kepolisian negara republik indonesia daerah...

11
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT INSPEKTORAT PENGAWASAN DAERAH STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) tentang PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN KHUSUS DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT Nomor: SOP/ 244 /III2014/Itwasda BAB I PENDAHULUAN 1. Umum a. untuk lebih mengefektifkan pelaksanaan tugas pengawasan dan pemeriksaan khusus oleh pengawas internal diperlukan alat kontrol terhadap kinerja dan aktivitas satuan kerja sesuai tugas pokok dan rencana kerja yang telah ditetapkan dalam rangka mencapai tujuan organisasi. b. untuk mencapai tujuan organisasi diperlukan sistem pengendalian intern pemerintah di setiap satker/unit kerja melalui fungsi pengawasan dan pemeriksaan, sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. c. berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu merumuskan sebuah konsep pemikiran tentang Standar Operasional Prosedur (SOP) yang merupakan fallow up dari PP No 60 Tahun 2008 tentang Sistim Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP). 2. Dasar a. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168) b. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890); c. Peraturan Kapolri Nomor 22 Tahun 2010 tanggal 28 September 2010 tentang Susunan Organisai dan Tata Kerja Kepolisian Daerah. 3. Maksud dan tujuan.....

Upload: phamhuong

Post on 06-Feb-2018

297 views

Category:

Documents


27 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH …ntb.polri.go.id/wp-content/uploads/2017/02/sop-pemeriksaan-khusus.pdf · merumuskan sebuah konsep pemikiran tentang Standar Operasional

1

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIADAERAH NUSA TENGGARA BARATINSPEKTORAT PENGAWASAN DAERAH

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)tentang

PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN KHUSUSDI LINGKUNGAN KEPOLISIAN DAERAH NUSA TENGGARA BARAT

Nomor: SOP/ 244 /III2014/Itwasda

BAB I

PENDAHULUAN

1. Umum

a. untuk lebih mengefektifkan pelaksanaan tugas pengawasan dan pemeriksaankhusus oleh pengawas internal diperlukan alat kontrol terhadap kinerja dan aktivitassatuan kerja sesuai tugas pokok dan rencana kerja yang telah ditetapkan dalamrangka mencapai tujuan organisasi.

b. untuk mencapai tujuan organisasi diperlukan sistem pengendalian intern pemerintahdi setiap satker/unit kerja melalui fungsi pengawasan dan pemeriksaan, sesuaiketentuan peraturan perundang-undangan.

c. berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlumerumuskan sebuah konsep pemikiran tentang Standar Operasional Prosedur (SOP)yang merupakan fallow up dari PP No 60 Tahun 2008 tentang Sistim PengendalianIntern Pemerintah (SPIP).

2. Dasar

a. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara RepublikIndonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, TambahanLembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168)

b. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian InternPemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 127,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4890);

c. Peraturan Kapolri Nomor 22 Tahun 2010 tanggal 28 September 2010 tentangSusunan Organisai dan Tata Kerja Kepolisian Daerah.

3. Maksud dan tujuan.....

Page 2: KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH …ntb.polri.go.id/wp-content/uploads/2017/02/sop-pemeriksaan-khusus.pdf · merumuskan sebuah konsep pemikiran tentang Standar Operasional

2

3. Maksud dan Tujuan

a. Maksud :

Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) ini, dimaksudkan untuk dapatdijadikan sebagai pedoman kerja bagi para Auditor dan Parik dalam pelaksanaantugas WasrikKhususdi Satker Mapolda maupun Polres Jajaran.

b. Tujuan

Penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) ini, bertujuan agar terwujudnyaSPI dan ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan dalam pengelolaanbidang operasional, sumber daya manusia, sarana prasarana, dan anggarankeuangan.

4. Ruang Lingkup

Penulisan Standar Operasional Prosedur (SOP)adalah pengawasan dan pemeriksaankhusus terhadap penyelenggaraan SPIP di lingkungan Polri dankegiatan atau perbuatanketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dalam pengelolaan bidangoperasional, sumber daya manusia, sarana prasarana, dan anggaran keuanganyang dapatmengakibatkan kerugian keuangan Negara.

5. Sistimatika

I. PENDAHULUAN

II. KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN WASRIKSUS

III. PERENCANAAN

IV. PENGORGANISASIAN

V. PELAKSANAAN

VI. PENGENDALIAN

VII. PENUTUP

BAB II

KETENTUAN UMUM PELAKSANAAN WASRIKSUS

6. Pengertian - Pengertian

a. Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat Polri adalah alatnegara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanankepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.

b.Standar.....

Page 3: KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH …ntb.polri.go.id/wp-content/uploads/2017/02/sop-pemeriksaan-khusus.pdf · merumuskan sebuah konsep pemikiran tentang Standar Operasional

3

b. Standar Operasional Prosedur (SOP)

1) Sebuah standar / prosedur tetap dalam pelaksanaan pekerjaan;2) cara yang dispesifikasikan untuk melaksanakan aktifitas / suatu proses;3) pedoman, acuan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan fungsi;4) suatu set Instruksi yang memiliki kekuatan sebagai petunjuk atau Direktif;5) pedoman atau acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan

fungsi dan alat penilaian kinerja instasi pemerintah berdasarkan indikator-indikator teknis, administrasif dan prosedural sesuai dengan tata kerja,prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan.

c. Sistem Pengendalian Intern yang selanjutnya disingkat SPI adalah proses yangintegral pada tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus olehpimpinan dan seluruh anggota untuk memberikan keyakinan memadai atastercapainya tujuan organisasi melalui kegiatan yang efektif dan efisien, keandalanpelaporan keuangan, pengamanan aset negara dan ketaatan terhadap peraturanperundang-undangan.

d. Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di lingkungan Polri yang selanjutnyadisingkat SPIP Polri adalah sistem pengendalian intern yang diselenggarakan secaramenyeluruh pada satuan kerja (satker) di lingkungan Markas Besar Polri dankewilayahan.

e. pengawasan intern adalah seluruh proses kegiatan Wasriksus, reviu, evaluasi,pemantauan dan kegiatan pengawasan lain terhadap penyelenggaraan tugas danfungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai bahwakegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secaraefektif dan efisien untuk kepentingan Polri.

f. lingkungan pengendalian adalah kondisi dalam institusi Polri yang mempengaruhiefektivitas pengendalian intern.

g. penilaian risiko adalah kegiatan penilaian atas kemungkinan kejadian yangmengancam pencapaian tujuan dan sasaran Polri.

h. kegiatan pengendalian adalah tindakan yang diperlukan untuk mengatasi risiko sertapenetapan dan pelaksanaan kebijakan dan prosedur untuk memastikan bahwatindakan mengatasi risiko telah dilaksanakan secara efektif.

i. informasi adalah data yang telah diolah dan dapat digunakan untuk pengambilankeputusan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan fungsi Polri.

j. pemantauan pengendalian intern adalah proses penilaian atas mutu kinerja SPI danproses yang memberikan keyakinan bahwa temuan audit/pemeriksaan dan evaluasilainnya segera ditindaklanjuti.

k. pengawasan dan pemeriksaan khususyang selanjutnya disebut Wasriksus adalahproses identifikasi masalah, analisis dan evaluasi yang dilakukan secara independen,objektif dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran,kecermatan, kredibilitas dan keandalan informasi mengenai pengelolaan danpertanggungjawaban Kasatker/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) terhadappelaksanaan program Polri dan keuangan negara.

I. kertas.....

Page 4: KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH …ntb.polri.go.id/wp-content/uploads/2017/02/sop-pemeriksaan-khusus.pdf · merumuskan sebuah konsep pemikiran tentang Standar Operasional

4

l. kertas kerja pemeriksaan yang selanjutnya disingkat KKP adalah catatan(dokumentasi) yang dibuat oleh auditor mengenai bukti-bukti yang dikumpulkan,berbagai teknik dan prosedur yang diterapkan, serta simpulan-simpulan yang dibuatselama malakukan audit/pemeriksaan.

m. subjek wasriksus adalah aparat pengawas intern Polri yang melakukan tugaspengawasan dan pemeriksaan pada satker di lingkungan Polri

n. objek wasriksus yang selanjutnya disebut obrik adalah orang atau pejabat padasatker di lingkungan Polri yang bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas danpengelolaan bidang operasional, sumber daya manusia, sarana prasarana, dananggaran keuangan.

o. bukti wasriksus adalah semua media informasi yang digunakan oleh pemeriksa untukmendukung argumentasi, pendapat atau kesimpulan dan rekomendasi dalammeyakinkan tingkat kesesuaian antara kondisi/informasi kuantitatif dengan kriteria,syarat relevan, kompeten, cukup material dan serba guna.

p. dokumen sumber adalah data, catatan, dan/atau keterangan yang berkaitan denganpengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, baik tertulis di atas kertas atausarana lain maupun terekam dalam bentuk/corak apapun sebagai sumber atau buktiuntuk menghasilkan data pelaksanaan pengawasan pemeriksaan.

q. temuan adalah hasil pemeriksaan dan pengawasan yang dilakukan oleh pemeriksayang memuat data, catatan tentang kekurangan, kesalahan, kekeliruan dengandilengkapi rekomendasi/saran tindak lanjut perbaikannya.

r. rekomendasi adalah saran dari pemeriksa berdasarkan hasil pemeriksaannya, yangditujukan kepada orang dan/atau satuan kerja yang berwenang untuk melakukantindakan dan/atau perbaikan.

s. laporan wasrik khusus, adalah laporan tertulis yang dibuat oleh subjek Wasriksusatas hasil temuan pengawasan pemeriksaan yang dilaporkan kepada pimpinan.

7. Prinsip-prinsip wasriksus :

a. legalitas, yaitu wasrikkhusus oleh inspektorat pengawasan dilaksanakan sesuaiketentuan peraturan perundang-undangan;

b. prosedural, yaitu wasrikkhusus dilaksanakan sesuai mekanisme, tata cara danketentuan yang ditetapkan;

c. profesional, yaitu petugas pelaksana wasriksusmemiliki kemampuan sebagai auditor,serta kompetensi auditing;

d. legitimasi, yaitu proses dan hasil wasrikmendapat pernyataan pengakuan ataupengesahan dari objek wasriksus berdasarkan kriteria temuan;

e. akuntabilitas,yaitu setiap kegiatan dan hasil akhir dari kegiatanwasriksusharus dapatdipertanggungjawabkan kepada institusi Polri;

f. transparan, yaitu wasrikkhususharus dilaksanakan secara terprogram, jelas, danterbuka;

g. objektivitas, yaitu pelaksanaan wasrikkhusus berdasarkan fakta dan kriteria temuanyang ada, bukan persepsi atau analisa sendiri dari auditor; dan

h. independen.....

Page 5: KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH …ntb.polri.go.id/wp-content/uploads/2017/02/sop-pemeriksaan-khusus.pdf · merumuskan sebuah konsep pemikiran tentang Standar Operasional

5

h. independen, yaitu petugas pelaksana wasrikkhusus bersifat mandiri, dan tidakterpengaruh oleh pihak lain.

BAB IIIPERENCANAAN

8. menyusun rencana pengawasan (Renwas), mengidentifikasi permasalahan, sertamenyusun Program Kerja Audit (PKA);

9. menyiapkan Administrasi penyelenggaraan Wasriksussus, meliputi:

a. penyususnan tim dengan surat perintah Kapolda tentang penyelenggaraanWasrikkhusus;

b. surat perintah perjalanan dinas dilengkapi dengan rincian biaya perjalanan dinas;

c. surat telegram pemberitahuan tentang kegiatan Wasriksussus kepada objekWasriksus;

d. menyusun rencana kebutuhan dukungan anggaran dan jangka waktu pelaksanaanWasriksus;

BAB IVPENGORGANISASIAN

10. Tugas:

a. penanggung jawab bertugas

1) mengarahkan pelaksanaan kegiatan wasriksus;

2) menerima laporan pelaksanaan wasriksus;

3) memantau kegiatan wasriksus; dan

4) menetapkan tindaklanjut temuan wasriksus melalui pendalaman khusus sesuailaporan hasil wasriksus.

b. koordinator dan pengendali bertugas :

a. mengarahkan pelaksanaan kegiatan tim wasriksus;

b. memantau kegiatan harian pelaksanaan tim wasriksus;

c. menerima laporan dalam bentuk KKP;

d. mengendalikan mutu hasil temuan wasriksus; dan

c. pengawas tim bertugas :1) mengawasi dan mengendalikan jadwal kegiatan tim;

2) mengarahkan tim bila ditemukan permasalahan pada obrik;3) mereviu....

Page 6: KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH …ntb.polri.go.id/wp-content/uploads/2017/02/sop-pemeriksaan-khusus.pdf · merumuskan sebuah konsep pemikiran tentang Standar Operasional

6

3) mereviu dan mengesahkan laporan khusus hasil pemeriksaan dan mensahkanpengantar kepada pimpinan;

4) mewakili tugas penanggung jawab/koordinator dan pengendali dalam rangkamenyampaikan laporan yang berkaitan dengan pelaksanaan wasriksus.

d. ketua tim merangkap anggota tim bertugas

1) menyusun rencana pengawasan berisi penetapan sasaran, ruang lingkup,metodelogi dan alokasi sumber daya, dengan mempertimbangkan hal-halsebagai berikut:

a) laporan pengaduan masyarakan, pengembangan temuan informasi publikpermintaan pihak lain;

b) sasaran audit/pemeriksaan dan pengujian yang diperlukan dan

c) SPI auditi, dan aspek-aspek penting lingkungan tempat beroperasinyaauditi.

2) mengarahkan tim wasriksus sesuai bidang tugas yang akan dilaksanakan;

3) mengkoordinasikan jadwal wasriksus kepada obrik;

4) menyusun dan menyerahkan laporan harian kegiatan tim kepada koordinatordan pengendali atau pengawas wasriksus;

5) menyusun LHP sesuai hasil temuan tim;

6) menyusun laporan khusus temuan bila ada untuk diajukan kepada penanggungjawab; dan

7) mewakili tugas penanggung jawab/koordinator dan pengendali/pengawas tim,bila berhalangan.

e. sekretaris tim merangkap anggota tim bertugas :

1) membantu menyusun rencana pengawasan berdasarkan penilaian risiko gunamenetapkan obrik yang akan diperiksa;

2) membantu ketua tim mengkoordinasikan jadwal Wasriksus kepada objekwasriksus yang bersangkutan;

3) memeriksa objek wasriksus sesuai arahan ketua tim dan dituangkan dalamkertas kerja pemeriksaan;

4) membantu mengkoordinasikan kepada obrik tentang jadwal objek wasriksus;

5) membantu menyusun dan menyerahkan laporan harian kegiatan tim kepadakoordinator dan pengendali atau pengawas wasriksus;

6) membantu menyusun LHP sesuai hasil temuan tim;

f. anggota tim bertugas :

1) memeriksa objek Wasriksus sesuai arahan ketua tim dan dituangkan dalamKKP;

2) melaksanakan.....

Page 7: KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH …ntb.polri.go.id/wp-content/uploads/2017/02/sop-pemeriksaan-khusus.pdf · merumuskan sebuah konsep pemikiran tentang Standar Operasional

7

2) melaksanakan kegiatan Wasriksus pada objek Wasriksus;

3) melaporkan temuan khusus yang perlu mendapat perhatian di tingkat MabesPolri dan sebagai bahan masukan naskah LHP; dan

4) membantu ketua tim dalam rangka penyusunan laporan berkaitan denganWasriksus.

11. Kewajiban

a. kewajibab subjek wasriksus :

1) meminta keterangan dan/atau dokumen asli/fotokopi dari objek wasriksusdengan administrasi pengelolaan anggaran keuangan, sarana prasarana,sumber daya manusia, dan operasional;

2) melakukan pemeriksaan di tempat-tempat penyimpanan, pelaksanaankegiatan, pembukuan, dan tata usaha yang berkaitan dengan pengelolaananggaran keuangan, sarana prasarana, sumber daya manusia, danoperasional;

3) memeriksa dan meneliti dokumen perencanaan, pengorganisasian,pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian, yang berkaitan denganpertanggungjawaban pengelolaan anggaran keuangan, sarana prasarana,sumber daya manusia, dan operasional;

4) menetapkan jenis dokumen yang dijadikan bukti temuan wasriksus berupa datadan informasi mengenai pengelolaan dan tanggung jawab yang berkaitandengan pengelolaan kegiatan anggaran keuangan, sarana prasarana, sumberdaya manusia, dan operasional;

5) menetapkan/menilai penyimpangan terhadap manajemen penyelenggaraananggaran keuangan, sarana prasarana, sumber daya manusia, danoperasional yang bertentangan dengan ketentuanperaturan perundang-undangan; dan

6) menilai dan menetapkan temuan wasrik yang bersifat menonjol yang dilakukanoleh objek wasrik.

b. kewajiban obrik, meliputi:

1) memberikan penjelasan dan jawaban dengan benar dan jujur kepada timwasriksus;

2) menyerahkan bukti-bukti dokumen, informasi dan data yang diminta olehsubjek tim wasriksus;

3) menindaklanjuti rekomendasi tim wasrik dan;

4) melaporkan hasil tindak lanjut kepada pimpinan dan tim wasrik.

BAB .....

Page 8: KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH …ntb.polri.go.id/wp-content/uploads/2017/02/sop-pemeriksaan-khusus.pdf · merumuskan sebuah konsep pemikiran tentang Standar Operasional

8

BAB IVPELAKSANAAN

12. pelaksanaan, terdiri dari:

a. pengawasan dan pemeriksaan khusus dilaksanakan setelah diketahui adanyaketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan meliputi kecurangan danketidakpatutan (abuse) oleh obrik dalam penyelenggaraan program dan kegiatan dari :

1) pengaduan masyarakat

2) pengembangan temuan

3) informasi publik

b. pelaksanaan wasriksus, meliputi:

1) pelaksanaan wasriksus sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan;

2) pendalaman wasriksus di satker yang menjadi obrik;

3) penyampaian temuan kepada pimpinan.

c. klasifikasi terhadap kecurangan dan ketidakpatuhan dalam penyelenggaraan programdan kegiatan bila:

1) menimbulkan kerugian negara;

2) merupakan perbuatan melawan hukum;

3) tidak dilaksanakan pencatatan administrasi sesuai dengan ketentuan;

4) tidak efektif, tidak efisien dan tidak ekonomis; dan

5) tidak punya nilai manfaat, tidak tepat guna, tidak tepat jumlah, tidak tepat tujuanpenggunaan, tidak tepat waktu, tidak tepat mutu, dan tidak tepat kebutuhan

13. Teknik pelaksanaan wasriksus:

a. terhadap bukti fisik melalui:

1) observasi atau pengamatan, dengan melakukan kegiatan peninjauan danpengamatan atas suatu objek secara hati-hati, ilmiah, dan kontinyu selama kurunwaktu tertentu untuk membuktikan suatu keadaan atau masalah;

2) inventarisasi, dengan melakukan kegiatan pemeriksaan fisik melalui penghitunganfisik barang berikut penilaian kondisinya; dan

3) inspeksi, dengan melakukan kegiatan penelitian secara langsung ke tempatkejadian (on the spot), yang dilakukan secara rinci dan teliti, dilakukan secaramendadak dan tidak dituangkan dalam berita acara (BA).

b. terhadap bukti dokumen, meliputi:

1) verifikasi, dengan melakukan pengujian secara rinci dan teliti tentang kebenaran,ketelitian, perhitungan, kesahihan, pembukuan, pemilikan dan eksistensi darisuatu dokumen, untuk mendukung teknik audit atau pemeriksaan lain dalammengumpulkan dan mengevaluasi bukti dokumen;

2) cek.....

Page 9: KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH …ntb.polri.go.id/wp-content/uploads/2017/02/sop-pemeriksaan-khusus.pdf · merumuskan sebuah konsep pemikiran tentang Standar Operasional

9

2) cek, dengan melakukan pengujian kebenaran atau keberadaan sesuatu denganteliti, seperti merk yang diterima sesuai pesanan;

3) uji atau tes, dalam rangka meyakinkan hal-hal yang esensial untuk mengetahuikeadaan yang sebenarnya;

4) footing, guna menguji kebenaran penjumlahan sub total dan total dari atas kebawah (vertikal);

5) cross footing, dengan melakukan pengujian kebenaran penjumlahan sub total dantotal dari kiri ke kanan (horizontal);

6) vouching, dengan melakukan kegiatan:

a) penelusuran suatu informasi atau data dalam dokumen ke pencatatan buktipendukungnya (voucher); atau

b) menelusuri ketentuan atau prosedur yang berlaku dari hasil menuju awalkegiatan, untuk mengecek adanya bukti (voucher) dan belum meneliti isinya(substantif) atau melihat laporan baru ke bukti.

7) trasir atau telusuri, dengan melakukan penelusuran suatu bukti transaksi(voucher) menuju ke penyajian atau informasi dalam suatu dokumen, ataumenelusuri, mengikuti ketentuan atau prosedur yang berlaku dari awal menujuhasil akhir suatu kegiatan, untuk melihat bukti baru ke laporan;

8) scanning, dengan melakukan penelaahan secara umum, cepat dan teliti untukmenemukan hal-hal yang tidak lazim atas suatu informasi atau data;

9) rekonsiliasi, dengan melakukan pencocokan dua data yang terpisah, mengenaihal yang sama yang dikerjakan oleh instansi/unit/bagian yang berbeda.

c. terhadap bukti keterangan, meliputi:

1) konfirmasi, guna memperoleh bukti sebagai pendukung bagi Auditor, denganmendapatkan atau meminta informasi yang sah dari pihak yang relevan; dan

2) permintaan keterangan atau Informasi (inquiry), dilakukan untuk menggaliinformasi tertentu dari berbagai pihak yang berkompeten.

d. terhadap bukti analisis, meliputi:

1) analisis, dengan kegiatan memecah, mengurai data atau informasi ke dalamunsur-unsur yang lebih kecil atau bagian-bagian, guna mengetahui pola hubunganantar unsur atau unsur penting yang tersembunyi;

2) evaluasi, dilakukan untuk memperoleh suatu simpulan dan pandangan ataupenilaian dengan mencari pola hubungan atau menghubungkan atau merakitberbagai informasi yang telah diperoleh;

3) investigasi, upaya untuk mengupas secara intensif suatu permasalahan melaluipenjabaran, menguraikan, atau meneliti secara mendalam, merupakan prosespendalaman dari verifikasi setelah adanya indikasi; dan

4) pembandingan, dilakukan dengan membandingkan data dari suatu unit kerjadengan data dari unit kerja yang lain, atas hal yang sama dan periode yangsama atau hal yang sama dari periode yang berbeda, untuk ditarik kesimpulan;

e. terhadap.....

Page 10: KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH …ntb.polri.go.id/wp-content/uploads/2017/02/sop-pemeriksaan-khusus.pdf · merumuskan sebuah konsep pemikiran tentang Standar Operasional

10

e. terhadap bukti keterangan, meliputi:

1) konfirmasi, guna memperoleh bukti sebagai pendukung bagi Auditor, denganmendapatkan atau meminta informasi yang sah dari pihak yang relevan; dan

2) permintaan keterangan atau Informasi (inquiry), dilakukan untuk menggaliinformasi tertentu dari berbagai pihak yang berkompeten.

BAB VPENGENDALIAN

14. Pengendalian dilaksanakan melalui:

a) menyusun laporan harian

b) laporan harian disusun oleh pelaksana dikirim kepada Kapolda melalui Irwasda PoldaNTB

c) laporan tentang temuan yang berindikasi adanya penyimpangan yang menjadi atensikhusus;

d) menyusun laporan akhir hasil pelaksanaan Wasrik sus kepada Pimpinan.

e) surat teguran;

f) membuat berita acara pernyataan, bila Obrik tidak memberikan jawaban atauketerangan secara lisan maupun tertulis, atau tidak bersedia memberikan dokumensumber.

15. Selesai Pelaksanan Wasriksus, Itwasda memaparkan hasil temuan Wasriksus di hadapanKapolda dan/atau Wakapolda pada kesempatan pertama setelah selesai melaksanakanWasriksus.

BAB VIPENUTUP

Demikian pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang merupakan fallow up dari PPNo 60 Tahun 2008 Tentang Sistim Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), untukdapatnyadijadikan pedoman dalam pelaksanaan tugas.

Ditetapkan di : Matarampada tanggal : Maret2014

INSPEKTUR PENGAWASAN DAERAH POLDA NTB

Drs. ANANG SIDANU .S.H..M.SiKOMBES POL NRP 57081024

10

e. terhadap bukti keterangan, meliputi:

1) konfirmasi, guna memperoleh bukti sebagai pendukung bagi Auditor, denganmendapatkan atau meminta informasi yang sah dari pihak yang relevan; dan

2) permintaan keterangan atau Informasi (inquiry), dilakukan untuk menggaliinformasi tertentu dari berbagai pihak yang berkompeten.

BAB VPENGENDALIAN

14. Pengendalian dilaksanakan melalui:

a) menyusun laporan harian

b) laporan harian disusun oleh pelaksana dikirim kepada Kapolda melalui Irwasda PoldaNTB

c) laporan tentang temuan yang berindikasi adanya penyimpangan yang menjadi atensikhusus;

d) menyusun laporan akhir hasil pelaksanaan Wasrik sus kepada Pimpinan.

e) surat teguran;

f) membuat berita acara pernyataan, bila Obrik tidak memberikan jawaban atauketerangan secara lisan maupun tertulis, atau tidak bersedia memberikan dokumensumber.

15. Selesai Pelaksanan Wasriksus, Itwasda memaparkan hasil temuan Wasriksus di hadapanKapolda dan/atau Wakapolda pada kesempatan pertama setelah selesai melaksanakanWasriksus.

BAB VIPENUTUP

Demikian pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang merupakan fallow up dari PPNo 60 Tahun 2008 Tentang Sistim Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), untukdapatnyadijadikan pedoman dalam pelaksanaan tugas.

Ditetapkan di : Matarampada tanggal : Maret2014

INSPEKTUR PENGAWASAN DAERAH POLDA NTB

Drs. ANANG SIDANU .S.H..M.SiKOMBES POL NRP 57081024

10

e. terhadap bukti keterangan, meliputi:

1) konfirmasi, guna memperoleh bukti sebagai pendukung bagi Auditor, denganmendapatkan atau meminta informasi yang sah dari pihak yang relevan; dan

2) permintaan keterangan atau Informasi (inquiry), dilakukan untuk menggaliinformasi tertentu dari berbagai pihak yang berkompeten.

BAB VPENGENDALIAN

14. Pengendalian dilaksanakan melalui:

a) menyusun laporan harian

b) laporan harian disusun oleh pelaksana dikirim kepada Kapolda melalui Irwasda PoldaNTB

c) laporan tentang temuan yang berindikasi adanya penyimpangan yang menjadi atensikhusus;

d) menyusun laporan akhir hasil pelaksanaan Wasrik sus kepada Pimpinan.

e) surat teguran;

f) membuat berita acara pernyataan, bila Obrik tidak memberikan jawaban atauketerangan secara lisan maupun tertulis, atau tidak bersedia memberikan dokumensumber.

15. Selesai Pelaksanan Wasriksus, Itwasda memaparkan hasil temuan Wasriksus di hadapanKapolda dan/atau Wakapolda pada kesempatan pertama setelah selesai melaksanakanWasriksus.

BAB VIPENUTUP

Demikian pembuatan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang merupakan fallow up dari PPNo 60 Tahun 2008 Tentang Sistim Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), untukdapatnyadijadikan pedoman dalam pelaksanaan tugas.

Ditetapkan di : Matarampada tanggal : Maret2014

INSPEKTUR PENGAWASAN DAERAH POLDA NTB

Drs. ANANG SIDANU .S.H..M.SiKOMBES POL NRP 57081024

Page 11: KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH …ntb.polri.go.id/wp-content/uploads/2017/02/sop-pemeriksaan-khusus.pdf · merumuskan sebuah konsep pemikiran tentang Standar Operasional

11