kesadaran hukum masyarakat terhadap pentingnya … · auliah andika rukman, sh.,mh sebagai...

82
i KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA KEPEMILIKAN SERTIFIKAT HAK MILIK ATAS TANAH DI DESA BENTENGE KEC. MALLAWA KAB. MAROS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidkan Universitas Muhammadiyah Makassar OLEH: JULIANA ABDULLAH 105430012315 JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 06-Jul-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

i

KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA KEPEMILIKAN SERTIFIKAT HAK MILIK ATAS TANAH DI DESA

BENTENGE KEC. MALLAWA KAB. MAROS

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan

dan Ilmu pendidkan Universitas Muhammadiyah Makassar

OLEH:

JULIANA ABDULLAH 105430012315

JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

ii

Page 3: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

iii

Page 4: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

iv

MOTTO

Orang-orang sukses dan tidak sukses tidak berbeda jauh. Mereka berbeda dalam

keinginan mereka untuk mecapai potensi mereka

(John Maxwell)

PERSEMBAHAN

Karya ini ku persembahkan untuk kedua orang tua ku Bapak Abdullah (ALM) dan

Ibu Samsiah, saudara, keluarga tercinta serta semua sahabat yang senantiasa

memberikan do’a, waktu, motivasi dan pikirannya dalam mendukung penulis.

Page 5: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

v

ABSTRAK

Juliana Abdullah.2020. Kesadaran hukum masyarakat terhadap pentingnya kepemilikan sertifikat hak milik atas tanah di Desa Bentenge Kec. Mallawa Kab. Maros. Skripsi Program Studi Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.Dibimbing oleh Dr. A. Rahim, SH., M.Hum sebagai pembimbing I dan Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat terhadap pentingnya pendaftaran hak milik atas tanah di Desa Bentenge Kec. Mallawa Kab. Maros dan faktor-faktor yang menghambat masyarakat untuk mendaftarkan hak milik atas tanahnya di Desa Bentenge Kec. Mallawa Kab. Maros.

Jenis penelitian ini adalah kualitatif.Untuk mengumpulkan data, penelitian menggunakan teknik wawancara, observasi dan dokumentasi.Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, Verifikasi dan kesimpulan.

Berdasarkan peneltian dapat disimpulkan bahwa (1) tingkat kesadaran hukum masyarakat Desa Bentenge terhadap pentingnya mendaftarkan tanah hak miliknya dapat dikategorikan rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil observasi yang menunjukkan bahwa dari jumlah keseluruhan penduduk yaitu sebanyak 1.070 orang, kurang dari 20% jumlah penduduk yang memiliki sertifikat hak milik atas tanah, yaitu hanya sebanyak 127 orang dan sebanyak 943 orang belum memiliki sertifikat hak milik atas tanah, (2) faktor-faktor yang menghambat masyarakat untuk mendaftarkan hak milik atas tanahnya, yaitu: a. Faktor Ekonomi, biaya tentunya dapat menjadi penghambat dalam pembuatan sertifikat hak atas tanah terutama bagi untuk masyarakat yang kekurangan dalam segi ekonomi; b. Tingkat Pendidikan Yang Rendah, kurangnya pemahaman hukum masyarakat ini disebabkan oleh tingkat pendidikan yang masih rendah ditambah dengan tidak adanya kegiatan sosialisasi hukum yang dilakukan oleh pemerintah setempat; c. Kurangnya Keinginan Masyarakat Untuk Mensertipikasi Tanahnya, kurangnya keinginan juga menjadi faktor yang menghambat masyarakat untuk itu sendiri untuk mendaftarkan tanahnya. Hal ini menyebabkan masyarakat menjadi tidak tahu bagaimana cara mendaftarkan tanah mereka dan juga menyebabkan masyarakat tidak mengetahui betapa pentingnya memiliki sertifikat hak milik atas tanah. Kata Kunci : tingkat kesadaran hukum, kepemilikan sertifikat tanah

Page 6: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

vi

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang paling indah dan patut penulis ucapkan kecuali

Alhamdulillah dan syukur kepada Iilahi Rabbi Yang Maha Rahman dan Maha

Rahim. Dia yang senantiasa melimpahkan Rahmat dan hidayah-Nya berupa

nikmat kesehatan, kekuatan dan kemampuan senantiasa tercurah pada diri penulis

sehingga usaha untuk menyelesaikan skripsi dengan judul ”Kesadaran Hukum

Masyarakat Terhadap Pentingnya Kepemilikan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah

Di Desa Bentenge Kec. Mallawa Kab. Maros”. Begitu pula salawat dan taslim

kepada Rasulullah Saw, serta para keluarganya dan sahabat yang sama-sama

berjuang untuk kejayaan Islam semata.

Dalam penulisan skripsi ini tidak sedikit hambatan yang dialami penulis,

tetapi berkat usaha, doa, bantuan serta motivasi yang diberikan oleh berbagai

pihak, maka hambatan itu dapat teratasi. Olehnya itu penghargaan dan ucapan

terima kasih yang setinggi-tingginya tak lupa penulis sampaikan kepada:

1. Kedua orang tua ku bapak Abdullah (ALM) dan ibu Samsiah berserta keluarga

besar yang telah memberikan doa dan dukungan serta motivasi kepada saya.

2. Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim, S.E.,M.M, Selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Erwin Akib, S.Pd.,M.Pd.,Ph.D, Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.

Page 7: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

vii

4. Dr. Muhajir, M.Pd, Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas

Muhammadiyah Makassar.

5. Dr. A.Rahim, SH.,M.Hum sebagai pembimbing 1 dan Dr. Muhajir, M.Pd

sebagai pembimbing II dengan kesabaran meluangkan waktu, tenaga dan

pikiran dalam membimbing dan memberikan motivasi selama penulis

menjalan masa perkuliahan hingga penyusunan skripsi.

6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen di Jurusan Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan yang banyak memberikan ilmu di Jurusan Pendidikan

Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Muhammadiyah Makassar.

7. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan

yang selalu menemani dalam suka dan duka, sahabat-sahabat terkasih serta

seluruh rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

angkatan 2015 atas segala kebersamaan, motivasi, saran dan bantuannya

kepada penulis.

Akhir kata penulis berharap semoga karya sederhana ini membawa suatu

manfaat bagi perkembangan dunia, dengan segala kerendahan hati, penulis

senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak dan dapat

memberikan manfaat bagi para pembaca, terutama dari diri pribadi penulis.

Aamiin.

Makassar, Januari 2020 Penulis

Juliana Abdullah

Page 8: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN … .................................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ iii

SURAT PERNYATAAN……………………………. ……………… ....... iv

SURAT PERJANJIAN ................................................................................ v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ................................................................................. viii

DAFTAR ISI ................................................................................................ x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian .................................................................. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka…….. ............................................................... 7

B. Kerangka Pikir ........................................................................ 25

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian .............................................................. 27

B. Subjek Penelitian ..................................................................... 27

C. Jenis dan Sumber Data ............................................................ 28

D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 28

Page 9: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

ix

E. Instrumen Penelitian ............................................................... 29

F. Teknik Analisis Data. .............................................................. 30

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian …………………….. .................................. 32

B. Pembahasan ............................................................................ 42

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................. 47

B. Saran ............................................................................................ 48

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 50

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

Page 10: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tanah merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa, sumber daya alam yang

diperlukan manusia untuk mencukupi kebutuhan manusia baik yang langsung

untuk kehidupannya seperti misalnya untuk bercocok tanam guna mencukupi

kebutuhannya (tempat tinggal/perumahan), maupun untuk melaksanakan

usahanya seperti tempat perdagangan, industri, pendidikan, pembangunan sarana

dan prasarana lainnya. Tanah merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat

mendasar, manusia hidup serta melakukan aktivitas di atas tanah sehingga setiap

saat manusia selalu berhubungan dengan tanah. Dapat dikatakan hampir semua

kegiatan hidup manusia baik secara langsung maupun tidak langsung selalu

memerlukan tanah. Sampai pada saat manusia meninggal duniapun masih

memerlukan tanah untuk penguburannya. Begitu bermanfaatnya tanah bagi

kehidupan manusia, maka setiap orang akan selalu berusaha memiliki dan

menguasainya.

Tanah merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting di

dalam kehidupan manusia. Tanah merupakan bagian dari bumi, air dan ruang

angkasa yang merupakan bagian dari kekayaan alam yang berlimpah sebagai

karunia dari Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu sudah seharusnya kita

melestarikan, menjaga dan mengelola secara baik tanah tersebut baik untuk

generasi sekarang maupun untuk yang akan datang. Sebagai sumber daya yang

sangat menunjang kehidupan umat manusia, maka setiap masyarakat memiliki

Page 11: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

11

aturan atau norma tertentu dalam penggunaan, penguasaan, pemilikan dan

pemanfaatan tanah untuk kehidupannya. Dengan semakin berkembangnya

penduduk dan cara pemikiran manusia maka mendorong terbentuknya suatu

aturan di bidang pertanahan yang dapat diterima bersama sebagai landasan hukum

terutama dalam kepemilikan tanah.

Kendala yang dihadapi adalah pertumbuhan penduduk terus meningkat,

sedangkan ketersediaan tanah yang sangat terbatas. Karena terbatasnya tanah yang

tersedia dan kebutuhan akan tanah semakin bertambah, dengan sendirinya akan

menimbulkan benturan-benturan kepentingan akan tanah, yang berakibat akan

menimbulkan permasalahan atas tanah. Karenanya oleh pemerintah kebijaksanaan

mengenai tanah ini diatur dalam berbagai ketentuan-ketentuan peraturan

perundang-undangan. Pada tahun 1960 Indonesia berhasil membentuk peraturan

perundangundangan mengenai pertanahan dalam bentuk undang-undang yang

disebut undang-undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok- Pokok

Agraria yang dikenal dengan Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) yang mulai

berlaku sejak tanggal 24 September 1960.

Pasal 1 angka 20 Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 memberikan

pengertian:

“sertifikat adalah surat tanda bukti hak sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 ayat (2) huruf c Undang-undang Pokok Agraria untuk hak atas tanah, hak pengelolaan, tanah wakaf, hak milik atas satuan rumah susun dan hak tanggungan yang masing-masing sudah dibukukan dalam buku tanah yang bersangkutan”.

Sedangkan pengertian sertifikat dalam Pasal 32 ayat (1) Peraturan

Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 dinyatakan bahwa:

Page 12: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

12

“sertifikat merupakan tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat mengenai data fisik dan data yuridis yang termuat di dalamnya, sepanjang data fisik dan data yuridis tersebut sesuai dengan data yang ada dalam surat ukur dan buku tanah yang bersangkutan”.

Untuk itu dinyatakan bahwa sebelum dibuktikan yang sebaliknya, data

fisik dan data yuridis yang dicantumkan dalam sertifikat harus diterima sebagai

data yang benar, baik dalam perbuatan hukum sehari-hari maupun dalam sengketa

di pengadilan, sepanjang data tersebut sesuai dengan apa yang tercantum dalam

surat ukur dan buku tanah yang bersangkutan.

Adapun yang dimaksud dengan buku tanah sebagaimana disebutkan dalam

Pasal 1 angka 19 Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun 1997 adalah:

“Dokumen dalam bentuk daftar yang memuat data yuridis dan data fisik suatu objek pendaftaran tanah yang sudah ada haknya”.

Bagi pemegang hak atas tanah, memiliki sertifikat mempunyai nilai lebih

yaitu akan memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum. Begitu

pentingnya sertifikat tanah ini sehingga setiap pemilik tanah yang sah dianjurkan

untuk segara mendaftarkan bidang tanahnya ke kantor pertanahan setempat.

Namun demikian dalam kenyataannya tidak jarang masyarakat yang tidak peduli

dengan pendaftaran tanahnya, hal ini diakibatkan karena tingkat ekonomi yang

masih rendah, tingkat pendidikan yang masih rendah, ketidakpedulian BPN

Kabupaten Maros dalam memberikan dukungan atau program-program kepada

masyarakat Desa Bentenge agar mudah mengurus sertifikat tanah sehingga

masyarakat khususnya masyarakat Desa Bentenge Kecamatan Mallawa lebih

mementingkan kebutuhan pokok mereka daripada harus mendaftarkan tanahnya

demi kepastian hukum tanahnya. Apalagi terdengar isu-isu dari masyarakat

setempat yang pernah mendaftarkan tanahnya bahwa dalam mendaftarkan tanah

Page 13: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

13

itu prosesnya lama dan biayanya mahal. Kenyataan yang terjadi adalah pelayanan

yang masih lambat, sulit, dan berbelit-belit. Hal ini membuat masyarakat menjadi

enggan untuk mendaftarkan tanahnya, bagi masyarakat Desa Bentenge yang

terpenting ada saksi-saksi yang mengetahui batas-batas tanahnya dari tanah yang

dimilikinya itu sudah cukup untuk menguatkan hak atas tanahnya tersebut.

Melihat teori dan fenomena-fenomena yang terjadi dalam kenyataannya di

atas diketahui bahwa pendaftaran hak milik atas tanah dan kesadaran hukum

masyarakat untuk mendaftarkan tanahnya di Desa Bentenge Kecamatan Mallawa

masih sangat rendah. Pendaftaran tanah mempunyai tujuan positif dalam

memberikan jaminan kepastian hukum mengenai hak atas tanah bagi semua orang

tanpa membedakan status, yakni dengan memberikan surat tanda bukti yang lazim

disebut dengan sertifikat tanah yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat

terhadap pemegang hak atas tanah. Tujuan pendaftaran tersebut akan tercapai

dengan adanya peran serta dan dukungan pelaksanaan pendaftaran tanah tersebut

baik oleh pemerintah selaku pejabat pelaksana pendaftaran tanah maupun

kesadaran masyarakat selaku pemegang hak atas tanah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat peneliti sampaikan

rumusan masalah untuk digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah tingkat kesadaran hukum masyarakat terhadap pentingnya

pendaftaran hak milik atas tanah di Desa Bentenge Kec. Mallawa Kab.

Maros?

Page 14: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

14

2. Apakah faktor-faktor yang menghambat masyarakat untuk mendaftarkan

hak milik atas tanahnya di Desa Bentenge Kec. Mallawa Kab. Maros?

C. Tujuan Penelitian

Dari uraian latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian

yang akan peneliti laksanakan yaitu:

1. Untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat terhadap

pentingnya pendaftaran hak milik atas tanah di Desa Bentenge Kec.

Mallawa Kab. Maros

2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang menghambat masyarakat untuk

mendaftarkan hak milik atas tanahnya di Desa Bentenge Kec. Mallawa

Kab. Maros

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi banyak

pihak, antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Dapat mengembangkan kajian dan konsep yang mendalam tentang upaya

Kepala desa, sebagai pemimpin desa, dalam meningkatkan kepemilikan

sertifikat tanah sehingga bisa di jadikan dasar dan acuan untuk penelitian

selanjutnya. Selain itu konsep tersebut di harapkan dapat berkembang dan

meningkatkan mutu pemerintahan desa sehingga dapat mencapai desa

yang ideal.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Page 15: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

15

Sebagai media latih berfikir kritis dalam memecahkan masalah di

lapangan, meningkatkan pengetahuan dan wawasan serta dapat

dijadikan bekal dalam kehidupan tentang kesadaran hukum

masyarakat terhadap mensertifikatkan tanah.

b. Bagi Pemerintah

Dapat memberikan penyuluhan hukum yang sifatnya terpadu

kepada masyarakat agar memiliki kesadaran hukum untuk

mensertifikatkan tanah dan memberikan pemahaman tentang

pentingnya sertifikat tanah bagi pemilik tanah. Diharapkan

mengupayakan penerapan proses pendaftaran tanah yang tidak

melebihi ketentuan yang ditetapkan sehingga proses pendaftaran

tanah dapat berjalan dengan baik.

c. Bagi Masyarakat

Untuk memberikan gambaran mengenai pentingnya sertifikat tanah

dan dapat meningkatkan kesadaran hukum masyarakat sebagai

pemilik tanah agar melakukan pendaftaran tanah sesuai ketentuan

yang ditetapkan pemerintah.

Page 16: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

16

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

a. Tinjauan Umum Mengenai Kesadaran Hukum Masyarakat

Di dalam ilmu hukum dikenal adanya beberapa pendapat mengenai

kesadaran hukum. Ada yang merumuskan bahwa kesadaran hukum merupakan

satu-satunya sumber dari hukum dan kekuatan mengikatnya hukum, serta

keyakinan hukum individu dalam masyarakat yang merupakan kesadaran hukum

individu adalah dasar atau pokok terpenting dari kesadaran hukum masyarakat.

Kesadaran hukum dengan hukum itu mempunyai kaitan yang erat sekali.

Kesadaran hukum merupakan faktor dalam penemuan hukum. Maka sumber

segala hukum adalah kesadaran hukum. Oleh sebab itu yang disebut hukum

hanyalah yang dapat memenuhi kesadaran hukum kebanyakan orang, maka

undang-undang yang tidak sesuai dengan kesadaran hukum kebanyakan orang

akan kehilangan kekuatan mengikat. Kesadaran hukum adalah kesadaran yang ada

pada setiap manusia tentang apa hukum itu atau apa seharusnya hukum itu, suatu

kategori tertentu dari hidup kejiwaan kita dengan mana kita membedakan antara

hukum dengan onrecht, antara yang seharusnya dilakukan dan tidak seharusnya

dilakukan. Kesadaran tentang apa hukum itu berarti kesadaran bahwa hukum itu

merupakan perlindungan kepentingan manusia.

Menurut Krabbe dalam kutipannya Achmad Ali Dan Wiwie Heryani (2012), kesadaran hukum merupakan kesadaran atau nilai-nilai yang terdapat di dalam diri manusia, tentang hukum yang ada atau tentang hukum yang diharapkan ada. Sedangkan pengertian lain mengenai kesadaran hukum, dijelaskan oleh Soerjono Soekanto (1982) bahwa kesadaran hukum itu merupakan persoalan nilai-nilai dan konsepsi-konsepsi abstrak yang terdapat dalam diri manusia,

Page 17: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

17

tentang keserasian antara ketertiban dan ketentraman yang dikehendaki atau sepantasnya.

Kesadaran hukum mempunyai beberapa konsepsi, salah satu diantaranya

adalah konsepsi mengenai kebudayaan hukum. Konsepsi ini mengandung ajaran-

ajaran kesadaran hukum yang lebih banyak mempermasalahkan kesadaran hukum

yang dianggap sebagai mediator antara hukum dengan perilaku manusia, baik

secara individual maupun kolektif.

Soekanto (2002) Kesadaran yang ada pada setiap manusia tentang apa hukum itu atau apa seharusnya hukum itu, suatu kategori tertentu dari hidup kejiwaan kita dengan mana kita membedakan antara hukum (recht) dan tidak hukum (onrecht), antara yang seyogyanya dilakukan dan tidak seyogyanya dilakukan.

Marzuki (1995) Pertama-tama bertitik tolak dari pemahaman yang memandang bahwa kesadaran hukum merupakan bagian alam kesadaran manusia. Hanya pada manusia yang berada dalam kondisi kesadaran yang sehat serta adekuat (compos menitis) dapat bertumbuh dan berkembang penghayatan kesadaran hukum. Kesadaran hukum bukan bagian dari alam ketidaksadaran manusia, meskipun pertumbuhannya dipengaruhi oleh naluriah hukum (rectsinstinct) yang menempati wujud bawah peraaan hukum (lagere vorm van rechtsgevoed).

Ali (2012), kesadaran hukum itu sendiri ada dua macam, yaitu:

a. Kesadaran hukum positif, identik dengan ketaatan hukum. b. Kesadaran hukum negatif identik dengan ketidaktaatan hukum.

Kesadaran hukum dengan hukum mempunyai kaitan yang sangat erat,

dimana kesadaran hukum merupakan faktor dalam penemuan hukum sehingga

kesadaran hukum merupakan sumber dari segala hukum. Jadi, hukum hanyalah

hal yang memenuhi kesadaran hukum kebanyakan orang, sehingga undang-

undang yang tidak sesuai dengan kesadaran hukum kebanyakan orang akan hilang

kekuatan mengikatnya.

Page 18: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

18

Kesadaran hukum adalah sumber dari segala hukum. Dengan kata lain

kesadaran hukum tersebut ada pada setiap manusia karena setiap manusia

memiliki kepentingan, sehingga apabila hukum tersebut dihayati dan dilaksanakan

dengan baik maka kepentingannya akan terlindungi dan apabila terjadi pergesekan

kepentingan maka hukum hadir sebagai alternatif penyelasaian. Dengan demikian

kesadaran hukum bukan hanya harus dimiliki oleh golongan tertentu saja seperti

sarjana hukum, pengacara, polisi, jaksa serta hakim, tetapi pada dasarnya harus

dimiliki oleh setiap manusia tanpa terkecuali agar kepentingannya dapat

terlindungi.

Soekanto (1982), ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesadaran

hukum, yakni sebagai berikut:

1. Pengetahuan tentang kesadaran hukum, secara umum jika ada peraturan perundang-undangan yang telah disahkan, maka dengan sendirinya peraturan tersebut itu akan tersebar luas dan diketahui oleh masyarakat umum. Dalam hal ini setiap orang dianggap tahu hukum dan tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa ia tidak pernah mendengar atau melihat peraturan tersebut, tetapi alasan demikian masih sering ditemukan dalam suatu golongan masyarakat tertentu.

2. Pengakuan terhadap ketentuan-ketentuan hukum, pengakuan masyarakat terhadap ketentuan-ketentuan hukum berarti bahwa masyarakat mengetahui isi dan kegunaan dari norma-norma hukum tertentu. Dalam artian, ada suatu derajat pemahaman terhadap ketentuan-ketentuan hukum yang berlaku. Namun hal ini belum merupakan jaminan bahwa warga masyarakat yang mengakui ketentuan-ketentuan hokum tertentu tersebut akan dengan sendirinya mematuhinya, tetapi perlu diakui juga bahwa orang-orang yang memahami suatu ketentuan hukum tertentu adakalanya cenderung untuk mematuhinya.

3. Penghargaan terhadap ketentuan-ketentuan hukum, Penghargaan atau sikap terhadap ketentuan-ketentuan hukum, yaitu sampai sampai sejauh mana suatu tindakan atau perbuatan yang dialarang oleh hukum dapat diterima sebagian besar warga serta bagaimana reaksi masyarakat yang didasarkan pada sistem norma atau nilai yang berlaku. Masyarakat mungkin mematuhi atau menentang hukum dikarenakan kepentingan mereka terjamin pemenuhannya.

Page 19: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

19

4. Kepatuhan masyarakat terhadap ketentuan-ketentuan hukum, salah satu tugas hukum yang terpenting adalah mengatur kepentingan-kepentingan seluruh warga masyarakat. Kepentingan seluruh warga masyarakat tersebut lazimnya bersumber dari norma atau nilai yang berlaku, yaitu anggapan mengenai apa yang baik yang harus dilakukan dan apa yang buruk yang harus dihindari.

5. Ketaatan masyarakat terhadap hukum, ketaatan masyarakat terhadap hukum sedikit banyaknya bergantung pada apakah kepentingan-kepentingan warga masyarakat dalam bidang-bidang tertentu dapat ditampung oleh ketentuan-ketentuan hukum atau tidak. Ada pula suatu anggapan bahwa kepatuhan hukum disebabkan karena adanya rasa takut pada sanksi, karena ingin memelihara hubungan baik, karena kepentingannya terlindungi, dan karena cocok dengan nilai yang dianutnya.

6. Indikator-indikator dari kesadaran hukum sebenarnya merupakan petunjuk yang relatif konkrit tentang taraf kesadaran hukum.

Adapun indikator-indikator kesadaran hukum menurut Soerjono Soekanto

adalah sebagai berikut:

1. Pengetahuan hukum, yaitu seseorang yang mengetahui bahwa perilaku-

perilaku tertentu tersebut telah diatur oleh hukum. Peraturan hukum yang

dimaksud di sini adalah hukum tertulis maupun tidak tertulis. Perilaku

tersebut menyangkut perilaku yang dilarang oleh hukum maupun perilaku

yang diperbolehkan oleh hokum.

2. Pemahaman hukum, yaitu seseorang yang mempunyai pengetahuan dan

pemahaman mengenai aturan-aturan tertentu, misalnya adanya

pengetahuan dan pemahaman yang benar dari seorang pelajar tentang

hakikat dan arti pentingnya peraturan sekolah.

3. Sikap hukum, yaitu seseorang mempunyai kecenderungan untuk

mengadakan penilaian tertentu tehadap hukum.

4. Perilaku hukum, yaitu seseorang atau pelajar mematuhi peraturan yang

berlaku.

Page 20: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

20

Keempat indikator kesadaran hukum di atas dalam perwujudannya dapat

menunjukkan tingakatan-tingakatan kesadaran hukum tertentu. Apabila seseorang

hanya mengetahui hukum maka dapat dikatakan bahwa ia memiliki tingkat

kesaadaran hukum yang masih rendah, tetapi jika seseorang telah berperilaku

sesuai dengan hukum dalam suatu masyarakat maka dapat dikatakan bahwa ia

memiliki tingkat kesadaran hukum yang tinggi. Kemajuan suatu bangsa dapat

dilihat dari tingkat kesadaran hukum warga negaranya. Semakin tinggi tingkat

kesadaran hukum penduduk suatunegara maka kehidupan bermasyarakat dan

bernegaranya akan semakin tertib. Sebaliknya, jika tingkat kesadaran hukum

penduduk suatu negara rendah maka kehidupan bermasyarakat dan bernegaranya

akan semakin tidak terkendali, sehingga yang berlaku adalah hukum rimba

dimana yang kuatlah yang menang.

b. Tinjauan Umum Mengenai Hak Atas Tanah

1. Pengertian Tanah

Dalam era pembangunan dewasa ini, arti dan fungsi tanah bagi negara

Indonesia tidak hanya menyangkut kepentingan ekonomi semata, tetapi juga

mencangkup aspek sosial dan politik serta aspek pertanahan keamanan.

Kenyataan menunjukkan bahwa semakin meningkatnya kebutuhan akan tanah

untuk pembangunan, maka pola hidup dan kehidupan masyarakat baik di

perkotaan maupun di pedesaan menjadi lain. Adanya perubahan sikap yang

demikian dapat dimaklumi karena tanah bagi masyarakat Indonesia merupakan

sumber kemakmuran dan juga kesejahteraan dalam kehidupan. Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa tanah bagi masyarakat Indonesia merupakan salah satu hal

Page 21: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

21

yang amat penting guna menjamin kelangsungan hidupnya. Menyadari akan

fungsi tersebut maka pemerintah berusaha meningkatkan pengelolaan, pengaturan

dan pengurusan di bidang pertanahan yang menjadi sumber kemakmuran dan

kesejahteraan.

Sebutan "tanah" dalam bahasan ini dapat dipahami dengan berbagai arti,

maka penggunaannya perlu diberi batasan agar diketahui dalam arti apa istilah

tersebut digunakan. Dalam hukum tanah sebutan istilah "tanah" dipakai dalam arti

yuridis, sebagai suatu pengertian yang telah diberi batasan resmi oleh Undang-

Undang Pokok Agraria (UUPA).

Berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) dinyatakan

bahwa:

"Atas dasar hak menguasai dari Negara ..., ditentukan adanya macam-macam hak atas permukaan bumi yang disebut tanah yang dapat diberikan dan dipunyai oleh orang-orang.".

Tanah dalam pengertian yuridis mencakup permukaan bumi sebagaimana

diatur dalam Pasal 4 Ayat (1) Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA). Hak tanah

mencakup hak atas sebagian tertentu yang berbatas di permukaan bumi.

Tanah diberikan kepada dan dipunyai oleh orang dengan hak-hak yang

disediakan oleh Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA) untuk digunakan atau

dimanfaatkan. Diberikannya dan dipunyai tanah dengan hakhak tersebut tidak

akan bermakna jika penggunaannya terbatas hanya pada tanah sebagai permukaan

bumi saja. Untuk keperluan apa pun tidak bisa tidak, pasti diperlukan juga

penggunaan sebagai tubuh bumi yang ada di bawahnya dan air serta ruang

angkasa yang di permukaan bumi.

Page 22: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

22

Fungsi tanah di Negara Indonesia mempunyai fungsi yang sangat penting

dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat sebagaimana yang

diamanatkan dalam UUD 1945. Agar bumi, air dan ruang angkasa dapat berfungsi

dengan baik dan tepat, maka pemanfaatannya perlu diatur dengan undang-undang

yang termasuk lingkup hukum agraria. Dengan demikian bahwa undang-undang

pertanahan di Indonesia sudah jelas sebagaimana yang diatur dalam PP No. 24

tahun 1977 tentang pendaftaran tanah. Namun pada hakekatnya masyarakat

sampai saat ini masih belum menggunakan hak – hak atas kepemilikan tanah itu

untuk didaftarkan dan diberikan tanda bukti kepemilikannya baik itu berupa Akta

Jual Beli, Akta Hibah, Akta Waris sampai kepada sertifikat disebabkan adanya

kendala- kendala teknis yang dirasakan masyarakat dalam mendaftarkan tanahnya

baik itu berupa ekonomi maupun berupa teknis administrasi yang dilakukan oleh

pihak pejabat pembuat akta tanah (PPAT).

2. Pengertian Sertifikat

Sertifikat merupakan surat tanda bukti hak yang terdiri dari salinan buku

tanah dan surat ukur, diberi sampul, dijilid menjadi satu yang bentuknya

ditetapkan oleh Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional

(BPN). Ada dua jenis sertifikat. Pertama, sertifikat yaitu tanda bukti hak yang

diberikan bagi tanah-tanah yang sudah ada surat ukurnya ataupun tanah- tanah

yang sudah diselenggarakan pengukuran desa demi desa, dan yang kedua,

sertifikat sementara, yaitu tanda bukti hak yang diberikan bagi tanah- tanah yang

belum ada surat ukurnya, artinya tanah-tanah di desa-desa yang belum dihitung

berdasarkan pengukuran desa demi desa. Sertifikat merupakan alat pembuktian

Page 23: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

23

yang kuat, baik subyek maupun obyek hak atas tanahnya dan sertifikat sementara

merupakan alat pembuktian sementara mengenai macam-macam hak dan siapa

pemiliknya, tidak membuktikan mengenai luas dan batas-batas tanahnya.

Setipikat Hak Milik atas tanah merupakan hal yang sangat penting karena

akan menjadi bukti otentik kepemilikan tanah oleh masyarakat. Menurut

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 sertifikat adalah:

Surat tanda bukti hak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (2) huruf c UUPA untuk hak atas tanah, hak pengelolaan, tanah wakaf, hak milik atas satuan rumah susun dan hak tanggungan yang masing-masing sudah dibukukan dalam buku tanah yang bersangkutan. Kalau dilihat Pasal 19 ayat (2) huruf c UUPA, maka sertifikat itu merupakan surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat bukti yang kuat.

Sedangkan menurut pasal 32 ayat (1) peraturan pemerintah no 24 tahun

1997 sertifikat adalah:

Surat tanda bukti hak yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat mengenai data fisik dan data yuridis yang termuat di dalamnya, sepanjang data fisik dan data yuridis tersebut sesuai dengan data yang ada dalam surat ukur dan buku tanah yang bersangkutan.

Adapun manfaat sertifikat untuk individu/masyarakat antara lain

menghindari konflik fisik, memberikan kepastian hukum tentang kepemilikan dan

penguasaan hak atas tanah, dapat dijadikan jaminan bank, menjadikan bukti

otentik untuk warisan, dan membatasi pemerintah untuk tidak semena-semena

mengambil tanah rakyat. Sedangkan manfaat sertifikat untuk pemerintah adalah

memudahkan registrasi administrasi pertanahan, memungkinkan pemerintah untuk

mengetahui tanah-tanah milik pribadi, swasta dan pemerintah, sebagai

pembatasan terhadap pemerintah agar tidak sewenang-wenang mengambil tanah

rakyat, memudahkan pemerintah mengetahui jenis-jenis hak milik, hak guna

Page 24: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

24

bangunan, hak pakai, hak sewa dll, memberi peluang kepada pemerintah untuk

menyewa tanah kepada pihak asing dan atau perusahaan dalam negeri.

Sertifikat bagi masyarakat yang memiliki aset adalah hal yang mutlak

dimiliki, sebab sertifikat merupakan tanda bukti hak yang kuat, artinya pemegang

hak atas tanah yang namanya tercantum dalam sertifikat harus dianggap sebagai

benar sampai dibuktikan sebaliknya di Pengadilan dengan alat bukti lain. Baik itu

sertifikat dalam hal kepemilikan, tanah, rumah, dan lain sebagainya. Kita

mengenal macam-macam sertifikat hak atas tanah, ada Sertifikat Hak Milik

(SHM), Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB), Sertifikat Hak Guna Usaha

(SHGU) ataupun Sertifikat Hak atas Satuan Rumah Susun (SHSRS). Sertifikat

memiliki banyak fungsi bagi pemiliknya. Dari sekian fungsi yang ada, dapat

dikatakan bahwa fungsi utama dari sertifikat adalah sebagai alat bukti yang kuat.

Karena itu, siapapun dapat dengan mudah membuktikan dirinya sebagai

pemegang hak atas tanah bila telah jelas namanya tercantum dalam sertifikat itu.

Selain memiliki fungsi sebagai alat bukti kepemilikan, sertifikat juga memiliki

manfaat untuk masyarakat dan pemerintah. Selain hal tersebut di atas, maka

sehubungan dengan Fungsi Sosial hak atas tanah sebagaimana diatur di dalam

pasal 6 Undang-undang Pokok Agraria, maka pemegang sertifikat akan

melepaskan haknya apabila tanahnya akan digunakan untuk kepentingan umum

dengan pembayaran ganti rugi yang sesuai dengan peraturan perundang-

undangan. Hal ini menunjukan bahwa pemegang sertifikat diberikan perlindungan

dan juga dihargai sebagai pihak yang mempunyai hak atas tanah.

Page 25: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

25

Sertifikat merupakan hasil akhir dari kegiatan pendaftaran tanah. Sertifikat

hak atas tanah sebagai hasil akhir proses pendaftaran tanah yang berisi data fisik

(keterangan tentang letak, batas, bidang tanah, serta bangunan yang ada di

atasnya) dan data yuridis (keterangan tentang status tanah dan bangunan yang

didaftar, pemegang hak atas tanah dan hak-hak pihak lain serta beban-beban lain

yang berada di atasnya) merupakan tanda bukti yang kuat. Dengan memiliki

sertifikat, maka kepastian hukum berkenaan dengan jenis hak atas tanahnya,

subjek hak dan objek haknya menjadi nyata selain hal tersebut sertifikat

memberikan berbagai manfaat, misalnya mengurangi kemungkinan sengketa

dengan pihak lain, serta memperkuat posisi tawar menawar apabila hak atas tanah

yang telah bersertifikat diperlukan pihak lain untuk kepentingan pembangunan

apabila dibandingkan dengan tanah yang belum bersertifikat serta mempersingkat

proses peralihan serta pembebanan hak atas tanah.

3. Pengertian Hak Atas Tanah

Hak atas tanah adalah hak yang memberi wewenang kepada seseorang yang mempunyai hak untuk mempergunakan atau mengambil manfaat atas tanah tersebut. Menurut Achmad Chomzah (2002), Hak atas tanah berbeda dengan hak penggunaan atas tanah. Dalam hukum agraria di kenal konsep hak atas tanah, di dalamnya terdapat pembagian antara hak tanah primer dan hak tanah sekunder.

Hak tanah atas primer ialah hak atas tanah yang dapat di miliki atau di

kuasai secara langsung oleh badan hukum ataupun perorangan yang bersifat lama

dan dapat diwariskan, adapun hak tanah yang bersifat primer meliputi : Hak Milik

Atas Tanah (HM), Hak Guna Usaha (HGU), Hak Guna Bangunan (HGB) dan Hak

Pakai (HP).

Sudargo Gautama (1993), Sedangkan yang dimaksud dengan hak atas tanah sekunder ialah hak atas tanah yang memiliki sifat yang hanya sementara

Page 26: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

26

saja, seperti hak gadai, hak usaha bagi hasil, hak menumpang, dan hak menyewa atas tanah pertanian. Dalam hak-hak atas tanah juga diatur mengenai perlindungan dan kepastian hukum yang dimiliki yang memliliki mekanisme tersendiri yang disebut dengan RechtKadaster.

Ciri khas dari hak atas tanah adalah seseorang yang mempunyai hak atas

tanah berwenang untuk mempergunakan atau mengambil manfaat atas tanah yang

menjadi haknya. Hak-hak atas tanah yang dimaksud ditentukan dalam:

Pasal 16 Jo Pasal 53 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang

Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria antara lain :

a. Hak Milik b. Hak Guna Usaha c. Hak Guna Bangunan d. Hak Pakai e. Hak Sewa f. Hak Membuka Tanah g. Hak Memungut Hasil Hutan h. Hak-Hak lain yang tidak termasuk dalam hak-hak tersebut diatas yang

ditetapkan oleh undang-undang serta hak-hak yang sifatnya sementara sebagaimana disebutkan dalam Pasal 53 Undang-Undang Nomer 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria.

Dalam Pasal 16 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan

Dasar Pokok-Pokok Agraria disebutkan adanya dua hak yang sebenarnya bukan

merupakan hak atas tanah yaitu hak membuka tanah dan hak memungut hasil

hutan karena hak-hak itu tidak memberi wewenang untuk mempergunakan atau

menguasahakan tanah tertentu. Namun kedua hak tersebut tetap dicantumkan

dalam Pasal 16 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar

Pokok-Pokok Agraria sebagai hak atas tanah hanya untuk meyelaraskan

sistematikanya dengan sistematika hukum adat, kedua hak tersebut merupakan

pengejawantahan (manivestasi) dari hak ulayat. Selain hak-hak atas tanah yang

disebut dalam Pasal 16 dijumpai juga lembaga-lembaga hak atas tanah yang

Page 27: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

27

keberadaannya dalam hukum nasional diberi sifat sementara. Hak-hak yang

dimaksud antara lain :

a. Hak Gadai b. Hak Usaha Bagi hasil c. Hak Menumpang d. Hak Sewa Untuk Usaha Pertanian

Hak-hak tersebut bersifat sementara karena pada suatu saat nanti sifatnya

akan dihapuskan. Oleh karena dalam prakteknya hak-hak tersebut menimbulkan

pemerasan oleh golongan ekonomi kuat pada golongan ekonomi lemah (kecuali

hak menumpang). Hal ini tentu saja tidak sesuai dengan asas-asas hukum tanah

nasional (Pasal 11 ayat (1)). Selain itu hak-hak tersebut juga bertentangan dengan

jiwa dan Pasal 10 yang menyebutkan bahwa tanah pertanian pada dasarnya harus

dikerjakan dan diusahan sendiri secara aktif oleh orang yang mempunyai hak.

Sehingga apabila tanah tersebut digadaikan maka yang akan mengusahakan tanah

tersebut adalah pemegang hak gadai. Hak menumpang dimasukkan dalam hak-

hak atas tanah dengan eksistensi yang bersifat sementara dan akan dihapuskan

karena Undang-Undang Nomer 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-

Pokok Agraria menganggap hak menumpang mengandung unsur feodal yang

bertentangan dengan asas dari hukum agraria Indonesia. Dalam hak menumpang

terdapat hubungan antara pemilik tanah dengan orang lain yang menumpang di

tanah si A, sehingga ada hubungan tuan dan budaknya.

4. Dasar Hukum Hak Atas Tanah

Yang menjadi dasar hukum Hak Atas Tanah di Indonesia adalah :

a. Undang Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar

Pokok-Pokok Agraria

Page 28: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

28

b. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 Tentang Hak Guna

Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah

5. Jenis-Jenis Hak Atas Tanah

a. Hak Milik

Yang dimaksud dengan hak milik atas tanah di jelaskan dalam

Pasal 20 ayat (1) dan (2) Undang Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang

Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria yang berbunyi :

“hak milik adalah hak yang turun temurun, terkuat dan terpenuh yang dapat dipunyai orang atas tanah dengan mengingat ketentuan Pasal 6. Hak milik dapat beralih dan dialihkan kepada orang lain.”

Supriadi (2010), Perlindungan hak atas tanah menjadi sesuatu yang

dianggap penting oleh pemerintah Indonesia yang di laksanakan dengan

peraturan yang ketat agar dalam tataran masyarakat terjadi pemerataan

bagi setiap orang, bahkan hak tanah dapat berpindah dengan proses

perkawinan antara warga Negara Indonesia dengan warga Negara Asing.

Subyek dari hak milik adalah : Warga Negara Indonesia dan Badan

Hukum tertentu (PP No. 38 tahun 1963) yaitu, badan hukum perbankan

negara, koperasi pertanian dan usaha sosial/keagamaan.

Berakhirnya suatu hak milik atas tanah yaitu dapat dengan cara :

pencabutan hak, melanggar prinsip nasionalitas, terlantar, penyerahan

secara sukarela dan tanahnya musnah (misalnya karena terkena bencana

alam seperti longsor)

Page 29: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

29

b. Hak Guna Usaha

(Muljadi, dkk, 2007) Hak Guna Usaha dalam Pasal 28 Undang-

Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok

Agraria adalah:

“hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai langsung oleh Negara, dalam jangka waktu sebagaimana tersebut dalam Pasal 29, guna perusahaan pertanian, perikanan atau peternakan”.

Menurut Pasal 29 pada undang-undang yang sama:

“Hak Guna Usaha diberikan waktu paling lama 25 tahun atau untuk perusahaan tertentu dapat diberikan Hak Guna Usaha untuk paling lama 35 tahun”.

(Urip Santoso, 2010) Luas tanah Hak Guna Usaha adalah untuk

perseorangan luasnya minimalnya 5 hektar dan maksimalnya 25 hektar.

Sedangkan untuk badan hukum, luas minimalnya 5 hektar dan

maksimalnya ditetapkan oleh kepala Badan Pertanahan Nasional (Pasal 28

ayat (2) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar

Pokok-Pokok Agraria Jo. Pasal 5 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun

1996).

(Supriadi, 2010) Pemberian Hak Atas Tanah berkaitan dengan

subyek dan obyek serta proses yang terjadi dalam pemberian hak tersebut,

termasuk pula pemberian Hak Guna Usaha (HGU). Menyangkut subyek

Hak Guna Usaha (HGU) diatur dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah

Nomor 40 Tahun 1996, dinyatakan bahwa yang dapat mempunyai Hak

Guna Usaha adalah :

“Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia”.

Page 30: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

30

Berakhirnya Hak Guna Usaha yaitu apabila : waktunya berakhir

melanggar syarat pemberian, dilepas haknya, dicabut haknya untuk

kepentingan umum, tanahnya musnah dan melanggar prinsip nasionalitas.

c. Hak Guna Bangunan

(Boedi Harsono, 1987) Pengertian Hak Guna Bangunan (HGB)

terdapat dalam Pasal 35 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang

Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, yaitu :

“hak untuk mendirikan dan mempunyai bangunan atas tanah yang bukan miliknya sendiri, dengan jangka waktu paling lamanya 30 tahun dan dapat diperpanjang untuk jangka waktu paling lama 20 tahun. 45 Selain itu Hak Guna Bangunan (HGB) dapat beralih dan dialihkan kepada orang lain”.

(Urip Santoso, 2012) Subyek yang berhak mempunyai Hak Guna

Bangunan terdapat dalam Pasal 36 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960

Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria Jo Pasal 19 Peraturan

Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 yaitu :

“Warga Negara Indonesia dan Badan Hukum yang didirikan menurut hukum dan berkedudukan di Indonesia. Akan tetapi jika subyek Hak Guna Bangunan (HGB) tidak memenuhi syarat sebagai warga Negara Indonesia atau Badan Hukum Indonesia maka dalam 1 tahun wajib melepaskan atau mengalihkannya terhadap orang lain yang memenuhi syarat. Adapun jika hal ini tidak dilakukan hak guna bangunannya terhapus”.

Berakhirnya Hak Guna Bangunan (HGB) yaitu apabila : jangka

waktunya berakhir, dihentikan sebelum jangka waktu berakhir, dilepas

oleh pemegang hak, dicabut untuk kepentingan umum, diterlantarkan,

tanah musnah dan bukan Warga Negara Indonesia (WNI) lagi (Pasal 30

ayat (2) Jo Pasal 20 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996).

Page 31: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

31

d. Hak Pakai

(Urip Santoso, 2010) Menurut Pasal 41 ayat (1) Undang-Undang

Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria yang

dimaksud dengan Hak Pakai adalah:

“hak untuk menggunakan atau memungut hasil dari tanah yang dikuasi langsung oleh Negara atau tanah hak milik orang lain, yang memberikan wewenang dan kewajiban yang ditentukan dalam keputusan pemberiannya oleh pejabat yang berwenang memberikannya atau dengan perjanjian dengan pemilik tanahnya, yang bukan perjanjian sewa menyewa atau perjanjian pengolahan tanah, segala sesuatu asal tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria”.

Kata “menggunakan” dalam Hak Pakai mempunyai makna Hak

Pakai digunakan untuk kepentingan mendirikan bangunan, sedangkan arti

dari kata “memungut hasil” dalam Hak Pakai menunjukan pada pengertian

Hak Pakai digunakan untuk kepentingan selain mendirikan bangunan,

misalnya yaitu : pertanian, perikanan, peternakan dan perkebunan.

Adapun mengenai subyek yang mempunyai Hak Pakai atas tanah

yaitu diatur dalam Pasal 39 Peraturan Pemerintah Nomer 40 Tahun 1996

Tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas

Tanah yakni :

“Warga Negara Indonesia, Badan Hukum yang didirikan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di Indonesia, Departemen, Lembaga Pemerintahan Nondepartemen, Pemerintah Daerah, Badan-badan Keagamaan dan Sosial, Badan Hukum Asing yang mempunyai perwakilan di Indonesia, Perwakilan Negara Asing dan Perwakilan Badan Internasional”.

Sejalan dengan hal tersebut apabila orang atau badan hukum yang

dapat menguasai tanah dalam hak pakai tidak memenuhi syarat

Page 32: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

32

sebagaimana yang diatur dalam Pasal 39 ayat (1) diatas, maka wajib dalam

satu tahun pemegang hak melepaskan atau mengalihkan hak itu pada pihak

yang lain yang memenuhi syarat, jika tidak dilakukan maka hak tersebut

akan terhapus.

Berakhirnya Hak Pakai yaitu apabila : jangka waktu berakhir,

tanah musnah, dicabut untuk kepentingan umum, diterlantarkan dan jika

tidak dapat dipergunakan lagi kembali ke Negara.

e. Hak-Hak Yang Bersifat Sementara

Hak-hak yang bersifat sementara dikatakan sementara karena

mengandung sifat-sifat yang bertentangan dengan Undang-Undang Nomor

5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

(mengandung unsur pemerasan). Maka hal-hal tersebut diusahakan agar

dapat dihapus dalam waktu singkat, sebelum ada peraturan-peraturan yang

baru, sementara ketentuan yang sudah ada dianggap masih berlaku. Hak-

hak tersebut adalah :

1) Hak Gadai

Berasal dari hukum adat “Jual Gadai”, yaitu penyerahan

sebidang tanah oleh pemilik kepada pihak lain dengan membayar

uang kepada pemilik tanah dengan perjanjian, bahwa tanah itu

akan dikembalikan apabila pemilik mengembalikan uang kepada

pemegang tanah. Hal itu diatur lebih lanjut dalam Undang-Undang

Nomor 56/Prp/1960 Tentang Penetapan Luas Tanah Pertanian,

Pasal 7 yang berbunyi :

Page 33: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

33

“barang siapa menguasai tanah pertanian dengan hak gadai, sudah

berlangsung 7 tahun atau lebih, wajib mengembalikan tanah itu kepada pemiliknya dalam waktu sebulan setelah tanaman selesai dipanen. Dengan tidak ada hak untuk menuntut pembayaran uang tebusan.”

2) Hak Usaha Bagi Hasil

Berasal dari hukum adat “Hak Menggarap”, yaitu hak

seseorang untuk mengusahakan pertanian diatas tanah milik orang

lain dengan perjanjian bahwa hasilnya akan dibagi-bagi kedua

belah pihak berdasarkan perjanjian. Diatur dalam Undang-Undang

Nomor 2 Tahun 1960 Tentang Perjanjian Bagi Hasil, Permenag

Nomor 8 Tahun 1964, Inpres Nomor 13 Tahun 1980.

3) Hak Menumpang

Yaitu hak mengizinkan seseorang untuk mendirikan serta

untuk menempati rumah diatas tanah pekarangan orang lain dengan

tidak membayar kepada pemilik pekarangan tersebut, seperti hak

pakai, tetapi sifatnya sangat lemah karena setiap saat pemilik dapat

mengambil kembali tanahnya.

4) Hak Sewa Tanah Pertanian

Bersifat sementara karena berkaitan dengan Pasal 10 ayat (1)

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar

Pokok-Pokok Agraria yang menghendaki setiap orang atau badan

hukum yang mempunyai suatu hak atas tanah petanian. Pada

asasnya diwajibkan mengerjakan atau mengusahakan sendiri secara

aktif dengan mencegah cara pemerasan.

Page 34: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

34

B. Kerangka Pikir

. Kesadaran tentang apa hukum itu berarti kesadaran bahwa hukum itu

merupakan perlindungan kepentingan manusia, apabila masyarakat hanya

mengetahui adanya suatu hukum maka kesadaran hukum yang dimiliki masih

rendah. Pengertian dan pemahaman hukum yang berlaku perlu dipertegas secara

mendalam agar masyarakat dapat memiliki suatu pengertian terhadap tujuan dari

peraturan tersebut untuk dirinya sendiri dan masyarakat pada umumunya.

Pendaftaran tanah PP Nomor 24 Tahun 1997 sebagaimana di ungkapkan

bahwa pelaksanaan pendaftaran tanah dalam rangka Rechs Kadaster yang

bertujuan memberikan kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada

pemegang hak atas tanah yang dimiliki. Di samping itu tanah merupakan aset

yang berharga bagi negara, tanah merupakan faktor ekonomi yang penting untuk

negara dan memiliki nilai strategis dari mana pun baik sosial, politik atau kultur,

dalam hal ini PP No. 24 Tahun 1997 telah menyepurnakan UUPA Pasal 19 yang

telah ada.

Pendaftaran tanah dilakukan dalam rangka memberikan jaminan kepastian

hukum dibidang pertanahan untuk masyarakat, akan tetapi tingkat kesadaran

masyarakat memperoleh hak atas tanah dan juga adanya faktor penghambat

masyarakat memperoleh hak atas tanahnya menjadi hal yang harus diketahui

terlebih dahulu.

Berdasarkan penjelasan diatas maka peneliti ingin memberi gambaran

guna menjawab rumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya, yakni

sebagai berikut:

Page 35: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

35

Gambar 1. Bagan kerangka pikir

Kesadaran Hukum Masyarakat Tentang Pentingnya Kepemilikan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah

Faktor Penghambat Masyarakat Memperoleh Hak Atas Tanahnya Di Desa Bentenge Kec.Mallawa

Kab.Maros

Tingkat Kesadaran Masyarakat Memperoleh Hak Atas Tanah Di

Desa Bentenge Kec.Mallawa Kab.Maros

Tersertipikasinya tanah masyarakat di Desa Bentenge

Kec.Mallawa Kab.Maros

UU No. 5/60 Pasal 18 PP No. 24/79 tentang pendaftaran tanah

Page 36: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

36

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Jenis Penelitian

Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode

deskriptif, guna memperoleh paparan faktual yang berkaitan dengan

variabel penelitian. Penelitian kualitatif deskriptif lebih menekankan pada

keaslian, tidak bertolak dari teori melainkan dari fakta yang sebagai mana

adanya di lapangan atau dengan kata lain menekankan pada kenyataan yang

benar-benar terjadi pada suatu tempat atau masyarakat tertentu.

2. Lokasi dan Waktu

Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Bentenge Kec. Mallawa Kab.

Maros. Adapun waktu penelitian dilaksanakan kurang lebih satu bulan, mulai

pada bulan oktober 2019.

B. Subjek Penelitian

Pada penelitian kualitatif, subjek penelitian atau informan disebut

dengan istilah informan, yaitu orang yang memeberi informasi tentang data

yang diinginkan peneliti berkaitan dengan penelitian yang akan dilaksanakan.

Sehubungan dengan masalah yang akan diteliti, maka fokus penelitian

ini yaitu bagaimana tingkat kesadaran hukum masyarakat terhadap pentingnya

kepemilikan sertifikat hak milik atas tanah serta faktor apa yang menghambat

masyarakat untuk mendaftarkan hak milik atas tanahnya. Oleh karena itu,

adapun objek penelitian yaitu masyarakat yang belum memiliki sertifikat hak

Page 37: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

37

milik atas tanah di desa Bentenge Kec. Mallawa Kab. Maros dan setiap

informan yang dipilih dianggap mampu memberikan jawaban yang akurat

terkait dengan masalah yang diteliti serta dapat mewakili warga desa Bentenge

lainnya.

C. Jenis dan Sumber data

Adapun jenis data yang digunakan adalah data kualitatif. Adapun

sumber data terbagi atas data primer dan data skunder.

D. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah

sebagai berikut :

1. Teknik Observasi

Teknik observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data kualitatif

yang dianjurkan untuk mendapatkan data-data deskriptif. Teknik observasi

berasal dari kata observation yang berarti pengamatan. Teknik observasi

digunakan untuk memahami pola, norma, dan makna perilaku dari

informan yang diteliti. Observasi adalah suatu cara pengumpulan data

dengan pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematis terhadap

obyek yang akan diteliti.

2. Teknik Wawancara

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh

masyarakat yang ada di Desa Bentenge. Namun, tidak semua populasi

akan dijadikan sampel untuk menggali data. Ada beberapa alasan mengapa

hal tersebut dilakukan diantaranya:

Page 38: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

38

a. Pengambilan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Sequential yang mana informan yang dipilih tidak ditentukan

batasannya, jumlahnya terus bertambah sampai peneliti menilai

data yang dikumpulkan dari sejumlah informan telah cukup dan

telah mencapai titik jenuh, sudah tidak ada hal baru lagi yang akan

dikembangkan.

b. Penelitian ini mengkhususkan pada beberapa karakteristik

informan/ narasumbernya yakni individu yang memang belum

memilki sertifikat hak milik atasa tanah.

c. Jumlah dari informan juga dibatasi sebanyak 32 orang.

3. Teknik Dokumentasi

Selain dari foto-foto kegiatan selama pelaksanaan penelitian, juga

bisa menggunakan kajian dokumen untuk mencari data penelitian yang

diperlukan yakni dapat berupa dokumen maupun hasil penelitian

sebelumnya atau buku yang terkait dalam penelitian ini.

E. Instrument Penelitian

Adapun isntrumen yang digunakan dalam penelitian ini ada tiga, yaitu:

a. Pedoman Observasi

b. Pedoman Wawancara

c. Pedoman Dokumentasi

F. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan suatu proses penyederhanaan data yang mudah

dibaca dan diinterprestasikan. Analisa data dilakukan sejak awal penelitian hingga

Page 39: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

39

penelitian selesai. Untuk menganalisa data yang akan dikumpulkan dalam

penelitian ini, maka digunakan teknik analisa kualitatif, yaitu analisis deskriptif

kualitatif. Analisis ini juga dimaksudkan agar kasus-kasus yang terjadi di lokasi

penelitian dapat dikaji lebih mendalam dan fenomena yang ada dapat

digambarkan secara lebih terperinci Data yang sudah didapat selanjutnya diedit

ulang dan dilihat kelengkapannya dan diselingi dengan klasifikasi data untuk

memperoleh sistematika pembahasan dan terdeskripsikan dengan rapi. Menurut

Soedjono dan Addurrahman, analisis ini adalah suatu teknik yang digunakan

untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan yang

dilakukan secara obyektif dan sistematis. Analisis ini dimaksudkan melakukan

analisis terhadap makna yang terkandung dalam masalah yang hendak dibahas

agar dapat menjadikan data semakin sistematis dan akurat. Dari kegiatan tersebut

merupakan kegiatan yang saling berkaitan pada saat sebelumnya, selama maupun

sesudah pengumpulan data dalam bentuk yang sejajar untuk membangun

wawasan umum disebut analisis menurut Miles dan Haberman.

1. Reduksi Data

Reduksi data dapat diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan

perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan tranformasi data kasar

yang muncul dari catatan-catatan tertulis dari lapangan. Reduksi data

berlangsung secara terus menerus seiring dengan pelaksanaan penelitian

itu berlangsung.

Reduksi data merupakan tahapan bagian analisis sehingga peneliti

disini dapat melakukan beberapa pilihan terhadap data yang hendak

Page 40: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

40

dikode, mana yang akan dibuang, mana yang merupakan sebuah

ringkasan, cerita-cerita yang sedang berkembang, mana yang merupakan

pilihan-pilihan analistis. Reduksi data merupakan proses analisis data yang

mempermudah peneliti untuk menarik sebuah kesimpulan dengan

merangkum, memilih hal-hal pokok yang sedang dianalisis.

Adapun proses reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang

menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu

dan mengorganisasikan data sehingga memudahkan untuk dilakukan

penarikan kesimpulan dan dilanjutkan ke proses verifikasi.

2. Penyajian Data

Tahapan berikutnya adalah penyajian data atau display data

(tahapan secara sistematis/pengelompokan). Menurut Miles dan Habermas

display data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

pengambilan tindakan. Melakukan penyajian data maka peneliti akan lebih

mudah memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan.

3. Verifikasi dan Kesimpulan

Verifikasi dan Kesimpulan merupakan tahapan akhir dalam proses

pengumpulan data. Peneliti bisa menilai sejauh mana pemahaman dan

interpretasi yang telah dibuatnya. Ada beberapa cara yang dilakukan

dalam proses ini diantaranya melakukan pencatatan untuk pola-pola dan

tema yang sama, pengelompokan dan pencarian kasus-kasus negatif

(mungkin adanya kasus yang menyimpang dari kebiasaan masyarakat).

Page 41: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Sejarah Singkat Desa Bentenge

Desa Bentenge adalah pemekaran dari Desa Samaenre pada tahun

1987 pada waktu itu masih merupakan Desa Persiapan Bentenge, dan nanti

setelah Tahun 1990 Resmi menjadi Desa Defenitif dan terbagi menjadi 3 (tiga)

Dusun.

Sejak tahun 1987 sampai sekarang Desa Bentenge sudah 4 (empat) kali

mengalami pergantian Kepala Desa dengan masa tenggang waktu yang

berbeda-beda yaitu:

1) A.Ansar,Bsw : Tahun 1987-1990

2) Mahmud Rauf : Tahun 1990-1993

3) Muh.Amir : Tahun 1994-2001

4) Nurdin Umar : Tahun 2001-2012

5) Basuki Rahmat : Tahun 2012-2018

2. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Mayoritas Penduduk Desa Bentenge adalah suku Bugis dan beragama

Islam, bahasa sehari-hari yang digunakan adalah bahasa Bugis dan bahasa

Indonesia, masyarakat desa Bentenge sebagian besar bermata pencaharian

dibidang pertanian, PNS, dan sebahagian lagi menjadi tenaga kerja diluar

negeri (Malaysia dan Arab Saudi).

Page 42: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

42

Desa bentenge terbagi atas 3 dusun : Dusun Tanete, Dusun Bentenge,

dan Dusun Reatoa serta dikelilingi oleh pegunungan, hal ini membuat Desa

Bentenge mempunyai udara yang sejuk dan masih segar. Secara Geografis

Desa Bentenge berada diketinggian kurang lebih 700 Meter dari permukaan

laut dan berbatasan dengan :

a. Sebelah Utara : Desa Samaenre

b. Sebelah Timur : Desa Tellumpanuae

c. Sebelah Selatan : Desa Patannyamang

d. Sebelah Barat : Kab. Pangkep

Sistem sosial yang dianut oleh masyarakat Desa Bentenge adalah

sistem kekeluargaan, karena pada umumnya mereka semua masih memiliki

hubungan kekeluargaan antara yang satu dengan yang lainnya. Masyarakat

Desa Bentenge juga mempunyai sikap toleransi yang besar terhadap sesama

maupun pendatang, hal ini dapat terlihat dari kegiatan sosial kemasyarakatan

seperti gotong royong, pelaksanaan kerja bakti, acara pernikahan,

mappadendang dan lain-lain, kemudian sikap terbuka terhadap masyarakat

luar mempermudah hubungan kerja sama yang akan dibangun kelak.

Keadaan Penduduk, Desa Bentenge berpenduduk 1.070 jiwa yang

terdiri dari laki-laki 542 dan perempuan 528.

Potensi Sumber Daya Alam sebagai gambaran umum Desa Bentenge,

mempunyai luas wilayah kurang lebih 2.523,3 Ha separuh dari itu adalah

hutan alam, kerapatan penduduk (minus lahan hutan) sebesar 4.6 Ha ini berarti

1 (satu) Kepala keluarga dapat memperoleh lahan seluas 4 ha untuk kebutuhan

Page 43: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

43

rumah dan ladang pertanian dengan asumsi lahan tersebut terdistribusi dengan

merata, ditambah lagi dengan kondisi tanah yang subur dengan iklim yang

baik. Banyak tanaman potensil dapat dikembangkan di desa ini seperti :

kemiri, kakao, kopi, cengkeh, rambutan, dan berbagai jenis tanaman sayuran,

bahkan desa ini sedang berupaya untuk menjadi desa penghasil kopi terbesar

di Kabupaten Maros.

Sumber daya hutan desa sangat potensial karena kaya dengan hasil

hutan non kayu seperti madu, anggrek, jamur, rotan dan pakis serta gula aren.

Hutan lindung dan cagar alam yang masih terjaga memberikan dampak positif

bagi ketersediaan sumber daya air untuk irigasi dan air minum, masyarakat

desa bentenge juga mengembangkan usaha peternakan kuda dan sapi yang

dimanfaatkan untuk membajak sawah dan alat angkut hasil pertanian seperti

padi dan kacang tanah, selain memanfaatkan daging dan tenaga, ternak sapi

mereka juga memanfaatkan kotorannya menjadi pupuk.

3. Deskripsi Informan Penelitian

Informan (subyek) dalam penelitian ini terdiri dari 30 orang dengan

karakteristik sebagai berikut.

a. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan jenis kelamin, jumlah penduduk desa bentenge

baik laki-laki dan perempuan yang bersedia menjadi informan dalam

penelitian ini sebagai berikut.

Page 44: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

44

Tabel 4.1 Karakteristik Informan Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis kelamin Jumlah

Laki-Laki 8

Perempuan 24

Jumlah 32

Berdasarkan tabel 4.1 diatas jumlah informan yang berjenis

kelamin laki-laki adalah sebanyak 8 orang, sedangkan jumlah informan

perempuan sebanyak 24 orang.

b. Karakteristik Berdasarkan Pendidikan

Berdasarkan pendidikan, tingkat pendidikan masing-masing

informan adalah sebagai berikut.

Tabel 4.2

Karakteristik Informan Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Jumlah

SD 21

SMP 4

SMA/SMU -

S1 2

Lain-Lain

(tidak sekolah) 5

Jumlah 32

Berdasarkan tabel diatas yang menunjukkan bahwa mayoritas

penduduk desa bentenge yang menjadi informan dalam penelitian ini

Page 45: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

45

adalah pendidikan Sekolah Dasar (SD) berjumlah 21 orang, Sekolah

Menengah Pertama (SMP) berjumlah 4 orang, S1 sebanyak 2 orang

dan tidak sekolah sebanyak 5 orang.

c. Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan

Informan dalam penelitian ini yang berdasarkan pada pekerjaan

adalah sebagai berikut.

Tabel 4.3

Karakteristik Informan Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah

Petani 28

PNS -

Staf Kantor Desa Bentenge

2

Wiraswasta 2

Jumlah 32

Berdasarkan tabel 4.3 diatas menunjukan bahwa mayoritas

peduduk desa bentenge yang menjadi informan penelitian termasuk

jenis pekerjaan petani berjumlah 28 orang, yang bekerja sebagai staf

Di Kantor Desa Bentenge 2 orang sedangkan wiraswasta hanya

berjumlah 2 orang.

1. Tingkat Kesadaran Hukum Masyarakat Terhadap Pentingnya

Pendaftaran Hak Milik Atas Tanah

Berdasarkan hasil penelitian dilapangan, maka berikut ini adalah deskripsi

dari jawaban informan terkait indikator dari kesadaran hukum yang terdiri dari

Page 46: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

46

pengetahuan hukum, sikap hukum dan pemahaman hukum masyarakat terhadap

pentingnya pendaftaran tanah. Adapun pengkategorian tanggapan informan secara

keseluruhan diteliti sesuai dengan pedoman wawancara yang terdiri dari 7 butir

pertanyaan.

Dari hasil observasi dan dokumentasi yang bersumber dari Kantor Desa

Bentenge dan hasil wawancara dengan informan didapatkan hasil bahwa indikator

kesadaran hukum masyarakat Desa Bentenge masih sangat rendah. Berikut

dibawah ini adalah hasil dari observasi di Kantor Desa Bentenge.

Tabel 4.4

Hasil Observasi Di Kantor Desa Bentenge

Pengamatan Variable Jumlah

Jumlah Penduduk Di

Desa Bentenge

Dusun Bentenge 525

Dusun Tanete 307

Dusun Reatoa 238

Jumlah 1.070

Jumlah Penduduk Yang

Bersertifikat

Yang Memiliki

Sertifikat 127

Yang belum memiliki

Sertifikat 943

Sumber : Kantor Desa Bentenge Kec. Mallawa Kab. Maros Berdasarkan tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa jumlah keseluruhan

penduduk di Desa Bentenge Kec. Mallawa Kab. Maros adalah 1.070 penduduk

dan jumlah penduduk yang memiliki sertifikat hanya 127 orang, sedangkan yang

belum memiliki sertifikat sebanyak 943 orang. Hal ini menunjukkan kurangnya

Page 47: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

47

tingkat kesadaran hukum masyarakat terhadap pentingnya kepemilikan sertifikat

hak milik atas tanah.

Kemudian berdasarkan hasil wawancara dengan informan dimulai dari

indikator pertama, yakni sebagai berikut:

a. Pengetahuan hukum

Pengetahuan hukum masyarakat diketahui dari jawaban informan yang

merupakan masyarakat Desa Bentenge sesuai dengan data hasil wawancara

berikut:

Tabel 4.5

Hasil Wawancara Sesuai Indikator Pengetahuan Hukum

Pertanyaan Jawaban Jumlah

1. Apakah Bapak/Ibu

memahami syarat-

syarat yang diperlukan

dalam pendaftaran

tanah?

2.Apakah Bapak/Ibu

memahami prosedur

pembuatan sertifikat

tanah?

Tidak Tahu 25 orang

Tidak Paham 4 orang

Kurang Paham 3 orang

Sumber : Hasil Wawancara Dengan Warga Desa Bentenge Kec. Mallawa

Kab.Maros

Berdasarkan jawaban dari para informan pengetahuan hukum

masyarakat dapat dikategorikan sangatlah kurang, hal ini dikarenakan

Page 48: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

48

informan memberikan jawaban tidak tahu sebanyak 25, yang tidak paham

sebanyak 4 informan dan kurang paham 3 informan. Jadi berdasarkan jawaban

pertanyaan mengenai pengetahuan hukum yang dijawab informan penelitian

dapat diketahui bahwa pola perilaku pengetahuan hukum informan tergolong

sangatlah kurang.

b. Sikap Hukum

Sikap hukum yang dimiliki masyarakat dapat diketahui dari jawaban

informan yang merupakan masyarakat Desa Bentenge sesuai dengan data hasil

wawancara berikut:

Tabel 4.6

Hasil Wawancara Sesuai Indikator Sikap Hukum

Pertanyaan Jawaban Jumlah

Bagaimanakah

tanggapan Bapak/Ibu

terhadap kewajiban

untuk memiliki

sertifikat tanah?

Setuju mengenai

kewajiban memiliki

sertifikat

32 orang

Tidak setuju mengenai

kewajiban memiliki

sertifikat

-

Sumber : Hasil Wawancara Dengan Warga Desa Bentenge Kec. Mallawa

Kab.Maros

Berdasarkan jawaban dari para informan dalam penelitian ini

menunjukkan bahwa sikap hukum yang dimiliki para informan dikategorikan

baik karena semua informan memberikan jawaban positif yakni, mereka setuju

mengenai kewajiban memiliki serifikat.

Page 49: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

49

c. Pemahaman Hukum

Pemahaman hukum yang dimiliki masyarakat dapat diketahui dari

jawaban informan yang merupakan masyarakat Desa Bentenge sesuai dengan

data hasil wawancara berikut:

Tabel 4.7

Hasil Wawancara Sesuai Indikator Pemahaman Hukum

Pertanyaan Jawaban Jumlah

1.Apakah Bapak/Ibu

memahami tujuan dari

pendaftaran tanah?

Paham tujuan

pendaftaran tanah 32 orang

2.Apakah Bapak/Ibu

memahami apabila

tidak memiliki

sertifikat tanah

merupakan rawan

terjadinya klaim

sepihak, sengketa

tanah dan sebagainya?

Tahu tapi kurang peduli 30 orang

Sumber : Hasil Wawancara Dengan Warga Desa Bentenge Kec. Mallawa

Kab.Maros

Berdasarkan jawaban informan pada butir pertanyaan pertama yakni

32 informan memberi jawaban yang positif yakni, mereka paham tujuan

pendaftaran tanah, namun pada butir pertanyaan yang kedua 30 informan

memberi jawaban yang kurang positif, yakni mereka tahu bahwa tanpa

Page 50: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

50

sertifikat rawan terjadi klaim sepihak tetapi mereka acuh tak acuh. Hal ini

menunjukkan bahwa pemahaman hukum informan cenderung kurang.

2. Faktor-Faktor Yang Menghambat Masyarakat Untuk Mendaftarkan

Hak Milik Atas Tanahnya

Kesadaran hukum masyarakat untuk mendaftarakan hak milik atas

tanahnya di Desa Bentenge Kec.Mallawa Kab. Maros tentunya memiliki beberapa

faktor penghambat. Hal ini dapat di ketahui berdasarkan data hasil wawancara

berikut:

Tabel 4.8

Hasil Wawancara Mengenai Faktor Penghambat

Pertanyaan Jawaban Jumlah

Apakah yang

menghambat

Bapak/Ibu dalam

melakukan

pendaftaran tanah?

Terkendala Biaya 7 orang

Kesulitan Mengurus 7 orang

Tidak Tahu Cara

Mendaftar 5 orang

Merasa Tidak Perlu

Karena Memiliki Saksi 6 orang

Sumber : Hasil Wawancara Dengan Warga Desa Bentenge Kec. Mallawa

Kab.Maros

Berdasarkan data dari hasil wawancara dengan para informan, mereka

memberikan tanggapan yang beragam yakni mereka merasa terkendala pada

biayanya 7 informan, ada yang kesulitan mengurus sebanyak 7 informan, ada

yang mau mendaftarkan tanahnya tapi tidak tau caranya 5 informan, ada pula yang

merasa tidak perlu mendaftarkan tanahnya 7 informan dan 6 orang informan yang

Page 51: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

51

merasa tidak perlu selama mereka memiliki sasksi yang bisa membuktikan bahwa

tanah tersebut milik mereka.

Kemudian di perkuat dengan jawaban dari SB dan MT yang merupakan

salah satu staf yang bertugas di kantor Desa Bentenge. Adapun jawaban SB

mengenai apa yang menghambat masyarakat untuk mendaftarkan tanahnya, yaitu:

“ Karena sebagian besar masyarakat masih awam pengetahuannya dalam hal

pendaftaran tanah, sebab sebagian mengira bahwa yang paling penting untuk di

daftarkan adalah tanah tempat bangunan rumah mereka berdiri jadi mereka

merasa tidak perlu jika harus juga mendaftarkan tanah perkebunan atau sawahnya.

Selain dari hal itu, masyarakat juga terhalang masalah biaya pengurusan”

Sedangkan jawaban MT mengenai apa yang menghambat masyarakat

untuk mendaftarkan tanahnya, yaitu: “ Banyak yang berfikir biar tidak ada

suratnya tidak ada juga yang akan ganggu itu tanah karena pemberian ataupun

warisan dari orang tuanya dan banyak juga yang tidak membuatkan tanahnya

sertifikat karena faktor ekonomi. Dimana pajaknya itu harus dibayar tiap tahun

dan mereka merasa bahwa itu dapat menambah beban mereka. Terus biasanya

juga malas untuk mengurus ini itu.”

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Tingkat Kesadaran Hukum Masyarakat

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tingkat kesadaran

hukum masyarakat Desa Bentenge terhadap pentingnya mendaftarkan tanah

hak miliknya dapat dikategorikan rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil

observasi yang menunjukkan bahwa dari jumlah keseluruhan penduduk yaitu

Page 52: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

52

sebanyak 1.070 orang, kurang dari 20% jumlah penduduk yang memiliki

sertifikat hak milik atas tanah, yaitu hanya sebanyak 127 orang dan sebanyak

943 orang belum memiliki sertifikat hak milik atas tanah. Hal ini di sebabkan

karena masyarakat masih sangat kurang dibeberapa aspek, yaitu kurang dalam

pengetahuan hukum, sikap hukum dan pemahaman hukum.

Melihat dari indikator kesadaran hukum, yakni dalam hal pengetahuan

hukum sesuai dengan indikator kesadaran hukum menurut Soekanto (1982),

yaitu “Pengetahuan hukum, yaitu seseorang yang mengetahui bahwa perilaku-

perilaku tertentu tersebut telah diatur oleh hukum. Peraturan hukum yang

dimaksud di sini adalah hukum tertulis maupun tidak tertulis. Perilaku tersebut

menyangkut perilaku yang dilarang oleh hukum maupun perilaku yang

diperbolehkan oleh hukum”

Sedangkan pengetahuan hukum masyarakat di Desa Bentenge dapat

dikategorikan sangatlah kurang, hal ini dikarenakan masih banyak masyarakat

belum mengetahui bagiamana syarat-syarat dan juga prosedur pembuatan

sertifikat tanah, yang dimana diatur dalam PP Nomor 24 Tahun 1997 tentang

pendaftaran tanah.

Dalam hal sikap hukum sesuai dengan indikator kesadaran hukum

menurut Soekanto (1982), yaitu “Sikap hukum, yaitu seseorang mempunyai

kecenderungan untuk mengadakan penilaian tertentu tehadap hukum”

Mengenai sikap hukum masyarakat Desa Bentenge jawaban

menunjukkan bahwa sikap hukum yang dimiliki masyarakat dikategorikan

Page 53: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

53

baik karena banyak dari mereka yang memberikan jawaban positif mengenai

pertanyaan yang telah diberikan.

Untuk mengenai pemahaman hukum masyarakat, sesuai dengan

indikator kesadaran hukum menurut Soekanto (1982), yaitu “Pemahaman

hukum, yaitu seseorang yang mempunyai pengetahuan dan pemahaman

mengenai aturan-aturan tertentu, misalnya adanya pengetahuan dan

pemahaman yang benar dari seorang pelajar tentang hakikat dan arti

pentingnya peraturan sekolah”

Sedangkan mengenai pemahaman hukum masyarakat menunjukkan

bahwa pemahaman masyarakat cenderung kurang meskipun mereka

menanggapi secara positif bahwa dengan memiliki sertifikat akan

menghindarkan dari terjadinya sengketa, tapi mereka juga merasa tidak perlu

untuk mendaftarkan tanahnya karena tingkat kepercayaan mereka antara

sesama juga sangat tinggi dilihat dari jawaban mereka.

Jadi berdasarkan jawaban masyarakat berdasarkan pertanyaan

wawancara mengenai pengetahuan hukum yang dijawab informan penelitian

dapat diketahui bahwa pola perilaku pengetahuan hukum informan tergolong

sangatlah kurang.

2. Faktor-Faktor Yang Menghambat Masyarakat Mendaftarkan Tanahnya

Kurangnya tingkat kesadaran hukum masyarakat Desa Bentenge

mengenai pentingnya pendaftaran tanah bukan tanpa alasan, hal ini

dikarenakan adanya faktor-faktor yang menghambat masyarakat untuk

mendaftarkan hak milik atas tanahnya, yaitu:

Page 54: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

54

a. Faktor Ekonomi

Biaya tentunya dapat menjadi penghambat dalam pembuatan

sertifikat hak atas tanah terutama bagi untuk masyarakat yang kekurangan

dalam segi ekonomi. Hal ini dikarenakan dalam proses administrasinya pasti

membutuhkan biaya dan juga pajak yang harus dibayar tiap tahun, sehingga

masyarakat yang lemah dalam segi ekonomi pasti akan berpikir dua kali jika

ingin mensertifikatkan tanahnya. Jadi faktor ekonomi ini juga penyebab

kurangnya kesadaran hukum masyarakat.

b. Tingkat Pendidikan Yang Rendah

Kurangnya pemahaman hukum masyarakat ini disebabkan oleh

tingkat pendidikan yang masih rendah ditambah dengan tidak adanya

kegiatan sosialisasi hukum yang dilakukan oleh pemerintah setempat. Hal

ini juga mengakibatkan masyarakat tidak paham mengenai pentingnya untuk

mensertifikatkan tanah hak miliknya serta menyebabkan masyarakat tidak

tahu cara-cara yang diperlukan jika ingin mendaftarkan tanah hak miliknya.

c. Kurangnya Keinginan Masyarakat Untuk Mensertipikasi Tanahnya

Kurangnya keinginan juga menjadi faktor yang menghambat

masyarakat untuk itu sendiri untuk mendaftarkan tanahnya. Hal ini

menyebabkan masyarakat menjadi tidak tahu bagaimana cara mendaftarkan

tanah mereka dan juga menyebabkan masyarakat tidak mengetahui betapa

pentingnya memiliki sertifikat hak milik atas tanah. Kurangnya keinginan

masyarakat untuk mensertipikasi tanahnya karena mereka cenderung

berpikiran jika didesa meskipun tidak memiliki sertpikat tanah tidak menjadi

Page 55: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

55

masalah selama mereka memiliki saksi-saksi yang mengetahui bahwa tanah

tersebut milik mereka.

Page 56: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

56

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan serta pembahasan

yang telah diuraikan pada bab sebelumnya mengenai Kesadaran Hukum

Masyarakat Terhadap Pentingnya Kepemilikan Sertifikat Hak Milik Atas Tanah

Di Desa Bentenge Kec. Mallawa Kab. Maros, maka dapat penulis kemukakan

kesimpulan dan saran sebagai berikut:

1. Tingkat Kesadaran Hukum Masyarakat terhadap pentingnya pendaftaran

hak milik atas tanah di Desa Bentenge Kec. Mallawa Kab. Maros bisa

dikatakan rendah. Hal ini dikarenakan kurangnya aspek pengetahuan

hukum, pemahaman hukum dan sikap hukum. Hal ini juga di buktikan

dengan dari 1.070 masyarakat desa Bentenge, hanya 127 yang memiliki

sertifikat dan sebanyak 943 orang yang belum memiliki sertifikat.

2. Faktor yang menjadi penghambat dalam mendaftarkan tanahnya dilihat

dari jawaban 32 informan, sebagai berikut.

a. Dalam faktor ekonomi, 7 informan terkendala biaya yang

menyebabkan mereka berpikir dua kali jika ingin mensertifikatkan

tanahnya.

b. 12 informan kesulitan dalam pengurusan dan tidak tahu cara

pengurusannya, karena masyarakat masih awam pengetahuannya

dalam hal pendaftaran tanah, sehingga tingkat pendidikan juga menjadi

salah satu faktornya.

Page 57: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

57

c. 13 informan merasa tidak perlu membuat sertifikat terutama jika sudah

ada saksi, dikarenakan kurangnya keinginan masyarakat untuk

mensertipikasi tanahnya.

B. Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian dan kesimpulan diatas, maka penulis

ingin menyampaikan beberapa saran yaitu:

a. Bagi pemerintah, harus sesering mungkin melakukan sosialisasi

mengenai program pendaftaran tanah, sehingga dapat memungkinkan

masyarakat untuk mengatasi ketidaktahuan hukum mereka terutama

dalam hal mendaftarkan tanahnya, khususnya di Desa Bentenge dan

sekitarnya, agar masyarakat dapat mengetahui dengan lebih baik dan

benar bagaimana proses pendaftaran melalui jalur yang benar sehingga

tidak mengalami hal-hal yang berlawanan dengan hukum.

b. Kepada masyarakat, apabila tidak mengetahui bagaimana sistem

pendaftaran tanah yang baik dan benar, sebaiknya bertanya ataupun

meminta bantuan pada kepala desa tentang hal-hal yang tidak

diketahui, walaupun hanya sekedar bertanya, karena lebih baik

bertanya daripada tidak mengetahui apa-apa sama sekali. Kemudian

masyarakat juga harus berhati-hati karena ada juga oknum yang suka

menyalahgunakan pendaftaran tanah untuk meraup keuntungannya

sendiri.

c. Dalam peningkatan kesadaran hukum masyarakat pada dasarnya dapat

dilakukan dengan pendidikan (education), dalam hal ini dikarenakan

Page 58: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

58

pendidikan dapat dilakukan baik secara formal maupun nonformal. Hal

yang perlu diperhatikan dan ditanamkan dalam pendidikan

formal/nonformal adalah pada dasarnya tentang bagaimana menjadi

warganegara yang baik, tentang apa hak serta kewajiban seorang

warga negara. Menanamkan kesadaran hukum berarti menanamkan

nilai-nilai kebudayaan. Dan nilai-nilai kebudayaan dapat dicapai

dengan pendidikan. Oleh karena itu setelah mengetahui kemungkinan

yang menyebabkan merosotnya kesadaran hukum masyarakat maka

usaha pembinaan yang efektif dan efesien ialah dengan pendidikan.

Page 59: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

59

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Ali. 2012. Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan (Judicialprudence) Termasuk Interpretasi Undang-Undang (Legisprudence). Jakarta: Kencana. Cet 4.

Achmad Ali dan Wiwie Heryani. 2012. Menjelajahi Kajian Empiris Terhadap

Hukum. Jakarta: Kencana. Achmad Chomzah, 2002. Hukum Pertanahan. Jakarta : Prestasi Pustaka Budi Harsono, 1997. Hukum Agraria Indonesia, Jakarta: Djambatan Chomaz, A.A. 2004. Hukum Pertanahan Indonesia jilid 2. Jakarta: Prestasi

Pustakaraya Herman Hermit, 2004. Cara Memperoleh Sertifikat Tanah Hak Milik, Tanah

Negara, dan Tanah Pemda, Jakarta: CV. Mandar Maju Kartini Muljandi dan Gunawan Widjaja, 2007. Hak-hak atas Tanah, Jakarta:

Kencana Laica Marzuki. 1995. Siri, Bagian Kesadaran Hukum Rakyat Bugis

Makassar.Hasanuddin University Pres Marwan Mas. 2014. Pengantar Ilmu Hukum. Bogor: Penerbit Ghalia

Indonesia Moloeng, Lexy, 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung

: PT Remaja Rosdakarya. Soerjono Soekanto. 1982. Kesadarn Hukum dan Kepatuhan Hukum. Jakarta:

Rajawali Pers Soerjono Soekanto. 2002. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Raja Grafindo

Persada Sudarmo, H.S. 2000. Masalah Tanah di Indonesia. Jakarta: PT. Bhatara, Supriadi, 2007. Hukum agraria, Jakarta: Sinar Grafika Sutedi, Adrian, 2006. Peralihan Hak atas Tanah dan Pendaftarannya, Jakarta:

Sinar Grafika Urip Santoso, 2010. Pendaftaran dan Peralihan Hak atas Tanah, Jakarta:

Kencana

Page 60: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

60

Asas Fungsi Social Hak Atas Tanah Pada Negara Hukum (Suatu Tinjauan

Dari Teori, Yuridis Dan Penerapan Di Indonesia), Jurnal FKIP, Volume 5 Nomor 2, Agustus 2016. ISSN : 2355-4665 , Triana Rejekiningsih

Peran Camat Selaku Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) Dalam Jual Beli Tanah, jurnal UNNES Volume 5 Nomor 2, Juli 2010. ISSN : 1907-8919, Iga Gangga Santi Dewi

Pemberdayaan Hak-Hak Rakyat Atas Tanah, Jurnal Hukum, Volume 7 Nomor

13, April 2000, ISSN : 2337-5205, Masyhud Asyhari

Page 61: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

61

PEDOMAN WAWANCARA

KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA

KEPEMILIKAN SERTIPIKAT HAK MILIK ATAS TANAH DI DESA

BENTENGE KEC. MALLAWA KAB. MAROS

1. Apakah Bapak/Ibu memahami syarat-syarat yang diperlukan dalam

pendaftaran tanah?

2. Apakah Bapak/Ibu memahami prosedur pembuatan sertipikat tanah?

3. Bagaimanakah tanggapan Bapak/Ibu terhadap kewajiban untuk memiliki

sertifikat tanah?

4. Apakah Bapak/Ibu memahami tujuan dari pendaftaran tanah?

5. Apakah Bapak/Ibu memahami apabila tidak memiliki sertipikat tanah

merupakan rawan terjadinya klaim sepihak, sengketa tanah dan

sebagainya?

6. Apakah yang menghambat Bapak/Ibu dalam melakukan pendaftaran

tanah?

7. Dimanakah lokasi tanah Bapak/Ibu yang belum dibuatkan sertipikat tanah?

Page 62: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

62

8. Apakah Bapak/Ibu memahami syarat-syarat yang diperlukan dalam

pendaftaran tanah?

- Jawaban SM, US, AM, DL, MK, AS, KR, FR, MT, NS, MR, WL, NR,

IR, AN, JY, SH, MN, HW, TL, AT, SM, TM, PR : “Tidak tahu”

- Jawaban SR, DS, : “Tidak Paham”

- Jawaban SE : “Kurang Paham”

- Jawaban PB : “Tidak paham tapi mungkin bisa bertanya sama pak

desa”

- Jawaban SS : “Tidak terlalu paham karena yang masalah seperti itu ada

pak kepala desa yang bisa uruskan”

- Jawaban MI : “Tidak tahu karena kalau yang seperti itu tinggal minta

tolong sama kepala desa”

9. Apakah Bapak/Ibu memahami prosedur pembuatan sertipikat tanah?

- Jawaban SM, WL, HW : “Tidak tahu juga”

- Jawaban US : “Lebih-lebih tidak tahu”

- Jawaban AM, DL, MK, AS, KR, FR, MT, NS, MR, SE, NE, IR, AN,

JY, SH, MN, Tl, AT, SM, TM, PR : “Tidak tahu”

- Jawaban DS : “Tidak paham”

- Jawaban PB : “Tidak tahu orang-orang di kantor desa pasti tahu”

- Jawaban SR : “Tidak paham juga langsung tanya saja orang-orang

dikantor desa”

- Jawaban SS : “Tidak tahu itu saja kalau kita bikin surat tanah berarti

ada surat-surat tanah”

Page 63: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

63

- Jawaban MI : “Tidak tahu karena kalau yang seperti itu tinggal minta

tolong sama kepala desa”

10. Bagaimanakah tanggapan Bapak/Ibu terhadap kewajiban untuk memiliki

sertifikat tanah?

- Jawaban SM : “Kalau ada bagus”

- Jawaban US : “Kalau ada bagus juga”

- Jawaban AM, MK, MT, MR, JY, MN : “Bagus juga”

- Jawaban DL, WL, IR : “Bagus”

- Jawaban PB : “Kalau ada sertipikat lebih bagus lagi karena ada bukti

kita yang punya itu tanah”

- Jawaban SR : “Lebih bagus memang kalau kita punya surat-surat

tanah”

- Jawaban AS : “Bagus supaya tidak ada yang ambil itu tanah”

- Jawaban KR : “Memang lebih baik kalau ada”

- Jawaban FR, NR : “Bagus juga kalau ada”

- Jawaban NS, PR : “Lebih bagus kalau ada”

- Jawaban DS : “Kalau ada surat-surat tanah ada buktinya jadi bagus

juga”

- Jawaban SS : “Kalau ada surat-surat tanah lebih bagus memang karena

kita ada bukti kalau itu tanah memang kita yang punya”

- Jawaban SE : “Memang bagus karena itu sertipikat kan memang bukti

kalau itu tanah memang punya kita supaya tidak ada yang bisa ambil”

- Jawaban AN : “Memang bagus kalau ada”

Page 64: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

64

- Jawaban SH : “Kalau ada bagus tapi kalau orang disini juga tau kalau

itu tanahnya orang yang punya”

- Jawaban TL : “Kalau orang dulu tidak ada yang pake surat-surat”

- Jawaban SM : “Memang bagus kalau ada tapi orang-orang disini itu

selama dia tau batas tanahnya tidak ada yang mau ambil apalagi ada

saksinya”

- Jawaban TM : “Iya memang bagus kalau ada”

- Jawaban MI : “Memang harus ada tapi susah kalau mau bikin tapi

orang-orang disini dia tau mana tanahnya”

11. Apakah Bapak/Ibu memahami tujuan dari pendaftaran tanah?

- Jawaban SM : “Jadi bukti kalau itu tanah punya saya”

- Jawaban US : “Supaya ada buktinya”

- Jawaban AM : “Kalau ada surat-suratnya supaya orang tau”

- Jawaban DL : “Sebagai bukti kita punya tanah”

- Jawaban PB : “Didaftar itu tanah jadi ada bukti kita yang punya itu

tanah”

- Jawaban MK : “Supaya jelas yang punya tanah”

- Jawaban SR : “Supaya jadi bukti kalau itu tanah sudah kita daftar

punya kita”

- Jawaban AS : “Supaya ada tanda bukti”

- Jawaban KR : “Supaya ada buktinya itu tanah kita yang punya”

- Jawaban FR : “Supaya ada buktinya itu tanah punya saya “

- Jawaban MT : “Supaya ada buktinya”

Page 65: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

65

- Jawaban NS : “Kalau sudah didaftar tanah jadi ada buktinya”

- Jawaban MR : “Supaya jelas siapa yang punya tanah”

- Jawaban DS : “Tujuannya supaya ada bukti”

- Jawaban SS : “Supaya kita ada bukti kalau itu tanah memang kita

yang punya jadi tidak bisa diganggu sama orang”

- Jawaban WL : “Supaya ada bukti”

- Jawaban SE : “Memang bagus supaya kita ada buktinya kalau itu tanah

memang punya kita supaya tidak ada yang bisa ambil”

- Jawaban NR : “Supaya jelas pemilik nya”

- Jawaban IR : “Supaya ada tanda bukti”

- Jawaban AN : “Didaftar supaya ada bukti kita yang punya tanah”

- Jawaban JY : “Jadi orang tau kalau ada surat-suratnya”

- Jawaban SH : “Supaya jelas yang mana tanah yang kita punya”

- Jawaban MN : “Supaya ada bukti”

- Jawaban HW : “Kalau ada surat-suratnya tidak berani orang ambil”

- Jawaban TL : “Itu saja jadi ada bukti”

- Jawaban AT : “Itu yang menjadi bukti kalau ada sertipikat”

- Jawaban SM : “Kalau sudah didaftar tanah itu yang menjadi bukti

surat-suratnya”

- TMSebagai bukti”

- Jawaban MI : “Didaftar supaya itu nanti yng jadi bukti surat tanahnya”

- Jawaban PR : “Supaya ada butkti-buktinya itu tanah”

Page 66: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

66

12. Apakah Bapak/Ibu memahami apabila tidak memiliki sertipikat tanah

merupakan rawan terjadinya klaim sepihak, sengketa tanah dan

sebagainya?

- Jawaban SM : “Biasa terjadi tapi kalau orang di desa Bentenge tidak

begitu orang-orangnya”

- Jawaban US : “Biasanya kalau tidak ada bukti surat-surat tanah biasa

terjadi”

- Jawaban AM : “Kalau ada saksi siapa yang punya tanah bisa di

selesaikan”

- Jawaban DL : “Kalau orang-orang didesa ini tau sendiri tentang batas-

batas tanahnya”

- Jawaban PB : “Iya bisa terjadi itu tapi masyarakat disini semua tau

sampai-sampai dimana tanahnya”

- Jawaban MK : “Kalau itu tidak mungkin terjadi karena itu tanah dikasi

dari orang tua-tua dulu”

- Jawaban SR : “Biasanya begitu tapi orang-orang disini musyawarah

kalau ada seperti itu”

- Jawaban AS : “Mungkin juga tapi kalau ada saksinya tidak apa-apa

bisa diselesaikan”

- Jawaban KR : “Mungkin juga”

- Jawaban FR : “Tidak tau juga mungkin saja”

- Jawaban MT : “Mungkin saja tapi kalau orang-orang disini tidak”

Page 67: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

67

- Jawaban NS : “Mungkin tapi kalau terjadi bisa diselesaikan selama ada

saksinya”

- Jawaban MR : “Semua orang disini dia tau tanahnya”

- Jawaban DS : “Bisa terjadi tapi selama ada saksi-saksinya tidak

masalah”

- Jawaban SS : “Pasti terjadi sengketa kalau tidak ada bukti tanah tapi

kalau di desa bentenge baik-baik orangnya jadi selama ada saksinya

tidak berani orang ambil”

- Jawaban WL : “Mungkin saja ada sengketa”

- Jawaban SE : “Pernah memang ada terjadi”

- Jawaban NR : “Kalau disini itu baik-baik orangnya jadi tidak mau

orang begitu ambil tanah”

- Jawaban IR : “Orang juga tau kalau itu tanah tanah orang karena ada

saksinya apalagi tanah dikasi sama orang tua sendiri”

- Jawaban AN : “Bisa saja terjadi sengketa kalau tidak ada bukti”

- Jawaban JY : “Bisa sekali terjadi”

- Jawaban SH : “Biasa juga terjadi sama orang-orang”

- Jawaban MN : “Orang-orang di desa Bentenge tidak ada yang seperti

itu”

- Jawaban HW : “Kalau orang lain mungkin terjadi tapi kalau orang-

orang disini tau diri”

- Jawaban TL : “Kalau saya dari dulu sampai sekarang tidak pernah

bertengkat karena tanah karena sudah memang dibagi”

Page 68: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

68

- Jawaban AT : “Mungkin saja”

- Jawaban SM : “Itumi kenapa orang tua nabagi memang itu tanah

dengan jelas”

- Jawaban TM : “Mungkin saja ada kejadian”

- Jawaban MI : “Biasa kalau ada kejadian diselesaikan di kantor desa”

- Jawaban PR : “Biasa terjadi tapi biasa dengan pihak kehutanan juga

itu”

13. Apakah yang menghambat Bapak/Ibu dalam melakukan pendaftaran

tanah?

- Jawaban SM : “Susah kalau mau mengurus”

- Jawaban US : “Tidak perlu mendaftar selama tau batas-batas

tanahnya”

- Jawaban AM : “Tidak tau bagaimana mengurusnya”

- Jawaban DL : “Ttidak perlu semua orang tau batas tanahnya”

- Jawaban PB : “Tidak sempat pergi urus”

- Jawaban MK : “Banyak hal lain yang mau dikerjakan”

- Jawaban SR : “Pengurusannya susah”

- Jawaban AS : “Biaya pengurusannya mahal”

- Jawaban KR : “Meski tidak mengurus tidak masalah”

- Jawaban FR : “Masih kurang uang”

- Jawaban MT : “Tidak perlu karena kita cuma di desa”

- Jawaban NS : “Mau bikin tapi susah diurus”

- Jawaban MR : “Tidak perlu karena siapa yang mau ambil tanah orang”

Page 69: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

69

- Jawaban DS : “Kata orang proses pengurusannya lama”

- Jawaban SS : “Mau bikin tapi yang membuat sertipikat tidak mau

datang kalau Cuma satu orang yang mau buat sertipikat”

- Jawaban WL : “Tidak tau bagimana caranya mengurus”

- Jawaban SE : “Sebenarnya kalau di desa biar tidak bikin tidak

masalah”

- Jawaban NR : “Kata orang yang pernah bikin pengurusannya susah

dan lama”

- Jawaban IR : “Mahal biayanya”

- Jawaban AN : “Tidak tau mau mendaftar dimana”

- Jawaban JY : “Tidak apa-apa biar tidak mendaftar”

- Jawaban SH : “Kalau di desa itu biar tidak bikin tidak masalah”

- Jawaban MN : “Orang-orang disini sudah tau yang mana tanah punya

orang mana punya mereka sendiri”

- Jawaban HW : “Yang penting orang lain sudah tau itu tanah punya

saya”

- Jawaban TL : “Biar tidak ada bukti surat-surat yang penting ada saksi”

- Jawaban AT : “Biayanya sedikit mahal”

- Jawaban SM : “Kalau ada saksi bahwa itu tanah punya saya tidak

masalah lagi kalau tidak ada sertipikatnya”

- Jawaban TM : “Tidak apa-apa kalau tidak ada sertipikat”

- Jawaban MI : “Tidak masalah kalau tidak punya karena banyak orang

yang bisa jadi saksi kalau itu tanah milik saya”

Page 70: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

70

- Jawaban PR : “Kalau disini siapa yang mau ambil tanahnya orang

mereka tidak seperti itu”

14. Dimanakah lokasi tanah Bapak/Ibu yang belum dibuatkan sertipikat tanah?

- Jawaban SM : “Lappake”

- Jawaban US : “Lompojennae”

- Jawaban AM : “Kariango dan Palemmae”

- Jawaban DL : “Dia’balangnge”

- Jawaban PB : “Diase’na galung mappakae dan Padang tassussuke”

- Jawaban MK : “Diattang”

- Jawaban SR : “Dijennae dan Dilappake”

- Jawaban AS : “Kariango”

- Jawaban KR : “Kariango dan Ammera”

- Jawaban FR : “Lappake, Lahebbe dan Lagaropo”

- Jawaban MT : “Langngoro’ dan Lappake”

- Jawaban NS : “Lapake dan Diattang bolaharue”

- Jawaban MR : “Lappake”

- Jawaban DS : “Leang tanae”

- Jawaban SS : “Kunraniang”

- Jawaban WL : “Di lappake”

- Jawaban SE : “Diattang”

- Jawaban NR : “Tiheroe”

- Jawaban IR : “Di padang tassussuke”

- Jawaban AN : “Dilappake”

Page 71: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

71

- Jawaban JY : “A’ddeangnge, Jennae dan Dimannaungnge”

- Jawaban SH : “To’dang galung”

- Jawaban MN : “Diaddeangnge”

- Jawaban HW : “Disamaenre”

- Jawaban TL : “Dilappake”

- Jawaban AT : “Diattang”

- Jawaban SM : “Dilacipue”

- Jawaban TM : “Diattang dan Diahana pasaluke”

- Jawaban MI : “Digalung mappakae”

- Jawaban PR : “Diangngasangnge dan Lakkace”

Page 72: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

72

DAFTAR NAMA INFORMAN

No. Nama Inisial Jenis Kelamin Keterangan

1 Samsuddin SM Laki-laki Petani

2 Usman US Laki-laki Petani

3 Ambo AM Laki-laki Petani

4 Dellung DL Laki-laki Petani

5 P. Bahar PB Laki-laki Petani

6 Mangku MK Laki-laki Petani

7 Suriani SR Perempuan Petani

8 Asiah AS Perempuan Petani

9 Kera KR Perempuan Petani

10 Farida FR Perempuan Petani

11 Mantasia MT Perempuan Petani

12 Nursiah NS Perempuan Petani

13 Maryam MR Perempuan Petani

14 Dg. Saena DS Perempuan Petani

15 Samisah SS Perempuan Wiraswasta

16 Weliana WL Perempuan Petani

17 P.Hj.Saena SE Perempuan Petani

18 Nurbiah NR Perempuan Petani

19 Ira IR Perempuan Petani

20 Anti AN Perempuan Petani

21 Hj.Jaya JY Perempuan Petani

22 Sahe SH Perempuan Petani

Page 73: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

73

23 Mono MN Perempuan IRT

24 Hawatia HW Perempuan Petani

25 Tulle TL Perempuan IRT

26 Ati AT Perempuan IRT

27 Samria SM Perempuan IRT

28 Tima TM Perempuan IRT

29 Maing MI Laki-laki Petani

30 Parida PR Perempuan Wiraswasta

31 Sabri SB Laki-laki Staf Desa

32 Martinawati MT Perempuan Staf Desa

Page 74: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

74

PEDOMAN OBSERVASI

KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA

KEPEMILIKAN SERTIPIKAT HAK MILIK ATAS TANAH DI DESA

BENTENGE KEC. MALLAWA KAB. MAROS

A. Observasi Di Kantor Desa

Pengamatan Variable Jumlah

Jumlah Penduduk Di

Desa Bentenge

Dusun Bentenge 525

Dusun Tanete 307

Dusun Reatoa 238

Jumlah 1.070

Jumlah Penduduk

Yang Bersertipikat

Yang Memiliki Sertipikat 127

Yang belum memiliki

Sertipikat 943

Sumber : Kantor Desa Bentenge Kec. Mallawa Kab. Maros

B. Observasi Pendidikan Dan Pekerjaan Responden

Pengamatan Variable Jumlah

Pendidikan

SD 21

SMP 4

SMA/SMU -

S1 -

LAIN-LAIN 5

Pekerjaan PETANI 28

Page 75: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

75

PNS -

WIRASWASTA 2

LAIN-LAIN -

Page 76: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

76

PEDOMAN DOKUMENTASI

Kantor Desa Bentenge Kec. Mallawa Kab. Maros

Responden Penelitian

1. Samsuddin

2. Usman

Page 77: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

77

3. Ambo

4. Dellung

5. P. Bahar

Page 78: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

78

6. Mangku

7. Suriani

8. Farida

9. Nursiah

10. Asiah

11. Kera

12. Mantasia

13. Maryam

Page 79: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

79

14. Dg. Saena

15. Weliana

16. Nurbiah

17. Anti

18. Samsiah

19. P. Hj. Saena

20. Ira

21. Hj. Jaya

Page 80: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

80

22. Sahe

23. Hawatia

24. Ati

25. Tima

26. Mono

27. Tulle

28. Samsria

29. Maing

Page 81: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

81

30. Parida

Page 82: KESADARAN HUKUM MASYARAKAT TERHADAP PENTINGNYA … · Auliah Andika Rukman, SH.,MH sebagai pembimbing II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesadaran hukum masyarakat

82

RIWAYAT HIDUP

JULIANA ABDULLAH. Dilahirkan di Maros pada tanggal 11

Juni 1997, dari pasangan pasangan ayahanda Abdullah (ALM)

dan Samsiah. Penulis mulai masuk sekolah dasar pada tahun

2004 di SD Negeri 14 Reatoa dan tamat tahun 2009, tamat SMP

Negeri 12 Mallawa pada tahun 2012 dan kemudian tamat SMA Negeri 7 Mallawa

pada tahun 2015. Pada tahun yang (2015), penulis melanjutkan pendidikan S1

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar.