kerangka kerja - komite etik

25
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Rumah sakit merupakan mata rantai di dalam Sistem Kesehatan Nasional di dalam memberikan pelayanan di dalam bidang promatif, preventif, kuratif, kuratif dan rehabilitatif. Kemajuan dibidang teknologi modern, alam bidang kesehatan akan mempengaruhi perilaku rumah sakit di dalam memberikan pelayananannya. Lain daripada itu jenis dan bentuk sifat rumah sakit sangat homogen sesuai dengan sejarah dan perkembangan rumah sakit di Indonesia. Sedangkan petugas yang memberikan pelayanan di rumah sakit juga sangat heterogen, baik kualitas maupun jenis ragam untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal diperlukan adanya rasa kebersamaan dari seluruh petugas di rumah sakit maupun antara rumah sakit itu sendiri. Seiring dengan kemajuan zaman, serta kemudahan dalam akses informasi, era globalisasi atau kemajuan membuat akses informasi tanpa batas, serta peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat masyarakat semakin kritis. Disisi lain menyebabkan timbulnya berbagai masalah etik. Selain itu perubahan gaya hidup, budaya dan tata nilai masyarakat, membuat masyarakat semakin peka menyikapi berbagai persoalan, termasuk memberikan penilaian terhadap pelayanan yang diberikan oleh medis, paramedis, dan non medis. 1

Upload: annisa-fathul-jannah

Post on 22-Dec-2015

1.178 views

Category:

Documents


285 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kerangka Kerja - Komite Etik

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Rumah sakit merupakan mata rantai di dalam Sistem Kesehatan Nasional di dalam

memberikan pelayanan di dalam bidang promatif, preventif, kuratif, kuratif dan

rehabilitatif. Kemajuan dibidang teknologi modern, alam bidang kesehatan akan

mempengaruhi perilaku rumah sakit di dalam memberikan pelayananannya.

Lain daripada itu jenis dan bentuk sifat rumah sakit sangat homogen sesuai dengan

sejarah dan perkembangan rumah sakit di Indonesia. Sedangkan petugas yang

memberikan pelayanan di rumah sakit juga sangat heterogen, baik kualitas maupun

jenis ragam untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal diperlukan adanya rasa

kebersamaan dari seluruh petugas di rumah sakit maupun antara rumah sakit itu sendiri.

Seiring dengan kemajuan zaman, serta kemudahan dalam akses informasi, era

globalisasi atau kemajuan membuat akses informasi tanpa batas, serta peningkatan

ilmu pengetahuan dan teknologi membuat masyarakat semakin kritis. Disisi lain

menyebabkan timbulnya berbagai masalah etik. Selain itu perubahan gaya hidup,

budaya dan tata nilai masyarakat, membuat masyarakat semakin peka menyikapi

berbagai persoalan, termasuk memberikan penilaian terhadap pelayanan yang diberikan

oleh medis, paramedis, dan non medis.

Perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan masyarakat yang optimal, membuat

perkembangan ini juga diikuti oleh ilmu hukum di bidang kesehatan, sehingga secara

bersamaan petugas kesehatan menghadapi masalah hukum terkait dengan aktifitas,

perilaku, sikap dan kemampuannya dalam menjalankan profesi kesehatan.

Ketika masyarakat merasa ketidakpuasan terhadap pelayanan atau apabila medis atau

paramedic merugikan pasien tidak menutup kemungkinan dimeja hijaukan bahkan

didukung semakin tinggi peran medis baik media masa maupun elektronik dalam

menyerap berbagai masalah yang timbul. Dalam pelayanan, perlu didukung

pemahaman mengenai etik profesi dan hukum kesehatan, dasar kewenangan dan

1

Page 2: Kerangka Kerja - Komite Etik

aspek legal dalam pelayanan kesehatan. Untuk itu dibutuhkan suatu pedoman yang

komprehensif dan integratif untuk mendukung sikap dan perilaku yang harus dimiliki

oleh medis, paramedis, dan non medis di Rumah Sakit Pertamina Jaya.

