kesiapsiagaan nuklirdigilib.batan.go.id/e-jurnal/artikel/buletin-limbah/vol5no2th-2000/...tangki...

11
KESIAPSIAGAAN NUKLIR DIPUSATPENGEMBANGANPENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF ErwansyahLubis, Agus Gindo S., Un tara, Gunandjar Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif, BAT AN ABSTRAK PROGRAM KESIAPSIAGAAN NUKUR ill PUSAT PENGEMBANGAN PENGELOLAAN LIMBAH RADIOAKTIF. Program kesiagaan nuklir dalam pengelolaan limbah radioaktif aktivitas rendah dan sedangtelah diturunkan berdasarkan potensi kecelakaan radiasi yang terparah yang mungkin dapat terjadi. Berdasarkan analisis keselamatan yang telah dilakukan kecelakaan radiasi yang mungkin dapat terjadi adaiah kontaminasi, tumpahan limbah dalam pengangkutan limbah, kegagalan operasi unit evaporator dan kebakaran gedung tempat penyimpanan limbah radioaktif. Potensi jenis keclakaan ini relatif kecil dikarenakan instalasi pengolahan limbah radioaktif dan sistem pendukungnya selain telah didisain berdasarkan kaidah-kaidah keamanan dan keselamatan proteksi radiasi, dalam pengoperasiannya mengikuti standard prosedur pengelolaan limbah radioaktif secara intemasional. Dalam makalah ini diuraikan kesiagaan nuklir di Pusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif untuk tingkat instalasi dan kontribusinya dalamtindakan penanggulangan tingkat kawasan di Pusat Pengembangan Teknologi Nuklir (PPTN) Serpong. bila terjadi kegagalan operasi, sehingga upaya pencegahandapat dilakukan sedini mungkin. Ketentuanlain yang perlu dipersiapkan oleh penguasa instalasinuklir adalah kesiagaan dalam upaya penanggulangan bila terjadi kegagalan operasi. Upaya penang- gulangan ini disiapkan berdasarkan potensi kegagalan operasi terparah yangdapat terjadi dalam pengoperasian suatau instalasi nuklir, sehingga apabila terjadi kecelakaan sebenarnya tindakan penanggulangan dapat dilakukan dan berlangsung secara optimal. PENDAHULUAN Walaupun instalasi nuklir telall didis~ dan dibangun dengan menerapkan kaidall-kaidall proteksi radiasi dalam upaya melindungi pekerja serta masyarakat dan ling- kungan, namun dalam dalam peng- operasiannya berdasarkan ketentuan yang berlaku, maka daerall kerja, pekerja radiasi, pembuangan efluen dan lingkungan disekitar instalasi nuklir haruslal1dimonitor. Pemonitoran selain untuk memenuhi ketentuan-ketentuan yang diberlakukan dan sebagai alat bukti terjadinya pencemaran ataupun tidak, juga bertujuan untuk mendapatkan informasi sedini mungkin Dalam makalahini akan diuraikan program kesiagaan nuklir dalam [I] ~1:IId/I)LI/1~AI1 Va' ~ No..2.2CXJO

Upload: haphuc

Post on 09-Apr-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KESIAPSIAGAAN NUKLIRDIPUSATPENGEMBANGANPENGELOLAAN

LIMBAH RADIOAKTIF

Erwansyah Lubis, Agus Gindo S., Un tara, GunandjarPusat Pengembangan Pengelolaan Limbah Radioaktif, BAT AN

ABSTRAKPROGRAM KESIAPSIAGAAN NUKUR ill PUSAT PENGEMBANGAN PENGELOLAAN LIMBAH

RADIOAKTIF. Program kesiagaan nuklir dalam pengelolaan limbah radioaktif aktivitas rendah dan sedang telahditurunkan berdasarkan potensi kecelakaan radiasi yang terparah yang mungkin dapat terjadi. Berdasarkan analisiskeselamatan yang telah dilakukan kecelakaan radiasi yang mungkin dapat terjadi adaiah kontaminasi, tumpahanlimbah dalam pengangkutan limbah, kegagalan operasi unit evaporator dan kebakaran gedung tempatpenyimpanan limbah radioaktif. Potensi jenis keclakaan ini relatif kecil dikarenakan instalasi pengolahan limbahradioaktif dan sistem pendukungnya selain telah didisain berdasarkan kaidah-kaidah keamanan dan keselamatanproteksi radiasi, dalam pengoperasiannya mengikuti standard prosedur pengelolaan limbah radioaktif secaraintemasional. Dalam makalah ini diuraikan kesiagaan nuklir di Pusat Pengembangan Pengelolaan LimbahRadioaktif untuk tingkat instalasi dan kontribusinya dalamtindakan penanggulangan tingkat kawasan di Pusat

