kerangka poac akk
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 KERANGKA POAC akk
1/9
A. PLANNING (PERENCANAAN)1. KEGIATAN POSYANDU
a. Pengertian PosyanduAdalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan
kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangansumber daya manusia sejak dini. Posyandu juga merupakan tempat kegiatanterpadu antara program Keluarga Berencana Kesehatan di tingkat desa.
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanankesehatan dan keluarga berencana. Posyandu adalah pusat pelayanan keluarga
berencana dan kesehatan yang dikelola dan diselenggarakan untuk dan olehmasyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam rangka
pencapaian NKKBS. b. Latar belakang
Upaya pemerintah dan masyarakat dalam mencapai keberhasilan pembangunan nasional sangat ditentukan oleh sumber daya manusia (SDM)yang ada di dalamnya. SDM yang ada diharapkan memiliki kualitas prima,tangguh, serta menguasai pengetahuan dan teknologi (Adisasmito, 2007).
Sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas, merupakan modalutama pembangunan kesehatan, sehingga perlu diupayakan, diperjuangkandan ditingkatkan oleh seluruh komponen bangsa, agar masyarakat dapatmenikmati hidup sehat guna mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.Permasalahan kesehatan yang ada merupakan tanggung jawab bersama baikitu individu, masyarakat, pemerintah maupun swasta karena program yang
dijalankan pemerintah tidak akan berjalan optimal tanpa adanya peran sertadan partisipasi dari semua pihak (Kemenkes RI, 2013).
Peran serta masyarakat sangat besar dalam keberhasilan pembangunan,termasuk di sektor kesehatan. Peran serta masyarakat didefinisikan sebagai
partisipasi seluruh anggota masyarakat, individu, keluarga, maupun kelompokguna bersama-sama bertanggung jawab, mengembangkan kemandirian,menggerakkan serta melaksanakan upaya kesehatan (Widagdo, 2006). Peranserta masyarakat semakin terasa keberadaannya dengan hadirnya posyandusebagai salah satu bentuk upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat(UKBM) yang merupakan wujud nyata peran serta mereka dalam
pembangunan kesehatan (Depkes RI, 2001).Posyandu merupakan salah satu wadah komunikasi, alih teknologi
dalam pelayanan kesehatan masyarakat dari masyarakat, oleh masyarakat danuntuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan teknis dari
petugas 2 kesehatan yang mempunya nilai strategis untuk pengembangansumber daya manusia sejak dini (Alamsyah, 2013). Hal senada diungkapkanSubagyo & Mukhadiono (2010), bahwa tanpa dukungan dan partisipasimasyarakat, sulit sekali untuk mewujudkan keberhasilan suatu program
pembangunan karena masyarakatlah pelaku (subyek) dan sasarannya (obyek),
sehingga dengan semakin tingginya tingkat partisipasi masyarakat makasemakin tinggi pula efektivitas program posyandu. Menurut Kemenkes RI
-
8/10/2019 KERANGKA POAC akk
2/9
(2012), terselenggaranya posyandu melibatkan berbagai pihak, diantaranyakader, petugas kesehatan serta stakeholder (camat, lurah/kepala desa, TimPenggerak PKK, tokoh masyarakat, organisasi kemasyarakatan maupunswasta). Sesuai penelitian Widagdo (2006), bahwa sikap yang baik serta
hadirnya kepala desa di posyandu sangat berpengaruh terhadap sikap dankehadiran kader ke posyandu. Handajani et al ., (2009), mendapati bahwakehadiran petugas kesehatan menjadi salah satu daya tarik bagi ibu-ibu balitauntuk berkunjung ke posyandu. Hal senada diungkapkan Maisya & Putro(2011), bahwa peran klian adat (kepala adat) pengaruhnya sangat besarterhadap kunjungan masyarakat dan keaktifan kader ke posyandu. Manfaatyang bisa dirasakan masyarakat dengan adanya posyandu berupa kemudahanmendapatkan informasi, pelayanan kesehatan ibu dan anak, serta terpantaunya
pertumbuhan balita guna mencegah kejadian gizi kurang dan buruk sejak dini(Sulistyorini et al ., 2010).
Salah satu faktor penyebab terjadinya kasus kurang gizi di masyarakatmenurut Soekirman (2000), karena tidak berfungsinya lembaga sosial dimasyarakat seperti posyandu. Penurunan aktivitas posyandu menyebabkan
pemantauan gizi pada anak dan ibu hamil terabaikan. Menurunnya aktivitas posyandu erat kaitannya dengan fasilitas yang ada. Sesuai pernyataanHandajani et al ., (2009), bahwa tidak bergairahnya pemanfaatan posyanduoleh masyarakat dikarenakan kurangnya fasilitas termasuk tempat dan saranayang tidak memadai. 3 Semakin menurunnya aktivitas posyandu makasemakin menurun pula tingkat partisipasi masyarakat (D/S) ke posyandu maka
akan semakin banyak pula pertumbuhan berat badan balita yang tidakterpantau setiap bulannya, sehingga jika dibiarkan secara terus menerus dapat
berakibat kepada peningkatan kejadian gizi kurang dan gizi buruk pada balita.Data Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar Tahun 2013 menunjukkan prevalensigizi buruk pada balita sebesar 1,76%, gizi kurang 15,73% dan sangat kurus2,25% yang berada dibawah target RPJMN yakni sebesar 5% untuk gizi burukdan sangat kurus serta 20% untuk gizi kurang, sedangkan di wilayahPuskesmas Paramasan menunjukkan angka 0,94% kejadian gizi buruk pada
balita, 16,98% gizi kurang serta 2,8% balita yang sangat kurus. PuskesmasParamasan terdiri atas 4 desa sebagai lingkup wilayah kerjanya, yaitu DesaParamasan Bawah, Desa Angkipih, Desa Remo dan Desa Paramasan Atas.Jumlah posyandu yang ada di wilayah kerja Puskesmas Paramasan pada tahun2013 sebanyak 5 posyandu dengan jumlah kader keseluruhan 11 orang dimanatingkat kemandirian seluruh posyandunya berada pada tingkat pratama.Tingkat partisipasi masyarakat (D/S) ke posyandu secara nasional tahun 2013mencapai 80,01%. Di Provinsi Kalimantan Selatan menunjukkan angka 61,1%sedangkan di Kabupaten Banjar mencapai 61,3%. Puskesmas Paramasanmerupakan salah satu puskesmas di Kabupaten Banjar dengan tingkat
partisipasi masyarakat terendah yang hanya mencapai 19,3%, yang masih
sangat jauh dari harapan, sedangkan target (D/S) untuk tahun 2013 sebesar80%. Keaktifan posyandu dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain jumlah
-
8/10/2019 KERANGKA POAC akk
3/9
kader yang kurang, kader tidak aktif serta kurangnya penghargaan untuk kader(Kemenkes RI, 2012b). Hal senada diungkapkan Simanjuntak (2012), bahwameskipun pekerjaan kader sebagai relawan, namun mereka masihmengharapkan insentif dan penghargaan yang layak, penghargaan atau reward
ini sangat penting untuk menunjang peningkatan kinerja kader. Maisya &Putro (2011), juga 4 menyatakan bahwa selain karena dorongan tanggung jawab sosial, kader juga mempunyai alasan lain yaitu supaya mendapatkan penghargaan. Kader merupakan motor penggerak posyandu, hidup matinya posyandu sangat tergantung dari aktif tidaknya kader (Depkes RI, 2000).Tidak aktifnya kader menyebabkan ketidaklancaran pelaksanaan posyanduserta tidak terdeteksinya status gizi bayi dan balita sejak dini (Andira, 2012).
Simanjuntak (2012), menyatakan kegiatan posyandu sangat tergantung pada kader, mereka dibutuhkan dalam pelayanan kesehatan dasar, karenamerupakan ujung tombak sekaligus kepanjangan tangan puskesmas. Halsenada diungkapkan Mikrajab & Rachmawaty (2012), peran kader di
posyandu memiliki esensi yang tidak dapat dilepaskan dengan pelayanankesehatan khususnya pelayanan kesehatan ibu dan anak. Peran kaderdisandingkan dengan peran bidan dan tenaga kesehatan lainnya. Dataketidakaktifan kader posyandu di Kabupaten Banjar, pada Tahun 2013 tingkatketidakaktifan kader sebesar 16,5%. Di Puskesmas Paramasan, sejak tahun2011 hingga 2013 merupakan wilayah dengan tingkat ketidakaktifan kadertertinggi yaitu 62,5% pada Tahun 2011, kemudian 61,5% Tahun 2012 dan54,5% untuk Tahun 2013 (Dinkes Banjar, 2013).
Menurut Nugroho & Nurdiana (2008), bahwa seorang kader akan aktifdalam kegiatan posyandu setelah ia tahu apa tujuan dan manfaat posyandu
bagi kesehatan masyarakat khususnya ibu dan anak, serta tahu apa akibat bilatidak aktif dalam kegiatan posyandu. Hal ini sesuai dengan pendapat
Notoatmodjo (2010b), bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuanumumnya bersifat langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
pengetahuan. Berdasarkan permasalahan pada latar belakang di atas,menunjukkan masih sangat tingginya angka ketidakaktifan kader posyandu.Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengkaji faktor yang menjadi latar
belakang ketidakaktifan kader posyandu di wilayah kerja PuskesmasParamasan Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan.
