kesetimbangan

22
I. Judul Percobaan : Kesetimbangan Kimia II. Hari/Tanggal Percobaan : Kamis, 20 Maret 2014; 09.30 WIB III. Selesai Percobaan : Kamis, 20 Maret 2014; 12.00 WIB IV. Tujuan Percobaan : Mempelajari Kesetimbangan Ion-ion dalam Larutan V. Tinjauan Pustaka Konsep Kesetimbangan Dinamis Pada umumnya reaksi-reaksi kimia tersebut berlangsung dalamarah bolak-balik (reversible), dan hanya sebagian kecil saja yangberlangsung satu arah. Pada awal proses bolak-balik, reaksiberlangsung ke arah pembentukan produk, segera setelah terbentukmolekul produk maka terjadi reaksi sebaliknya, yaitu pembentukanmolekul reaktan dari molekul produk. Ketika laju reaksi ke kanan dan kekiri sama dan konsentrasi reaktan dan produk tidak berubah makakesetimbangan reaksi tercapai. Ketika suatu reaksi kimia berlangsung, laju reaksi dan konsentrasipereaksipun berkurang. Beberapa waktu kemudian reaksi dapatberkesudahan, artinya semua pereaksi habis bereaksi. Namun banyakreaksi tidak berkesudahan dan pada seperangkat

