kepolisian negara republik indonesia daerah jawa...
TRANSCRIPT
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) BIDANG SABHARA
SAT SABHARA POLRES JEPARA
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
a. Bahwa berdasarkan peraturan Kapolri Nomor 23 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan tata kerja Polres dan Polsek, kesatuan Polri tingkat Polres sebagai kesatuan tingkat kewilayahan menyelenggarakan tugas
pokok Polri dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat,
penegakan hukum , pemberian perlindungan, pengayoman dan
pelayanan kepada masyarakat serta tugas – tugas Polri lain dalam daerah hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang –
undangan.
b. Terkait peran strategis Satsabhara Polres Jeparea sebagai salah satu unsur pelaksana tugas tingkat kewilayahan yang berada dalam
naungan Kapolres Jepara yang bertugas menyelenggarakan tugas
pokok Polri dalam pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum pemberian perlindungan, pengayoman
dan pelayanan kepada masyarakat serta tugas – tugas Polri lain dalam
daerah hukum sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan. Maka tugas Sat sabhara saat ini da kedepan dihadapkan
pada tantangan tugas yang tidak semakin ringan namun sebaliknya
semakin multi kompleks sehingga menambah spektrum beban tugas Polres Jepara secara umum dan Sat Sabhara kususnya kedepan,
antara lain menyangkut peran Satsabhara sebagai salah satu
pelaksana tugas harkamtibmas di wilayah hukum Polres Jepara.
c. Dalam rangka kesamaan visi, persepsi dan pola tindak yang sama terhadap implementasi penyelenggaraan dalam memelihara keamanan
dan ketertiban masyarakat penegakan hukum pemberian
perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat serta tugas – tugas Polri lain dalam daerah hukum sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang – undangan, maka dipandang perlu membuat
naskan Pedoman Standar Operasional Prosedur ( SOP ) Satsabhara Polres Jepara tentang tata cara bertindak pelaksanna tugas personil
yang mengatur secara tegas dan jelas dalam pelaksanaan giat
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH JAWA TENGAH
RESOR JEPARA
harkamtibmas dan pelayanan terhadap masyarakat secara terpadu,
tertib dan terkoordinasi dengan baik.
d. Dengan tersusunya SOP Satsabhara Polres Jepara dimaksud adalah
merupakan pedoman dasar, acuan / kerangka kerja bagi unsur
pelaksana tugas baik dilapangan maupun di Staf pada Satuan Sabhara dalam melaksanakan kegiatan Harkamtibmas dan pelayanan
kepada masyarakat guna menciptakan situasi yang kondusif dan
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat secara terintegritasi.
2. Dasar
a. Undang – Undang No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia.
b. UU RI Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi Pemerintahan
c. Perkap Nomor 23 Tahun 2010 tentang Organisasi dan tata kerja Polres
dan Polsek .
d. Perkap No 2 tahun 2018 tentang pembentukan peraturan Kepolisian.
3. Maksud dan Tujuan
a. Maksud disusunnya Standart Operational Procedure ( SOP ) adalah
kesamaan visi, persepsi dan pola tindak yang sama terhadap implementasi penyelenggaraan dalam memelihara keamanan dan
ketertiban masyarakat penegakan hukum pemberian perlindungan,
pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat serta tugas – tugas Polri lain dalam daerah hukum sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang – undangan.
b. Tujuan dibuatnya Standart Operational Procedure ( SOP ) ini adalah
sebagai pedoman dasar, acuan / kerangka kerja bagi unsur pelaksana tugas baik dilapangan maupun di Staf pada Satuan Sabhara dalam
melaksanakan kegiatan Harkamtibmas dan pelayanan kepada
masyarakat guna menciptakan situasi yang kondusif dan
meningkatkan pelayanan kepada masyarakat secara terintegritasi
4. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Standart Operational Procedure ( SOP ) ini adalah pelaksanaan giat Satsabhara dalam setiap pelaksanaan tugas baik
dilapangan maupun staf yang ada di Wilayah Hukum Polres Jepara.