-
8/10/2019 KERANGKA POAC akk
4/9
c. Tujuan kegiatanTujuan pokok dari kegiatan Posyandu , antara lain untuk :
1) Mempercepat penurunan angka kematian ibu dan anak, 2) Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu dan untuk menurunkan angka
kematian ibu dan anak, 3) Mempercepat penerimaan norma keluarga kecil bahagia sejahtera, 4) Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan dan kegiatan kegiatan lain yang menunjang peningkatankemampuan hidup sehat, pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatankepada masyarakat dalam usaha meningkatkan cakupan pelayanankesehatan kepada penduduk berdasarkan geografi,
5) Meningkatkan dan pembinaaan peran serta masyarakat dalam rangka alihtehnologi untuk swakelola usaha usaha kesehatan masyarakat.
d. Manfaat kegiatanPosyandu memberikan layanan kesehatan ibu dan anak, KB, imunisasi,
gizi, penanggulangan diare.1) Kesehatan ibu dan anak
Ibu: Pemeliharaan kesehatan ibu di posyandu, Pemeriksaan kehamilandannifas, Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian vitamin dan pil
penambah darah, Imunisasi TT untuk ibu hamil.a) Pemberian Vitamin A
b) Penimbangan Balita.
2) Keluarga BerencanaPelayanan Keluarga Berencana berupa pelayanan kontrasepsi kondom,
pil KB, dan suntik KB.3) Imunisasi
Di posyandu balita akan mendapatkan layanan imunisasi. Macamimunisasi yang diberikan di posyandu adalah :a) BCG untuk mencegah penyakit TBC.
b) DPT untuk mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan), tetanusc) Polio untuk mencegah penyakit kelumpuhand) Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis B (penyakit kuning).
4) Peningkatan GiziDengan adanya posyandu yang sasaran utamanya bayi dan balita,
sangat tepat untuk meningkatkan gizi balita (Notoadmodjo, Soekidjo.2003: 205). Peningkatan gizi balita di posyandu yang dilakukan olehkader berupa memberikan penyuluhan tentang ASI, status gizi balita,MPASI, Imunisasi, Vitamin A, stimulasi tumbuh kembang anak, diare
pada balita5) Penanggulangan diare
Penyediaan oralit di posyandu. Melakukan rujukan pada penderitadiare yang menunjukan tanda bahaya di Puskesmas. Memberikan
penyuluhan penggulangan diare oleh kader posyandu.
http://www.indonesian-publichealth.com/2014/05/surveilans-kematian-ibu.htmlhttp://www.indonesian-publichealth.com/2014/05/surveilans-kematian-ibu.htmlhttp://www.indonesian-publichealth.com/2014/05/surveilans-kematian-ibu.htmlhttp://www.indonesian-publichealth.com/2014/05/surveilans-kematian-ibu.html -
8/10/2019 KERANGKA POAC akk
5/9
B. ORGANIZING (PENGORGANISASIAN)
1. Mekanisme Kerja
Sistem Kerja Posyandu, sistem kerja Posyandu merupakan rangkaian kegiatan
yang meliputi input, proses dan output.
a. Input adalah ketersedianya sumber daya yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
kegiatan posyandu, yang meliputi antara lain:
1) Sarana fisik atau kelengkapan seperti bangunan, meja kursi, perlengkapan
penimbangan, perlengkapan pecatatan dan pelaporan, perlengkapan
penyuluhan dan perlengkapan pelayanan,
2) Sumber daya manusia yang ada seperti kader, petugas kesehatan dan
aparat desa atau kecamatan yang ikut berperan dalam kelangsungan
program
3) Ketersedianya dana, sebagai penunjang kegiatan yang berasal dari
pemerintah maupun swadaya masyarakat,
4) Penyelenggaraan kegiatan posyandu dan bagaimana cara persiapan serta
mekanisme pelayanannya.
