kerajinan tikar pandan pulau bawean
TRANSCRIPT
5/16/2018 Kerajinan Tikar Pandan Pulau Bawean - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kerajinan-tikar-pandan-pulau-bawean 1/3
Kerajinan Tikar Pandan Pulau Bawean
BAWEAN--Pembuatan tikar pandan sejak dahulu kala telah dikenal di Pulau Bawean
dan pernah menjadi bahan ekspor dan menjadi mata pencaharian yang penting bagi penduduk setempat.Kira-kira pada akhir abad ke-14 produksi pembuatan tikar pandan di Pulau Bawean
mencapai 180.000 sampai 200.000 pertahun. Bahkan, pada tahun 1905 dilaporkan adanya ekspor
hingga 400.000 tikar. Verloop melaporkan adanya industri ekspor perdangangan tikar pandankala itu, cukup untuk membayar pajak bumi dan menebus kerja rodi.Namun, sejak masa
pendudukan Jepang produksi tikar pandan mengalami kemerosotan yang sangat tajam. Hal inidikarenakan tanaman pandan sebagai bahan utama sulit didapat. Maklum, sejak masa
pendudukan Jepang tidak ada lagi penanaman pandan. Orang Jepang memaksakan penduduk pulau Bawean menanam tanaman untuk makanan dengan mengorbankan sebagian penting dari
tanaman pandan.
Kini, pembuatan tikar pandan di pulau Bawean bukan lagi menjadi mata pencaharian
yang penting. Pembuatan tikar hanya sebagai pengisi waktu bagi kaum wanita usia lanjut. Dan
pembuatan tikar ini pun hanya dapat ditemukan di beberapa desa tertentu saja. Selain itu,penanaman pohon pandan sebagai bahan baku tikar pandan sudah tidak dilakukan lagi dan boleh
dikatakan semakin langka. Untuk mendapatkan daun pandan, penduduk harus mencari ke hutan.
Proses pekerjaan menganyam tikar pandan ini sangat memerlukan banyak waktu. Untuk membuat satu tikar bisa memakan waktu 5 hingga 6 hari. Daun pandan yang baru di petik dibelah-belah menjadi ukuran tertentu. Kemudian, daun yang telah dibelah harus dikais terlebih
dahulu agar menjadi lemas dengan menggunakan alat khusus. Setelah selesai, daun pun segera
direbus hingga beberapa jam lalu direndam dengan air dingin selama satu hari. Proses
selanjutnya daun pandan harus dijemur di bawah terik matahari hingga mengering. Terakhir,barulah penganyaman bisa lakukan.
5/16/2018 Kerajinan Tikar Pandan Pulau Bawean - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kerajinan-tikar-pandan-pulau-bawean 2/3
Hasil kerajinan tikar pandan ini dijual dengan kisaran 50 ribu rupiah hingga 200 ribu
rupiah. Harganya bervariasi, tergantung dari corak, warna, maupun ukurannya. Masalah kwalitastidak perlu di ragukan lagi. Tikar pandan buatan Pulau Bawean telah diakui dan dikenal memiliki
kwalitas baik hingga mancanegara.
Produk tikar dari Pulau Bawean memiliki ciri khas berbeda dengan daerah lain, utama
kwalitas anyamannya lebih terjamin. Kekuatan tikar Bawean sampai puluhan tahun, bila dipakai
dan dijaga dengan baik. Ciri khas lainnya, adalah memiliki warna yang cukup indah bila
dipandang dengan mata, yaitu punya nilai seni cukup tinggi.
Bahan dasar tikar Bawean adalah tumbuhan pandan.Di Pulau Bawean pusat anyaman
tikar terletak di desa Gunungteguh Sangkapura, sedangkan di kampung lainnya juga masih
banyak yang sehari-harinya kerja menganyam tikar.Pengrajin tikar asal Pulau Bawean terancam
punah,sehubungan kurangnya minat generasi penerusnya untuk belajar atau menekuni profesi
sebagai pengayam tikar.
Tikar Bawean dikenal sampai mancanegara, hampir setiap ada warga berkunjung
dipastikan setelah pulang akan membawa oleh-oleh tikar. Pada molod international di Alun-alun
kota Sangkapura besok 15 - 17 Maret 2010, produksi tikar Bawean akan membuka stand
pameran.
Meskipun masih kesulitan diproduksi secara masal, kerajinan asal Bawean cukup
berkualitas. Sentra perajin anyaman bambu ada di Desa Gunungtegu, sedangkan onix di Desa
Sungaiteluk, dekat pelabuhan kapal. Selain persoalan itu, tanaman pandan yang menjadi bahan
utama kini mulai jarang ditemui. Dulu, setiap rumah pasti memiliki pohon pandan di sekitarnya.
Untuk membuat anyaman tersebut, daun pandan mula-mula dijemur terlebih dulu hingga
kering. Untuk menghasilkan warna-warni, barulah pandan yang telah kering direbus dengan
bahan-bahan alami sekaligus ditambah dengan sedikit pewarna kimia. Untuk warna hitam,
pandan yang telah kering direbus dengan daun jati. Selanjutnya, pandan direndam dalam lumpur,
baru dicampur dengan pewarna ungu, merah, dan hijau.Warna kimia ungu, merah, dan hijau itu
digunakan untuk mengkilatkan warna hitam dari lumpur.
Penggunaan bahan alami memang mendominasi dalam pembuatan anyaman. Selain
memakai bahan alami, anyaman Bawean kaya motif. Antara lain, corak mata lembu, seksek
bange, dan peti tumpuk. Corak-corak itu ada dalam semua jenis anyaman Bawean. Yakni, tikar,
sajadah, tas, maupun dompet. “Tas dan dompet baru dibuat setelah dapat penyuluhan dari
disperindag.
5/16/2018 Kerajinan Tikar Pandan Pulau Bawean - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/kerajinan-tikar-pandan-pulau-bawean 3/3
Selain penyuluhan, pengembangan bentuk maupun motif didapatkan dari pelanggan.
Seperti saat puasa dan Lebaran lalu, anyaman Bawean dipastikan laris. Sebab, banyak perantau
(TKW/TKI) yang membeli kerajinan itu untuk dibawa ke negara rantauan. Bulan puasa juga
merupakan waktu penghasil anyaman terbanyak. Sebab, para ibu memiliki waktu luang lebih
banyak daripada hari biasa.Untuk selembar tikar, biasanya dijual dengan harga Rp 35 ribu.
Sedangkan sajadah dihargai Rp 30 ribu. Harga bervariasi dikenakan untuk jenis anyaman tas dan
dompet, berkisar antara Rp 7 ribu hingga Rp 30 ribu.
Di hari selain puasa dan Lebaran,penganyam biasanya akan menimbun bahan pandan saat
musim hujan,jika musim hujan, susah menjemur. Karena itu, pandan ditimbun, baru dikerjakan
pada musim panas.Para pengrajin lantas mengeluh bahwa cuaca makin tidak menentu.
Cara itu juga cukup efektif untuk menyiasati kelangkaan pandan. Yang jelas, lanjutZubaidah, produk anyaman di desanya bisa menyesuaikan dengan cuaca. Jika panas, tikarBawean akan terasa dingin. Sedangkan saat dingin, tikar akan menghangat. Itulah yang membuat
anyaman-anyaman Bawean nyaman dipakai.
Ahmad Asfahani , X-9/03