Pengembangan Teknologi Nuklir (PPTN) Serpong.

bila terjadi kegagalan operasi, sehinggaupaya pencegahan dapat dilakukansedini mungkin. Ketentuan lain yangperlu dipersiapkan oleh penguasainstalasi nuklir adalah kesiagaan dalamupaya penanggulangan bila terjadikegagalan operasi. Upaya penang-gulangan ini disiapkan berdasarkanpotensi kegagalan operasi terparahyang dapat terjadi dalam pengoperasiansuatau instalasi nuklir, sehinggaapabila terjadi kecelakaan sebenarnyatindakan penanggulangan dapatdilakukan dan berlangsung secara

optimal.

PENDAHULUAN

Walaupun instalasi nuklir telalldidis~ dan dibangun denganmenerapkan kaidall-kaidall proteksiradiasi dalam upaya melindungipekerja serta masyarakat dan ling-kungan, namun dalam dalam peng-operasiannya berdasarkan ketentuanyang berlaku, maka daerall kerja,pekerja radiasi, pembuangan efluen danlingkungan disekitar instalasi nuklirharuslal1 dimonitor. Pemonitoran selainuntuk memenuhi ketentuan-ketentuanyang diberlakukan dan sebagai alatbukti terjadinya pencemaran ataupuntidak, juga bertujuan untukmendapatkan informasi sedini mungkin

Dalam makalah ini akan diuraikanprogram kesiagaan nuklir dalam

[I]~1:IId/I)LI/1~AI1 Va' ~ No..2.2CXJO

ARTIKEL

pengoperasian pengelolaan limbahradioaktif di Pusat PengembanganPengelolaan Limbah Radioaktif(P2PLR) dan kontribusi terhadappenangguiangan tingkat kawasan diPPTN Serpong.

INSTALASI PENGOLAHANLIMBAH RADIOAKTIF

Pusat Pengembangan PengelolaanLimbah Radioaktif (P2PLR) mem-punyai tugas melaksanakan pengem-bangan teknologi pengelolaan limbahradioaktif dan melaksanakanpengelolaan limbah radioaktif baikyang ditimbulkan oleh instalasi-instalasi nuklir Badan Tenaga Nuklir(BAT AN) maupun yang berasal daripemanfaatan Ilmu Pengetahuan danTeknologi (Iptek) nuklir oleh instalasilain di luar BAT AN. Disamping ituP2PLR mempunyai tugas me-laksanakan pengembangan danpemantauan radioaktif lingkungan dankeselamatan kerja personil di kawasanPPTN Serpong.

Instalasi Pengolahan LimbahRadioaktif di P2PLR didisain mampuuntuk mengolah limbah radioaktifaktivitas rendah (10-6 sId. 10-3 Ci/m3)dan sedang (10-3 sId. 10-1 Ci/m3».Dalam melaksanakan tugasnya P2PLRdilengkapi oleh gedung calli media danlistrik (MES), Instalasi PengolahanLimbah Radioaktif (IPLR), gedungdekontaIninasi, kendaraan truk peng-angkut limbah, gedung penyimpananlimbah hasil olahan dan laboratoriumpenelitian keselamatan kerja personildan lingkungan serta laboratoriumBidang Teknologi Pengolahan LimbahRadioaktif (BTPLR).

Gedung MES adalah gedung tempatpembangkit dan catu energi yangmenunjang proses pengolahan lirnbahradioaktif dan letaknya terpisah dengangedung IPLR. Gedung ini dilengkapigenerator listrik daya 600 kVA, keteluap (steam) kapasitas 2280 kg/jamdengan tekanan 8,3 bar, 2 unit

kompresor kapasitas masing-masing225 Nm3/j dengan tekanan 10 bar,tangki penyirnpanan bahan bakar solarkapasitas 25000 liter yang berada dibawah permukaan tanah dan instalasiair dingin (chiller).

Gedung IPLR terdiri dari 4 tangkipenampungan lirnbah cair, unitevaporasi, unit sementasi, unitkompaksi dan unit insinerasi. Tangkipenampungan limbah cair kapasitasmasing-masing 50 m3. Tangkipenampungan terletak di dalam

ruangan yang dihubungkan dengansistem ventilasi dan gas huang. Ruang

tempat tangki berfungsi sebagai tempatpenampungan hila terjadi kebocoran.

Unit evaporasi terdiri dari tangki

evaporator, tangki pemisah, tangkipendingin, sistem pemipaan dan panelkontrol. Unit ini mampu mengolahlirnbah radioaktif rendah dan sedang

yang mengandung kepadatan garamkering 5g/l, dengan faktor pemekatan50 -60 kali dan laju pengurnpanan 750liter/jam. Ruang kontrol berada jauhdari unit evaporator yang dipisahkanoleh beberapa dinding pemisah. Unitkontrol berada di zone-l (ImSv/tahun)dan unit evaporator berada di zone-4(50 mSv/ tahun), sehingga hila terjadikegagalan operasi operator beradadalam ruangan yang terlindungi danaman.

Unit sementasi adalah fasilitasuntuk pemadatan lirnbah konsentrat

rn t'lIldInL//1t',,1/1 Vd~ Na.22(:::t::XJ

ARTIKEL

950 liter. Gedung ini di disain dapatmenahan radiasi yang dipancarkan olehlimbah hasil olahan, sehingga paparanradiasi dipermukaan finding bagianluar 0, 7mrem (0,07 mSv)/ jam.

Alat transportasi limbah padatadalah truk yang dilengkapi denganbak SS-304 ukuran 4 m x 2,5 m x 2,8m dengan berat total 30 ton. Alattransportasi limbah cair adalah truktangki yang terbuat daTi bahan carbonsteel dengan kapasitas 3 m3.

Dalam kegiatan pengolahan limbahIPLR dilengkapi dengan sistemProteksi Radiasi (PR) yang terpusatdan manual. Daerah yang dimonitorsecara terpusat adalah daerah radiasirendah (zone-I) dan sedang (zone-2),yaitu ruang proses, ruang kendali danlaboratorium. Daerah radiasi tinggi(zone-4) seperti ruang evaporator,tempat penyimpanan limbah konsentratdan ruang proses sementasi tidakdimonitor secara terpusat, tetapidimonitor secara manual. Daerahradiasi tinggi ini dalam peng-operasiannya adalah ruang yangtertutup dan diberi tanda-tanda bahayaradiasi, sehingga tidak seorang pekerjadiperkenankan memasuki daerahradiasi ill.

KECELAKAAN RADIASIDALAM PENGELOLAANLIMBAH RADIOAKTIF

Kecelakaan radiasi adalah suatukejadian yang tidak nonna1 yangmengakibatkan tidak terkendalinyasuatu sumber radiasi yang secaralangsung atau tidak langsung,menimbulkan bahaya radiasi terhadappekerja, masyarakat clan lingkungan.

basil evaporasi, limbah semi-padat(resin bekas), limbah padat yang tidakterkompaksi clan tidak terbakar sertaabu basil insenerasi. Sementasidilakukan dalam ruang sementasi zone-2 (5 mSv/tahun) clan operatormelaksanakan sementasi melalui panelkontrol yang berada di ruang zone-I,sehingga operator aman dalammelaksanakan tugasnya. Sementasidilakukan dalam sel beton volume 950liter dengan bahan matrik semenportland. Total curie limbah yangdapat disementasi dalam sel drum 950liter berdasarkan disain adalah 6 Ci.

Unit kompaksi berada dalam zone-2, fasilitas ini digunakan untuk me-madatkan limbah padat aktivitasrendah. Pemadatan dilakukan dalamdrum 100 L dengan alat tekan hidrolikyang mempunyai kekuatan 60 kN. Tiapdrum 200 L dapat memuat 4 -5 drum100 L yang telah dikompaksi,selanjutnya drum 200 L ini disementasidengan adonan semen. Paparan radiasipada permukaan drum 200 L tidakboleh melebihi 0,25 mSv/jam. Sel drum200 L ini selanjutnya dengan meng-gunakan forklift dibawa ke gedungtempat penyimpanan limbah sementara.

Unit insenerasi adalah fasilitasuntuk membakar limbah padat clan cairorganik. Pembakaran limbah padadilakukan pada suhu 800 °C denganlaju pembakaran 50 kg/jam.Pembakaran limbah organik dilakukanpada suhu 1100 °C dengan lajupembakaran 20 kg/jam. Lajupenggunaan bahan bakar solar adalah15 -30 liter per jam dengan tekananudara 8,7 bar.

