ketenagaan di instalasi gizi

128
V. KETENAGAAN DI INSTALASI GIZI A. Jenis dan Jumlah Tenaga Gizi Dewasa ini masalah ketenagaan merupakan masalah penting, baik jumlah maupun mutunya yang sangat kurang. Untuk mengatasi masalah ini. Banyak institusi atau Rumah Sakit mengangkat/menggunakan tenaga ahli konsultan atau tenaga ahli honorer dan tenaga tidak ahli atau harian. Berdasarkan pengalaman di berbagai institusi di ambil patokan bahwa untuk tiap 75-100 tempat tidur , di perlukan 1 (satu) tenaga ahli gizi dan 2 tenaga menengah gizi dan untuk 5 – 6 tempat tidur di butuhkan 1 (satu) tenaga pemasak. 60 – 75 tempat tidur untuk 1 (satu) prakarya pembersih. Dalam melaksanakan pelayanan gizi di Rumah Sakit. Macam ketenagaan yang di perlukan dapat di bedakan atas pegawai yang ahli atau pegawai yang tidak ahli. Pegawa yang ahli adalah tenaga gizi yang telah mendapat pendidikan dasar khusus gizi seperti sarjana gizi, sarjana muda gizi, serta tenaga menengah gizi atau “peratur gizi”. Dalam klasifikasi ketenagaan di Rumah Sakit saat ini pemasak belum di golongkan sebagai orang ahli. Karena itu tenaga pemasak serta tenaga pembersih atau pekarya lain yang bekerja di bidang penyelenggaraan makanan di masukkan dalam tenaga tidak ahli gizi. 1. Ahli Gizi Seorang ahli gizi ( sarjana atau sarjana muda gizi ) harus mampu menerapkan pengetahuan gizi dalam mengelola makanan sekelompok orang. Secara umum, maka tugas dan tanggung jawab seorang ahli gizi dalam penyelenggaraan makanan banyak adalah:

Upload: winka-wardhani

Post on 12-Aug-2015

291 views

Category:

Health & Medicine


35 download

TRANSCRIPT

V. KETENAGAAN DI INSTALASI GIZI

A. Jenis dan Jumlah Tenaga Gizi

Dewasa ini masalah ketenagaan merupakan masalah penting, baik jumlah maupun

mutunya yang sangat kurang. Untuk mengatasi masalah ini. Banyak institusi atau Rumah Sakit

mengangkat/menggunakan tenaga ahli konsultan atau tenaga ahli honorer dan tenaga tidak ahli

atau harian.

Berdasarkan pengalaman di berbagai institusi di ambil patokan bahwa untuk tiap 75-100

tempat tidur , di perlukan 1 (satu) tenaga ahli gizi dan 2 tenaga menengah gizi dan untuk 5 – 6

tempat tidur di butuhkan 1 (satu) tenaga pemasak. 60 – 75 tempat tidur untuk 1 (satu) prakarya

pembersih.

Dalam melaksanakan pelayanan gizi di Rumah Sakit. Macam ketenagaan yang di

perlukan dapat di bedakan atas pegawai yang ahli atau pegawai yang tidak ahli. Pegawa yang

ahli adalah tenaga gizi yang telah mendapat pendidikan dasar khusus gizi seperti sarjana gizi,

sarjana muda gizi, serta tenaga menengah gizi atau “peratur gizi”. Dalam klasifikasi ketenagaan

di Rumah Sakit saat ini pemasak belum di golongkan sebagai orang ahli. Karena itu tenaga

pemasak serta tenaga pembersih atau pekarya lain yang bekerja di bidang penyelenggaraan

makanan di masukkan dalam tenaga tidak ahli gizi.

1. Ahli Gizi

Seorang ahli gizi ( sarjana atau sarjana muda gizi ) harus mampu menerapkan

pengetahuan gizi dalam mengelola makanan sekelompok orang. Secara umum, maka tugas

dan tanggung jawab seorang ahli gizi dalam penyelenggaraan makanan banyak adalah:

1. Merencanakan, mengembangkan, membina, mengawasi, dan menilaikan

penyelenggaraan makanan dengan data yang tersedia berdasarkan prinsip gizi dalam

usaha menunjang pelayanan Rumah Sakit terhadap pasien.

2. Mencapai standart kualitas penyelenggaraan makanan yang tinggi, dengan

menggunakan tenaga dan bahan makanan secara efisien dan efektif.

3. Merencanakan menu makanan biasa dan makanan khusus sesuai dengan pola menu

yang di tetapkan.

4. Membuat standarisasi resep dan mengawasi penggunaannya.

5. Membantu melaksanakan pelaporan untuk pengawasan dan perencanaan instalasi gizi.

6. Membantu melaksanakan pelaporan manajemen keuangan.

7. Menjaga dan mengawasi sanitasi penyelenggaraan makanan dan keselamatan kerja

pegawai.

8. Merencanakan, mengembangkan,mmembina, menilaikan kegiatan pelayanan gizi ruang

rawat nginap. Penyuluhan dan rujukan gizi. Kegiatan penelitian pengembangan gizi

terapan.

9. Megatur oembagian tugas yang sesuai dengan spesifikasi tugas seseorang.

10. Menelaah sleuruh kegiatan instalasi gizi termasuk perencanaan dan koordinasi

pelayanan gizi.

11. Memberikan bimbingan dan melakukan pengawasan dan evaluasi terhadap calon

sarjana muda gizi. Tenaga menengah gizi, pegawai kesehatan atau pegawai lain yang

mengikuti latihan kursus di instalasi gizi.

2. Tenaga Menengah Gizi

Peranan tenaga gizi menengah semakin berkembang. Dengan berkembangnya kegiatan

pelayanan gizi di Rumah Sakit.

Tugas tanggng jawab seorang oengatur gizi atau pembantu ahli gizi meliputi :

1. Berkonsultasi dengan sarjana / sarjana muda gizi dalam melaksanakan kegiatan

pengadaan / penyediaan makanan, kegiatan pelayanan gizi di ruang rawat nginap,

penyuluhan / konsultasi dan rujukan gizi serta penelitian pengembangan gizi terapan.

2. Mengawasi dan menilaikan pegawai dan pegawai baru.

3. Memberi pengarahan pada pegawai dalam menggunakan dan memelihara peralatan.

4. Memberikan pengarahan, bimbingan pada pegawai dalam menyelenggarakan

makanan.

5. Mempersiapkan jadwal waktu dan kerja bagi seluruh pegawai dapur.

6. Mengawasi pelaksanaan dan memelihara sanitasi dan kebersihan seluruh instalasi gizi

dan pegawai dapur.

7. Mengawasi pelaksanaan dan memelihara sanitasi dan kebersihan seluruh instalasi gizi

dan pegawainya.

8. Membantu dalam melaksanakan usaha-usaha keselamatan kerja sesuai dngan yang

ditetapkan.

Pada instalasai yang memiliki kapasitas tempat tidur lebih kecil dari 50 tempat tidur, maka tugas

dan tanggung jawab tenaga pembantu ahli gizi adalah memimpin pelaksanaan tugas dan fungsi

instalasi gizi. Tetapi pada Rumah Sakit yang berkapasitas lebih dari 50 tempat ridur, dan ada

tenaga sarjana / sarjana muda gizi, maka tugas pembantu ahli gizi sudah lebih khusus. Ia dapat

bertugas pada bagian khusus seperti memimpin produksi makanan.memimpin bagian

penyuluhan dan konsultasi gizi.ataupun ruangan penyimpanan.dapur.diit,persiapan bahan

makanan dan sebagainya.

3. Pemasak

Di indonesia tenaga pemasak belum termasuk golongan tenaga asli.bahkan dalam kategori

tenaga kesehatan tidak tercantum tenaga pemasak.karena itu kedudukan tenaga pemasak dan

keahlian memasak ini perlu betul betul diperhatikan dan dihargai sebagaimana mestinya.

Pengelompokan tenaga pemasak hingga saaat ini didasarkan atas ketrampilan yang dimiliki

dalam melakukan kegiatan memasak.karna itu tugas pemasak,baik ia sebagai kepala pemasak

tidak banyak berbeda.

Tugas dan tanggung jawab pemasak makanan adalah :

1. Merencanakan cara kerja, memasak, waktu agar sesuai dengan menu dan jadwal

pembagian makanan yang ditentukan.

2. Mengkonsultasikan cara pemasakan bahan makanan sebelum memulai m memasak

dengan kepala pemasaka ataupun pembantu ahli gizi.

3. Membantu dalam mengawasi, melatih pemasak baru.

4. Mempersiapkan contoh makanan yang dimasak.

5. Membersihkan peralatan, melaporkan kegiatan yang telah dilakukan kepada pemasak

kepala.

6. Melakukan penilaian terhadap resep baru serta melaporkannya kepada kepala pemasak,

7. Mengembangkan buku resep untuk digunakan.

4. Pelaksana gizi ruangan

Disamping tenaga pemasak, di instalasi gizi juga bekerja tenaga pelaksana ruangan, yang

melakukan kegiatan pelayanan makanan di ruangan pasien.

Tugas tenaga pelaksana ruangan adalah sebagai berikut :

1. Mengambil makanan dari dapur untuk dibawa ke ruangan.

2. Membuat daftar pemintaan makanan ruangan.

3. Membagi makanan untuk pasien dan karyawan.

4. Membersihkan peralatan dan dapur ruangan.

5. Melaporkan pasien masuk, dan pulang kepada pembantu ahli gizi/sarjana muda gizi

yang bertanggung jawab.

6. Bekerja sama dengan tenaga di ruangan secara baik.

Catatan :

Pedoman di atas merupakan garis besar kegiatan yang harus dilakukan oleh berbagai

macam tenaga yang bekerja di Instalasi Gizi. Tugas – tugas tersebut dapat disesuaikann

dengan tenaga, kebutuhan dan keadaan.

Organisasi dan Pengenalan Daerah Kerja bagi Pegawai Baru.

Orientasi atau pengenalan ruang lingkup kerja bagi pegawai baru sangat diperlukan.

Perlu penjelasan yang tepat terhadap tugas – tugas yang harus dikerjakan. Sehingga usaha ini

diharapkan dapat mengurangi keluar masuknya pegawai.

Dalam orientasi pegawai ini, termasuk penjelasan tentang hal – hal berikut :

1. Gambaran umum mengenai instalasi gizi.

2. Fungsi instalasi gizi diRumah Sakit.

3. Peranan pegawai masing – masing dalam menunjang fungsi instalasi gizi serta partisipasinya

terhadap pelayanan kesehatan Rumah Sakit.

4. Penjelasan tugas yang harus dijalankan pegawai.

5. Pengawasan serta peraturan yang berlaku di instalasi gizi.

B. Kualifikasi Tenaga Gizi Di Instalasi Gizi

Dalam ketetapan tentang akreditasi Rumah Sakit, jelas dinyatakan bahwa instalasi gizi harus di

pimpin dan di kepalai oleh seseorang yang benar-benar ahli di bidang gizi dan diitetik, serta

memiliki pengetahuan manajemen dan kepemimpinan yang tangguh. Di samping di tuntut

memeliki kehalian di bidang gizi dan diitetik, juga harus menguasai administrasi makanan

banyak dan manajemen perkantoran.

Oleh karena itu, maka kualifikasi tenaga gizi harus sesuai dengan ketetapan di atas agar supaya

manajemen makanan di Rumah Sakit dapat berjalan dengan lancar dan tepat.

Kualifikasi tenaga gizi di Rumah Sakit adalah sebagai berikut :

1. Pembina

- Sarjana ( S1., S2., Di bidang gizi, kesehatan masyarakat, kedokteran )

2. Pengelola

Sarjana ( S1., S2., Dalam bidang pendidikan gizi sampai sarjana muda gizi, kemudian di

tambah kehalian khusus, di utamakan:

- Bidang gizi klinik dan gizi institusi

- Manajemen dan administrasi

- Kesehatan masyarakat

3. Pelaksana

a. Sarjana – S1,

Dalam bidang pendidikan dasar gizi. Hingga sarjana muda gizi, kemudian

ditamnbah kehalian khusus di bidang gizi klinik. Gizi institusi, manajemen dan

asministrasi dan kesehatan masyarakat.

b. Sarjana muda

Gizi –SO

- Lulusan sekolah akademi gizi negeri

- Lulusan IKIP Negeri jurusan gizi atau kesehatan keluarga

c. Tenaga menengah

Gizi

- Lulusan sekolah menengah kesehatan jurusan gizi ( sebelum tahun 1980 )

- Sekolah menengah teknologi kerumah tanggaan negeri jurusan BOGA.

- Sekolah menengah kesejahteraan keluarga jurusan BOGA.

- Sekolah kesejahteraan keluarga tingkat atas jurusan memasak.

d. Tenaga dasar gizi

Gizi

- Lulusan sekolah menengah tingkat pertama yang telah di kurusus gizi dan diitetik selama tiga

bulan.

- Lulusan sekolah kepandaian putri.

- Lulusan sekolah kesejahteraan keluarga tingkat pertama bagian memasak.

- Lulusan sekolah menengah kejuruan tingkat pertama jurusan BOGA.

e. Tenaga pekarya

- Lulusan sekolah menengah tingkat pertama atau sekolah yang sederajat.

f. Pelaksana administrasi

- Lulusan sarjana muda lembaga administrasi negara atau sekolah lain yang sederajat.

- Lulusan KPPA

- Sekolah menengah tingkat atas dengan kursus tambahan di bidang administrasi

Uraian tugas dan jabatan fungsional di instalasi gizi adalah :

1. Pembina

- Perencanaan

- Koordinasi kebijakan Rumah Sakit

- Pengendalian dan evaluasi

- Kaderisasi

- Pengembangan

2. Pengelola

- Perencanaan

- Pengisian tugas

- Koordinasi kegiatan

- Pencatatan laporan

- pengaggaran

3. Pelaksana :

a. Ketatausahaan

- Administrasi

- Perlengkapan

- Perbekalan

- Kepegawaian

b. Pengadaan / penyediaan makanan

- Perencanaan menu

- Pembelian dan pemesanan bahan makanan

- Penerimaan bahan makanan

- Pengelolaan makanan

- Penyaluran makanan’

- Hygiene dan sanitasi

- Pencatatan pelaporan

- Penilaian

c. Penyuluhan / konsultasi & rujukan gizi

- Perencanaan penyuluhan dan pendidikan

- Pelaksanaan penyuluhan dan pendidikan

- Evaluasi penyuluhan dan pendidikan

- Pencatat pelaporan evaluasi

d. Pelayanan gizi ruang rawat nginap

- Anamnesa diit

- Perencanaan dan evaluasi diit

- Konsultasi dan penyuluhan gizi

- Pemesanan makanan

- Pencatat pelaporan penilaian

e. Penelitian dan pengembangan gizi terapan

- Perencanaan

- Pelaksanaan

- Evaluasi pengembangan

- Peningkatan

Berdasarkan pola di atas maka tim standarisasi mengemukakan stabndart kualifikasi

ke instalasi gizi dan pelaksana instalasi gizi seperti di bawah ini :

STANDAR KUALIFIKASI TENAGA DI INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT

No KOMPONEN KELAS RUMAH SAKIT

RSU KELAS A RUS KELAS B / RSU KELAS C / RS RSU KELAS D /

TENAGA RS JIWA KELAS A & RSK YANG

SETINGKAT

JIWA KELAS B & RSK YANG SETINGKAT

RS JIWA KELAS C & RSK YANG

SETINGKAT1 KEPALA

INSTAL GIZI

Kualifikasi

Kualifikasi II

Kualifikasi III

Pendidikan dasar SO / DIII Gizi denganTambahan/pddkna. S1/ DIV Gizi b. S2 Gizi adm

RSc. Pengalaman

kerja di RS minimal 7 tahun.

Pendidikan dasar SO / DIII Gizi denganTambahan/pddkna. S1/ DIV Gizi b. S2 Gizi adm

RSc. Pengalaman

kerja di RS minimal 5 tahun.

Pendidikan dasar SO / DIII Gizi denganTambahan/pddkna. S1/ DIV Gizi b. Pengalaman

kerja di RS minimal 10 tahun.

Pendidikan dasar SO / DIII Gizi denganTambahan/pddkna. S1/ DIV Gizi b. S2 Gizi adm

RSc. Pengalaman

kerja di RS minimal 5 tahun.

Pendidikan dasar SO / DIII Gizi denganTambahan/pddkna. S1/ DIV Gizi b. S2 Gizi adm

RSc. Pengalaman

kerja di RS minimal 7 tahun.

Pendidikan dasar SO / DIII Gizi denganTambahan/pddkna. S1/ DIV Gizi b. Pengalaman

kerja di RS minimal 5 tahun.

Pendidikan dasar SO / DIII Gizi denganTambahan/pddkna. S1/ DIV Gizi b. S2 Gizi adm RSc. Pengalaman

kerja di RS minimal 5 tahun.

Pendidikan dasar SO / DIII Gizi denganTambahan/pddkna. Pelatihan PGRS/

Manajemenb. Pengalaman

kerja di RS minimal 5 tahun.

Pendidikan dasar SO / DIII Gizi denganTambahan/pddkna. Pelatihan

PGRS/Manajemen

b. Kes.Masyarakat pengalaman

Pendidikan dasar SO / DIII Gizi denganTambahan/pddkna. S1/ DIV Gizi b. S2 Gizi adm

RSc. Pengalaman

kerja di RS minimal 3 tahun.

Pendidikan dasar SO / DIII Gizi denganTambahan/pddkna. Pelatihan

PGRS/ Manajemen

Pendidikan dasar SO / DIII Gizi denganTambahan/pddkna. Pelatihan

PGRS/Manajemen

b. Kes.Masyarakat

kerja di RS pengalaman kerja di RS

1 2 3 4 5 6

2 STAFF

INSTAL GIZI

Kualifikasi I

Kualifikasi II

Kualifikasi III

Pendidikan dasar SO / DIII Gizi denganTambahan/pddkna. S1/ DIV Gizi b. Pengalaman

kerja di RS minimal 5 tahun.

