kesehatan dan keamanan kerja

30
KESEHATAN DAN KEAMANAN KERJA A. KESEHATAN KERJA 1. Pendahuluan Perlindungan ini berawal pada abad 19 ketika berlangsungnya Revolusi Industri sekitar 1850-1870. Undang-Undang pertama dalam perburuhan adalah bidang kesehatan kerja yang berawal dari Eropa Barat, yaitu Inggris tahun 1802, Jerman dan Perancis sekitar tahun 1840, sedangkan Nederland setelah tahun 1870. Undang-Undang perlindungan pertama, memuat aturan- aturan yang disebut sebagai arbeidsbechermingsrecht. Menurut H.L. Bakels perlindungan buruh merupakan norma-norma hukum publik. Aspek material menyangkut keamanan kerja dan perawatan fisik, aspek immaterial adalah waktu kerja, peningkatan perkembangan jasmani dan rohani bagi perkembangan anak arbeidsomstadighedenrecht . MG. Rood berpendapat contoh yang menunjukkan ciri utama dari hukum asli yang didasari pada Teori Ketidakseimbangan kompensasi. Teori ini bertitik tolal pada pemikiran bahwa antara pemberi kerja dengan penerima kerja secara sosial ekonomi tidak sama kedudukanya, dimana pihak penerima kerja sangat tergantung pada pemberi kerja. Iman Soepomo berpendapat istilah kesehatan kerja lebih tepat daripada perlindungan buruh karena hukum perburuhan

Upload: fajar-baskara-h-sirait

Post on 26-Jun-2015

438 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kesehatan Dan Keamanan Kerja

KESEHATAN DAN KEAMANAN KERJA

A. KESEHATAN KERJA

1. Pendahuluan

Perlindungan ini berawal pada abad 19 ketika berlangsungnya Revolusi

Industri sekitar 1850-1870.

Undang-Undang pertama dalam perburuhan adalah bidang kesehatan

kerja yang berawal dari Eropa Barat, yaitu Inggris tahun 1802, Jerman dan

Perancis sekitar tahun 1840, sedangkan Nederland setelah tahun 1870.

Undang-Undang perlindungan pertama, memuat aturan-aturan yang

disebut sebagai arbeidsbechermingsrecht. Menurut H.L. Bakels perlindungan

buruh merupakan norma-norma hukum publik.

Aspek material menyangkut keamanan kerja dan perawatan fisik, aspek

immaterial adalah waktu kerja, peningkatan perkembangan jasmani dan rohani

bagi perkembangan anak arbeidsomstadighedenrecht.

MG. Rood berpendapat contoh yang menunjukkan ciri utama dari hukum

asli yang didasari pada Teori Ketidakseimbangan kompensasi. Teori ini bertitik

tolal pada pemikiran bahwa antara pemberi kerja dengan penerima kerja secara

sosial ekonomi tidak sama kedudukanya, dimana pihak penerima kerja sangat

tergantung pada pemberi kerja.

Iman Soepomo berpendapat istilah kesehatan kerja lebih tepat daripada

perlindungan buruh karena hukum perburuhan bertujuan melindungi buruh

sebagai pihak yang ekonominya lemah terhadap majikan yang ekonominya

kuat.

2. Pengertian

Iman Soepomo menjelaskan apa yang dimaksud dengan kesehatan

kerja :

“Aturan-aturan dan usaha-usaha untuk melindungi buruh dari kejadian

atau keadaan perburuhan yang merugikan atau dapat merugikan kesehatan

Page 2: Kesehatan Dan Keamanan Kerja

dan kesusilaan dalam seseorang itu melakukan pekerjaan dalam hubungan

kerja”

Berhubung tujuan kesehatan kerja terletak di bidang kemasyarakatan

atau sosial maka ada yang menamakannya sebagai perlindungan sosial bagi

buruh. Sebutan ini dibedakan dengan sebutan perlindungan ekonomis berupa

usaha-usaha untuk memberikan kepada buruh serta keluarganya suatu

penghasilan yang cukup bagi kehidupan sehari-hari atau dikenal pula sebagai

usaha memperbaiki ekonomi buruh.

Selain itu ada perlindungan teknis, yaitu usaha agar buruh terhindar dari

bahaya kecelakaan. Oleh Iman Soepomo istilah keamanan kerja dipandang

lebih tepat daripada keselamatan kerja karena peraturan-peraturannya

mengatur tentang usaha untuk mencegah timbulnya bahaya kecelakaan.

Iman Soepomo memaparkan bahwa peraturan-peraturan perburuhan

dalam bidang kesehatan kerja mengatur tentang larangan pekerjaan anak,

syarat bagi pekerjaan orang muda dan wanita, jam kerja, waktu makan dan

mengaso (istirahat) sehingga materi kesehatan kerja meliputi :

(1) Pekerjaan anak

(2) Pekerjaan orang muda

(3) Pekerjaan wanita

(4) Waktu kerja

(5) Waktu istirahat

(6) Tempat kerja

Soetiksno, berpendapat :

“ Pada hekekatnya semua peraturan di bidang perburuhan bersifat

memberi perlindungan kepada pihak buruh (pihak yang lemah), baik terhadap

pihak majikan maupun terhadap tempat dimana buruh bekerja dan terhadap

alat-alat kerjanya”.

Perlindungan demikian dianggap sebagai perlindungan dalam arti luas,

sedangkan dalam arti sempit adalah peraturan-peraturan mengenai kesehatan

kerja yang oleh Iman Soepomo dinamakan sebagai hukum perburuhan bidang

kesehatan kerja. Soetiksno memasukkan pula peraturan-peraturan tentang

Page 3: Kesehatan Dan Keamanan Kerja

keamanan kerja, yaitu perlindungan bagi buruh terhadap tempat dan alat kerja

ke dalam pengertian sempit.

JKM Gevers mengulas perihat timbulnya kesehatan dan keamanan kerja

yang terjadi setelah berlalunya revolusi industri, pada mulanya campur tangan

negera memberi perlindungan atas kesehatan dan keamanan kerja buruh

merupakan suatu perjuangan politis.

Peraturan perundang-undangan tradisional merupakan ketentuan utama

untuk membatasi gangguan kerja khususnya perlindungan terhadap kesehatan

fisik.

Konsep yang dapat dijadikan acuan yang tepat adalah yang di

kemukakan oleh Iman Soepomo bahwa perlindungan buruh sebenarnya adalah

hakekat hukum perburuhan itu sendiri.

Pertumbuhan perlindungan buruh di kedua bidang tersebut perlu diikuti

perkembangannya. Pertama adalah sejarah perlindungan hukum bagi buruh di

Inggris, yang memelopori perlindungan buruh ketika berlangsungnya Revolusi

Industri. Inggris menjadi model bagi negara-negara lain, yang kemudian

mengikutinnya dengan memberikan usaha perlindungan bagi buruh. Usaha

tersebut kemudian diakui dan diterima secara internasional, khususnya oleh

International Labour Organization (ILO)

3. Sejarah Perlindungan Buruh (Kesehatan Kerja)

a. Inggris

Bersumber dari peraturan perundang-undangan Pengetasan kemiskinan

(The Poor Laws) pada jaman Ratu Elisabeth I. Peraturannya adalah Undang-

Undang Tentang Bantuan Kepada Kaum Miskin tahun 1601, yang merupakan

dasar dari peraturan pengentasan kemiskinan hingga undang-undang

perubahan tahun 1843. Falsafah peraturan tersebut bertujuan mencegah

terjadinya kemalasan, serta meyakini bahwa kerja keras merupakan dasar

hidup bermasyarakat.

Dalam perkembangannya peraturan pengentasan kemiskinan tersebut

memperkenalkan konsep rumah kerja yang berada di bawah pengawasan

gereja. Dalam rumah/pabrik tersebut anak-anak miskin/panti asuhan

Page 4: Kesehatan Dan Keamanan Kerja

diperkerjakan siang malam dengan jam kerja yang sangat panjang dengan

maksud belajar untuk memperoleh keterampilan suatu pekerjaan tertentu.

Sebagaimana diungkapkan Bob Hepple, peraturan tersebut oleh para

pakar ekonomi politik klasik seperti Adam Smith, dipandang sebagai penyebab

meningkatnya kependudukan dan kemiskinan, serta menjadi penghalang

mobilisasi kerja.

Perkembangan penggunaan pekerja anak dimulai sekitar abad 18 dan

awal abad 19 ketika pabrik-pabrik dimekanisasi. Pada masa itu berlaku doktrin

Laissez-Faire dalam paham liberal ekonomi masyarakat Inggris. Doktrin ini

berarti tiada intervensi negara di bidang ekonomi, dimana kepentingan hanya

terletak pada kebebasan perdagangan dan industri, termasuk kebebasan

berkontrak maupun bekerja.

b. Belanda

Revolusi Perancis 1789 yang memunculkan paham liberalisme,

sedangkan yang kedua adalah Revolusi Industri yang menimbulkan ekses-

ekses, khususnya yang menimpa kaum pekerja. Sifat kerakyatan revolusi

Perancis tercermin pada hak asasi manusia yang dinyatakan dalam Declaration

des droits de l’homme et du citoyen yang memuat pengakuan hak atas benda.

Pasal 1 Deklerasi dasar Yuridis bagi kebebasan dan persamaan derajat bagi

semua orang membawa akibat dihapusnya serikat pekerja dan larangan

pendirian perserikatan baru. Sehingga perlindungan sangat minim yang

dinikmati para buruh selama itu justru dihapuskan. Ciri khas dari Revolusi

Perancis yaitu menonjolkan Hak Eigendom. Sejak akhir abad 18 timbul

pandangan yuridis bahwa hubungan kerja didasarkan pada suatu kontrak yang

bebas, sehingga pemberi dan penerima kerja akan menentukan sendiri isi

kontrak kerja.

Paham liberalisme abad 19, berasal dari asas Liberte. Asas lainnya

(Egalite dan Fraternite) ternyata tidak dapat disatukan dengan asas kebebasan

itu. Di Belanda, tahun 1874 campur tangan pemerintah belum ada, tahun 1850

terdapat perubahan sosial ekonomi diawali dengan industrialisasi beserta

sistem produksi bersifat kapitalistis. Pada masa itu disebut sebagai revolusi

Page 5: Kesehatan Dan Keamanan Kerja

dalam industri. Stagnasi perekonomian meluas sehingga pengangguran secara

kronis melanda dimana-mana puncaknya pada masa pemerintahan Raja

Willem II. 15 Oktober 1874 atas usul Samuel Van Houten, diundangkanlah

undang-undang mengenai anak bekerja yang dinamakan Het Kinderwetje Van

Houten. Merupakan langkah awal ditinggalkannya doktrin Laissez Faire. Tahun

1872 perserikatan buruh mulai mendapat kesempatan untuk berkonsolidasi.