Gedung tempat penyimpananlimbah basil olahan dapat menampung1700 drum 200 liter clan 526 sel beton

t'u/d/nL//1t'/1/1 Va( ~ Na.z ~ m

ARTIKEL

larutan H2O2 3 0;0 sesuai dengan bagiantubuh yang terkontaminasi. Lakukanpengukuran kontaminasi permukaanhila telah aman sesuai batasan yangdiperkenankan, pekerja radiasi di bawake poliklinik/tirn medis untuk tindaklanjut hila diperlukan. Juklak tindakanpenanggulangan termuat dalam buku"Penanggulangan Kecelakaan Radiasidi IPLR" [2].

Berdasarkan jebis kegiatan dan sistemperalatan pengelolaan limbah radioaktifdan pendukungnya, jenis-jenis ke-celakaan radiasi yang dapat terjadiadalah [I],a. Kontaminasib. Tumpahan limbahc. Kegagalan operasi unit Evaporatord. Kebakaran gedung tempat penyim-

panan limbah radioaktif

Kecelakaan KontaminasiKecelakaan kontaminasi baik

terhadap pekerja maupun daerah kerjadalam pengelolaan limbah dapat sajaterjadi. Kemungkinan terjadinya jeniskecelakaan ini diperkecil melaluipengawasan pelaksanaan juklak danprotap untuk ~etiap kegiatanpengelolaan limbah. Bila terjadikecelakaan, Petugas Proteksi Radiasi(PPR) yang setiap saat ikut dalamkegiatan pengelolaan limbah akanmelaksanakan upaya penanggulangansesuai dengan juklak daD protap yangtelah tersedia" [1].

Tindakan penanggulangankontaminasi daerah kerja

Tindakan penanggulangan tum-pahan bahan radioaktif (cair, padat,serbuk) dalarn jumlah kecil di daerahkerja dapat dilakukan langsung olehpekerja radiasi atau dibantu oleh PPR.Isolasi tumpahan bahan radioaktifdengan menggunakan bahan penyerap(bloting paper, handuk penyerap,kertas penyerap. 011). Lakukanpenyekaan daerah tumpahan dengankain penyerap dan setiap penyekaangunakan kain penyerap yang baru.Kain penyerap yang telah digunakantempatkan kedalarn tempat limbah.Lakukan pengukuran tingkat kon-taminasi permukaan hingga betul-betularnan.

Tindakan penanggulangankontaminasi personil

Tindakan penanggulangan dekon-taminasi personil yang anggotatubuhnya (mata, tangan, kulit, mulutdan bagian tubuh yang luka)terkontaminasi hila mungkin dilakukanoleh pekerja radiasi ire sendiri ataudibantu oleh PPR. Pada tahap awalpekerja radiasi segera dibawa ke coolroom, pakaian kerja radiasi di-tanggalkan dan pekerja radiasi dibilasdengan air/shower clan selanjutnyadilakukan dekontaminasi pada anggotabadan yang terkontaminasi. Dekon-taminasi dilakukan dengan meng-gunakan air, larutan NaCI I % atau

Tumpahan LimbahTumpahan limbah padat ataupun

limbah cair dapat saja terjadi pada saatpengangkutan limbah daTi luar dan daTidalam Pusat Pengembangan TenagaNuklir (PPTN) ke IPLR. Dalampengangkutan limbah ini sesuaiketentuan disertai oleh PPR yangdilengkapi dengan Protap dan Juklaktindakan penanggulangan serta

peralatan penanggulangan (EmergencyKit). Bila terjadi tabrakan dijalan rayasaat truk mengangkut limbah cair

o::J Pvid/1J1-I11~AI1 Va' ~ Nt:!.2 .2a::t?

ARTIKEL

dengan aktivitas 1.10-1 Ci/m3 denganvolume total 3 m3 diasumsikan limbahtumpah ke jalan raya. Berdasarkanasumsi limbah cair mempunyai Byrata-rata sebesar 1.0 MeV clan berupasumber titik akan memberikan paparanradiasi sebesar 4,16 mSv/jam padajarak 1 m. Tindakan penanggulangantahap awal langsung dilakukan olehPPR yang ikut serta dalampengambilan limbah tersebut [2],a. Isolasi tumpahan limbah dengan

bahan penyerap atau bahan lainnyaagar tidak meluas peyebarannya.

b. Ukur paparan radiasi clan isolasidaerah aman dengan memberirambu-rambu bahaya radiasi clantali pengaman pada daerah denganpaparan radiasi ~ 25 IJ-Sv.

c. Lapor segera ke kantor polisiterdekat clan lakukan pengaturanlalu-lintas hila mungkin.

d. Lapor ke Ka. PzPLR untuk tin-dakan penanggulangan selanjutnya.

Tindakan penanggulangan padaphase akhir dapat digunakan beberapametoda yang umum digunakansepertihalnya washing or vacumsweping of road, fixation cont-amination (cat, asphalt, polimer) clanpencucian dengan menggunakan airclan detergen atau bahan kimia. Seluruhhasil dari kegiatan ini dikumpulkandalam kontainer limbah clan dibawa keIPLR untuk pengolahan lebih lanjut.

yang menyebabkan terjadinya ledakan.Lirnbah cair yang telah mengalarnipemekatan akan tersebar dalam ruangevaporator, namun diperkirakan tidakakan sampai ke ruang kontrol,dikarenakan ruang kontrol denganruang evaporator dipisahkan oleh 3buah dinding beton yang tebalnyamasing-masing 30 Cm. Tindakanpenanggulangan dilakukan berdasarkanasumsi jenis lirnbah yang diolah adalahaktivitas sedang dengan aktivitas 10-1Ci/m3, volume evaporator 1200 liter,telah terjadi pemekatan dengan faktor50 kali dan Ey rata-rata sebesar 1MeV. Hasil perhitungan yang diperolehlirnbah ini akan memberikan paparanradiasi sebesar 66,7 mSv di daerahzone-4. Pekerja radiasi yang berada diruang kontrol (zone-2), denganmengabaikan faktor pelindung(shielding) akan menerirna paparanradiasi sebesar 0,67 mSv. Besarandosis ini masih lebih kecil dari batasandosis yang diperkenankan untuk daerahkerja zone-2. Tindakan penang-gulangan pada phase awal dilakukanlangsung oleh PPR dati pekerja radiasiadalah sebagai berikut,a. Segera matikan sistem evaporasi

dan sistem catu-daya listrik

evaporatorb. Instruksikan pekerja ke luar

gedung IPLR melalui pagingsistem clan diberi imforrnasi pintudarurat yang harus dilalui.

c. Laporkan terjadinya kecelakaan keKa. P2PLR dan Ka. BKKL

d. Ukur paparan radiasi di daerahtempat kecelakaan (TKP) clanlakukan solasi daerah TKP denganrambu-rambu tanda bahaya Tadiasidan tali pengaman.

Kegagalan Operasi Unit EvaporatorKegagalan operasi dalam peng-

olahan limbah radioaktif dengan unitevaporator dapat saja terjadi. Hal inidapat terjadi hila sistem evaporator dansistem pendukungnya tidak berfungsidengan baik, sehingga terjadi tekananyang tinggi dalam tangki epavorator

[IJ.t't//ef/nL./I1.t'AIt Va' ~ No..2.2axJ

ARTIKEL

PPR siap di IPLR untuk upayatindakan selanjutnya.

kembangan tindakan penanggulangansecara berkala dilaporkan ke Ka.BKKL. Ka. P2PLR melaporkan adanyakecelakaan radiasi ke PusatPengendalian Krisis (PPK) tingkatkawasan demikian juga hasil danperkembangan tindakan penanggulang-an yang sedang dilakukan. PPK tingkatkawasan akan siap-siaga memberibantuan dan menggerakkan unit-unitbantuan lainnya hila diminta olehP2PLR.

e.

KebakaranKecelakaan kebakaran di IPLR

dapat saja terjadi dan hat ini tidakmustahil terjadinya kebakaran limbahradioaktif yang sudah maupun yangakan di olah. Kecelakaan ini akanmenyebabkan tersebarnya zat radio-aktif ke udara dan terbawa oleh anginke daerah sekitar PP1N Serpong.Inventori radionuklida yang terlepasdalam jenis kecelakaan ini belum dapatdiperoleh sehingga dampak dan upaya

penanggulangannya mengacu padaupaya penanggulangan kedaruratannuklir tingkat kawasan. Tindakanpenanggulangan termuat dalam buku"Pedoman umum penanggulangankedaruratan nuklir di lokasi BAT AN,di kawasan Puspiptek Serpong, Revisi-1, 1993 [3].

PEMANTAUANLINGKUNGANPADA KEDARURATAN NUKLIR

Organisasi PenanggulanganKecelakaan radiasi Tingkat IPLR

Tindakan penanggulangan kecelaka-an radiasi tingkat IPLR harus berjalansecara efisien dan efektif, untuk ituoperasional pelaksanaannya dilakukanberdasarkan hirarki struktural. Pekerjaradiasi dalam pelaksanaan tugasnyasesuai ketentuan selalui didampingioleh satu atau lebih PPR. Bila dalamtugas pengelolaan limbah ditemuiadanya indikasi yang menjurusmempunyai potensi akan terjadinyasuatu kecelakaan atau telah terjadinyasuatu kecelakaan, maka PPR segeramelapor ke Ka. BKKL dan Ka. P2PLR.Ka. BKKL bersama PPR akanmelakukan tindakan pencegahanataupun penangulangan sesuai pro-sedur yang ada. Hasil dan per-

PzPLR selain mempunyai tugaspokok melaksanakan pengembangandan pengolahan limbah radioaktif yangditimbulkan daTi kegiatan BAT AN danpemanfaatan Iptek nuklir oleh pihakdiluar BAT AN, juga melaksanakanpemantauan keselamatan personil dankeselamatan lingkungan di kawasanPPTN Serpong baik untuk kondisioperasi normal maupun hila terjadikedaruratan nuklir. BKKL merupakanbagian dari Tim Penanggulangantingkat kawasan yang setiap saat siap-siaga mendapat komando daTi PPK diPPTN Serpong untuk melakukantindakan penanggulangan tingkatkawasan dan lepas kawasan.

Dalam pemantauan lingkungankondisi normal BKKL dilengkapidengan continous ambient air dosemonitoring yang sensor-sensomyaterpasang di bawah stak releaseinstalasi nuklir, sehingga apabilaterjadi abnormal release disuatuinstalasi nuklir dapat segera diketahui.Bila sensor memberikan informasiterjadi abnormale release di suatu

w ~/nL.//1t'/1I1 Vd~ Na.2.2CXXJ

ARTIKEL

melakukan pengambilan samplingudara (gas clan partikulat) di daerahyang dilewati oleh beluk pada 3 jarakyang berbeda dari titik release. Hasilsampling ini selanjutnya dibawa ke LabLingkungan untuk pencacahan danperhitungan konsentrasi integral dariradionuklida yang teramati clanprakiraan dosis dari jalur paparanawan radiasi, inhalasi clan paparanpermukaan tanah. Hasil yq diperolehsegera diinformasikan ke PPK. Hasilini menjadi bahan evaluasi bagipenguasa kawasan untuk menilaitindakan penanggulangan yang sudahdilakukan pada phase awal danmenetapkan tindakan selanjutnya yangperlu dilakukan.

Pada phase akhir, kondisi ke-daruratan telak dapat ditanggulangi.TPL akan mengambil sampel ling-kungan di daerah kritis aliran beluk.Sampel lingkungan di bawa ke LabLingkungan untuk analisis jells clanjumlah radionuklida yang terdeposisidan prakiraan dosis dari jalur paparanpermukaan, bahan makanan dan airminum. Hasil prakiraan ini disampai-kan ke PPK untuk menentukan jellstindakan penanggulangan ataupunpemulihan setelah phase akhirkedaruratan nuklir.

instalasi nuklir, BKKL akanmemberikan informasi ke instalasinuklir dan ke Pusat PengendalianKrisis (PPK) tingkat kawasan.

Pada kondisi kedaruratan nuklir,BKKL melakukan prakiraan dosisyang akan diterima anggotamasyarakat dan daerah kritispenyebaran beluk. Informasi inidigunakan oleh pengelola/penguasakawasan untuk menentukan jenistindakan penanggu1angan yang harusdi1akukan oleh PPK PPTN Serpongbaik pada tahap awal, pertengahan danakhir daTi suatu kedaruratan nuklir.Mekanisme prakiraan dosis yangdi1akukan oleh BKKL pada kondisikedaruratan nuklir ditunjukkan dalamGambar 1.

Pada tahap awal suatu kedaruratannuklir yang akan terjadi, instalasinuklir memberikan informasi ke kePPK. PPK akan meminta prakiraanjells dan jumlah radionuklida yangkemungkinan di release. Data inise1anjutnya disampaikan ke BKKLoleh PPK, dan BKKL me1akukanprakiraan dosis clan daerah kritis daripenyebaran beluk yang akan terjadi.Hasi1 prakiraan ini disampaikan segerake PPK untuk menjadi bahan daIam

pengambi1an keputusan mengenai jenistindakan penanggu1angan yang harusdisiapkan/dilakukan. Sementara ituBKKL memobilisasi Tim PemantauanLingkungan (TPL) dan Tim Pe-mantauan Dosis Personi1 (TPDP) DanTim Dekontaminasi Personil (ffiP)untuk siap untuk melaksanakan tugaspada phase pertengahan dan phaseakhir daTi suatu kedaruratan nuklir.