B. TUJUAN

a. Tujuan Umum

Tujuan penyusunan kerangka kerja, pengolahan etika rumah sakit ini agar

terciptanya rumah sakit memiliki tanggung jawab etik dan hukum terhadap

pasien dan masyarakat serta pimpinan rumah sakit memahami tanggung jawab

dalam melaksanakan dan melakukan bisnis dan asuhan klinis di rumah sakit.

b. Tujuan Khusus

1. Tercapainya perilaku yang terpuji didalam memberikan pelayanan

kepada pasien atau keluarganya dengan tingkat atau mutu

profesionalisme yang tinggi

2. Tercapainya peningkatan tanggung jawab professional pada dasarnya

mengandung 2 unsur pengertian yang saling berkaitan, yaitu tanggung

jawab dalam unsur etika dan tanggung jawab dalam unsur kemampuan

profesi

3. Terlaksananya prosedur penanganan penyelesaian konfrontasi etik

dalam pelayanan medis dan non medis di Rumah Sakit Pertamina Jaya

4. Terlaksananya tanggung jawab etik dan hukum terhadap pasien dan

masyarakat

5. Terlaksananya pembinaan dan pengendalian penanganan

penyelesaian konfrontasi etik dalam pelayanan medis dan non medis di

Rumah Sakit Pertamina Jaya.

6. Terwujudnya koordinasi penanganan penyelesaian konfrontasi etik

dalam pelayanan medis dan non medis di Rumah Sakit Pertamina

Jaya.

2

Page 3: Kerangka Kerja - Komite Etik

C. RUANG LINGKUP

Ruang lingkup dari kerangka kerja ini mencakup pelaksanaan Etik Rumah Sakit

mencakup :

1. Penanganan masalah etika rumah sakit

2. Penanganan pelanggaran etika profesi medis

3. Penanganan pelanggaran etika profesi keperawatan

4. Penanganan pelanggaran etika profesi kesehatan lain

5. Etika promosi rumah sakit

6. Etika dan tata laku bisnis

D. DASAR HUKUM

Adapun yang menjadi dasar hukum dalam penyusunan kerangka kerja pegelolaan etika

Rumah Sakit di RSPJ adalah sebagai berikut.

1. Undang-undang RI Nomor: 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan;

2. Undang-undang RI Nomor: 29 Tahun 2004 tentang Praktek

Kedokteran;

3. Undang-undang RI Nomor: 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan

Informasi Publik;

4. Undang-undang RI Nomor: 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik;

5. Undang-undang RI Nomor: 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

6. Undang-undang RI Nomor: 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit;

7. Peraturan Pemerintah RI Nomor: 10 Tahun 1996 tentang Wajib Simpan

Rahasia Kedokteran;

8. Peraturan Pemerintah RI Nomor: 32 Tahun 1996 tentang Tenaga

Kesehatan

9. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1333/MENKES/SK/XII/1999

tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit

10. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 269/MENKES/PER/III/2008

tentang Rekam Medis

11. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 290/MENKES/PER/III/2008

tentang Persetujuan Tindakan Kedokteran

12. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1438/MENKES/PER/IX/2010

tentang Standar Pelayanan Kedokteran

3

Page 4: Kerangka Kerja - Komite Etik

13. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1787/MENKES/PER/XII/2010

tentang Iklan dan Publikasi Layanan Kesehatan

14. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1691/MENKES/PER/VIII/2001

tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit

15. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor: 2166/MENKES/PER/X/2011

tentang Standar Layanan Informasi Publik di Kementrian Kesehatan

16. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia RI No: 2 Tahun 2011 tentang