Upload: nihesku

Post on 20-Nov-2015

15 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

dasar teori

TRANSCRIPT

I. Judul Percobaan: Kesetimbangan KimiaII. Hari/Tanggal Percobaan: Kamis, 20 Maret 2014; 09.30 WIBIII. Selesai Percobaan: Kamis, 20 Maret 2014; 12.00 WIBIV. Tujuan Percobaan: Mempelajari Kesetimbangan Ion-ion dalam LarutanV. Tinjauan PustakaKonsep Kesetimbangan Dinamis Pada umumnya reaksi-reaksi kimia tersebut berlangsung dalamarah bolak-balik (reversible), dan hanya sebagian kecil saja yangberlangsung satu arah. Pada awal proses bolak-balik, reaksiberlangsung ke arah pembentukan produk, segera setelah terbentukmolekul produk maka terjadi reaksi sebaliknya, yaitu pembentukanmolekul reaktan dari molekul produk. Ketika laju reaksi ke kanan dan kekiri sama dan konsentrasi reaktan dan produk tidak berubah makakesetimbangan reaksi tercapai. Ketika suatu reaksi kimia berlangsung, laju reaksi dan konsentrasipereaksipun berkurang. Beberapa waktu kemudian reaksi dapatberkesudahan, artinya semua pereaksi habis bereaksi. Namun banyakreaksi tidak berkesudahan dan pada seperangkat kondisi tertentu,konsentrasi pereaksi dan produk reaksi menjadi tetap. Reaksi yangdemikian disebut reaksi reversibel dan mencapai kesetimbangan. Padareaksi semacam ini produk reaksi yang terjadi akan bereaksimembentuk kembali pereaksi. ketika reaksi berlangsung laju reaksi kedepan (ke kanan), sedangkan laju reaksi sebaliknya kebelakang (kekiri) bertambah, sebab konsentrasi pereaksi berkurang dan konsentrasiproduk reaksi semakin bertambah.Kesetimbangan kimia dalah proses dinamis ketika reaksi kedepan dan reaksi balik terjadi pada laju yang sama tetapi pada arah yang berlawanan. Konsentrasi pada setiap zat tinggal tetap pada suhu konstan. Banyak reaksi kimia tidak sampai berakhir, dan mencapai satu titik ketika konsentrasi zat-zat bereaksi dan produk tidak lagi berubah dengan berubahnya waktu. Molekul-molekul tetap berubah dari pereaksi menjadi produk dan dari produk menjadi preaksi, tetapi tanpa perubahan netto konsentrasinya. (Stephen,2002)Kebanyakan reaksi kimia berlangsung secara reversible (dua arah). Ketika reaksi itu baru mulai, proses reversible hanya berlangsung kearah pembentukan produk, namun ketika molekul produk telah terbentuk maka proses sebaiknya yaitu pembentukan molekul reaktan dari molekul produk mulai berjalan. Kesetimbangan kimia tercapai bila kecepatan reaksi tekanan (molekul produk) telah sama dengan kecepatan reaksi ke kiri (pembentukan molekul reaktan) dan konsentrasi reaktan maupun konsentrasi produk tidak berubah-rubah lagi (konstan). Jadi, kesetimbangan kimia merupakan proses yang dinamis. (Purwoko, 2006)Suatureaksikimiadapatberlangsungsecarasempurnajikaterjadisuatukesetimbangandarireaksitersebut.Padasaatsetimbang, kecepatanreaksikekanansamadengankecepatanreaksikekiri. Kesetimbangandapatdipengaruhiolehperubahankonsentrasi, tekanan, volumdantemperatur.Kecepatanreaksikimiapadasuhukonstansebandingdenganhasil kali konsentrasizat yang bereaksi.Reaksikimiabergerakmenujukesetimbangan yang dinamis, di manaterdapatreaktandanproduk, tetapikeduanyatidaklagimempunyaikecenderunganuntukberubah.Kadang-kadangkonsentrasiprodukjauhlebihbesardaripadakonsentrasireaktan yang belumbereaksi di dalamcampurankesetimbangan, sehinggareaksidikatakanreaksi yang sempurna.Dalamsuatukesetimbangansuatularutan, makaapabilajumlahkoefisien di sebelahkirisamadenganjumlahkoefisien di sebelahkanan, faktortekanandan volume tidakmempengaruhipergeserankesetimbangandanjikasuhudinaikkanmakakesetimbanganbergeserkearah yang endotermisdanjikaditurunkanmakakesetimbanganbergeserkearahreaksi yang eksotermis (dalilVant Hoff).Azas Le Chatelier menyatakanBila pada sistem kesetimbangan diadakan aksi, maka sistem akan mengadakan reaksi sedemikian rupa sehingga pengaruh aksi itu menjadi sekecil-kecilnya. Perubahan dari keadaan kesetimbangan semula ke keadaan kesetimbangan yang baru akibat adanya aksi atau pengaruh dari luar itu dikenal dengan pergeseran kesetimbangan.A + B C + DSuatureaksikimiadapatberlangsungsecarasempurnajikaterjadisuatukesetimbangandarireaksitersebut.Kesetimbangandibagimenjadiduamacam, yaitukeseimbanganhomogenydankeseimbanganheterogen.Homogenterdapathanyasatufase,sedangkanheterogenterdapatlebihdarisatufase.Padasaatsetimbang,kecepatanreaksikekanansamadengankecepatanreaksikekiri. Kesetimbanganmerupakankesetimbangandinamis,bukanstatis.Kesetimbangandapatdipengaruhiolehperubahankonsentrasi,tekanan,volume dantemperatur.Dalamhalinikondisireaksimenentukanhasilreaksikesetimbangandalamindustri.Kesetimbangan kimia dinamis tercapai pada saat dua reaksi kimia yang berlawanan terjadi pada tempat dan waktu yang sama dengan laju reaksi yang sama. Ketika sistem mencapai kesetimbangan, jumlah masing-masing spesi kimia menjadi konstan (tidak perlu sama).Kecepatan reaksi kimia pada suhu konstan sebanding dengan hasil kali konsentrasi zat yang bereaksi. Reaksi kimia bergerak menuju kesetimbangan yang dinamis, dimana terdapat reaktan dan produk,tetapi keduanya tidak lagi mempunyai kecenderungan untuk berubah. Kadang-kadang konsentrasi produk jauh lebih besar dari pada konsentrasi reaktan yang belum bereaksi di dalam campuran kesetimbangan, sehingga reaksi dikatakan reaksi yang sempurna.Hukum distribusi atau partisi dapat dirumuskan apabila suatu zat terlarut terdistribusi antara dua pelarut yang tidak dapat campur, maka pada suatu temperature konstan antara kedua pelarut itu, dan angka banding distribusi ini tak bergantung pada spesi molekul lain apapun yang mungkin ada. Dalam kesetimbangan kimia, jika tekanan diperbesar sama dengan volume diperkecil, maka kesetimbangan akan bergeser kearah jumlah koefisien-koefisien gas yang lebih kecil, dan jika tekanan diperkecil sama dengan volume diperbesar maka kesetimbangan akan bergeser kearah jumlah koefisien-koefisien gas yang lebih besar .Secara umum, untuk reaksi kesetimbangan hipotetis berikut :

c da A+ b B cC+ d D, maka

a bPersamaan diatas dirumuskan oleh dua ahli kimia berkebangsaan Norwegia, yaitu Cato Guldberg dan Peter Waage, pada tahun 1864. Persamaan ini merupakan pernyataan matematis dari hukum aksi massa (law of mass action), yang menyatakan bahwa pada reaksi reversibel (bolak-balik, dua arah) yang mencapai keadaan kesetimbangan pada temperatur tertentu, perbandingan konsentrasi reaktan dan produk memiliki nilai tertentu (konstan), yaitu Keq (konstanta kesetimbangan kimia).Dalam suatu kesetimbangan suatu larutan, maka apabila jumlah koefisien di sebelah kiri sama dengan jumlah koefisien di sebelahkanan, faktortekanandan volume tidakmempengaruhipergeserankesetimbangandanjikasuhudinaikkanmakakesetimbanganbergeserkearah yang endotermisdanjikaditurunkanmakakesetimbanganbergeserkearahreaksi yang eksotermis(dalilVant Hoff).

AZAS LE CHATELIERSecara mikroskopik sistem kesetimbangan umumnya pekaterhadap gangguan dari lingkungan. Andaikan sistem yang kitaperhatikan adalah kesetimbangan air-uap, air dalam silinder. Jikavolume sistem diperbesar (tekanan dikurangi) maka sistem berupayamengadakan perubahan sedemikian rupa sehingga mengembalikantekanan ke keadaan semula, yakni dengan menambah jumlah molekulyang pindah ke fasa uap. Setelah kesetimbangan baru dicapai lagi, airyang ada lebih sedikit dan uap air terdapat lebih banyak dari padakeadaan kesetimbangan pertama tadi. Jika kesetimbangan itu ditulisdalam persamaan reaksi :H2O (l) < ====== > H2O (g)Maka kesetimbangan dapat dinyatakan bergeser ke kanan Pergeseran kesetimbangan dapat dipengaruhi oleh faktor luarseperti suhu, tekanan, dan konsentrasi.Henri Louis Le Chatelier (1884) berhasil menyimpulkanpengaruh faktor luar tehadap kesetimbangan dalam suatu azas yangdikenal dengan azas Le Chatelier sebagai berikut: Bila terhadap suatu kesetimbangan dilakukan suatu tindakan (aksi),maka sistem itu akan mengadakan reaksi yang cenderung mengurangi pengaruh aksi tersebut. Secara singkat, azas Le Chatelier dapat dinyatakan sebagai:Reaksi = - AksiArtinya : Bila pada sistem kesetimbangan dinamik terdapat gangguandari luar sehingga kesetimbangan dalam keadaan terganggu atau rusakmaka sistem akan berubah sedemikian rupa sehingga gangguan ituberkurang dan bila mungkin akan kembali ke keadaan setimbang lagi.Cara sistem bereaksi adalah dengan melakukan pergeseran ke kiri atauke kanan.Berikut adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pergeseran kesetimbangan kimia, yaitu :1. Perubahan Konsentrasi Salah Satu ZatApabila dalam sistem kesetimbangan homogen, konsentrasi salah satu zat diperbesar, maka kesetimbangan akan bergeser ke arah yang berlawanan dari zat tersebut.Sebaliknya, jika konsentrasi salah satu zat diperkecil, maka kesetimbangan akan bergeser ke pihak zat tersebut.Contoh: 2SO2(g)+ O2(g)2SO3(g) Bila pada sistem kesetimbangan ini ditambahkan gas SO2, maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan. Bila pada sistem kesetimbangan ini dikurangi gas O2, maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri.