Pendidikan dasar SO / DIII Gizi denganTambahan/pddkna. S1/ DIV Gizi b. Pengalaman

kerja di RS minimal 5 tahun.

Pendidikan dasar SMKA gizi/ D1 Gizi/ SPAG dengan tambahan/pddkn

Pendidikan dasar SO / DIII Gizi denganTambahan/pddkna. S1/ DIV Gizi b. Pengalaman

kerja di RS minimal 3 tahun.

Pendidikan dasar SO / DIII Gizi denganTambahan/pddkna. S1/ DIV Gizi b. Pengalaman

kerja di RS minimal 3 tahun.

Pendidikandasar SMKA gizi/ D1 Gizi/ SPAG dengan tambahan/pddkn:

Pendidikan dasar SO / DIII Gizi denganTambahan/pddkna. Pelatihan PGRS

Pendidikan dasar SMKA gizi/ D1 Gizi/ SPAGc. Pelatihan PGRSd. Kes.Masyarakat

pengalaman kerja di RS minimal 3 tahun.

Pendidikan dasar SKKA/SMTK Boga Program Studi Gizi dengan tambahana. Pelatihan PGRS

Pendidikandasar SMKA gizi/ D1 Gizi/ SPAGe. Pelatihan

PGRSf. Kes.Masyarak

at pengalaman kerja di RS minimal 3 tahun.

Pendidikan dasar SKKA/SMTK Boga Program Studi Gizi dengan tambahanc. Pelatihan

PGRSd. Kes.Masyarak

at pengalaman kerja di RS minimal 5 tahun.

Pendidikan dasar SPAG/D1 Gizi atau SKKA/SMTK Boga Program

a. Pelatihan PGRS

b. Kes.Masyarakat pengalaman kerja di RS minimal 7 tahun.

a. Pelatihan PGRS

b. Kes.Masyarakat pengalaman kerja di RS minimal 5 tahun.

b. Kes.Masyarakat pengalaman kerja di RS minimal 3 tahun.

Studi Gizi.

C. Perencanaan Ketenagaan di Instalasi Gizi

Perencanaan ketenagaan PGRS disusun berdasarkan mekanisme kerja, pembagian tugas

dan tanggung jawab antara berbagai unsur yang berkepentingan.

Perincian kegiatan dan uraian tugas disusun menurut daerah kegiatan pelayanan gizi, yaitu di

kantor pimpinan instalasi gizi, ruang perawatan, dapur pengelolaan makanan, poliklinik gizi dan

untukkegiatan penelitian dan pengembangan gizi terapan.

1. Kantor Pimpinan Instalasi Gizi

Kegiatan, uraian kegiatan macam dan kualifikasi tenaga serta ratio tenaga yang

dibutuhkan dapat dilihat dalam tabel 1:

TABEL 1 : KEGIATAN, URAIAN KEGIATAN, MACAM DAN KUALIFIKASI SERTA

RATIO TENAGA YANG DIBUTUHKAN UNTUK TIAP YANG DIBUTUHKAN.

KegiatanUraian

kegiatan

Macam

tenaga yang

dibutuhkan

Kualifikasi

Tenaga

Ratio Tenaga Untuk Tiap Kelas RS

A B C D E

Perencanaan

Pengorganis

asiaan

Pengisi

Jabatan

Penggerakan

Koordinasi

Penyusunan

konsep policy

gizi.

perencaan

anggaran.

Pengelolaan

kepegawaian.

1. Sarjana

Gizi

S.M Gizi +

pendidkan

kesarjaan

dalam

bidang

gizi/manaj

emen/insti

1:400 1:400

Ecaluasi Pengawasan

biaya.

Pengendalian

dan penilaian.

Pencatatan

dan pelaporan.

Ketatausahaan

.

2. Sarjana

Muda

Gizi

3. Tenaga

gizi lain

4. Pengawas

pesanan

5. Pelaksana

an

6. Tata

Usaha

tusi/kemas

yarakat.

Lulusan A

gizi

PK/

Perawat +

kursus gizi

manajeme

n diitetik.

Lulusan

SMKA/SK

KA/SMTK

+Latihan

dalam

Bidang

Gizi,

manajeme

n, dan

diitetik.

Lulusan

SLTP dan

kursus gizi

-Sarjana

Muda

administra

1:800

1:400

1:800

1:600

1:800

1:600

1:600

1:500

1: 600

1:800

1:400

1:300

1:50 1:50

si negeri

-KPPA

-Lulusan

SLTP+kur

sus adm

1:800

1:400

1:800

1:400

1:300

1:200 1:100 1:100

2. Kegiatan di ruang Perawatan

Kegiatan PGRS di ruang perawatan di dalam oleh team yang terdiri dari dokter, tenaga gizi

dan perawat. Ketua team adalah dokter.kegiatan dilakukan secara terpadu antara ketiga

unsur di atas.

Kegiatan, uraian kegiatan, macam dan kwalifikasi tenaga serta ratio tenaga yang di

butuhkan dapat di lihat dalam tabel 2.

TABEL 2 : KEGIATAN, URAIAN KEGIATAN, MACAM DAN KUALIFIKASI SERTA RATIO

TENAGA YANG DIBUTUHKAN UNTUK TIAP KELAS RUMAH SAKIT

Kegiatan Uraian kegiatan

Macam

tenaga yang

dibutuhkan

Kualifikasi

Tenaga

Ratio Tenaga Untuk Tiap Kelas RS

A B C D E

Perencanaan

Penentuan

Pengamatan

Penilaian diit.

Kordinator

penentuan diit

anamnese diet.

Rencana diet.

Pemesanan

akanan.

Pemesanan

Sarjana Gizi

Sarjana

Muda Gizi (2)

Perawat

Lulusan A

gizi

Lulusan

SMKA

gizi/pk/+La

1:400

1: 100

1:25

1:400

1:100

1:25

1: 300

-

1:25

-

-

1:25

-

-

1:25

Penyajian

makanan (1)

Penyuluhan

dan

penilaian.

Pencatatan

dan

pelaporan

makanan

kebagian

pengolahan

makanan.

Penyajian

makanan ke

pasien

pengemasan alat-

alat makan.

Penyuluhan dan

penilaian diit.

Pencatatan dan

pelaporan

kegiatan2 gizi di

ruangan

Perawat

Pelaksana

Sarjana

muda gizi

perawat.

tihan

perawatan

+ pk +

kursus gizi

perawatan

+ pk +

kursus gizi

+ SLTP +

kursus gizi

Lulusan A

gizi

perawat /

pk +

kursus gizi

-

-

1:25

-

-

-

-

1:25

-

-

-

-

1:25

-

-

-

-

1:25

-

-

-

-

1:25

-

-

Keterangan

(1)Makanan dikirim secara sentralisasi ( per porsi ) dan disentralisasi oleh instalasi gizi ke

ruangan. Perawat menyajikan makanan ke pasien dan membantu pasien selama makan,

serta tanggung jawab tentang keamanan alat alat makan.

(2)Sarjana muda gizi ( ahli gizi ) bekerja sama dengan dokter dan perawat.

(3) Tugas ini di rangkap ( 2 ) , juga di lakukan oleh pengatur gizi / PK / perawat + kursus gizi

3. Dapur pengolahan makanan

Kegiatan, uraian, macam dan kwalifikasi tenaga serta ratio tenaga yang di butuhkan dapat

dilihat dalam tabel 3.

TABEL 3 : KEGIATAN, URAIAN KEGIATAN, MACAM DAN KUALIFIKASI SERTA RATIO

TENAGA YANG DIBUTUHKAN UNTUK TIAP KELAS RUMAH SAKIT

Kegiatan Uraian kegiatan

Macam

tenaga yang

dibutuhkan

Kualifikasi

Tenaga

Ratio Tenaga Untuk Tiap Kelas RS

A B C D E

Pengadaan

dan distribusi

makanan *)

Koordinator

penyusunan

menu taksiran

kebutuhan bahan

makanan

Penerimaan

penyiapan bahan

makanan

Distribusi

makanan dan

pengendalian

pencatatan dan

pelaporan

pembersihan

Kanan

pengamatan dan

pengendalian

Sarjana gizi

Sarjana

muda gizi

Tenaga gizi

lain

-

Pengawas

pelaksana

Pelaksana

tata usaha

.

Lulusan A

gizi

Lulusan A

gizi

Lulusan

SMKA/

PK/peraw

at+latihan

SKKA/

SMKK/

SMTK

+kursus

SLTP+kur

sus gizi

KPAA

SLTP=kur

sus

administra

si

1:400

1:400

1:100

1:100

1 : 8

1:800

1:400

1:400

1:300

1:100

1:100

1 : 8

1:800

1:400

1:300

1:300

1:100

1:100

1 : 10

1:300

1:200

-

-

-

-

1 : 10 1 : 10

1:100

pencatatan dan

pelaporan

pembersihan

Keterangan.

*) termasuk bagian sekretariat4

4. Poliklinik Gizi

Kegiatan yang dilakukan ialah penyuluhan gizi kepada pasien pada umumnya dan konsultasi

gizi kepada mereka yang menjalani terapi diit.

Kegiatan, uraian, macam dan kwalifikasi tenaga serta ratio tenaga yang di butuhkan dapat

dilihat dalam tabel 4.

TABEL 4 : KEGIATAN, URAIAN KEGIATAN, MACAM DAN KUALIFIKASI SERTA RATIO

TENAGA YANG DIBUTUHKAN UNTUK TIAP KELAS RUMAH SAKIT

Kegiatan Uraian kegiatan

Macam

tenaga yang

dibutuhkan

Kualifikasi

Tenaga

Ratio Tenaga Untuk Tiap Kelas RS

A B C D E

Penyuluhan

dan

konsultasi

gizi

Koordinator

anamnase diit

Sarjana gizi

Sarjana

muda gizi

Tenaga gizi

lain

pelaksana

Lulusan A

gizi

PK /

Perawat +

kursus

SLTP +

kursus

1:400

1:500

1:200

1:800

1:400

1:500

1:200

1:600

1:300

1:400

1:200

1:400

-

-

1:200

-

-

-

-

5.Penilaian dan pengembangan

Sarjana gizi

Sarjana

muda gizi

Tenaga lain

Lulusan

Ak.Gizi /

perawatan

+ kursus

SLTP +

Kursus

1:400

1:200

1:200

1:800

1:400

1:200

1:200

1:800

1:400

1:200

1:200

1:800

-

-

-

-

-

-

-

-

Perencanaan

pengorganisasi

pelaksanaan

koordinasi

pengamatan

evaluasi

Penyusunan

konsep rencana

kegiatan jadwal

pelaksanaan

pembiayaan

koordinasi

pengamatan dan

evaluasi

D. Pengalolaan Ketenagaan Instalasi Gizi Rumah Sakit

Seperti di ketahui bahwa Rumah Sakit di indonesia ini, dimilik opleh berbagai instasi,

seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah tingkat 1 dan tingkat 2, swasta dan badan

usaha modal negara . oleh karena hingga saat ini, yang mengelola tenaga sarjana muda gizi

adalah Departemen Kesehatan, maka prosedur dan tata laksana pengadaan , penempatan

atau pemindahan tenaga ini di kelola depkes RI.

Prosedur yang seyogyanya berjalan adalah sebagai berikut :

1. K.a. Kanwil Depkes RI di provinsi, yang mewakili depkes RI di tingkat provinsi

menyampaikan usulan tenaga sarjana atau sarjana muda gizi ke depkes RI Pusat, yang

selanjutnya akan memproses kebutuhan masing-masing provoinsi sesuai dnegan

tersedianya jumlah formasi dari pemerintah.

2. Sesuai dengan jumlajh tenaga gizi yang diminta, kemudian depkes RI Pusat memberikan

jumlah tenaga yang di minta berdasarkan jumlah yang ada secara proposional.

3. Selanjutnya secara bijaksana K.a Kanwil Depkes RI provinsi akan mengalokasi tenaga

tersebut sesuai dengan prioritas dan memperhitungkan proporsi yang seimbang.

4. Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Dijen Binkesmas akan mendukung usulan tersebut,

dengan menyerahkan jumlah dan nama lulusan akadrmi gizi yang siap untuk bekerja.

5. Direktorat Rumah Sakit Khusus dan Swasta selamnjuytnya membantu realisasi dan

pelajaran proporsi tenaga gizi di Rumah Sakit. Berdarkan permintaan rumah-Rumah

Sakit yang di rujukan ke Direktorat tersebut.

6. Kesiapan Rumah Sakit untuk menerima tenaga gizi ini seyogyanya pun mendapat

kejelasan dari K.a Kanwil Depkes RI Setempat.

Penerimaan dan Pemilihan Pegawai Instalasi Gizi

Perubahan-perubahan dalam jumlah atau macam ketenagaan di instalasi gizi dapat

mengakibatkan kelancaran pengelolaan makanan terganggu. Untuk mengatasi hal ini, maka

seyogyanya lah bagian kepegawaian Rumah Sakit bekerja sama dengan kepegawaian di

instalasi gizi dalam menerima dan memilih pegawai yang benar dan sesuai dengan tugasnya. Di

samping itu penjelasan yang lengkap dan terarah akan sangat membantu pealamr untuk menilai

tugas yang akan di lakukannya secara terbuka.

Penerimaan pegawai instalasi gizi sesuai dengan prosedur yang berlaku. Yaitu dengan

megusulkan kebutuhan tenaga gizi di lengkapi dengan syarat dan kwalifikasi yang jelas.

Kemudian bersama bagian kepegawaian Rumah Sakit, meneliti pelamar, sejak pengisian

formulir riwayat pendidikan, pekerjaan pelamar, kegiatan wawancara atau penilaian pegawai

melalui ujian pengetahuan atau keterampilah yang telah di persiapkan. Formulir lamaran ini di

buat oleh kepegawaian Rumah Sakit dan data tersebut memuat pula kebutuhan kepegawaian

gizi Rumah Sakit. Arsip surat pegawai ini nuga di rujuk ke instalasi gizi. Khusus untuk pegawai

instalasi gizi, maka syarat pegawai yang sehat, bersih , rapi, tidak berpenyakit memnular, tidak

berpenyakit kulit dan sebagainya yang berkaitan dengan sanitasi dan kesehatan pengelolaan

makanan harus di cantumkan secara jelas.

Serelah diseleksi, maka pelamar akan mendapatkan orientasi tugas serta latihan dalam

waktu tertentu. Instalasi gizi harus menyusun program yang baku baik untuk kegiatan orientasi

pegawai maupun untuk latihan tertentu. Di samping itu, formulir penilaian pegawai secara

tahunan dan harian perlu pula di adakan dan dinilai secara periodik.

VII. ACUAN PENGANGGARAN INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT

Anggaran belanja dibagi dalam lima bagian besar, yaitu :

1. Belanja Pegawai

2. Belanja Barang

3. Belanja Pemeliharaan

4. Belanja Perjalanan Dinas

5. Subsidi / Bantuan

Khusus untuk kegiatan instalasi gizi, maka yang berkaitan untuk perencanaan anggaran

yaitu bagian (2) dan bagian (3) .

Pada Belanja Barang, yaitu penganggaran untuk keperluan sehari-hari. Investaris kantor,

lauk-pauk dan lain-lain.

Pada Belanja Pemeliharaan menyangkut anggaran untuk pemeliharaan rumah dinas,

kendaraan bermotor, pemeliharaan gedung, pagar, jalan, saluran air, cleaning service, pest

control, taman dan lain-lain.\

Kebutuhan anggaran (2) dan (3) yang diuraikan diatas dibuat terperinci dan dimuat

dalam daftar usulan proyek (DUP) untuk belanja pembangunan dan daftar usulan kegiatan

(DUK) untuk belanja rutin.

Pimpinan Rumah Sakit akan menghimpun seluruh ususlan anggaran dari bagian lain yang ada

diRumah Sakit untuk diolah sebelum diusulkan ke tingkat yang lebih tinggi.

Setelah diteliti dan disesuaikan dengan ketetapan pimpinan Rumah Sakit. Kemudian

usulan diserahkan ke bidang keuangan (P2E) yang akan memisah-misahkan yang termasuk

DUP dan DUK.

Selanjutnya P2E akan mengajukan usulan tersebut kepada pimpinan Rumah Sakit untuk

pengesahan. Kemudian usulan disampaikan ke bagian keuangan Dijen, pelayanan medik.

Ditingkat ini dibahas kembali usulan tersebut bersama Rumah Sakit lainnya.

Usulan terakhir disampaikan kepada Ditjen. Anggaran untuk di proses lebih lanjut.

Untuk Rumah Sakit di bawah pemerintah daerah, maka usulan di salurkan melalui

pemerintah daerah setempat dan DPRD.

Proses sebelumnya seperti diterangkan terdahulu.

VIII. SARANA FISIK, PERALATAN DAN PERLENGKAPAN INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT

a. PERENCANAAN

Dalam merencanakan sarana fisik/bangunan untuk instalasi gizi Rumah Sakit, maka

diperlukan kesatuan pemikiran antara perencana dan pihak manajemen yang terkait.

Berhasilnya suatu perencanaan sarana fisik instalasi gizi Rumah Sakit dapat diketahui dari

realisasi pemanfaatan maksimal dari pihak yang mengunakan langsung.

Oleh karena itu,maka yang disebut perencanaan dalam hal ini tidak hanya dilakukan oleh satu

orang saja tetapi oleh satu team yang memiliki keahlian yang berbeda, yang secara langsung

akan memanfaatkan hasil perencanaannya.

Team perencanaan ini terdiri dari arsitek, konsultan manajemen, insinyur bangunan/civil,

listrik, disainer bagian dalam gedung, instalator, ahli gizi, serta unsur lain di Rumah Sakit yang

terkait langsung seperti Pemilik Rumah Sakit, Direktur Rumah Sakit serta instalasi Prasarana

Rumah Sakit.

Arsitek : Disain keseluruhan dan koordinator perencanaan.

Pemilik RS : Persyaratan dana, gedung, luas, serta prosedur pemakaian dana.

Direktur RS : Menetapkan tujuan yang ingin dicapai, peraturan RS, monitoring pelaksanaan.

Insinyur Bangunan/Civil :

Menetapkan struktur bangunan, peralatan instalasi, perencanaan

penerangan/listrik, air, AC, dan sebagainya.

Insinyur Bagian Dalam Gedung :

Merencanakan disain dan tata letak peralatan dan pemasangan peralatan

dalam gedung, perencanaan letak mampu, unit kerja dan kaitan antar bagian

kerja yang direncanakan.

Ahli Gizi : Menjelaskan sistem pelayanan gizi, tujuan yang akan dicapai, macam unit

kerja, arus kerja, analisa menu makanan, macam wilayah kerja instalasi gizi.

Team perencana ini saling bekerja sama dan saling mendukung dalam mewujudkan hasil

perencanaan yang semaksimal mungkin dapat memenuhi kegunaan yang tinggi.

Jelas dalam perencanaan ini ada keterbataasan yang juga harus diperhitungkan sebelum team

memulai perencanaannya,

b. PEDOMAN SARANA FISIK INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT

Sarana Fisik

Konstuksi sarana fisik, paeralatan dan perlengkapan sangat mempengaruhi efisiensi

kerja pelayanan makanan di Rumah Sakit. Namun hingga saaat ini masih sering diumpai sarana

fisik instalasi, hanya merupakan lokasi atau ruangan yang tersisa. Sehingga letaknya kurang

memenuhi syarat dan kurang menyenangkan.

Dalam merencanakan sarana fisik, peralatan dan perlengkapan instalasi gizi. Sebaiknya

tenaga gizi diikut sertakan dalam proses perencanaan tersebut. Untuk menentukan letak dapur

suatu Rumah Sakit, harus diperhatikan beberapa persyaratan seperti :

1. Dapur mudah dicapai dari semua ruang perawatan, sehingga pelayanan makanan dapat

diberikan dengan baik dan merata untuk semua pasien.

2. Dapur harus terletak sedemikian rupa, sehingga keributan kegaduhan dan bau makanan

dari dapur tidak mengganggu ruangan lain disekitarnya.

3. Dapur harus mudah dicapai kendaraan dari luar, sehingga memudahkan pengiriman bahan

makanan. Dapur perlu mempunyai jalan tersendiri langsung dari luar ke dapur untuk lalu

lintas bahan makanan.

4. Dapur tidak dekat dengan tempat pembuangan sampah, lingkungan yang kurang memenuhi

syarat kesehatan ataupun kamar jenazah.

5. Dapur hendaknya mendapat udara dan sinar yang cukup.

Bangunan Dapur

Dalam merencanakan luas bangunan dapur harus dipertimbangkan kebutuhan

bangunan pada saat ini, serta kemungkinan perluasan sarana pelayanan kesehatan di masa

mendatang. Setelah menentukan besar atau luas ruangan, kemudian direncakan susunan

ruangan dan peralatan yang akan digunakan, sesuai denga arus kerja dan macam pelayanan

yang akan diberikan.

Belum ada standar luas yang mantap, tetapi disarankan 1-2 meter/t.t.

Bangunan dapur akan baik hasilnya, bila direncanakan oleh suatu team terdiri dari :

- Pemilik Rumah Sakit ; yang menentukan kebutuhan, kebijakan, dana dan yang akan

mengesahkan perencana pembangunan.

- Pembuat disain bangunan ; yaitu arsitek, ahli bangunan, dan ahli mekanik.

- Pengelola ; mereka yang terlibat dalam pelaksanaan kegiatan di dalam bangunan tersebut

dan terkait dalam kegiatan sehari-hari. Seperti pemakai unsur dari administrasi, unsur lain

yang ada kaitannya di Rumah Sakit.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan suatu bangunan instalasi gizi yaitu :

1. Macam Rumah Sakit.

2. Macam pelayanan dan macam menu.

3. Macam dan jumlah fasilitas yang diinginkan.

4. Kebutuhan biaya.

5. Arus kerja dan susunan ruangan.

6. Macam dan jumlah tenaga yang digunakan.

Konstruksi

Walaupun tenaga gizi tidak mengetahui seluk beluk konstruksi, namun padanya

diharapkan dapatmenyatakan dan memberikan alasan sesuai tidaknya suatu konstruksi yang

digunakan untuk tempat atau alat yang akan dipakai dalam instalasi gizi. Karena itu dalam

uraian berikut akan dikemukakan secara umum beberapa hal yang menyangkut konstruksi

tersebut.

Lantai

Dapur harus kuat, mudah dibersihkan serta tidak membahayakan, tidak licin dan tidak

menyerap air serta tahan terhadap asam. Lantai hendaknya tidak memberikan suara keras.

Menurut penilaian, memang sukar menetapkan dan memenuhi persyaratan diatas, tetapi di

anjurkan beberapa bahan seperti bata keras, teraso, tegel. Bahan ini memang belum memenuhi

semua persyaratan di atas namun dapat memenuhi sebagian daripadanya.

Dinding

Dinding harus halus, mudah di bersihkan, tahan terhadap cairan dan dapat memantylkan

cahaya yang cukup bagi ruangan. Semua kabel dan pipa atau instalasi pipa uap harus berada

dalam keadaan terbungkus atau tertanam dalam lantai atau dinding.

Langit-langit

Semua lanbhit – langit suatu instalasi gizi, hafrus tertutup dan di lengkapi dengan bahan

peredam suara untuk bagian tertentu. Langit-langit dapat di buat dari bahan asbes triplek,

ataupun jenis bahan kayu lain. Langit-langit dapat diberi warna sesuai dengan warna dinding

ataupun warna bahan asli.

Penerangan dan fentilasi

Penerangan harus cukup, baik penerangan langsung ataupun penerangan listrik, kaca

ataupun fentilasi. Di anjurkan agar pemilihan warna langit-langit dapat memberikan pantulan

cahaya 80-90%, dinding atas sampai 50-60% , dinding bawah 15-20% dan lantai 15-30%.

Udara yang masuk dan keluar harus cukup untuk mengeluarkan asap, bau makanan, bau uap

lemak, bau air, dan panas.

Kebutuhan macam dan besar ruangan

Belum ada penelitian tentang kebutuhan tentang sarana fisik dapur. Berdasarkan

laporan dan pengalaman serta saran-saran berbagai Rumah Sakit, maka disusunlah pedoman

yang dapat di gunakan untuk berbagai type Rumah Sakit di indonesia. Sebagai pedoman dalam

perencanaan luas bangunan instalasi gizi di sarankan 1-2 m2/tempat tidur.

Ruang di instalasi gizi

Ruang yang di perlukan di instalasi gizi dapat dibagi menjadi :

1. Ruang tempat penerimaan bahan makanan

2. Ruang penhyimpanan bahan makanan ( gudang dan pendingin)

3. Ruang persiapan bahan makanan dan bumbu

4. Ruang pemasakan , pembagian makanan

5. Ruang pencucian dan penyimpanan alat

6. Ruang tempat pembuangan sampah

7. Ruang pegawai ( ruang ganti pakaian, locker, W.C, kamar mandi, ruang istirahat / kantin )

8. Ruang penerangan

9. Ruang pengawas

10. Perkantoran

- Ruang kepala instalais gizi

- Ruang staff

- Ruang rapat dan perpustakaan

- Ruang istirahat staff

- Locker W.C dan kamar mandi

11. Poliklinik gizi :

1. Tempat penerimaan bahan makanan

Tempat / ruangan ini di gunakan untuk penerimaan bahan makanan dan mengecek

kualitas serta kuantitas bahan makanan.

Letak ruangan ini sebaiknya mudah dicapai kendaraan , dekat dengan ruang

penyimpanan serta persiapan bahan makanan. Luas ruangan tergantung dari jumlah

bahan makanan yang akan di terima konstruksi lantai harus kuat, kedap air.

2. Tempat / ruang penyimpanan bahan makanan

Ada dua jenis tempat penyimpanan bahan makanan yaitu penyipanan bahan makanan

kering (gudang) dan penyimpanan bahan makanan segar ( ruang pendingin )

Luas tempat pendingin ( gudang ) bahan makanan tergantung pada jumlajh bahan

makanan yang akan di simpan. Cara pembelian bahan makanan, frekuensi.

Luas tempat pendingin ( gudang ) bahan makanan tergantung pada jumlah bahan

makanan yang akan di simpan. Cara pembelian bahan makanan, frekuensi pemesanan

bahan.

Lantai harus kuat, kedap air, mudah di bersihkan, sirkulasi udara baik atau dapat di atur.

Untuk penyimpanan bahan makanan kering, diperlukan suhu 19-20o Celcius. Gudang

hendaknya agak gelapuntuk mencegah insek, tikus atau binatang mengerat lain. Gudang

harus di lengkapi rak-rak yang bertingkat dan tempat-tempat bahan makanan yang

sesuai dengan macam bahan makanan.

Tempat penyimpanan bahan makanan hendaknya dilengkapi denngan pompa. Ruang

penyimpanan dingin dapat berbentuk refrigerator, freezer ataupun ruang dingin.

Selain itu bahan makanan dapat pula hanya didinginkan ataupun di es kan.

3. Tempat persiapan bahan makanan

Di jelaskan pula tempat mempersiapkan bahan makanan dan bumbu meliputi kegiatan

membersihkan, mencuci, mengupas, menumbuk, menggiling, memotong, merendam ,

dll. Sebelum bahan makanan dimasak.

Ruang ini hendaknya dekat dengan ruang penyimpanan serta pemasakan, ruang harus

cukup luas untuk bahan, alat,pegawai, transportasi. Ruang harus cukup terang, ventilasi,

lantai kuat, kedap air, tidak licin tetapi rata, bebas insek dan binatang mengerat.

4. Tempat pemasakan dan distribusi makanan

Tempat pemasakan makanan ini biasanya di kelompokkan menurut kelompok bahan

makanan yang dimasak.

Misalnya makanan biasa dan makanan khusus, kemudian makanan biasa dibagi lagi

menjadi kelompok, nasi, sayuran, lauk pauk dan makanan selingan serta buah. Ruang

harus cukup luas disertai penerangan dan ventilasi yang cukup. Tempat pembaghian

makanan dilengkapi dengan alat pemanas.

5. Tempat pencucian dan penyimpanan alat

Tempat khusus untuk mencuci dan menyimpan alat dapur hendaknya merupakan bagian

tersebut yang diperlukan perhatian. Alat-alat dapur besar dan kecil dibersihkan dan

disimpan di ruang ini. Sehingga mudah bagi pengawas untuk meneliti pemakaian alat.

6. Tempat pembuangan sampah

Ruangan ini dapat permanen sifatnya tetapi dapat pula sementara. Bila dibuat permanen

maka ruangan dilengkapi alat pengelola sampah. Bila tidak maka disediakan ruang atau

tempat sampah yang sifatnya untuk pembuangan sementara dan harus segera di

kosongkan begitu sampah terkumpul.

7. Ruang fasilitas pegawai

Ruang ini adalah ruangan-ruangan yang dibuat untuk tempat ganti pakaian pegawai,

istirahat, kantin, kamar mandi, dan kamar kecil. Ruangan ini dapat dipisah dari tempat

kerja, tetapi perlu dipertimbangkan agar dengan tempat kerja tidak terlalu jauh jaraknya.

8. ruang pengawas

diperlukan ruang untuk pengawas melakukan kegiatannya hendaknya ruang ini terletak

cukup baik, sehingga pengawas dapat mengawasi semua kegiatan didapur.

9. Perkantoran

Ruang perkantoran instalasi gizi suatu Rumah Sakit terdiri dari :

1. Ruang kepala instalasi gizi dan staff

2. Ruang administrasi

3. Ruang rapat dan perpuastakaan

4. Ruang poliklinik gizi

5. Locker, W.C, dan kamar mandi

Ruangan di atas ebaiknya terletak berdekatan dengan ruangan kegiatan kerja, sehingga mudah

untuk komunikais dan pengawasan.

Arus Kerja

Arus kerja artinya urutan-urutan kegiatan kerja dalam memproses bahan makanan menjadi

hidangan. Hal ini meliputi gerak dari penerimnaan bahan makanan, persiapan, pemasakan,

pembagian.

Bagian berikut menggambarkan urutan kegiatan suatu penyelenggaraan makanan.

Yang perlu diperhatikan adalah :

1. Pekerjaan sedapat mungkin dilakukan searah atau satu jurusan.

2. Pekerjaan dapat lancar sehingga energi dan waktu dapat hemat.

3. Bahan tidak dibiarkan lama sebelum di proses.

4. Jarak yang ditempuh pekerja sependek mungkin dan tidak bolak-balik.

5. Ruang dan alat dipakai seefektif mungkin.

6. Ongkos produksi dapat ditekan.

Bagan 1 : arus kerja penyelenggaraan makanan.

Peralatan dan perlengkapan dapur.

Kebutuhan akan peralatan dan perlengkapan dapur harus disesuaikan dengan arus kerja, unit

kerja, menu dan jumlah konsumen yang dilayani beserta macam pelayanan. Berikut ini akan

dikemukakan macam peralatan yang dibutuhkan menurut ruang kerja 1.

1. Ruang penerimaan

Timbangan 100-300 kg, bahan makanan beroda, kreta angkut, alat-alat kecil seperti

pembuka botol, penusuk beras, dan sebagainya.

2. Ruang penyimpanan bahan makanan kering dan segar

Timbangan 20-100 kg, bahan makanan, lemari es, freezer, tempat makanan dari plastik

atau stainlessteel.

3. Ruangan persiapan bahan makanan

Meja kerja, meja daging, mesin sayuran, mesin kelapa, mesin pemotong dan penggiling

daging, mixer, blender, timbangan meja, talenan, bangku kerja, penggiling batu, bak

cuci.

4. Ruang masak

Ketel 10-200 lt, tungku masak, oven, penggorengan, mixer, blender, lemari es, meja

pemanas, pemanggang sate, meja kerja, bak cuci, kreta dorong, rak alat, bangku, meja

pembagi.

5. Ruang pencuci dan penyimpanan alat

Bak cuci, rak alat, tempat sampah, lemari

6. Dapur susu

Meja kerja, meja pembagi, sterilisator, tempat sampah, pencuci botol, mixer, blender,

lemari es, tungku, meja pemanas.

7. Ruang pegawai

Kamar mandi, locker, meja kursi, tempat sampah, W.C

8. Ruang perkantoran

Meja kursi, filling kabinet, lemari buku, lemari es, alat peraga, alat tulis menulis, mesin

ketik dan sebagainya.

Pedoman umum sarana fisik dan peralatan instalasi gizi dapat diihat dalam tabel berikut :

SARANA PGRS KELAS A

1000 – 1500 T.T

KEBUTUHAN PERALATAN DAN PERLENGKAPAN

1. Ruang penerimaan

1. Bak cuci traso & bergandeng

2. Meja tulis dan kursi

3. Timbangan 300 kg (flas-form)

4. Kreta pengangkut bahan makanan

- kering)

- ikan ) min

- segar )

5. Waskom plastik 0,60 cm

6. Rak bahan makanan beroda 150 x 150 x 50 cm

7. a. Tempat sampah bertutup aluminium 50 lt

b. Tempat sampah bertutup aluminium 10 lt

8. Pisau stainlesstell

9. Linggis

2. Ruang penyimpanan bahan kering

a. Gudang besar

1. a. Timbangan beroda 300 kg

b.Timbangan beroda 20 kg (timbangan meja)

