kesehatan, keamanan dan keselamatan kerja

30
KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA MAKALAH Diajukan guna memenuhi tugas Manajemen Sumber Daya Manusia Lanjutan Oleh Supriyani (130810201041) Tantik Dahlia (130810201048) One Pusparinda (130810201055) Rini Mei Fatmawati (130810201073) Nurlita (130810201221) Rofi’ah variani Oktavia (130810201294) PROGRAM STUDI MANAJEMEN 1

Upload: nurlytha-friendzof-thedestiny

Post on 26-Sep-2015

53 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Msdm K3

TRANSCRIPT

KEAMANAN, KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA

MAKALAH

Diajukan guna memenuhi tugas Manajemen Sumber Daya Manusia Lanjutan

Oleh

Supriyani(130810201041)

Tantik Dahlia(130810201048)

One Pusparinda(130810201055)

Rini Mei Fatmawati(130810201073)

Nurlita(130810201221)

Rofiah variani Oktavia(130810201294)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS JEMBER

2015

KATA PENGANTAR

Atas nama Allah Maha Pengasih lagi Maha penyayang, kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya karena rahmat taufik serta hidayahnya, kami bias menyelesaikan makalah manajemen sumber daya manusia lanjutan kami yang berjudul Keamanan, Kesehatan Dan Keselamatan Kerja dengan lancar.

Dalam pembuatan makalah, kami dibantu oleh berbagai pihak sehingga kesulitan yang kami hadapi dalam proses pembuatan makalah ini bisa diatasi dengan baik dan selesai pada waktu yang telah ditentukan. Tak luput Kami mengucapkan terima kasih atas berbagai pihak yang telah membantu kami dalam proses pembuatan makalah ini.

Dalam pembuatan makalah ini, kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dari segi bahasa maupun dari segi lainnya. Oleh karena itu, kami membuka tangan kepada para pembaca untuk memberikan kritik serta saran untuk memperbaiki makalah ini supaya lebih baik.

Kami berharap makalah ini, bisa menambah pengetahuan bagi para pembaca, serta menjadi inspirasi untuk mengembangkan pengetahuan pembaca tentang keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja dalam kehidupan sehari-hari.

Jember, 08 Mei 2015Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman judul .. i

Kata Pengantar..ii

Daftar Isi...iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah.1

1.2 Rumusan masalah..1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Keamanan, Kesehatan Dan Keselamatan Kerja2

2.2 Tujuan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja...4

2.3 Jenis Bahaya di tempat kerja dan penyebabnya..5

2.4 Usaha Mencapai Keselamatan Kerja...9

2.5 Masalah Kesehatan Karyawan..11

2.6 Dasar hukum pemberlakuan prosedur K3.12

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan..15

3.2 Saran15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan mendata selama 2014 jumlah peserta yang mengalami kecelakaan kerja sebanyak 129.911 orang. (8/1/2015). (Liputan6.com/Johan Tallo). Sementara menurut data Internasional Labor Organization (ILO), di Indonesia rata-rata per tahun terdapat 99.000 kasus kecelakaan kerja. Dari total jumlah itu, sekitar 70 persen berakibat fatal yaitu kematian dan cacat seumur hidup. Data-data tersebut mengindikasikan bahwa kasus kecelakaan kerja di Indonesia masih terlalu tinggi. Selama ini baik pemerintah maupun pihak perusahaan telah melakukan beberapa upaya untuk menekan angka tersebut baik itu program penyuluhan dan edukasi mengenai pentingnya keselamatan dan kecelakaan kerja di tempat kerja. Misalnya saja Kementerian Kesehatan melalui Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga telah banyak melakukan berbagai upaya dan kegiatan. Kegiatannya berupa advokasi, kemitraan, promosi kesehatan, penurunan faktor risiko, penguatan sistem dan tata laksana PAK, penguatan kompetensi SDM dalam diagnosis serta pelaksanan kesehatan kerja dan penguatan Institusi serta beberapa kegiatan model dan percontohan. Akan tetapi, upaya seperti hal tersebut juga tidak akan efektif jika kesadaran untuk memperhatikan keselamatan, kesehatan dan keamana kerja dari pengusaha dan pekerja sendiri kurang.