Selanjutnya Arbeidswet 1889 memuat perlindungan kerja bagi remaja

dan wanita. Perlindungan buruh pria menghadapi bahaya kecelakaan dimulai

mengundangkan Veiligheidswet (undang-undang keamanan kerja) pada tahun

1895.

4. Sifat Peraturan Perburuhan Bidang Kesehatan Kerja

Perlindungan oleh negara dituangkan perundang-undangan bersifat

publik, sebagai pembatasan bersifat memaksa terhadap asas kebebasan

berkontrak. Negara yang menganut paham demokrasi liberal berdasarkan

laissez faire laissez passer), timbul pendapat bahwa perlindungan sosial bagi

buruh merupakan pelanggaran atas pengekangan hak tiap orang untuk

mendapat perlakuan dan perlindungan yang sama oleh undang-undang.

Terhadap pendapat yang menentang perlindungan hukum oleh negara.

Levenbach menanggapi :

“Peraturan perburuhan dapat disebut sebagai pengecualian darurat,

karena peraturan itu memuat campur tangan negara yang ditujukan kepad

ahubungan yang seharusnya merupakan kebebasan para pihak”

S.Mok mengemukakan :

“Pada umumnya orang tidak melihat lagi bahwa pemberi dan penerima

kerja dalam hukum perburuhan bukan mitra yang sederajat”.

5. Pekerjaan Anak

Dalam UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan terdapat

larangan bagi anak untuk melakukan pekerjaan. Dihubungkan dengan wajib

belajar di seluruh Indonesia. Pendidikan 6 tahun sekolah dasar dan 3 tahun

sekolah lanjutan tingkat pertama atau sederajat.

Page 6: Kesehatan Dan Keamanan Kerja

Ordonnantie 1925 Stb. No. 647 jo Stb. 1949 No. 8 yang disebut

Maatregelen. Isinya anak dibawah umur 14 tahun tidak boleh menjalankan

pekerjaan antara pukul 20.00 hingga pukul 05.00 di perusahaan manapun.

Anak di bawah umur 12 tahun tidak boleh menjalankan pekerjaan di tempat-

tempat tertentu yang diperinci dalam pasal-pasalnya.

Selanjutnya Ordonnantie 1926 Stb. No. 87, yang disebut Bepalingen.

Bahwa anak di bawah umum 12 tahun tidak boleh menjalankan pekerjaan di

kapal, kecuali di bawah pengawasan orang tua atau keluarga sampai derajat

ketiga. Pengawasan di tambang, Regeringsver ordening 1930, Stb. No. 341.

hanya boleh dijalankan laki-laki di atas umur 16 tahun.

6. Pekerjaan Orang Muda

Bepalingen ; dibawah 16 tahun tidak boleh menjalankan pekerjaan

sebagai tukang api aau tukang batubara di kapal, kecuali kapal tersebut adalah

kapal pendidikan yang berada dibawah pengawasan pemerintah atau alat

penggerak kapalnya bukanlah mesi uap. Mijnpolitie-reglement melarang kurang

dari 16 tahun menjalankan pekerjaan di tanah.

7. Pekerjaan Wanita

Larangan bagi wanita untuk bekerja pada malam hari

8. Waktu Kerja

Buruh umumnya menjalankan pekerjaan selama 7 jam per hari selama 6

hari kerja atau 40 jam seminggu selama 5 hari kerja.

9. Waktu Istirahat

Menjalankan pekerjaan selama 4 jam terus menerus harus diadakan

waktu istirahat sedikitnya setengah jam lamanya, tidak termasuk dalam jam

kerja. Materinya lebih pada aspek kesejahteraan buruh.

Mengenai istirahat (Cuti) hamil melahirkan ditentukan bahwa tubuh

wanita memperoleh cuti satu setengah bulan sebelum dan sesudah melahirkan

atau gugur kandung.

Page 7: Kesehatan Dan Keamanan Kerja

10.Tempat Kerja

Tempat kerja dan perumahan buruh harus memenuhi syarat.

11.Tanggung Jawab Pengusaha

Pengusaha dikenai sanksi pidana jika tidak melaksanakannya. Pegawai

yang mengusut pelanggaran adalah pegawai pengawas instansi yang

bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan yang menurut undang-undang

ditunjuk serta diberi kewenangan untuk itu. Pengawasan yang dilakukan

meliputi pengawasan preventif dan represif.

Terdapat kewajiban memberikan laporan tahunan tentang kondisi

ketenagakerjaan.

B. KEAMANAN KERJA

Pemerintah menetapkan syarat-syarat perlindungan di tempat kerja agar

buruh terhindar dari bahaya kecelakaan, tanggung jawab dibebankan kepada

pengusaha melalui ancaman hukuman kurungan atau denda jika tidak

melaksanakannya.

Asas pokok terdapat pada Pasal 1602 W KUH Perdata, majikan

(pengusaha) wajib mengatur dan memelihara ruangan, alat dan perkakas,

dimana atau dengan mana ia menyuruh buruhnya melakukan pekerjaan

sedemikian rupa, agar buruh tersebut terlindung dari bahaya yang mengancam

badan, kehormatan, dan harta bendanya.

Peraturan pertama Veiligheidsregrlement, Stb. 1905 No. 521, kemudian

Stb. 1910 No. 406. diganti dengan UU Keselamatan Kerja No. 1 Tahun 1970

terdapat dalam UU No. 13 Tahun 2003.

Page 8: Kesehatan Dan Keamanan Kerja

JAMINAN SOSIAL TENAGA KERJA

Mengembangkan penanggulangan kemiskinan, mengembangkan sistem

Undang-Undang Kemiskinan (Poor Law). Berlakunya Poor Law, orang miskin

berhak mendapat bantuan secara sah dari negara. Tidak efektif karena terlalu

merendahkan martabat orang yang menerima bantuan.

Terjadinya mobilisasi pertanian dari desa-desa pada masa revolusi

industri menuju sentra-sentra industri telah menyebabkan timbulnya kelas baru.

Ciri khas adalah kehidupan yang sangat rentan karena sama sekali

(completely) tergantung kepada pembayaran upah secara reguler. Upaya

memberikan perlindungan kepada kelas pekerja kota dilakukan dengan cara :

(1) fasilitas tabungan bank yang disponsori oleh pemerintah

(2) usaha mewajibkan pengusaha untuk merawat pekerja yang sakit atau

kecelakaan.

(3) membentuk masyarakat tolong menolong yang di organisasikan untuk

memberikan bantuan uang dalam keadaan sakit atau hari tua.

(4) mengusahakan asuransi yang mengembangkan program tunjangan

kematuan dan penguburan.

Jaminan sosial mencakup ruang lingkup yang cukup luas, meliputi setiap

usaha dalam bidang kesejahteraan sosial yang dimaksudkan untuk

peningkatan taraf hidup manusia, mengatasi keterbelakangan, ketergantungan,

keterlantaran serta kemiskinan pada umumnya.

Jaminan sosial adalah perlindungan yang diberikan oleh masyarakat dari

economic & social distress yang disebabkan oleh penghentian pembayaran

upah diberikan melalui program-program tertentu.

Social security dipakai pertama kali pada judul undang-undang di

Amerika Serikat (The Social Security Act of 1935), Program Jaminan sosial

terbatas hanya pada resiko ketuaan, kematian,ketidakmampuan dan

pengangguran. New Zealand pada tahun 1938 mempunyai program tunjangan

Page 9: Kesehatan Dan Keamanan Kerja

jaminan sosial yang baru. Tahun 1941 dipakai lagi dalam dokumen perang

sebagai Atlantic Charter. Jaminan sosial bermanfaat oleh ILO adalah asuransi

sosial, bantuan sosial, tunjangan yang didanai oleh keuangan negara,

tunjangan keluarga.

1. Sistem Asuransi Sosial

Mula-mula diciptakan negara Jerman dibawah Kanselur Bismark antara

1883-1889. Prinsip asuransi wajib telah dilaksanakan walaupun dalam tahap ini

penyumbang dana satu-satunya adalah pekerja yang diasuransikan.

Asuransi sakit pada tahun 1883, asuransi kecelakaan kerja, organisasi

pengusaha pada tahun 1884, asuransi cacat dan usia lanjut tahun 1889 oleh

pemerintah lokal. Asuransi sosial didanai oleh iuran peserta sendiri.

Prinsip asuransi sosial memberikan tekanan pada rasa solidaritas

kepada pekerja, setiap pembayaran teratur dimaksudkan untuk membantu

teman sejawat-sekerja. Pada saat mereka memerlukan dan kepada

kepentingan kedua belah pihak dalam mendanai asuransi sosial yang hasilnya

akan bermanfaat tidak hanya bagi pekerja tetapi juga bagi perusahaan.

Model asuransi sosial Jerman ini ditiru Eropa pada tahun 1930 asuransi

sosial telah menyebar sesudah perang dunia kedua berakhir, asuransi sosial

telah dikenal oleh banyak negara Afrika, Asia dan negara-negara dikawasan

Karibia. Unsur pokok dari asuransi sosial adalah :

(1) Asuransi sosial didanai oleh iuran yang dibayar oleh pengusaha dan

pekerja, sedangkan partisipasi negara adalah bersifat pelengkap yang

dibayarkan dari anggaran negara.

(2) Partisipasi pekerja dan pengusaha adalah merupakan kewajiban

dengan beberapa pengecualian

(3) Iuran dari peserta di akumulasikan dalam suatu dana khusus dan

dipakai untuk pembayaran tunjangan.

Kelebihan dana diinvestasikan untuk mendapatkan tambahan

pendapatan. Hak setiap orang untuk mendapatkan tunjangan ditentukan oleh

dokumen pembayaran iuran.

Page 10: Kesehatan Dan Keamanan Kerja

2. Sistem Bantuan Sosial

Skandinavis memulai bantuan sosial yang didanai lebih banyak dari

anggaran negara. Orang-orang yang dilindungi adalah orang tua, orang sakit,

cacat, mendapat kecelakaan, pengangguran secara berturut-turut. Negara

Australia, New Zealand sistem jaminan sosialnya dibangun dengan

menggabungkan beberapa program bantuan sosial. Model bantuan sosial

dipakai sebagai “jaring pengaman sosial” untuk membantu orang-orang yang

tidak/belum mendapat perlindungan dari asuransi sosial atau orang-orang yang

tidak tersentuh oleh sistem asuransi sosial.

Ciri utama bantuan sosial :

(1) Pembiayaan adalah pendapatan negara

(2) Bukanlah hak bagi penerima karena pemberian bantuan didasarkan atas

tes kebutuhan atau menurut kriteria tertentu dianggap membutuhkan.

Di Indonesia diatur Undang-Undang Nomor 6 tahun 1974 tentang

kesejahteraan sosial, tidak setiap anggota kelompok itu yang akan mendapat

bantuan, tetapi hanya mereka yang tidak mampu memenuhi kebutuhan

hidupnya saja.

3. Sistem Dana Cadangan

Negara menyelenggarakan program jaminan sosial secara

komprehensif, yang menginginkan kesederhanaan administrasi mendirikan

dana cadangan negara dengan sistem tabungan wajib.

Dana dipakai untuk membayar tunjangan kepada pekerja yang berhenti

bekerja juga dapat dipinjamkan kepada para pekerja dengan alasan, dana

cadangan yang diterima pekerja bukanlah merupakan pengganti upah yang

pembayarannya berhenti karena pemutusan hubungan kerja atau cacat badan.

Page 11: Kesehatan Dan Keamanan Kerja

4. Sistem Kewajiban Pengusaha

Baru muncul pada akhir abad ke -19. Prinsipnya adalah meletakkan

tanggung jawab hukum kepada pengusaha untuk memberikan konpensasi dan

perawatan medis dalam hal pekerja ditimpa kecelakaan. Dalam hal ini

pengusaha dapat menanggung sendiri pada sebuah asuransi komersial.

Kebaikan sistem ini pada kesederhanaan dalam penyelenggaraannya dan

pemerintah cukup mengawasi saja, kelemahannya terletak pada kemampuan

perusahaan sebab tidak semua perusahaan mampu membayar konpensasi.

Di Indoensia terkandung Undang-Undang Nomor 33 tahun 1947 tentang

kecelakaan kerja.

5. Sistem Kepesertaan Universal

Seluruh penduduk suatu negara. Pembiayaan berasal dari pendapatan

negara, negara maju menyelenggarakan program yang diharapkan dapat

memberikan tunjangan pensiun, tunjangan kesehatan serta bantuan untuk

tambahan penghasilan bagi tiap penduduk.

Indonesia diwujudkan dalam bentuk program pelayanan kesehatan

dengan biaya rendah bagi setiap penduduk. Kebaikan sistem keluasan

pesertanya, kelemahannya terletak pada segi pembiayaan.

6. Sistem Pelayanan Sosial

Jaminan sosial dan pelayanan sosial, berkembang secara bersamaan.

Pelayanan sosial misalnya : pelayanan kesehatan.

B. JAMINAN SOSIAL SEBAGAI HAK ASASI

10 Desember 1948. Perserikatan Bangsa-Bangsa mengesahkan The

Universal Declaration of Human Rights bahwa jaminan sosial telah merupakan

hak asasi manusia pada artikel 22.

Organisasi perburuhan internasional memainkan peranan dalam

perumusan kebijaksanaan serta program perbaikan terhadap syarat-syarat

kerja dan syarat-syarat kehidupan.

Page 12: Kesehatan Dan Keamanan Kerja

Konvensi adalah merupakan suatu patokan yang perlu diperhatikan oleh

pejabat pembuat undang-undang setiap negara anggota organisasi perburuhan

internasional. Beberapa putusan yang telah diambil baik dalam bentuk konvensi

atau dalam bentuk rekomendasi.

(1) Social security (minimum standards) conventions, 1952 (No. 102)

(2) Employment Injury Benefits Conventions, 1964 (No. 121)

(3) Invalidity, Old-Age and Survivors, Benefits Conventions, 1967 (No. 128)

(4) Medical care and sickness benefits recommendations, 1969 (No. 134)

(5) Maitenance of social security rights recommendations, 1983 (No. 167)

C. JAMINAN SOSIAL DI INDONESIA

1. Pegawai Negeri Sipil

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1969 tentang Pensiun Pegawai dan

Pensiunan Janda/Duda,.

a. Pegawai

Mendapat hak pensiun adalah pegawai diberhentikan dengan hormat dan

memenuhi syarat:

(1) Mencapai usia sekurang-kurangnya 50 tahun

(2) Telah diberhentikan secara hormat sebagai pegawai negeri

(3) Memiliki masa kerja untuk pensiun sekurang-kurangnya 20 tahun.

Dalam hal pengecualian.

b. Janda / Duda

Kalau pegawai negeri meninggal dunia, istrinya atau suaminya yang telah

terdaftar pada Badan Administrasi Kepegawaian Negara berhak menerima

pensiun janda atau pensiun duda.

c. Anak

Diberikan kepada anak-anaknya yang belum berusia 25 tahun, atau

menikah dan belum mempunyai penghasilan sendiri.

Page 13: Kesehatan Dan Keamanan Kerja

Suami/istri atau ahli waris seorang pegawai negeri tewas diberikan uang

duka sebesar tiga kali penghasilan sebulan serendah-rendahnya

Rp. 100.000,- dan yang tewas diberikan uang duka enam kali penghasilan

sebulan dengan ketentuan serendah-rendahnya Rp. 500.000,-. Diatur

Peraturan Pemerintah Nomor 12 yang pelaksanaannya di tetapkan dengan

surat Edaran Bersama Menteri Kesehatan dan Kepala Badan Administrasi

Kepegawaian Negara Nomor 368/Men.Kes/EB/VII/1981 dan Nomor

09/SE/1981 tanggal 7 Juli 1981.

Pensiun menurut undang-undang nomor 11 tahun 1956 dibiayai oleh

negara. Iuran pensiun ditanggung oleh negara, sejak berlakunya Peraturan

Pemerintah Nomor 29 tahun 1964 tentang Penanggungan Iuran Pensiun

Pegawai Negeri / Janda, Yatim Piatu oleh Negara.

Program Tabungan hari tua berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 11

tahun 1963 tentang Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (TASPEN)

yang kemudian diubah Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1981

tentang Asuransi Pegawai Negeri Sipil.

Program (pemeliharaan kesehatan) keputusan Presiden Nomor 230 tahun

1968 diubah Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 1984 tentang

Pemeliharaan Kesehatan Pegawai Negeri Sipil dan Penerima Pensiun

beserta anggota keluarganya. Pembiayaan berasal dari iuran para peserta

Keputusan Presiden Nomor 8 tahun 1977.

2. Angkatan Bersenjata Republik Indonesia

Diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1959. Keluarnya Undang-

Undang Nomor 6 tahun 1966 tentang Pemberian Pensiun, Tunjangan, bersifat

Pensiun dan Tunjangan kepada Militer Sukarela, Undang-Undang tersebut

diatas tidak berlaku lagi. Penghargaan kepada militer dibedakan atas :

a. Pensiun

Diberikan selama hidup kalau bersangkutan meninggal dunia, maka

istri/suami dan anak-anaknya yang berhak menerima pensiun waraka wuri

dan tunjangan anak yatim piatu :

Page 14: Kesehatan Dan Keamanan Kerja

(1) tunjangan yang bersifat pensiun

diberikan kepada yang diberhentikan dengan hormat namun belum

memenuhi syarat untuk menerima pensiun.

(2) Tunjangan

Kepada militer yang berlaku dalam beberapa tahun sesudah dia

diberhentikan dengan hormat.

Seorang anggota militer menurut undang-undang nomor 2 tahun 1959

harus mengajukan permohonan untuk mendapat hak pensiun, undang-undang

nomor 6 tahun 1966, hak pensiun diberikan secara otomatis.

Peraturan pemerintah nomor 44 tahun 1971 yemyamh (ASABRI)

diselenggarakan pula program asuransi sosial bagi anggota ABRI dan Pegawai

Sipil yang dipekerjakan dalam satu jabatan dilingkungan Departemen

Pertahanan dan Keamanan dan unit-unit ABRI.

ABRI semula mengikuti program TASPEN karena sifat berbeda maka

diatur secara tersendiri. ABRI wajib membayar iuran sebanyak 1,25% dari

penghasilan setiap bulan.

Program Asuransi Sosial terdiri dari :

(1) Asuransi dengan pembayaran berkala yang dibayarkan kepada peserta

pada akhir jangka waktu kalau masih hidup dan kepada orang yang ditunjuk

atau ahli warisnya dalam hal peserta meninggal dunia sebelum akhir

jangka waktu.

(2) Asuransi resiko kematian yang dibayarkan kepada ahli warisnya.

(3) Biaya penguburan yang dibayarkan kepada ahli warisnya.

Keputusan Presiden Nomor 8 tahun 1977 yang menentukan bahwa

setiap Pegawai Negeri dan Pejabat Negara dipungut iuran sebanyak 10% dari

penghasilan setiap bulan, penerima pensiun dipungut iuran untuk kesehatan

sebanyak 7%.

Page 15: Kesehatan Dan Keamanan Kerja

3. Umum

a. Penumpang Kendaraan Bermotor

Menurut Undang-Undang Nomor 33 tahun 1964 tentang Dana

Pertanggungan wajib Kecelakaan Penumpang kendaraan bermotor umum

yang meninggal dunia atau yang mendapat cacat tetap sebagai akibat

kecelakaan penumpang berhak atas pembayaran ganti kerugian yang

besarnya ditetapkan oleh peraturan pemerintah.

Uang pembayaran ganti rugi itu berasal dari Dana pertanggungan Wajib

Kecelakaan Penumpang yang dihimpun dari iuran para penumpang. Setiap

penumpang kendaraan yang sah kendaraan bermotor umum wajib

membayar iuran.

b. Korban Lalu Lintas.

Menurut Undang-Undang Nomor 34 tahun 1964 tentang Dana Kecelakaan

Lalu Lintas Jalan, Ahli waris dari setiap orang yang meninggal dunia, berhak

atas sejumlah ganti kerugian menurut ketentuan berdasarkan Peraturan

Pemerintah. Uang pembayaran ganti kerugian berasal dari sumbangan

wajib para pengusaha/pemilik alat angkutan ahli lalu lintas.

Undang-Undang Nomor 33 dan nomor 34 tahun 1964 ditetapkan sebagai

langkah pertama menuju suatu sistem jaminan sosial.

c. Bantuan Sosial

Dalam undang-undang nomor 6 tahun 1974 tentang ketentuan-ketentuan

Pokok Kesejahteraan Sosial, usaha kesejahteraan sosial itu adalah

pemberian bantuan :

(1) Pemberian bantuan kepada kelompok orang yang kehilangan

kemampuan sosial, misalnya korban banjir, kelaparan, huru-hara,

rapatriasi, pengungsi dan lain-lain.

(2) Pemberian bantuan kepada kelompok orang tertentu mendapat

gangguan kemampuan hidupnya menjadi terasing, misalnya

penyandang berbagai macam ketunaan, jompo, yatim piatu, fakir miski,

gelandangan serta bermacam-macam kesesatan lainnya.