5. Sistematika
I. PENDAHULUAN
II. PROSES STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP )
III. HASIL DAN REKOMENDASI SOP
IV. PENUTUP
6. Pengertian – Pengertian
a. Sat Sabhara adalah satuan samapta bayangkara sebagai Polisi tugas
umum yang bertugas melaksanakan Patroli.
b. Potensi gangguan yang selanjutnya disingkat PG adalah kondisi /
situasi yang merupakan faktor stimulan / pencetus/embrio gangguan keamanan yang berpotensi besar akan tumbuh menjadi
gangguan nyata keamanan.
c. Ambang gangguan yang selanjutnya disingkat AG adalah kondisi gangguan Kamtibmas skala menengah yang juka dibiarkan tidak ada
tindakan dapat meningkat menjadi gangguan nyata.
d. Gangguan nyata yang selanjutnya disingkat GN atau ancaman
faktual adalah gangguan keamanan berupa kejahatan atau pelanggaran yang terjadi dan menimbulkan kerugian bagi
masyarakat berupa kerugian harta benda ataupun jiwa raga.
e. Acara arahan pimpinan selanjutnya disingkat AAP adalah kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan kesatuan Polri berupa pemberian
pemberian arahan kepada seluruh anggota Polri sebelum diterjunkan
kelapangan untuk melaksanakan tugas.
f. Tempat kejadian perkara selanjutnya di singkat TKP adalah
tempat terjadinya gangguan Kamtibmas baik karena pelanggaran
maupun tindak pidana.
g. Patroli adalah Suatu bentuk kegiatan bergerak dari suatu tempat ke
tempat lain yang dilakukan oleh 2 ( dua ) anggota Polri guna
mencegah terjadinya suatu tindak kriminal, memberikan rasa aman,
perlindungan dan pengayoman terhadap masyarakat.
h. Pengaturan adalah suatu kegiatan Kepolisian dalam rangka
memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada
masyarakat guna mewujudkan rasa aman baik fisik maupun psikis, terciptanya Kamtibmas, bebas dari rasa kekawatiran sehingga
masyarakat dapat melaksanakan seluruh kegiatan / aktifitas dengan
tertib dan lancar.
i. Pengaturan Lalu Lintas adalah Merupakan tindakan awal yanjg
perlu dilaksanakan sedini mungkin oleh Polri sebelum lalu lintas
berubah atau meningkat menjadi kurang teratur.
j. Pengawalan adalah Suatu kegiatan yang dilakukan oleh anggota
Polri untuk menjaga keamanan, keselamatan atas jiwa dan harta
benda dari suatu tempat ke tempat lain.
k. Penjagaan adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh anggota Polri yang bersifat prevetif dengan memberikan perlindungan,
pengayoman dan pelayanan dan memelihara keselamatan jiwa dan
harta benda untuk kepentingan masyarakat dan kepentingan Negara.
l. Penjagaan Tahanan adalah Suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh
anggota Polri untuk memberikan perlindungan terhadap Tahanan
dalam melaksanakan proses Hukum
m. Tindakan pertama di tempat kejadiann perkara selanjutnya di
singkat TPTKP adalah suatu kegiatan yang harus dilaksanakan oleh anggota Polri yang pertama kali melihat/ secara langsung
menemukan suatu kejadian untuk segera mengamankan korban,
pelaku, saksi, barang bukti dan tempat kejadian perkara ( TKP ) sampai polisi yangberwenang mendatangi dan mengolah TKP guna
proses hukum selanjutnya.
n. Tindak pidana ringan yang selanjutnya di singkat Tipiring adalah suatu tindak pidana yang dilakukan sebagai akibat dari pelanggaran
dengan ancaman hukuman maksimal tiga bulan.
o. Penyidik adalah pejabat Polri atau Pegawai Negeri sipil yang diberi
wewenang kusus oleh Undang-undang untuk melakukan penyidikan.
p. Penyidik Pembantu adalah Pejabat polisi negara Republik Indonesia
tertentu dengan pangkat serendah-rendahnya sersan dua (serda)
yang diangkat oleh kepala kepolisian negara Republik Indonesia atas
usul komandan atau pimpinan kesatuan masing-masing.
q. Minuman keras adalah sebuah minuman yang membuat orang
mabuk(pusing) kata orang meminumnya terasa plong bahkan tidak
punya beban.
r. Minuman keras oplosan adalah minuman keras yang ditambahkan
suatu bahan-bahan lainnya. Minuman keras memang terasa kita tidak mempunyai masalah ketika meminumnya namun itu justru
berbahaya bagi kesehatan
s. Prostitusi atau pelacuran adalah penjualan jasa seksual, seperti
seks oral atau berhubungan seks.