Oleh karena itu, ketiga pihak tersebut harus bersinergi untuk mewujudkan iklim kerja yang memperhatikan keselamatan kerja bukan hanya berorientasi pada keuntungan atau profit semata. Kecelakaan kerja bukan hanya saja merugikan pekerja akan tetapi perusahaan sendiri harus menanggung kerugian finansial yang tidak boleh dibilang sedikit.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa yang dimaksud dengan keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja?

2. Apa tujuan diadakannya prosedur keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja?

3. Apa saja jenis bahaya di tempat kerja dan penyebabnya?

4. Apa saja usaha untuk mencapai keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja?

5. Apa saja yang menjadi masalah kesehatan karyawan?

6. Apa saja dasar hukum yang diterapkan di Indonesia dalam prosedur keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja.

2.1 Pengertian Keamanan, Kesehatan Dan Keselamatan Kerja

1) Keamanan kerja

keamanan kerja adalah unsur-unsur penunjang yang mendukung terciptanya suasana kerja yang aman, baik berupa materil maupun nonmaterial. Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat materil diantaranya sebagai berikut:

Baju kerja

Helm

Kaca mata

Sarung tangan

Sepatu

Unsur-unsur penunjang keamanan yang bersifat nonmaterial adalah sebagai berikut:

Buku petunjuk penggunaan alat.

Rambu-rambu dan isyarat

Himbauan-himbuan

Petugas keamanan

2) kesehatan kerja

kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan sebagai unsur-unsur yang menunjang terhadap adanya jiwa-raga dan lingkungan kerja yang sehat. Kesehatan kerja meliputi kesehatan jasmani dan kesehatan rohani. Kesehatan rohani dan jasmani saling berkaitan, terutama kesehatan rohani akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan jasmani dan kesehatan rohani sangat dipengaruhi oleh kesehatan lingkungan (environmental).

a. Unsur-unsur penunjang kesehatan jasmani ditempat kerja adalah sebagai berikut:

Adanya makanan dan minuman yang bergizi

Adanya sarana dan peralatan olahraga

Adanya waktu istirahat

Adanya asuransi kesehatan karyawan

Adanya sarana kesehatan atau kotak P3K (pertolongan pertama pada kecelakaan)

Adanya buku panduan mengenai K3

Adanya trasportasi untuk kesehatan (mobil ambulan)

b. Unsur-unsur penunjang kesehatan rohani ditempat kerja adalah sebagai berikut:

Adanya sarana dan prasarana ibadah

Adanya penyuluhan kerohanian rutin

Adanya tabloid atau majalah tentang kerohanian

Adanya tatalaku ditempat kerja

Adanya kantin dan tempat istirahat yang terkonsentrasi

c. Unsur-unsur penunjang kesehatan lingkungan kerja di tempat kerja adalah sebagai berikut:

Adanya sarana prasarana dan peralatan bersihan, kesehatan, dan ketertiban

Adanya tempat sampah yang memadai

Adanya WC (Water Closed) yang memadai

Adanya air yang memenuhi kebutuhan

Ventilasi udara cukup

Masuknya sinar matahari ke ruang kerja

Adanya lingkungan alami

Adanya kipas angina atau Air conditioner (AC)

Adanya jadwal piket kebersihan

Adanya pekerja kebersihan

3) Keselamatan kerja

Pengertian keselamatan kerja tidak dapat didefinisakan secara etimologis sebagaimana secara ilmu-ilmu yang lain. Keselamatan kerja hanya dideskripsikan sebagai keadaan diman seseorang merasa aman dan sehat dalam melaksanakan tugasnya. Aman dan sehat disini mencakup keamanan dari terjadinya kecelakaan dan sehat dari berbagai faktor penyakit yang muncul dalam proses kerja. Dengan demikian, keselamatan kerja adalah sebagai ilmu pengetahuan yang penerapannya sebagai unsur-unsur penunjang seorang karyawan agar selamat saat sedang bekerja dan setelah mangerjakan pekerjaannya. Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut:

Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja yang telah dijelaskan di atas

Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja

Teliti dalam bekerja

Malaksanakan prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan kesehatan kerja

Hubungan antara keamanan, kesehatan, dan keselamatan kerja dapat dlihat bagan berikut:

2.2 Tujuan Keamanan, Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Tujuan adanya keamanan dan kesehatan kerja adalah terciptanya keselamatan karyawan saat sedang bekerja dan setelah, imbas dari karyawan yang selamat adalah suatu tujuan keuntungan bagi perusahaan dan karyawan itu sendiri.

a. Tujuan K3 untuk perusahaan adalah sebagai berikut:

Meningkatkan kinerja dan omzet perusahaan

Mencegah terjadinya kerugia (total loss control minimum)

Memelihara sarana dan prasarana perusahaan

b. Tujuan K3 untuk karyawan adalah sebagai berikut:

Meningkatkan keselamatan kerja secara internasional

Meningkatkan penghasilan karyawan dan penduduk sekitarnya

Untuk kinerja yang berkesinambungan.

2.3 Jenis Bahaya di tempat kerja dan penyebabnya

Dalam setiap hal kiranya mengandung potensi yaitu bahaya dan manfaatnya. Bila kita dapat menekan sekecil mungkin bahayanya maka kita akan lebih besar memperoleh manfaatnya. Sebaliknya bila kita tidak terlalu memperhatikan manfaatnya maka bahayanya akan semakin besar pula. Agar kita memperoleh manfaat sebesar-besarnya di tempat kerja, baik untuk karyawannya maupun perusahaannya, maka kita harus dapat meminimalisir bahaya ditempat kerja tersebut. Kondisi bahaya ditempat kerja memiliki 2 sifat, yaitu bersifat khusus dan bersifat umum.

1. Bahaya khusus

Bahaya bersifat khusus adalah bahaya yang bersifat material. Bahaya tersebut ditimbulkan dari sarana dan prasarana tempat kerja.

Contoh :

a. Keadaan lingkungan kerja yang tidak aman (unsafe condition)

b. Gedung yang tinggi dengan pondasi yang tidak seimbang

c. Struktur tananh yang tidak sesuai dengan standar IMB ( Ijin Mendirikan Bangunan)

d. Instalasi listrik yang tidak teratur

e. Tidak adanya peralatan keamanan dan pelindung saat bekerja.

2. Bahaya umum

Bahaya bersifat umum adalah bahaya yang bersifat immaterial, bahaya tersebut timbul dari proses kerja.

Contoh :

a. Bekerja dengan tidak memenuhi keselamatan kerja ( unsafe worker)

b. Tidak beristirahat

c. Memaksakan kerja kondisi badan selagi unfit

d. Terjadinya konflik dan mis komunikasi yang membuat tidak kondusif di tempat kerja

e. Lalai atau ceroboh

f. Tidak mengikuti prosedur kerja

Sikap dan tindakan yang professional perlu dilakukan oleh seorang karyawan terhadap keadaan bahaya seperti contoh diatas, diantaranya sebagai berikut :

Bersikap cepat dan tanggap terhadap hal-hal yang diperkirakan dapat membahayakan

Mengamati (observasi_ terhadap hal-hal yang dapat membahayakan

Mengidentifikasi satu persatu hal-hal yang akan membahayakan tersebut

Menganalisis secara teoritis baik dan buruknya untuk jangka panjang

Menyimpulkan dan membuat solusi secara tertulis hasil pengamatan tersebut

Diajukan kepada bagian yang menangani permasalahan tersebut diperusahaan untuk ditindaklanjuti kepada atasannya

Menurut ILO (International Labour Organization) tahun 1962 menyampaikan bahwa beberapa klasifikasi kecelakaan akibat kerja tersebut adalah sebagai berikut :

a. Jatuh

b. Tertimpa benda jatuh

c. Tertumbuk atau terkena benda-benda kecuali benda jatuh

d. Terjepit

e. Gerakan-gerakan yang melebihi kemampuan

f. Pengaruh suhu tinggi

g. Pengaruh arus listrik

h. Kontak dengan bahan-bahan berbahaya atau radiasi

Sedangkan faktor-faktor penyebab terjadinya kecelakaan kerja menurut Mangkunegara (2008), yaitu :

1. Keadaan Tempat Lingkungan Kerja

a. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya kurang diperhitungkan keamanannya.

b. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.

c. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.

2. Pengaturan Udara

a. Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik (ruang kerja yang kotor, berdebu, dan berbau tidak enak).

b. Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya.

3. Pengaturan Penerangan

a. Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang tidak tepat.

b. Ruang kerja yang kurang cahaya, remang-remang.

4. Pemakaian Peralatan Kerja

a. Pengamanan peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.

b. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengamanan yang baik.

5. Kondisi Fisik dan Mental Pegawai

a. Stamina pegawai yang tidak stabil.

b. Emosi pegawai yang tidak stabil, kepribadian pegawai yang rapuh, cara berpikir dan kemampuan persepsi yang lemah, motivasi kerja rendah, sikap pegawai yang ceroboh, kurang cermat, dan kurang pengetahuan dalam penggunaan fasilitas kerja terutama fasilitas kerja yang membawa risiko bahaya.

Tanda peringatan bahaya dan tanda bahaya di tempat kerja

1. Tanda-tanda peringatan bahaya

Peringatan dan tanda bahaya merupakan tanda-tanda atau kode yang digunakan sebelum bahaya terjadi, yaitu sebagai usaha pencegahan agar jangan sampai terjadi bahaya. Peringatan dan tanda-tanda bahaya dapat membawa suatu pesan atau instruksi, pesan, peringatan, dan pemberian keterangan secara umum. Pada dasarnya tanda-tanda larangan atau bahaya sama dengan tanda lalu lintas jalan raya. Tanda peringatan bahaya antara lain sebagai berikut:

Tanda gambar

Tanda gambar adalah gambar-gambar peringatan dan larangan. Misalnya gambar berikut:

a. Gambar leter P dicoret adalah larangan untuk parker

b. Gambar putung rokok, dilarang merokok di tempat kerja

c. Gambar tengkorak adalah barang yang beracun

d. Gambar membuang sampah pada tong sampah adalah anjuran untuk membuang sampah pada tempatnya

Tanda Lampu warna

Tanda lampu warna adalah lampu yang digunakan sebagai tanda peringatan keamanan, misalnya gambar berikut:

a. Lampu hijau adalah menunjukkan keadaan aman atu boleh jalan pada lalu lintas

b. Lampu kuning adalah tanda hati-hati atau harus waspada

c. Lampu merah adalah tanda harus berhenti di lalu lintas dan tanda kawasan yang mengandung aliran listrik berbahaya

d. Lampu berkedip dengan serine adalah tanda telah terjadinya bahaya atau hal-hal yang mencurigakan

Tanda kata-kata

Tanda dengan himbauan adalah kata-kata yang digunakan untuk peringatan biasanya singkat, padat, dan jelas seperti kata-kata berikut:

a. YANG TIDAK BERKEPENTINGAN DILARANG MASUK

b. MATIKAN PONSEL

c. DILARANG MEROKOK

d. SIMPAN TAS PADA TEMPAT PENITIPAN

e. PINTU DARURAT

2. Tanda-tanda Bahaya

Peralatan yang digunakan untuk menunjukan bahwa telah terjadinya bahaya itu bermacam-macam sesuai dengan tingkat kemajuan teknologi. Pada masa tradisional sering digunakan kentongan sedangkan masa sekarang lebih canggih. Macam macam tanda bahaya antara lain sebagai berikut:

1. Alrm kebakaran

Alat tersebut ditempatkan pada tempat yang dianggap perlu. Alarm kebakaran akan berbunyi secara otomatis apabila terdeteksi adanya asap yang diterimanya. Tanda bahaya yang dikeluarkan oleh alat biasanya berupa bunyi keras dan terus-menerus.

2. Bunyi Sirine ambulance

Sirine atau bunyi yang melengking dipasang pada mobil ambulance berbentuk speaker aktif bersamaan dengan lampu berwarna dengan lampu berwarna merah menyala. Hal tersebut pertanda mobil ambulance sedang membawa orang yang membutuhkan perawatan secepatnya dan bila terlambat dapat mengakibatkan orang tersebut meninggal dunia.

3. Alarm Kebocoran Gas

Alarm kebocoran gas gunanya untuk mendeteksi adanya kebocoran gas yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran maupun sesak pernapsan,

4. Alarm pencurian

Alarm tersebut dipasang pada tempat yag tidak boleh dimasuki oleh orang-orang yang tidak berkepentingan. Alarm pencurian dihubungkan dengan kantor petugas keamanan. Alarm tersebut akan bekerja dengan sendirinya bila ada orang memegang barang tertentu yang dilarang, dan bila ada orang yang memasuki tempat yang dijaga tanpa prosedur yang berlaku.

5. Suara tembakan peringatan

Tanda bahaya yang menggunakan tembakan peringatan dilakukan petugs kepolisian.

Dengan cara menembak ke atas sebanyak tiga kali. Hal tersebut dilakukan untuk memberi peringatan kepada pelaku tindak kejahatan agar menyerahkan diri.

2.4 Usaha Mencapai Keselamatan Kerja

Usaha usaha yang dapat dilakukan untuk mencapai keselamatan kerja dan menghindari kecelakaan kerja antara lain:

a. Analisis Bahaya Pekerjaan (Job Hazard Analysis)

Job Hazard Analysis adalah suatu proses untuk mempelajari dan menganalisa suatu jenis pekerjaan kemudian membagi pekerjaan tersebut ke dalam langkah langkah menghilangkan bahaya yang mungkin terjadi.

Dalam melakukan Job Hazard Analysis, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan:

1) Melibatkan Karyawan.

Hal ini sangat penting untuk melibatkan karyawan dalam proses job hazard analysis. Mereka memiliki pemahaman yang unik atas pekerjaannya, dan hal tersebut merupakan informasi yang tak ternilai untuk menemukan suatu bahaya.

2) Mengulas Sejarah Kecelakaan Sebelumnya.

Mengulas dengan karyawan mengenai sejarah kecelakaan dan cedera yang pernah terjadi, serta kerugian yang ditimbulkan, bersifat penting. Hal ini merupakan indikator utama dalam menganalisis bahaya yang mungkin akan terjadi di lingkungan kerja

3) Melakukan Tinjauan Ulang Persiapan Pekerjaan.

Berdiskusi dengan karyawan mengenai bahaya yang ada dan mereka ketahui di lingkungan kerja. Lakukan brainstorm dengan pekerja untuk menemukan ide atau gagasan yang bertujuan untuk mengeliminasi atau mengontrol bahaya yang ada.

4) Membuat Daftar, Peringkat, dan Menetapkan Prioritas untuk Pekerjaan Berbahaya.

Membuat daftar pekerjaan yang berbahaya dengan risiko yang tidak dapat diterima atau tinggi, berdasarkan yang paling mungkin terjadi dan yang paling tinggi tingkat risikonya. Hal ini merupakan prioritas utama dalam melakukan job hazard analysis.

5) Membuat Outline Langkah-langkah Suatu Pekerjaan.

Tujuan dari hal ini adalah agar karyawan mengetahui langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mengerjakan suatu pekerjaan, sehingga kecelakaan kerja dapat diminimalisir.

b.Risk Management

Risk Management dimaksudkan untuk mengantisipasi kemungkinan kerugian/kehilangan (waktu, produktivitas, dan lain-lain) yang berkaitan dengan program keselamatan dan penanganan hukum

c.Safety Engineer

Memberikan pelatihan, memberdayakan supervisor/manager agar mampu mengantisipasi/melihat adanya situasi kurang aman dan menghilangkannya

d. Ergonomika

Ergonomika adalah suatu studi mengenai hubungan antara manusia dengan pekerjaannya, yang meliputi tugas-tugas yang harus dikerjakan, alat-alat dan perkakas yang digunakan, serta lingkungan kerjanya.

Selain ke-empat hal diatas, cara lain yang dapat dilakukan adalah:

1. Job Rotation

2. Personal protective equipment

3. Penggunaan poster/propaganda

4. Perilaku yang berhati-hati

2.5 Masalah Kesehatan Karyawan

Beberapa kasus yang menjadi masalah kesehatan bagi para karyawan adalah:

a) Kecanduan alkohol & penyalahgunaan obat-obatan

Akibat dari beban kerja yang terlalu berat, para karyawan terkadang menggunakan bantuan dari obat-obatan dan meminum alkohol untuk menghilangkan stress yang mereka rasakan. Untuk mencegah hal ini, perusahaan dapat melakukan pemeriksaan rutin kepada karyawan tanpa pemberitahuan sebelumnya dan perusahaan tidak memberikan kompromi dengan hal-hal yang merusak dan penurunan kinerja (missal: absen, tidak rapi, kurang koordinasi, psikomotor berkurang)

b)Stress

Stres adalah suatu reaksi ganjil dari tubuh terhadap tekanan yang diberikan kepada tubuh tersebut. Banyak sekali yang menjadi penyebab stress, namun beberapa diantaranya adalah:

1.Faktor Organisasional, seperti budaya perusahaan, pekerjaan itu sendiri, dan kondisi kerja

2. Faktor Organisasional seperti, masalah keluarga dan masalah finansial

c) Burnout

"Burnout adalah kondisi terperas habis dan kehilangan energi psikis maupun fisik. Biasanya hal itu disebabkan oleh situasi kerja yang tidak mendukung atau tidak sesuai dengan kebutuhan dan harapan. Burnout mengakibatkan kelelahan emosional dan penurunan motivasi kerja pada pekerja. Biasanya dialami dalam bentuk kelelahan fisik, mental, dan emosional yang intens (beban psikologis berpindah ke tampilan fisik, misalnya mudah pusing, tidak dapat berkonsentrasi, gampang sakit) dan biasanya bersifat kumulatif .

