kesetimbangan fase biner
TRANSCRIPT
JUDULKesetimbangan Fase Sistem Biner
TUJUAN
Mengetahui tipikal diagram kesetimbangan fase sistem biner: fenol-air pada
berbagai suhu dan konsentrasi.
TEORI
Keseimbangan fase sistem biner dipengaruhi oleh daya larut suatu larutan
semakin kental suatu larutan, maka daya larutnya semakin kecil. Hal ini pula akan
mempengaruhi suhu larutan tersebut.
Sistem satu fase yaitu dimana larutan larut pada saat awal pencampuran. Sistem
dua fase yaitu dimana larutan mengalami kejenuhun.
Menurut aturan Fase Gibbs: F = C– P + 2
dimana: C = Jumlah komponen
P = Bilangan fase
Dua cairan yang bersifat “party miscible” bila dicampur akan memperlihatkan dua
fase campuran (tidak larut sempurna/tidak dalam satu fase). Sistem ini
memperlihatkan keseimbangan fase (1fase-2 fase) yang tergantung kepada suhu
dan konsentrasi daerah kesetimbangan bimodal dari sistem campuran biner,
memperlihatkan 3 bentuk tipikal diagram yaitu:
1. Tipikal diagram yang memperlihatkan suhu kritis larutan maksimum.
2. Tipikal diagram yang memperlihatkan suhu kritis larutan minimum.
3. Tipikal diagram yang memiliki kedua sistem (maksimum dan minimum).
Dalam percobaan ini kesetimbangan sistem campuran yang digunakan adalah
sistem biner campuran fenol-air.
Tipikal diagram campuran fenol-air memperlihatkan suhu kritis maksimum
beserta luas daerah binodal, daerah keseimbangan fase dari system fenol-air akan
berubah bila ditambah komponen ketiga. Perubahan ini dapat
meningkat/menurunkan suhu kritis larutan maksimum dari campuran biner fenol-
air.
ALAT
1. Beaker glass
2. Tabung reaksi
3. Pengaduk
4. Termometer
5. Sarung tangan
BAHAN
1. Fenol
2. Air
CARA KERJA
1. Siapkan 12 tabung reaksi
2. Timbang fenol seperti dalam tabel di bawah ini
Fenol (g) 0,5 0,7 1,0 1,5 2,0 2,5 3,0 4,0 5,0 6,5 7,5 8,5
Air (g) 9,5 9,3 9,0 8,5 8,0 7,5 7,0 6,0 5,0 3,5 2,5 1,5
3. Amati/catat suhu pada saat system campuran berada dalm keseimbangan 1
fase dan 2 fase.
4. Bila campuran dalam tabung larut (1 fase), turunkan dan catat suhunya
hingga campuran persis menuju 2 fase (persis mulai sedikit keruh); ulangi
mencatat suhu pada saat campuran kembali persis 1 fase )persis larut
kembali).
5. Bila campuran dalam tabung 2 fase, naikkan suhunya hingga campuran
persis 1 fase (persis larut), ulangi mencatat suhu pada saat campuran
kembali persis menuju 2 fase (persis mulai sedikit keruh).
Catatan: Hati – hati dengan fenol. Jangan kontak dengan kulit. Kerjakan dengan
sangat hati – hati gunakan sarung tangan.
DATA
No Komposisi Suhu (°C)
Tabung Fenol Air Satu Fase Dua Fase
1 0,5 9,5 9 8
2 0,7 9,3 14 13
3 1,0 9,0 45 44
4 1,5 8,5 65 64
5 2,0 8,0 68 67
6 2,5 7,5 70 69
7 3,0 7,0 71 70
8 4,0 6,0 69 68
9 5,0 5,0 65 64
10 6,5 3,5 51 50
11 7,5 2,5 44 43
12 8,5 1,5 21 20
PERHITUNGAN
1. Hitung konsentrasi dalam % dan dalam fraksi mol (x) untuk masing –
masing campuran, dan suhu rata – rata pada saat campuran dalam
kesetimbangan.
2. Buat grafik plotting suhu versus konsentrasi (% dan X), yakni 2 grafik.
3. Berapa komposisi campuran (% dan X) pada titik suhu kritis.
4. Berapa komposisi campuran (% dan X) pada suhu (27 ° C) di daerah sedikit
fenol dalam air dan di daerah sedikit air dalam fenol.
5. Berapa nilai F (menurut aturan fase Gibbs) untuk sistem:
a. di atas suhu kritis
b. di bawah suhu kritis
JAWABAN:
Tabel Data
No.
Tabun
g
Komposisi Suhu
Fenol Air rata-rata
Berat (g) % X Berat (g) % X (C°)
1 0,5 5 0,00998 9,5 95 0,99 8,5
2 0,7 7 0,0142 9,3 93 0,9858 13,5
3 1 10 0,02083 9 90 0,9792 44,5
4 1,5 15 0,0327 8,5 85 0,9673 64,5
5 2 20 0,0457 8 80 0,9543 67,5
6 2,5 25 0,06 7,5 75 0,94 69,5
7 3 30 0,0758 7 70 0,9242 70,5
8 4 40 0,1132 6 60 0,8868 68,5
9 5 50 0,1607 5 50 0,8393 64,5
10 6,5 65 0,2623 3,5 35 0,7377 50,5
11 7,5 75 0,3649 2,5 25 0,6351 43,5
12 8,5 85 0,5204 1,5 15 0,4796 20,5
1. a. Konsentrasi dalam % untuk masing-masing campuran
Fenol
Tabung 1: % Fenol = 0.5 x 100% = 5 %
10
Tabung 2: % Fenol = 0.7 x 100% = 7 %
10
Tabung 3: % Fenol = 1.0 x 100% = 10 %
10
Tabung 4: % Fenol = 1.5 x 100% = 15 %
10
Tabung 5: % Fenol = 2.0 x 100% = 20 %
10
Tabung 6: % Fenol = 2.5 x 100% = 25 %
10
Tabung 7: % Fenol = 3.0 x 100% = 30 %
10
Tabung 8: % Fenol = 4.0 x 100% = 40 %
10
Tabung 9: % Fenol = 5.0 x 100% = 50 %
10
Tabung 10: %Fenol = 6.5 x 100% = 65 %
10
Tabung 11: %Fenol = 7.5 x 100% = 75 %
10
Tabung 12: %Fenol = 8.5 x 100% = 85 %
10
Air
Tabung 1: % Fenol = 9.5 x 100% = 95 %
10
Tabung 2: % Fenol = 9.3 x 100% = 93 %
10
Tabung 3: % Fenol = 9.0 x 100% = 90 %
10
Tabung 4: % Fenol = 8.5 x 100% = 85 %
10
Tabung 5: % Fenol = 8.0 x 100% = 80 %
10
Tabung 6: % Fenol = 7.5 x 100% = 75 %
10
Tabung 7: % Fenol = 7.0 x 100% = 70 %
10
Tabung 8: % Fenol = 6.0 x 100% = 60 %
10
Tabung 9: % Fenol = 5.0 x 100% = 50 %
10
Tabung 10: %Fenol = 3.5 x 100% = 35 %
10
Tabung 11: %Fenol = 2.5 x 100% = 25 %
10
Tabung 12: %Fenol = 1.5 x 100% = 15 %
10
b. Konsentrasi dalam fraksi mol (X) untuk masing-masing campuran
Fenol
Tabung 1: X1= 0.5/94 = 0.00998
0.5/94 + 9.5/18
Tabung 2: X2= 0.7/94 = 0.0142
0.7/94 + 9.3/18
Tabung 3: X3= 1.0/94 = 0.02083
1.0/94 + 9.0/18
Tabung 4: X4= 1.5/94 = 0.0327
1.5/94 + 8.5/18
Tabung 5: X5= 2.0/94 = 0.0457
2.0/94 + 8.0/18
Tabung 6: X6= 2.5/94 = 0.06
2.5/94 + 7.5/18
Tabung 7: X7= 3.0/94 = 0.0758
3.0/94 + 7.0/18
Tabung 8: X8= 4.0/94 = 0.1132
4.0/94 + 6.0/18
Tabung 9: X9= 5.0/94 = 0.1607
5.0/94 + 5.0/18
Tabung 10: X10= 6.5/94 = 0.2623
6.5/94 + 3.5/18
Tabung 11: X11= 7.5/94 = 0.3649
7.5/94 + 2.5/18
Tabung 12: X12= 8.5/94 = 0.5204
8.5/94 + 1.5/18
Air
Tabung 1: X1= 9.5/18 = 0.99
9.5/18 + 0.5/94
Tabung 2: X2= 9.3/18 = 0.9858
9.3/18 + 0.7/94
Tabung 3: X3= 9.0/18 = 0.9792
9.0/18 + 1.0/94
Tabung 4: X4= 8.5/18 = 0.9673
8.5/18 + 1.5/94
Tabung 5: X5= 8.0/18 = 0.9543
8.0/18 + 2.0/94
Tabung 6: X6= 7.5/18 = 0.94
7.5/18 + 2.5/94
Tabung 7: X7= 7.0/18 = 0.9242
7.0/18 + 3.0/94
Tabung 8: X8= 6.0/18 = 0.8868
6.0/18 + 4.0/94
Tabung 9: X9= 5.0/18 = 0.8393
5.0/18 + 5.0/94
Tabung 10: X10= 3.5/18 = 0.7377
3.5/18 + 6.5/94
Tabung 11: X11= 2.5/18 = 0.6351
2.5/18 + 7.5/94
Tabung 12: X12= 1.5/18 = 0.4796
1.5/18 + 8.5/94
3. Komposisi campuran (% dan X) pada titik suhu kritis
Suhu kritis 70.5
% Fenol pada suhu kritis = 3.0 x 100% = 30 %
10
X Fenol pada suhu kritis = 3.0/94 = 0.0758
3.0/94 + 7.0/18
5. a. di atas suhu kritis 69.5
F = c – p + 2
F = 2 – 2 + 2 = 2
b. di bawah suhu kritis 68,5
F = c – p + 2
F = 2 – 2 + 2 = 2
PEMBAHASAN
Keseimbangan fase sistem biner dipengaruhi oleh daya larut suatu larutan
semakin kental suatu larutan, maka daya larutnya semakin kecil.
Dua cairan yang bersifat “party miscible” bila dicampur akan memperlihatkan dua
fase campuran (tidak larut sempurna/tidak dalam satu fase).
Sistem ini memperlihatkan keseimbangan fase (1fase-2 fase) yang tergantung
kepada suhu dan konsentrasi daerah kesetimbangan binodal dari sistem campuran
biner.
KESIMPULAN
Tipikal diagram campuran fenol-air memperlihatkan suhu kritis maksimum
beserta luas daerah binodal, daerah keseimbangan fase dari sistem fenol-air akan
berubah bila ditambah komponen ketiga. Perubahan ini dapat
meningkat/menurunkan suhu kritis larutan maksimum dari campuran biner fenol-
air.
DAFTAR PUSTAKA
Buku penuntun praktikum ”Farmasi Fisika”.
Bird, Tony. 1993. Kimia Fisika untuk Universitas. Jakarta : PT Gramedia.
LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA
Disusun Oleh :1. Nella Azwar 07430500462. Mutahhara ansar 07430500473. Herna Tri Maryanti 0743050048
Universitas 17 Agustus 1945 JakartaJalan Sunter Permai Raya, Sunter Agung
Podomoro, Jakarta Utara