kesehatan ternak kambing
DESCRIPTION
kesehatan ternak kambingTRANSCRIPT
![Page 1: kesehatan ternak kambing](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082315/577c83831a28abe054b53c55/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Usaha ternak kambing merupakan salah satu usaha yang cukup
menjanjikan, disamping perawatannya yang cukup mudah, serta ketersediaan
pakan yang bisa didapatkan dari dedaunan maupun rerumputan yang banyak
terdapat di lingkungan sekitar, kambing juga mudah untuk dibudidayakan baik
untuk konsumsi ataupun dari segi penjualannya. Namun, usaha ternak
kambing akan mengalami sedikit kendala ketika kambing-kambing tersebut
terinfeksi oleh berbagai penyakit.
Salah satu kendala yang dapat mempengaruhi percepatan
pengembangan ternak kambing adalah penyakit. Penyakit tidak hanya
mengakibatkan kerugian ekonomi karena menurunnya produktivitas ternak
bahkan kematian, namun dapat pula menimbulkan dampak negatif yang lain
yaitu menurunnya minat peternak untuk mengembangkan usahanya.
Ternak kambing memang dikenal sebagai ternak yang sangat sporadis
terserang penyakit. Namun demikian, bukan mustahil juga ternak ini
menderita penyakit. Pada umumnya, penyakit-penyakit yang biasa menyerang
ternak kambing lebih sering diakibatkan oleh peternaknya sendiri. Melalui
penerapan manajemen pengendalian penyakit yang dilakukan secara
berkelanjutan, diharapkan dampak negatif dari penyakit ternak kambing dapat
diminimalkan.
2. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
manajemen pengendalian dan penanggulangan penyakit pada ternak kambing
serta untuk mengetahui jenis – jenis penyakit pada ternak kambing dan cara
penanggulangannya.
![Page 2: kesehatan ternak kambing](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082315/577c83831a28abe054b53c55/html5/thumbnails/2.jpg)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Penyakit Ternak Kambing
Pengetahuan tentang penyakit pada ternak kambing memang perlu
dikuasai oleh peternak. Banyak jenis penyakit yang sering menyerang
kambing. Meskipun kambing budidaya jarang sakit, bukan berarti kambing
budidaya tidak bisa sakit. Dengan dasar pengetahuan yang dimiliki, peternak
akan mampu mengatasi penyakit yang mucul (Yudi Effriansyah, 2012).
Penyakit merupakan salah satu hambatan yang perlu diatasi dalam
usaha ternak kambing. Penyakit-penyakit yang dijadikan prioritas untuk
diatasi dalam usaha ternak kambing adalah penyakit parasiter, terutama
skabies dan parasit saluran pencernaan (nematodiasis). Sementara itu, untuk
penyakit bakterial terutama anthrax, pink eye, dan pneumonia. Penyakit viral
yang penting adalah orf, dan penyakit lainnya (penyakit non infeksius) yang
perlu diperhatikan adalah penyakit diare pada anak ternak, timpani (kembung
rumen) dan keracunan sianida dari tanaman (Gregory, 1983).
Masalah kesehatan ternak pada ternak kambing juga dapat disebabkan
oleh tidak cukupnya nutrisi yang masuk ke dalam tubuh. Ternak kambing
tidak akan tumbuh maksimal bila pakan kurang baik atau kurang menerima
nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan air yang tidak
seimbang. Tidak cukupnya nutrisi dapat mengakibatkan penyakit seperti grass
tetany, milk fever, ketosis, white muscle dissease. Selain itu pakan yang
kurang akan menimbulkan masalah parasit, gangguan pencernaan, kegagalan
reproduksi dan penurunan produksi pada ternak kambing (Agung Purnomoadi,
2003). Beberapa faktor yang menyebabkan ternak sakit antara lain faktor
mekanis, termis, kekurangan nutrisi, pengaruh zat kimia, dan faktor
lingkungan (Subronto, 2003).
Menurut Jakes (2011), menyatakan bahwa secara umum penyakit
kambing dibagi ke dalam 4 (empat) kelompok besar berdasarkan
penyebabnya, yaitu :
![Page 3: kesehatan ternak kambing](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082315/577c83831a28abe054b53c55/html5/thumbnails/3.jpg)
a. Penyakit bakterial (disebabkan oleh bakteri) ;
b. Penyakit viral (disebabkan oleh virus) ;
c. Penyakit parasitik (disebabkan oleh parasit) ;
d. Penyakit metabolisme (disebabkan oleh gangguan metabolisme).
2. Manajemen Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Pada Ternak
Kambing
Penanganan kesehatan merupakan salah satu hal yang memiliki
peranan penting dalam usaha ternak kambing. Adapun upaya yang dilakukan
untuk menjaga kesehatan ternak meliputi tindakan karantina, pemeriksaan
kesehatan harian, penanganan kesehatan hewan, pemotongan kuku, desinfeksi
kandang, kontrol ektoparasit, pemberian vaksin, pemberian obat cacing,
biosecurity maupun otopsi (Gregory, 1983).
Manajemen penanggulangan penyakit pada ternak dapat diartikan
sebagai proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan dan
pengendalian faktor-faktor produksi melalui optimalisasi sumberdaya yang
dimilikinya agar produktivitas ternak dapat dimaksimalkan, kesehatan ternak
dapat dioptimalkan dan kesehatan produk hasil ternak memiliki kualitas
kesehatan sesuai dengan standar yang diinginkan (Agung Purnomoadi, 2003).
Menurut Yudi Effriansyah (2012), menyatakan bahwa manajemen
kesehatan ternak harus melalui suatu proses yang sistematis. Melalui
penerapan manajemen kesehatan ternak yang dilakukan secara berkelanjutan,
diharapkan dampak negatif dari penyakit ternak dapat diminimalkan.
Faktor kesehatan ternak sangat menentukan keberhasilan kita di dalam
suatu usaha peternakan. Oleh karena itu menjaga kesehatan ternak harus
menjadi salah satu prioritas utama disamping kualitas makanan ternak dan tata
laksana yang memadai.
Sanitasi kandang ternak kambing merupakan usaha dalam rangka
membebaskan kandang dari bibit-bibit penyakit maupun parasit lainnya
dengan mengunakan obat-obatan pengendali seperti disinfectan pada dosis
yang dianjurkan. Tindakan ini harus dilakukan secara rutin pada kandang yang
![Page 4: kesehatan ternak kambing](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082315/577c83831a28abe054b53c55/html5/thumbnails/4.jpg)
akan ditempati oleh ternak. Jika ternak mengalami sakit dikandang, maka
harus dipilih jenis disinfectan pada dosis yang lebih tinggi agar penyakit yang
sama tidak menyerang pada penyakit yang lain. Sanitasi dapat menjamin
ternak lebih sehat, sebab lingkungan yang kotor dapat memancing bibit
penyakit. Sanitasi terhadap kandang harus dilakukan secara menyeluruh, yakni
terhadap lingkungan sekitar dan terhadap peralatan yang berhubungan dengan
ternak. Lingkungan yang kotor dan tidak terurus merupakan media yang baik
bagi berbagai jenis serangga penyebar penyakit. Kutu dan caplak penghisap
darah dapat bersarang dicelah-celah kandang sehingga merupakan sasaran
utama dalam melakukan sanitasi (Ludgate, 2006).
![Page 5: kesehatan ternak kambing](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082315/577c83831a28abe054b53c55/html5/thumbnails/5.jpg)
BAB III
PEMBAHASAN
Faktor kesehatan ternak sangat menentukan keberhasilan kita di dalam
usaha peternakan kambing. Oleh karena itu menjaga kesehatan ternak kambing
yang dipelihara harus menjadi salah satu prioritas utama disamping kualitas
makanan dan tata laksana yang memadai.
Pengendalian dan pencegahan penyakit pada ternak kambing dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut:
1. Tindakan Karantina
Ternak kambing yang baru tiba di lokasi peternakan jangan langsung
ditempatkan pada kandang/ tempat pemeliharaan permanent, tetapi tempatkan
dahulu pada kandang sementara untuk proses adaptasi yang memerlukan
waktu sekitar beberapa minggu. Dalam proses adaptasi, ternak kambing
diamati terhadap penyakit cacing (dengan memeriksa fesesnya), penyakit orf,
pink eye, kudis, diare, dan sebagainya. Apabila positif terhadap penyakit
tertentu segera diobati dan lakukan isolasi. Dalam adaptasi ini juga termasuk
adaptasi terhadap jenis pakan yang akan digunakan dalam usaha ternak
kambing. Pada adaptasi ini biasanya harus disiapkan berbagai obat-obatan
untuk mengantisipasi terhadap kemungkinan timbulnya berbagai penyakit.
Setelah 7 - 21 hari ternak kambing dalam keadaan sehat, maka siap untuk
dipindahkan dalam kandang utama.
Tujuan dari karantina adalah untuk memastikan ternak yang baru
datang dari luar wilayah peternakan terbebas dari penyakit. Kandang karantina
harus terletak agak jauh dari lokasi perkandangan ternak lainnya, hal ini
bertujuan untuk menghindari penularan penyakit oleh ternak yang baru di
datangkan.
![Page 6: kesehatan ternak kambing](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082315/577c83831a28abe054b53c55/html5/thumbnails/6.jpg)
2. Pemeriksaan Kesehatan Harian
Pengamatan kesehatan harian dilakukan setiap hari yaitu pada pagi dan
sore hari. Pengamatan kesehatan harian ini bertujuan untuk memantau kondisi
kesehatan ternak kambing dan mengetahui ada tidaknya abnormalitas,
sehingga jika ditemukan ternak kambing yang sakit atau mengalami kelainan
dapat segera ditangani. Pada pagi hari pemeriksaan kesehatan ternak
dilakukan sebelum kandang dibersihkan. Sedangkan pada sore hari,
pemeriksaan dilakukan sesudah ternak kambing diberi makan.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan
pemeriksaan kesehatan harian ternak kambing antara lain nafsu makan,
mengamati keadaan sekitar ternak (mengamati feses, urin, dan keadaan sekitar
kandang apakah terdapat bercak-bercak darah atau tidak), mengamati keadaan
tubuh ternak normal atau tidak (bisa dilihat dari hidung, kejernihan mata,
telinga dan bulu ternak), mengamati cara ternak berdiri atau bergerak, ada
tidaknya luka atau pembengkakan serta ada atau tidaknya eksudat pada luka.
Adanya pengamatan kesehatan harian diharapkan abnormalitas yang
ada dapat ditangani sesegera mungkin dan apabila ada ternak kambing yang
sakit dapat segera diobati. Saat pengamatan kesehatan harian juga dilakukan
recording atau pencatatan abnormalitas yang terjadi sehingga terdapat data
yang lengkap mengenai riwayat penyakit yang pernah di alami oleh ternak
kambing yang dipelihara.
3. Penanganan Kesehatan
Penanganan kesehatan pada ternak kambing bertujuan untuk
melakukan pemeriksaan dan penanganan medis pada ternak yang sakit
sehingga ternak yang sakit secepatnya dapat ditangani sesuai dengan gejala
klinis yang timbul. Penanganan kesehatan dilakukan saat ditemukan adanya
kelainan atau gejala klinis yang terlihat pada ternak kambing setelah dilakukan
pemeriksaan kesehatan harian.
![Page 7: kesehatan ternak kambing](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082315/577c83831a28abe054b53c55/html5/thumbnails/7.jpg)
4. Pemeriksaan Klinis
Ternak kambing yang terlihat menunjukkan adanya gejala klinis maka
akan dilakukan pemeriksaan klinis. Pemeriksaan klinis tersebut dilakukan
sebelum pengobatan. Pemeriksaan klinis dapat dilakukan didalam dan diluar
kandang (di kandang jepit).
5. Pengobatan
Pengobatan dilakukan apabila telah ditemukan ternak kambing yang
didiagnosa sakit berdasarkan pemeriksaan klinis. Pengobatan ternak terhadap
ternak kambing dilakukan sesuai diagnosa yang telah ditentukan, dengan dosis
obat yang telah diperhitungkan sesuai kebutuhan ternak tersebut. Ternak
kambing yang sakit diistirahatkan di kandang karantina hingga ternak tersebut
sehat.
6. Pemberian Vitamin
Pemberian vitamin pada ternak kambing dilakukan secara rutin
sebulan sekali. Vitamin yang diberikan antara lain adalah vitamin A, D, dan E.
Pemberian vitamin dilakukan untuk menjaga kondisi kesehatan ternak
kambing sehingga produkstifitasnya terjaga.
7. Pemotongan Kuku
Pemotongan kuku pada ternak kambing umumnya dilakukan secara
rutin yaitu setiap 6 (enam) bulan sekali. Tetapi apabila ditemukan masalah
seperti ternak kambing yang kukunya sudah panjang atau antara kuku luar dan
dalam panjangnya tidak seimbang maka pemotongan kuku dapat dilakukan
sewaktu-waktu sesuai kondisi ternak tersebut. Kegiatan ini bertujuan untuk
mengembalikan posisi normal kuku, membersihkan kotoran pada celah kuku,
menghindari pincang, mempermudah pada saat penampungan dan deteksi dini
terhadap laminitis dan kemungkinan terjadinya infeksi pada kuku.
Kuku harus mendapat perhatian terutama pada ternak yang selalu
berada di dalam kandang. Hal ini dapat menyebabkan kuku menjadi lebih
![Page 8: kesehatan ternak kambing](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082315/577c83831a28abe054b53c55/html5/thumbnails/8.jpg)
lunak karena sering terkena feses dan urine serta luka akibat terperosok dalam
selokan pembuang kotoran yang menyebabkan infeksi busuk kuku. Alat-alat
yang digunakan adalah mesin potong kuku, kama gata teito (pisau pemotong
kuku), rennet, gerinda, mistar ukur, dan tali hirauci. Bahan dan obat-obatan
yang diperlukan adalah perban, kapas, Providon iodine, Gusanex, antibdiotik,
antiinflamasi, dan salep.
8. Desinfeksi Kandang
Desinfeksi kandang dilakukan setiap dua kali dalam sebulan dengan
menggunakan sprayer yang telah terisi larutan desinfektan dan disemprotkan
ke seluruh lantai, dinding, palungan dan halaman kandang. Tujuan dari
desinfeksi kandang adalah untuk mengendalikan populasi mikroorganisme
yang berpotensi menimbulkan penyakit sehingga merugikan kesehatan ternak
kambing. Kegiatan desinfeksi dapat menggunakan desinfektan Bestadest
dengan dosis 2,5 s/d 5 ml/liter (untuk 4m2) atau Benzaklin dengan dosis 60
ml/10 liter air disemprotkan keseluruh lantai, dinding, halaman kandang, dan
kuku ternak kambing.
9. Kontrol Ektoparasit
Ektoparasit adalah parasit yang hidupnya menumpang pada bagian luar
atxau permukaan tubuh inangnya, seperti berbagai jenis serangga (lalat, dll)
serta jenis akari (caplak, tungau dll). Keberadaan ektoparasit akan
mengakibatkan ternak kambing merasa tidak nyaman, sehingga nafsu makan
menurun dan akan berdampak pada kualitas produksi ternak kambing. Oleh
karena itu penyemprotan anti ektoparasit sangat penting dalam agenda
pencegahan penyakit. Penyemprotan anti ektoparasit merupakan suatu
tindakan pengendalian terhadap parasit-parasit dari luar tubuh yang dapat
mengganggu kesehatan ternak kambing. Ektoparasit dapat menyebabkan stres
pada ternak kambing, serta dapat bertindak sebagai vektor mekanik maupun
biologis penyakit ternak.
![Page 9: kesehatan ternak kambing](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082315/577c83831a28abe054b53c55/html5/thumbnails/9.jpg)
Penyemprotan anti ektoparasit dilakukan secara rutin setiap sebulan
sekali menggunakan sunschin dengan obat anti ektoparasit cyperkiller 25 WP
(25% Cypermethrin dengan dosis 30 gr/50 liter air) dan disemprotkan ke
bagian tubuh ternak, seperti bagian perut, pantat, kaki dan punggung.
Penyemprotan anti ektoparasit dilakukan sebaiknya tidak mencemari pakan,
tempat pakan, dan air minum.
10. Biosecurity
Menurut Winkel (1997) biosekurity merupakan suatu sistem untuk
mencegah penyakit baik klinis maupun subklinis, yang berarti sistem untuk
mengoptimalkan produksi ternak secara keseluruhan, dan merupakan bagian
untuk mensejahterakan hewan (animal welfare). Biosecurity adalah semua
tindakan yang merupakan pertahanan pertama untuk pengendalian wabah dan
dilakukan untuk mencegah semua kemungkinan kontak/ penularan dengan
peternakan tertular dan penyebaran penyakit (Dwicipto, 2010) .
Biosecurity merupakan tindakan perlindungan terhadap ternak
kambing dari berbagai bibit penyakit (bakteri dan virus) melalui pengamanan
terhadap lingkungannya dan orang atau individu yang terlibat dalam siklus
pemeliharaan yang dimaksud. Tujuannya yaitu supaya bibit penyakit (bakteri
dan virus) yang terbawa dari luar tidak menyebar dan menginfeksi ternak
kambing.
Tindakan biosecurity meliputi :
a. Lokasi peternakan kambing harus terbebas dari gangguan binatang liar
yang dapat merugikan.
b. Melakukan desinfeksi dan penyemprotan insektisida terhadap serangga,
lalat, nyamuk, kumbang, belalang disetiap kandang secara berkala.
c. Segera mengeluarkan ternak yang mati untuk diotopsi lalu dikubur atau
dimusnahkan.
![Page 10: kesehatan ternak kambing](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082315/577c83831a28abe054b53c55/html5/thumbnails/10.jpg)
11. Pemberian Obat Cacing
Pemberian obat cacing secara per oral dan dilakukan terhadap seluruh
ternak kambing setiap pergantian musim. Ternak kambing yang mengidap
parasit cacing sulit diprediksi bila dilihat dari kondisi fisiknya sehingga untuk
mengantisipasi terjadinya infeksi dan berkembang biaknya cacing dalam
tubuh ternak maka diperlukan pemberian obat cacing. Dosis yang diberikan
terhadap ternak kambing ialah menurut berat badannya. Pemberian obat
cacing dilakukan terhadap seluruh ternak kambing setiap 6 bulan sekali.
PENYAKIT PADA KAMBING
Penyakit pada kambing banyak macamnya, dibawah ini akan coba
dipaparkan sebagian yang paling sering menyerang ternak kambing.
1. Bloat (Kembung)
Kambing yang terjangkit ini biasanya dikarenakan terlalu banyak
mengkonsumsi pakan hijauan terutama legum yang masih muda atau rumput
yang berembun (basah), sehingga akan menimbulkan produksi gas yang
berlebih dalam perut kambing.
Ciri/gejala :
a. Bagian perut kembung, saat diraba terasa keras dan ternak merasa sakit
b. Susah dalam proses buang air besar
c. Saat berbaring kambing akan mengalami kesulitan untuk berdiri kembali.
d. Bernafas secara cepat
Pencegahan:
Untuk pencegahan bisa di lakukan langkah-langkah sebisa mungkin
kambing tidak memakan legum yang masih muda atau perlu dilayukan dulu,
atau tidak digembalakan pada pagi hari.
Pengobatan:
Pengobatan pada bloat/kembung agak susah, yang jelas harus bisa
mengeluarkan sebanyak mungkin gas dari dalam rumen atau dengan obat-
![Page 11: kesehatan ternak kambing](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082315/577c83831a28abe054b53c55/html5/thumbnails/11.jpg)
obat kembung yang bisa dibeli di apotik, atau jika masih tidak berhasil
hubungi dokter hewan.
2. Cacingan
Penyakit cacingan sering terjadi pada kambing. Disebabkan oleh
parasit internal pada saluran pencernaan kambing. Banyak sekali jenis cacing
yang dapat menimbulkan cacingan pada kambing, antara lain Trichuris sp.,
Oestophagostomum sp., dll.
Ciri/Gejala :
a. Kambing kurus, lemah
b. Nafsu makan berkurang
c. Bulu serasa kasar dan berdiri, kusam atau bahkan rontok
d. Perut buncit dan kepala agak sering terkulai
e. Umumnya ditambah diare
Pencegahan:
Pencegahan yang dapat dilakukan, antara lain dengan menjaga sanitasi
dan kebersihan kandang.
Pengobatan:
Kambing yang terkena cacingan dapat diobati dengan pemberian obat
cacing secara teratur.
3. Scabies
Penyebab penyakit ini adalah ektoparasit, yaitu Sarcoptes Scabiei.
Ciri/Gejala :
a. Kambing kurus
b. Terdapat bercak merah pada kulit, bersisik dan gatal.
c. Bulu rontok
Pencegahan:
Pencegahan yang biasanya dilakukan, antara lain kandang dan ternak
(kambing) sebisa mungkin selalu bersih dan steril, dan isolasi bagi ternak
yang terinfeksi penyakit tersebut.
![Page 12: kesehatan ternak kambing](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082315/577c83831a28abe054b53c55/html5/thumbnails/12.jpg)
Pengobatan :
Mencukur bulu pada bagian yang terjangkit dan pemberian anti
parasit seperti Ivomec bagi ternak terinfeksi.
4. Orf (Dakangan)
Penyebabnya adalah kambing terkena rumput yang berbulu atau debu
dari konsentrat ketika makan kemudian timbul infeksi.
Ciri/Gejala : Adanya benjolan dan keropeng hitam pada sekitar mulut.
Pencegahan : penyakit ini dapat dikendalikan dengan program vaksinasi
Pengobatan : pengobatan penyakit ini, yaitu dengan membuat luka baru pada
keropeng dan beri preparat iodium dan suntik dengan antibiotik.
5. Penyakit Mulut Dan Kuku (PMK) atau Apthae Epizootica (AE)
Penyebab penyakit ini adalah virus dan menular melalui kontak
langsung melalui air kencing, susu, air liur, dan benda lain yang tercemar
virus AE.
Ciri/Gejala :
a. Rongga mulut, lidah, dan telapak kai atau kikil melepuh serta terdapat
tonjolan bulat berisi cairan yang bening
b. Demam atau panas, terkadang suhu badan menurun drastis dan tidak stabil
c. Nafsu makan menurun bahkan tidak mau makan sama sekali
d. Keluarnya air liur yang berlebihan.
Pencegahan dan pengobatan: Dilakukan dengan cara vaksinasi serta pada
kambing yang terinfeksi diisolasi dan diobati secara terpisah dengan kambing
lain.
6. Mastitis
Mastitis merupakan peradangan pada kambing ataupun puting yang
sangat sering dijumpai pada ternak kambing perah, penyakit ini sangat
merugikan peternak karena dapat mengurangi jumlah produksi susu dan susu
yang di hasilkan kurang baik kualitasnya. Mastitis sering kali diakibatkan oleh
![Page 13: kesehatan ternak kambing](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082315/577c83831a28abe054b53c55/html5/thumbnails/13.jpg)
infeksi bakteri staphylococcus aureus ataupun saat proses pemerahan yang
kurang sempurna sehingga susu belum sepenuhnya habis pada sa'at
pemerahan berlangsung.
Mastitis dibagi menjadi 2 yaitu klinis dan subklinis, kejadian mastitis
subklinis merupakan yang paling sering terjadi di Indonesia karena tidak
menimbulkan gejala klinis tetapi hanya menyebabkan penurunan produksi
susu.
Pecegahan dan pengobatan: Dapat dilakukan dengan pemberian antibiotika
intra-mammary yang disertai dengan perbaikan proses pemerahan.
7. Kuku Busuk
Penyakit ini menyerang kambing yang dipelihara dalam kandang yang
basah dan kotor.
Ciri/Gejala :
a. Sekitar celah kuku bengkak dan mengeluarkan cairan putih keruh
b. Terkelupasnya kulit kuku
c. Muncul benjolan yang menimbulkan rasa sakit
d. Lamenes / pincang dan akhirnya kambing mengalami kelumpuhan.
Pencegahan dan Pengobatan:
Pencegahan dan pengobatan dapat di lakukan dengan cara memotong kuku
pada ternak, kemudian bisa disiram dengan alkohol supaya kuman dan bakteri
pada bagian terinfeksi mati, perban kaki kambing tersebut dan hindarkan
kambing pada tempat-tempat kotor.
![Page 14: kesehatan ternak kambing](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082315/577c83831a28abe054b53c55/html5/thumbnails/14.jpg)
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan uraian-uraian tersebut, manajemen penanggulangan penyakit
pada ternak kambing merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari usaha
ternak kambing. Upaya yang dilakukan untuk menjaga kesehatan ternak kambing
meliputi tindakan karantina, pemeriksaan kesehatan harian, penanganan kesehatan
hewan, pemotongan kuku, desinfeksi kandang, kontrol ektoparasit, pemberian
vaksin, pemberian obat cacing, serta biosecurity.