keputusasaan-1

11
 ASUHAN KEPERAW A T AN KLIEN DENGAN MASALAH PSIKOSOSIAL: KEPUTUSASAANAN MAKALAH Oleh Kelompok 2 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS JEMBER 201

Upload: yanuar-pranata

Post on 04-Oct-2015

1.600 views

Category:

Documents


305 download

DESCRIPTION

askep Keputusasaan

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN MASALAHPSIKOSOSIAL: KEPUTUSASAANAN

MAKALAH

Oleh Kelompok 2

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS JEMBER2015

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN MASALAHPSIKOSOSIAL: KEPUTUSASAAN

MAKALAHdisusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Klinik VIII dengan Dosen Pengampu: Ns. Erti Ikhtiarini Dewi, M.Kep.,Sp.Kep.J

Oleh :Ary Januar Pranata P. 122101010Berlinda Damar Asri 122310101077

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS JEMBER2015DAFTAR ISIHalamanHALAMAN SAMPUL.iHALAMAN JUDUL iiDAFTAR ISI iiiBAB 1. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang.11.2 Tujuan 2BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Ansietas2.1.1 Contoh Kasus.32.1.2 Pengertian.32.1.3 Psikopatologi/Psikodinamika.42.1.4 Diagnosa Medis dan Diagnosa Keperawatan.42.1.5 Penatalaksanaan.5BAB 3. PENUTUP3.1 Kesimpulan 133.2 Saran 13DAFTAR PUSTAKA 14

BAB 1. PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Keputusasaan mengggambarkan individu yang tidak melihat adanyakemungkinan untuk memperbaiki hidupnya dan bersih keras mengatakan bahwa tidakada seorangpun yang dapat membantunya.Keputusasaan berbeda dengan ketidakberdayaan,orang yang putus asa tidakmelihat adanya solusi untuk permasalahannya atau tidak menemukan cara untukmencapai apa yang diinginkannya. Sebalikkya orang yang tidak berdaya masih dapatmenemukan alternatif atau untuk masalah tersebut, tetapi tidak mampu melakukansesuatu untuk mewujudkannya karena kurangnya kontrol dan sumber yang tersedia. Perasaan tidak berdaya yang tidak kunjung hilang dapat menimbulkankeputusasaan. Keputusasaan biasanya terkait dengan duka cita, depresi, dan keinginanuntuk bunuh diri. Untuk individu dengan resiko bunuh diri perawat juga harusmenngunakan resiko bunuh diri.Setiap orang pernah mengalami keputusasaan dalam hidupnya. Hal ini munculdalam berbagai bentuk dan merupakan sejenis perasaan yang lebih sering dan lebihumum dirasakan daripada dilaporkan.Keputusasaan sering terlihat pada mereka yang cenderung kaku dan tidakfleksibel baik dalam pikiran , perasaan maupun perilaku.Keputusasaan adalah keadaan dimana seseorang atau individu tidak mampumemandang kehidupan ke arah yang lebih baik dan cenderung putusasa akan segalakemampuannya,dan kebanyakan Ungkapan klien mengarah ke situasi kehidupantanpa harapan dan terasa hampa. Dari semua cobaan dan kesulitan yang kita alami di dalam hidup, mungkinyang paling berbahaya ialah keputusasaan. Terkadang pengalaman keputusasaan inidinamakan malam yang gelap dalam jiwa kita. Bila mengalami keputusasaan kitaseperti merasa bahwa semua jenis terang sirnah dan pergi, lalu kita sendiri sedangberdiri di dalam kegelapan. Barangkali dapat menjadi satu penghiburan kecil kalaumasing-masing dari kita menyadari dan mengakui bahwa setiap orang mengalamikeputusasaan pada waktu dan tempat tertentu di dalam hidup, tanpa kecuali.

1.2 Tujuan 1.2.1. Untuk mengetahui salah satu contoh kasus klien dengan masalah psikososial: keputusasaan1.2.2. Untuk mengetahui pengertian keputusasaan1.2.3. Untuk mengetahui psikopatologi/psikodinamika keputusasaan1.2.4. Untuk mengetahui diagnosa medis dan diagnosa keperawatan pada klien dengan keputusasaan1.2.5. Untuk mengetahui penatalaksanaan pada klien dengan keputusasaan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA2.1 Keputusasaan 2.1.1 contoh kasusNy. H usia 30 tahun datang ke RSJ RESPATI pada tanggal 7 Juli 2014, dengan wajah pasien tampak pucat, penampilan tampak lusuh dan tidak terawat, saat ditanya pasien hanya diam dengan tatapan kosong. keluarga yang mengantarkan mengatakan bahwa sudah satu bulan lebih sejak pasien ditinggal oleh kekasihnya pergi dengan wanita lain, pasien hanya mengurung diri dikamar, tidak mau bersosialisasi dengan lingkungan terlebih dengan keluarga. keluarga juga mengatakan bahwa sebelumnya pasien pernah gagal dalam berumah tangga (bercerai) sekitar 1tahun yang lalu dengan alasan yang sama, dan sejak gagal untuk yang ke-2 kalinya pasien putus asa dan tidak mau mengenal laki-laki lagi, pasien juga pernah mencobauntuk mengakhiri hidupnya. Saat dilakukan pengkajian oleh perawat didapatkan hasil TB = 160 cm, BB =58 kg2.1.2 Keputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang melihatketerbatasan atau tidak ada alternatif atau pilhan pribadi yang tersedia dan tidak dapatmemobilisasi energy yang dimilikinya (NANDA, 2005). Keputusasaan adalah keadaan emosional ketika individu merasa bahwakehidupannya terlalu berat untuk dijalani ( dengan kata lain mustahil ). Seseorangyang tidak memiliki harapan tidak melihat adanya kemungkinan untuk memperbaikikehidupannya dan tidak menemukan solusi untuk permasalahannya, dan ia percayabahwa baik dirinya atau siapapun tidak akan bisa membantunya. Keputusasaan berkaitan dengan kehilangan harapan, ketidakmampuan ,keraguan .duka cita , apati , kesedihan , depresi , dan bunuh diri. ( Cotton dan Range,1996 )Menurut (Pharris, Resnick ,dan ABlum, 1997), mengemukakan bahwakeputusasaan merupakan kondisi yang dapat menguras energi. Keputusasaan merupakan status emosional yang berkepanjangan dan bersifatsubyektif yang muncul saat individu tidak melihat adanya alternatif lain atau pilihan pribadi untuk mengatasi masalah yang muncul atau untuk mencapai apa yangdiiginkan serta tidak dapat mengerahkan energinya untuk mencapai tujuan yangditetapkan .2.1.3 Psikopatologi/PsikodinamikaTekanan hidupstatus kesehatanTidak mempunyai tujuan hiduprespon terhadap stimus imunmerasa tidak yakinmerasa tidak pernahdapat menjalani hidup bernasip baik merasa lemah dan letihmerasa kehilangan danKEPUTUSASAANtidak memiliki apa-apatidak ada energi merasa sedihRESIKO BUNUH DIRI DEFISIT PERAWATAN DIRITidak dapat berkomuni-Kasi dengan lingkungansekitar

menarik diri dari lingkungan

ISOLASI SOSIAL

2.1.4 Diagnosa Medis dan Diagnosa Keperawatana. Diagnosa MedisMasalah psikososial: keputusasaan

b. Diagnosa KeperawatanIsolasi sosial berhubungan dengan klien menarik diri dari lingkungan ditandai dengan klien hanya mengurung diri dikamar, tidak mau bersosialisasi dengan lingkungan terlebih dengan keluarga. 2.1.5 Penatalaksanaana. Medis1) Psikofarmaka Terapi dengan obat-obatan sehingga dapat meminimalkan gangguankeputusasaan.2) Psikoterapi Terapi kejiwaan yang harus diberikan apabila penderita telah diberikanterapi psikofarmaka dan telah mencapai tahapan di mana kemampuan menilairealitas sudah kembali pulih dan pemahaman diri sudah baik. Psikoterapi ini bermacam-macam bentuknya antara lain psikoterapi suportif dimaksudkan untuk memberikan dorongan, semangat dan motivasi agar penderita tidak merasa putusasa dan semangat juangnya.Psikoterapi Re-eduktif dimaksudkan untuk memberikan pendidikan ulangyang maksudnya memperbaiki kesalahan pendidikan di waktu lalu, psikoterapirekonstruktif dimaksudkan untuk memperbaiki kembali kepribadian yang telahmengalami keretakan menjadi kepribadian utuh seperti semula sebelum sakit, psikologi kognitif, dimaksudkan untuk memulihkan kembali fungsi kognitif (daya pikir dan daya ingat) rasional sehingga penderita mampu membedakan nilai- nilaimoral etika. Mana yang baik dan buruk, mana yang boleh dan tidak, dsbnya.Psikoterapi perilaku dimaksudkan untuk memulihkan gangguan perilaku yang terganggu menjadi perilaku yang mampu menyesuaikan diri, psikoterapi keluargadimaksudkan untuk memulihkan penderita dan keluarganya. 3) Terapi Psikososial Dengan terapi ini dimaksudkan penderita agar mampu kembali beradaptasidengan lingkungan sosialnya dan mampu merawat diri, mampu mandiri tidak tergantung pada orang lain sehingga tidak menjadi beban keluarga. Penderitaselama menjalani terapi psikososial ini hendaknya masih tetap mengkonsumsiobat psikofarmaka. 4) Terapi Psikoreligius Terapi keagamaan ternyata masih bermanfaat bagi penderita gangguan jiwa.Dari penelitian didapatkan kenyataan secara umum komitmen agama berhubungandengan manfaatnya di bidang klinik. Terapi keagamaan ini berupa kegiatan ritualkeagamaan seperti sembahyang, berdoa, mamanjatkan puji-pujian kepada Tuhan,ceramah keagamaan, kajian kitab suci. Rehabilitasi Program rehabilitasi penting dilakukan sebagi persiapan penempatan kembalikekeluarga dan masyarakat. Program ini biasanya dilakukan di lembaga (institusi)rehabilitasi misalnya di suatu rumah sakit jiwa. Dalam program rehabilitasidilakukan berbagai kegiatan antara lain; terapi kelompok, menjalankan ibadahkeagamaan bersama, kegiatan kesenian, terapi fisik berupa olah raga,keterampilan, berbagai macam kursus, bercocok tanam, rekreasi, dsbnya. Padaumumnya program rehabilitasi ini berlangsung antara 3-6 bulan. Secara berkaladilakukan evaluasi paling sedikit dua kali yaitu evaluasi sebelum penderitamengikuti program rehabilitasi dan evaluasi pada saat si penderita akandikembalikan ke keluarga dan ke masyarakat.b. Intervensi Keperawatan1. Bina hubungan saling percaya dengan: Sapa klien dengan ramah, baik verbal maupun non verbal Perkenalkan diri dengan sopan Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien Jelaskan tujuan pertemuan Buat kontrak interaksi yang jelas Jujur dan tepati janji Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya Beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien

.

BAB 3.PENUTUP3.1 KesimpulanKeputusasaan merupakan keadaan subjektif seorang individu yang melihatketerbatasan atau tidak ada alternatif atau pilhan pribadi yang tersedia dan tidak dapatmemobilisasi energy yang dimilikinya (NANDA, 2005). Keputusasaan berkaitan dengan kehilangan harapan, ketidakmampuan ,keraguan .duka cita , apati , kesedihan , depresi , dan bunuh diri.3.2 SaranPembaca diharapkan banyak membaca referensi lain terkait masalah psikososial: keputusasaan. Hal ini dimaksudkan agar pembaca lebih memahami terkait masalah klien dengan gangguan psikososial. Selain itu pembaca juga dapat mencari informasi terkait jurnal penatalaksanaan terbaru pada klien dengan masalah psikososial.