keputusan gubernur jawa barat nomor · 2020. 7. 27. · pendidikan nasional nomor 64 tahun 2013...

121
1 GubernurJawaBarat KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor ………………….. Tentang KURIKULUM TINGKAT DAERAH MUATAN LOKAL MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA DAERAH BERDASARKAN KURIKULUM 2013 EDISI REVISI GUBERNUR JAWA BARAT, Menimbang : a. bahwa dalam upaya perlindungan, pengembangan, pember- dayaan, dan pemanfaatan keberadaan, kedudukan, dan fungsi bahasa, sastra, dan aksara daerah, telah ditetapkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 14 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra dan Aksara Daerah; b. bahwa bahasa dan sastra daerah, harus dijadikan sebagai muatan lokal dalam proses pembelajaran untuk setiap satuan pendidikan sesuai dengan potensi dan keunikan Jawa Barat, berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan; c. bahwa dalam rangka pembelajaran bahasa dan sastra daerah sebagai muatan lokal telah ditetapkan Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor … Tahun 2017 tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah pada Satuan atau Program PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah; d. bahwa berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor …. Tahun 2017 Pasal 5 ayat (6) tentang Struktur Kurikulum, Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah diatur dalam Keputusan Gubernur; e. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf (d), maka dipandang perlu menerbitkan Keputusan Gubernur Jawa Barat tentang Kurikulum Tingkat Daerah Muatan Lokal Bahasa dan Sastra

Upload: others

Post on 07-Dec-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

1

GubernurJawaBarat

KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT

Nomor …………………..

Tentang

KURIKULUM TINGKAT DAERAH

MUATAN LOKAL MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA DAERAH

BERDASARKAN KURIKULUM 2013 EDISI REVISI

GUBERNUR JAWA BARAT,

Menimbang : a. bahwa dalam upaya perlindungan, pengembangan, pember-

dayaan, dan pemanfaatan keberadaan, kedudukan, dan fungsi

bahasa, sastra, dan aksara daerah, telah ditetapkan Peraturan

Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 14 Tahun 2014 tentang

Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor

5 Tahun 2003 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra dan

Aksara Daerah;

b. bahwa bahasa dan sastra daerah, harus dijadikan sebagai

muatan lokal dalam proses pembelajaran untuk setiap satuan

pendidikan sesuai dengan potensi dan keunikan Jawa Barat,

berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. bahwa dalam rangka pembelajaran bahasa dan sastra daerah

sebagai muatan lokal telah ditetapkan Peraturan Gubernur

Jawa Barat Nomor … Tahun 2017 tentang Pembelajaran

Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah pada Satuan atau

Program PAUD, Pendidikan Dasar dan Menengah;

d. bahwa berdasarkan Peraturan Gubernur Nomor …. Tahun

2017 Pasal 5 ayat (6) tentang Struktur Kurikulum, Kompetensi

Inti dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal Mata Pelajaran

Bahasa dan Sastra Daerah diatur dalam Keputusan Gubernur;

e. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf (d), maka dipandang

perlu menerbitkan Keputusan Gubernur Jawa Barat tentang

Kurikulum Tingkat Daerah Muatan Lokal Bahasa dan Sastra

Page 2: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

2

Daerah pada Satuan atau Program PAUD, Pendidikan Dasar

dan Pendidikan Menengah.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1950 tentang Pembentukan

Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Republik Indonesia tanggal

4 Juli 1950) jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1950

tentang Pemerintahan Jakarta Raya (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 31, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 15)

sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan

Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan

Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota

Negara Kesatuan Republik Indonesia (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 93, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4744) dan

UndangUndang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan

Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4010);

2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali,

terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008

tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

3. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4301);

4. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 45);

5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2009

tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu

Kebangsaan;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah dengan

Page 3: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

3

Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang

Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 71, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5410),

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan (Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5670);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang

Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4593);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang

Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,

Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah

Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4737);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang

Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5105);

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 40 Tahun 2007

tentang Pedoman bagi Kepala Daerah dalam Pelestarian dan

Pengembangan Bahasa Negara dan Bahasa Daerah;

11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional

Pendidikan Anak Usia Dini;

12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 57 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013

Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah;

13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013

Sekolah Menengah Pertama/ Madrasah Tsanawiyah;

14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013

Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah;

15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 60 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013

Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan;

Page 4: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

4

16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal

Kurikulum 2013;

17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi

Pekerti;

18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar

Komopetensi Lulusan;

19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi;

20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses;

21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian;

22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan

Kompetensi Dasar;

23. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 14 Tahun 2014

tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Jawa

Barat Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pemeliharaan Bahasa,

Sastra dan Aksara Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa

Barat Tahun 2003 Nomor 5 Seri E);

24. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 10 Tahun 2008

tentang Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Lembaran

Daerah Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 Nomor 9 Seri D,

Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 46);

25. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2017

tentang Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Daerah

Provinsi Jawa Barat Tahun 2017 Nomor 5 Seri …, Tambahan

Lembaran Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor …).

Memperhatikan: Hasil Workshop Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal Mata

Pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah berdasarkan Kurikulum 2013

Edisi Revisi, yang diselenggarakan di Bandung pada bulan

Februari, Mei, dan September 2017.

MEMUTUSKAN

Menetapkan:

KESATU : Kurikulum Tingkat Daerah Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa

dan Sastra Daerah berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi

sebagaimana tercantum pada Lampiran, sebagai bagian yang

tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

Page 5: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

5

KEDUA : Kurikulum Tingkat Daerah Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa

dan Sastra Daera berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi,

terdiri dari:

a. Struktur Kurikulum Tingkat Daerah Muatan Lokal Mata

Pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah;

b. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal Mata

Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda Jenjang PAUD;

c. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal Mata

Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda Jenjang SD/MI;

d. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal Mata

Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda Jenjang SMP/M.Ts.;

e. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal Mata

Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda Jenjang SMA/SMK/

MA/MAK;

f. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal Mata

Pelajaran Bahasa dan Sastra Cirebon;

g. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal Mata

Pelajaran Bahasa dan Sastra Indramayu;

KETIGA : Kurikulum Tingkat Daerah Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa

dan Sastra Daerah berdasarkan Kurikulum 2013 Edisi Revisi

sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU merupakan acuan

dalam penyusunan Pedoman Pembelajaran Muatan Lokal

Bahasa dan Sastra Daerah.

KEEMPAT : Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Keputusan ini sepanjang

mengenai teknis pelaksanaannya, ditetapkan oleh Kepala Dinas

Pendidikan Provinsi Jawa Barat.

KELIMA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Bandung

Pada Tanggal …..

GUBERNUR JAWA BARAT,

AHMAD HERYAWAN

Page 6: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

6

LAMPIRAN 1 KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT

NOMOR :

TANGGAL :

TENTANG : KURIKULUM TINGKAT DAERAH MUATAN

LOKAL MATA PELAJARAN BAHASA DAN

SASTRA DAERAH BERDASARKAN

KURIKULUM 2013 EDISI REVISI

STRUKTUR KURIKULUM TINGKAT DAERAH

A. RASIONAL

Sejalan dengan keluarnya Kurikulum 2013 terdapat tiga jenis kurikulum, yakni

Kurikulum Tingkat Nasional, Kurikulum Tingkat Daerah, dan Kurikulum Tingkat

Sekolah. Kurikulum Tingkat Nasional disusun dan diberlakukan secara nasional.

Kurikulum Tingkat Daerah disusun dan diberlakukan di daerah berdasarkan

Kurikulum Tingkat Nasional sesuai dengan kebijakan daerah masing-masing.

Sementara, Kurikulum Tingkat Sekolah disusun dan diberlakukan pada setiap

jenjang sekolah.

Kurikulum 2013 merupakan Kurikulum Tingkat Nasional telah mengalami revisi

sehingga disebut Kurikulum 2013 Edisi Revisi. Kurikulum Tingkat Daerah pun turut

mengalami perbaikan sehingga disebut Kurikulum Tingkat Daerah Muatan Lokal

Berbasis Kurikulum 2013 Revisi 2017. Revisi ini dilakukan berdasarkan Peraturan

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20, 21, 22, dan 23

Tahun 2016.

Permendikbud No. 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi

Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah digunakan sebagai acuan utama

pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar

pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar

pengelolaan, dan standar pembiayaan. Dengan diberlakukannya Peraturan Menteri

ini, maka Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebuda-yaan Nomor 54 Tahun 2013

Tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan

Menengah memuat tentang Tingkat Kompetensi dan Kompetensi Inti sesuai dengan

jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Kompetensi Inti meliputi sikap spiritual, sikap

sosial, penge-tahuan dan keterampilan. Ruang lingkup materi yang spesifik untuk

setiap matapelajaran dirumuskan berdasarkan Tingkat Kompetensi dan Kompetensi

Page 7: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

7

Inti untuk mencapai kompe-tensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan

tertentu. Dengan diberlakukannya Peraturan Menteri ini, maka Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan

Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar

dan Menengah merupakan kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada

satuan pendidikan dasar dan satuan pendidikan menengah untuk mencapai

kompetensi lulusan. Dengan diberlakukanya Peraturan Menteri ini, maka Peraturan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses untuk

Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Permendikbud No. 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan yang

meru-pakan kriteria mengenai lingkup, tujuan, manfaat, prinsip, mekanisme,

prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan

sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan

pendidikan menengah. Dengan diberlakukannya Peraturan Menteri ini,

maka Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013

tentang Standar Penilaian Pendidikan dan Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik

pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah dicabut dan dinyatakan tidak

berlaku.

Di samping itu, pengembangan pembelajaran bahasa daerah sangat penting

yang didasari oleh beberapa peraturan dan peundang-undangan sebagai berikut.

1) Undang-undang Republik Indonesia No. 24 Tahun 2009 tentang Bendera,

Bahasa, dan Kebangsaan, Bab I, Pasal 4, bahwa (a) Bahasa daerah berfungsi

sebagai jati diri daerah, kebanggaan daerah, dan sarana pengungkapan serta

pengembangan sastra dan budaya daerah; (b) Bahasa daerah dapat berfungsi

sebagai sarana komunikasi dalam keluarga dan masyarakat daerah serta

bahasa media massa lokal, sarana pendukung bahasa Indonesia, dan sumber

pengembangan bahasa Indonesia.

2) Peraturan Pemerintah No. 57 Tahun 2014 tentang Pengembangan, Pembinaan,

dan Pelindungan Bahasa dan Sastra, serta Peningkatan Fungsi Bahasa

Indonesia, Bab II, Pasal 6, bahwa (1) Bahasa Daerah berfungsi sebagai (a)

pembentuk kepribadian suku bangsa; (b) peneguh jati diri kedaerahan; dan (c)

sarana pengungkapan serta pengembangan sastra dan budaya daerah dalam

bingkai keindonesiaan; serta (2) Bahasa Daerah dapat berfungsi sebagai (a)

sarana komunikasi dalam keluarga dan masyarakat daerah; (b) bahasa Media

Massa lokal; (c) sarana pendukung Bahasa Indonesia; dan d. sumber

Pengembangan Bahasa Indonesia.

3) Undang-undang No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan kebudayaan, Bab I, Pasal

10, bahwa (1) Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah kabupaten/kota menjadi dasar

Page 8: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

8

penyusunan dan dimuat dalam Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah provinsi;

serta (2) Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah provinsi menjadi bahan dasar

penyusunan Strategi Kebudayaan.

Dalam rangka memenuhi Kurikulum Tingkat Daerah, Dinas Pendidikan Provinsi

Jawa Barat menyusun Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KIKD) Mata Pelajaran

Bahasa dan Sastra Daerah. Selain disesuaikan dan didasarkan pada struktur

Kurikulum Tingkat Nasional 2013, KIKD Mata Pelajaran Bahasa Sunda didasarkan

pada Surat Edaran Kepala Dinas Provinsi Jawa Barat Nomor 423/2372/Set-disdik

tertanggal 26 Maret 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah pada

Jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/ MA/MAK.

Penyusunan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KIKD) Mata Pelajaran

Bahasa dan Sastra Daerah didasari pula oleh Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat

No. 14 Tahun 2014 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah,

yang menetapkan bahasa daerah, antara lain, bahasa Sunda, diajarkan pada

pendidikan dasar di Jawa Barat. Kebijakan tersebut sejalan dengan jiwa UU No.

23/2014 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 20/2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, yang bersumber dari UUD 1945 yang menyangkut Pendidikan

dan Kebudayaan. Sejalan pula dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab III Pasal 7 Ayat 3-

-8, yang menyatakan bahwa dari SD/MI/SDLB, SMP/MTs./ SMPLB,

SMA/MAN/SMALB, dan SMK/MAK diberikan pengajaran muatan lokal yang relevan

dan Rekomendasi UNESCO tahun 1999 tentang “Pemeliharaan Bahasa-Bahasa Ibu

di Dunia”.

Hal tersebut sejalan pula dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013 tentang

Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah SD/MI,

SMP/MTs, SMA/SMK/MA/ MAK, di antaranya menyatakan bahwa: Bahasa Daerah

sebagai muatan lokal dapat diajarkan secara terintegrasi dengan matapelajaran

Seni Budaya dan Prakarya atau diajarkan secara terpisah apabila daerah merasa

perlu untuk memisahkannya. Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per

minggu sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan tersebut. Hal ini diperkuat

dengan Permendikbud Nomor 79 tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013,

Pasal 9 dan Pasal 10, bahwa pemerintah provinsi dan kabupaten/kota dapat

mengembangkan muatan lokal.

Bahasa Sunda, bahasa Jawa Cirebon dan Indramayu, serta bahasa Melayu

Betawi berkedu­dukan sebagai bahasa daerah, yang juga merupakan bahasa ibu

bagi masya­rakat Jawa Barat di wilayah tertentu. Bahasa daerah juga menjadi

bahasa pengantar pembelajaran di kelas-kelas awal SD/MI. Melalui pembelajaran

bahasa daerah diperkenalkan kearifan lokal sebagai landasan etnopedagogis.

Page 9: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

9

Berkaitan dengan pembelajaran bahasa daerah di PAUD, Pemerintah menge-

luarkan Permendikbud No. 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan

Anak Usia Dini. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan “suatu upaya

pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang

dilakukan melalui rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan belajar dalam

memasuki pendidikan lebih lanjut”.

Berdasarkan kenyataan tersebut, bahasa daerah sebagai salah satu khasanah

dalam kebhinnekatunggalikaan budaya Nusantara akan menjadi landasan bagi

pendidikan karakter dan moral bangsa. Oleh karena itu, bahasa daerah harus

diperkenalkan di Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan diajarkan di sekolah-sekolah

mulai Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI), Sekolah Menengah Pertama

(SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs), sampai Sekolah Menengah Atas

(SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)/Madrasah Aliah (MA)/ Madrasah Aliyah

Kejuruan (MAK). Untuk kepentingan itu, telah disusun dan direvisi Kompetensi Inti

dan Kompetensi Dasar sesuai dengan satuan pendidikan tersebut.

Pembelajaran bahasa dan sastra daerah diharapkan membantu peserta didik

mengenal dirinya dan budayanya, mengemukakan gagasan dan perasaan,

berpartisipasi dalam masyarakat Jawa Barat, dan menemukan serta menggunakan

kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya. Pembelajaran bahasa

dan sastra daerah diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk

berkomunikasi dalam bahasa daerah dengan baik dan benar, baik secara lisan

maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap budaya dan hasil karya sastra

daerah.

Kompetensi Inti dalam matapelajaran Bahasa dan Sastra Daerah yang

memiliki kesamaan dengan kompetensi inti matapelajaran lainnya merupakan

kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan pengu-asaan

pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan

sastra daerah. Kompetensi Inti ini menjadi dasar bagi peserta didik untuk memahami

dan merespon situasi lokal, regional, dan nasional. Secara substansial terdapat

empat Kompetensi Inti yang sejalan dengan pembentukan kualitas insan yang

unggul, yakni (1) sikap keagamaan (beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa) untuk menghasilkan manusia yang pengkuh agamana (spiritual quotient),

(2) sikap kemasyarakatan (berakhlak mulia) untuk menghasilkan manusia yang

jembar budayana (emotional quotient), (3) menguasai pengetahuan, teknologi, dan

seni (berilmu dan cakap) untuk menghasilkan manusia yang luhung élmuna

(intellectual quotient), dan (4) memiliki keterampilan (kreatif dan mandiri) untuk

menghasilkan manusia yang rancagé gawéna (actional quotient).

Keempat Kompetensi Inti tersebut merupakan pengejawantahan dari tujuan

pendidikan nasional (Undang-undang No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan

Page 10: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

10

Nasional, Pasal 3), yakni “untuk mengembangkan potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara

yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Dengan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa dan

Sastra Daerah ini, selaras dengan alasan pengembangan kurikulum 2013,

diharapkan peserta didik memiliki:

1. kemampuan berkomunikasi;

2. kemampuan berpikir jernih dan kritis;

3. kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu permasalahan;

4. kemampuan menjadi warga negara yang bertanggung jawab;

5. kemampuan mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang

berbeda;

6. kemampuan hidup dalam masyarakat yang mengglobal;

7. minat yang luas dalam kehidupan;

8. kesiapan untuk bekerja;

9. kecerdasan sesuai dengan bakat/minatnya; dan

10. rasa tanggung jawab terhadap lingkungan.

B. STRUKTUR KURIKULUM MUATAN LOKAL

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur

Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah SD/MI, SMP/MTs,

SMA/SMK/MA/MAK dinyatakan bahwa bahasa daerah sebagai muatan lokal dapat

diajarkan secara terintegrasi dengan matapelajaran Seni Budaya dan Prakarya atau

diajarkan secara terpisah apabila daerah merasa perlu untuk memisahkannya.

Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan

kebutuhan satuan pendidikan tersebut.

Dasar pendidikan muatan lokal adalah Permendikbud Nomor 79 tahun 2014

tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013. Dalam peraturan itu yang dimaksud dengan

muatan lokal adalah bahan kajian atau matapelajaran pada satuan pendidikan yang

berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan lokal untuk

membentuk pemahaman peserta didik terhadap keunggulan dan kearifan di daerah

tempat tinggalnya. Muatan lokal dikembangkan atas prinsip: (1) kesesuaian dengan

perkembangan peserta didik; (2) keutuhan kompetensi; (3) fleksibilitas jenis, bentuk,

dan pengaturan waktu penyelenggaraan; dan (4) kebermanfaatan untuk kepentingan

nasional dalam menghadapi tantangan global.

Page 11: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

11

Pendidikan Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Daerah

merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan

dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya

tidak dapat dikelompokkan ke dalam matapelajaran yang ada. Substansi muatan

lokal ditentukan oleh satuan pendidikan melalui pemerintah daerah, dalam hal ini

Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat.

Kewenangan pemerintah daerah untuk mengembangkan bahasa daerah diper-

kuat oleh UU Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara

serta Lagu Kebangsaan. Pasal 42 Ayat (1) dan Ayat (2) berbunyi sebagai berikut.

(1) Pemerintah daerah wajib mengembangkan, membina, dan melindungi bahasa

dan sastra daerah agar tetap memenuhi kedudukan dan fungsinya dalam

kehidupan bermasyarakat sesuai dengan perkembangan zaman dan agar tetap

menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia.

(2) Pengembangan, pembinaan, dan pelindungan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan oleh

pemerintah daerah di bawah koordinasi lembaga kebahasaan.

Mengingat kewenangan pemerintah daerah dalam mengembangkan dan

membina bahasa daerah, adanya kebijakan kurikulum tingkat daerah, dan

keberagaman pemerintah daerah dalam menetapkan konten muatan lokal maka

untuk Kurikulum 2013 ditetapkan Pendidikan Bahasa Daerah tetap menjadi

wewenang pemerintah daerah. Kurikulum 2013 menyediakan muatan lokal untuk

Pendidikan Bahasa Daerah dan Pendidikan Seni Budaya.

Berkaitan dengan bunyi undang-undang tersebut, maka Mata Pelajaran

Bahasa dan Sastra Sunda termasuk matapelajaran muatan lokal di wilayah Provinsi

Jawa Barat. Kedudukannya dalam proses pendidikan sama dengan kelompok

matapelajaran inti dan pengembangan diri. Oleh karena itu, Mata Pelajaran Bahasa

Sunda juga diujikan dan nilainya wajib dicantumkan dalam buku rapor.

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat mengeluarkan Surat Keputusan No.

423/2372/Set-disdik tanggal 26 Maret 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal

Bahasa Daerah pada Jenjang PAUD (TK/RA), SD/MI, SMP/MTs,

SMA/SMK/MA/MAK). Kedudukan Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah

dalam Struktur Kurikulum Nasional adalah sebagai berikut.

Tabel 1: Struktur Kurikulum Tingkat Daerah Jenjang PAUD (TK/RA)

No. Muatan Kurikulum KI KD Lama Belajar

1 Program Pengembangan Nilai Agama dan Moral

KI-1: Sikap spiritual

2 rumusan

Keseluruhan waktu untuk memperoleh

Page 12: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

12

2 Program Pengembangan Sosial-Emosional

KI-2: Sikap sosial

14 rumusan

pengalaman belajar yang harus diikuti anak dalam satu minggu, satu semes-ter, dan satu tahun. Lama belajar pada PAUD dilaksanakan melalui pembelajaran tatap muka.

3 Program Pengembangan Fisik Motorik

KI-3: Pengetahuan

KI-4: Keterampilan

15 rumusan

4 Program Pengembangan Bahasa

5 Program Pengembangan Kognitif

15 rumusan

6 Program Pengembangan Seni

Tabel 2: Struktur Kurikulum Tingkat Daerah Jenjang SD/MI

No. Komponen Jumlah Jam Pelajaran Tiap Kelas

I II III IV V VI

Kelompok A

1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4

2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 6 6 6 4 4 4

3. Bahasa Indonesia 8 8 10 7 7 7

4. Matematika 5 6 6 6 6 6

5. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3

6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3

Kelompok B

7. Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 5 5 5

8. Pendidikan Jasamani, Olahraga, dan Kesehatan 4 4 4 4 4 4

9. Bahasa dan Sastra Daerah 2 2 2 2 2 2

Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 32 34 36 38 38 38

Tabel 3: Struktur Kurikulum Tingkat Daerah Jenjang SMP/MTs.

No. Komponen Jumlah Jam Pelajaran Tiap Kelas

VI VIII IX

Kelompok A

1. Agama dan Budi Pekerti 3 3 3

2. Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan 3 3 3

3. Bahasa Indonesia 6 6 6

4. Matematika 5 5 5

5. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5

6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4

7. Bahasa Inggris 4 4 4

Kelompok B

8. Seni Budaya 3 3 3

Page 13: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

13

9. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 3 3

10. Prakarya 2 2 2

11. Bahasa dan Sastra Daerah 2 2 2

Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 40 40 40

Tabel 4: Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah

Kelompok Mata Pelajaran Wajib

No. Komponen Jumlah Jam Pelajaran Tiap Kelas

X XI XII

Kelompok A (Wajib)

1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3

2. Pendidikan Pancasila & Kewarganegaraan 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4

4. Matematika 4 4 4

5. Sejarah Indonesia 2 2 2

6. Bahasa Inggris 2 2 2

Kelompok B (Wajib)

7. Seni Budaya 2 2 2

8. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 3 3

10. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2

11. Bahasa dan Sastra Daerah 2 2 2

Jumlah Jampel A & B per Minggu 26 26 26

Kelompok C (Peminataan)

Matapelajaran peminatan Akademik (untuk SMA/MA) 18 20 20

Jumlah Jampel yang harus ditempuh per minggu 44 46 46

Tabel 5: Struktur Kurikulum SMA/MA

MATA PELAJARAN KELAS

X XI XII

Kelompok A dan B (Wajib) 26 26 26

C. Kelompok Peminatan

I. Peminatan Matematika dan Ilmu-ilmu Alam

1. Matematika 3 4 4

2. Biologi 3 4 4

3. Fisika 3 4 4

4. Kimia 3 4 4

II. Peminatan Ilmu-ilmu Sosial

1. Geografi 3 4 4

2. Sejarah 3 4 4

3. Sosiologi dan Antropologi 3 4 4

4. Ekonomi 3 4 4

Page 14: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

14

III. Peminatan Ilmu-ilmu Bahasa dan Budaya

1. Bahasa dan Sastra Indonesia 3 4 4

2. Bahasa dan Sastra Daerah 3 4 4

3. Bahasa dan Sastra Inggris 3 4 4

4. Bahasa dan Sastra Asing Lainnya 3 4 4

5. Antropologi 3 4 4

Mata Pelajaran Pilihan Pendalaman

Pilihan Lintas Minat dan/atau Pendalaman Minat 6 4 4

Jumlah Pelajaran yang tersedia per minggu 71 82 82

Jumlah Jampel yang harus ditempuh per minggu 44 46 46

Tabel 6: Struktur Kurikulum SMK/MAK

MATA PELAJARAN ALOKASI WAKTU PER MINGGU

X XI XII

Kelompok A (Wajib)

1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3

2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4

4. Matematika 4 4 4

5. Sejarah Indonesia 2 2 2

6. Bahasa Inggris 2 2 2

Kelompok B (Wajib)

7. Seni Budaya 2 2 2

8. Bahasa dan Sastra Daerah 2 2 2

9. Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 3 3

10. Prakarya dan Kewirausahaan 2 2 2

Jumlah Jam Pelajaran Kelompok A dan B per minggu 26 26 26

Kelompok C (Peminatan)

Mata Pelajaran Peminatan Akademik dan Vokasi (SMK/MAK)

24 24 24

JUMLAH ALOKASI WAKTU PER MINGGU 50 50 50

C. PERBAIKAN KURIKULUM TINGKAT DAERAH BERBASIS KURIKULUM 2013

1. Komponen Perbaikan Kurikulum

Dengan adanya revisi Kurikulum 2013 pada tingkat nasional, Kurikulum Tingkat

Daerah Muatan Lokal pun mengalami perubahan. Nama kurikulum tidak berubah

menjadi kurikulum nasional, tapi tetap Kurikulum 2013 Edisi Revisi yang berlaku

secara nasional. Perubahan tersebut didasarkan pada empat Permendikbud, yakni

Permendikbud No. 20 tentang Standar Kompe-tensi Lulusan Pendidikan Dasar dan

Menengah, Permendikbud No. 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi, Permendikbud

Page 15: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

15

No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses, dan Permendikbud No. 23 Tahun 2016

tentang Standar Penilaian.

Meskipun ada revisi, struktur matapelajaran dan lama belajar di sekolah tidak

diubah. Poin utama revisi Kurikulum 2013 adalah meningkatkan hubungan atau

keterkaitan antara Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Jika

diintisarikan, terdapat lima poin penting revisi Kurikulum 2013.

a. Peningkatan hubungan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).

Kompetensi Inti 1 (Aspek Spiritual) dan Kompetensi Inti 2 (Aspek Sosial) tidak

lagi dijabarkan ke dalam Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi Dasar hanya

dijabarkan dari Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) dan Kompetensi Inti 4

(Keterampilan).

1) Penomoran KI dan KD tidak lagi ditandai dengan jenjang pendidikan (kelas),

tetapi sesuai dengan nomor urutan KI. Nomor KI sebanyak satu digit angka

(KI 3), sedangkan nomor KD sebanyak dua digit angka (KD 3.1).

2) Dalam rumusan KD lama yang awalnya hanya menggambarkan materi

kesastraan saja, pada rumusan KD baru ditambahkan unsur-unsur

kebahasaan. Hal ini menunjukkan bahwa belajar bahasa daerah

dilaksanakan melalui sastra daerah.

3) Perumusan KD yang awalnya terlalu spesifik dan operasioal, kemudian

pada edisi revisi diubah menjadi rumusan yang lebih umum agar tidak

menyulitkan pendidik dalam menyusun indikator.

4) Rumusan KD pada jenjang SD/MI disesuaikan dengan materi pokok dan

tema nasional. Untuk beberapa tema KD disesuaikan dengan tema

kedaerahan.

5) Gradasi untuk dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan antar jenjang

pendidikan memperhatikan: (1) perkembangan psikologis anak; (2) lingkup

dan kedalaman; (3) kesinambungan; (4) fungsi satuan pendidikan; dan (5)

lingkungan, dengan mempertimbangkan penguasaan pengetahuan dan

keterampilan berbahasa dan bersastra daerah secara gradual sesuai

dengan jenjang pendidikan.

6) Pemetaan materi ajar bahasa daerah mempertimbangkan keragaman

lokalitas dan mewadahi fenomena kebahasaan dan pola komunikasi yang

berkembang di lingkungan masyarakat.

b. Proses berpikir siswa tidak lagi dibatasi. Pada kurikulum yang lama, berlaku

sistem pembatasan, yaitu anak SD sampai memahami, SMP menganalisis, dan

SMA mencipta. Pada kurikulum hasil revisi ini, anak SD boleh berpikir sampai

tahap penciptaan. Tentunya dengan kadar penciptaan yang sesuai dengan

usianya. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum harus mengandung

komponen 4C (critical thinking, creativity, communicative, collaborative),

kecakapan hidup, literasi digital, dan karakter moral.

Page 16: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

16

c. Penggunaan metode pembelajaran aktif. Guru berperan menjadi fasilitator

pembelajaran yang membuat siswa menyenangi kegiatan belajar-mengajar.

Pendekatan Saintifik 5M (Mengamati, Menanya, Mengumpulkan Informasi,

Mengasosiasikan/Mengolah Informasi, Mengomunikasikan) bukanlah satu-

satunya yang dapat diacu menjadi pendekatan saat mengajar. Apabila

digunakan, maka susunan 5M itu tidak harus berurutan. Pemilihan model

pembelajaran tematik dan/atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau

inkuiri (inquiry) dan penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang

menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning)

disesuaikan dengan karak-teristik kompetensi dan jenjang pendidikan. Untuk

pembelajaran bahasa, sebaiknya dioptimalkan penggunaan pendekatan

integratif dari pedagogi genre, saintifik, dan CLIL (Content and Language

Integrated Learning).

d. Dalam Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2016 dinyatakan, dari hasil monitoring dan

evaluasi pelaksanaan Kurikulum 2013 pada 2014 menunjukkan bahwa salah

satu kesulitan pendidik dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 adalah

dalam melaksanakan penilaian. Sekitar 60% responden pendidik menyatakan

bahwa mereka belum dapat merancang, melaksanakan, mengolah, melaporkan,

dan memanfaatkan hasil penilaian dengan baik. Kesulitan utama yang dihadapi

pendidik antara lain dalam merumuskan indikator, menyusun butir-butir

instrumen, dan melaksanakan penilaian sikap dengan berbagai macam teknik.

Selain itu, banyak di antara pendidik yang kurang percaya diri dalam

melaksanakan penilaian keterampilan. Mereka belum sepenuhnya memahami

bagaimana menyusun instrumen dan rubrik penilaian keterampilan. Perilaku

sikap yang tergolong kurang, sebaiknya dilakukan sesegera mungkin setelah

perilaku diamati.

2. Sistem Penilaian

Penilaian meliputi penilaian sikap, penilaian pengetahuan dan penilaian

keterampilan. Berikut ini penilaian berdasarkan Panduan Penilaian oleh Pendidik

dan Satuan Pendidikan Kementerian Pendidikan dan kebudayaan Republik

Indonesia Tahun 2016, yang sesuai dengan Permendikbud No. 23 Tahun 2016

tentang Penilaian.

a. Penilaian Sikap

Penilaian sikap yang dilakukan pendidik kepada peserta didik seperti pada

skema yang terdapat dalam Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan

Pendidikan berikut ini.

Page 17: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

17

Teknik penilaian sikap dilakukan dengan observasi atau teknik lainnya. Teknik

observasi dapat menggunakan instrumen berupa lembar observasi, atau jurnal.

Teknik penilaian lainnya yang dapat digunakan adalah penilaian diri dan

penilaian antar teman.

Berikut adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan

penilaian (mengikuti perkembangan) sikap dengan teknik observasi:

1) Jurnal penilaian (perkembangan) sikap ditulis oleh wali kelas, guru

matapelajaran, dan guru Bimbingan dan Konseling (BK) selama periode

satu semester.

2) Bagi wali kelas, 1 (satu) jurnal digunakan untuk satu kelas yang menjadi

tanggung-jawabnya; bagi guru matapelajaran 1 (satu) jurnal digunakan

untuk setiap kelas yang diajarnya; bagi guru BK 1 (satu) jurnal digunakan

untuk setiap kelas di bawah bimbingannya.

3) Perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial peserta didik dapat dicatat

dalam 1 (satu) jurnal atau dalam 2 (dua) jurnal yang terpisah.

4) Peserta didik yang dicatat dalam jurnal pada dasarnya adalah mereka yang

menunjukkan perilaku yang sangat baik atau kurang baik secara alami

(peserta didik yang menunjukkan sikap baik tidak harus dicatat dalam

jurnal).

5) Perilaku sangat baik atau kurang baik yang dicatat dalam jurnal tersebut

tidak terbatas pada butir-butir nilai sikap (perilaku) yang hendak ditanamkan

melalui pembelajaran yang saat itu sedang berlangsung sebagaimana

dirancang dalam RPP, tetapi juga butir-butir nilai sikap lainnya yang

ditumbuhkan dalam semester itu selama sikap tersebut ditunjukkan oleh

peserta didik melalui perilakunya secara alami.

Page 18: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

18

6) Wali kelas, guru matapelajaran, dan guru BK mencatat (perkembangan)

sikap peserta didik segera setelah mereka menyaksikan dan/atau

memperoleh informasi terpercaya mengenai perilaku peserta didik sangat

baik/ kurang baik yang ditunjukkan peserta didik secara alami.

7) Apabila peserta didik tertentu “pernah” menunjukkan sikap kurang baik,

ketika yang bersangkutan telah (mulai) menunjukkan sikap yang baik

(sesuai harapan), maka sikap yang (mulai) baik tersebut harus dicatat dalam

jurnal.

8) Pada akhir semester guru matapelajaran dan guru BK meringkas

perkembangan sikap spiritual dan sikap sosial setiap peserta didik dan

menyerahkan ringkasan tersebut kepada wali kelas untuk diolah lebih lanjut.

Berikut contoh pengisian Jurnal untuk sikap spiritual dan sosial.

No. Waktu

Nama

Peserta

Didik

Catatan Prilaku Butir Sikap Ket. Ttd. Tindak

Lanjut

1 15/07/

2016

Jaja

Tidak mengikuti sholat

Jumat yang diseleng-

garakan di sekolah.

Ketakwaan Spiritual Pembinaan

Ogi

Menolong orang lanjut

usia yang menyebrang

di jalan depan sekolah.

Kepedulian Sosial Teruskan

2 22/07/

2016

Odang Mempengaruhi teman untuk tidak masuk sekolah.

Kedisiplinan Sosial Pembinaan

Mimin Mengingatkan teman-nya untuk sholat Dzuhur di sekolah.

Toleransi

Beragama Spiritual Teruskan

3 09/08/

2016 Mutia

Ikut membantu temannya memper-siapkan perayaan keagamaan yang berbeda dengan agamanya di sekolah.

Toleransi

Beragama Spiritual Teruskan

4 13/08/

2016 Lala

Menjadi anggota panitia perayaan keagamaan di sekolah.

Ketakwaan Spiritual Teruskan

5 03/09/

2016 Cecep

Memungut sampah yang berserakan di teras sekolah.

Kebersihan Sosial Teruskan

Page 19: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

19

No. Waktu

Nama

Peserta

didik

Catatan Prilaku Butir Sikap Positif/

Negatif Tindak Lanjut

1 23/07/

2016 Putri

Meninggalkan

laboratorium tanpa

membersihkan meja,

alat, dan bahan yang

sudah dipakai.

Tanggung

jawab +

Diberi pembina-

an dan dipanggil

untuk member-

sihkan meja,

alat, dan bahan

yang sudah

dipakai.

2 27/07/

2016

Herma

n

Mengambil cerita

dari internet dan

diakui sebagai karya-

nya sendiri (plagiasi).

Kejujuran -

Diberi pembina-

an agar tidak

melakukan pla-

giarisme.

3 13/08/

2016

Momo

d

Menghalang-halangi

teman untuk beriba-

dah.

Toleransi -

Diberi pembina-

an agar menjadi

lebih toleran.

4 17/08/

2016 Kardi

Menjadi tugas peng-

ibar bendera saat

upacara HUT Kemer-

dekaan Indonesia.

Nasionalis

me +

Diberi apresiasi

atas

kegiatannya

dalam kegiatan

Paskibra.

b. Penilaian Pengetahuan

Penilaian pengetahuan merupakan proses pengumpulan dan pengolahan

informasi untuk mengukur proses dan hasil pencapaian kompetensi peserta

didik yang berupa kombinasi penguasaan proses kognitif (kecakapan berpikir)

mengingat, memahami, menerapkan,menganalisis, mengevaluasi, dan

mengkreasi dengan pengetahuan faktual, konseptual dan prosedural, maupun

metakognitif. Dalam hal ini, sistem penilaian mengacu pada tahap-tahap HOTS

(Higher Order Thinking Skills) yang mengkondisikan siswa agar dapat

menjawab soal-soal yang dapat memecahkan masalah pada tataran analisis

(C4), evaluasi (C5), dan kreasi (C6)

Berikut ini teknik penilaian pengetahuan yang terdapat dalam Panduan

Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan.

Page 20: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

20

Teknik Bentuk Instrumen Tujuan

Tes

Tertulis

Benar-Salah, Menjodohkan,

Pilihan Ganda, Isian/Meleng-

kapi, Uraian.

Mengetahui penguasaan pengetahuan peserta

didik untuk perbaikan proses pembelajaran

dan/atau pengambilan nilai.

Tes Lisan Tanya Jawab Mengecek pemahaman peserta didik untuk

perbaikan proses pembelajaran.

Penugasan Tugas yang dilakukan secara

individu maupun kelompok

Memfasilitasi penguasaan pengetahuan (bila

diberikan selama proses pembelajaran) atau

menguasai penguasaan pengetahuan (bila

diberikan pada akhir pembelajaran).

Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil penilaian harian (PH), penilaian tengah

semester (PTS), dan penilaian akhir semester (PAS) dilakukan dengan

beberapa teknik penilaian sesuai tuntutan Kompetensi Dasar (KD).

c. Penilaian Keterampilan

Penilaian keterampilan adalah penilaian yang dilakukan untuk menilai

kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas

tertentu di berbagai macam konteks sesuai dengan indikator pencapaian

kompetensi.

Teknik penilaian keterampilan yang terdapat dalam Panduan Penilaian oleh

Pendidik dan Satuan Pendidikan dapat digambarkan pada skema berikut.

Pelaksanaan penilaian adalah eksekusi dari perencanaan penilaian yang telah

dilakukan. Berikut ini teknis pelaksanaan penilaian praktik, produk, dan projek

meliputi: pemberian tugas secara rici; penjelasan aspek dan rubrik penilaian;

pelaksanaan penilaian sebelum, selama, dan setelah peserta didik melakukan

pembelajaran dan pendokumentasian hasil penilaian.

Page 21: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

21

Penilaian portofolio dilakukan untuk mengetahui perkembangan dan

mendeskripsikan capaian keterampilan dalam satu semester melalui langkah

mendokumentasikan sampel karya terbaik dari setiap KI pada KD-4 baik hasil

individu maupun kelompok, mendeskripsikan capaian keterampilan peserta didik

berdasarkan portofolio secara keseluruhan; dan memberikan umpan balik

kepada peserta didik untuk peningkatan capaian kompetensi.

Nilai keterampilan diperoleh dari hasil penilaian praktik, produk, proyek, dan

portofolio. Hasil penilaian dengan teknik praktik dan proyek dirata-rata untuk

memperoleh nilai akhir keterampilan pada setiap matapelajaran.

Penulisan capaian keterampilan pada rapor menggunakan angka pada skala 0

– 100 dan deskripsi.

1) Nilai akhir semester diberi predikat dengan ketentuan: sangat baik (A) 86 –

100; baik (B) 71 -85; cukup (C): 56 – 70; kurang (D)≤55

2) Perubahan terminologi Ulangan Harian (UH) menjadi Penilaian Harian (PH),

UAS menjadi Penilaian Akhir Semester (PAS) untuk semester gasal dan

Ujian Kenaikan Kelas (UKK) menjadi Penilaian Akhir Tahun (PAT) untuk

Semester genap.

3) Skala penilaian menjadi 1-100. Sementara itu, penilaian sikap diberikan

dalam bentuk predikat dan deskripsi.

d. Bentuk dan Prosedur Penilaian

1) Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan dilakukan secara terencana

dan sistematis dalam bentuk penilaian akhir dan ujian sekolah/madrasah

dan digunakan untuk penentuan kelulusan dari satuan pendidikan. Bentuk

penilaiannya adalah Penilaian akhir Semester (PAS) yaitu kegiatan yang

dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir

semester gasal; Penilaian Akhir Tahun (PAT) yaitu kegiatan yang dilakukan

oleh pendidik di akhir semester genap untuk mengukur pencapaian

kompetensi peserta didik pada akhir semester genap; dan Ujian Sekolah

(US) yaitu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi

peserta didik sebagai pengakuan terhadap pfrestasi belajar dan

penyelesaian dari satuan pendidikan.

2) Prosedur perencanaan penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan

diuraikan sebagai berikut.

a) Menetapkan KKM

Satuan Pendidikan menetapkan KKM untuk peserta didik kelas VII, VIII

dan IX melalui rapat dewan guru. Satuan Pendidikan dapat menentukan

KKM yang sama untuk semua matapelajaran atau berbeda untuk

masing-masing matapelajaran.

Page 22: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

22

b) Menetapkan Prosedur Operasional Standar (POS)

Satuan pendidikan menetapkan POS atau panduan penyelenggaraan

penilaian hasil belajar peserta didik yang meliputi penilaian akhir dan

ujian

c) Membentuk Tim Pengembang Penilaian

Satuan pendidikan membentuk tim pengembang penilaian dengan tugas

antara lain merencanakan dan melaksanakan segala sesuatu terkait

dengan kegiatan Penilaian Akhir Semester (PAS), Penilaian Akhir

Tahun (PAT), dan Ujian Sekolah (US), misalnya penetapan jadwal

pelaksanaan, penataan ruang, dan pengawas ruang.

d) Mengembangkan Instrumen Penilaian

Tim Pengembang Penilaian sekolah melakukan pengembangan instru-

men penilaian mulai penyusunan kisi-kisi, penyusunan instrumen, telaah

kualitatif instrumen, perakitan dan uji coba instrumen, analisis kuan-titatif,

interpretasi hasil analisis, dan penetapan instrumen penilaian.

3) Remedial diberikan kepada peserta didik yang belum mencapai KBM/KKM.

Pembelajaran remidial dapat dilakukan dengan cara pemberian

pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda

menyesuaikan dengan gaya belajar peserta didik; pemberian bimbingan

secara perorangan; pemberian instrumen-instrumen atau latihan secara

khusus, dimulai dengan instrumen-instrumen atau latihan sesuai dengan

kemampuannya; pemanfaatan tutor sebaya, yaitu peserta didik dibantu oleh

teman sekelas yang telah mencapai Ketuntasan Belajar Minimal/Kriteria

Ketuntasan Minimal (KBM/KKM). Pembelajaran remidial biasa dilakukan

beulang-ulang. Pengayaan diberikan kepada peserta didik yang telah

mencapai atau melampaui KBM/KKM melalui belajar kelompok; belajar

madiri dan pembelajaran berbasis tema. Pengbelajaran pengayaan hanya

diberikan sekali.

3. Mekanisme Pengisian Rapor

Mekanisme yang dilakukan oleh wali kelas ketika akan mengisi rapor pada akhir

semester dan akhir tahun pelajaran adalah:

a. Merumuskan deskripsi sikap spiritual dan sikap sosial yang diambil dari

catatan perkembangan sikap peserta didik yang diberikan oleh guru

matapelajaran, guru BK, dan wali kelas.

b. Menuliskan capaian penilaian peserta didik pada aspek pengetahuan dan

aspek keterampilan dalam bentuk angka, predikat, dan disertai deskripsi.

Page 23: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

23

4. Perencanaan Pembelajaran

a. Silabus

Silabus dalam Kurikulum 2013 edisi revisi lebih ramping, hanya tiga kolom,

yakni KD, Materi Pembelajaran, dan Kegiatan Pembelajaran. Silabus

merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk setiap bahan

kajian matapelajaran. Berdasarkan Permendikbud Nomor 22 tahun 2016,

silabus paling sedikit memuat:

1) Identitas matapelajaran (khusus SMP/MTs/SMPLB/Paket B dan

SMA/MA/ SMALB/SMK/MAK/Paket C/ Paket C Kejuruan).

2) Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas.

3) Kompetensi Inti, merupakan gambaran secara kategorial me-ngenai

kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan kete-rampilan yang

harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan

matapelajaran.

4) Kompetensi Dasar, merupakan kemampuan spesifik yang menca-kup

sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau

matapelajaran.

5) Tema (khusus SD/MI/SDLB/Paket A).

6) Materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang

relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan

indikator pencapaian kompetensi.

7) Pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta

didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan.

8) Penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi

untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.

9) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam

sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.

Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan

Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan

pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan

sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.

b. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

RPP disusun berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan satu kali

pertemuan atau lebih. Berdasarkan Permendikbud nomor 22 tahun 2016

komponen RPP adalah sebagai berikut.

1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan.

2) Identitas matapelajaran atau tema/subtema.

3) Kelas/semester.

Page 24: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

24

4) Materi pokok.

5) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk penca-paian

KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran

yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai.

6) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan

menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur,

yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

7) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi.

8) Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang

relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan

indikator ketercapaian kompetensi.

9) Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai

KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang

akan dicapai.

10) Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk

menyampaikan materi pelajaran.

11) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam

sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan.

12) Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan,

inti, dan penutup.

13) Penilaian hasil pembelajaran.

Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip berikut:

1) Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal, tingkat

intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar, kemampuan sosial,

emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar

belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.

2) Partisipasi aktif peserta didik.

3) Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar,

motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.

4) Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk

mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan,

dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.

5) Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan pro-

gram pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.

6) Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi

pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompe-

tensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman

belajar.

Page 25: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

25

7) Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas

matapelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

8) Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi,

sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi.

Dengan demikian, RPP harus mengintegrasikan 4C (critical thinking, creativity,

communicative, collaborative), literasi digital, dan pendidikan karakter.

D. KEKHASAN KURIKULUM TINGKAT DAERAH

Kompetensi Dasar (KD) Matapelajaran Bahasa dan Sastra Sunda di dalamnya

memuat materi yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik yang

mencakup perkembangan pengetahuan dan cara berpikir, emosional, dan sosial

peserta didik. Pembelajarannya diatur secara mandiri serta menopang peningkatan

kemampuan penguasaan kurikulum nasional.

Program pembelajaran bahasa dan sastra Sunda dikembangkan dengan

memperhatikan rambu-rambu pengembangan muatan lokal seperti tertuang dalam

lampiran Permendikbud Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum

2013. Pada Pasal 9 dan Pasal 10, dinyatakan bahwa Pemerintah Provinsi dan

Kabupaten/Kota dapat mengembangkan muatan lokal. Permendikbud ini merupakan

revisi dari Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum,

di antaranya mengatur tentang kedekatan secara fisik dan secara psikis. Dekat

secara fisik berarti bahwa terdapat dalam lingkungan tempat tinggal dan sekolah

peserta didik, sedangkan dekat secara psikis berarti bahwa bahan kajian tersebut

mudah dipahami oleh kemampuan berpikir dan mencerna informasi sesuai dengan

usia peserta didik.

Matapelajaran Bahasa dan Sastra Sunda memiliki kekhasan tersendiri sesuai

dengan kaidah keilmuannya, yaitu bahasa, sastra, budaya Sunda sebagai kearifan

lokal. Setiap sekolah wajib melaksanakannya agar peserta didik memperoleh

pengalaman berbahasa, bersastra, dan berbudaya Sunda. Pendidik yang

mengampu matapelajaran ini diharapkan mampu membangkitkan minat belajar, rasa

keingintahuannya, menumbuhkembangkan kesadaran, serta kemampuan apresiasi

peserta didik terhadap budayanya masyarakatnya. Hal ini merupakan wujud

pembentukan karakter yang memungkinkan seseorang hidup secara beradab dan

toleran dalam masyarakat dan budaya yang majemuk.

Matapelajaran Bahasa dan Sastra Sunda dikemas sedemikian rupa agar

menarik bagi perserta didik. Kemasan yang menarik dan perencanaan yang tepat

akan mampu mengembangkan beragam kompetensi peserta didik baik secara

konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis, evaluasi), apresiasi, dan kreasi

dengan cara memadukan secara harmonis unsur etika, estetika, logika, dan

kinestetika.

Page 26: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

26

E. KERAGAMAN LOKALITAS DAN BAHASA PENGANTAR PEMBELAJARAN

Untuk mewadahi keragaman lokalitas perlu dipertimbangkan bahasa dan

budaya yang berkembang di lingkungan belajar peserta didik. Kenyataan

menunjukkan bahwa selain bahasa Sunda, di Jawa Barat terdapat pula bahasa-

bahasa daerah lain yang wilayah pemakaiannya tidak berdasarkan daerah

administrasi pemerintah. Misalnya, sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah

Provinsi Jawa Barat Nomor 14 Tahun 2014 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra,

dan Aksara Daerah bahwa bahasa daerah adalah bahasa yang digunakan secara

turun-temurun oleh warga negara Indonesia di daerah-daerah di wilayah Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Dalam konteks Jawa Barat, yang dimaksud dengan

bahasa daerah adalah bahasa Sunda, bahasa Jawa Cirebon dan Indramayu, serta

bahasa Melayu-Betawi. Dalam hubungan itu, bagi daerah-daerah yang peserta

didiknya berbahasa ibu bukan bahasa Sunda, kompetensi dasar itu perlu

disesuaikan dengan keadaan kebahasaan dan budaya daerah setempat.

Pembelajaran tidak berlangsung untuk semua kompetensi dasar, tetapi dipilih mana

yang mungkin bisa dilaksanakan.

Berkaitan dengan kategorisasi lokal, di Jawa Barat ada masyarakat yang

berbahasa ibu bahasa Sunda lulugu ada pula yang menggunakan bahasa Sunda

wewengkon. Bahkan di pesisir utara dan sebagian besar wilayah Cirebon

mempunyai bahasa ibu yang bukan bahasa Sunda, yakni bahasa Jawa Cirebon dan

Indramayu. Di dalam pertumbuhannya bahasa di wilayah peisisir utara Jawa Barat

merupakan perpaduan antara bahasa Sunda dan bahasa Jawa.

Sehubungan dengan kenyataan seperti itu, bahan pembelajaran bahasa

Sunda tentu tidak akan seragam. Penentuan bahan pembelajaran diserahkan

sepenuhnya kepada pendidik di tempatnya masing-masing dengan mengadakan

perembukan terpumpun dalam wadah Pusat Kegiatan Guru (PKG). Lebih jauh lagi,

penentuan yang lebih spesifik lagi diserahkan kepada guru di sekolah yang

bersangkutan.

Kategorisasi lokal dalam penentuan bahan pembelajaran dapat dibedakan

atas tiga kategori A, B, dan C. Ketiga kategori lokal tersebut masing-masing

memiliki ciri tersendiri.

1. Kategori A berlaku di tempat-tempat yang masyarakatnya menggunakan

bahasa Sunda lulugu, yakni bahasa yang kini dianggap baku dan resmi menurut

ukuran umum di Jawa Barat. Sebagi contoh yang termasuk kategori ini adalah

daerah Bandung dan sekitarnya dengan mengabaikan beberapa kosakata

wewengkon yang memang hanya sedikit.

2. Kategori B berlaku di tempat-tempat yang masyarakatnya menggunakan

bahasa Sunda wewengkon, yakni bahasa yang sampai saat ini dianggap

sebagai ragam bahasa yang mempunyai perbedaan dengan bahasa lulugu,

Page 27: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

27

akan tetapi tetap dianggap sebagai bahasa Sunda. Perbedaan tersebut berada

pada tataran fonetik dan semantik, di samping perbedaan onomasiologis

(konsep yang sama dalam kosakata yang berbeda) dan perbedaan

semasiologis (konsep yang berbeda dengan kosakata yang sama). Sebagai

conto yang termasuk kategori B adalah bahasa Sunda di Kuningan dan

Karawang.

3. Kategori C berlaku di tempat-tempat yang masyarakatnya kental menggunakan

bahasa wewengkon atau bahasa daerah khusus seperti bahasa Jawa dialek

Cirebon, bahasa Jawa dialek Indramayu dan bahasa Melayu dialek Betawi.

Misalnya, di sebagian wilayah Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon, dan

Kota Cirebon, selain diajarkan bahasa Sunda sebagai muatan lokal wajib, juga

diperkenankan untuk mengajarkan bahasa Cirebon dan Indramayu sebagai

muatan lokal pilihan. Khusus di daerah ini, untuk Kelas I-III SD, alokasi waktu

untuk pelajaran bahasa Sunda dapat digunakan untuk pelajaran bahasa daerah

setempat. Keadaan yang sama dapat pula berlaku bagi sebagian Kota dan

Kabupaten Bekasi serta Kota Depok yang masyarakatnya menggunakan

Bahasa Melayu dialek Betawi, meskipun sampai saat ini belum dapat diajarkan

di sekolah-sekolah.

Kategorisasi lokal tersebut dapat mengikuti perimbangan komponen

kompetensi bahasa (pemahaman dan penggunaan), ragam bahasa (lulugu dan

wewengkon), dan bahasa pengantar.

a. Di wilayah kategori A, diutamakan pemahaman dan penggunaan bahasa, materi

bahasa Sunda baku, dan menggunakan pengantar bahasa Sunda baku.

b. Di wilayah kategori B, diutamakan pemahaman dan penggunaan bahasa, materi

bahasa Sunda baku dan bahasa Sunda wewengkon seimbang, dan

menggunakan pengantar bahasa Sunda baku.

c. Di wilayah kategori C, diutamakan pemahaman bahasa, materi bahasa Sunda

baku dan bahasa Sunda wewengkon atau bahasa setempat seimbang, dan

dapat menggunakan bahasa pengantar bahasa Sunda wewengkon (bahasa

setempat) atau menggunakan bahasa Indonesia.

Di sekolah-sekolah yang mempunyai kondisi khusus, seperti di sekolah-

sekolah yang peserta didiknya banyak yang berbahasa ibu bukan bahasa Sunda,

walaupun sebenarnya termasuk kategori A atau kategori B, dapat ditentukan

kebijakan lain.

Pada prinsipnya bahasa pengantar yang digunakan dalam pembelajaran

bahasa dan sastra Sunda adalah bahasa Sunda. Di sekolah-sekolah atau daerah

yang mengalami kesulitan dengan pengantar bahasa Sunda dapat digunakan

bahasa Indonesia atau bahasa setempat, baik sebagian maupun sepenuhnya, atau

menggunakan dwibahasa Sunda-Indonesia. Akan tetapi, selalu disertai usaha untuk

Page 28: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

28

secara berangsur-angsur bisa memahami petunjuk dalam bahasa Sunda. Di daerah-

daerah yang memiliki basa Sunda wewengkon, kata-kata dialek dapat difungsikan

untuk mempercepat atau meningkatkan kualitas pembelajaran.

F. PEMANFAATAN MEDIA DAN SUMBER BELAJAR

1. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Teknologi informasi dan komunikasi dapat berupa media cetak dan elektronik.

Kini perkembangannya semakin pesat dan canggih. Perkembangan teknologi

informasi dan komunikasi dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi pembelajara

bahasa dan sastra Sunda. Dalam batas-batas dan cara-cara tertentu semua itu

dapat dimanfaatkan untuk membantu meningkatkan kualitas dan kelancaran

pembelajaran bahasa dan sastra Sunda.

2. Pemanfaatan Lingkungan Alam, Sosial, dan Budaya

Sumber pembelajaran bahasa dan sastra Sunda dapat pula berupa lingkungan

alam, masyarakat, dan budaya Sunda. Peserta didik diupayakan agar berhubungan

langsung dengan masyarakat untuk mengetahui kehidupan bahasa dan budaya

Sunda saat ini, yang selanjutnya dijadikan informasi dalam pembelajaran bahasa

Sunda. Berkaitan dengan pembelajaran sastra, peserta didik diupayakan untuk

mengetahui kehidupan sastra secara eksplisit maupun implisit dengan

mengapresiasi dan mengekspresikan isinya.

3. Bacaan Wajib

Pembelajaran bahasa dan sastra Sunda harus didukung oleh adanya buku

babon, buku pendukung pembelajaran, atau buku-buku bacaan kanonik untuk

mendorong siswa gemar membaca dan membangkitkan minat dan kesenangannya

mempelajari bahasa dan sastra Sunda.

Buku yang akan digunakan dalam pembelajaran bahasa Sunda adalah buku-

buku yang sebelumnya telah dinyatakan lolos seleksi penilaian oleh lembaga

berwenang serta dan proses seleksinya harus memperhatikan kejujuran dan kualitas

buku.

Sebagai upaya meningkatkan apresiasi sastra dan gemar membaca, setiap

peserta didik pada setiap jenjang pendidikan diwajibkan membaca sejumlah karya

sastra (puisi, prosa, dan drama) yang sesuai dengan tingkatannya dalam jumlah

yang memadai. Pemilihan buku bacaan sastra ini disesuikan dengan tingkat

perkembangan psikologis peserta. Upaya ini juga berkaitan dengan gerakan literasi

sekolah yang menjadi unsur penunjang dalam kurikulum yang berlaku saat ini.

Page 29: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

29

4. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Gerakan Literasi Sekolah

(GLS)

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

merupakan pengembangan dan implementasi dari Permendikbud Nomor 23 Tahun

2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti, yang diperkuat dengan Peraturan Presiden

No. 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Penguatan Pendidikan

Karakter merupakan kegiatan pembiasaan sikap dan perilaku positif di sekolah yang

dimulai berjenjang dari mulai sekolah dasar. Untuk jenjang SMP, SMA/SMK, dan

sekolah pada jalur pendidikan khusus dimulai sejak dari masa orientasi peserta didik

baru sampai dengan kelulusan. Dasar pelaksanaan Penumbuhan Budi Pekerti

didasarkan pada pertimbangan bahwa masih terabaikannya implementasi nilai-nilai

dasar kemanusiaan yang berakar dari Pancasila yang masih terbatas pada

pemahaman nilai dalam tataran konseptual, belum sampai mewujud menjadi nilai

aktual dengan cara yang menyenangkan di lingkungan sekolah, keluarga, dan

masyarakat. PPK dan GLS dimaksudkan pula untuk membekali dan memperkuat

karakter peserta didik dalam mempersiapkan daya saing dengan kompetensi abad

21, yaitu berpikir kritis, kreativitas, komunikasi, dan kolaborasi atau 4C (critical

thinking, creativity, communicative, collaborative).

a. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

Penguatan Pendidikan Karakter yang selanjutnya disingkat PPK adalah

gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat

karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati (etik) yang bertujuan

membentuk individu yang memiliki kerohanian mendalam, beriman dan bertakwa;

olah rasa (estetik) yang bertujuan membentuk individu yang memiliki integritas

moral, rasa berkesenian dan berkebudayaan; olah pikir (literasi) yang bertujuan

membentuk individu yang memiliki keunggulan akademis sebagai hasil

pembelajaran dan pembelajar sepanjang hayat; dan olah raga (kinestetik) yang

bertujuan membentuk individu yang sehat dan mampu berpartisipasi aktif sebagai

warga negara. Kegiatan tersebut dilakukan dengan dukungan pelibatan publik dan

kerja sama antara sekolah, keluarga, dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan

Nasional Revolusi Mental (GNRM). Terdapat nilai utama sebagai kristalisasi dari

nilai-nilai karakter yang harus dikembangkan, yakni religius, nasionalis, mandiri,

gotong royong, dan integritas (kejujuran).

Implementasi PPK di sekolah diintegrasikan dalam kegiatan-kegiatan yang

berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis lingkungan masyarakat.

Kegiatan pendidikan karakter berbasis kelas di antaranya dilakukan dengan

diiintegrasikan dalam matapelajaran, optimalisasi muatan lokal, dan manajemen

Page 30: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

30

kelas. Pendidikan karakter berbasis budaya sekolah di antaranya dilakukan melalui

pembiasaan nilai-nilai dalam keseharian sekolah, keteladanan pendidik, ekosistem

sekolah, serta norma, peraturan, dan tradisi sekolah. Sementara pendidikan karakter

berbasis masyarakat dapat dilakukan bersama-sama dengan orang tua, komite

sekolah, dunia usaha, akademisi, pegiat pendidikan, pelaku seni budaya, bahasa

dan sastra, serta pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

b. Gerakan Literasi Sekolah (GLS)

GLS merupakan suatu usaha atau kegiatan yang bersifat partisipatif dengan

melibatkan warga sekolah (peserta didik, guru, kepala sekolah, tenaga

kependidikan, pengawas sekolah, komite sekolah, orang tua/wali murid peserta

didik), akademisi, penerbit, media massa, masyarakat (tokoh masyarakat yang

dapat merepresentasikan keteladanan, dunia usaha, dll.), dan pemangku

kepentingan di bawah koordinasi Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan

Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

GLS adalah gerakan sosial dengan dukungan kolaboratif berbagai elemen.

Upaya yang ditempuh untuk mewujudkannya berupa pembiasaan membaca peserta

didik. Pembiasaan ini dilakukan dengan kegiatan 15 menit membaca (guru

membacakan buku dan warga sekolah membaca dalam hati, yang disesuaikan

dengan konteks atau target sekolah). Ketika pembiasaan membaca terbentuk,

selanjutnya akan diarahkan ke tahap pengembangan, dan pembelajaran. Variasi

kegiatan dapat berupa perpaduan pengembangan keterampilan reseptif maupun

produktif.

Literasi lebih dari sekadar membaca dan menulis, namun mencakup

keterampilan berpikir menggunakan sumber-sumber pengetahuan dalam bentuk

cetak, visual, digital, dan auditori. Di abad 21 ini, kemampuan ini disebut sebagai

literasi informasi, yang komponen-komponennya sebagai berikut.

1) Literasi dini (early literacy), yaitu kemampuan untuk menyimak, memahami

bahasa lisan, dan berkomunikasi melalui gambar dan lisan yang dibentuk oleh

pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan sosialnya di rumah.

Pengalaman peserta didik dalam berkomunikasi dengan bahasa ibu menjadi

fondasi perkembangan literasi dasar.

2) Literasi dasar (basic literacy), yaitu kemampuan untuk mendengarkan,

berbicara, membaca, menulis, dan menghitung (counting) berkaitan dengan

kemampuan analisis untuk memperhitungkan (calculating), mempersepsikan

informasi (perceiving), mengomunikasikan, serta menggambarkan informasi

(drawing) berdasarkan pemahaman dan pengambilan kesimpulan pribadi.

3) Literasi perpustakaan (library literacy), antara lain, memberikan pema­haman

cara membedakan bacaan fiksi dan nonfiksi, memanfaatkan koleksi referensi

dan periodikal, memahami Dewey Decimal System sebagai klasifikasi

Page 31: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

31

pengetahuan yang memudahkan dalam menggunakan perpustakaan,

memahami penggunaan katalog dan pengindeksan, hingga memiliki

pengetahuan dalam memahami informasi ketika sedang menyelesaikan sebuah

tulisan, penelitian, pekerjaan, atau mengatasi masalah.

4) Literasi media (media literacy), yaitu kemampuan untuk mengetahui berbagai

bentuk media yang berbeda, seperti media cetak, media elektronik (media radio,

media televisi), media digital (media internet), dan memahami tujuan

penggunaannya.

5) Literasi teknologi (technology literacy), yaitu kemampuan memahami

kelengkapan yang mengikuti teknologi seperti peranti keras (hardware), peranti

lunak (software), serta etika dan etiket dalam memanfaatkan teknologi.

Berikutnya, kemampuan dalam memahami teknologi untuk mencetak,

mempresentasikan, dan mengakses internet. Dalam praktiknya, juga

pemahaman menggunakan komputer (computer literacy) yang di dalamnya

mencakup menghidupkan dan mematikan komputer, menyimpan dan mengelola

data, serta mengoperasikan program perangkat lunak. Sejalan dengan

membanjirnya informasi karena perkembangan teknologi saat ini, diperlukan

pemahaman yang baik dalam mengelola informasi yang dibutuhkan

masyarakat.

6) Literasi visual (visual literacy), adalah pemahaman tingkat lanjut antara literasi

media dan literasi teknologi, yang mengembangkan kemampuan dan kebutuhan

belajar dengan memanfaatkan materi visual dan audiovisual secara kritis dan

bermartabat. Tafsir terhadap materi visual yang tidak terbendung, baik dalam

bentuk cetak, auditori, maupun digital (perpaduan ketiganya disebut teks

multimodal), perlu dikelola dengan baik. Bagaimanapun di dalamnya banyak

manipulasi dan hiburan yang benar-benar perlu disaring berdasarkan etika dan

kepatutan.

Tahapan Gerakan Literasi Sekolah dapat dilihat pada tabel berikut.

Tahapan Kegiatan

TAHAPAN KEGIATAN

PEMBIASAAN

1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran

melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring (read

aloud) atau seluruh warga sekolah membaca dalam hati

(sustained silent reading).

Page 32: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

32

2. Membangun lingkungan fisik sekolah yang kaya literasi,

antara lain: (1) menyediakan perpustakaan sekolah, sudut

baca, dan area baca yang nyaman; (2) pengembangan sarana

lain (UKS, kantin, kebun sekolah); dan (3) penyediaan koleksi

teks cetak, visual, digital, maupun multimodal yang mudah

diakses oleh seluruh warga sekolah; (4) pembuatan bahan

kaya teks (print-rich materials)

TAHAPAN KEGIATAN

PENGEMBANGAN

1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran

melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring,

membaca dalam hati, membaca bersama, dan/atau membaca

terpandu diikuti kegiatan lain dengan tagihan non-akademik,

contoh: membuat peta cerita (story map), menggunakan

graphic organizers, bincang buku.

2. Mengembangkan lingkungan fisik, sosial, afektif sekolah yang

kaya literasi dan menciptakan ekosistem sekolah yang

menghargai keterbukaan dan kegemaran terhadap

pengetahuan dengan berbagai kegiatan, antara lain: (a)

memberikan penghargaan kepada capaian perilaku positif,

kepedulian sosial, dan semangat belajar peserta didik;

penghargaan ini dapat dilakukan pada setiap upacara bendera

Hari Senin dan/atau peringatan lain; (b) kegiatan-kegiatan

akademik lain yang mendukung terciptanya budaya literasi di

sekolah (belajar di kebun sekolah, belajar di lingkungan luar

sekolah, wisata perpustakaan kota/daerah dan taman bacaan

masyarakat, dll.)

3. Pengembangan kemampuan literasi melalui kegiatan di

perpusta-kaan sekolah/perpus takaan kota/ daerah atau

taman bacaan masyarakat atau sudut baca kelas dengan

berbagai kegiatan, antara lain: (a) membacakan buku dengan

nyaring, membaca dalam hati membaca bersama (shared

reading), membaca ter-pandu (guided reading) menonton

film pendek, dan/atau mem-baca teks visual/digital (materi

dari internet); (b) peserta didik merespon teks

(cetak/visual/digital), fiksi dan nonfiksi, melalui beberapa

kegiatan sederhana seperti menggambar, membuat peta

konsep, berdiskusi, dan berbincang tentang buku.

Page 33: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

33

TAHAPAN KEGIATAN

PEMBELAJARAN

1. Lima belas menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran

dimulai, melalui kegiatan membacakan buku dengan nyaring,

membaca dalam hati, mem-baca bersama, dan/atau

membaca terpandu diikuti kegiatan lain dengan tagihan non-

akademik dan akademik.

2. Kegiatan literasi dalam pembelajaran, disesuaikan dengan

tagihan akademik di kurikulum 2013.

3. Melaksanakan berbagai strategi untuk memahami teks dalam

semua matapelajaran (misalnya, dengan menggunakan

graphic organizers).

4. Memanfaatkan lingkungan fisik, sosial afektif, dan akademik

disertai beragam bacaan (cetak, visual, auditori, digital) yang

kaya literasi di luar buku teks pelajaran untuk memperkaya

pengetahuan dalam matapelajaran.

Dalam tahap pembelajaran, semua matapelajaran sebaiknya menggunakan

ragam teks (cetak/visual/digital) yang tersedia dalam buku-buku pengayaan atau

informasi lain di luar buku pelajaran. Guru diharapkan bersikap kreatif dan proaktif

mencari referensi pembelajaran yang relevan.

Berkaitan dengan pembelajaran bahasa dan sastra Sunda, implementasi GLS

dapat memanfaatkan berbagai teks bahasa dan sastra Sunda sebagai material

pokok dengan alasan-alasan sebagai berikut.

1) Matapelajaran Bahasa dan Sastra Sunda merupakan bagian dari struktur

kurikulum daérah yang juga menuntut peserta didik untuk menekuni kegiatan

membaca dan menulis sebagai bagian dari pendekatan komunikatif. Selain itu

pembelajaran bahasa dan sastra Sunda seringkali diidéntikan dengan

pembelajaran “budi pekerti”. 2) Bahasa dan sastra Sunda adalah entitas masyarakat Jawa Barat yang hingga

kini tumbuh dan berkembang sacara dinamis, bukan hanya di lingkungan

sekolah sebagai matapelajaran yang mandiri tetapi juga di lingkungan

masyarakat luas. Masih banyak buku dan media massa Sunda yang terbit

hingga saat ini dan menunjukan bahwa kagiatan literasi masyarakat Sunda

sebenarnya tumbuh dengan baik. Jika hal tersebut dijadikan ukuran, dibanding

dengan masyarakat di daerah lain kagiatan literasi masyarakat Sunda jauh lebih

maju. Dari laporan Yayasan Rancagé yang setiap tahun memberikan hadiah

sastra kepada penulis sastra daerah, buku sastra dan nonsastra yang ditulis

dalam bahasa Sunda baik secara kuantitas maupun kualitas jauh lebih bak jika

dibanding buku yang ditulis dalam bahasa daerah lain. Setiap tahun tidak

kurang dari 15 judul buku diterbitkan dalam bahasa Sunda. Sebagai gambaran,

taun 2016 Yayasan Rancagé melaporkan ada 40 judul buku yang terbit dalam

Page 34: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

34

bahasa Sunda. Bandingkan dengan bahasa Jawa yang hanya 20 judul, bahasa

Bali 10 judul, bahasa Lampung 2 judul, bahasa Batak 4 judul, sarta bahasa

Banjar (Kalimantan) 5 judul. Buku-buku bahasa Sunda tersebut di luar buku teks

pelajaran serta buku teori kebahasaan dan kesusastraan.

GUBERNUR JAWA BARAT,

AHMAD HERYAWAN

Page 35: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

35

LAMPIRAN 2A KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : TANGGAL :

TENTANG : KURIKULUM TINGKAT DAERAH

MUATAN LOKAL MATA PELAJARAN

BAHASA DAN SASTRA DAERAH

BERDASARKAN KURIKULUM 2013

EDISI REVISI

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR

KEMAMPUAN BERBAHASA SUNDA

JENJANG PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD)

A. RASIONAL

Kemampuan berbahasa Sunda pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) termasuk

ke dalam pengembangan kemampuan dasar berbahasa. Ketetapan kebijakan ini

sejalan dengan Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013

Pendidikan Anak Usia Dini.

KI-KD Kurikulum 2013 Muatan Lokal Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda

diberlakukan berdasarkan (1) Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013; (2) Peraturan

Daerah Provinsi Jawa Barat No. 5 Tahun 2003 tentang Pemeliharaan Bahasa, Sastra,

dan Aksara Daerah; (3) Surat Edaran Kepala Dinas Provinsi Jawa Barat Nomor

423/2372/Set-disdik tertanggal 26 Maret 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal

Bahasa Daerah pada Jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA; (4) UU No. 22/1999

tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional yang bersumber dari UUD 1945 yang menyangkut Pendidikan dan

Kebudayaan; dan (5) Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan, Bab III Pasal 7 Ayat 3--8, yang menyatakan bahwa dari

SD/MI/SDLB, SMP/MTs./ SMPLB, SMA/MAN/SMALB, dan SMK/MAK diberikan

pengajaran muatan lokal yang relevan dan Rekomendasi UNESCO tahun 1999

tentang “pemeliharaan bahasa-bahasa ibu di dunia”.

Sejalan dengan revisi kurikulum pada Pendidikan Dasar dan Menengah, yakni

perumusan materi Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Sunda dalam KI-KD yang berpijak

pada Permendikbud Nomor 20, 21, 22, 23 Tahun 2016, pengembangan materi pada

PAUD pun sama. Juga memperhatikan Permendikbud Nomor 79 Tahun 2014 tentang

Kurikulum 2013 Pasal 5 (a) dan (b), yaitu materi mata pelajaran Muatan Lokal Bahasa

dan Sastra Sunda yang dirumuskan dalam bentuk dokumen berupa Kompetensi Dasar

dan Silabus. Di samping itu, materi pengembangan berbahasa Sunda pada PAUD

Page 36: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

36

didasarkan pada Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013

Pendidikan Anak Usia Dini.

B. PENGERTIAN

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

kepada anak sejak lahir sampai usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian

rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani

dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Kemampuan berbahasa Sunda adalah kemampuan berkomunikasi melalui bahasa

Sunda, yakni mengungkapkan pikiran dan perasaan dan bermain melalui bahasa yang

sederhana secara tepat.

C. FUNGSI

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memiliki beberapa fungsi, yakni

1. mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin pada anak;

2. mengenalkan anak dengan dunia sekitar;

3. menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik;

4. mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi;

5. mengembangkan keterampilan, kreativitas, dan kemampuan yang dimiliki anak;

dan

6. menyiapkan anak untuk memasuki pendidikan dasar.

Berkaitan dengan kemampuan berbahasa Sunda, pendidikan anak usia dini

berfungsi mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan bersosialisasi dengan

bahasa Sunda serta menumbuhkan sikap dan perilaku yang baik menggunakan tata

krama sunda (santun).

D. TUJUAN

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) bertujuan membantu anak dalam

mengembangkan berbagai potensi baik psikis maupun fisik, yang mencakup (1) nilai

agama dan moral; (2) fisik-motorik; (3) kognitif; (4) bahasa; (5) sosial-emosional; dan

(6) seni.

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR KEMAMPUAN BERBAHASA

SUNDA JENJANG PAUD

Kelompok anak usia 4-6 Tahun

Tujuan kurikulum PAUD mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi inti

sikap spiritual (KI-1), (2) kompetensi inti sikap sosial (KI-2), (3) kompetensi inti

pengetahuan (KI-3), dan (4) kompetensi inti keterampilan (KI-4). Kompetensi tersebut

dicapai melalui proses pembelajaran langsung dan tidak langsung yang terjadi secara

terintegrasi dan tidak terpisah.

Page 37: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

37

Pembelajaran langsung adalah proses pembelajaran melalui interaksi langsung

antara anak dengan sumber belajar yang dirancang dalam Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran Mingguan (RPPM) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian

(RPPH). Pembelajaran langsung berkenaan dengan pengembangan pengetahuan dan

keterampilan yang terkandung dalam Kompetensi Inti-3 (pengetahuan) dan

Kompetensi Inti-4 (keterampilan). Pembelajaran tidak langsung adalah pembelajaran

yang tidak dirancang secara khusus namun terjadi dalam proses pembelajaran

langsung. Melalui proses pembelajaran langsung untuk mencapai kompetensi

pengetahuan dan keterampilan akan terjadi dampak pada pengembangan nilai dan

sikap yang terkandung dalam Kompetensi Inti-1 (sikap spiritual) dan Kompetensi Inti-2

(sikap sosial).

Rumusan kompetensi inti (KI-1) sikap spiritual, yaitu “Menerima ajaran agama

yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi inti sikap sosial (KI-2), yaitu “Memiliki

perilaku hidup sehat, rasa ingin tahu, kreatif dan estetis, percaya diri, disiplin, mandiri,

peduli, mampu menghargai dan toleran kepada orang lain, mampu menyesuaikan diri,

jujur, rendah hati dan santun dalam berinteraksi dengan keluarga, pendidik, dan

teman.”

Indikator pencapaian perkembangan anak untuk KD pada KI Sikap Spiritual dan

KD pada KI Sikap Sosial tidak dirumuskan secara tersendiri. Pembelajaran untuk

mencapai KD-KD ini dilakukan secara tidak langsung (indirect teaching), tetapi melalui

pembelajaran untuk mencapai KD-KD pada KI Pengetahuan dan KI Keterampilan,

serta melalui pembiasaan dan keteladanan. Dengan kata lain, sikap positif anak akan

terbentuk ketika dia memiliki pengetahuan dan mewujudkan pengetahuan itu dalam

bentuk hasil karya dan/atau unjuk kerja. Contoh sikap positif itu adalah perilaku hidup

sehat, jujur, tanggung jawab, peduli, kreatif, kritis, percaya diri, disiplin, mandiri,

mampu bekerja sama, mampu menyesuaikan diri, dan santun.

Kompetensi pengetahuan dan keterampilan dirumuskan sebagai berikut.

Kompetensi Inti (KI-3):

Pengetahuan

Kompetensi Inti (KI-4):

Keterampilan

Mengenali diri, keluarga, teman,

pendidik, lingkungan sekitar, agama,

teknologi, seni, dan budaya di rumah,

tempat bermain dan satuan PAUD

dengan cara: mengamati dengan indera

(melihat, mendengar, menghidu, merasa,

meraba); menanya; mengumpulkan

informasi; menalar; dan mengomunika-

sikan melalui kegiatan bermain.

Menunjukkan yang diketahui, dirasakan,

dibutuhkan, dan dipikirkan melalui

bahasa, musik, gerakan, dan karya

secara produktif dan kreatif, serta

mencerminkan perilaku anak berakhlak

mulia.

3.1. Mengenal anggota tubuh dan

fungsinya dalam bahasa Sunda

(panon ningal, baham emam)

4.1. Menggunakan anggota tubuh dalam

bahasa Sunda (panon ningal,

baham, emam) untuk

Page 38: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

38

untuk pengembangan motorik

kasar dan motorik halus. (suku

leumpang, lumpat, leungeun

nyekel, irung ngambeu )

pengembangan motorik kasar dan

halus.

3.2. Mengenal gerakan anggota tubuh

yang dicontohkan dalam bahasa

Sunda (nagog, diuk, jéngké,

nangtung).

4.2 Menirukan gerakan anggota tubuh

yang dicontohkan dan

diperintahkan dalam bahasa

Sunda (nagog, diuk, jéngké,

nangtung).

3.3. Mengenal lingkungan sosial

(keluarga dan teman) dalam

bahasa Sunda (indung, bapa, aki,

nini, lanceuk, adi, bibi, emang)

4.3. Menyajikan karya yang

berhubungan dengan lingkungan

sosial (keluarga dan teman) dalam

bahasa Sunda.

3.4. Mengenal benda-benda di

sekitarnya (nama, warna, bentuk,

ukuran, sifat, jumlah, suara,

tékstur, fungsi, dan ciri-ciri lainnya)

dalam bahasa Sunda (cangkir

paranti eueut, beureum, hejo,

kasar,lemes)

4.4. Menyampaikan perihal benda-benda

di sekitar yang dikenal-nya (nama,

warna, bentuk, ukuran, sifat,

jumlah, suara, tékstur, fungsi, dan

ciri-ciri lainnya) dalam bahasa

Sunda melalui berbagai karya

(cangkir paranti eueut).

3.5. Mengenal lingkungan sekitar

(tempat tinggal, tempat ibadah,

budaya, dan transportasi) dalam

bahasa Sunda melalui bentuk

gambar, bercerita, bernyanyi, dan

gerak tubuh (tajug, pasar, karéta).

4.5. Menyajikan karya yang berhu-

bungan dengan lingkungan sekitar

(tempat tinggal, tempat ibadah,

budaya, dan transpor-tasi) dalam

bahasa Sunda me-lalui bentuk

gambar, bercerita, bernyanyi, dan

gerak tubuh.

3.6. Mengenal lingkungan alam (héwan,

tanaman, cuaca, tanah, air, batu-

batuan, dll.) dalam bahasa Sunda

melalui bentuk gambar, bercerita,

dan bernyanyi (reueuk, hujan,

poék, caang, cai hérang, meri,

éntog, hayam).

4.6. Menyajikan karya yang

berhubungan dengan

lingkungan alam (hewan,

tanaman, cuaca, tanah, air, batu-

batuan, dll.) dalam bahasa Sunda

melalui bentuk gambar, bercerita,

dan bernyanyi.

3.7. Mengenal teknologi sederhana

(peralatan rumah tangga,

peralatan bermain, perlatan

pertukangan) dalam bahasa

Sunda (cangkir, gelas, piring,

émbér, téko, dsb.)

4.7. Menggunakan teknologi seder-hana

untuk menyelesaikan tugas dan

kegiatannya (peralat-an rumah

tangga, peralatan bermain,

perlatan pertukangan) dalam

bahasa Sunda.

Page 39: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

39

3.8. Mengenal huruf awal melalui suara

benda, hewan, atau orang dengan

bahasa Sunda.

4.8. Menunjukkan kemampuan keak-

saraan awal melalui suara benda,

hewan, atau orang dengan bahasa

Sunda dalam berbagai bentuk

karya .

3.9. Mengenal emosi diri dan orang lain

4.9. Menunjukkan reaksi emosi diri

secara wajar

3.10. Mengenal kakawihan Sunda. 4.10. Melantunkan dan memperagakan

kakawihan Sunda.

3.11. Mengenal tegur sapa santun dalam

kata-kata bahasa Sunda (sampu-

rasun, wilujeng énjing).

4.11. Bertegur sapa santun dalam kata-

kata bahasa Sunda.

3.12. Mengenal tatakrama Sunda (reng-

kuh, gumujeng, sasalaman)

4.12. Menunjukkan tatakrama Sunda

(rengkuh, gumujeng, sasalaman)

3.13. Mengenal cara hidup sehat dengan

kata-kata bahasa Sunda (mandi,

ngosok huntu).

4.13. Mampu menolong diri sendiri untuk

hidup sehat mengguna-kan kata-

kata bahasa Sunda.

3.14. Mengenal nama-nama jenis ma-

kanan tradisional Sunda (comro,

misro, ulén, surabi, wajit).

4.14. Menyampaikan nama-nama jenis

makanan tradisional Sunda.

3.15. Mengenal berbagai gambar benda

dan kegiatan anak sehari-hari

(susuk, cangkir, kembang, payung,

nangka)

4.15. Menceritakan gambar benda dan

kegiatan anak sehari-hari.

3.16. Mengenal nama kejadian alam

dalam bahasa Sunda (gunung bitu,

taneuh urug, walungan caah)

melalui bentuk gambar, bercerita,

dan bernyanyi.

4.16. Menyajikan karya yang berhu-

bungan dengan dalam bahasa

Sunda (gunung bitu, taneuh urug,

walungan caah) melalui bentuk

gambar, berce-rita, dan bernyanyi.

3.17. Mengenal lambang angka 1—10

dengan kata-kata Sunda (hiji, dua,

tilu, opat, dst.)

4.17. Membilang banyak benda 1-10

dengan kata-kata bahasa Sunda

(hiji, dua, tilu, opat, dst.)

3.18. Mengenal kebutuhan, keinginan,

dan minat diri.( ulin, bobo,

hanaang, hareudang, tunduh)

4.18. Mengungkapkan kebutuhan, ke-

inginan, dan minat diri.

3.19. Mengenal kaulinan barudak sambil

kakawihan (sasalimpetan, huhu-

ian, tokécang, oray-orayan)

4.19. Memperagakan kaulinan barudak

sambil kakawihan.

3.20. Mengenal pupujian Sunda. 4.20. Melantunkan pupujian Sunda.

Page 40: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

40

F. TEMA-TEMA YANG DAPAT DIKEMBANGKAN DI PAUD

Tema adalah topik yang menjadi payung untuk mengintegrasikan seluruh konsep

dan muatan pembelajaran melalui kegiatan main dalam mencapai kompetensi dan

tingkat perkembangan yang diharapkan. Tema bukan merupakan tujuan pembelajaran

melainkan sarana untuk mengintegrasikan keseluruhan sikap dalam pengetahuan dan

keterampilan yanga ingin dibangun. Pada pelaksanaan pembelajaran, tema dan

kompetensi dasar dikembangkan menjadi muatan pembelajaran yang mencakup

materi pada kompetensi dasar bahasa Sunda yang berjumlah 20 KD sebagai bahan

yang akan dijadikan kegiatan-kegiatan untuk mencapai 4 (empat) kompetensi inti.

Tema Semester 1

No. Tema Alokasi Waktu

1 2 3

1 Diri Sendiri 3 Minggu

2 Lingkunganku 4 Minggu

3 Kebutuhanku 4 Minggu

4 Binatang 3 Minggu

5 Tanaman 3 Minggu

JUMLAH 17 Minggu

Tema Semester 2

No. Tema Alokasi Waktu

1 2 3

1 Rekreasi 3 Minggu

2 Pekerjaan 3 Minggu

3 Air, Udara, dan Api 2 Minggu

4 Alat Komunikasi 2 Minggu

5 Tanah Airku 3 Minggu

6 Alam Semesta 3 Minggu

JUMLAH 17 Minggu

G. PROSES DAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN BAHASA SUNDA DI PAUD

Kegiatan pembelajaran bahasa Sunda di PAUD dilaksanakan dengan

pendekatan bermain melalui praktek langsung melatih empat keterampilan berbahasa

Sunda. Kegiatan ini memiliki beberapa tujuan, yakni

1. Memperkenalkan ucapan kosa kata (nama-nama benda, tempat, dll.) dan

ungkapan dalam bahasa sunda yang ada atau terjadi di lingkungan sehari-hari;

2. Memperkaya pengetahuan dan penggunaan bahasa Sunda;

3. Membekali anak untuk banyak menggunakan bahasa Sunda daripada

pengetahuan bahasa Sunda;

Page 41: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

41

4. Memperluas pengalaman anak dalam berbahasa Sunda; dan

5. Memperluas wawasan tentang budaya urang Sunda secara sederhana pada anak.

Praktek langsung melatih keterampilan berbahasa Sunda mencakup empat

aspek, yakni

1. Ngaregepkeun (mendengarkan)

Mampu mengenal dan memahami bentuk dan jenis ucapan. Bagi anak usia dini,

mendengarkan ditekankan pada pengenalan dan pengucapan kembali bunyi-bunyi

bahasa.

2. Nyarita (berbicara )

Mampu mengungkapkan pesan (pikiran, perasaan, dan keinginan) dalam bentuk

dan jenis wacana lisan di berbagai kesempatan berbicara.

3. Pramaca (pramembaca)

Mampu mengenal dan memahami jenis dan bentuk lambang tulisan. Bagi anak

usia dini, membaca tidak ditekankan pada membaca tulisan, namun lebih pada

kemampuan keaksaraan yaitu peningkatan kosakata dan bahasa, kepekaan

mendengar dan memahami perbedaan bunyi, pengenalan huruf dan kata, penge-

tahuan bahasa lisan dan tulisan, pengenalan keaksaraan sebagai sumber yang

menyenangkan. Selain itu, anak dilatih untuk dapat membaca berbagai hal yang

ada hubungannya dengan ekspresi (ungkapan perasaan). Sebagai contoh, mem-

baca gambar, membaca situasi, membaca ekspresi orang, membaca cuaca, dsb.

4. Pranulis (pramenulis)

Mampu mengungkapkan pesan (pikiran, perasaan, dan keinginan) dalam jenis dan

bentuk tulisan. Pada anak usia dini, menulis dapat berupa coretan, gambar,

fingerpaint lukisan jari (finger paint), playdough, dsb.

H. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Pelaksanaan pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini terdiri dari 3 (tiga)

kegiatan utama, yaitu

1. Kegiatan Pembukaan

2. Kegiatan Inti

3. Kegiatan Penutup

1. Kegiatan Pembukaan

Penyambutan Kedatangan Anak

Penyambutan anak harus dilakukan guru dengan mengembangkan sikap senyum,

salam, sapa, santun dan sopan sesuai dengan budaya dan tatakrama urang sunda

yang selalu ramah dan santun. Salam yang digunakan adalah salam sunda yaitu

kedua telapak tangan disatukan dan rengkuh.

Page 42: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

42

Langkah-langkah:

a. Guru berdiri di gerbang sekolah.

b. Guru menebar senyuman kepada setiap peserta didik dan pengantarnya yang

datang, sambil mengucapkan salam, dilanjukan dengan menyapa anak dan orang

tua yang mengantarnya dengan penuh kesantunan dan kesopanan.

c. Pastikan guru memberikan layanan yang sama ke semua anak didik yang datang.

d. Guru mengantarkan anak masuk ke lokasi sekolah dan memfasilitasi anak untuk

memilih permainan yang telah disiapkan pendidik sesuai dengan minat anak.

Keterangan:

1. Mainan yang disediakan sebaiknya nyunda untuk hari ini.

2. Selama proses penyambutan sampai bel berbunyi, lagu/kawih barudak Sunda

terus dilantunkan.

2. Kegiatan Inti

a. Pengkondisian Kelas

Sebelum pembelajaran berlangsung, guru

1) Menyiapkan media dan alat bermain baik secara auditori maupun visual;

2) Mengorganisasikan anak secara berkelompok agar dapat mengikuti

pembe-lajaran secara efektif dan efisien;

3) Memastikan semua anak dapat mendengar, menyimak dan melihat

media penunjang pembelajaran, misalnya, gambar, CD, benda

sebenarnya/tiruan dan senantiasa mengontrol konsentrasi anak; serta

4) Mempelajari materi pembelajaran sehari sebelum pelaksanaan pembe-lajaran.

b. Alat/Media yang digunakan

Alat yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran adalah CD Player atau

laptop, CD, atau alat lain yang sesuai dengan kelompok usia (3-4 tahun, 4-5

tahun, 5-6 tahun), serta alat penunjang lain.

c. Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran dilaksanakan dengan kegiatan sebagai berikut.

1) Lantunkan kawih barudak sejak pagi atau sejak kedatangan anak-anak di

hari basa Sunda, misalnya, Kota Bandung setiap hari Rabu (kab/kota lain

sesuai peraturan masing-masing) dengan tujuan anak terbiasa

mendengar kawih serta musiknya seperti kacapi suling dan ilustrasi

kesundaan lainnya.

2) Setelah bel berbunyi, anak-anak berkumpul di suatu tempat yang luas

(sesuai kemampuan lembaga masing-masing bisa juga di kelas bagi yang

tidak mempunyai aula) untuk melakukan gerak badan dan berbaris

bernyanyi bermain/kaulinan Sunda seperti huhuian dan tokécang,

Page 43: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

43

sehingga telinga anak terbiasa mendengar nuansa Sunda. Hal ini

dilakukan secara rutin pada hari basa Sunda dan diperkuat di hari-hari

biasa di luar hari basa Sunda.

3) Memasuki kegiatan inti pembelajaran bahasa Sunda, guru mengarahkan

dan memotivasi anak agar bersiap dengan duduk melingkar untuk

mendengar-kan guru.

4) Selama proses pembelajaran, guru mencatat seluruh aktivitas yang

dilakukan baik keterampilan maupun perilaku anak dalam catatan

peristiwa (anecdotal record) sebagai rekaman hasil pembelajaran.

5) Di akhir kegiatan, guru secara langsung mengulang dengan ringkas

tentang pembelajaran hari itu.

6) Setelah proses pembelajaran berakhir, melantunkan kembali kawih

barudak Sunda untuk menutup kegiatan.

d. Penilaian

1) Instrumen penilaian yang digunakan adalah format observasi catatan

anekdot, catatan hasil karya anak, dan catatan unjuk kerja.

2) Penilaian yang digunakan adalah penilaian proses menggunakan

instrumen tersebut di atas dengan penekanan kemampuan yang

ditunjukkan anak dalam berbahasa dan berperialku nyunda

3) Seluruh hasil penilaian digunakan untuk mengukur keberhasilan

pembelajaran berbahasa Sunda sebagai acuan tindak lanjut guru agar

pembelajaran berhasil.

e. Materi dan Submateri

Materi yang diberikan sebagai muatan pembelajaran bahasa Sunda dapat

berupa

1) Aktivitas anak yang mengandung nilai-nilai perilaku tatakrama Sunda

seperti sopan santun wawanohan, hormat tilawat ka ibu rama, nyaah ka

sato;

2) Kaulinan barudak Sunda;

3) Kawih murangkalih yang sesuai dengan tema pembelajaran;

4) Dongeng/carita Ssunda yang mengandung nilai-nilai budaya Sunda;

5) Gambar seri; dan

6) Aktivitas anak seperti mewarnai, membilang, mengarsir, dsb.

f. Metode/Teknik

1) Bermain

2) Bernyanyi

3) Penugasan (individu dan kelompok)

4) Bercerita

5) Kerja kelompok

Page 44: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

44

g. Alokasi Waktu

Alokasi waktu penyampaian pembelajaran adalah satu minggu satu kali

selama 150 menit ntuk kelompok A dan B ( 4-6 th ), 120 menit untuk kelompok

bermain usia (3-4 tahun) dengan pembagian sbb: (1) Kegiatan pembukaan 30

menit, (2) Inti 60 menit, (3) istirahat makan main 30 menit dan (4) penutup 30

menit. Untuk Kelompok bermain kegiatan inti hanya 45 menit istirahat main 45

menit selebihnya sama.

3. Kegiatan Penutup

Kegiatan penutup dilakukan dengan memberikan penenangan pada anak,

misalnya, mengulang kawih atau cerita yang telah didengar pada hari itu.

GUBERNUR JAWA BARAT,

AHMAD HERYAWAN

Page 45: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

45

LAMPIRAN 2B KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT

NOMOR :

TANGGAL :

TENTANG : KURIKULUM TINGKAT DAERAH MUATAN

LOKAL MATA PELAJARAN BAHASA DAN

SASTRA DAERAH BERDASARKAN

KURIKULUM 2013 EDISI REVISI

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR (KIKD)

MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA SUNDA

JENJANG SD/MI

A. RASIONAL

Matapelajaran Bahasa dan Sastra Sunda adalah matapelajaran Muatan Lokal

yang berdiri sendiri. Ketetapan kebijakan ini sejalan dengan Permendikbud Nomor

79 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pasal 1 s.d 4. Atas dasar itulah, maka

materi pembe-lajaran yang tertuang dalam matapelajaran Bahasa dan Sastra

Sunda mengutamakan keunggulan dan kearifan daerah.

KI-KD Kurikulum 2013 Muatan Lokal Matapelajaran Bahasa dan Sastra

Sunda serta revisinya diberlakukan berdasarkan beberapa peraturan perundang-

undangan, antara lain: (1) UU No. 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah dan UU

No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; (2) UU No. 24/2009 tentang

Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan; (3) Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,

Bab III Pasal 7 Ayat 3 - 8, yang menyatakan bahwa dari SD/MI/SDLB, SMP/MTs./

SMPLB, SMA/MAN/SMALB, dan SMK/MAK diberikan pengajaran muatan lokal

yang relevan; (4) Permendikbud No. 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013 tentang

Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah SD/MI,

SMP/MTs, SMA/SMK/MA; (5) Permendikbud No. 79/2014 tentang Kurikulum 2013,

Pasal 5 (a) dan (b), yaitu materi matapelajaran Muatan Lokal Bahasa dan Sastra

Sunda yang dirumuskan dalam bentuk dokumen berupa Kompetensi Dasar dan

Silabus; (6) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.

20, 21, 22, dan 23 Tahun 2016 tentang Standar Kelulusan, Standar Isi, Standar

Proses, dan Standar Penilaian; (7) Perda No. 14/2014 tentang Pemeliharan

Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah; (8) Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 69

Page 46: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

46

Tahun 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah pada

Jenjang Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; (9) Surat Edaran Kepala Dinas

Pendidikan Provinsi Jawa Barat Nomor 423/2372/Set-disdik tertanggal 26 Maret

2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah pada Jenjang SD/MI,

SMP/MTs, SMA/SMK/MA; serta (10) Rekomendasi UNESCO tahun 1999 tentang

Pemeliharaan Bahasa-bahasa Ibu di Dunia.

B. PENGERTIAN

Dalam Permendikbud Nomor 24 Tahun 2014 tentang KIKD Pelajaran pada

Kurikulum 2013 disebutkan bahwa kompetensi inti merupakan tingkat kemampuan

untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta

didik pada setiap tingkat kelas, sedangkan kompetensi dasar merupakan

merupakan kemampuan dan materi pembelajaran minimal yang harus dicapai

peserta didik untuk suatu mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan

yang mengacu pada kompetensi inti.

Kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Sunda adalah

program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berba-hasa, dan sikap

positif terhadap bahasa dan sastra Sunda.

C. FUNGSI

KI-KD berfungsi sebagai acuan bagi guru-guru di sekolah dalam menyusun

kurikulum mata pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda sehingga segi-segi

pengembangan pengetahuan, keterampilan, serta sikap berbahasa dan bersastra

Sunda dapat terprogram secara terpadu.

KI-KD ini disusun dengan mempertimbangkan kedudukan bahasa Sunda

sebagai bahasa daerah dan sastra Sunda sebagai sastra Nusantara. Pertimbangan

itu berkonsekuensi pada fungsi mata pelajaran bahasa Sunda sebagai (1) sarana

pembinaan sosial budaya regional Jawa Barat; (2) sarana peningkatan

pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam rangka pelestarian dan

pengembangan budaya; (3) sarana peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan

sikap untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (4)

sarana pembakuan dan penyebarluasan pemakaian bahasa Sunda untuk berbagai

keperluan; (5) sarana pengembangan penalaran; dan (6) sarana pemahaman

aneka ragam budaya Sunda.

Page 47: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

47

D. TUJUAN

Pertimbangan rasionalisasi, pengertian, dan fungsi di atas itu berkonsekuensi

pula pada tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Sunda, yang secara umum

diharapkan agar peserta didik mencapai tujuan-tujuan berikut.

1. Peserta didik beroleh pengalaman berbahasa dan bersastra Sunda.

2. Peserta didik menghargai dan membanggakan bahasa Sunda sebagai bahasa

daerah di Jawa Barat, yang juga merupakan bahasa ibu bagi sebagian besar

masyarakatnya.

3. Peserta didik memahami bahasa Sunda dari segi bentuk, makna, dan fungsi,

serta mampu menggunakannya secara tepat dan kreatif untuk berbagai konteks

(tujuan, keperluan, dan keadaan).

4. Peserta didik mampu menggunakan bahasa Sunda untuk meningkatkan

kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial.

5. Peserta didik memiliki kemampuan dan kedisiplinan dalam berbahasa Sunda

(berbicara, menulis, dan berpikir).

6. Peserta didik mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra Sunda untuk

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa Sunda,

mengembangkan kepribadian, dan memperluas wawasan kehidupan.

7. Peserta didik menghargai dan membanggakan sastra Sunda sebagai khazanah

budaya dan intelektual manusia Sunda.

E. TEMA UNTUK SEKOLAH DASAR

Tabel 3.1: DAFTAR TEMA DAN ALOKASI WAKTUNYA KELAS I-III

KELAS I KELAS II KELAS III

TEMA WAKTU TEMA WAKTU TEMA WAKTU

1. Diri Sendiri 4

Minggu 1. Hidup Rukun

4 Minggu

Sayangi Hewan dan Tumbuhan di Sekitar

4 Minggu

2. Kegemaranku 4

Minggu

2. Bermain di Lingkunganku

4 Minggu

Pengalaman yang Mengesankan

4 Minggu

3. Kegiatanku 4

Minggu

3. Tugasku Sehari-hari

4 Minggu

Mengenal Cuaca dan Musim

4 Minggu

4. Keluargaku 4

Minggu

4. Aku dan Sekolahku

4 Minggu

Ringan Sama Dijinjing Berat Sama Dipikul

4 Minggu

5. Pengalamanku 4

Minggu

5. Hidup Bersih dan Sehat

4 Minggu

Mari Kita Bermain dan Berolahraga

4 Minggu

Page 48: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

48

6. Lingkungan Bersih, Sehat, dan Asri

4 Minggu

6. Air, Bumi, dan Matahari

4 Minggu

Indahnya Persahabatan

4 Minggu

7. Benda, Binatang, dan Tanaman di sekitarku

4 Minggu

7. Merawat Hewan dan Tumbuhan

4 Minggu

Mari Kita Hemat Energi untuk Masa Depan

4 Minggu

8. Peristiwa Alam 4

Minggu

8. Keselamatan di Rumah dan Perjalanan

4 Minggu

Berperilaku Baik dalam Kehidupan Sehari-hari

4 Minggu

Tabel 3.2: DAFTAR TEMA DAN ALOKASI WAKTUNYA KELAS IV-VI

KELAS IV KELAS V KELAS VI

TEMA WAKTU TEMA WAKTU TEMA WAKTU

1. Indahnya Kebersamaan

4 Minggu

1. Bermain dengan Benda-benda di Sekitar

4 Minggu

1. Selamatkan Makhluk Hidup

4 Minggu

2. Selalu Berhemat Energi

4 Minggu

2. Peristiwa dalam Kehidupan

4 Minggu

2. Persatuan dalam Perbedaan

4 Minggu

3. Peduli terhadap Makhluk Hidup

4 Minggu

3. Hidup Rukun 4 Minggu 3. Tokoh dan

Penemu 4 Minggu

4. Berbagai Pekerjaan

4 Minggu

4. Sehat itu Penting

4 Minggu 4. Globalisasi 4 Minggu

5. Menghargai Jasa Pahlawan

4 Minggu

5. Bangga sebagai Bangsa Indonesia

4 Minggu 5. Wirausaha 4 Minggu

6. Indahnya Negeriku

4 Minggu

6. Menjaga Kelestarian Lingkungan

4 Minggu 6. Kesehatan

Masyarakat 4 Minggu

7. Cita-citaku 4

Minggu

7. Makanan Sehat dan Bergizi

4 Minggu

8. Daerah Tempat Tinggalku

4 Minggu

8. Peristiwa alam (bencana/musibah)

4 Minggu

Page 49: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

49

F. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN

BAHASA DAN SASTRA SUNDA JENJANG SD/MI

KELAS I

Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap

spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan

ekstrakurikuler.

Rumusan kompetensi sikap spiritual, yaitu “menerima, menjalankan, dan

menghargai ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap

sosial, yaitu “menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,

dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya

serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak

langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah

dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi

peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang

proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru

dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan dirumuskan sebagai

berikut.

TEMA

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)

KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpai di rumah, sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan peri-laku anak beriman dan berakhlak mulia.

KOMPETENSI DASAR 3 KOMPETENSI DASAR 4

1. Diri Sendiri

3.1 Mengenal vokal dan konsonan pada teks seder-hana tentang merawat diri sendiri (melalui menye-butkan anggota badan, memperkenalkan diri, cara merawat diri).

4.1 Melafalkan dan menyalin vokal dan konsonan, (cara menulis di udara di buku, menjiplak dan menyambung huruf) tentang merawat diri sendiri.

Page 50: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

50

2. Kegemaranku

3.2 Mengenal kata pada teks sederhana tentang kegemar-anku.

4.2 Melafalkan dan menyalin kata tentang kegemaranku.

3. Kegiatanku

3.3 Mengetahui dan mema-hami kata pada teks sederhana tentang kegi-atanku (di rumah, sekolah, dan di lingkungan tempat bermain).

4.3 Menyalin dan merangkaikan huruf menjadi sebuah kata yang terdiri dari dua suku kata ten-tang kegiatanku (di rumah, di sekolah, atau di lingkungan tempat ber-main).

4. Keluargaku

3.4 Mengenal dan memahami teks sederhana tentang keluargaku secara lisan dan tulis melalui gambar, foto keluarga dan/atau bagan silsilah keluarga.

4.4 Mengucapkan kosa kata yang tepat tentang keluar-gaku berdasarkan gambar, foto keluarga dan/atau gambar.

5. Pengalamanku 3.5 Memahami isi teks sederhana

tentang pengalamanku.

4.5 Menceritakan dan menya-lin teks sederhana tentang pengalamanku.

6. Lingkungan Bersih, Sehat, dan Asri

3.6 Mengenal dan mema-hami isi teks sederhana tentang ling-kungan bersih, sehat, dan asri.

4.6 Menyalin teks sederhana tentang lingkungan bersih, sehat, dan asri.

7. Benda, Binatang, dan Tanaman di sekitarku

3.7 Mengenal dan mema-hami teks sederhana, tentang benda, binatang, dan tanaman yang terdapat di sekitarku.

4.7 Merangkaikan kata ten-tang benda, binatang, dan tanaman di sekitarku menjadi kalimat seder-hana.

8. Peristiwa Alam 3.8 Memahami isi teks kaka-wihan

tentang peristiwa alam.

4.8 Menyanyikan kakawihan ten-tang peristiwa alam.

KELAS II

Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap

spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan

ekstrakurikuler.

Rumusan kompetensi sikap spiritual, yaitu “menerima, menjalankan, dan

menghargai ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap

sosial, yaitu “menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta

cinta tanah air”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak

Page 51: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

51

langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah

dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi

peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepan-jang

proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru

dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

Kompetensi Pengetahuan dan Kompetensi Keterampilan dirumuskan sebagai

berikut.

TEMA

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)

KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkanrasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpai di rumah, sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencer-minkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

KOMPETENSI DASAR 3 KOMPETENSI DASAR 4

1. Hidup Rukun

3.1 Mengenal dan mema hami teks pupuh tentang hidup rukun.

4.1 Melantunkan teks pupuh tentang hidup rukun.

2. Bermain di Lingkunganku

3.2 Memahami isi teks sederhana tentang ber-main di lingkunganku.

4.2 Membaca nyaring dan menceritakan isi teks sederhana tentang bermain di lingkunganku.

3. Tugasku Sehari-hari

3.3 Memahami cerita bergambar tentang tu-gasku sehari-hari (di rumah, di sekolah, dan di lingkungan tempat bermain).

4.3 Menyusun kalimat ten-tang tugas sehari-hari ber-dasarkan cerita bergambar, kemudian membacakannya dengan lafal dan intonasi yang benar

4. Aku dan Sekolahku

3.4 Memahami isi teks narasi sederhana ten-tang aku dan sekolahku

4.4 Membaca nyaring mencerita-kan teks narasi sederhaana tentang aku dan sekolahku

5. Hidup Bersih dan Sehat

3.5 Memahami teks per-cakapan sederhana tentang hidup bersih dan sehat (di rumah, di sekolah dan di ling-kungan tempat bermain)

4.5 Menyajikan percakapan dengan teman tentang hidup bersih dan sehat dengan intonasi yang benar.

Page 52: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

52

6. Air, Bumi,

dan Matahari

3.6 Mengenal puisi sederhana yang berisi tentang air dan bumi.

4.6 Membacakan puisi seder-hana tentang air, bumi, dan mata-hari dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.

7. Merawat Hewan dan Tumbuhan

3.7 Mengenal teks tentang me-rawat hewan dan tumbuhan.

4.7 Menceritakan kembali isi teks tentang merawat hewan dan tumbuhan.

8. Keselamatan di Rumah dan Perjalanan

3.8 Memahami isi teks sederhana tentang keselamatan di rumah dan di perjalanan.

4.8 Menyusun kata menjadi kalimat tentang keselamatan di rumah dan perjalanan dengan intonasi benar.

KELAS III

Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap

spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan

ekstrakurikuler.

Rumusan kompetensi sikap spiritual, yaitu “menerima, menjalankan, dan

menghargai ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap

sosial, yaitu “menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,

dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya

serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak

langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah

dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi

peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang

proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru

dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan dirumuskan sebagai

berikut.

Page 53: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

53

TEMA

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)

KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

3. Memahami pengetahuan fak-tual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, mem-baca) dan menanya berdasar-kan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpai di rumah, sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan fak-tual dalam bahasa yang jelas dan logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencer-minkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

KOMPETENSI DASAR 3 KOMPETENSI DASAR 4

1. Sayangi hewan dan Tumbuhan di sekitar kita.

3.1 Memahami isi teks pupuh ten-tang menyayangi hewan dan tumbuhan.

4.1 Melantunkan pupuh tentang menyayangi hewan dan tumbuhan.

2. Pengalaman yang menge-sankan

3.2 Memahami isi teks narasi sederhana tentang penga-laman yang mengesankan.

4.2 Membaca nyaring teks narasi sederhana tentang penga-laman yang mengesankan dengan lafal dan intonasi yang benar.

3. Mengenal cuaca dan musim

3.3 Memahami isi teks seder-hana tentang cuaca dan musim (melalui teks lagu gambar, tayangan video).

4.3 Menyajikan teks deskripsi sederhana tentang cuaca dan musim dalam bahasa lisan dan tulis.

4. Ringan sama dijinjing berat sama dipikul

3.4 Memahami isi teks percakapan sederhana tentang kehidupan bergotong royong.

4.4 Mendemonstrasikan teks per-cakapan sederhana tentang kehidupan bergotong royong.

5. Mari kita bermain dan berolahraga

3.5 Mengetahui isi teks kakawihan tentang bermain dan berolah-raga

4.5 Melantunkan kakawihan ten-tang bermain dan berolah-raga.

6. Indahnya Persahabatan

3.6 Memahami isi dongeng tentang indahnya persaha-batan.

4.6 Menceritakan kembali isi dongeng tentang indahnya persahabatan dengan lafal dan intonasi yang benar

7. Mari kita hemat energi untuk masa depan

3.7 Memahami isi teks argumen-tasi sederhana tentang hemat energi

4.7 Menceritakan isi teks, dan menyampaikan alasan pen-tingnya berhemat energi untuk masa depan

8. Berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari

3.8 Mengidentifikasi isi percakap-an tentang berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari

4.8 Memeragakan percakapan tentang berperilaku baik dalam kehidupan sehari-hari

Page 54: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

54

KELAS IV

Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap

spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan

ekstrakurikuler.

Rumusan kompetensi sikap spiritual, yaitu “menerima, menjalankan, dan

menghargai ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap

sosial, yaitu “menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,

dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya

serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak

langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah

dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi

peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang

proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru

dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan dirumuskan sebagai

berikut.

KOMPETENSI INTI 3

(PENGETAHUAN)

KOMPETENSI INTI 4

(KETERAMPILAN)

TEMA

KI 3 3. Memahami pengetahuan fak-

tual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, mem-baca) dan menanya berdasar-kan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpai di rumah, sekolah.

KI 4 4. Menyajikan pengetahuan fak-

tual dalam bahasa yang jelas dan logis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencer-minkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

KOMPETENSI DASAR 3 KOMPETENSI DASAR 4

1. Indahnya Kebersa-maan

3.1 Mengenal isi teks pupujian tentang indahnya kebersa-maan.

4.1 Melantunkan teks pupujian dan menyusun kalimat sederhana tentang indahnya keber-samaan

Page 55: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

55

2. Selalu berhemat energi

3.2 Memahami isi teks argumen-tasi sederhana tentang selalu berhemat energi.

4.2 Menceritakan isi teks argu-mentasi sederhana tentang selalu berhemat energi.

3. Peduli terhadap makhluk hidup

3.3 Memahami isi teks percakapan tentang peduli terhadap sesama mahluk hidup.

4.3 Memeragakan percakapan tentang peduli terhadap sesama mahluk hidup dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang benar.

4. Berbagai Pekerjaan

3.4 Memahami isi teks deskripsi sederhana tentang berbagai pekerjaan (gambar berbagai jenis pekerjaan)

4.4 Menyusun karangan pendek berdasarkan gambar tentang

berbagai jenis pekerjaan dengan menggunakan ejaan yang tepat.

5. Menghargai Jasa Pahlawan

3.5 Memahami isi teks narasi sederhana tentang menghargai jasa pahlawan dari tatar Sunda

4.5 Menceritakan isi teks narasi sajak tentang menghargai jasa pahlawan dari tatar Sunda secara lisan.

6. Indahnya Negeriku

3.6 Memahami isi teks sajak ten-tang indahnya negeriku.

4.6 Membaca teks sajak tentang indahnya negeriku dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.

7. Cita-citaku

3.7 Memahami isi teks kawih tentang cita-citaku.

4.7 Melantunkan kawih tentang cita-citaku.

8. Daerah tempat tinggalku

3.8 Memahami isi teks percakapan tentang daerah tempat tinggal-ku.

4.8 Memeragakan percakapan ten-tang daerah temat tinggalku dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang benar.

KELAS V

Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap

spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan

ekstrakurikuler.

Rumusan kompetensi sikap spiritual, yaitu “menerima, menjalankan, dan

menghargai ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap

sosial, yaitu “menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,

dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya

serta cinta tanah air”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak

langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah

Page 56: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

56

dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi

peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang

proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru

dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan dirumuskan sebagai

berikut.

TEMA

KOMPETENSI INTI 3

(PENGETAHUAN)

KOMPETENSI INTI 4

(KETERAMPILAN)

3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpai di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.

4. Menyajikan pengetahuan fak-tual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis, dan kritis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

KOMPETENSI DASAR 3 KOMPETENSI DASAR 4

1. Bermain

dengan

benda-

benda di

sekitar

3.1 Memahami isi teks des-kripsi tentang kaulinan barudak yang menggu-nakan benda di sekitar.

4.1 Memeragakan kaulinan baru-dak yang menggunakan benda di sekitar.

2. Peristiwa

dalam

kehidupan

3.2 Memahami isi teks narasi ten-tang peristiwa dalam kehidupan (pengalaman yang menyenang-kan, menyedihkan, berkesan)

4.2 Membuat ringkasan dari teks narasi tentang peristiwa dalam kehidupan (pengalaman yang menyenangkan, menyedihkan, berkesan)

3. Hidup

rukun 3.3 Memahami isi teks guguritan

tentang hidup rukun.

4.3 Menembangkan dan menceri-takan isi teks guguritan tantang hidup rukun.

4. Sehat itu

penting

3.4 Memahami isi teks percakapan tentang sehat itu penting.

4.4 Menceritakan isi téks perca-kapan tentang sehat itu penting dan memeragakannya.

5. Bangga

sebagai

bangsa

Indonesia

3.5 Memahami teks kawih tentang bangga sebagai bangsa Indonesia.

4.5 Melantunkan dan mence-ritakan isi teks kawih tentang bangga sebagai bangsa Indonesia.

6. Menjaga

kelestarian

lingkungan

3.6 Memahami isi teks sajak tentang menjaga kelestarian lingkungan.

4.6 Membacakan teks sajak ten-tang menjaga kelestarian ling-kungan dengan lafal, intonasi, dan ekspresi yang tepat.

Page 57: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

57

7. Makanan

sehat dan

bergizi

3.7 Memahami isi teks eksposisi sederhana tentang makanan sehat dan bergizi (makanan tradisional Sunda).

4.7 Menyajikan teks eksposisi sederhana tentang makanan sehat dan bergizi (makanan tradisional Sunda) baik secara lisan maupun tulis.

8. Peristiwa

alam

(bencana/

musibah)

3.8 Memahami isi teks carpon tentang suatu peristiwa alam (bencana/ musibah)

4.8 Menceritakan kembali isi téks carpon tentang suatu peris-tiwa alam (bencana/ musibah) dengan kata-kata sendiri

KELAS VI

Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap

spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan/atau

ekstrakurikuler.

Rumusan kompetensi sikap spiritual, yaitu “menerima, menjalankan, dan

menghargai ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap

ocial, yaitu “menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta

cinta tanah air”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak

langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah

dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi

peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepan­jang

proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru

dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan dirumuskan sebagai

berikut.

TEMA

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN)

KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

3. Memahami pengetahuan fak-tual dan konseptual dengan cara mengamati, menanya, dan mencoba berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpai di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis, dan kritis dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencermin-kan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Page 58: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

58

KOMPETENSI DASAR 3 KOMPETENSI DASAR 4

1. Selamatkan makhluk hidup

3.1 Memahami isi teks carita pondok tentang penyelamat-an makhluk.

4.1 Menceritakan isi teks carpon tentang penyelamatan mahluk.

2. Persatuan dalam perbedaan

3.2 Memahami isi teks argumen-tasi tentang persatuan dalam perbedaan (melalui kegiatan mengamati gambar dan tayangan video).

4.2 Menyajikan isi teks argumentasi tentang persatuan dalam perbedaan baik secara lisan maupun tulis.

3. Tokoh dan Penemu

3.3 Memahami isi teks biografi tokoh Sunda sebagai teladan dan kebanggaan masyarakat.

4.3 Menceritakan kembali isi bagian teks biografi tokoh Sunda sebagai teladan dan kebang-gaan masyarakat.

4. Globalisasi

3.4 Memahami isi teks des-kripsi tentang globalisasi.

4.4 Menceritakan kembali isi teks tentang globalisasi.

5. Wirausaha 3.5 Memahami isi teks wawan-

cara tentang wirausaha. 4.5 Menyajikan teks laporan hasil

wawancara tentang wirausaha

6. Kesehatan

masyarakat

3.6 Mengamati isi teks pidato tentang kesehatan masya-rakat.

4.6 Membacakan teks pidato ten-tang kesehatan masyarakat dengan suara nyaring.

GUBERNUR JAWA BARAT,

AHMAD HERYAWAN

Page 59: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

59

LAMPIRAN 2C KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT

NOMOR :

TANGGAL :

TENTANG : KURIKULUM TINGKAT DAERAH MUATAN

LOKAL MATA PELAJARAN BAHASA DAN

SASTRA DAERAH BERDASARKAN

KURIKULUM 2013 EDISI REVISI

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR (KIKD)

MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA SUNDA

JENJANG SMP/MTs

A. RASIONAL

Matapelajaran Bahasa dan Sastra Sunda adalah matapelajaran Muatan Lokal

yang berdiri sendiri. Ketetapan kebijakan ini sejalan dengan Permendikbud Nomor 79

Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pasal 1 s.d 4. Atas dasar itulah, maka materi

pembelajaran yang tertuang dalam matapelajaran Bahasa dan Sastra Sunda

mengutamakan keunggulan dan kearifan daerah.

KI-KD Kurikulum 2013 Muatan Lokal Matapelajaran Bahasa dan Sastra Sunda

serta revisinya diberlakukan berdasarkan beberapa peraturan perundang-undangan,

antara lain: (1) UU No. 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah dan UU No. 20/2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional; (2) UU No. 24/2009 tentang Bendera, Bahasa,

dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan; (3) Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab III Pasal 7 Ayat 3--8,

yang menyatakan bahwa dari SD/MI/SDLB, SMP/MTs./ SMPLB, SMA/MAN/SMALB,

dan SMK/MAK diberikan pengajaran muatan lokal yang relevan; (4) Permendikbud No.

67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum

Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA; (5)

Permendikbud No. 79/2014 tentang Kurikulum 2013, Pasal 5 (a) dan (b), yaitu materi

matapelajaran Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Sunda yang dirumuskan dalam

bentuk dokumen berupa Kompetensi Dasar dan Silabus; (6) Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 20, 21, 22, dan 23 Tahun 2016

tentang Standar Kelulusan, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian; (7)

Perda No. 14/2014 tentang Pemeliharan Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah; (8)

Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 69 Tahun 2013 tentang Pembelajaran Muatan

Page 60: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

60

Lokal Bahasa dan Sastra Daerah pada Jenjang Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah; (9) Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Nomor

423/2372/Set-disdik tertanggal 26 Maret 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal

Bahasa Daerah pada Jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA; serta (10) Rekomen-

dasi UNESCO tahun 1999 tentang Pemeliharaan Bahasa-bahasa Ibu di Dunia.

B. PENGERTIAN

Dalam Permendikbud Nomor 24 Tahun 2014 tentang KIKD Pelajaran pada

Kurikulum 2013 disebutkan bahwa kompetensi inti merupakan tingkat kemampuan

untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik

pada setiap tingkat kelas, sedangkan kompetensi dasar merupakan merupakan

kemampuan dan materi pembelajaran minimal yang harus dicapai peserta didik untuk

suatu matapelajaran pada masing-masing satuan pendidikan yang mengacu pada

kompetensi inti.

Kompetensi inti dan kompetensi dasar matapelajaran Bahasa Sunda adalah

program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap

positif terhadap bahasa dan sastra Sunda.

C. FUNGSI

Kompetensi inti dan kompetensi dasar berfungsi sebagai acuan bagi guru-guru di

sekolah dalam menyusun kurikulum matapelajaran Bahasa dan Sastra Sunda sehingga

segi-segi pengembangan pengetahuan, keterampilan, serta sikap berbahasa dan

bersastra Sunda dapat terprogram secara terpadu.

Kompetensi Inti dan kompetensi dasar ini disusun dengan mempertimbangkan

kedudukan bahasa Sunda sebagai bahasa daerah dan sastra Sunda sebagai sastra

Nusantara. Pertimbangan itu berkonsekuensi pada fungsi matapelajaran Bahasa Sunda

sebagai (1) sarana pembinaan sosial budaya regional Jawa Barat; (2) sarana

peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam rangka pelestarian dan

pengembangan budaya; (3) sarana peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap

untuk meraih dan mengem-bangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (4) sarana

pembakuan dan penyebarluasan pemakaian bahasa Sunda untuk berbagai keperluan;

(5) sarana pengembangan penalaran; dan (6) sarana pemahaman aneka ragam budaya

daerah (Sunda).

Page 61: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

61

D. TUJUAN

Pertimbangan itu berkonsekuensi pula pada tujuan pembelajaran bahasa dan

sastra Sunda yang secara umum agar Peserta didik mencapai tujuan-tujuan berikut.

1. Peserta didik beroleh pengalaman berbahasa dan bersastra Sunda.

2. Peserta didik menghargai dan membanggakan bahasa Sunda sebagai bahasa

daerah di Jawa Barat, yang juga merupakan bahasa ibu bagi sebagian besar

masyarakatnya.

3. Peserta didik memahami bahasa Sunda dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta

mampu menggunakannya secara tepat dan kreatif untuk berbagai konteks (tujuan,

keperluan, dan keadaan).

4. Peserta didik mampu menggunakan bahasa Sunda untuk meningkatkan

kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial.

5. Peserta didik memiliki kemampuan dan kedisiplinan dalam berbahasa Sunda

(berbicara, menulis, dan berpikir).

6. Peserta didik mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra Sunda untuk

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa Sunda, mengembangkan

kepribadian, dan memperluas wawasan kehidupan.

7. Peserta didik menghargai dan membanggakan sastra Sunda sebagai khazanah

budaya dan intelektual manusia Sunda.

E. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN

BAHASA DAN SASTRA SUNDA JENJANG SMP/MTS

KELAS VII

Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap

spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut

dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.

Rumusan kompetensi sikap spiritual, yaitu “menerima, menjalankan, dan

menghargai ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap sosial,

yaitu “menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, santun, peduli, dan percaya

diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah

air”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect

teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan

karakteristik matapelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Page 62: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

62

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses

pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam

mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan dirumuskan sebagai

berikut.

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

3. Memahami pengetahuan (faktual,

konseptual, dan prosedural) berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang ilmu penge-

tahuan, teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam

ranah konkret (menggunakan, mengurai,

merangkai, memodifikasi, dan membuat)

dan ranah abstrak (menulis, membaca,

menghitung, menggambar, dan menga-

rang) sesuai dengan yang dipelajari di

sekolah dan sumber lain yang sama dalam

sudut pandang/teori.

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.1 Memahami dan mengidentifikasi kaidah,

bentuk, struktur teks, dan aspek kebaha-

saan paguneman tentang menyapa,

memperkenalkan diri, berpamitan,

memintai izin, mengucapkan terima

kasih, dan meminta maaf.

4.1 Menyusun dan mendemontrasikan teks

paguneman tentang menyapa, memper-

kenalkan diri, berpamitan, meminta izin,

meng-ucapkan terima kasih, dan

meminta maaf serta menanggapinya

dengan mem-perhatikan fungsi sosial,

struktur teks, dan aspek kebahasaan

yang benar dan sesuai konteks.

3.2 Mengidentifikasi jenis, ragam (varian),

istilah, dan prosedur kaulinan barudak

dengan memperhatikan fungsi sosial,

struktur teks, dan aspek kebahasaan.

4.2 Mendemonstrasikan jenis, ragam

(varian), dan prosedur kaulinan barudak

melalui pengamatan langsung dari

berbagai media dengan memperhatikan

fungsi sosial, struktur teks, dan aspek

kebahasaan.

3.3 Mengidentifikasi bentuk, struktur dan isi,

fungsi sosial, serta aspek kebahasaan teks

pupujian.

4.3 Melantunkan pupujian sesuai dengan ciri

khas daerah masing-masing dengan

memperhatikan fungsi sosial, struktur

teks dan aspek kebahasaan.

Page 63: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

63

3.4 Mengidentifikasi bentuk,stuktur, aspek

kebahasaan, dan isi teks narasi tentang

pengalaman pribadi.

4.4 Menyusun dan mengomunikasikan teks

narasi tentang pengalaman pribadi

dengan memperhatikan struktur teks

dan aspek kebahasaan.

3.5 Mengidentifikasi struktur, fungsi sosial,

aspek kebahasan, dan nilai-nilai kehi-

dupan yang terkandung dalam dongeng.

4.5 Menyusun dan mengomunikasikan

dongeng yang disimaknya dengan mem-

perhatikan struktur dan aspek kebaha-

saan, pelapalan dan lagu kalimat

(lentong), serta ekspresi yang tepat.

3.6 Mengidentifikasi ragam/jenis informasi,

bentuk, struktur teks, fungsi sosial, dan

aspek kebahasaan iklan layanan

masyarakat tentang berbagai kegiatan.

4.6 Menyusun dan mengomunikasikan iklan

layanan masyarakat tentang berbagai

kegiatan dengan memperhatikan fungsi

sosial, struktur teks, dan aspek

kebahasaan.

3.7 Mengidentifikasi bentuk dan struktur

teks, unsur, aspek kebahasaan, serta isi

dan amanat sajak.

4.7 Membaca/mendeklamasikan sajak de-

ngan penghayatan dan ekspresi yang

tepat, sesuai dengan struktur teks dan

aspek kebahasaan.

3.8 Mengidentifikasi bentuk dan tata cara

penulisan aksara Sunda sesuai dengan

kaidah-kaidahnya.

4.8 Menyusun dan menyajikan teks aksara

Sunda dengan memperhatikan

ketepatan bentuk dan kaidah penu-

lisannya.

KELAS VIII

Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap

spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut

dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.

Rumusan kompetensi sikap spiritual, yaitu “menerima, menjalankan, dan

menghargai ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap sosial,

yaitu “menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya

diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah

air”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect

teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan

karakteristik matapelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Page 64: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

64

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses

pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam

mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan dirumuskan sebagai

berikut.

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

3. Memahami pengetahuan (faktual, kon-septual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.

4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan menga-rang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.1 Mengidentifikasi bentuk, struktur teks, unsur dan aspek kebahasaan rumpaka kawih.

4.1 Mengomunikasikan rumpaka kawih atau melantunkannya dengan memper-hatikan ekspresi dan teknik vokal.

3.2 Mengidentifikasi struktur teks dan aspek kebahasaan teks warta (berita).

4.2 Mengekspresikan teks warta (berita) dengan memperhatikan irama/tempo, artikulasi, dan lentong kalimat.

3.3 Memahami dan mengidentifikasi bentuk, struktur teks, aspek kebahasaan, dan fungsi sosial puisi sisindiran.

4.3 Mengekspresikan sisindiran dalam ben-tuk tulisan dan lisan (misalnya melalui poster, meme, atau tempas sindir) dengan memperhatikan struktur, ekspresi, dan lentong kalimat.

3.4 Memahami dan mengidentifikasi struk-tur teks dan aspek kebahasaan artikel tentang seni budaya Sunda.

4.4 Menyajikan dan menanggapi artikel bertema seni budaya Sunda dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur, dan aspek kebahasaan.

3.5 Mengidentifikasi bentuk, struktur, kaidah, dan aspek kebahasaan guguritan pupuh durma dan mijil.

4.5 Mengekspresikan guguritan pupuh Durma dan Mijil dengan memperhatikan ekspresi dan teknik vokal.

3.6 Memahami dan mengiden-tifikasi fungsi sosial, struktur, dan aspek kebahasaan teks memandu acara dalam situasi formal dan non formal.

4.6 Menyajikan teks memandu acara dalam situasi formal dan nonformal dengan memperhatikan ekspresi, dan lagu kalimat (lentong).

Page 65: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

65

3.7 Memahami dan mengidentifikasi struk-tur, unsur, dan aspek kebahasaan carita pondok.

4.7 Menanggapi nilai-nilai carita pondok de-ngan memperhatikan unsur-unsur intrinsik, struktur teks, serta aspek kebahasaan.

3.8 Memahami dan mengidentifikasi struk-tur teks dan aspek kebahasaan laporan peristiwa.

4.8 Menyusun dan menanggapi laporan peristiwa dengan memperhatikan kerunutan kalimat dan kesantunan berbahasa.

KELAS IX

Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompeten sisikap

spiritual, (2) sikapsosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut

dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.

Rumusan kompetensi sikap spiritual, yaitu “menerima, menjalankan, dan

menghargai ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap sosial,

yaitu “menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya

diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta cinta tanah

air”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect

teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperhatikan

karakteristik matapelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses

pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam

mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan dirumuskan sebagai

berikut.

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan

(faktual, konseptual, dan prosedural)

berdasarkan rasa ingin tahunya tentang

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya

terkait fenomena dan kejadian tampak

mata.

4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam

ranah konkret (menggunakan, mengurai,

merangkai, memodifikasi, dan membuat)

dan ranah abstrak (menulis, membaca,

menghitung, menggambar, dan menga-

rang) sesuai dengan yang dipelajari di

sekolah dan sumber lain yang sama dalam

sudut pandang/teori.

Page 66: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

66

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR

3.1 Memahami dan mengidentifikasi teks

biantara dengan memperhatikan fungsi

sosial, struktur teks, dan aspek

kebahasaan yang benar dan sesuai

konteks.

4.1 Menyajikan teks biantara dengan

memperhatikan fungsi sosial, struktur

teks, dan aspek kebahasaan yang benar

sesuai konteks.

3.2 Mengidentifikasi isi teks deskripsi tentang

kampung adat Sunda, dengan memper-

hatikan struktur teks dan aspek keba-

hasaan yang benar dan sesuai konteks.

4.2 Menyajikan secara deskriptif (baik lisan

maupun tulisan) hasil analisis atau

pengamatan terhadap kampung adat

Sunda dengan memanfaatkan berbagai

media.

3.3 Mengidentifikasi unsur intrinsik ringkasan

novel remaja dengan memperhatikan

struktur teks dan aspek kebahasaan yang

benar dan sesuai konteks.

4.3 Mendreskripsikan isi ringkasan novel

remaja, dengan memperhatikan struktur

teks dan aspek kebahasaan yang benar

dan sesuai konteks.

3.4 Mengidentifikasi kekayaan idiom bahasa

Sunda dan nilai-nilai yang terkandung di

dalamnya dengan memperhatikan struk-

tur, fungsi sosial, dan aspek kebahasaan.

4.4 Menyajikan kekayaan idiom bahasa Sunda

serta nilai-nilai yang terkandung di dalam-

nya dengan memanfaatkan berbagai

media.

3.5 Mengidentifikasi struktur, unsur, serta

aspek kebahasaan teks drama.

4.5 Mendemontrasikan adegan drama

dengan memperhatikan penghayatan,

ekspresi, gestur dan lagu kalimat yang

tepat.

GUBERNUR JAWA BARAT,

AHMAD HERYAWAN

Page 67: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

67

LAMPIRAN 2D KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT

NOMOR :

TANGGAL :

TENTANG : KURIKULUM TINGKAT DAERAH MUATAN

LOKAL MATA PELAJARAN BAHASA DAN

SASTRA DAERAH BERDASARKAN

KURIKULUM 2013 EDISI REVISI

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR (KIKD)

MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA SUNDA JENJANG

SMA/SMK/MA/MAK

A. RASIONAL

Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda adalah mata pelajaran Muatan

Lokal yang berdiri sendiri. Ketetapan kebijakan ini sejalan dengan Permendikbud

Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pasal 1 s.d 4. Atas dasar itulah,

maka materi pembelajaran yang tertuang dalam mata pelajaran Bahasa dan Sastra

Sunda mengutamakan keunggulan dan kearifan daerah.

KI-KD Kurikulum 2013 Muatan Lokal Mata pelajaran Bahasa dan Sastra

Sunda serta revisinya diberlakukan berdasarkan beberapa peraturan perundang-

undangan, antara lain: (1) UU No. 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah dan UU

No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; (2) UU No. 24/2009 tentang

Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan; (3) Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,

Bab III Pasal 7 Ayat 3--8, yang menyatakan bahwa dari SD/MI/SDLB, SMP/MTs./

SMPLB, SMA/MAN/SMALB, dan SMK/MAK diberikan pengajaran muatan lokal

yang relevan; (4) Permendikbud No. 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013 tentang

Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah SD/MI,

SMP/MTs, SMA/SMK/MA; (5) Permendikbud No. 79/2014 tentang Kurikulum 2013,

Pasal 5 (a) dan (b), yaitu materi mata pelajaran Muatan Lokal Bahasa dan Sastra

Sunda yang dirumuskan dalam bentuk dokumen berupa Kompetensi Dasar dan

Silabus; (6) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No.

20, 21, 22, dan 23 Tahun 2016 tentang Standar Kelulusan, Standar Isi, Standar

Proses, dan Standar Penilaian; (7) Perda No. 14/2014 tentang Pemeliharan

Bahasa, Sastra, dan Aksara Daerah; (8) Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 69

Tahun 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah pada

Jenjang Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; (9) Surat Edaran Kepala Dinas

Page 68: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

68

Pendidikan Provinsi Jawa Barat Nomor 423/2372/Set-disdik tertanggal 26 Maret

2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah pada Jenjang SD/MI,

SMP/MTs, SMA/SMK/MA; serta (10) Rekomendasi UNESCO tahun 1999 tentang

Pemeliharaan Bahasa-bahasa Ibu di Dunia.

B. PENGERTIAN

Dalam Permendikbud Nomor 24 Tahun 2014 tentang KIKD Pelajaran pada

Kurikulum 2013 disebutkan bahwa kompetensi inti merupakan tingkat kemampuan

untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta

didik pada setiap tingkat kelas, sedangkan kompetensi dasar merupakan

merupakan kemampuan dan materi pembelajaran minimal yang harus dicapai

peserta didik untuk suatu mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan

yang mengacu pada kompetensi inti.

Kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Sunda adalah

program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap

positif terhadap bahasa dan sastra Sunda.

C. FUNGSI

Kompetensi inti dan kompetensi dasar berfungsi sebagai acuan bagi guru-guru

di sekolah dalam menyusun kurikulum mata pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda

sehingga segi-segi pengembangan pengetahuan, keterampilan, serta sikap

berbahasa dan bersastra Sunda dapat terprogram secara terpadu.

Kompetensi Inti dan kompetensi dasar ini disusun dengan mempertimbangkan

kedudukan bahasa Sunda sebagai bahasa daerah dan sastra Sunda sebagai sastra

Nusantara. Pertimbangan itu berkonsekuensi pada fungsi mata pelajaran Bahasa

Sunda sebagai (1) sarana pembinaan sosial budaya regional Jawa Barat; (2) sarana

peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam rangka pelestarian dan

pengembangan budaya; (3) sarana peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan

sikap untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; (4)

sarana pembakuan dan penyebarluasan pemakaian bahasa Sunda untuk berbagai

keperluan; (5) sarana pengembangan penalaran; dan (6) sarana pemahaman aneka

ragam budaya daerah (Sunda).

D. TUJUAN

Pertimbangan itu berkonsekuensi pula pada tujuan pembelajaran bahasa dan

sastra Sunda yang secara umum agar Peserta didik mencapai tujuan-tujuan berikut.

Page 69: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

69

1. Peserta didik beroleh pengalaman berbahasa dan bersastra Sunda.

2. Peserta didik menghargai dan membanggakan bahasa Sunda sebagai bahasa

daerah di Jawa Barat, yang juga merupakan bahasa ibu bagi sebagian besar

masyarakatnya.

3. Peserta didik memahami bahasa Sunda dari segi bentuk, makna, dan fungsi,

serta mampu menggunakannya secara tepat dan kreatif untuk berbagai konteks

(tujuan, keperluan, dan keadaan).

4. Peserta didik mampu menggunakan bahasa Sunda untuk meningkatkan

kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial.

5. Peserta didik memiliki kemampuan dan kedisiplinan dalam berbahasa Sunda

(berbicara, menulis, dan berpikir).

6. Peserta didik mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra Sunda untuk

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa Sunda,

mengembangkan kepribadian, dan memperluas wawasan kehidupan.

7. Peserta didik menghargai dan membanggakan sastra Sunda sebagai khazanah

budaya dan intelektual manusia Sunda.

F. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN

BAHASA DAN SASTRA SUNDA JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

KELAS X

Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap

spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan

ekstrakurikuler.

Rumusan kompetensi sikap spiritual, yaitu “menerima, menjalankan, dan meng-

hargai ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap sosial,

yaitu “menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta

cinta tanah air”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak

langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah

dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi

peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang

proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru

dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

Page 70: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

70

Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan dirumuskan sebagai

berikut.

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konsep-tual, prosedural, dan metakognitif pada ting-kat teknis, spesifik, detil, dan kompleks ber-dasarkan rasa ingin tahunya tentang (a) ilmu pengetahuan, (b) teknologi, (c) seni, (d) budaya, dan (e) humaniora dengan wawas-an kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengeta-huan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecah-kan masalah.

4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara (a) efektif, (b) kreatif, (c) produktif, (d) kritis, (e) mandiri, (f) kolaboratif, (g) komunikatif, dan (h) solutif, dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuan.

KOMPETENSI DASAR 3 KOMPETENSI DASAR 4

3.1. Menganalisis aspek kebahasaan dan rasa bahasa teks terjemahan.

4.1. Menerjemahkan teks ke dalam bahasa Sunda atau sebaliknya dengan memperhatikan aspek kebahasaan dan rasa bahasa.

3.2. Membandingkan jenis dongeng, berdasar-kan isi, struktur, dan aspek kebahasaan.

4.2. Menampilkan berbagai jenis do-ngeng dengan cara ngadongeng, monolog, atau dramatisasi.

3.3. Menganalisis isi, struktur dan aspek kebahasaan laporan kegiatan.

4.3. Menulis laporan kegiatan dengan memperhatikan struktur dan aspek kebahasaan.

3.4. Membandingkan bentuk, struktur dan aspek kebahasaan teks kawih Sunda klasik dan pop.

4.4. Melantunkan kawih Sunda klasik dan pop dengan memperhatikan ekspresi, danteknik vokal.

3.5. Menganalisis isi, struktur, dan aspek kebaha-saan teks wawancara.

4.5. Merancang, melakukan dan menyu-sun laporan wawancara dengan memperhatikan kesantunan ber-bahasa.

3.6. Menganalisis isi, struktur, dan aspek keba-hasaan teks babad/ sejarah Sunda.

4.6. Menyajikan isi teks babad/sejarah Sunda dengan memperhatikan struktur dan aspek kebahasaan.

3.7. Menganalisis bentuk dan tipe aksara Sunda sesuai dengan kaidah-kaidahnya.

4.7. Mengkreasikan aksara Sunda sesuai dengan kaidah-kaidahnya.

3.8. Menganalisis isi, struktur, dan aspek keba-hasaan sajak.

4.8. Menampilkan sajak dengan cara membaca, mendeklamasikan, musikalisasi atau dramatisasi.

Page 71: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

71

KELAS XI

Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompetensi sikap

spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan

ekstrakurikuler.

Rumusan kompetensi sikap spiritual, yaitu “menerima, menjalankan, dan meng-

hargai ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap sosial,

yaitu “menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta

cinta tanah air”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak

langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah

dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi

peserta didik.

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang

proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru

dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan dirumuskan sebagai

berikut.

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang (a) ilmu pengetahuan, (b) teknologi, (c) seni, (d) budaya, dan (e) humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara (a) efektif, (b) kreatif, (c) produktif, (d) kritis, (e) mandiri, (f) kolaboratif, (g) komunikatif, dan (h) solutif, dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuan.

KOMPETENSI DASAR 3 KOMPETENSI DASAR 4

3.1. Menganalisis isi, struktur, dan aspek kebahasaan teks biantara.

4.1. Mendemonstrasikan biantara dengan memperhatikan kesantunan dan penggunaan kaidah bahasa.

Page 72: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

72

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

3.2. Menganalisis isi, struktur, dan aspek kebahasaan sisindiran.

4.2. Menyusun dan menampilkan sisindiran secara lisan/tulisan sesuai dengan konteks dan fungsi sosialnya.

3.3. Menganalisis isi, struktur dan aspek kebahasaan teks panumbu catur dalam kegiatan diskusi, debat, dan sejenisnya.

4.3. Mendemonstrasikan panumbu catur dalam kegiatan diskusi, debat, dan sejenisnya yang sesuai dengan konteks penggunaan bahasa.

3.4. Menganalisis isi, struktur dan aspek kebahasaan carita pondok.

4.4. Menulis carita pondok sederhana dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan.

3.5. Menganalisis isi, pola penyajian, dan aspek kebahasaan teks berita dari media massa cetak atau elektronik.

4.5. Menyusun teks berita berdasarkan pengamatan atau hasil wawancara sesuai dengan struktur dan kaidah kebahasaan.

3.6. Menganalisis isi, struktur, dan aspek kebahasaan novel.

4.6. Menyajikan hasil analisis novel melalui berbagai media (seperti bagan, cerita bergambar, animasi) dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan.

3.7. Menganalisis isi, struktur dan aspek kebahasaan teks biografi.

4.7. Menulis teks biografi sederhana dengan memperhatikan struktur dan penggunaan kaidah bahasa.

3.8 Menganalisis isi, struktur, serta aspek kebahasaan cerita wawacan.

4.8. Mentransformasikan cerita wawacan ke dalam prosa atau mengkreasikan ke dalam bentuk pertunjukan (seperti beluk, jemblungan, dramatisasi).

KELAS XII

Tujuan kurikulum mencakup empat kompetensi, yaitu (1) kompeten sikap

spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi

tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan

ekstrakurikuler.

Rumusan kompetensi sikap spiritual, yaitu “menerima, menjalankan, dan meng-

hargai ajaran agama yang dianutnya”. Adapun rumusan kompetensi sikap sosial,

yaitu “menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya serta

cinta tanah air”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak

langsung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah

dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi

peserta didik.

Page 73: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

73

Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang

proses pembelajaran berlangsung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru

dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan dirumuskan sebagai

berikut.

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks berdasarkan rasa ingin tahunya tentang (a) ilmu pengetahuan, (b) teknologi, (c) seni, (d) budaya, dan (e) humaniora dengan wawasan kemanu-siaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan penge-tahuan pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

4. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara (a) efektif, (b) kreatif, (c) produktif, (d) kritis, (e) mandiri, (f) kolaboratif, (g) komunikatif, dan (h) solutif, dalam ranah konkret dan abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu menggunakan metode sesuai dengan kaidah keilmuan.

KOMPETENSI DASAR 3 KOMPETENSI DASAR 4

3.1. Menganalisis isi, struktur dan aspek kebahasaan teks bahasan tradisi Sunda.

4.1. Menyajikan bahasan tradisi setempat melalui berbagai media (seperti mading, pameran fotografi, film dokumenter) dengan memperhatikan kaidah bahasa Sunda.

3.2. Menganalisis isi, struktur, dan aspek kebahasaan petikan cerita wayang.

4.2. Mengkreasikan petikan cerita wayang secara lisan/tulisan ke dalam bentuk lain (seperti drama, carita pondok, puisi) dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan.

3.3. Menganalisis isi, struktur dan aspek kebahasaan teks resensi (buku, film, musik, pertunjukan)

4.3. Menulis resensi (buku, film, musik, pertunjukan) dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan.

3.4. Menganalisis isi, struktur, dan aspek kebahasaan teks/naskah drama.

4.4. Menampilkan drama berdasarkan teks/naskah dengan memperhatikan intonasi dan ekspresi.

3.5. Menganalisis isi, struktur dan aspek kebahasaan teks artikel berbahasa Sunda.

4.5. Menulis artikel sederhana berbahasa Sunda dengan memperhatikan struktur dan penggunaan kaidah kebahasaan.

Page 74: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

74

KOMPETENSI INTI 3 (PENGETAHUAN) KOMPETENSI INTI 4 (KETERAMPILAN)

3.6. Menganalisis isi, struktur, dan aspek kebahasaan petikan cerita pantun.

4.6. Mengkreasikan cerita pantun secara lisan/tulisan ke dalam bentuk lain (seperti drama, carita pondok, puisi) dengan memperhatikan struktur dan kaidah kebahasaan.

Keterangan:

Pada prinsipnya kompetensi bahasa dan sastra Sunda untuk peserta didik

SMA/SMK/MA/MAK relatif sama. Akan tetapi, pemilihan KD dan materi pokok di

SMK/MAK disesuaikan dengan vokasional, kondisi, dan pelaksanaan pembelajaran

di sekolah masing-masing.

Bagi SMK/MAK yang melaksanakan empat tahun akademik, pendidik dapat

memilih enam KD dan materi yang berfokus pada praktik dan unjuk kerja berbahasa

Sunda yang berkaitan dengan kekhasan vokasional sekolah. Misalnya: (a) menulis

laporan, (b) menyusun berita, (c) mendemonstrasikan panata acara, (d) menulis

aksara Sunda, (e) mendemonstrasikan biantara, (f) menulis artikel, dan (g)

mengkreasikan kawih.

GUBERNUR JAWA BARAT,

AHMAD HERYAWAN

Page 75: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

75

LAMPIRAN 3 KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : TANGGAL :

TENTANG : KURIKULUM TINGKAT DAERAH MUATAN LOKAL MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA DAERAH BERDASARKAN KURIKULUM 2013 EDISI REVISI

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA CIREBON

JENJANG SD/MI, SMP/MTs., SMA/SMK/MA

3.1 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

3.1.1 Dasar

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 24

Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KIKD) pada Kurikulum

2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Adanya Permendikbud No. 24/2016 Tentang KIKD pada Kurikulum 2013 pada

Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, maka Permendikbud No. 57/2014

tentang Kurikulum 2013 pada Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, Permendikbud No.

58/2014 tentang Kurikulum 2013 pada Sekolah Menengah Pertama/Madrasah

Tsanawiyah, Permendikbud No. 59/2014 tentang Kurikulum 2013 pada Sekolah

Menengah Atas/Madrasah Aliyah, dan Permendikbud No. 60/2014 tentang Kurikulum

2013 pada Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan dicabut dan

dinyatakan tidak berlaku.

3.1.2 Pengertian

Kompetensi Inti (KI) pada Kurikulum 2013 merupakan tingkat kemampuan untuk

mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada

setiap tingkat kelas. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kemampuan dan materi

pembelajaran minimal yang harus dicapai peserta didik untuk suatu mata pelajaran

pada masing-masing satuan pendidikan yang mengacu pada kompetensi inti.

Kompetensi Inti terdiri atas: (a) kompetensi inti sikap spiritual; (b) kompetensi inti

sikap sosial; (c) kompetensi inti pengetahuan; (d) kompetensi inti keterampilan.

Berkenaan dengan kompetensi inti, dapat diperjelas sebagaimana pada matrik di

bawah ini;

Page 76: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

76

KOMPETENSI INTI DESKRIPSI KOMPETENSI

Sikap Spiritual

1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama

yang dianutnya.

Sikap Sosial

2. Menunjukkan perilaku: jujur, disiplin, santun, percaya diri,

peduli, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan

keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara.

Kompetensi Dasar pada kurikulum 2013 berisi kemampuan dan materi

pembelajaran untuk suatu mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan

yang mengacu pada kompetensi inti. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

digunakan sebagai dasar untuk perubahan buku teks pelajaran pada pendidikan dasar

dan pendidikan menengah.

KOMPETENSI INTI DESKRIPSI KOMPETENSI

Pengetahuan

3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prose-

dural, dan metakognitif pada tingkat dasar dengan cara:

a. mengamati,

b. menanya, dan

c. mencoba

Berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk

ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda

yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat

bermain.

Keterampilan

4. Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak:

a. kreatif

b. produktif,

c. kritis,

d. mandiri,

e. kolaboratif, dan

f. komunikatif

Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis,

dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang

mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang

mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap

perkembangannya.

3.2 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Bahasa dan Sastra Cirebon

Berdasarkan Kompetensi Inti dan Deskripsi Kompetensi di atas, disusun

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa dan

Sastra Cirebon sebagai berikut:

Page 77: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

77

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR

MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA CIREBON

A. PENGERTIAN

Kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa dan Sastra Cirebon

adalah program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan

sikap positif terhadap Bahasa dan Sastra Cirebon.

B. FUNGSI

Standar kompetensi dan kompetensi dasar berfungsi sebagai acuan bagi guru-

guru di sekolah dalam menyusun kurikulum mata pelajaran Bahasa dan Sastra

Cirebon sehingga segi-segi pengembangan pengetahuan, keterampilan, serta sikap

berbahasa dan bersastra Cirebon dapat terprogram secara terpadu.

Standar kompetensi dan kompetensi dasar ini disusun dengan

mempertimbangkan kedudukan bahasa Cirebon sebagai bahasa daerah dan sastra

Cirebon sebagai sastra Nusantara.

Pertimbangan itu berkonsekuensi pada fungsi mata pelajaran Bahasa Cirebon

sebagai (1) sarana pembinaan sosial budaya regional Jawa Barat, (2) sarana

peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam rangka pelestarian dan

pengembangan budaya, (3) sarana peningkatan pengetahuan, keterampilan, dan sikap

untuk meraih dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, (4) sarana

pembakuan dan penyebarluasan pemakaian bahasa Cirebon untuk berbagai

keperluan, (5) sarana pengembangan penalaran, serta (6) sarana pemahaman aneka

ragam budaya daerah (Cirebon).

C. TUJUAN

Pertimbangan itu berkonsekuensi pula pada tujuan pembelajaran bahasa dan

sastra Cirebon yang secara umum agar murid mencapai tujuan-tujuan berikut.

a. Murid beroleh pengalaman berbahasa dan bersastra Cirebon.

b. Murid menghargai dan membanggakan bahasa Cirebon sebagai bahasa

daerah di Jawa Barat, yang juga merupakan bahasa ibu bagi sebagian besar

masyarakatnya.

c. Murid memahami bahasa Cirebon dari segi bentuk, makna, dan fungsi, serta

mampu menggunakannya secara tepat dan kreatif untuk berbagai konteks

(tujuan, keperluan, dan keadaan).

d. Murid mampu menggunakan bahasa Cirebon untuk meningkatkan kemampuan

intelektual, kematangan emosional, dan kematangan sosial.

e. Murid memiliki kemampuan dan kedisiplinan dalam berbahasa Cirebon

(berbicara, menulis, dan berpikir).

Page 78: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

78

f. Murid mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra Cirebon untuk

meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa Cirebon,

mengembangkan kepribadian, dan memperluas wawasan kehidupan.

g. Murid menghargai dan membanggakan sastra Cirebon sebagai khazanah

budaya dan intelektual manusia Cirebon.

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR

MUATAN LOKAL BAHASA DAN SASTRA CIREBON

JENJANG SD/MI

KELAS I

Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)

3. Memahami pengetahuan faktual

dengan cara mengamati (mende-

ngar, melihat, membaca) dan

menanya berdasarkan rasa ingin

tahu tentang dirinya, makhluk

ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan

benda-benda yang dijumpainya di

rumah dan di sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual

dalam bahasa yang jelas dan logis

dan sistematis, dalam karya yang

estetis dalam gerakan yang

mencerminkan anak sehat, dan

dalam tindakan yang mencer-

minkan perilaku anak beriman dan

berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)

3.1 Memahami teks deskripsi pendek

dalam undak-usuk (tingkatan

berbahasa) ngoko/bagongan dan

atau krama/bebasan tentang diriku,

nama anggota tubuhku, nama

bilangan, dan nama warna.

(Tema: Diriku)

4.1 Menuliskan kembali isi teks deskripsi

pendek dalam undak-usuk

(tingkatan berbahasa) ngoko/

bagongan dan atau krama/bebasan

tentang diriku, nama anggota

tubuhku, nama bilangan, dan nama

warna.

(Tema: Diriku)

3.2 Memahami teks tembang dolanan

(lagu permainan anak-anak dalam

bahasa Cirebon) tentang persa-

habatan, kesenangan, dan tebak-

tebakan.

(Tema: Kegemaranku)

4.2 Memperagakan tembang dolanan

(lagu permainan anak-anak dalam

bahasa Cirebon) tentang persa-

habatan, kesenangan, dan tebak-

tebakan.

(Tema: Kegemaranku)

Page 79: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

79

3.3 Memahami teks narasi pendek

(10-15 kalimat) dalam undak-usuk

(tingkatan berbahasa) ngoko/

bagongan dan atau krama/

bebasan tentang kegiatanku

sehari-hari (di rumah, di lingkung-

an sekitar, dan di sekolah)

(Tema: Kegiatanku)

4.3 Menceritakan teks narasi pendek

(10-15 kalimat) dalam undak-usuk

(tingkatan berbahasa) ngoko/

bagongan dan atau krama/ bebasan

tentang kegiatanku sehari-hari (di

rumah, di lingkung-an sekitar, dan di

sekolah).

(Tema: Kegiatanku)

3.4 Mengidentifikasi dongeng dari

daerah Cirebon, baik berupa do-

ngeng manusia maupun dongeng

binatang/satowan (fabel).

(Tema: Keluargaku)

4.4 Menceritakan secara sederhana

dongeng dari daerah Cirebon, baik

berupa dongeng manusia maupun

dongeng binatang/satowan (fabel).

(Tema: Keluargaku)

3.5 Memahami teks deskripsi pendek

dalam undak-usuk (tingkatan

berbahasa) ngoko/bagongan dan

atau krama/bebasan tentang

penga-lamanku yang berkaitan

dengan nama bunga, buah,

tanaman, dan pohon.

(Tema: Pengalamanku)

4.5 Menceritakan secara sederhana

teks deskripsi pendek dalam undak-

usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/

bagongan dan atau krama/bebasan

tentang pengala-manku yang

berkaitan dengan nama bunga,

buah, tanaman, dan pohon. (Tema:

Pengalamanku)

3.6 Memahami teks deskripsi pendek

dalam undak-usuk (tingkatan

berbahasa) ngoko/ bagongan dan

atau krama/bebasan tentang

lingkungan perumahan, sekolah,

dan desa/kota.

(Tema: Lingkungan)

4.6 Menceritakan isi teks deskripsi

pendek dalam undak-usuk

(tingkatan berbahasa) ngoko/

bagongan dan atau krama/ bebasan

tentang lingkungan perumahan,

sekolah, dan desa/ kota.

(Tema: Lingkungan)

3.7 Memahami teks guritan (puisi

berbahasa Cirebon) tentang

benda, binatang, tanaman, dan

alam sekitar.

(Tema: Alam sekitarku)

4.7 Menyampaikan secara lisan/

gambar yang berisi guritan (puisi

berbahasa Cirebon) tentang

benda, binatang, tanaman, dan

alam sekitar.

(Tema: Alam sekitarku)

Page 80: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

80

3.8 Mencermati teks guneman (per-

cakapan) dalam undak-usuk

(tingkatan berbahasa) ngoko/

bagongan dan atau krama/

bebasan, baik guneman (perca-

kapan) tentang hujan, kemarau,

siang, dan malam.

(Tema: Peristiwa alam)

4.8 Menirukan teks guneman (perca-

kapan) dalam undak-usuk (tingkatan

berbahasa) ngoko/ bagongan dan

atau krama/bebasan, baik guneman

(perca-kapan) maupun badékan

(tebak-tebakan) tentang peristiwa

alam.

(Tema: Peristiwa alam)

KELAS II

Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)

3. Memahami pengetahuan faktual

dengan cara mengamati [mende-

ngar, melihat, membaca] dan

menanya berdasarkan rasa ingin

tahu tentang dirinya, makhluk

ciptaan Tuhan dan kegiatannya,

dan benda-benda yang dijumpainya

di rumah, sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual

dalam bahasa yang jelas dan logis

dan sistematis, dalam karya yang

estetis dalam gerakan yang

mencerminkan anak sehat, dan

dalam tindakan yang mencerminkan

perilaku anak beriman dan

berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)

3.1 Mencermati teks narasi pendek

dalam undak-usuk (tingkatan

berbahasa) ngoko/bagongan dan

atau krama/ bebasan tentang

kerukunan bersama di rumah,

tetangga, kelas, dan sekolah.

(Tema: Hidup rukun)

4.1 Menceritakan kembali teks narasi

pendek dalam undak-usuk

(tingkatan berbahasa) ngoko/

bagongan dan atau krama/

bebasan tentang kerukunan ber-

sama di rumah, tetangga, kelas,

dan sekolah.

(Tema: Hidup rukun)

3.2 Mencermati teks dan lagu tem-

bang dolanan (lagu permainan

anak-anak dalam bahasa

Cirebon) tentang permainan di

lingkunganku.

(Tema: Bermain di lingkunganku)

4.2 Memperagakan tembang dolanan

(lagu permainan anak-anak dalam

bahasa Cirebon) tentang

permainan di lingkunganku.

(Tema: Bermain di lingkunganku)

Page 81: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

81

3.3 Menggali informasi dari teks narasi pendek (10-15 kalimat) dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/ bagongan dan atau krama/ bebasan tentang tugasku sehari-hari (belajar, mengaji, membantu di rumah, piket di sekolah). (Tema: Tugasku sehari-hari)

4.3 Menyampaikan isi teks narasi

pendek (10-15 kalimat) dalam

undak-usuk (tingkatan berbahasa)

ngoko/ bagongan dan atau krama/

bebasan tentang tugasku sehari-

hari (belajar, mengaji, membantu di

rumah, piket di sekolah). (Tema:

Tugasku sehari-hari)

3.4 Menyimak tembang macapat berupa

pupuh pucung dari teks tulis, lisan

maupun irama lagu tentang seko-

lahku.

(Tema: Sekolahku)

4.4 Melantunkan tembang macapat be-

rupa pupuh pucung tentang

sekolahku.

(Tema: Sekolahku)

3.5 Menggali informasi dari teks

deskripsi tentang hidup bersih dan

sehat dalam undak-usuk (tingkatan

berbahasa) ngoko/bagongan dan

atau krama/bebasan.

(Tema: Hidup bersih dan sehat)

4.5 Menyajikan informasi dari teks des-

kripsi dalam undak-usuk (tingkatan

berbahasa) ngoko/ bagongan dan

atau krama/bebasan.

(Tema: Hidup bersih dan sehat)

3.6 Memahami cara membaca teks

guritan (puisi bahasa Cirebon)

sesuai kriteria pembacaan (vokal,

intonasi, dan interpretasi) tentang

lingkungan alam sekitar (air, bumi,

dan matahari).

(Tema: Air, bumi, dan matahari)

4.6 Membaca teks puisi sesuai kriteria

pembacaan (vokal, intonasi, dan

interpretasi) tentang lingkungan

alam sekitar (air, bumi, dan

matahari).

(Tema: Air, bumi, dan matahari)

3.7 Mengidentifikasi teks deskripsi ten-

tang memelihara hewan dan

tumbuhan dalam undak-usuk (ting-

katan berbahasa) ngoko/bagongan

dan atau krama/bebasan.

(Tema: Memelihara hewan dan

tumbuhan)

4.7 Menyajikan hasil identifikasi deskripsi

tentang memelihara hewan dan

tumbuhan dalam undak-usuk (ting-

katan berbahasa) ngoko/ bagongan

dan atau krama/bebasan.

(Tema: Memelihara hewan dan

tumbuhan)

3.8 Menyimak teks parikan (pantun

dalam bahasa Cirebon) tentang

keselamatan di rumah dan perja-

lanan, berupa parikan rong wanda

(pantun 2 baris).

(Tema : Keselamatan di rumah dan

perjalanan)

3.8 Mendemonstrasikan pengucapan

teks parikan (pantun dalam bahasa

Cirebon) tentang keselamatan di

rumah dan perjalanan, berupa

parikan rong wanda (pantun 2

baris). (Tema: Keselamatan di

rumah dan perjalanan)

Page 82: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

82

KELAS III

Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)

3. Memahami pengetahuan faktual

dengan cara mengamati [mende-

ngar, melihat, membaca] dan

menanya berdasarkan rasa ingin

tahu tentang dirinya, makhluk

ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan

benda-benda yang dijumpainya di

rumah, sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam

bahasa yang jelas dan logis dan

sistematis, dalam karya yang estetis

dalam gerakan yang mencerminkan

anak sehat, dan dalam tindakan yang

mencerminkan perilaku anak beriman

dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)

3.1 Menjelaskan gambar tentang keber-

adaan alam sekitar (hewan dan

tumbuhan) dalam undak-usuk

(tingkatan berbahasa) ngoko/

bagongan dan atau krama/

bebasan.

(Tema: Sayangi hewan dan

tumbuhan di sekitar)

4.1 Menjelaskan kembali gambar tentang

keberadaan alam sekitar (hewan dan

tumbuhan) secara lisan/tulisan dalam

undak-usuk (tingkatan berbahasa)

ngoko/bagongan dan atau

krama/bebasan. (Tema: Sayangi

hewan dan tumbuhan di sekitar)

3.2 Mengidentifikasi unsur-unsur latar,

tokoh, dan pesan dalam crita

cindek (cerita pendek).

(Tema: Pengalaman yang

mengesankan)

4.2 Menceritakan kembali unsur-unsur

latar, tokoh, dan pesan dalam crita

cindek (cerita pendek) secara lisan

dan tulis. (Tema: Pengalaman yang

mengesankan)

3.3 Menggali informasi sederhana dari

teks deskripsi tentang musim

dalam undak-usuk (tingkatan

berbahasa) ngoko/bagongan dan

atau krama/bebasan.

(Tema: Mengenal musim)

4.3 Menjelaskan informasi sederhana dari

teks deskripsi tantang musim dalam

undak-usuk (tingkatan berbahasa)

ngoko/bagongan dan atau krama/

bebasan.

(Tema: Mengenal musim)

3.4 Menyimak teks cerita daerah (be-

rupa dongéng satowan/fabel dan

cerita rakyat) tentang kego-

tongroyongan dalam undak-usuk

(tingkatan bahasa) ngoko/

bagongan dan atau krama/

bebasan.

(Tema: Ringan sama dijinjing, berat

sama dipikul)

4.4 Menceritakan isi teks cerita daerah

(berupa dongéng satowan / fabel dan

cerita rakyat) tentang kegotong-

royongan secara lisan/tulis dalam

undak-usuk (tingkatan bahasa)

ngoko/bagongan dan atau krama/-

bebasan. (Tema: Ringan sama

dijinjing, berat sama dipikul)

Page 83: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

83

3.5 Memahami teks dan lagu tembang

dolanan (lagu permainan anak-

anak dalam bahasa Cirebon).

(Tema: Permainan anak-anak)

4.5 Memperagakan tembang dolanan

(lagu permainan anak-anak dalam

bahasa Cirebon).

(Tema: Permainan anak-anak)

3.6 Memahami teks narasi tentang

persahabatan di rumah, lingkungan

tetangga, kelas, dan sekolah dalam

undak-usuk (tingkatan berbahasa)

ngoko/bagongan dan atau

krama/bebasan.

(Tema: Indahnya persahabatan)

4.6 Menyusun paragraf (3-4 kalimat)

tentang persahabatan di rumah,

lingkungan tetangga, kelas, dan

sekolah dalam undak-usuk (tingkatan

berbahasa) ngoko/bagongan dan

atau krama/bebasan.

(Tema: Indahnya persahabatan)

3.7 Memahami teks lagu daerah

(berupa tembang anyar/kiser

gancang dan tembang pujian/lagu

yang memuji Allah swt dan Rasul,

atau ajaran agama Islam dalam

bahasa Cirebon).

(Tema: Berperilaku baik dalam

kehidupan sehari-hari)

4.7 Menyajikan teks lagu daerah (berupa

tembang anyar/kiser gancangdan

tembang pujian /lagu yang memuji

Allah swt dan Rasul, atau ajaran

agama Islam dalam bahasa Cirebon)

secara teks maupun lagu.

(Tema: Berperilaku baik dalam

kehidupan sehari-hari)

3.8 Menggali informasi dari teks eks-

posisi tentang menjaga keles-tarian

lingkungan (sungai, hutan, dan

laut) dalam undak-usuk (tingkatan

bahasa) ngoko/ bagongan dan

atau krama/ bebasan.

(Tema: Menjaga kelestarian ling-

kungan)

4.8 Meringkas teks eksposisi tentang

menjaga kelestarian lingkungan

(sungai, hutan, dan laut) dalam

undak-usuk (tingkatan berbahasa)

ngoko/bagongan dan atau krama/

bebasan.

(Tema: Menjaga kelestarian ling-

kungan)

KELAS IV

Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)

3. Memahami pengetahuan faktual

dengan cara mengamati dan

menanya menanya berdasarkan

rasa ingin tahu tentang dirinya,

makhluk ciptaan Tuhan dan

kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam

bahasa yang jelas dan logis dan

sistematis, dalam karya yang estetis

dalam gerakan yang mencerminkan

anak sehat, dan dalam tindakan yang

mencerminkan perilaku anak beriman

dan berakhlak mulia.

Page 84: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

84

Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)

3.1 Memahami teks tembang macapat

berupa pupuh pucung sesuai

paugeran (patokan) tentang

kebersamaan.

(Tema: Indahnya kebersamaan)

4.1 Menjelaskan kembali paugeran (patok-

an) teks tembang macapat berupa

pupuh pucung tentang kebersamaan.

(Tema: Indahnya kebersamaan)

3.2 Mengidentifikasi pokok pikiran teks

narasi tentang kepedulian terhadap

makhluk hidup dalam undak-usuk

(tingkatan berbahasa) ngoko/

bagongan dan atau krama/

bebasan.

(Tema: Peduli terhadap makhluk

hidup)

4.2 Menuliskan pokok pikiran dari teks

narasi tentang kepedulian terhadap

makhluk hidup dalam undak-usuk

(tingkatan berbahasa) ngoko/

bagongan dan atau krama/bebasan.

(Tema: Peduli terhadap makhluk

hidup)

3.3 Mencermati teks deskripsi tentang

berbagai jenis pekerjaan atau

profesi dalam undak-usuk (tingkat-

an berbahasa) ngoko/ bagongan

dan atau krama/ bebasan.

(Tema: Berbagai jenis pekerjaan)

4.3 Menulis teks deskripsi tentang

berbagai jenis pekerjaan atau profesi

dalam undak-usuk (tingkatan berba-

hasa) ngoko/bagongan dan atau

krama/bebasan.

(Tema: Berbagai jenis pekerjaan)

3.4 Mengidentifikasi urutan abjad

aksara carakan (hanacaraka)

nglegena (aksara yang mem-

peroleh sandangan) sebagai peng-

hargaan atas jasa Ajisaka, penemu

aksara carakan (hanacaraka).

(Tema: Menghargai jasa pahlawan)

4.4 Menulis urutan abjad aksara carakan

(hanacaraka) Nglegena (aksara yang

memperoleh sandangan) sebagai

penghargaan atas jasa Ajisaka,

penemu aksara carakan (hanaca-

raka).

(Tema: Menghargai jasa pahlawan)

3.5 Mencermati isi teks poster/brosur

sederhana tentang hemat energi

dalam undak-usuk (tingkatan ber-

bahasa) ngoko/bagongan dan atau

krama/bebasan.

(Tema: Selalu berhemat energi)

4.5 Membuat teks poster/brosur seder-

hana sederhana tentang hemat energi

dalam undak-usuk (tingkatan berba-

hasa) ngoko/bagongan dan atau

krama/bebasan.

(Tema: Selalu berhemat energi)

3.6 Mengidentifikasi teks parikan

(pantun berbahasa Cirebon) rong

wanda (2 baris) dan patang wanda

(4 baris) sesuai paugeran (patok-

an) tentang indahnya negeriku.

(Tema: Indahnya negeriku)

4.6 Membuat teks parikan (pantun

berbahasa Cirebon) rong wanda (2

baris) dan patang wanda (4 baris)

sesuai paugeran (patokan) tentang

indahnya negeriku.

(Tema: Indahnya negeriku)

Page 85: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

85

3.7 Memahami teks eksposisi tentang

makanan khas Cirebon dalam

undak-usuk (tingkatan bahasa)

ngoko/bagongan dan atau krama/

bebasan.

(Tema: Makanan sehat dan

bergizi)

4.7 Menulis paragraf (5-6 kalimat) tentang

makanan khas Cirebon dalam undak-

usuk (tingkatan bahasa) ngoko/

bagongan dan atau krama/bebasan.

(Tema: Makanan sehat dan bergizi)

3.8 Mengidentifikasi unsur intrinsik

guritan (puisi berbahasa Cirebon)

pada unsur diksi, kata nyata,

purwakanti (rima), dan amanat.

(Tema: Cita-citaku)

4.8 Menyajikan teks guritan (puisi berba-

hasa Cirebon) yang dilengkapi

dengan unsur diksi, kata nyata, pur-

wakanti (rima), dan amanat.

(Tema: Cita-citaku)

KELAS V

Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)

3. Memahami pengetahuan faktual dan

konseptual dengan cara mengamati,

menanya, dan mencoba berdasar-

kan rasa ingin tahu tentang dirinya,

makhluk ciptaan Tuhan dan kegiat-

annya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, sekolah, dan

tempat bermain.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dan

konseptual dalam bahasa yang

jelas, sistematis, logis, dan kritis

dalam karya yang estetis dalam

gerakan yang mencerminkan anak

sehat, dan dalam tindakan yang

mencerminkan perilaku anak

beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)

3.1 Mengumpulkan informasi dari teks

deskripsi tentang wirausaha yang

ada di lingkungan sekitar.

(Tema: Wirausaha)

4.1 Menyampaikan informasi secara

lisan/tulis tentang wirausaha yang

ada di lingkungan sekitar.

(Tema: Wirausaha)

3.2 Menggali informasi dalam teks

guneman (percakapan) baik gunem-

an biasa maupun badékan (tebak-

tebakan) tentang kehidupan sehari-

hari dalam undak-usuk (tingkatan

berbahasa) ngoko/bagongan dan

atau krama/bebasan.

(Tema: Peristiwa dalam kehidupan)

4.2 Menyajikan teks guneman (perca-

kapan) baik guneman biasa maupun

badékan (tebak-tebakan) tentang

kehidupan sehari-hari dalam undak-

usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/

bagongan dan atau krama/bebasan.

(Tema: Peristiwa dalam kehidupan)

Page 86: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

86

3.3 Memahami sistematika penulisan

surat pribadi berupa undangan dan

informasi.

(Tema: Hidup rukun)

4.3 Menulis surat pribadi sesuai dengan

sistematika penulisan berupa un-

dangan dan informasi

(Tema: Hidup rukun)

3.4 Mengidentifikasi cerita khas daerah

(berupa dongeng satowan (fabel),

crita guyon (anekdot), dan babad

tentang persahabatan dalam khaza-

nah Cirebon dalam undak-usuk

(tingkatan bahasa) ngoko/bagongan

dan atau krama/bebasan.

(Tema: Persahabatan)

4.4 Menyajikan cerita khas daerah

berupa dongeng satowan (fabel),

crita guyon (anekdot), dan babad

secara lisan/tulis tentang persaha-

batan dalam khazanah Cirebon

dalam undak-usuk (tingkatan

bahasa) ngoko/bagongan dan atau

krama/bebasan.

(Tema: Persahabatan)

3.5 Mengidentifikasi kata dengan san-

dangan swara (berupa sandangan

suku dan wulu) dalam aksara

carakan (hanacaraka).

(Tema: Alam lingkunganku)

4.5 Menulis kata dengan sandangan

swara (berupa sandangan suku dan

wulu) dalam aksara carakan (hana-

caraka).

(Tema: Alam lingkunganku)

3.6 Mencermati lagu daerah Cirebon

berjenis tembang anyar/kiser gan-

cang.

(Tema: Orang-orang dan kegiat-

annya di sekitarku)

4.6 Menyajikan teks lagu daerah Cirebon

berjenis tembang anyar/kiser gan-

cang secara teks dan lagu.

(Tema: Orang-orang dan kegiat-

annya di sekitarku)

3.7 Menganalisis informasi yang terkan-

dung dalam teks eksposisi tentang

pentingnya menjaga kesehatan.

(Tema: Sehat itu penting)

4.7 Menyusun teks berisi informasi

tentang pentingnya menjaga kese-

hatan.

(Tema: Sehat itu penting)

4.8 Mengidentifikasi teks sastra daerah

Cirebon (berupa parikan, guritan/

puisi, dan pribasa/peribahasa) ten-

tang nasihat.

(Tema: Nasihat dalam kehidupan)

4.8 Menyampaikan makna/isi teks sastra

daerah Cirebon (berupa parikan,

guritan/ puisi, dan pribasa/ periba-

hasa) tentang nasihat.

(Tema: Nasihat dalam kehidupan)

Page 87: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

87

KELAS VI

Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)

2. Memahami pengetahuan faktual dan

konseptual dengan cara mengamati,

menanya, dan mencoba berdasar-

kan rasa ingin tahu tentang dirinya,

makhluk ciptaan Tuhan dan

kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, sekolah, dan

tempat bermain.

3. Menyajikan pengetahuan faktual dan

konseptual dalam bahasa yang jelas,

sistematis, logis, dan kritis dalam

karya yang estetis dalam gerakan

yang mencerminkan anak sehat, dan

dalam tindakan yang mencerminkan

perilaku anak beriman dan berakhlak

mulia.

Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)

3.1 Mencermati teks narasi tentang

kebanggaan terhadap Cirebon

dalam undak-usuk (tingkatan

berbahasa) ngoko/ bagongan dan

atau krama/bebasan.

(Tema: Bangga terhadap daerahku)

4.1 Menulis teks narasi tentang

kebanggaan terhadap Cirebon

dalam undak-usuk (tingkatan

berbahasa) ngoko/ bagongan dan

atau krama/bebasan.

(Tema: Bangga terhadap daerahku)

3.2 Menyimak teks lagu daerah (berjenis

tembang dolanan, tembang

anyar/kiser gancang, dan tembang

macapat pupuh kinanti) tentang

kesatuan dalam perbedaan.

(Tema: Kesatuan dalam perbedaan)

4.2 Menyajikan lagu daerah (berjenis

tembang dolanan, tembang

anyar/kiser gancang, dan tembang

macapat pupuh kinanti) secara teks

dan lagu tentang kesatuan dalam

perbedaan.

(Tema: Kesatuan dalam perbedaan)

3.4 Mengidentifikasi kata yang memiliki

sandang-an swara (berupa

sandangan suku, wulu, taling, taling

tarung, pepet) dalam aksara carakan

(hanacaraka).

(Tema: Lingkungan alam di

sekitarku)

4.3 Menulis kata (dengan sandangan

suku, wulu, taling tarung, pepet, dan

pangkon) dalam aksara carakan

(hanacaraka).

(Tema: Lingkungan alam di

sekitarku)

3.4 Mengidentifikasi teks sastra daerah

Cirebon parikan (pantun), pribasa

(peribahasa), wangsalan dan guritan

(puisi berbahasa Cirebon).

(Tema: Kemasyarakatan)

4.4 Menyampaikan isi/makna teks

sastra daerah Cirebon berupa

parikan (pantun), pribasa

(peribahasa), wangsalan dan

guritan (puisi berbahasa Cirebon).

(Tema: Kemasyarakatan)

Page 88: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

88

3.5 Memahami teks pidato yang

bermuatan unsur-unsur sastra

Cirebon berupa parikan (pantun),

pribasa (peribahasa), dan

wangsalan.

(Tema: Adat-istiadat di daerahku)

4.5 Menyajikan teks pidato secara

lisan/tulis yang bermuatan unsur-

unsur sastra Cirebon berupa parikan

(pantun), pribasa (peribahasa), dan

wangsalan.

(Tema: Adat-istiadat di daerahku)

3.6 Mengidentifikasi teks deskripsi

tentang gegedug /gegedén (tokoh)

dalam khazanah Cirebon dalam

undak-usuk (tingkatan berbahasa)

ngoko/bagongan dan atau krama/

bebasan.

(Tema: Tokoh dan penemu)

4.6 Menyampaikan hasil identifikasi dari

teks narasi tentang gegedug /

gegedén (tokoh) dalam khazanah

Cirebon dalam undak-usuk

(tingkatan berbahasa) ngoko/

bagongan dan atau krama/bebasan.

(Tema: Tokoh dan penemu)

3.7 Mengidentifikasi kata yang memiliki

sandangan panyigeg wanda/

penanda konsonan mati (berupa

layar, cecek, wignyan, dan pang-

kon) dalam aksara carakan (hana-

caraka).

(Tema: Lingkungan alam di

sekitarku)

4.7 Menulis kata yang memiliki san-

dangan panyigeg wanda/ penanda

konsonan mati (berupa layar, cecek,

wignyan, dan pangkon) dalam

aksara carakan (hanacaraka).

(Tema: Lingkungan alam di

sekitarku)

3.8 Mengidentifikasi cerita khas daerah

berupa dongéng satowan (fabel),

crita guyon (anekdot), babad, dan

cerita wayang secara lisan/tulis

dalam undak-usuk (tingkatan ber-

bahasa) ngoko/bagongan dan atau

krama/bebasan.

(Tema: Kerukunan hidup di

daerahku)

4.8 Menyajikan cerita khas daerah be-

rupa dongéng satowan (fabel), crita

guyon (anekdot), babad, dan cerita

wayang secara lisan/tulis dalam

undak-usuk (tingkatan ber-bahasa)

ngoko/bagongan dan atau

krama/bebasan.

(Tema: Kerukunan hidup di

daerahku)

Page 89: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

89

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR

MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA CIREBON

JENJANG SMP/MTs

Kelas VII

Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)

3. Mengingat, memahami pengetahuan

faktual, konseptual, prosedural, dan

metakognitif dengan cara mengamati

[menerapkan, menganalisis, meng-

evaluasi dan mencipta] berdasarkan

rasa ingin tahu tentang dirinya,

makhluk ciptaan Tuhan dan kegiat-

annya, dan benda-benda yang dijum-

painya di rumah, sekolah.

4. Mengamati, menalar, mencoba,

menanya, dan menyaji pengetahuan

faktual dalam bahasa yang jelas dan

logis dan sistematis, dan dengan

tindakan yang mencerminkan

perilaku anak beriman dan berakhlak

mulia.

Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)

3.1 Mengidentifikasi teks deskripsi ten-

tang objek wisata dan peninggalan

sejarah di Cirebon secara lisan/

tertulis dalam undak-usuk (tingkatan

berbahasa) ngoko/bagongan dan

atau krama/bebasan.

4.1 Mendiskusikan teks deskripsi tentang

objek wisata dan peninggalan

sejarah di Cirebon secara lisan/

tertulis dalam undak-usuk (tingkatan

berbahasa) ngoko/bagongan dan

atau krama/bebasan, serta menulis-

kan teks yang baru.

3.2 Menyimak teks lagu daerah (berjenis

tembang anyar/kiser gancang dan

tembang macapat pupuh Mijil)

tentang alam, manusia, dan atau

Sang Pencipta sesuai kaidah atau

paugeran (patokan).

4.2 Menelaahteks lagu daerah (berjenis

tembang anyar/kiser gancang dan

tembang macapat pupuh Mijil)

tentang alam, manusia, dan atau

Sang Pencipta sesuai kaidah atau

paugeran (patokan), dan melantun-

kannya.

3.3 Mengidentifikasi teks guneman (per-

cakapan) secara lisan/tulis dalam

undak-usuk (tingkatan berbahasa)

ngoko/bagongan dan atau krama/

bebasan dan badékan (tebak-

tebakan) secara lisan/tulis dalam

undak-usuk (tingkatan berbahasa)

ngoko/bagongan sesuai paugeran

(patokan).

4.3 Membacakan dan atau melisankan

teks guneman (percakapan) dalam

undak-usuk (tingkatan berbahasa)

ngoko/bagongan dan atau krama/

bebasan dan badékan (tebak-

tebakan) secara lisan/tulis dalam

undak-usuk (tingkatan berbahasa)

ngoko/bagongan sesuai paugeran

(patokan), serta menuliskannya.

Page 90: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

90

3.4 Mengidentifikasi kata yang memiliki

sandangan swara wulu, suku, taling,

taling tarung, dan pepet dalam

aksara Carakan (Hanacaraka).

4.4 Menyalin, menelaah, dan membaca

kata yang memiliki sandangan swara

wulu, suku, taling, taling tarung, dan

pepet dalam aksara Carakan (Hana-

caraka), serta menuliskan kata baru.

3.5 Mengidentifikasi teks deskripsi

tentang tumbuh-tumbuhan di sekitar

berupa nama tumbuhan, nama

bunga, nama buah, dan nama biji

dalam undak-usuk (tingkatan ber-

bahasa) ngoko/bagongan dan atau

krama/bebasan.

4.5 Menyebutkan, mendiskusikan, dan

menuliskan nama tumbuh-

tumbuhan di sekitar berupa nama

tumbuhan, nama bunga, nama buah,

dan nama biji dalam undak-usuk

(tingkatan berbahasa) ngoko/

bagongan dan atau krama/bebasan.

3.6 Mengidentifikasi parikan sewanda,

parikan rong wanda, dan guritan

(puisi daerah) sesuai dengan

paugeran (patokan).

4.6 Menyalin, menelaah, dan membaca

parikan sewanda, parikan rong

wanda, dan guritan (puisi daerah)

sesuai dengan paugeran (patokan),

dan menuliskan yang baru.

3.7 Mengidentifikasiteks cerita babad

dan cerita wayang kulit dalam

undak-usuk (tingkatan berbahasa)

ngoko/bagongan dan atau krama/

bebasan.

4.7 Mendemonstrasikan pembacaandan

menelaah cerita babad dan cerita

wayang kulit dalam undak-usuk

(tingkatan berbahasa) ngoko/

bagongan dan atau krama/bebasan,

serta menuliskan teks yang baru.

3.8 Menuliskan kata yang memiliki

sandangan panyigeg wanda

(penanda konsonan mati) dalam

aksara Carakan (Hanacaraka)

4.8 Menyalin, menelaah, dan membaca

kata yang memiliki sandangan

panyi-geg wanda (penanda kon-

sonan mati) dalam aksara Carakan

(Hanacaraka), serta menuliskan kata

yang baru.

Kelas VIII

Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)

3. Mengingat, memahami pengetahuan

faktual, konseptual, prosedural, dan

metakognitif dengan cara mengamati

[menerapkan, menganalisis, meng-

evaluasi dan mencipta] berdasarkan

rasa ingin tahu tentang dirinya,

makhluk ciptaan Tuhan dan

kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, sekolah.

4. Mengamati, menalar, mencoba,

menanya, dan menyaji penge-

tahuan faktual dalam bahasa yang

jelas dan logis dan sistematis, dan

dengan tindakan yang mencermin-

kan perilaku anak beriman dan

berakhlak mulia.

Page 91: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

91

Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)

3.1 Mengidentifikasi teks deskripsi tentang pertanian, perkebunan, per-ikanan darat, dan kelautan dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/ bagongan dan atau krama/bebasan.

4.1 Mendiskusikan dan menyajikan teks deskripsi tentang pertanian, per-kebunan, perikanan darat, dan kelautan dalam undak-usuk (ting-katan berbahasa) ngoko/ bagongan dan atau krama/bebasan.

3.2 Mengidentifikasi teks/prosa dan guritan (puisi berbahasa daerah) tentang Ki Gedén/Gegedug (tokoh) dalam undak-usuk (tingkatan ber-bahasa) ngoko/bagongan dan atau krama/bebasan.

4.2 Membaca dan menulis teks/prosa dan guritan (puisi berbahasa dae-rah) tentang Ki Gedén/ Gegedug (tokoh) dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/ bagongan dan atau krama/bebasan.

3.3 Mengidentifikasi teks surat pribadi dan dinas dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/ bagongan dan atau krama/bebasan.

4.3 Menelaah dan menulis teks surat pribadi dan dinas dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/ bagongan dan atau krama/bebasan.

3.4 Mengidentifikasi kata dengan san-dangan panyigeg wanda (penanda konsonan mati) dalam aksara Carakan (Hanacaraka).

4.4 Menyalin, menelaah, dan membaca kata dengan sandangan panyigeg wanda (penanda konsonan mati) dalam aksara Carakan (Hana-caraka), serta menuliskan kata yang baru.

3.5 Mengidentifikasi teks wewara (berita), wawancara, poster, dan iklan tentang keberadaan kesenian daerah dalam undak-usuk (ting-katan berbahasa) ngoko/bagongan dan atau krama/ bebasan.

4.5 Membaca, menyajikan, dan menulis atau membuat teks wewara (berita), wawancara, poster, dan iklan tentang keberadaan kesenian dae-rah dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/bagongan dan atau krama/bebasan.

3.6 Mengidentifikasi teks tembang anyar (lagu baru berbahasa Cire-bon) dan tembang macapat pupuh Dandanggula sesuai paugeran (patokan) .

4.6 Menelaah paugeran (patokan) teks tembang anyar (lagu baru ber-bahasa Cirebon) dan tembang macapat pupuh Dandanggula dan melantunkannya.

3.7 Mengidentifikasi teks cerita legenda, babad, dan dongeng beserta kaidah-kaidahnya dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/ bagongan dan atau krama/ bebasan.

4.7 Mendiskusikan teks cerita legenda, babad, dan dongeng beserta kaidah-kaidahnya dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/ bagongan dan atau krama/ bebasan dan menuliskan teks yang baru.

Page 92: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

92

3.8 Mengidentifikasi kata yang memiliki pasangan aksara dan angka aksara dalam aksara Carakan (Hanaca-raka).

3.9 Menyalin, menelaah, dan membaca kata yang memiliki pasangan aksara dan angka aksara dalam aksara Carakan (Hanacaraka), serta menu-liskan kata yang baru.

Kelas IX

Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)

3. Mengingat, memahami pengetahuan

faktual, konseptual, prosedural, dan

metakognitif dengan cara mengamati

[menerapkan, menganalisis, meng-

evaluasi dan mencipta] berdasarkan

rasa ingin tahu tentang dirinya,

makhluk ciptaan Tuhan dan

kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, sekolah.

4. Mengamati, menalar, mencoba,

menanya, dan menyaji penge-

tahuan faktual dalam bahasa yang

jelas dan logis dan sistematis, dan

dengan tindakan yang mencer-

minkan perilaku anak beriman dan

berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)

3.1 Mengidentifikasi teks deskripsi ten-

tang jenis permainan dan olahraga

tradisional daerah Cirebon dalam

undak-usuk (tingkatan berbahasa)

ngoko/bagongan dan atau krama/

bebasan.

4.1 Membaca dan mendiskusikan teks

deskripsi tentang jenis permainan

dan olahraga tradisional daerah

Cirebon dalam undak-usuk

(tingkatan berbahasa) ngoko/

bagongan dan atau krama/bebasan,

serta menulis teks yang baru.

3.2 Mengidentifikasi lagu daerah berupa

tembang klasik dan tembang

macapat pupuh Mijil sesuai kaidah

atau paugeran (patokan).

4.2 Melantunkan lagu daerah berupa

tembang klasik dan tembang

macapat pupuh Mijil, dan menelaah

teks lagu sesuai kaidah atau

paugeran (patokan).

3.3 Mengidentifikasi teks sastra berupa

wangsalan dan drama pendek

dalam Bahasa dan Sastra Cirebon.

4.3 Menalaah teks sastra berupa

wangsalandan drama pendek, serta

bermain peran drama pendek

dalam Bahasa dan Sastra Cirebon.

3.4 Mengidentifikasikata yang memiliki

pasangan aksara dalam aksara

Carakan (Hanacaraka).

4.4 Menyalin dan membaca pasangan

aksara dalam aksara Carakan

(Hanacaraka), serta menulis

pasangan aksara yang baru.

3.5 Mengidentifikasi teks deskripsi

lingkungan sekitar berupa nama-

nama hewan, bagian-bagian hewan,

4.5 Membaca dan menelaah teks

deskripsi lingkungan sekitar berupa

nama-nama hewan, bagian-bagian

Page 93: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

93

dan nama anak hewan dalam

undak-usuk (tingkatan berbahasa)

ngoko/bagongan dan atau krama/

bebasan.

hewan, dan nama anak hewan

dalam undak-usuk (tingkatan ber-

bahasa) ngoko/bagongan dan atau

krama/ bebasan, serta menulis teks

yang baru.

3.6 Mengidentifikasi karya sastra berupa

crita cindek (cerpen) dan crita guyon

(anekdot).

4.6 Membaca dan menelaah karya

sastra berupa crita cindek (cerpen)

dan crita guyon (anekdot), serta

menulis teks yang baru.

3.7 Mengidentifikasi teks argumentasi

kemajuan teknologi informasi dalam

undak-usuk (tingkatan berbahasa)

ngoko/bagongan dan atau krama /

bebasan.

4.7 Membaca dan menyebutkan isi teks

argumentasi kemajuan teknologi

informasi dalam undak-usuk (ting-

katan berbahasa) ngoko/bagongan

dan atau krama/bebasan, serta

menulis teks yang baru.

3.8 Mengidentifikasi kata yang memiliki

sandangan manda swara (penanda

gugus konsonan) dan aksara swara

dalam aksara Carakan (Hanaca-

raka).

4.8 Menyalin dan membaca kata yang

memiliki sandangan manda swara

(penanda gugus konsonan) dan

aksara swara dalam aksara

Carakan (Hanacaraka), serta

menulis kata yang baru.

Page 94: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

94

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR

MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA CIREBON

JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

Kelas X

Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)

3. Mengingat, memahami pengetahuan

faktual, konseptual, prosedural, dan

metakognitif dengan cara mengamati

[menerapkan, menganalisis, meng-

evaluasi dan mencipta] berdasarkan

rasa ingin tahu tentang dirinya,

makhluk ciptaan Tuhan dan

kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, sekolah.

4. Mengamati, menalar, mencoba,

menanya, dan menyaji penge-

tahuan faktual dalam bahasa yang

jelas dan logis dan sistematis, dan

dengan tindakan yang mencer-

minkan perilaku anak beriman dan

berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)

3.1 Mengidentifikasi teks pidato tentang keunggulan jenis makanan dan minuman khas daerah Cirebon dalam undak-usuk (tingkatan ber-bahasa) ngoko/bagongan dan atau krama / bebasan sesuai kaidah.

4.1 Menelaah teks pidato, menyimak pidato, menuliskan teks pidato, dan menyampaikan pidato tentang keunggulan jenis makanan dan minuman khas daerah Cirebon dalam undak-usuk (tingkatan ber-bahasa) ngoko/bagongan dan atau krama/ bebasan sesuai kaidah.

3.2 Mengidentifikasi teks yang mengan-dung unsur sastra (kirata basa, gugon tuwon, tembung entar, purwakanthi).

4.2 Mendiskusikan dan menyajikan teks yang mengandung unsur sastra (kirata basa, gugon tuwon, tembung entar, purwakanthi).

3.3 Mengidentifikasi kata yang memiliki aksara rekan dan sandangan pangkon dalam aksara Carakan (Hanacaraka).

4.3 Menyalin, mengidentifikasi, dan membaca kata yang memiliki aksara rekan dan sandangan pangkon dalam aksara Carakan (Hanaca-raka), serta menuliskan kata yang baru.

3.4 Mengidentifikasi teks lagu daerah berupa tembang anyar dan tembang macapat pupuh Sinom beserta kaidah atau paugeran (patokan).

4.4 Menyimak dan melantunkan lagu daerah berupa tembang anyar dan tembang macapat pupuh Sinom, serta menelaah teks sesuai kaidah atau paugeran (patokan).

Page 95: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

95

3.5 Mengidentifikasi teks narasi tentang biografi ki gedhén/gegedug (tokoh daerah), yakni tokoh seni, tokoh budaya, tokoh masyarakat, dan tokoh agama.

4.5 Membaca dan menelaah teks narasi tentang biografi ki gedhén/gegedug (tokoh daerah), yakni tokoh seni, tokoh budaya, tokoh masyarakat, dan tokoh agama, serta menulis teks yang baru.

3.6 Mengidentifikasi kata berupa ater-ater dan panambang dalam aksara Carakan (Hanacaraka).

4.6 Menyalin, menelaah, dan membaca kata berupa ater-ater dan panam-bang dalam aksara Carakan (Hanacaraka), serta menulis kata yang baru.

3.7 Mengidentifikasi teks drama pendek dalam undak-usuk (tingkatan berba-hasa) ngoko/bagongan dan atau krama /bebasan.

4.7 Membaca teks drama pendek dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/ bagongan dan atau krama / bebasan, dan menyajikan dalam bermain peran.

3.8 Mengidentifikasi teks deskripsi ten-

tang adat-istiadat dalam lingkungan

keluarga atau desa/daerah dalam

undak-usuk (tingkatan berbahasa)

ngoko/bagongan dan atau krama

/bebasan.

4.8 Membaca dan mendiskusikan teks

deskripsi tentang adat-istiadat dalam

lingkungan keluarga atau desa/

daerah dalam undak-usuk (tingkatan

berbahasa) ngoko/bagongan dan

atau krama/bebasan, serta menulis-

kan teks yang baru.

Kelas XI

Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)

5. Mengingat, memahami penge-

tahuan faktual, konseptual, prose-

dural, dan metakognitif dengan cara

mengamati [menerapkan, meng-

analisis, mengevaluasi dan mencip-

ta] berdasarkan rasa ingin tahu

tentang dirinya, makhluk ciptaan

Tuhan dan kegiatannya, dan benda-

benda yang dijumpainya di rumah,

sekolah.

4. Mengamati, menalar, mencoba,

menanya, dan menyaji penge-

tahuan faktual dalam bahasa yang

jelas dan logis dan sistematis, dan

dengan tindakan yang mencer-

minkan perilaku anak beriman dan

berakhlak mulia.

Page 96: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

96

Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)

3.1 Mengidentifikasi teks wewara

(berita), wawancara, poster, dan

iklan tentang kemajuan teknologi

dalam undak-usuk (tingkatan ber-

bahasa) ngoko/bagongan dan atau

krama/bebasan.

4.1 Membaca, menelaah, dan menulis

atau membuat teks wewara (berita),

wawancara, poster, dan iklan

tentang kemajuan teknologi dalam

undak-usuk (tingkatan berbahasa)

ngoko/bagongan dan atau krama/

bebasan.

3.2 Mengidentifikasi teks sastra yang

mengandung rura basa, panyandra,

pralambang, dan ukara sesumbar.

4.2 Mendiskusikan dan menyajikan teks

sastra yang mengandung rura basa,

candra, pralambang, dan ukara

sesumbar.

3.3 Mengidentifikasi kata yang memiliki

sandangan mandaswara dalam

aksara Carakan (Hanacaraka).

4.3 Menyalin, menelaah, dan membaca

kata yang memiliki sandangan

mandaswara dalam aksara Carakan

(Hanacaraka), serta menuliskan

kata yang baru.

3.4 Mengidentifikasi teks lagu daerah

berupa tembang klasik dan tembang

macapat pupuh Kasmaransesuai

kaidah atau paugeran (patokan).

4.4 Menyimak dan melantunkan lagu

daerah berupa tembang klasik dan

tembang macapat pupuh kasmaran,

serta menelaah teks lagu sesuai

kaidah atau paugeran (patokan).

3.5 Mengidentifikasi teks surat surat

pribadi atau kedinasan dalam

undak-usuk (tingkatan berbahasa)

ngoko/ bagongan dan atau krama

/bebasan.

4.5 Membaca, menelaah, dan

menuliskan teks surat surat pribadi

atau kedinasan dalam undak-usuk

(tingkatan berbahasa) ngoko/

bagongan dan atau krama/bebasan.

3.6 Mengidentifikasiteks sastra berupa

crita guyon (anekdot), badhékan

(tebak-tebakan), dan crita cindek

(cerpen) dalam undak-usuk (ting-

katan berbahasa) ngoko/ bagongan

dan atau krama/bebasan.

4.6 Mendiskusikan dan menyajikan teks

sastra berupa crita guyon (anekdot),

badhékan (tebak-tebakan), dan crita

cindek (cerpen) dalam undak-usuk

(tingkatan berbahasa) ngoko/

bagongan dan atau krama/bebasan,

dan menuliskan teks yang baru.

3.7 Mengidentifikasi kata yang memiliki

aksara murda dalam aksara

Carakan (Hanacaraka).

4.7 Menyalin, menelaah, dan membaca

kata yang memiliki aksara murda

dalam aksara Carakan (Hanaca-

raka), serta menuliskan kata yang

baru.

Page 97: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

97

3.8 Mengidentifikasi teks sastra berupa

parikan (pantun), pribasa (peri-

bahasa), wangsalan, dan guritan

(puisi) berbahasa daerah Cirebon.

4.8 Mendiskusikan dan memaparkan

atau menyajikan teks sastra berupa

parikan (pantun), pribasa (peri-

bahasa), wangsalan, dan guritan

(puisi) berbahasa daerah Cirebon,

serta menuliskan teks yang baru.

Kelas XII

Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)

3. Mengingat, memahami pengetahuan

faktual, konseptual, prosedural, dan

metakognitif dengan cara mengamati

[menerapkan, menganalisis, meng-

evaluasi dan mencipta] berdasarkan

rasa ingin tahu tentang dirinya,

makhluk ciptaan Tuhan dan kegiat-

annya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, sekolah.

4. Mengamati, menalar, mencoba,

menanya, dan menyaji penge-

tahuan faktual dalam bahasa yang

jelas dan logis dan sistematis, dan

dengan tindakan yang mencer-

minkan perilaku anak beriman dan

berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)

3.1 Mengidentifikasi teks deskripsi ten-

tang berbagai jenis teknologi infor-

masi dalam undak-usuk (tingkatan

berbahasa) ngoko/bagongan dan

atau krama/bebasan.

4.1 Menelaah dan mendiskusikan teks

deskripsi tentang berbagai jenis

teknologi informasi dalam undak-

usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/

bagongan dan atau krama/bebasan,

serta menyajikannya.

3.2 Mengidentifikasi teks drama pendek

dalam undak-usuk (tingkatan

berbahasa) ngoko/bagongan dan

atau krama/bebasan.

4.2 Membaca dan menelaah teks drama

pendek dalam undak-usuk (ting-

katan berbahasa) ngoko/bagongan

dan atau krama/bebasan, serta me-

nyajikannya dalam bermain peran.

3.3 Mengidentifikasi penulisan kata be-

rupa tembung lingga dan tembung

turunan, singkatan dan akronim

dalam aksara (Hanacaraka).

4.3 Menyalin, menelaah, dan membaca

kata berupa tembung lingga dan

tembung turunan, singkatan dan

akronim dalam aksara (Hanaca-

raka), serta menuliskan kata yang

baru.

Page 98: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

98

3.4 Mengidentifikasi teks sastra berupa

suluk, jawokan, dan sengkalan.

4.4 Membaca, mendiskusikan, dan

menyajikan teks sastra berupa

suluk, jawokan, dan sengkalan.

3.5 Mengidentifikasi teks adicara

(acara) dan pidato tentang peringat-

an hari-hari besar nasional dan ke-

agamaan dalam undak-usuk (ting-

katan berbahasa) ngoko/bagongan

dan atau krama/bebasan.

4.5 Menelaah, menulis, dan menyajikan

teks susunan adicara (acara)

tentang peringatan hari-hari besar

nasional dan keagamaan dalam

undak-usuk (tingkatan berbahasa)

ngoko/bagongan dan atau krama/

bebasan.

3.6 Mengidentifikasi teks cerita wayang

kulit dan wayang golék cepak/

ménak tertulis/lisan dalam undak-

usuk (tingkatan berbahasa) basa

ngoko/bagongan dan/atau krama/

bebasan.

4.6 Menyimak cerita lisandan menelaah

teks tertulis wayang kulit dan

wayang golék cepak/ménak dalam

undak-usuk (tingkatan berbahasa)

ngoko/bagongan dan atau krama/

bebasan.

3.7 Mengidentifikasi teks lagu daerah

berupa tembang anyar sesuai

kaidah atau paugeran (patokan).

4.7 Menyimak dan melantunkan lagu

daerah berupa tembang anyar, serta

menelaah teks lagu sesuai kaidah

atau paugeran (patokan).

3.8 Mengidentifikasi teks deskripsi ten-

tang cita-cita dalam undak-usuk

(tingkatan berbahasa) ngoko/

bagongan dan atau krama/bebasan.

4.8 Membaca dan menelaah teks

deskripsi tentang cita-cita dalam

undak-usuk (tingkatan berbahasa)

ngoko/ bagongan dan atau

krama/bebasan, serta menuliskan

teks yang baru.

GUBERNUR JAWA BARAT,

AHMAD HERYAWAN

Page 99: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

99

LAMPIRAN 4 KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : TANGGAL :

TENTANG : KURIKULUM TINGKAT DAERAH MUATAN LOKAL MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA DAERAH BERDASARKAN KURIKULUM 2013 EDISI REVISI

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDRAMAYU

JENJANG SD/MI, SMP/MTs., SMA/SMK/MA

3.1 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

3.1.1 Dasar

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 24

Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KIKD) pada Kurikulum

2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.

Adanya Permendikbud No. 24/2016 Tentang KIKD pada Kurikulum 2013 pada

Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, maka Permendikbud No. 57/2014

tentang Kurikulum 2013 pada Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, Permendikbud No.

58/2014 tentang Kurikulum 2013 pada Sekolah Menengah Pertama/Madrasah

Tsanawiyah, Permendikbud No. 59/2014 tentang Kurikulum 2013 pada Sekolah

Menengah Atas/Madrasah Aliyah, dan Permendikbud No. 60/2014 tentang Kurikulum

2013 pada Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan dicabut dan

dinyatakan tidak berlaku.

3.1.2 Pengertian

Kompetensi Inti (KI) pada Kurikulum 2013 merupakan tingkat kemampuan untuk

mencapai standar kompetensi lulusan yang harus dimiliki seorang peserta didik pada

setiap tingkat kelas. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kemampuan dan materi

pembelajaran minimal yang harus dicapai peserta didik untuk suatu mata pelajaran

pada masing-masing satuan pendidikan yang mengacu pada kompetensi inti.

Kompetensi Inti terdiri atas:

a. kompetensi inti sikap spiritual;

b. kompetensi inti sikap sosial;

c. kompetensi inti pengetahuan; dan

d. kompetensi inti keterampilan.

Page 100: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

100

Perumusan Kompetensi Dasar pada Kompetensi Inti Sikap Spiritual pada mata

pelajaran Pendidikan Agama dan Budipekerti. Perumusan Kompetensi Dasar pada

Kompetensi Inti Sikap Sosial pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan.

KOMPETENSI INTI DESKRIPSI KOMPETENSI

Sikap Spiritual 1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran

agama yang dianutnya.

Sikap Sosial

2. Menunjukkan perilaku:

a. jujur,

b. disiplin,

c. santun,

d. percaya diri,

e. peduli, dan

f. bertanggung jawab dalam berinteraksi dengan

keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara.

Kompetensi Dasar pada kurikulum 2013 berisi kemampuan dan materi

pembelajaran untuk suatu mata pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan

yang mengacu pada kompetensi inti. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

digunakan sebagai dasar untuk perubahan buku teks pelajaran pada pendidikan dasar

dan pendidikan menengah.

KOMPETENSI

INTI DESKRIPSI KOMPETENSI

Pengetahuan

3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan meta-kognitif pada tingkat dasar dengan cara :

a. mengamati, b. menanya, dan c. mencoba

Berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.

Keterampilan

4. Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak: a. kreatif b. produktif, c. kritis, d. mandiri, e. kolaboratif, dan f. komunikatif

Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan tindakan yang mencerminkan perilaku anak sesuai dengan tahap perkembangannya.

Page 101: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

101

3.2 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Bahasa Indramayu

Berdasarkan Kompetensi Inti dan Deskripsi Kompetensi di atas, disusun

Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa dan

Sastra Indramayu sebagai berikut:

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDRAMAYU JENJANG SD/MI

Kelas I

Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)

3. Memahami pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan metakog-

nitif dengan cara mengamati [mende-

ngar, melihat, membaca] dan mena-

nya berdasarkan rasa ingin tahu ten-

tang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan

dan kegiatannya, dan benda-benda

yang dijumpainya di rumah, sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual

dalam bahasa yang jelas dan logis

dan systematis, dalam karya yang

estetis dalam gerakan yang mencer-

minkan anak sehat, dan dalam tin-

dakan yang mencerminkan perila-ku

anak beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)

3.1 Memahami teks deskripsi pendek

dalam undak-usuk (tingkatan berba-

hasa) ngoko/bagongan dan atau

krama/m bebasan tentang diriku,

nama anggota tubuhku, nama

bilangan, dan nama warna.

(Tema: Diri Sendiri)

4.1 Menuliskan kembali isi teks des-

kripsi pendek dalam undak-usuk

(tingkatan berbahasa) ngoko/

bagongan dan atau krama/

bebasan tentang diriku, nama

anggota tubuhku, nama bilangan,

dan nama warna.

(Tema: Diri Sendiri)

3.2 Memahami teks tembang dolanan

(lagu permainan anak-anak dalam

bahasa Indramayu) tentang, kese-

nangan, dan tebak-tebakan.

(Tema: Kegemaranku)

4.2 Memperagakan tembang dolanan

(lagu permainan anak-anak dalam

bahasa Indramayu) tentang persa-

habatan, kesenangan, dan tebak-

tebakan.

(Tema: Kegemaranku)

3.3 Memahami teks narasi pendek (10-

15 kalimat) dalam undak-usuk

(tingkatan berbahasa) ngoko/

bagongan dan atau krama/bebasan

tentang kegiatanku sehari-hari (di

rumah, di lingkungan sekitar, dan di

sekolah)

(Tema: Kegiatanku)

4.3 Menceritakan teks narasi pendek

(10-15 kalimat) dalam undak-usuk

(tingkatan berbahasa) ngoko/

bagongan dan atau krama/bebasan

tentang kegiatanku sehari-hari (di

rumah, di lingkungan sekitar, dan di

sekolah).

(Tema: Kegiatanku)

Page 102: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

102

3.3 Mengidentifikasi dongeng dari

daerah Indramayu, baik berupa

dongeng manusia maupun dongeng

satoan (fabel). (Tema: Keluargaku)

4.4 Menceritakan secara sederhana

dongeng dari daerah Indramayu,

baik berupa dongeng manusia

maupun dongeng satoan (fabel).

(Tema: Keluargaku)

3.4 Memahami teks deskripsi pendek

dalam undak-usuk (tingkatan ber-

bahasa) ngoko/ bagongan dan atau

krama/bebasan tentang pengala-

manku yang berkaitan dengan

nama bunga, buah, tanaman, dan

pohon. (Tema: Pengalamanku)

4.5 Menceritakan secara sederhana

teks deskripsi pendek dalam

undak-usuk (tingkatan berbahasa)

ngoko/bagongan dan atau krama/

bebasan tentang pengalamanku

yang berkait-an dengan nama

bunga, buah, tanaman, dan pohon.

(Tema: Pengalamanku)

3.6 Memahami teks deskripsi pendek

dalam undak-usuk (tingkatan berba-

hasa) ngoko/bagongan dan atau

krama/bebasan tentang lingkungan

perumahan, sekolah, dan desa/kota.

(Tema: Lingkungan)

4.6 Menceritakan isi teks deskripsi

pendek dalam undak-usuk (ting-

katan berbahasa) ngoko/bagongan

dan atau krama/bebasan tentang

lingkungan perumahan, sekolah,

dan desa/kota.

(Tema: Lingkungan)

3.7 Memahami teks guritan (puisi ber-

bahasa Indramayu) tentang benda,

binatang, tanaman, dan alam

sekitar. (Tema: Alam sekitarku)

4.7 Menyampaikan secara lisan/gambar

yang berisi guritan (puisi berba-

hasa Indramayu) tentang benda,

binatang, tanaman, dan alam

sekitar.

(Tema: Alam sekitarku)

3.8 Mencermati teks guneman (perca-

kapan) dalam undak-usuk (tingkatan

berbahasa) ngoko/ bagongan dan

atau krama/ bebasan, baik guneman

(percakapan) tentang hujan, kema-

rau, siang, dan malam. (Tema:

Peristiwa alam)

4.8 Menirukan teks guneman (perca-

kapan) dalam undak-usuk (ting-

katan berbahasa) ngoko/bagongan

dan atau krama/ bebasan, baik

guneman (percakapan) maupun

badékan (tebak-tebakan) tentang

peristiwa alam. (Tema: Peristiwa

alam)

Page 103: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

103

Kelas II

Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)

3. Memahami pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan

metakog-nitif dengan cara

mengamati [mende-ngar, melihat,

membaca] dan mena-nya

berdasarkan rasa ingin tahu ten-

tang dirinya, makhluk ciptaan

Tuhan dan kegiatannya, dan

benda-benda yang dijumpainya di

rumah, sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual

dalam bahasa yang jelas dan logis

dan sistematis, dalam karya yang

estetis dalam gerakan yang

mencerminkan anak sehat, dan

dalam tindakan yang mencerminkan

perilaku anak beriman dan berakhlak

mulia.

Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)

3.1 Mencermati teks narasi pendek

dalam undak-usuk (tingkatan

berbahasa) ngoko/bagongan dan

atau krama/ bebasan tentang

kerukunan bersama di rumah,

tetangga, kelas, dan sekolah.

(Tema: Hidup rukun)

4.1 Menceritakan kembali teks narasi

pendek dalam undak-usuk (tingkatan

berbahasa) ngoko/bagongan dan

atau krama/ bebasan tentang

kerukunan bersama di rumah,

tetangga, kelas, dan sekolah.

(Tema: Hidup rukun)

3.2 Mencermati teks dan lagu tembang

dolanan (lagu permainan anak-

anak dalam bahasa Indramayu)

tentang permainan di lingkunganku.

(Tema: Bermain di lingkunganku)

4.2 Memperagakan tembang dolanan

(lagu permainan anak-anak dalam

bahasa Indramayu) tentang

permainan di lingkunganku.

(Tema: Bermain di lingkunganku)

3.5 Menggali informasi dari teks narasi

pendek (10-15 kalimat) dalam

undak-usuk (tingkatan berbahasa)

ngoko/ bagongan dan atau krama/

bebasan tentang tugasku sehari-

hari (belajar, mengaji, membantu di

rumah, piket di sekolah).

(Tema: Tugasku sehari-hari)

4.3 Menyampaikan isi teks narasi pendek

(10-15 kalimat) dalam undak-usuk

(tingkatan berbahasa) ngoko/

bagongan dan atau krama/bebasan

tentang tugasku sehari-hari (belajar,

mengaji, membantu di rumah, piket di

sekolah).

(Tema: Tugasku sehari-hari)

3.6 Menyimak tembang macapat

berupa pupuh pucung dari teks

tulis, lisan maupun irama lagu

tentang sekolahku.

(Tema: Sekolahku)

4.4 Melantunkan tembang macapat

berupa pupuh pucung tentang

sekolahku.

(Tema: Sekolahku)

Page 104: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

104

3.5 Menggali informasi dari teks des-

kripsi tentang hidup bersih dan

sehat dalam undak-usuk (tingkatan

berbahasa) ngoko/bagongan dan

atau krama/bebasan.

(Tema: Hidup bersih dan sehat)

4.5 Menyajikan informasi dari teks des-

kripsi dalam undak-usuk (tingkatan

berbahasa) ngoko/bagongan dan

atau krama/bebasan.

(Tema: Hidup bersih dan sehat)

3.6 Memahami cara membaca teks

guritan (puisi bahasa Indramayu)

sesuai kriteria pembacaan (vokal,

intonasi, dan interpretasi) tentang

lingkungan alam sekitar (air, bumi,

dan matahari).

(Tema: Air, bumi, dan matahari)

4.6 Membaca teks puisi sesuai kriteria

pembacaan (vokal, intonasi, dan

interpretasi) tentang lingkungan alam

sekitar (air, bumi, dan matahari).

(Tema: Air, bumi, dan matahari)

3.7 Mengidentifikasi teks deskripsi ten-

tang memelihara hewan dan tum-

buhan dalam undak-usuk (tingkatan

berba-hasa) ngoko/bagongan dan

atau krama/bebasan.

(Tema: Memelihara hewan dan

tum-buhan)

4.7 Menyajikan hasil identifikasi deskripsi

tentang memelihara hewan dan

tumbuhan dalam undak-usuk (ting-

katan berbahasa) ngoko/bagongan

dan atau krama/bebasan.

(Tema: Memelihara hewan dan tum-

buhan)

3.8 Menyimak teks parikan (pantun

dalam bahasa Indramayu) tentang

keselamatan di rumah dan perja-

lanan, berupa parikan rong wanda

(pantun 2 baris).

(Tema: Keselamatan di rumah dan

perjalanan)

3.8 Mendemonstrasikan pengucapan

teks parikan (pantun dalam bahasa

Indra-mayu) tentang keselamatan di

rumah dan perjalanan, berupa

parikan rong wanda (pantun 2 baris).

(Tema: Keselamatan di rumah dan

perjalanan)

Kelas III

Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)

3. Memahami pengetahuan faktual, kon-

septual, prosedural, dan metakognitif

dengan cara mengamati [mendengar,

melihat, membaca] dan menanya

berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk cip-taan Tuhan dan

kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual

dalam bahasa yang jelas dan logis

dan sistematis, dalam karya yang

estetis dalam gerakan yang mencer-

minkan anak sehat, dan dalam tin-

dakan yang mencerminkan perilaku

anak beriman dan berakhlak mulia.

Page 105: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

105

Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)

3.1 Menjelaskan gambar tentang kebera-

daan alam sekitar (hewan dan

tumbuhan) dalam undak-usuk (ting-

katan berbahasa) ngoko/bagongan

dan atau krama/ bebasan.

(Tema: Sayangi hewan dan

tumbuhan di sekitar)

4.1 Menjelaskan kembali gambar ten-

tang keberadaan alam sekitar

(hewan dan tumbuhan) secara

lisan/tulisan dalam undak-usuk

(tingkatan berbahasa) ngoko/

bagongan dan atau krama/

bebasan. (Tema: Sayangi

hewan dan tumbuhan di sekitar)

3.2 Mengidentifikasi unsur-unsur latar,

tokoh, dan pesan dalam crita cindek

(cerita pendek).

(Tema: Pengalaman yang Menge-

sankan)

4.2 Menceritakan kembali unsur-unsur

latar, tokoh, dan pesan dalam crita

cindek (cerita pendek) secara lisan

dan tulis.

(Tema: Pengalaman yang Menge-

sankan)

3.3 Menggali informasi sederhana dari

teks deskripsi tentang musim dalam

undak-usuk (tingkatan berbahasa)

ngoko/bagongan dan atau krama/

bebasan.

(Tema: Mengenal musim)

4.3 Menjelaskan informasi sederhana

dari teks deskripsi tantang musim

dalam undak-usuk (tingkatan ber-

bahasa) ngoko/ bagongan dan atau

krama/ bebasan. (Tema: Mengenal

musim)

3.4 Menyimak teks cerita daerah (berupa

dongéng satoan/ fabel dan cerita

rakyat) tentang kegotong-royongan

dalam undak-usuk (tingkatan baha-

sa) ngoko/bagongan dan atau krama/

bebasan.

(Tema: Ringan sama dijinjing, berat

sama dipikul)

4.4 Menceritakan isi teks cerita daerah

(berupa dongéng satoan/ fabel dan

cerita rakyat) tentang kegotong-

royongan secara lisan/tulis dalam

undak-usuk (tingkatan bahasa)

ngoko/bagongan dan atau krama/

bebasan.

(Tema: Ringan sama dijinjing, berat

sama dipikul)

3.5 Memahami teks dan lagu tembang

dolanan (lagu permainan anak-anak

dalam bahasa Indramayu).

(Tema: Permainan anak-anak)

4.5 Memperagakan tembang dolanan

(lagu permainan anak-anak dalam

bahasa Indramayu).

(Tema: Permainan anak-anak)

3.6 Memahami teks narasi tentang persa-

habatan di rumah, lingkungan tetang-

ga, kelas, dan sekolah dalam undak-

usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/

bagongan dan atau krama/ bebasan.

(Tema: Indahnya persahabatan)

4.6 Menyusun paragraf (3-4 kalimat)

tentang persahabatan di rumah,

lingkungan tetangga, kelas, dan

sekolah dalam undak-usuk (ting-

katan berba-hasa) ngoko/bagongan

dan atau krama/ bebasan.

(Tema: Indahnya persahabatan)

Page 106: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

106

3.7 Memahami teks lagu daerah (berupa

tembang anyar/kiser gancang dan

tembang pujian /lagu yang memuji

Allah swt dan Rasul, atau ajaran

agama Islam dalam bahasa Indra-

mayu).

(Tema: Berperilaku baik dalam kehi-

dupan sehari-hari)

4.7 Menyajikan teks lagu daerah (be-

rupa tembang anyar/kiser gancang

dan tembang pujian /lagu yang me-

muji Allah swt dan Rasul, atau ajar-

an agama Islam dalam bahasa In-

dramayu) secara teks maupun lagu.

(Tema: Berperilaku baik dalam

kehidupan sehari-hari)

3.8 Menggali informasi dari teks ekspo-

sisi tentang menjaga kelestarian ling-

kungan (sungai, hutan, dan laut)

dalam undak-usuk (tingkatan baha-

sa) ngoko/bagongan dan atau krama/

bebasan.

(Tema: Menjaga kelestarian lingkung-

an)

4.8 Meringkas teks eksposisi tentang

menjaga kelestarian lingkungan

(sungai, hutan, dan laut) dalam

undak-usuk (tingkatan berbahasa)

ngoko/bagongan dan atau krama/

bebasan.

(Tema: Menjaga kelestarian ling-

kungan)

Kelas IV

Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)

3. Memahami pengetahuan faktual, kon-

septual, prosedural, dan metakognitif

dengan cara mengamati dan mena-

nya menanya berdasarkan rasa ingin

tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan

Tuhan dan kegiatannya, dan benda-

benda yang dijumpainya di rumah,

sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual da-

lam bahasa yang jelas dan logis dan

sistematis, dalam karya yang estetis

dalam gerakan yang mencerminkan

anak sehat, dan dalam tindakan yang

mencerminkan perilaku anak beriman

dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)

3.1 Memahami teks tembang macapat

berupa pupuh pucung sesuai

paugeran (patokan) tentang keber-

samaan.

(Tema: Indahnya kebersamaan)

4.1 Menjelaskan kembali paugeran (pa-

tokan) teks tembang macapat

berupa pupuh pucung tentang

kebersamaan.

(Tema: Indahnya kebersamaan)

3.2 Mengidentifikasi pokok pikiran teks

narasi tentang kepedulian terhadap

makhluk hidup dalam undak-usuk

(tingkatan berbahasa) ngoko/

bagongan dan atau krama/bebasan.

(Tema: Peduli terhadap makhluk

hidup)

4.2 Menuliskan pokok pikiran dari teks

narasi tentang kepedulian terhadap

makhluk hidup dalam undak-usuk

(tingkatan berbahasa) ngoko/

bagongan dan atau krama/bebasan.

(Tema: Peduli terhadap makhluk

hidup)

Page 107: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

107

3.3 Mencermati teks deskripsi tentang

berbagai jenis pekerjaan atau profesi

dalam undak-usuk (tingkatan berba-

hasa) ngoko/bagongan dan atau

krama/bebasan. (Tema: Berbagai

jenis pekerjaan)

4.3 Menulis teks deskripsi tentang

berbagai jenis pekerjaan atau profesi

dalam undak-usuk (tingkatan berba-

hasa) ngoko/bagongan dan atau

krama/bebasan.

(Tema: Berbagai jenis pekerjaan)

3.7 Mengidentifikasi urutan abjad aksa-

ra carakan (hanacaraka) Nglegena

(aksara yang memperoleh san-

dangan) sebagai penghargaan atas

jasa Ajisaka, penemu aksara carak-

an (hanacaraka).

(Tema: Menghargai jasa pahlawan)

4.4 Menulis urutan abjad aksara carakan

(hanacaraka) Nglegena (aksara

yang memperoleh sandangan) se-

bagai penghargaan atas jasa Ajisa-

ka, penemu aksara carakan (hana-

caraka).

(Tema: Menghargai jasa pahlawan)

3.5 Mencermati isi teks poster/brosur

sederhana tentang hemat energi

dalam undak-usuk (tingkatan berba-

hasa) ngoko/bagongan dan atau

krama/bebasan.

(Tema: Selalu berhemat energi)

4.5 Membuat teks poster/brosur seder-

hana tentang hemat energi dalam

undak-usuk (tingkatan berbahasa)

ngoko/bagongan dan atau krama/

bebasan.

(Tema: Selalu berhemat energi)

3.6 Mengidentifikasi teks parikan (pantun

berbahasa Indramayu) rong wanda

(2 baris) dan patang wanda (4 baris)

sesuai paugeran (patokan) tentang

indahnya negeriku.

(Tema: Indahnya negeriku)

4.6 Membuat teks parikan (pantun ber-

bahasa Indramayu) rong wanda (2

baris) dan patang wanda (4 baris)

sesuai paugeran (patokan) tentang

indahnya negeriku.

(Tema: Indahnya negeriku)

3.7 Memahami teks eksposisi tentang

makanan khas Indramayu dalam

undak-usuk (tingkatan bahasa)

ngoko/bagongan dan atau krama/

bebasan.

(Tema: Makanan sehat dan bergizi)

4.7 Menulis paragraf (5-6 kalimat) ten-

tang makanan khas Indramayu da-

lam undak-usuk (tingkatan bahasa)

ngoko/bagongan dan atau krama/

bebasan.

(Tema: Makanan sehat dan bergizi)

3.8 Mengidentifikasi unsur intrinsik gurit-

an (puisi berbahasa Indramayu)

pada unsur diksi, kata nyata, purwa-

kanti (rima), dan amanat. (Tema:

Cita-citaku)

4.8 Menyajikan teks guritan (puisi berba-

hasa Indramayu) yang dilengkapi

dengan unsur diksi, kata nyata,

purwakanti (rima), dan amanat.

(Tema: Cita-citaku)

Page 108: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

108

Kelas V

Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)

3. Memahami pengetahuan faktual, kon-

septual, prosedural, dan metakognitif

dan konseptual dengan cara menga-

mati, menanya, dan mencoba berda-

sarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,

makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatan-

nya, dan benda-benda yang dijumpai

di rumah, sekolah, dan tempat

bermain.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dan

konseptual dalam bahasa yang jelas,

sistematis, logis, dan kritis dalam

karya yang estetis dalam gerakan

yang mencerminkan anak sehat, dan

dalam tindakan yang mencerminkan

perilaku anak beriman dan berakhlak

mulia.

Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)

3.1 Mengumpulkan informasi dari teks

deskripsi tentang wirausaha yang

ada di lingkungan sekitar.

(Tema: Wirausaha)

4.1 Menyampaikan informasi secara

lisan/tulis tentang wirausaha yang

ada di lingkungan sekitar.

(Tema: Wirausaha)

3.2 Menggali informasi dalam teks

guneman (percakapan) baik gunem-

an biasa maupun badékan (tebak-

tebakan) tentang kehidupan sehari-

hari dalam undak-usuk (tingkatan

berbahasa) ngoko/bagongan dan

atau krama/bebasan.

(Tema: Peristiwa dalam kehidupan)

4.2 Menyajikan teks guneman (perca-

kapan) baik guneman biasa mau-

pun badékan (tebak-tebakan) ten-

tang kehidupan sehari-hari dalam

undak-usuk (tingkatan berbahasa)

ngoko/bagongan dan atau krama/

bebasan.

(Tema: Peristiwa dalam kehidupan)

3.3 Memahami sistematika penulisan su-

rat pribadi berupa undangan dan

informasi.

(Tema: Hidup rukun)

4.3 Menulis surat pribadi sesuai dengan

sistematika penulisan berupa un-

dangan dan informasi. (Tema:

Hidup rukun)

3.4 Mengidentifikasi cerita khas daerah

(berupa dongeng satoan (fabel),

crita guyon (anekdot), dan babad ten-

tang persahabatan dalam khazanah

Indramayu dalam undak-usuk (ting-

katan bahasa) ngoko/bagongan dan

atau krama/bebasan.

(Tema: Persahabatan)

4.4 Menyajikan cerita khas daerah beru-

pa dongeng satoan (fabel), crita gu-

yon (anekdot), dan babad secara

lisan/tulis tentang persahabatan da-

lam khazanah Indramayu dalam un-

dak-usuk (tingkatan bahasa) ngoko

/bagongan dan atau krama/

bebasan. (Tema: Persahabatan)

3.5 Mengidentifikasi kata dengan san-

dangan swara (berupa sandangan

suku dan wulu) dalam aksara carak-

an (hanacaraka).

(Tema: Alam lingkunganku)

4.5 Menulis kata dengan sandangan

swara (berupa sandangan suku dan

wulu) dalam aksara carakan (hana-

caraka).

(Tema: Alam lingkunganku)

Page 109: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

109

3.6 Mencermati lagu daerah Indramayu

berjenis tembang anyar/kiser gan-

cang.

(Tema: Orang-orang dan kegiatan-

nya di sekitarku)

4.6 Menyajikan teks lagu daerah Indra

mayu berjenis tembang anyar/kiser

gancang secara teks dan lagu.

(Tema: Orang-orang dan kegiatan-

nya di sekitarku)

3.7 Menganalisis informasi yang terkan-

dung dalam teks eksposisi tentang

pentingnya menjaga kesehatan.

(Tema: Sehat itu penting)

4.7 Menyusun teks berisi informasi ten-

tang pentingnya menjaga kesehat-

an.

(Tema: Sehat itu penting)

3.8 Mengidentifikasi teks sastra daerah

Indramayu (berupa parikan, guritan/

puisi, dan pribasa/peribahasa) ten-

tang nasihat.

(Tema: Nasihat dalam kehidupan)

4.8 Menyampaikan makna/isi teks sastra

daerah Indramayu (berupa parikan,

guritan/puisi, dan pribasa/periba-

hasa) tentang nasihat.

(Tema: Nasihat dalam kehidupan)

Kelas VI

Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)

3. Memahami pengetahuan faktual,

konseptual, prosedural, dan

metakognitif dan konseptual dengan

cara mengamati, menanya, dan

mencoba berdasarkan rasa ingin tahu

tentang dirinya, makhluk ciptaan

Tuhan dan kegiatannya, dan benda-

benda yang dijumpainya di rumah,

sekolah, dan tempat bermain.

4. Menyajikan pengetahuan faktual

dan konseptual dalam bahasa yang

jelas, sistematis, logis, dan kritis

dalam karya yang estetis dalam

gerakan yang mencerminkan anak

sehat, dan dalam tindakan yang

mencerminkan perilaku anak

beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)

3.1 Mencermati teks narasi tentang ke-

banggaan terhadap Indramayu

dalam undak-usuk (tingkatan berba-

hasa) ngoko/bagongan dan atau

krama/bebasan.

(Tema: Bangga terhadap daerahku)

4.1 Menulis teks narasi tentang kebang-

gaan terhadap Indramayu dalam

undak-usuk (tingkatan berbahasa)

ngoko/bagongan dan atau krama/

bebasan.

(Tema: Bangga terhadap daerah-

ku)

Page 110: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

110

3.3 Menyimak teks lagu daerah (berjenis

tembang dolanan, tembang anyar/

kiser gancang, dan tembang

macapat pupuh Mijil) tentang

kesatuan dalam perbedaan.

(Tema: Kesatuan dalam perbedaan

4.2 Menyajikan lagu daerah (berjenis

tembang dolanan, tembang anyar/

kiser gancang, dan tembang maca-

pat pupuh mijil) secara teks dan

lagu tentang kesatuan dalam perbe-

daan.

(Tema: Kesatuan dalam perbedaan)

3.3 Mengidentifikasi kata yang memiliki

sandangan swara (berupa sandang-

an suku, wulu, taling, taling tarung,

pepet) dalam aksara carakan (hana-

caraka).

(Tema: Lingkungan alam di sekitar-

ku)

4.3 Menulis kata (dengan sandangan

suku, wulu, taling tarung, pepet,

dan pangkon) dalam aksara carak-

an (hanacaraka).

(Tema: Lingkungan alam di sekitar-

ku)

3.4 Mengidentifikasi teks sastra daerah

Indramayu parikan (pantun), pribasa

(peribahasa), wangsalan dan

guritan (puisi berbahasa Indramayu).

(Tema: Kemasyarakatan)

4.4 Menyampaikan isi/makna teks sastra

daerah Indramayu berupa parikan

(pantun), pribasa (peribahasa),

wangsalan dan guritan (puisi

berba-hasa Indramayu). (Tema:

Kemasyarakatan)

3.5 Memahami teks pidato yang ber-

muatan unsur-unsur sastra Indra-

mayu berupa parikan (pantun), pri-

basa (peribahasa), dan wangsalan.

(Tema: Adat-istiadat di daerahku)

4.5 Menyajikan teks pidato secara lisan/

tulis yang bermuatan unsur-unsur

sastra Indramayu berupa parikan

(pantun), pribasa (peribahasa), dan

wangsalan.

(Tema: Adat-istiadat di daerahku)

3.6 Mengidentifikasi teks deskripsi ten-

tang gegedug/gegedén (tokoh)

dalam khazanah Indramayu dalam

undak-usuk (tingkatan berbahasa)

ngoko/bagongan dan atau krama/

bebasan.

(Tema: Tokoh dan penemu)

4.6 Menyampaikan hasil identifikasi dari

teks narasi tentang gegedug/

gegedén (tokoh) dalam khazanah

Indramayu dalam undak-usuk

(tingkatan berbahasa) ngoko/

bagongan dan atau krama/

bebasan.

(Tema: Tokoh dan penemu)

3.7 Mengidentifikasi kata yang memiliki

sandangan panyigeg wanda/

penanda konsonan mati (berupa

layar, cecek, wignyan, dan pangkon)

dalam aksara carakan (hanacaraka).

(Tema: Lingkungan alam di sekitar-

ku)

4.7 Menulis kata yang memiliki san-

dangan panyigeg wanda/penanda

konsonan mati (berupa layar,

cecek, wignyan, dan pangkon)

dalam aksara carakan (hanaca-

raka).

(Tema: Lingkungan alam di

sekitarku)

Page 111: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

111

3.8 Mengidentifikasi cerita khas daerah

berupa dongéng satoan (fabel), crita

guyon (anekdot), babad, dan cerita

wayang secara lisan/tulis dalam

undak-usuk (tingkatan berbahasa)

ngoko/bagongan dan atau krama/

bebasan.

(Tema: Kerukunan hidup di daerah-

ku)

4.8 Menyajikan cerita khas daerah be-

rupa dongéng satoan (fabel), crita

guyon (anekdot), babad, dan cerita

wayang secara lisan/tulis dalam

undak-usuk (tingkatan berbahasa)

ngoko/bagongan dan atau krama/

bebasan.

(Tema: Kerukunan hidup di daerah-

ku)

Page 112: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

112

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDRAMAYU JENJANG SMP/MTS

Kelas VII

Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)

3. Mengingat, memahami pengeta-

huan faktual, konseptual, prose-

dural, dan metakognitif dengan cara

mengamati [menerapkan, mengana-

lisis, mengevaluasi dan mencipta]

berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan

kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah, sekolah.

4. Mengamati, menalar, mencoba,

menanya, dan menyaji pengeta-

huan faktual dalam bahasa yang

jelas dan logis dan sistematis, dan

dengan tindakan yang mencer-

minkan perilaku anak beriman dan

berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)

3.1 Mengidentifikasi teks deskripsi ten-

tang objek wisata dan peninggalan

sejarah di Indramayu secara lisan/

tertulis dalam undak-usuk (tingkatan

berbahasa) ngoko/bagongan dan

atau krama/bebasan.

4.1 Mendiskusikan teks deskripsi ten-

tang objek wisata dan peninggalan

sejarah di Indramayu secara lisan/

tertulis dalam undak-usuk (tingkatan

berbahasa) ngoko/ bagongan dan

atau krama/bebasan, serta menulis-

kan teks yang baru.

3.2 Menyimak teks lagu daerah (berjenis

tembang anyar/kiser gancang dan

tembang macapat pupuh Mijil)

tentang alam, manusia, dan atau

Sang Pencipta sesuai kaidah atau

paugeran (patokan).

4.2 Menelaah teks lagu daerah (berjenis

tembang anyar/kiser gancang dan

tembang macapat pupuh Mijil)

tentang alam, manusia, dan atau

Sang Pencipta sesuai kaidah atau

paugeran (patokan), dan melantun-

kannya.

3.3 Mengidentifikasi teks guneman (per-

cakapan) secara lisan/tulis dalam

undak-usuk (tingkatan berbahasa)

ngoko/bagongan dan atau

krama/bebasan dan badékan (tebak-

tebakan) secara lisan/tulis dalam

undak-usuk (tingkatan berbahasa)

ngoko/bagongan sesuai paugeran

(patokan).

4.3 Membacakan dan atau melisankan

teks guneman (percakapan) dalam

undak-usuk (tingkatan berbahasa)

ngoko/bagongan dan atau krama/

bebasan dan badékan (tebak-

tebakan) secara lisan/tulis dalam

undak-usuk (tingkatan berbahasa)

ngoko/ bagongan sesuai paugeran

(patokan), serta menuliskannya.

Page 113: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

113

3.4 Mengidentifikasi kata yang memiliki

sandangan swara wulu, suku, taling,

taling tarung, dan pepet dalam

aksara Carakan (Hanacaraka).

4.4 Menyalin, menelaah, dan membaca

kata yang memiliki sandangan

swara wulu, suku, taling, taling

tarung, dan pepet dalam aksara

Carakan (Hanacaraka), serta menu-

liskan kata yang baru.

3.5 Mengidentifikasi teks deskripsi ten-

tang tumbuh-tumbuhan di sekitar

berupa nama tumbuhan, nama

bunga, nama buah, dan nama biji

dalam undak-usuk (tingkatan berba-

hasa) ngoko/bagongan dan atau

krama/bebasan.

4.5 Menyebutkan, mendiskusikan, dan

menuliskan nama tumbuh-

tumbuhan di sekitar berupa nama

tumbuhan, nama bunga, nama

buah, dan nama biji dalam undak-

usuk (tingkatan berbahasa)

ngoko/bagongan dan atau

krama/bebasan.

3.6 Mengidentifikasi parikan sewanda,

parikan rong wanda, dan guritan

(puisi daerah) sesuai dengan

paugeran (patokan).

4.6 Menyalin, menelaah, dan membaca

parikan sewanda, parikan rong

wanda, dan guritan (puisi daerah)

sesuai dengan paugeran (patokan),

dan menuliskan yang baru.

3.7 Mengidentifikasi teks cerita babad

dan cerita wayang kulit dalam undak-

usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/

bagongan dan atau krama/bebasan.

4.7 Mendemonstrasikan pembacaan

dan menelaah cerita babad dan

cerita wayang kulit dalam undak-

usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/

bagongan dan atau krama/bebasan,

serta menuliskan teks yang baru.

3.8 Menuliskan kata yang memiliki

sandangan panyigeg wanda (penan-

da konsonan mati) dalam aksara

Carakan (Hanacaraka)

4.8 Menyalin, menelaah, dan membaca

kata yang memiliki sandangan pa-

nyigeg wanda (penanda konsonan

mati) dalam aksara Carakan (Hana-

caraka), serta menuliskan kata baru.

Kelas VIII

Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)

3. Mengingat, memahami pengetahuan

faktual, konseptual, prosedural, dan

meta-kognitif dengan cara mengamati

[menerapkan, menganalisis, dan men-

cipta] berda-sarkan rasa ingin tahu

tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan

dan kegiatannya, dan benda-benda

yang dijumpainya di rumah, sekolah.

4. Mengamati, menalar, mencoba,

menanya, dan menyaji pengeta-

huan faktual dalam bahasa yang

jelas dan logis dan sistematis,

dan dengan tindakan yang

mencerminkan perilaku anak

beriman dan berakhlak mulia.

Page 114: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

114

Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)

3.1 Mengidentifikasi teks deskripsi tentang pertanian, perkebunan, per-ikanan darat, dan kelautan dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/bagongan dan atau krama/ bebasan.

4.1 Mendiskusikan dan menyajikan teks deskripsi tentang pertanian, perkebunan, perikanan darat, dan kelautan dalam undak-usuk (ting-katan berbahasa) ngoko/ bagongan dan atau krama/bebasan.

3.2 Mengidentifikasi teks/prosa dan guritan (puisi berbahasa daerah) tentang Ki Gedén/Gegedug (tokoh) dalam undak-usuk (tingkatan ber-bahasa) ngoko/bagongan dan atau krama/bebasan.

4.2 Membaca dan menulis teks/prosa dan guritan (puisi berbahasa dae-rah) tentang Ki Gedén/Gegedug (tokoh) dalam undak-usuk (tingkat-an berbahasa) ngoko/ bagongan dan atau krama/bebasan.

3.3 Mengidentifikasi teks surat pribadi dan dinas dalam undak-usuk (ting-katan berbahasa) ngoko/bagongan dan atau krama/bebasan.

4.3 Menelaah dan menulis teks surat pribadi dan dinas dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/ bagongan dan atau krama/ bebasan.

3.4 Mengidentifikasi kata dengan san-dangan panyigeg wanda (penanda konsonan mati) dalam aksara Carakan (Hanacaraka).

4.4 Menyalin, menelaah, dan membaca kata dengan sandangan panyigeg wanda (penanda konsonan mati) dalam aksara Carakan (Hanaca-raka), serta menuliskan kata yang baru.

3.5 Mengidentifikasi teks wewara (berita), wawancara, poster, dan iklan tentang keberadaan kesenian daerah dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/bagongan dan atau krama/bebasan.

4.5 Membaca, menyajikan, dan menulis atau membuat teks wewara (be-rita), wawancara, poster, dan iklan tentang keberadaan kesenian dae-rah dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/bagongan dan atau krama/bebasan.

3.6 Mengidentifikasi teks tembang anyar (lagu baru berbahasa Indramayu) dan tembang macapat pupuh Dan-danggula sesuai paugeran (patokan) .

4.6 Menelaah paugeran (patokan) teks tembang anyar (lagu baru berbahasa Indramayu) dan tem-bang macapat pupuh Dandanggula dan melantunkannya.

3.7 Mengidentifikasi teks cerita legenda, babad, dan dongeng beserta kaidah-kaidahnya dalam undak-usuk (ting-katan berbahasa) ngoko/bagongan dan atau krama/bebasan.

4.7 Mendiskusikan teks cerita legenda, babad, dan dongeng beserta kaidah-kaidahnya dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/ bagongan dan atau krama /bebasan dan menuliskan teks yang baru.

3.8 Mengidentifikasi kata yang memiliki pasangan aksara dan angka aksara dalam aksara Carakan (Hanaca-raka).

3.9 Menyalin, menelaah, dan membaca kata yang memiliki pasangan aksara dan angka aksara dalam aksara Carakan (Hanacaraka), serta menuliskan kata yang baru.

Page 115: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

115

Kelas IX

Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)

3. Mengingat, memahami pengeta-huan faktual, konseptual, prose-dural, dan metakognitif dengan cara mengamati [menerapkan, mengana-lisis, mengevaluasi dan mencipta] berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah.

4. Mengamati, menalar, mencoba, menanya, dan menyaji pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dan dengan tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)

3.1 Mengidentifikasi teks deskripsi

tentang jenis permainan dan olah-

raga tradisional daerah Indramayu

dalam undak-usuk (tingkatan berba-

hasa) ngoko/bagongan dan atau

krama/bebasan.

4.1 Membaca dan mendiskusikan teks

deskripsi tentang jenis permainan dan

olahraga tradisional daerah Indramayu

dalam undak-usuk (tingkatan berbaha-

sa) ngoko/bagongan dan atau krama/

bebasan, serta menulis teks baru.

3.2 Mengidentifikasi lagu daerah be-

rupa tembang klasik dan tembang

macapat pupuh Mijil sesuai kaidah

atau paugeran (patokan).

4.2 Melantunkan lagu daerah berupa tem-

bang klasik dan tembang macapat pu-

puh Mijil, dan menelaah teks lagu se-

suai kaidah atau paugeran (patokan).

3.3 Mengidentifikasi teks sastra berupa

wangsalan dan drama pendek

dalam bahasa Indramayu.

4.3 Menalaah teks sastra berupa wang-

salan dan drama pendek, serta ber-

main peran drama pendek dalam

bahasa Indramayu.

3.4 Mengidentifikasi kata yang memiliki

pasangan aksara dalam aksara

Carakan (Hanacaraka).

4.4 Menyalin dan membaca pasangan

aksara dalam aksara Carakan (Hana-

caraka), serta menulis pasangan

aksara yang baru.

3.5 Mengidentifikasi teks deskripsi ling-

kungan sekitar berupa nama-nama

hewan, bagian-bagian hewan, dan

nama anak hewan dalam undak-

usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/

bagongan dan atau krama/

bebasan.

4.5 Membaca dan menelaah teks deskripsi

lingkungan sekitar berupa nama-nama

hewan, bagian-bagian hewan, dan na-

ma anak hewan dalam undak-usuk

(tingkatan berbahasa) ngoko/bagong-

an dan atau krama/bebasan, serta

menulis teks baru.

3.6 Mengidentifikasi karya sastra be-

rupa crita cindek (cerpen) dan crita

guyon (anekdot).

4.6 Membaca dan menelaah karya sastra

berupa crita cindek (cerpen) dan crita

guyon (anekdot), serta menulis teks

baru.

Page 116: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

116

3.7 Mengidentifikasi teks argumentasi

kemajuan teknologi informasi dalam

undak-usuk (tingkatan berbahasa)

ngoko/bagongan dan atau krama

/bebasan.

4.7 Membaca dan menyebutkan isi teks

argumentasi kemajuan teknologi

informasi dalam undak-usuk (tingkatan

berbahasa) ngoko/bagongan dan atau

krama/bebasan, serta menulis teks

yang baru.

3.8 Mengidentifikasi kata yang memiliki

sandangan manda swara (penanda

gugus konsonan) dan aksara swara

dalam aksara Carakan (Hanaca-

raka).

4.8 Menyalin dan membaca kata yang

memiliki sandangan manda swara

(penanda gugus konsonan) dan

aksara swara dalam aksara Carakan

(Hanacaraka), serta menulis kata yang

baru.

Page 117: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

117

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR BAHASA INDRAMAYU JENJANG SMA/SMK/MA/MAK

Kelas X

Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)

3. Mengingat, memahami pengetahuan

fak-tual, konseptual, prosedural, dan

metakog-nitif dengan cara mengamati

[menerapkan, menganalisis, meng-

evaluasi dan mencipta] berdasarkan

rasa ingin tahu tentang dirinya, makh-

luk ciptaan Tuhan dan kegiatannya,

dan benda-benda yang dijumpainya di

rumah, sekolah.

4. Mengamati, menalar, mencoba,

menanya, dan menyaji pengetahuan

faktual dalam bahasa yang jelas dan

logis dan sistematis, dan dengan tin-

dakan yang mencerminkan perilaku

anak beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)

3.1 Mengidentifikasi teks pidato tentang keunggulan jenis makanan dan minuman khas daerah Indramayu dalam undak-usuk (tingkatan ber-bahasa) ngoko/bagongan dan atau krama/bebasan sesuai kaidah.

4.1 Menelaah teks pidato, menyimak pidato, menuliskan teks pidato, dan menyampaikan pidato tentang keunggulan jenis makanan dan minuman khas daerah Indramayu dalam undak-usuk (tingkatan ber-bahasa) ngoko/ bagongan dan atau krama /bebasan sesuai kaidah.

3.2 Mengidentifikasi teks yang mengan-dung unsur sastra (kirata basa, gugon tuwon, tembung entar, purwa-kanthi).

4.2 Mendiskusikan dan menyajikan teks yang mengandung unsur sastra (kirata basa, gugon tuwon, tembung entar, purwakanthi).

3.4 Mengidentifikasi kata yang memiliki aksara rekan dan sandangan pangkon dalam aksara Carakan (Hanacaraka).

4.3 Menyalin, mengidentifikasi, dan membaca kata yang memiliki aksara rekan dan sandangan pang-kon dalam aksara Carakan (Hana-caraka), serta menuliskan kata yang baru.

3.5 Mengidentifikasi teks lagu daerah berupa tembang anyar dan tembang macapat pupuh Sinom beserta kaidah atau paugeran (patokan).

4.4 Menyimak dan melantunkan lagu daerah berupa tembang anyar dan tembang macapat pupuh Sinom, serta menelaah teks sesuai kaidah atau paugeran (patokan).

3.6 Mengidentifikasi teks narasi tentang biografi ki gedhén/gegedug (tokoh daerah), yakni tokoh seni, tokoh budaya, tokoh masyarakat, dan tokoh agama.

4.5 Membaca dan menelaah teks narasi tentang biografi ki gedhén/gegedug (tokoh daerah), yakni tokoh seni, tokoh budaya, tokoh masyarakat, dan tokoh agama, serta menulis teks yang baru.

Page 118: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

118

3.7 Mengidentifikasi kata berupa ater-ater dan panambang dalam aksara Carak-an (Hanacaraka).

4.6 Menyalin, menelaah, dan membaca kata berupa ater-ater dan panam-bang dalam aksara Carakan (Hana-caraka), serta menulis kata yang baru.

3.8 Mengidentifikasi teks drama pendek dalam undak-usuk (tingkatan berba-hasa) ngoko/ bagongan dan atau krama/bebasan.

4.7 Membaca teks drama pendek dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/ bagongan dan atau krama /bebasan, dan menyajikan dalam bermain peran.

3.9 Mengidentifikasi teks deskripsi ten-tang adat-istiadat dalam lingkungan keluarga atau desa/daerah dalam undak-usuk (tingkatan berba-hasa) ngoko/bagongan dan atau krama/ bebasan.

4.8 Membaca dan mendiskusikan teks deskripsi tentang adat-istiadat da-lam lingkungan keluarga atau desa/ daerah dalam undak-usuk (tingkat-an berbahasa) ngoko/ bagongan dan atau krama /bebasan, serta menuliskan teks yang baru.

Kelas XI

Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)

3. Mengingat, memahami pengetahuan

faktual, konseptual, prosedural, dan

metakognitif dengan cara mengamati

[menerapkan, menganalisis, meng-

evaluasi dan mencipta] berdasarkan

rasa ingin tahu tentang dirinya,

makhluk ciptaan Tuhan dan kegiat-

annya, dan benda-benda yang dijum-

painya di rumah, sekolah.

4. Mengamati, menalar, mencoba,

menanya, dan menyaji pengetahuan

faktual dalam bahasa yang jelas dan

logis dan sistematis, dan dengan

tindakan yang mencerminkan perila-

ku anak beriman dan berakhlak

mulia.

Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)

3.1 Mengidentifikasi teks wewara (be-

rita), wawancara, poster, dan iklan

tentang kemajuan teknologi dalam

undak-usuk (tingkatan berba-hasa)

ngoko/bagongan dan atau krama

/bebasan.

4.1 Membaca, menelaah, dan menulis

atau membuat teks wewara (berita),

wawancara, poster, dan iklan

tentang kemajuan teknologi dalam

undak-usuk (tingkatan berbahasa)

ngoko/bagongan dan atau krama

/bebasan.

3.2 Mengidentifikasi teks sastra yang

mengandung rura basa, panyandra,

pralambang, dan ukara sesumbar.

4.2 Mendiskusikan dan menyajikan

teks sastra yang mengandung rura

basa, candra, pralambang, dan

ukara sesumbar.

Page 119: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

119

3.3 Mengidentifikasi kata yang memiliki

sandangan mandaswara dalam

aksara Carakan (Hanacaraka).

4.3 Menyalin, menelaah, dan membaca

kata yang memiliki sandangan

mandaswara dalam aksara Carak-

an (Hanacaraka), serta menuliskan

kata yang baru.

3.4 Mengidentifikasi teks lagu daerah

berupa tembang klasik dan tembang

macapat pupuh Kasmaran sesuai

kaidah atau paugeran (patokan).

4.4 Menyimak dan melantunkan lagu

daerah berupa tembang klasik dan

tembang macapat pupuh Kasma-

ran, serta menelaah teks lagu

sesuai kaidah atau paugeran

(patokan).

3.5 Mengidentifikasi teks surat surat pri-

badi atau kedinasan dalam undak-

usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/

bagongan dan atau krama /bebasan

4.5 Membaca, menelaah, dan menulis-

kan teks surat surat pribadi atau

kedinasan dalam undak-usuk (ting-

katan berbahasa) ngoko/ bagongan

dan atau krama /bebasan.

3.6 Mengidentifikasi teks sastra berupa

crita guyon (anekdot), badhékan

(tebak-tebakan), dan crita cindek

(cerpen) dalam undak-usuk (ting-

katan berbahasa) ngoko/bagongan

dan atau krama /bebasan.

4.6 Mendiskusikan dan menyajikan

teks sastra berupa crita guyon

(anekdot), badhékan (tebak-tebak-

an), dan crita cindek (cerpen)

dalam undak-usuk (tingkatan ber-

bahasa) ngoko/bagongan dan atau

krama/bebasan, dan menuliskan

teks yang baru.

3.7 Mengidentifikasi kata yang memiliki

aksara murda dalam aksara Carakan

(Hanacaraka).

4.7 Menyalin, menelaah, dan membaca

kata yang memiliki aksara murda

dalam aksara Carakan (Hanaca-

raka), serta menuliskan kata yang

baru.

3.8 Mengidentifikasi teks sastra berupa

parikan (pantun), pribasa (periba-

hasa), wangsalan, dan guritan (puisi)

berbahasa daerah Indramayu.

4.8 Mendiskusikan dan memaparkan

atau menyajikan teks sastra berupa

parikan (pantun), pribasa (periba-

hasa), wangsalan, dan guritan

(puisi) berbahasa daerah Indra-

mayu, serta menuliskan teks yang

baru.

Page 120: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

120

Kelas XII

Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) Kompetensi Inti 4 (Keterampilan)

3. Mengingat, memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan meta-kognitif dengan cara mengamati [menerap-kan, menganalisis, meng-evaluasi dan mencipta] berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiat-annya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah.

4. Mengamati, menalar, mencoba, menanya, dan menyaji pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis dan sistematis, dan dengan tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Kompetensi Dasar 3 (Pengetahuan) Kompetensi Dasar 4 (Keterampilan)

3.1 Mengidentifikasi teks deskripsi ten-tang berbagai jenis teknologi infor-masi dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/bagongan dan atau krama/bebasan.

4.1 Menelaah dan mendiskusikan teks deskripsi tentang berbagai jenis teknologi informasi dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/ bagongan dan atau krama/bebas-an, serta menyajikannya.

3.2 Mengidentifikasi teks drama pendek dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/ bagongan dan atau krama /bebasan.

4.2 Membaca dan menelaah teks drama pendek dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/ bagongan dan atau krama /bebasan, serta menyajikannya dalam bermain peran.

3.3 Mengidentifikasi penulisan kata berupa tembung lingga dan tembung turunan, singkatan dan akronim dalam aksara (Hanacaraka).

4.3 Menyalin, menelaah, dan membaca kata berupa tembung lingga dan tembung turunan, singkatan dan akronim dalam aksara (Hanacaraka), serta menuliskan kata yang baru.

3.4 Mengidentifikasi teks sastra berupa suluk, jawokan, dan sengkalan.

4.4 Membaca, mendiskusikan, dan menyajikan teks sastra berupa suluk, jawokan, dan sengkalan.

3.5 Mengidentifikasi teks adicara (acara) dan pidato tentang peringatan hari-hari besar nasional dan keagamaan dalam undak-usuk (tingkatan ber-bahasa) ngoko/bagongan dan atau krama/bebasan.

4.5 Menelaah, menulis, dan menyajikan teks susunan adicara (acara) tentang peringatan hari-hari besar nasional dan keagamaan dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/bagongan dan atau krama/ bebasan.

3.6 Mengidentifikasi teks cerita wayang kulit dan wayang golék cepak/ménak tertulis/lisan dalam undak-usuk (ting-katan berbahasa) basa ngoko/ bagongan dan/ atau krama/bebasan.

4.6 Menyimak cerita lisan dan menelaah teks tertulis wayang kulit dan wa-yang golék cepak/ménak dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/bagongan dan atau krama /bebasan.

Page 121: KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA BARAT Nomor · 2020. 7. 27. · Pendidikan Nasional Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan

121

3.7 Mengidentifikasi teks lagu daerah berupa tembang anyar sesuai kaidah atau paugeran (patokan).

4.7 Menyimak dan melantunkan lagu daerah berupa tembang anyar, serta menelaah teks lagu sesuai kaidah atau paugeran (patokan).

3.8 Mengidentifikasi teks deskripsi ten-tang cita-cita dalam undak-usuk (ting-katan berbahasa) ngoko/bagongan dan atau krama/bebasan.

4.8 Membaca dan menelaah teks deskripsi tentang cita-cita dalam undak-usuk (tingkatan berbahasa) ngoko/bagongan dan atau krama/ bebasan, serta menuliskan teks yang baru.

GUBERNUR JAWA BARAT,

AHMAD HERYAWAN