b. Proses , dalam sistem pelayanan Posyandu antara lain meliputi:
1) Pengorganisasian posyandu mencakup adanya struktur organisasi, yaitu
adanya perencanaan kegiatan mulai persiapan, monitoring oleh petugas
sampai evaluasi proses dan hasil kegiatan. Adanya kejelasan tugas dan alur
kerja yang jelas serta dipahami oleh kader posyandu
2) Pelaksanaan kegiatan posyandu yang mencakup pendaftaran,
penimbangan, pencatatan penyuluhan, pelayanan kesehatan dan keluarga
berencana. Program pokok yang minimal harus dilaksanakan meliputi lima
pelayanan yaitu kesehatan ibu dan anak, gizi, keluarga berencana,
penanggulangan diare dan imunisasi
3) Pembinaan dan pemantauan petugas yang mencakup adanya rencana
kegiatan pembinaan dan pemantauan yang jelas dan tertulis, ada jadwal
yang terencana dengan baik, siapa yang menjadi sasaran, cara pembinaan,
pemantauan dan pemecahan masalah,
4) Pelaksanaan kunjungan rumah oleh kader untuk membina kesehatan dan
gizi masyarakat terutama pada keluarga sasaran. Proses pelaksanaan
kunjungan harus direncanakan siapa sasaran, kapan dilaksanakan, siapayang melaksanakan dan hasil dicatat dalam kegiatan kader
http://www.indonesian-publichealth.com/2013/12/pengertian-5-m-dalam-manajemen.htmlhttp://www.indonesian-publichealth.com/2013/12/pengertian-5-m-dalam-manajemen.htmlhttp://www.indonesian-publichealth.com/2014/08/manajemen-pengertian-dan-fungsinya.htmlhttp://www.indonesian-publichealth.com/2014/08/manajemen-pengertian-dan-fungsinya.htmlhttp://www.indonesian-publichealth.com/2013/05/poac-pada-fungsi-manajemen.htmlhttp://www.indonesian-publichealth.com/2014/05/kader-posyandu.htmlhttp://www.indonesian-publichealth.com/2014/05/kader-posyandu.htmlhttp://www.indonesian-publichealth.com/2013/05/poac-pada-fungsi-manajemen.htmlhttp://www.indonesian-publichealth.com/2014/08/manajemen-pengertian-dan-fungsinya.htmlhttp://www.indonesian-publichealth.com/2014/08/manajemen-pengertian-dan-fungsinya.htmlhttp://www.indonesian-publichealth.com/2013/12/pengertian-5-m-dalam-manajemen.htmlhttp://www.indonesian-publichealth.com/2013/12/pengertian-5-m-dalam-manajemen.html -
8/10/2019 KERANGKA POAC akk
6/9
5) Pelaksanaan evaluasi program dilaksanakan setiap bulan. Di tingkat
posyandu dilaksanakan setelah selesai kegiatan pelayanan yang melibatkan
kader, aparat desa, pembinaan kesejahteraan keluarga dan petugas
pembina. Sedangkan di tingkat kecamatan dilaksanakan melalui pertemuan
lintas sektor di kecamatan lain yang berkaitan dengan kesehatan dan
perbaikan gizi serta keluarga berencana
6) Umpan balik tentang hasil kegiatan posyandu, hasil pembinaan dan
evaluasi disampaikan melalui pertemuan rutin yang telah direncanakan.
Umpan balik berasal dari aparat desa, tokoh masyarakat dan kelompok
kerja personal baik tingkat desa, kecamatan maupun kabupaten
7) Imbalan (reward) bagi kader, sangat bermanfaat untuk menjaga kelestarian
kader dalam melaksanakan tugasnya, dan harus dipikirkan, karena dengan
imbalan tersebut diharapkan dapat memelihara dan meningkatkan motivasi
kerja kader.
c. Output - Keluaran kegiatan posyandu berupa cakupan hasil kegiatan
penimbangan, pelayanan pemberian makanan tambahan, distribusi paket
perbaikan gizi, pelayanan imunisasi, pelayanan keluarga berencana dan
penyuluhan. Sedangkan output kegiatan yang diharapkan berupa peningkatan
status gizi, dan ibu hamil, penurunan angka kematian ibu, angka kematian
bayi, berat badan lahir rendah dan angka kesakitan.
C. ACTUATING (PELAKSANAAN)
Pelaksana kegiatan, adalah anggota masyarakat yang telah dilatih menjadi
kader kesehatan setempat dibawah bimbingan Puskesmas. Pengelola posyandu,
adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW yang berasal dari keder PKK, tokoh
masyarakat formal dan informal serta kader kesehatan yang ada di wilayah tersebut.
Langkah kegiatan Posyandu adalah kegiatan pelayanan yang dilaksanakan
pada hari buka Posyandu. Langkah 1 sampai dengan 4 dilaksanakan oleh para kader,
sedangkan langkah- 5 oleh petugas sektor, yaitu petugas kesehatan, PLKB atau sektor
yang lainnya. 5 langkah kegiatan bukan berarti benar-benar harus ada 5 meja karena
ini hanyalah merupakan sistem kegiatan, artinya 5 jenis kegiatan, dan bisa saja tidak
semua kegiatan menggunakan meja yang sesungguhny.
http://www.indonesian-publichealth.com/2014/04/status-gizi-dan-cara-menentukannya.htmlhttp://www.indonesian-publichealth.com/2013/04/epidemiologi-bblr.htmlhttp://www.indonesian-publichealth.com/2013/04/epidemiologi-bblr.htmlhttp://www.indonesian-publichealth.com/2014/04/status-gizi-dan-cara-menentukannya.html -
8/10/2019 KERANGKA POAC akk
7/9
-
8/10/2019 KERANGKA POAC akk
8/9
2. Membuat pencatatan program yandu
3. Membuat pelaporan program yandu
Untuk tanggung jawab pengawasan program yandu tetap di tangan pimpinan
puskesmas tetapi wewenang pengawasan di lapangan dilimpahkan pada koordinator
program. Beberapa langkah penting dalam fungsi pengawasan program yandu ini
adalah:
1. Menilai apakah ada kesenjangan antara target dan standard dengan cakupan dan
kemampuan staf dan kader untuk melaksanakan tugas-tugasnya (aspek
pengawasan)
2. Analisis faktor-faktor penybab timbulnya kesenjangan tersebut.
3. Merencanakan dan melaksanakan langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan
yang muncul berdasarkan faktor2 penyebab yang sudah diidentifikasi (aspek
pengendalian).
Pengawasan dan pengendalian program yandu dilaksanakan secara rutin
dengan menggunakan tolok ukur keberhasilan program atau RKO sebagai
pedoman kerja dan hasilnya akan dapat digunakan sebagai umpan balik atau
informasi untuk memperbaiki proses perencanaan program yandu. Pimpinan
puskesmas hendaknya selalu mengadakan pemantauan secara menyeluruh
terhadap pelaksanaan program dengan menggunakan laporan staf, analisis
cakupan program, laporan masyarakat dan hasil observasi atau supervisi di
lapangan sebagai bahan penilaian.
Penilaian Keberhasilan Program Posyandu
Pada penjelasan fungsi sebelumnya bahwa untuk mengetahui keberhasilan
program yandu, kajian output (cakupan) masing-masing program yang
dibandingkan dengan targetnya adalah salah satu cara yang dapat dipakai sebagai
bahan penilaian.
Cakupan program adalah hasil langsung (output) kegiatan program yandu
yang dapat dapat dihitung segera setelah pelaksanaan kegiatan program.
Perhitungan cakupan ini dapat dilakukan dengan menggunakan statistik sederhana
yaitu jumlah orang yang mendapatkan pelayanan dibagi dengan jumlah penduduk
sasaran setiap program. Jumlah penduduk sasaran dapat dihitung secara langsungoleh staf puskesmas melalui pencatatan data jumlah penduduk sasaran yang ada di
-
8/10/2019 KERANGKA POAC akk
9/9
Desa atau dusun. Penduduk sasaran program yandu lebih sering dihitung
berdasarkan perkiraan (estimasi). Estimasinya dtetapkan oleh dinas kesehatan
tingkat I atau Kanwil Depkes. Jumlah penduduk sasaran nyata sering jauh lebih
rendah dari jumlah penduduk yang dihitung dengan menggunakan estimasi
sehingga hasil analisis cakupan program di puskesmas selalu jauh lebih rendah.
Atas dasar perbedaan antara jumlah penduduk sasaran yang dicari langsung (riil)
dengan yang diperkirakan (estimasi), perhitungan cakupan dengan menggunakan
kedua jenis penduduk sasaran tersebut sebagai pembaginya,akan memberikan
hasil yang berbeda.
Dalam usaha peningkatanm effiensi dan efektivitas penatalaksanaan
program yand, staf puskesmas perlu dilatih keterampilan dan ditingkatkan
kepekaannya mengkaji masalah program dan masalah kesehatan masyarakat yang
berkembang di wilayah binaannya. Keterampilan seperti ini dapat dilatih secara
langsung pada saat supervisi. Mereka juga diarahkan untuk mencari upaya
pemecahan masalah sesuai dengan kewenangan yang diberikan dengan
melibatkan tokoh dan kelompok masyarakat setempat. Semua kegiatan tersebut
diatas adalah bagian dari proses manajemen program yandu.
Pengamatan terhadap persiapan pelaksanaan program yandu, kegiatan di
lapangan dan evaluasinya terhadap laporan program merupakan cara terbaik untuk
mengetahui penerapan manajemen Program Yandu di Puskesmas.