kesiapan perguruan tinggi kesehatan masyarakat di indonesia dalam ... · 11/6/2014 1 kesiapan...

18
11/6/2014 1 Kesiapan Perguruan Tinggi Kesehatan Masyarakat di Indonesia Dalam Menghadapi Akreditasi Global Bambang Wispriyono (Direktur Eksekutif AIPTKMI Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) IAKMI XIII dan Rapat Kerja Tahunan AIPTKMI IX Padang, Sumatera Barat 27-29 Oktober 2014 - AIPTKMI merupakan kelanjutan dari organisasi Badan Kerja Sama (BKS) antar 5 Fakultas Kesehatan Masyarakat se Indonesia yang pada tahun 1992 baru ada 5 FKM (Negeri). - AIPTKMI secara resmi didirikan pada tanggal 28 Oktober 2002 - Keanggotaan pada akhir kepengurusan AIPTKMI (periode 2003-2009) tercatat terdapat 57 institusi PT - Keanggotaan hingga saat ini (per Oktober 2014) berjumlah 115 institusi PT AIPTKMI dan Keanggotaannya

Upload: trinhhuong

Post on 17-May-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

11/6/2014

1

Kesiapan Perguruan Tinggi Kesehatan Masyarakat di Indonesia Dalam Menghadapi

Akreditasi Global

Bambang Wispriyono (Direktur Eksekutif AIPTKMI

Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) IAKMI XIII

dan Rapat Kerja Tahunan AIPTKMI IX

Padang, Sumatera Barat 27-29 Oktober 2014

- AIPTKMI merupakan kelanjutan dari organisasi Badan Kerja Sama (BKS) antar 5 Fakultas Kesehatan Masyarakat se Indonesia yang pada tahun 1992 baru ada 5 FKM (Negeri).

- AIPTKMI secara resmi didirikan pada tanggal 28 Oktober 2002

- Keanggotaan pada akhir kepengurusan AIPTKMI (periode 2003-2009) tercatat terdapat 57 institusi PT

- Keanggotaan hingga saat ini (per Oktober 2014) berjumlah 115 institusi PT

AIPTKMI dan Keanggotaannya

11/6/2014

2

Distribusi Institusi AIPTKMI di Indonesia

24 PS

25 PS

24 PS

18 PS

17 PS

• Perkembangan Situasi Kesehatan di level nasional dan global internasional

• Tantangan Peran Profesional Kesehatan Masyarakat

• Respons Pendidikan/Perguruan Tinggi

• Road Map Kesmas (Pendidikan dan Program)

Tantangan KesMas:

11/6/2014

3

Health Determinants

Social determin

ants

Injuries and

accidents

Food and Nutrition

Air pollutions

Industrial and

environmental

hazards

Water, hygiene & sanitation

Genetics

Life style

Climate change

Violence and crime

Populations

Access to health

Globalisasi

Aktifitas manusia, ekonomi, transportasi,

jasa, dll Dampak lingkungan

dan kesehatan

Agenda Strategis

11/6/2014

4

Analytical/Assessment

Communication

Policy Development / Program Planning

Cultural Competency

Community Dimensions of Practice

Public Health Sciences

Financial Planning and Management

Leadership and Systems Thinking

SKILLS IN PUBLIC HEALTH

Matriks Bench Marking

CORE COMPETENCIES ASPH ASPHER NCCDH ANAPHI

Biostatistik √ √ √

Epidemiologi √ √ √ √

Enviromental Health Science √ √ √ √

Health Policy & Management √ √ √ √

Sosial& Behavioral Science √ √ √

Health Monitoring & Surveilance √

Desease Prevention & Control

Health Promotion √

Heath Protection √

Evidence-based professional population health practice

11/6/2014

5

Public Health Competences in simply way: MIRACLE

– Manager

– Innovator

– Role Model

– Apprentice

– Comunitarian

– Leader

– Educator

• Undang-Undang RI No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan

Tinggi

• UU Kes No 36/2009

• PerPres No. 8/2012 tentang KKNI

• PP No. 19/2005 tentang SNPT

• PP No. 4 Tahun 2014 Tentang Penyelenggaraan Pendidikan

Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi

• Permendikbud No. 83 tentang Sertifikasi Kompetensi

Landasan Hukum Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Kesmas di Indonesia:

11/6/2014

6

Pasal 43 Sertifikat Profesi dan Sertifikat Kompetensi (1) Sertifikat profesi merupakan pengakuan untuk melakukan praktik profesi yang diperoleh lulusan pendidikan profesi yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi bekerja sama dengan Kementerian, Kementerian lain, LPNK, dan/atau organisasi profesi yang bertanggung jawab atas mutu layanan profesi, dan/atau badan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Undang-Undang RI No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi:

Pasal 44 (1) Sertifikat kompetensi merupakan pengakuan kompetensi atas prestasi lulusan yang sesuai dengan keahlian dalam cabang ilmunya dan/atau memiliki prestasi di luar program studinya.