2. Alat pengangkut beroda

3. Meja tulis dan kursi

4. Meja kayu untuk timbangan 20 kg

5. Rak – rak kayu beroda berkunci 5 tingkat 150 x 150 x 150 cm

6. Rak beras 100 x 200 x 10 cm

7. Rak kayu berlapis al. Atau nikel 100 x 80 x 80 cm

8. a. Bak al.berlubang 100 x 80 x 80 cm

b. Bak al.berlubang 60 x 40 x 40 cm

9. Almari telur dengan 20 rak a 100 lubang ukuran 140 x 80 x 40 cm

10. a. Sendok sayur 1 lt.stainlessteel

b.Sendok sayur 0,5 lt.stainlessteel

c.Sendok sayur 0,25 lt.stainlessteel

11. Pisau stainlessteel

12. Pembuka botol/kaleng

13. Gelas ukuran email 2 lt

14. Kakaktua

15. Pengocok telur

b. Gudang harian

1. Rak kayu 150 x 150 x 50 cm

2. Bak persegi panjang plastik 60 x 40 x 40 cm

3. Lemari kayu 150 x 150 x 150 cm

4. Sendok sayur 250 cc

5. Pembuka kaleng & botol

6. Pengoles margarine karet

3. Penyimpanan dingin

1. Kamar pendingin

2. Refrigerator 1100 lt

3. Freezer

4. Alat penggantung daging

4. Ruang persiapan daging

1. Meja persiapan stainlessteel 150 x 80 x 75 cm

2. Talenan kayu besar bulat

3. Bak cuci stainlessteel bergandeng dan terasa

4. Mesin penggiling daging - listrik

- Tangan

5. Golok besi

6. Pisau daging stainlessteel

7. Timbangan duduk 100 kg

8. Bak aluminium 60 x 40 x 25 cm

9. Meja tulis + kursi kayu

10. Bangku kerja bulat tinggi

5. Ruang persiapan sayuran

1. Meja stainlessteel 150 x 80 x 75 cm

2. Bak cuci stainlessteel dua bergandeng

3. Mesin pengupas sayuran

4. Mesin pemotong sayuran

5. Mesin pemarut dan pemeras kelapa

6. Meja tulis dan kursi

7. Bangku kerja tinggi bulat

8. Bak aluminium :

- 60 x 40 x 25 cm

- 30 x 40 x 25 cm

9. Rak bertingkat aluminium beroda 150 x 150 x 50 cm

10. Tempat sampah bertutup 50 lg

11. Tempat santan aluminium tebal :

- 100 lt

- 25 lt

12. Pisau stainlessteel

13. Talenan kayu bulat

14. Pisau pengupas wortel

15. Mesin penggiling bumbu:

- listrik

- batu

6. Pengolahan makanan (biasa dan khusus)

1. Ketel uap kapasitas 20, 40, 80, 100 lt ; 150-250 lt

2. Panci aluminium bima :

- 100 lt

- 50 lt

- 25 lt

3. a. Tungku listrik

b.Tungku gas

c.Kompor minyak

d.Oven listrik

e.Oven gas

f.Oven minyak tanah

4. a. Penggorengan listrik

b.Penggorengan aluminium

- 30 cm

- 20 cm

5. Sendok sayur 1 lt : 0,5 lt : 0,25 lt

6. Sodet besar, kecil stainlessteel

7. Liter maat 2 lt : 1 lt

8. Saringan kelapa

9. Serok

10. Mixer

11. Blender

12. Almari es 1100 lt

13. Meja pemanas

14. Meja persiapan stainlessteel/aluminium berlapis Cr.150 x 80 x 75 cm

15. Bak cuci dua bergandeng stainlessteel

16. Rak alat stainlessteel bertingkat 150 x 60 x 140

17. Bangku bulat tinggi / bangku kerja

18. Cetakan kue lengkap

19. Pisau stainlessteel/baja

20. Pisau roti

7. Pengolahan makanan bayi

1. Merja kerja stainlessteel

2. Meja tulis dan meja kursi

3. Bangku bulat tinggi/bangku kerja

4. Bak cuci stainlessteel dan bergandeng

5. Mixer 10 – 20 lt

6. Almari es 1100 lt

7. Sterilisator

8. Ketel uap 50 – 100 lt

9. Panci stainlessteel 50 lt

10. Tungku listrik

11. Botol – botol

12. Tempat sampah

13. Dot

14. Sendok ukuran

15. Gorong kaca

16. Liter mat

17. Sikat botol plastik

18. Sendok susu stainlessteel 500 ml

19. Tusukan botol

20. Rak stainlessteel bertingkat

21. Kranjang susu (kawat berlapis CR/24 botol)

22. Meja beroda bertingkat 3 stainlessteel

8. Ruang pencucian alat

1. Bak stainlessteel

2. Kran air

3. Pompa listrik

4. Pompa tangan dragon

9. Perlengkapan / gudang alat

1. Rak kayu bertingkat 4

2. Almari kayu jati

10. Ruang pegawai

1. Kamar mandi :

-Bak air

-Kran air panas dan dingin

-Rak handuk

-Kipas atau lubang angin

2. W.C :

-W.C diserat pengaliran air

-Kran air dingin dan panas

-Bak air

-Tempat serbet dan sabun

-Tempat sampah

3. Locker :

-Lemari locker/pakaian

-Kursi dan meja lengkap

-Cermin dan tempat alat hias

-Tempat serbet dan serbet+sabun

-Tempat sampah

4. Ruang istirahat/kantin pegawai :

-Meja berlapis formika

-Kursi berjok

-A.C/Kipas Angin

-Tempat sampah

11. Ruangan dapur

a. Alat dapur :

1. Kreta makanan stainlessteel atau alt berlapis

2. Bak cuci stainlessteel

3. Lemari alat kayu jati

4. Lemari alat kayu tipe gantung

5. Meja kerja stainlessteel

6. Kreta bertingkat aluminium chroom

7. Kipas angin dinding

8. Jam dinding

9. Rak piring besar

10. Container lauk 40 x 30 x 30 cm

11. Tempat nasi berlubang aluminium tebal 545 kg

12. Panci bima 5 – 15 lt

13. Wajan aluminium 18 cm

14. Tempat sampah plastik tertutup

15. Alat kebersihan

16. Pemadam kebakaran

17. Rantang, 4 susun email

18. Rantang, 4 susun stainlessteel

b. Alat makan :

1. Piring makan cekung porselin/ plastik 22 cm

2. Piring makan cekung porselin/ plastik 15 cm

3. Piring ceper porselin/plastik 15 cm

4. Plate 6 bg. Stainlessteel

5. Mangkok sayur porselin/plastik 12 cm

6. Gelas duralex

7. Cangkir + tatakan porselin/plastik

8. Sendok garpu stainlessteel

9. Sendok sup stainlessteel

10. Sendok es stainlessteel

11. Baki plastik 50 x 40 cm

12. Alat baki plastik 50 x 40 cm

13. Serbet kertas

14. Pisau makan stainlessteel

12. Ruang minuman

1. Ketel uap 250 lt

2. Tungku listrik

3. Lemari makan

4. Mesin es

13. Kantor Administrasi Instalasi Gizi

1. Meja tulis + kursi 10 bh

2. Meja tamu + kursi

3. a.Lemari buku 2 buah

b.Filling cabinet 6 buah

4. papan tulis putih

5. a.Telpon luar 1 buah

b.Telpon dalam 1 buah

c.Aiphon

6. Wastafel 4 buah

7. Mesin ketik

8. Mesin hitung elektronik

9. Meja ketik

14. Klinik Gizi

1. Meja dan kursi

2. Lemari buku

3. Lemari model (kaca)

4. Filling cabinet

5. Telepon

6. Mesin ketik

7. Mesin hitung

8. Wastafel

9. Papan tulis putih

10. Papan display

11. Slide projector

12. Slides

13. Toa wincless

14. Tape recorder

15. Food models

16. Kotak status

II. KEBUTUHAN LUAS RUANGAN : 1750 m2s

Keterangan denah dapur R.S Kelas A

a. Luas : 150 x 35 m2 = 1750 m2

b. Kapasitas : 1000 – 1500 tt.

c. Bagian – bagian :

I. Ruang penerimaan = 87,5 m2

II. Ruang penyimpanan bahan makanan = 162 m2

III. Ruang penyimpanan dan persiapan sayur = 81 m2

IV. Ruang penyimpanan dan persiapan daging = 181 m2

V. Ruang pemasakan dan pembagian makanan khusus = 162 m2

VI. Ruang pemasakan dan pembagian makanan biasa = 225 m2

VII. Ruang formula bayi = 122 m2

VIII. Ruang minuman = 20 m2

IX. Ruang pencucian alat =124 m2

X. Ruang pengawas pengelolaan = 25 m2

XI. Ruang penyimpanan bahan makanan harian = 23,5 m2

XII. Ruang penyimpanan bahan makanan harian = 55 m2

XIII. Ruang administrasi instalasi gizi = 56 m2

XIV. Ruang pendidikan = 46 m2

XV. Ruang looker dan WC pegawai = 84,5 m2

XVI. Ruang penerangan = 23 m2

XVII. Ruang listrik =

SARANA PGRS KELAS B

600 – 1000 T.T

KEBUTUHAN PERALATAN DAN PERLENGKAPAN

1. Ruang penerimaan

1. Bak cuci traso & bergandeng

2. Meja tulis dan kursi

3. Timbangan 300 kg (glat - foran)

4. Kreta pengangkut bahan makanan

5. Batul plastik 60cm

6. Rak bahan makanan beroda 150 x 150 x 50 cm

7. a. Tempat sampah bertutup aluminium 50 lt

b. Tempat sampah bertutup aluminium 10 lt

8. Pisau stainlesstell

9. Linggis

2. Ruang penyimpanan bahan kering

a. Gudang besar

1. a. Timbangan beroda 300 kg

b.Timbangan beroda 20 kg (timbangan meja)

2. Alat pengangkut beroda

3. Meja tulis dan kursi

4. Meja kayu untuk timbangan 20 kg

5. Rak – rak kayu beroda berkunci 5 tingkat 150 x 150 x 150 cm

6. Rak beras 100 x 200 x 10 cm

7. Rak kayu berlapis al. Atau nikel 100 x 80 x 80 cm

8. a. Bak al.berlubang 100 x 80 x 80 cm

b. Bak al.berlubang 60 x 40 x 40 cm

9. Almari telur dengan 20 rak a 100 lubang ukuran 140 x 80 x 40 cm

10. a. Sendok sayur 1 lt.stainlessteel

b.Sendok sayur 0,5 lt.stainlessteel

c.Sendok sayur 0,25 lt.stainlessteel

11. Pisau stainlessteel

12. Pembuka botol/kaleng

13. Gelas ukuran email 2 lt

14. Kakaktua

15. Pengocok telur ( sinar lampu )

b. Gudang harian

1. Rak kayu 150 x 150 x 50 cm

2. Bak persegi panjang plastik 60 x 40 x 40 cm

3. Lemari kayu 150 x 150 x 150 cm

4. Sendok sayur 250 cc

5. Pembuka kaleng & botol

6. Pengoles margarine karet

3. Penyimpanan dingin

1. Kamar pendingin

2. Refrigerator 1100 lt

3. Freezer

4. Alat penggantung daging

4. Ruang persiapan daging

1. Meja persiapan stainlessteel 150 x 80 x 75 cm

2. Talenan kayu besar bulat

3. Bak cuci stainlessteel bergandeng dan terasa

4. Mesin penggiling daging - listrik

- Tangan

5. Golok besi

6. Pisau daging stainlessteel

7. Timbangan duduk 100 kg

8. Bak aluminium 60 x 40 x 25 cm

9. Meja tulis + kursi kayu

10. Bangku kerja bulat tinggi

5. Ruang persiapan sayuran

1. Meja stainlessteel 150 x 80 x 75 cm

2. Bak cuci stainlessteel dua bergandeng

3. Mesin pengupas sayuran

4. Mesin pemotong sayuran

5. Mesin pemarut dan pemeras kelapa

6. Meja tulis dan kursi

7. Bangku kerja tinggi bulat

8. Bak aluminium :

- 60 x 40 x 25 cm

- 30 x 40 x 25 cm

9. Rak bertingkat aluminium beroda 150 x 150 x 50 cm

10. Tempat sampah bertutup 50 lt

11. Tempat santan aluminium tebal :

- 100 lt

- 25 lt

12. Pisau stainlessteel

13. Talenan kayu bulat

14. Pisau pengupas wortel

15. Mesin penggiling bumbu:

- listrik

- batu

6. Pengolahan makanan (biasa dan khusus)

1. Ketel uap kapasitas 20 l - 40 l - 80 l

100 l – 150 l 150 lt

2. Panci aluminium biasa :

- 100 lt

- 50 lt

- 25 lt

3. a. Tungku listrik

b.Tungku gas

c.Kompor minyak

d.Oven listrik

e.Oven gas

f. oven minyak tanah

g. pemanggang listrik

4. a. Penggorengan listrik

b.Penggorengan aluminium

- 30 cm

- 20 cm

5. Sendok sayur 1 lt : 0,5 lt : 0,25 lt 10 20

6. Sodet besar, kecil stainlessteel

7. Liter maat 2 lt : 1 lt

8. Saringan kelapa

9. Serok

10. Panci berisolasi

11. Kereta pengangkut

12. Mixer

13. Blender

14. Mesin es krim

15. Almari es 1100 lt

16. Meja persiapan stainlessteel 150 x 80 x 75 cm

17. Bak cuci dua bergandeng stainlessteel

18. Rak alat stainlessteel bertingkat 150 x 60 x 140

19. Bangku bulat tinggi / bangku kerja

20. Cetakan kue lengkap

21. Pisau stainlessteel/baja

22. Pisau roti

7. Pengolahan makanan bayi

1. Merja kerja stainlessteel

2. Meja tulis dan meja kursi

3. Bangku bulat tinggi/bangku kerja

4. Bak cuci stainlessteel dan bergandeng

5. Mixer 10 – 20 lt

6. Almari es 1100 lt

7. Sterilisator

8. Ketel uap 50 – 100 lt

9. Panci stainlessteel 50 lt

10. Alat pencuci botol listrik

11. Tungku listrik

12. Botol – botol

13. Tempat sampah

14. Dot

15. Sendok ukuran 5,15 ml

16. Gorong kaca

17. Liter maat

18. Sikat botol plastik

19. Sendok susu stainlessteel 500 ml

20. Tusukan botol

21. Rak stainlessteel bertingkat

22. Kranjang susu (kawat berlapis CR/24 botol)

23. Meja beroda bertingkat 3 stainlessteel

8. Ruang pencucian alat

1. Bak stainlessteel

2. Bak cuci teraso

3. Kran air

4. Pompa listrik

5. Pompa tangan dragon

9. Perlengkapan / gudang alat

1. Rak kayu bertingkat 4

2. Almari kayu jati

10. Ruang pegawai

1. Kamar mandi :

-Bak air

-Kran air panas dan dingin

-Rak handuk

-Kipas atau lubang angin

2. W.C :

-W.C diserat pengaliran air

-Kran air dingin dan panas

-Bak air

-Tempat serbet dan sabun

-westafel ( di luar ruangan )

3. Locker :

-Lemari locker/pakaian

-sice lengkap

-Cermin dan tempat alat hias

-Tempat serbet dan serbet+sabun

4. Ruang istirahat/kantin pegawai :

-Meja berlapis formika

-Kursi berjok

-A.C/Kipas Angin

11. Ruangan dapur

a. Alat dapur :

1. Kreta makanan stainlessteel

2. Bak cuci stainlessteel

3. Lemari alat kayu

4. Lemari alat kayu tipe gantung

5. Meja kerja stainlessteel

6. Kreta bertingkat aluminium chroom

7. Kipas angin dinding

8. Jam dinding

9. Rak piring besar

10. Tempat nasi berlubang alumunium tebal

11. Container lauk 40 x 30 x 30 cm

12. Panci bima 5 – 15 lt

13. Wajan aluminium 30 cm

14. Wajan dasar alumunium 18 cm

15. Tempat sampah plastik tertutup

16. Alat kebersihan

17. Pemadam kebakaran

18. Rantang, 4 susun email

19. Rantang, 4 susun stainlessteel

b. Alat makan :

1. Piring makan cekung porselin/ plastik

2. Plato 6 bg stainlesssteel

3. Mangkok sayur porselin/plastik

4. Gelas duralex

5. Cangkir + tatakan porselin / plastik

6. Sendok garpu Stainlessteel

7. Sendok teh, sup, es stainlesssteel

8. Baki plastik 50 x 40 cm

9. Alat baki plastik 50 x 40 cm

10. Serbet kertas

11. Pisau makan stainlessteel

12. Tempat sampah alumunium tebal 20lt

12.Ruang minuman :

1. Ketel uap 250 lt

2. Tungku listrik

3. Lemari makan

4. Mesin es

13.Kantor

1. Meja tulis + kursi

2. Meja tamu + kursi

3. a.Lemari buku

b.Filling cabinet

4. papan tulis putih + papan pengumuman

5. Mesin ketik

6. Mesin hitung

7. a. Tilpon luar

c. tilpon luar

8. westafel dan WC

9. a. Kursi pendidikan

b. proyektor dan flide clip chart

10. papan display

11. tape recorder

12. food model

II. KEBUTUHAN LUAS RUANGAN : 1000 M2

SARANA PGRS KELAS C

200 – 650 T.T

KEBUTUHAN PERALATAN DAN PERLENGKAPAN

1. Ruang penerimaan

1. Meja tulis dan kursi

2. Timbangan kapasitas 100 kg

3. Kereta pengangkut bahan makanan

4. Batul plastik 60cm

5. Rak bahan makanan beroda 150 x 150 x 50 cm

6. Tempat sampah bertutup aluminium 10 lt

7. Timbangan 20kg ( Barkel )

8. Pisau stainlesstell

9. Linggis

2. Ruang penyimpanan bahan kering

a. Gudang besar

1. Timbangan beroda 100 kg

2. Timbangan beroda 20 kg

3. Alat pengangkut beroda

4. Meja tulis dan kursi

5. Meja kayu untuk timbangan 20 kg

6. Rak – rak kayu beroda berkunci 5 tingkat 150 x 150 x 150 cm

7. Rak beras 100 x 200 x 10 cm

8. Rak kayu berlapis al. Atau nikel 100 x 80 x 80 cm

9. a. Bak al.berlubang 100 x 80 x 80 cm

b. Bak al.berlubang 60 x 40 x 40 cm

10. Almari telur dengan 20 rak a 100 lubang ukuran 140 x 80 x 40 cm

11. a. Sendok sayur 1 lt.stainlessteel

b.Sendok sayur 0,5 lt.stainlessteel

c.Sendok sayur 0,25 lt.stainlessteel

12. Pisau stainlessteel

13. Pembuka botol/kaleng

14. Gelas ukuran email 2 lt

15. Kakaktua

16. Pengocok telur ( sinar lampu )

b. Gudang harian

1. Rak kayu 150 x 150 x 50 cm

2. Bak persegi panjang plastik 60 x 40 x 40 cm

3. Lemari kayu 150 x 150 x 150 cm

4. Sendok sayur 250 cc

5. Pembuka kaleng & botol

6. Pengoles margarine karet

3. Penyimpanan dingin

1. Refrigerator 500 lt

4. Ruang persiapan daging

1. Meja persiapan stainlessteel 150 x 80 x 75 cm

2. Talenan kayu besar bulat

3. Bak cuci stainlessteel bergandeng dan terasa

4. Mesin penggiling daging dengan tangan

5. Golok besi

6. Pisau daging stainlessteel

7. Timbangan duduk 100 kg

8. Bak aluminium 60 x 40 x 25 cm

9. Meja tulis + kursi kayu

10. Bangku kerja bulat tinggi

5. persiapan sayuran

1. Meja stainlessteel dua bergandeng

2. Mesin pemotong sayuran

3. Mesin pemarut dan pemeras kelapa

4. Bangku kerja tinggi bulat

5. Bak aluminium :

- 60 x 40 x 25 cm

- 30 x 40 x 25 cm

6. Tempat santan aluminium tebal :

- 100 lt

- 25 lt

7. Tempat sampah tertutup 50lt

8. Pisau stainlesssteel

9. Talenan kayu bulat

10. Pisau pengupas wortel

11. Mesin penggiling bumbu:

- tangan

- batu

6. Pengolahan makanan (biasa dan khusus)

1. Panci aluminium bima 50 lt ; 25 lt

2. a. Tungku listrik

b.Tungku gas

c.Kompor minyak

d.Oven listrik

e.Oven minyak tanah

3. a. Penggorengan listrik

b.Penggorengan aluminium

- 0,30 cm

- 0,20 cm

4. Sendok sayur 1 lt : 0,5 lt : 0,25 lt

5. Sodet besar, kecil stainlessteel

6. Liter maat 2 lt : 1 lt

7. Saringan kelapa

8. Serok

9. Mixer

10. Blender

11. Almari es 1100 lt

12. Meja persiapan stainlessteel 150 x 80 x 75 cm

13. Bak cuci dua bergandeng stainlessteel

14. Bangku bulat tinggi / bangku kerja

15. Cetakan kue lengkap

16. Pisau stainlessteel/baja

17. Pisau roti

7. Pengolahan makanan bayi

1. Merja kerja stainlessteel

2. Meja tulis dan meja kursi

3. Bangku bulat tinggi/bangku kerja

4. Bak cuci stainlessteel dan bergandeng

5. Mixer 10 – 20 lt

6. Almari es 500 lt

7. Panci stainlessteel 50lt

8. Botol-botol

9. Tempat sampah

10. Dot

11. Sendok ukur

12. Corong kaca

13. Liter maat

14. Sikat botol plastik

15. Sendok susu stainlessteel 500 ml

16. Tusukan botol

17. Rak baja siku

18. Kranjang susu

19. Meja baja siku

8. Ruang pencucian alat

1. Bak cuci teraso

2. Kran air

3. Pompa listrik

4. Pompa tangan dragon

9. Perlengkapan / gudang alat

1. Rak kayu bertingkat 4

2. Almari kayu jati

10. Ruang pegawai

a. Kamar mandi :

1. Bak air

2. Kran air panas dan dingin

3. Rak handuk

4. Kipas atau lubang angin

b. W.C :

1. W.C diserat pengaliran air

2. Kran air dingin dan panas

3. Bak air

4. Tempat serbet dan sabun

5. westafel ( di luar ruangan )

c. Locker :

1. Lemari locker/pakaian

2. sice lengkap

3. Cermin dan tempat alat hias

4. Tempat serbet kertas

d. Ruang istirahat/kantin pegawai :

1. Meja berlapis formika

2. Kursi berjok

3. A.C/Kipas Angin

11. Ruangan dapur

a. Alat makan :

1. Piring makan cekung porselin/ plastik 22cm

2. Piring makan cekung porselin/ plastik 15cm

3. Piring ceper porselin / plastik 15cm

4. Plato 6 bg stainlesssteel

5. Mangkok sayur porselin/plastik 12cm

6. Gelas duralex

7. Cangkir + tatakan porselin / plastik

8. Sendok garpu Stainlessteel

9. Sendok teh, sup, es stainlesssteel

10. Baki plastik 50 x 40 cm

11. Alat baki plastik 50 x 40 cm

12. Serbet kertas

13. Pisau makan stainlessteel

14. Tempat sampah alumunium tebal 20lt

15. Tempat sampah alumunium tebal 10lt

b. Alat – alat dapur :

1. Kreta makanan besi berlapis chroom

2. Kereta makanan kayu

3. Bak cuci stainlessteel

4. Lemari alat kayu

5. Meja kerja stainlessteel

6. Kreta bertingkat besi + chroom

7. Kipas angin dinding

8. Jam dinding

9. Tungku listrik / gas

10. Tungku minyak tanah

11. Rak piring besar

12. Refrigerator 12 cu

13. Tempat nasi berlubang al tebal 5-15kg

14. Container lauk 40 x 30 x 30 cm

15. Panci bima 5 – 15 lt

16. Sendok sayur 100 – 250 cc

17. Sodot

18. Pisau stainlessteel

19. Telenan kayu

20. Wajan aluminium 30 cm

21. Wajan dasar alumunium 18 cm

22. Tempat sampah plastik tertutup

23. Alat kebersihan

24. Pemadam kebakaran

25. Rantang, 4 susun stainlessteel

12. Ruang minuman :

1. Tungku listrik

2. Tungku minyak tanah

3. Panci alumunium biasa 50-200 lt

4. Lemari makan

5. Bak es berisolasi

13. Kantor

1. Meja tulis + kursi

2. Lemari buku

3. papan tulis + papan pengumuman

4. Mesin ketik

5. Mesin hitung

6. Tilpon luar

7. westafel dan WC

8. Kursi pendidikan

proyektor dan flide clip chart

9. papan display

10. food model

II. KEBUTUHAN LUAS RUANGAN : 216 M2

Keterangan denah instalasi gizi R.S kelas C

a. Luas : 31 x 20 m2

b. Kapasitas : 200 – 600 tt.

c. Bagian – bagian :

I. Ruang penerimaan = 40 m2

II. Ruang penyimpanan bahan makanan = 90 m2

III. Ruang penyimpanan dan persiapan sayur = 63 m2

IV. Ruang penyimpanan dan persiapan daging = 36 m2

V. Ruang pemasakan dan pembagian makanan khusus = 70 m2

VI. Ruang pemasakan dan pembagian makanan biasa = 98 m2

VII. Ruang formula bayi = 21 m2

VIII. Ruang pencucian alat = 33 m2

IX. Ruang minuman = 6 m2

X. Ruang pengawas pengelolaan = 8 m2

XI. Ruang penyimpanan alat&bahan makanan kering = 28 m2

XII. Ruang administrasi unit gizi = 42 m2

XIII. Ruang pendidikan = 28 m2

XIV. ruang locker dan WC = 42 m2

SARANA PGRS KELAS D

< 200 t.t

KEBUTUHAN PERALATAN DAN PERLENGKAPAN

1. Ruang penerimaan

1. Timbangan kapasitas 100 kg

2. Timbangan 20 kg (barkel)

3. Kreta pengangkut bahan makanan

4. Batul plastik 0,60cm

5. Rak bahan makanan beroda 150 x 150 x 50 cm

6. Tempat sampah bertutup aluminium kapasitas 10 lt

7. Pisau stainlesstell

8. Linggis

2. Ruang penyimpanan bahan kering

a. Gudang besar

1. Timbangan beroda 100 kg

2. Timbangan beroda 20 kg

3. Meja tulis dan kursi

4. Meja kayu untuk timbangan 20 kg

5. Rak – rak kayu beroda berkunci 5 tingkat 150 x 150 x 150 cm

6. Rak beras 100 x 200 x 10 cm

7. Rak kayu berlapis al. Atau nikel 100 x 80 x 80 cm

8. Bak aluminium berlubang 60 x 40 x 40 cm

9. Sendok sayur stainlessteel 1 lt ; 0,5 lt ; 0,25 lt

10. Pisau stainlessteel

11. Pembuka botol/kaleng

12. Gelas ukur email 2 lt

13. Kakaktua

14. Pengocok telur (sinar lampu)

c. Gudang harian

1. Rak kayu 150 x 150 x 50 cm

2. Bak persegi panjang plastik 60 x 40 x 40 cm

3. Lemari kayu 150 x 150 x 150 cm

4. Sendok sayur 250 cc

5. Pembuka kaleng & botol

6. Pengoles margarine karet

3. Penyimpanan dingin

1. Refrigerator 500 lt

4. Ruang persiapan daging

1. Meja persiapan stainlessteel 150 x 80 x 75 cm

2. Talenan kayu besar bulat

3. Bak cuci stainlessteel bergandeng dan terasa

4. Mesin penggiling daging dengan tangan

5. Golok besi

6. Pisau daging stainlessteel

7. Timbangan duduk 100 kg

8. Bak aluminium 60 x 40 x 25 cm

9. Meja tulis + kursi kayu

10. Bangku kerja bulat tinggi

5. Persiapan sayuran

1. Bak cuci stainlessteel dua bergandeng

2. Mesin pemarut dan pemeras kelapa

3. Bangku kerja tinggi bulat

4. Bak aluminium :

- 60 x 40 x 25 cm

- 30 x 40 x 25 cm

5. Tempat santan aluminium tebal 25 lt

6. Tempat sampah bertutup 50lt

7. Pisau stainlesssteel

8. Talenan kayu bulat

9. Pisau pengupas wortel

10. Mesin penggiling bumbu:

- tangan

- batu

6. Pengolahan makanan (biasa dan khusus)

1. Panci aluminium bima 50 lt ; 25 lt

2. Kompor minyak

3. Oven minyak tanah

4. Penggorengan aluminium 30 cm ; 20 cm

5. Sendok sayur 1 lt : 0,5 lt : 0,25 lt

6. Sodet besar, kecil stainlessteel

7. Liter maat 2 lt : 1 lt

8. Saringan kelapa

9. Serok

10. Mixer

11. Blender

12. Meja kayu berlapis aluminium

13. Bak cuci teraso

14. Bangku bulat tinggi/bangku kerja

15. Bak cuci dua bergandeng stainlessteel

16. Cetakan kue lengkap

17. Pisau stainlessteel/baja

18. Pisau roti

7. Pengolahan makanan bayi

1. Merja kayu berlapis aluminium

2. Meja tulis dan meja kursi

3. Bangku bulat tinggi/bangku kerja

4. Bak cuci teraso

5. Mixer 10 – 20 lt

6. Almari es 500 lt

7. Sendok susu stainlessteel 500 ml

8. Ruang pencucian alat

1. Bak cuci teraso

2. Kran air

3. Pompa tangan dragon

9. Perlengkapan / gudang alat

1. Rak kayu bertingkat 4

2. Almari kayu jati

10. Ruang pegawai

a. Kamar mandi :

1. Bak air

2. Kran air panas dan dingin

3. Rak handuk

4. Kipas atau lubang angin

b. W.C :

1. W.C diserat pengaliran air

2. Kran air dingin dan panas

3. Bak air

4. Tempat serbet dan sabun

5. westafel ( di luar ruangan )

c. Locker :

1. Lemari locker/pakaian

2. sice lengkap

3. Cermin dan tempat alat hias

4. Tempat serbet kertas

d. Ruang istirahat/kantin pegawai :

1. Meja berlapis formika

2. Kursi berjok

3. A.C/Kipas Angin

11. Ruangan minuman

1. Panci aluminium biasa 25 lt

12. Kantor

1. Meja tulis + kursi

2. Lemari buku

3. papan tulis + papan pengumuman

4. Mesin ketik

5. Mesin hitung

6. Tilpon luar

7. Tilpon dalam

8. westafel dan WC

9. Kursi pendidikan

proyektor dan flide clip chart

10. papan display

11. food model

13. Ruang dapur

a. Alat – alat dapur :

1. Kreta makanan kayu

2. Bak cuci stainlessteel

3. Lemari alat kayu

4. Meja kerja kayu berlapis formula

5. Kreta bertingkat 3, beroda kayu

6. Jam dinding

7. Tungku minyak tanah

8. Rak piring besar

9. Tempat nasi berlubang al tebal 5-15kg

10. Container lauk 40 x 30 x 30 cm

11. Thermos es

12. Panci biasa 5 – 15 lt

13. Sendok sayur 100 – 250 cc

14. Sodot

15. Pisau stainlessteel

16. Telenan kayu

17. Wajan aluminium 30 cm

18. Wajan dasar alumunium 30 cm

19. Alat kebersihan

20. Pemadam kebakaran

21. Rantang, 4 susun email

b. Alat makan :

1. Piring makan cekung porselin/ plastik 22cm

2. Piring makan cekung porselin/ plastik 15cm

3. Piring ceper porselin / plastik 15cm

4. Plato 6 bg stainlesssteel

5. Mangkok sayur porselin/plastik 12cm

6. Gelas duralex

7. Cangkir + tatakan porselin / plastik

8. Sendok garpu Stainlessteel

9. Sendok teh, sup, es stainlesssteel

10. Baki plastik 50 x 40 cm

11. Alat baki plastik 50 x 40 cm

12. Serbet kertas

13. Pisau makan stainlessteel

14. Tempat sampah alumunium tebal 20lt

15. Tempat sampah alumunium tebal 10lt

II. KEBUTUHAN LUAS RUANGAN 144m2

Keterangan denah instalasi gizi R.S kelas D

a. Luas : 9 x 16 m2

b. Kapasitas : < 200 tt.

c. Bagian – bagian :

I. Ruang penyimpanan bahan makanan segar dan kering = 15 m2

II. Ruang administrasi & ruang pengawasan unit gizi = 15 m2

III. Ruang locker dan WC pegawai = 16 m2

IV. Ruang pencucian alat = 8 m2

V. Ruang penerimaan = 90 m2

VI. Ruang persiapan sayuran dan daging = 90 m2

VII. Ruang pengolahan dan pembagian makanan biasa dan khusus = 90 m2

D. Pencatatan Pelaporan

Dalam upaya melaksanakan fungsi pengawasan pengendalian kegiatan pelayanan gizi

di Rumah Sakit, maka salah satu bentuk kegiatan tersebut adalah pengawasan terhadap sarana

fisik bangunan serta peralatan instalasi gizi Rumah Sakit.

Untuk masuk terserbut maka instalasi gizi wajib memiliki denah instalasi gizi, macam dan

jumlah peralatan yang di miliki serta keterangan tentang pemeliharaan / perbaikan yang di

lakukan di lengkapi keadaan barang tersebut. Data-data ini di masukkan dalam buku khusus

tentang sarana fisik dan peralatan instalasi gizi.

Sebagai kontrol dan monitoring alat, juga di gunakan kartu alat, berisi nama alat, model

atau kualitas, tanggal dipakai atau dibeli, keadaan alat saat diterima, dan keterangan alat yang

isinya untuk pemeliharaan atau perlakuan terhadap alat selama di gunakan.

Data tentang alat ini di lakukan tahunan kepada direktur Rumah Sakit melalui kepala

bidang penunjang medis Rumah Sakit, untuk selanjutnya di gunakan sebagai informasi dalam

penyusunan kebutuhan peralatan tahun-tahun selanjutnya.

Laporan tentang data sarana fisik dan peralatan instalasi gizi ini, adapula yang harus

diserahkan setiap tiga bulan, oleh karena sistem pengadaan barang mengharuskan demikian.

Data tribulanan ini dimaksudkan untuk membantu penetapan pelalangan barang atau jasa yang

dilakukan.

VIII. PENYELENGGARAAN PELAYANAN GIZI DI RUAH SAKIT

Pengyelenggaraan kegiatan Pelayanan Gizi di Rumah Sakit, sesuai dengan SK.Menkes

No.134 tahun 1978 dan pengelompokkan kegiatan berdasarkan volume dan wilyaah kerja yang

sama, dibagi menjadi empat kegiatan pokok, yaitu kegiatan Pengadaan makanan, kegiatan

Pelayanan Gizi di Ruang Rawat Ngnginap, kegiatan Penyuluhan/Konsultasi dan Rujukan Gizi,

serta kegiatan Penelitian Pengembangan Gizi.

A. PENGADAAN MAKANAN

Pengadaan makanan merupakan salah satu fungsi logistik atau perlengkapan suatu institusi,

yang penangannya terkait dengan perundang-undangan yang berlaku.

Bagi institusi pemerintah di Indonesia, pengadaan makanan ini tidak terlepas dari peraturan

Pengurusan Perbenndaharaan yang dikenal dengan Indonesische Compatibilitrits Wet atau

ICW, dalam Staatblad 1925 No.448 Pasal 31, 32, 33, 34 dan 41.

Dalam pasal 31 itu, dinyatakan bahwa Pengadaan Barang untuk dinas-dinas negara,

dilakukan dengan pelelangan umum atau terbatas.

Pasal 32, menyatakan bahwa harus ada penelitian terhadap calon – calon penawar yang benar

– benar mampu memenuhi syarat jaminan yang ditetapkan. Dalam pasal 41 memuat ketentuan

tentang pembuatan Surat Perjanjian Pemborongan dimana harus dicantumkan bahwa

pemborong tidak boleh menuntut bunga akibat keterlambatan dalam realisasi pembayaran

kepada pemborong. Hal ini memang tidak pernah terjadi dalam suatu kontrak pembelian bahan

makanan.

Pengadaan adalah segala kegiatan yang meliputi usaha-usaha untuk menambah dan

memenuhi kebutuhan barang dan jasa, berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku,

dengan memperhatikan segi efisiensi. Dengan pengertian ini berarti pengadaan bukan hanya

kegiatan pembelian saja, tetapi segala kegiatan yang menyangkut penambahan dan proses

memenuhi kebutuhan barang atau jasa.

Pengadaan ini semakin hari semakin penting karena setiap negara berada dalam proses

pembangunan baik bidang ekonomi maupun sosial.

Dalam uraian selanjutnya yang dimaksud dengan pengadaan makanan adalah

serangkaian kegiatan dimulai dari perencanaan macam dan jumlah bahan makanan, pengadaan

bahan makanan hingga proses penyediaan makanan matang bagi pasien dan karyawan di

Rumah Sakit.

Proses kegiatan ini meliputi sepuluh kegiatan, yaitu :

1. Perencanaan Anggaran Belanja

2. Perencanaan Menu

3. Perhitungan Kebutuhan Bahan Makanan

4. Prosedur Pembelian Bahan Makanan

5. Prosedur Penerimaan Bahan Makanan

6. Prosedur Penyimpanan Bahan Makanan

7. Teknik Persiapan Bahan Makanan

8. Pengaturan Pemasakan Makanan

9. Cara Pelayanan Dan Distribusi Makanan

10. Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi

1. PERENCANAAN ANGGARAN BELANJA

Anggaran belanja untuk menyelenggarakan makanan institusi sebaiknya direncanakan

setahun sebelumnya, dan dibuat atas dasar pengalaman tahun – tahun sebelumnya. Anggaran

tersebut meliputi bahan makanan, peralatan pemeliharaan dan perbaikan alat, buruh dan

kebutuhan kebutuhan yang direncanakan.

Apabila harga pasaran cukup stabil, maka petunjuk harga tahun sebetulnya dijadikan

patokan.

Dalam merencanakan anggaran belanja untuk peralatan, seyogianya sudah termasuk pula

perbaikan, pemeliharaan serta pergantiannya. Apabila direncanakan peralatan yang baru,

dipertimbangkan biaya yang tersedia dengan macam dan model peralatan yang diminta. Untuk

merencanakan anggaran belanja diperlukan pencatatan dan pelaporan yang baik. Apabila ada

penggolongan atau klasifikasi konsumen, maka dalam pencatatan dan pelaporan biaya dipisah

menurut golongan dimaksud hingga bila diperlukan perhitungan unit cost untuk berbagai macam

konsumen, dapat dilakukan secara mudah.

Perhitungan harga makanan per porsi merupakan tugas bagian administrasi yang harus

dilakukan dengan cepat. Untuk mengadakan pengecekan harga yang berkesinambungan maka

biasanya perhitungan unit harga per porsi ini, dilakukan untuk satu putaran menu, sehingga

pada putaran berikutnya dapat dilakukan penyesuaian-penyesuaian yang perlu.

Disamping itu, apabila harga bahan makanan tidak stabil, maka harga per porsi perputaran

menu, akan memberikan perbandingan harga makanan per porsi dari putaran yang satu ke

putaran menu berikutnya.

Untuk kebutuhan ini diperlukan data-data tentang :

1. Macam dan jumlah bahan makanan yang ada

2. Macam dan jumlah bahan makanan yang dibutuhkan untuk berbagai golongan

konsumen

3. Jumlah taksiran bahan makanan yang akan dibeli

4. Jumlah konsumen yang makan menurut macamnya

5. Kalkulasi total biaya

6. Pengusulan anggaran belanja setahun

Disamping iperhitungan terperinci tentang kebutuhan bahan makanan. Untuk setiap tahun,

ada pula penyusunan anggaran belanja makanan berpedoman pada index harga makanan

yang ditetapkan untuk berbagai macam konsumen. Untuk penyusunan cara ini diperlukan

penyesuaian harga index tersebut. Jadi, harga index yang digunakan sebagai patokan harga

makanan pasien, seharusnya selalu dinilai setiap tahunnya.

2. PERENCANAAN MENU

Keberhasilan dan kegagalan suatu penyelenggaraan makanna di tentukan oleh menu yang

di susun atau hidangan yang disajikan. Menu yang terencana baik, dengan menyajikan

hidangan-hidangan dalam variasi yang menyegarkan, akan membawa keuntungan bagi

penanggung jawabpenyelenggaraan makanan ataupun pengusaha /catering makanan.

Perencanaan menu, akan baik hasilnya bila menu tersebut disusun oleh suatu kelompok

orang ( panitia kerja ) yang terdiri dari mereka yang banyak kaitannya dalam penyelenggaraan

makanan. Menu sebaiknya disusun jauh sebelum pelaksanaannya, direncanakan secara

matang , teliti dan seksama.

Untuk penyelenggaraan makanan di Rumah Sakit kelas A. Panitia kerja terdiri dari

unsur-unsur instalasi gizi/staff, pelaksana teknis pengolahan makanan di dapur dan dapur

ruangan, pengawas penyelenggaraan makanan, unsur lain yang ada hubungannya dengan

pelaksanaan makanan untuk Rumah Sakit.

Partisipasi dokter, pasien dan tenaga paramedis/non medis, ataupun tenaga kesehatan

lainnya dalam perencanaan menu dilakukan melalui suatu daftar isian dengan pertanyaan yang

menyangkut penyusunan serta perbaikan menu yang diinginkan.

Anggota panitia harus memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang :

a. Masalah yang umum dihadapi pelaksanaan penyelenggaraan makanan

b. Pengetahuan dalam teknik memasak, resep – resep, kombinasi dan variasi hidangan,

cara penyajian makanan

c. Pengetahuan tentang bahan makanan

d. Dapat menilai menu secara tepat dan objektif

Dalam perencanaan menu perlu diperhatikan hal – hal berikut :

1. Kebutuhan Gizi

-Kebutuhan gizi orang yang dilayani harus dipertimbangkan menyusun dan menetapkan standar

porsi hidangan.

-Kebutuhan gizi bagi orang yang dilayani dapat diperkirakan memakai daftar Kecukupan Gizi

untuk Indonesia yang dikeluarkan oleh Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI tahun 1968.

Untuk menghitung kebutuhan gizi orang sakit, dapat digunakan pedoman yang dianjurkan

Departemen Kesehatan RI yaitu Buku PENUNTUN Diit oleh bagian gizi RSCM dan Persatuan

Ahli Indonesia, seksi Diitetik.

2. Peraturan dan Macam Rumah Sakit

Dalam perencanaan menu harus diperhatikan peraturan yang ada dan macam Rumah Sakit.

Peraturan ini biasanya menyangkut kebijakan dan anggaran belanja bahan makanan, prosedur,

pembelian, bahan makanan, penggunaan atau pemakaian bahan makanan

.

3. Kebiasaan Makan

Kebiasaan makan seseorang atau segolongan orang, merupakan hal lain yang perlu

dipertimbangkan dalam perencanaan.menu. menu sedapat mungkin disesuaikan dengan

kebiasaan makan bagian terbesar masyarakat yang dilayani.

4. Makan dan Jumlah Orang yang dilayani

Semakin banyak macam dan jumlah orang yang dilayani , semakin banyak pula variasi dalam

menu yang akan disajikan.

5. Peralatan dan Perlengkapan Dapur yang tersedia

Macam dan jumlah peralatan serta perlengkapan dapur yang tersedia juga perlu

dipertimbangkan dalam merencanakan/menyusun menu.

6. Macam dan Jumlah Pegawai

Macam dan jumlah pegawai yang ada harus pula diperhitungkan dalam menyusun menu.

Perhitungan ini dimaksudkan agar pekerjaan memasak makanan dapat diselesaikan tepat pada

waktunya.

7. Macam Pelayanan yang diberikan

-Dalam suatu penyelenggaraan makanan kadang – kadang juga dibedakan jenis hidangan atau

harga hidangan. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan memilih pada pasien,

sehingga keinginannya dapat dipenuhi.

-Kadang – kadang ada perbedaan dalam cara pembelian pelayanan, seperti penyediaan

fasilitas makanan, pemenuhan kebutuhan pasien, ataupun pemberian pelayanan khusus. Untuk

hal ini adakalanya diperlukan menu yang khusus pula.

8. Musim/Iklim dan Keadaan Pasar

Keadaan udara dapat mempengaruhi selera dan kebutuhan tubuh. Macam dan jumlah makanan

di daerah dingin dapat berbeda dengan daerah udara panas.

Perbedaan keadaan udara, juga dapat mengakibatkan perbedaan bahan makanan yang

tersedia. Engingat hal-hal ini dalam perencanaan menu, perlu diperhitungkan pemakaina bahan

makanan yang sesuai dengan musimnya.

8. Keuangan yang tersedia

Merencanakan menu, harus perlu disesuaikan dengan keuangan yang tersedia. Makanan yang

baik bukanlah berarti makanan yang mahal tetapi kualitas dan kuantitas zat gizinya melengkapi.

Harga makanan yang mahal, belum dapat menjamin mutu gizi yang baik. Yang penting adalah

pengadaan makanan yang tepat sehingga biaya yang tersedia dapat dimanfaatkan dengan

efisien untuk bahan makanan yang diperlukan.

Prosedur Perencanaan Menu

Tentukan dahulu macam menu yang diinginkan, menu pilihan atau standar. Menu pilihan

memuat beberapa macam hidangan untuk dipilih.

Sedangkan menu standar adalah menu yang telah disusun untuk jangka waktu tertentu yang

digunakan di suatu institusi. Kedua menu di atas umumnya digunakan dalam jangka waktu

tertentu kecuali bila diperlukan perbaikan segera karena perubahan peraturan institusi.

Untuk memulai perencanaan ikutilah prosedur di bawah ini :

1. Menulis bahan lauk pauk dari hewani, karena merupakan bagian yang penting dan juga

paling mahal harganya.

2. Diikuti dengan lauk pauk nabati.

3. Dilanjutkan dengan golongan sayuran mengingat lebih penting kebutuhan akan vitamin

dan mineral, serta harga relatif murah.

4. Golongan akhir adalah buah.

5. Bila masih mungkin, dipersiapkan pula berbagai makanan selingan.

Untuk perencanaan menu, diperlukan buku – buku atau standar resep. Majalah wanita atau

majalah masakan , resep baru dari berbagai majalah koran atau buku – buku, ataupun

kepustakaan terbaru mengenai masakan makanan yang populer di masyarakat.

3. PERHITUNGAN KEBUTUHAN BAHAN MAKANAN DI RUMAH SAKIT

Perencanaan kebutuhan bahan makanan merupakan salah satu langkah penting dalam

upaya pengendalian harga makanan pasien. Perencanaan kebutuhan bahan makanan harus

didasarkan atas perkiraan yang dapat diperhitungkan, disamping pengalaman mengasumsi

jumlah klien yang dilayani. Dalam merencanakan bahan makanan adalah kurang bijaksana

kalau setiap langkah perhitungan selalu membulatkan angka perkiraan. Oleh karena itu, taksiran

bahan makananan harus dibuat secara cermat, dikerjakan oleh berbagai petugas yang

berpengalaman dan terkait langsung dengan pengadaan atau penerimaan bahan makanan di

Rumah Sakit. Ketepatan dalam memperkirakan kebutuhan bahan makanan sangat membantu

terlaksananya pengadaan makanan yang lancar dan baik.

Perencanaan perhitungan kebutuhan bahan makanan di Rumah Sakit adalah suatu

serangkaian kegiatan untuk menetapkan macam dan jumlah bahan makanan dengan kualitas

yang ditetapkan dalam kurun waktu tertentu dalam upaya melaksanakan kegiatan pengadaan

makanan di Rumah Sakit.

Kurun waktu dari perencanaan taksiran ini tergantung dari perjanjian jual beli antara Rumah

Sakit dan rekanan. Biasanya perjanjian jual beli bahan makanan ini bervariasi setiap bulan,

setiap tiga bulan, setiap enam bulan, ataupun setahun sekali.

Perhitungan kebutuhan bahan makanan ini hendaknya dibuat antara dua sampai enam minggu

sebelum dilakukan proses jual beli bahan makanan.

Untuk kebutuhan perhitungan tersebut maka perlu dipersiapkan data – data berikut :

1. Peraturan pemberian makanan yang berlaku di Rumah Sakit.

Seharusnya nilai gizi makanan Rumah Sakit didasari atas Birhup 0,32 pasal 5 tahun

1978, yaitu menggunakan standar makanan pasien yang tercantum dalam Buku

Penuntut Diit yang dikeluarkan oleh Persatuan Ahli gizi Indonesia dan Bagian Gizi

RSCM. 1968.

2. Jumlah dan macam pasien atau pegawai yang diberi makan.

Diambil data 1 – 2 tahun terakhir, serta rata – rata jumlah porsi yang disajikan selama 3

– 6 bulan terakhir.

3. Menetapkan menu standar.

4. Menyiapkan menu petunjuk pelaksanaan menu.

5. Membuat petunjuk teknis porsi hidangan.

6. Menetapkan standar resep.

7. Petunjuk penyusutan bahan makanan, dan sisa makanan matang yang tidak dapat dimakan.

8. Jumlah dan macam hari pelayanan.

9. Ada ketetapan pada hari – hari khusus.

Cara perhitungan kebutuhan bahan makanan adalah jumlah yang makan dikalikan dengan

standar porsi dengan memperhitungkan bagian yang tidak dapat dimakan dan dikalikan jumlah

hari dalam kurun waktu yang ditetapkan .

Hasil akhir dari perhitungan kebutuhan bahan makanan ini dapat pula dibandingkan dengan

tahun sebelumnya sebagai pengecekan silang. Apabila ini disepakati dalam pembelian bahan

makanan, maka perhitungan ini perlu di nilai pula untuk dua sampai tiga kali putaran menu, agar

pesanan bahan makanan selanjutnya dapat lancar dan cukup.

4. PROSEDUR PEMBELIAN BAHAN MAKANAN

Pembelian bahan makanan merupakan salah satu kewajiban bagi pengelola

penyelenggaraan makanan. Pembelian bahan makanan juga merupakan langkah penting yang

perlu dipertimbangkan dalam pengawasan harga makanan secara keseluruhan.

Untuk Rumah Sakit kelas A, B, dan C berlaku ketentuan pemerintah yang mengatur dan

menetapkan bahwa pembelian bahan makanan dilakukan secara kontrak berdasarkan

pelelangan. Adapun langkah – langkah yang ditetapkan dalam kegiatan pelelangan ini adalah

sebagai berikut :

1. Kebutuhan bahan makanan yang akan dilelangkan, sebelumnya dikonsultasikan dengan

Direktur administrasi, guna pengecekan ketepatannya menurut anggaran yang tersedia.

2. Rumah Sakit c.q. Direktur Administrasi membentuk Panitia Pelelangan bahan makanan.

Anggota : Staff Perawatan, Staff Rumah Tangga, Staff Instalasi Gizi dan Staff Administrasi

Instalasi Gizi.

Anggota : Staff Perawatan, Staff Rumah Tangga, Staff Instalasi Gizi dan Staff Administrasi

Instalasi Gizi.

3. Pihak Panitia Pelelangan Bahan Makanan mempersiapkan ketentuan – ketentuan yang jelas

mengenai :

a. Pokok – pokok perjanjian dengan rekanan

b. Persyaratan dan ketentuan tentang pembayaran

c. Persyaratan dan spesifikasi bahan makanan

d. Harga standar

e. Jangka waktu penyelesaian kontrak

f. Penetapan sanksi – sanksi, bila rekanan tidak memenuhi kewajibannya baik menurut

ketentuan hukum ataupun pihak Rumah Sakit.

g. Status hukum

h. Hak dan kewajiban para pihak yang terlibat dalam perjanjian kontrak.

Dalam menetapkan perjanjian dalam rekanan termasuk unsur transportasi. Acara/jadwal

pengiriman bahan makanan, serta pembelian bahan makanan bila sewaktu waktu dibutuhkan.

Pihak instalasi gizi harus memberikan peragaan dan informasi sehubungan dengan spesifikasi

bahan makanan yang diharapkan dari rekanan, untuk memberikan pengertian bagi rekanan,

sehingga rekanan dapat menetapkan harga yang sesuai.

Prosedur pelelangan adalah :

a. Panitia membuka awal pelelangan dengan memasang advertensi di koran mengenai akan

diadakannya lelang bahan makanan.

b. Bagi rekanan yang berminat, dipersilahkan untuk datang sendiri mengambil formulir

penawaran harga kepada panitia. Kemudian mengisi dan mengembalikannya pada tanggal

yang telah ditetapkan panitia.

c. Wawancara dan peragaan bahan makanan terhadap rekanan masalah kontrak bahan

makanan yang akan dilakukan.

d. Pengiriman contoh bahan makanan, dan rekanan yang memenangkan penawaran.

e. Pembelian rekanan berdasarkan kriteria yang ditetapkan.

f. Pengumuman rekanan kontrak dan penjelasan pelaksanaan pembelian bahan makanan.

g. Prosedur pelelangan harus memenuhi ketentuan yang dikeluarkan pemerintah tentang

pelelangan.

h. Penyerahan bon pemesanan bahan makanan sebanyak 7 rangkap. ( ..,rangkap untuk

rakanan, . untuk bendaharawan, . . . . . . . . untuk administrasi instalasi gizi, . . . . . . .untuk

arsip).

7.Persiapan – persiapan yang perlu dilakukan sebelum menghadapi penawaran pembelian

bahan makanan :

a. mempersiapkan daftar kekuatan pasien selama 1 – 2 terakhir.

b. mempersiapkan harga bahan makanan 1-2 tahun sebelumnya dan memperhitungkan

kenaikan harga

c. daftar kebutuhan makanan pasien

d. menu makanan pasien ( menu utama dan menu-menu lain yang dipakai )

e. standar porsi yang ditetapkan

f. daftar standar harga pasar saat itu

g. Laporang tentang kondite rekanan yang ada saat itu

h. perencanaan pemesanan bahan makanan.

Pada umumnya pola yang di gunakan adalah :

- Harian

- Dua kali seminggu

- Satu kali seminggu

- Dua kali sebulan

- Satu kali sebulan

- Satu kali tiga bulan

- Pesanan menurut kebutuhan tak terduga

TABEL I : Tenggang Waktu Pelaksanaan Pelelangan / Penawaran bahan Makanan

KEGIATAN TENGGANG WAKTU DASAR HUKUM KETERANGAN

1. Pengumuman dan

pendaftaran

Sekurang-kurangnya

tiga (3) hari kerja

Lampiran I angka

II.5.b.1.)

Kep.pres 29/1984

2. Pendaftaran dan

pengambilan

dokumen

Sekurang-kurangnya

tiga (3) hari kerja dan

tidak melebihi lima (5)

hari kerja

Lampiran I angka

II.5.b.2.)

3. Pengambilan

dokumen dan

pemberian

penjelasan

Sekurang-kurangnya

tiga (3) hari kerja dan

tidak melebihi empat

(4) hari kerja

Lampiran I angka

II.5.b.4.)

4. Pemberian

penjelasan dan

pemasukan

penawaran

Sekurang-kurangnya

tiga (3) hari kerja

Lampiran I angka

II.5.b.4.)

5. Pemasukan

penawaran dan

penetapan calon

pemenang

Selambat-lambatnya

tiga (7) hari kerja

Lampiran I angka

II.8.f.

6. Penetapan

pemenang

Selambat-lambatnya

lima (5) hari kerja

setelah diterima

laporan tentang calon

pemenang, dari panitia

Lampiran I angka

II.9.b.

7. Pengumuman

pemenang

Selambat-lambatnya

dua (2) hari kerja

setelah menerima

keputusan tsb

Lampiran I angka

II.10.a

8. Sanggahan Selambat-lambatnya

empat (4) hari kerja

setelah pengumuman

Lampiran I angka

II.10.b

9. Jawaban terhadap

sanggahan

Selambat-lambatnya

empat (4) hari kerja

setelah diterima

sanggahan

Lampiran I angka

II.10.c

10. Surat keputusan

pemenang

Paling cepat enam (6)

hari dan selambat-

lambatnya sepuluh (10)

hari kerja setelah

pengumuman

Lampiran I angka

II.11.c

Cara pembelian bahan makanan :

a. Penawaran umum atau terbuka (formal tender)

- Memberi kesempatan pada semua rekanan untuk bersaing didalam menawarkan bahan

makanannya.

- Di umumkan terbuka dimedia umum, surat kabar, radio, atau majalah.

b. Penawaran terbatas (selective tender)

Memberi kesempatan pada beberapa calon rekanan yang lulus prakualifikasi dan tercatat

dalam rekanan yang mampu (daftar rekanan mampu = DRM) untuk bersaing dalam

penawaran secara tertulis.

c. Penunjukan langsung

Penunjukan rekanan sebagai pelaksana pembelian tanpa melalui pelelangan / penawaran /

umum / terbatas dan dilakukan diantara sekurang-kurangnya tiga penawar rekanan mampu

(DRM).

d. Pengadaan langsung

Pelaksanaan pemborongan yang dilakukan diantara rekanan golongan ekonomi lemah

tanpa melalui pelelangan penawaran umum terbatas atau penunjukkan langsung.

Catatan :

Ketetapan penggunaan cara (1 s/d 4) diatur berdasarkan Keppres 29/1984 yang didasarkan

atas nilai uang yang digunakan untuk pembelian tersebut. Persyaratan pengadaan bahan

makanan menurut Keppres 29/1984 adalah seperti tertera dalam kolom berikut :

PENGADAAN PERLENGKAPAN

Berdasar Keppre 29/1984 nilai

Nilai Pengadaan

Nilai Pengadaan

1

Persyaratan Penyelenggaraan

2

Sampai dengan

Rp.1.-juta

- Pengadaan langsung tanpa SPK. ps. 19 (5) dan (6a)

- Pembayaran dengan beban sementara ps.17

- Dilokasi kantor satuan kerja atau proyek ps.24(1)

Di atas Rp.1.-juta Sampai

dengan

Rp.5.-juta

- Pengadaan langsung dengan Surat Perintah Kerja (SPK)

dari 1 (Satu) atau lebih penawar Golongan Ekonomi Lemah

setempat ps. 19(6b)

- Penawaran harus disertai pencantuman NPWP (Nomor

Pokok Wajib Pajak). ps. 19. (11)

- Pembayaran dengan beban sementara. ps. 17.

- Dilokasi kantor satuan kerja atau proyek ps.24(1)

Di atas Rp.5.-juta Sampai

dengan

Rp.20.-juta

- Penunjukan Langsung dengan Surat Perintah Kerja (SPK)

dari sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawar Golongan

Ekonomi Lemah (GEL) dalam DRM.ps.19 (6c)

- Penawaran harus disertai pencantuman NPWP (Nomor

Pokok Wajib Pajak). ps. 19. (11)

- Dilokasi kantor satuan kerja atau proyek ps.24(1)

Di atas Rp.20.-juta - Pelelangan umum/terbatas diantara Golongan Ekonomi

Sampai dengan

Rp.50.-juta

Lemah setempat ps.21 (1c)

- Penawaran harus sesuai dengan SPPH yang telah

disyahkan oleh Pimpro/Satuan Kerja, Lampiran I Angka

II.2.d.I

- Pembayaran dengan beban tetap, ps.17

- Dilokasi kantor satuan kerja atau proyek di ibukota

Kabupaten/KotaMadyaps.24(2)

Di atas Rp.50.-juta

Sampai dengan

Rp.100.-juta

- Pelelangan umum/terbatas diantara rekanan setempat

dengan kelonggaran 10% bagi diantara Golongan Ekonomi

Lemah ps.21 (1d)

- Penawaran harus sesuai dengan SPPH yang telah

disyahkan oleh Pimpinan Proyek/Satuan Kerja, Lampiran I

Angka II.2.d.I

- Dipungut biaya pelelangan , kemudian disetor seluruhnya ke

Kas Negara, Lampiran I Angka II.3.c

- Dikenakan jaminan pelelangan sebesar 1% sampai 3% dari

perkiraan penawaran. Lampiran I Angka II.4.b

- Pembayaran dengan beban tetap, ps.17

- Dilokasi kantor satuan kerja atau proyek di ibukota

Kabupaten/KotaMadya ps.24(2)

Di atas Rp.100.-juta

Sampai dengan

Rp.200.-juta

- Pelelangan umum/terbatas diantara rekanan setempat

dengan kelonggaran 10% bagi diantara Golongan Ekonomi

Lemah ps.21 (1c)

- Penawaran harus sesuai dengan SPPH yang telah

disyahkan oleh Pimpinan Proyek/Satuan Kerja, Lampiran I

Angka II.2.d.I

- Dipungut biaya pelelangan , kemudian disetor seluruhnya ke

Kas Negara, Lampiran I Angka II.3.c

- Dikenakan jaminan pelelangan sebesar 1% sampai 3% dari

perkiraan penawaran. Lampiran I Angka II.4.b

- Dikoordinir oleh Team Pengendali Pengadaan

Barang/Peralatan Pemerintah di Departemen.ps 24(7)

- Dilokasi kantor satuan kerja atau proyek di ibukota

Kabupaten/KotaMadyaps.24(2)

Di atas Rp.200.-juta

Sampai dengan

Rp.500.-juta

- Pelelangan umum/terbatas diantara rekanan setempat

dengan kelonggaran 10% bagi diantara Golongan Ekonomi

Lemah ps.21 (1c)

- Penawaran harus sesuai dengan SPPH yang telah

disyahkan oleh Pimpinan Proyek/Satuan Kerja, Lampiran I

Angka II.2.d.I

- Dipungut biaya pelelangan , kemudian disetor seluruhnya ke

Kas Negara, Lampiran I Angka II.3.c

- Dikenakan jaminan pelelangan sebesar 1% sampai 3% dari

perkiraan penawaran. Lampiran I Angka II.4.b

- Dikoordinir oleh Team Pengendali Pengadaan

Barang/Peralatan Pemerintah di Departemen.ps 24(7)

- Dilokasi kantor satuan kerja atau proyek di ibukota

Kabupaten/KotaMadyaps.24(2)

6.PROSEDUR PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN

Setelah bahan makanan yang memenuhi syarat diterima, harus segera dibawa ke ruang

penyimpanan, gudang atau ruang pendingin. Apabila bahan makanan langsung akan

digunakan, setelah ditimbang dan diawasi oleh bagian penyimpanan bahan makanan setempat,

dibawa keruang persiapan bahan makanan.

Untuk semua kelas Rumah Sakit, diperlukan ruang penyimpanan untuk bahan makanan

kering dan ruang pendingin serta ruang pembeku (freezer).

Luas, macam dan jenisnya berbeda menurut Rumah Sakit masing - masing freezer

umumnya dimiliki oleh instalasi yang besar yang diaksudkan untuk menyimpan bahan makanan

untuk jangka waktu yang agak lama. Mengingat biaya untuk pemeliharaannya cukup besar,

maka freezer dapat diganti dengan pengadaan ruang dingin ataupun lemari es yang besar.

Untuk Rumah Sakit kelas A, B, C dan D disamping dibutuhkan gudang, juga diperlukan lemari

pendingin, yang besarnya disesuaikanm dengan kebutuhan. Ruang lemari pendingin dan

gudang sebaiknya diawasi oleh seorang pemgawas saja, sehingga memudahkan pemeriksaan

dan pengecekan. Untuk pelaksana harian dikedua ruangan tersebut ditempatkan tenaga –

tenaga pembantu pengawas yang bertugas mengeluarkan dan menerima bahan sehari – hari.

Syarat ruang penyimpanan bahan kering (gudang). Adapun beberapa hal yang harus

diperhatikan dalam menjaga keamanan ruangan penyimpanan bahan kering yaitu :

a. Bahan makanan harus ditempatkan secara teratur menurut macam , golongan ataupun

urutan pemakaian bahan makanan.

b. Menggunakan bahan yang diterima terlebih dahulu. Untuk mengetahui hal ini, maka setiap

bahan makanan yang diterima diberi tanda tanggal penerimaan pada tanggal

pembukuannya.

c. Pemasukan dan pengeluaran bahan makanan serta berbagai pembukuan dibagian

penyimpanan bahan makanan ini, termasuk kartu stok bahan makanan harus segera diisi

tanpa ditunda. Diletakkan pada tempatnya dan di cek secara teliti.

d. Gudang harus selalu terkunci pada saat tidak ada kegiatan serta dibuka pada waktu – waktu

yang di tentukan. Pegawai yang masuk keluar gudang juga hanya pegawai yang di tentukan.

e. Semua bahan makanan terletak di atas rak bertingkat, makanan yang berbobot besar

ditempatkan di atas rak yang cukup kuat, 15 cm dari lantai, 10 cm dari dinding, serta 50 cm

dari langit – langit. Bahan makanan yang berat ini hendaknya disusun berseling agar ada

sirkulasi udara yang baik.

f. Semua bahan makanan ditempatkan dalam tempat yang tertutup dan terbungkus rapat serta

tidak berlubang, khusus untuk bahan segar, sebelum disimpan hendaknya bagian yang

rusak dibersihkan, dicuci dan selanjutnya dimasukkan ke dalam plastik.

g. Bahan makanan yang jatuh atau tumpah harus segera dibersihkan

h. Sampah dari kertas harus segera dibuang.

i. Suhu ruangan harus kering hendaknya berkisar antara 19 o - 21o C

j. Pembersihan ruangan secara periodik 2 x seminggu.

k. Penyemprotan ruangan dengan insektisida hendaknya dilakukan secara periodik dengan

mempertimbangkan keadaan ruangan.

l. Semua lubang yang ada di gudang harus berkasa, serta bila terjadi pengerusakkan oleh

binatang mengerat harus segera diperbaiki.

Syarat penyimpanan bahan makanan segar :

Karena bahan makanan segar mudah sekali rusak oleh suhu tinggi atau sinar matahari, maka b

bahan makanan ini harus disimpan dalam tempat yang dingin sesuai dengan suhu yang

diperlukan.

Adapun beberapa syarat penyimpanan di ruangan atau lemari pendingin adalah :

a. Suhu tempat harus betul – betul sesuai dengan keperluan bahan makanan agar tidak

menjadi rusak. Suhu penyimpanan yang dianjurkan adalah :

1. Daging 0 oC

2. Ikan segar 0 oC

3. Ikan kering 1,7 – 4,4 oC

4. Mentega 1,1 oC

5. Susu segar 1,7 – 4,4 oC

6. Susu kental manis 1,7 – 4,4 oC

7. Susu kental tak manis 2,2 – 4,4 oC

8. Telur 1,7 – 6,6 oC

9. Sayuran dan buah-buahan 10 – 11 oC

b. Pengecekan terhadap suhu dilakukan 2 x sehari dan pembersihan lemari es dilakukan

setiap hai.

c. Pencairan es pada lemari es harus segera dilakukan setelah terjadi pengerasan.

d. Semua bahan yang akan dimasukkan ke ruang pendingin sebaiknya dibungkus plastik atau

kertas timah.

e. Tidak menempatkan bahan makanan yang berbau keras bersama bahan makanan yang

tidak berbau.

f. Khusus untuk sayuran, suhu penyimpanan harus betul-betul diperhatikan

7.TEKNIK PERSIAPAN BAHAN MAKANAN

Persiapan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan dalam rangka mempersiapkan

bahan makanan serta bumbu-bumbu sebelum dilakukan kegiatan pemasakan.

Kegiatan dalam penanganan bahan makanan meliputi proses mengumbah, meracik, memotong

tipis, mengupas,mengayak, mengocok, menepung, mengaduk, membanting, merendam,dan

sebagainya. Dalam pembuatan bumbu-bumbu dilakukan proses menggoreng, merangrai,

merebus, menumis, disembabkan, dibakar dalam abu, direndam, dab diikuti proses berikutnya,

dihaluskan, digiling, diiris tipis, dimemarkan, dipukul-pukul atau dipakai utuh. Disamping itu perlu

pula diperhatikan teknik dalam mencampur bumbu sehingga dapat menghasilkan bumbu yang

tepat dan cara kerja yang benar.

Kadang – kadang sebelum pemasakan dilakukan terhadap bahan makanan yang belum

atau sudah dibumbui dapat dilakukan perendaman dengan cukup yang disebut marinir,

kemudian dilumeri telur dan bubuk roti atau di panir, dibungkus daging cincang atau di parcir,

dicuci air panas dalam waktu yang tepat atau blancing, dibalut dengan tepung atau disebut

dreging, ataupun memanaskan atau memukul-mukul bahan makanan disebut mencairkan.

Cara penanganan bahan makanan ini jelas tercantum dalam standar resep yang dipakai. Oleh

karena itu, seyogyanyalah suatu institusi pemyelenggara makanan banyak mempersiapkan

standar resep yang akan dipakai oleh pegawai dalam melakukan persiapan bahan makanan.

Dalam penanganan di bagian ini, harus pula diperhatikan kualitas bahan makanan,

spesifikasi bahan makanan yang di beli serta perkiraan porsi bagian makanan yang dapat

dimakan.

Diamping itu, dalam upaya mempertahankan zat-zat gizi bahan makanan tindakan-

tindakan yang perlu dilakukan seperti membungkus bahan makanan yang sudah dibersihkan,

emberikan larutan asam, menyimpan dalam pendingin dan sebainya harus dilakukan sebaik

mungkin.

9. PENGATURAN PEMASAKAN MAKANAN

Hidangan yang di masak dengan baik dan menarik akan banyak membantu keadaan dan

perkembangan kejiwaan pasien dalam mencoba menghabiskan makanan yang disajikan di

Rumah Sakit.

Salah satu citra yang menggambarkan mutu pelayanan Rumah Sakit adalah citra

masyarakat terhadap makanan yang disediakan. Apakah makanan disajikan dalam peralatan

makanan yang menarikataupun makanan yang disajikan memang memenuhi selera pasien

ataupun pelayanan yang diberikan di ruang perawatan mengakibatkan pasien berkeinginan

untuk melalap makanan yang disajikan, hal-hal ini perlu dupertimbangkan oleh seorang

pelaksana gizi di Rumah Sakit.

Jelas menu yang telah disusun dan dipersiapkan dengan seksama dengan melibatkan

berbagai unsur yang terkait dan di anggap dapat memberikan saran-saran yang bermanfaat,

akan menghasilkan makanan yang sebagian besar akan dapat diterima pasien. Teknik-teknik

tertentu dibutuhkan untuk diterapkan sejak bahan makanan dipersiapkan. Mencampur atau

memberi bumbu-bumbu, serta memberi bentuk bahan makanan sesuai dengan resep hidangan.

Standar resep dangat diperlukan untuk menciptakan standar mutu makanan yang sama setiap

saat.

Pemasakan makanan bertujuan untuk meningkatkan nilai gizi, rasa, rupa, flavour, nilai cerna

dan keamanan makanan yang dimakan. Pemasakan makanan dapat dilakukan dengan

berbagai cara seperti membakar, merebus, menggoreng, mengeting, menyemur, mengukus

ataupun kombinasi dari cara-cara di atas.

Standar Kualitas

Pengendalian terhadap bahan makanan berbeda-beda, tergantung dari kesenangan

atau selera orang. Setiap daerah mempunyai penilaian tersendiri terhadap suatu jenis makanan.

Standar kualitas agak sukar untuk dirumuskan, namun dapat diukur dengan nilai-nilai tertentu

seperti nnilai gizi, rupa, rasa, texture, warna, standar porsi, bentuk, jenis bahan makanan yang

diguankan serta cara penyajiannya.

Standar kualitas yang ada pada dasarnya adalah penilaian terhadap mutu atau cita rasa

makanan dapat digambarkan sebagai berikur :

Untuk penilaian cita rasa dapat digunakan beberapa macam test, seperti :

- Test subjektif

- Test panel

- Test kimia

Test ini dilakukan terhadap beberapa orang yang betul-betul peka terhadap bau, rasa dan

dapat mewakili banyak orang. Hnedaknya disediakan ruangan yang tenang dan tidak ada

gangguan suara-suara.

Standart resep

Untuk mencapai standar kualitas yang baik diperlukan resep-resep standar. Resep standar

ini dapat dikembangkan dari resep-resep yang ada dengan melipatgandakan ataupun

memperkecil jumlah bahan makanan yang diperlukan.

Kemudian disusun dan disesuaikan dengan penggunaan bumbu yang tepat hingga dapat

diciptakan mutu atau kualitas makanan yang relatif sama cita rasanya.

Dengan standar resep dapat dihasilkan kualitas dan porsi makanan yang di standarkan. Dengan

demikian pengawasan dan perhitungan harga dapat lebih baik.

Dalam standar resep tercantum nama makananan. Ukuran tempat bahan makanan,

bumbu yang diperlukan, cara dan urutan melakukan pengolahannya. Suhu dan waktu

pemasakan, macam dan ukuran alat yang dipakai, jumlah porsi yang dihasilkan, cara memotong

dan membagi, cara menyajikan taksiran harga per porsi.

Kecuali untuk jumlah bahan-bahan makanan utama, berlipat gandaan resep pada dasarnya

tidak selalu diikuti dengan perlipat gandaan pemakaian bumbu-bumbu.

Menurut pengalaman, resep yang di gandakan umumnya tidak memerlukan pemakaian

bumbu sebanyak perlipatan gandaan tersebut . karena itu standar resep harus diteliti berkali-

kali, sesuai dengan standart kualitas yang di inginkan.

Penanganan makanan

Kehilangan zat-zat gizi sering terjadi pada saat makanan dipersiapkan ataupun pada saat

makanan di olah atau setelah disajikan. Untuk mencegah hal ini, perlu dipraktekkan cara-cara

persiapan bahan makanan yang memenuhi syarat gizi dan kesehatan serta cara pengolahan

dan penyajian makanan yang baik dan tepat.

Perlakuan terhadap makanan matang pun perlu diperhatikan dengan baik. Persiapan bahan

makanan meliputi semua perlakuan pada saat bahan makanan diterima, di ambil atau

dikeluarkan dari penyimpanan untuk kemudian direndam bila perlu diiris tipis, disiangi,

dibersihkan bagian-bagian yang tidak dimakan, dicuci, dipotong, diayak,di giling, di tumbuk-

tumbuk, di rajang, di aduk, di bentuk, di cetak, di panir, sampai saat bahan makanan siap untuk

dimasak.

Pada setiap perlakuan di atas seyogyannya dipertimbangkan faktor-faktor lingkungan yang

dapat mengubah, merusak atau mempengaruhi kualitas bahan makanan yang bersangkutan.

Pemasakan Makanan

Setelah mengalami proses perlakuan persiapan, maka bahan makanan akan mengalami

perlakuan seperti dibakar, dikukus, digoreng,ditim, dijemur ataupun kombinasi antara cara-cara

tersebut. Perlakuan – perlakuan ini disebut proses pemasakan.

Pemasakan makanan juga bertujuan untuk mempertahankan nilai gizi makanan,

meningkatkan nilai cerna bahan makanan, menambah aroma serta membunuh kuman – kuman

yang berbahaya, atau menghilangkan racun makanan sehingga makanan terjamin untuk

konsumsi manusia.

Ada beberapa proses pemasakan yang dikenal yaitu pemasakan dengan media udara

sebagai penghantar panas (oven: 100 – 200 derajat Celcius), menggunakan lemak/ minyak

atau menggoreng : (125 – 200 derajat Celcius), menggunakan air sebagai penghantar panas

(merebus: 85-120 derajat celcius).

Pemasaakn dengan cara modern yaitu dengan menggunakan radiasi atau metode konduksi

melalui alat yang digunakan (alat membuat wafel dan sebagainya).

Selain itu juga digunakan teknik pemasakan cepat dengan tekanan tinggi. Pada umumnya di

tempat pemasakan banyak sering digunakan cara pemasakan di atas, bahkan kadang-kadang

juga dipakai metode kombinasi seperti pembuatan bistik, menimia dan sebagainya,

Karena itu petugas di bagian persiapan dan pemasakan ini, harus banyak memiliki

pengetahuan dalam bidang gizi, bahan makanan, proses persiapan dan pemasakan serta cara-

cara penyajian makanan yang tepat dan memenuhi syarat kesehatan. Selain itu, dalam

persiapan dan pemasakan bahan makanan agar dapat memenuhi tingkat kematangan yang

diinginkan.

Pemasakan Daging

Pada pemasakan daging juga harus dihasilkan daging empuk, lunak dan gurih rasanya

serta enak aromanya. Untuk menciptakan keadaan ini perlu dilakukan proses pemasakan yang

baik serta dengan memperhatikan sifat dan macam daging yang digunakan . selama proses

pemasakan terjadi penggumpalan protein, pelunakan jaringan serta pencairan lemak daging.

Dalam beberapa keadaan tertentu seperti pada pemanggangan, pembakaran, terjadi kehilangan

cairan dan pemecahan lemak pada permukaan bahan makanan dan penggumpalan protein

terjadi perubahan warna pada permukaan daging (coklat) yang membrikan aroma khas.

Daging yang matang ditandai dengan baik dari keadaan danging yang empuk, mengkilat,

matang sampai bagian dalam. Untuk pemasakan daging diperlukan waktu 2-3 jam , hanya untuk

daging bagian paha dan bokong diperlukan 1-2 jam.

Pemasakan unggas

Semua proses pemasakan yang dilakukan terhadap daging, dapat pula dilakukan terhadap

unggas.

Pada unggas perlu di perhitungkan porsi daging yang dapat dimakan, mengingat porsi tulang

pada unggas mencapai sampai 30%. Unggas membutuhkan waktu pemasakan yang relatif lebih

pendek dibandingkan daging yaitu 1-2 jam pada suhu pemasakan antara a50-163 derajat

celcius.

Ikan dan kerang

Jenis lauk ini sebagian besar berbau kuat dan paling banyak bagian yang tidak dapat

dimakan, sampai 70%.

Jadi perlu diperhatikan dalam pembelian bahan makanan dan diperhitungkan harga persatuan

atau per porsi. Ikan dan kerang dapat diperlakukan sama seperti daging atau unggas. Untuk

mengurangi bau yang kuat, setelah dibersihkan direndam dalam air, cuka, garam. Pemasakan

relatif singkat iytu antara 10-25 menit dapat matang baik.

Pemasakan telur

Hampir sama dengan pemasakan dagimng atau unggas. Telur umumnya banyak digunakan

untuk makan pagi. Pemaskan telur dapat disesuaikan dengan kesenangan seseorang akan

tingkat kematangan seperti matang, setelah matang atau mentah. Pemasakan memerlukan

waktu 2-13 menit, tergantung tebalnya lapisan kulit telur.

Kacang-kacangan

Jenis lauk nabati ini memerlukan perendaman sebelum dimasak. Proses perendaman

kacang-kacangan berkisar antara 6-24 jam, agar proses pemasakan dapat dipercepat.

Setelah proses perendaman, masih diperlukan 0,5 sampai 1,5 jam pemasakan. Hasil oleh

kacang-kacangan seperti tahu, tempe, waktu pemasakannya relatif singkat, 5-10 menit

Pemasakan sayur – sayuran

Aroma , warna, keempukan, kerenyahan dan bentuk sayuran banyak menentukan kualitas

pemasakannya. Dalam pemasakan sayuran, garam, mineral, zat gula, zat aromatik atau asam

organik mungkin terlepas dari ikatannya sehingga memberikan aroma yang enak.

Pada pemasakan sayuran, yang penting diperhatikan adalah jumlah cairan, suhu, serta waktu

pemasakan.

Sayuran hijau sebaiknya dimasak, dengan air mendidih, dalam jumlah cairan yang cukup,

tempat tertutup sehingga dihasilkan warna sayuran yang hijau cerah.

Pada sayuran kuning yang mengandung banyak karotin (yang tidak larut dalam air), lama

pemasakan dapat mempengaruhi warnanya, sayuran merah mengandung banyak antocyanin,

zat warna yang larut dalam air. Karena itu harus dimasak sendiri, menggunakan sedikit cairan

dengan waktu dan suhu yang tepat.

Sayuran yang berbau kuat seperti kol, petai, dimasak dalam tempat terbuka agar bau

yang keras dapat berkurang dan menguap.

Pemasakan buah - buahan

Pemasakan buah – buahan jarang sekali dilakukan. Umumnya buah dimakan dalam

keadaan segar. Dalam keadaan dimasak dikenal manisan, asinan, setop.

Hendaknya buah dikupas dekat dengan waktu makan hingga tidak terjadi proses oksidasi

dengan udara yang mengakibatkan warna coklat/hitam pada buah tersebut.

Perubahan warna dapat diatasi dengan memberikan air jeruk pada buah yang telah dikupas.

9.CARA PELAYANAN DAN DISTRIBUSI MAKANAN

Untuk sampai kepada konsumen atau pasien, makanan setelah mengalami proses pemasakan,

harus pula di distribusikan menurut ketentuan yang ditetapkan pengelola makanan. Umumnya

ada 2 cara distribusi / pembagian makanan. Banyak dilakukan diRumah Sakit yaitu :

a. Distribusi makanan yang dipusatkan

Cara ini lazim disebut “sentralisasi”. Dengan ketentuan ini, makanan tiap pasien

langsung dibagikan pada masing-masing alat makan pasien di pusat penyelenggaraan

makanan atau tempat pengolahan makanan.

b. Distribusi makanan tidak dipusatkan

Cara ini lazim disebut “desentralisasi. Semua makanan dibawa ke dapur , ruang

perawatan pasien dalam jumlah yang banyak atau besar. Selanjutnya dibagikan ke alat

makanan masing-masing pasien di dapur ruangan.

Kedua cara di atas dapat pula digunakan bersama-sama di suatu Rumah Sakit bila di anggap

perlu. Masing-masing cara distribusi ini mempunyai keuntungan dan kelemahan. Pengelola

seyogyanya dapat memilih cara distribusi makanan yang tepat bagi penyelenggaraan di Rumah

Sakit yang bersangkutan dan mencoba mengurangi kelemahan kedua cara distribusi makanan

tersebut.

Cara Sentralisasi

Kebaikan :

1. Tenaga lebih hebat, sehingga menghemat biaya dan pengawas

2. Pengawasan makanan dapat dilakukan dengan mudah dan teliti

3. Makanan dapat disampaikan langsung ke pasien dengan sedikit kemungkinan kesalahan

pemberian makanan.

4. Ruangan pasien terhindar dari keributan membagi makanan serta bau makanan.

5. Pekerjaan dapat dilakukan lebih cepat

Kelemahan :

1. Memerlukan tempat, peralatan dan perlengkapan yang lebih banyak, (tempat harus luas,

kereta pemanas dan ber-rak, peralatan dan perlengkapan makanan lebih banyak)

2. Biaya peralatan, perlengkapan serta pemeliharaannya harus diperhitungkan.

3. Makanan sampai ke pasien sudah agak dingin

4. Makanan mungkin sudah tercampur serta kurang menarik, akibat perjalanan dari dapur ke

dapur ruangan.

Cara Deentralisasi

Kebaikan :

1. Tidak memerlukan tempat yang luas dan tidak memerlukan alat yang banyak di tempat

distribusi makanan

2. Makanan dapat dihangatkan kembali sebelum dihidangkan ke pasien

3. Makanan dapat disajikan lebih rapi dan baik serta dalam porsi yang dikehendaki pasien.

Kelemahan :

1. Memerlukan tenaga lebih banyak di ruangan, dan pengawasan secara menyeluruh agak

sulit.

2. Makanan dapat rusak , bila petugas agak alpa dalam menghangatkan kembali makanan

tersebut

3. Besar porsi sukar diawasi , khusus pasien yang menjalankan diit

4. Pengawasan harus lebih banyak dilakukan

5. Ruangan pasien dapat terganggu, oleh keributan pembagian makanan

Cara Pelayanan Makanan Pasien

Yang dimaksud cara pelayanan makanan pasien adalah pelayanan penyajian makanan

bagi pasien yaitu dengan menggunakan alat makan tertentu atau alat makan lain sejenis yang di

rancang untuk penyajian makanan pasien.

Cara pelayanan makan yang banyak digunakan adalah :

- Pelayanan makan dalam piring , mangkok, piring lauk serta tempat buah atau snack dan

minuman.

- Plato atau baki dari aluminium atau stainlessteel yang bersekat enam buah sesuai dengan

jenis hidangan.

- Rantang-rantang

- Piring stainlessteel bulat bersekat enam buah sesuai dengan jenis hidangan yang dirancang.

10, PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI

Pencatatan Pelaporan adalah serangkaian kegiatan pengumpulan, dan pengolahan data

kegiatan pelayanan gizi Rumah Sakit dalam jangka waktu tertentu, untuk menghasilkan bahan

bagi penilaian kegiatan pelayanan gizi Rumah Sakit dan pengambilan keputusan.

Pencatatan ini dilakukan di setiap langkah kegiatan yang dilakukan, dan pelaporan dilakukan

berkala sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit (harian, mingguan, sepuluh hari, sebulan,

tribulanan atau tahuanan)

Ada tiga hal yang merupakan kegiatan pencatatan pelaporan di Instalasi Gizi Rumha Sakit, yaitu

:

1. Pencatatan laporan tentang Ketenagaan/Personel

2. Pencatatan laporan tentang Inventaris Peralatan

3. Pencatatan laporan tentang Operasional PGRS

a. Pencatatan Pelaporan Ketenagaan/Personal Instalasi Gizi Rumah Sakit

Dalam melakukan pencatatan pelaporan tentang personel ini, diperlukan hal-hal berikut :

1. Pencatatan harian Daftar Hadir pegawai , waktu masuk dan waktu pulang kantor.

2. Laporan Tahunan DP3 atau Daftar Pelaksana Pekerjaan, yang harus dikirimkan kepada

Kepala Sub.Bagian Kepegawaian.

Disamping itu juga memuat konduete pegawai, sakit, izin, alpa,cuti

tahunan/melahirkan/diluar tanggungan negara.

3. Laporan tahunan pegawai

.

b. Pencatatan Pelaporan tentang Perlengakapan Peralatan Instalasi Gizi

Kegiatan yang dijalankan adalah sebagai berikut :

1. Membuat kartu perkakas/peralatan, yang memuat tentang nama perkakas, model, tahun,

tanggal digunakan dan perlakuan lain tentang perkakas tersebut.

2. Buku Besar tentang nama, jumlah, model dan keterangan tentang perlengkapan dan

peralatan yang dimiliki.

3. Formulir untuk melaporkan kerusakan perkakas atau permohonanpenggantian perkakas

perlengkapan atau tambahan peralatan

4. Formulir pelporan perlengkapan , peralatan untuk tiap tiga bulannan dan tahunan.

Bila diperlukan disediakan kolom untuk pelaporan tertulis.

c. Pencatatan Pelaporan tentang Penggunaan Anggaran Belanja Bahan Makanan

Kegiatan yang dijalankan adalah sebagai berikut :

1. Pencatatan dan tabulasi tentang pemasukan dan pemakaian bahan makanan harian untuk

pasien selama satu putaran.

2. Rekapitulasi tentang pemasukan dan pemakaian bahan makanan selama tribulanan dan

tahunan.

3. Perhitungan biaya penggunaan bahan makanan selama tribulanan dan tahunan.

4. Perhitungan harga pemakaian bahan makanan perorang perhari rata-rata dalam satu

putaran menu.

5. Pelaporan tentang konduite rekanan tahunan.

d. Pencatatan Pelaporan Kegiatan Pelayanan Gizi di Ruang Rawat Nginap

1. Pencatatan harian pasien di ruang rawat atau buku catatan makanan pasien.

2. Formulir permintaan makanan pasien harian.

3. Laporan bulanan tentang macam dan jumlah penyuluhan gizi yang diberikan setiap bulan.

4. Laporan tahunan kegiatan pelayanan gizi di ruang rawat ngnginap temntang macam

kegiatan yang dicakup, macam dan jumlah penyuluhan gizi yang diberikan selama setahun.

e. Pencatatan Pelaporan Kegiatan Penyuluhan / Konsultasi dan Rujukan Gizi

Kegiatan yang dijalankan adalah sebagai berikut :

1. Pencatatan harian nama, diagnosa dan macam diit pengunjung atau yang dirujuk.

2. Formulir atau leaflet/booklet berbagai diit khusus dan makanan sehat.

3. Formulir rujukan kasus gizi

4. Laporan tahuanan kegiatan Penyuluhan / Konsultasi dan Rujukan Gizi tentang macam dan

jumlah kunjungan rata0rata perbulan dan tahunan

Semua laporan tribulanan dan tahunan , disampaikan kepada Kepala Instalasi Gizi untuk

selanjutnya disaring dan disampaikan kepada Direktur Rumah Sakit sesuai dengan kebutuhan

Rumah Sakit, dan tembusan kepada bidang-bidang atau bagian lain yang terkait.

B. KEGIATAN PELAYANAN GIZIDI RUANG RAWAAT NGNGINAP

Kegiatan pelayanan gizi di ruang rawat ngnginap, merupakan rangkaian kegiatan dimulai

dari upaya perencanaan penyusunan diit pasien hingga pelaksanaan evaluasinya di ruang

perawatan.

Kegiatan ini merupaka tindak lanjut dari kegiatan penyediaan atau pengadaan makanan dari

dapur instalasi gizi, yang dalam kegiatannya dengan penyembuhan pasien sangat diperlukan.

Penyediaan makanan tanpa diikuti penjelasan dan motivasi pemberiannya akan tidak

bermanfaat bagi pasien.

Makanan yang disediakan sudah diperhitungkan jumlah dan mutu gizinya dan harus dihabiskan

pasien agar penyembuhannya dapat berjalan sesuai dengan programyang ditetapkan.

Oleh karena itu, kegiatan in terutama bagi kasus-kasus tertentu perlu dilakukan walaupun

dengan ketenagaan gizi yang terbatas

Tujuan

Tujuan kegiatan ini adalah untuk memberikan terapi diit yang sesuai dengan kondisi pasien

dalam upaya amempercepat penyembuhan melalui penyediaan makanan khusus, upaya

perubahan sikap dan perilaku terhadap makanan selama dalam perawatan, adanya peran serta

masyarakat dan mencegah kambuh penyakit.

Sasaran

Sasaran adalah semua pasien yang rawat ngnginap, bila memungkinkan atau pasien yang

memerlukan makanan khusus, bila tenaga gizi yang ada masih terbatas atau kurang.

Tempat Kegiatan

1. Seyogianya dilakkukan disemua ruang perawatan khususnya di ruang perawatan penyakit

dalam, kebidanan/kandungan, bagian anak dan bedah.

2. Diruang yang disebut dalam (1), tetapi sasaran hanya kasus-kasus tertentu.

3. Bila tenaga mencukupi maka kegiatan dikembangkan untuk seluruh ruangan.

Pelaksanaan Kegiatan

1. Dokter menetapkan macam diit khusus pasien pada formulir permintaan diit ataupun pada

catatan medik pasien.

2. Tenaga gizi melakukan kegiatan berikut :

a. Pengumpulan data tentang pasien

- Data berat badan, tinggi badan dan umur

- Anamnesa diit

- Kesulitan sehubungan makanan

- Keluhan lain sehubungan makanan

- Diit sebelum sakit

- Pola kebiasaan makanan

b. Perencanaan dan program diit bersama pasien.

c. Pelaksanaan diit ( pemesanan ke instalasi gizi, penyuluhan gizi, dan penyajian

makanan)

d. Monitoring dan evaluasi

e. Mengikuti kunjungan keliling dengan dokter ahli setempat.

f. Mengikuti rapat/diskusi team kesehatan di ruang rawat bila ada.

g. Melakukan perubahan diit sesuai dengan permintaan dokter.

3. Pencatatan laporan

a. Penyediaan buka makanan pasien di ruang rawat.

b. Penyediaan formulir permintaan diit pasien

c. Penyediaan formulir permintaan makanan ruang rawat

d. Penyediaan formulir pembatalan makanan pasien

e. Pelaporan pasien bulanan, macam diit dan penyuluhan gizi yang diberikan.