t. Gepeng adalah salah satu kelompok yang terpinggirkan dari
pembangunan, dan di sisi lain memiliki pola hidup yang berbeda
dengan masyarakat secara umum
u. Pelanggaran Peraturan daerah ( Perda ) adalah perkara
pelanggaran terhadap ketentuan perda secara otonom oleh siapa saja
dapat diancam dengan kurungan maupun denda.
v. Acara Pemeriksaan cepat adalah Penyidik atas kuasa penuntut
umum dalam waktu tiga hari sejak berita acara pemeriksaan selesai
dibuat menghadapkan terdakwa beserta saksi dan barang bukti.
w. Unjuk rasa adalah kegiatan yang dilakukan oleh seorang atau lebih
untuk mengeluarkan pikiran dengan lisan, tulisan, dan sebagainya
secara demonstratif di muka umum, meliputi unjuk rasa tertib, tidak
tertib, dan penindakan huru hara .
x. Pengendalian massa adalah suatu kegiatan yang bertujuan
memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan terhadap
sekelompok masyarakat yang sedang menyampaikan pendapat atau menyampaikan aspirasinya di depan umum untuk menciptakan
ketertiban umum.
y. Peleton dalmas adalah suatu kesatuan anggota polri yang terdiri
dari 38 orang.
z. Kompi dalmas adalah suatu kesatuan anggota polri yang terdiri dari
3 (tiga) peleton.
aa. Komandan peleton adalah seorang perwira polri yang memimpin
kesatuan peleton.
bb. Komandan kompi adalah seorang perwira polri yang memimpin
kesatuan kompi.
cc. Alat-alat dalmas adalah berbagai alat kelengkapan kepolisian yang
digunakan untuk melaksanakan tugas pengendalian massa baik
yang melekat pada perorangan maupun satuan, yang terdiri dari :
helm dengan pelindung muka, pelindung tangan dan kaki, gas masker, tameng, tongkat t, tali dalmas, megaphone, handy talky, handphone, video kamera, pemadam api, mobil public address,
senjata laras licin (gas airmata), kawat penghalang massa (riot
barrier), apc, awc, bus, truk, sepeda motor, toilet mobile dan ransus
kamerawan.
dd. Obyek Vital adalah Kawasan , tempat, bangunan dan usaha yang
menyangkut harkat hidup orang banyak, kepentingan dan atau sumber pendapatan besar Negara yang memiliki potensi kerawanan
dan dapat menggoyahkan stabilitas ekonomi, politik dan keamanan
bila terjadi gangguan Kamtibmas.
ee. Pengamanan adalah Rangkaian kegiatan / tindakan dari Aparat
untuk membuat situasi dan kondisi terasa aman sehingga
lingkungan menjadi tenang dari orang di dalamnya tidak merasa
khawatir atau terancam.
II. PROSES STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP )
1. PATROLI
1) Konfigurasi Standart
a. Nama Satuan : Unit Turjawalii
b. Kekuatan
1) Kualifikasi Kemampuan :
(a) TPTKP
(b) Turlalin
(c) Komunikasi Verbal
(d) Pulbaket
(e) Memproses Tipiring
(f) Melakukan tindakan represif tahap awal
(g) Patroli di daerah rawan konflik
2) Jumlah Personil
Unit Patroli dapat melakukan , sbb :
(a) Patroli Jalan Kaki minimal dilaksanakan oleh 2 ( dua )
orang anggota
(b) Patroli bersepeda dilaksanakan minimal oleh 2 ( dua )
orang anggota
(c) Patroli sepeda motor dilaksanakan minimal oleh 2 ( dua )
orang anggota Polri dengan menggunakan 1 ( satu ) unit
kendaraan bermotor.
(d) Patroli roda 4 dan 6
(1) Sedan : 1 sedan diawaki 3 orang anggota
(2) Pick up : 1 Pick Up diawaki 6 orang anggota
(3) Truk : 1 truk di awaki 20 orang anggota
(e) Patroli daerah konflik minimal dilaksanakan 1 regu / 10 orang anggota dengan 2 unit Ranmor dan 1 Unit Truck /
rantis.
c. Peralatan dan Perlengkapan
1) Umum
(a) Gampol yang berlaku sesuai ketentuan
(b) Perlengkapan Perorangan Sabhara Polri terdiri dari : Sabuk Sabhara, Selempang, baret, Tongkat “ T “, Borgol, Peluit,
Tanda kewenangan.
(c) Persenjataan : Revolver dan Senjata Laras panjang
(d) Kendaraan : Ranmor R2, Ranmor R4 untuk pengangkut
Personel dan Tahanan.
(e) Alkom : Telephone, Handy Talky ( HT ), Megaphone
2) Perlengkapan mobil Patroli
(a) Perangkat pengeras suara
(b) Lampu rotator
(c) Public address
(d) Sabhara KIT
3) Khusus
(a) Kendaraan Taktis / kendaraan khusus untuk daerah
konflik
(b) TKP Kit
(c) Alat sistim posisi geografi ( GPS )
2) Sasaran
a. Tempat
b. Orang / kelompok orang
c. Kegiatan
3) Metode Patroli
a. Patroli dengan jalan kaki
b. Patroli dengan menggunakan sepeda
c. Patroli dengan menggunakan keandaraan Roda 2
d. Patroli dengan menggunakan R4 dan 6
1) Tahap Persiapan
a) Mengecek kerapihan gampol dan sikap tampang
b) Mengecek perlengkapan / peralatan antara lain :
1) Senpi
2) Borgol, Tongkat “ T “
3) Sabhara KIT
c) Mengecek administrasi dan surat – surat :
1) KTA
2) Buku catatan
3) Sprin
4) SIM, STNK
5) Sprin Patroli dan blangko laporan hasil Patroli
d) AAP :
1) Route, sasaran Patroli
2) Cara Bertindak
3) Hal Khusus yang perlu atensi
2) Tahap Pelaksanaan
a. Umum
Secara umum setiap unit Patroli yang ada di lapangan harus
melakukan tindakan, sbb :
1) Menjelajahi daerah dan route yang telah ditentukan dan
melihat kemungkinan adanya kerawanan.
2) Mendatangi tempat – tempat penyelenggaraan keamanan
swakarsa untuk koordinasi dan saling tukar menukar
informasi pos kamling, satpam, pos keamanan lainnya.
3) Mendatangi sentra giat masyarakat.
4) Berkomunikasi dengan masyarakat dengan maksud
mendapatkan informasi penting pagi tugas Kepolisian.
5) Memberikan perlindungan dan pengayoman kepada
masyarakat.
6) Mewaspadai kemungkinan berubahnya PH menjadi AF
7) Memberikan peringatan kepada warga yang lalai
mengamankan diri dan harta bendanya.
8) Memberikan peringatan kepada masyarakat yang karena
ketidak tahuannya melakukan pelanggaran.
9) Melakukan TPTKP
b. Khusus
Sesuai dengan cara melaksanakan Patroli secara khusus
melaksanakan kegiatan, sbb :
1) Patroli Jalan kaki
a) Sikap Petugas : berjalan dengan tegap, pandangan
kedepan, senantiasa bersikap 3 S.
b) Cara membawa senjata api sesuai ketentuan : peluru
ada di magazine, Senpi genggam dimasukkan dalam holster yang tertutup, keadaan aman Senpi bahu
disandang di pundak, bila keadaan bahaya ambil
sikap depan senjata.
c) Mengenali daerah Patroli : kenali bangunan, jalan,
penduduk / masyarakat.
d) Tindakan Petugas : Posisi berjalan, jangan mengikuti
route yang tetap, berhenti di tempat tertentu, sesekali berjalan kearah semula, berhenti dan melihat kearah
ke belakang, kenali route wilayah patroli, laporkan
situasi apabila menemukan suatu yang ganjil.
2) Patroli Bersepeda
a) Hal yang perlu diperhatikan sebelum pelaksanaan
Patroli sepeda : Cek sepeda dan cek peralatan
b) Sikap petuga Patroli bersepeda : sikap di sepeda
tegap, pandangan bebas, bawa Senpi sesuai
ketentuan, berjalan berbanjar disebelah kiri jalan.
c) Perhatikan hal – hal yang bersifat ganjil
d) Ditempat rawan dapat berjalan kaki dan sepeda
dituntun
e) Pada malam hari sepeda harus berlampu
f) Memberikan bantuan apabila diperlukan Patroli Jalan
kaki
g) Tindakan Petugas : adakan tindakan pertama yaitu
melakukan pelayanan terhadap masyarakat dan tindakan segera apabila menemukan kasus tetangkap
tangan, kebakaran, kecelakaan lalu lintas,dsb.