Tata Cara Penanganan Kasus Dugaan Pelanggaran Disiplin Dokter dan

Dokter Gigi

17. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 1333/MENKES/SK/XII/1999

tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit

18. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medis Departemen

Kesehatan RI No: YM.02.04.3.5.2504 tanggal 10 Juni 1997 tentang

Pedoman dan Kewajiban Pasien Dokter dan Rumah Sakit

19. Kode Etik Rumah Sakit Indonesia (KODERSI) Tahun 2000

20. Kode Etik Kedokteran Indonesia (KODEKI) Tahun 2002

21. Kode Kedokteran gigi Indonesia Tahun 2008

22. Kode Etik Keperawatan Indonesia Tahun 2008

23. Kode Etik Farmasi Indonesia Tahun 2009

24. Kode Etik Kebidanan Indonesia Tahun 2010

25. Kode Etik Laboratorium Kesehatan Indonesia Tahun 2011

4

Page 5: Kerangka Kerja - Komite Etik

BAB II

KETENTUAN UMUM

A. PENGERTIAN

Di dalam kerangka kerja pengelolaan etika rumah sakit, yang dimaksud dengan :

1. Etika adalah adat, kebiasaan dan perilaku seseorang

2. Etika rumah sakit adalah etika umum yang diterapkan pada (pengorganisasian)

rumah sakit

3. Rumah Sakit Pertamina Jaya yaitu salah satu rumah sakit milik PT. PERTAMEDIKA

yang memberikan layanan kesehatan semua jenis penyakit dari yang bersifat dasar

sampai dengan sub spesialistik

5

Page 6: Kerangka Kerja - Komite Etik

BAB III

KERANGKA KERJA PENGELOLAAN ETIK RUMAH SAKIT

Kelalaian dalam bidang perumahsakitan bisa menyangkut rumah sakitnya sebagai suatu

organisasi (yang diwakili oleh direktur) jika menyangkut bidang-bidang yang berkaitan dengan

policy dan manajemen. Di dalam lingkup tanggung jawab rumah sakit termasuk juga tindakan

dari para karyawan (dokter, perawat, bidan, tenaga kesehatan, dan tenaga administrasi) bias

sampai bias menimbulkan kerugian kepada pasien. Rumah sakit sebagai institusi juga

mempunyai kewajiban dan tanggung jawab terhadap pemberian pelayanan yang baik kepada

para pasiennya.

A. PENANGANAN MASALAH ETIK RUMAH SAKIT

1. Informasi keluhan, pengaduan atau complain dapat diterima oleh direksi, humas,

dan komite etik dari :

- Media massa

- Kotak saran

- Keluhan pasien

- Laporan staf

- Telepon pengaduan

- Somasi pasien/ kuasa hukum

- Tokoh masyarakat

- LSM

2. Satuan kerja yang menerima keluhan atau complain melakukan hal-hal :

- Mencacat dan mengkaji informasi :

a. Identitas

b. Kondisi pasien

c. Peristiwa atau kejadian

d. Tuntutan pasien

- Menanggapi keluhan :

a. Mengucapkan terima kasih dan laporan

b. Membuat penjelasan sementara

6

Page 7: Kerangka Kerja - Komite Etik

c. Menjamin keluhan akan ditindaklanjuti

d. Menenangkan pelapor

e. Member tanda terima kasih laporan

- Melaporkan kepada direksi adanya keluhan atau complain

- Mengisi formulir sesuai keluhan :

a. Member pertimbangan

b. Meminta pengarahan tindak lanjut dari direksi

c. Menindaklanjuti instruksi dari direksi

3. Investigasi kasus

- Membahas kebeneran informasi tentang :

a. Identitas pasien

b. Peristiwa

c. Rekam medis

- Penataan dokumen

a. Dokumen informasi

b. Berkas Rekam Medis

c. Dokumen persetujuan tindakan medis

d. Second opinion

e. Resume medis

f. Pendapat organisasi profesi

g. Juklak, Juknisdan SOP pelayanan

- Rapat dengan satuan kerja terkait

4. Analis kasus

- Hasil rapat koordinasi menentukan atau memilih kategori kasus :

1) Kasus etika ditangani oleh KE

2) Kasus administrasi ditangani bagian SDM

3) Kasus hukum ditangani oleh KE

4) Kasus gabungan ditanganin KE

- Telaah kasus :

a. Kebenaran identitas pasien

b. Kebenaran peristiwa

c. Barang bukti

d. Pertimbangan prosedur tindak lanjut

- Penyimpulan kasus posisi ditinjau dari :

7

Page 8: Kerangka Kerja - Komite Etik

a. Kewenangan dan kompetensi

b. Indikasi dan Kontrak indikasi

c. Persetujuan tindakan medis

d. Kesesuaian dengan tindakan SOP

e. Kerugian/ cidera dan sebab akibatnya

f. Hukum dan perundang-undangan

- Putusan direksi tentang pilihan penyelesaian kasus litigasi atau non litigasi

- Dokumen kasus :

a. Seluruh dokumen yang terkait dengan kasus pelayanan medis ditata dan

diberikan pengkodean khusus

b. Dokumen disimpan oleh Wakil Direktur Pelayanan sampai kasus dianggap

selesai

c. Bila kasus telah selesai dokumen dikembalikan kepada Bagian Rekam

Medis.

B. PENANGANAN PELANGGARAN ETIKA PROFESI MEDIS

Masalah etika profesi medis dapat berasal dari :

1. Dalam rumah sakit, dimana komite medik menerima permintaan peninjauan

penanganan masalah etika profesi medis dari direktur atau dari ketua SMF

2. Luar rumah sakit dimana masalah disampaikan langsung dari pasien atau

masyarakat berusaha surat complain, dll kepada direktur, kemudian direktur akan

meminta komite medik untuk menangani masalah tersebut.

3. Sub Komite Etik dan Disiplin Profesi melakukan investigasi terhadap laporan

pelanggaran etika profesi medik, bila perlu dengan komite medik

4. Rekomendasi dari komite medik disampaikan ke Direktur dan tembusannya

disampaikan ke Komite Medik.

5. Bilamana berkaitan dengan aspek medikolegal, maka komite medik berkoordinasi

dengan rumah sakit dan komite etik RS.

C. PENANGANAN PELANGGARAN ETIK PROFESI KEPERAWATAN

1. Setiap pelanggaran etika profesi keperawatan yang dilakukan oleh staf keperawatan

kepada pasien, keluarga atau rekan kerja segera dilaporkan melalui coordinator

ruangan/ Ka. Unit/ Supervisor.

8

Page 9: Kerangka Kerja - Komite Etik

2. Dalam waktu 24 jam kronologis kejadian harus disampaikan kepada coordinator

ruangan/ Ka. Unit/ Supervisor dan segera mengumpulkan data untuk kelengkapan

laporan.

3. Melakukan koordinasi dengan Komite Keperawatan untuk menelaahan terhadap

pelanggaran etika profesi keperawatan

4. Penyelesaian masalah pelanggaran etika berdasarkan buku Pedoman Etika Profesi

Keperawatan

5. Pembinaan atau bimbingan oleh coordinator ruangan/ Ka. Unit/ Supervisor sesuai

dengan pelanggaran yang dilakukan yaitu pelanggaran ringan, pelaggaran sedang,

dan pelanggaran berat

6. Pelaksanaan evaluasi selama 3 bulan

D. PENANGANAN PELANGGARAN ETIKA PROFESI KESEHATAN LAIN

1. Pelanggaran etika profesi bisa dilaporkan oleh pasien atau keluarga pasien atau

rekan se profesi atau profesi lain, dapat disampaikan melalui complain kepada

humas atau langsung disampaikan kepada penanggungjawab etika profesi

2. Penanggung jawab etika profesi membuat laporan dan disampaikan kepada komite

etik RS untuk dilakukan penelaahan atau investigasi

3. Dalam penyelesaian dugaan pelanggaran etika profesi bila perlu meminta pendapat

profesi tersebut atau perkumpulan atau ikatan profesi terkait.

4. Rekomendasi yang dibuat disampaikan ke direktur oleh komite etik

E. ETIKA PEMASARAN/ PROMOSI RUMAH SAKIT

1. Pengiklanan

Menyadari cermat baiknya media cetak dan elektronik sebagai sarana untuk

pendidikan masyarakat, dan sebagai peranan untuk pemberian informasi kepada

masyarakat secara bertanggungjawab, tetapi harus dihargai bahwa rumah sakit

mempunyai tanggung jawab yang besar kepada pasien dan terhadap golongan

professional yang terwakili dalam rumah sakit dan mempunyai etika professional

perlu dihormati. Informasi yang berhubungan dengan pasien kecuali yang disahkan

oleh perundang-undangan dilarang diberikan kepada pihak ketiga tanpa izin dan

persetujuan dari pasien/ keluarganya dari dokter yang merawatnya. Informasi untuk

penelitian dan proyek ilmiah dilarang diumumkan kepada masyarakat tanpa

persetujuan dari pasien yang bersangkutan dan dilarang diumumkan dengan cara

9

Page 10: Kerangka Kerja - Komite Etik

yang bertentangan dengan etika dari golongan yang bersangkutan. Informasi yang

berhubungan dengan kegiatan rumah sakit dilarang ditunjukkan untuk menunjukkan

keunggulan komparatif terhadap rumah sakit lain atau keunggulan dan murni tanpa

melebih-lebihkan dan membesar-besarkan kenyataan tanpa pernyataan yang

kurang lengkap, menyesatkan atau salah.

2. Promosi pemasaran

Rumah sakit dalam promosi pemasaran harus bersifat informatif, tidak komparatif,

berpijak pada dasar yang nyata, tidak berlebihan dan berdasarkan kode etik rumah

sakit Indonesia. Dalam pelayanan kesehatan konsep “pemasaran” (marketing)

nampaknya lebih berkonotasi negative daripada positif karena membangkitkan ke

arah promosi periklanan dan penjualan (sales) padahal inti pemasaran adalah

komunikasi. Dengan demikian, promosi sebagai alat pemasaran rumah sakit secara

umum harus bersifat formatif, edukatif, preskriptif, dan preparative bagi khalayak

ramai umumnya dan pasien khususnya.

Informatif : Memberikan pengetahuan mengenai hal ihwal yang ada

relevansinya dengan berbagai pelayanan dan program rumah

sakit yang efektif bagi pasien atau konsumen.

Edukatif : Memperluas cakrawal khalayak ramai tentang berbagai

fungsi dan program rumah sakit, penyelenggaraan kepada

upaya kesehatan mengikuti perbekalan kesehatan di rumah

sakit yang bersangkutan

Preskriptif : Pemberian petunjuk petunjuk kepada khalayak ramai

umumnya dan pasien khususnya tentang peran pencari

pelayanan kesehatan dalam proses diagnosis dan terapi

Preparatif : Membantu pasien/keluarga pasien dalam proses

pengambilan keputusan

Dalam tantangan strategis munculnya era globalisasi yang ditandi oleh persaingan

bebas, perkembangan teknologi, tranportasi dan telekomunikasi informasi yang

mengarah kepada terbentuknya dunia tanpa batas.

10

Page 11: Kerangka Kerja - Komite Etik

Dalam melakukan promosi pemasaran rumah sakit diperlukan strategi promosi

layanan kesehatan agar pelaksanaannya tidak keluar dari tata cara berkompetisi

yang sehat sehingga menimbulkan dampak yang merugikan masyarakat khususnya

bagi pengguna layanan kesehatan, maka perlu memperhatikan beberapa aspek

berikut :

a. Promosi yang dilakukan harus tetap memiliki tanggung jawab social

- Layanan yang ditawarkan harus professional dan bermutu. Setiap institusi

atau pelayanan kesehatan harus selalu mengacu pada etika profesi dan etika

rumah sakit, serta harus bekerja sesuai dengan pedoman dan standar

pelayanan yang ada.

- Tarif layanan yang ditawarkan harus terjangkau oleh masyarakat termasuk

oleh anggota masyarakat berpenghasilan rendah/miskin.

- Layanan yang ditawarkan harus merata dan ditunjukkan kepada seluruh

anggota masyarakat.

- Layanan yang ditawarkan harus mampu merata memberikan rasa aman dan

nyaman bagi pengguna pelayanan

b. Proses pelayanan kesehatan adalah fundamental, yang mengacu kepada :

- Falsafah promosi. Setiap institusi atau selaku pelayanan kesehatan harus

berada pada koridor kompetisi yang sama

- Misi promosi. Tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan pengguna jasa

(yang sekaligus akan meningkatkan pendapatan), akan tetapi juga harus

sejalan dengan manfaat sosialnya.

- Sistem promosi. bukan hanya menjual, tetapi sekaligus akan meningkatkan

pengetahuan anggota masyarakat untuk memilih bentuk layanan kesehatan

yang paling teapat bagi dirinya.

c. Asas-asas umum dalam promosi pelayanan Rumah Sakit:

- Promosi/iklan harus jujur, bertanggung jawab dan tidak bertentengan dengan

hukum yang berlaku.

- promosi/iklan tidak boleh menyinggung perasaan dan merendahkan martabat

Negara, agama susila, adat, budaya, suku dan golongan.

- promosi/iklan harus dijiwai oleh asas persaingan yang sehat.

11

Page 12: Kerangka Kerja - Komite Etik

1) INISIATIF RUMAH SAKIT

a) Promosi dilakukan di dalam Rumah Sakit

Untuk masyarakat pengunjung Rumah Sakit:

Brosur/leaflet

Buku saku

CCTV

CD

Seminar untuk awam

Poster

Majalah Rumah Sakit

Pameran

Gathering pasien

TV Home Video

Majalah dinding

Radio local Rumah Skit

Lab pemeriksaan gratis (tertentu)

Umbul-umbul

Ceramah/pertemuan

Audio visual

Kemasan produk

b) Promosi dilakukan di luar Rumah Sakit:

Media cetak, terbatas pada surat kabar/tabloid majalah, jurnal kesehatan

Radio/TV

o Pengumuman tentang seminar

o Talkshow

Dokter hanya menyampaikan masalah teknis medis

Fasilitas adan saran Rumah Sakit disampaikan oleh Humas

Rumah Sakit petugas yang ditunjuk

Tidak boleh didampingi oleh perusahaan obat

Kegiatan Sosial

12

Page 13: Kerangka Kerja - Komite Etik

Telemarketing

Website

Pameran perdagangan

o Audio visual

o Leafet

o Brosur

o Lab gratis

o Ceramah

o Poster

o Spanduk

o Tidak melakukan transaksi

Press release peliputan event, press conference

Advertorial tanpa menulis nama dokter dan jadwal dokter serta pengalaman

Billboard hanya berupa petunjuk arah

Telepon, SMS, Email, Direct Mail hanya relasi pasien dan mantan pasien

Lain-lain

o Program khusus potong harga, namun tidak dari rumah sakit,

misalnya dengan menggunakan credit card bank tertentu biaya lebih

murah 5%

o Rumah sakit dapat menjadi sponsor kegiatan jalan sehat dll.

2) PETUNJUK MATERI PROMOSI RUMAH SAKIT

a) Yang boleh dilakukan

Bila diminta wawancara untuk coverstory oleh media cetak dapat

diberikan penjelasan bersifat informasi dan edukasi tentang

permasalahan pelayanan yang diberikan, sejarah rumah sakit, fasilitas,

lokasi dan cara menghubungi rumah sakit tersebut (Alamat, nomer

telefon, fax, email, website, dll) dapat disertai foto, foto ruangan, foto

direktur, foto tampak depan rumah sakit.

Khusus leaflet dan brosur penjelasan tentang biaya harus dijelas dan

harus disebutkan biaya tersebut mencakup biaya apa saja.

Bila kita lebih murah dapat ditulis harga khusus.

Dapat menyampaikan kualitas mutu pelayanan yang dicapai, seperti:

13

Page 14: Kerangka Kerja - Komite Etik

o Telah mengikuti dan lulus akreditasi

o Telah mendapat sertifikat ISO, dll

o telah mendapat award dalam pelayanan

Khususnya untuk leaflet dan brosur dapat menyebutkan nama dan

keahlian dokter serta jam praktek

o Bila ada penjelasan yang lebih mendetail dapat ditulis: untuk

keterangan lebih lanjut, anda dapat menghubungi dalam kurung

petugas rumah sakit

b) Yang tidak boleh dilakukan:

Membandingkan dengan instruksi lain

Mengatakan kita hanya satu-satunya, yang pertama, terbaik dan ter…

dan ter… lainnya

Membujuk, misalnya:

o Diskon

o Voucher

o 5x berobat gratis 1x

3) PELANGGARAN

Dalam pelanggaran pada pelaku usaha/Rumah Sakit yang tercantum pada bab IV pasal

8 pada umumnya telah tercakup pada keputusan KEPKES dan Dir.Jen.Yanmed. dengan

berlaku nya undang-undang 8 tahun 1999 tentang perlindungann konsumen, maka

pelaksanna ketentuan ini lebih diperkuat, sehingga terasa positif di lapangan.

Dalam masalahnya promosi rumah sakit atau dokter, selalu akan terkait dengan etika

rumah sakit maupun etika kedokteran. Dilain pihak konsumen atau penderita memang

sangat memerlukan informasi yang benar tentang produk jasa layanan kesehatan dilain

pihak konsumen atau penderita memang sangat memerlukan informasi yang benar

tentang produk layanan kesehatan dan akan dibutuhkan oleh konsumen/ penderita.

PERSI sebagai institusi yang menghasilkan produk jasa layanan kesehatan dan akan

dibutuhkan oleh konsumen atau penderita, pada dasarnya kegiatan promosi dapat

dilaksanakan. sehingga mengacu pada etika yang ada, kebutuhan konsumen dan

keterbatasan biaya yang di miliki oleh rumah sakit, kegiatan promosi, iklan dan lain-lain

harus memperhatikan:

Promosi/iklan harus murni bersifat informative

14

Page 15: Kerangka Kerja - Komite Etik

promosi/iklan tidak bersifat komparatif artinya membadingkan dengan institusi

rumah sakit/ dikter lain dan mengisyaratkan bahwa dirinya lah yang terbaik dan

yang lain jelek

Promosi/iklan harus berpijak pada dasar kebenaran

promosi/ iklan tidak berlebihan

Dengan memperhatikan hal tersebut maka kegiatan promosi, iklan dan kegiatan lain

dalam rangka memperkenalkan produk rumah sakit/dokter tidak dianggap melanggar

etik.

Pelanggaran terhadap aturan-aturan yang berlaku tentang promosi/iklan rumah sakit

akan diberikan sanksi etik berupa:

1. Teguran lisan maupun tertulis

2. Informasi kepada masyarakat melewati media massa

F. ETIKA DAN TATA LAKU BISNIS

Rumah Sakit Pertamina Jaya sebagai sarana pelayanan kesehatan adalah merupakan

“unit sosio-ekonomi” dan berkomitmen menjalankan dengan penuh kejujuran dan

integritas serta patuh terhadap semua peraturan yang berlaku.

1. Komitemen pada perilaku beretika

Perilaku beretika adalah tanggung jhawab setiap orang. Perilaku beretika diharapkan

dari semua direktur, karyawan, dan lainnya.

- Tanggung jawab manajemen dalam hal etika

Semua kepala, kordinator dan pws bertanggung jawab atas tindakan karyawan

bawahanya dan bertanggung jawab untuk memastikan dipatuhi nya aturan dan

kebijakan rumah sakit lainnya serta hukum yang berlaku, yaitu:

a. Memberitahukan karyawan mengenai kebijakan perusahaan, termasuk

yang berkaitan dengan perilaku legal dan etis;

b. Memastikan pelaksanaan pelatihan karyawan yang berkesinambungan

dan bahwa pelanggaran terhadap aturan-aturan mendapatkan tindakan

disipliner yang sesuai;

c. Tidak merekrut karyawan dengan kecendrungan melanggar hukum atau

peraturan-peraturan yang berlaku;

d. Menyelenggarakan lingkungan kerja dimana diskusi membangun jujur,

dan terbuka

15

Page 16: Kerangka Kerja - Komite Etik

2. Melaporkan adanya kecurigaan terhadap kemungkinan adanya pelanggaran

- Pelaporan terhadap pelanggran yaitu sebagai berikut:

a. Laporan karyawan setiap karyawan yang mengetahui adanya

pelanggaran terhadap aturan rumah sakit harus segera melaporkannya

b. Kerahasiaan para penyidik tidak akan mengungkap identitas orang

yang melaporkan pelanggaran yang mencurigakan atau identitas mereka

yang terlibat yang terlibat dalam penyelidikan tersebut

c. Perlindungan terhadap ancama terlapor dilarang melakukan ancaman

dalam bentuk apapun kepada orang yang telah melaporkan pelanggran

terhadap aturan-aturan rumah sakit, walaupun ternyata laporan tersebut

salah. Setiap karyawan dapat melaporkan pelanggaran tanpa harus takut

akan ancaman oleh rekan kerja, penyelia atau pihak lain yang terlibat

d. tindakan disipliner terhadap pelanggaran setiap pelanggaran terhadap

aturan-aturan rumah sakit akan dikenakan tindakan disipliner yaitu

teguran sampai dengan PHK dan dapat diajukan tuntutan perdata atau

pidana.

3. Menjaga dan menghargai hubungan dengan pelanggan

Tujuan dalam mencapai layanan yang memenuhi kebutuhan pelanggan dengan

baik, dan hal ini dilakukan dengan cara menghasilkan hubungan kerja sama dan

kepercayaan yang langgeng. Memperlakukan pelanggan dengan adil yang jujur dan

dengan cara yang memenuhi semua hukum yang berlaku dan sesuai dengan

praktek bisnis yang baik. tidak memberi pernyataan yang salah atau menyesatkan

mengenai rumah sakit atau karyawan atau pelayannya. dalam menjalankan bisnis

rumah sakit dengan menghormati keselamatan mereka yang menggunakan

pelayanan dan layanan dirumah sakit.

4. Mematuhi hukum kesehatan, keselamatan, keamanan dan lingkungan

Berkomitmen untuk melindungi lingkungan serta keselamatan karyawan, komunitas,

serta masyarakat umum dengan sepenuhnya mematuhi semua hukum yang berlaku

dan ters memperbaiki kinerjan dalam hal lingkungan, kesehatan dan keselamatan

kerja.

Rumah sakit bertanggung jawab untuk melindungi dan kesejahteraan serta

keselamatan karyawan, masyarakat umum. Kinerja kesehatan, keselamatan,

16

Page 17: Kerangka Kerja - Komite Etik

kemanan dan lindungan adalah nilai-nilai inti dari rumah sakit dan akan di kelolah

sebagai bagian yang tak terpisahkan dari bisnis rumah sakit untuk memberikan

manfaat kepada karyawan dan pelanggaran. Semua karyawan rumah sakit

bertanggung jawab untuk dapat mewujudkan perbaikan yang berkelanjutan dan

terukur.

- Menjalankan bisnis rumah sakit dengan cara yang melindungi kesehatan umum

dan di tempat kerja, keselamatan lingkungan dan karyawan

- Semaksimal mungkin menghilangkan semua kecelakaan dan insiden lingkungan

- Mematuhi semua hukum dan peraturan lingkungan, kesehatan dan keselamatan.

- Mengurangi emisi dan limbah serta menggunakan energy dan sumber daya alam

secara efisien dan cermat

17

Page 18: Kerangka Kerja - Komite Etik

BAB IV

PENUTUP

Kerangka kerja pengelolaan rumah sakit ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi Komite

Etika RSPJ dalam menjalankan peran dan fungsinya. Pedoman ini memberikan panduan bagi

semua pihak yang berkepentingan pengelolaan etika di RSPJ yang selanjutnya perlu dijabarkan

dalam bentuk standar prosedur operational guna kelancaran pelaksaannya.

Apabila dikemudian hari diperlukan adanya perubahan pada kerangka kerja pengelolaan etika

di RSPJ ini maka akan dilakukan penyempurnaan pada penyusunan petunjuk teknis

selanjutnya. Kerangka kerja ini digunakan sebagai acuan Komite Etika.

RUMAH SAKIT PERTAMINA JAYA

Direktur

dr. Duta Liana, MARS

18