2. Perubahan Volume Atau TekananJika dalam suatu sistem kesetimbangan dilakukan aksi yang menyebabkan perubahan volume (bersamaan dengan perubahan tekanan), maka dalam sistem akan mengadakan berupa pergeseran kesetimbangan.Jika tekanan diperbesar = volume diperkecil, kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah Koefisien Reaksi Kecil.Jika tekanan diperkecil = volume diperbesar, kesetimbangan akan bergeser ke arah jumlah Koefisien reaksi besar.Pada sistem kesetimbangan dimana jumlah koefisien reaksi sebelah kiri = jumlah koefisien sebelah kanan, maka perubahan tekanan/volume tidak menggeser letak kesetimbangan.Contoh: N2(g) + 3H2(g) 2NH3(g)Koefisien reaksi di kanan = 2Koefisien reaksi di kiri = 4 Bila pada sistem kesetimbangan tekanan diperbesar (= volume diperkecil), maka kesetimbangan akanbergeser ke kanan. Bila pada sistem kesetimbangan tekanan diperkecil (= volume diperbesar), maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri.

3. Perubahan Suhu Bila pada sistem kesetimbangan subu dinaikkan, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah yang membutuhkan kalor (ke arah reaksi endoterm). Bila pada sistem kesetimbangan suhu diturunkan, maka kesetimbangan reaksi akan bergeser ke arah yang membebaskan kalor (ke arah reaksi eksoterm).Contoh:2NO(g)+ O2(g) 2NO2(g)= -216 kJ Jika suhu dinaikkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke kiri. Jika suhu diturunkan, maka kesetimbangan akan bergeser ke kanan.

4. PengaruhKatalisKatalisdalamreaksikimiadapatmenurunkanenergiaktivasi, sehinggakecepatanreaksibertambahbesar. Akan tetapitidakmempengaruhibesarnya dan reaksi yang menentukan harga . Dengan demikian katalis tidak menggeserkesetimbangan, melainkankatalishanyamempercepatterjadinyakeadaankesetimbangan.

VI. Alat dan BahanAlat : Tabung reaksi Pipet tetes Gelas kimia 50 mL Rak Tabung reaksiBahan: Fe(NO3)30,1 M K2Cr2O7 NH4OH0,5 M NaH2PO4 KSCN0,002 M/ 0,1 M NaOH0,5 M NaNO30,1 M Pb(NO3)20,2 M NH4Cl0,5 M H2SO4pekat/ 1 M MgCl20,2 M FeSO4jenuh

VII. Alur Kerja

VIII. Hasil pengamatan

IX. Analisis DataPada percobaan pertama yaitu kesetimbangan besi(III) tiosianat (Ronida), 5 mL KSCN 0,002 M dimasukkan ke dalam gelas kimia yang kemudian ditambahkan 2 tetes Fe(NO3)3 0,1 N yang menghasilkan warna jingga, selanjutnya dikocok sampai rata dan didistribusikan secara merata ke dalam 4 tabung reaksi. Tabung reaksi 1 disimpan sebagai pembanding. Tabung reaksi 2 ditambahkan 3 tetes KSCN 1 M (jernih tak berwarna) yang menghasilkan warna merah hati dan pada tabung reaksi 3 ditambahkan 3 tetes Fe(NO3)3 0,1 M (kuning) diperoleh warna orange kemerahan serta pada tabung terakhir yaitu tabung keempat yang ditambahkan 1 butir kecil NaH2PO4 (kristal putih) diperoleh warna putih kekuningan.Reaksinya yaitu:

Pada percobaan kedua yaitu kesetimbangan natrium dikromat, disiapkan dua tabung reaksi yang masing-masing diisi 1 mL K2Cr2O7 0,1 M yang berwarna jingga dan simpan tabung reaksi 1 sebagai pembanding. Pada tabung reaksi 2 ditambakan NaOH 0,5M (jernih tak berwarna) tetes demi tetes hingga terjadi perubahan. Pada percobaan kami, larutan pada tabung reaksi 2 mengalami perubahan pada tetes NaOH ke delapan yang memperoleh warna kuning. Setelah itu ditambahkan HCl 0,5 M sesuai dengan tetes NaOH yaitu delapan yang memperoleh warna jingga. Reaksinya yaitu :

Pada percobaan ketiga yaitu kesetimbangan Mg(OH)2, 2 tabung reaksi yang masing-masing ditambahkan 1 mL MgCl2 0,2 M yang jernih tak berwarna. Pada tabung reaksi 1 ditambahkan 1 mL NH4OH 0,5 M (jernih tak berwarna) yang menghasilkan endapan putih Mg(OH)2 dan membuat larutan keruh. Pada tabung 2 ditambahkan 1 mL NH4OH yang menghasilkan endapan putih Mg(OH)2 dan membuat larutan keruh, kemudian ditambahkan 1 mL NH4Cl (jernih tak berwarna) yang membuat larutan jernih kembali (endapan hilang), namun setelah didinginkan endapan terbentuk kembali.Reaksinya yaitu :

Pada percobaan keempat, 1 mL NaNO3 (jernih tak berwarna) dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang kemudian ditambahkan 1 tetes H2SO4 (jernih tak berwarna) yang memperoleh warna jernih tak berwarna dan 5 tetes FeSO4 jenuh (kuning) yang tetap menghasilkan larutan jernih tak berwarna. Selanjutnya diteteskan 1 tetes H2SO4 pekat memutari tabung yang menghasilkan suatu lapisan di atas cairan. Sebuah cincin coklat terbentuk pada zona persentuhan antara kedua cairan itu. Reaksinya yaitu :

Pada percobaan kelima, 2 mL Pb(NO3)2 0,5 M (jernih tak berwarna) dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 2 tetes H2SO4 pekat 1 M (jernih tak berwarna) yang membuat larutan keruh (+). Setelah itu ditambahkan 1 tetes etanol yang membuat larutan keruh (++) karena terbentuk endapan PbSO4. Selanjutnya larutan tersebut dipanaskan yang membuat larutan jernih karena endapan PbSO4 larut kembali, namun setelah beberapa saat didnginkan endapan yang larut terbentuk kembali.Reaksinya yaitu :

