keputusan rektor universitas indonesia rektor …

99
KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 2446/SK/R/UI/2016 TENTANG RENCANA INDUK (MASTER PLAN) KAMPUS BARU UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK PERIODE 2016-2026 REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA, Menimbang: a. bahwa berdasarkan Rencana Induk Pembangunan dan Pengembangan Kampus Baru Universitas Indonesia Depok 1984-1992; b. bahwa pelaksanaan pembangunan dan pengembangan Kampus Barn Universitas Indonesia Depok tahun 2008 telah berakhir; C. bahwa berdasarkan butir a dan b di atas perlu ditetapkan Rencana Induk (Master Plan) Kampus Barn Universitas Indonesia Depok Periode 2016-2026 dengan Keputusan Rektor Universitas Indonesia. Mengingat: 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

Upload: others

Post on 26-Oct-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA

NOMOR: 2446/SK/R/UI/2016

TENTANG

RENCANA INDUK (MASTER PLAN)

KAMPUS BARU UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK

PERIODE 2016-2026

REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA,

Menimbang: a. bahwa berdasarkan Rencana Induk Pembangunan dan

Pengembangan Kampus Baru Universitas Indonesia

Depok 1984-1992;

b. bahwa pelaksanaan pembangunan dan pengembangan

Kampus Barn Universitas Indonesia Depok tahun 2008

telah berakhir;

C. bahwa berdasarkan butir a dan b di atas perlu

ditetapkan Rencana Induk (Master Plan) Kampus Barn

Universitas Indonesia Depok Periode 2016-2026 dengan

Keputusan Rektor Universitas Indonesia.

Mengingat: 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang

Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4725);

Page 2: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

-2-

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang

Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5059);

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang

Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5336);

5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun

2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2013 tentang

Statuta Universitas Indonesia (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 166, Tanibahan

Lembaran Negara Nomor 5455);

7. Peraturan Majeis Wall Amanat Universitas Indonesia

Nomor 002 / Peraturan/ MWA-UI/ 2015 tentang Rencana

Strategis Universitas Indonesia 2015-2019;

8. Peraturan Majelis Wall Amanat Universitas Indonesia

Nomor 004/ Peraturan/ MWA-UI/ 2015 tentang Anggaran

Rumah Tangga Universitas Indonesia;

9. Keputusan Majelis Wali Amanat Universitas Indonesia

Nomor 005/SK/MWA- UI/2010 tentang Norma

Pendldikan di Universitas Indonesia

10. Keputusan Majelis Wall Amanat Universitas Indonesia

Nomor 020/ SK/ MWA-UI/ 2014 tentang Pengangkatan

dan Penugasan Rektor Universitas Indonesia Periode

2014-2019;

11. Keputusan Rektor Universitas Indonesia Nomor

3875/SK/R/UI/2014 tentang Struktur Intl Organisasi

Universitas Indonesia;

Page 3: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

-3-

12. Keputusan Rektor Nomor 0275/SK/R/UI/2015 tentang

Kedudukan, Struktur, Wewenang, Tugas Pokok Fungsi

Badan/Direktorat/ Kantor/ Unit Pelaksana Teknis serta

Uraian Tugas Pejabat di Pu sat Administrasi Universitas

Indonesia sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan

Hukum 2014-2019;

MEMUTUSKAN

Menetapkan: RENCANA INDUK (MASTER PLAN) KAMPUS BARU

UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK PERIODE 2016-2026

Pertama - Rencana Induk (Master Plan) Kampus Baru Universitas

Indonesia Depok adalah rencana jangka panjang

pembangunan dan pengembangan Kanipus Barn

Universitas Indonesia Depok berjangka waktu 10 tahun

yang mencakup realisasi pembangunan yang telah

dilaksanakan dan rencana kegiatan 10 tahun mendatang;

Kedua - Rincian Rencana Induk (Master Plan) Kampus Barn

Universitas Indonesia Depok tersebut diktum pertama,

adalah sebagaimana terlanipir pada Keputusan Rektor

mi;

Ketiga - Rencana Induk (Master Plan) Kampus Barn Universitas

Indonesia Depok, memiliki jangka waktu pembangunan

dan pengembangannya selania 10(sepuluh) tahun (2016-

2026). Tatanan lingkup kegiatan pembangunan,

dijabarkan dalani bentuk Rencana Kerja Lima Tahunan

(RKL) dan Rencana Kerja Tahunan (RKT);

Page 4: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

Keempat - Untuk melaksanakan tugas Koordinasi Perencanaan,

Pengembangan serta Pengawasan Rencana Induk (Master

Plan) Kampus Baru Universitas Indonesia Depok, maka

Unit Kerja yang ditunjuk sebagai Koordinator adalah

Badan Perencanaan, Pengembangan dan Pengendalian

Universitas (BP3U);

Kelima - Anggaran pembangunan dan pengembangan Kampus

Baru Universitas Indonesia Depok bersumber dan

berbagai instansi yang terkait baik daerah maupun pusat

dan sumber-sumber lain yang tidak mengikat.

Keenam - Keputusan mi benlaku sejak tanggal ditetapkan dengan

ketentuan apabila terdapat kekeliruan dalam keputusan

ini , akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal ft O'tJ c2O

Rektor,

//N ~ Prof. Dr. Jr. Muhammad Anis, M.Met-

NIP 195706261985031002

Page 5: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

cm LMLJ

dm cm cm C042 CM

CLM

Act

C-, w w

co

CD c'J

CbsJ

co

5

(j

0

V k

,)/\

/• / ///

Page 6: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

RENCANA INDUK KAMPUS DEPOK

UNWERSITAS INDONESIA

2016-2026

1

Page 7: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

KATA PENGANTAR

Rencana induk adalah serangkaian instruksi yang secara garis besar

memandu tindakan untuk mencapai suatu tujuan pengembangan jangka

panjang. Dalam kaitan kampus suatu perguruan tinggi, rencana induk

memberikan rambu-rambu pengarah agar dalam pelaksanaan

membuahkan hasil yang tak berakibat negatif dan dampak turutan yang

tak diinginkan. Dengan demikian, kegiatan yang berada di dalam rencana

berlangsung dengan baik.

Bentuk suatu rencana induk amat tergantung dari keadaan yang tercita-

citakan suatu lembaga. Lembaga pendidikan tinggi dapat memiliki

beberapa jenis rencana induk. Rencana induk pengembangan akademik

merupakan sejenis rencana yang akan dijalankan oleh lembaga untuk

mencapai tujuan. Rencana Induk Akademik (RIA) adalah sejenis rencana

induk yang perlu dibuat oleh lembaga pendidikan tinggi untuk memandu

strategi pengembangan tata laksana kegiatan akademik. RIA senantiasa

ada konsekuensi kebutuhan ruang yang perlu diterjemahkan ke rencana

induk tata ruang. Rencana Induk Tata Ruang (RITR) tanpa Rencana

Induk Akademik akan kehilangan landasan berpijak.

Rencana Induk Tata Ruang kampus mencakup berbagai garis besar

panduan yang terkait dengan sarana dan prasarana mengisi khan yang

tersedia secara legal kampus yang pada akhirnya melayani kegiatan

masyarakat akademik dengan sebaik-baiknya sesuai visi, misi, dan tujuan

yang diembankannya. RITR memetakan prioritas, batas-batas

pengembangan sesuai sumber daya, tata lingkungan, peruntukan dan

LI

Page 8: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

intensitas, tata lalu lintas, tata air, tata tenaga listrik, tata olah sampah

sehingga pelaksanaan pembanguan ragawi teratur.

Pembangunan dapat saja dilaksanakan tanpa suatu rencana induk jangka

panjang. Setiap ada kebutuhan langsung dibangun hingga suatu saat

lahan yang tersedia tak lagi mampu menampung dan wadah yang ada

tambal sulam jauh dari keselarasan. Keadaan demikian bukanlah ciri

kehidupan suatu lembaga perguruan tinggi yang melambangkan

kecendekiaan sebagai pengejawantahan peradaban.

Sebagai lembaga penghasil pengetahuan baru, pengabdi pada

masyarakat, dan melaksanakan pendidikan, perguruan tinggi yang sadar

tentang kemuliaan tugasnya wajib mencerminkan misinya. Untuk itu

kampus perguruan tinggi dunia senantiasa menyiapkan rencana induk

pengembangan akademik dan tata ruangnya mengingat tugas dan

kewajiban yang diembankannya bertanggung jawab pada masyarakat

berbagai tingkat, mulai dari lokal, kawasan, kota, wilayah, negara,

regional, dan dunia.

Dalam era ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat

dengan dinamika tinggi mi, perguruan tinggi wajib berperan serta

menyumbangkan hasil kecendekiaan yang bermutu tinggi. Hasil

demikian berlangsung dalam mutu ruang inspiratif yang terencana.

Tanpa suatu Rencana Induk Tata Ruang yang baik tentu yang dihasilkan

rawan inspirasi.

Prof. Jr. Gunawan Tjahjono, M. Arch., Ph.D.

Page 9: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

0

DAFTAR 1ST

KATA PENGANTAR 11

PENDAHULUAN

1.1 Tujuan dan Sasaran 5

II. VlSI, MISI DAN TUJUAN UI 2014-2019 6

2.1 Visi Universitas 7

2.2 Misi Universitas 7

2.3 Tujuan Universitas 8

III. UI DALAM ANGKA

10

3.1 Pemanfaatan Energi UI

13

3.2 Pemanfaatan Sumber Daya Air 13

3.3 Pemanfaatan ICT

14

3.4 Buku dan Koleksi Perpustakaan 14

3.5 Unit Usaha Akademik

15

IV. RENCANA INDUK PENGEMBANGAN KAM PUS 15

4.1 Arsitektur dan Lansekap 16

4.1.1 Zona Inti

4.1.2 Zona Akademik

25

4.1.3 Zona Rekreasi & Olah Raga 28

Page 10: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

4.1.4 Zona Enterprising dan Penunjang 32

4.1.5 Pedoman Tata Bangunan 36

4.2 Rencana Struictur dan Infrastruktur 37

4.2.1 Rencana struktur 38

4.2.2 Sirkulasi dan Transportasi 42

4.3 Rencana Tata Kelola Air 52

4.3.1 UI dalam GreenMetric 54

4.3.2 Tahapan Rencana Tindak Lanjut 56

4.4 Rencana Sistem Daya Listrik 58

4.4.1 Rencana Sistem Kelistrikan 58

4.4.2 Standarisasi dan Keselamatan Kerja Lisrik 59

4.4.3 Rencana Pengembangan dan Pemanfaatan 6o

4.4.4 Efisiensi Energi 61

4.4.5 Audit Energi 62

4.4.6 SDM Kelislrikan 63

4.5 Sistem Jaringan Telekomunikasi 63

4.5.1 Jaringan Telepon dan Telepon Genggam 64

4.5.2 Penyebaran Informasi 64

4.6 Sistem Pembuangan sampah 64

4.7 Rencana Sistem Informasi Jaringan 76

4.7.1 Teknologi Informasi 68

4.7.2 Sistem Informasi dan Fasilitas 69

ri

Page 11: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

4.7.3 Sistem Informasi dan Pengelolaan Aset 70

4.8 Kesehatan Keselamatan Keija Lingkungan 70

4.8.1 Fire Safety 72

4.8.2 Fire Protection 72

4.8.3 Fire escape 73

4.8.4 Penangkal Petir 80

4.9 Rencana Keamanan Kampus 84

'1

Page 12: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

H

Page 13: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

PENDAHULUAN

Kampus UI Depok telah hadir dan menjalankan tugasnya sejak tahun

1987. Selama hampir tiga dekade, perkembangan pembangunan dan

fasilitas penunjang di dalam kampus bertambah terus. Hal itu sesuai

dengan rencana strategis Universitas Indonesia dengan pertimbangan

penambahan program pendidikan, daya tampung pada masing-masing

fakultas, dan perkembangan teknologi, dapat mengisi sebagian besar

lahan kampus yang telah disediakan dalam target Penyesuaian Rencana

Induk Kampus IJniversitas Indonesia Depok 1984. Perkembangan fisik

yang sedemikian pesat juga terkait dengan perkembangan kota dan

wilayah perkotaan Depok, sehingga kampus Universitas Indonesia tidak

lagi berkedudukan sebagai kawasan yang berada di pinggiran kota

sebagaimana masih dirasakan sekitar tiga dekade yang lalu, akan tetapi

kampus Universitas Indonesia sudah merupakan kawasan yang bersifat

urban, dengan segala konsekuensi dan kompleksitas kegiatan dan

lingkungan secara fisik.

Pengembangan Kampus UI Depok mulai dari ide pemindahan kegiatan

akademik kampus Salemba, pencarian lahan kampus, perencanaan,

pembangunan dan pemindahan. Kronologis pengembangan kampus UI

Depok adalah sebagai berikut;

1975: Pemerintah memutuskan Kampus UI di Jakarta (Salemba,

Rawamangun, PGT, Wisma Rini), harus dipindahkan keluar

Jakarta.

11

Page 14: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

1975-1980: Pencarian lahan kampus (7 alternatif: Ciputat,

Kalibata, Ragunan, Sempiak, Rumpin, Gunung Putri, Depok 312

Ha)

• 1980-1982: Studi banding ke kampus-kampus di Asia/Asean

• 1982-1984: Pembuatan Master Plan & DEDC Kampus

• 1984-1987: Pelaksanaan pembangunan fisik

• 1987: 5 September, Peresmian Kampus UI Depok oleh Presiden

Suharto

-.

/1

1987-2015: Pengembangan Kampus UI Depok;

Pada saat diresmikan pada tahun 1987, Kampus UI Depok baru

memindahkan tujuh Fakuitas saja yakni Fakuitas Hukum, Fakultas

Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik, Fakultas Sastra, Fakuitas

Matematika Ilimu Pengetahuan Alam, Fakuitas Teknik, Fakultas

Kesehatan Masyarakat, dan membangun beberapa bangunan penunjang

antara lain Rektorat, Mesjid, Balairung, stadion olah raga, dan

gymnasium. Selanjutnya Fakuitas Ekonomi menynsul, lain UI

membangun Asrama Mahasiswa, Pusat Studi Jepang, dan Fakultas Ilmu

Komputer.

Pembangunan Fakultas Ekonomi menerapkan pola yang berbeda dan

citra semula. Seianjutnya pembangunan Pusat Studi Jepang yang

merupakan sumbangan Pemerintah Jepang sebagai bagian dari Fakuitas

Sastra (sekarang Fakultas Ilmu Kebudayaan), juga tidak lagi mengikuti

guidelines Penyesnaian Rencana Induk 1984. Pembangunan Fakuitas

Ilmu Komputer yang sementara ditambahkan ke Pusat Ilmu Komputer

melanjutkan poia melingkar berlantai enam (menembus batas empat

lantai). Pembangunan Asrama Mahasiswa di sebeiah utara Kampus

belahan DKI menyimpang dari Penyesuaian Rencana Induk 1984 yang

7 , . _..a C

uiI\\

4 fit

/ Gambar 1.1: Rencana Induk Kampus Depok 1984

[2]

Page 15: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

Gambar 1.2: Rencana Induk Kampus Depok 1997

tidak menghendaki asrama berada di dalam kampus.

Menghadapi permasalahan perkembangan kampus, pimpinan UI telah merevisi dalam Penyesuaian Rencana Induk 1984 menjadi Rencana

Induk Kampus Depok 1997. Dalam Rencana Induk 1997 orientasi pembangunan memusatkan diri dengan peningkatan daya guna lahan, bukan perluasan pembangunan ke lahan baru, kemudian rencana Induk

ditinjau dan direvisi kembali menjadi Rencana Induk 2008 di era UI

menjadi Badan Hukum Milik Negara yang menuju universitas riset

berkelas dunia.

Rencana Induk 1997 memumpun ke suatu perkembangan padat dalam batas ranab bangunan, kecuali untuk beberapa fakultas baru yang berkaitan dengan kedokteran yang belum direncanakan kehadirannya. Dengan demikian tahap pengembangan lanjutan bagi fakultas yang telah

hadir sebelumnya tetap mengisi lahan yang telah ditetapkan dalam Penyesuaian Rencana Induk 1984. Sehingga perubahan Rencana Induk

2008 sudah merencanakan pengembang fakultas kedokteran dan kedokteran gigi lengkap dengan pembangunan rumah sakit pendidikan. Untuk dapat menghemat lahan, bangunan barn dibangun lebih dan

empat lantai. Akan lebih baik lagi apabila dapat sekaligus membangun delapan lantai. Selain itu lembaga-lembaga barn sebaiknya masih tetap

berada di dalam batas lama dengan hubungan langsung ke disiplin ilmu yang memayunginya.

Kawasan baru yang mungkin berkembang menampung kegiatan kajian-kajian khusus akan mengambil posisi di tempat-tempat tententu berpotensi dalam sumbu-sumbu terbayang ke Rektorat (sekarang Pusat Administrasi Universitas). Rektorat, dengan demikian masih menjadi

tifik acu dalam Rencana Induk 1997 yang dikuatkan pada Rencana Induk 2008.

Dengan perkembangan-perkembangan yang ada, tim perancang

11

Page 16: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

menganggap perlu memperkuat citra ranah-ranah yang selama mi belum

terisi secara optimal. Ranah tengah yang sudah terbangun dan

menampillcan wajah kampus bercitra Indonesia tetap menjadi tempat

pengembangan pendidikan. Ranah mi masih mampu menampung

perluasan fakultas-fakultas dan fasilitas barn dengan mempertahankan

ranah Centrum.

Bagian utara kampus UI Depok berisi hutan kota, fasilitas penunjang,

Integrated Faculty Club dan asrama mahasiswa. Hutan kota dan danau

tetap berperan sebagai penadah air, pereduksi polusi dan radiasi,

penghasil oksigen selama terkena sinar surya, dan penurun suhu bagi

Provinsi DKJ Jakarta. Faculty Club dapat digunakan untuk tempat

rekieasi dan berolah raga seperti misalnya berenang, driving range,

tenis, futsal, dan basket.

Kawasan selatan kampus memiliki potensi berkembang menjadi ranah

kelembagaan yang bermitra dengan pihak luar, mengingat akan ada jalan

bebas hambatan sejajar jalur pipa gas yang melewatinya. Sisi barat

kampus merupakan jalur rawan karena bersebelahan dengan perumahan

yang belum teratur. Oleh sebab itu jalur tersebut perlu diisi dengan

kegiatan-kegiatan seperti inkubator tekno-ekonomi, dan perumahan. Sisi

timur kampus berbatasan dengan jalur kereta, dan jalan raya. Bagian

jalan raya dapat berkembang menjadi pusat mekanis seperti bengkel dan

pompa bensin dengan fasilitas perbeknjaan kecil. Bagian di sisi jalur

kereta dapat berkembang menjadi pusat usaha mahasiswa atau

apartemen (student housing).

Perubahan-perubahan tersebut adalah suatu kenyataan yang

menandakan selaki ada kebutuhan yang baru namun belum dipikirkan Gambar 1.3: Rencana Induk Kampus Depok 2008

sebelumnya. Meski tidak sesuai dengan arahan semula, kehadiran

bangunan-bangunan baru tersebut tidak menimbulkan masalah lahan

karena masih banyak lahan yang tersedia di Kampus Depok mi.

r

4

Page 17: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

Penyimpangan menandakan perlu ada penyesuaian kebijakan dan peninjauan kembali Penyesuaian Rencana Induk 1984, Rencana Induk 1997 dan Rencana Induk 2008. Dengan demikian, sebagai salah satu upaya perencanaan dan pengendalian perkembangan kampus Universitas

Indoenesia, perlu adanya pembaharuan terhadap Rencana Induk

Pengembangan Kampus yang pernah disusun sebelumnya. Diharapkan bahwa Rencana Induk Pengembangan Kampus mi dapat menjadi pedoman bagi setiap bentuk kegiatan pembangunan, khususnya secara fisik.

Tantangan terhadap pesan Awal Revisi Rencana Induk 1984 yang ingin menciptakan citra Indonesia karena UI satu-satunya universitas di

Indonesia yang menyandang nama bangsa tetap berlanjut, meski

menghadapi perubahan-perubahan baru.

1.1 Tujuan dan Sasaran

Tujuan kegiatan pembaharuan Rencana Induk Pengembangan Kampus Universitas Indonesia adalah memperoleh suatu Rencana Induk 2016-

2026 setelah meninjau kembali Rencana Induk 2008 yang pernah disusun, dengan mempertimbangkan perkembangan yang teijadi serta sesuai dengan Rencana Strategis yang telah ditetapkan.

