kesimpulan pengaruh pengobatan

2
Kesimpulan : Pada percobaan ini menggunakan 100 orang pasien yang diduga mempunyai OSAS dengan kriteria inklusi pria dan wanita > 21 tahun dan oleh Polysomnographic telah dinyatakan OSAS dengan indeks AHI > 5 kali. Kriteria eksklusi adalah pasien yang memakai sedatif, muscle ralaxan serta menolak mengikuti penelitian. Dari hasil tersebut didapatkan satu orang menolak untuk mengikuti penelitian, 13 orang lainnya tidak memiliki OSAS berdasarkan Polysomnography dan tersisa 86 pasien yang tersisa ( 69 orang laki - laki dan 17 orang perempuan ) dengan usia rata - rata 57,5 + 11,0 tahun ( 30 - 96 ) dan rerata BMI 31,2 + 5,6 kg. M 2 ( 19,0 - 52,9 ). Semua pasien dapat diverifikasi menggunakan polysomnography dengan rerata AHI 28,0 + 19,5 . waktu tidur ( jam ) -1 . ( 5, 3 - 89,6 ) dengan saturasi oksigen minimum saat tidur 81,5+ 9,4 % ( 51,3 - 86,9 ); rerata saturasi oksigen selama tidur 92,8 + 3,7 % ( 77,2 - 98 ) dan adanya gangguan tidur. Empat puluh delapan pasien ( 55,8 % ) didiagnosis hipertensi, dua puluh lima pasien didiagnosis diabetes melitus ( 29,1 % ), sepuluh pasien dengan chronic obstructive pulmonary disease ( 11,6 % ) dan dua puluh pasien dengan coronary artery disease ( 23,3 % ). Hiperkolesterolemia ( kolesterol > 5,2 mmol. L -1 ) didapatkan pada tujuh puluh dua pasien ( 83,7 % ) dan hypertriglyceridaemia > 1,8 mmol. L -1 ) didapatkan pada empat puluh satu pasien ( 47,7 % ). Empat puluh tiga pasien dari empat puluh delapan pasien hipertensi mendapat pengobatan anti hipertensi ( 27 pasien dengan angiotensin converting enzyme inhibitor, 24 pasien dengan calcium channel blocker dan 20 pasien dengan B blocking agent ); tiga belas pasien mendapat pengobatan diuretic agents ; tujuh pasien mendapat pengobatan theophylline; tiga belas pasien mendapat pengobatan dengan nitrat, satu pasien mendapat pengobatan dengan digitalis, lima pasien mendapat pengobatan dengan insulin dan tiga pasien

Upload: riska-pasha

Post on 16-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

osas

TRANSCRIPT

Kesimpulan :

Pada percobaan ini menggunakan 100 orang pasien yang diduga mempunyai OSAS dengan kriteria inklusi pria dan wanita > 21 tahun dan oleh Polysomnographic telah dinyatakan OSAS dengan indeks AHI > 5 kali. Kriteria eksklusi adalah pasien yang memakai sedatif, muscle ralaxan serta menolak mengikuti penelitian.Dari hasil tersebut didapatkan satu orang menolak untuk mengikuti penelitian, 13 orang lainnya tidak memiliki OSAS berdasarkan Polysomnography dan tersisa 86 pasien yang tersisa ( 69 orang laki - laki dan 17 orang perempuan ) dengan usia rata - rata 57,5 + 11,0 tahun ( 30 - 96 ) dan rerata BMI 31,2 + 5,6 kg. M2 ( 19,0 - 52,9 ). Semua pasien dapat diverifikasi menggunakan polysomnography dengan rerata AHI 28,0 + 19,5 . waktu tidur ( jam )-1. ( 5, 3 - 89,6 ) dengan saturasi oksigen minimum saat tidur 81,5+ 9,4 % ( 51,3 - 86,9 ); rerata saturasi oksigen selama tidur 92,8 + 3,7 % ( 77,2 - 98 ) dan adanya gangguan tidur.Empat puluh delapan pasien ( 55,8 % ) didiagnosis hipertensi, dua puluh lima pasien didiagnosis diabetes melitus ( 29,1 % ), sepuluh pasien dengan chronic obstructive pulmonary disease ( 11,6 % ) dan dua puluh pasien dengan coronary artery disease ( 23,3 % ). Hiperkolesterolemia ( kolesterol > 5,2 mmol. L-1 ) didapatkan pada tujuh puluh dua pasien ( 83,7 % ) dan hypertriglyceridaemia > 1,8 mmol. L-1 ) didapatkan pada empat puluh satu pasien ( 47,7 % ). Empat puluh tiga pasien dari empat puluh delapan pasien hipertensi mendapat pengobatan anti hipertensi ( 27 pasien dengan angiotensin converting enzyme inhibitor, 24 pasien dengan calcium channel blocker dan 20 pasien dengan B blocking agent ); tiga belas pasien mendapat pengobatan diuretic agents ; tujuh pasien mendapat pengobatan theophylline; tiga belas pasien mendapat pengobatan dengan nitrat, satu pasien mendapat pengobatan dengan digitalis, lima pasien mendapat pengobatan dengan insulin dan tiga pasien mendapat pengobatan hypolycaemic agent peroral. Pada hasil dari polysomnography serta kesediaan terapi, yang bergantung pada gejala klinis; tujuh pasien diobati secara konservatif, sebelas pasien mendapat mandibular advancement device dan enam puluh delapan pasien diobati secara terus menerus atau dengan bilevel positive airway pressure.

Hasil penelitian didapatkan : Pasien yang mendapat terapi efektif, nilai AHI mereka menurun. Pada subgrup tersebut juga terdapat penurunan kadar serum leptin. Berkebalikan, pada kelompok yang tidak mendapat terapi secara efektif ( n = 26 ) didapatkan kenaikan serum leptin meskipun nilai AHI menurun secara signifikan. Tidak didapatkan korelasi signifikan antara perubahan pada kadar leptin dengan pengukuran objektif menggunakan CPAP atau bilevel devices. Terdapat asosiasi signifikan antara baseline level leptin dengan BMI; dengan saturasi oksigen minimum saat tidur dan rerata saturasi oksigen saat tidur mengindikasikan bahwa semakin parah OSAS yang diderita makin tinggi pula kadar leptin. BMI dibuktikan menjadi satu - satunya paramater yang signifikan dan secara independen berhubungan dengan baseline leptin level Terdapat korelasi signifikan antara perubahan kadar leptin dengan perubahan; dengan perubahan AHI dan dengan perubahan pada rerata saturasi oksigen saat tidur tapi tidak berkorelasi dengan saturasi oksigen minimum saat tidur. Perubahan pada AHI serta perubahan pada BMI mempunyai korelasi jndependen dengan lerubahan kadar leptin