Pada phase pertengahan, TPLberdasarkan informasi kondisimeteorologi diinstruksikan untuk

OJC'tIId/ntl/1t',,1'1

~

~ Na.2.zca.

ARTIKEL

Gambar 1. Diagram alir prakiraan dosis untuk abnormal release ke udara (SumberNRPB-RI82, 1986; dimodifikasi).

Pada phase pertengahan clan phaseakhir, TPOP clan TOP akan melakukanpemeriksaan tingkat kontaminasi clantingkat penerimaan dosis (pengambilan

TLD) pada pekerja yang dievakuasiclan personil yang telah melakukanupaya penanggulangan. Hasil peng-ukuran yang diperoleh menjadi dasar

rn t'vId/nL//1t'/1/1 Vd ~ No..2.2tXJO

ARTIKEL

untuk tindakan dekontaminasi personildan tindakan medis selanjutnya.

Organisasi dan personil BidangKeselamatan Kerja dan Lingkungan(BKKL), P2PLR. dalam Tim Penang-gulangan tingkat kawasan ditunjukkandalam Gambar 2 (lampiran).

Berdasarkan metoda faktor pemekatanprakiraan dosis organ, dosis kulit dandosis seluruh tubuh dari berbagai jenisradionuklida penting dapat dilakukan,sebingga basil yang diperoleh dapatdigunakan untuk pengambilan ke-putusan jenis tindakan penanggulanganyang barns dilakukan [4].

Pada phase akhir dari kedaruratannuklir dilakukan pemantauan keradio-aktifan lingkungan dalam berbagaikomponen ekosistem di daerah yangdilalui aliran beluk, basil analisis yangdiperoleh digunakan sebagai dasaruntuk tindakan pemulihan (restoration)oleh pengelola kawasan di daerah yangmendapat dampak [5].

Prakiraan LangsungPrakiraan dosis secara langsung

dapat dilakukan hila infonnasimengenai jells dan jumlah radionuklidayang akan terlepaskan ke atmosferdiperoleh daTi penguasa instalasidimana instalasi diidentifikasi akan

mengalami kegagalan operasi. Denganinfonnasi arah daD kecepatan anginserta kelas kestabilan atomsfir padasaat kecelakaan terjadi, prakiraan dosisyang diterima anggota masyarakat didaerah aliran beluk sebagai fungsi

jarak dapat diperkirakan denganmenggunakan perangkat lunakHARMA 1T AN, sehingga j enis tindak-an penanggulangan yang sesuai dapatdilakukan oleh penguasa kawasanPPTN Serpong [4].

Pemantauan Dosis daDDekontaminasi Personil

Pemantauan tingkat kontaminasidan penerimaan dosis oleh personilpada kondisi kedaruratan nuklir diPPTN Serpong dilaksanakan oleh SubBidang Keselamatan Kerja Radiasi,BKKL. Sub Bidang juga merupakanTim Penangguiangan tingkat kawasanyang setiap saap siap-siaga menerimakomando dari PPK di PPTN Serpong.

Bila terjadi kedaruratan nuklirtingkat kawasan dan personil di-evakuasi dari daerah terkontrol kedaerah aman, terhadap personil inidilakukan pemeriksaan kontaminasipermukaan tubuh dan pengambilanTLD. Bila terhadap personil yangdiperiksa ada indikasi menerimakontaminasi permukaan, segeradilakukan dekontaminasi personil danpencacahan seluruh tubuh dengan alatWhole Body Counter (WBC) dandilakukan pembacaan TLD secaralangsung. Bila hasil analisis pem-bacaan dosis eksterna dan interna

Prakiraan Tidak LangsungPrakiraan tidak langsung dilakukan

dengan pengambilan contoh udara danpartikulat di daerah aliran belukdangan alat pencuplik udara. Catridgedan kertas filter dibawa ke lablingkungan untuk dicacah dengan alatMulti Channel Analyzer untukmengetahui jenis dan jumlah

radionuklida-y yang terkandung.Selanjutnya berdasarkan infonnasilamanya release, dan data meteorologisaat kecelakaan terjadi dapatdiperkirakan besarnya konsentrasiintegral radionuklida di udara sebagaifungsi jarak dari titik release.

~oId/nL.l/1t:'AI1 Va{ ~ No..2 ZO(X} rn

ARTIKEL

f.menunjukkan penerimaan dosis seluruhtubuh melampaui 25 mSv maka korbansegera diserahkan ke Bagian Medisuntuk tindak lanjut [6]. Dekontaminasipersonil mengacu pada urain tindakpenanggulangan kontaminasi personil. g.

PERALATANPENANGGULANGAN h.

Perlengkapan pemantauan ling-kungan (mobil lingkungan, routemonitoring, alat pencuplik udaraclan contoh lingkungan lainnya,MCA, stasion meteorologi, dll)Perlengkapan keselamatan personilpenanggulangan (dosimeter, respi-rator, pakaian clan sepatupelindung, dll)Perlengkapan pengawasan danisolasi daeralt (tanda rambu-rambubaltaya radiasi, tali pengaman, dll)Perlengkapan dekontaminasi(vacum cleaner, detergen, baltankimia, baltan penyerap, dll).

PENUTUP

Program kesiagaan nuklir dalampengelolaan limbah radioaktif aktivitasrendah dan sedang telah diturunkanberdasarkan potensi kecelakaan radiasi

yang terparah yang mungkin dapatterjadi. Berdasarkan analisis ke-selamatan yang telah dilakukankecelakaan radiasi yang mungkin dapatterjadi adalah kontaIninasi, tumpahanlimbah dalam pengangkutan limbah,kegagalan operasi unit evaporator dankebakaran gedung tempat penyimpananlimbah radioaktif. Potensi jeniskeclakaan ini relatif kecil dikarenakaninstalasi pengolahan limbah radioaktifdan sistem pendukungnya selain telahdi disain berdasarkan kaidah-kaidahkeamanan dan keselamatan proteksiradiasi, dalam pengoperasiannyamengikuti standard prosedur pe-ngelolaan limbah radioaktif secaraintemasional.

Program kesiagaan nuklir ini akanefektif dan efisien saat dibutuhkan pada

Kecelakaan radiasi atau kecelakaannuklir bervariasi baik jells maupunintensitasnya sesuai dengan be-ragamnya kegiatan nuklir itu sendiri,sehingga memerlukan perala tan yangkhusus untuk tindakan penang-guIangannya hila terjadi kecelakaanradiasi. Peralatan pemantauan danpenanggulangan untuk kecelakaanradiasi tingkat P2PLR telah diadakanpada tahun sembilan puluhan, sehinggasaat ini sebagian besar sudah tua danmemerlukan peremajaan khususnyauntuk alat cacah, alat ukur radiasi dansistem meteorologi [7].

Peralatan penanggulangan minimalyang perlu terdapat di fasilitaspengkajian dampak radiologi BKKL-P2PLR adalah,a. Buku pedoman tindakan penang-

guIangan kedaruratan tingkatinstalasi, kawasan dan lepaskawasan.

b. Peta kawasan terbaru, skala 1;5000

c. Sarana komunikasi khusus untukkedaruratan

d. Fasilitas pengkajian dampakradiologi (komputer, perangkatlunak, source term instalasi nuklir,dll)

e. Cadangan catu-daya

OQJ ~1d/nL//1t'/tI1 Vd ~ Na.2 2(X}O

ARTIKEL

pelatihan-pelatihankebutuhan.

dengankondisi kecelakaan radiasi yangsebenarnya hila infrastruktur untuktindakan penanggulangan tersedia danselalu berada dalarn keadaan siappakai, dilain itu kesiagaan personilperlu terns ditingkatkan melalui

sesUat

DAFTARPUSTAKA

[1]

[2]

[3]

[4]

[5]

[6]

m

Pengawasan keselamatan kerja radiasi lnstalasi Pengolahan LimbahRadioaktif, BKKL-PTPLR, Januari 1992.Prosedur tetap penanggulangan bahaya radiasi, BKKL-PTPLR,Serpong,08-10-1990.Pedoman umum penanggulangan kedaruratan nuklir di lokasi BATANdikawasan PuspiptekSerpong, Revisi-l, BAT AN, Serpong, 1993.E. Lubis., Pemantauan Kedaruratan Lingkungan, Diklat penyusunandan pelaksanaan penanggulangan kedaruratan nuklir, PTPLR-Pusdiklat, Serpong, Januari 1994.Program pemantauan keradioaktifan lingkungan kawasan PPTASerpong dalam radius 5 km, BKKL-PTPLR, 1987.Protap dan juklak pemrosesan dosimeter pada kecelakaan nuklir,BKKL-PTPLR, 30-03-1996.E. Lubis., Peralatan Penanggulangan Kecelakaan, Diklat penyusunandan pelaksanaan penanggulangan kedaruratan nuklir, PTPLR-Pusdiklat, Serpong, Januari 1994.

---0000000---

t'l//dinL./I1~/1'1 Va{::J Na.z.zooo DO