Page 16: Kesehatan Dan Keamanan Kerja

(3) Pemberian bantuan kepada kelompok masyarakat tertentu untuk

meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab sosial, taraf hidup.

(4) Pemberian penghargaan dan terima kasih kepada pahlawan/pejuang

nasional, perintis kemerdekaan beserta keluarganya.

Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1974, usaha-usaha

kesejahteraan sosial idealnya diselenggarakan menurut mekanisme

asuransi sosial dengan melibatkan partisipasi masyarakat secara luas.

4. Pekerjan Swasta

Ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 3 tahun 1992 tentang jaminan

sosial tenaga kerja (Lembaran Negara Nomor 14 tahun 1992). Setiap tenaga

kerja berhak atas Jaminan Sosial Tenaga Kerja didalam maupun diluar

hubungan kerja. Program jaminan sosial yang diatur dalam undang-undang

tersebut adalah :

(a) Jaminan Kecelakaan Kerja

(b) Jaminan Hari Tua

(c) Jaminan Kematian

(d) Jaminan Pelayanan Kesehatan

a. Jaminan Kecelakaan Kerja

Jaminan Kecelakaan Kerja diatur dalam Undang-Undang Nomor 33

tahun 1947 jo. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1951.

Kalau terjadi suatu kecelakaan kerja yang menimpa buruh maka majikan

pada perusahaan tersebut wajib membayar sejumlah ganti kerugian kepada

buruh tersebut atau keluarganya.

Di Inggris dengan The Moral Apprentices Act 1802 penguran jam kerja

anak dan diadakan pengawasan terhadap setiap pabrik.

Di Perancis dengan undang-undang pabrik tanggal 3 Maret 1839

diadakan pengaturan tentang pengawasan terhadap pekerja anak di pabrik.

DI Jerman Utara dengan industrial code 1869 diadakan aturan

perlindungan buruh terhadap kecelakaan kerja.

Page 17: Kesehatan Dan Keamanan Kerja

Di Rusia dengan peraturan 1872 diadakan pengawasan keselamatan

dan kesehatan kerja bagi buruh di pabrik. Peningkatan biaya produksi maka

majikan hanya berkenan menerima tanggung jawab atas kecelakaan kerja

dengan segala akibatnya secara terbatas, yaitu hanya dalam hal kecelakaan

yang terjadi semata mata karena kesalahan atau kelalaian dari pihak majikan

sendiri.

Karena itulah dalam Undang-Undang Nomor 33 tahun 1947 kewajiban

majikan untuk membayar ganti kerugian kepada buruh atau keluarganya yang

mengalami kecelakaan kerja atas prinsip resiko profesional (risque

professionel).

Pengertian kecelakaan kerja dalam Undang-Undang tersebut adalah

kecelakaan yang berhubung dengan hubungan kerja.

Pada tahun 1977 pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah

Nomor 33 tahun 1977 tentang Asuransi Sosial Tenaga Kerja, Program Jaminan

Sosial yang diatur dalam peraturan pemerintah ini :

(1) Jaminan kecelakaan kerja

(2) Tabungan hari tua

(3) Jaminan kematian

Setiap program tersebut dikelola oleh PT. Asuransi Sosial Tenaga Kerja.

Salah satu dasar hukum dari peraturan pemerintah ini adalah Undang-Undang

Nomor 33 tahun 1947, yaitu Pasal 36. disebut dalam pasal itu bahwa dengan

Peraturan Pemerintah, perusahaan yang diwajibkan membayar tunjangan,

diwajibkan membayar iuran guna mendirikan suatu dana. Hal jaminan

kecelakaan kerja, Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 1977 tersebut adalah

merupakan peraturan pelaksana dari Undang-Undang Nomor 33 tahun 1947.

Peraturan pemerintah nomor 33 tahun 1977 kewajiban dilimpahkan

badan Penyelenggara yaitu PT. Asuransi Sosial Tenaga Kerja, yang didirikan

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 34 tahun 1977. Dalam UU No. 3 tahun

1992, Jaminan Kecelakaan Kerja yang akan diberikan kepada pekerja yang

tertimpa kecelakaan meliputi :

(1) biaya pengangkutan

(2) biaya pemeriksaan, pengobatan dan perawatan

Page 18: Kesehatan Dan Keamanan Kerja

(3) biaya rehabilitasi

(4) santunan berupa uang, yang meliputi :

a) santunan sementara tidak mampu bekerja

b) santunan cacat sebahagian untuk selama-lamanya (cacat badan

ringan)

c) santunan cacat total untuk selama-lamanya baik fisik maupun mental

(cacat badan berat)

b. Jaminan Hari Tua

Tua merupakan tabungan wajib memberikan bekal uang bagi hari tua.

Peraturan Pemerintah Nomor 33 tahun 1977. Jaminan hari tua ini dibayarkan

sekaligus atau secara berkala kepada tenaga kerja :

(1) telah mencapai usia 55 tahun

(2) cacat total tetap menurut yang ditetapkan dokter ditanggung secara pekerja

dan perusahaan

c. Jaminan Kematian

Jaminan kematian pekerja yang meninggal dunia sebelum usia 55 tahun,

Jaminan kematian yang diberikan meliputi :

(1) biaya pemakaman

(2) santunan berupa uang

kematian ditanggung oleh pengusaha.

d. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

Dalam Undang-Undang Nomor 3 tahun 1992. Pemeliharaan kesehatan

adalah upaya penanggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang

memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan perawatan termasuk pemeriksaan

kehamilan dan pertolongan persalinan.

Jaminan pemeliharaan kesehatan meliputi :

1) rawat jalan tingkat pertama

2) rawat jalan tingkat lanjutan

3) rawat inap

Page 19: Kesehatan Dan Keamanan Kerja

4) pemeriksaan kehamilan dan pertolongan persalinan

5) penunjang diagnostik

6) pelayanan khusus

7) pelayanan gawat darurat

Prosedur penanganan keresahan atau keluh kesah pekerja pada tingkat

perusahaan (grievance procedure) dapat diatur dalam peraturan perusahaan

atau perjanjian kerja bersama.

D. PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Dua bentuk perselisihan. Pertama perselisihan hak (rechtsgeschillen),

termasuk bidang hubungan kerja adalah suatu perjanjian kerja, perjanjian

perburuhan, peraturan perusahaan atau dalam suatu peraturan perundang-

undangan. Kedua, perselisihan kepentingan (belangengeschillen), tidak adanya

persuasian paham mengenai syarat-syarat kerja dan / atau keadaan

perburuhan, biasanya berupa tuntutan perubahan atau perbaikan syarat-syarat

kerja dan/atau keadaan perburuhan.

Lebih lanjut di dalam UU Nomor 2 tahun 2004 tentang penyelesaian

perselisihan hubungan industrial (PPHI). Masing-masing perselisihan

disebutkan :

Perselisihan hak, yaitu perbedaan penafsiran atau pelaksanaan terhadap

ketentuan peraturan perundang-undangan, perjanjian kerja, peraturan

perusahaan atau perjanjian kerja bersama

Perselisihan kepentingan, adalah pertentangan mengenai pembuatan atau

perubahan syarat-syarat kerja dalam perjanjian kerja.

Perselisihan Pemutusan Hubungan Kerja, yaitu tidak ada kesesuaian

pendapat mengenai pengakhiran hubungan kerja

Perselisihan antar Serikat Pekerja, sebagai perselisihan antara Serikat

Pekerja/Serikat Buruh dengan tidak ada kesesuaian pendapat mengenai

keanggotaan.

Page 20: Kesehatan Dan Keamanan Kerja

E. HAK MOGOK

Di pihak pekerja, senjata yang dimaksud adalah penggunaan hak

mogok. Sebaliknya pengusaha mempunyak hak lock out (menutup perusahaan)

Disamping itu, juga harus diperhatikan ketentuan mengenai larangan

mengadakan mogok kerja/lock bagi perusahaan yang melayani kepentingan

umum (rs, air bersih, listrik, telekomunikasi, minyak & gas, kereta api)

F. PENYELESIAN PERSELISIHAN

Teoritis ada 3 model hubungan :

1. Harmonie Arbeidsoverhoudingen model

2. Coalitie Arbeidsoverhoudingen model

3. Conflict Arbeidsoverhoudingen model

Harmonie Arbeidsoverhoudingen model ditandai dengan tingkat

konsensus yang tinggi dan tingkat konflik yang rendah.

Coalitie Arbeidsoverhoudingen model ditandai dengan tingkat konsensus

yang sedang dan tingkat konflik yang sedang pula. Conflict

Arbeidsoverhoundingen model ditandai dengan tingkat konsensus yang rendah

dan tingkat konflik yang tinggi.

Proses penyelesaian perselisihan :

Mediasi, yaitu suatu proses penyelesaian perselisihan yang melibatkan pihak

ketiga yang netral.

Konsilidasi, yaitu suatu proses penyelesaian perselisihan yang melibatkan

pihak ketiga yang berperan sebagai perantara.

Arbitrase, yaitu proses penyelesaian perselisihan yang melibatkan pihak ketiga

yang netral. Keputusan yang dibuat oleh pihak ketiga adalah bersifat final dan

mengikat pihak-pihak.

Nomor 2 tahun 2004 tentang penyelesaian Perselisihan Hubungan

Industrial, memberikan batasan siapa yang dapat menangani perselisihan

hubungan.

Page 21: Kesehatan Dan Keamanan Kerja

Mediator, yang dimaksud dalam UU tersebut adalah pegawai negeri sipil di

bidang ketenagakerjaan

Konsiliator, seseorang atau lebih yang memenuhi syarat dan ditetapkan oleh

Menteri tenaga Kerja

Arbiter, seorang atau lebih yang dipilih oleh para pihak yang berselisih.

Mediator berkewajiban memberi anjuran tertulis kepada pihak yang

berselisih. Konsiliator wajib memberikan anjuran tertulis kepada pihak yang

berselisih.

Di pengadilan hubungan industrial, perselisihan hubungan industrial

akan diperiksa dan diputus oleh hakim, terdiri dari hakim karier dan hakim ad-

hoc.

G. PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DAN AKIBAT HUKUMNYA

1. Hubungan kerja putus demi hukum, diadakan untuk waktu tertentu

2. Hubungan kerja yang diputuskan oleh buruh/pekerja, melalui

pengunduran diri

3. Hubungan kerja yang diputuskan oleh pengusaha, misalnya pekerja

melakukan kesalahan berat atau bahkan ringan.

4. Hubungan kerja yang diputuskan oleh pengadilan yaitu kondisi dan

situasi yang menyebabkan hubungan kerja tidak berlangsung terus.

Pekerja berhak untuk mempunyai hak untuk pesangon dan hak lainnya

sesuai dengan ketentuan atau berdasarkan putusan pengadilan setelah

memeriksa perselisihan.