kerjasama indonesia - jepang

21

Click here to load reader

Upload: lalu-rangers

Post on 24-May-2015

22.725 views

Category:

Education


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: KERJASAMA INDONESIA - JEPANG

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat

limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan baik dan

tepat pada waktunya. Dimana dalam makalah ini kami membahas mengenai hubungan bilateral

antara Indonesia dengan Jepang. 

Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi kajian pustaka dan beberapa bantuan dari

berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan

makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. 

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.

Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat

membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan

makalah selanjutnya. 

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian. 

Malang, November 2013

Penulis

Page 2: KERJASAMA INDONESIA - JEPANG

DAFTAR ISI

Page 3: KERJASAMA INDONESIA - JEPANG

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Jepang adalah negara yang mempunyai cita-cita untuk bisa menjadi negara pemimpin bangsa

di Asia. Secara ekonomi Jepang ingin memenangkan perang di Asia Timur untuk menjamin

tersedianya bahan mentah untuk industri dan operasi militernya. Pada akhirnya Jepang

berhasil menduduki wilayah-wilayah di Asia Pasifik dan Jepang juga mendatangi Indonesia.

Awalnya Indonesia menerima dan menyambut baik atas kedatangan Jepang karena ini

dilatarbelakangi oleh citra baik yang dibawa Jepang pada saat pemerintahan Hindia Belanda

dan adanya dugaan bahwa Jepang akan dapat membebaskan Indonesia dari penjajahan.

Namun pada kenyataanya, Jepang datang ke Indonesia hanya karena ingin menguasai

kekayaan negara Indonesia sehingga Jepang menjajah Indonesia dengan sangat kejam.

Jepang menjajah Indonesia selama 3,5 tahun dan mengakibatkan penderitaan terhadap

masyarakat Indonesia yang jauh lebih menderita dan sengsara daripada penjajahan oleh

Belanda selama 350 tahun. Dalam melakukan penjajahan, Jepang merekrut dan melatih

pemuda-pemuda Indonesia untuk berlatih militer dan membentuk kesatuan militer yang

beranggotakan para pemuda maupun pemudi Indonesia.

Tidak hanya itu saja, Jepang menerapkan system ekonomi perang di Indonesia yang

bertujuan untuk mengambil semua sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada di

Indonesia untuk kepentingan perangnya. Jepang mengarahkan sumber daya manusia untuk

bekerja “romusa” yaitu system kerja paksa yang dilakukan oleh Jepang terhadap masyarakat

Indonesia.

Namun pada tahun 1945 dalam perang dunia ke II, Jepang menyatakan kekalahannya di

dunia internasional. Kekalahan Jepang itu dikarenakan hancurnya kota Hiroshima dan

Nagasaki akibat Bom nuklir. Kekalahan Jepang ini menandai akhir dari penjajahan Jepang di

Indonesia. Indonesia yang mendengar kekalahan Jepang ini langsung segera

memproklamatirkan kemerdekaan Indonesia. Setelah kekalahannya itulah akhirnya pada

Page 4: KERJASAMA INDONESIA - JEPANG

tahun 1945 sampai 1950-an, keadaan Jepang benar-benar sangat parah. Namun Jepang

berusaha melakukan upaya pembangunan dan pemulihan didalam negerinya setelah

kekalahan yang telah meluluhlantahkan negaranya beserta ekonomi Jepang.

Jepang yang telah mempunyai citra buruk dimata Indonesia, akan tetapi Indonesia sadar

bahwa penjajahan yang dilakukan oleh Jepang itu memberikan dampak positif terhadap

kehidupan bangsa Indonesia terutama secara militer dan mental dalam menghadapi

kedatangan tentara sekutu dan tentara Belanda. Pada tahun 1950-an akhirnya kedua negara

ini melakukan kerjasama bilateral. Hubungan diplomatik antara Indonesia dengan jepang

dimulai sejak bulan April 1958 yaitu dengan adanya penandatanganan perjanjian perdamaian

antara Jepang dan Indonesia, serta ditandatanganinya perjanjian perang yang mana ini

sebagai bentuk penggantian kerugian yang diakibatkan oleh jepang di Indonesia pada masa

perang dahulu. Kemudian Indonesia membuat kantor perwakilan Indonesia di Tokyo dan

dilanjutkan dengan penempatan konsulat jendral sebagai langkah awal untuk mempermudah

melakukan perundingan mengenai pemampasan perang tersebut.

Tidak hanya itu saja, sejak tahun 1958 kedua negara banyak melakukan penandatanganan

atau persetujuan serta pertukaran nota yang isinya adalah mengatur masalah kerjasama

dibidang perdagangan, ekonomi, bidang pertanian, bidang kehutanan, peningkatan produksi

pangan, bidang sosial, dan budaya. Hubungan yang demikian lama terjalin ini menyebabkan

hubungan keduanya menjadi sangat kompleks.

Pada tahun 1958, Indonesia dengan Jepang telah memulai hubungan diplomatik dan

kerjasama bilateral di berbagai bidang. Di bidang perdagangan, kerjasama kedua negara ini

dikokohkan dengan perjanjian Japan-Indonesian Economic Parthnership Agreement yang

diberlakukan sejak 1 Juli 2008. JIEPA memberikan kesempatan untuk melakukan

perdagangan ekspor-impor antara Jepang – Indonesia dengan tarif yang rendah ataupun 0.

Perjanjian ini diharapkan dapat meningkatkan hubungan perdagangan antara Jepang dengan

Indonesia.

Page 5: KERJASAMA INDONESIA - JEPANG

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah hubungan diplomatik antara Jepang dengan Indonesia di bidang

Perdagangan?

2. Faktor-faktor apakah yang menjadi pendukung dan penghambat kerjasama antara

Jepang dengan Indonesia di bidang Perdagangan?

C. Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penulisan ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui hubungan diplomatik antara Jepang dengan Indonesia di bidang

Perdagangan.

2. Untuk mengetahu faktor-faktor pendukung dan penghambat kerjasama antara Jepang

dengan Indonesia di bidang Perdagangan.

D. Manfaat Penulisan

1. Penulisan ini diharapkan menjadi tambahan ilmu pengetahuan mengenai kerjasama

diplomatik antara Jepang dan Indonesia bagi mahasiswa khususnya.

2. Penulisan ini dapat dijadikan referensi atau bahan perbandingan selanjutnya,

khususnya pada mata kuliah Hubungan Internasional.

Page 6: KERJASAMA INDONESIA - JEPANG

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Diplomasi Bilateral

Definisi diplomasi menurut Kamus Inggris Oxford, yaitu diplomasi adalah

“manajemen hubungan internasional melalui negosiasi, yang mana hubungan ini

diselaraskan dan diatur oleh duta besar dan para wakil bisnis, atau seni para

diplomat”.Diplomasi juga dapat diartikan sebagai alat pelaksanaan dari adanya hubungan

luar negeri yang mana diplomasi harus sejalan dengan politik yang digariskan oleh

pemerintahnya yaitu untuk mencapai kepentingan nasional negaranya seperti kepentingan

ekonomi, politik, militer, sosial dan budaya.

Istilah diplomasi muncul setelah terjadinya perang dunia I dan II, yaitu bagaimana

dunia ini dapat menciptakan suatu perdamaian dengan mengurangi konflik-konflik antar

negara di dunia. Diplomasi erat hubungannya dengan hubungan antar negara, dimana

diplomasi disebut sebagai seni dalam mengedepankan kepentingan suatu nengara melalui

negosiasi dengan cara damai dalam berhubungan dengan negara lain. Jika cara damai ini

gagal untuk memperoleh tujuan yang diinginkan, maka diplomasi mengizinkan

penggunaan ancaman atau kekuatan nyata sebagai cara untuk mendapatkan tujuannya.

Tujuan diplomasi terdahulu hanya digunakan sebagai dialog antar negara yang

bertujuan untuk mengurangi ketegangan antar bangsa dimana aktor utama dalam diplomasi

adalah state atau government. Ini merupakan track pertama dalam diplomasi dan biasanya

diplomasi track 1 ini bersifat tertutup dan masih dimungkinkan adanya kecurigaan antar

negara. Kecurigaan inilah yang biasanya menyebabkan kegagaan dalam berdiplomasi,

karena sifat tertutuup itu merupakan hambatan dalam berdiplomasi.

Namun di era globalisasi sekarang ini diplomasi track 1 tidaklah relevan dan

dianggap kurang efektif, karena itulah muncul track 2 yang mana diplomasi ini lebih

bersifat terbuka dan aktor dalam diplomasi tidaklah hanya government tetapi juga non-

government maupun individu. Karena inilah muncul istilah “everyone is an ambassador”.

Istilah tersebut mengartikan bahwa setiap manusia dapat menjadi duta.Hal ini juga

membuat diplomasi sekarang ini terbagi menjadi beberapa bentuk diplomasi, salah satunya

adalah diplomasi bilateral. Diplomasi bilateral adalah suatu bentuk diplomasi atau

Page 7: KERJASAMA INDONESIA - JEPANG

kesepakatan dan negosiasi yang dilakukan oleh dua negara saja. Diplomasi bilateral ini

merupakan diplomasi lama sehingga dahulu aktor utamanya adalah government, namun di

era sekarang government tidaklah lagi menjadi aktor utama dalam diplomasi bilateral tetapi

setiap orang dapat melakukan diplomasi bilateral.

B. Perdagangan Internasional

Perdagangan Internasional adalah perdagangan yang dilakukan suatu negara dengan

negara lain atas dasar saling percaya dan saling menguntungkan. Perdagangan

internasional tidak hanya dilakukan oleh negara maju saja, akan tetapi juga negara

berkembang. Perdagangan internasional ini dilakukan melalui kegiatan ekspor dan impor.

Penduduk yang dimaksud dapat berupa antar perorangan, antara individu dengan

pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

Pada banyak negara, perdagangan internasional menjadi salah satu faktor utama

untuk meningkatkan GDP. Meskipun perdagangan internasional telah terjadi ribuan tahun.

Perdagangan internasional pun turut mendorong industralisasi, kemajuan transportasi,

transportasi dan kehadiran perusahaan multinasional.

Adanya perdagangan luar negeri akan memberikan dampak positif pada suatu

negara, antara lain : (i) sebagai sarana meningkatkan kemakmuran masyarakat melalui

proses pertukaran, (ii) dengan adanya spesialisasi dan pembagian kerja, suatu negara dapat

mengekspor komoditi yang diproduksi lebih murah untuk dipertukarkan barang yang

dihasilkan oleh negara lain, yang juka diproduksi sendiri biayanya akan menjadi lebih

mahal, (iii) akibat adanya perluasan pasar produk dan pergeseran kegiatan, suatu negara

mendapat keuntungan berupa naiknya tingkat pendapatan nasional, yang pada gilirannya

dapat meningkatkan output dan laju pertumbuhan ekonomi, (iv) dapat mendorong kenaikan

investasi dan tabungan melalui alokasi sumber-sumber yang lebih efisien.

Selain itu, banyak faktor yang mendorong suatu negara melakukan perdagangan

internasional, di antaranya sebagai berikut :

Faktor Alam/ Potensi Alam

Untuk memenuhi kebutuhan barang dan jasa dalam negeri

Keinginan memperoleh keuntungan dan meningkatkan pendapatan negara

Page 8: KERJASAMA INDONESIA - JEPANG

Adanya perbedaan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam

mengolah sumber daya ekonomi

Adanya kelebihan produk dalam negeri sehingga perlu pasar baru untuk menjual produk

tersebut.

Adanya perbedaan keadaan seperti sumber daya alam, iklim, tenaga kerja, budaya, dan

jumlah penduduk yang menyebabkan adanya perbedaan hasil produksi dan adanya

keterbatasan produksi.

Adanya kesamaan selera terhadap suatu barang.

Keinginan membuka kerja sama, hubungan politik dan dukungan dari negara lain.

Terjadinya era globalisasi sehingga tidak satu negara pun di dunia dapat hidup sendiri.

BAB III

Page 9: KERJASAMA INDONESIA - JEPANG

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penulisan

Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif. Menurut Nazir (2005;54), metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status

sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas

peristiwa pada masa sekarang. Metode survei adalah penyelidikan yang diadakan untuk

memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual, baik

tentang keadaan sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah (Nazir,

2005;56).

Hal senada juga diungkapkan oleh Bogman dan Taylor dalam buku karya Suyanto

(2008:166) metodologi kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif mengenai

kata-kata lisan maupun tertulis, dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang

diteliti. Dengan kata lain pendekatan kualitatif yang dilakukan merupakan sebuah instrumen

yang digunakan untuk menggambarkan kejadian baik secara tertulis maupun lisan dari orang-

orang dan perilaku yang diamati pada saat penelitian dilakukan untuk kemudian dianalisis dan

diinterpretasikan.

B. Teknik Pengumpulan Data

Pada umumnya untuk karya ilmiah digunakan suatu jenis metode penelitian sebagai alat

untuk memperoleh dan sekaligus memperoleh data yang berhubungan dengan pembahasan yang

dimaksud. Adapun penelitian paper ini menggunakan metode library reseacrh (penelitian

kepustakaan), yaitu dengan cara mendapatkan informasi dari buku-buku, internet, dan media

lainnya yang berhubungan dengan judul penelitian.

Page 10: KERJASAMA INDONESIA - JEPANG

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Hubungan Diplomatik antara Jepang dengan Indonesia di Bidang Perdagangan

Hubungan diplomatik bilateral antara Jepang dan Indonesia telah lama dilakukan.

Hubungan diplomatik kedua Negara tersebut mulai dibuka sejak April 1958 melalui

penandatanganan perjanjian perdamaian antara jepang dan Indonesia. Pada tahun yang sama pula

juga telah ditandatangani perjanjian Pampasan Perang.Sejak saat itu hubungan bilateral antar

kedua Negara tersebut berlangsung baik, akrab, dan terus berkembang.

Eratnya hubungan bilateral kedua negara tersebut juga tercermin dalam berbagai

persetujuan yang ditandatangani maupun pertukaran nota oleh kedua pemerintah, yang pada

dasarnya dimaksudkan untuk memberikan landasan yang lebih kuat bagi kerjasama di berbagai

bidang.Persetujuan Indonesia – Jepang tersebut antara lain meliputi:  Pertama, “Treaty of Amity

and Commerce” yang ditandatangani pada tanggal 1 Juli 1961 di Tokyo.  Kedua, “Perjanjian

Hubungan Udara” yang ditandatangani pada tanggal 23 Januari 1962 di Tokyo.  Ketiga,

“Kerjasama di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi” yang ditandatangani pada tanggal 12

Januari 1981 di Jakarta.  Keempat, “Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda” yang

ditandatangani pada tanggal 3 Maret 1982 di Tokyo.  Sejak tahun 1966 sampai sekarang antara

pemerintah Indonesia dan Jepang telah dilakukan sekitar 200 pertukaran nota yang

menyangkutkerjasama di bidang perikanan pertanian, kehutanan, peningkatan produksi pangan

dan bantuan keuangan Jepang.

Antara kedua negara juga terjalin kerjasama erat sebagai sesama anggota organisasi/forum

regional dan internasional seperti PBB, ESCAP, APEC, WTO dan ASEM. Dalam kerangka

kerjasama regional ASEAN, Jepang merupakan salah satu mitra dialog utama dan anggota

ARF.Dan meskipun dalam suasana krisis Jepang tetap memandang Indonesia sebagai stabilisator

di kawasan Asia Tenggara.

Pentingnya hubungan Indonesia – Jepang juga tercermin dari besarnya perwakilan kedua

negara di Tokyo dan Jakarta.Kedutaan besar Indonesia di Tokyo merupakan salah satu kedutaan

terbesar, demikian juga halnya dengan kedutaan besar Jepang di Jakarta yang merupakan salah

satu kedutaan yang terbesar. Tidak hanya kedutaan besar Jepang yang ada di Indonesia, konsulat

jenderal Jepang juga berada di tiga kota besar di Indonesia, antara lain Konsulat Jenderal Jepang

Page 11: KERJASAMA INDONESIA - JEPANG

di Surabaya yang memiliki wilayah yurisdiksi meliputi Jawa Timur, Kalimantan Timur,

Kalimantan Utara, dan Kalimantan Selatan, Konsulat Jenderal Jepang di Denpasar yang

memiliki wilayah yurisdiksi Bali, NTT, dan NTB, serta Konsulat Jenderal Jepang di Medan yang

memiliki wilayah yurisdiksi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Riau, Dan

Kepaulauan Riau.

Dalam bidang perdagangan bagi Indonesia Jepang merupakan mitra dagang utama

Indonesia yang berada di urutan pertama sebagai negara tujuan ekspor dan sebagai sumber impor

dengan total nilai perdagangan sampai dengan bulan Desember 2007 sebesar US$30 milyar

meningkat dibandingkan periode yang sama tahun 2006 senilai US$ 27 milyar. Pada periode

2007, Indonesia mendapatkan surplus US$17 milyar. Sementara itu untuk tahun 2008 periode

Januari-September, nilai perdagangan Indonesia-Jepang senilai US$ 32,8 milyar, dengan ekspor

Indonesia senilai US$ 21,8 milyar, impor Indonesia senilai US$ 11 milyar dan Indonesia

mendapatkan surplus sebesar US$ 10,87 milyar. Meskipun beberapa komoditi ekspor non migas

utama mengalami penurunan nilai ekspornya, antara lain : Copper Ores & Concentrat (HS 2603)

sebesar US$ 1.033,10 juta (-0,62%);  Insulated Wire/Cable (HS 8544)  sebesar  US$ 392,23 juta

(-0,02%); Parts & Access Of Motor Vehicles (HS 8708)  sebesar US$ 211,98 juta (-0,08%), dan

New Pneumatic Tyres, Of Rubber  (HS 4011)  sebesar US$ 197,90 juta (-0,04%).

Produk-produk ekspor Indonesia antara lain: minyak dan gas bumi serta produk non-migas

seperti kayu lapis, mesin-mesin listrik, nikel, hasil perikanan, karet alam, kertas dan produk

kertas, tekstil dan produk tekstil, furniture, kopi, cokelat, teh dan lainnya. Sedangkan produk

impor utama dari Jepang ke Indonesia di antaranya adalah barang modal yang berkaitan dengan

kegiatan investasi dan kebutuhan industri dalam negeri seperti mesin-mesin, perlengkapan

elektronik, suku cadang kendaraan, besi baja, plastik, bahan kimia, dan produk metal.

Sejauh ini Indonesia memiliki banyak komoditi non-migas yang cukup menjadi andalan

untuk diekspor ke pasaran Jepang.Ada kurang lebih sekitar 50 komoditi non-migas yang

memasuki pasaran Jepang. Komoditi yang kiranya masih potensial untuk dapat ditingkatkan

ekspornya, termasuk oleh UKM, ke pasaran Jepang antara lain suvenir, hasil perikanan, hasil

pertanian seperti kopi, teh, coklat dan rempah-rempah, produk makanan, produk hasil hutan

tanaman, batik dan tenun ikat, disamping produk pertambangan seperti tembaga dan nikel,

elektronik, mebel, karet, pakaian, plywood, kertas, dan sebagainya.

Page 12: KERJASAMA INDONESIA - JEPANG

Kerjasama antara Jepang dengan Indonesia juga ditingkatkan melalui JIEPA (Japan-

Indonesia Economic Partnership Agreement), yakni kerjasama perdagangan dan penanaman

modal yang diberlakukan sejak 1 Juli 2008. JIEPA memberikan kesempatan untuk melakukan

perdagangan ekspor-impor antara Jepang – Indonesia dengan tarif yang rendah. Perjanjian ini

diharapkan nantinya akan meningkatkan hubungan perdagangan antara Indonesia dan Jepang.

Makna utama JIEPA adalah manfaat langsung perdagangan seperti Ihwal pembebasan tarif,

secara keseluruhan mencapai sekitar 92 persen yang berlaku bagi produk industri mineral dari

yang diekspor Indonesia ke Jepang, menyusul produk pertanian, kehutanan, dan perikanan .

B. Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Kerjasama Bilateral antara Jepang dengan

Indonesia

1. Faktor pendukung

a. Jepang dan Indonesia sama-sama memiliki kepentingan yang sama. Bagi

Indonesia, dapat meningkatkan akses pasar barang dan jasa, peningkatan investasi

jepang di Indonesia, serta sumber bantuan luar negeri bilateral terbesar.

Sedangkan bagi jepang, berkepentingan memperluas akses pasar bagi produknya

serta mempererat hubungan kerjasama dan saling ketergantungan.

2. Faktor penghambat

a. Histori Indonesia yang pernah menjadi negara jajahan Jepang. Namun, beberapa

usaha Jepang dalam memberikan bantuan kepada Indonesia telah berhasil

memperbaiki lagi hubungan Indonesia dengan Jepang. Kehadiran Doktrin Fukuda

yang memperlihatkan betapa Jepang ingin menjadi Negara yang bersahabat juga

memiliki peran penting dalam hal ini. Doktrin ini dipelopori oleh perdana menteri

jepang pada tahun 1977, Takeo Fukuda, yang dikenal dengan diplomasi “dari hati

ke hati”.

   

Page 13: KERJASAMA INDONESIA - JEPANG

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hubungan Indonesia dengan Jepang telah memberikan peran yang positif. Kerjasama yang

dilakukan diantaranya telah memberikan sumbangan bagi pembangunan Indonesia. Indonesia

berperan sebagai supplier bahan mentah bagi Jepang, sementara Jepang yang akan mengolah

bahan tersebut untuk dijadikan komoditi yang lebih bernilai. Selain itu, Jepang juga berperan

memberikan bantuan berupa investasi modal, pinjaman luar negeri, atau bantuan lainnya.

Meskipun hubungan antara Indonesia dengan Jepang selalu bersifat asimetris yaitu tidak sejajar

dan saling melengkapi, namun perolehan yang didapat Indonesia dari bantuan Jepang telah

banyak membantu proses pembangunan di Indonesia. Selain itu, huibungan yang harmonis

dengan Jepang telah membantu terwujudnya stabilitas dan perdamaian di tingkat regional yang

juga akan menciptakan iklim kondusif untuk melakukan pembangunan dan kerjasama.

B. Saran

Berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa hubungan bilateral Jepang dengan

Indonesia berjalan dengan baik, hingga dapat mencapai 50 tahun bekerjasama pada tahun 2007

lalu. Salah satu kerjasama yang menjadi titikberat kedua negara tersebut adalah masalah

perdagangan yang berdampak besar pada pendapatan suatu negara. Berdasarkan uraian diatas

perdagangan Indonesia-Jepang relatif total ekspor Indonesia ke Jepang naik. Akan tetapi, ada

beberapa pula yang mengalami penurunan. Disinilah diharapkan langkah pemerintah dalam

mengambil keputusan untuk meminimalisir dampak negatif dapat dilakukan dengan tepat. Hal

ini dikarenakan apabila tindakan yang cepat tidak segera dilakukan, maka akan berdampak buruk

pada sektor-sektor yang lainnya.

Page 14: KERJASAMA INDONESIA - JEPANG

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,50 Tahun Hubungan Indonesia-Jepang, 2012, http://www.id.emb-japan.go.jp/, diakses

pada 22 November 2013

Anonim, Hubungan Diplomatik RI – Jepang, 2008, http://www.politik.kompasiana.com, diakses

pada 5 Desember 2012

Anonim, Perkembangan Perdagangan Jepang-Indonesia, 2011, http://www.kemendag.go.id/id/,

diakses pada 22 November 2013.

Anonim, Transkrip Pidato Presiden RI dalam Peringatan 50 Tahun hubungan Diplomatik

Indonesia – Jepang, 2008, http://www.presidenri.go.id, diakses pada 25 desember 2013.

Ito, Masatake, 2012, “Hubungan Bilateral Indonesia-Jepang” dalam Kuliah Tamu Sejarah

Diplomasi – Universitas Airlangga pada 28 November 2012.

Roy, S.L. 1991. “Diplomasi”. Jakarta: Rajawali Pers

Widyahartono, Bob, 2007,  “Telaah – Sejarah Pendekatan ‘Kokusaika” Sejak Doktrin Fukuda

1977”, http://www.antaranews.com, diakses pada 25 Desember 2013.