kertas

100
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIRAN PERDAGANGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKSPOR KERTAS INDONESIA Oleh NUNIK HANDAYANI A14105585 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Upload: tuti-maryati

Post on 31-Dec-2015

107 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

kertas

TRANSCRIPT

Page 1: kertas

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIRAN PERDAGANGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKSPOR

KERTAS INDONESIA

Oleh NUNIK HANDAYANI

A14105585

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Page 2: kertas

RINGKASAN NUNIK HANDAYANI. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aliran Perdagangan dan Strategi Pengembangan Ekspor Kertas Indonesia. Dibawah Bimbingan RINA OKTAVIANI.

Industri bubur kertas (pulp) dan kertas (paper) merupakan salah satu hasil dari sektor industri pada komoditi non migas yang memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Industri ini memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap devisa negara. Perkembangan industri pulp dan kertas sejak tahun 1990-an cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari kapasitas produksi pulp dan kertas yang terus meningkat. Jika pada tahun 2000 produksi pulp dan kertas masing-masing sebesar 4,08 dan 6,80 juta ton, maka pada tahun 2006 meningkat masing-masing sebesar 39 persen dan 30 persen menjadi 5,6 dan 8,8 juta ton. Dalam kurun waktu yang sama ekspor produk pulp dan kertas juga mengalami peningkatan dari masing-masing 1,3 dan 4,5 juta ton menjadi 2,8 dan 6,4 juta ton.

Industri yang menjadi fokus utama pembahasan (diluar industri pulp) adalah industri kertas. Industri ini merupakan salah satu industri yang juga memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Perkembangan produksi kertas Indonesia mengalami kenaikan setiap tahunnya. Produksi kertas yang dihasilkan hampir seluruhnya ditujukan untuk pasar internasional. Data terakhir tahun 2006 menunjukkan nilai ekspor kertas mencapai US$ 3.819.223.000. Pertumbuhan volume ekspor selama 10 tahun terakhir ini cenderung meningkat dengan laju pertumbuhannya sebesar 73,2 persen per tahun. Sedangkan laju pertumbuhan nilai ekspor adalah sebesar 89,4 persen per tahun.

Industri kertas Indonesia memiliki peluang untuk menguasai pasar kertas dunia yang saat ini masih dikuasai Finlandia dan negara-negara Amerika Latin seperti Brazilia dan Chili. Hal ini didukung oleh berbagai faktor baik dari dalam negeri maupun luar negeri sebagai faktor peluang bagi kemajuan industri ini. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menganalisis karakteristik negara-negara tujuan ekspor kertas Indonesia, menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan kertas Indonesia dan mengidentifikasi strategi pengembangan ekspor kertas Indonesia.

Data yang digunakan adalah data sekunder, berupa data cross section tahun 2006. Metode analisis menggunakan metode deskriptif dan kuantitatif. Metode deskriptif digunakan untuk mengkaji karakteristik negara-negara tujuan ekspor kertas Indonesia. Metode kuantitatif menggunakan analisis regresi berganda dengan persamaan tunggal menggunakan gravity model untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan kertas Indonesia. Hasil yang diperoleh dari analisis data kuantitatif secara deskriptif akan diformulasikan sehingga diperoleh strategi pengembangan ekspor kertas Indonesia.

Variabel-variabel yang digunakan dalam analisis regresi berganda meliputi variabel bebas dan variabel tidak bebas. Volume ekspor kertas Indonesia ke masing-masing negara tujuan adalah variabel tidak bebas. Variabel bebas meliputi GDP per kapita negara tujuan, populasi negara tujuan, jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan, harga kertas Indonesia di negara tujuan, nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap Dollar Amerika dan tuduhan dumping (dummy).

Page 3: kertas

Berdasarkan hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan kertas Indonesia, diperoleh koefisien determinasi disesuaikan R-Sq (adj) sebesar 70,4 persen. Hal ini berarti bahwa 70,4 persen perubahan volume ekspor kertas Indonesia dapat diterangkan oleh variasi peubah-peubah dalam model, sedangkan sisanya sebesar 29,6 persen diterangkan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat dalam model.

Nilai Fhitung diperoleh sebesar 19,23. Nilai tersebut jika dibandingkan dengan nilai Ftabel, maka nilai Fhitung tersebut lebih besar nilainya dari Ftabel. Hal ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel-variabel bebas dalam model berpengaruh terhadap variabel tidak bebas. Dengan demikian, berarti pula bahwa seluruh variabel bebas dapat menjelaskan variasi perubahan volume ekspor kertas Indonesia ke negara-negara tujuan ekspor.

Uji-t pada hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan kertas Indonesia, diperoleh variabel-variabel yang berpengaruh nyata pada taraf lima persen (signifikan pada tingkat kepercayaan 95 persen) terhadap volume ekspor kertas Indonesia. Variabel-variabel yang berpengaruh nyata adalah GDP per kapita negara tujuan, populasi negara tujuan, jarak antar negara Indonesia dengan negara tujuan ekspor dan harga kertas Indonesia di negara tujuan.

Nilai tukar mata uang berpengaruh positif terhadap aliran perdagangan kertas Indonesia. Namun demikian, variabel nilai tukar tidak berpengaruh nyata pada taraf lima persen terhadap aliran perdagangan kertas Indonesia. Hal ini berarti nilai tukar bukan menjadi faktor utama yang menjadi pertimbangan bagi importir untuk mengimpor kertas dari Indonesia.

Variabel dummy, yaitu tuduhan dumping terhadap produk kertas Indonesia memberikan pengaruh negatif dan tidak nyata terhadap aliran perdagangan kertas Indonesia. Hal ini berarti bahwa dengan adanya tuduhan dumping, aliran perdagangan kertas Indonesia ke negara-negara tujuan mengalami penurunan.

Berdasarkan hasil analisis internal dan eksternal diperoleh beberapa alternatif strategi yang menjadi pertimbangan bagi pengembangan ekspor kertas Indonesia. Alternatif strategi tersebut diantaranya adalah peningkatan ekspor kertas Indonesia khususnya ke negara tujuan ekspor, peningkatan produksi bahan baku kertas, membuka peluang masuknya investor asing dalam industri kertas Indonesia, peningkatan keamanan dan hukum oleh pemerintah, kerjasama antara pemerintah dan para pengusaha untuk membentuk peraturan hukum yang lebih pasti serta pemerintah dan Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) membuat program promosi industri kertas Indonesia.

Page 4: kertas

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIRAN PERDAGANGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKSPOR KERTAS

INDONESIA

Oleh :

NUNIK HANDAYANI

A14105585

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

SARJANA PERTANIAN

pada

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor

PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008

Page 5: kertas

FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang disusun oleh :

Nama : Nunik Handayani

NRP : A14105585

Program Studi : Ekstensi Manajemen Agribisnis

Judul : Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aliran

Perdagangan dan Strategi Pengembangan Ekspor

Kertas Indonesia

dapat diterima sebagai salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian

Bogor.

Menyetujui,

Dosen Pembimbing

Rina Oktaviani, Ph.D

NIP. 131 846 872

Mengetahui :

Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M. Agr

NIP. 131 124 019

Tanggal Lulus Ujian : 09 Januari 2008

Page 6: kertas

PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI YANG BERJUDUL

“ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIRAN

PERDAGANGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKSOR KERTAS

INDONESIA” BELUM PERNAH DIAJUKAN PADA PERGURUAN TINGGI ATAU

LEMBAGA LAIN MANAPUN UNTUK TUJUAN MEMPEROLEH GELAR

AKADEMIK TERTENTU. SAYA JUGA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI

BENAR-BENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN TIDAK MENGANDUNG

BAHAN-BAHAN YANG PERNAH DITULIS ATAU DITERBITKAN OLEH PIHAK

LAIN KECUALI SEBAGAI BAHAN RUJUKAN YANG DINYATAKAN DALAM

NASKAH.

Bogor, Januari 2008

Nunik Handayani NRP. A14105585

Page 7: kertas

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 20 November 1983 sebagai

anak kedua dari tiga bersaudara pasangan Bapak Rasyim dan Ibu Mimin Sumini.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Sepatan II Bekasi pada

tahun 1995. pendidikan tingkat menengah pertama diselesaikan pada tahun

1998 pada SLTP Negeri 2 Bekasi. Selanjutnya pendidikan menengah atas

diselesaikan penulis pada tahun 2001 di SMU Negeri 3 Bekasi. Pada tahun yang

sama penulis diterima di Program Studi Diploma III Manajemen Agribisnis,

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI dan selesai pada

tahun 2004. Pada tahun 2005, penulis melanjutkan studi alih jenjang Sarjana dan

diterima di Institut Pertanian Bogor pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen

Agribisnis, Fakultas Pertanian.

Page 8: kertas

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul “ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ALIRAN

PERDAGANGAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN EKSPOR KERTAS

INDONESIA”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Faktor-faktor yang akan dianalisis dalam skripsi ini meliputi variabel-

variabel yang mempengaruhi aliran perdagangan ekspor kertas Indonesia, yaitu

volume ekspor kertas Indonesia, pendapatan per kapita negara tujuan, populasi

negara tujuan, harga ekspor kertas Indonesia di negara tujuan, jarak antara

negara Indonesia dengan negara tujuan ekspor, nilai tukar negara tujuan

terhadap Dollar Amerika serta variabel dummy. Dengan demikian, akan diperoleh

suatu strategi yang dapat mengembangkan ekspor kertas Indonesia.

Skripsi ini disusun dengan harapan dapat menjadi referensi dan informasi

bagi semua pihak dalam mengambil keputusan maupun kebijakan yang

berhubungan dengan ekspor pada umumnya dan ekspor kertas pada khususnya.

Skripsi ini merupakan hasil maksimal yang dapat dikerjakan penulis dan

menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Namun dengan

segala keterbatasan yang ada diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Januari 2008

Nunik Handayani NRP. A14105585

Page 9: kertas

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat

dan karuniaNya sehingga memberikan kekuatan dan kemudahan serta

kesehatan dalam menyelesaikan skripsi ini. Penyelesaian skripsi ini tidak

terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada bagian ini penulis

ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua tercinta, (Papah dan Mamah) yang tak henti-hentinya

memberikan kasih sayang, perhatian, dukungan doa, materi dan

semangat yang tiada henti untuk keberhasilan penulis.

2. Rina Oktaviani, Ph.D yang telah memberikan arahan, saran dan

bimbingan mulai awal proses penulisan hingga terselesaikannya skripsi

ini.

3. Dr. Ir. Ratna Winandi, MS, sebagai dosen penguji utama dan evaluator

yang telah memberikan masukan, saran dan kritiknya kepada penulis

untuk kesempurnaan penulisan skripsi ini.

4. Dra. Yusalina, MS, sebagai dosen perwakilan komisi pendidikan atas

masukan, saran dan kritiknya untuk penulisan yang lebih baik.

5. Seluruh dosen, staf pengajar dan staf sekretariat Ekstensi MAB yang

telah membantu kelancaran penulis mulai dari kuliah sampai pada

penulisan skripsi ini.

6. Kakak dan Adikku atas semua dukungan doa dan semangat yang

diberikan selama ini.

7. Hebiy atas doa, kasih sayang, semangat dan dukungannya selama ini.

8. Erwin Fachry teman seperjuangan sekaligus pembahas seminar, terima

kasih atas kebersamaannya.

9. Nita Rwin atas dukungan dan kebersamaannya.

Page 10: kertas

10. Diah Ayu Retno Arimbi atas dukungan, semangat dan kebersamaannya.

11. Angra Irena. B, SP atas dukungan dan terima kasih bantuannya.

12. Ana Khairani, Rina Tonis dan Maulinda Dini Firmani atas doa, semangat

dan persahabatan yang tiada pernah berakhir.

13. Adikku Rany Ndoot dan Kamal atas doa dan semangatnya.

14. Sahabat-sahabatku Gholex, Giet Luthu n Thuthunya, Ndy, Nina Bunda,

Ecko, Yudi, Chacha, Santi, Reni, Nusrat, Nenk, Thia, Rena atas doa dan

kebersamaannya.

15. Bambang Irawan, SP atas doa, dukungan dan semangatnya.

16. Keluarga Besar TM 7 atas doa, semangat dan dukungannya.

17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Bogor, Januari 2008

Nunik Handayani NRP. A14105585

Page 11: kertas

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ........................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................... xii

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................ 1

1.2 Perumusan Masalah ................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 8

1.4 Kegunaan Penelitian.................................................................... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sejarah Kertas ............................................................................ 9

2.2 Sejarah Industri Kertas .............................................................. 10

2.3 Penelitian Terdahulu ................................................................... 12

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis ...................................................... 16

3.1.1 Teori Perdagangan Internasional ....................................... 16

3.1.2 Teori Aliran Perdagangan Komoditi.................................... 19

3.1.3 Teori Analisis Regresi Berganda........................................ 22

3.1.4 Teori Lingkungan Organisasi.............................................. 23

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional ............................................... 24

BAB IV. METODE PENELITIAN 4.1 Jenis dan Sumber Data .............................................................. 28

4.2 Metode Analisis dan Pengolahan Data ....................................... 29

4.3 Analisis Data ............................................................................... 29

4.4 Perumusan Model ....................................................................... 30

4.5 Definisi Operasional .................................................................... 31

4.6 Pengujian Hipotesis..................................................................... 32

4.6.1 Uji t ..................................................................................... 32

Page 12: kertas

4.6.2 Uji F .................................................................................... 33

4.6.3 Koefisien Determinasi......................................................... 34

4.7 Pengujian Asumsi........................................................................ 35

4.7.1 Uji Normalitas ..................................................................... 35

4.7.2 Uji Homoskedastisitas ........................................................ 35

4.7.3 Uji Multikolinieritas.............................................................. 35

4.8 Matriks SWOT ............................................................................. 36

BAB V. ANALISIS ALIRAN PERDAGANGAN KERTAS INDONESIA

5.1 Karakteristik Negara-Negara Tujuan Ekspor Kertas Indonesia... 38

5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aliran Perdagangan Kertas

Indonesia ke Negara Tujuan Ekspor ........................................... 47

5.2.1 Pengujian Asumsi............................................................... 47

5.2.2 Pendugaan Model Aliran Perdagangan Kertas Indonesia

ke Negara-Negara Tujuan Ekspor...................................... 49

BAB VI. STRATEGI PENGEMBANGAN EKSPOR KERTAS INDONESIA 6.1 Analisis Lingkungan Internal....................................................... 57

6.2 Analisis Lingkungan Eksternal.................................................... 59

6.3 Matriks SWOT ............................................................................ 64

BAB VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan................................................................................. 71

7.2 Saran.......................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 74

LAMPIRAN ................................................................................................... 76

Page 13: kertas

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Nilai Ekspor Non Migas Indonesia Menurut Sektor Industri Tahun 2002-2006 (Juta US$) ............................................................. 1

2. Produksi dan Konsumsi Kertas Indonesia Tahun 1997-2006

(Ton) ................................................................................................... 3

3. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Kertas Indonesia Tahun 1997-2006 ............................................................................... 4

4. Matriks SWOT .................................................................................... 37

5. 10 Negara Terbesar Ekspor Kertas Indonesia Tahun 2005-

2006.................................................................................................... 38

6. GDP, Populasi, Nilai Tukar serta Volume dan Nilai Ekspor Kertas Indonesia ke China Tahun 1997-2006 .................................... 39

7. GDP, Populasi, Nilai Tukar serta Volume dan Nilai Ekspor

Kertas Indonesia ke Korea Selatan Tahun 1997-2006....................... 41

8. GDP, Populasi, Nilai Tukar serta Volume dan Nilai Ekspor Kertas Indonesia ke Jepang Tahun 1997-2006.................................. 43

9. GDP, Populasi, Nilai Tukar serta Volume dan Nilai Ekspor

Kertas Indonesia ke Malaysia Tahun 1997-2006 ............................... 45

10. GDP, Populasi, Nilai Tukar serta Volume dan Nilai Ekspor Kertas Indonesia ke Amerika Serikat Tahun 1997-2006 .................... 46

11. Hasil Analisis Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Aliran Perdagangan Kertas Indonesia Tahun 2006............................ 50

12. Harga Kertas Indonesia di Beberapa Negara Tujuan, Tahun 2006.................................................................................................... 54

13. Hasil Analisis Matriks SWOT.............................................................. 66

Page 14: kertas

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kurva Perdagangan Internasional .................................................. 18

2. Skema Kerangka Pemikiran Operasional........................................ 27

Page 15: kertas

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Ekspor Kertas Indonesia Menurut Negara Tujuan Tahun 2005 ......... 76 2. Ekspor Kertas Indonesia Menurut Negara Tujuan Tahun 2006 ......... 79

3. Volume dan Nilai Ekspor Kertas Indonesia Menurut Negara

Tujuan yang Digunakan dalam Pendugaan Model Aliran Perdagangan, Tahun 2006................................................................. 82

4. Data Nominal yang Digunakan dalam Pendugaan Model

Aliran Perdagangan............................................................................ 83

5. Analisis Regresi Gravity Model dengan Metode Ordinary Least Square (OLS)............................................................................ 84

6. Analisis Pengujian Asumsi Normalitas dan Homoskedastisitas

Aliran Perdagangan Kertas Indonesia ................................................ 85

Page 16: kertas

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri bubur kertas (pulp) dan kertas (paper) merupakan salah satu

hasil dari sektor industri pada komoditi non migas yang memiliki peranan penting

dalam perekonomian Indonesia. Industri ini memberikan kontribusi yang cukup

besar terhadap devisa negara, diantara 10 industri yang diandalkan sebagai

komoditi ekspor (Tabel 1). Beberapa alasan utama yang menjadi dasar

pentingnya sumbangan ini adalah produk pulp dan kertas harganya banyak

ditentukan dalam nilai dollar, komponen bahan baku impor yang digunakan

dalam proses produksi nilainya tidak lebih dari 30 persen dan produk pulp dan

kertas cenderung banyak yang ditujukan untuk pasar luar negeri sehingga dalam

masa krisis ekonomi yang dihadapi Indonesia, industri ini masih dapat diandalkan

dalam membantu penerimaaan devisa negara1.

Tabel 1. Nilai Ekspor Non Migas Indonesia menurut Sektor Industri Tahun 2002-2006 (juta US$)

Sektor Industri 2002 2003 2004 2005 2006 Tekstil 6.889,6 7.052,2 7.647,4 8.604,1 9.446,3 Besi Baja, Mesin-mesin dan Otomotif

3.247,0 3.760,0 4.581,8 5.949,7 7.712,7

Elektronika 6.689,4 6.109,5 7.142,5 7.853,0 7.200,2 Pengolahan Kelapa/Kelapa Sawit

2.910,4 3.247,5 4.840,3 5.419,2 6.407,3

Pengolahan Karet 1.560,8 2.089,7 2.954,1 3.545,8 5.465,2 Pengolahan Kayu 4.432,6 4.318,4 4.461,6 4.476,3 4.757,6 Pengolahan Tembaga, Timah dll

728,4 1.187,1 2.165,1 3.133,5 4.134,0

Pulp dan Kertas 2.804,4 2.798,5 2.817,6 3.257,5 3.983,3 Kimia Dasar 1.784,9 2.049,7 2.640,1 2.750,2 3.521,4 Kulit, Barang dari Kulit dan Sepatu

1.418,6 4.381,4 1.553,0 1.683,7 1.913,2

Sumber : Departemen Perindustrian, 2007

1 www.bppt.go.id. [26 Juni 2007]

Page 17: kertas

Perkembangan industri pulp dan kertas sejak tahun 1990-an cukup pesat.

Hal ini dapat dilihat dari kapasitas produksi pulp dan kertas yang terus

meningkat. Jika pada tahun 2000 produksi pulp dan kertas masing-masing

sebesar 4,08 dan 6,80 juta ton, maka pada tahun 2006 meningkat masing-

masing sebesar 39 persen dan 30 persen menjadi 5,6 dan 8,8 juta ton. Dalam

kurun waktu yang sama ekspor produk pulp dan kertas juga mengalami

peningkatan dari masing-masing 1,3 dan 4,5 juta ton menjadi 2,8 dan 6,4 juta

ton2.

Industri pulp dan kertas memiliki ketersediaan bahan baku melalui Hutan

Tanaman Industri (HTI) yang cukup besar dan berkualitas. Berdasarkan data

Departemen Kehutanan (2005) total luas hutan di Indonesia mencapai 120,4 juta

ha yang terbagi atas hutan produksi sebesar 66,3 juta ha, hutan konservasi

sebesar 20,5 juta hektar dan hutan lindung sebesar 33,6 juta ha. Hutan yang

telah termanfaatkan untuk industri pulp dan kertas adalah sebesar 4,4 juta ha.

Posisi Indonesia yang berada di garis khatulistiwa serta iklim tropis yang

menjadikan waktu tebang lebih singkat, menguntungkan bagi pemilik Hutan

Tanaman Industri (HTI) Indonesia dibandingkan negara Skandinavia yang

merupakan kawasan terbesar dalam produksi pulp dan kertas. Selain itu biaya

produksi pulp dan kertas Indonesia relatif lebih rendah dibandingkan negara

lainnya3.

Menurut Direktur Jenderal Bina Produksi Departemen Kehutanan Hadi

Susilo Pasaribu (2007) industri ini tidak akan kekurangan bahan baku. Hal ini

2 www.e-bursa.com [26 Juni 2007] 3 Indonesia Berpeluang Meningkatkan Ekspor Bubur Kertas dan Kertas, www.bisnisindonesia.co.id [26 Juni 2007]

Page 18: kertas

didukung oleh semakin diperluasnya areal Hutan Tanaman Industri (HTI) sebagai

pasokan bahan baku tetap pulp dan kertas4.

Tabel 2. Produksi dan Konsumsi Kertas Indonesia Tahun 1997-2006 (Ton)

Tahun Produksi Konsumsi 1997 4.821.600 3.282.6001998 5.487.260 2.783.4301999 6.720.560 3.913.5602000 6.849.000 4.224.4202001 6.951.240 4.805.9452002 7.212.970 5.015.9352003 7.267.880 5.314.3802004 7.679.820 5.410.1502005 8.207.620 5.514.1002006 8.862.280 5.611.840

Laju Pertumbuhan (% per tahun) 17,4 17,5Sumber : Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia, 2007 (diolah)

Industri yang menjadi fokus utama pembahasan (diluar industri pulp)

adalah industri kertas. Industri ini merupakan salah satu industri yang juga

memiliki peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Berdasarkan Tabel 2

diketahui bahwa perkembangan produksi dan konsumsi kertas Indonesia

mengalami kenaikan setiap tahunnya. Laju pertumbuhan produksi kertas adalah

sebesar 17,4 persen per tahun. Laju pertumbuhan konsumsi kertas sebesar 17,5

persen per tahun. Meskipun kenaikan produksi kertas Indonesia setiap tahunnya

tidak secara signifikan, yaitu sebesar 1,9 persen, namun industri kertas memiliki

kemampuan bersaing lebih tinggi dibandingkan dengan industri pulp. Hal ini

dapat dilihat pada perkembangan perusahaan yang bergerak di industri kertas

yang terus bertambah dan umumnya mengarah pada pasar internasional.

Jumlah perusahaan kertas di Indonesia pada tahun 1989 adalah sebannyak 25

perusahaan yang kemudian berkembang menjadi 71 perusahaan pada tahun

2006 (APKI, 2007).

4 Ekspor Bubur Kertas dan Kertas Indonesia Naik, www. tempointeraktif.com [26 Juni 2007]

Page 19: kertas

Data terakhir tahun 2006 (Tabel 3) menunjukkan nilai ekspor kertas

mencapai US$ 3.819.223.000. Tabel 3 pula menunjukkan pertumbuhan volume

ekspor kertas selama 10 tahun terakhir ini cenderung meningkat dengan laju

pertumbuhannya sebesar 73,2 persen per tahun, sedangkan laju pertumbuhan

nilai ekspornya adalah sebesar 89,4 persen per tahun. Pada tahun 2000-2001

terjadi penurunan nilai ekspor kertas dengan laju sebesar -17,34 persen. Hal ini

disebabkan oleh terdepresiasinya nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika,

akibatnya para pengusaha banyak mengalami kerugian.

Tabel 3. Perkembangan Volume dan Nilai Ekspor Kertas Indonesia Tahun 1997-2006

Tahun Volume (ton) Nilai (000 US $) 1997 2.697.629 1.335.5401998 4.248.361 2.050.3411999 4.691.918 2.314.7932000 4.556.744 2.841.6922001 4.728.731 2.421.7442002 5.503.817 2.662.5802003 5.303.674 2.661.3472004 4.623.194 2.649.0452005 5.582.445 3.084.1842006 6.472.808 3.819.223

Laju Pertumbuhan (% per tahun) 73,2 89,4Sumber : BPS, 2007 (diolah)

Produksi kertas hampir seluruhnya ditujukan untuk pasar internasional.

Besarnya peran ekspor kertas bukan hanya pada saat kondisi perekonomian

stabil, namun pada saat perekonomian sulit pun ekspor kertas ini cukup

menguntungkan. Oleh karena itu, ditengah terjadinya fluktuatif nilai rupiah,

industri ini masih dapat diandalkan sebagai penerimaan devisa negara.

Industri kertas terkonsentrasi di pulau Jawa, Riau dan Kalimantan.

Beberapa perusahaan kertas terbesar di Indonesia umumnya beroperasi di

daerah tersebut karena dekat dengan sumber bahan baku. Perusahaan-

perusahaan tersebut mengalokasikan produksinya untuk ekspor lebih dari 60

persen. Tujuan ekspor ke berbagai negara di dunia seperti China, Jepang,

Page 20: kertas

Korea, Amerika Serikat, Australia, Timur Tengah, Afrika serta beberapa negara di

Eropa. Proporsi ekspor tersebut terbagi atas 50 persen ke wilayah Asia, 14

persen ke Timur Tengah dan Afrika, 12 persen ke Amerika dan sisanya terbagi

ke berbagai wilayah di Eropa5.

Pasar ekspor kertas sebagian besar ke negara Asia disebabkan karena

negara-negara Asia seperti China, Jepang dan Korea Selatan kurangnya areal

hutan yang berpotensi dalam memproduksi kertas. Hal ini menjadikan peluang

bagi Indonesia untuk menguasai pasar Asia tersebut. Sedangkan diluar negara

Asia, meskipun penguasaan pasarnya relatif lebih kecil, namun peluang ekspor

kertas Indonesia masih terbuka lebar6.

1.2 Perumusan Masalah

Industri kertas Indonesia memiliki peluang untuk meningkatkan pangsa

ekspor kertas di dunia yang saat ini masih didominasi Finlandia dan negara-

negara Amerika Latin seperti Brazilia dan Chili. Hal ini didukung oleh berbagai

faktor baik dari dalam negeri maupun luar negeri sebagai faktor peluang bagi

kemajuan industri ini. Indonesia memiliki ketersediaan bahan baku dengan

kualitas baik. Ketersedian bahan baku yang berupa pohon kayu akasia di

Indonesia memiliki masa panen yang pendek, yaitu antara lima hingga tujuh

tahun dan berkualitas bagus dibandingkan dengan negara Eropa dan Amerika

Latin yang hanya dapat dipanen setelah 30 tahun.

Selain itu industri ini ditunjang pula dengan biaya produksi yang relatif

rendah serta penggunaan teknologi yang lebih efisien. Dengan demikian,

Indonesia memiliki daya saing yang tinggi di pasar kertas dunia, sehingga

5 Sinarmas Tingkatkan Ekspor ke Timur Tengah dan Amerika, www.republika.co.id [26 Juni 2007] 6 www.e-bursa.com [26 Juni 2007]

Page 21: kertas

industri sejenis di negara seperti Amerika dan Eropa terdesak dengan

keberadaan industri kertas Indonesia. Namun disisi lain, Indonesia mendapat

tuduhan dari LSM luar negeri mengenai pelanggaran lingkungan hidup terhadap

produk kertas Indonesia yang diekspor7.

Selain pelanggaran lingkungan hidup, Indonesia dikenakan tuduhan

pelaksanaan dumping, yakni menjual harga produk lebih rendah minimun dua

persen dibandingkan harga di pasar domestik eksportir. Tuduhan dumping

dikenakan pada produk kertas Indonesia yang di ekspor. Tuduhan ini dibuat

dengan alasan bahwa industri ini menerima subsidi atas bahan baku (kayu) yang

digunakan dalam proses produksinya akibat adanya larangan ekspor kayu

gelondongan yang menyebabkan harga kertas dari Indonesia menjadi lebih

murah8. Tuduhan dumping ini sangat merugikan citra Indonesia di pasar

internasional, ditengah perekonomian Indonesia sedang tumbuh.

Faktor lain yang mempengaruhi ekspor kertas Indonesia adalah adanya

persaingan pasar yang kuat. Persaingan tersebut terjadi dengan negara-negara

Eropa dan Amerika yang memiliki pangsa pasar lebih besar dibandingkan

industri kertas Indonesia. Meskipun Indonesia hanya menguasai sekitar 2,2

persen pangsa pasar kertas di dunia, namun Indonesia memiliki peluang untuk

meningkatkan ekspornya. Peluang tersebut didukung oleh tutupnya industri pulp

maupun industri kertas di beberapa negara pesaing sejak beberapa tahun

terakhir akibat kekurangan bahan baku9.

Selain itu permintaan kertas ditentukan pula oleh perkembangan

perekonomian baik di dalam negeri negara pengimpor maupun di dalam negeri

pengekspor. Perkembangan tersebut seperti perubahan nilai tukar mata uang

7 Indonesia Berpotensi Kuasai Pasar Kertas Dunia, www.republika.co.id [26 Juni 2007] 8 Tuduhan Amerika Serikat Soal Dumping Meluas ke Subsidi, www.bisnisindonesia.co.id [26 Juni 2007] 9 Ekspor Bubur Kertas dan Kertas Naik, www.tempointeraktif.com [26 Juni 2007]

Page 22: kertas

antara negara pengekspor dan pengimpor, serta perubahan nilai tukar Dollar

Amerika terhadap mata uang negara pengekspor dan pengimpor lainnya.

Perbedaan nilai tukar mata uang antar negara akan mempengaruhi aliran

perdagangan di pasar internasional.

Pasar ekspor kertas Indonesia ditujukan ke berbagai negara Asia,

Amerika, Australia, Afrika, Timur Tengah serta beberapa negara di Eropa.

Negara-negara tujuan ekspor kertas Indonesia memiliki lokasi dan karakteristik

yang berbeda-beda, baik dari kondisi perekonomian, jarak antar negara dan

harga kertas di negara tujuan. Kondisi perekonomian negara tujuan ekspor dapat

dilihat melalui tiga faktor ekonominya, yaitu pendapatan per kapita, populasi dan

nilai tukar. Faktor-faktor yang berbeda pada negara tujuan tersebut berlaku

sebagai faktor penarik (gravity) terjadinya aliran perdagangan kertas dari

Indonesia sebagai negara pengekspor ke negara tujuan ekspor.

Analisis aliran perdagangan kertas Indonesia ke negara-negara tujuan

penting dilakukan agar ekspor kertas tetap eksis di pasar internasional. Analisis

tersebut didasarkan pada karakteristik negara tujuan ekspor, sehingga

diharapkan dapat diperoleh suatu strategi untuk mengembangkan ekspor kertas

Indonesia.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan beberapa

permasalahan pokok untuk dikaji lebih lanjut sebagai berikut :

1. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi aliran perdagangan kertas

Indonesia ke negara-negara tujuan ekspor ?

2. Strategi apa yang dapat dilakukan untuk mengembangkan ekspor kertas

Indonesia ?

Page 23: kertas

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan kertas

Indonesia ke negara-negara tujuan ekspor.

2. Mengidentifikasi strategi pengembangan ekspor kertas Indonesia.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak yang

berkepentingan.

1. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu sumber

informasi bagi Pemerintah.

2. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai proses belajar dalam mengamati,

mengumpulkan dan menganalisis data bagi penulis.

3. Sebagai bahan informasi yang bermanfaat dan rujukan bagi pihak-pihak

yang berkepentingan.

Page 24: kertas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Kertas

Kertas telah menjadi kebutuhan, dimana hampir semua aktivitas

kehidupan menggunakan kertas. Kertas antara lain digunakan sebagai media

untuk menulis, mencetak dan sebagai pembersih seperti tissue. Kertas (paper)

dalam bahasa Inggris diambil dari penulisan Mesir kuno yang dikenal sebagai

papyrus. Papyrus dihasilkan pada 3000 tahun SM di Mesir yang dibuat dari kulit

biri-biri atau kulit anak kambing. Hal ini dikarenakan bahan baku yang diperoleh

lebih mudah dibandingkan dari bahan baku tumbuh-tumbuhan yang memerlukan

cuaca subtropika agar dapat tumbuh subur (Wikipedia, 2005).

Kertas adalah bahan tipis dan rata yang dihasilkan dengan kompresi

serat. Serat yang digunakan biasanya adalah alami dan mengandung selulosa.

Peradaban Mesir Kuno menyumbang papyrus sebagai media tulis menulis.

Papyrus ini digunakan pada masa bangsa Fir’aun yang kemudian menyebar ke

seluruh Timur Tengah hingga Romawi di Laut Tengah serta ke seluruh Eropa,

meskipun papyrus dirasakan masih sangat mahal. Kata papyrus (papyrus)

kemudian dikenal sebagai paper dalam bahasa Inggris, papier dalam bahasa

Belanda, Jerman, Perancis misalnya atau papel dalam bahasa Spanyol

(Wikipedia, 2005).

Dalam peradaban Cina, Tsai Lun menemukan kertas dari bahan bambu

yang mudah diperoleh di seluruh daerah di Cina pada tahun 101 Masehi.

Penemuan ini akhirnya berkembang ke Jepang dan Korea seiring menyebarnya

bangsa-bangsa Cina ke timur meskipun pada awalnya cara pembuatan kertas

merupakan hal yang sangat rahasia. Pada akhirnya teknik pembuatan kertas

tersebut jatuh ke tangan orang-orang Arab pada masa Abbasiyah terutama

Page 25: kertas

setelah kalahnya pasukan dinasti Tang. Dalam perang tersebut para tawanan-

tawanan perang mengajarkan cara pembuatan kertas kepada orang-orang arab

sehingga muncullah pusat-pusat industri kertas di Baghdad maupun Samarkand

dan kota-kota industri lainnya. Industri-industri tersebut menyebar pula ke Italia,

India serta Eropa (Wikipedia, 2005).

2.2 Sejarah Industri Kertas

Industri kertas mulai didirikan pada tahun 1928 yaitu pada zaman hindia

Belanda dengan nama NV. Padalarangsche Papier Fabriek yang merupakan

anak dari perusahaan NV. Papier Fabriek Nijmegens di Belanda. Tujuan

pendirian pabrik tersebut adalah menghasilkan berbagai jenis kertas untuk

keperluan kantor sebagai substitusi impor kertas dari Belanda yang mengalami

hambatan pengiriman karena adanya Perang Dunia I.

Pada tahun 1970-an industri kertas mulai berkembang, terutama setelah

dikeluarkannya Undang-Undang tentang Penanaman Modal Asing (PMA) pada

tahun 1967 dan Undang-Undang tentang Penanaman Modal dalam negeri

(PMDN) pada tahun 1968. Adanya kedua Undang-Undang tersebut, telah

memicu berkembangnya pabrik kertas baik yang berstatus PMA maupun PMDN.

Berdasarkan APKI (2007), jumlah perusahaan pulp dan kertas Indonesia

terus berkembang. Mulai dari 40 perusahaan pada tahun 1989 yang terbagi atas

15 perusahaan sebagai perusahaan integrated (pabrik menghasilkan pulp dan

kertas) dan 25 perusahaan sebagai perusahaan non-integrated (pabrik yang

hanya menghasilkan pulp saja atau kertas saja) menjadi 84 perusahaan dengan

10 perusahaan integrated dan 74 perusahaan non-integrated. Dari 74

perusahaan non-intergrated, 71 perusahaan indutri kertas yang berkembang di

Indonesia. Industri kertas yang ada di Indonesia ini umumnya lebih mengarah

pada pasar internasional dimana Indonesia telah melakukan ekspor kertas sejak

Page 26: kertas

tahun 1980-an. Beberapa perusahaan yang bergerak di industri kertas yang

berkembang di Indonesia saat ini, diantaranya :

1. PT Adiprima Suraprinta

Status/ Awal Produksi : Kepemilikan Modal Dalam Negeri (PMDN)/ 1997 Lokasi : Kantor Pusat : Gd. Graha Pena, Surabaya Kapasitas Produksi : Kertas : 150.000 ton/ tahun Jenis Produk Kertas : - Newsprint paper

- Telephone directory paper - Ground wood paper

2. PT Asia Paper Mills

Status/ Awal Produksi : Kepemilikan Modal Dalam Negeri (PMDN)/ 2007 Lokasi : Kantor Pusat : Jatiuwung, Tangerang Kapasitas Produksi : Kertas : 157.500 ton/ tahun Jenis Produk Kertas : - Newsprint paper

- Uncoated writing printing paper - Uncoeted ground wood paper - Telephone directory paper

3. PT Aspex Kumbong

Status/ Awal Produksi : Kepemilikan Modal Asing (PMA)/ 1985 Lokasi : Kantor Pusat : Wisma Korindo, Jakarta Kapasitas Produksi : Kertas : 430.000 ton/ tahun Jenis Produk Kertas : - Newsprint paper

- Uncoated writing printing paper - Uncoeted ground wood paper - Telephone directory paper

4. PT Kertas Basuki Rachmat

Status/ Awal Produksi : Kepemilikan Modal Dalam Negeri (PMDN)/ 1969 Lokasi : Kantor Pusat : Banyuwangi, Jawa Tengah Kapasitas Produksi : Kertas : 13.700 ton/ tahun Jenis Produk Kertas : - Uncoated writing printing paper

5. PT Fajar Surya Wisesa Tbk

Status/ Awal Produksi : Kepemilikan Modal Dalam Negeri (PMDN)/ 1978 Lokasi : Kantor Pusat : Jakarta Kapasitas Produksi : Kertas : 700.000 ton/ tahun Jenis Produk Kertas : - Coated duplex board

- Corrugating medium - Kraft liner - Sack kraft paper

Page 27: kertas

2.3 Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai pulp dan

kertas dilakukan oleh Asih (2005) dengan judul penelitiannya adalah analisis

ekonomi perkembangan ekspor pulp dan kertas Indonesia dan faktor-faktor yang

mempengaruhinya. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis perkembangan

ekspor pulp dan kertas Indonesia dibeberapa negara utama dan mengidentifikasi

faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan ekspor pulp dan kertas di pasar

dunia.

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data time series dengan

metode analisis model persamaan simultan Two Stage Least Square (2SLS).

Hasil pembahasan pada penelitian diperoleh bahwa ekspor pulp dan kertas

terkonsentrasi di negara China, Korea Selatan dan Jepang sehingga

perkembangan ekspor pulp dan kertas sangat bergantung pada perkembangan

ekonomi ketiga tersebut. Agar dapat mempertahankan peningkatan ekspor pulp

dan kertas Indonesia, disarankan agar produsen pulp dan kertas Indonesia

memperhatikan pemasaran pulp dan kertas ke negara China, Korea Selatan dan

Jepang karena ketiga negara tersebut memiliki prospek yang baik.

Hasil penelitian mengenai pulp dan kertas juga telah dilakukan

sebelumnya oleh Ningrum (2006) dengan judul penelitian analisis permintaan

ekspor pulp dan kertas Indonesia. Analisis tersebut dilakukan dengan

menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS).

Dari model diperoleh hasil bahwa perkembangan ekspor pulp dan kertas

Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Perkembangan ekspor pulp

dan kertas Indonesia lebih didominasi oleh tiga negara yaitu Jepang, China dan

Korea Selatan. Nilai ekspor pulp dan kertas Indonesia ke China lebih tinggi

dibandingkan pada ekspor ke Jepang dan Korea Selatan. Variabel yang memiliki

pengaruh paling besar dari permintaan ekspor pulp adalah variabel produksi

Page 28: kertas

pulp. Pada ekspor kertas, variabel yang paling responsif terhadap ekpor kertas

adalah variabel produksi kertas. Jika industri pulp dan kertas Indonesia dapat

meningkatkan produksinya, maka ekspor pulp dan kertas Indonesia akan

semakin meningkat dan dapat memperluas pemasaran produknya dan

menjangkau negara-negara yang memiliki peluang besar sebagai pasar untuk

produk pulp dan kertas Indonesia.

Penelitian dengan menggunakan model regresi berganda dengan

persamaan tunggal dengan metode gravity model dilakukan oleh Yunita (2006)

yang meneliti tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi aliran

perdagangan biji kakao Indonesia. Dat yang digunakan adalah data cross

section. Variabel-variabel yang digunakan adalah volume ekspor, GDP per kapita

negara tujuan, populasi negara tujuan, jarak antara negara Indonesia dengan

negara tujuan, harga produk ekspor di negara tujuan, nilai tukar dan kualitas

produk (dummy).

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel-

variabel bebas dalam model berpengaruh terhadap variabel tidak bebas. Dengan

kata lain, semua variabel bebas dapat menjelaskan variasi perubahan volume

ekspor biji kakao Indonesia ke negara-negara tujuan. Variabel-variabel yang

berpengaruh besar terhadap aliran perdagangan biji kakao Indonesia adalah

populasi negara tujuan, jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan,

nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap dolar Amerika dan kualitas biji

kakao Indonesia. Sedangkan untuk GDP per kapita negara tujuan tidak menjadi

faktor utama yang menjadi pertimbangan bagi negara importir untuk mengimpor

biji kakao Indonesia.

Penelitian Sunenti (2005) tentang anlisis aliran perdagangan dan faktor-

faktor yang mempengaruhi ekspor meubel rotan di Indonesia. Hasil yang

diperoleh adalah bahwa pendapata per kapita, jumlah penduduk dan nilai tukar

Page 29: kertas

terhadap dolar Amerika memberikan nilai yang positif. Sedangkan jarak, harga

dan biaya transportasi berpengaruh negatif. Dari keenam variabel, hanya tiga

variabel yang nyata pada taraf lima persen yaitu pendapatan per kapita, populasi

dan biaya transportasi.

Penelitian yang dilakukan oleh Trisdawanto (2004) mengenai analisis

strategi pemasaran mebel kayu pada CV Permata 7 di Kabupaten Wonogiri.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor internal dan

eksternal lingkungan pemasaran CV Permata 7 dan merumuskan strategi

pemasaran yang tepat dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan posisi

pasar.

Alat analisis yang digunakan adalah matrik IFE dan EFE, SWOT dan

QSPM. Dari hasil analisis matriks SWOT diperoleh beberapa alternatif strategi.

Alternatif strategi yang dimasukkan dalam analisis QSPM adalah strategi

penetrasi pasar dengan cara mempertahankan dan meningkatkan hubungan

dengan distributor melalui peningkatan pelayanan serta mencari pemasok

alternatif yang dapat memberikan bahan baku dengan mutu yang sama dengan

harga yang relatif lebih murah.

Analisis dengan menggunakan matrik IFE dan EFE, SWOT dan QSPM

juga dilakukan oleh Kemala (2002) dengan judul penelitian analisis strategi

pemasaran produk kayu olahan PT Inhutani II. Berdasarkan hasil analisis melalui

matriks SWOT diperoleh beberapa strategi yaitu adanya diversifikasi produk,

perluasan pemasaran, penggunaan teknologi serta mempererat kerjasama yang

baik dengan pemasok.

Berdasarkan dari penelitian sebelumnya, maka penelitian ini dilakukan

karena model aliran perdagangan dengan menggunakan gravity model untuk

produk kertas belum pernah dilakukan. Pada model ini variabel yang digunakan

lebih bervariasi dibandingkan dengan penelitian sebelumnya. Perbedaan

Page 30: kertas

penelitian aliran perdagangan dengan menggunakan gravity model yang telah

dilakukan adalah pada komoditi yang ditelitinya. Selain itu, penelitian ini juga

merumuskan hasil yang diperoleh berdasarkan perhitungan statistik, sehingga

diharapkan dapat diperoleh suatu alternatif strategi yang baik. Dengan demikian,

hasilnya dapat menjelaskan kondisi ekspor kertas di negara tujuan dan strategi

pengembangan ekspor kertas secara lebih jelas.

Page 31: kertas

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1 Teori Perdagangan Internasional

Perdagangan dapat terjadi antar daerah, antar pulau maupun antar

perorangan di dalam suatu negara maupun antar negara yang disebut

perdagangan internasional. Salah satu perwujudan antar daerah yang dapat

berwujud barang, uang maupun jasa. Beberapa pendekatan untuk melihat atau

menilai hubungan antar daerah, yaitu pendekatan analisis kependudukan,

analisis ekonomi, analisis masukan keluaran dan program linear (Limbong dan

Sitorus, 1987).

Pada dasarnya faktor yang mendorong timbulnya perdagangan

internasional dari suatu negara ke negara lain bersumber dari keunggulan

kompetitif dalam memperluas pemasaran komoditi ekspor dan memperbesar

penerimaan komoditi ekspor dan memperbesar penerimaan devisa dalam

penyediaan dana pembangunan dari negara yang bersangkutan. Teori

perdagangan internasional mengkaji dasar-dasar terjadinya perdagangan

internasional serta keuntungan yang diperoleh dengan adanya perdagangan

tersebut. Kebijakan perdagangan internasional membahas alasan-alasan dan

pengaruh adanya hambatan-hambatan perdagangan serta hal-hal yang

menyangkut proteksionisme baru (Salvatore, 1997).

Teori perdagangan internasional menjelaskan arah serta komposisi

perdagangan antar beberapa negara, serta bagaimana efeknya terhadap struktur

perekonomian suatu negara. Perdagangan internasional juga menunjukkan

adanya profit yang timbul akibat adanya perdagangan internasional. Menurut

Gonarsyah (1987) ada beberapa faktor yang mendorong timbulnya perdagangan

Page 32: kertas

internasional suatu negara dengan negara lain, yaitu keinginan memperluas

pemasaran komoditi ekspor, memperbesar penerimaan bagi kegiatan

pembangunan, adanya perbedaan penawaran permintaan antar negara, adanya

perbedaan biaya relatif serta tidak semua negara menyediakan kebutuhan

masyarakatnya.

Kegiatan perdagangan internasional (ekspor-impor), suatu negara akan

cenderung mengekspor barang-barang yang biaya produksi dalam negerinya

relatif lebih rendah dibandingkan dengan barang yang sama di luar negeri dan

dapat bersaing di pasar internasional (keumggulan komperatif). Namun

sebaliknya, suatu negara akan mengimpor barang-barang yang biaya produksi

dalam negerinya relatif lebih mahal dibandingkan dengan barang yang sama

diluar negeri. Beberapa faktor pendukung suatu negara dapat bersaing di pasar

internasional adalah sumberdaya manusia, sumberdaya alam, teknologi serta

sosial budaya dimana faktor-faktor ini sebagai penentu harga dan mutu barang

dan jasa yang dihasilkan.

Pada Gambar 1 terlihat bahwa tanpa adanya perdagangan internasional,

negara 1 akan mengadakan produksi dan konsumsi di titik A berdasarkan harga

relatif komoditi X sebesar P1, sedangkan negara 2 akan berproduksi dan

berkonsumsi di titik A’ berdasarkan harga relatif P3. Setelah ada hubungan

dagang antara negara 1 dan negara 2, harga relatif komoditi X akan berkisar

antara P1 dan P3, jika harga yang berlaku diatas P1 maka negara 1 akan

memasok komoditi lebih banyak dari tingkat permintaan domestik. Kelebihan

produksi itu selanjutnya akan diekspor ke negara 2, sedangkan di pihak negara 2

menghadapi harga di bawah P3 akan mengalami peningkatan permintaan

sehingga tingkatnya lebih tinggi dari produksi domestiknya serta kekurangan

akan diimpor dari negara 1.

Page 33: kertas

Gambar 1. Kurva Perdagangan Internasional Sumber : Salvatore, 1997

Pada harga relatif P2 kuantitas impor komoditi X yang diminta oleh negara

2 (B’E’) sama dengan kuantitas ekspor komoditi X yang ditawarkan negara 1

(BE). Hal tersebut diperlihatkan oleh perpotongan antara kurva D dan S setelah

komoditi X diperdagangkan antara kedua negara. Dengan demikian P2 adalah

harga relatif ekuilibrium untuk komoditi X setelah perdagangan internasional

berlangsung. Apabila Px/PY lebih besar dari P2 maka kuantitas ekspor komoditi X

yang ditawarkan akan melebihi tingkat permintaan impor sehingga lambat laun

harga relatif komoditi X tersebut (Px/PY) akan mengalami penurunan sehingga

pada akhirnya akan sama dengan P2.

Adanya biaya transportasi maka penawaran ekspor komoditi X akan

berkurang sehingga kurva S menjadi St dengan tingkat harga relatif ekuilibrium

berada diatas P2, yaitu P4 dengan pengurangan jumlah impor komoditi negara 2

dari titik X1 ke X2.

Px/Py Px/Py Px/Py

X X

B E

A D

S

E*

A’

Dx

E’ B’

Sx

P3

0 0

Pasar di negara 1 Hubungan perdagangan Pasar di negara 2 untuk komoditi X internasional dalam untuk komoditi X komoditi X dengan adanya biaya transportasi

Sx

Dx

X1 X2

St

P4 B*

Et Bt

X

P2

P1

0

Page 34: kertas

3.1.2 Teori Aliran Perdagangan Komoditi

Aliran perdagangan kertas pada penelitian ini dijelaskan dengan

menggunakan gravity model. Model ini digunakan untuk menganalisis faktor-

faktor ekonomi yang mempengaruhi perdagangan antara dua negara. Pertama

kali gravity model digunakan dalam analisis perdagangan internasional oleh

Tinberger (1962) dan Ponyohen (1963) untuk menganalisis aliran perdagangan

antara negara-negara Eropa. Menurut model ini, barang ekspor dari negara i ke

negara j diterangkan oleh ukuran ekonomi masing-masing negara (GDP),

populasi masing-masing negara, jarak antar negara.

Gravity model menyajikan suatu analisa yang lebih empiris dari pola

perdagangan dibandingkan model yang lebih teoritis. Model ini pada bentuk

dasarnya, menjelaskan perdagangan berdasarkan jarak antar negara dan

interaksi antar negara dalam ukuran ekonominya, seperti GDP dan populasi.

Alasan yang melatarbelakangi penggunaan gravity model adalah bahwa negara

yang lebih besar dan kaya banyak melakukan perdagangan luar negeri

dibandingkan dengan negara yang lebih kecil dan miskin.

Menurut Bergstand dalam Oktaviani (2000) dalam Turnip (2002)

menerapkan persamaan gravity model dari keseimbangan model perdagangan

dunia. Variabel gravity yang digunakan dalam persamaannya meliputi jarak,

harga dan nilai tukar. Pada kondisi dimana permintaan dan penawaran berada di

posisi ekuilibrium menurut Koo, Karemera, dan Taylor dalam Oktaviani (2000)

dalam Turnip (2002), bahwa komponen variabel yang terkandung dalam gravity

model adalah faktor ekonomi yang mempengaruhi aliran perdagangan di negara

tujuan dan hasil-hasil alam yang meningkatkan ataupun mempertahankan aliran

perdagangan. Persamaan gravity model diperoleh adalah sebagai berikut :

Xij = a0 Yia1 Yj

a2 Cija3 Tij

a4 Pia5 Pj

a6 Eija7 eij

Page 35: kertas

Keterangan :

Xij = Volume komoditi dari negara i ke negara j Yi(Yj) = Pendapatan di negara i (j) Cij = Biaya transportasi (cif/fob) antara negara i dan negara j Tij = Faktor lain yang mempengaruhi perdagangan antar negara Pi(Pj) = Harga komoditas pada negara eksportir dan negara importir Eij = Nilai tukar mata uang asing antar negara i dengan negara j eij = Random Error

Menurut Oktaviani (2000) dalam Turnip (2002), dalam makalahnya yang

berjudul The Indonesian Import Demand and Trade of Cotton (Permintaan Impor

dan Aliran Perdagangan Kapas ke Indonesia), variabel yang mempengaruhinya

adalah pendapatan per kapita (Yj), jarak antar negara pengekspor dengan

Indonesia (Dij), harga FOB kapas di negara eksportir (Pj), jumlah penduduk (Nj),

dan nilai tukar mata uang asing (Ej). Dengan demikian, persamaan aliran

perdagangannya adalah :

Xij = f(Yj, Dij, Pj, Nj, Ej)

Berdasarkan hasil tinjauan studi terdahulu dari beberapa penelitian

sebelumnya yang telah dilakukan, maka variabel-variabel yang akan digunakan

dalam model aliran perdagangan kertas Indonesia adalah GDP per kapita negara

tujuan, populasi negara tujuan, jarak antara negara Indonesia dengan negara

tujuan ekspor, harga kertas Indonesia di negara tujuan, nilai tukar mata uang

negara tujuan terhadap Dollar Amerika Serikat dan tuduhan dumping terhadap

produk kertas Indonesia (dummy).

1. Gross Domestic Product (GDP)

Variabel pendapatan yang digunakan untuk mewakili perdagangan kertas

Indonesia adalah Gross Domestic Bruto (GDP). GDP mengukur pendapatan

setiap orang dalam perekonomian dan pengeluaran total terhadap output barang

dan jasa perekonomian (Mankiw, 2000). GDP yang dimaksud dalam

pembahasan ini adalah sebagai asumsi dari GDP tingkat kebutuhan kertas untuk

Page 36: kertas

bidang pendidikan dan jurnalistik di negara tujuan ekspor, sehingga lebih spesifik

berdasarkan jenis kebutuhan.

2. Populasi

Populasi suatu negara yang terus bertambah berpengaruh pada ekspor

suatu komoditi melalui sisi penawaran dan permintaan. Pada sisi permintaan,

berdampak pada bertambah besarnya permintaan domestik. Pada sisi

penawaran adalah bertambahnya tenaga kerja untuk melakukan produksi

komoditi ekspor (Salvatore, 1997). Populasi pada pembahasan ini adalah

sebagai asumsi dari pertambahan jumlah penduduk akan kebutuhan kertas

seperti pada bidang pendidikan dan jurnalistik. Semakin meningkatnya

kebutuhan akan kertas di bidang tersebut disebabkan peningkatan dari jumlah

penduduk yang membutuhkan dan menggunakannya10.

3. Jarak antara Indonesia dengan Negara Tujuan

Variabel jarak adalah indikasi dari biaya transportasi yang dihadapi oleh

suatu negara dalam melakukan ekspor (Salvatore, 1997). Jarak dapat

meningkatkan biaya transaksi pertukaran barang dan jasa internasional.

4. Harga

Teori ekonomi menyatakan bahwa harga suatu komoditi dan kuantitas

yang akan diminta berhubungan secara negatif, cateris paribus (Lipsey, 1995).

Hal ini berarti jika harga suatu komoditi semakin rendah, maka jumlah yang akan

diminta akan semakin besar. Semakin tinggi harga maka semakin kecil jumlah

komoditi yang akan diminta, karena konsumen akan beralih membeli barang

yang harganya lebih murah.

5. Nilai Tukar (Kurs)

Nilai tukar adalah harga mata uang suatu negara yang dinyatakan dalam

mata uang lain yang dapat dibeli dan dijual (Lipsey, 1995). Kurs antara dua

10 Pers, Idealisme dan Harga Kertas, www.hamline.edu [14 Januari 2008]

Page 37: kertas

negara adalah tingkat harga yang disepakati penduduk kedua negara untuk

saling melakukan perdagangan. Kurs terbagi menjadi dua, yaitu kurs riil dan kurs

nominal. Kurs riil adalah harga relatif dari barang-barang di antara dua negara.

Sedangkan kurs nominal adalah harga relatif dari mata uang dua negara

(Mankiw, 2000). Peningkatan atau penurunan nilai mata uang (kurs) domestik

terhadap mata uang asing dapat mempengaruhi volume ekspor yang

diperdagangkan.

6. Variabel Dummy

Variabel dummy digunakan untuk menentukan hubungan antara variabel

bebas kualitatif dengan variabel terikat (Hanke et al., 2003). Variabel dummy

yang digunakan dalam persamaan aliran perdagangan kertas ini adalah adanya

tuduhan dumping terhadap kertas Indonesia yang diekspor. Dimana D=0 adalah

sebelum adanya tuduhan dumping dan D=1 adalah setelah adanya tuduhan

dumping.

3.1.3 Teori Analisis Regresi Berganda

Hubungan kedua variabel kadangkala memungkinkan seseorang

memprediksi secara akurat variabel terikat berdasarkan pengetahuan variabel

bebas. Namun, situasi peramalan di kehidupan nyata tidaklah begitu

sederhananya. Biasanya diperlukan lebih dari satu variabel bebas untuk

memprediksi variabel tidak bebas secara akurat. Model regresi yang terdiri lebih

dari satu variabel bebas disebut model regresi berganda. Model statistik regresi

berganda dirumuskan sebagai berikut :

Yt = β0 + β1X1t + β2X2t + … + βkXkt + ε

Dimana :

Yt = Variabel dependen pada periode t X1…Xk = Variabel independen β0 = Intersep (nilai Yt ketika X1…Xk bernilai nol)

Page 38: kertas

β1…βk = Slope k = Banyaknya independen variabel t = Observasi periode waktu εt = error term Dalam analisis regresi berganda kadangkala perlu untuk mrenentukan

apakah variabel terikat berikatan dengan suatu peubah bebas apabila faktor

kualitatif mempengaruhi keadaan. Hubungan ini diselesaikan dengan

pembentukan variabel dummy yang mengambil nilai 0 dan 1.

Berdasarkan penelitian terdahulu, gravity model diperkirakan dalam

bentuk log-linier. Model tersebut menggunakan regresi berganda yang diestimasi

dengan menggunakan prinsip metode kuadrat terkecil biasa (Method of Ordinary

Least Squares, OLS).

Pada analisis regresi berganda, perlunya dipenuhi beberapa asumsi-

asumsi untuk diuji. Dengan terpenuhinya asumsi-asumsi tersebut, maka penaksir

kuadrat terkecil dalam kelas penaksir tak bias mempunyai varians minimum yaitu

Best Linear Unbiased Estimator (BLUE). Untuk mengevaluasi apakah model

yang digunakan sudah baik atau belum, terdapat beberapa kriteria pengujian

statistik yaitu koefisien determinasi atau R2, multikolinieritas, uji F dan uji-t.

3.1.4 Teori Lingkungan Organisasi

Pengertian organisasi dalam penelitian ini adalah mewakili seluruh

perusahaan kertas di Indonesia. Analisis faktor-faktor internal dan eksternal

organisasi dilakukan sebelum merumuskan pilihan strategi yang dapat diterapkan

oleh suatu organisasi. Analisis lingkungan internal dan eksternal dalam penelitian

ini adalah formulasi hasil yang diperoleh dari analisis deksriftif dan kuantitatif

faktor-faktor ekonomi dan non ekonomi. Dengan demikian, diharapkan dapat

dirumuskan suatu strategi sebagai upaya untuk mengembangkan ekspor kertas

Indonesia.

Page 39: kertas

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Permintaan ekspor kertas di berbagai negara terus meningkat. Hal ini

menyebabkan terjadinya aliran perdagangan kertas dari Indonesia sebagai

negara pengekspor ke berbagai negara tujuan sebagai titik konsumsi. Aliran

perdagangan kertas ke berbagai negara tujuan ekspor, dianalisis dengan

menggunakan persamaan yang menyertakan berbagai faktor gravity atau penarik

yang lebih dikenal dengan gravity model. Garvity model ini didasarkan pada

karakteristik negara tujuan yang dilihat melalui faktor-faktor ekonomi maupun non

ekonomi. Model ini bertujuan untuk melihat hubungan dan pengaruhnya terhadap

aliran perdagangan kertas ke negara tujuan ekspor.

Faktor ekonomi yang digunakan untuk menggambarkan aliran

perdagangan dalam penelitian ini adalah pendapatan per kapita (GDP per kapita)

negara tujuan, jumlah penduduk (populasi) negara tujuan, nilai tukar mata uang

negara tujuan terhadap Dollar Amerika dan harga kertas di negara tujuan.

Sedangkan faktor non ekonominya adalah jarak antar negara Indonesia dengan

negara tujuan ekspor serta variabel dummy, yaitu adanya tuduhan dumping

terhadap kertas Indonesia.

GDP per kapita merupakan ukuran perekonomian suatu negara. Hal ini

dapat dilihat baik dari negara pengekspor maupun negara pengimpor. Perubahan

pada pendapatan masyarakat akan berpengaruh pada permintaan suatu

komoditi. Sedangkan pertambahan penduduk akan meningkatkan permintaan

terhadap komoditi ekspor. Jika pendapatan per kapita naik, maka permintaan

terhadap suatu komoditi akan bertambah (Lipsey, 1995).

Nilai tukar mata uang suatu negara lain merupakan salah satu

pertimbangan untuk mengukur pembelian barang yang harus dikeluarkan dari

luar negeri, karena harga dalam perdagangan kertas menggunakan Dollar

Amerika. Perubahan nilai tukar mata uang negara tujuan ekspor terhadap Dollar

Page 40: kertas

Amerika akan berpengaruh besar terhadap ekspor kertas. Jika nilai tukar negara

tujuan ekspor kertas Indonesia terhadap Dollar Amerika terapresiasi, maka aliran

perdagangan kertas Indonesia ke negara tersebut akan meningkat.

Harga kertas Indonesia di negara tujuan apabila mengalami peningkatan,

maka aliran perdagangan kertas Indonesia ke negara tujuan tersebut menjadi

menurun. Sebaliknya jika harga kertas Indonesia di negara tujuan menurun,

maka aliran perdagangan kertas Indonesia ke negara tujuan akan meningkat.

Jarak antar negara merupakan variabel yang juga digunakan dalam aliran

perdagangan kertas. Jarak digunakan untuk mewakili biaya transportasi. Jarak

akan mengindikasikan bahwa semakin jauh jarak negara pengekspor dengan

negara tujuan ekspor, maka frekuensi ekspor semakin sedikit. Jarak yang

digunakan dalam penelitian ini adalah jarak antara negara Indonesia sebagai

negara pengekspor kertas dengan negara tujuan ekspornya.

Variabel dummy yang digunakan dalam persamaan aliran perdagangan

kertas ini adalah adanya tuduhan dumping terhadap kertas Indonesia yang

diekspor. Tuduhan ini dibuat dengan alasan bahwa industri ini menerima subsidi

atas bahan baku (kayu) yang digunakan dalam proses produksinya akibat

adanya larangan ekspor kayu gelondongan yang menyebabkan harga kertas dari

Indonesia menjadi lebih murah. Dimana D=0 adalah sebelum adanya tuduhan

dumping dan D=1 adalah setelah adanya tuduhan dumping.

Bertolak dari penelitian sebelumnya, maka dalam penelitian ini akan

menganalisis ekspor kertas Indonesia yang dianalisis dari aliran perdagangan

kertas Indonesia yang belum pernah dilakukan. Meskipun pangsa pasar ekspor

kertas ini masih kecil, namun produk kertas yang diekspor memberikan

sumbangan devisa yang cukup besar bagi perekonomian Indonesia. Ekspor

kertas masuk dalam 10 komoditi terpenting sebagai penghasil devisa negara

diantara sektor industri lainnya. Analisis aliran perdagangan kertas ke negara

Page 41: kertas

tujuan ekspor yang menggunakan analisis regresi berganda dengan persamaaan

gravity model dilakukan agar ekspor kertas Indonesia dapat bertahan di pasar

internasional dan dapat terus dikembangkan.

Dalam penelitian ini akan dikaji karakteristik negara-negara tujuan ekspor

kertas Indonesia melalui faktor-faktor ekonomi dan non ekonomi serta

mempelajari bagaimana aliran perdagangan kertas ke berbagai negara tujuan

ekspor. Hasil yang diperoleh melalui analisis deskriftif dan perhitungan tersebut

diharapkan dapat diformulasikan, sehingga dapat dirumuskan suatu strategi

sebagai upaya untuk mengembangkan ekspor kertas Indonesia. Kerangka

analisis aliran perdagangan kertas ini dapat digambarkan secara skematis yang

dapat dilihat pada Gambar 2.

Page 42: kertas

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran Operasional

Industri kertas Indonesia

Ekspor kertas fluktuatif Negara-negara tujuan ekspor kertas

Faktor-faktor yang mempengaruhinya (gravity model) :

1. GDP perkapita 2. Jumlah penduduk 3. Jarak antar negara tujuan 4. Harga kertas Indonesia di negara tujuan 5. Nilai tukar 6. Dummy

Analisis regresi berganda faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan kertas

Indonesia

Analisis lingkungan internal dan eksternal dari hasil analisis regresi (Matriks SWOT)

Strategi pengembangan ekspor kertas Indonesia

Page 43: kertas

BAB IV METODE PENELITIAN

4.1 Jenis dan Sumber Data

Penelitian mengenai aliran perdagangan kertas adalah mencakup jenis

kertas secara keseluruhan. Penelitian ini juga terdapat keterbatasan dalam

menganalisis aliran perdagangan kertas. Hal ini disebabkan adanya keterbatasan

data yang diperoleh. Berdasarkan 112 negara tujuan ekspor kertas Indonesia,

hanya 47 negara saja yang dapat dianalisis.

Data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data nasional,

meliputi data kuantitatif. Data ini merupakan data sekunder berupa data deret

waktu (time series) dan ruang (cross section). Data deret waktu meliputi data

tahunan selama 10 tahun (1997-2006) digunakan untuk mengkaji karakteristik

lima negara pengimpor terbesar kertas Indonesia. Negara-negara tersebut

adalah China, Korea Selatan, Jepang, Malaysia dan Amerika Serikat.

Pada penelitian ini yang menjadi data cross section adalah volume ekspor

kertas pada tahun 2006, dengan asumsi data tahun 2006 merupakan data

terbaru yang tersedia. Jenis data yang dibutuhkan juga mencakup GDP per

kapita negara tujuan, jarak antara negara Indonesia dan negara tujuan, populasi

negara tujuan, harga ekspor kertas Indonesia di negara tujuan, nilai tukar mata

uang negara tujuan terhadap Dollar Amerika serta dumping terhadap produk

kertas Indonesia sebagai dummy. Data tersebut diperoleh dari Badan Pusat

Statistik (BPS), Departemen Perindustrian, Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia

(APKI), Bank Indonesia serta data-data pendukung seperti internet,

perpustakaan, buku dan lain-lain.

Page 44: kertas

4.2 Metode Analisis dan Pengolahan Data

Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriftif dan kuantitatif.

Metode deskriftif digunakan untuk melihat karakteristik negara-negara tujuan

ekspor kertas Indonesia. Metode ini juga digunakan pada hasil yang diperoleh

dari analisis data kuantitatif yang kemudian akan diformulasikan, sehingga

diharapkan dapat diperoleh strategi pengembangan ekspor kertas Indonesia.

Metode kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

analisis regresi berganda dengan persamaan tunggal menggunakan gravity

model. Metode ini digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang

mempengaruhi aliran perdagangan kertas Indonesia. Pengolahan data dimulai

dari pengelompokkan data, perhitungan dan ditabelkan sesuai yang dibutuhkan.

Data kuantitatif diolah dengan menggunakan paket program komputer excel dan

minitab for windows 14 yang kemudian hasil output komputer diinterpretasikan.

4.3 Analisis Data

Dalam analisis data, model yang digunakan adalah model regresi linier

berganda dengan persamaan tunggal, karena bentuk ini mampu menunjukkan

berapa persen variabel tak bebas dapat dijelaskan oleh variabel bebas dengan

nilai R2. Dengan demikian dapat diketahui apakah variabel-variabel bebasnya

berpengaruh nyata atau tidak terhadap variabel tak bebas dengan melihat nilai

uji-F dan uji-t.

Model tersebut diduga dengan Metode Kuadrat Terkecil Biasa (Ordinary

Lest Square/OLS) yang didasarkan pada asumsi-asumsi sebagai berikut,

Supranto dalam Turnip 2002 :

1. Nilai rata-rata kesalahan pengganggu sama dengan nol, yaitu E (ei) = 0,

untuk utuk i = 1,2,....,n

Page 45: kertas

2. Varian (ej) = E (ej) = σ2, sama untuk semua kesalahan pengganggu

(asumsi homoskedastisitas).

3. Tidak ada autokorelasi antara kesalahan pengganggu berarti covarian

(ei,ej) = 0, i ≠ j

4. Variabel bebas X1, X2,.......,Xk konstan dalam sampling yang terulang dan

bebas terhadap kesalahan pengganggu, E (Xi , ei) = 0.

5. Tidak ada kolinearitas ganda diantara variabel bebas X.

6. ei ≈N (0 ; σ 2), artinya kesalahan pengganggu mengikuti distribusi normal

dengan rata-rata nol dengan varian σ 2.

Berdasarkan asumsi tersebut, maka koefisien regresi (parameter) yang

diperoleh merupakan penduga linier terbaik yang tidak bias (BLUE = Best Linier

Unbiased Estimator).

4.4 Perumusan Model

Perumusan model merupakan langkah awal dalam mempelajari

hubungan antar variabel-variabel. Berdasarkan penelitian terdahulu dan

kerangka pemikiran teoritis, maka pendekatan yang digunakan untuk menduga

dalam gravity model yaitu pertama model harus linier dengan mengubah ke

dalam log-linier. Dengan demikian model ekonometrika untuk aliran perdagangan

kertas Indonesia adalah sebagai berikut :

Log Xij = b0 + b1 log Yj + b2 log Nj + b3 log Dij + b4 log Pj + b5 log ERj + b6 DM + Eij

Keterangan :

Xij = Volume ekspor kertas negara Indonesia ke negara tujuan (ton) Yj = GDP per kapita negara tujuan (US$/org) Nj = Populasi negara tujuan (juta) Dij = Jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan (km) Pj = Harga kertas Indonesia di negara tujuan (US$/ton) ERj = Nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap Dollar Amerika (domestik/US$) DM = Dummy tuduhan dumping Indonesia Eij = Random error

Page 46: kertas

b0 = Konstanta (intersep) bn = Parameter yang diduga, n = 1, 2,....6

Berdasarkan faktor-faktor yang diduga mempengaruhi aliran

perdagangan kertas Indonesia, maka yang menjadi hipotesis/dugaan awal

adalah :

1. GDP per kapita negara tujuan yang diharapkan berpengaruh positif

terhadap aliran perdagangan kertas Indonesia.

2. Populasi negara tujuan diharapkan berpengaruh positif terhadap aliran

perdagangan kertas Indonesia.

3. Jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan diharapkan

berpengaruh negatif terhadap aliran perdagangan kertas Indonesia.

4. Harga kertas Indonesia di negara tujuan diharapkan berpengaruh negatif

terhadap aliran perdagangan kertas Indonesia.

5. Nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap berpengaruh positif

terhadap aliran perdagangan kertas Indonesia.

6. Tuduhan dumping terhadap produk kertas Indonesia.

4.5 Definisi Operasional

1. Volume ekspor kertas Indonesia yang dimaksud adalah total volume

ekspor kertas yang diekspor ke negara tujuan ekspor dan dinyatakan

dalam satuan ton.

2. Pendapatan per kapita (GDP per kapita) negara pengimpor kertas,

dinyatakan dalam satuan US$/orang, asumsi mewakili pendapatan per

kapita pada bidang pendidikan dan bidang jurnalistik yang lebih fokus

pada kebutuhan kertas.

3. Populasi negara tujuan didefinisikan sebagai total penduduk negara

tujuan ekspor kertas Indonesia dan dinyatakan dalam juta jiwa, asumsi

Page 47: kertas

mewakili pendapatan per kapita pada bidang pendidikan dan bidang

jurnalistik yang lebih fokus pada kebutuhan kertas.

4. Jarak antar negara Indonesia dengan negara tujuan ekspor kertas

didefinisikan sebagai jarak antara ibukota negara Indonesia dengan

ibukota negara tujuan ekspor dan dinyatakan dalam kilometer.

5. Harga kertas Indonesia di negara tujuan merupakan hasil bagi antara

total nilai ekspor dengan volume ekspor kertas ke negara tujuan ekspor

dan dinyatakan dengan satuan US$ per ton.

6. Nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap Dollar Amerika, dinyatakan

dalam mata uang domestik negara tujuan per Dollar Amerika.

7. Tuduhan dumping yang dikenakan kepada produk kertas Indonesia yang

dimaksud adalah seberapa besar pengaruhnya terhadap ekspor kertas

Indonesia.

4.6 Pengujian Hipotesis

Model yang dianalisis merupakan pengujian terhadap hipotesis-hipotesis

yang dilakukan. Hal ini bertujuan untuk melihat nyata tidaknya pengaruh variabel

yang dipilih terhadap variabel-variabel yang diteliti. Berdasarkan analisis regresi

berganda, maka pengujian-pengujian tersebut mencakup sebagai berikut :

4.6.1. Uji-t

Pengujian ini ditujukan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara

individu berpengaruh secara nyata atau tidak terhadap variabel tidak bebas.

Hipotesis :

H0 : bi = 0

H1 : bi ≠ 0

Uji statistik yang digunakan adalalah uji-t.

Page 48: kertas

)( i

hitung bSbit =

t-tabel = tα (n - k)

Dimana :

S (bi) = Standar deviasi parameter untuk bi bi = Koefisien ke-i yang diduga n = Jumlah pengamatan k = Jumlah parameter Kriteria uji :

t hitung > t tabel (n – k) maka tolak H0

t hitung < t tabel (n - k) maka terima H0

Jika t-hitung lebih besar daripada t-tabel (α , n – k) maka tolak H0 artinya

variabel bebas dalam model berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas

pada taraf nyata α persen, demikian pula sebaliknya.

4.6.2 Uji F

Pengujian ini digunakan untuk menguji parameter secara serentak

variabel bebas secara bersama-sama dapat menjelaskan variasi dari variabel

tidak bebas.

Hipotesis :

H0 : bi = b2 = b3 = ... = bk = 0

H1 : minimal ada satu slope yang ≠ 0

Uji statistik yang digunakan dalam uji F.

)/()1(

)1/(2

2

knekeFhiutng −−−

=

Dimana :

e2 = Jumlah kuadrat regresi (1 – e2) = Jumlah kuadrat sisa n = Jumlah pengamatan k = Jumlah parameter Kriteria uji :

Page 49: kertas

F hitung > F tabel, (k – 1)(n - k) maka tolak H0

F hitung < F tabel, (k – 1)(n - k) maka terima H0

Jika tolak Ho, berarti secara bersama-sama variabel bebas dalam model

berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas pada taraf nyata α persen,

demikian pula sebaliknya.

4.6.3 Koefisien Determinasi

Suatu angka yang mengukur keragaman pada variabel dependen yang

dapat diterangkan oleh variasi pada model regresi disebut koefisien determinasi

(R2). Nilai R2 berkisar antara 0 < R2 < 1, dengan kriteria pengujiannya adalah R2

yang semakin tinggi (mendekati 1) menunjukkan model yang terbentuk mampu

menjelaskan keragaman dari variabel dependen, demikian pula sebaliknya.

Koefisien determinasi dapat dirumuskan sebagai berikut :

∑∑

−−=

2

22

)(1

)(YYiYYi

R

R2-adjusted dalam regresi berganda adalah nilai R2 yang telah

disesuaikan terhadap banyaknya variabel bebas dan banyaknya observasi.

Koefisien determinasi yang disesuaikan dirumuskan sebagai berikut :

−−

−−−=−

)/()(

)1(12

^

2

2/)(

kn

nadjustedR

YYi

YYi

Dimana :

R2-adjust = Koefisien determinasi yang disesuaikan R2 = Koefisien determinasi k = Jumlah variabel bebas n = Jumlah observasi

Page 50: kertas

4.7 Pengujian Asumsi

Beberapa asumsi mendasar dalam membuat suatu persamaan regresi

berganda adalah normalitas, homoskedastisitas dan multikolinieritas.

4.7.1 Uji Normalitas

Salah satu pengujian yang dilakukan dalam persamaan regresi untuk

menguji apakah nilai-nilai dari Y berdistribusi normal pada tiap nilai dari X adalah

uji normalitas. Pengujian normalitas dapat dilakukan dengan metode yang

digunakan untuk menguji kenormalan data adalah metode Kolmogorov Smirnov.

Hipotesis

H0 : Sebaran Normal

H1 : Sebaran Tidak Normal

Uji Statistik

Dn = max (Fe – Fo)

Dimana :

Dn = Nilai Kolmogorov Smirnov hitung Fe = Frekuensi harapan Fo = Frekuensi observasi Kriteria Uji

KShitung > KStabel atau Pvalue < 5%, maka tolak H0

KShitung < KStabel atau Pvalue > 5%, maka tolak H1

4.7.2 Uji Homoskedastisitas

Asumsi ini pada dasarnya menyatakan bahwa nilai-nilai Y (variabel

dependen) bervariasi dalam satuan yang sama, baik untuk nilai X (variabel

independen) yang tinggi maupun nilai X yang rendah. Jika asumsi tersebut tidak

terpenuhi maka dapat dikatakan terjadi penyimpangan.

4.7.3 Uji Multikolinieritas

Kebanyakan masalah regresi, data secara rutin dicatat dibandingkan

dengan dihasilkan dari kumpulan terpilih sebelumnya dari variabel bebas. Dalam

Page 51: kertas

hal ini, variabel bebas kadang kala menjadi linier terikat. Hubungan linier antara

dua atau beberapa variabel bebas disebut multikolinieritas (Hanke et al, 2003).

Kekuatan multikolinieritas diukur melalui faktor varian inflasi atau Variance

Inflation Factor (VIF). Suatu model menghadapi masalah multikolinieritas ketika

nilai VIF sangat besar. Nilai VIF mendekati 1 menunjukkan bahwa tidak terdapat

masalah multikolinieritas. Untuk mengatasi adanya multikolinieritas dapat

dilakukan dengan cara mengeluarkan variabel yang berkolinier satu sama

lainnya. Pengujian ini dirumuskan sebagai berikut :

kjR

VIFj

,...2,1,1

12 =

−=

Dimana :

VIF = Variance Inflation Factor Rj

2 = Koefisien determinasi dari regresi variabel bebas ke-j 4.8 Matriks SWOT

Perumusan strategi pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

matriks SWOT yang merupakan kekuatan (strength), kelemahan (weakness),

peluang (opportunity) dan ancaman (threat). Perumusan tersebut berdasarkan

formulasi dari hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruihi aliran

perdagangan kertas indonesia, sehingga diharapkan diperoleh suatu strategi

pengembangan ekspor kertas Indonesia. Tabel 4 menggambarkan matriks

SWOT yang digunakan untuk menyusun formulasi yang telah dibuat agar dapat

dirumuskan strategi yang tepat.

Page 52: kertas

Tabel 4. Matriks SWOT

INTERNAL EKSTERNAL

Strength (S)

Faktor-faktor kekuatan

Weakness (W)

Faktor-faktor kelemahan

Opportunity (O)

Faktor-faktor peluang

STRATEGI S-O

Strategi untuk menggunakan kekuatan

untuk memanfaatkan peluang

STRATEGI W-O

Strategi untuk meminimalkan kelemahan dan

memanfaatkan peluang Threat (T)

Faktor-faktor ancaman

STRATEGI S-T

Strategi yang menggunakan kekuatan

dan menghindari ancaman

STRATEGI W-T

Strategi yang meminimalkan kelemahan dan

menghindari ancaman Sumber : Rangkuti, 2001

Pada Tabel 4 diketahui bahwa matriks SWOT mengembangkan empat

tipe strategi yaitu :

1. Strategi S-O yaitu strategi yang menggunakan kekuatan untuk

memanfaatkan peluang yang datang dari luar.

2. Strategi W-O yaitu strategi yang bertujuan untuk memperbaiki atau

memperkecil kelemahan dengan memanfaatkan peluang yang datang

dari luar.

3. Strategi S-T yaitu strategi yang menggunakan kekuatan untuk

menghindari atau mengurangi ancaman dari luar.

4. Strategi W-T yaitu strategi yang digunakan untuk mengurangi kelemahan

dan menghindari ancaman yang datang dari luar.

Page 53: kertas

BAB V ANALISIS ALIRAN PERDAGANGAN KERTAS INDONESIA

5.1 Karakteristik Negara-negara Tujuan Ekspor Kertas Indonesia

Pada Lampiran 1 dan 2 dapat dilihat jumlah ekspor kertas Indonesia

selama dua tahun terakhir, yaitu tahun 2005-2006. Negara-negara tujuan ekspor

kertas tersebar di dunia yang meliputi Asia, Amerika Serikat, Australia, Timur

Tengah, Afrika dan Eropa. Dalam kurun waktu tersebut secara keseluruhan 10

negara importir kertas terbesar umumnya tetap sama.

Berdasarkan data tersebut terdapat negara yang mengalami peningkatan

dan penurunan ekspor kertas dari tahun sebelumnya. Negara yang mengalami

peningkatan impor kertas sehingga menjadi masuk dalam 10 negara impor

kertas terbesar dari tahun sebelumnya, yaitu Amerika Serikat (Tabel 5). Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa selama dua tahun terakhir karakteristik

negara-negara tersebut tidak mengalami perubahan yang signifikan. Negara-

negara tersebut adalah China, Korea Selatan, Jepang, Malaysia, Amerika

Serikat, Taiwan, India, Australia, Vietnam dan Italia (Tabel 5).

Tabel 5. 10 Negara Importir Terbesar Kertas Indonesia Tahun 2005-2006

Tahun 2005 Tahun 2006 Negara Volume

(Ton) Nilai

(000 US$) Volume

(Ton) Nilai

(000 US$) China 1.306.172 554.061 1.659.978 753.707Korea Selatan 807.221 317.463 720.239 308.585Jepang 501.758 362.923 515.737 380.410Malaysia 338.767 213.204 378.092 259.006Amerika Serikat - - 292.006 227.382Taiwan 265.614 121.042 269.470 144.506India 183.757 78.119 199.625 94.492Australia 179.526 142.899 188.781 161.652Vietnam 151.954 83.115 186.612 113.478Italia 166.035 59.808 185.265 74.673

Sumber : BPS, 2007

Page 54: kertas

Berdasarkan data tersebut (Tabel 5), yang dibahas dalam penelitian ini

merupakan lima negara tujuan ekspor kertas Indonesia dengan volume ekspor

kertas terbesar tahun 2006, yaitu China, Korea Selatan, Jepang, Malaysia dan

Amerika Serikat. Karakteristik negara yang dideskripsikan meliputi bentuk

negara, luas area, perkembangan pendapatan per kapita, populasi, nilai tukar

serta volume dan nilai ekspor kertas Indonesia masing-masing negara selama 10

tahun terakhir (1997-2006).

1. China

China merupakan negara dengan bentuk Republik. Luas area negara

China adalah 9.596.960 km2. Pendapatan per kapita tahun 2006 sebesar US$

7.600. Sedangkan jumlah penduduknya adalah 1314,78 juta jiwa. Mata uang

negara China adalah Yuan dengan nilai tukar Yuan tahun 2006 adalah sebesar

7,97 per Dollar Amerika. Berdasarkan BPS (2006), produk kertas yang diekspor

oleh China tahun 2006 diantaranya adalah newsprint paper (101.761 kg), paper

and paperboard (356.106 kg), cigarette paper (181.086 kg), tissue paper

(2.719.194 kg).

Tabel 6. GDP Per Kapita, Populasi, Nilai Tukar serta Volume dan Nilai Ekspor Kertas Indonesia ke China Tahun 1997-2006

Tahun GDP Per

Kapita (US$) Populasi

(Jiwa) Nilai Tukar (Yuan/US$)

Volume (Ton)

Nilai (000 US$)

1997 2.301 1242.41 8,31 643.885 325.6551998 2.681 1253,51 8,29 963.094 445.7401999 3.800 1264,07 8,28 1.050.426 441.0572000 4.325 1273,98 8,28 1.056.867 560.0932001 4.801 1283,20 8,28 1.070.937 392.1172002 5.600 1291,84 8,28 1.532.426 548.4052003 6.484 1300,04 8,28 1.477.890 561.6552004 7.000 1307,99 8,28 1.069.059 462.6312005 7.204 1313,84 8,19 1.306.172 554.0612006 7.600 1314,78 7,97 1.659.978 753.707

Sumber : Bank Indonesia, 2007 ; BPS, 2007 Berdasarkan Tabel 6, diketahui bahwa pendapatan per kapita negara

China setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini memberikan gambaran

Page 55: kertas

bahwa perekonomian negara tersebut berkembang dengan baik. Negara China

diramalkan menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia. Kepemimpinan

pemerintah China sejak tahun 1978, telah memperbaharui sistem

perekonomiannya dari perekonomian terencana model soviet menjadi ekonomi

yang berorientasi pasar. Pemerintah China membangun perekonomiannya

dengan menekankan pada peningkatan pendapatan pribadi, konsumsi serta

memperkenalkan sistem manajemen baru untuk meningkatkan produktivitas.

Fokus utama pemerintah China adalah pada perdagangan internasional untuk

pertumbuhan ekonominya11.

Tabel 6 juga menunjukkan pertumbuhan penduduk negara China juga

mengalami peningkatan setiap tahunnya. China merupakan negara dengan

populasi terbesar. Menurut Lipsey (1995), pertambahan penduduk akan

menciptakan permintaan terhadap suatu komoditas menjadi meningkat. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa permintaan barang dan jasa baik ekspor

maupun impor negara ini meningkat pula.

Nilai tukar negara China terhadap Dollar Amerika selama 10 tahun

terakhir cenderung stabil. Namun, beberapa tahun terakhir China

memperbolehkan mata uang negaranya ditentukan oleh pasar dan mentoleransi

kenaikannya hingga sebesar 0,3 persen perhari, sehingga terapresiasi sejak

tahun 200512.

China adalah salah satu negara pengimpor kertas Indonesia yang

volumenya paling besar selama dua tahun terakhir (Tabel 6). Volume ekspor

kertas Indonesia ke negara China cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

China adalah negara yang berpotensi besar bagi ekspor kertas Indonesia. Hal ini

didukung oleh perkembangan perekonomiannya. Selain itu juga dikarenakan

11 Keuangan China versus Amerika Serikat, www.mail-archive.com [ 01 Desember 2007] 12 Ibid

Page 56: kertas

keterbatasan dan kurang suburnya hutan di negara tersebut, sehingga sulit untuk

memproduksi bahan baku kertas13. Dengan demikian, China diharapkan akan

menjadi negara yang berpotensi untuk menciptakan permintaan yang akan

meningkat setiap tahunnya terhadap ekspor kertas Indonesia.

2. Korea Selatan

Korea Selatan merupakan negara yang berbentuk Republik. Luas area

negara Korea Selatan adalah 99.274 km2. Pendapatan per kapita negara Korea

Selatan tahun 2006 adalah US$ 24.200 dan jumlah penduduk negara tersebut

yaitu 48,45 juta jiwa. Mata uang negara Korea Selatan adalah Won. Nilai tukar

mata uang negara Korea Selatan terhadap Dollar Amerika tahun 2006 adalah

sebesar 954,79 per Dollar Amerika. Berdasarkan BPS (2006), produk kertas

yang diekspor Korea Selatan diantaranya yaitu newsprint paper (12.066.932 kg),

tissue paper (131.381 kg) dan sack kraft paper (5.961.075 kg).

Tabel 7. GDP Per Kapita, Populasi, Nilai Tukar serta Volume dan Nilai Ekspor Kertas Indonesia ke Korea Selatan Tahun 1997-2006

Tahun GDP Per

Kapita (US$) Populasi

(Jiwa) Nilai Tukar (Won/US$)

Volume (Ton)

Nilai (000 US$)

1997 10.725 45,41 951,29 246.690 106.2451998 11.392 46,15 1401,44 195.700 82.3711999 12.369 46,48 1188,82 195.700 157.5352000 13.225 46,78 1130,96 353.767 197.4872001 14.475 47,04 1290,99 335.781 175.7932002 15.269 47,27 1251,09 440.325 267.6322003 17.700 47,46 1191,61 672.326 257.0532004 19.200 47,64 1145,32 635.299 175.2722005 22.543 47,82 1024,12 426.629 317.4632006 24.200 48,45 954,79 807.221 308.585

Sumber :Bank Indonesia, 2007 ; BPS, 2007

Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa pendapatan per kapita dan

populasi negara Korea Selatan selama 10 tahun terkahir cenderung meningkat.

Jika pendapatan naik, sementara tingkat harga relatif tetap, maka berimplikasi

pada peningkatan permintaan terhadap suatu barang. Peningkatan pendapatan

13 www.disperindag-jabar.go.id [01 Desember 2007]

Page 57: kertas

per kapita tersebut diperkirakan berpotensi untuk menciptakan suatu permintaan

terhadap suatu produk. Selain itu, nilai tukar mata uang negara Korea Selatan

terhadap Dollar Amerika pun terapresiasi pada beberapa tahun terakhir. Hal ini

berarti bahwa kemampuan perekonomian negara Korea Selatan terus

mengalami perkembangan yang semakin baik.

Korea Selatan merupakan salah satu negara yang mencapai

pertumbuhan perekonomian sangat cepat dengan urutan ke-12 di seluruh dunia.

Walaupun sempat mengalami penurunan perekonomian, namun negara ini dapat

dengan cepat menstabilkannya. Pertumbuhan tersebut mengalami penurunan

sebesar 3,3 persen pada tahun 2001. Hal ini terjadi karena perekonomian dunia

yang melambat, ekspor yang menurun dan adanya persepsi bahwa

pembaharuan finansial dan perusahaan yang dibutuhkan tidak bertumbuh. Pada

tahun 2005, pertumbuhan yang menurun tersebut pun cepat mengalami

perbaikan melalui industri dan konstruksi sebesar 5,8 persen. Pada tahun

tersebut, Korea Selatan menjadi pemimpin dalam akses internet kecepatan

tinggi, semikonduktor memori, monitor layar datar dan telepon genggam,

pembuatan kapal, baja, produksi ban serat sintetis serta otomotif14.

Volume ekspor kertas Indonesia ke negara Korea Selatan cenderung

berfluktuatif selama 10 tahun (Tabel 7). Meskipun demikian, Korea Selatan

adalah negara dengan volume ekspor kertas Indonesia terbesar kedua selama

dua tahun terakhir. Hal ini mengindikasikan bahwa selera negara tersebut akan

produk kertas Indonesia tidak mengalami perubahan. Dengan demikian, Korea

Selatan akan menjadi salah satu potensi utama ekspor kertas Indonesia yang

permintaannya mengalami peningkatan setiap tahunnya.

14 www.wikipedia.co.id_ekonomi Korea Selatan [01 Desember 2007]

Page 58: kertas

3. Jepang

Negara Jepang adalah negara yang berbentuk Kekaisaran. Luas area

negara Jepang adalah 377.837 km2. Pendapatan per kapita negara Jepang

tahun 2006 adalah US$ 33.100 dengan populasi sebesar 128,05 juta jiwa. Mata

uang negara Jepang adalah Yen. Nilai tukar mata uang negara Jepang terhadap

Dollar Amerika tahun 2006 adalah sebesar 116,3 per Dollar Amerika. Produk

kertas yang diekspor Jepang tahun 2006 (BPS 2006), mencakup diantaranya

writing printing paper (57.285 kg), cigarette paper (2458 kg), newsprint paper

(111.830 kg) dan tissue paper (1.894.397 kg).

Tabel 8. GDP Per Kapita, Populasi, Nilai Tukar serta Volume dan Nilai Ekspor Kertas Indonesia ke Jepang Tahun 1997-2006

Tahun GDP Per

Kapita (US$) Populasi

(Jiwa) Nilai Tukar (Yen/US$)

Volume (Ton)

Nilai (000 US$)

1997 20.904 125,81 120,99 105.128 68.5691998 22.010 126,14 130,91 200.592 118.7721999 23.976 126,46 113,91 228.449 126.700 2000 24.138 126,76 107,77 370.270 296.2482001 25.962 127,03 121,53 451.870 322.7632002 27.916 127,29 125,39 484.572 332.2142003 28.700 127,53 115,93 519.547 357.2952004 29.400 127,71 108,19 486.642 367.6752005 31.384 127,92 110,22 501.758 362.9232006 33.100 128,05 116,30 515.737 380.410

Sumber : Bank Indonesia, 2007 ; BPS, 2007

Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat perkembangan pendapatan per kapita

dan populasi negara Jepang selama 10 tahun terakhir cenderung mengalami

peningkatan. Perkembangan ini telah mendorong kesejahteraan dan

kemakmuran bagi penduduknya. Dalam hal nilai tukar, perubahannya terhadap

Dollar Amerika cenderung berfluktuatif. Namun demikian, Jepang telah menjadi

sebuah pasar ekspor besar dan sumber investasi asing bagi perekonomian di

Page 59: kertas

negara Asia. Selain itu, negara Jepang juga telah menjadi sumber bantuan

utama di dunia dan tertinggi di negara Asia15.

Jepang adalah salah satu negara dengan volume ekspor kertas Indonesia

terbesar ketiga pada tahun 2005-2006. Volume ekspor kertas Indonesia ke

negara Jepang cenderung meningkat setiap tahunnya (Tabel 8). Walaupun

sempat terjadi penurunan ekspor kertas pada tahun 2004, namun penurunan

tersebut tidak terlalu signifikan. Dengan demikian, Jepang akan menjadi potensi

pasar dan permintaan yang terus meningkat setiap tahunnya terhadap ekspor

kertas Indonesia yang didukung oleh kemampuan perekonomian yang semakin

makmur dari negara tersebut.

4. Malaysia

Malaysia merupakan negara dengan bentuk Kerajaan Konstitusional.

Luas area kawasan Malaysia adalah 329.847 km2. Pendapatan per kapita negara

Malaysia tahun 2006 adalah sebesar US$ 12.700. Jumlah penduduk negara

Malaysia adalah 26,64 juta jiwa. Mata uang negara Malaysia adalah ringgit,

dengan nilai tukar ringgit 3,67 per US$. Berdasarkan BPS (2006), produk kertas

utama yang diekspor Malaysia tahun 2006 diantaranya tissue paper (9.957.319

kg), writing printing paper (4.614.708 kg) dan newsprint paper (40.800.213 kg).

Tabel 9 dapat dilihat bahwa pendapatan per kapita dan jumlah penduduk

negara Malaysia terus meningkat setiap tahunnya (1997-2006). Hal ini diikuti

pula oleh kestabilan nilai tukar mata uang negara tersebut terhadap Dollar

Amerika Serikat selama 10 tahun terakhir. Perkembangan ini mengindikasikan

bahwa perekonomian negara Malaysia semakin maju.

15 Tantangan dan Prospek Ekonomi ASEAN dan Jepang, www.perbendaharaan.go.id [01 Desember 2007]

Page 60: kertas

Tabel 9. GDP Per Kapita, Populasi, Nilai Tukar serta Volume dan Nilai Ekspor Kertas Indonesia ke Malaysia Tahun 1997-2006

Tahun GDP Per

Kapita (US$) Populasi

(Jiwa) Nilai Tukar

(Ringgit/US$) Volume

(Ton) Nilai

(000 US$) 1997 2.318 21,43 2,81 133.465 78.8071998 3.948 21,96 3,92 148.058 134.8831999 4.300 22,49 3,80 283.706 71.659 2000 5.100 23,00 3,80 260.754 164.0992001 6.030 23,49 3,80 307.889 170.5742002 7.730 23,97 3,80 296.461 159.1462003 8.615 24,44 3,80 286.976 161.2832004 9.700 24,89 3,80 318.414 196.1652005 11.850 25,35 3,79 338.767 213.2042006 12.700 26,64 3,67 378.092 259.006

Sumber :Bank Indonesia, 2007 ; BPS, 2007

Sistem perekonomian yang dijalankan negara Malaysia adalah sistem

perekonomian terbuka. Dalam sistem perekonomiannya, Malaysia berusaha

menghilangkan hambatan dan masalah termasuk proses ekspor-impor. Namun

demikian, Malaysia tetap memberlakukan beberapa aturan pelaksanaan impor

yang sering dianggap menghambat oleh para eksportir luar negeri. Aturan

tersebut diantaranya yaitu adanya suatu persyaratan bahwa produk lokal harus

dapat bersaing dengan produk impor terutama dalam segi kualitas. Hal ini

dilakukan dengan tujuan untuk melindungi produsen dalam negeri, keamanan

lingkungan serta kesehatan masyarakatnya16.

Perkembangan volume ekspor kertas Indonesia di negara tersebut

selama 10 tahun terakhir cenderung berfluktuatif (Tabel 9). Dalam kurun waktu

dua tahun terakhir, Malaysia merupakan negara keempat terbesar terhadap

ekspor kertas Indonesia dengan volume yang terus meningkat. Dengan

demikian, Malaysia akan tetap menjadi potensi pasar negara terbesar yang

mengimpor kertas dari Indonesia.

16 www.bexi.co.id [01 Desember 2007]

Page 61: kertas

5. Amerika Serikat

Amerika Serikat merupakan negara berbentuk Republik Federal. Amerika

Serikat meliputi kawasan seluas 9.826.630 km2. Pada tahun 2006, pendapatan

per kapita negara Amerika Serikat adalah US$ 43.500. Jumlah penduduk negara

ini adalah 301,13 juta jiwa. Mata uang negara Amerika Serikat adalah US Dollar.

Produk kertas utama yang diekspor tahun 2006 berdasarkan BPS (2006) yaitu

tissue paper (913.497 kg) dan writing printing paper (3.473.419 kg).

Tabel 10. GDP Per Kapita, Populasi, Nilai Tukar serta Volume dan Nilai Ekspor Kertas Indonesia ke Amerika Serikat Tahun 1997-2006

Tahun GDP Per

Kapita (US$) Populasi

(Jiwa) Nilai Tukar

(US$) Volume

(Ton) Nilai

(000 US$) 1997 22.304 275,43 1,00 31.650 18.4741998 23.816 278,36 1,00 168.965 105.8641999 25.406 281,27 1,00 281.015 183.850 2000 26.960 284,15 1,00 142.965 120.2272001 28.455 287,00 1,00 164.176 121.5982002 31.062 289,82 1,00 97.259 78.1412003 36.030 292,62 1,00 90.500 74.3832004 40.100 295,41 1,00 85.184 77.1972005 42.444 298,21 1,00 116.021 95.1792006 43.500 301,13 1,00 292.006 227.382

Sumber :Bank Indonesia, 2007 ; BPS, 2007

Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa perkembangan pendapatan

per kapita dan populasi negara Amerika Serikat cenderung meningkat dari tahun

ke tahun. Amerika Serikat adalah negara super power dunia. Sejak awal sistem

perekonomian yang dijalankannya adalah sistem perekonomian kapitalis dan

kokoh di permukaan. Indikator utamanya, yaitu pengangguran dan inflasi.

Namun, di sisi lain negara ini memiliki defisit perdagangan yang rendah,

sehingga secara tidak langsung menggambarkan bahwa negara ini lebih banyak

membeli dari negara lain daripada menjualnya.

Perekonomian negara Amerika Serikat adalah salah satu yang terpenting

di dunia. Dalam hal nilai tukar, banyak negara-negara di dunia yang telah

menjadikannya tolak ukur mata uangnya. Hal ini berarti bahwa berharga atau

Page 62: kertas

tidaknya mata uang negara-negara tersebut ditentukan oleh Dollar Amerika,

sehingga bursa saham Amerika Serikat dipandang sebagai indikator ekonomi

dunia17.

Amerika Serikat adalah salah satu negara pengimpor kertas Indonesia yang

volumenya terbesar setelah Malaysia. Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa

volume ekspor kertas Indonesia ke Amerika Serikat berfluktuatif. Ekspor kertas

Indonesia di negara tersebut bersaing ketat dengan pesaing industri sejenis dari

negara Amerika Selatan. Indonesia menguasai sekitar 3,9 persen pasar ekspor

kertas di negara tersebut. Walaupun produk kertas Indonesia dikenakan tuduhan

dumping oleh negara Amerika Serikat, namun volume ekspor kertas Indonesia ke

negara Amerika Serikat cenderung meningkat. Tuduhan ini sangat merugikan

citra Indonesia di pasar internasional. Tuduhan ini dilakukan sebagai upaya

persaingan serta semakin berkurangnya bahan baku yang dapat diproduksi di

negara tersebut sehingga menyebabkan menutupnya perusahaan kertas di

negara tersebut. Dengan demikian, Indonesia berpeluang untuk meningkatkan

ekspor kertas ke negara tersebut.

5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aliran Perdagangan Kertas Indonesia ke Negara-negara Tujuan Ekspor

5.2.1 Pengujian Asumsi

Pengujian asumsi dalam analisis regresi berganda dilakukan karena

didasarkan pada beberapa asumsi yang harus dipenuhi yaitu uji normalitas, uji

homoskedastisitas dan uji multikolinieritas. Jika ada (paling tidak satu) asumsi

dalam model regresi yang tidak dapat terpenuhi oleh fungsi regresi yang

diperoleh, maka kebenaran pendugaan model tersebut diragukan. Namun

17www.bexi.co.id [01 Desember 2007]

Page 63: kertas

sebaliknya, jika semua asumsi yang mendasari model tersebut terpenuhi , maka

suatu fungsi regresi yang diperoleh dari hasil perhitungan penduga dengan

metode Ordinary Least Square (OLS) dari koefisien regresi adalah penduga tak

bias linier terbaik (BLUE).

1. Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov

(Lampiran 6). Hasil pengujian pada taraf lima persen diperoleh nilai KShitung

sebesar 0,059. Hasil yang diperoleh ini lebih kecil jika dibandingkan dengan

KStabel yaitu sebesar 0,198. Berdasarkan hasil pengujian tersebut dapat

disimpulkan bahwa asumsi normalitas sudah terpenuhi.

2. Homoskedastisitas

Berdasarkan gambar plot residual (Lampiran 6) terlihat bahwa data

tersebar, artinya data tersebut berada di posisi dibawah nol maupun diatas nol.

Data tersebut juga tidak menggambarkan suatu pola tertentu. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil pengujian

menunjukkan asumsi homoskedastisitas sudah terpenuhi.

3. Multikolinieritas

Multikolinieritas merupakan hubungan linier yang sama kuat antara

peubah-peubah bebas dalam persamaan regresi berganda. Kekuatan suatu

multikolinieritas pada suatu regresi, dapat dilihat melalui nilai VIF (Variance

Inflation Factors). Berdasarkan analisis regresi diketahui bahwa nilai VIF

(Lampiran 5) pada masing-masing variabel bebas adalah kurang dari 10. Hal ini

menunjukkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas. Dengan demikian, hasil

pengujian dapat disimpulkan bahwa asumsi multikolinieritas sudah terpenuhi.

Page 64: kertas

5.2.2 Pendugaan Model Aliran Perdagangan Kertas Indonesia ke Negara-negara Tujuan Ekspor

Aliran perdagangan kertas pada penelitian ini dijelaskan dengan

menggunakan model analisis regresi berganda. Model ini digunakan untuk

mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ekspor kertas Indonesia ke

negara-negara tujuan. Volume ekspor kertas Indonesia ke masing-masing

negara tujuan (Xij) sebagai variabel tidak bebas. Variabel bebas meliputi GDP

per kapita negara tujuan (Yj), populasi negara tujuan (Nj), jarak antara negara

Indonesia dengan negara tujuan (Dij), harga kertas Indonesia di negara tujuan

(Pj), nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap Dollar Amerika (ERj) dan

tuduhan dumping (DM).

Ketepatan model yang digunakan diuji dengan menggunakan uji statistik,

yaitu uji t-hitung, uji f-hitung dan koefisien determiasi yang disesuaikan R-Sq

(adj). Uji ini dilakukan pada masing-masing parameter agar diperoleh model yang

terbaik. Hal ini dikarenakan parameter-parameter yang digunakan masih

merupakan penduga. Dengan demikian, model tersebut diharapkan dapat

menjelaskan dengan baik hubungan antara faktor-faktor gravity sebagai variabel

bebas dengan volume ekspor kertas Indonesia sebagai variabel tidak bebas

dalam aliran perdagangannya.

Berdasarkan hasil analisis regresi gravity model dengan metode Ordinary

Least Square (OLS), model aliran perdagangan kertas Indonesia diperoleh

persamaan sebagai berikut :

Log Xij = 4,27 + 0,727 Log Yj + 0,388 Log Nj – 0,915 Log Dij – 2,68 Log Pj +

0,0093 Log ERj – 0,105 DM

Page 65: kertas

Tabel 11. Hasil Analisis Regresi Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aliran Perdagangan Kertas Indonesia, Tahun 2006

Variabel Koefisien t-hitung P-value VIF

GDP per kapita negara tujuan 0,7268 5,52 0,000 1,5Populasi negara tujuan 0,38753 4,62 0,000 1,2Jarak antar negara -0,9155 -5,21 0,000 1,1Harga kertas di negara tujuan -2,6789 -6,02 0,000 1,1Nilai tukar mata uang negara tujuan 0,00932 0,19 0,852 1,4Tuduhan dumping (dummy) -0,1048 -0,57 0,574 1,2R-Sq = 74,3% R-Sq (adj) = 70,4% Fhitung = 19,23 Ftabel = 2,34 ttabel = 1,645

Hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi aliran

perdagangan kertas Indonesia (Tabel 11), diperoleh koefisien determinasi

disesuaikan R-Sq (adj) sebesar 70,4 persen. Hal ini berarti bahwa 70,4 persen

perubahan volume ekspor kertas Indonesia dapat diterangkan oleh variasi

peubah-peubah dalam model. Sedangkan sisanya sebesar 29,6 persen

diterangkan oleh faktor-faktor lain yang tidak terdapat dalam model.

Berdasarkan uji F yang digunakan, diperoleh nilai Fhitung sebesar 19,23

pada taraf nyata lima persen. Nilai tersebut jika dibandingkan dengan nilai Ftabel,

maka Fhitung tersebut lebih besar nilainya dari Ftabel. Hal ini menunjukkan bahwa

secara bersama-sama variabel-variabel bebas seperti GDP per kapita, populasi

negara tujuan, jarak antar negara, nilai tukar terhadap Dollar Amerika dan

dummy dalam model berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas. Dengan

demikian, berarti pula bahwa seluruh variabel bebas dapat menjelaskan dengan

baik variasi perubahan volume ekspor kertas Indonesia ke negara-negara tujuan

ekspor.

Uji-t pada hasil analisis regresi faktor-faktor yang mempengaruhi aliran

perdagangan kertas Indonesia, diperoleh variabel-variabel yang berpengaruh

nyata pada taraf lima persen (signifikan pada tingkat kepercayaan 95 persen)

Page 66: kertas

terhadap aliran perdagangan kertas Indonesia. Variabel-variabel yang

berpengaruh nyata tersebut adalah GDP per kapita negara tujuan, populasi

negara tujuan, jarak antar negara Indonesia sebagai pengekspor dengan negara

tujuan ekspor dan harga kertas Indonesia di negara tujuan. Sedangkan variabel

yang tidak berpengaruh nyata adalah nilai tukar mata uang negara tujuan

terhadap Dollar Amerika dan tuduhan dumping terhadap produk kertas

Indonesia. Analisis pengaruh variabel bebas pada hasil regresi gravity model

faktor-faktor yang mempengaruhi aliran perdagangan kertas Indonesia,

dijelaskan sebagai berikut :

1. Pendapata Per Kapita Negara Tujuan (Yj)

Pendapatan per kapita atau GDP per kapita menunjukkan keadaan

perekonomian suatu negara. Ukuran perekonomian suatu negara importir akan

menentukan jumlah komoditi ekspor yang dapat diperdagangkan oleh negara

eksportir. Koefisien variabel GDP per kapita negara tujuan diharapkan

memberikan pengaruh positif dan nyata terhadap aliran perdagangan kertas

Indonesia di negara tujuan tersebut. Jika terjadi peningkatan pendapatan per

kapita di negara tujuan, maka jumlah produk kertas yang diperdagangkan ke

negara tujuan ekspor akan meningkat pula, cateris paribus.

Hasil analisis regresi menunjukkan koefisien variabel GDP per kapita

negara tujuan memberikan pengaruh positif dan nyata terhadap aliran

perdagangan kertas Indonesia ke negara tujuan. Hal ini berarti sesuai dengan

hipotesis. Nilai koefisien variabel GDP per kapita sebesar 0,7268 berarti jika

terjadi peningkatan GDP per kapita sebesar satu persen, maka aliran

perdagangan kertas Indonesia ke negara tujuan akan meningkat sebesar 0,7268

persen, cateris paribus.

Variabel GDP per kapita memberikan pengaruh yang nyata terhadap

aliran perdagangan kertas Indonesia. Hal ini berarti variabel tersebut menjadi

Page 67: kertas

pertimbangan bagi negara pengimpor untuk mengimpor kertas Indonesia. Jika

dilihat dari volume ekspor kertas Indonesia ke negara tujuan ekspor, diketahui

bahwa volume ekspor tertinggi adalah ke negara China dengan pendapatan

perkapita sebesar US$ 7600. Pendapatan per kapita negara tersebut jauh lebih

kecil dibandingkan dengan negara Uni Emirat Arab yang merupakan negara

dengan pendapatan per kapita terbesar, yaitu US$ 49.700. Hal ini menunjukkan

bahwa pendapatan per kapita bukan satu-satunya faktor utama yang

mempengaruhi aliran perdagangan kertas Indonesia.

2. Populasi Negara Tujuan (Nj)

Peningkatan populasi akan menjadi suatu indikasi bagi perkembangan

ekspor kertas Indoenesia. Berdasarkan hipotesis, koefisien variabel populasi

negara tujuan diharapkan memberikan pengaruh positif terhadap aliran

perdagangan kertas Indonesia di negara tujuan. Jika populasi negara tujuan

bertambah, maka permintaan produk kertas tersebut akan meningkat.

Nilai koefisien variabel populasi negara tujuan dalam regresi memberikan

pengaruh positif dan nyata pada taraf lima persen terhadap aliran perdagangan

kertas Indonesia. Hal ini berarti sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. Nilai

tersebut sebesar 0,38753, artinya jika terjadi pertambahan populasi sebesar satu

persen maka akan menyebabkan peningkatan aliran perdagangan kertas

Indonesia ke negara tujuan sebesar 0,38753 persen, cateris paribus.

Tanda positif pada variabel populasi negara tujuan mengindikasikan

bahwa negara dengan populasi yang besar memiliki volume perdagangan yang

tinggi. Begitu pula sebaliknya, negara dengan populasi yang kecil memiliki

volume perdagangan yang rendah. Negara China merupakan negara dengan

populasi terbesar yaitu 1314,78 juta jiwa. Dengan demikian, negara China akan

menjadi potensi pasar yang besar dibandingkan dengan negara-negara tujuan

ekspor lainnya dengan populasi yang lebih kecil.

Page 68: kertas

3. Jarak Antara Negara Indonesia dengan Negara Tujuan (Dij)

Jarak diindikasikan sebagai wakil dari biaya transportasi. Jarak akan

memperkecil aliran perdagangan, karena jarak yang semakin jauh memperbesar

biaya transportasi, sehingga volume ekspor suatu produk semakin rendah.

Koefisien jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan ekspor kertas

memberikan pengaruh negatif terhadap aliran perdagangan kertas Indonesia.

Jika jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan ekspor semakin jauh,

maka jumlah produk kertas yang diekspor akan semakin kecil, cateris paribus.

Koefisien variabel jarak antara negara Indonesia dengan negara tujuan

dalam hasil analisis regresi memberikan pengaruh negatif dan nyata pada taraf

lima persen terhadap aliran perdagangan kertas Indonesia. Hal ini sesuai dengan

hipotesis. Nilai koefisien variabel jarak antar negara sebesar -0,9155. Jika jarak

antara negara Indonesia dengan negara tujuan bertambah satu persen maka

aliran perdagangan kertas Indonesia ke negara tujuan akan menurun sebesar

0,9155 persen, cateris paribus. Dengan demikian, jarak yang semakin jauh akan

menjadi kendala dalam mengimpor kertas dari Indonesia.

Tanda negatif pada variabel jarak antara negara Indonesia dengan

negara tujuan ekspor menunjukkan bahwa negara dengan jarak yang semakin

jauh memiliki volume perdagangan yang kecil. Sedangkan negara dengan jarak

yang dekat memiliki volume perdagangan yang besar. Singapura merupakan

salah satu negara yang memiliki jarak terdekat dengan negara Indonesia yaitu

900 km. Meskipun volume ekspor kertas ke negara tersebut bukan yang

terbesar, namun negara Singapura akan menjadi potensi pasar yang besar jika

dibandingkan dengan negara-negara tujuan ekspor lainnya dengan jarak yang

jauh.

Page 69: kertas

4. Harga Kertas Indonesia di Negara Tujuan (Pj)

Koefisien variabel harga kertas Indonesia di negara tujuan memberikan

pengaruh negatif dan nyata terhadap aliran perdagangan kertas Indonesia. Nilai

koefisien variabel harga kertas Indonesia di negara tujuan berdasarkan hasil

regresi adalah sebesar -2,6789. Hal ini berarti apabila harga kertas Indonesia di

negara tujuan meningkat sebesar satu persen, maka aliran perdagangan kertas

Indonesia ke negara tujuan akan menurun sebesar 2,6789, cateris paribus.

Variabel harga kertas Indonesia di negara tujuan memberikan pengaruh

yang nyata. Hal ini mengindikasikan bahwa variabel tersebut menjadi

pertimbangan bagi negara pengimpor, karena kertas bukan merupakan

kebutuhan primer bagi manusia dan digunakan untuk kebutuhan tertentu. Selain

itu kertas dapat juga disubtitusikan dengan produk sejenis yang berbeda bahan

bakunya dengan harga yang relatif lebih rendah.

Tabel 12. Harga Kertas Indonesia di Lima Negara Importir Terbesar Kertas Indonesia Tahun 2006

No Negara Harga (US$/ton) 1. China 0,452. Korea Selatan 0,433. Jepang 0,744. Malaysia 0,695. Amerika Serikat 0,78

Sumber : BPS, 2007 (diolah)

Tabel 12 menunjukkan harga kertas Indonesia di negara Amerika Serikat

merupakan harga kertas tertinggi, yaitu sebesar US$ 0,78/ ton. Harga kertas di

negara Jepang adalah US$ 0,74/ ton, Malaysia sebesar US$ 0,69/ ton, China

sebesar US$ 0,45/ ton dan di negara Korea Selatan, yaitu sebesar US$ 0,43/

ton. Harga kertas Indonesia di lima negara tujuan tersebut selisihnya tidak

berbeda jauh, sehingga dapat disimpulkan bahwa harga kertas Indonesia di

setiap negara tujuan relatif sama.

Page 70: kertas

5. Nilai Tukar Mata Uang Negara Tujuan Terhadap Dollar Amerika (ERj)

Berdasarkan hipotesis yang diharapkan, nilai tukar mata uang

berpengaruh positif terhadap aliran perdagangan kertas Indonesia. Nilai tukar

yang digunakan dalam aliran perdagangan kertas Indonesia ini adalah nilai tukar

mata uang negara tujuan ekspor kertas terhadap Dollar Amerika. Jika nilai tukar

mata uang negara tujuan terhadap Dollar Amerika terapresiasi, maka aliran

perdagangan kertas Indonesia menjadi meningkat pula, cateris paribus.

Hasil analisis regresi menunjukkan koefisien variabel nilai tukar mata

uang negara tujuan terhadap Dollar Amerika memberikan pengaruh positif dan

tidak berpengaruh nyata terhadap aliran perdagangan kertas Indonesia. Nilai

koefisien variabel nilai tukar sebesar 0,00932. Jika terjadi perubahan pada nilai

tukar mata uang negara tujuan terhadap Dollar Amerika sebesar satu persen,

maka akan mengakibatkan peniingkatan aliran perdagangan kertas Indonesia ke

negara tujuan sebesar 0,00932 persen. Hal ini berarti sesuai dengan hipotesis.

Nilai tukar mata uang negara tujuan semakin menurun (terapresiasi), maka

permintaan terhadap ekspor kertas Indonesia menjadi meningkat. Hal ini

dikarenakan nilai tukar Dollar Amerika semakin melemah, maka harga kertas

Indonesia di negara tujuan relatif lebih rendah, sehingga aliran perdagangan

kertas Indonesia menjadi meningkat. Nilai tukar bukan menjadi pertimbangan

utama bagi importir untuk mengimpor kertas dari Indonesia, karena tidak

berpengaruh nyata terhadap aliran perdagangan kertas Indonesia.

Pengaruh nilai tukar dapat dilihat melalui perbandingan nilai tukar antar

negara terhadap Dollar Ameika dan total volume ekspor kertas Indonesia ke

negara-negara tujuan tersebut. Negara Vietnam merupakan negara dengan nilai

tukar terendah, yaitu Dollar Vietnam 15.994,3 per US Dollar. Volume ekspor

kertas Indonesia ke negara Vietnam tahun 2006 adalah sebesar 186.612 ton.

Sedangkan nilai tukar negara Kuwait yaitu sebesar 0,28 per US Dollar dengan

Page 71: kertas

total volume ekspor kertas Indonesia sebesar 17.159 ton. Hal ini menunjukkan

bahwa nilai tukar tidak berpengaruh besar terhadap aliran perdagangan kertas

Indonesia.

6. Tuduhan Dumping Terhadap Produk Kertas Indonesia (DM)

Variabel tuduhan dumping terhadap produk kertas Indonesia dimasukkan

sebagai variabel bebas dalam persamaan aliran perdagangan kertas Indonesia.

Hal ini dikarenakan tuduhan dumping tersebut berpengaruh terhadap citra

Indonesia di pasar internasional. Tuduhan dumping tersebut dikeluarkan oleh

beberapa negara tujuan ekspor kertas Indonesia, seperti Amerika Serikat,

Australia, Malaysia dan Uni Eropa. Indonesia dituduh melakukan dumping, yaitu

menjual harga kertas lebih rendah dibandingkan dengan harga jual di negara

eksportir.

Berdasarkan hasil analisis regresi, menunjukkan bahwa tuduhan dumping

tersebut tidak berpengaruh nyata pada taraf lima persen. Koefisien variabel

tuduhan dumping terhadap kertas Indonesia memberikan pengaruh negatif

terhadap aliran perdagangan kertas Indonesia. Nilai koefisien variabel dumping

adalah sebesar -0,1048. Hal ini berarti bahwa dengan adanya tuduhan dumping,

aliran perdagangan kertas Indonesia ke negara-negara tujuan ekspor menurun

sebesar 0,1048 persen, cateris paribus. Hal ini sangat merugikan citra Indonesia

di pasar internasional ditengah perekonomian mulai membaik. Namun demikian,

pemerintah telah banyak melakukan klarifikasi atas tuduhan ini, sehingga

beberapa negara yang melakukan tuduhan tersebut mencabut tuduhannya.

Dengan demikian, kondisi yang semakin baik ini diharapkan akan meningkatkan

aliran perdagangan kertas Indonesia ke negara-negara tujuan ekspor.

Page 72: kertas

BAB VI STRATEGI PENGEMBANGAN EKSPOR KERTAS INDONESIA

Berdasarkan hasil analisis regresi yang telah dilakukan, maka akan

dirumuskan strategi pengembangan ekspor kertas Indonesia melalui hasil

tersebut. Hasil analisis regresi tersebut akan dimasukkan dalam analsisis

lingkungan internal dan eksternal, sehingga diharapkan dapat diformulasikan

menjadi kekuatan (strength), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities)

dan ancaman (threats). Melalui formulasi tersebut, maka akan dirumuskan

strategi yang dapat mengembangkan ekspor kertas Indonesia.

6.1 Analisis Lingkungan Internal

Kertas merupakan salah satu komoditi sektor industri penting yang

memiliki nilai ekonomis tinggi, karena manfaat dan kegunaannya sangat luas dan

dekat dengan kegiatan keseharian manusia. Kegiatan dan aktivitas manusia,

hampir seluruhnya menggunakan kertas. Dalam bidang industri penggunaan

kertas beragam, baik dalam industri peralatan kantor, industri makanan, industri

kosmetik dan lain sebagainya. Kertas digunakan sebagai pembersih (tissue),

kemasan, bahan baku industri, alat tulis dan lain-lain.

Industri kertas di Indonesia terus berkembang. Hal ini dilihat dari semakin

bertambahnya perusahaan besar yang bergerak di industri kertas. Berdasarkan

data APKI (2007) jumlah perusahaan pada tahun 1989 adalah sebanyak 25

perusahaan, yang kemudian berkembang menjadi 71 perusahaan pada tahun

2006. Hal ini merupakan indikasi yang positif terhadap perkembangan industri di

Indonesia.

Banyaknya perusahaan kertas yang berkembang menyebabkan semakin

meningkatnya kebutuhan akan bahan baku kertas. Ketersediaan bahan baku

Page 73: kertas

kertas di Indonesia selama ini sebagian besar diperoleh dari Hutan Tanaman

Industri (HTI). Hutan Tanaman Industri (HTI) yang terealisasi saat ini sedikitnya

2,5 juta hektar. Hal ini didukung pula oleh iklim Indonesia yang menyebabkan

pohon akasia yang ditanam dapat dipanen saat berumur lima hingga tujuh tahun.

Umur panen pohon akasia tersebut lebih singkat dibandingkan dengan negara

yang menjadi basis Pulp dan kertas seperti Skandinavia, Finlandia dan Chili.

Kondisi tersebut menjadikan biaya produksi kertas di Indonesia lebih rendah

dibandingkan negara-negara pesaing18.

Selain itu hampir seluruh perusahaan kertas di Indonesia telah

mendapatkan sertifikasi ISO 9002 untuk masing-masing produk kertas yang

diproduksi, APKI (2007). Dengan demikian, adanya standardisasi ini

menunjukkan bahwa produk kertas yang dihasilkan di perusahaan-perusahaan

kertas di Indonesia memiliki kualitas yang baik dan bersaing di pasar

internasional.

Berdirinya Indonesian Pulp and Paper Association atau Asosiasi Pulp dan

Kertas Indonesia (APKI) sejak tahun 1990 semakin memudahkan akses

informasi bagi perusahaan-perusahaan kertas di Indonesia yang tergabung

didalamnya. Perusahaan-perusahaan tersebut lebih mudah untuk memperoleh

informasi perkembangan ekspor kertas di pasar internasional. Selain itu juga

kemudahan informasi mengenai perkembangan harga, impor, kebijakan

pemerintah serta kemudahan riset dan pengembangan yang mendukung

terciptanya inovasi dalam industri kertas.

Industri kertas di Indonesia sejak tahun 1990-an telah menunjukkan

perkembangan yang cukup baik. Berdasarkan data pada pembahasan awal,

produksi kertas setiap tahunnya cenderung mengalami kenaikan dengan laju

18 Indonesia Berpeluang Meningkatkan Ekspor Bubur Kertas dan Kertas, www.bisnisindonesia.co.id [26 Juni 2007]

Page 74: kertas

pertumbuhan produksi sebesar 17,4 persen per tahun (Tabel 2). Perkembangan

produksi tersebut juga berimplikasi pada peningkatan ekspor kertas Indonesia

(Tabel 3). Laju pertumbuhan volume ekspor kertas Indonesia selama 10 tahun

terakhir (1997-2006) sebesar 73,2 persen per tahun, sedangkan laju

pertumbuhan nilai ekspornya sebesar 89,4 persen per tahun.

Selain itu, didukung pula oleh iklim investasi di Indonesia yang mulai

membaik. Kesempatan investasi ini terbuka, baik bagi investor dalam negeri

maupun luar negeri. Pada sisi lain, iklim investasi yang semakin membaik di

Indonesia masih menghadapi beberapa kendala, seperti keamanan, hukum,

sosial dan perekonomian19. Kondisi perekonomian yang mulai membaik masih

perlu dilakukan beberapa pembenahan agar dapat berjalan stabil, sehingga

nantinya akan mempengaruhi kestabilan iklim investasi secara tidak langsung.

Jaminan keamanan dan hukum dari pemerintah saat ini dirasakan masih kurang,

sehingga sangat diperlukan jaminan investasi yang aman bagi para investor.

Dengan adanya kebijakan yang terjamin bagi para investor, maka minat para

investor dalam negeri maupun luar negeri untuk berinvestasi semakin meningkat

termasuk investasi perluasan usaha.

6.2 Analisis Lingkungan Eksternal

1. Demografi

Demografi adalah salah satu faktor yang menjadi perhatian cukup besar

bagi aspek pemasaran, karena demografi terkait dengan manusia. Demografi

sendiri melingkupi jumlah penduduk atau populasi. Besarnya jumlah penduduk

dunia khususnya negara tujuan ekspor kertas merupakan peluang bagi

perkembangan ekspor kertas Indonesia. Jumlah penduduk yang dimaksud dalam

19 Ekspor Bubur Kertas dan Kertas Indonesia Naik, www.tempointeraktif.com [26 Juni 2007]

Page 75: kertas

pembahasan ini adalah dengan asumsi jumlah penduduk untuk tingkat

pendidikan dan kebutuhan kertas untuk bidang jurnalistik. Hal ini berarti,

bertambahnya jumlah penduduk pada dua bidang tersebut mengindikasikan

adanya peningkatan permintaan akan produk kertas.

Berdasarkan hasil analisis regresi, jumlah penduduk memberikan

pengaruh positif. Pertambahan jumlah penduduk di negara tujuan ekspor kertas

Indonesia khususnya, secara langsung akan mempengaruhi permintaan kertas.

Salah satu negara tujuan ekspor kertas Indonesia adalah China. China adalah

negara dengan jumlah penduduk terbesar, yaitu 1314,78 juta jiwa. China juga

merupakan negara importir kertas Indonesia yang volumenya paling besar.

Peningkatan jumlah penduduk di negara tersebut merupakan peluang bagi

perkembangan industri kertas di Indonesia. Selain China, negara lain yang juga

mengimpor kertas dari Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar

diantaranya Korea Selatan, Jepang, Amerika Serikat dan India. Dengan

demikian, negara-negara tersebut diharapkan akan tetap menjadi potensi pasar

bagi ekspor kertas Indonesia.

2. Ekonomi

Salah satu indikator ekonomi yang mempengaruhi ekspor kertas

Indonesia adalah pendapatan per kapita khususnya di negara tujuan ekspor.

Pendapatan per kapita tersebut mengindikasikan kemampuan perekonomian

suatu negara untuk melakukan impor. Pendapatan per kapita yang dimaksud

dalam pembahasan ini adalah pendapatan per kapita pada tingkat kebutuhan

kertas di bidang pendidikan dan jurnalistik di negara tujuan ekspor. Semakin

besar dan stabilanya pendapatan per kapita negara tujuan ekspor merupakan

peluang bagi ekspor kertas Indonesia.

Berdasarkan hasil analisis regresi, pendapatan per kapita nenberikan

pengaruh positif. China adalah salah satu negara yang diramalkan menjadi salah

Page 76: kertas

satu kekuatan ekonomi dunia dengan prndapatan per kapita tahun 2006 adalah

US$ 7.600. Perkembangan perekonomian negara China tumbuh dengan baik,

sehingga menjadi negara yang paling besar mengimpor kertas dari Indonesia.

Selain itu juga terdapat beberapa negara-negara tujuan ekspor kertas Indonesia

yang memiliki pertumbuhan perekonomian yang cukup baik yang dilihat dari

pendapatan per kapitanya, diantaranya Jepang, Korea Selatan, Hongkong,

Amerika Serikat, Uni Emirat Arab dan United Kingdom. Dengan demikian,

negara-negara tersebut diharapkan akan menjadi peluang bagi perkembangan

ekspor kertas Indonesia.

Nilai tukar juga menjadi indikator ekonomi yang berpengaruh terhadap

perkembangan ekspor kertas Indonesia. Berdasarkan hasil regresi, nilai tukar

mata uang negara tujuan terhadap Dollar Amerika memberikan pengaruh positif.

Nilai tukar Dollar Amerika dijadikan tolak ukur oleh hampir seluruh negara-negara

di dunia. Negara-negara tujuan ekspor kertas Indonesia yang memiliki nilai tukar

mata uangnya terhadap Dollar Amerika relatif stabil, diantaranya China, Korea

Selatan, Jepang, Malaysia, Ukraina, Australia, Netherland, Perancis dan Inggris.

Hal ini berarti bahwa negara-negara tersebut tetap menjadi peluang bagi

perkembangan ekspor kertas Indonesia.

3. Geografi

Geografi merupakan salah satu aspek yang berpengaruh terhadap suatu

kegiatan perdagangan. Luas dan letak lokasi suatu negara mempengaruhi

kemampuan negara tersebut untuk melakukan perdagangan internasional. Letak

lokasi tersebut dapat digambarkan dengan jarak, dimana jarak menyebabkan

adanya biaya transportasi. Jauh dekatnya jarak suatu negara dalam melakukan

perdagangan akan mempengaruhi besar kecilnya jumlah barang yang

diperdagangkan. Jarak yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mewakili biaya

transportasi dalam perdagangan internasional. Jarak mengindikasikan bahwa

Page 77: kertas

semakin jauh jarak negara pengekspor dengan negara tujuan ekspor, maka

frekuensi ekspor semakin sedikit.

Berdasarkan hasil analisis regresi, jarak antar negara Indonesia dengan

negara tujuan ekspor memberikan pengaruh negatif. Hal ini berbarti, semakin

jauh jarak antar negara pengekspor dan pengimpor, maka semakin sedikit

volume kertas yang diekspor. Negara yang paling besar mengimpor kertas dari

Indonesia adalah China. Jarak negara tersebut dengan Indonesia adalah 4.419

km. Negara-negara lain yang mengimpor kertas dari Indonesia dengan volume

yang cukup besar, diantaranya Jepang, Korea Selatan Malaysia, Vietnam, India

dan Singapura. Negara-negara tersebut masih dalam wilayah Asia yang jaraknya

masih terdekat dengan Indonesia. Dengan demikian, negara-negara tersebut

menjadi fokus utama bagi perkembangan ekspor kertas Indonesia.

4. Kebijakan Pemerintah

Pemerintah sebagai pengatur kebijakan dan fasilitator memiliki peranan

yang cukup besar dalam pelaksanaan kegiatan industri. Salah satu peran

pemerintah dalam kegiatan industri ini adalah pemasaran barang, baik untuk

pasar domestik maupun ekspor. Pemasaran produk untuk ekspor dipermudah

pemerintah melalui berbagai kebijakan sebagai upaya untuk meningkatkan

volume dan nilai ekspornya. Kebijakan yang diberikan lebih ditekankan pada

penjaminan kepastian dan kontinyuitas bahan baku industri kertas khususnya.

Selain itu pemerintah juga berperan sebagai fasilitator untuk membuat

kesepakatan perjanjian internasional. Pada akhir tahun 1995 pemerintah

menetapkan kebijakan baru di sektor industri dengan tujuan meningkatkan

efisiensi dan daya saing produk industri dalam negeri. Berdasarkan kebijakan

pada tahun 1995 tersebut, pemerintah menetapkan bea masuk bagi semua

komoditas termasuk impor kertas. Begitu juga dengan produk yang akan

diekspor, pemerintah mengeluarkan kebijakan terhadap perusahaan-perusahaan

Page 78: kertas

yang akan melakukan ekspor agar produknya sesuai dengan standar

internasional dan berdaya saing di pasar internasional. Dalam hal ini, kertas

sendiri merupakan produk yang tergolong kedalam kelompok barang yang

mendapat pengawasan dalam kegiatan ekspornya.

Indonesia merupakan salah satu produsen kertas yang berpotensi untuk

bersaing di pasar internasional. Rintangan yang datang dari luar terhadap produk

kertas Indonesia adalah tuduhan mengenai pencemaran lingkungan oleh LSM

luar negeri20. Tuduhan ini sebenarnya hanya sebagai upaya dalam persaingan

perdagangan.

Selain itu adanya tuduhan dumping yang juga dikenakan terhadap produk

kertas Indonesia, dimana tuduhan-tuduhan ini sebagai upaya persaingan di

pasar internasional21. Oleh karena itu, peran pemerintah sangat diperlukan.

Pemerintah diharapkan dapat membantu mengatasi kesesuaian kebijakan yang

dibuat negara tujuan ekspor berupa standar bea masuk ekspor kertas ke negara

tujuan dengan peraturan yang ada. Dengan demikian, produsen domestik dapat

bersaing dengan produk luar negeri.

Berdasarkan hasil analisis lingkungan eksternal, maka dapat diidentifikasi

kekuatan dan kelemahan (faktor internal) serta peluang dan ancaman (faktor

eksternal). Hasil identifikasi faktor internal dan faktor eksternal sebagai berikut :

Kekuatan (Strenght)

1. Semakin bertambahnya perusahaan di Industri kertas yang berkembang

di Indonesia, dari tahun 1989 sebanyak 25 perusahaan menjadi 71

perusahaan pada tahun 2006, APKI (2007).

2. Terintegrasinya ketersediaan bahan baku kertas melalui adanya Hutan

Tanaman Industri (HTI) sehingga kontinyuitas lebih terjamin.

20 Indonesia Berpotensi Kuasai Pasar Dunia, www.republika.co.id [26 Juni 2007] 21 Tuduhan Amerika Serikat Soal Dumping Kertas Meluas ke Subsidi, www.bisnisindonesia.co.id [26 Juni 2007]

Page 79: kertas

3. Adanya penetapan standardisasi ISO 9002 untuk kertas yang telah

diproduksi sebagian besar perusahaan-perusahaan dalam industri kertas.

4. Produksi kertas dan ekspor kertas yang cenderung meningkat.

5. Adanya Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI).

Kelemahan (Weaknesses)

1. Tidak semua perusahaan kertas tergabung dalam Asosiasi Pulp dan

Kertas Indonesia (APKI).

2. Belum adanya jaminan investasi yang aman.

Peluang (Opportunities)

1. Jumlah dan laju pertumbuhan penduduk dunia khususnya negara tujuan

ekspor kertas.

2. Peningkatan dan kestabilan pendapatan per kapita di negara tujuan

ekspor.

3. Perubahan nilai tukar mata uang negara-negara tujuan ekspor terhadap

Dollar Amerika.

4. Jarak antar negara pengekspor dan pengimpor yang semakin dekat.

5. Adanya berbagai kebijakan pemerintah yang mendukung kegiatan usaha

dalam Industri kertas.

6. Menutupnya industri kertas di negara pesaing seperti Amerika karena

keterbatasan bahan baku.

Ancaman (Threats)

1. Tuduhan pencemaran lingkungan oleh LSM luar negeri.

2. Tuduhan dumping terhadap produk kertas yag diekspor.

6.3 Matriks SWOT

Analisis lingkungan internal dan eksternal di atas bertujuan untuk

membentuk matriks SWOT. Melalui pendekatan matriks SWOT terdapat empat

Page 80: kertas

alternatif strategi yang dapat dilaksanakan yaitu: 1). Strategi S-O (Strenghts-

Opportunities), 2). Strategi W-O (Weaknesses-Opportunities), 3). Strategi S-T

(Strenghts-Threats), 4). Strategi W-T (Weaknesses-Threats). Berdasarkan hasil

analisis tersebut, maka diperoleh hasil matriks SWOT pengembangan ekspor

kertas Indonesia yang dapat dilihat pada Tabel 13.

Page 81: kertas

Tabel 13. Analisis Matriks SWOT

Strenghts (S) Weaknesses (W)

INTERNAL

EKSTERNAL

1. Semakin bertambahnya perusahaan di Industri kertas yang berkembang di Indonesia, dari tahun 1989 sebanyak 25 perusahaan menjadi 71 perusahaan pada tahun 2006, APKI (2007).

2. Terintegrasinya ketersediaan bahan baku kertas melalui adanya Hutan Tanaman Industri (HTI) sehingga kontinyuitas lebih terjamin.

3. Penetapan standardisasi ISO 9002 untuk kertas yang telah diproduksi sebagian besar perusahaan-perusahaan dalam industri kertas.

4. Produksi kertas dan ekspor kertas yang cenderung meningkat.

5. Adanya Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI).

1. Tidak semua perusahaan kertas tergabung dalam Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI).

2. Belum adanya jaminan investasi yang aman.

Opportunities (O) STRATEGI S-O STRATEGI W-O

1. Jumlah dan laju pertumbuhan penduduk dunia khususnya negara tujuan ekspor kertas.

2. Peningkatan dan kestabilan pendapatan per kapita di negara tujuan ekspor.

3. Perubahan nilai tukar mata uang negara-negara tujuan ekspor terhadap Dollar Amerika.

4. Jarak antar negara pengekspor dan pengimpor yang semakin dekat.

5. Adanya berbagai kebijakan pemerintah yang mendukung kegiatan usaha dalam Industri kertas.

6. Menutupnya industri kertas di negara pesaing seperti Amerika karena keterbatasan bahan baku.

1. Peningkatan ekspor kertas Indonesia, khususnya ke negara-negara tujuan ekspor khususnya (S1, S2, S3, S4, S5, O1, O2, O3, O4, O5, O6).

2. Peningkatan produksi bahan baku kertas (S2, S3, O5, O6).

1. Membuka peluang masuknya investor asing dalam industri kertas Indonesia (W1, O6).

2. Peningkatan keamanan dan hukum oleh pemerintah (W2, O5).

Threats (O) STRATEGI S-T STRATEGI W-T

1. Tuduhan pencemaran lingkungan oleh LSM luar negeri.

2. Tuduhan dumping terhadap produk kertas.

1. Kerjasama antara pemerintah dan para pengusaha untuk membentuk peraturan hukum yang lebih pasti (S1, S5, T1, T2).

1. Pemerintah dan APKI membuat program promosi industri kertas Indonesia (W2, T1, T2).

Hasil dari matriks SWOT diatas, diperoleh strategi sebagai berikut :

Page 82: kertas

1. Strategi S-O (Strength-Opportunities)

Strategi S-O adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan

peluang yang ada. Alternatif strategi yang dapat dilakukan pada usaha

pengembangan ekspor kertas Indonesia adalah sebagai berikut :

SO1 Strategi peningkatan ekspor kertas Indonesia ke negara-negara tujuan

ekspor khususnya dapat dilakukan dengan memanfaatkan sumberdaya

yang berkualitas untuk menghasilkan kertas yang sesuai standar

internasional, sehingga semakin bersaing di pasar internasional. Selain

itu kerjasama antara pemerintah, APKI dan para pelaku bisnis agar

kegiatan ekspor dapat lebih ditingkatkan. Fokus utama peningkatan

ekspor kertas Indonesia berdasarkan hasil analisis regresi adalah ke

negara-negara tujuan ekspor yang pertumbuhan GDP per kapita dan

populasinya tinggi berpengaruh nyata dan signifikan. Negara-negara

tersebut diantaranya adalah Jepang, Amerika Serikat, Uni Emirat Arab,

Korea Selatan, Singapura, China, India, Malaysia dan Australia. Selain itu

didukung pula oleh jarak antar negara pengekspor dan pengimpor yang

berpengaruh terhadap suatu kegiatan perdagangan internasional. Hasil

analisis regresi menunjukkan bahwa jarak memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap pengembangan ekspor kertas Indonesia. Berdasarkan

hasil analisis regresi menunjukkan bahwa negara-negara Asia merupakan

negara yang sangat berpotensi untuk peningkatan ekspor kertas

Indonesia. Negara-negara tersebut diantaranya China, Jepang, Korea

Selatan, Malaysia dan Singapura. Hasil analisis regresi juga menunjukkan

bahwa pengaruh perubahan nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap

Dollar Amerika tidak berpengaruh nyata. Hal ini dikarenakan kertas bukan

Page 83: kertas

kebutuhan primer bagi seluruh penduduk pada umumnya. Strategi

peningkatan ekspor ini memanfaatkan kekuatan yang dimiliki oleh negara

Indonesia yaitu semakin bertambahnya perusahaan yang berkembang di

industri kertas dan adanya standar ISO, ketersediaan bahan baku yang

lebih terjamin dan ekspor yang cenderung meningkat serta adanya

Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia. Peningkatan ekspor ini juga

memanfaatkan peluang yang ada yaitu peningkatan pendapatan dan

jumlah penduduk negara tujuan ekspor, perubahan nilai tukar mata uang

negara tujuan terhadap Dollar Amerika, jarak antar negara pengekspor

dan negara pengimpor, dukungan pemerintah dan penutupan industri

sejenis di negara pesaing.

SO2 Strategi peningkatan produksi bahan baku kertas dapat dilakukan dengan

menjaga kualitas bahan baku melalui Hutan Tanaman Industri (HTI).

Kerjasama antara pengusaha dan pemerintah agar Hutan Tanaman

Industri (HTI) mendapat perlindungan dan kontinyuitasnya lebih terjamin.

Strategi peningkatan produksi bahan baku kertas ini memanfaatkan

kekuatan, yaitu terintegrasinya Hutan Tanaman Industri (HTI) dan

pemenuhan standardisasi internasional yang telah diberikan kepada

perusahaan kertas di Indonesia. Peluang yang dimanfaatkan dalam

industri ini adalah dukungan pemerintah dan penutupan industri sejenis di

negara pesaing.

2. Strategi W-O (Weaknesses-Opportunities)

Strategi W-O adalah strategi memanfaatkan peluang untuk mengatasi

kelemahan yang ada.

Page 84: kertas

WO1 Alternatif strategi yang diperoleh adalah membuka peluang masuknya

investor asing dalam industri kertas Indonesia. Strategi ini dapat

dilakukan dengan kerjasama antara pemerintah dengan APKI untuk

mempermudah peraturan investasi di dalam negeri. Dengan dukungan

perekonomian yang sudah stabil, maka iklim investasi pun semakin

membaik. Strategi ini untuk memanfaatkan peluang menutupnya industri

kertas di negara pesaing.

WO2 Strategi peningkatan keamanan dan hukum dapat dilakukan dengan

jaminan yang diberikan pemerintah terhadap para investor. Pemerintah

membuat kebijakan mengenai jaminan keamanan bagi investor dengan

mengeluarkan Undang-Undang yang melindungi para investor asing baik

dari hukum maupun sosial. Strategi ini memanfaatkan peluang dukungan

pemerintah terhadap industri kertas Indonesia.

3. Strategi S-T (Strength-Threats)

Strategi S-T adalah startegi yang menggunakan kekuatan untuk menghindari

atau meminimalkan ancaman.

ST1 Alternatif strategi yang diperoleh adalah kerjasama antara pemerintah,

APKI dan para pengusaha untuk membentuk peraturan yang lebih pasti.

Hal ini dilakukan agar produk kertas Indonesia yang diekspor dapat

diterima oleh seluruh negara tujuan ekspor dengan tidak merugikan pihak

manapun. Strategi ini menggunakan kekuatan adanya asosiasi dan

semakin berkembangnya industri kertas di Indonesia.

Page 85: kertas

4. Strategi W-T (Weaknesses-Threats)

Strategi W-T adalah strategi yang digunakan untuk mengurangi kelemahan dan

menghindari ancaman.

WT1 Alternatif strategi yang diperoleh adalah kerjasama antara pemerintah

dan APKI untuk membuat program yang dapat meningkatkan citra produk

kertas Indonesia di pasar internasional. Program tersebut dapat dilakukan

dengan promosi kertas Indonesia yang ramah lingkungan. Strategi ini

bertujuan untuk mengurangi kelemahan belum amannya jaminan

investasi yang diberikan dan menghindari ancaman perusakan

lingkungan serta dumping yang dituduhkan pada kertas Indonesia.

Page 86: kertas

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis karakteristik lima negara pengimpor kertas terbesar

dari Indonesia, yaitu China, Korea Selatan, Jepang, Malaysia dan Amerika

Serikat berbeda-beda. Hasil analisis tersebut dibuat secara deskriftif yang

meliputi bentuk negara, luas area, perkembangan pendapatan per kapita,

populasi, nilai tukar serta volume dan nilai ekspor kertas Indonesia selama 10

tahun terakhir (1997-2006). Secara keseluruhan keadaan perekonomian negara-

negara tersebut berkembang baik. Masing-masing negara tersebut memiliki

volume ekpsor kertas Indonesia yang berbeda. Namun, negara-negara tersebut

tetap menjadi potensi utama bagi perkembangan ekspor kertas Indonesia.

Hasil analisis regresi menunjukkan secara keseluruhan model aliran

perdagangan kertas Indonesia mampu menjelaskan faktor-faktor yang

mempengaruhi aliran perdagangan kertas Indonesia ke negara-negara tujuan

ekspor. Hal ini dapat dilihat dari koefisien determinasi yang disesuaikan sebesar

70,4 persen, sedangkan sisanya dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak

terdapat dalam model.

Variabel-variabel yang berpengaruh positif adalah pendapatan per kapita,

populasi negara tujuan dan nilai tukar mata uang negara tujuan terhadap Dollar

Amerika. Variabel-variabel yang berpengaruh negatif adalah harga kertas

Indonesia di negara tujuan, jarak antar negara Indonesia dengan negara tujuan

dan tuduhan dumping terhadap produk kertas Indonesia. Hasil analisis juga

menunjukkan variabel yang berpengaruh nyata pada taraf lima persen, yaitu

pendapatan per kapita, populasi negara tujuan, harga kertas Indonesia di negara

tujuan serta jarak antar negara Indonesia dengan negara tujuan.

Page 87: kertas

Hasil analisis SWOT berdasarkan hasil analisis regresi guna memperoleh

startegi pengembangan ekspor kertas Indonesia adalah peningkatan volume

ekspor kertas Indonesia khususnya ke negara-negara tujuan ekspor,

peningkatan produksi bahan baku kertas, membuka peluang masuknya investor

asing dalam industri kertas Indonesia, peningkatan keamanan dan hukum oleh

pemerintah, kerjasama antara pemerintah dan para pengusaha untuk

membentuk peraturan hukum yang lebih pasti serta pemerintah dan Asosiasi

Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) membuat program promosi kertas Indonesia.

Peningkatan volume ekspor kertas Indonesia khususnya ke negara-

negara tujuan ekspor adalah negara yang GDP per kapita dan populasinya

tinggi. Selain itu jarak antar negara pengekspor dan pengimpor juga berpengaruh

signifikan terhadap peningkatan ekspor kertas Indonesia. Negara-negara

tersebut diantaranya adalah Asia, Amerika Serikat dan Australia.

7.2 Saran

Berdasarkan uraian sebelumnya maka diperlukan upaya-upaya untuk

mengembangkan ekspor kertas Indonesia, khususnya meningkatkan volume

ekspor kertas ke negara-negara tujuan ekspor utama, seperti China, Korea

Selatan, Jepang, Malaysia dan Amerika Serikat. Selain itu peran serta

pemerintah melalui kebijakan-kebijakannya dan asosiasi dalam perdagangan

internasional perlu ditingkatkan. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi lagi tuduhan-

tuduhan yang dapat menghambat ekspor kertas Indonesia, sehingga citra

Indonesia di pasar internasional tidak menurun.

Peningkatan ekspor kertas juga perlu ditunjang oleh ketersediaan bahan

baku yaitu melalui Hutan Tanaman Industri (HTI). HTI yang telah terealisasi perlu

ditingkatkan kontinyuitasnya agar kertas yang diproduksi kualitasnya tetap dapat

bersaing di pasar internasional.

Page 88: kertas

Hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini masih menunjukkan

adanya faktor-faktor lain yang tidak terdapat dalam model persamaan yang

digunakan. Penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menganalisis aliran

perdagangan kertas secara menyeluruh dan memasukkan variabel lain yang

lebih banyak dengan menggunakan metode yang berbeda-beda.

Page 89: kertas

DAFTAR PUSTAKA

Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia. 2007. Indonesian Pulp and Paper Industry

Directory 2007. PT Gramedia. Jakarta. Asih, S. 2005. Analisis Ekonomi Perkembangan Ekspor Pulp dan Kertas

Indonesia dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. Skripsi. Departemen Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Badan Pusat Statistik. Statistik Volume dan Ekspor Kertas Tahun 2006. 2007.

Jakarta. Bank Indonesia. 2007. Laporan Tahunan Tahun Anggaran 2005/2006. Jakarta. Departemen Perindustrian. 2007. Statistik Ekspor Komoditi Non Migas Utama.

Jakarta. Gonarsyah, I. 1987. Landasan Perdagangan Internasional. Departemen Ilmu-

ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Hanke, J.E, Wichern, D.W. dan Reitsch, A.G. 2003. Peramalan Bisnis. Edisi

Ketujuh. Prenhalindo. Jakarta. Iriawan, N dan Puji Astuti, S. 2006. Mengolah Data Statistik Dengan Mudah

Menggunakan Minitab 14. Penerbit Andi Yogyakarta. Yogyakarta. Kemala, N. 2002. Analisis Strategi Pemasaran Produk Kayu Olahan PT Inhutani

II. Skripsi. Departemen Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Limbong, W.H. dan Sitorus, P. 1987. Pengantar Tataniaga Pertanian.

Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Lipsey. 1995. Pengantar Mikroekonomi. Jilid Kesatu. Edisi Kesepuluh. Bina Rupa

Aksara. Jakarta. Mankiw, G. 2000. Teori Makroekonomi. Edisi Keempat. Penerbit Erlangga.

Jakarta. Ningrum, A. 2006. Analisis Permintaan Ekspor Pulp dan Kertas Indonesia.

Skripsi. Departemen Ilmu Ekonomi. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Noviyanti, E. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Ikan Hias

Indonesia. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Page 90: kertas

Rangkuti, F. 2001. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Penerbit Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Salvatore, D. 1997. Ekonomi Internasional. Penerbit Erlangga. Jakarta. Sunenti. 2005. Analisis Perdagangan dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Ekspor Meubel Rotan di Indonesia. Skripsi. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Trisdawanto, B. 2004. Analisis Strategi Pemasaran Mebel Kayu Pada CV

Permata 7 Di Kabupaten Wonogiri. Skripsi. Departemen Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Turnip, C. 2002. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penawaran Ekspor

dan Aliran Perdagangan Kopi Indonesia. Skripsi. Departemen Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Yunita. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Aliran Perdagangan Biji

Kakao Indonesia. Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor

Page 91: kertas

Lampiran 1. Ekspor Kertas Indonesia Menurut Negara Tujuan Tahun 2005

No Negara Tujuan Volume (Ton) Nilai (000 US$)

1 Jepang 501.758 362.9232 Hongkong 160.096 104.5453 Korea 807.221 317.4194 Taiwan 265.614 121.0425 China 1.306.172 554.0616 Thailand 89.659 65.8337 Singapura 144.395 97.7678 Philipina 91.190 54.1039 Malaysia 338.767 213.204

10 Myanmar 26.150 15.57111 Kamboja 7.467 5.38012 Brunei Darussalam 695 73313 Vietnam 151.954 83.11514 India 183.757 78.11915 Pakistan 48.705 31.32916 Bangladesh 27.121 17.71917 Sri Lanka 61.993 30.87718 Afghanistan 74 10319 Iran 131.583 82.61320 Saudi Arabia 74.913 52.28221 Kuwait 14.657 11.22322 Yordania 18.853 14.21723 Yaman 5.717 4.82924 Turki 35.486 25.50525 Uni Emirat Arab 74.697 56.64326 Qatar 5.683 4.80427 Bahrain 6.396 5.28528 Mesir 48.839 33.59629 Sudan 4.241 3.37130 Kenya 9.269 6.93931 Togo 2.738 2.06632 Ghana 6.335 4.76733 Liberia 269 19934 Angola 599 49835 Congo 1.185 93436 Nigeria 37.504 27.89237 Mauritania 116 9038 Djibouti 14.755 10.56939 Afrika Selatan 23.672 18.96440 Zimbabwe 1.342 1.00941 Mauritius 13.455 6.64142 Australia 179.526 142.89943 New Zeland 39.439 29.10844 New Caledonia 351 28045 Fiji 2.264 1.73446 Amerika Serikat 116.021 95.17947 Kanada 32.455 24.46748 Guatemala 665 586

Page 92: kertas

Lanjutan Lampiran 1.

No Negara Tujuan Volume (Ton) Nilai (000 US$) 49 Mexico 468 57950 Argentina 1.509 1.72751 Brazil 7.321 6.15952 Colombia 2.735 2.67453 Ecuador 2.402 2.54954 Peru 2.419 2.55655 Dominican Republic 678 54756 El Savador 807 61657 Costa Rica 617 48058 United Kingdom 17.044 17.10459 Netherland 64.266 28.36860 Perancis 68.386 27.78361 Jerman 24.493 13.38462 Austria 39 6063 Belgia 27.173 24.09364 Switzerland 386 28565 Sweden 465 56366 Italia 166.035 59.80867 Spanyol 13.160 11.35368 Greece 6.831 5.54669 Czechoslovakia 316 28470 Rumania 25 5771 Bulgaria 22 1972 Kyrgyzstan 16 1173 Ukraina 3.666 4.19774 Latvia 57 5875 Georgia 801 65976 Croatia 192 17177 Malta 241 19978 Slovenia 581 47179 Rusia 4.504 4.88580 Ireland 315 44181 Nepal 97 7182 Iraq 19 3083 Chili 1.560 1.79084 Venezuela 1.494 1.10185 Trinidad 59 3186 Denmark 521 1.24087 Liechtenstein 235 58588 Madagascar 1.541 1.47189 Cyprus 4.141 3.11790 Algeria 2.012 2.06691 Kamerun 1.399 1.13992 Benin 812 70493 Cote D’Ivory 784 83694 Tanzania 1.997 1.55895 Mozambiq 1.099 89596 Guinea 763 606

Page 93: kertas

Lanjutan Lampiran 1.

No Negara Tujuan Volume (Ton) Nilai (000 US$) 97 Gabon 80 7998 Papua New Guinea 2.753 2.24299 Nicaragua 1.084 470

100 French Polynesia 346 255101 Uruguay 82 95102 Paraguay 276 358103 Samoa 61 124104 Norway 215 486105 Senegal 666 528106 Reunion 984 806107 Jamaica 26 28108 Dominica 49 49109 Solomon Islads 57 67110 Tonga 73 46111 Kuba 39 38112 Czech Republic 128 113

Sumber : BPS, 2007

Page 94: kertas

Lampiran 2. Ekspor Kertas Indonesia Menurut Negara Tujuan Tahun 2006

No Negara Tujuan Volume (Ton) Nilai (000 US$)

1 Jepang 515.737 380.4102 Hongkong 156.305 108.2233 Korea 720.239 308.5854 Taiwan 269.470 144.5065 China 1.659.978 753.7076 Thailand 89.619 70.7077 Singapura 177.902 124.0678 Philipina 93.283 61.1559 Malaysia 378.092 259.006

10 Myanmar 33.715 20.43511 Kamboja 13.578 9.13712 Brunei Darussalam 1.047 1.26013 Vietnam 186.612 113.47814 India 199.757 94.49215 Pakistan 74.972 49.68116 Bangladesh 51.446 29.33917 Sri Lanka 75.965 40.33718 Afghanistan 248 36419 Iran 128.247 89.43120 Saudi Arabia 108.764 67.08921 Kuwait 17.159 11.72822 Yordania 18.503 15.13323 Yaman 17.210 12.54024 Turki 41.835 30.77325 Uni Emirat Arab 87.483 67.58826 Qatar 6.426 5.86127 Bahrain 6.212 5.36728 Mesir 35.521 25.47329 Sudan 8.639 5.35930 Kenya 8.368 6.63331 Togo 3.929 3.28132 Ghana 8.949 6.81633 Liberia 284 26834 Angola 1.166 85235 Congo 914 70436 Nigeria 57.078 43.07037 Mauritania 522 42538 Djibouti 18.641 13.87839 Afrika Selatan 50.839 32.24340 Zimbabwe 1.071 82541 Mauritius 20.691 11.83042 Australia 188.781 161.65243 New Zeland 42.064 32.26544 New Caledonia 1.005 80845 Fiji 3.132 2.43646 Amerika Serikat 292.006 227.38247 Kanada 51.707 40.70848 Guatemala 2.990 2.245

Page 95: kertas

Lanjutan Lampiran 2.

No Negara Tujuan Volume (Ton) Nilai (000 US$) 49 Mexico 2.564 2.17050 Argentina 3.464 3.03951 Brazil 18.121 14.14952 Colombia 4.266 4.19053 Ecuador 2.599 2.93654 Peru 4.851 4.72755 Dominican Republic 913 78256 El Savador 3.695 2.45757 Costa Rica 3.828 2.52758 United Kingdom 23.662 21.80259 Netherland 52.513 26.82460 Perancis 96.197 40.55861 Jerman 2.400 5.31662 Austria 2.375 1.61363 Belgia 27.784 24.57364 Switzerland 1.134 52065 Sweden 1.128 1.25766 Italia 185.265 74.67367 Spanyol 17.140 14.51968 Greece 14.202 11.18569 Czechoslovakia 1.528 1.24670 Rumania 381 39471 Bulgaria 2.490 88572 Kyrgyzstan 87 6273 Ukraina 3.317 3.95174 Latvia 152 13475 Georgia 2.698 1.89476 Croatia 152 12377 Malta 515 44978 Slovenia 1.023 82479 Rusia 4.996 5.58180 Ireland 317 53281 Nepal 136 9482 Iraq 28 4683 Chili 1.426 1.52484 Venezuela 615 66085 Trinidad 528 38786 Denmark 432 1.04387 Liechtenstein 199 54288 Madagascar 1.255 1.18989 Cyprus 3.332 2.60590 Algeria 125 5991 Kamerun 1.710 1.23592 Benin 1.431 1.16393 Cote D’Ivory 1.496 1.16394 Tanzania 4.299 2.74995 Mozambiq 1.426 1.10296 Guinea 1.360 1.058

Page 96: kertas

Lanjutan Lampiran 2.

No Negara Tujuan Volume (Ton) Nilai (000 US$) 97 Gabon 157 14198 Papua New Guinea 2.357 2.31299 Nicaragua 1.839 1.182

100 French Polynesia 880 868101 Uruguay 205 210102 Paraguay 338 422103 Samoa 54 55104 Norway 440 627105 Senegal 822 682106 Reunion 1440 1187107 Jamaica 184 138108 Dominica 25 17109 Solomon Islads 51 53110 Tonga 46 60111 Kuba 192 149112 Czech Republic 19 57

Sumber : BPS, 2007

Page 97: kertas

Lampiran 3. Volume dan Nilai Ekspor Kertas Indonesia Menurut Negara Tujuan yang Digunakan dalam Pendugaan Model Aliran Perdagangan, Tahun 2006

Negara Volume (Ton) Nilai (000 US$)

Jepang Hongkong Korea Selatan Taiwan China Thailand Singapura Philipina Malaysia Myanmar Kamboja Vietnam India Pakistan Bangladesh Srilanka Iran Saudi Arabia Kuwait Yordania Yaman Turki Uni Emirat Arab Mesir Ghana Nigeria Afrika Selatan Mauritius Australia New Zeland Amerika Serikat Kanada Brazilia United Kingdom Netherland Perancis Belgia Italia Spanyol Greece Sudan Rusia Djibouti Jerman Ukraina El Salvador Costa Rica

515.737156.305720.239269.470

1.659.97889.619

177.90293.283

378.09233.71513.578

186.612199.62574.97251.44675.965

128.247108.76417.15918.50317.21041.83587.48335.5218.949

57.70850.83920.691

188.78142.064

292.00651.70718.12123.66252.51396.19727.784

185.26517.14014.2028.6394.996

18.64124003666

3.6953.828

380.410108.223308.585144.506753.70770.707

124.06761.155

259.00620.435

9.137113.47894.49249.68129.33940.33789.43167.08911.72815.13312.54030.77367.58825.473

6.81643.07032.24311.830

161.65232.265

227.38240.70814.14921.80226.82440.55824.57374.67314.51911.185

5.3595.581

13.8785.3163.9512.4572.527

Sumber : BPS, 2007

Page 98: kertas

Lampiran 4. Data Nominal yang digunakan dalam Pendugaan Model Aliran Perdagangan Kertas Indonesia, Tahun 2006

NEGARA Xij (1) Pj Yj (2) Nj (3) Dij (4) ERj (5) DM Jepang 515737 0.74 33100 127.76 5768 116.3 0 Hongkong 156305 0.69 36500 6.92 5194 7.77 0 Korea Selatan 720239 0.43 24200 48.45 5276 954.79 0 Taiwan 269470 0.54 29000 23.04 3803 32.38 0 China 1659978 0.45 7600 1314.78 4419 7.97 0 Thailand 89619 0.79 9100 64.63 2319 37.88 0 Singapura 177902 0.70 30900 4.36 900 1.59 0 Philipina 93283 0.66 5000 85.47 2778 51.31 0 Malaysia 378092 0.69 12700 26.64 1175 3.67 1 Myanmar 33715 0.61 1800 55.36 2795 6.42 0 Kamboja 13578 0.67 2600 13.88 2755 4008.9 0 Vietnam 186612 0.61 3100 83.2 3009 15994.3 0 India 199625 0.47 3700 1107.94 5012 45.31 0 Pakistan 74972 0.66 2600 152.8 5660 60.27 0 Bangladesh 51446 0.57 2200 137.36 3769 68.93 0 Srilanka 75965 0.53 4600 19.69 3330 103.91 0 Iran 128247 0.70 8900 68.69 7405 9327.03 0 Saudi Arabia 108764 0.62 13800 27.02 7922 3.75 0 Kuwait 17159 0.68 21600 2.42 7402 0.28 0 Yordania 18503 0.82 4900 5.91 8598 0.71 0 Yaman 17210 0.73 900 21.46 7154 198.55 0 Turki 41835 0.74 8900 70.41 9447 1.17 0 Uni Emirat Arab 87483 0.77 49700 2.6 16559 3.67 0 Mesir 35521 0.72 4200 78.89 8978 5.7 0 Ghana 8949 0.76 2600 22.41 14746 9498.3 0 Nigeria 57708 0.75 1400 131.86 11617 119.5 0 Afrika Selatan 50839 0.63 13000 47.39 8605 6.51 0 Mauritius 20691 0.57 13500 1.24 15731 30.1 0 Australia 188781 0.86 32900 20.26 5507 0.75 1 New Zeland 42064 0.77 26000 4.08 7719 1.29 0 Amerika Serikat 292006 0.78 43500 301.13 18454 1 1 Kanada 51707 0.79 35200 32.74 13236 1.13 0 Brazilia 18121 0.78 8600 188.08 15438 1.74 0 United Kingdom 23662 0.92 31400 60.61 11713 0.48 0 Netherland 52513 0.51 31700 16.49 11361 0.8 1 Perancis 96197 0.42 30100 62.75 11583 0.8 1 Belgia 27784 0.88 31800 10.38 11414 27.5 0 Italia 185265 0.40 29700 58.13 10815 1320.19 0 Spanyol 17140 0.85 27000 40.39 12190 113.45 0 Greece 14202 0.79 23500 10.7 13831 28.31 0 Sudan 8639 0.62 2300 41.24 8526 200.04 0 Rusia 4996 1.12 12100 142.89 9297 24.59 0 Djibouti 18641 0.74 2515 486.5 10245 123.45 0 Jerman 2400 2.22 31400 82.7 10785 1.33 1 Ukraina 3666 1.08 7600 46.71 9580 5.05 0 El Salvador 3695 0.66 4900 6.82 18092 8.75 0 Costa Rica 3828 0.66 12000 4.08 18757 518.89 0 Sumber : BPS (2007) (1) ; www.infoplease.com (2), (3) ; www.indo.com (4), (5)

Page 99: kertas

Lampiran 5. Analisis Regresi Gravity Model dengan Metode Ordinary Least Square (OLS)

Regression Analysis: LogXij versus LogPj, LogYj, ... The regression equation is LogXij = 4.27 - 2.68 LogPj + 0.727 LogYj + 0.388 LogNj - 0.915 LogDij + 0.0093 LogERj - 0.105 DM Predictor Coef SE Coef T P VIF Constant 4.2668 0.8611 4.96 0.000 LogPj -2.6789 0.4447 -6.02 0.000 1.1 LogYj 0.7268 0.1318 5.52 0.000 1.5 LogNj 0.38753 0.08387 4.62 0.000 1.2 LogDij -0.9155 0.1758 -5.21 0.000 1.1 LogERj 0.00932 0.04978 0.19 0.852 1.4 DM -0.1048 0.1849 -0.57 0.574 1.2 S = 0.349596 R-Sq = 74.3% R-Sq(adj) = 70.4% Analysis of Variance Source DF SS MS F P Regression 6 14.1017 2.3503 19.23 0.000 Residual Error 40 4.8887 0.1222 Total 46 18.9903

Page 100: kertas

Lampiran 6. Analisis Pengujian Asumsi Normalitas dan Homoskedastisitas Aliran Perdagangan Kertas Indonesia

1. Normalitas

LogXij

Perc

ent

6.56.05.55.04.54.03.53.0

99

95

90

80

70

60504030

20

10

5

1

Mean

>0.150

4.683StDev 0.6425N 47KS 0.059P-Value

Probability Plot of LogXijNormal

2. Homoskedastisitas

Fitted Value

Res

idua

l

6.05.55.04.54.03.5

0.75

0.50

0.25

0.00

-0.25

-0.50

Residuals Versus the Fitted Values(response is LogXij)