keputusan menteri kesehatan nomor 852/menkes/sk/ix/2008 tentang strategi nasional sanitasi total...

13
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 852/MENKES/SK/IX/2008 TENTANG STRATEGI NASIONAL SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka memperkuat upaya pembudayaan hidup bersih dan sehat, mencegah penyebaran penyakit berbasis lingkungan, meningkatkan kemampuan masyarakat, serta mengimplementasikan komitmen Pemerintah untuk meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar yang berkesinambungan dalam pencapaian Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015, perlu disusun Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3273); 2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3469); 3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3495); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699); 5. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437) sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 49 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3447); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 33 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4490); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2007, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 11. Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2004 - 2009; 12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 829/Menkes/SK/VII/ 1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan; 13. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 876/Menkes/SK/VIII/ 2001 tentang Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan; 14. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 288/Menkes/SK/III/ 2003 tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan Bangunan Umum; 15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/Menkes/SK/IX/ 1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air; MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

SK ini merupakan bagian dari upaya pemerintah meningkatkan kinerja program STBM

TRANSCRIPT

Page 1: Keputusan Menteri kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIANOMOR 852/MENKES/SK/IX/2008

TENTANG

STRATEGI NASIONAL SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang :

bahwa dalam rangka memperkuat upaya pembudayaan hidupbersih dan sehat, mencegah penyebaran penyakit berbasislingkungan, meningkatkan kemampuan masyarakat, sertamengimplementasikan komitmen Pemerintah untukmeningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar yangberkesinambungan dalam pencapaian Millenium DevelopmentGoals (MDGs) tahun 2015, perlu disusun Strategi NasionalSanitasi Total Berbasis Masyarakat yang ditetapkan denganKeputusan Menteri Kesehatan;

Mengingat :

1. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang WabahPenyakit Menular (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1984 Nomor 20, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3273);

2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahandan Pemukiman (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3469);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor100, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 3495);

4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentangPengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699);

5. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang SumberDaya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara RepublikIndonesia Nomor 4377);

6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437)

sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-UndangNomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua AtasUndang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RepublikIndonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan LembaranNegara Republik Indonesia Nomor 4844);

7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentangPerimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor126, Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 4438);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentangPenanggulangan Wabah Penyakit (Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1991 Nomor 49 TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3447);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentangPengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 33Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor4490);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentangPembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintah DaerahKabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 82 Tahun 2007, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4737);

11. Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2005 tentang RencanaPembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2004- 2009;

12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan;

13. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 876/Menkes/SK/VIII/2001 tentang Pedoman Teknis Analisis Dampak KesehatanLingkungan;

14. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 288/Menkes/SK/III/2003 tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan BangunanUmum;

15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 416/Menkes/SK/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan KualitasAir;

MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA

MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA

Page 2: Keputusan Menteri kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

16 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas AirMinum;

17. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri dan MenteriKesehatan Nomor 34 Tahun 2005 dan Nomor1138/Menkes/PB/VIII/2005 tentang PenyelenggaraanKabupaten/Kota Sehat;

18. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja DepartemenKesehatan sebagaimana telah diubah dengan PeraturanMenteri Kesehatan Nomor 1295/Menkes/Per/XII/2007;

19. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1468/Menkes/SK/XII/2006 tentang Rencana Pembangunan Kesehatan Tahun2005 - 2009;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

Pertama : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANGSTRATEGI NASIONAL SANITASI TOTAL BERBASISMASYARAKAT.

Kedua : Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakatsebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

Ketiga : Strategi sebagaimana dimaksud dalam Diktum Keduamenjadi acuan bagi petugas kesehatan dan instansi yangterkait dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan,pemantauan, dan evaluasi terkait dengan sanitasi totalberbasis masyarakat.

Keempat : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan

Lampiran

Keputusan Menteri Kesehatan

Nomor : 852/Menkes/SK/IX/2008

Tanggal : 9 September 2008

STRATEGI NASIONAL SANITASI TOTAL BERBASISMASYARAKAT

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tantangan yang dihadapi Indonesia terkait dengan masalahair minum, higiene dan sanitasi masih sangat besar. Hasilstudi Indonesia Sanitation Sector Development Program(ISSDP) tahun 2006, menunjukkan 47% masyarakat masihberperilaku buang air besar ke sungai, sawah, kolam, kebundan tempat terbuka.

Berdasarkan studi Basic Human Services (BHS) di Indonesiatahun 2006, perilaku masyarakat dalam mencuci tangan adalah(i) setelah buang air besar 12%, (ii) setelah membersihkantinja bayi dan balita 9%, (iii) sebelum makan 14%, (iv) sebelummemberi makan bayi 7%, dan (v) sebelum menyiapkanmakanan 6 %. Sementara studi BHS lainnya terhadap perilakupengelolaan air minum rumah tangga menunjukan 99,20%merebus air untuk mendapatkan air minum, tetapi 47,50 %dari air tersebut masih mengandung Eschericia coli.

Kondisi tersebut berkontribusi terhadap tingginya angkakejadian diare di Indonesia. Hal ini terlihat dari angka kejadiandiare nasional pada tahun 2006 sebesar 423 per seribupenduduk pada semua umur dan 16 provinsi mengalamiKejadian Luar Biasa (KLB) diare dengan Case Fatality Rate(CFR) sebesar 2,52.

Kondisi seperti ini dapat dikendalikan melalui intervensi terpadumelalui pendekatan sanitasi total. Hal ini dibuktikan melaluihasil studi WHO tahun 2007, yaitu kejadian diare menurun32% dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasidasar, 45% dengan perilaku mencuci tangan pakai sabun,dan 39% perilaku pengelolaan air minum yang aman di rumahtangga. Sedangkan dengan mengintegrasikan ketiga perilakuintervensi tersebut, kejadian diare menurun sebesar 94%.

Pemerintah telah memberikan perhatian di bidang higienedan sanitasi dengan menetapkan Open Defecation Free dan

Ditetapkan di JakartaPada tanggal 9 September 2008

MENTERI KESEHATAN,

Dr. dr. SITI FADILAH SUPARI, Sp. JP(K)

MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA

MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA

Page 3: Keputusan Menteri kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat pada tahun 2009dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional(RPJMN) Tahun 2004 ñ 2009. Hal ini sejalan dengan komitmenpemerintah dalam mencapai target Millennium DevelopmentGoals (MDGs) tahun 2015, yaitu meningkatkan akses airminum dan sanitasi dasar secara berkesinambungan kepadaseparuh dari proporsi penduduk yang belum mendapatkanakses.

Menyadari hal tersebut di atas, pemerintah telah melaksanakanbeberapa kegiatan, antara lain melakukan uji coba implementasiCommunity Led Total Sanitation (CLTS) di 6 Kabupaten padatahun 2005, dilanjutkan dengan pencanangan gerakan sanitasitotal oleh Menteri Kesehatan pada tahun 2006 di SumateraBarat serta pencanangan kampanye cuci tangan secaranasional oleh Menko Kesra bersama Mendiknas dan MenegPemberdayaan Perempuan tahun 2007.

Sebagai tindak lanjut, dilakukan replikasi CLTS di berbagailokasi oleh berbagai lembaga, baik pemerintah maupun nonpemerintah, yang menghasilkan perubahan perilaku buangair besar di sembarang tempat, sehingga pada tahun 2006sebanyak 160 desa telah ODF dan tahun 2007 mencapai 500desa. (Depkes, 2007).

Perlunya strategi nasional sanitasi total berbasis masyarakatberangkat dari pelaksanaan kegiatan dengan pendekatansektoral dan subsidi perangkat keras selama ini tidak memberidaya ungkit terjadinya perubahan perilaku hygienis danpeningkatan akses sanitasi, sehingga diperlukan strategi yangbaru dengan melibatkan lintas sektor sesuai dengan tugasdan pokok dan fungsi masing-masing dengan leading sektorDepartemen Kesehatan karena sanitasi total berbasismasyarakat ini menekankan kepada 5 (lima) perubahan perilakuhygienis.

B. Maksud Dan Tujuan

Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat inimerupakan acuan dalam penyusunan perencanaan,pelaksanaan, pemantauan serta evaluasi yang terkait dengansanitasi total berbasis masyarakat.

C. Pengertian

1. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnyadisebut sebagai STBM adalah pendekatan untuk merubahperilaku higiene dan sanitasi melalui pemberdayaanmasyarakat dengan metode pemicuan.

2. Komunitas merupakan kelompok masyarakat yangberinteraksi secara sosial berdasarkan kesamaankebutuhan dan nilai-nilai untuk meraih tujuan.

3. Open Defecation Free yang selanjutnya disebut sebagaiODF adalah kondisi ketika setiap individu dalam komunitastidak buang air besar sembarangan.

4. Cuci Tangan Pakai Sabun adalah perilaku cuci tangandengan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir.

5. Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga yang selanjutnyadisebut sebagai PAMRT adalah suatu proses pengolahan,penyimpanan dan pemanfaatan air minum dan air yangdigunakan untuk produksi makanan dan keperluan orallainnya seperti berkumur, sikat gigi, persiapanmakanan/minuman bayi.

6. Sanitasi total adalah kondisi ketika suatu komunitas:ß Tidak buang air besar (BAB) sembarangan.ß Mencuci tangan pakai sabun.ß Mengelola air minum dan makanan yang aman.ß Mengelola sampah dengan benar.ß Mengelola limbah cair rumah tangga dengan aman.

7. Jamban sehat adalah fasilitas pembuangan tinja yangefektif untuk memutus mata rantai penularan penyakit.

8. Sanitasi dasar adalah sarana sanitasi rumah tanggayangmeliputi sarana Buang air besar, sarana pengelolaansampah dan limbah rumah tangga.

II. ISU DAN TANTANGAN

ß Tantangan pembangunan sanitasi di Indonesia adalah masalahsosial budaya dan perilaku penduduk yang terbiasa buang airbesar (BAB) di sembarang tempat, khususnya ke badan airyang juga digunakan untuk mencuci, mandi dan kebutuhanhigienis lainnya.

ß Buruknya kondisi sanitasi merupakan salah satu penyebabkematian anak di bawah 3 tahun yaitu sebesar 19% atausekitar 100.000 anak meninggal karena diare setiap tahunnyadan kerugian ekonomi diperkirakan sebesar 2,3% dari ProdukDomestik Bruto (studi World Bank, 2007).

ß Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004,penanganan masalah sanitasi merupakan kewenangan daerah,tetapi sampai saat ini belum memperlihatkan perkembanganyang memadai. Oleh sebab itu, pemerintah daerah perlumemperlihatkan dukungannya melalui kebijakan danpenganggarannya.

III. STRATEGI NASIONAL

A. Penciptaan Lingkungan Yang Kondusif

MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA

MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA

Page 4: Keputusan Menteri kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

1. PrinsipMeningkatkan dukungan pemerintah dan pemangkukepentingan lainnya dalam meningkatkan perilaku higienisdan saniter.

2. Pokok Kegiatanß Melakukan advokasi dan sosialisasi kepada pemerintah

dan pemangku kepentingan lainnya secara berjenjangß Mengembangkan kapasitas lembaga pelaksana di

daerah.ß Meningkatkan kemitraan antara Pemerintah,

Pemerintah Daerah, Organisasi Masyarakat, LembagaSwadaya Masyarakat dan Swasta.

B. Peningkatan Kebutuhan

1. PrinsipMenciptakan perilaku komunitas yang higienis dan saniteruntuk mendukung terciptanya sani tasi total .

2. Pokok kegiatanß Meningkatkan peran seluruh pemangku kepentingan

dalam perencanaan dan pelaksanaan sosialisasipengembangan kebutuhan.

ß Mengembangkan kesadaran masyarakat tentangkonsekuensi dari kebiasaan buruk sanitasi (buang airbesar) dan dilanjutkan dengan pemicuan perubahanperilaku komunitas.

ß Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memilihteknologi, material dan biaya sarana sanitasi yangsehat.

ß Mengembangkan kepemimpinan di masyarakat(natural leader) untuk menfasilitasi pemicuanperubahan perilaku masyarakat.

ß Mengembangkan sistem penghargaan kepadamasyarakat untuk meningkatkan dan menjagakeberlanjutan sanitasi total.

C. Peningkatan Penyediaan

1. PrinsipMeningkatkan ketersediaan sarana sanitasi yang sesuaidengan kebutuhan masyarakat.

2. Pokok kegiatanß Meningkatkan kapasitas produksi swasta lokal dalam

penyediaan sarana sanitasi.ß Mengembangkan kemitraan dengan kelompok

masyarakat, koperasi, lembaga keuangan danpengusaha lokal dalam penyediaan sarana sanitasi.

ß Meningkatkan kerjasama dengan lembaga penelitianperguruan tinggi untuk pengembangan rancangansarana sanitasi tepat guna.

D. Pengelolaan Pengetahuan (Knowledge Management)

1. PrinsipMelestarikan pengetahuan dan pembelajaran dalamsanitasi total.

2. Pokok kegiatanß Mengembangkan dan mengelola pusat data dan

informasi.ß Meningkatkan kemitraan antar program-program

pemerintah, non pemerintah dan swasta dalampeningkatan pengetahuan dan pemberlajaran sanitasidi Indonesia.

ß Mengupayakan masuknya pendekatan sanitasi totaldalam kurikulum pendidikan.

E. Pembiayaan

1. PrinsipMeniadakan subsidi untuk penyediaan fasilitas sanitasidasar.

2. Pokok kegiatanß Menggali potensi masyarakat untuk membangun

sarana sanitasi sendiriß Mengembangkan solidaritas sosial (gotong royong).ß Menyediakan subsidi diperbolehkan untuk fasilitas

sanitasi komunal.

F. Pemantauan Dan Evaluasi

1. PrinsipMelibatkan masyarakat dalam kegiatan pemantauan danevaluasi

2. Pokok kegiatanß Memantau kegiatan dalam lingkup komunitas oleh

masyarakatß Pemerintah Daerah mengembangkan sistem

pemantauan dan pengelolaan data.ß Mengoptimumkan pemanfaatan hasil pemantauan

dar i kegiatan-kegiatan la in yang sejenisß Pemerintah dan pemerintah daerah mengembangkan

sistem pemantauan berjenjang.

IV. PENGEMBANGAN RENCANA KERJA DAN INDIKATOR

A. Rencana Kerja

Setiap pelaku pembangunan STBM mengembangkan rencanaaksi serta pembiayaannya untuk pencapaian sanitasi totalyang d isampaikan kepada pemer intah daerah.

MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA

MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA

Page 5: Keputusan Menteri kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

B. Indikator

Output :ß Setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap

sarana sanitasi dasar sehingga dapat mewujudkankomunitas yang bebas dari buang air di sembarang tempat(ODF).

ß Setiap rumahtangga telah menerapkan pengelolaan airminum dan makanan yang aman di rumah tangga.

ß Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalamsuatu komunitas (seperti sekolah, kantor, rumah makan,puskesmas, pasar, terminal) tersedia fasilitas cuci tangan(air,sabun, sarana cuci tangan), sehingga semua orangmencuci tangan dengan benar.

ß Setiap rumah tangga mengelola limbahnya dengan benar.ß Setiap rumah tanga mengelola sampahnya dengan benar.

Outcome :ß Menurunnya kejadian penyakit diare dan penyakit berbasis

lingkungan lainnya yang berkaitan dengan sanitasi danperilaku.

V. PERAN DAN TANGGUNG JAWAB PEMANGKU KEPENTINGAN

RT/Dusun/Kampung

Desa

Kecamatan

Tim Kerja STBMtingkat RT/Dusun/Kampung

Tim Kerja STBMDesa

PemerintahKecamatan

1. Mempersiapkan masyarakat untukberpartisipasi (gotong royong)

2. Memonitor pekerjaan di tingkat masyarakat3. Menyelesaikan permasalahan/konflik

masyarakat4. Mendukung/memotivasi masyarakat lainnya,

setelah mencapai keberhasilan sanitai total(ODF) di lingkungan tempat tinggalnya

5. Membangun kapasitas kelompok pada lokasikegiatan STBM

6. Membangun kesadaran dan meningkatkankebutuhan

7. Memperkenalkan opsi-opsi teknologi8. Mempunyai strategi pelaksanaan dan exit

strategi yang jelas

1. Membentuk tim fasilitator desa yanganggotanya berasal dari kader-kader desa,Para Guru, dsb untuk memfasilitasi gerakanmasyarakat. Tim ini mengembangkan rencanadesa, mengawasi pekerjaan mereka danmenghubungkan dengan perangkat desa

2. Memonitor kerja kader pemicu STBM danmemberikan bimbingan yang diperlukan

3. Mengambil alih pengoperasian danpemeliharaan (O & M) yang sedang berjalandan tanggungjawab ke atas

4. Memastikan keberadilan di semua lapisanmasyarakat, khususnya kelompok yang peka

1. Berkoordinasi dengan berbagai lapisan BadanPemerintah dan memberi dukungan bagikader pemicu STBM

Kabupaten

Provinsi

Pusat

PemerintahKabupaten

PemerintahProvinsi

PemerintahPusat

2. Mengembangkan pengusaha lokal untukproduksi dan suplai bahan serta memonitorkualitas bahan tersebut

3. Mengevaluasi dan memonitor kerjalingkungan tempat tinggal

4. Memelihara database status kesehatan yangefektif dan tetap ter-update secara berkala

1. Mempersiapkan rencana kabupaten untukmempromosikan strategi yang baru

2. Mengembangkan dan mengimplemen-tasikankampanye informasi tingkat kabupatenmengenai pendekatan yang baru

3. Mengkoordinasikan pendanaan untukimplementasi strategi STBM

4. Mengembangkan rantai suplai sanitasi ditingkat kabupaten

5. Memberikan dukungan capacity building yangdiperlukan kepada semua institusi dikabupaten.

1. Berkoord inas i dengan berbaga iinstansi/lembaga terkait tingkat Provinsi danmengembangkan program terpadu untuksemua kegiatan STBM

2. Mengkoordinasikan semua sumberpembiayaan terkait dengan STBM

3. Memonitor perkembangan strategi nasionalSTBM dan memberikan bimbingan yangdiperlukan kepada t im Kabupaten

4. Mengintegerasikan kegiatan higiene dansanitasi yang telah ada dalam strategi STBM

5. M e n g o r g a n i s i r p e r t u k a r a npengetahuan/pengalaman antar kabupaten

1. Berkoord inas i dengan berbaga iinstansi/lembaga terkait tingkat Pusat danmengembangkan program terpadu untuksemua kegiatan STBM

2. Mengkoordinasikan semua sumberpembiayaan terkait dengan STBM

3. Memonitor perkembangan strategi nasionalSTBM dan memberikan bimbingan yangdiperlukan kepada tim Provinsi

4. Mengintegerasikan kegiatan higiene dansanitasi yang telah ada dalam strategi STBM

5. M e n g o r g a n i s i r p e r t u k a r a npengetahuan/pengalaman antar kabupatendan/atau provinsi serta antar negara

MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA

MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA

TINGKAT INSTITUSI PERAN DAN TANGGUNG JAWAB

TINGKAT INSTITUSI PERAN DAN TANGGUNG JAWAB

Page 6: Keputusan Menteri kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

VI. PENUTUP

Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakatmengandung strategi nasional yang menginduk dan menjadikelengkapan bagian daripada Kebijakan Nasional Air Minumdan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat (AMPL-BM).

Pedoman ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuandalam perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, dan penilaianupaya peningkatan akses sanitasi, baik oleh Pemerintah Pusatmaupun Pemerintah Daerah. Penetapan strategi dalampedoman ini dilakukan sedemikian rupa sehingga hasilpencapaiannya dapat lebih terarah dan terukur.

Strategi tersebut diharapkan dapat digunakan sebagai bahandalam menentukan kebijakan yang sesuai spesifik lokal sertamemicu penciptaan lingkungan yang kondusif, peningkatankebutuhan, peningkatan penyediaan, dan pengelolaanpengetahuan dalam akses sanitasi serta perilaku masyarakatyang higienis, yang pada akhirnya dapat meningkatkan perilakuhigienis masyarakat dan meningkatkan akses terhadap saranasanitasi khususnya serta meningkatkan derajat kesehatandan kesejahteraan masyarakat pada umumnya.

MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA

MENTERI KESEHATAN,

Dr. dr. SITI FADILAH SUPARI, Sp. JP(K)

MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA

STRATEGI NASIONALSANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

DEPARTEMEN KESEHATAN RIJAKARTA

2009

Page 7: Keputusan Menteri kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

CHAPTER IINTRODUCTION

A. BACKGROUNDIndonesia still faces great challenges in relation to water, hygieneand sanitation. Study of the Indonesian Sanitation SectorDevelopment Program (ISSDP) in 2006 showed that 47% of thepopulations still defecate at rivers, fields, pools, gardens and otheropen places.

Based on a study of Basic Human Services (BHS) in Indonesiain 2006, the percentage of people washing their hands (i) afterdefecating was 12%; (ii) after cleaning feces of babies and childrenunder-five 9%, (iii) before taking meals 14%; (iv) before feedingbabies 7%; and (v) before preparing meals 6%. Another BHS studyon household water treatment shows that 99.20% of Indonesianpeople boil water to get drinking water but apparently 47.50% ofthe water still contains Escherichia coli.

Such a condition contributes to the high incidence of diarrhea inIndonesia. The 2006 national diarrhea incidence was reported tobe 423 per one thousand people at all ages and 16 provinceshad Extraordinary Incidences (KLB) of diarrhea with a Case FatalityRate (CFR) of 2.52. Such a condition can be controlled throughan integrated intervention adopting total sanitation approach. Thiswas proved by a WHO study in 2007 which indicated that diarrheaincidence could be reduced by 32% through improving peopleísaccess to basic sanitation, 45% through washing hands with soap,and 39% through safely treating water in households. In addition,by integrating the three behavioral interventions, the diarrheaincidence can be reduced by 94%.

In 2009, the government has given attention to hygiene andsanitation by establishing Open Defecation Free (ODF) programand improvement of healthy and hygienic behavior into its NationalMedium-Term Development Plan (RPJMN) 2004-2009. This is inline with the governmentís commitment to achieving the MillenniumDevelopment Goals (MDGs) targets in 2015, i.e. increasing accessto drinking water and basic sanitation on a sustainable basis byas much as half of the population who are without such access.

Being aware of this, the government has taken some initiativessuch as Community-Led Total Sanitation (CLTS) that wasimplemented in 6 Districts in 2005, followed by total sanitationcampaign that was launched by the Minister of Health in 2006 inWest Sumatra and National hand-washing with soap campaignthat was launched by the Coordinating Minister of Peopleís Welfaretogether with the National Education Minister and the State Ministerof Women Empowerment in 2007.

As a follow-up, CLTS has been replicated in various locations bymany government and non-government institutions, leading to abehavioral change so that 160 villages were declared to be ODFin 2006 and 500 villages were declared to be ODF in 2007 (MoH,2007).

Old implementation of sector-based approach and hardwaresubsidy were not successful to increase peopleís access tosanitation and change their hygienic behavior. In this regard, it isnecessary to establish a NATIONAL STRATEGY FORCOMMUNITY-BASED TOTAL SANITATION (CBTS/STBM) ledby the Ministry of Health which involves cross-sectors with theirown task, subject, and function by focusing on 5 (five) pillars forpeopleís hygiene and sanitat ion behavior changes.

B. AIM AND OBJECTIVESThis National Strategy for Community-Based Total Sanitation isused for reference in planning, implementing, monitoring andevaluating the community-based total sanitation Program.

C. DEFINITION1. Community-Based Total Sanitation, which is later called

CBTS, is an approach to change peopleís hygiene andsanitation behavior through community empowerment byemploying a triggering method.

2. Community is a group of people interacting socially on thebasis of the same needs and values to achieve a goal.

3. Open Defecation Free, which is later called ODF, is a conditionwhen every individual in a community does not defecate inopen space.

4. Washing Hands with Soap is the behavior of washing handsusing soap and clean flowing water.

5. Household Water Treatment, which is later called PAMRT,is a process of treatment, storage and use of drinking waterand water used in food production and other oral purposessuch as mouth rinse, teeth brushing, and baby food/drinkpreparation.

6. Stakeholders are individuals or a group of individuals, acommunity, institutions, organizations, and/or companies thathave an interest/stake or have certain issues/problems thatare common to all and they can either influence thedevelopment, change policies and/or can be affected by theconsequences of that issue.

7. Total sanitation is achieved when a community has met thefollowing criteria:ß Does not defecate in open space (open-defecation free)ß Washes hands with soap

MINISTER OF HEALTHREPUBLIC OF INDONESIA

MINISTER OF HEALTHREPUBLIC OF INDONESIA

Page 8: Keputusan Menteri kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

ß Manage drinking water and food safelyß Manage garbage properlyß Manage domestic liquid waste safely.

8. Improved latrine is an effective sanitation facility to break adisease transmission link.

9. Basic sanitation refers to household sanitation facilitiesincluding latrines, garbage and domestic liquid wastemanagement facilities.

CHAPTER IIISSUES AND CHALLENGES

ß The challenges of sanitation development in Indonesia are socio-cultural issues and practices of open defecation particularly inwater bodies which are also used for washing, bathing and otherhygienic purposes.

ß Poor sanitation is one of the causes for 19% or 100,000 deathsof children under 3 years old per annum associated with diarrheaand an economic loss representing 2.3% of the Gross DomesticProduct (World Bank study, 2007).

ß Under Law Number 32 Year 2004, it is the authority of localgovernments to address sanitation issues but no significant progresshas been made so far. Therefore, local governments should providesupport through their policies and budgets.

CHAPTER IIINATIONAL STRATEGY

3.1 STRATEGY COMPONENTS3.1.1 Create a conducive environment

a. PrincipleIncrease support from the government and otherstakeholders in improving hygiene and sanitationbehavior that is based on community participation andempowerment.

b. Main Activitiesß Provide advocacy and dissemination of information

to the government and other stakeholders in agradual manner (by phases).

ß Build the capacity of implementing agencies inlocal areas.

ß Increase partnership among Central Government,Local Governments, Community Organizations,Non-Governmental Organizations and the PrivateSector.

3.1.2 Increase demanda. Principle

Create hygienic and sanitary community behavior toachieve total sanitation that is based on communityparticipation and empowerment.

b. Main activitiesß Increase the participation of all stakeholders in

planning and implementing the socialization ofneeds development.

ß Raise the community awareness on theconsequences of poor sanitation behavior(defecating in the open) followed by triggering thecommunity for behavior change.

ß Build the community capacity to choose specifictechnology, materials and costs of improvedsanitation facilities.

ß Develop natural leader in the community to facilitatecommunity behavior change tr iggering.

ß Develop a reward system for the community toimprove and maintain the sustainability of totalsanitation.

3.1.3 Improve supplya. Principleß Increase the availability of appropriate sanitation

facilities that meet the communityís needs.b. Main Activitiesß Increase local private production capacity to

provide sanitation facilities with appropriatetechnology, affordable and of good quality (meetthe requirement of ìhealthy latrineî).

ß Develop partnership with community groups,cooperatives, financial institutions and localentrepreneurs in providing sanitation facilities.

ß Improve cooperation with universitiesí researchinstitutions to develop an effective design ofsanitation facilities.

3.1.4 Knowledge managementa. Principleß Maintain knowledge and disseminate learning in

total sanitationb. Main activitiesß Develop and manage data and information centers.ß Improve partnerships between government, non-

government and private sector programs indeveloping knowledge and learning of sanitationin Indonesia.

MINISTER OF HEALTHREPUBLIC OF INDONESIA

MINISTER OF HEALTHREPUBLIC OF INDONESIA

Page 9: Keputusan Menteri kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

ß Integrate the total sanitation approach intoeducational curricula.

3.1.5 Financinga. Principle

Do not provide subsidies for basic sanitation facilitiesb. Main activitiesß Explore and encourage the communityís potential

to build their own sanitation faci l i t ies.ß Develop social solidarity (community self-help)ß Subsidies may only be provided for communal

sanitation facilities.

3.1.6 Monitoring and evaluationa. Principle

Involve the community in monitoring and evaluationb. Main activitiesß Monitor activities that are conducted within and

by the communityß Local Governments together with the local

communities develop monitoring and datamanagement system

ß Optimize the use of monitoring results from othersimilar activities

ß The Central Government and Local Governmentsdevelop a gradual monitor ing system.

CHAPTER IVDEVELOPMENT OF WORK PLAN AND INDICATORS

4.1 WORK PLANEvery CBTS development actor will develop an action plan andits budget that is submitted to the local government in order toachieve total sanitation.

4.2 INDICATORSOutputs:ß Every individual in a community has access to basic sanitation

facilities to achieve an open defecation free (ODF) community.ß Every household has implemented safe household drinking

water treatment and food management.ß All houses and public facilities in a community (such as schools,

offices, restaurants, community health centers (puskesmas),markets and terminals) have provided hand washing facilities(water, soap, hand washing facilities) so that every person areable to wash their hands properly.

ß Every household manages their liquid waste properly.ß Every household manages their garbage properly.

Outcomes:ß Reduction of diarrhea incidence and other environment-borne

diseases in relation to sanitation and behavior.

CHAPTER VROLE AND RESPONSIBILITY OF STAKEHOLDERS

RT/Hamlet/Kampong

Village

Sub-district(Kecamatan)

CBTS WorkingTeams atRT/Hamlet/Kampong Levels

Village CBTSWorking Team

Sub-district(Kecamatan)Government

1. Prepare the community to participate(community self-help)

2. Monitor work at community level3. Resolve problems/conflicts in the community4. Support/motivate other communities after

achieving total sanitation (ODF) in theirneighborhood

5. Build the capacity of groups in the CBTSlocations

6. Raise awareness and increase demand7. Introduce technology options8. Have clear implementation and exit strategy

1. Form a village facilitation team whichmembers consist of village cadres, teachersetc to facilitate community movements. Thisteam will develop village plans, monitor theirwork and have a connection with villageauthorities.

2. Monitor the work of CBTS triggering cadresand provide necessary guidance

3. Take over current operation and maintenance(O&M) and be responsible to its superior

4. Ensure equity in all community layers,particularly sensitive groups.

1. Coordinate with various layers of GovernmentAgencies and provide support for CBTStriggering cadres

2. Develop local entrepreneurs to produce andsupply materials and also monitor the quality

3. Evaluate and monitor work in its residentialarea

4. Maintain effective and regularly updated healthstatus database

1. Prepare a district plan to promote a newstrategy

2. Develop and implement district informationcampaigns about a new approach

3. Coordinate funding for CBTS strategyimplementation

4. Develop a sanitation supply chain at districtlevel

5. Provide necessary capacity building for allinstitutions in the district

Level Institutions Functions and Responsibilities

MINISTER OF HEALTHREPUBLIC OF INDONESIA

MINISTER OF HEALTHREPUBLIC OF INDONESIA

Page 10: Keputusan Menteri kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

CHAPTER VICLOSING

With Godís blessing and mercy, this National Strategy for Community-Based Total Sanitation (CBTS/STBM) can be completed. This strategyis based on and complements the National Policies on Water Supplyand Community-Driven Environmental Sanitation (AMPL-BM).

This strategy is expected to be used for reference in planning,implementation, guidance and assessment of the efforts in improvingaccess to sanitation by both the central and local governments. Thisstrategy is prepared in such a way that the outputs will be moreappropriate and measurable and it can be used as the basis for makinglocality-specific policies.

We really appreciate the contributions from those involved in thepreparation of this strategy. Of course, this strategy will serve itspurpose if all stakeholders work hard to implement it. This strategy isexpected to trigger the creation of a conducive environment, increasein demand, increase in supply, knowledge management on access tosanitation and communityís hygienic behavior.

This National Strategy for Community-Based Total Sanitation willhopefully improve the communityís hygienic behavior and increaseaccess to sanitation facilities in particular and community degree ofhealth and welfare in general.

DistrictProvincial

National

District GovernmentProvincial Government

National Government

1. Coord inate wi th var ious re la tedagencies/institutions at Provincial Level anddevelop integrated program for all CBTSactivities

2. Coordinate all CBTS-related financing sources3. Monitor the progress of the CBTS National

Strategy and provide necessary guidance tothe District Team

4. Integrate existing hygienic and sanitationactivities into the CBTS Strategy

5. Organize exchange of knowledge/experiences between districts

1. Coord inate wi th var ious re la tedagencies/institutions at National Level anddevelop integrated program for all CBTSactivities

2. Coordinate all CBTS-related financing sources3. Monitor the progress of the CBTS National

Strategy and provide necessary guidance tothe Provincial Team

4. Integrate existing hygienic and sanitationactivities into the CBTS Strategy

5. Organize exchange of knowledge/experiences between districts and/orprovinces and between countries.

Level Institutions Functions and Responsibilities

Established in JakartaOn September 9th, 2008MINISTER OF HEALTH

DR. dr. Siti Fadilah Supari, Sp.JP (K

MINISTER OF HEALTHREPUBLIC OF INDONESIA

MINISTER OF HEALTHREPUBLIC OF INDONESIA

Page 11: Keputusan Menteri kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

MINISTER OF HEALTHREPUBLIC OF INDONESIA

CONTENTS

CONTENTS ................................................................................. i

I. INTRODUCTION .................................................................. 1

A. BACKGROUND............................................................... 1

B. AIM AND OBJECTIVES .................................................. 3

C. DEFINITIONS.................................................................. 3

II. ISSUES AND CHALLENGES.............................................. 4

III. NATIONAL STRATEGY....................................................... 5

A. Create a conducive environment .................................... 5

B. Increase demand ............................................................ 5

C. Improve supply ................................................................ 6

D. Knowledge Management ................................................ 6

E. Financing......................................................................... 7

F. Monitoring and Evaluation............................................... 7

IV. DEVELOPMENT OF WORK PLAN AND INDICATORS...... 7

A. WORK PLAN................................................................... 7

B. INDICATORS .................................................................. 8

OUTPUTS ....................................................................... 8

OUTCOMES.................................................................... 8

V. ROLE AND RESPONSIBILITY OF STAKEHOLDERS....... 10

VI. CLOSING ............................................................................ 11

NATIONAL STRATEGY FOR COMMUNITY-BASED

TOTAL SANITATION (CBTS)

MINISTER OF HEALTH DECREE NUMBER 852/2008

JAKARTA, SEPTEMBER 9th, 2008

MINISTER OF HEALTHREPUBLIC OF INDONESIA

Page 12: Keputusan Menteri kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

MINISTER OF HEALTHREPUBLIC OF INDONESIA

CONTENTS

CONTENTS ................................................................................. i

I. INTRODUCTION .................................................................. 1

A. BACKGROUND............................................................... 1

B. AIM AND OBJECTIVES .................................................. 2

C. DEFINITIONS.................................................................. 2

II. ISSUES AND CHALLENGES.............................................. 3

III. NATIONAL STRATEGY....................................................... 3

A. Create a conducive environment .................................... 3

B. Increase demand ............................................................ 4

C. Improve supply ................................................................ 4

D. Knowledge Management ................................................ 4

E. Financing......................................................................... 5

F. Monitoring and Evaluation............................................... 5

IV. DEVELOPMENT OF WORK PLAN AND INDICATORS...... 5

A. WORK PLAN................................................................... 5

B. INDICATORS .................................................................. 5

OUTPUTS ....................................................................... 5

OUTCOMES.................................................................... 6

V. ROLE AND RESPONSIBILITY OF STAKEHOLDERS....... 6

VI. CLOSING ............................................................................ 8

NATIONAL STRATEGY FOR COMMUNITY-BASED

TOTAL SANITATION (CBTS)

MINISTER OF HEALTH DECREE NUMBER 852/2008

JAKARTA, SEPTEMBER 9th, 2008

MINISTER OF HEALTHREPUBLIC OF INDONESIA

Page 13: Keputusan Menteri kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

COMMUNITYBASEDTOTALSANITATION

MINISTER OF HEALTHREPUBLIC OF INDONESIA

MINISTER OF HEALTH DECREE

NUMBER 852/2008

NATIONAL STRATEGY FOR

MENTERI KESEHATANREPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 852/MENKES/SK/IX/2008

TENTANG

STRATEGI NASIONAL

SANITASI TOTAL

BERBASIS

MASYARAKAT