Sasaran kegiatan pembaharuan mi berupa serangkaian dokumen Rencana Induk Pengembangan Kampus UI 2016-2026 yang diharapkan

dapat disepakati oleh segenap masyarakat akademik, dan disahkan oleh

Majelis Wali Amanat IJniversitas UI, hingga selanjutnya memiiki

kekuatan hukum untuk dijadikan sebagai pedoman pembangunan hingga akhir tahun berlaku perencanaan.

Ll

Page 18: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

El

Page 19: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

VlSI, MIS!, DAN TUJUAN UI 2014-2019

2.1 Visi Universitas

Mengacu pada Renstra UI 2014-2019 maka Visi UI pada periode 2015-

2019 adalah:

"Mewujudkan Universitas Indonesia menjadi PTN BH yang mandiri

dan unggul serta mampu menyelesaikan masalah dan tantangan pada

tingkat nasional maupun global, menuju unggulan di Asia Tenggara."

2.2 Misi Universitas

UI memiliki misi:

a. menyediakan akses yang luas dan adil, serta pendidikan dan

pengajaran yang berkualitas;

b. menyelenggarakan kegiatan Tridharma yang bermutu dan relevan

dengan tantangan nasional serta global;

c. menciptakan lulusan yang berintelektualitas tinggi, berbudi pekerti

luhur, dan mampu bersaing secara global; dan

d. menciptakan iklim akademik yang mampu mendukung perwujudan

visi UI.

r

Page 20: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

2.3 Tujuan Universitas

Universitas Indonesia menetapkan tujuan universitas sebagai berikut:

a. menciptakan komunitas pendidikan yang inidusif, berdasar pada

adab, kepercayaan, integritas, saling menghargai dan kebhinekaan dalam lingkungan yang aman dan bersahabat;

b. menyiapkan peserta didik agar menjadi lulusan yang cerdas dan bernurani melalui penyediaan program pendidikan yang jelas dan

terfokus sehingga dapat menerapkan, mengembangkan, memperkaya, dan memajukan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan;

c. mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan serta mengupayakan penerapannya untuk meningkatkan martabat dan kehidupan masyarakat, dan memperkaya kebudayaan nasional;

d. mendorong dan menguatkan pengembangan ilmu-ilmu yang telah ada, maupun ilmu-ilmu dan kajian baru dalam bidang monodisiplin,

multidisiplin, interdisiplin, dan transdisiplin demi menjawab

tantangan persoalan kehidupan yang maldn kompleks;

e. mendorong dan mendukung peran serta aktif sivitas akademika dalam pembangunan dan pengabdian kepada masyarakat yang demokratis, sejahtera, dan beradab sebagai kekuatan moral yang mandiri;

1. memperkuat peran sebagai penyelenggara pendidikan tinggi, dan bekerjasama dengan lembaga dan asosiasi profesi, sehingga lulusan

dapat memperoleh keahlian pada tingkat profesional;

g. meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan kepada bangsa, negara, dan dunia melalui kolaborasi, kemitraan, dan kesempatan

untuk pengayaan budaya dan pendidikan berkelanjutan, dan;

ES

Page 21: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

h. berinvestasi pada pengembangan profesional bagi semua warga UI

dan juga dalam teknologi yang bermanfaat dalam rangka mencapai

keunggulan kompetitif melalui pengajaran, riset, dan pengabdian

kepada masyarakat

11

Page 22: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

F1

Page 23: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

25.000

UiH11:' / I /

Gambar 3.1: Jumlah Mahasiswa dan Luas

48 277

dn 5p,,

2013 2024 2015

Pertumbuhan Mahasiswa Ut

CAGR 2. 1%

50000

40000

4.2%

30000 .3%

27520 27960 28520 rn000

0

2012 2013 2014

Mahasiswa Si Mahasiswa 52 & 53

womPertumbuhan Mahasiswa

Gambar 3.2: Bauran Mahasiswa UI

0

BAB III

UI DALAI ANGKA

Universitas Indonesia merupakan sebuah Universitas yang melakukan

kegiatan secara terpadu dengan kegiatan utama akademik Universitas

dilangsungkan di kampus Depok. Namun, UI secara resmi saat mi memiliki luas total lahan sebesar 3.231.653 m 2 dengan komposisi:

a. Kampus UI Depok seluas 3.019.421 m 2 (77,33%),

b. Kampus Salemba seluas 93.850 m2 (7,58%),

c. Pegangsaan Timur No. 16 seluas 7.703 m2

d. Pegangsaan Timur No. 17 seluas 23.583 m2 ,

e. Asrama mahasiswa (Wisma Rini) Ji. Otto Iskandardinata seluas

11.134 m2

f. Rawamangun seluas 25.692 m (7,58%),

g. Puskesmas Serpong seluas 4.280 m 2

h. Guest House Ji. Kimia seluas 571 m 2

i. Guest House di Mender seluas 500 m

j. Perumahan dosen di Ciputat seluas 42.730 m2

k. Puskesmas Cempaka Putih seluas 331 m 2

1. Puskesmas Pulo Gadung seluas 1.858 m2

0

I

Page 24: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

Saat mi pada lokasi kampus UI sebagai kawasan akademik utama sudah

ditempati oleh 13 fakultas. Kegiatan akademik Fakultas Kedokteran,

Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Ilmu Keperawatan, Fakultas Farmasi,

dan Fakultas Kesehatan Masyarakat di Depok dilangsungkan di gedung-

gedung Rumpun Ilmu Kesehatan. Besarnya bauran luas area dan

perbandingannya denganjumlah mahasiswa nampak pada Gambar 3.1

Fasilitas yang terdapat di area kampus mencakup ruang kuliah,

laboratorium pendidikan dan riset, studio, perpustakaan, ruang seminar/

lokakarya/diskusi, ruang dosen, ruang kegiatan ekstrakurikuler, ruang

pusat komputer, dan ruang administrasi. Kampus UI yang luas dapat

menjadi wadah riset untuk berbagai bidang ilmu antara lain lingkungan,

energi, biologi, perilaku manusia dan lain sebagainya. Fasilitas

laboratorium yang spesifik mampu menjadi wadah yang kuat untuk

melakukan riset sehingga harapan UI untuk meningkatkan penelitian,

inovesi, dan publikasi dapat tercapai.

Fasilitas penunjang di UI dimaksudkan untuk mewujudkan Tri Dharma

perguruan tinggi. Salah satu fungsi universitas yang termaktub dalam Tn

Dharma perguruan tinggi merupakan kegiatan pelayanan pembelajaran,

yang secara tradisional menjadi core competence universitas. Untuk

menunjang kegiatan mi secara utuh, maka sesuai dengan amanah Renstra

UI 2015 - 2019 UI telah memberikan arahan pemenuhan standar layanan

pembelajaran yang direpresentasikan oleh rasio jumlah karyawan

terhadap mahasiswa dan rasio jumlah dosen terhadap mahasiswa.

Indikator tersebut tercantum dalam Tabel 3.1

Rasio tabel yang ada membenikan gambaran umum besaran jumlah

mahasiswa yang ada di UI, yang saat mi (2014-2015) sudah mencapai

48.277 orang yang tersebar di berbagai wilayah UI walaupun konsentrasi

terbesar mahasiswa UI saat mi terpusat di wilayah UI Depok.

0

N — -

- 0

N -

0 0 o TJ T N — -

CO

N - -

N

Cz

- .i tv

It

0

0

0 0

DaD

r1j

Page 25: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

ri

- C I

w 0 V1 I-'

CO 0 U1 1 I-'

Ln NJ vi rIj w 0 00 0 0

-

.ui-r.r', -N Lri CO

fj I

I I I I I I Q'I I I I I I

0_0oo-0 NJ - 0 IA I 00 1'J

Pertumbuhan mahasiswa UI yang tergambar pada Gambar 3.2

menunjukkan potensi peningkatan mahasiswa yang masih ada.

Pertumbuhan mahasiswa UI tetap mempertahankan kualitas akademik.

Kualitas akademik yang dimiliki oleh mahasiswa UI, khususnya

- mahasiswa program Sarjana, sudah sangat baik. Hal mi terlihat dan

proses penerimaan mahasiswa Si yang melalul seleksi sangat ketat

terhadap peminat calon mahasiswa, balk dari SNMPTN maupun SIMAK

UI. Keketatan diukur berdasarkan rasio jumlah peminat terhadap jumlah

yang diterima. Pada tahun 2014, tingkat keketatan SNMPTN dan

SBMPTN adalah sebesar 3.5% sedangkan SIMAK 2%, dengan jumlah

yang diterima pada proses SNMPTN dan SBMPTN adalah 3.418 dan

SIMAK 1.310. Kemampuan intelektual mahasiswa S2 dan S3 merupakan

modal penting untuk mendorong kegiatan akademik, penelitian dan

pengembangan UI. UI melakukan sejumlah upaya untuk meningkatkan

kualitas calon peserta pendidikan S2 dan S3 UI antara lain melalui

program Fast Track yang memungkinkan mahasiswa Si pada semester 7

dan 8 untuk mengikuti pendidikan S2 dan disertai dengan pemberian

beasiswa biaya kuliah yang akan mempermudah dan menarik minat para

calon. Jumlah mahasiswa baru program Magister tahun 2014 adalah

4.545 dan untuk S3 sebanyak 335 mahasiswa.

Besarnya jumlah populasi mahasiswa UI didukung dengan ketersediaan

jumlah dosen UI. Sampai dengan tahun 2014, dosen tetap UI (PNS dan

PUT) beijumlah 2.102 personil, sedangkan tenaga dosen tidak tetap

berjumlah 2.135 personiL

Berdasarkan tingkat pendidikan, struktur populasi dosen tetap UI

tergolong balk, dengan 853 orang atau 41% bergelar doktor dari berbagai

universitas dalam dan luar negeri ternama, 1.032 orang atau 49%

berpendidikan magister, 35 orang atau 2% berpendidikan spesialis II, 116

orang atau 5% berpendidikan spesialis I, 50 orang atau 2%

berpendidikan sarjana dan 16 orang atau i% berpendidikan Si profesi.

H

Page 26: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

Tabel 3.3: Data Danau UI

No. Naina Luas (ma) Tahun Pembangunan

1. Kenanga 44.253 1992

2. Agatis 58.072 1995

3. Mahoni 60.680 1996

4. Puspa 20.615 1995

5. Ulin 55.150 1998

6. Salam 54.189 1998

Total 292.959

Meskipun jumlah dosen tidak tetap cukup banyak pada setiap fakultas

dan program studi, namun komitmen dan dedikasi mereka menjalankan

Tridharma perguruan tinggi tidak diragukan lagi.

Demi memenuhi pelayanan dan menyangga kegiatan Tridharma

pendidikan tinggi, UI memerlukan dukungan utilitas dalam

melaksanakan kegiatannya. Penggunaan utilitas di UI dibagi menjadi

pemanfaatan energi, pemanfaatan sumber daya air, pemanfaatan ICT,

angkutan umum dan pengelolaan sampah.

3.1 Pemanfaatan Energi UI

Peningkatan jumlah mahasiswa dan jumlah program studi UI yang

meakukan penelitian intensif menyebabkan kebutuhan energi UT

meningkat. Biaya penyediaan listrik UI pada tahun 2014 mencapai 3

miliar rupiah per bulan dengan beban rata rata UI 10.424 WA (UI

Depok). Dengan Rumah Sakit UI yang akan beroperasi pada tahun 2017

maka diperkirakan UI akan memerlukan tambahan sebesar 1.500 kVA

untuk memasok daya ke RSUI.

3.2 Pemanfaatan Sumber Daya Air

Pada tahun 1995 disusun gagasan pengembangan sumberdaya air

Kampus UI Depok yang realisasinya didukung oleh Proyek Induk

Ciliwung-Cisadane dan Pemda DKJ-Jakarta. Dalam kurun waktu 1995-

1998 telah dibangun lima buah situ/danau, melengkapi situ/danau Rektorat yang dibangun pada tahun 1992.

Keenam danau tersebut diberi nama danau K.A.M.P.U.S yang merupakan

singkatan dari Kenanga-Aghatis-Mahoni-Puspa-Ulin-Salam, yang

13

Page 27: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

merupakan nama-nama pohon endemik Indonesia. Luas area danau

ditampilkan pada Tabel 3.3.

3.3 Pemanfaatan ICT

Sampai dengan tahun 2014 UI telah melakukan penrngkatan

infrastruktur TIK dalam bentuk pemasangan fiber optic, peningkatan

kapasitas backbone, dan beberapa hal lain yang difasiitasi oleh DSTI

dengan rincian sebagai berikut:

• Panjang total kabel Fiber Optik UT di tahun 2014m i menjadi 57.6 km

• Jumlah total Access Point di UI mencapai 747 AP.

• Total bandwidth internet hingga 1.6 Gbps untuk NAP, dan 1 Gbps

untuk I1X

• Storage backup 1: -7.5TB, terpakai 54% dan Storage backup : -8TB,

terpakai 61%

3.4 Buku dan Koleksi Perpustakaan

UI menyediakan fasifitas perpustakaan yang memiiki koleksi buku yang

tergolong lengkap. Dengan penambahan buku pada tahun 2014 sebanyak

3.025 judul dan 5.426 eksemplar maka total keseluruhan koleksii

Perpustakaan sampai bulan Desember 2014 sebanyak 211.669 judul dan

471.536 eksemplar buku teks (di luar UIANA dan naskah). Koleksi e-

books melengkapi koleksi buku dan naskah akademik UI diolah di Bagian

Pengolahan. Koleksi diadakan melalui pengadaan perpetual dan

berlangganan. Penambahan koleksi e-books sepanjang tahun 2014 adalah

sebanyak 1998, sehingga total koleksi e-books perpetual yang dimiliki

Perpustakaan adalah sebanyak 4.919 judul.

ii

Page 28: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

3.5 Unit Usaha Akademik

Pada tahun 2015 UI memiliki 30 Unit Usaha Akademik, 15 Unit Usaha

Penunjang yang terdaftar di bawah pengelolaan PAU, Fakultas, Program

S2, dan Vokasi. Di tingkat PAU, terdapat dua Unit Usaha Komersial yaitu,

PT Daya Makara dan PT Makara Mas.

15 1

Page 29: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

C- Li'

RENCANA INDUK PENGEMBANGAN

KAMPUS UI DEPOK 2016-2026

4.1 Arsitektur dan Lansekap

Pengembangan Kampus UI 10 tahun ke depan perlu mengantisipasi

perkembangan teknologi, program studi, jumlah mahasiswa, jumlah

dosen dan pegawai, rencana pengembangan jangka parijang UI, dan

rencana strategis Universitas Indoensia yang sudah ditetapkan. Kampus

UI Depok perlu direncanakan dengan baik dan matang, karena kampus

UI adalah tempat berkumpulnya orang-orang terbaik untuk bertemu dan

berkarya, serta tempat mengajarkan nilai-nilai luhur bangsa. Kampus UT

berperan sebagai tempat membangun dan mengembangkan ilmu, seni

dan budaya bangsa Indonesia, sebagai tempat pusat unggulan kemajuan

bangsa yang berkelas dunia. Kampus UI harus mampu mendukung

kapasitas dari setiap potensi akademik, sebagai pusat inkubator bisnis

dan industrial exposer. Selain itu, kampus UI juga hams mampu menjaga

keseimbangan antara populasi (jumlah dan fungsi), ruang, infrastruktur,

serta mempertahankan keasriannya sehingga menjadi kampus hijau

percontohan di Indonesia dan internasional.

Hasil diskusi dalam forum mengenai kesenjangan dan kebutuhan yang

ada, dapat diinventaris sebagai berikut;

• Kuantitas dan kualitas sarana ruang perkuliahan mengalami

penurunan secara gradual selama 5 tahun terakhir;

Gambar 4.1: Master Plan Depok 2016

0

Page 30: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

• Sarana dan prasarana umum kampus seperti ruang interaksi, kantin,

dan jalur pejalan kaki sangat terbatas, dan juga banyak sarana

prasarana yang rusak dan terbengkalai;

• Pemutakhiran, pengelolaan, dan perawatan peralatan pendidikan dan

riset belum memadai;

• Sistem tata kelola sarana dan prasarana jaringan informasi belum

menjamin keandalan dan kecepatan transaksi data;

• Sarana prasarana dan fasiltas untuk orang berkebutuhan khusus

masih sangat terbatas;

• Kapasitas dan kualitas layanan asrama, termasuk Wisma Makara UI

masih kurang;

• Sistem pengelolaan transportasi di lingkungan UI belum terpadu dan

terkoordinir dengan baik, dan tingkat ketertiban lalu lintas clan

keamanan di lingkungan UI masih rendah;

• Sistem pengelolaan dan pengembangan sumber daya listrik dan

sumber daya air yang masih belum memadai;

• Sistem pengelolaan parkir dan area parkir di lingkungan UI masih

belum memadai;

• Sistem pengelolaan sarana dan prasarana antara PAU dan Fakultas

belum sepenuhnya terintegrasi;

• Sarana dan prasarana pendukung proses pembelajaran yang tersedia

belum sepenuhnya kompatibel untuk mendukung model

pembelajaran aktif;

• Kurang optimalnya sistem keamanan dan keselamatan di lingkungan

kampus UI;

• Kurang optimalnya kebersihan, keindahan, dan kenyamanan di

17

Page 31: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

-.---.J

Gambar 4.2: Zona Inti

0

lingkungan Kampus UI;

• Belum adanya sistem pengelolaan sampah dan penanganan kualitas

air kotor yang baik;

• Belum optimalnya resources sharing antar fakultas, seperti lab

terintegrasi atau workshop terintegrasi;

• Perlu disediakan lampu-lampu penerangan yang memadai di seluruh

area Kampus untuk meningkatkan keamanan dan kenyamanan bagi

semua masyarakat akademik dan pengunjung kampus.

• Pengelolaan Hutan Kota sebagai paru-paru kota Jakarta perlu

dioptimalkan dan ditingkatkan kualitas kenyamanannya;

• Pedunya meningkatkan sarana pembangkit energi terbarukan atau

ramah lingkungan untuk mengantisipasi krisis energi.

Di dalam UI, perlu ada tata olah keterpaduan universitas untuk

menyatukan apa yang selama mi terberai. Sebagai pengejawantahan

perpaduan tersebut, maka kini di atas lahan Kampus UI Depok tidak ada

lagi lahan yang seakan-akan dikuasai oleh Fakultas. Seluruh lahan di

Kampus adalah ranah UI dan kenyataan mi perlu diyakini oleh seluruh

masyarakat akademik UI. Perpaduan mi juga menuntut, agar semua

ruangan kuliah yang berada di dalam kampus dikelola oleh Pusat Administrasi UI.

Secara garis besar, Kampus Depok UI dibagi menjadi 4 zona, yakni: Zona

Inti, Zona Akademis, Zona Rekreasi dan Olahraga, dan Zona Enteprising dan Penunjang.

4.1.1 Zona Intl

Pada bagian Zona Inti, telah berdiri beberapa pusat yang meliputi: Pusat

Page 32: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

K.

Gambar 4.3: Sketsa Perancangan Rektorat

Administrasi, Pusat Riset dan Inovasi, Pusat Ibadah, Pusat Pertemuan,

Pusat Pustaka, dan Pusat Seni Budaya. Sellanjutnya direncanakan akan

dikembangkan Museum UI, Hall of Fame, Taman Rempah, dan Pusat

Data.

Pusat Administrasi (Rektorat)

Sebagai bangunan utama di wilayah pusat, Gedung Rektorat tidak

menyatakan diii sebagai bentuk salah satu gaya arsitektur tradisional

di Indonesia melainkan mengacu pada tipe arsitektur, yaitu gubuk

primitif.

Gubuk primitif adalah cikal bakal semua bangunan mendasar yang

hampir universal. Gambaran gubuk primitif tersebut adalah empat

tonggak memikul satu penutup. Dalam sejarah arsitektur gubuk

primitif mi dianggap sebagai tipe/jenis arsitektur yang kemudian

membuahkan berbagai model. Tentu gagasan tersebut hanya berupa

suatu pemikiran bukan berdasarkan suatu penelitian andal. Dalam

penerapan gagasan gubuk primitif mi, Gunawan Tjahjono memakai

kiasan empat tiarig besar yang diakhiri oleh suatu atap besar Keempat

tiang tersebut berupa tabung bangunan dan atap terakhir berupa

ruang sidang.

Selain mengacu pada gagasan abstrak, Gunawan juga menyatakan

bahasa arsitektur yang banyak terdapat di berbagai daerah di

Indonesia yaitu bangunan berkolong. Gedung Rektorat adalah suatu

bangunan yang terdiri atas empat tabung bangunan yang ditopang

oleh tiang-tiang sebagai kaki bangunan. Setiap tabung tersebut

berteritis untuk menutupi lapisan ruangan yang berada di bawahnya,

dan pada puncaknya menyatu dan ditutupi suatu atap sebagai

kulminasi atau sintesis bentuk.

Penempatan kegiatan gedung Rektorat menurut suatu pemikiran

g _ Ell

91

Page 33: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

bahwa bagian bawah bangunan itu sebagai dasaran (basement) yang

menampung segala kesibukan penunjang, sebagainiana teijadi di

bangunan tradisional di beberapa daerah. Lantai pertaxna di atas

dasaran digunakan untuk tempat upacara dan juga merupakan Balai

(Hall of Fame, tempat pengunjung dapat menghargai ruangan para

pendiri dan merelca yang beijasa path UI). Lantai di atas Balai Kirti

terdiri dan ruangan-ruangan tempat bekeija Rektor dan para Wakil

Rektor ditambah satu ruang rapat besar. Setelah itu lantai-lantai di

atasnya menampung kegiatan perkantoran dan lantai terakhir

merupakan ruang sidang Senat Universitas.

Cara penempatan demildan memberi anti bahwa keputusan terpenting

tentang kebijakan normatif ditentukan oleh Senat Universitas yang

berada di lantai teratas. Keputusan niereka barns dijabarkan dan

dilaksanakan oleh Rektor yang berada lantai terdekat dengan dasar

bangunan sebagai lapisan pertama bekerja.

Sebagai bangunan tertinggi di kampus, Gedung Rektorat tidak boleh

menyombongkan diii. Oleh sebab itu bangunan mi mendapat tempat

di daerah yang cukup rendah. Perancang memperkuat kesan

merendah melalui pembuatan sebuah lapangan tertutup (courtyard)

sebagai peralihan suasana bagi tamu-tamu yang mencapai gedung

tersebut.

Kegelapan yang teriadi pada Balai Kirti juga membantu suasana

hening bagi pengunjung. Hal mi merupakan penerusan gagasan

bangunan tradisional yang pada umumnya beruang dalam gelap. Hal

tersebut pernah diungkapkan oleh seorang pengunjung asal India

yang menyertai rombongan Aga Khan Award for Architecture pada

tahun 1991. Bagi mereka, kegelapan justru akan membantu suasana

hening.

Gedung Rektorat tidak merupalcan bangunan tunggal. Gedung mi

E I''

Page 34: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

terletak di atas sebuah kawasan berukuran ioo meter kali ioo meter

bersama bangunan pendukung lain. Rektorat hendaknya dibaca

sebagai suatu kompleks bangunan yang menyerupai kompleks candi.

Kompleks candi tidak pernah terdiri atas satu bangunan tetapi pada

umumnya dari satu induk bangunan dan sejumlah anak bangunan.

Konsep pembangunan Gedung Rektorat tidak dari awal menggunakan

konsep candi, tetapi secara kebetulan mendekati konsep candi. Adalah

Profesor Nugroho Notosusanto saat beliau menjabat sebagai Rektor,

yang memberitahu perancang tentang hal itu.

Pusat Pertemuan (Balairung)

Sebelum Kampus UI Depok dibangun, kegiatan upacara hari wisuda

sanjana dan penerimaan mahasiswa baru dilaksanakan di Gedung

Jakarta Convention Hail, Senayan. Gedung Balairung di Kampus UI

Depok dibangun antara lain untuk kegiatan tersebut dengan

persyaratan yang sama, tetapi dengan wujud bangunan yang

benlainan.

Jumlab para mahasiswa dan sanjana baru diperkirakan setiap tahun

jumlahnya akan meningkat, karena itu Gedung Balairung dirancang

sebagai bangunan yang dapat diperluas daya tampungnya.

Perluasannya dirancang ke dua daerah. Daerah perluasan pertama

adalah tribun landai beratap teritisan di selasar luar gedung, dan

daerah perluasan kedua adalah sekeliling halaman luarnya.

Perancangan Gedung Balairung mi menghadapi dua permasalahan

teknis yang kritis, yaitu pengudaraan dan pengendalian akustik.

Apabila didinginkan secara mekanis biaya yang harus dikeluarkan

oieh Universitas Indonesia untuk membeli mesin pendingin mi besar sekali Oieh karena itu, gedung dirancang dengan pengudaraan alam,

yaitu dengan jalan mendayagunakan volume nuangnya yang amat

r 11

Page 35: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

besar untuk menghasilkan aliran udara alami.

Volume ruang yang besar tersebut juga mempengaruhi kualitas

akustik bangunan, terlebih lagi sebagian besar elemennya terbuat dan

beton dan bara yang memantulkan suara. Pemecahan kedua

permasalahan tersebut ditangani perancang bangunan mi dengan

bantuan penyeliaan dari Dr. Jr. Soegianto, seorang ahli fisika

bangunan dari Institut Teknologi Bandung.

Sejak mulai dipakai pada tahun 1986 sampai sekarang Gedung

Balairung nampak telah berfungsi dengan baik. Suasana khidmat dan

agung dalam upacara wisuda segera berubah menjadi kekeluargaan

seusai upacara. Para hadirin bercampur-baur dengan para wisudawan

dan mahasiswa baru, mencari lokasi yang cocok untuk berfoto

bersama di dalam maupun di halaman gedung.

• Pusat Data (Pusilkom)

Gedung Fakultas Ilmu Komputer semula direncanakan sebagai

gedung Pusat Komputer Kampus Depok, sedangkan fakultasnya

sendiri direncanakan di lokasi dekat Menara Air. Akan tetapi berbagai

pertimbangan yang berkaitan dengan ketersediaan dana akhirnya

diputuskan untuk menggabungkan Pusat Komputer dengan Fakultas

Ilmu Komputer.

Sejak semula perancangan Gedung Fakuhas Ilmu Komputer

dirancang dengan pola melingkar memusat yang serupa seperti

Gedung Perpustakaan Pusat.

Kompleks fakultas tersebut, dengan demikian juga terdiri dan

bangunan gedung dua lantai berbentuk melingkar dan gedung tinggi

berbentuk meru di bagian tengah. Sekalipun demikian, gedung tinggi di lingkungan Fakultas Ilmu Komputer mi dirancang berbeda karena pihak pimpinannya menginginkan efisiensi dalam pemakaian

0

Page 36: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

pendinginan udara. Sebab itu gedung tinggi tersebut dirancang tidak

mengikuti perwujudan sebuah meru melainkan berwujud kompleks

candi

Pusat Ibadah (Mesjid Ukuwah Islamiah)

Lokasi masjid berada di bagian paling depan lahan kampus yang

menghadap rel kereta api dan menjadi salah satu bangunan cli tepi

danau mendampingi Gedung Rektorat dan Balairung. Dengan

demikian bangunan mi juga berada paling dekat yang dapat dicapai

dengan menembus pintu yang terbuka di depan Fakultas Hukum.

Berdasarkan bentuk bangunan masjid-masiid di Nusantara, sang

perancang (Triatno Yudoharyoko) menyimpulkan beberapa unsur

yang akhirnya dia masukkan ke dalam rancangan. Unsur-unsur

tersebut adalah denah yang berbentuk bujur sangkar, atap yang

beringkat, dan dinding keliing masjid mendampingi sebuah selasar

beratap mengelilingi halaman masjid. Jelas bahwa unsur-unsur yang

dipakai menyerupai bentuk masjid yang berkembang di Pulau Jawa

seperti, Masjid Agung di Demak dan Masjid Agung di Yogyakarta.

Unsur yang tidak dliambil adalah serambi yang di Jawa Tengah

dipakai untuk kegiatan lain pada hari-hari biasa.

Namun demikian dalam penerapannya soko guru empat yang

mendukung atap utama sebagaimana terdapat di masjid-masjid

tersebut disesuaikan oleh Triatno dengan keadaan masa itu yang pada

umumnya menghendaki di dalam masjid tidak terdapat tiang-tiang

yang dapat menghalangi pandangan ke arab mig'rab. Untuk itu

Triatno mencoba membentang ruang dalam dengan busur beton yang

kemudian diisi dengan marmer. Lantai masjid dilapisi dengan

marmer dengan demikian tampilan ruang dalam menjadi bersifat

dingin.

E

Page 37: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

Gambar 4.4: Gedung Integrated Lab & Research Center

(ILRC)

Halaman masjid ditanami rumput dengan grassblock yang teratur.

Dengan demikian halaman tersebut dapat melayani lebih banyak

jemaat pada saat bersalat Jumat atau hari-hari raya Islam kinnya.

• Pusat Pustaka

Dapur suatu universitas ada di perpustakaannya. Pengetahuan digali, dicani, dikaji ulang, dan disebarkan di perpustakaan. Peran suatu

perpustakaan yang bukan lagi gudang buku, tetapi suatu ranah belajar yang tenang dan pusat media berselancar jejaring. Pepustakaan

tersebut melengkapi area sekitar danau yang hingga kini mulai

dikelilingi oleh pusat-pusat kegiatan universitas. Sosok perpustakaan

pusat yang ham berupa prasasti yang berdiri di atas bukit hijau.

• Pusat Seth Budaya

Suatu unversitas tentu memenlukan tempat mengekspresikan seni

budaya. Dalam hal mi selain tiga rumpun ilmu yang telah ditentukan

oleh MWAUI, pimpinan UI sadar bahwa penggerak ketiga rumpun

ilmu itu adalah perancangan dengan pusat seni. Oleh sebab itu di daerah centrum di sekitar danau, selain ada Pusat Administrasi, Pusat

Ibadah, Pusat Pertemuan (Balainung), Pusat Pustaka, juga penlu ada Pusat Pementasan Seni, baik untuk seni netra (visual), maupun seni peraga (performing). Dengan Pusat-pusat tersebut, maka suatu centrum yang hidup dan penuh energi akan menjadi kenyataan. Suatu

pusat seperti itu penlu menjadi tempat asah dan pendalaman bidang sehingga akan merupakan suatu laboratorium bidang kreatif.

• Pusat Riset dan Inovasi

Sebagai Research University yang mengakomodasi riset-niset multidisiplin, UI mengembangkan Pusat Riset dan Pusat

Laboratotium Riset Tenpadu dalam rangka menghasilkan riset-riset unggulannya. Pusat Riset mi juga dapat digunakan untuk fasilitas

r 24 1

Page 38: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

kuliah bersama atau kuliah tamu.

Museum III

Sebagai upaya untuk menunjang misinya sebagai Research University

khususnya yang berkaitan dengan material kebudayaan dan

bersejarah yang sangat berharga sudah selayaknya UI mempunyai

sebuah tempat yang bisa menampung koleksi-koleksi budaya dan

pengetahuan manusia yang berguna bagi riset-riset unggulan di IJI.

UI Museum ini, rencananya akan menempati Gedung Balai Sidang.

. Hall of Fame

Selain pembangunan Museum UI, untuk mengabadikan peran dan

jasa masyarakat akademik UI yang mengharumkan nama bangsa dan

negara, maka perlu dibangun sebuah 'Hall of Fame' yang berada di

area rotunda depan Gedung Rektorat UT.

Taman Rempah

Dalam rangka melestarikan kekayaan hayati nusantara khususnya

yang berkaitan dengan penelitian tanaman herbal dan rempah-

rempah maka lansekap di area zona inti juga difungsikan sebagai

Taman Rempah.

4.1.2 Zona Akademik

Majelis Wali Amanah UI telah menggariskan tiga ranah ilmu, yaitu: ilmu-

ilmu sosial dan humaniora; ilmu-ilmu kesehatan; dan ilmu-ilmu alam dan rekayasa.

Rumpun-rumpun mi merupakan gabungan dari keilmuan sejenis untuk pengembangan pengetahuan yang lebih baik.

O 200

Gambar 4.5: Zona Akademik

[ 25

Page 39: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

Gambar 4.6: Rumpun Ilmu Kesehatan

Untuk meningkatkan pengetahuan multidisiplin dan efisiensi ruang,

pimpinan UI telah mendorong agar menyediakan Fasilitas Akademik

Bersama yang akan digunakan untuk kuliah ilmu-ilmu dasar

Perpaduan (integration) lebih lanjut mengejawantahkan suatu sistem

kurikulum dasar yang menyatukan segenap mahasiswa UI. Dengan

kurikulum dasar yang memungkinkan mahasiswa menjadi insan

berbudaya, santun, beradab, berani mengambil resiko dalam bertindak

dengan bertanggung jawab, dan siap mengembangkan dan mengabdikan

ilmu dengan nalar dan nalurinya. Untuk itu UI perlu menyiapkan ruang

kuliah bersama untuk menampung terjadinya interaksi antar rumpun.

Gedung-gedung untuk kegiatan perkuliahan bersama tersebut berada di

bekas gedung fasilkom, lecture halt, gedung art & culture center, dan

gedung ILRC.

Sesuai dengan pembagian ranah kegiatan di dalam Penyesuaian Rencana

Induk 1984, fakultas-fakultas telah menempati ranah yang tepat dengan

kajian manusia: raga dan jiwa; dan kajian lingkungan: alami dan buatan,

maka pemasukan ketiga rumpun besar ilmu pengetahuan dan rekayasa

tak mengalami permasalahan yang berarti. Lahan bagi pengembangan

Fakultas Kedokteran, dan Kedokteran Gigi telah lama ditentukan dan

dengan pengelompokan baru, tak banyak mengalami perubahan.

Rumpun Ilmu Kesehatan

Ilmu-ilmu kesehatan mencakup: kedokteran, kedokteran gigi,

kesehatan masyarakat, keperawatan, dan farmasi.

Rumah sakit pendidikan yang berada di sisi Selatan kampus dengan

batas rel kereta dan jalan Tol, berlokasi dekat dengan Rumpun Ilmu

Kesehatan. Rumah sakit tersebut akan berkembang dan akan ada

beberapa jenis rumah sakit penelitian dan pelayanan dengan berbagai

strata di sekitar itu. Untuk mempermudah akses ke rumah sakit

E

Page 40: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

Gambar 4.7: Gedung Vokasi UI

pendidikan, perlu disiapkan akses khusus yang berhubungan dengan

Jalan Margonda Raya

• Rumpun Ilmu Sosial dan Humaniora

Ilmu-ilmu sosial dan humaniora antara lain: filsafat, budaya, sosial,

politik, hukum, ekonomi, arkeologi, psikologi, dan sastra.

Rumpun ilmu-ilmu sosial mi memerlukan fasilitas bersama berupa

ruang kulliah bersama/lecture-hall. Penempatan ruang kuliah

bersama yang strategis adalah di ranah FISIP sekarang.

• Rumpun Ilmu Alam dan Rekayasa

Ilmu-ilmu alam dan rekayasa mencakup antara lain: matematika,

fisika, kimia, biologi, geografi/bumi, komputer, bahan, teknik sipil,

teknik elektro, teknik mesin, teknik metalurgi & material, arsitektur,

teknik kimia, dan teknik industri.

Untuk peningkatan kualitas pendidikan dan penelitian, Rumpun Ilmu

Alam dan Rekayasa membutuhkan pengembangan infrastruktur

berupa gedung laboratorium dan workshop terpadu, terutama untuk

strata satu. Laboratorium terpadu tingkat lanjut telah ditempatkan di

ILRC. Pembangunan tahap lanjut masih akan dilaksanakan dengan

mengantisipasi perkembangan peralatan. Oleh sebab itu ruangan

perlu selentur mungkin dengan utilitas yang mudah dicapai dan

dirawat.

• Program Pendidikan Vokasi

Selain ketiga rumpun mi, dalam rangka mendidik tenaga-tenaga

terampil yang siap pakai, UI mendorong pengembangan Program

Pendidikan Vokasi UI. Program mi melayani seluruh pendidikan

vokasi yang dibutuhkan dalam peningkatan kualitas SDM di

Indonesia. Dalam pengembangan selanjutnya Program Pendidikan

H

Page 41: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

Vokasi UI tidak terlepas dari pengembangan Master Plan UI

• Pembangunan Fakultas Baru dan Pengembangan Fakultas

yang Sudah Ada

Dalam 5 tahun terakhir UI telah membentuk Fakultas-fakultas baru

dan program studi baru. Dalam hal pembentukan fakultas baru, perlu

juga dilengkapi dengan perencanaan sarana dan fasilitas pendukung

untuk menunjang program pembelajaran dan penelitian. Fakultas

Farmasi dan Fakultas Ilmu Adminitrasi merupakan fakultas yang

relatif baru, yang saat mi masih berada di dalam fakultas induk

sebelumnya. Untuk memfasilitasi perkembangan fakultas tersebut

perlu menetapkan lokasi pembangunan untuk perkembangan fakultas

tersebut.

Atas pentimbangan kedekatan dengan rumpun induk fakultas dan

ketersediaan lahan, maka Fakultas Farmasi akan berada di rumpun

Rumpun Ilmu Pengetahuan Alam dengan jarakjalan kaki tak melebihi

10 menit dengan rumpun kesehatan, sementara Fakultas Ilmu

Administrasi akan berada di rumpun ilmu sosial.

Landasan kebutuhan pembangunan infrastruktur Fakultas yang

sudah ada dilakukan berdasarkan kajian academic planning, serta

dengan memperhatikan bangunan existing agar karakter visual UI

yang khas sebelumnya dapat dengan selaras menyatu dengan

pengembangan yang baru.

4.1.3 Zona Rekreasi & Olah Raga

Kegiatan akademik senantiasa berdampingan dengan kegiatan luar

akademik. Kampus UI sesuai visi misi dan tujuannya memerhatikan

keseimbangan pembangunan pikiran dan badan. Oleh sebab itu tata

r 2 1

Page 42: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

.1

O 2C

Gambar 4.8: Hutan Kota Ui

291

lahan untuk kegiatan olah raga dan hiburan mendapatkan perhatian

dalam Rencana Induk 2015-2015 mi. Hiburan dan olah raga dapat

berpadu dengan pengetahuan. Pertimbangan mi mewarnai penempatan

dan tema hiburan dan olah raga.

Hutan Kota UI

Kampus UI memiliki Ruang Terbuka Hijau (RTH) total seluas 208 Ha, 100 Ha diantaranya termasuk 3 (tiga) danau seluas 13 Ha berada di

wilayah DKI Jakarta dan berstatus sebagai Hutan Kota DKI. Dalam

Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) DKI Jakarta, Hutan Kota UI

telah ditetapkan sebagai daerah resapan air bagi wilayah selatan DKI

Jakarta.

Telah terjadi banyak perubahan kondisi lingkungan seiring

perkembangan jaman. Di daerah Kukusan yang semula 67% ruang

terbuka hijau, sekarang berada dibawah 60% akibat tumbuh pesatnya

rumah kost. Di daerah Pondok Cina yang semula 27% sekarang, hanya

tinggal sekitar 15% akibat pelebaran jalan Margonda yang diikuti tumbuh

-kembangnya mall, ruko, dan apartemen. Sedangkan di daerah Srengseng

Sawah yang semula sekitar 570/6, kini tinggal sekitar 45% akibat

dibangunnya kampus ISTN clan Universitas Pancasila yang memicu

tumbuhnya daerah pemondokan, kedai makanan, serta fasilitas lain di

sekitar kampus.

Kampus Universitas Indonesia berusaha tetap konsisten untuk

mewujudkan kampus hijau. Pengembangan mi diharapkan dapat

menyadarkan segenap sivitas akademika UI dan warga sekitar kampus

agar lebih peduli terhadap lingkungan sekitarnya dan memicu lebih

banyak aktifitas dilakukan di alam terbuka.

Rencana induk penataan Hutan Kota UI yang berkelanjutan mengacu

pada prinsip dasar:

Page 43: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

-

• Fungsional: sebagai penyangga resapan wilayah selatan DKI Jakarta

yang optimal dan tidak boleh terganggu, bahkan harus terpelihara berkelanjutan;

• Berkesinambungan: mempertahankan kondisi RTH, tanaman langka,

dan tanaman unggulan yang ada secara selektif;

• Sinkron: merujuk RTRW serta kebijakan Pemprov DKJ Jakarta dan

Pemkot Depok;

• Antisipatif: penataan keseimbangan daya dukung ekologis dirancang

untuk mengatasi masalah lingkungan yang diperkirakan muncul di

masa depan.

• Jangka panjang: penataan dirancang agar dapat berfungsi dengan

baik untuk jangka waktu 15 - 25 tahun; tata letak tanaman dan jarak

tanamnya hams memperhatikan lingkungan setempat.

• Efektif: hutan kota dapat berperan dalam mengatasi masalah

lingkungan.

• Estetik dan efisien: konfigurasi setiap jenis tanaman per satuan luas

yang minimal diupayakan dapat mengatasi masalah lingkungan.

• Ketahanan: tahan terhadap tekanan lingkungan alam dan buatan.

• Swadaya: menjalin kemitraan dengan pihak luar agar tidak

membebani anggaran rutin UI.

Perlu disepakati jenis fauna apa yang ingin dan sesuai untuk

dikembangkan di dalam hutan tersebut. Jenis-jenis tumbuhan berbiji,

berbuab, dan berbunga hams diperhatikan karena merupakan makanan

burung dan serangga yang dapat memperkaya ekosistem Hutan Kota UT.

Kawasan Olah Raga

Untuk memberikan keseimbangan antara aktivitas olah pikir dan olaJ.i

Gambar 4.9: Kawasan Olah Raga

0

Page 44: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

raga, maka UI perlu membangun fasilitas olah raga yang memadai

dan memenuhi standar internasional.

Fasilitas mi setidaknya meliputi perluasan fasilitas indoor gymnasium untuk you, basket, dan bulu tangkis, serta pengembangan fasilitas

outdoor yang dapat terdiri dari lapangan futsal, tenis lapangan, dan

kolam renang untuk melengkapi fasilitas olah raga yang sudah ada

sebelumnya.

Stadion UI juga perlu dikembangkan untuk kebutuhan olah raga

sepak bola dan atletik, terutama penambahan kapasitas penonton di

tribun barat.

Pengembangan Pusat Kegiatan Mahasiswa

Dengan pesatnya peningkatan jumlah mahasiswa UI sejak pindah ke

Depok, maka kapasitas Pusat Kegiatan Mahasiswa yang lama tidak

lagi mencukupi. Oleh karena itu, di dekat Pusat Kegiatan Mahasiswa

yang lama perlu dibangun fasilitas baru yang melengkapi fasilitas

yang lama.

Dari Pusat Kegiatan Mahasiswa mi akan dibangun sebuah jembatan

yang juga berfungsi sebagai penghubung untuk memudahkan

pencapaian ke zona pusat kegiatan kampus (centrum) di seberangnya.

Pengembangan Integrated Faculty Club

Untuk melengkapi fasilitas lain di ITC yang sudah dibangun

sebelumnya, akan dibangun sarana berupa cottage-cottage untuk

melayani tamu-tamu UI dan juga dosen-dosen di UI (Faculty

member) tanpa mengurangi koefisien Dasar Bangunan sesuai

ketentuan DKI.

Freedom Mall

Gambar 4.10: Gedung IFC

31 1

Page 45: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

Gambar 4.11: Zona Enteprising dan Penunjang

0

Dengan akan ada jalan Tol yang melintasi sisi Selatan UI dengan

mengambil lahan UI, maka kini UI ada kesempatan mendapatkan titik

masuk utama kampus, yaitu langsung dari sisi Selatan melalui jalan

arteri Depok yang sejajar pipa gas ke dalam Kampus. Titik masuk mi dapat menunjukkan karakter Kampus yang menyandang nama bangsa

mi dengan suatu jalan raya atau boulevard sebagai suatu academic

mall yang menarik perhatian dan sekaligus mengantarkan pandangan

pengunjung ke suatu suasana kebebasan menimba ilmu pengetahuan.

4.1.4 Zona Enterprising dan Penunjang

UI menghadapi tekanan dari luar yang sangat dinamis dan selalu

mendesak. Perubahan masyarakat yang perlu dilayani dalam negeri dan

ancaman masyarakat global yang sangat dinamis menuntut UI juga perlu

siap dengan semangat wirausaha. Untuk itu UI wajib mengembangkan

perannya sebagai suatu kampus enterprise.

Bentuk enterprise suatu dunia akademik pasti ada hubungan dengan

tempat bertemunya tamu-tamu peneliti internasional untuk melakukan

seminar, konferensi, dan workshop berskala internasional. Ranah UI

yang berada di sisi Selatan menjadi tempat yang sangat bagus untuk

tujuan itu. Di lokasi tersebut sarana penginapan dan ruang pertemuan

berstandar internasional dapat berkembang karena dekat dengan nadi

perhubungan.

. Rumah Sakit Perguruan Tinggi Negeri

Rumah Sakit Perguruan Tinggi (RSPTN) Universitas Indonesia

dengan kapasitas 300 tempat tidur dengan infrastruktur bangunan

yang terdiri dari 14 lantai. Rektor Universitas Indonesia (UI) Prof.

Muhammad Anis, M.Met bersama Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan RI Prof. Muhammad Nuh, DEA dan perwakilan dan

Page 46: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

Japan International Cooperation (JICA) meresmikan pembangunan

Rumah Sakit (RS) universitas di UI pada Senin (30/09/2013) di lokasi

proyek, area kampus UI Depok. Lokasi proyek rumah sakit mi adalah

di area FIK lama (Gedung A) dan area Pusat Kesehatan Mahasiswa

(PKM), dengan Fakultas Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK) berada persis

di depan lokasi pembangunan RS tersebut. Rumah sakit UI dibangun

seluas 74.043 m2 dan memiliki 14 lantai dengan 300 kamar yang

terdiri dan 1/3 kamar kelas satu (VIP), 1/3 kamar kelas dua dan 1/3

kamar kelas tiga mengikuti standar internasional.

Rumah sakit pendidikan sendiri adalah rumah sakit yang

mencampurkan unsur pendidikan dan pelayanan kesehatan dalam

kesehariannya. Sebagai rumah sakit pendidikan, rumab sakit mi kedepannya akan terintegrasi dengan kegiatan belajar mengajar

mahasiswa di fakultas Rumpun Ilmu Kesehatan (RIK) yaitu Fakultas

Kedokteran, Kedokteran Gigi, Keperawatan, Farmasi, dan Kesehatan

Masyarakat. Konsepnya akan seperti RSCM dimana akan terdapat

ruang observasi bagi para mahasiswa dan juga dengan seizin pasien,

mereka akan menjadi subjek praktik para mahasiswa dari rumpun

ilmu kesehatan. Selain itu, gedung RS mi akan dilengkapi dengan

infrastruktur teknologi yang mendukung mahasiswa memantau

tindakan mendis secara langsung di ruang kelas. Jembatan

penghubung antara Gedung Fakultas RJK dan rumah sakit juga akan

dibangun untuk mendukung mobiisasi mahasiswa diantara kedua

gedung tersebut. RS UI mi direncanakan akan dapat diakses dari jalur

Jalan Tol Cinere—Jagorawi ataupun dari Jalan Margonda Raya Depok

sehingga memudahkan akses masyarakat menuju rumah sakit.

Rumah sakit di UI sendiri nantinya akan merupakan rumah sakit

pertama di Indonesia yang mengakomodasi konsep patient safety

serta berakreditasi internasionaL Patient safety merupakan konsep

barn dari dunia kedokteran yang memperhatikan sistem konstruksi,

Gambar 4.12: Area RSUI

731

Page 47: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

tata letak ruangan, penggunaan material bangunan serta pengaturan

alur pasien infectious dan pasien non-infectious. Material bangunan

yang dipilih merupakan material ramah lingkungan yang memenuhi

konsep Green Building. Demikian pula limbah domestik dan limbah

air dari rumah sakit mi akan diberi penanganan khusus agar tidak

merusak lingkungan dan dapat digunakan kembali sebagai water

flush toilet di dalam rumah sakit. Bangunan mi memiliki ketahanan

akan bencana alam. Rumah sakit mi juga akan mampu bertahan

selama 7 hari dengan listrik dan air yang besumber dari rumah sakit

itu sendiri.

Kedepannya rumah sakit di UI mi akan menjadi model percontohan

bagi universitas-universitas lain di Indonesia dan juga tidak hanya

berkontribusi bagi internal UI sendiri namun juga berkontribusi bagi

lingkungan disekitarnya.

• Klinik Satelit

Klinik Satelit dibangun berdekatan dengan Fakultas Teknik

menghadap ke arah kukusan. Klinik satelit merupakan klinik rujukan

awal yang dibangun untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi

masyarakat umum maupun warga sekitar lingkungan UI sebelum

dirujuk ke rumah sakit. Klinik satelit mi akan berstandar seperti

Puskesmas pada umumnya.

• Pengembangan Asrama Mahasiswa

Dengan peningkatan jumlah mahasiswa UI, maka perlu

pengembangan asrama mahasiswa di area sebelah utama kampus UI.

Pengembangan mi dibuat senyawa dengan bangunan lama. Di ranah

itu akan bertambah 2 bangunan tambahan yang barn sebagai asrama

yang dibangun oleh Kemenpera dan Kementnian Pekerjaan Umum

dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Gambar 4.13: Klinik Satelit

Gambar 4.14: Gedung Asrama

H

Page 48: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

Untuk menghemat lahan maka asrama mahasiswa yang baru mi akan

dibangun sebagai twin tower. Selain itu, Wisma Makara UI yang

lama, akan ditata ulang dan dikembangkan sebagai Asrama

Mahasiswa

Hunian Dosen dan Mahasiswa Pascasarjana / Internasional

Hunian dosen dan mahasiswa pasca sarjana menempati jalur batas

barat, berbentuk townhouses berlantai tiga hingga empat sebagai

jalur. Jalur mi berfungsi ganda sebagai hunian dan pembendung batas

di sepanjang jalur batas barat kampus.

Student housing merupakan fasilitas penunjang akademik dengan

prioritas penghuni mahasiswa asing dan pasca saijana. Perencanaan

dan perancangan bangunan mi terdiri dari 6 menara dengan masing-

masing memiliki + 300 kamar

Gedung Parkir

UI perlu menata ulang parkir kendaraan. Lahan untuk parkir jauh

lebih besar daripada luas ruangan untuk kegiatan pendidikan. Satu

mahasiswa hanya menghabiskan 3 hingga 4 m2 luas lantai (termasuk

sirkulasi) untuk kuliah dan mengerjakan tugas di laboratorium.

Namun jika mahasiswa membawa kendaraan maka lahan parkir yang

perlu dia konsumsi adalah 25 m2 (termasuk manuver).

mi berarti jika mahasiswa memerlukan tempat parkir untuk

kendaraannya maka UI akan menyediakan lahan untuk kendaraan

menganggur. Hal tersebut tentu sangat tidak mendidik. Untuk itu jika

tempat parkir adalah suatu kebutuhan, maka yang memakainya perlu

membayar untuk kemewahan itu.

Dengan membangun gedung parkir, UI dapat mengalihkan lapangan

parkir yang ada sebagai taman. Dengan demikian ranah berkegiatan (r).

Gambar 4.15: Hunian Dosen dan Maliasiswa

F35

Page 49: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

Gambar 4.16: Gedung Parldr Terpadu

0

dapat bebas dari polusi dan 131 semakin dekat ke perwujudan kampus

hijau.

• Pos Pemadam Kebakaran

Sebagai kampus yang menampung kegiatan 6o.000 manusia yang

tersebar di berbagai gedung, UI wajib menjamin keselamatan

pemakainya dari bencana, terutama api. Oleh sebab itu penyediaan

pos kebakaran menjadi suatu keharusan.

Pos Pemadam Kebakaran mi dibangun melalui bekerjasama dengan

Dinas Pemadam kebakaran Pemerintah DKI dan akan dibanguan di

sisi utara kampus UI. Dalam hal mi UI menyediakan lahan, sedangkan

bangunan disediakan oleh Pemda DKI. Fasilitas Damkar mi, selain

melayani kampus UI, pos inijuga melayani lingkungan sekitar.

• SPBU/SPBG, Bengkel

Untuk meningkatkan pelayanan UI kepada masyarakat kampus dan

luar kampus di seberang dari IFC yang berhubungan jalan raya UI -

Pasar Minggu, maka 131 akan dibangun SPBU/SPBG berikut sarana

penunjangnya serta bengkel kendaraan bermotor.

• Pool Bis

Guna menampung parkir bis kuning yang sudah tidak mencukupi,

maka UI akan dibangun pool bis kuning UI bersebelahan dengan pos

damkar.

4.1.5 Pedoman Tata Bangunan

Pedoman tata bangunan meliputi beberapa prinsip sebagai berikut;

• Bangunan barn menerapkan efisiensi lahan, diantaranya melalui

Page 50: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

rancangan bangunan dengan ketinggian minimal 8 lantai;

• Bangunan gedung fakultas tetap berada di dalam jalan lingkar tengah,

dan bangunan pelayanan seluruh kampus berada di dalam jalan

lingkar inti (centrum);

• Bangunan memperhatikan arsitektur iklim tropis (orientasi timur-

barat);

Lantai dasar digunakan untuk ruang-ruang terbuka bersama;

• Bangunan menggunakan konsep bangunan hijau antara lain hemat

energi, material lokal, serta mempertimbangkan zero run off, water

harvesting, green replacement, dan minimum foot print;

• Terdapat penghubung antar bangunan berupa koridor ataujejalur;

• Optimalisasi penggunaan ruang dalam bangunan;

• Bangunan memperhatikan kebutuhan fasilitas bersama (resource

sharing);

• Memperhatikan orang dengan kebutuhan khusus (difable);

• KDB (koefisien dasar bangunan) maksimum 25% dalam area

rumpunnya;

• KDB keselurran ranah bangun yang dibatasi jalan lingkar tengah dan

jalan lingkar inti maksimum 25%;

• KLB maksimum 1

4.2 Rencana Struktur dan Infrastruktur

Perencanaan struktur dan infrastruktur di lingkungan kampus UI Depok

merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan kebutuhan dan

Gambar 4.16: Pos PLK dan Damkar, Pool Bis, dan SPBG

0

Page 51: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

perkembangan akademik. Akibat peningkatan jumlah sivitas akademika

UI, maka diperlukan standarisasi dalam rencana pengembangan serta

rekayasa terhadap stuktur dan infrastuktur di lingkungan kampus UI.

4.2.1 Rencana Struktur

a. Revitalisasi Bangunan Eksisting

Bangunan eksisting yang dibuat sejak awal pembangunan kampus

UI Depok, hampir semua masih berfungsi dan digunakan dengan

baik. Seiring perkembangan zaman dan berdasarkan kebutuhan

akademik, beberapa bangunan eksisting tersebut mengalami

beberapa perbaikan clan modifikasi khususnya bangunan yang

berada di lingkungan fakultas. Banyak fakultas yang memodifikasi

bangunan eksisting tanpa adanya persetujuan dari Tim TPLK. Oleh

karena itu dalam masterplan mi, dibuat guideline yang

menyangkut revitalisasi bangunan eksisting mengenai

penambahan luas dasar bangunan serta penambahan lapisan

bangunan.

Adapun beberapa poin yang menyangkut guideline tersebut antara

lain:

i. Tidak mengizinkan penambahan luas dasar bangunan eksisting

ii. Penambahan lapis bangunan diizinkan maksimum 1 lapis ke

atas di dalam bangunan setelah penilaian arsitektural,

struktural, dan instalasi.

iii. Penilaian harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang kompeten

dengan kiasifikasi utama (kelas A).

iv. Penilaian struktur terdiri dari uji pondasi dan struktur atas yang

dilaksanakan berdasarkan standar perancangan struktur

[

38 1

Page 52: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

bangunan yang berlaku yang dituangkan dalam bentuk laporan

penilaian struktur.

v. Hasil penilaian struktur harus dulengkapi dengan rancangan

perkuatan struktur eksisting yang dikeijakan oleh tenaga ahli

struktur dengan kiasifikasi utama (Kelas A). Keluaran rancangan

perkuatan struktur terdiri dari laporan racangan perkuatan,

gambar desain perkuatan struktur, RKS dan RAB. Hasil dan

penilaian stuktur tersebut disampaikan ke Tim TPLK melalui

BP3U untuk dievaluasi kembali dan diputuskan persetujuan

pelaksanaannya.

vi. Jika pekerjaan tersebut disetuji oleh TPLK, maka pelaksanaan

konstruksi harus diawasi oleh konsultan pengawas yang

berpengalaman.

vii. HasH rancangan perkuatan struktur harus dilaksanakan oeh

kontraktor yang berpengalaman dibidang perkuatan struktur

yang didahului dengan pembuatan gambar pelaksana kerja

(shop drawing). Hasil pelaksanaan konstruksi harus dituangkan

dalam gambar terbangun (as-built drawing).

viii.Untuk standar penilaian lainnya yang belum disebutkan di atas,

harus mengacu ke aturan struktur yang berlaku.

ix. UI akan mengaudit struktur pada bangunan gedung 4 (empat)

lapis atau lebih, pada bangunan dengan sistem struktur khusus,

pada bangunan yang dilengkapi dengan alat peredam gempa

(seperti base isolation, viscoelastic damper, dli) dan pada

bangunan non-gedung.

r

Page 53: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

b. Bangunan Baru

Seiring pertumbuhan jumlah mahasiswa di lingkungan kampus UI,

maka kebutuhan akan infrastruktur baru sangat dibutuhkan dalam

mengakomodir kegiatan akademik. Dalam perencanaan bangunan

baru yang akan dikembangkan oleh unit-unit atau fakultas di UI,

maka dalam masterplan mi, dibuat guideline mengenai hal tersebut

seperti yang tertuang dibawah mi

i. Perancangan struktur bangun baru harus berdasarkan atas basil

perancangan arsitektur dan perancangan MEP (Mechanical,

Elecetrical, Plumbing)

ii. Peracangan struktur yang terdiri dari struktur bawah/pondasi

dan struktur atas, harus dilaksanakan oleh tenaga ahli pondasi

dan struktur atas dengan kiasifikasi utama (kelas A)

iii. Pemilihan sistem struktur bawah/pondasi harus berdasarkan

atas hasil perancangan struktur atas, hasil penyelidikan tanah

dilokasi bangunan dan kondisi lingkungan di lokasi

pembangunan.

iv. Untuk setiap luas dasar bangunan gedung ± 600 m2 ,

penyelidikan tanah yang harus dilakukan adalah minimal satu

titik bor dalam dengan kedalaman sekurang-kurangnya 30 m

dan 2 titik sondir dengan kapasitas 2,5 ton.

v. Untuk bangunan non gedung seperti terowongan, jembatan

kendaraan, jembatan penyeberang orang, atau bangunan

lainnya, penyelidikan tanah yang terdiri dari satu titik bor dalam

dengan kedalaman sekurang-kurangnya 30 meter dan dua titik

sondir dengan kapasitas 2,5 ton hams dilaksanakan pada setiap

interval 25 meter atau pada posisi pilar jembatan dan kepala

jembatan.

Page 54: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

vi. Untuk setiap bor dalam harus diambil data SPT setiap interval

1,5 m dan 4 buáh contoh tanah tak terganggu (undisturbed

sample). Contoh tanah tersebut hams diuji di laboratorium

untuk mendapatkan sifat-sifat umum tanah dan sifat mekanis tanah (uji triaXial dan konsolidasi).

vii.Untuk bangunan gedung yang dilengkapi lantai basement,

dengan kedalaman melebihi 4 meter dari permukaan tanah,

hams digunakan struktur dinding penahan tanah.

viii.Metodologi perancangan struktur meliputi sekurang-kurangnya dan tidak terbatas pada deskripsi bangunan, penentuan standar/ peraturan perancangan, pemilihan sistem struktur, pemilihan kriteria perancangan (beban dan material), modeling dan analisis struktur serta desain komponen struktur.

ix. Luaran rancangan struktur terdliri dari laporan rancangan,

gambar desain, RKS dan RAE.

x. Hasil dari rancangan struktur tersebut disampaikan ke Tim TPLK melahii BP3U untuk dievaluasi kembali dan diputuskan persetujuan pelaksanaannya.

xi. Jika hasil rancangan struktur telah disetujui Tim TPLK, maka

konstruksi dilakukan oleh kontraktor yang berpengalaman dibidang struktur yang didahului dengan pembuatan gambar laksana keija (shopdrawing) dan pengujian pondasi. Pengujian

pondasi tiang hams dilaksanakan dengan metode statik dan atau PDA (Pile Dynamic Analysis) dengan jumlah tiang uji sekurang-

kurangnya 1% dari jumlah tiang pondasi. Sekurang-kurangnya 75% dari tiang uji hams dilaksanakan dengan metode statik.

xii.Pelaksanaan konstruksi harus diawasi oleh konsultan pengawas

yang berpengalaman dengan kualifikasi utarna (Kelas A).

r 1

Page 55: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

JALUR PEJALAN KAKI

JALUR SEPEDA

ANGKUTAN UMUM MASSAL

ANGKUTAN KOTA

W TAKSI

HOV

SOV

Gambar 4.17: Hirarki Komponen Transportasi Aktif

Sumber: Kementerian Pekerjaan Umum, 2013

xiii.Hasil pelaksanaan konstruksi harus dituarigkan oleh kontraktor

dalam gambar terbangun (as-built drawing).

xiv.Untuk standar perencanaan lainnya yang belum disebutkan di

atas harus mengacu pada aturan perencanaan struktur yang

berlaku.

xv. Struktur bangunan baru harus dirancang sebagai struktur

bangunan tahan gempa berdasarkan standar dan peraturan

gempa terbaru yang berlaku di Indonesia

xvi.Perancangan struktur bangunan yang dilengkapi dengan alat

peredam gempa (seperti base isolation, viscoelastic damper, dli)

harus berdasarkan metode perancangan berbasis kinerja

(performance based design)

4.2.2 Sirkulasi dan Transportasi

Kampus UI Depok merupakan kampus yang manusiawi dan diharapkan

memiliki sistem transportasi yang mampu mendukung aktivitas warga UI

meiiputi dosen, mahasiswa, karyawan, warga sekitar serta pihak luar yang

berkepentingan untuk berpindah dan berinteraksi di dalam kampus.

Transportasi di Kampus Universitas Indonesia harus memberikan

dukungan kepada warga UI untuk dapat memilih mode transportasi yang

berkelanjutan mengarah pada peningkatan kualitas udara lokal,

kesehatan dan kemudahan mobilitas warga UI, selain mengurangi

kemacetan ialu lintas, kebutuhan parkir, biaya fasilitas, dan emisi gas

rumah kaca

Tujuan perencanaan transportasi berkelanjutan di dalam Kampus UI

adalah untuk:

Menyediakan akses yang aman dan mudah, balk di dalam kampus

ILI-, 1

Page 56: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

maupun ke dan dari kampus untuk semua warga UI dan pengunjung.

(Accessible).

• Merencanakan dan mengoperasikan sistem transport untuk

meningkatkan kesehatan (fisik, mental, dan kesejahteraan sosial),

menjamin keamanan dan keselamatan warga UI dan masyarakat.

(Health and Safety)

• Mendorong dan memfasilitasi perubahan perilaku untuk beralih dan

mengemudi ke pilihan transportasi yang berkelanjutan. (Individual

Responsibility)

• Mengkoordinasikan perencanaan dengan Pemkot Depok dan

PemProv DKI Jakarta, guna mempertahankan karakter kawasan UI

dan mematuhi kebijakan penggunaan lahan. (Integrated Planning)

• Mendukung penggunaan kendaraan tidak bermotor dan transportasi

massal di dalam dan sekitar kampus UI, serta perjalanan ke dan dan

kampus (komuter). (Pollution Prevention)

• Mempertimbangkan biaya jangka panjang, masa layan, dan usulan

terbaik, membandingkan dan menilai kelayakan ekonomi, kesetaraan

dan lingkungan dari berbagai pilihan infrastruktur transportasi. (Cost

Accounting)

Penambahan jumlah mahasiswa dan peningkatan aktivitas warga kampus

menyebabkan semakin meningkatnya kebutuhan transportasi yang hams

disediakan, untuk itu diperlukan penentuan hirarki transportasi dalam

kampus UI yang terdiri dan:

Pejalan kaki

• Pengendara moda tidak bermotor (sepeda)

• Penumpang angkutan bus kampus

Gambar 4.18: Radius Pejalan Kaki Lh3 1

Page 57: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

Pengendara kendaraan pribadi

Transportasi Aktif

Transportasi Aktif adalah suatu sistem yang berorientasi pada manusia,

seperti berjalan kaki, bersepeda, dan menggunakan moda angkutan

umum massal. Masyarakat didorong untuk memanfaatkan transportasi

publik dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dalam bepergian.

Transportasi Aktif merupakan salah satu solusi bagi berbagai efek negatif

yang ditimbulkan aldbat lalu lintas kendaraan berinotor. Dengan

menyedialcan fasiitas dan suasana yang baik bagi para. pelaku

Transportasi Aktif dapat menyelesaikan permasalahan, seperti

kemacetan, mengurangi tingkat polusi udara, meningkatkan keselamatan

berkendara, dan masih banyak pula keuntungan dan Transportasi Aktif,

seperti meningkatkan aktivitas fisik, karena berjalan kald merupakan

salah satu pilthan dalam menjalankan Transportasi Aktif.

Salah satu komponen utama dalam merancang jalur pejalan kaki adalah

jarak tempuh. Kawasan akademik di wilayah UI, Depok tidak Iebih dan

radius 2 km. Berdasarkan Congress for the New Urbanism (CNU) path

tahun 2001, untuk beijalan melintasi 400 meter, pada umumnya pejalan

kaki membutuhkan waktu rata-rata 10 menit, dan 800 meter dengan

waktu tempuh 20 menit. Referensi mi kemudian digunakan sebagai

radius jarak tempuh oleh pejalan kald di Kawasan Kampus UI, Depok.

Berikut mi merupakan spesifikasi umum bagi jalur pejalan kaki yang

baik.:

Harus ada trotoar, minimal di sisi jalan lingkar dalam

• Lebar trotoar minimal dapat mengakomodir 2 orang berjalan bersama

atau dianjurkan minimal 2 meter clan absolut minimal 1.5 meter

1 1

Page 58: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

• Pejalan kaki selalu mencari jarak terpendek

• Aman, terang dan terpantau (CCTV)

• Tertutup dan terlindung dari panas maupun hujan

• Dilengkapi dengan fasiitas bersosial (social street), seperti gazebo,

bahkan dilengkapi dengan area komersial terbatas

• Nyaman bagi para difable

Hierarki Jalan

Pedestrian Street mi memiliki hierarki jalan. Terdapat 3 (tiga) hierarki

yang akan diterapkan pada Pedestrian Street mi.

• Hierarki 1

Merupakan Jalur Arteni dari jalur pejalan kaki. Jalur mi menghubungkan 4 (empat) lokasi bangkitan pejalan kaki terbesar di

wilayah Kampus UI, Depok, yaitu:

• Stasiun UI

• Stasiun Pondok Cina

o Vokasi (Kukusan Kelurahan)

o Kukusan Teknik;

yang kemudian berpusat pada Gedung Rektorat dan perpustakaan

Universitas Indonesia.

Jalur mi memiliki spesifikasi khusus sebagai berikut:

Lebar minimum 6 meter (tenmasuk jalan berpermukaan aspal yang

kemudian diubah menjadi paving block minimal di ujungnya).

CO

Cc CU -CZ Cj

ZC

c)

CO cc

Gambar 4.19: Hierarki Jalan

L51

Page 59: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

• Memiliki rambu penunjuk yang menerus (terdapat pula waktu

tempuh ke lokasi tujuan terdekat)

• Bila peril dengan paving block atau karpet jalan berwarna (yang

juga dapat digunakan sebagai fasilitas penunjuk arah)

o Tertutup kanopi

• Terdapat kursi taman di beberapa tempat sepanjangjalan

• Memiliki penerangan yang memadai

• Keamanan teijaga (baik CCTV, maupun pos atau satpam yang

berpatroli)

• Landai, nyaman digunakan para difable ataupun pejalan kaki yang

lanjut usia

• Terdapat area komersial terbatas (i.e. street café)

Hierarki 2

Merupakan Jalur Sekunder dari jalur pejalan kaki. Jalur mi menghubungkan seluruh fakuitas di wilayah Kampus UI, Depok.

Dengan adanya jalur mi, diharapkan seluruh pergerakkan antar

fakuitas dapat dilakukan meialui transportasi aktif, baik

menggunakan bis (Bikuri) dan pada khususnya melalui berjaian kaki,

sehingga dapat mengurangi penggunaan kendaraan bermotor di

wiiayalh Kampus UI, Depok.

Jalur mi memiliki spesifikasi khusus sebagai berikut:

o Lebar minimum 3 meter

o Memiliki rambu penunjuk yang menerus (terdapat pula waktu

tempuh ke lokasi tujuan terdekat)

r

Page 60: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

• Tertutup paving block berwarna (yang juga dapat digunakan

sebagai fasiitas penunjuk arah)

• Sebagai social street yang menampung aktifitas antar fakultas

• Terdapat gazebo tertutup atau minimal terhubungan dengan gazebo

tertutup untuk aktifitas mahasiswa

• Landai, nyankan digunakan para difable ataupun pejalan kaki yang

lanjut usia

• Hierarki3

Merupakan Jalur Tersier dari jalur pejalan kaki. Jalur mi berada di

tepi Jalur Lingkar Luar Kampus UI, Depok.

Fasiitas pejalan kald tetap disediakan di sepanjang Jalur Lingkar

Luar, namun diharapkan, warga dapat menggunakan moda

transportasi aktiflainnya (Bikun) untuk melanjutkan perjalanannya.

Jalur mi memilild spesifikasi khusus sebagai berikut:

• Lebar minimum 1,50 hingga 2 meter, dan

• Terdapat penerangan yang memadai (Penerangan Jalan Umum

diharapkan thpat menerangi jalur pejalan kaki di Hierarki 3)

Angkutan Massal

Bis kuning UI adalah komponen utama dari sistem transportasi

berkelanjutan karena menyediakan mobilitas massal dengan mengurangi

dampak gas rumah kaca. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:

• Menyediakan moth bus kampus dengan frekwensi lebth tinggi dengan

sistem infonnasi kedatangan bis kuning yang lebth akurat

1

Page 61: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

• Meningkatkan jumlah penumpang dengan memperluas partisipasi dan meningkatkan akses ke angkutan umum

• Bekerjasania dengan Pemerintah Kota Depok, Pemerintah Propinsi DKI Jakarta, dan PT KM Commuter untuk merencanakan peningkatkan frekwensi dan kehadalan sistem transit.

• Mengembangkan rencana untuk penainbahan bertahap tempat

pemberhentian Bikun UI, dan merubah menjadi halte bus bertenaga

surya

• Memperluas (memindahkan) halte bus stasiun UI, agar dapat menampung 3 bus untuk menunggu penumpang

• Meningkatkan penggunaan bahan bakar alternatif yang ramah

Iingkungan untuk Bikun UI.

• Meluncurkan program tap cash, yang memungkinkan semua pemegang ID UI untuk menggunakan angkutan umum.

• Meningkatkan komunikasi untuk membuat bis kuning UI menjadi pilihan transit bagi masyarakat UI.

• Mengembangkan pemanfaatan alat komunikasi individu untuk menginformasikan waktu dan pilihan angkutan (Bikun mania)

Kendaraan Pribadi

Pengurangan penggunaan kendaraan pribadi dapat mengurangi kebutuhan lahan parkir baru, dan meningkatkan kualitas lingkungan serta kesehatan warga UI. Hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:

• Mengembangkan rencana strategi nol pertumbuhan area parkir.

Mengembangkan pemikiran kritis untuk menilai kebutuhan ruang

parkir pada penambahan gedung baru

r

Page 62: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

o Penyediaan area parkir harus berdasarkan data survei transportasi

• Perencanaan dengan tujuan "ekuitas modal" (dukungan pendanaan

untuk transit, beijalan, bersepeda, sebesar biaya pembuatan jalan dan lahan parkir)

o Menggunakan analisis biaya manfaat dan sikius untuk membandingkan alternatif pembangunan jalan dan lahan parkir (termasuk investasi sepeda, pejalan kaki, dan infrastruktur

transit).

• Merubah geometri untuk mengurangi konflik lalu lintas dan

melakukan manajemen rekayasa lalu lintas kendaraan di kampus UI Depok.

• Memberlakukan sistem buka tutup

• Melakukan sistem satu arah

• Memanfaathan jalur sisi utara untuk memberikan jalan alternatif bagi

arus lalu lintas pelintas.

• Perbaikan permukaan jalan, termasuk pemasangan penerangan jalan, pemasangan rambu-rambu dan marka jalan yang memenuhi persyaratan teknis

• Pengaturan pagar dan akses masuk di setiap cluster yang direncanakan.

• Membangun area parkir kendaraan bermotor di luar "Zona

Akademik";

• Pembangunan Gedung Parkir terpusat bagi mahasiswa dan pengunjung di luar zona akademik sehingga tidak banyak kendaran yang masuk ke Zona Inti

• Memberikan area parkir khusus bagi tamu VIP, dosen dan peneliti,

1

Page 63: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

serta difabel. pada setiap gedung di Zona Akademik dengan rambu

dan marka yang sesuai standar

• Perbaikan sistem drainasi jalan, agar tidak terjadi genangan air.

• Kebijakan lembaga untuk menjalankan prinsip berbagi biaya dengan

pengguna kendaraan pribadi

• Menyamakan tarif parkir lingkungan kampus dengan Pemda.

• Mengkomunikasikan informasi penting tentang transportasi kepada

masyarakat akademik UI.

• Analisis Biaya Manfaat dan Sikius basil dari parkir vs

infrastruktur transportasi yang berkelanjutan.

• Memberikan insentif untuk pengguna mode transportasi yang

kurang polusi

Agar rumusan kebijakan tersebut di atas terlaksana, maka UI perlu

membuat strategi untuk menangani transportasi di kawasan Kampus UI

Depok yang secara umum dapat diringkas sebagai berikut:

• Strategi Penanganan Jangka Pendek, yakni strategi yang harus

dilakukan segera, untuk mengatasi permasalahan;

• Strategi Penanganan Jangka Panjang, yakni strategi yang dapat

dilakukan berdasar prediksi serta asumsi masa kini untuk mengatasi

permasalahan mendatang

Rencana Jangka Pendek

Penn ditekankan pada pemecahan bersifat semi permanen mengacu pada

alternatif jangka panjang. Pemberdayaan sisi utara kampus yang dapat

dilakukan antara lain:

EO

Page 64: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

Perbaikan jalur pedestrian

• Sosialisasi ketertiban lalu lintas di kampus:

• Perlu ada pengawas yang memberikan peringatan/sanksi bagi

pelanggar-pelanggar lalu lintas.

• Perlu sosialisasi melalui masing-masing fakultas terhadap dosen,

mahasiswa, dan pegawai mengenai aturan-aturan lalulintas dan

himbauan untuk mentaatinya.

• Menghijaukan jalan-jalan untuk pejalan kaki dan pengendara sepeda

dengan perindang dan lorong-lorong peneduh yang membuat

kemudahan akses ke tempat-tempat pemberhentian, his dan kantor

atau ruang-ruang kuliah serta praktikum.

• Perlu berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait seperti Kepolisian

(SATLANTAS)

Rencana Jangka Panjang

Dajam menyusun program jangka panjang, penataan transportasi

kampus UI hams memegang konsep bahwa pengembangan sistem

transportasi kampus dilaksanakan secara komprehensif, sistematik, dan

berkesinambungan. Sistematik berarti semua unsur harus dicermati

keterkaitannya karena transportasi adalah "sistem terbuka," sedangkan

kampus UI adalah suatu area yang tertutup guna terjamin keamanannya.

Konsep-konsep di atas diharapkan dapat merealisasikan Transportasi

yang Berwawasan Kampus, yaitu transportasi yang dapat membangkitkan

iklim akademis yang sejuk, aman, dan nyaman selama masyarakat

akademik dan masyarakat melakukan kegiatan mobilitas spasial dari dan

ke kampus UI. Kawasan UI akan menjadi kawasan tersendiri, yang tidak

[ 51

Page 65: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

terganggu oleh arus menerus dan aktivitas luar.

oot 4R

fe

:::'1 i

• F m , ' '44

iøc,d',.e 4

r444' aft

OR 0 I

4.4

A 0. It ot- ,ft1

ot

43 IF,

the op. A

/.. -

I

- T

.•;

- -

:1 k_ r-- ,

• i. .••• ,—.

:

Gambar 4.20: Peta Danau UT

0

4.3 Rencana Tata Kelola Air

Tujuan pengembangan sumber daya air di kawasan Kampus UI Depok

dirumuskan sebagai berikut:

• Memfungsikan lembah di kawasan Kampus UI Depok sebagai

sarana penampung air untuk mendukung upaya pemerintah dalam

penataan kembali fungsi situ-situ dan/atau danau-danau di wilayah

Botabek, guna memperbesar kapasitas resapan air tanah di daerah

sekitarnya, dengan cara membendung.

• Mengoptimalkan upaya pengelolaan sumberdaya air di dan sekitar

Kampus UI Depok, dengan cara mengaitkari sistem tata air

kawasan kampus dengan sistem tata air terpadu DAS Ciliwung-

Cisadane.

Adapun tujuan pemanfaatannya antara lain adalah sebagai:

• sarana resapan air tanah;

• sarana pengendali banjir;

• pendukung hutan kampus;

• sarana pendidikan dan riset;

• sarana olah-raga dan rekreasi warga di dan sekitar Kampus UI

Depok, serta

• komponen lansekap yang menambah keasrian lingkungan,

kesegaran suasana dan kesejukan udara di sekitarnya.

Pada Gambar 4.21 disajikan komponen-komponen sistem yang terkait

Page 66: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

CO II I I II

ri IcI

CL E

I 0

(ø C 0

tea. 0 0.

- E 0

C

Cl)

J '---I

-

I 0

- El

dengan situ/danau di Kampus UI Depok. Sistem situ/danau di Kampus UI Depok mi dapat difungsikan sebagai Laboratoriuni Alam, yaitu suatu sarana kajian ilmiah, rekayasa fisik dan biologi, yang dapat menunjang penyelenggaraan kegiatan teaching through research dan juga service

through research, sesuai dengan kebijakan dalam pengembangan Universitas Indonesia sebagai Research University.

Tema riset yang mungkin untuk dilaksanakan oleh para periset UI dan berbagai Program Studi/Fakultas dengan memanfaatkan wahana laboratoniuin alam mi, yang dapat juga dimanfaatkan sebagai sarana penunjang pendidikan semuajalur dan strata, antara lain mencakup:

• sistem tata air kawasan kampus dan sekitarnya;

• pengelolaan sumber daya air di dan sekitar kawasan kampus;

• analisis dampak penianfaatan sumberdaya air di dan sekitar kawasan kampus terhadap kawasan hulu dan hilirnya;

• sistem operasi dari bangunan pemanfaat, pengatur dan pengendali air;

• penyehatan lingkungan kampus, mencakup sistem drainasi kampus, sistem pembuangan llmbah padat, cair maupun berbahaya;

• sistem transportasi ulang-alik dalam kampus sebagai alternatif dan sistem transportasi masal yang ada;

• kontribusi dari pembangkit listnilc mikro-hidro, tenaga surya dan tenaga angin terhadap kebutuhan listnik Kampus UI Depok;

• penataan bangunan, lansekap dan hutan kampus;

• jenis dan perilaku biologis tuinbuhan atau harna tumbuhan, pola pemeltharaan dan pengawasan termasuk sanitasi dan perekayasaan hutan;

5 85

C - - 0. c

. i

Page 67: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

Tabel 4.1: Kategori Pembobotan GreenMetric

No. Category Points

1 Setting and Infrastructure (SI) 15% 2 Energy and Climate Change (EC) 21% 3 Waste (WS) 18% 4 Water MR) 10% 5 Transportation (TR) 18% 6 - Education (ED) 18%

TOTAL 100%

• kaitan hutan dengan sistem tata air; kontribusi hutan sebagai

penangkap dan sumber air tanah terhadap kualitas dan kuantitas

aliran yang dihasilkan;

potensi hutan sebagai penutup tanah untuk menahan erosi;

• sebagai habitat flora dan fauna, dapat dipelajari kaitan antar jenis

flora dan fauna hutan tertentu;

• disiplin ilmu terkait/penunjang lainnya seperti hidrologi, hidrolika,

mekanika tanah, geodesi, geologi, biologi, kimia lingkungan;

Hingga saat mi Master Plan 1984 telah direvisi dua kali, yaitu Revisi I

Master Plan 1997 dan Revisi II Master Plan 2008. Baik revisi I maupun

revisi II, dari aspek tata kelola air dan daerah tangkapan airnya tidak ada

perubahan berarti semenjak realiasi gagasan pengembangan sumber daya

air kampus UI Depok 1995 pada tahun 1995-1998, kecuali tambahan

berupa kolam dan kolam resapan di hilir (Utara) Danau Salam.

4.3.1UI dalam GreenMetric

15.8'o 17.2% Pada tahun 2010 UI telah meluncurkan "UI GreenMetric World

University Ranking" dalam bentuk survei daring (online) tentang kondisi

11.8% 11.6% dan kebijakan yang dimaksudkan untuk membangun kampus yang lebih

"hijau" dan berkelanjutan di berbagai universitas di seluruh dunia.

- LJ Pemeringkatan didasarkan pada kerangka konseptual mencakup

lingkungan, ekonomi dan kesetaraan. Kategori dan indikator

2010 2011 2012 2013 2014 pemeringkatan dimaksudkan agar relevan untuk berbagai pihak, dengan

sistem pembobotan yang sedapat mungkin diusahakan tidak bias. Selain Gambar 4.22: Perkembangan Posisi Peringkat UI itu diusahakan juga sistem pengumpulan dan pengunggahan data yang (Persen Terbaik) dalam UT GreenMetric

relatif sederhana dan tidak memakan waktu.

E4:

Page 68: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

1800

1000jA

800

2100

1500 TotaiScore Energy & Climate Change

• Water •Education

37.5%

81

47.5

62.5%

10000

• Setting & Infrastructure • Waste • Transportation

64.2%

68.8%

Total Score • Setting and Ithastxucture Energy and ClimateChange • Waste

• Water U Transportation • Education

Gambar 4.23:. Capaian UI untuk Semua Kategori dalam UI GreenMetric Tahun 2014.

Terdapat enam kategori dalam pemeringkatan dengan bobot masing-

masing seperti yang disajikan pada Tabel 4.1,

Pada tahun pertama (2010), 95 universitas dari 35 negara telah merespon

sistem pemeringkatan mi, dan jumlah tersebut terus meningkat mencapai

360 universitas dari 62 negara pada tahun 2014. Meskipun peringkat UI

terlihat semakin menurun seiring dengan meningkatnya jumlah

universitas yang merespon, akan tetapi apabila ditinjau secara statistik,

posisi UI masih bertahan pada 10-20% terbaik.

Data selengkapnya disajikan pada Gambar 4.9 dan 4.10 yang diolah

berdasarkan data/informasi dari situs UI GreenMetric 6

Tahun 2010: 95 universitas dari 35 negara (peringkat UI: 15/95)

Tahun 2011: 178 universitas dari 42 negara (peringkat UI: 21/178)

Tahun 2012: 215 universitas dari 49 negara (peringkat UI: 25/215)

Tahun 2013: 301 universitas dari 61 negara (peringkat UI: 30/301)

Tahun 2014: 360 universitas dari 62 negara (peningkat UI: 62/360)

Memperhatikan peringkat UI pada tahun 2014, Tim Green.Metric UI telah

mengidentifikasi berbagai upaya peningkatan mencakup berbagai

rencana aksi yang sebagian terkait dengan upaya revitalisasi tata kelola

air dan daerah tangkapan air Kampus UI Depok, antara lain:

• Menambah area hutan kampus, tanaman dan resapan air.

• Pengaturan pengolahan limbah organik dan anorganik.

• Program konservasi air.

• Pemanfaatan kembali air hujan.

H

Page 69: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

Audit 2016 Pre-Audit 2015 • Penggunaan peralatan hemat air.

Peningkatan penggunaan air PAM.

__: • Menambah jumlah mata kuliah, program studi, riset, dan acara m

2.

terkait lingkungan. 1 , - 5

• Perlunya unit yang khusus menangani masalah keberlanjutan. E —

-

. — —

0 5-

S

4.3.2 Tahapan Rencana Tindak Lanjut 2015-2020

H : -. .

3 - r Rencana tindak tahun 2015-2020 disajikan pada Figur 4.17 berikut mi, . . yang dibagi menjadi empat tahap:

S 2 > • Tahap I (tahun 2015): Pre-Audit kesehatan perairan dan daerah

tangkapan air (DTA) Kampus UI Depok. Luaran kegiatan mi adalah C C U a. a. kiasifikasi awal DTA.

u5 S

a. a. • Tahap II (tahun 2016): Audit kesehatan perairan dan daerah S

S tangkapan air Kampus UI Depok. Luaran kegiatan mi berupa:

S n ° Rencana Induk (Master Plan) Tata Kelola Air dan DTA Kampus UI

Depok.

Gambar 4.24:. Rencana Audit Kesehatan Perairan ° Rencana implementasi. dan DTA Kampus UI Depok (Tahun 2016).

o Rencana pelembagaan dan pembiayaan.

• Tahap III (tahun 2017-2019): Restorasi DTA Kampus UT Depok.

Luaran kegiatan berupa aset infrastruktur hijau di Kampus UI Depok

(restorasi DTA).

• Tahap W (tahun 2020 dan seterusnya): pemeliharaan aset

infrastruktur hijau yang telah terbangun pada tahun 2017-2019.

0

Page 70: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

Hasil Implementasi Tahap I

Menurut Center for Watershed Protection, kondisi perairan (akuatik)

suatu daerah tangkapan air mencerminkan perlakuan pada daratannya

(terestrial), terutama persentase tutupan lahan kedap air yang terdapat

pada DTA.

Apabila luas DTA pada kisaran antara 800-i000 hektar, dan 6o% luasnya

berada di luar kampus dengan tutupan lahan kedap air diperkirakan

sebesar 90%, dan yang berada di dalam kampus tutupan lahan kedap air

ditaksir sebesar 10%, maka persentase tutupan lahan kedap air total pada

DTA berada pada kisaran 50-60%. Dengan demikian dapat diduga bahwa

kondisi kualitas perairan UI berkisar antara rusak dan rusak berat

(Gambar 4.16).

Gambar 4.25: Hubungan Persentase Tutupan Lahan dengan Kualitas Perairan.

Rencana Audit Kesehatan DTA UI Tahun 2016

Peluang Restorasi

Berikut mi beberapa lokasi yang berpeluang untuk direstorasi mengacu

pada rambu-rambu infrastruktur hijau

• Penambahan box tanaman dan taman bio retensi di sepanjang bahu

jalan

• Mengganti pant menjadi pant resapan

• Mengganti aspal dengan paving block lobs air

Potensi Pemanenan Air Hujan

Curah hujan di DTA Kampus UT Depok sangat potensial untuk

dimanfaatkan sebagai sumber air berbagai keperluan yang tidak

E7 1

Page 71: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

'0

3 3 flu 3

3

0

flu U,

fla

C

flu

flu 3- fla

0

3

Gambar 4.26: Bak Penampungan Hujan Terpendam

Tabel 4.2:UI Peduli Lingkungan

m C 0 5F 0

0 0

-'- = 0

—1 0

rb

OQ 0 flaw

3

a 03 (-. 03

c3

=-

3 E 3

—. = .0 = 3 = g0,. 3 = = 0 C. - •. w - '—.0 " 5 5w

3 0M D 0. o..< — Cr. 3.<

CO (DE 3g03 0(D -o -. o. 3

, — 0 flaw ow ,c 0.5' 0 0 = 3-. on

00 Ia 0 = 900 w —.

3 0.-. ='D

fla w3 QflI 0

3 —. -, 5. ,, m

= —I 0 r -' cc 0 ( fla

T- --s- (D° 3' -.0 3. 3 < 0

3 a- C > c

D -•

I U- CL -

menuntut kualitas air minum, seperti misalnya: untuk menyiram

tanaman, menggelontor toilet, atau mencuci kendaraan.

Setiap atap bangunan gedung dapat digunakan sebagai pengumpul

limpasan hujan, untuk ditampung di dalam bak penampungan air hujan

terpendam (cistern). Perhitungan kapasitas bak penampung mi didasarkan pada neraca antara kebutuhan dan ketersediaan air.

Pelembagaan dan Pembiayaan

Tahap IV Rencana Induk (Master Plan) Tata Kelola Air dan DTA Kampus

UI Depok memerlukan upaya yang menjamin keberlanjutan

pemeliharaan aset infrastrukiur hijau yang sudah dibangun.

Dua faJrtor penting untuk menjamin keberlanjutan adalah pelembagaan

dan pembiayaan. Dengan adanya lembaga yang memiliki tanggungjawab

untuk menangani University Social Responsibility (USR), dengan tugas

mengkoordinasikan kegiatan UI Peduli Lingkungan, khususnya

mengkoordinasikan kegiatan mahasiswa baru terkait dengan penyuluhan

dan pendampingan bagi masyarakat yang berada di dalam DTA Kampus

UI Depok tentang pengelolaan air bersih dan air limbah.

Pada Tabel 4.2 berikut mi disajikan rincian lingkup IJSR baik untuk

pimpinan universitas dan fakultas maupun untuk mahasiswa dan dosen.

4.4 Rencana Sistem Daya Listrik

4.4.1 Rencana Sistem Kelistrikan

• Standar tegangan menengah (TM) di UI adalah 20 kV, mulai dan

gardu langganan PLN ke Gardu Distribusi yang ada di lingkungan

Kampus UI Depok.

E

Page 72: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

• Standar tegangan Rendah (TR) adalah 220 Volt (1 fasa) dan 380 Volt

(3 fasa) mulai dari Gardu Distribusi hingga masing-masing Instalasi,

diantaranya Gedung perkuliahan, perkantoran, dli.

• Pengelolaan jaringan Tegangan Menengah beserta gardunya dilakukan

oleh suatu Divisi yang dibentuk oleh Rektorat UI, sedangkan

Pengelolaan jaringan Tegangan Rendah beserta panel dan beban yang

terhubung dikelola oleh masing-masing Fakultas, tetapi hams

berkoordinasi dengan Unit Kelistrikan

• Untuk Tahap awal masing-masing Gardu akan ditempatkan alat ukur

energi yang dapat dipantau oleh Unit Kelistrikan, dan selanjutnya

dikembangkan alat ukur energi yang dapat dipantau untuk setiap

instalasi yang terhubung dengan system jaringan kelistrikan di UI

• Penataan system jaringan kelistrikan di UI hams mengikuti kaidah

kaidah yang andal, aman dan ramah lingkungan

• Untuk meningkatkan keandalan, disiapkan penyulang-penyulang yang

menghubungkan dua buah gardu utama dan gardu hubungan, selain

sebagai penyalur ke beban juga sebagai penyulang cadangan.

• As-build drawing harus terarsip dengan baik dan dalam bentuk digital

4.4.2 Standarisasi dan Keselamatan Tenaga Listrik

• Mengingat instalasi kelistrikan yang ada di UI Depok sudah lebih dan

20 tahun perlu dilakukan restandarisasi instalasi lama secara

bertahap, dengan melakukan perbaikan, penggantian dli, sebelumnya

perlu dilakukan auditioleh konsultan ahli.

• Untuk menjamin keselamatan kelistrikan di UI Depok, maka setiap

instalasi harus mendapatkan pernyataan laik operasi yang

dikeluarkan oleh DPPF seteiah mendapatkan assesment berupa

Gambar 4.27: Peta Jaringan Listrik UI

E9 1

Page 73: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

sertifikat dari lembaga yang mengeluarkan Sertifikat Laik Operasi

(SLO).

• Instalasi yang baru harus mengikuti standar instalasi listrik dan

keselamatan kelistrikan yang dikeluarkan oleh DPPF.

Incoming dan outgoing instalasi yang baru harus menyesuaikan master

plan kelistrikan yang dikeluarkan oleh DPPF

4.4.3 Rencana Pengembangan dan Pemanfaatan Energi

Peningkatan jumlah mahasiswa yang diikuti dengan penambahan

bangunan gedung dan fasilitas lainnya akan meningkatkan penggunaan

energi yang direpresentasikan dalam penambahan kebutuhan tenaga

listrik.

Universitas Indonesia perlu mengembangkan sistem penyediaan energi

yang memanfaatkan energi terbarukan. Salah satu upaya tersebut telah

dimulai dengan memasang sistem solar cell/photo voltaic langsung tanpa

menggunakan baterai pada gedung IFC.

Tersedianya jalur pipa gas bumi di sekitar kampus UI memungkinkan

pemasangan instalasi pembangkit listrik tenaga mini gas kapasitas 2 x 6

MW yang terintegrasi dengan sistem kogenerasi untuk pemenuhan

beban listrik pada beban-beban puncak, penerangan jalan umum dan

juga sebagai salah satu fasilitas pendidikan. Selain itu, air hangat yang

dihasilkan dapat digunakan untuk kebutuhan rumah sakit dan sistem tata

udara bangunan gedung dengan sistem absorpsi.

Ketersediaan jalur pipa gas dapat dimanfaatkan juga untuk pembangunan

Stasiun Penyediaan Bahan Bakar Gas bagi masyarakat umum.

• Dalam rangka kontribusi UI terhadap perkembangan energi

terbarukan, maka UI akan mengembangkan pembangkit listrik

r 1

Page 74: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

terbarukan skala kecil sebagai pembelajaran dan sekaligus

laboratorium alam. Pembangkit listrik tersebut dapat berupa

pembangkit listrik tenaga surya, pembangkit listrik tenaga angin,

pembangkit listrik Tenaga Mikro Hidro, Pembangkit Listrik Tenaga

Sampah, dli.

• Untuk menjaga keandalan kelistrikan di Kampus UI Depok dan juga

sebagai pembelajaran UI akan membangun juga Pembangkit Listrik

Tenaga Mesin Gas.

• Setiap Gedung barn diaralikan mempunyai pembangkit terbarukan

paling tidak sebesar 5% dari kebutuhan llstniknya.

4.4.4 Efisiensi Energi

Kecenderungan tarif energi yang semakin meningkat mengharuskan

penerapan program energi efisiensi di semua fasiitas. lJntuk itu,

pemasangan sistem monitoring pemakaian energi menjadi keharusan

bagi semua pengelola bangunan gedung. Dengan perangkat monitoring

energi mi dapat diketahui penggunaan energi suatu bangunan apakah

melebthi quota dan bangunan yang penggunaan energinya efisien. Sistem

monitor direncanakan berbasis web sehingga dapat dilihat secara

langsung oleh pengelola dan pengguna.

Mesin tata udara path bangunan gedung mengkonsumsi energi listrik

terbesar. Selain itu, penggunaan refrigeran konvensional akan menyebabkan pemanasan global dan penipisan lapisan ozon. Oleh

karenanya, pemasangan mesin tata udara untuk setiap bangunan gedung

disarankan menggunakan refrigeran alternatif yang raniah lingkungan.

Untuk gedung-gedung yang akan dibangun, penlu menerapkan kaidah-

kaidah efisiensi energi yang terkait dengan sistem mekanikal dan

1

Page 75: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

elektrikal sesuai dengan standar dan peraturan yang berlaku di Indonesia.

• Seluruh instalasi energi listrik yang ada di UI Depok, hams

menj alankan langkah-langkah penghematan

• Pengembangan sistem monitoring energi, dalam rangka penghematan

energi, dikembangkan untuk seluruh instalasi listrik bangunan dan

instalasi listrik lainnya yang ada di UI Depok.

• Penggantian kabel TM 20 Ky yang sudah dianggap tidak memenuhi

keandalan sistem akan dilaksanakan secara bertahap sesuai dengan

master plan kelistrikan UI Depok.

• Audit energi dan implementasinya hams dilakukan oleh setiap

pengelola gedung

• Peralatan yang hemat energi hams diterapkan secara bertahap di

lingkungan Kampus UI

• Perlu dibentuk tim komite energi yang diketuai oleh manajer energi

yang bertugas untuk melakukan monitoring, benchmarking, audit,

analisis clan eksekusi penghematan energi

• Pembangunan gedung akan diarahkan pada integrated building

management sistem atau gedung cerdas.

4.4.5 Audit Energi

Pelaksanaan audit energi pada bangunan gedung eksisting yang

mencakup sistem mekanikal, elektrikal dan plumbing menjadi suatu

kebutuhan yang mendesalk. Sehingga basil audit energi dapat

dimanfaatkan untuk mengetahui besarnya konsumsi energi dan potensi

penghematan energi yang dilakukan secara keseluruhan Gambar 4.28: Solar Cell di atap Gedung IFC

2]

Page 76: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

4.4.6 SDM Kelistrikan

• Seluruh Instalasi Energi Listrik yang ada di UI Depok harus dikelola

oleh SDM yang mempunyai kompetensi sesuai dengan bidangnya

• Setiap SDM yang ada, diberikan kesempatan untuk mengambil

sertifikat kompetensi dibidang kelistrikan pada lembaga yang mengeluarkan sertifikat kompetensi.

• Perencana, kontraktor dan pelaku pembangunan lain, yang

mengerjakan pekerjaan kelistrilcan di lingkungan UI harus dapat menunjukkan surat atau sertifikat kompetensi sesuai bidangnya.

4.5 Sistem Jaringan Telekomunikasi

Mengukur penggunaan peralatan komunikasi per unit, didasarkan path

jumlah mahasiswa dan kegiatannya. Menentukan faktor pembeda flap unit, kemudian menentukan quota masing-masing secara bijaksana dan kesepakatan bersama, kemudian selanjutnya bila melebihi quota yang telah disepakati bersama itu, wajib membayar sendiri sisanya.

4.5.1 Jaringan Telepon dan Telepon Genggam

• UI perlu melakukan pendataan dan penataan jaringan dan nomor telepon di lingkungan kampus UT yang disesuaikan dengan kebutuhan. Setiap dosen dan pegawai harus mempunyai akses untuk dapat berkomunikasi melalui telepon.

• Perlu dikembangkan repeater untuk daerah-daerah yang blank spot

untuk pengguna handphone.

• Disiapkan fasilitas untuk pengisian baterai handphone

LI

Page 77: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

4.5.2 Penyebaran Informasi

Jaringan nirkabel untuk penyebaran informasi secara internal maupun dengan pihak eksternal dapat dilakukan melalui short message service (SMS) dengan memanfaatkan fitur telepon seluler, dapat dilakukan secara melembaga. Pengembangkan Modul SMS Gateway sebagai

jaringan komunikasi nirkabel perlu dilakukan. Modul SMS Gateway

adalah software aplikasi untuk mengirimkan SMS secara massal yang

dapat kembangkan agar dosen, tenaga kependidikan, mahasiswa dan

pemangku kepentingan lainnya cepat menerima informasi dari UI yang bersifat segera. Informasi tersebut misalnya: pengumuman informasi yang penting, undangan rapat, perubahan jadwal ujian atau rapat, undangan seminar, dan lain-lain. SMS Gateway juga dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk mengakses nilai UTS maupun UAS melalui SMS

(Short Message Service) dengan mengirim kode mata kuliah tertentu ke server SMS gateway, dan mahasiswa mendapat reply berupa SMS nilai

ujian masing-masing mata kuliah. Nomer SMS Call Center dapat menggunakan provider seluler yang ada.

4.6 Sistem Pembuangan Sampah

Sampah merupakan permasalahan lama yang kerap timbul dalam kehidupan sehari-hari. Kampus sebagai suatu Lembaga/ Institusi yang

fungsi utamanya menyelenggarakan proses pendidikan dan pengajaran, penelitian serta pengabdian kepada masyarakat, tentunya dalam semua kegiatannya tidak terlepas dari penggunaan kertas yang cukup banyak bahkan cenderung sangat boros. Selain kentas, kampus juga turut

menghasilkan limbah atau sampah baik itu limbah organik maupun non

organik yang berasal dad laboratonium dan kantin-kantin yang

I 1

Page 78: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

menghasilkan sisa makanan atau minuman. Hal mi akan berdampak pada meningkatnya volume limbah atau sampah.

Peningkatan produksi limbah/ sampah mi sangat memicu teijadinya perubahan ildim dan diperidrakan akan semakin hebat jika tidak ada upaya untuk menguranginya. Dua senyawa kimia terbesar yang

berkontribusi terjadinya pemanasan global adalah gas karbon dioksida (CO2) dan metana (CH4). Kedua senyawa tersebut sebagian besar

dihasilkan dari sampah. Oleh sebab itu, di dalam llngkungan kampus

perlu pengelolaan sampah yang tepat dan bijak dengan menerapkan konsep 4 R (Reduce, Recycle, Reuse dan Repair atau Recovery).

Universitas Indonesia telah memiliki kebijakan tentang pengelolaan sampah dan limbah cli kampus yaitu dengan adanya Keputusan Rektor Universitas Indonesia Nomor: 13o5/SK/R/UI/2011 tentang kebijakan pengelolaan sampali dan limbah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) di kampus Universitas Indonesia yang ditetapkan pada tanggal 20 Juni 2011.

• Terwujudnya pengelolaan sampah dan limbah yang mengandung

bahan berbahaya dan beracun (B3) cli lingkungan Universitas Indonesia;

• Mengembangkan Tridharma perguruan tinggi yaitu pendiclikan, penelitian dan pengabdian masyarakat yang terkait dengan

persampahan dan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) di lingkungan Universitas Indonesia;

• Mendorong pembentukan sistem pengelolaan limbah bahan

berbahaya dan beracun (113) yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan di Lingkungan Universitas Indonesia;

• Mendorong upava-upava pendaur-ulangan sampah dan limbah bahan berbahava dan heracun;

E

Page 79: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

Melakukan sosialisasi kebersihan di lingkungan Universitas Indonesia.

Sampai saat mi UI baru sebagian melakukan pengolahan sampah dan

masih sebagian besar membuang sampah ke TPA Cipayung setiap han.

Tanpa adanya pengelolaan sampah yang baik, volume sampah di UI yang

cenderung bertambah seiring dengan meningkatnya aktivitas dan jumlah

warga akan mengakibatkan peningkatan tumpukan sampah di TPA Cipayung yang dapat menimbulkan berbagai dampak kesehatan

lingkungan dan masyarakat. Tong sampah dan kontainer warna-warni

untuk membedakan jenis sampahnya untuk menampung sampah dan

ruang kerja, selasar dan hálaman yang terletak di halaman, sudah banyak diterapkan di fakultas-fakultas. Hasil pengamatan menunjukan bahwa fakultas-fakultas yang terdapat di Kampus UI Depok menggunakan sistem kumpul-angkut-buang dan rata-rata volume sampah yang dihasilkan oleh fakultas perhari adalah 14,5 m 3. Rata-rata volume sampah UI Depok yang dibuang ke TPA Cipayung dalam seminggu adalah 90 m 3 .

Kampus UI Depok belum sepenuhnya melakukan pengolahan sampah

dan mereduksi volume sampah dengan menggunakan metode komposting dan bank sampah.

Model pengelolaan sampah yang sudah banyak dijalankan yaitu dengan melakukan pemilaban terhadap sampah menurut sumbernya.Juga dapat dilakukan dengan melakukan pembuangan di depo sampah. Selayaknya pengelolaan sampah yang dilakukan secara terpadu yang melibatkan peran aktif dari seluruh stakeholder di seluruh fakultas.

Kegiatan pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan pemilahan sampah menjadi empat macam yakni sampah organik; sampah plastik, kaca, dan logam; sampah kentas; dan sampah lain-lain. Kemudian

pengumpulan sampah dilakukan oleh petugas kebersihan di semua titik tempat sampah fakultas dalam keadaan sudah terpilah. Selanjutnya

F(I

Page 80: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

sampah yang sudah terkumpul diangkut menuju tempat sampah besar

yang kemudian akan dibawa ke depo.

Untuk sampah organik dapat dibuat kompos. Sedangkan untuk sampah

plastik, gelas, logam, dan kertas UI dapat bekerjasama dengan pemulung

untuk dibawa ke tempat daur ulang atau bank sampah. Kelebihan sampah

organik berupa biomass yang tidak sempat diproses menjadi kompos,

seanjutnya dapat diproses untuk diubah menjadi energi melalui proses

gasifikasi.

Dengan melakukan pengelolaan sampah sendiri di dalam kampus

nantinya UI tidak lagi membuang sampah ke luar kampus. Dengan

demikian mengurangi beban yang ditanggung oleh TPA di wilayah Depok

yang semakin lama tidak akan mampu lagi menampung berton-ton

sampali yang dihasilkan masyarakat Depok. Harapannya kedepan UI bisa

menjadi contoh dalam pengelolaan sampah dan menjadi area zero waste.

4.7 Rencana Sistem Informasi Jaringan

Kampus Universitas Indonesia telah memiliki jaringan backbone serat

optik untuk system informasi. Infrastruktur mi membentuk jaringan

komputer lokal dalam cakupan kampus UI secara keseluruhan. Simpul-

simpul akses di semua fakultas, pasca sarjana, kantor pusat,

perpustakaan terhubung ke pusat jaringan di Pusat Pelayanan Teknologi

Informasi dan Komunikasi dengan jalur ethernet Gigabit.

Layanan Intranet dasar (e-mail dan Web Hosting) disedikan secara

bertahap sesuai kebutuhan termasuk memondokkan program-program

aplikasi sistem informasi manajemen universitas. Jaringan kampus UI

dipersiapkan untuk dapat mendukung komunikasi suara dan gambar

sehingga dimungkinkan melakukan video conference antar unit kerja di

lingkungan kampus.

[

67 1

Page 81: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

Kapasitas koneksi internet secara bertahap ditambah untuk mencapai rasio 1 kbps : 1 mahasiswa. Tahapan penambahan kapasitas saluran Internet dilakukan dengan strategi peningkatan seiring dengan perkembangan jumlah PC yang terhubung ke jaringan kampus. Berdasar studi kualitas akses Internet berbagai ISP dan Waning Internet, diperoleh rasio optimal 15 PC per 64kbps.

Network Operating Center Untuk mengelola dan memelihara koneksi

internet dan intranet jaringan kanipus UI, telah dipasang core switch

dengan kapasitas back plane 256 Gbps. Di masing-masing cluster telah dipasang distribution switch dengan backplane 32 bps dan access switch

fast ethernet dengan backplane 2 Bbps di masing-masing unit kerja.

Dengan memperhatikan kondisi tersebut, UI memutuskan untuk menggunalcan kabel serat optik untuk pengembangan tulang punggung jaringan kainpus.

4.7.1 Teknologi Informasi

• Peningkatan bandwidth di lingkungan Kampus UI, disesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan

• Dalam rangka menuju kanipus cerdas berbasis ICT maka disiapkan

infrastruktur, baik pengembangan jaringan fiber optic, maupun pengembangan pendukung smart grid, dan integrated building

management system

• UI memiliki jaringan internet dan intranet yang dapat saling menghubungkan antar komputer. Jaringan komputer yang terhubung

ke masing-masing unit satuan kerja (USK) di tiap gedung menggunakan fasilitas Local Area Network (LAN) yang terhubung dengan fiber-optic. Sedangkan untuk jaringan internet, disediakan

[ 1

Page 82: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

fasilitas hot spot (wi-fl) dengan kapasitas bandwidth yang

disesuaikan dengan kebutuhan.

• Kapasitas bandwidth masih perlu ditambah untuk memenuhi

kebutuhan pengguna internet yang makin meningkat di lingkungan

kampus, terutama dosen dan mahasiswa. Setiap ruang kelas dan

ruang kerja dosen dilengkapi dengan Personal Computer (PC) untuk

mendukung proses pembelajaran dan bimbingan yang terhubung

dengan jaringan wifi atau kabel UTP. Seluruh laboratorium juga

dilengkapi komputer yang terhubung dengan jaringan internet,

sehingga memudahkan kegiatan praktikum mahasiswa yang

memerlukan akses internet. Meskipun demikian, personal computer

pada setiap ruang tersebut perlu diperbarui atau diganti secara

berkala mengikuti perkembangan teknologi. Untuk mendukung

proses pembelajaran, UI menyediakan akses wifi terbuka (hotspot)

yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa pada setiap sudut kampus.

Akses hotspot diamankan dengan otentifikasi kode keamanan

jaringan.

4.7.2 Sistem Informasi dan Fasiitas

Untuk kegiatan administrasi akademik, administrasi keuangan, dan

administrasi kepegawaian, mencakup fasilitas: (i) komputer yang

terhubung dengan jaringan internet; (2) manajemen basis data yang

memadai; dan () kecepatan akses terhadap data/informasi yang relevan.

Komputer untuk mendukung kegiatan administrasi yang terhubung

dengan jaringan luas/internet terdiri dari komputer server dan client.

Jumlah komputer server disesuaikan dengan kebutuhan, dengan fungsi

antara lain: Server Sistem Informasi Manajemen, Server Website, dan

Server Manajemen File, dan Backup Server. Seluruh server tersebut

terhubung ke jaringan intranet (local area network) kampus, dan

0

Page 83: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

sebagian terhubung ke jaringan internet sesuai dengan kebutuhan.

Sedangkan komputer client meliputi komputer Iayanan administrasi

program studi, layanan administrasi per- pustakaan, administrasi umum,

kemahasiswaan, dan administrasi unit satuan kerja lainya

4.7.3 Sistem Informasi dan Pengelolaan Aset

• Sistem informasi pengelolaan aset (sarana dan prasarana) berbasis

teknoogi informasi dengan jaringan luas perlu dikembangkan.

Pengelolaan aset berbasis teknologi informasi tersebut perlu dibangun

agar pengelolaan prasarana dan sarana yang dimiliki oleh UI dapat

dilakukan secara transparan, menghasilkan informasi aset secara

akurat, dan memenuhi informasi aset dengan cepat.

• Sistem informasi aset dengan jaringan luas mempermudah UI dalam

proses perencanaan serta pengendalian parasarana dan sarana.

Sistem informasi aset UI harus mampu memberikan informasi

tentang jenis aset (sarana dan prasarana), mutasi aset (perolehan,

penghentian, penghapusan, atau penjualan), serta lokasi penempatan

asset dli. yang terkait.

4.8 Rencana Kesehatan Keselamatan Kerja

Lingkungan (K3L)

Aspek K3L (Keselamatan, Kesehatan Kerja & Lingkungan) merupakan

hak asasi manusia. Universitas Indonesia berkomitmen

mengimplementasikan K3L dalam setiap aktivitasnya bagi seluruh

masyarakat akademik UI, tenaga kependidikan, kontraktor dan

pengunjung yang berada di kampus UI. Unit Pelaksana Teknis (UPT) K3L

merupakan unit yang diberikan tugas dan wewenang untuk menjamin

Page 84: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

implementasi K3L di kampus UI.

Master plan K3L UI disusun untuk memberikan arah bagaimana

implementasi K3L di UI dijalankan, dengan visi untuk menjadikan UI

sebagai kampus yang selamat, sehat, asri serta nyaman dan ramah

lingkungan. Misi utama adalah melindungi jiwa, mencegah cidera, dan

proteksi terhadap lingkungan, melalui pembangunan budaya K3L.

Tujuan jangka panjangnya adalah seluruh masyarakat akademik UI

memiliki pemahaman dan peduli terhadap K3L, menjadi budaya dan

norma sehingga di tempat kerja masingmasing dapat menerapkannya.

Tahun pertama dan kedua difokuskan pada penguatan internal IJPT K3L

dan UI, antara lain penguatan sumber daya manusia, infrastruktur dan

teknologi; penyusunan kebijakan, pedoman, prosedur operasional baku

dan standarisasi, yang dilanjutkan dengan sertifikasi K3L; untuk

menjamin implementasinya pendekatan sistem manajemen K3L

dilakukan dan pelibatan pimpinan puncak UI serta pimpinan fakultas

serta memasukkan aspek K3L kedalam penilaian kinerja pimpinan

fakultas.

Kesuksesan implementasi K3L ditentukan sebagian besar pada komitmen

dari manajemen puncak serta didukung oleh implementasi pada setiap

level dan menjadi bagian dari kebijakan dan budaya karyawan.

Tahun ke tiga hingga tahun keempat menjadikan K3L sebagai budaya,

norma dan nilai-nilai dalam kegiatan di kampus UI, serta didukung

dengan pendekatan infrastruktur modern dan teknologi seperti online

training, online pelaporan keadaan darurat, online inspeksi, online

pelaporan insiden, serta sistem monitoring K3L modern yang terintegrasi

antara lain deteksi dini kebakaran yang terintegrasi pada pusat komando

insiden (Incident Command System); serta menjadikan UI organisasi

yang unggul dan bersaing secara global melalui penerapan K3L serta

E

Page 85: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

Gambar 4.29: Tangga Kebakaran

Universitas yang tangguh terhadap bencana.

4.8.1 Keselamatan Kebakaran

Mengacu pada peristiwa kebakaran pada beberapa gedung yang

diakibatkan oleh arus hubung singkat dan belajar dari pengalaman

teijadinya musim panas berkepanjangan yang mengakibatkan kebakaran

hutan, maka sudah saatnya UI merencanakan dan membangun sistem

proteksi dan penanggulangari kebakaran secara terpadu. Mobil pemadam

kebakaran, perangkat pendukung termasuk petugas pemadam yang

berkompeten sudah menjadi kebutuhan yang mendesak dan perlu segera

diimplementasikan. Manajeman operasionalnya dapat dilaksanakan

bekeijasama dengan Pemda DKI.

4.8.2 Perlindungan Kebakaran

Perlu peningkatan sistem keselamatan dan proteksi kebakaran pada

bangunan gedung di Kampus UI. Peningkatan keselamatan dan proteksi

kebakaran pada bangunan tersebut berupa:

• sarana penyelamatan jiwa, penyediaan tanda dan jalur evakuasi

dalam bangunan gedung yang tidak terhalang dan terjaga kondisinya,

sehingga dalam keadaan darurat evakuasi menuju tempat berhimpun

(assembly point) dapat dilakukan dengan selamat dan tanpa

hambatan. Tersedia dan berfungsinya alat komunikasi internal di

dalam bangunan

• proteksi pasif, rancangan fisik, material dan isi bangunan, beban

apinya dapat dijaga serendah mungkin. Prasarana penanggulangan

bahaya kebakaran, termasuk struktur bangunan, kompartemenisasi

yang tahan api.

Page 86: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

• proteksi aktif, sistem deteksi dan alarm kebakaran, APAR, hidran,

sprinkler, pengendalian asap, akses mobil pemadam kebakaran yang

cukup.

manajemen keselamatan gedung terhadap bahaya api

4.8.3 Evakuasi Kebakaran

Bangunan gedung balk yang baru akan dibangun dan sudah terbangun di

kampus Depok UI tangga darurat atau tangga kebakaran. Dalam Dgan keminngan

Peraturan Menteri Pekerjaan lJmum Nomor: 26/PRT/M/2008, tangga anak tangga ke depan

0-

Kedalaman anaK tangga

A TlngglanaktanggaA+B

kebakaran adalah tangga yang direncanakan khusus untuk penyelamatan Horisontal

bila terjadi kebakaran.

Dalam perencanaan tangga darurat/tangga kebakaran ada beberapa

kriteria yang disyaratkan untuk digunalcan dalam perancangan bahwa

semua tangga darurat, terutama pada bangunan tinggi hams aman dan

terlindung dari api dan gas panas yang beracun.

Pada SNI 03-1746-2000 butir 5.2 kriteria tangga darurat, antara lain:

Konstruksi

-r Dengan keñngan A ngglanaktangga=A+ B

anak tangga ke belakang

Horisontal

B Semua tangga yang digunakan sebagai sarana jalan ke luar sesuai

persyaratan, harus dari konstruksi tetap yang permanen. Pengukuran anak tangga Kedalaman anak tangga -

Setiap tangga, panggung (platform) dan bordes tangga dalam Lengkungan atau 71 Turn yang

bangunan yang dipersyaratkan dalam standar mi untuk konstruksi dapat mengurangi sini kemiringan di stabil ada di

kedalaman anak

kelas A atau kelas B hams dari baktan yang tidak mudah terbakar. thna.

2OdajM

• Bordes Tangga

Tangga dan bordes antar tangga harus sama lebar dengan tanpa

pengurangan lebar sepanjang arah lintasan jalan ke luar. Dalam Gambar 4.30: Permukaan Anak Tangga

bangunan baru, setiap bordes tangga harus mempunyai dimensi yang

F3

Page 87: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

Lantai karpet

Kedalaman anak tangga

kaan n yang tabll

Gambar 4.31: Permukaan Anak Tangga

diukur dalam arah lintasan sama dengan lebar tangga.

Pengecualian: Bordes tangga harus diijinkan untuk tidak lebih dan

120 cm (4 ft) dalam arah lintasan, asalkan tangga mempunyai jalan

lurus.

Perniukaan Anak Tangga dan Bordes Tangga

Anak tangga dan hordes tangga harus padat, tahanan gelincirnya

seragam, dan bebas dari tonjolan atau bibir yang dapat menyebabkan

pengguna tangga jatuh. Jika tidak tegak (vertikal), ketinggian anak

tangga hams diijinkan dengan kemiringan di bawah anak tangga pada

sudut tidak lebih dari 30 derajat dari vertikal, bagaimanapun, tonjolan

yang diijinkan dari pingulan harus tidak lebih dari 4 cm (11/2 mci).

Kemiringan anak tangga harus tidak lebih dari 2 cm per m (1/4 mci per

ft) (kemiringan 1 48).

Ketinggian anak tangga harus diukur sebagai jarak vertikal antar

pingulan anak tangga.

Kedalaman anak tangga harus diukur horisontal antara bidang

vertikal dari tonjolan terdepan dari anak tangga yang bersebelahan

dan pada sudut yang betul terhadap ujung terdepan anak tangga,

tetapi tidak termasuk permukaan anak tangga yang dimiringkan atau

dibulatkan terhadap kemiringan lebih dari 20 derajat (kemiringan i:

2,75)

Pada pingulan anak tangga, pemiringan atau pembulatan hams tidak

lebih dari 1,3 cm (1/2 mci) dalam dimensi horisontal

Hams tidak ada variasi lebih dari 1 cm (3/16 mci) di dalam kedalaman

anak tangga yang bersebelahan atau di dalam ketinggian dari tinggi

anak tangga yang bersebelahan, dan toleransi antara tinggi terbesar

dan terkecil atau antara anak tangga terbesar dan terkecil harus tidak

lebih dari 1 cm (3/8 mci) dalam sederetan anak tangga.

1

Page 88: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

Bangunan dengan jalan ke luar yang dipersyaratkan kurang atau sarna dengan 150 cm

Pengecualian: Apabila anak tangga terbawah yang berhubungan Rel

dengan keiniringan jalan umum, jalur pejalan kaki, jalur lalu lintas, tang

mempunyai tingkat ditentukan dan melayani suatu bordes, perbedaan ketinggian anak tangga terbawah tidak boleh lebih dari 7,6 cm (3 mci) dalam setiap 91 cm (3 ft) lebarjalur tangga harus diijinkan.

Pagar Penganian dan Rel Pegangan Tangan

Sarana jalan ke luar yang lebih dari 75 cm (30 mci) diatas lantai atau di bawah tanáh hams dilengkapi dengan pagar pengaxnan untuk mencegah jatuh dari sisi yang terbuka.

an

lDiarsggap jalur I Danggap jalur

lintasan biasa lintasan biasa

Tangga dan ram hams mempunyai rel pegangan tangan pada kedua sisinya. Di dalam penambahan, rel pegangan tangan harus disediakan

Rdp di dalam jarak 75 cm (30 mci) dari semua bagian lebar jalan ke mar bma

yang dipersyaratkan oleh tangga. Lebar jalan ke luar yang dipersyaratkan hams sepanjang jalur dasar dari lintasan.

Pengecualian 1: Pada tangga yang sudah ada, pegangan tangga harus disediakan di dalam jarak 110 cm ( 44 mci ) dari semua bagian lebar jalan ke luar yang disyanatkan oleh tangga.

Bangunan dengan jalan ke luar yang dipersyaratkan kurang atau sama dengan 160 cm

an

Pengecualian 2: Jika bagian dari batu penahan pinggiran trotoir memisahkan sisi pejalan kaki dari jalan kendaraan, sebuah langkah tunggal atau sebuah ram tidak harus disyaratkan untuk mempunyai rel pegangan tangan.

Rd

Pengecualian 3: Tangga yang sudah ada, ram yang sudah ada, tangga tang

di dalam unit rumah tinggal dan di dalam wismar tamu, dan ram di dalam unit rumah tinggal dan di dalam wisma tamu, hams mempunyai sebuah rel pegangan tangan tidak kurang pada satu sisi

Pagar pengaman dan rel pegangan tangan yang disyaratkan harus

menerus sepanjang tangga. Pada belokan tangga, rel pegangan tangan

bagian dalam harus menenus antara deretan tangga pada bordes

76 cm 75 cm

Dian" plur Iinbsan biasa

Bangunan dengan jalan ke luar yang drpersyaratkan lebih besar dan 150 cm

76 cm 75cm 75 CM /bcnat

nanggup jalur lintasan biasa

ngan

Gambar 4.32: Rel Pegangan Tangan

L: 1

Page 89: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

Min. 3Ocm.

dengan 96 cm

- Mm. I. cnt

- Mm 28cm

su kedalaman aL

Maks. 18cr

- tangga Wa ada pagar pengaman atau dlnding

Ketlngglan (tangga

Min. 4cni

ft

lurus)

mi dibelokkan

II

tangga. Pengecualian: Pada tangga yang sudah ada, rel pegangan

tangan hams tidak dipersyaratkan menerus antara deretan tangga

pada bordes.

Rancangan dan pagar pelindung dan rel pegangan tangan dan

perangkat keras untuk memasangkan rel pegangan tangan ke pagar

pelindung, balustrade atau dinding-dinding hams sedemikian

sehingga tidak ada tonjolan yang mungkin menyangkut pakaian.

Bukaan pagar pelindung hams dirancang untuk mencegah pakaian

yang menyangkut menjadi terjepit pada bukaan seperti itu.

Rel pegangan tangan pada tangga hams paling sedikit 86 cm (34 mci)

dan tidak lebih dan 96 cm (38 mci) di atas permukaan anak tangga,

diukur vertikal dan atas rel sampai ke ujung anak tangga.

Pengecualian 1: Ketinggian dan rel pegangan tangan yang diperlukan

yang membentuk bagian dan pagar pelindung harus diijinkan tidak

lebih dan 107 cm (42 mci) diukur vertikal ke bagian atas rel dan ujung

anak tangga. Pengecualian 2: Rel pegangan tangan yang sudah ada

hams paling sedikit 76 cm (30 mci) dan tidak lebih dan 96 cm (38

mci) di atas permukaan atas anak tangga, diukur vertikal ke bagian

atas rel dan ujung anak tangga. Pengecualian 3: Rel pegangan tangan

tambahan yang lebih rendah atau lebih tinggi dan pada rel pegangan

tangan utama hams diijinkan.

Rel pegangan tangan yang baru hams menyediakan suatu jarak bebas

paling sedikit 3,8 cm (11/2 mci) antara rel pegangan tangan dan

dinding pada mana rel itu dipasangkan.

Rel pegangan tangan yang baru harus memiliki luas penampang

lingkaran dengan diameter luar paling sedikit 3,2 cm (11/4 mci) dan tidak lebih dan 5 cm (2 mci). Rel pegangan tangan yang baru hams

dengan mudah dipegang terus menerus sepanjang selunuh

liii dlbelokkan

satu Keaalaman anaK tangga bIa ada pagar pengaman atau dinding

Denah tangga turun

Gambar 4.32: Rel Pegangan Tangan

Fol

Page 90: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

Proteksi tidak dlsyaratkan.

nin diIim

Proteksi dlsyaratkan. tldak disyaratkan.

Gambar 4.33: Proteksi Tangga Kebakaran

panjangnya. Pengecualian i: Setiap bentuk lain dengan sam dimensi

keliling paling sedikit 10 cm (4 mci) tetapi tidak lebih dari 16 cm (61/4

mci), dan dengan dimensi penampang terbesar tidak lebih dari 5,7 cm

(21/4 mci) harus diijinkan, asalkan ujungnya dibulatkan sampai sam

jarak radius minimum 0,3 cm (1/8 ii). Pengecualian 2: Pengikat rel

pegangan tangan atau balustrade dipasang ke bagian bawah

permukaan dari rel pegangan tangan, yang mana tonjolan

horisontalnya tidak melewati sisi sisi dari rel pegangan tangan dalam

jarak 2,5 cm (i mci) dari bagian bawah rel pegangan tangan dan yang

memiliki ujung dengan radius minimum 0,3 cm (1/8 mci), hams tidak

dipertimbangkan sebagai penghalang pada pegangan tangan.

Ujung rel pegangan tangan yang baru hams dikembalikan ke dinding

atau lantai atau berhenti pada tempat terbaru.

Rel pegangan tangan yang baru yang tidak menerus diantara

sederetan anak tangga harus melebar horisontal, pada ketinggian yang

diperlukan, paling sedikit 30 cm ( 12 mci ) tidak melebihi tiang tegak

teratas dan menerus miring pada kedalaman satu anak tangga di atas

tiang tegak paling bawah. Pengecualian: Apabila disetujui oleh

instansi yang berwenang karena keterbatasan tempat dan di dalam

unit hunian, kepanjangan horisontal di atas anak tangga teratas tidak

diperlukan asalkan rel pegangan tangan memanjang pada ketinggian

yang diperlukan sampai pada satu titik langsung di atas tiang tegak teratas.

Ketinggian pagar pengaman yang dipersyaratkan hams diukur

vertikal ke bagian atas pagar pengaman dari permukaan yang dekat dimaksud.

Pagar pengaman paling sedikit harus 100 cm (42 mci) tingginya.

Pengecualian i: Pagar pengaman yang sudah ada yang di dalam unit

hunian harus sedikitnya 90 cm (36 mci) tingginya. Pengecualian 2:

/ lOft / (3m)

Proteksl disyaratkan

Protekst tidak disyaratkan.

ri dalam

Baglan dalam

r 1

Page 91: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

Gambar 4.34: Penandaan Tangga Darurat

Seperti yang ada pada bangunan kumpulan. Pengecualian 3: Pagar

pengaman yang sudah ada pada tangga yang sudah ada hams paling

sedikit tingginya 8o cm (30 mci).

Pagar pengaman terbuka harus mempunyai rel atau pola ornamen

sehingga bola berdiameter 10 cm (4 mci ) harus tidak bisa lobs

melalui bukaan sampai ketinggian 8o cm (34 mci). Pengecualian 1:

Bukaan segitiga yang dibentuk oleh tiang tegak, anak tangga, dan

elemen bawah rel pagar pengaman pada sisi terbuka dari sebualh

tangga harus ukurannya sedemikian rupa sehingga sebuah bola

dengan diameter 15 cm (6 mci) harus tidak dapat lobs melalui bukaan

segitiga itu. Pengecualian 2: Dalam rumah tahanan, dalam hunian

industri, dan di dalam gudang, jarak bebas antara rel terdekat diukur

tegak lurus pada rel hams tidak lebih dari 50 cm (21 mci).

Pengecualian 3: Pagar pengaman yang sudah ada yang disetujui

Ruangan Tertutup dan Proteksi dail Tangga

Semua tangga di dalam, yang melayani sebuah eksit atau komponen

eksit hams tertutup (hams aman dan terlindung dari api dan gas

panas yang beracun).

Semua tangga lain di dalam hams diproteksi sesuai dengan bukaan

vertikalnya. Pengecualian: Dalam bangunan gedung yang sudah ada,

apabila sebuah ruangan eksit dua lantai menghubungkan lantai eksit

pelepasan dengan lantai berdekatan, eksit tersebut harus

dipersyaratkan untuk ditutup pada lantai eksit pelepasan dan paling

sedikit 50% dari jumlah dan kapasitas eksit pada lantai eksit

pelepasan hams tersendiri ditutupnya.

Apabila dinding yang bukan tahan terhadap api atau bukan tidak

terproteksi menutup bagian luar jalur tangga dan dinding serta

bukaan itu di ekspos pada bagian lain dari bangunan pada satu sudut

IsMc?1

1) I I .*mii

1 78

Page 92: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

tidak lebih dari 18o derajat, dinding penutup bangunan dalam jarak 3

m (10 ft) horisontal dari dinding yang bukan tahan api atau bukan

yang terproteksi harus dikonstruksikan seperti dipersyaratkan untuk

ruang jalur tangga tentutup termasuk proteksi untuk bukaannya.

Konstruksi harus menjulur vertikal dari dasar ke suatu titik 3 m (io ft)

di atas bordes tangga di puncak paling tinggi atau pada garis atap,

yang mana yang lebih rendah.

Pada tangga darurat harus diadakan penandaan jalur tangga. Dalam

perencanaan penandaan tangga darurat/kebakaran ada beberapa kritenia

yang disyaratkan berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum

Nomor: 26/PRT/M/2008 Bab 3 butir 3.8.4, antara lain:

Menunjukkan tingkat lantai,

2. Menunjukkan akhir teratas dan terbawah dari ruang tangga

terlindung,

3. Menunjukkan tingkat lantai dan, dan ke arah exit pelepasan,

4. Diletak.kan di dalam ruang terlindung di tempat mendekati 1,5 m di

atas bordes lantai dalam suatu posisi yang mudah terlihat bila pintu

dalam posisi terbuka atau tertutup,

5. Dicat atau dituliskan pada dinding atau pada penandaan terpisah

yang terpasang kuat pada dinding,

6. Huruf identifikasi jalur tangga hams ditempatkan pada bagian atas

dari penandaan dengan tinggi minimum huruf 2,5 cm dan hams

memenuhi ketentuan tentang "karakter huruf',dan

7. Angka level lantai hams ditempatkan di tengah-tengah penandaan

dengan tinggi angka minimum 12,5 cm.

[ 1

Page 93: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

4.8.4 Penangkal Petir

Kampus Depok UI terkenal dengan daerah petir, sehingga proteksi dan

bahaya petir perlu dilakukan guna menghidani kerugian yang ditimbulkan

dari bahaya petir. Sesuai dengan peraturan yang berlaku, bangunan atau

instalasi tinggi perlu dilengkapi dengan sistem penangkal petir.

Penangkal petir adalah rangkaian jalur yang difungsikan sebagai jalan

bagi petir menuju ke permukaan bumi (grounding system) tanpa

merusak benda-benda yang dilewatinya. Bagian-bagian utama pada

bagian penangkal petir yaitu: ujung batang penangkal petir, tiang

penyangga, kabel penghantar dan grounding system.

Terdapat beberapa sistem penangkal petir anatara lain:

Penangkal petir konvesional, yakni instalasi listrik sederhana yang

difungsikan untuk membuat saluran elektris dari atas bangunan ke

tanah. Pengamanan sambaran petir mi mempunyai sistem sederhana

berupa rangkaian jalur instalasi yang bersifat pasif atau menunggu

terkena sambaran, baru kemudian menyalurkannya ke dalam bumi

dengan kemampuan perlindungan proteksi sebesar 45 derajat

berbentuk kerucut. Penangkal petir jenis mi cocok untuk rumah /

bangunan kecil.

• Penangkal petir elektrostatis, merupakan penangkal petir modern

dengan menggunakan sistem E.S.E (Early Streamer Emission).

Sistem E.S.E bekerja secara aktif dengan cara melepaskan ion dalam

jumlah besar ke lapisan udara sebelum terjadi sambaran petir.

Pelepasan ion ke lapisan udara secara otomatis akan membuat

sebuah jalan untuk menuntun petir agar selalu memilih ujung

terminal penangkal petir elektrostatis mi dan pada area sekitarnya. Dengan sistem E.S.E mi akan meningkatkan area perlindungan yang

lebih luas dan pada sistem penangkal petir konvensional.

E

Page 94: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

• Internal Protection adalah sistem pengamanan jaringan kabel daya

atau data di dalam bangunan agar efek dari sambaran petir tidak

merusakjaringan listrik, jaringan PABX, jaringan elektronik dan

jaringan LAN atau internet. Arrester petir merupakan perangkat yang

dipasang di jaringan daya untuk membelokkan tegangan petir ke

grounding.

Kabel penghantar mempunyai fungsi sangat penting dalam instalasi

penangkal petir. Kabel penghantar penangkal petir adalah jalur logam

elektris yang menghubungkan antara ujung finial atau air terminal

penerima sambaran kedalam tanah / pembumian, dengan tujuan

menyalurkan muatan listrik yang disebabkan sebuah sambaran. Maka

secara fungsi kabel penghantar penangkal petir harus mampu menahan

dan menerima beban tegangan kejut dan arus yang melaluinya. Kabel

penghantar yang biasa digunakan untuk instalasi penangkal petir yaitu:

• Kabel NYY, kabel NYY merupakan kabel yang memiliki 2 (dua) lapis

isolator yang membungkus batang konduktor di dalamnya.

• Kabel NYA , kabel NYA merupakan kabel yang memiliki 1 (satu) lapis

isolator yang membungkus batang konduktor di dalamnya.

• Kabel BC, merupakan kabel yang tersusun dari beberapa lilitan kabel

tembaga yang lapisan luarnya tidak terbungkus isolator.

• KABEL HVSC/ Coaxial Cable, mi merupakan kabel yang tersusun

beberapa konduktor dan beberapa isolator. Kabel mi merupakan

kabel memiliki standart tinggi (height standart) karena didesain agar

mampu menahan tegangan yang besar dan menyerap induksi yang

ditimbulkanya.

Dari tipe-tipe kabel diatas batas ukuran luas penampang yang dianjurkan adalah minimal 50 mm', semakin besar semakin baik karena semakin

luas penanampang semakin kecil nilai hambatan / resistansinya.

r 81 1

Page 95: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

Tiang penyangga dalam sistem instalasi penangkal petir berguna untuk

menyangga head protector / air terminal penangkal petir supaya

posisinya lebih tinggi dari area sekitarnya. Dengan meninggikan posisi

head / air terminal penangkal petir maka area perlindungan / radius

perlindungan semakin besar. Berdasarkan sistem pemasangan tiang

penyangga dapat dibedakan menjadi beberapa yaitu:

• Monopole / tiang tunggal, adalah tiang penyangga yang terbuat dan

susunan pipa besi. Susunan pipa besi mi disusun mulai dari besar di

bawah dan mengecil ke atas. Pemasangan penangkal petir di atap

bangunan harus kuat untuk menghindani roboh yang disebabkan

tiupan angin kencang ataupun disebabkan oleh sambaran petir itu

sendiri. Tiang penyangga di atas tower, cerobong asap, silo, dli.

Dalam instalasi penangkal petir, pembumian atau grounding sistem

benfungsi untuk pelepasan muatan listrik ke dalam tanah. Bahan yang

biasa digunakan untuk grounding sistem biasanya berupa copper rod/

batang tembaga, kabel BC + pipa besi galvanis, dan pelat tembaga yang

ditanam di dalam kedalaman tertentu. Baik atau tidaknya instalasi

penangkal petir sangat terpengaruh oleh grounding system, Syarat yang

dikeluarkan oleh perundangan pemerintah mengenai grounding sistem

mi adaiah hams memilik nilai resistansi maksimal 5 ( lima ) Ohm /

semakin kecil nilai resistansinya semakin baik. Untuk mendapatkan nilai

tahanan sebaran grounding dibawah 5 Ohm tidak semua area bisa dengan

mudah memenuhi nilai grounding yang diinginkan, tergantung oleh

berbagai macam faktor yang mempengaruhinya misal: Kadar Air,

Mineral / Garam, Keasaman, Tekstur tanah

Melihat karakteristik tanah sebagaimana di atas maka ada berbagai teknis

pembuatan grounding yang bisa dipakai:

• Single Rod Grounding

H

Page 96: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

Hanya terdiri dari satu buah titik penancapan tiang arus pelepas di

dalam tanah dengan kedalaman tertentu (misal. 3 m) untuk daerah

yang memiliki karakteristik tanah yang konduktif tentu mudah untuk

didapatkan tahanan sebaran tanah dibawah 5 Ohm hanya dengan satu

buah rod.

• Paralel Rod Grounding

Paralel Grounding system menjadi tindakan alternatif bila sistem

single rod masih mendapatkan hasil yang kurang baik ( diatas 5 Ohm ) maka perlu ditambahkan stik arus pelepas dengan minimal

jarak antar stik 2 meter dari ground sebelumnya dan disambung ke

ground baru disebeláhnya, hal mi dilakukan berulang sampai

menghasilkan nilai tahanan tanah yang diinginkan ( dibawah 5 Ohm).

• Multi Rod Grounding

Bila didapati kondisi tanah yang memiliki ciri:

• kering/air tanah dalam

• kandungan logam sedikit

• Basa (berkapur)

• Pasir dan Porous.

Maka penggunaan 2 cara di atas akan susah dan bisa gagal untuk

mendapatkan resistansi kecil, maka teknis yang digunakan dengan cara

penggantian tanah dengan tanah yang mempunyai sifat menyimpan air

atau tanah yang kandungan mineral garam dapat menghantar listrik

dengan baik, pada daerah titik logam rod ground yang ditancapkan dan di

kisaran kabel penghubung antar ground nya. Tanah humus, tanah dan

kotoran ternak, atau tanah hat sawah cukup memenuhi standart hantar

tanah yang baik.

LI

Page 97: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

Lightning Counter (alat penghitung sambaran petir) adalah alat yang

dipasang dalam instalasi penangkal petir yang berfungsi untuk

menghitung seberapa banyak instalasi penangkal petir telah disambar.

Dengan mengetahui seberapa banyak disambar petir maka akan

diketahui pula bahwa instalasi penangkal petir mi benar-benar berfungsi.

Sertifikat penangkal petir dari DISNAKER berguna untuk

menstandartkan dan menguji kelayakan instalasi penangkal petir sesuai

dengan standar yang ada di perundang-undangan pemerintah mengenai

instalasi penangkal petir yaitu Undang Undang Menteri Tenaga Kerja RI

No. PER. 02 / MEN / 1989.

4.9 Rencana Keamanan Kampus

Dalam pengamanan kampus, UI menerapakan sistem sentralisasi dengan

membentuk UPT PLK yang memiliki wewenang antara lain

1. Pencegahan dan penanganan tindak pelanggaran keamanan dan

ketertiban di lingkungari kampus;

2. Pencegahan, penanganan dan pemberkasan tindak pelanggaran

keamanan dan ketertiban di lingkungan kampus;

3. Pengelolaan Ijin Masuk Kampus (IMK);

4. Pengawasan keselamatan warga Uldan pengamanan fasilitas di

lingkungan kampus berikut upaya pencegahan dan penanganan

tindak dan dampak yang mengganggu keberadaan aset tersebut; dan

5. Pemantau dan menangani secara preventif potensi tumbuhnya

gerakan radikalisme dalam kampus dan melakukan penanganan

kuratif tindak pidana radikalisme yang terjadi termasuk akibat buruk

yang ditimbulkannya.

84 1

Page 98: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

Tugas Pokok UPT Pengamanan Lingkungan Kampus adalah

meminimalisasi tindak pelanggaran keamanan dan ketertiban,

melakukan pengawasan dan pengamanan aset universitas serta

keselamatan warga UI dan masyarakat di lingkungan kampus, optimisasi

ijin masuk dan lalu lintas kendaraan di lingkungan kampus serta

pengelolaan kegiatan pemeliharaan lingkungan kampus.

Fungsi UPT Pengamanan Lingkungan Kampus adalah:

1. Perencana dan pelaksana layanan di bidang keamanan dan ketertiban

kampus;

2. Penanggungjawab pengembangan sistem keamanan, perparkiran, dan

ketertiban kampus sesuai dengan perkembangan keadaan kampus

dan kemajuan teknologi;

3. Koordinator pelaksanaan kegiatan pengamanan aset universitas

berikut upaya pencegahan dan penanganan tindak dan dampak yang

menggangu keberadaan aset tersebut;

4. Koordinator pelaksanaan kegiatan penanganan Narkotika dan Obat-

obatan Terlarang; dan

5. Pemantau dan pelaksana penanganan secara preventif potensi

tumbuhnya gerakan radikalisme dalam kampus dan melakukan

penanganan kuratif tindak pidana radikalisme yang terjadi termasuk

akibat buruk yang ditimbulkannya.

[

85 1

Page 99: KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA REKTOR …

RENCANA INDUK TATA RUANG

Rencana induk adalah serangkaian instruksi yang secara garis besar memandu tindakan-tindakan untuk mencapai suatu tujuan pengembangan jangka panjang.

Dalam kaitan kampus perguruan tinggi, rencana induk memberikan rambu-rambu pengarah agar dalam pelaksanaannya membuahkan hasil yang tak berakibat negatif dan dampak turutan yang tak diinginkan. Dengan demikian, kegiatan yang berada di dalam rencana berlangsung dengan baik.

Dalam era ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang sangat pesat dengan dinamika tinggi ini, perguruan tinggi wajib berperan serta menyumbangkan hasil kecendekiaan yang bermutu tinggi.

Hasil demikian berlangsung dalam mutu ruang inspiratif yang terencana. Tanpa suatu Rencana Induk Tata Ruang yang baik, tentu yang dihasilkan akan rawan inspirasi.

Rektor Universitas Indonesia Prof.Dr.Ir. Muhammad Anis, M. Met.

' BADAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN DAN PENGENE

ow GEDUNG SCIENCE PARK U LT. 2, Kus U DEPOK 1

PENGEMBANGAN.BP3U(UI.AC.ID

Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal '— No 'j e vJar zo tf, Rektor,

IrIl Prof. Dr. Jr. Muhammad Anis, M.Met.

NIP 195706261985031002