X. PembahasanPada percobaan pertama yaitu kesetimbangan besi(III) tiosianat (Ronida), 5 mL KSCN 0,002 M dimasukkan ke dalam gelas kimia yang kemudian ditambahkan 2 tetes Fe(NO3)3 0,1 N dan dikocok sampai rata yang menghasilkan warna jingga. Hal tersebut dikarenakan ion Fe3+ berada di larutan asam sehingga menghasilkan warna jingga. Selanjutnya didistribusikan secara merata ke dalam 4 tabung reaksi. Tabung reaksi 1 disimpan sebagai pembanding. Tabung reaksi 2 ditambahkan 3 tetes KSCN 1M (jernih tak berwarna) menghasilkan warna merah hati (darah) yang timbul karena terbentuknya suatu kompleks yaitu Fe(SCN)3 yang tak berdisosiasi (Svehla, 1990:263).Pada tabung 2 terjadi peningkatan konsentrasi KSCN yang menyebabkan kesetimbangan bergeser ke kanan (anion SCN- melepas diri membentuk Fe(SCN3)3(aq)). Pada tabung reaksi 3 ditambahkan 3 tetes Fe(NO3)3 0,1 M (kuning) diperoleh warna jingga kemerahan karena mengalami peningkatan konsentrasi Fe(NO3)3yang mengakibatkan kesetimbangan bergeser ke kanan (Fe3+ melepas diri membentuk FeSCN), serta pada tabung terakhir yaitu tabung keempat yang ditambahkan 1 butir kecil NaH2PO4 (kristal putih) diperoleh warna putih kekuningan dikarenakan fosfat pada NaH2PO4 mengganggu larutan disebabkan karena membentuk kompleks-kompleks yang stabil dengan ion besi (III). Pada tabung keempat terjadi penururnan konsentrasi dan kesetimbangan bergeser ke kanan (anion PO42- melepaskan diri membentuk FePO4). Hal tersebut memutihkan larutan karena pembentukan kompleks Fe2PO4 yang lebih stabil. Kesetimbangan pada percobaan ini dipengaruhi oleh konsentrasi zat pereaksi yang ditandai dengan adanya perubahan warna, sesuai dengan azas La Chateller bahwa konsentrasi akan bergeser ke koefisien yang lebih kecil.Reaksinya yaitu:

Pada percobaan kedua yaitu kesetimbangan natrium dikromat, disiapkan dua tabung reaksi yang masing-masing diisi 1 mL K2Cr2O7 0,1 M yang berwarna jingga dan simpan tabung reaksi 1 sebagai pembanding. Pada tabung reaksi 2 ditambakan NaOH 0,5M (jernih tak berwarna) tetes demi tetes hingga terjadi perubahan. Pada percobaan kami, larutan pada tabung reaksi 2 mengalami perubahan pada tetes NaOH ke delapan yang memperoleh warna kuning. Hal ini disebabkan karena pembentukan ion kromat dari ion dikromat setelah penambahan NaOH. Setelah itu ditambahkan HCl 0,5 M sesuai dengan tetes NaOH yaitu delapan tetes yang memperoleh warna jingga karena saat penambahan HCl, ion kromat kembali menjadi ion dikromat. Hal ini membuktikan pada percobaan kedua kesetimbangan dipengaruhi oleh volume.Reaksinya yaitu :

Pada percobaan ketiga yaitu kesetimbangan Mg(OH)2, 2 tabung reaksi yang masing-masing ditambahkan 1 mL MgCl2 0,2 M yang jernih tak berwarna. Pada tabung reaksi 1 ditambahkan 1 mL NH4OH 0,5 M (jernih tak berwarna) yang menghasilkan endapan putih Mg(OH)2 dan membuat larutan keruh. Pada tabung 2 ditambahkan 1 mL NH4OH yang menghasilkan endapan putih Mg(OH)2 dan membuat larutan keruh, kemudian larutan tersebut ditambahkan 1 mL NH4Cl (jernih tak berwarna) yang membuat larutan jernih kembali (endapan hilang) dikarenakan magnesium larut dengan mudah dalam keadaan asam, namun setelah didinginkan endapan terbentuk kembali. Dalam percobaan ini kesetimbangan dipengaruhi oleh volume yang dibuktikan pada tabung 2 yaitu, penambahan NH4OH yang menjadikan larutan keruh dan ketika ditambahkan NH4Cl larutan jernih kembali.Reaksinya yaitu :

Pada percobaan keempat, 1 mL NaNO3 (jernih tak berwarna) dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang kemudian ditambahkan 1 tetes H2SO4 (jernih tak berwarna) yang memperoleh warna jernih tak berwarna dan 5 tetes FeSO4 jenuh (kuning) yang tetap menghasilkan larutan jernih tak berwarna. Selanjutnya diteteskan 10 tetes H2SO4 pekat memutari tabung yang menghasilkan suatu lapisan di atas cairan. Sebuah cincin coklat terbentuk pada zona persentuhan antara kedua cairan itu. Cincin coklat ini disebabkan oleh pembentukan [Fe(NO)]2+. Pada percobaan ini kesetimbangandipengaruhi oleh konsentrasi. Dibuktikan dengan penambahan konsentrasi SO42- yang menyebabkan terbentuknya cincin coklat.Reaksinya yaitu :

Pada percobaan kelima, 2 mL Pb(NO3)2 0,5 M (jernih tak berwarna) dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan 2 tetes H2SO4 pekat 1 M (jernih tak berwarna) yang membuat larutan keruh (+) karena terbentuk endapan putih PbSO4. Setelah itu ditambahkan 1 tetes etanol yang membuat larutan semakin keruh (++). Etanol tersebut akan menurunkan kelarutan sehingga endapan yang terbentuk lebih banyak. Selanjutnya larutan tersebut dipanaskan yang membuat larutan jernih karena endapan PbSO4 larut kembali, namun setelah beberapa saat didinginkan endapan yang larut terbentuk kembali. Pada percobaan ini kesetimbangan dipengaruhi oleh suhu. Dibuktikan ketika larutan dipanaskan endapan larut namun ketika didinginkan endapan terbentuk kembali dan terjadi reaksi eksoterm.Reaksinya yaitu :

XI. KesimpulanBerdasarkanhasilpercobaan yang telahdilakukandapatdiketahuibahwakesetimbangan ion-ion dalamlarutandapatdipengaruhiolehkonsentrasizatpereaksi, volume, dansuhu.

XII. JawabanPertanyaan1. Reaksi sistem kesetimbangan :

Jika 23 gram I2dan 0,5 gram H2dipanaskanpada 450oC sampaikesetimbangantercapai, tentukanberat I2jikaberatmula-mula 8,95 gram. Hitunglahkonsentrasi HI dan H2dalamcampuranitujika volume sistem 1L!Jawaban :H2+I22HIm :0,250,09 -r :0,090,090,18s :0,16 -0,18

2HIH2+I2m :0,07 - -r :0,050,0250,025s :0,020,0250,025Massa I2 = n . Mr= 0,025 mol . 254 gr/mol=6,35 grV sistem = 1 LMHI= nHI / V= 0,02 / 1 = 0,02MMH2= nH2 / V= 0,025 / 1= 0,025 M

2. Sistemkesetimbanganakanbergeser kea rah manabila :a. Volume sistem diperbesarb. Temperatur sistem dinaikkanJawaban :a. Jika volume padasistemdiperbesarmakasistemkesetimbanganakanbergeserkearahproduk.b. Jika temperature padasistemdinaikkanmakasistemkesetimbanganakanbergeserkearahreaksiendoterm.

.

DAFTAR PUSTAKA

Atkins,P.W. 1990. Kimia Fisika Jilid 2 Edisi Keempat. Jakarta : Erlangga.Brady, James E. dan J.R. Holum. 1988. Fundamentals of Chemistry. Edisi 3,New York: Jon Willey & Sons, Inc.Bresnick, Stephen. 2002. Intisari Kimia umum. Jakarta: Erlangga.Keenan, dkk. 1984. Kimia untuk universitas. Jakarta: Erlangga.Purwoko, Agus A. 2006. Kimia Dasar 1. Mataram: Mataram University Press.Sukardjo. 1990. Kimia Anorganik. Jakarta : Rineka Cipta.Svehla,G.1990.Vogel:Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.Jakarta:PT Kalmen Media PusakaSyukri. 1999. Kimia Dasar 1. Bandung: ITB.Tim Kimia Dasar. 2014. Penuntun Praktikum Kimia Dasar Lanjut. Surabaya : UNESA.Tony, Bird. 1987. Kimia Fisika untuk Universitas. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama