kesehatan kerja

19
KESEHATAN KERJA Belajar tentang K3 tentu saja harus berorientasi pada implementasi/penerapan di area kerja. Secara konseptual Keselamatan & kesehatan kerja muncul berdasarkan konsep "triangle factor" Implementasi mengenai keselamatan & kesehatan kerja secara praktis dirancang melalui suatu sistem yang dinamakan dengan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan Kerja (SM-K3) atau dalam paradigma modern dikenal dengan istilah "HSE / SHE " (Health Safety & Environment). Setiap perusahaan idealnya wajib menerapkan sistem manajemen K3 yang terintegrasi dan sistematis untuk menjamin faktor resiko terhadap keselamatan & kesehatan di lingkungan kerja. Penerapan sistem manajemen K3 dimulai dari: Pembentukan komitmen Komitmen merupakan modal utama dalam penerapan K3 secara riil mengenai arti penting keselamatan & kesehatan kerja. Pembentukan komitmen tentang arti pentingnya K3 harus dimulai dari level TOP MANAGEMENT supaya penerapan sistem K3 berjalan efektif dan optimal. Sesuai dengan UU No 1 tahun 1970 dijelaskan bahwa unsur pimpinan (direktur) bertanggungjawab untuk melaksanakan keselamatan & kesehatan kerja. Unsur

Upload: yuliana-dewi-rushita-sari

Post on 02-Feb-2016

13 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

K3

TRANSCRIPT

Page 1: KESEHATAN KERJA

KESEHATAN KERJA

Belajar tentang K3 tentu saja harus berorientasi pada implementasi/penerapan di area

kerja. Secara konseptual Keselamatan & kesehatan kerja muncul berdasarkan konsep "triangle

factor"

Implementasi mengenai keselamatan & kesehatan kerja secara praktis dirancang

melalui suatu sistem yang dinamakan dengan Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan

Kerja (SM-K3) atau dalam paradigma modern dikenal dengan istilah "HSE / SHE " (Health

Safety & Environment).  Setiap perusahaan idealnya wajib menerapkan sistem manajemen K3

yang terintegrasi dan sistematis untuk menjamin faktor resiko terhadap keselamatan &

kesehatan di lingkungan kerja.  Penerapan sistem manajemen K3 dimulai dari:

Pembentukan komitmen

Komitmen merupakan modal utama dalam penerapan K3 secara riil mengenai arti

penting keselamatan & kesehatan kerja. Pembentukan komitmen tentang arti pentingnya K3

harus dimulai dari level TOP MANAGEMENT supaya penerapan sistem K3 berjalan efektif

dan optimal.  Sesuai dengan UU No 1 tahun 1970 dijelaskan bahwa unsur pimpinan (direktur)

bertanggungjawab untuk melaksanakan keselamatan & kesehatan kerja.  Unsur pimpinan inilah

yang nantinya diharapkan mampu membuat kebijakan-kebijakan yang positif tentang K3 dan

mampu menggerakan aspek-aspek penunjang/fasiltas sampai dengan karyawan-karyawan level

bawah untuk menjalankan fungsi K3 untuk mencapai "ZERO ACCIDENT"

Perencanaan

Page 2: KESEHATAN KERJA

Perencanaan disini dimaksudkan sebagai dasar penerapan program kerja K3 yang

nantinya akan dilaksanakan secara menyeluruh oleh seluruh karyawan.  Dalam menentukan

program kerja K3, idealnya komite K3 melakukan assessment di area kerja mengenai maslah-

masalah K3 di perusahaan tersebut.  Cara mudah biasanya menggunakan teknik.tools berupa

HIRARC (High Identification Risk Assessment & Risk Control), yaitu suatu cara/teknik

mengidentifikasi potensi-potensi bahaya yang kemungkinan bisa menimbulkan kecelakaan

kerja/penyakit kerja dan melakukan langkah penanggulangan sebagai kontrol/preventif.  Dapat

dilakukan dengan identifikasi potensi, penilaian faktor resiko dan pengendalian faktor resiko.

Pengorganisasian

Bentuk komitmen dari pimpinan perusahaan selain melalui kebijakan tertulis, dapat

juga memfasilitasi pembentukan komite K3 yang khusus menangani permasalahan K3 yang

terdiri dari berbagai wakil dari divisi yang terlibat sesuai dengan kompetensinya masing-

masing.  

Selain itu yang paling penting untuk menggerakan orhganisasi/komite K3 tersebut diperlukan

seorang "ahli K3" yaitu seseorang yang berkompeten di bidang K3 yang telah tersertifikasi

sebagai ahli K3.  Mengapa demikian? karena dala penerapan program kerja serta aktivitas-

aktivitas K3 tidak bisa lepas dari visi dan misi ahli K3 tersebut yang mampu menggerakan

jalannya oranisasi kerja.  Efektivitas komite K3 tentu saja diperhitungkan dari penerapan

program-program K3 yang tersistematis dan mendapatkan support dari seluruh level karyawan.

Penerapan

Penerapan K3 tentu saja berkaitan dengan pelaksanaan aktivitas program-program kerja

K3 secara optimal.  Harus disertai evidence serta bukti-bukti lapangan mengenai penerpan

program kerja tersebut.  Contoh program kerja yang bisa dilakukan yaitu semacam safety

Page 3: KESEHATAN KERJA

campaign, safety sign, safety training, safety talk, safety for visitor, safety for contractor,

simulasi & evakuasi, safety alert, dll.

Pengendalian

Setiap penerapan program-program K3 harus dilakukan pelaporan sebagai bukti

evidence sehingga dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dilakukan perbaikan secara

bertahap.  Pelaporan K3 harus disusun secara rapi sebagai penunjang administrasi K3 yang

terintegrasi.

Evaluasi

Proses evaluasi memang sangat diperlukan sebagai bentuk pengukuran efektivitas

program/oenerapan K3 sudah sedemikian efektif atau belum.  Secara praktis biasanya dibentuk

suati tim auditor untuk melakukan audit dan verifikasi mengenai penerapan yang dijalankan

mengenai sistem manajemen K3.

 Faktor alat juga mempengaruhi kesehatan kerja. Jika tidak dapat berfungsi

sebagaimana yang diharapkan sepertikurangnya perawatan peralatan kerja, karyawan kurang

memiliki kemampuan terhadap perlatan yang digunakan, peralatan yang tidak standar,

kurangnya jumlah peralatan kerja sehingga karyawan memanfaatkan peralatan yang ada dan

kurang memadai, penyalahngunaan peralatan, peralatan kerja sudah usang, dan sebagainya. Itu

juga akan menyebabkan kecelakaan kerja.

Maka dari itu perlu diketahui apa sebenarnya tujuan dari kesehatan kerja. Tujuan

kesehatan kerja antara lain:Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan

pekerjaan untuk kesejahteraan hidup & peningkatan produksi & produktivitas nasional,

menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja, sumber produksi

dipelihara & dipergunakan secara aman & efisien, pencegahan penyakit akibat kerja,

Page 4: KESEHATAN KERJA

penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, peningkatan pelayanan kesehatan bagi

tenaga kerja informal dan keluarganya yang belum terjangkau pelayanan kesehatan kerja

( underserverd).

A. DEFINISI

1. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja

a. Kesehatan Kerja

Pengertian sehat senantiasa digambarkan sebagai suatu kondisi fisik, mental dan sosial

seseorang yang tidak saja bebas dari penyakit atau gangguan kesehatan melainkan juga

menunjukan kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan dan pekerjaannya.

Paradigma baru dalam aspek kesehatan mengupayakan agar yang sehat tetap sehat dan bukan

sekedar mengobati, merawat atau menyembuhkan gangguan kesehatan atau penyakit. Oleh

karenanya, perhatian utama dibidang kesehatan lebih ditujukan ke arah pencegahan terhadap

kemungkinan timbulnya penyakit serta pemeliharaan kesehatan seoptimal mungkin.

Status kesehatan seseorang, menurut blum (1981) ditentukan oleh empat faktor yakni :

1.      Lingkungan, berupa lingkungan fisik (alami, buatan) kimia (organik / anorganik,

logam berat, debu), biologik (virus, bakteri, microorganisme) dan sosial budaya

(ekonomi, pendidikan, pekerjaan).

2.      Perilaku yang meliputi sikap, kebiasaan, tingkah laku.

3.      pelayanan kesehatan: promotif, perawatan, pengobatan, pencegahan kecacatan,

rehabilitasi, dan

4.      genetik, yang merupakan faktor bawaan setiap manusia.

“pekerjaan mungkin berdampak negatif bagi kesehatan akan tetapi sebaliknya pekerjaan

dapat pula memperbaiki tingkat kesehatan dan kesejahteraan pekerja bila dikelola

Page 5: KESEHATAN KERJA

dengan baik. Demikian pula status kesehatan pekerja sangat mempengaruhi

produktivitas kerjanya. Pekerja yang sehat memungkinkan tercapainya hasil kerja yang

lebih baik bila dibandingkan dengan pekerja yang terganggu kesehatannya”.

Menurut Suma’mur (1976) Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu

kesehatan/kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja/ masyarakat

pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun

sosial dengan usaha preventif atau kuratif terhadap penyakit/ gangguan kesehatan yang

diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap penyakit umum.

Konsep kesehatan kerja dewasa ini semakin banyak berubah, bukan sekedar “kesehatan

pada sektor industri” saja melainkan juga mengarah kepada upaya kesehatan untuk semua

orang dalam melakukan pekerjaannya (total health of all at work).

TUGAS POKOK PROGRAM KESEHATAN KERJA

Tugas Pokok Program Kesehatan Kerja

1.      Pemeriksaan kesehatan TK (awal, berkala, khusus)

2.      Pembinaan & pengawasan atas penyesuaian pekerjaan thd. TK.

3.      Pembinaan & pengawasan terhadap lingkungan kerja.

4.      Pembinaan & pengawasan perlengkapan sanitair.

5.      Pembinaan & pengawasan perlengkapan kesehatan TK.

6.      Pencegahan dan pengobatan thd. penyakit umum & PA.

7.      Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).

8.      Pendidikan kesehatan untuk TK dan latihan untuk petugas P3K

9.      Memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat kerja, pemilikan

alat pelindung diri yang diperlukan dan gizi serta penyelenggaraan makan di tempat

kerja.

Page 6: KESEHATAN KERJA

10.  Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau PAK.

11.  Pembinaan dan pengawasan thd. TK dg. kelainan tertentu dalam kesehatannya.

12.  Memberikan laporan berkala tentang PKK kepada pengurus

Ø  TARGET UTAMA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT

AKIBAT KERJA/ KECELAKAAN KERJA:

1.      Pelayanan kesehatan kerja

2.      Pencegahan PAK

3.      Gizi kerja

4.      P3K

5.      Ergonomi

6.      Psikologi kerja

7.      Pengendalian lingkungan kerja

8.      Higiene & sanitasi industry

Ø  OBYEK PENGAWASAN NORMA KESEHATAN

Kelembagaan Kesehatan Kerja :

1.      Pelayanan Kesehatan Kerja

2.      Penyelenggaraan Makanan Di Tempat Kerja

3.      Penyelanggaraan P3K Di Tempat Kerja

Ø  PERSONIL KESEHATAN KERJA

1.      Dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja

2.      Dokter perusahaan

3.      Paramedis perusahaan

4.      Petugas P3K di tempat kerja

5.      Petugas penyelenggara makanan di tempat kerja – Pemeriksaan berkala penyakit

menular lewat makanan.

Page 7: KESEHATAN KERJA

Ø  Program Kesehatan Kerja

1.      Pelayanan Kesehatan Kerja (PKK);

2.      Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja

3.      Penyelanggaran P3K di tempat kerja

4.      Pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di tempat kerja

ü  Promotif:

1.      Pemeriksaan Kesehatan Kerja

2.      Pembinaan Gerakan O.R

3.      Tidak merokok

4.      Gizi seimbang

5.      Ergonomi

6.      Pengendalian lingkungan kerja

7.      Higiene sanitasi

ü  Preventif:

1.      Pemeriksaan Kesehatan Kerja

2.      Imunisasi

3.      APD

4.      Rotasi

5.      Pengurangan waktu kerja

ü  Kuratif:

1.      Pengobatan

2.      P3K

3.      Rawat jalan

4.      Rawat Inap

ü  Rehabilitatif:

Page 8: KESEHATAN KERJA

1.      Alat bantu dengar

2.      Protese

3.      Mutasi

4.      Kompensasi

Ø  Bentuk Kegiatan :

Pemberian layanan kesehatan kerja kepada tenaga kerja dan keluarganya (yang sehat

dan yang sakit )

Pelaporan :

1.      Penyakit Umum

2.      Hasil pemeriksaan kesehatan TK

3.      Penyakit akibat kerja

4.      Data kegiatan kesehatan kerja lainnya

Tenaga kerja merupakan asset yang berharga bagi sebuah perusahaan, dimana

kesehatan pekerja akan sangat mempengaruhi tingkat produktivitas perusahaan. Dalam

penerapan program efisiensi dan efektifitas health cost perusahaan, maka diperlukanlah deteksi

dini dan pencegahan penyakit secara comprehensive, dimana banyak sekali peraturan

pemerintah yang berkaitan dengan kesehatan pekerja terutama yang berkaitan dengan Penyakit

Akibat Kerja.

Parahita Diagnostic Center melayani pemeriksaan kesehatan ( Medical Check Up )

terhadap masyarakat umum maupun perusahaan / instansi atau institusi dengan pendekatan dari

berbagai aspek kesehatan yang ada. Untuk menangani problematika kesehatan secara

menyeluruh maka Pramita Utama Diagnostic Center menggunakan pendekatan Occupational

Health (kesehatan kerja) yang meliputi tindakan promotif maupun preventif, penyesuaian

faktor manusia terhadap pekerjaannya, lingkungan kerja dan penyakit umum yang melibatkan

berbagai multi disiplin ilmu yang terintegrasi.

Page 9: KESEHATAN KERJA

Mengapa Perlu Medical Check Up ?

Untuk mendeteksi dini suatu penyakit, terutama penyakit akibat kerja.

Bermanfaat dalam reimbursment system atau premi asuransi.

Pembiayaan yang rasional dan efektif bagi health budgeting perusahaan.

Untuk meningkatkan produktivitas kerja.

Medical Check Up Yang Mana Yang Dibutuhkan ?

Tepat sasaran: Sesuai dengan bahaya/pajanan di tempat kerja.

Penanganan yang paripurna, mulai dari screening karyawan sampai dengan follow up

hasil medical check up.

Provider yang dapat memberikan komunikasi dua arah, baik kepada karyawan maupun

kepada manajemen.

Bagaimana Teknisnya ?

Paket disusun berdasarkan pajanan/eksposure di tempat kerja.

Pelaksanaan diawasi oleh Occupational Health dokter.

Hasil MCU dikomunikasikan kepada karyawan dan manajemen berupa

presentasi.kesehatan dengan pendekatan kesehatan kerja .

Presentasi meliputi trend penyakit, tinjauan medis penyakit terbanyak dan membuat

medical surveilence.

Follow up hasil medis harus termonitor dan terevaluasi.

Sistem Yang Digunakan di Parahita Diagnostic Center

Pengolahan data menggunakan software khusus (sehingga dapat memudahkan pihak

HRD/HSE dalam membuat overview hasil medical check up).

Hasil dapat disajikan dalam bentuk soft copy.

Page 10: KESEHATAN KERJA

Report hasil dapat dikelompokkan berdasar kajian occupational health.

Paperless oriented.

Manfaat Bagi Perusahaan Dengan Sistem Ini

Evaluasi medis dapat dilakukan dengan lebih cepat.

Paperless, menghemat tempat dokumentasi.

Dapat dibuat medical surveilence sehingga dapat dibuat program peningkatan kesehatan

karyawan maupun konservasi occupational health based.

Dapat menentukan program/paket medical check up selanjutnya berdasar data yang ada.

Monitoring dapat lebih terpadu karena menggunakan satu pintu provider.

Jenis Pelayanan Kesehatan di Perusahaan

PROMOTIF

Identifikasi aspek dan dampak faktor lingkungan kerja.(health risk assessment)

Pendataan angka kesakitan yang ada di poliklinik perusahaan.

Seminar tentang kesehatan kerja tentang penyakit tertentu.(health education)

PREVENTIF

Saran serta masukan kepada manajemen berkaitan dengan langkah pencegahan

yang didasarkan pada data health risk assesment.

Peninjauan berbagai SOP perusahaan yang berdasarkan kesehatan dan

keselamatan kerja (termasuk didalamnya unsafe act dan unsafe condition)

Konsultasi interaktif dan proaktif kepada manajemen perusahaan.

KURATIF

Memberikan saran serta masukan terhadap tindak lanjut hasil medical check up

sekaligus dapat menjadi mitra konsultatif bagi perusahaan.

Page 11: KESEHATAN KERJA

Memberikan media untuk langkah penanganan terhadap hasil medical check up

secara komprehensif.

REHABILITATIF

Melakukan evaluasi return to work bagi karyawan perusahaan

Saran dalam efesiensi dan efektifitas kerja, misalnya dalam shift work, faktor

psikologis, ergonomis serta aspek medis yang lain

Sebagai mitra bagi perusahaan dalam mengontrol kesehatan pekerja

Identifikasi aspek dan dampak faktor lingkungan kerja.

Pendataan angka kesakitan yang ada di poliklinik perusahaan.

Seminar tentang kesehatan kerja tentang penyakit tertentu.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Pekerja

Faktor Kimia Bahan-bahan Kimia Beracun

Faktor Fisik

Vibrasi

Noise

Panas dan Dingin

Gelombang Elektromagnet

Radiasi

Tekanan Udara

Penerangan

Faktor Biologi

Virus

Bakteri, Tetanus, TBC

Page 12: KESEHATAN KERJA

Klamidia dan Riketsia

Jamur

Protozoa dan Malaria

Cacing

Faktor Psikologis

Kekurang-puasan dalam bekerja

Overload

Konflik dalam Sistem Management

Perasaan tidak aman

Pekerjaan terlalu mudah

Rutinitas (kebosanan)

Pemeriksaan Kesehatan Berdasarkan Resiko

Paket pemeriksaan tenaga kerja yang efektif dan efisien dapat disusun berdasarkan kelompok

risiko pekerjaan sebagai berikut :

Medical Check Up untuk administrasi office.

Medical Check Up untuk terkena bahan kimia berbahaya/debu.

Medical Check Up untuk terkena panas melewati NAB.

Medical Check Up driver.

Medical Check Up pekerja dengan aspek ergonomi (repetitif pada tangan dan jari).

Medical Check Up yang berhubungan dengan manual handling.

Medical Check Up yang bekerja di ketinggian.

Medical Check Up pegawai terkena bising.

Medical Check Up berdasar usia : < 30 th, 30 – 40 th, > 40 th.

Page 13: KESEHATAN KERJA

Tindak Lanjut Hasil Medical Check Up

Konsultasi medis berdasarkan hasil medical check up

Saran penatalaksanaan lanjutan medical check up

Evaluasi Return to Work

Pencatatan, Analisa dan Pelaporan untuk penyusunan medical surveilence

Pertnyaan untuk kes kerja

Siapa sih yang mau celaka? Tentunya tidak ada seorang pun yang mau celaka. Tetapi resiko

kecelakaan bisa terjadi kapan saja dan dimana saja termasuk di linkungan tempat kerja. Nah,

Keselamatan dan Kesehatan Kerja yg sering disingkat K3 adalah salah satu peraturan

pemerintah yang menjamin keselamatan dan kesehatan kita dalam bekerja. Jadi, tidak ada

salahnya kita mempelajari lebih jauh mengenai K3.

1.Apa itu Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)?

Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang sehat

dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan lingkungan

sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut. Keselamatan dan kesehatan kerja juga merupakan

suatu usaha untuk mencegah setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat, yang dapat

mengakibatkan kecelakaan.

2. Apakah K3 ada kaitannya dengan JAMSOSTEK?

Tentu saja ada, karena K3 itu sendiri adalah komponen yang menjadi bagian

dari JAMSOSTEK. Dalam hal ini, K3 yang bisa disediakan perusahaan misalnya alat

keselamatan kerja seperti helm, rompi, sepatu, dsb. Sedangkan JAMSOSTEK merupakan

Page 14: KESEHATAN KERJA

program yang ditujukan untuk mendukung pelaksanaan sistem K3 dalam setiap perusahaan,

yang tidak bisa langsung disediakan perusahaan. Seperti Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK),

Tabungan Hari Tua, dan Jaminan Kematian (JK).

3.   Apa di Indonesia, ada Undang-Undang yang mengatur mengenai K3?

Apa saja isinya? Jawabannya ada. Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang

Keselamatan Kerja mengatur dengan jelas tentang kewajiban pimpinan tempat kerja dan

pekerja dalam melaksanakan keselamatan kerja.

Juga Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentangKesehatan. Undang- Undang ini

menyatakan bahwa secara khusus perusahaan berkewajiban memeriksakan kesehatanbadan,

kondisi mental dan kemampuan fisik pekerja yang baru maupun yang akan dipindahkan ke

tempat kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan kepada pekerja, serta

pemeriksaan kesehatan secara berkala. Sebaliknya para pekerja juga berkewajiban memakai

alat pelindung diri (APD) dengan tepat dan benar serta mematuhi semua syarat keselamatan

dan kesehatan kerja yang diwajibkan. Undang-undang nomor 23 tahun 1992, pasal 23

Tentang KesehatanKerja juga menekankan pentingnya kesehatan kerja agar setiap

pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat

sekelilingnya hingga diperoleh produktifitas kerja yang optimal. Karena

itu, kesehatan kerjameliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja dan

syarat kesehatan kerja.

Sebagai penjabaran dan kelengkapan Undang-undang tersebut, Pemerintah juga

mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) dan Keputusan Presiden terkait penyelenggaraan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

4. Keselamatan dan Kesehataan Kerja itu diperuntukkan untuk siapa?

Berdasarkan Undang-undang Jaminan Keselamatan danKesehatan Kerja itu

diperuntukkan bagi seluruh pekerja yang bekerja di segala tempat kerja, baik di darat, di dalam

Page 15: KESEHATAN KERJA

tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada di dalam wilayah

kekuasaan hukum Republik Indonesia. Jadi pada dasarnya, setiap pekerja di Indonesia berhak

atas jaminan keselamatan dan kesehatan kerja.

5.   Bagaimana jika terjadi pelanggaran terhadap UU Keselamatan

dan Kesehatan Kerja misalnya pengusaha tidak menyediakan alat

keselamatan kerja atau perusahaan tidak memeriksakan kesehatan dan kemampuan

fisik pekerja?

Undang-undang ini memuat ancaman pidana kurungan paling lama 1 tahun atau pidana

denda paling banyak Rp. 15.000.000. (lima belas juta rupiah) bagi yang tidak menjalankan

ketentuan undang-undang tersebut.

Ada waktu senggang? Tidak ada salahnya kalau anda mengisi Survey Gaji.

Ø  Ruang Lingkup Kesehatan Kerja

Kesehatan Kerja meliputi berbagai upaya penyerasian antara pekerja dengan pekerjaan

dan lingkungan kerjanya baik fisik maupun psikis dalam hal cara/metode kerja, proses kerja

dan kondisi yang bertujuan untuk :

1.  Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja di semua

lapangan kerja setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun kesejahteraan

sosialnya.

2. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja yang diakibatkan

oleh keadaan/kondisi lingkungan kerjanya.

3. Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja di dalam pekerjaannya dari

kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan

kesehatan.

Page 16: KESEHATAN KERJA

4. Menempatkan dan memelihara pekerja disuatu lingkungan pekerjaan yang sesuai

dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya.