keterampilan dalam komunikasi

27
KETERAMPILAN KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN BAB I Pendahuluan Komunikasi amat esensial untuk pertumbuhan kepribadian manusia. Ahli-ahli ilmu sosial telah berkali- kali mengungkapkan bahwa kurangnya komunikasi akan menghambat perkembangan kepribadian (David, 1940; Wasserman, 1924). Komunikasi sangat erat kaitannya dengan perilaku dan pengalaman kesadaran manusia. Tidak mengherankan bahwa komunikasi selalu menarik perhatian peneliti dari para ahli psikologi. Dilihat dari sejarah perkembangannya komunikasi memang dibesarkan oleh para peneliti psikologi. Tiga diantara empat orang Bapak Ilmu Komunikasi yang disebut Wilbur Schramm adalah sarjana psikologi. Kurt Lewin adalah ahli psikologi dinamika kelompok. Paul Lazarsfeld, pendiri ilmu komunikasi lainnya, adalah seorang psikolog yang banyak dipengaruhi Sigmund Freud bapak psikoanalisis. Carl I. Hovland adalah seorang yang dididik dalam psikologi dan selama hidupnya memilih karir psikologi, yang definisi komunikasinya banyak dihafal mahasiswa komunikasi di Indonesia. Walaupun demikian, komunikasi bukan subdisiplin dari psikologi. Sebagai ilmu, komunikasi menembus banyak disiplin ilmu. 1

Upload: sophian-arif

Post on 09-Apr-2016

26 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

keterampilan by sophian

TRANSCRIPT

Page 1: Keterampilan Dalam Komunikasi

KETERAMPILAN KOMUNIKASI DALAM MANAJEMEN DAN KEPEMIMPINAN

BAB IPendahuluan

Komunikasi amat esensial untuk pertumbuhan kepribadian manusia.

Ahli-ahli ilmu sosial telah berkali-kali mengungkapkan bahwa kurangnya

komunikasi akan menghambat perkembangan kepribadian (David, 1940;

Wasserman, 1924). Komunikasi sangat erat kaitannya dengan perilaku dan

pengalaman kesadaran manusia. Tidak mengherankan bahwa komunikasi

selalu menarik perhatian peneliti dari para ahli psikologi.

Dilihat dari sejarah perkembangannya komunikasi memang dibesarkan

oleh para peneliti psikologi. Tiga diantara empat orang Bapak Ilmu

Komunikasi yang disebut Wilbur Schramm adalah sarjana psikologi. Kurt

Lewin adalah ahli psikologi dinamika kelompok. Paul Lazarsfeld, pendiri ilmu

komunikasi lainnya, adalah seorang psikolog yang banyak dipengaruhi

Sigmund Freud bapak psikoanalisis. Carl I. Hovland adalah seorang yang

dididik dalam psikologi dan selama hidupnya memilih karir psikologi, yang

definisi komunikasinya banyak dihafal mahasiswa komunikasi di Indonesia.

Walaupun demikian, komunikasi bukan subdisiplin dari psikologi. Sebagai

ilmu, komunikasi menembus banyak disiplin ilmu.

Dance (1967) mengartikan komunikasi dalam kerangka psikologi

behaviorisme sebagai usaha menimbulkan respon melalui lambang-lambang

verbal, ketika lambing-lambang verbal tersebut bertindak sebagai stimuli.

Raymond S. Ross mendefinisikan komunikasi sebagai, proses transaksional

yang meliputi pemisahan dan pemilihan bersama lambing secara kognitif,

sehingga membantu orang lain untuk mengeluarkan dari pengalamannya

sendiri atau respon yang sama dengan yang dimaksud oleh sumber.

Komunikasi mempunyai makna yang luas, meliputi segala

penyampaian energi, gelombang suara, tanda di antara tempat, sistem atau

organisme. Kata komunikasi sendiri dipergunakan sebagai proses, sebagai

1

Page 2: Keterampilan Dalam Komunikasi

pesan, sebagai pengaruh atau secara khusus sebagai pesan pasien dalam

psikoterapi.

Jadi komunikasi adalah penyampaian energi dari alat-alat indera ke

otak, pada peristiwa penerimaan dan pengolahan informasi, ada proses yang

saling berpengaruh di antara berbagai sistem dalam diri organisme dan

diantara organisme. Komunikasi antara dokter dan pasien merupakan salah

satu kunci untuk mendapatkan hasil yang diharapkan dalam dunia

kedokteran.

Komunikasi merupakan salah satu faktor yang penting dalam

menjalankan proses administrasi dan interaksi antar elemen pada suatu

organisasi atau lembaga,baik internal maupun eksternal. Tanpa adanya

jalinan komunikasi  yang  baik dan benar  besar kemungkinan semua proses

di dalam organisasi/lembaga  tersebut  tidak akan dapat berjalan dengan

maksimal dan sesuai  dengan yang  telah direncanakan. .Kemampuan

komunikasi yang baik akan sangat membantu semua proses yang  ada

dalam  suatu  organisasi/lembaga.

Agar dapat menjalankan kepemimpinannya, seoorang pimpinan

setidaknya harus memiliki kompetensi dasar, yakni  1)  mengdiagnosis, 2)

mengadaptasi, dan 3) mengkomunikasikan.  Kemampuan diagnosis

merupakan kemampuan kognitif  yang dapat memahami stuasi saat sekarang

dan apa yang di harapkan pada masa yang akan datang.  Kompetensi

mengadaptasi adalah kemampuan seseorang menyesuaikan prilakunya

dengan lingkungannya. Sedangkan kompetensi mengkomunikasikan terkait

dengan kemampuan seseorang dalam menyampaikan pesan-pesannya agar

dapat dipahami orang lain dengan baik dan jelas.

Terkait dengan kepemimpinan maka komunikasi yang baik sangatlah

penting dimiliki oleh seorang pemimpin karena berkaitan dengan tugasnya

untuk mempengaruhi, membimbing, mengarahkan, mendorong anggota untuk

melakukan aktivitas tertentu guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan

serta mencapai efektifitas dalam kepemimpinan, perencanaan, pengendalian,

koordinasi, latihan ,manejemen konflik serta proses-proses organisasi

lainnya. Lalu bagaimana mungkin komunikasi bisa berjalan dengan baik jika

2

Page 3: Keterampilan Dalam Komunikasi

seorang pemimpin tidak memberikan kenyamanan, malahan yang ada adalah

ketakutan bagi bawahannya dalam menyampaikan informasi kepadanya.

               

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Kepemimpinan

1.     Kepemimpinan adalah pengaruh antar pribadi, dalam situasi tertentu dan langsung melalui proses komunikasi untuk mencapai satu atau beberapa tujuan tertentu (Tannebaum, Weschler and Nassarik, 1961, 24).

2.     Kepemimpinan adalah sikap pribadi, yang memimpin pelaksanaan aktivitas untuk mencapai tujuan yang diinginkan. (Shared Goal, Hemhiel & Coons, 1957, 7).

3.     Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling, 1984, 46).

4.     Kepemimpinan adalah kemampuan seni atau tehnik untuk membuat sebuah kelompok atau orang mengikuti dan menaati segala keinginannya.

5.     Kepemimpinan adalah suatu proses yang memberi arti (penuh arti kepemimpinan) pada kerjasama dan dihasilkan dengan kemauan untuk memimpin dalam mencapai tujuan (Jacobs & Jacques, 1990, 281).

Banyak definisi kepemimpinan yang menggambarkan asumsi bahwa kepemimpinan dihubungkan dengan proses mempengaruhi orang baik individu maupun masyarakat. Dalam kasus ini, dengan sengaja mempengaruhi dari orang ke orang lain dalam susunan aktivitasnya dan hubungan dalam kelompok atau organisasi. John C. Maxwell mengatakan bahwa inti kepemimpinan adalah mempengaruhi atau mendapatkan pengikut.

Pemimpin adalah inti dari manajemen. Ini berarti bahwa manajemen akan tercapai tujuannya jika ada pemimpin. Kepemimpinan hanya dapat dilaksanakan oleh seorang pemimpin. Seorang pemimpin adalah seseorang

3

Page 4: Keterampilan Dalam Komunikasi

yang mempunyai keahlian memimpin, mempunyai kemampuan mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang tanpa menanyakan alasan-alasannya. Seorang pemimpin adalah seseorang yang aktif membuat rencana-rencana, mengkoordinasi, melakukan percobaan dan memimpin pekerjaan untuk mencapai tujuan bersama-sama (Panji Anogara, Page 23).

B. Konsep Komunikasi Kepemimpinan

Kamus psikologi, Dictionary of Behavioral Science, menyebutkan enam

pengertian komunikasi, antara lain:

1. Penyampaian perubahan energi dari satu tempat ke tempat yang lain

seperti dalam sistem saraf atau penyampaian gelombang-gelombang

suara.

2. Penyampaian atau penerimaan signal atau pesan oleh organisme.

3. Pesan yang disampaikan.

4. Teori komunikasi: proses yang dilakukan satu sistem untuk mempengaruhi

sistem yang lain melalui pengaturan signal-signal yang disampaikan.

5. Menurut K. Lewin: pengaruh satu wilayah persona pada wilayah persona

yang lain sehingga perubahan dalam satu wilayah menimbulkan

perubahan yang berkaitan pada wilayah lain.

6. Pesan pasien kepada pemberi terapi dalam psikoterapi.

Pengertian komunikasi atau communication berasal dari bahasa latin communis atau dalam bahasa inggrisnya common berarti sama. Apabila kita berkomunikasi berarti kita dalam keadaan berusaha untuk menimbulkan suatu persamaan dalam  hal sikap dengan seseorang.  Jadi pengertian komunikasi secara harfiah adalah proses menghubungi atau mengadakan perhubungan.

Ahli komunikasi mengatakan bahwa “communication is the process of sending and reciving symbols with attach meaning”. Artinya bahwa komunikasi sebagian kegiatan penyampaian informasi dan pengertian dengan menggunakan tanda-tanda yang sama.  Communication is the evoking of a shered or common meaning in another person. (Nelson & Quick,  2006 : 250).  Komunikasi adalah untuk membangkitkan pengertian bersama kepada orang lain.

4

Page 5: Keterampilan Dalam Komunikasi

Demikian juga Jennifer M. George (2006 : 437) mendefinisikan bahwa komunikasi adalah membagi informasi antara dua orang atau lebih atau kelompok untuk mencapai pemahaman bersama,  (Comunication the shering of information between two or more individuals or group to reach a common understanding).

Bermkomunikasi merupakan suatu kebutuhan hidup manusia. Dengan berkomunikasi manusia akan dapat  berhubungan  antara satu dengan yang lain, sehingga kehidupan manusia akan bermakna.  Disisi lain ada sejumlah kebutuhan dalam diri manusia itu hanya dapat dipenuhi melalau komunikasi dengan sesama.  Makin banyak manusia itu melakukan aktivitas komunikasi antara satu dengan yang lainnya, akan semakin banyak informasi yang didapatnya dan semakin besar peluang keberhasilan seseorang itu dalam kehidupannya.

Dalam komunikasi diperlukan sedikitnya tiga unsur yaitu sumber (source), berita atau pesan (message), dan sasaran (destination). Sumber dapat berupa individu atau organisasi komunikasi. Berita atau pesan dapat berupa tulisan, gelombang suara atau komunikasi arus listrik, lambaian tangan, bendera berkibar, atau benda lain yangmempunyai arti. Sasaran dapat berupa seorang pendengar, penonton, pembaca,anggota dari kelompok diskusi, mahasiswa, dan lain-lain.

Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Komunikasi organisasi adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang menciptakan, memelihara, dan mengubah organisasi. Struktur organisasi cenderung mempengaruhi komunikasi, dengan demikian komunikasi dari bawahan kepada pimpinan sangat berbeda dengan komunikasi antar sesamanya

Di dalam sebuah organisasi pemimpin adalah sebagai komunikator.  Pemimpin yang efektif pada umumnya memiliki  kemampuan komunikasi yang efektif, sehingga sedikit  banyak akan mampu merangsang partisipasi orang-orang yang dipimpinnya. Dia juga harus piawai dalam melakukan komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal.  Komunikasi verbal yang baik dapat dilakukan dengan menggunakan tutur kata yang ramah, sopan,dan lembut. Komunikasi non verbal dapat dilakukan dengan mengkomunikasikan konsep-konsep yang abstrak misalnya kebenaran, keadilan, etika, dan agama secara non verbal misal menggunakan bahasa tubuh.

A. Fungsi Komunikasi Kepemimpinan

5

Page 6: Keterampilan Dalam Komunikasi

Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial, komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi, yaitu:

1. Fungsi informatifOrganisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi (information-processing system). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti, informasi pada dasarnya dibutuhkan oleh semua orang yang mempunyai perbedaan kedudukan dalam suatu organisasi. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti dan sebagainya.

2.  Fungsi Regulatif

Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua lembaga atau organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif ini, yaitu:

Atasan atau orang-orang yang berada dalam tataran manajemen yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Disamping itu mereka juga mempunyai kewenangan untuk memberikan instruksi atau perintah, sehingga dalam struktur organisasi kemungkinan mereka ditempatkan pada lapis atas (position of authority) supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya.

Berkaitan dengan pesan atau message. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan-peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.

3.  Fungsi Persuasif

6

Page 7: Keterampilan Dalam Komunikasi

Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.

4. Fungsi IntegratifSetiap organisasi berusaha menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat dilaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (newsletter, buletin) dan laporan kemajuan oraganisasi; juga saluran komunikasi informal seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.

  Bagaimana perilaku orang-orang dalam suatu organisasi ketika mereka melaksanakan tindak berbagi informasi dan gagasan. Untuk itu kita perlu memahami style atau gaya seseorang ketika ia berkomunikasi. Gaya komunikasi (communication style) didefinisikan sebagai seperangkat perilaku antarpribadi yang terspesialisasi yang digunakan dalam suatu situasi tertentu(a specialized set of interpersonal behaviors that are used in a given situation). Masing-masing gaya komunikasi terdiri dari sekumpulan perilaku komunikasi yang dipakai untuk mendapatkan respon atau tanggapan tertentu dalam situasi yang tertentu pula.  Kesesuaian dari satu gaya komunikasi yang digunakan, bergantung pada maksud dari pengirim (sender) dan harapan dari penerima (receiver).

B. Gaya Komunikasi Kepemimpinan

Gaya komunikasi mengendalikan (dalam bahasa Inggris: The Controlling Style) ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-way communications. Gaya komunikasi ini dapat dibagi atas beberapa bagian antara lain :1. The Controlling style

7

Page 8: Keterampilan Dalam Komunikasi

Gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain.  Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-way communications.Pesan-pesan yag berasal dari komunikator satu arah ini, tidak berusaha ‘menjual’ gagasan agar dibicarakan bersama namun lebih pada usaha menjelaskan kepada orang lain apa yang dilakukannya.  The controlling style of communication ini sering dipakai untuk mempersuasi orang lain supaya bekerja dan bertindak secara efektif, dan pada umumnya dalam bentuk kritik.  Namun demkian, gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, tidak jarang bernada negatif sehingga menyebabkan orang lain memberi respons atau tanggapan yang negatif pula.2. The Equalitarian styleAspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan.  The equalitarian style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah (two-way traffic of communication).Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap anggota organisasi dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang rileks, santai dan informal.  Dalam suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama.

Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi yang bermakna kesamaan ini, adalah orang-orang yang memiliki sikap kepedulian yang tinggi serta kemampuan membina hubungan yang baik dengan orang lain baik dalam konteks pribadi maupun dalam lingkup hubungan kerja.  The equalitarian styleini akan memudahkan tindak komunikasi dalam organisasi, sebab gaya ini efektif dalam memelihara empati dan kerja sama, khususnya dalam situasi untuk mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan yang kompleks. Gaya komunikasi ini pula yang menjamin berlangsungnya tindakan share/berbagi informasi di antara para anggota dalam suatu organisasi.3. The Structuring StyleGaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan (sender) lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk

8

Page 9: Keterampilan Dalam Komunikasi

mempengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi tersebut.

Stogdill dan Coons dari The Bureau of Business Research of Ohio State University, menemukan dimensi dari kepemimpinan yang efektif, yang mereka beri nama Struktur Inisiasi atau Initiating Structure.  Stogdill dan Coons menjelaskan  bahwa pemrakarsa (initiator) struktur yang efisien adalah orang-orang yang mampu merencanakan pesan-pesan verbal guna lebih memantapkan tujuan organisasi, kerangka penugasan dan memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul.

4. The Dynamic StyleGaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action-oriented).  The dynamic style of communication ini sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor yang membawa para wiraniaga (salesmen atau saleswomen).Tujuan utama gaya komunikasi yang agresif ini adalah mestimulasi atau merangsang pekerja/karyawan untuk bekerja dengan lebih cepat dan lebih baik.  Gaya komunikasi ini cukup efektif digunakan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang bersifat kritis, namun dengan persyaratan bahwa karyawan atau bawahan mempunyai kemampuan yang cukup untuk mengatasi masalah yang kritis tersebut.

5. The Relinguishing StyleGaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain.

Pesan-pesan dalam gaya komunikasi ini akan efektif ketika pengirim pesan atau sender sedang bekerja sama dengan orang-orang yang berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti serta bersedia untuk bertanggung jawab atas semua tugas atau pekerjaan yang dibebankannya.

6. The Withdrawal StyleAkibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya

9

Page 10: Keterampilan Dalam Komunikasi

ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut.

Dalam deskripsi yang kongkrit adalah ketika seseorang mengatakan: “Saya tidak ingin dilibatkan dalam persoalan ini”.  Pernyataan ini bermakna bahwa ia mencoba melepaskan diri dari tanggung jawab, tetapi juga mengindikasikan suatu keinginan untuk menghindari berkomunikasi dengan orang lain.  Oleh karena itu, gaya ini tidak layak dipakai dalam konteks komunikasi organisasi.Gambaran umum yang diperoleh dari uraian di atas adalah bahwa the equalitarian style of communication merupakan gaya komunikasi yang ideal.  Sementara tiga gaya komunikasi lainnya: structuring, dynamic dan relinguishing dapat digunakan secara strategis untuk menghasilkan efek yang bermanfaat bagi organisasi.  Dan dua gaya komunikasi terakhir: controllingdan withdrawal mempunyai kecenderungan menghalangi berlangsungnya interaksi yang bermanfaat.

C. Hambatan Dalam Komunikasi KepemimpinanPada sebuah proses komunikasi yang terjadi terkadang kita juga akan mengalami banyak hambatan dalam berkomunikasi. Beberapa Hambatan Komunikasi adalah :

1. Hambatan sematik     Komunikasi yg disebabkan oleh fakor bahasa yg digunakan oleh para pelaku komunikasi.

2. Hambatan mekanik.     Komunikasi yang disebabkan oleh factor elektrik, mesin atau media lainnya.

3. Hambatan antropologis     Hambatan yg disebabkan oleh perbedaan pada diri manusia.

4. Hambatan psikologis     Hambatan yg disebabkan oleh factor kejiwaan .

 Menurut Leonard R.S. dan George Strauss dalam Stoner james, A.F dan Charles Wankel sebagaimana yang dikutip oleh Herujito (2001), ada beberapa hambatan terhadap komunikasi yang efektif, yaitu :

10

Page 11: Keterampilan Dalam Komunikasi

1. Mendengar, biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak hal atau informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua yang kita dengar dan tanggapi. Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.

2. Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.

3. Menilai sumber. Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi. Jika ada anak kecil yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung mengabaikannya.

4. Persepsi yang berbeda. Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si pengirim pesan tidak sama dengan si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan pertengkaran, diantara pengirim dan penerima pesan.

5. Kata yang berarti lain bagi orang yang berbeda. Kita sering mendengar kata yang artinya tidak sesuai dengan pemahaman kita. Seseorang menyebut akan datang sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima menit, setengah jam atau satu jam kemudian.

6. Sinyal nonverbal yang tidak konsisten. Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi – tidak melihat kepada lawan bicara, tetap dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita-, mampengaruhi porses komunikasi yang berlangsung.

7. Pengaruh emosi. Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima informasi. apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya.

D. Urgensi Komunikasi Bagi PemimpinPermasalahan bisa  terjadi akibat kita salah mengkomunikasikan pesan kepada komunikan. Kadang hal ini terlupakan, padahal, manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi.

Dalam berkomunikasi sering kali kita menjumpai banyak perbedaan. Perbedaan gaya berkomunikasi seringkali menjadi suatu permasalahan. Perdebadaan tersebut seringkali memicu fenomena etnosentrisme. Sehingga tak heran seringkali konflik diantara suku dibangsa ini disebabkan adanya salah menginterpretasikan perkataan ataupun maksud dari ucapan seseorang atau kelompok tertentu.

11

Page 12: Keterampilan Dalam Komunikasi

Selain itu juga dalam kehidupan sehari-hari, komunikasi yang baik sangat penting untuk berinteraksi  antar individu maupun antar masyarakat agar terjadi keserasian dan dapat mencegah konflik. Di sisi lain, komunikasi juga dibutuhkan oleh setiap Negara untuk saling berhubungan dengan Negara lain (hubungan bilateral).

Komunikasi dengan kepemimpinan sangat erat hubungannya. Seorang pemimpin harus memiliki wawasan yang luas, jujur, bertanggung jawab , berani dalam mengambil keputusan, dan ia juga harus mempunyai keahlian berkomunikasi yang sangat baik. Karena komunikasi dapat menentukan berhasil atau tidaknya seorang pemimpin dalam menjalankan tugasnya. Setiap pemimpin pasti memiliki bawahannya dimana bawahannya tersebut akan mengeluarkan gagasan/ide yang akan dipaparkan. Sehingga seorang pemimpin tersebut dapat mengambil keputusan berdasarkan gagasan/ide tersebut.

Kepemimpinan yang berhasil mempengaruhi orang lain sangat ditentukan oleh keterampilan dan kemampuan menjalankan fungi komunikasi secara baik karenanya komunikasi yang baik dan menjadi efektif akan ditentukan pula oleh kepercayaan dan keyakinan seorang pemimpin dalam memimpin untuk mempengaruhi bawahan. Keyakinan dan kepercayaan hanya dapat terbentuk apabila pemimpin menyadari suatu lingkungan yang harmonis antara pimpinan dengan para bawahannya yang dapat benar-benar berkomunikasi dengan baik yang sejalan dengan makna fungsi komunikasi.

Dalam sebuah organisasi setiap orang yang terlibat di dalamnya ketika melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, baik selaku pimpinan maupun para staf , agar semua pekerjaan dapat terlaksana dengan lancar dan harmonis untuk mencapai tujuan bersama yang disepakati dan ditetapkan, maka unsur kerjasama harus senantiasa tercipta dengan baik. Dengan terjadinya proses kerjasama maka unsur komunikasi pun dengan sendirinya akan tercipta, karena apa pun bentuk instruksi, informasi dari pimpinan , masukan, laporan dari bawahan ke pimpinan, antara sesama bawahan senantiasa dilakukan melalui proses komunikasi.

Peran pimpinan dalam peningkatan komunikasi pada sebuah organisasi membutuhkan tiga hal: Pertama, pemimpin dan semua anggotanya harus memiliki kemampuan yang tepat dan mengerti komunikasi yang baik. Komunikasi bukanlah proses yang indah dan banyak orang membutuhkan

12

Page 13: Keterampilan Dalam Komunikasi

pengertian yang mendalam mengenai issue komunikasi.  Kedua, komunikasi organisasi yang efektif membutuhkan iklim atau budaya yang mendukung komunikasi yang efektif. Lebih spesifik iklim ini akan membutuhkan kejujuran, keterbukaan, praktik komunikasi yang baik dan tanggung jawab untuk membuat komunikasi lebih efektif. Ketiga, komunikasi yang efektif membutuhkan perhatian. Hal ini bukanlah sesuatu yang langsung terjadi tetapi dikembangkan sebagai hasil usaha staf dan jajaran manajemen.Kesimpulan

BAB IIIPEMBAHASAN

A. Komunikasi yang tidak memadai pada dunia kedokteran

Komunikasi terhadap pasien merupakan salah satu bagian integral pada aktifitas klinisi setiap hari. Ini merupakan salah satu komponen kunci yang penting . Klinisi memegang peranan yang sangat penting dan tidak bisa didelegasikan kepada dokter lainnya.

Miskomunikasi antara dokter dan pasien telah lama dikenal. Komunikasi yang buruk akan mengakibatkan pembuatan resep , kunjungan ke dokter, tes laborat yang tidak baik dan kadangkala meningkatnya morbiditas dan mortalits.

Kualitas komunikasi juga merupakan penentu utama dan sering membuat komplain pasien terhadap pelayananan kesehatan. Studi tentang

13

Page 14: Keterampilan Dalam Komunikasi

mal praktek meliputi 70 % kasus yang melibatkan masalah komunikasi (Beckman et al,1994). Kualitas pelayanan medis mempunyai hubungan yang tidak bermakna dengan masalah hukum.

B. Pengaruh Komunikasi yang baik

Komunikasi yang buruk akan mengakibatkan hasil yang buruk terhadap pasien. Bukti empiris menunjukkan bahwa komunikasi yang baik akan memperbaiki beberapa hasil dalam bidang bidang kesehatan dan juga mengakibatkan hubungan yang baik antara dokter dan pasien. Komunikasi yang baik juga secara langsung memperbaiki parameter parameter fisik seperti profile tekanan darah yang baik, kontrol nyeri, mengurangi symptom dan memperbaiki keseluruhan kesehatan dan status fungsi organ organ tubuh. Keuntungan psikologi meliputi berkurangnya kecemasan dan kesehatan emosional yang lebih baik. ( stewart, 1995)

Komunikasi yang baik juga memacu penggalian data yang lebih baik. Kualitas dan kuantitas data yang baik akan memperbaiki keakuratan diagnose. Keuntungan sosial dan komunikasi yang baik akan meningkatkan kepuasan pasien dan kepuasan dokter , mengurangi proses proses dipengadilan dan komplain terhadap klinisi. Untuk seseorang yang sedang dalam belajar tentang ilmu komunikasi, pengaruh yang menguntungkan tentang pembelajaran komunikasi yang baik ini akan menguntungkan mereka dalam seni berkomunikasi di kemudian hari.

C. Mengajarkan komunikasi dengan cara yang konvensional

Sayangnya, masih ada sedikit modul struktur instruksional dan sessi tentang keterampilan pembelajaran dalam dunia kedokteran. Kebanyakan siswa kedokteran dan dokter belajar dari hal yang didapat dari lingkungan yang informal dan tidak terstruktur. Serringkali aktifitas yang mereka lakukan bukanlah bertujun secara membahas tentang masalah komunikasi tetapi hanya menjadikan masalah komunikasi merupakan sesuatu yang bersifat melengkapi atau hanya suatu tambahan saja.

Salah satu modalitas dari pengajaran keterampilan berkomunikasi adalah pengamatan tentang hal yang benar dan salah , tidak satupun yang berasal dari patokan pengajaran yang diharapkan.

Kegagalan dari modalitas diatas bersumber dari berbagai factor. Pertama tama, pengajaran keterampilan berkomunikasi sebaiknya merupakan aktifitas pendidikan yang tersturktur yang harus didukung oleh

14

Page 15: Keterampilan Dalam Komunikasi

strategi berbagai macam aktifitas struktur multi modalitas ( Kurtz 1998). Pengamatan atau pelajaran dari kegagalan kegagalan yang diakibatkan oleh komunikasi yang salah haruslah hanya bagian dari strategi ini. Yang kedua, komponen pengetahuan dari keterampilan berkomunikasi yang didapatkan dari keterampilan merupakan suatu hal yang kurang bermakna, tetapi semua patokan harus berasal dari keterampilan yang terstruktur. Ketiga, meskipun sesuatu hal yang didapat dari preceptor dan pelajar memberikan pembelajaran tenang role model, suatu study telah menunjukkan bahwa pembelajaran dengan jenis ini adalah proses yang lambat dan tidak efisien. Lebih jauh lagi, terdapat hal yang berbahaya yaitu tentang kemungkinan adanya tingkah laku dari si pemodel yang salah. Terakhir, model observasi yang pasif mengakibatkan tidak adanya kesempatan bagi pembelajar untuk mempraktekkan keterampilan yang dipelajari dan menerima umpan balik dari preceptor.

Kebutuhan adanya modul formal yang terstruktur dengan baik dan formal pada keterampilan kemampuan berkomunikasi sekarang telah dikenal dengan baik dan dengan kuat telah dicanangkan oleh Asosiasi kampus medis, liaison komite pada pendidikan medis, dan general medical council united kingdom.

D. Komunikasi adalah keterampilan yang bisa dipelajari

Peningkatan realisasi pada pembelajaran dan pengajaran komunikasi adalah suatu keterampilan yang bisa diajarkan dan dipelajari. Hal ini menunjukkkan adanya suatu perubahan paradigma yang dulu merupakan pola pikir utama bahwa komunikator, representator adalah tingkah laku seseorang yang menetap. Komunikasi yang baik adalah suatu kualitas yang tidak terpisahkan dari seseorang dan oleh karena itu komunikator yang baik adalah dilahirkan bukan hasil dari pelatihan.

Pengajaran tentang komunikasi haruslah tidak berdasar pada pengalaman oleh karena pengalaman merupakan guru yang buruk pada pembelajaran kemampuan berkomunikasi.` Tanpa adanya panduan dan refleksi, pengalaman nampaknya merupakan penguat dari pembelajaran komunikasi degan tidak melihat apakah ia baik atau buruk.

E. Strategi pendidikan keterampilan pengajaran komunikasi

Pembelajaran dan pengajaran dari keterampilan komunikasi yang sukses melibatkan impelementasi yang terus menerus dari bebrapa strategi pendidikan ( Kurtz,1999). Beberapa intervensi edukasi nampaknya lebih

15

Page 16: Keterampilan Dalam Komunikasi

mungkin bisa menjadi sukses bila berpedoman pada kurikulum utama daripada modul yang kaku dan cenderung terisolasi.

Komponen pengetahuan pada pengajaran ketrampilan berkomunikasi memberikan pembelajar dengan teori esensial dan rangka kerja konseptual komunikasi. Ini akan membantu pembelajar mengidentifikasi masalah yang berhubungan dengan komunikasi yang buruk dan menunjukkan beberapa keuntungan keterampilan berkomunikasi yang memadai.

Pengetahuan atau komponen kognitif patut mendapatkan perhatian yang lebih. Terdapat beberapa cara yang praktis untuk membangun ilmu yang dibutuhkan seperti adanya beberapa strategi instruksional sederhana, seperti tentang cara belajar mengajar dan perlengkapan materi bahan bacaan.

Demonstrasi keterampilan berkomunikasi adalah hal yang penting sebagai panduan tingkah laku sikap komunikasi yang benar terhadap pembelajar. Pembelajar juga mendapatkan keuntungan dengan mengamati dari hal yang diharapkan. Disamping itu pembelajar seharusnya bisa menunjukkan komunikasi konduktif yang baik, contoh contoh bahasa verbal yang direkomendasikan yang bisa dipergunakan dalam komunikasi, dan bahasa tubuh yang diharapkan. Contoh dari strategi instruksional adalah dari video tape dengan pasien yang sebenarnya atau suatu model studi.

Simulasi dan latihan dari keterampilan spesifik pada lingkungan yang diharapkan adalah suatu hal yang diinginkan. Adalah hal yang tidak realistis bila mengharapkan pembelajar akan mendapatkan kemampuan yang benar dalam berkomunikasi segera setelah mereka melakukan observasi. Oleh karena itu, pembelajar harus mempraktekkannya dan mengulanginya dalam suatu situasi yang aman ( situasi pembelajaran) baik dalam role play atau yang berhubungan dengan simulasi terhadap pasien.

Penaksiran diri dan refleksi merupakan komponen yang kuat dalam keterampilan berkomunikasi. Refleksi adalah suatu proses aktif dan perlu dilakukan dengan hati hati dimana pembelajar mengkritik dan mengidentifikasi terhadap kesalahan yang dibuat dalam berkomunikasi dan melakukan pengukuran pengukuran tentang hal mana yang perlu diperbaiki di masa mendatang. Pengajaran keterampilan berkomunikasi relatif sulit dan sering memberikan hal hal yang sensitive terhadap preceptor . Refleksi dan sugesti diri akan meminimalkan ‘rasa malu’ pembelajar dan meningkatkan perubahan untuk untuk menjadi sukses.

Adanya role model pendukung mampu memberikan keterampilan komunikasi yang diharapkan diluar sessi pembelajaran. Sekolah medis dan rumah sakit bertindak sebagai ‘komunitas moral’ dan memberikan

16

Page 17: Keterampilan Dalam Komunikasi

pengaruh yang signifikan pada pembelajar ( Sulmasy,2000). Budaya dan nilai moral yang melibatkan ciri hubungan dokter pasien yang ditransfer ke pelajar.

Penaksiran merupakan kompoen yang penting dari pembelajaran dan keterampilan komunikasi yang kemungkinan memacu pentingnya kurikulum komunikasi diantara kurikulum medis kedokteran.

Penaksiran tentang keterampilan berkomunikasi adalah sulit dan suatu seperangkat alat yang memadai masih belum dipergunakan secara luas dalam menunjukan pendidikan keterampilan ini.

Keterampilan pengajaran dan pelatihan dari keterampilan berkomunikasi membutuhkan rencana pengembangan komprehensif fakultas untuk mendidik dan melatih mahasiswa tentang keterampilan komunikasi yang efektif.

Sebagai kesimpulan kita belajar bahwa:

Komunikasi yang baik antara pasien dan dokter akan memperbaiki hasil akhir yang diharapkan dan memberikan banyak keuntungan pada dokter.

Komunikasi adalah keterampilan yang bisa dipelajari dan bisa diajarkan.

Pengamatan berdasarkan pengalaman adalah cara yang tidak efektif untuk mengajarkan keterampilan komunikasi

Intervensi edukasi yang sukses membutuhkan strategi dengan banyak cabang yang melibatkan pembangunan karakter, demonstrasi, umpan balik, penaksiran diri, pengulangan pelatihan pada lingkungan pelatihan dan simulasi lingkungan.

17

Page 18: Keterampilan Dalam Komunikasi

BAB IV

PENUTUP

Komunikasi dalam sebuah kepemimpinan merupakan suatu unsur yang sangat penting dalam  mencapai  keberhasilan tujuan yang akan diraih oleh suatu organisasi. Oleh karena itu seorang pemimpin hendaklah piawai dalam berkomunikasi baik itu verbal maupun non verbal. Komunikasi yang baik akan akan mampu meningkatkan motivasi, sehingga informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik dan hal ini akan mampu meningkatkan kinerja serta control kerja juga akan terlaksana dengan baik.

Di dalam sebuah organisasi pemimpin adalah sebagai komunikator.  Pemimpin yang efektif pada umumnya memiliki  kemampuan komunikasi yang efektif, sehingga sedikit  banyak akan mampu merangsang partisipasi orang-orang yang dipimpinnya. Dalam suatu organisasi baik yang berorientasi komersial maupun sosial, komunikasi dalam organisasi atau lembaga tersebut akan melibatkan empat fungsi antara lain fungsi informative, Regulatif,Integratif dan Persuasive . Proses komunikasi ini akan mengalami banyak hambatan. Beberapa Hambatan Komunikasi dapat berupa Hambatan Sematik, Hambatan Mekanik, Hambatan antropologis dan  Hambatan psikologis.

18

Page 19: Keterampilan Dalam Komunikasi

Komunikasi ada dimana-mana, dirumah, ketika anggota keluarga berkumpul dan berbincang; di kampus, ketika mahasiswa saling bercengkrama mendiskusikan hasil ujian; di klinik, saat dokter berdiskusi dengan pasiennya; di kantor, ketika kepala seksi membagi tugas, dan lain sebagainya. Komunikasi menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Sebuah penelitian mengungkapkan bahwa 70% waktu bangun kita gunakan untuk berkomunikasi. Komunikasi menentukan kualitas hidup kita.

Dengan komunikasi kita membentuk saling pengertian menumbuhkan persahabatan, memlihara kasih sayang, menyebarkan pengetahuan, dan melestarikan peradaban. Tetapi dengan komunikasi, kita juga dapat menyuburkan perpecahan, menghidupkan permusuhan, menanamkan kebencian, merintangi kemajuan, dan menghambat pemikiran. Begitu penting, begitu meluas, dan begitu akrab komunikasi dengan diri kita.

Indikator efektifitas komunikasi adalah timbulnya tindakan nyata. Karena untuk menimbulkan tindakan, kita harus berhasil lebih dahulu menanamkan pengertian, membentuk dan mengubah sikap atau menumbuhkan hubungan yang baik. Tindakan adalah hasil kumulatif seluruh proses komunikasi. Ini bukan saja memerlukan pemahaman tentang seluruh mekanisme psikologis yang terlibat dalam proses komunikasi, tetapi juga faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia.

19

Page 20: Keterampilan Dalam Komunikasi

DAFTAR PUSTAKA

1. Beckman HB, Makakis KM, Suchman AL, Frankel RM et al. The doctor-Patient Relationship and Malpractice; Lessons from Plaintiff Depositions. Archives of Internal Medicine. 1994. 154:2365-7

2. Entman SS, Glass CA, Hickson GB, Githen PB, Whetten-Goldstein K, and Sloan F. The Relationship between Malpractice Claims History and Subsequent Obstetric Care. JAMA. 1994. 272 (20): 1588-91

3. Kurtz S, Silverman J, and Draper J. Teaching and Learning Communication Skills in Medicine. 1998. Radcliffe Medical Press. Oxon. UK

4. Kurtz S,Laidlaw T, Makoul G, and Schnabl G. Medical Education Initiatieves in Communication Skill. Cancer Prevention and Control. 1999. 3(1): 37-45. Accessed through internet; Dalhousie Medical School. Web address : www.medicine.dal.ca/medcomm/strategis/article.htm; accessed August 02

5. Makoul G, Arnston P, and Scofield T. Health Promotion in Primary Care; Physician Patient Communication and Decision About Prescription Medications. Social Science Medicine. 1995. 41:1241-54

6. Levinson W. Physician-Patient Communication A Key to Malpractice Prevention. JAMA. 1994. 272:1619-20

7. Reynold PP. Reaffirming Profesionalism Through the Education Community. Annals of Internal Medicine. 1994.120: 609-14

20

Page 21: Keterampilan Dalam Komunikasi

8. Stewart MA.Effective Physician-Patient Communication and Health Outcome: A Review.Canadian Medical association Journal. 1995. 152(9): 1423-33

9. Stewart M, Brown JB, Weston WW, Mc Whinney IR, Mc William CL, and Freeman TR. Patient-Centered Medicine Transforming the Clinical Method. 1995. Sage Publications. Thousands Oak. CA. USA

10.Strafield B, Wray C, Hess K et al. The Influence of Patient Practioners Agreement on the Outcome of Care. American Journal of Public Health. 1981.71 : 127-31

11.Sulmasy DP. Should Medical School be Schools for Virtue? Journal of General Internal Medicine. 2000.15:514-6

21