kesalahan persepsi mengenai kekuasaan
TRANSCRIPT
![Page 1: Kesalahan Persepsi Mengenai Kekuasaan](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082702/553c31054a7959eb2d8b4834/html5/thumbnails/1.jpg)
KESALAHAN PERSEPSI MENGENAI KEKUASAAN
Kekuasaan seharusnya menjadi fungsional dan kekuasaan tersebut bersamaan dengan
fungsi tanggungjawabnya. Oleh Mary P. Follet.
Ketika penulis di manajamen bisnis berbicara mengenai “ kekuasaan penuh,” dan
“kekuasaan tertinggi” sebagai 2 fungsi dari administrasi, Mary Follet berpendapat bahwa
ekspresi tersebut di gunakan pada waktu lampau. Ekspresi tersebut menurut Follet tidak terlihat
seperti menjelaskan tentang bisnis yang di lakukan sekarang di berbagai perusahaan. Praktek
bisnis hilang sejalan dengan teori bisnis tersebut. Hal ini merupakan tugas badan eksekutif
sebagai pemimpin. Dan juga, keputusan final dibentuk dan dibuat oleh mereka dan yang telah
mereka susun. Mary Follet mengamati bahwa badan eksekutif lebih mementingkan
kepentingannya dalam membuat keputusan, dari pada kepentingan umum. Menurutnya, badan
eksekutif dalam membuat keputusan seharusnya terbentuk dari sebuah proses.
Yang paling pokok dari sebuah pemikiran di bidang bisnis sekarang, adalah menyerap
semua pemikiran kita tentang organisasi bisnis, yang sesuai dengan fungsinya. Setiap orang
melakukan fungsinya atau melakukan sebagian fungsinya. Penelitian dan ilmu pengetahuan
mempelajari tentang penetapan fungsinya di dalam sebuah perusahaan. Mary Follet berpendapat
![Page 2: Kesalahan Persepsi Mengenai Kekuasaan](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082702/553c31054a7959eb2d8b4834/html5/thumbnails/2.jpg)
bahwa seseorang seharusnya memperoleh hak sama banyaknya, tidak lebih dan tidak kurang,
kekuasaan juga seharusnya berjalan dengan sesuai fungsinya atau sesuai tugasnya. Banyak orang
membicarakan tentang batas dari kekuasaan yang seharusnya lebih baik membicarakan tentang
definisi dari tugas mereka.
Beberapa waktu yang lalu Mary Follet menggunakan kata “di bawah”. Mungkin itu
terkadang terlihat bijaksana ketika berbicara mengenai kata “di bawah” dan “di atas". Mary
Follet tertarik dengan rapat antar kepala sebuah perusahaan besar, membicarakan kesulitan dari
kepala staff tentang sesuatu yang “di atas”. Mereka sulit menemukan di manakah jalan keluarnya
?.
Kisah nyata Follet, 2 tahun lalu perawatnnya di rumah sakit berkata kepadanya, “Apakah
kamu memperhatikan perawat operasi itu ?. Tidakkah dia terlihat sedih ?”. Mary Follet bertanya-
tanya, apa yang baru terjadi tadi pagi ?. Mary Follet menjawab pertanyaan perawat tadi,
“Mungkin salah satu dari dokter bedah tadi menegurnya karena sesuatu”.
Kemudian perawat menjawab “ Kenapa, harus begitu. Para dokter tidak berada di atas
kami (perawat). Mereka mempunyai pekerjaan mereka dan kami (perawat) pun juga. Ketika
pertama kali, Mary Follet tidak menyukai ini, karena terlihat sebagai suatu kekacauan. Mary
Follet berpendapat bahwa pada masa lampau, dokter mempunyai tanggung jawab penuh, dan dia
juga memberikan perintah kepada perawat untuk mematuhi perintahnya. Tetapi Follet bertanya
kepada sebagian dokter tentang hal tersebut, dan mereka berkata bahwa ada tugas yang jelas di
antara dokter dan perawat. Di sini dapat di katakana bahwa antara bawahan dan atasan
mempunyai tugas masing-masing, dan tidak ada istilah atasan memarahi bawahan karena
kesalahan dari bawahannya.
Konsep dari kekuasaan yang di pertimbangkan sekarang merupakan termasuk di dalam
sebuah fungsi, yang seharusnya di lakukan dengan pikiran yang di miliki oleh presiden yang
“mengutus” sebuah kekuasaan. Follet dalam subjek ini mengatakan : “kepala dari badan
eksekutif seharusnya menetapkan secara jelas setiap tanggungjawab staff eksekutif dan
hubungannya dengan tujuan umum dan rencananya dan seharusnya memberi tugas setiap staff
eksekutif kekuasaan yang sesuai dengannya. Tetapi apakah hal tersebut sama persisnya dengan
apa yang terjadi di bidang bisnis ?.
![Page 3: Kesalahan Persepsi Mengenai Kekuasaan](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082702/553c31054a7959eb2d8b4834/html5/thumbnails/3.jpg)
Ungkapan “utusan kekuasaan” menganggap bahwa kepala eksekutif mempunyai “hak”
pada semua kekuasaan, tetapi itu lebih berguna untuk mengutus dari beberapa saja. Follet tidak
sependapat bahwa presiden harus mempunyai kekuasaan kemudian sejalan dengan fungsinya.
Follet berpikir, dari apa yang dapat di sebut sebagai pandangan historis di sebuah kepemimpinan
itu lebih baik daripada sebuah analisis. Kita melihat ke masa lalu dan melihat kapan bisnis di
mulai dari jalan kecil, yang punya banyak pekerjaan, kemudian bisnis kecil tersebut berkembang.
Di bidang bisnis terdapat pemisahan fungsi, kesempitan dari sebuah bisnis akan
membuatnya tepat untuk satu orang melakukannya semua, tetapi masih terdapat pemisahan
fungsi. Sebagai contoh, di sebuah bank kecil, kepala banknya, dia membutuhkan tambahan
pegawai untuk menyelesaikan tugasnya. Di bank besar, seseorang tersebut mempunyai tanggung
jawab terhadap pertukaran uang, deposito, peminjaman, dan lain lain. Tetapi pemisahan dari
fungsi tidak berarti pengutusan dari kekuasaan. Tapi sesuatu di sayangkan dalam organisasi
bisnis adalah perkataan kita tidak di jalankan dengan praktek langsung. Follet berkata bahwa
kekuasaan harus sejalan dengan fungsi, tetapi sebagai pokok dari organisasi adalah hubungan
antar berbagai fungsi di sebuah organisasi.
Keterangan tentang seseorang yang mengidentifikasi perintah dari atasan, badan
eksekutif yang lebih tinggi atau siapapun itu boleh jadi merupakan hal yang paling tidak penting
untuk pertimbangan kita, walaupun tentu saja merupakan bagian dari sebuah hal penting dari
proses. Semua yang Follet inginkan untuk menekankan bahwa ada sebuah proses. Ilmuwan
politik menulis, “koordinat dari kekuasaan adalah sebuah pengalaman dari seseorang’’, tetapi
Follet menyatakan hal itu salah tentang pandangan dari sebuah kekuasaan. Bentuk dari
organisasi seharusnya seperti membentuk keberlanjutan koordinasi dari pengalaman seseorang.
Kekuasaan yang sah mengalir dari koordinasi, bukan koordinasi dari kekuasaan.
Follet melihat sebuah perkataan baru-baru ini bahwa kepala administrasi harus sering
berkonsultasi dengan kepala bagian, dan dari fakta demikian dapat membuat keputusan akhir,
yaitu menyusun kebijakan. Mereka memberikan pengertian dari sebuah fakta, kesimpulan,
menilai juga, jadi mereka kontribusinya terlalu besar untuk ketetapan final, control paling tinngi,
bahkan pada apa yang mereka sebut sebagai kepemimpinan administrasi. Faktanya, keduanya
yaitu informasi dan kesimpulan disampaikan melalui badan eksekutif, hal ini sering kali tidak
memungkinkan bagi pemimpin untuk meninggalkan mereka.
![Page 4: Kesalahan Persepsi Mengenai Kekuasaan](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082702/553c31054a7959eb2d8b4834/html5/thumbnails/4.jpg)
Apapun pikiran kita mengenai perencanaan department. Follet berpikir seharusnya kita
setuju bahwa manajeman yang fungsional berarti kekuasaan tersebut sejalan dengan fungsi dan
tidak dengan posisi pasti pada puncak dari sebuah grafik.
Secara singkat, bisnis muncul untuk menjadi pertimbangan tidak sebanyak spekulasi
dalam mengambil alih sebagai perusahaan swasta, dari pengetahuan ilmiah, terkontrol oleh
pengembangan yang lebih jauh dalam metode ilmiah. Pemikiran yang paling dominan di abad 20
adalah, kontribusi yang mana abad 20 adalah memberikan dunia, dan hal tersebut adalah pikiran
yang brilian dari yang kita temui sebelumnya, dan hal ini melebihi orang yang berbisnis yang
mereka temukan dimana mereka mungkin lebih dari pada yang lain untuk memberikan
pemikiran yang realistis.