kesmas anfis ari

3
KESMAS_Anfis Mengapa frekuensi denyut jantung meningkat pada waktu berlari,dibandingkan dengan waktu duduk? Mengapa Frekuensi nafas meningkat pada waktu berlari ,dibandingkan dengan waktu duduk? Karena, Frekuensi denyut jantung dan frekuensi pernafasan meningkat pada waktu berlari, dibandingkan dengan pada waktu duduk karena ketika bernafas, kita menghirup udara dan memasukkannya ke paru-paru. Paru-paru mengambil oksigen dari udara dan kemudian dibagi- bagikan ke seluruh tubuh. Saat berlari, kita memerlukan lebih banyak oksigen. Hal ini dikarenakan pusat pernafasan yang bereaksi karena bertambahnya karbondioksida dalam darah ketika berlari. Reaksi yang dilakukan oleh pusat pernafasan ini adalah dengan cara mempercepat pernafasan, agar oksigen yang dihirup juga banyak. Saat frekuensi nafas kita meningkat maka denyut nadi pun akan bertambah cepat dikarenakan jumlah oksigen dalam darah yang bertambah banyak. Sehingga memperkeras kerja jantung dalam memompa darah, ini yang menyebabkan frekuensi jantung juga meningkat ketika berlari. Sedangkan ketika duduk(santai) kita tidak membutuhkan tenaga yang banyak, jadi oksigen yang dipakai hanya sedikit. (duduk detak jantung stabil, lari detak jantung tidak stabil). Hubungan antara frekuensi denyut nadi dan frekuensi pernafasan adalah berbanding lurus. Karena semakin berat aktivitas yang dilakukan maka semakin cepat frekuensi denyut nadi dan nafas. Mekanisme Pernafasan : 1. Pengangkutan O2

Upload: yunika-tessarillah

Post on 29-Jan-2016

221 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

pendidikan

TRANSCRIPT

Page 1: Kesmas Anfis Ari

KESMAS_Anfis

Mengapa frekuensi denyut jantung meningkat pada waktu berlari,dibandingkan dengan waktu duduk?

Mengapa Frekuensi nafas meningkat pada waktu berlari ,dibandingkan dengan waktu duduk?

Karena,

Frekuensi denyut jantung dan frekuensi pernafasan meningkat pada waktu berlari, dibandingkan dengan pada waktu duduk karena ketika bernafas, kita menghirup udara dan memasukkannya ke paru-paru. Paru-paru mengambil oksigen dari udara dan kemudian dibagi-bagikan ke seluruh tubuh. Saat berlari, kita memerlukan lebih banyak oksigen. Hal ini dikarenakan pusat pernafasan yang bereaksi karena bertambahnya karbondioksida dalam darah ketika berlari. Reaksi yang dilakukan oleh pusat pernafasan ini adalah dengan cara mempercepat pernafasan, agar oksigen yang dihirup juga banyak. Saat frekuensi nafas kita meningkat maka denyut nadi pun akan bertambah cepat dikarenakan jumlah oksigen dalam darah yang bertambah banyak. Sehingga memperkeras kerja jantung dalam memompa darah, ini yang menyebabkan frekuensi jantung juga meningkat ketika berlari. Sedangkan ketika duduk(santai) kita tidak membutuhkan tenaga yang banyak, jadi oksigen yang dipakai hanya sedikit. (duduk detak jantung stabil, lari detak jantung tidak stabil). Hubungan antara frekuensi denyut nadi dan frekuensi pernafasan adalah berbanding lurus. Karena semakin berat aktivitas yang dilakukan maka semakin cepat frekuensi denyut nadi dan nafas.

Mekanisme Pernafasan :

1. Pengangkutan O2

Pertukaran gas antara O2 dengan CO2 terjadi di dalam alveolus dan jaringan tubuh, melalui proses difusi. Oksigen yang sampai di alveolus akan berdifusi menembus selaput alveolus dan berikatan dengan haemoglobin (Hb) dalam darah yang disebut deoksigenasi dan menghasilkan senyawa oksihemoglobin (HbO) seperti reaksi berikut: Sekitar 97% oksigen dalam bentuk senyawa oksihemoglobin, hanya 2 – 3% yang larut dalam plasma darah akan dibawa oleh darah ke seluruh jaringan tubuh, dan selanjutnya akan terjadi pelepasan oksigen secara difusi dari darah ke jaringan tubuh, seperti reaksi berikut

Page 2: Kesmas Anfis Ari

2. Pengangkutan CO2

Karbondioksida (CO2) yang dihasilkan dari proses respirasi sel akan berdifusi ke dalam darah yang selanjutnya akan diangkut ke paru-paru untuk dikeluarkan sebagai udara pernapasan. Ada 3 (tiga) cara pengangkutan CO2 :

a. Sebagai ion karbonat (HCO3), sekitar 60 – 70%

b. Sebagai karbominohemoglobin (HbCO2), sekitar 25%.

c. Sebagai asam karbonat (H2CO3) sekitar 6 – 10%.

Mekanisme denyut jantung saat olahraga:

Cardiac output (CO) merupakan volume darah yang dipompakan setiap ventrikel permenit, dituliskan dalam liter permenit.

CO = HR x SV (Cardiac Output = Heart Rate x Stroek Volume)

Dimana SV merupakan volume darah yang dipompa setiap ventrikel pada setiap kontraksi. SV dipengaruhi oleh : a. Frank-starling mechanism, b. Perangsangan nervus simpatis, dan c. After load.

Heart Rate dipengaruhi oleh perangsangan nervus parasimpatis (nervus vagus) yang berfungsi menurunkan detak jantung, dan nervus simpatis yang berfungsi meningkatkan detak jantung. Pada kondisi istirahat, lebih dominan berperan saraf parasimpatis dibandingkan simpatis. Hal ini yang menyebabkan denyut jantung normal istirahat sekitar 70 kali per menit.