2.6 Dasar hukum pemberlakuan prosedur keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja

Pemerintah memberikan jaminan kepada karyawan dengan menyusun Undang-undang Tentang Kecelakaan Tahun 1947 Nomor 33, yang dinyatakan berlaku pada tanggal 6 januari 1951, kemudian disusul dengan Peraturan Pemerintah Tentang Pernyataan berlakunya peraturan kecelakaan tahun 1947 (PP No. 2 Tahun 1948), yang merupakan bukti tentang disadarinya arti penting keselamatan kerja di dalam perusahaan. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992, menyatakan bahwa sudah sewajarnya apabila tenaga kerja juga berperan aktif dan ikut bertanggung jawab atas pelaksanaan program pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan demi terwujudnya perlindungan tenaga kerja dan keluarganya dengan baik. Jadi, bukan hanya perusahaan saja yang bertanggung jawab dalam masalah ini, tetapi para karyawan juga harus ikut berperan aktif dalam hal ini agar dapat tercapai kesejahteraan bersama.

Penerapan program K3 dalam perusahaan akan selalu terkait dengan landasan hukum penerapan program K3 itu sendiri. Landasan hukum tersebut memberikan pijakan yang jelas mengenai aturan yang menentukan bagaimana K3 harus diterapkan.

Berdasarkan Undang-Undang no.1 tahun 1970 pasal 3 ayat 1, syarat keselamatan kerja yang juga menjadi tujuan pemerintah membuat aturan K3 adalah :

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.

c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.

d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.

e. Memberi pertolongan pada kecelakaan.

f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.

g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar radiasi, suara dan getaran.

h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik physik maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan.

i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.

j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.

k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.

l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.

m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya.

n. Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang.

o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.

p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan penyimpanan barang.

q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.

r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahayakecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

Undang-Undang tersebut selanjutnya diperbaharui menjadi Pasal 86 ayat 1 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 yang menyebutkan bahwa setiap pekerja/ buruh berhak untuk memperoleh perlindungan atas:

a) Keselamatan dan kesehatan kerja

b) Moral dan kesusilaan

c) Perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai agama.

Sedangkan ayat 2 dan 3 menyebutkan bahwa untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan upaya keselamatan dan kesehatan kerja. (ayat 2), Perlindungan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku. (ayat 3). Dalam Pasal 87 juga dijelaskan bahwa Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Keamanan kerja adalah unsur-unsur penunjang yang mendukung terciptanya suasana kerja yang aman, baik berupa materil maupun nonmaterial. Kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan sebagai unsur-unsur yang menunjang terhadap adanya jiwa-raga dan lingkungan kerja yang sehat. Kesehatan kerja meliputi kesehatan jasmani dan kesehatan rohani. Kesehatan rohani dan jasmani saling berkaitan, terutama kesehatan rohani akan sangat berpengaruh terhadap kesehatan jasmani dan kesehatan rohani sangat dipengaruhi oleh kesehatan lingkungan (environmental). Keselamatan kerja hanya dideskripsikan sebagai keadaan diman seseorang merasa aman dan sehat dalam melaksanakan tugasnya. Aman dan sehat disini mencakup keamanan dari terjadinya kecelakaan dan sehat dari berbagai faktor penyakit yang muncul dalam proses kerja. Dengan demikian, keselamatan kerja adalah sebagai ilmu pengetahuan yang penerapannya sebagai unsur-unsur penunjang seorang karyawan agar selamat saat sedang bekerja dan setelah mangerjakan pekerjaannya.

3.2 Saran

1. Hendaknya perusahaan lebih memperhatikan keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja karyawannya

2. Pemerintah juga harus ikut andil dalam prosedur keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja dan menciptakan formula yang lebih efektif

3. Karyawan juga perlu menyadari prosedur K3 ini dan memperhatikan tiap prosedurnya dengan penuh tanggung jawab.

DAFTAR PUSTAKA

22