Sistem Penjaminan Mutu Pasal 51 (1) Pendidikan Tinggi yang bermutu merupakan Pendidikan Tinggi yang menghasilkan lulusan yang mampu secara aktif mengembangkan potensinya dan menghasilkan Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi yang berguna bagi Masyarakat, bangsa, dan negara. (2) Pemerintah menyelenggarakan sistem penjaminan mutu Pendidikan Tinggi untuk mendapatkan Pendidikan bermutu. Pasal 52 (1) Penjaminan mutu Pendidikan Tinggi merupakan kegiatan sistemik untuk meningkatkan mutu Pendidikan Tinggi secara berencana dan berkelanjutan. (2) Penjaminan mutu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui penetapan, pelaksanaan, evaluasi, pengendalian, dan peningkatan standar Pendidikan Tinggi. (3) Menteri menetapkan sistem penjaminan mutu Pendidikan Tinggi dan Standar Nasional Pendidikan Tinggi. (4) Sistem penjaminan mutu Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (3) didasarkan pada Pangkalan Data Pendidikan Tinggi. Pasal 53 Sistem penjaminan mutu Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (2) terdiri atas: a. sistem penjaminan mutu internal yang dikembangkan oleh Perguruan Tinggi; dan b. sistem penjaminan mutu eksternal yang dilakukan melalui akreditasi.

Undang-Undang RI No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi:

11/6/2014

7

Pasal 55 Akreditasi (1) Akreditasi merupakan kegiatan penilaian sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan berdasarkan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (2) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk menentukan kelayakan Program Studi dan Perguruan Tinggi atas dasar kriteria yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi. (3) Pemerintah membentuk Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi untuk mengembangkan sistem akreditasi. (4) Akreditasi Perguruan Tinggi dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. (5) Akreditasi Program Studi sebagai bentuk akuntabilitas publik dilakukan oleh lembaga akreditasi mandiri. (6) Lembaga akreditasi mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (5) merupakan lembaga mandiri bentukan Pemerintah atau lembaga mandiri bentukan Masyarakat yang diakui oleh Pemerintah atas rekomendasi Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi. (7) Lembaga akreditasi mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dibentuk berdasarkan rumpun ilmu dan/atau cabang ilmu serta dapat berdasarkan kewilayahan. (8) Ketentuan lebih lanjut mengenai akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (4), dan lembaga akreditasi mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diatur dalam Peraturan Menteri.

Undang-Undang RI No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi:

Pasal 78 Akuntabilitas Perguruan Tinggi (1) Akuntabilitas Perguruan Tinggi merupakan bentuk pertanggungjawaban Perguruan Tinggi kepada Masyarakat yang terdiri atas: a. akuntabilitas akademik; dan b. akuntabilitas nonakademik. (2) Akuntabilitas Perguruan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib diwujudkan dengan pemenuhan Standar Nasional Pendidikan Tinggi. (3) Akuntabilitas Perguruan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui sistem pelaporan tahunan.

Undang-Undang RI No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi:

11/6/2014

8

Semakin banyak sekolah tinggi kesehatan masyarakat dibuka

Data PROGRAM STUDI Bidang Kesmas, KL, K3, Epid, Promkes, adm

RS, kespro

No Program Studi Strata

D3 D4 S1 S2 S3

1 Kesehatan 170 34 - - -

2 Kesmas - - 170 30 5

3 KL 14 3 3 - -

4 K3 1 1 -

5 Epidemiologi - - - 3 1

6 Promkes - - 1 - -

7 Adm RS 4 - 1 2 -

8 Kespro - - - 1 -

Data Website PDPT

11/6/2014

9

Fkm-stikes semakin banyak dibuka:

Berkembang cepat – tuntutan pasar besar (?) Perbedaan dalam motivasi dan keseriusan

pengelolaan Kualitas pengelolaan sangat bervariasi

– Kemampuan pendanaan

– Kemampuan penyediaan fasilitas

– Sumber daya manusia (dosen, mahasiswa, karyawan)

– Model pembelajaran Kompetensi lulusan bervariasi Kesesuaian lulusan dengan lapangan pekerjaan

Hal-Hal Pokok dalam Institusi:

• Continuous improvement • Quality Assurance • Perubahan kultur (Change of Culture) • Perubahan Organisasi (upside-down organization) • Menjaga hubungan dengan stakeholder

11/6/2014

10

PT Kesmas melalui penataan sistem pendidikan, akreditasi dan uji kompetensi diharapkan dapat:

• memberikan pendidikan yang dapat membentuk lulusan:

– kompeten

– profesional

– siap bekerja untuk membangun bangsa – termasuk ditempatkan di manapun di pelosok tanah air Indonesia

• standarisasi dan peningkatan berkelanjutan dalam kompetensi, kurikulum dan metode pembelajaran

• terbuka dan antisipatif dalam perkembangan keilmuan Kesmas yang semakin spesifik

• perkembangan pendidikan kesmas dari model profesional menjadi profesional-profesi spesifik

• pendorong lahirnya jaminan hukum perundang-undangan bagi profesional kesmas untuk bekerja dalam bidang pelayanan kesmas spesifik

• peningkatan kualitas dan kapasitas PT melalui kerjasama dalam payung asosiasi institusi pendidikan (AIPTKMI) dan Organisasi Profesi

• Arah Pendidikan dan Kualitas Pendidikan Kesmas: • Naskah Akademik Pendidikan S1 Kesmas --- 2010 • Pendidikan Kesmas sesuai KKNI ---- 2012 • Sistem Akreditasi Program Studi (LAM-PTKes) ---- 2015 • Uji Kompetensi Lulusan S1 Kesmas (LPUK) ----- 2018 • STR Lulusan S1 Kesmas ------ 2014 • Pengembangan Ilmu Kesmas menjadi ilmu yang semakin spesifik (Gizi, Kesling, K3, ….) ----- 2008 • Kurikulum Nasional ----- 2014 • Persiapan Naskah Akademik dan implementasi pendidikan profesi/spesialis di bidang kesmas ---- 2014

AIPTKMI Saat ini dan Ke depan:

11/6/2014

11

Signing Commitment of The Establishment of Joint Accreditation Body for Health Professional Education (Health Education and Health Proffession

Asscociation)

11/6/2014

12

Accreditation Body

National Board for Higher Education Accreditation (BAN-PT)

Joint Accreditation Body for Health Professional Education (LAM-PTKes)

Accreditation for Institution (Faculty/University)

Accreditation for Institution (Faculty/University)

Lembaga Pengembangan Uji Kompetensi

Tenaga Kesehatan (LPUK-Nakes):

11/6/2014

13

25

Kurikulum Program Studi pada Program Sarjana

• Wajib Program Studi (minimum 70%), termasuk wajib Departemen/ Fakultas/ Universitas

• Pilihan (maksimal 30%)

– Bebas (lintas Prodi/ Departemen/ Fakultas)

– Terstruktur (Peminatan) yang ditawarkan oleh Prodi)

Kesepakatan Kurikulum Prodi SKM

144 SKS

101 SKS (70%)

Kesehatan masyarakat 43 SKS

Peminatan

85 SKS* (85%)

Kesmas nasional

16 SKS Kesmas lokal

26

11/6/2014

14

Proporsi SKS* per Kompetensi

27

A. INTEGRITAS, VISI, MISI, SASARAN, DAN TUJUAN B. MAHASISWA C. DOSEN DAN TENAGA PENDUKUNG D. KURIKULUM E. SARANA DAN PRASARANA F. KEUANGAN/PENDANAAN G. TATA PAMONG (Governance) H. PENGELOLAAN PROGRAM I. PROSES PEMBELAJARAN J. SUASANA AKADEMIK K. SISTEM INFORMASI L. SISTEM JAMINAN MUTU M. PENELITIAN, PUBLIKASI, SKRIPSI, TESIS/DISERTASI, KARYA

INOVATIF, PENGABDIAN PADA MASYARAKAT, DAN HASIL LAINNYA

N. LULUSAN

Komponen-Komponen Persiapan Diri

Perguruan Tinggi Kesmas

11/6/2014

15

• Web-based course offering: E-learning mode as one option for web based course offerings.

• Twinning program or Double degree program in collaboration with foreign universities.

• Exchange staffs and students, Transfer Credits, Credit’s earning, etc

Growth of PHE Model in Indonesia

Campus Facilities

11/6/2014

16

NETWORKING

National Level

– AIPTKMI

– Government

– Non Government Indonesian Institution

– Etc

International – Universities in Other

Countries

– APACPH

– APRU

– South East Asia Public Health Network Education Institute (SEAPHEIN)

– Etc

11/6/2014

17

Tantangan Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi Kesmas

• Reformasi dan perubahan paradigma model pendidikan ke arah pendidikan akademik-profesi dalam menghadapi tantangan global

• Model akreditasi institusi dan program studi

• Sinkronisasi dan harmonisasi kompetensi dan kurikulum dan peningkatan berkelanjutan institusi pendidikan tinggi kesmas

• Berbagi pengalaman dengan pemerintah, industri, rumah sakit, organisasi profesi lainnya dalam pengembangan keilmuan berbasis evidences

• Penguatan jejaring kerja sama/kolaborasi dalam dan luar negeri

• Penerapan pendekatan multi dan lintas disiplin dalam riset-riset kesmas sesuai kompleksitas permasalahan yang dihadapi

11/6/2014

18