kerancauan uang islam

6
B. Konsep dan Fungsi Uang dalam Islam Konsep uang dalam ekonomi Islam berbeda dengan konsep uang ialam ekonomi konvensional. Dalam ekonomi Islam, menurut Karim (2007 : 77] konsep uang sangat jelas dan tegas bahwa uang adalah uang, uang bukancapital. Sebaliknya, konsep uang yang dikemukakan dalam ekonomi konvensional sering diartikan secara bolak-balik (interchangeability) yaitu uang sebagai uang dan uang sebagai capital. Menurut Ibn Taimiyah dalam Islahi (1988: 140), uang dalam Islam adalah alat tukar dan alat pengukur nilai. Uang dimaksudkan sebagai alat pengukur dari nilai suatu barang, melalui uang, nilai suatu barang akan diketahui dan mereka tidak menggunakannya untuk diri sendiri atau dikonsumsi. Hal yang serupa juga dikemukakan oleh muridnya, Ibn Qayyim baliwa uang dan keping uang tidak dimaksudkan untuk benda itu sendiri, tetapi dimaksudkan untuk memperoleh barang-barang (sebagai alat tukar). Dalam kaitannya dengan konsep uang, al-Ghazali mengungkapkan bahwa: "uang bagaikan kaca, kaca tidak memiliki warna, tetapi ia dapat merefleksikan semua warna. Uang tidak memiliki harga, tetapi uang dapat merefleksikan semua harga". Dari definisi dan teori mengenai uang di atas, secara umum uang dalam Islam diartikan sebagai alat tukar dan pengukur nilai barang dan jasa untuk memperlancar transaksi perekonomian. Dengan demikian, uang bukan merupakan konioditi. Oleh karena itu, menurut Ascarya (2OO7: 22-23) motif memegang uang dalam Islam adalali untuk transaksi dan berjaga~jaga saja, dan bukan untuk spekulasi. Hal ini disebabkan karena perbuatan yang mengarah kepada motif spekulasi dilarang dalam Islam. Untuk itu, instrumen moneter yang ada dihindarkan dari penggunaan variabel yang akan mengarahkan kepada motif spekulasi. Keberadaan instrumen pengganti suku bunga diarahkan penggunaannya terhadap uang yang memiliki tujuan yang

Upload: andhyka-ome

Post on 12-Dec-2015

212 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

islam

TRANSCRIPT

Page 1: Kerancauan Uang Islam

B.    Konsep dan Fungsi Uang dalam Islam

Konsep uang dalam ekonomi Islam berbeda dengan konsep uang ialam ekonomi konvensional. Dalam ekonomi Islam, menurut Karim (2007 : 77] konsep uang sangat jelas dan tegas bahwa uang adalah uang, uang bukancapital. Sebaliknya, konsep uang yang dikemukakan dalam ekonomi konvensional sering diartikan secara bolak-balik (interchangeability) yaitu uang sebagai uang dan uang sebagai capital.

Menurut Ibn Taimiyah dalam Islahi (1988: 140), uang dalam Islam adalah alat tukar dan alat pengukur nilai. Uang dimaksudkan sebagai alat pengukur dari nilai suatu barang, melalui uang, nilai suatu barang akan diketahui dan mereka tidak menggunakannya untuk diri sendiri atau dikonsumsi. Hal yang serupa juga dikemukakan oleh muridnya, Ibn Qayyim baliwa uang dan keping uang tidak dimaksudkan untuk benda itu sendiri, tetapi dimaksudkan untuk memperoleh barang-barang (sebagai alat tukar). Dalam kaitannya dengan konsep uang, al-Ghazali mengungkapkan bahwa: "uang bagaikan kaca, kaca tidak memiliki warna, tetapi ia dapat merefleksikan semua warna. Uang tidak memiliki harga, tetapi uang dapat merefleksikan semua harga".

Dari definisi dan teori mengenai uang di atas, secara umum uang dalam Islam diartikan sebagai alat tukar dan pengukur nilai barang dan jasa untuk memperlancar transaksi perekonomian. Dengan demikian, uang bukan merupakan konioditi. Oleh karena itu, menurut Ascarya (2OO7: 22-23) motif memegang uang dalam Islam adalali untuk transaksi dan berjaga~jaga saja, dan bukan untuk spekulasi.

Hal ini disebabkan karena perbuatan yang mengarah kepada motif spekulasi dilarang dalam Islam. Untuk itu, instrumen moneter yang ada dihindarkan dari penggunaan variabel yang akan mengarahkan kepada motif spekulasi. Keberadaan instrumen pengganti suku bunga diarahkan penggunaannya terhadap uang yang memiliki tujuan yang bersifat penting dan mendesak serta investasi yang produktif dan efisien (Karim, 2007: 186).

Dalam Islam, capital is private goods, sedangkan money is public goods. Uang yang ketika mengalir adalah public goods (flow concept) lalu mengendap ke dalam kepemilikan seseorang (stock concept) dan uang tersebut menjadi milik pribadi (private goods). Uraian mengenai konsep uang sebagai flow concept dan public goods dapat dijelaskan oleh Karim (2OO7: 88-89) sebagai berikut:

1.    Uang sebagai Flow Concept

Dalam islam, uang adaiah flow concept sedangkan capital adalahstock concept. Semakin cepat perputaran uang, maka semakin baik. Uang dapa diibaratkan seperti air. Jika air dialirkan, maka air tersebut akan bersih dan sehat. Namun jika air dibiarkan menggenang dalam suatu tempat, maka air tersebut akan keruh (kotor). Demikian juga halnya dengan uang, uang yang berputar untuk produksi akan dapat menimbuikan kemakmuran ekonomi dan kesehatan masyarakat.

Page 2: Kerancauan Uang Islam

Sementara itu, jika uang ditahan (menimbun uang), maka dapat menyebabkan macetnya roda perekonomian sehingga dapat menimbulkan krisis ekonomi. Untuk itu, uang perlu digunakan untuk investasi di sektor riii. Jika uang hanya disimpan, maka bukan saja tidak mendapatkan return, tetapi juga dikenakan zakat.

2.    Uang sebagai Public Goods

Uang sebagai public goods memiiiki ciri sebagai barang yang dapat dignnakan oleh masyarakat tanpa menghalangi orang lain untuk menggunakannya. Uang sebagai public goods diibaratkan jalan raya dancapital sebagai private goods diibaratkan dengan kendaraan. Jalan raya dapat digunakan oleh siapa saja tanpa terkecuali, tetapi masyarakat yang mempunyai kendaraan berpeiuang lebih besar dalam pemanfaatan jalan raya dibandingkan dengan masyarakat yang tidak niempunyai kendaraan. Begitu pula dengan uang. Uang sebagai public goods dapat dimanfaatkan lebih banyak oleh masyarakat yang lebih kaya. Hai ini bukan karena simpanan mereka di bank, tetapi karena asset mereka, seperti rumah, mobil, saham, dan lain-lain yang digunakan di sektor produksi sehingga memberikan peluang yang lebih besar kepada orang tersebut untuk memperoleh lebih banyak uang. Jadi, semakin tinggi tingkat produksi, maka akan semakin besar kesempatan untuk memperoleh keuntungan dari uang(public goods) tersebut. Sehingga penimbunan dilarang karena menghalangi orang lain untuk menggunakan public goods tersebut (Karim, 2007:89).[3]

III.   PENUTUP

A.     Kesimpulan

Capital

Uang

Konsep uang dalam Islam, dapat digambarkan dalam gambar berikut : [4]

VS

Flow Concept

Stock Concept

Variabel yang mempunyai dimensi waktu atau mengalir sepanjang waktu

Variabel yang mengukur suatu kuantitas pada suatu waktu tertentu

ANALOGI

Air yang masuk dan keluar dari kolam air adalah aliran (flow), sedangkan air yang berada dalam kolam tersebut dalam jangka waktu tertentu adalah persediaan (stock). Pendapatan (income)

Page 3: Kerancauan Uang Islam

adalah flow, sedangkan kekayaan (wealth) adalahstock.

 

Jika dibandingkan antara konsep uang dalam ekonomi konvensional dan ekonomi islam dapat dijelaskan dalam tabel berikut ini.

Tabel. Konsep dan Fungsi Uang Menurut Ekonomi Konvensional dan Ekonomi Islam[5]

Uang Ekonomi Konvensional Ekonomi Islam

Konsep Uang

Uang identik dengan modal

Uang (modal) adalah private goods

Uang (modal) adalah flow concept bagi fisher

Uang (modal) adalah stockconcept bagi Cambridge School

Uang tidak identik dengan modal

Uang adalah public goods

Modal adalah private goods

Uang adalah flow concept

Modal adalah stock concept

Fungi Uang

Medium of Exchange

Store of Value

Medium of Exchange

Unit of Account /Measure of

Page 4: Kerancauan Uang Islam

Unit of Account/Measure of Value

Standard for Deferred Payment

Value

                                                                                               

Persamaan fungsi uang dalam sistem Ekonomi Islam dan Konvensional adalah uang sebagai alat pertukaran (medium of exchange) dan satuan nilai(unit of account). Perbedaannya adalah ekonomi konvensional menambah  satu fungsi lagi sebagai penyimpan nilai (store of value) yang kemudian berkembang menjadi motif money demand for speculation, yang merubah fungsi uang sebagai salah satu komoditi perdagangan. Jauh sebelumnya, Imam al-Ghazali telah memperingatkan bahwa “Memperdagangkan uang ibarat memenjarakan fungsi uang, jika banyak uang yang diperdagangkan, niscaya tinggal sedikit uang yang dapat berfungsi sebagai uang.”[6]

Dengan demikian, dalam konsep Islam, uang tidak termasuk dalam fungsi utilitas karena manfaat yang kita dapatkan bukan dari uang itu secara langsung, melainkan dari fungsinya sebagai perantara untuk mengubah suatu barang menjadi barang yang lain. Dampak berubahnya fungsi uang dari sebagai alat tukar dan satuan nilai mejadi komoditii dapat kita rasakan sekarang. “Bubble Gum Economic” telah meletus, dan resesi ekonomi global pun menyapa seluruh dunia.

B.    Saran

Dalam menggunakan uang sebagaimana yang disyariatkan agama, yakni dengan cara bermuamalah yang baik adalah salah satu bentuk syukur nikmat. Sebaliknya, jika uang digunakan tidak sesuai yang disyariatkan agama maka ia berbuat dzalim.