kepribadian dan nilai dalam teori organisasi umum

33
BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MASALAH Etika merupakan cerminan dari kepribadian seseorang. Melalui cara beretika inilah seseorangdapat menilai dan mengetahui sifat dan ciri kepribadian dari orang lain. Dalam pembentukan etika ini banyak sekali faktor yang mempengaruhi, baik itu faktor internal maupun eksternal. Sifat bawaan dari lahir atau watak merupakan faktor internal yang paling berpengaruh pada etika seseorang. Secara ilmiah hal ini disebabkan oleh faktor keturunan atau genetika seseorang. Sedangkan dari faktor eksternal, etika seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan dimana tempat seseorang itu berada. Apabila seseorang berada pada lingkungan yang baik dan beretika tinggi maka dapat dipastikan akan beretika tinggi layaknya orang-orang yang berada dan sebaliknya apabila seseorang berada pada lingkungan yang beretika rendah maka dapat dipastikan pula akan beretika layaknya orang-orang di sekitarnya berada. Hal ini sangat sesuai dengan kata-kata bijak yang mengatakan “at the first you make habbit at the last habbit make you”, yang berarti bahwa pada awalnya kamu membuat suatu kebiasaan, pada akhirnya kebiasaan itulah yang membentuk dirimu. Pada dasarnya kepribadian dari diri seseorang merupakan suatu cerminan dari kesuksesan.Seseorang yang mempunyai kepribadian yang unggul adalah seseorang yang siap untuk hidup dalam kesuksesan. Sebab dalam kepribadian orang tersebut terdapat

Upload: agustinus-kurniawan

Post on 06-Aug-2015

743 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kepribadian Dan Nilai dalam Teori Organisasi Umum

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG MASALAH

Etika merupakan cerminan dari kepribadian seseorang. Melalui cara beretika inilah

seseorangdapat menilai dan mengetahui sifat dan ciri kepribadian dari orang lain. Dalam

pembentukan etika ini banyak sekali faktor yang mempengaruhi, baik itu faktor internal maupun

eksternal. Sifat bawaan dari lahir atau watak merupakan faktor internal yang paling berpengaruh

pada etika seseorang. Secara ilmiah hal ini disebabkan oleh faktor keturunan atau genetika

seseorang. Sedangkan dari faktor eksternal, etika seseorang sangat dipengaruhi oleh lingkungan

dimana tempat seseorang itu berada.

Apabila seseorang berada pada lingkungan yang baik dan beretika tinggi maka dapat

dipastikan akan beretika tinggi layaknya orang-orang yang berada dan sebaliknya apabila

seseorang berada pada lingkungan yang beretika rendah maka dapat dipastikan pula akan

beretika layaknya orang-orang di sekitarnya berada. Hal ini sangat sesuai dengan kata-kata bijak

yang mengatakan “at the first you make habbit at the last habbit make you”, yang berarti bahwa

pada awalnya kamu membuat suatu kebiasaan, pada akhirnya kebiasaan itulah yang membentuk

dirimu.

Pada dasarnya kepribadian dari diri seseorang merupakan suatu cerminan dari

kesuksesan.Seseorang yang mempunyai kepribadian yang unggul adalah seseorang yang siap

untuk hidup dalam kesuksesan. Sebab dalam kepribadian orang tersebut terdapat nilai-nilai

positif yang selalu memberikan energy positif terhadap paradigma dalam menghadapi tantangan

dan cobaan kehidupan. Sebaliknya, seseorang dengan kepribadian yang rendah adalah seseorang

yang selalu dilingkupi dengan kegagalan. Sebab pada diri seseorang tersebut mengalir energy

energy negative yang terhadap paradigma dalam menghadapi tantangan dan cobaan kehidupan.

Dapat dipastikan bahwa nilai-nilai kepribadian seseorang mengalami pasang surut seiring dengan

besarnya tantangan dan cobaan yang dihadap.

Ada seseorang yang semakin ditempa olehtantangan dan cobaan menjadi semakin kuat

dan memiliki kepribadian yang dahsyat, namun ada pula seseorang yang semakin

besar tantangan dan cobaannya menjadi semakin terpuruk dan putusasa.

Page 2: Kepribadian Dan Nilai dalam Teori Organisasi Umum

B.RUMUSAN MASALAH

Dalam makalah yang membahas kepribadian dan nilai ini terdapat beberapa masalahdiantaranya:

1.Apakah arti dari kepribadian dan nilai itu?

2.faktor-faktor apakh yang mempengaruhi kepribadian?

3.Bagaimana cara menilai kepribadian?

4.Apakah arti penting dari nilai?

C. TUJUAN

1. Mengetahui arti dari kepribadian dan nilai

2. mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi kepribadian

3. mengetahui cara menilai kepribadian

4. mengetahui pentingnya nilai dalam perilaku organisasi

D. MANFAAT

Adapun manfaat yang dapat diproleh dari karya tulis ini adalah :

1. Bagi Perusahaan

Dapat memberikan tambahan informasi dan masukan bagi pihak perusahaan di dalam

menilai kepribadian karyawan

2. Bagi Pihak Lain

Dapat digunakan dalam menambah pengetahuan sebagai bahan perbandingan dan

pertimbangan dalam memecahkan masalah serupa.

Page 3: Kepribadian Dan Nilai dalam Teori Organisasi Umum

BAB II

LANDASAN TEORI

Para psikolog cenderung mengartikan kepribadian sebagai suatu konsep dinamis yang

mendeskripsikan pertumbuhan dan perkembangan seluruh sistem psikologis seseorang. Gordon

Allport (70 tahun yang lalu) mengartikan kepribadian “Organisasi dinamis dalam sistem

psikofiologis individu yang menentukan caranya untuk menyesuaikan diri secara unik terhadap

lingkungannya”.

Faktor yang memperngaruhi Kepribadian yaitu :

1. Faktor keturunan

Ada tiga dasar yang menjelaskan bahwa faktor keturunan menentukan kepribadian

seseorang

a) Berfokus pada penyokong genetis dari perilaku dan temperamen anak-anak.

Bukti menunjukkan bahwa sifat-sifat seperti perasaan malu, rasa takut, dan

agresif dapat dikaitkan dengan karakteristik genetis bawaan.

b) Berfokus pada anak-anak kembar yang dipisahkan sejak lahir.

Kepribadian anak kembar yang dibesarkan dikeluarga yang berbeda ternyata

lebih mirip dengan saudara kembarnya dibandingkan kepribadian seorang

kembar identik dengan saudara-saudara kandungnya yang dibesarkan

bersama-sama.

c) Meneliti konsistensi kepuasan kerja dari waktu ke waktu dan dalam berbagai

situasi

2. Faktor lingkungan

Lingkungan adalah dimana tempat kita tumbuh dan dibesarkan; norma dalam

keluarga, teman-teman, dan kelompok social, dan pengaruh-pengaruh lain yang kita

alami. Budaya membentuk norma, sikap, dan nilai yang diwariskan dari satu

generasi ke generasi berikutnya serta menghasilkan kosistensi berjalannya waktu.

Ideology yang secara instens berakar disuatu kultur mungkin hanya akan

berpengaruh sedikit pada kultur yang lain akan tetapi pada umummnya stabil dan

kosisten, dapat berubah tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapinya.

Akan tetapi faktor keturunan membekali kita dengan sifat dan kemampuan bawaan,

Page 4: Kepribadian Dan Nilai dalam Teori Organisasi Umum

tetapi potensi penuh kita ditentukan oleh seberapa baik kita menyesuaikan diri

dengan lingkungan.

Sifat – sifat Kepribadian Mengapa sifat-sifat kepribadian menjadi suatu hal yang

mendapatkan perhatian yang cukup besar? Hal ini dikarenakan para peneliti telah

lama meyakini bahwa sifat-sifat kepribadian dapat membantu proses seleksi

karyawan, menyesuaikan bidang pekerjaan dengan individu, dan memandu

keputusan pengembangan karier.

Myers Briggs type indicator(MBTI) adalah instrument penilaian kepribadian yang

paling sering digunakan, instrument yang berisi 100 pertanyaan mengenai

bagaimana individu akan merasa atau bertindak dalam situasi tertentu serta

dijabarkan sebagai berikut.

Ekstraver vs Introver – individu dengan karakteristik ekstraver digambarkan

sebagai individu yang ramah, suka bergaul, dan tegas; sedangkan introvert

digambarkan sebagai individu yang pendiam dan pemalu

Sensitive vs Intuitif – individu dengan karakteristik sensitive digambarkan

yang praktis dan lebih rutinitas dan urutan serta berfokus pada detail;

sedangkan Intuitif mengandalkan proses-proses tidak sadar dan melihat

“gambaran umum”

Pemikir vs Perasa – individu dengan karakter pemikir menggunakan alas an

dan logika untuk menangani berbagai masalah; sedangkan perasa

mengandalkan nilai-nilai dan emosi pribadi mereka.

Memahami vs Menilai – individu yang cenderung memiliki karakteristik

memahami menginginkan kendali dan lebih suka dunia mereka teratur dan

terstruktur; sedangkan menilai cenderung lebih fleksibel dan spontan.

Indicator ini banyak digunakan dalam dunia bisnis maupun angkatan

bersenjata akan tetapi sebagai bukti menunjukkan bahwa ukuran ini kurang

valid yaitu memaksakan seseorang intuk diketegorikan sebagai satu jenis

atau jenis yang lainnya dengan kata lain tidak ada yang berada pada posisi

tengah-tengah, meskipun kadang-kadang individu bisa jadi ekstrober dan

introver pada tingkatan tertentu. Hal ini bisa menjadikan sebuah alat ukur

untuk meningkatkan kesadaran diri dan memandu karier, akan tetapi tidak

Page 5: Kepribadian Dan Nilai dalam Teori Organisasi Umum

berhubungan dengan prestasi kerja serta tidak bisa digunakan sebagai tes

seleksi karyawan.

Model lima besar, John Bearden telah membuktikan bagaimana cara

membuat dan memikirkan kembali cara mengatur individu. Selama beberapa

tahun terakhir penelitian mendukung bahwa 5 dimensi dasar saling

mendasari dan mencakup sebagian besar variasi yang signifikan dalam

kepribadian manusia.

Faktor 5 besar mencakup Ekstraversi (exstraversion).

Dimensi ini mengatakan tingkat kenyamanan seseorang dalam

berhubungan dengan individu lain. Individu yang Ekstraversi

cenderung suka berkelompok, tegas, dan mudah bersosialisasi;

sebaliknya introversi cenderung suka menyendiri dan pendiam.

Mudah akur dan bersepakat(Agreeblesness). Dimensi ini

mengatakan kepatuhan individu terhadap individu yang lainnya.

Individu yang suka besepakat adalah individu yang senang

bekerjasama, hangat dan penuh kepercayaan. Sebaliknya individu

yang tidak suka bersepakat cenderung dingin, tidak ramah dan suka

menantang.

Sifat berhati-hati (Conscientiousness). Dimensi ini merupakan

ukuran kepercayaan artinya individu yang sangat berhati-hati adalah

yang bertanggung jawab, teratur, dapat diandalkan serta gigih;

sebaliknya individu yang berhati-hati rendah cenderung mudah

bingung, tidak teratur serta tidak dapat diandalkan.

Stabilitas emosi (Emotional Stability). Dimensi ini menilai

kemampuan seseorang untuk menahan stress. Individu yang tingkat

emosi yang positif cenderung tenan, percaya diri dan memiliki

pendirian yang teguh. Sebaliknya Individu yang tingkat emosi yang

negative cenderung mudah gugup, khawatir, depresi dan tidak

memiliki penndian yang teguh.

Terbuka terhadap hal-hal baru (Openess to Experience). Dimensis ini

mengelompokan individu berdasarkan lingkup minat dan

Page 6: Kepribadian Dan Nilai dalam Teori Organisasi Umum

ketertarikannya terhadaphal-hal baru. Individu yang sangat terbuka

cenderung kreatif, ingin tau, dan sensitive terhadap hal-hal yang

bersifat seni. Sebaliknya mereka yang tidak terbuka cenderung

konvensional dan merasa nyaman dengan hal-hal yang sudah ada.

Selain menyediakan kerangka kerja kepribadian yang menyatu,

penelitian mengenai Model 5 besar juga menemukan keterkaitan

antara dimensi-dimensi kepribadian ini dengan prestasi kerja

individu. Fakta yang lebih besar menunjukkan bahwa individu yang

dapat dipercaya, dapat diandalkan, bertanggungjawab, mampu

membuat rencana, terorganisasi, pekerja keras, gigih dan berorentasi

pada prestasi cenderung mempunyai prestasi kerja yang lebih tinggi

dalam sebagian kerja jika bukan semua pekerjaan.

Page 7: Kepribadian Dan Nilai dalam Teori Organisasi Umum

BAB III

PEMBAHASAN

PENGERTIAN KEPRIBADIAN

Kepribadian (personality) bukan sebagai bakat kodrati, melainkan terbentuk oleh proses

sosialisasi. Kepribadian merupakan kecenderungan psikologis seseorang untuk melakukan

tingkah laku social tertentu, baik berupa perasaan, berpikir, bersikap, dan berkehendak maupun

perbuatan. Definisi kepribadian menurut beberapa ahli antara lain sebagai berikut :

a. Yinger Kepribadian adalah keseluruhan perilaku dari seorang individu dengan system

kecenderungantertentu yang berinteraksi dengan serangkaian instruksi.

b. M.A.W Bouwer Kepribadian adalah corak tingkah laku social yang meliputi corak kekuatan,

dorongan,keinginan, opini dan sikap-sikap seseorang.

c. Cuber Kepribadian adalah gabungan keseluruhan dari sifat-sifat yang tampak dan dapat dilihat

olehseseorang.

d. Theodore R. Newcombe Kepribadian adalah organisasi sikap-sikap yang dimiliki seseorang

sebagai latar belakangterhadap perilaku.

Jadi kepribadian adalah keseluruhan cara dimana seorang berinteraksi denganindividu yang

lainnya.

Menurut Renee Baron dan Elizabeth Wagele, kepribadian seseorang dibagi dalam 9 tipe yaitu:

a. Perfeksionis, orang dengan tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk hidup dengan benar,

memperbaikidiri sendiri dan orang lain dan menghindari marah.

b. Penolong, Tipe kedua dimotivasi oleh kebutuhan untuk dicintai dan dihargai,

mengekspresikan perasaan positif pada orang lain, dan menghindari kesan membutuhkan.

c. Pengejar Prestasi Para pengejar prestasi termotivasi oleh kebutuhan untuk menjadi orang

yang produktif, meraih kesuksesan, dan terhindar dari kegagalan.

d. Romantis, Orang tipe romantis termotivasi oleh kebutuhan untuk memahami perasaan

diri sendiri serta dipahami orang lain, menemukan makna hidup, dan menghindari citra

e. Pengamat, Orang tipe ini termotivasi oleh kebutuhan untuk mengetahui segala sesuatu

dan alamsemesta, merasa cukup dengan diri sendiri dan menjaga jarak, serta menghindari

kesan bodohatau tidak memiliki jawaban.

Page 8: Kepribadian Dan Nilai dalam Teori Organisasi Umum

f. Pencemasuhan cara dimana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu

yang lain. Orang tipe 6 termotivasi oleh kebutuhan untuk mendapatkan persetujuan,

merasa diperhatikan, dan terhindar dari kesan pemberontak

g. PetualangTipe 7 termotivasi oleh kebutuhan untuk merasa bahagia serta merencanakan

hal-halmenyenangkan, memberi sumbangsih pada dunia, dan terhindar dari derita

h. PejuangTipe pejuang termotivasi oleh kebutuhan untuk dapat mengandalkan diri sendiri,

kuat,memberi pengaruh pada dunia, dan terhindar dari kesan lemah.

i. PendamaiPara pendamai dimotivasi oleh kebutuhan untuk menjaga kedamaian, menyatu

dengan oranglain dan menghindari konflik.

FAKTOR PENENTU KEPRIBADIAN

Faktor penentu yang membentuk kepribadian diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Faktor Keturunan

Keturunan merujuk pada faktor genetis seorang individu. Yang dapat dilihat

mulai dari tinngifisik, bentuk wajah,gender, temperamen, komposisi otot dan

refleks, tinggakat energi dan irama biologis adalah karakteristik pada

umumnya.Pendekatan keturunan berpendapat bahwa penjelasan pokok

mengenai kepriubadianseseorang adalah struktur molekul dari gen yang terdapat

dalam kromosom.

2. Faktor Lingkungan

Lingkungan dimana kita tinggal sangat besar pengaruhnya terhadap pembentukan

kepribadian pada setiap individu. Pembentukan karakter kita adalah melalui

lingkungan dimanakita tinggal, tumbuh dan dibesarkan, norma dalam keluarga,

teman-teman dan kelompok sosialdan pengaruh-pengaruh lain yang kita alami.

SIFAT- SIFAT KEPRIBADIAN

Sifat – sifat kepribadian adalah karakteristik yang sering muncul dan mendeskripsikan perilaku

seorang individu.Sifat kepribadian dapat dilihat dari beberapa cara diantaranya :

Myers – Briggs Type Indicator Instrument ini berisi 100 pertanyaan mengenai bagaimana

individu akan merasa atau bertindak tertentu. 

Page 9: Kepribadian Dan Nilai dalam Teori Organisasi Umum

Berdasarkan jawaban – jawaban dari test tersebut individu diklasifikasikan sebagai

berikut:

a. Ekstraver versus Introvert, individu dengan karakterisitk ekstraver digambarkan

sebagai individu yang ramah, suka bergaul, dan tegas, sedangkan individu dengan

karakterisitik introvert digambarkan sebagai individu yang pendiam dan pemalu.

b. Sensitive versus Intuitif, individu dengan karakterisitik sensitive digambarkan

sebagai individu yang praktis dan lebih menyukai rutinitas dan urutan, serta

berfokus pada detail. Sebaliknya individu dengan karakteristik intuitif

mengandalkan proses-proses tidak sadar dan melihat ”gambaran umum.”

c. Pemikir versus Perasa, individu yang termasuk dalam karakteristik pemikir

menggunakan alas an dan logika untuk menangani berbagai masalah, sedangkan

individu dengan karakteristik perasa mengandalkan nilai-nilai dan emosi pribadi

mereka.

d. Memahami versus Menilai, individu yang cenderung memiliki karakteristik

memahami menginginkan kendali dan lebih suka dunia mereka teratur dan

terstruktur sedangkan individu dengan karakteristik menilai cenderung lebih

fleksible dan spontan.

Model lima besar Dari test ini individu diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Ekstraversif, dimensi ini mengungkapkan tingkat kenyamanan social dalm

perhubungan dengan individu lain. individu yang memiliki sifat

ekstraversi cenderung suka hidup berkelompok tegas dan mudah bersosialisasi.

Sebaliknya individu yang mempunyai sifat intropeksi cenderung memiliki sifat

penyendiri, penakut, dan pendiam.

b. Mudah akur atau mudah sepakat. Dimensi ini merujuk pada kecenderungan

individu untuk poatuh pada individu lain. individu yang sangat mudah bersepakat

adalah individu yang senang bekerjasama, hangat, dan penuh kepercayaan.

Sementara itu, individu yang tidak mudah bersepakat cenderung bersikap dingin,

tidak ramah, dan suka menantang.

c. Sifat berhati-hati. Dimensi ini merupakan ukuran kepercayaan. Individu yang

sangat berhati-hati adalah individu yang bertanggungjawab, teratur, dapat

Page 10: Kepribadian Dan Nilai dalam Teori Organisasi Umum

diandalkan, dan gigih. Sebaliknya, individu dengan sifat berhati-hati yang rendah

cenderung mudah bingung, tidak teratur, dan tidak bisa diandalkan.

d. Stabilitas emosi. Dimensi ini menilai kemampuan seseorang untuk menahan stres,

individu dengan stabilitas emosi yang positif cenderung tenang, percaya diri, dan

memmiliki pendirian yang teguh. Sementara itu, individu dengan stabilitas emosi

yang negative cenderung mudah gugup, khawatir, depresi, dan tidak memiliki

pendirian yang teguh.

e. Terbuka terhadap hal-hal baru (openness to experience). Dimensi ini merupakan

dimensi terakhir yang mengelompokkan individu berdasarkan lingkup minat dan

ketertarikannya terhadap hal-hal baru. Individu yang sangat terbuka cenderung

kreatif, ingin tahu, dan sensitif terhadap hal-hal bersifat seni. Sebaliknya, mereka

yang tidak terbuka cenderung memilki sifat konvensional dan merasa nyaman

dengan hal-hal telah ada.

MENILAI KEPRIBADIAN

Terdapat 3 cara utama untuk menilai kepribadian seseorang diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Survei mandiri

Survei yang diisi oleh individu adalah cara paling umum yang digunakan untuk

menilaikepribadian. Kekurangan dari survei jenis ini adalah individu mungkin berbohong

atau mungkinhanya menunjukan kesan yang baik. Individu berbohong guna mendapatkan

hasil test yang baik.

b. Survei peringkat oleh pengamat

Survei ini dikembangkan untuk memberikan suatu penilain

bebas mengenai kepribadianseseorang. Survei ini dapat pula dilakukan oleh rekan kerja.

Survei peringkat terbukti merupakandasar pertimbangan yang yang lebih baik atas

keberhasilan suatu pekerjaan.

c. Ukuran proyeksi (Rorshach Inkbolt Test dan Tematic Apperception Test)

Beberapa contoh ukuran proyeksi adalah Rorshach Inkbolt Test dan Tematic

ApperceptionTest. Dalam Rorshach Inkbolt Test individu diminta untuk menyatakan

menyerupapi apakahinkbolt yang disediakan. TAT adalah serangkaian gambar pada

Page 11: Kepribadian Dan Nilai dalam Teori Organisasi Umum

kartu. Individu yang diuji dimintauntuk menuliskan kisah dari setiap gambar yang

dilihatnya.

SIFAT KEPRIBADIAN YANG MEMPENGARUHI PERILAKU ORGANISASI

Sifat kepribadian yang mempengaruhi perilaku organisasi diantaranya :

1. Evaluasi diri adalah tingkat dimana Individu memiliki pandangan yang berbeda mengenai

apakah mereka menyukai dirinya atau tidak menyukai diri mereka dan apakah mereka

menganggap diri merekasendiri cakap dan efekfif. Perspektif diri ini merupakan konsep inti

dari evaluasi inti diri ( CoreSelf-Evaluation ).Evaluasi inti diri seseorang ditentukan oleh

dua elemen utama yaitu :

Harga diri tingkat dimana individu menyukai atau tidak menyukai diri merekasendiri dan

sampai mana mereka sendiri dan sampai dimana mereka menganggap diri mereka

berharga sebagai manusia.

Lokus kendali tingkat dimana individu yakin bahwa mereka adalah penentu nasib mereka

sendiri.

2. MACHIAVELLIANSME

Karakteristik kepribadian machiavelliansme berasal dari nama Nicolo Machivelli

penulisan abad 16 yang menulis tentang cara mendapatkan kekuasaan. Individu dengan sifat

ini cenderung pragmatis, mempertahankan jarak emosional dan yakin bahwa hasil lebih

penting daripada proses. “Jika hal ini berguna maka manfaatkanlah” inilah prinsip para

mach. Mach yang tinggi melakukan lebih banyak manipulasi, lebih banyak memperoleh

kemenangan, tidak mudah terbujuk akan tetapi sangat pandai dalam membujuk

dibandingkan dengan individu yang mempunyai tingkat mach. Namun tingginya sikap mach

ini dapat diredam oleh faktor-faktor situasional. Telah ditemukan bahwa individu mach yang

tinggi berkembang baik

Ketika mereka berinteraksi secara langsung dengan individu lain, bukan secara tidak

langsung

Ketika situasi mempunyai sedikit peraturan, yang memungkinkan kebebasan

improvisasi

Bila keterlibatan emosional dengan detail-detail yang tidak relevan dengan

keberhasilan menggangu individu mach yang rendah

Page 12: Kepribadian Dan Nilai dalam Teori Organisasi Umum

3. NARSISME

Narsisme adalah perasaan cinta terhadap diri sendiri yang berlebihan. Istilah ini pertama

kali digunakan dalam psikologi oleh Sigmund Freud dengan mengambil dari tokoh dalam mitos

Yunani, Narcissus, yang dikutuk sehingga ia mencintai bayangannya sendiri di kolam. Tanpa

sengaja ia menjulurkan tangannya, sehingga ia tenggelam dan tumbuh bunga yang sampai

sekarang disebut bunga narsis. Sifat narsisisme ada dalam setiap manusia sejak lahir bahkan

Andrew Morrison berpendapat bahwa dimilikinya sifat narsisisme dalam jumlah yang cukup

akan membuat seseorang memiliki persepsi yang seimbang antara kebutuhannya dalam

hubungannya dengan orang lain.

4. PEMANTAUAN DIRI

Pemantauan diri merujuk pada kemampuan seorang individu untuk menyesuaikan

perilakunya dengan faktor-faktor situasional eksternal. Individu pada tingkat pemantauan diri

yang tinggi menunjukkan kemampuan diri yang sangat baik dalam menyesuaikan perilaku

mereka dalam faktor-faktor situasional eksternal. Mereka sangat peka terhadap isyarat-isyarat

eksternal dan mampu menyesuaikan perilaku dengan situasi yang berbeda-beda. Bukti

menunjukkan individu dengan tingat pemantauan diri yang tinggi cenderung lebih memerhatikan

perilaku individu lain dan pandai menyesuaikan diri bila dibandingkan dengan mereka yang

memiliki tingkat pemantauan diri yang rendah.

5. PENGAMBILAN RESIKO

Individu memiliki keberanian yang berbeda-beda untuk mengambil kesempatan.

Kecenderungan untuk mengambil atau menghindari resiko telah terbukti berpengaruh terhadap

berapa lama waktu yang dibutuhkan manager untuk membuat suatu keputusan dan berapa

banyak informasi yang mereka butuhkan sebelum membuat pilihan. Manager dengan tingkat

pengambilan keputusan tinggi membuat ke[putusan secara lebih cepat dan menggunakan lebih

sedikit informasi dalam memutuskan pilihan-pilihan mereka bila dibandingkan manager dengan

tingkat pengambilan resiko rendah. Menariknya, akurasi keputusan adalah sama untuk kedua

kelompok.

Page 13: Kepribadian Dan Nilai dalam Teori Organisasi Umum

6. KEPRIBADIAN TIPE A

Kepribadian tipe A adalah keterlibatan secara agresif dalam perjuangan terus menerus

untuk mencapai lebih banyak dalam waktu yang lebih sedikit dan bila perlu melawan upaya-

upaya yang menentang dari orang atau hal lain. Karakteristik tipe A adalah:

a) Selalu bergerak, berjalan dan makan dengan cepat

b) Merasa tidak sabaran

c) Berusaha keras untuk memikirkan atau melakukan 2 hal atau lebih pada saat bersamaan

d) Tidak dapat menikmati waktu luang

e) Terobsesi drengan angka-angka mengukur keberhasilan dalam bentuk jumlah hal yang

bisa mereka peroleh

7. KEPRIBADIAN TIPE B

Kepribadian tipe B adalah berlawanan dengan tipe A, jarang tergoda dengan keinginan

untuk mendapatkan sejumlah hal yang terus meningkat atau berpartisipasi dalam serangkaian

peristiwa yang terus berkembang dengan jumlah waktu yang terus berkurang. Karakteristik tipe B

adalah:

a) Tidak pernah mengalami keterdesakan waktu ataupun ketidak sabaran

b) Merasa tidak perlu memperlihatkan atau mendiskusikan pencapaian ataupun prestasi

mereka kecuali atas tuntutan situasi

c) Bersenang-senang dan bersantai dari pada menunjukkan keunggulan mereka

d) Bisa santai tanpa merasa bersalah

8. KEPRIBADIAN PROAKTIF

Sikap yang cenderung oprtunis, berinisiatif, berani bertindak dan tekun hingga berhasil

mencapai perubahan yang berarti. Mereka menciptakan perubahan positif dalam

lingkungantanpa memedulikan batasan atau halangan. Tidak mengherankan, individu proaktif

memiliki perilaku yang banyak diinginkan oleh perusahaan. Sebagai contoh, individu proaktif

bisa jadi positif atau negative bergantung pada organisasi dan situasi. Sebagai contoh individu

proaktif cenderung menantang status quo atau menyuarakan ketidaksenangan mereka dalam

situasi yang tidak mereka sukai. Jika suatu organisasi membutuhkan individu yang memiliki

inisiatif wirausaha, individu proaktif merupakan kandidat terbaik, namun mereka adalah individu

Page 14: Kepribadian Dan Nilai dalam Teori Organisasi Umum

yang kemungkinan besar meninggalkan oraganisasi untuk memulai bisnis mereka sendiri.

Individu proaktif berkemungkinan besar mencapai keberhasilan karier. Hal ini karena mereka

memilih, menciptakan, dan memengaruhi situasi kerja sesuai kehendak hati mereka.

KEPRIBADIAN DAN KULTUR NASIONAL

Faktor kepribadian yang diidentifikasikan dalam Model Lima Besar, muncul dalam setiap

studi lintas kultural. Hal ini mencakup serangkaian kultur yang berbeda seperti Cina, Israel,

Jerman, Jepang, Spanyol, Nigeria, Norwegia dan Amerika Serikat. Perbedaan-perbedaaan ini

cenderung muncul ke permukaan karena penekanan dimensi-dimensi dan apakah Negara tersebut

merupakan Negara Individualistis ( Masyarakatnya lebih memilih untuk bertindak sebagai

individu dari pada sebagai anggota suatau komintas ) atau Kolektivisme (terdapat kerangka

sosial yang kuat dimana individu lain dalam kelompok mereka untuk menjaga dan melindungi

mereka.

Tidak ada tipe kepribadian umum untuk suatu Negara tertentu. Namun, kultur suatu

Negara memengaruhi karakteristik kepribadian yang dominan dari populasinya. Kita dapat

melihat hal ini dengan memerhatikan lokus kendali dan kepribadian Tipe A. Meratanya

kepribadian tipe A agaknya dipengaruhi oleh kultur dimana seseorang tumbuh dan berkembang.

Terdapat banyak tipe A disetiap Negara, tetapi tipe ini lebih banyak terdapat di Negara-negara

kapitalis, dimana pencapaian keberhasilan materi sangat dihargai. Sebagai contoh, diperkirakan

bahwa sekitar 50 persen dari populasi Amerika Utara adalah Tipe A. Presentase ini seharusnya

tidak mengejutkan. Amerika Serikat dan Kanada memilki penekanan yang tinggi terhadap

manajemen dan efisiensi waktu. Keduanya memiliki kultur yang menekankan prestasi serta

perolehan uang dan barang-barang material. Dalam kultur-kultur seperti Swedia dan Prancis,

dimana matrealisme kurang begitu dihargai, kita dapat memperkirakan proporsi munculnya

kepribadian Tipe A lebih kecil.

NILAI

PENGERTIAN NILAI

Nilai (value) adalah kemampuan yang dipercayai yang ada pada suatu benda untuk

memuaskan manusia. Sifat dari suatu benda yang menyebabkan minat seseorang atau kelompok.

Dengan demikian maka nilai itu adalah suatu kenyatan yang tersembunyi dibalik kenyataan-

Page 15: Kepribadian Dan Nilai dalam Teori Organisasi Umum

kenyataan lainnya. Nilai memuat elemen pertimbangan yang membawa ide-ide seorang individu

mengenai hal-hal yang benar, baik, atau diinginkan. Nilai memiliki sifat isi dan intensitas. Sifat

ini menyampaikan bahwa cara pelaksanaan atau keadaan akhir dari kehidupan adalah penting.

Setiap dari kita memiliki hierarki nilai yang membentuk system nilai kita. Sistem ini

diidentifikasikan oleh kepentingan relative yang kita tentukan untuk nilai seperti kebebasan,

kesenangan, harga diri, kejujuran, kepatuhan, dan persamaan. Hierarkhi nilai sangat tergantung

pada titik tolak dan sudut pandang individu masyarakat terhadap sesuatu obyek. Misalnya

kalangan materialis memandang bahwa nilai tertinggi adalah nilai meterial. Max Scheler

menyatakan bahwa nilai-nilai yang ada tidak sama tingginya dan luhurnya. Menurutnya nilai-

nilai dapat dikelompokan dalam empat tingkatan yaitu :

1. Nilai kenikmatan adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan indra yang memunculkan

rasa senang, menderita atau tidak enak,

2. Nilai kehidupan yaitu nilai-nilai penting bagi kehidupan yakni : jasmani, kesehatanserta

kesejahteraan umum.

3. Nilai kejiwaan adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan kebenaran, keindahan dan

pengetahuan murni,

4. Nilai kerohanian yaitu tingkatan ini terdapatlah modalitas nilai dari yang suci

ARTI PENTING NILAI

Nilai penting terhadap penelitian perilaku organisasional karena menjadi dasar

pemahaman sikap dan motivasi individu, dan hal tersebut berpengaruh terhadap persepsi kita.

Individu memasuki suatu organisasi dengan pendapat yang telah terbentuk sebelumnya tentang

apa yang “seharusnya” dan apa yang “ tidak seharusnya” terjadi. Tentu saja pendapat-pendapat

ini tidak bebas dari nilai. Sebaliknya, hal tersebut memuat interprestasi-interprestasi mengenai

apa yang benar dan yang salah. Secara umum, nilai memengaruhi sikap dan perilaku. Misalnya

kita memasuki sebuah perusahaan baru dan memiliki persepsi bahwa pengalokasian imbalan

tergantung pada prestasi kerja adalah benar, sementara pengalokasian imbalan berdasarkan

senioritas adalah salah.

JENIS NILAI

Jenis-jenis nilai diantaranya adalah sebagai berikut:

Page 16: Kepribadian Dan Nilai dalam Teori Organisasi Umum

Nilai instrumental, adalah nilai yang menjadi pedoman pelaksanaan dari nilai dasar. Nilai

dasar belum dapat bermakna sepenuhnya apabila belum memiliki formulasi serta

parameter atau ukuran yang jelas dan konkrit. Apabila nilai instrumental itu berkaitan

dengan tingkah laku manusia dalam kehidupan sehari-hari maka nilai itu akan menjadi

norma moral. Namun jika nilai instrumental itu berkaitan dengan suatu organisasi atau

negara, maka nilai instrumental itu merupakan suatu arahan, kebijakan, atau strategi yang

bersumber pada nilai dasar sehingga dapat juga dikatakan bahwa nilai instrumental itu

merupakan suatu eksplisitasi dari nilai dasar. Dalam kehidupan ketatanegaraan Republik

Indonesia, nilai-nilai instrumental dapatditemukan dalam pasal-pasal undang-undang

dasar yang merupakan penjabaranPancasila.

Nilai terminal, pada dasarnya merupakan pandangan dan cara berfikir seseorang yang

terwujud melalui perilakunya, yang didorong oleh motif dirinya dalam meraih sesuatu.

Nilai terminal terdapat dalam kehidupan yang nyaman dan menantang.

NILAI LINTAS KULTUR 

Setiap individu mempunyai karekteristik yang berbeda-beda dan seorang manajer harus

mampu bekerja dengan individu dari kultur yang berbeda-beda. Karena nilai berbeda-beda di

setiap kultur, sebuah pemahaman mengenai perbedaan ini harus berguna dalam menjelaskan dan

memprediksi perilaku karyawan dari Negara-negara yang berbeda.:

I. Kerangka Hofside yang berisi

Salah satu pendekatan yang paling banyak digunakan untuk menganalisis variasi

kultur dibuat pada akhir 1970an oleh Greet Hofstede. Ia menemukan bahwa manajer dan

karyawan memiliki lima dimensi nilai kultur nasional yang berbeda-beda. Kelima dimensi

tersebut disebutkan dan didefinisikan sebagai berikut:

Jarak kekuasaan (power distance), adalah sikap kultur nasional yang mendeskripsikan

tingkatan dimana suatu masyarakat menerima kekuatan dalam institusi dan organisasi

didistribusikan secara tidak sama. Kultur-kultur seperti ini cenderung mengikuti system

kelas atau kasta yang tidak mendukung monilitas warga negaranya ke atas. Peringkat

jarak kekuasaan yang rendah menunjukkan bahwa kultur tersebut tidak mendukung

perbedaan antara kekuatan dan kekayaan. Masyarakat ini menekankan persamaan dan

peluang.

Page 17: Kepribadian Dan Nilai dalam Teori Organisasi Umum

Individualisme versus kolektivitas. Individualisme adalah sikap kultur nasional yang

mendeskripsikan tingkatan dimana orang lebih suka bertindak sebagai individu daripada

sebagai anggota suatu kelompok, sedangkan kolektivitas mendeskripsikan kerangka

sosial yang kuat dimana individu mengharap orang lain dalam kelompok mereka untuk

menjaga dan melindungi mereka.

Maskulinitas versus femininitas. Maskulinitas adalah tingkat sampai mana kultur tersebut

menyukai peran pencapaian kekuatan dan pengendalian dari pekerjaan maskulin

tradisional, sedangkan femininitas yang tinggi tidak berarti bahwa kultur tersebut

menekankan peran wanita, justru menekankan persamaan antara pria dan wanita.

Penghidaran ketidakpastian (uncertainty avoidance). Tingkatan dimana individu dalam

suatu Negara lebih memilih situasi terstruktur dibandingkan situasi tidak terstruktur.

Dalam kultur dimana tingkat penghindaran ketidakpastian tinggi, individu memiliki

tingkat kekhawatiran yang juga tinggi mengenai ambiguitas dan ketidakpastian. Kultur

semacam ini cenderung menekankan hukum, peraturan, dan kendali yang didesain untuk

mengurangi ketidakpastian. Sebaliknya dalam kultur dengan tingkat penghindaraan

ketidakpastian rendah, individu tidak begitu cemas akan ambiguitas dan ketidakpastian

serta memiliki toleransi yang lebih besar terhadap keragaman opini. Kultur seperti ini

tidak begitu terorientasi pada peraturan, mengambil lebih banyak risiko, dan lebih siap

menerima perubaha.

Orientasi jangka panjang versus orientasi jangka pendek. Ini merupakan poin terbaru

dalam tipologi Hofstede. Poin ini berfokus pada tingkat ketaatan jangka panjang

masyarakat terhadap nilai-nilai tradisional. Individu dalam kultur orientasi jangka

panjang melihat ke masa depan dan menghargai penghematan, ketekunan dan tradisi.

Sementara itu, individu dalam kultur orientasi jangka pendek menghargai masa kini;

perubahan diterima dengan lebih siap, dan komitmen tidak memiliki halangan-halangan

menuju perubahan.

Dimensi – dimensi kultur Hofstede sangat memengaruhi manajer dan peneliti perilaku

organisasi. Meskipun demikian, penelitiannya menuai banyak kritikan. Pertama meskipun

data tersebut mengalami pembaruan, tetapi data yang asli sudah berusia 30 tahun dan

didasarkan hanya pada satu perusahaan yaitu IBM. Sejak data tersebut dikumpulkan banyak

sekali perubahan yang terjadi didunia ini. Contohnya jatuhnya Uni Soviet, berakhirnya

Page 18: Kepribadian Dan Nilai dalam Teori Organisasi Umum

apartheid di Afrika Selatan, penyebaran islam ke seluruh dunia, dan bangkitnya Cina sebagai

kekuatan Global. Kedua, beberapa peneliti baru menyadari bahwa banyaknya keputusan dan

penilaian yang harus dibuat Hofstede. Disamping persoalan tersebut, Hofstede merupakan

salah satu ahli ilmu pengetahuan sosial yang paling dipuji dimanapun, dan kerangkanya telah

abadi dalam Perilaku Organisasi.

II. Kerangka Globe

Program penelitian Global Leadership and Organizational Behavior Effectiveness

(GLOBE) adalah sebuah penyelidikan lintas kultural mengenai kepemimpinan dan kultur

nasional yang terus-menerus dilakukan, dimulai pada tahun 1963, tim GLOBE

mendentifikasikan Sembilan dimensi dalam kultur nasional yang berbeda yaitu:

Ketegasan: Tingkatan sampai mana suatu masyarakat mendorong individu untuk

bersikap tegar, konfrontatif, tegas dan kompetitif dibandingkan rendah hati dan

lembut.

Orientasi masa depan: Tingkatan sampai mana suatu masyarakat mendorong dan

menghargai perilaku yang berorientasi pada masa depan, seperti perencanaan,

investasi masa depan , dan penundaan kepuasaan.

Perbedaan Gender : Tingkatan sampai mana suatu masyarakat memperbesar

perbedaan peran gender.

Penghindaran ketidakpastian : Kepercayaan masyarakat terhadap norma dan

procedural sosial untuk mengurangi ketidakmampuan dalam mempresiksi kejadian

masa depan.

Jarak Kekuasaan : Tingkatan sampai mana anggota suatu masyarakat dapat

menerima kekuasaan dibagi secara tidak adil.

Individualisme/Kolektivisme: Tingkatan sampai mana individu didorong oleh

situasi-situasi sosial untuk bergabung dalam kelompok suatu organisasi masyarakat

atau organisasi.

Kolektivisme dalam Kelompok: Dimensi ini mencakup hal luas dari bagaimana

anggota suatu institusi sosial merasa bangga atas keanggotannya dalam kelompok

kecil, seperti keluarga, teman-teman sekitar dan perusahaan tempatnya bekerja.

Page 19: Kepribadian Dan Nilai dalam Teori Organisasi Umum

Orientasi Kinerja: Hal ini merujuk pada tingkatan sampai mana suatu masyarakat

mendorong dan menghargai individu bersikap adil, altrunitis ( mendahulukan

kepentingan individu lain) , murah hati, dan baik terhadap individu lain.

Perbandingan antara dimensi-dimensi GLOBE dengan dimensi-dimensi Hofstede

menunjukkan bahwa Globe melengkapi karya Hofstede bukan menggantikannya. Proyek

GLOBE menegaskan bahwa kelima dimensi Hofstede masih valid.

MENGHUBUNGKAN KEPRIBADIAN DAN NILAI SEORANG INDIVIDU DENGAN

TEMPAT KERJA

A. KESESUAIAN INDIVIDU DENGAN PEKERJAAN

Memadankan persayaratan pekerjaan dengan karekteritik kepribadian merupakan pernyataan

terbaik dalam teori kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan milik John Holland. Teori ini

didasarkan pada pendapat tentang kesesuaian antara karakteristik kepribadian seseorang

individu dengan pekerjaan. Holland menghadirkan enam tipe kepribadian dan

mengemukakan bahwa kepuasaan dan kecendrunganuntuk meninggalkan satu posisi

bergantung pada tingkat sampai individu secara berhasil mencocokkan kepribadian mereka

dengan suatu pekerjaan. Enam tipe tersebut yaitu :

a. Realistis : Lebih menyukai aktivitas fisik yang membutuhkan ketrampilan, kekuatan,

dan koordinasi. Karekteristik : Pemalu, sungguh-sunguh, gigih, stabil,dan mudah

menyesuaikan diri. Pekerjaan yang cocok : Mekanik, pekerja lini perakitan, petani

dan lain-lain.

b. Investigatif : Lebih menyukai aktivitas yang melibatkan proses berpikir,

berorganisasi, dan memahami. Karekteristik :analitis, tidak dibuat-buat, ingin tahu

dan bebas. Pekerjaan yang cocok : Ahli Biologi, Ahli Ekonomi dan lain-lain

c. Sosial : Lebih menyukai aktivitas sosial seperti membantu dan mengarahkan orang

lain. Karekteristik :Suka Brgaul, ramah , kooperatif, pengertian. Pekerjaan yang

cocok : Pekerja sosial, guru, konselor dan lain-lain

d. Konvensional : Lebih menyukai aktivitas yang diatur oleh peraturan, rapi, dan tidak

ambigu. Karekteristik : Patuh, efisien, praktis, tidak imajinatif, tidak fleksible.

Pekerjaan yang cocok : Akuntan, Manajer, perusahaan, kasir bank dan lain-lain.

Page 20: Kepribadian Dan Nilai dalam Teori Organisasi Umum

e. Giat : Lebih menyukai aktivitas verbal dimana terdapat banyak peluang untuk

memengaruhi orang lain dan memperoleh kekuasaan. Karekteristik : Percaya diri,

ambisius, energetic, mendominasi. Pekerjaan yang cocok: Pengacara, Agen Real

Estat, Humas dan lain-lain.

f. Artistik: Lebih menyukai aktivitas ambigu dan tidak sistematis, memungkinkan

ekspresi yang kreatif. Karekteritik: Imajinatif, tidak suka bekerja dibawah aturan,

idealistis, emosional dan lain-lain. Pekerjaan yang cocok : Pelukis , musisi, penulis,

dan lain-lain.

Teori ini menunjukkan bahwa ketika kepribadian dan pekerjaan sangat cocok, kepuasan

menempati peringkat tertinggi, sementara perputaran karyawan terenndah. Poin-poin utama

dalam model ini adalah :

1) Terdapat perbedaan intrinsic dalam hala kepribadian diantara para individu

2) Terdapat jenis-jenis pekerjaan yang berbeda-beda

3) Individu yang melakukan pekerjaan sesuai dengan kepribadian mereka harus

merasa lebih nyaman dan berkemungkinan lebih sedikit untuk mengundurkan diri

bila diibandingkan individu yang melakukan pekerjaan yang tidak sesuai dengan

kepribadian mereka.

B. KESESUAIAN INDIVIDU DENGAN ORGANISASI

Kesesuaian individu dengan organisasi pada dasarnya memperlihatkan bahwa

individu meninggalkan organisasi-organisasi yang tidak cocok dengan kepribasian mereka.

Menggunakan terminology Lima Besar, misalnya kita bisa memperkirakan bahwa individu

dengan tingkat ekstraversi tinggi lebih sesuai dengan kulturkultur agresif dan berorientasi

tinggi, Individu dengan tingkat keterbukaan terhadap hal-hal baru tinggi lebih sesuai dengan

iklim organisasi suportif dibandingkan dengan yang berfokus keagresifan., dan individu

dengan keterbukaan terhadap hal-hal baru tinggi lebih sesuai dengan organisasi yang

menekankan inovasi dibandingkan standarisasi. Mengikuti pedoman ini pada saat melakukan

perekrutan seharusnya dapat membantu dalam memilih karyawan yang sesuai dengan kultur

organisasi, yang pada akhirnya menghasilkan tingkat kepuasan karyawan yang lebih tinggi

dan perputaran karyawan yang lebih rendah.

Page 21: Kepribadian Dan Nilai dalam Teori Organisasi Umum

BAB III PENUTUP DAN KESIMPULAN

Kepribadian membentuk perilaku setiap individu. Jadi apabila ingin memahami dengan

baik  perilaku seseorang dalam suatuorganisasi, sangatlah berguna jikakita mengetahui sesuatute

ntang kepribadiannya. Nilai menunjukkan alasan dasar bahwa cara pelaksanaan atau keadaan

akhir tertentu lebih disenangi secara pribadi atau social dibandingkan cara keadaan akhir atau

keadaan yang berlawanan nilai memuat elemen pertimbangan yang membawa ide –ide seorang

individu mengenai hal-hal yang benar, baik atau diinginkan.