar ulama-ulama di Depok lebih banyak mendukung Dimas-

Babai atau Idris Pradi?

Kalo secara mayoritas ulama tentunya Pak Idris, kenapa saya katakan begitu,

karena Pak Idris ini mempunyai basis massa dari kalangan Ulama-ulama NU tradisional,

Page 107: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

meskipun kami berkoalisi dengan PPP, PAN, dan juga PKB, yang notabennya merupakan

Partai Islam yg memiliki ulama-ulama, tidak cukup kuat untuk melawan PKS yang

mempunyai basis massa militan di Depok. Lain halnya kalo di daerah-daerah Jawa.

8. Apa bapak beserta jajaran timses Dimas-Babai mendekati ormas-ormas islam yang

ada dikota Depok?

Ya itu sudah pasti, setiap calon yang ingin mencalonkan diri di pilkada manapun

pasti mendekati setiap ormas yang memiliki basis masa, cuman kan kembali lagi. Pilihan

menjadi hak mereka mau mendukung siapa.

9. Lalu menurut bapak mereka (NU, Muhammadiyah) secara langsung maupun tidak

langsung lebih cenderung mendukung dimas-babai atau idris-pradi?

Kalo ulama-ulama NU cenderung ke Idris, mereka mendukung karena sosok

Idrisnya, jadi tidak dari sosok PKSnya, karena NU sudah harga mati tidak akan

nyambung dengan PKS. Namun tidak semua ulama NU dukung Idris, ada beberapa yang

dukung babai juga karena pak babai pun dekat dengan beberapa ulama NU, namun secara

mayoritas ya dukung Idris. Kalo muhammadiyah masih nyambung lah ke PKS, karena

banyak yang masuk PKS itu dari Muhammadiyah.

10. Bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat Depok ketika dipimpin Pak Idris?

saya melihat situasi kondisi di Depok lebih kondusif disbanding dipimpin oleh pak

Nurmahmudi, karena saya adalah orang yang paling tidak setuju dengan pak

Nurmahmudi. Selama 5 tahun pemerintahan pak Nurmahmudi saya selalu demo, tapi

begitu Pak Idris naik, saya tidak pernah demo sama sekali. Bukan berarti saya kenal Idris,

tidak sama sekali, tapi saya kenal Pradi, tapi saya lihat pemerintahan dia sekarang yaaa

lebih gak sombong lah, lebih dengerin omongan orang, siapapun menemui dia bisa deh,

kalo dulu orang susah setengah mati. Jadi pak Nurmahmudi ini komunikasinya kurang.

Jadi praktis pemirintahan yang sekarang menurut saya lebih baik dari yang kemarin.

Page 108: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

KH. Asnawi Ridwan, Anggota Dewan Syuriah PCNU Depok

1. Bagaimana peran ulama ketika pemilukada depok 2015?

Jadi peran ulama pada perhelatan pilkada kemarin, ulama itu terbelah menjadi

tiga, ya itu bukan sebuah drama pertarungan, tapi itu adalah bukti bahwa para ulama itu

sangat mengenal demokrasi. Ya itu biasa, ada yang pro calon nomor, ada yang pro calon

nomor 2, dan ada yang netral. Tapi kalo saya posisinya ada di nomor 3, yaitu yang netral.

Pertarungan dua jargon ini luar biasa cuman yang saya sayangkan pilkada kemarin mirip

sekali dengan pertarungan syara, akhirnya politik di depok itu rasanya kurang sedap gitu,

bukan pertarungan ide atau pemikiran tapi malah pertarungan sentimental ideologi yang

dibangun.

2. Respon bapak terhadap kemenangan Pak Idris?

Saya sendiri siapapun yang menang oke saja, asalkan tetap komitmen dengan

tugasnya mengayomi masyarakat, siapapun oke. Jadi kalo saya tidak bisa terikat dengan

figure kalo saya itu.

3. Apa ulama NU mempunyai peran pada saat pemilukada?

Untuk ulama di NU sendiri ya sama seperti yang saya bilang diawal, mereka

terbelah menjadi 3 juga, para ulama ini mewakili aroma NU itu tadi.

4. Kalo di hitung secara persenan, berapa persen ulama NU maupun MUI yang turut

mendukung Idris-Pradi maupun Dimas-Babai?

Kalo saya lihat persenannya dari pengurusnya itu bisa dibaca bahwa sekitar 60%

ke Pak Idris, 20% ke Pak Dimas, dan 20% terakhir itu netral. Kenapa lebih banyak ke

Pak Idris, ya karena Pak Idris ini mempunyai cukup kedekatan emosional di NU itu

sendiri, selain itu Pak Idris juga merupakan figure seorang ulama juga yang kemudian

membuatnya mempunyai basis massa dikalangan ulama-ulama NU walaupun tidak

semuanya, karena kalo dari pihak Pak Dimas dan Pak Babai, Pak Babai yang punya

kedekatan dengan ulama-ulama NU namun tidak sebanyak Pak Idris, begitu pula yang

terjadi di MUI. Justru yang menjadi ruginya adalah ulama-ulama itu sampai sekarang

masih belum cair gitu, masih ada rasa-rasa pilkada sedikit itu masih ada.

5. Apa peran yang dilakukan ulama NU pada Pemilukada kemarin?

Ya kalo yang saya lihat, ada ulama yang terlihat mendampingi masing-masing paslon

pada kampanye-kampanye ke daerah-daerah, ada juga ulama-ulama yang melakukan

ajakan-ajakan untuk mendukung Pak Idris dalam kesempatan dakwah maupun ceramah-

ceramah walaupun secara tersirat, ada juga ulama yang hanya menempelkan stiker

pasangan calon Idris-Pradi dirumahnya, ya banyak berbagai macam dilakukan namun

tetap sesuai porsinya tanpa meninggalkan nilai-nilai agama. Dan saya rasa itu sah-sah

saja.

6. Apa bapak aktif juga di PKB?

Kalo di Depok saya enggak begitu aktif, saya aktifnya di pusat.

Page 109: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

7. Lalu bagaimana Peran ulama PKB terhadap paslon Dimas-Babai sebagai partai

pengusung? Yaa selama ini tata kelola PKB di Depok ini lemah, jadi peran ulama pun kurang

signifikan kalo di Depok, karena PKB di Depok sendiri tidak berdaya, Cuma satu kursi,

apanya yang diandalkan, jadi PKBnya itu kurang greget disini.

8. Apa sekolah-sekolah Islam di kota Depok berafiliasi dengan PKS?

Pasti sebagian besar di kota Depok itu punya kedekatan emosional dengan PKS, ya ini

tidak ada bukti realnya ya. Tapi secara emosional itu pasti. Program-program di PKS itu

pasti ada.

9. Secara umum bagaimana kondisi sosial ekonomi masyarakat Depok setelah

dipimpin pak Idris?

Stagnan, jadi belum ada sebuah gerakan secara massif atau program yang membuat

ekonomi di Depok menjadi lebih baik itu belum ada. Dan berbagai problematika yang

ada di Depok itu seperti ya lewat-lewat begitu saja, belum ada hal yang luar biasa yang

dilakukan pemerintah sekarang ini belum ada.

Page 110: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

KH. Farkhan AR, Ketua Komisi Ekonomi MUI Depok

1. Bagaimana respon bapak terhadap kemenangan Idris-Pradi pada Pemilukada

kemarin?

Yang pertama kita melihat calonnya dulu, pak idris sebagai ulama namun pak

pradi saya anggap tidak ulama. Nah pasangan satu lagi yaitu Pak Dimas saya kira bukan

ulama, dan Pak Babai menurut ukuran kita juga mohon maaf bukan ulama, tapi memang

secara keseluruhan kondisi Depok itu memang religiusitasnya cukup tinggi disini,

kepercayaan masyarakat terhadap ulama juga cukup tinggi seperti arifin ilham dan

mamah dedeh juga disini, banyak juga pondok-pondok pesantren juga banyak. Jadi tokoh

semacam ulama itu masih melekat dimasyarakat Depok. Kita sangat bersyukur karena

pasangan ini yang diterima oleh masyarakat, Alhamdulillah yang terpilih merupakan

seorang ulama, karena dia juga sekum di MUI sementara saya menjadi ketua komisi

harian MUI, dalam perjalanannya pak pradi juga merupakan anak muhammadiyah

sekolahnya juga di muhammadiyah, dan akhirnya menjadi penasihat pimpinan daerah

muhammadiyah Depok.

2. Apa ulama muhammadiyah ikut berperan terhadap kemenangan Idris-Pradi?

Ya secara pribadi ada misalkan Idris maupun Pradi ini teman saya dan lain

sebagainya itu ada, tapi muhammadiyah tidak mengeluarkan deklarasi untuk mendukung

salah satu calon seperti itu, jadi mungkin dukungannya itu tidak terlihat kasat mata.

3. Seperti apa peran yang dilakukan ulama muhammadiyah memobilisasi

masyarakat untuk mendukung pasangan Idris-Pradi?

ya mungkin dalam kesempatan dakwah maupun ceramah secara langsung maupun

tidak langsung memberikan arahan untuk memilih calon pemimpin yang Islam, yang taat

beragama, yang dapat dipercaya berdasarkan asas-asas Islam. Namun tidak disebut nama

calonnya. Ya saya kira seperti itu

4. Kalo di dalam struktur Muhammadiyah sendiri, berapa persen yang mendukung

pasangan Idris-Pradi?

Kalau dilihat secara kasat mata saya tidak tahu persenannya itu berapa karena

kitapun jarang membahas tentang pilkada kemarin, tapi kalo melihat hasilnya itu Idris-

Pradi yang terpilih. sepertinya mayoritas aktivis-aktivis muhammadiyah itu mendukung

Idris-Pradi.

5. Apakah MUI juga berperan dalam kemenangan Idris-Pradi?

Waktu itu yang salya lihat MUI juga terbawa ya, karena mungkin Idris ini juga

bagian dari MUI.

6. Apakah ada aktivis Muhammadiyah yang mendampingi Pak Idris berkampanyeu?

Kalo mendampingi Idris saya kira enggak ada yaa, tapi kalo Pradi ada, karena kan

baik Idris maupun Pradi punya timnya masing-masing.

Page 111: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

7. Apa motivasi aktivis Muhammadiyah turut berperan dalam kemenangan Idris?

Ya saya kira itu semua karena faktor keulamaan Idris yang sama-sama ulama dan

lain sebagainya, tapi kalo untuk money politic atau jabatan saya yakin enggak.

Page 112: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

H. Idrus Yahya, Ketua PDM Muhammadiyah Depok 2016-2020

1. Bagaimana respon bapak terhadap kemenangan Idris-Pradi pada Pemilukada

kemarin?

Kita ini memang tidak melihat partai, tapi melihat figur. Figur keluamaan dan disamping

itu beliau juga punya pengalaman 5 tahun menjadi wakil. Jadi mudah-mudahan

kepemimpinananya lebih luas lebih dapat memilih apa saja yang harus diambil. Dan saya

yakin masyarakat yang memilih dia itu karna keulamaannya dia. Dan saya bersyukur

untuk itu.

2. Apa ulama muhammadiyah ikut berperan terhadap kemenangan Idris-Pradi?

Secara pribadi, karena kalo di muhammadiyah tidak mengarahkan, namun secara pribadi

ya, karena seperti yang saya bilang tadi bahwa kita tidak melihat partai tapi melihat

secara figur keulamaan Idris dan kebetulan wakilnya pun aktif di muhammadiyah Depok.

3. Seperti apa peran yang dilakukan ulama muhammadiyah dalam memobilisasi

masyarakat untuk mendukung pasangan Idris-Pradi?

bentuk dukungannya itu seperti angin, tidak bisa dilihat tapi bisa dirasakan bahwa

dukungannya mengarahkan kepada pasangan Idris-Pradi, jadi bergeraknya ya dibawah

tanah saja seperti itu.

4. Kalo di dalam struktur Muhammadiyah sendiri, berapa persen yang mendukung

pasangan Idris-Pradi?

Karena pasangan yang terpilih itu Idris-Pradi, saya kira memang mayoritas di

muhammadiyah sendiri mendukung beliau, namun untuk persenanannya saya tidak

begitu mengetahui.

5. Apakah ada aktivis Muhammadiyah yang mendampingi Pak Idris berkampanyeu?

Kalo mendampingi sepertinya tidak, kalo dibalik layar itu ada. Tapi tidak tampil

mendampingi didepan.ya seperti pembisik lah

6. Apa motivasi aktivis Muhammadiyah turut berperan dalam kemenangan Idris?

Ya salah satunya faktor agama, kan harus se ideologi dan juga seagama.

Page 113: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

Wawancara Pribadi dengan KH. Khairullah, Sekertaris Umum MUI Depok. 14 Juni 2017.

Wawancara Pribadi dengan Adi Prayitno Pengamat Politik Fisip UIN Jakarta. 14 Juni 2017.

Page 114: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

Wawancara Pribadi dengan KH.Ade Yusuf Mujadid, Anggota Komisi Fatwa MUI Depok, 27 Juli 2017.

Wawancara pribadi dengan Moh. Hafid Nasir, Sekertaris Tim Sukses Idris-Pradi. 15 Agustus

2017.

Page 115: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

Wawancara Pribadi dengan M. Supariyono Wakil Ketua Tim Sukses Idris-Pradi. 27 Agustus 2017.

Wawancara Pribadi dengan Poltak Hutagaol Wakil Ketua Tim Sukses Dimas-Babai. 14 September 2017.

Page 116: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

Wawancara Pribadi dengan KH. Asnawi Ridwan Anggota Dewan Syuriah PNU Depok, 14 September 2017.

Wawancara pribadi dengan KH. Farkhan AR Ketua Komisi Ekonomi MUI Depok, 20 September 2017.

Page 117: KETERLIBATAN ULAMA DALAM POLITIK Studi Terhadap Peran ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40921/1/AKBAR... · kekuasaan hirarkis atas masyarakat. Ditinjau dari segi

Wawancara probadi dengan KH. Idrus Yahya Ketua PDM Depok, 20 September 2017.