3) Patroli R2
a) Sikap petugas diatas kendaraan : sikap tegas dan
pandangan bebas
b) Mengkuti Peraturan lalu lintas
c) Sebagai penghubung dan koordinasi dengan patroli
jalan kaki dan besepeda
d) Kecepatan sedang agar dapat melakukan pengamatan
e) Perhatikan tempat rawan dan kendaraan yang
berjalan tidak wajar dan berusaha menghindar.
f) Mengenal daerah patroli
g) Melaksanakan yanmas
4) Patroli R4 dan R6
a) Sikap petugas dikendaraan : sikap tegap dan
pandangan bebas
b) Mengikuti peraturan lalu lintas
c) Sebagai penghubung dan koordinasi dengan patrol
jalan kaki, besepeda dan R2
d) Kecepatan sedang agar bisa melakukan pengamatan
e) Mengenali daerah patroli yang dilewati
f) Melaksanakan YanMas
5) Patroli Dalam Kota
a) Dilaksanakan oleh unit Patroli sabhara
b) Metode yang digunakan antara lain berjalan kaki,
bersepeda,R2 & R4.
c) Sasaran Patroli AG dan PG yang terdapat pada blok
atau lingkungan yang menjadi daerah patroli
d) Hal yang harus diperhatikan adalah : apabila melaksanakan Patroli dengan menggunakan sepeda
motor agar kecepatan disesuaikan untuk pengamatan
yang baik.
6) Patroli Antar Kota
a) Dilaksanakan oleh unit Patroli sabhara
b) Dilaksanakan dengan menggunakan R2 dan R4
c) Dilaksanakan secara overtap melintas wilayah
yuridikasi satuan wilayah yang saling berbatasan.
d) Setiap unit patroli antar kota wajib menyinggahi
Satwil yang berada pada jalur Patroli untuk
melaporkan dan mendapat informasi sebelum
melanjutkan patroli.
e) Hal yang perlu diperhatikan adalah melaporkan
kedatangan pada Satwil dan apabila menemukan kejadian di Satwil agar mengambil TPTKP dan
selanjutnya menyerahkan penyelesaiannya pada
satwil yang berwenang.
3) Tahap Pengakhiran
Setiap Unit Patroli yang kembali dari melaksanakan tugas
Patroli agar :
1) Apel konsolidasi sekaligus melakukan pengecekan peralatan
/ perlengkapan
2) Melaporkan kepada Ka Jaga / Ka SPK tentang
kedatangannya sekaligus melaporkan semua yang dilihat
saat Patroli.
3) Menyerahkan Laporan tertulis tentang laporan hasil Patroli
4) Menyerahkan hasil Patroli yang menyangkut pelaksanaan
TPTKP / Tipiring.
4) Identifikasi
a. Bank
Bank BRI, Bank BCA, Bank Mandiri, Bank Jateng, Bank BNI, Bank Mega, Bank CIMB Niaga, Danamon, Bank BNI Syariah, Bank BPR
Jepara Artha, dll.
b. Instansi Pemerintahan
Kantor Bupati, Kantor DPRD Tk. II, Kantor Dikpora, DKK,
Disnaker, dll.
c. SPBU
SPBU Bulu, SPBU Senenan, SPBU Ngabul, SPBU Tahunan, SPBU
Krasak, SPBU Rengging, SPBU Welahan, dll.
d. Toko Emas
Toko emas Semar, Krisna.
e. Terminal
Terminal Sub Jepara Kota, terminal Sub Pecangaan,terminal sub
Welahan, terminal sub Bangsri, terminal sub Keling.
f. Pertokoan / Pasar
Pertokoan Kota ( pecinan ), SCJ, Pasar Jepara I & II, Pasar Ngabul,
Pasar Pecangaan, Pasar Mayong, dll.
g. Sekolah
Play Group, Tk Negeri dan Swasta, SD/ MI, SMP / Mts, SMA / MA,
Perguruan Tinggi Swasta.
h. Hotel / Restaurant
Hotel Jepara Indah, Hotel Kalingga Star, Hotel Elim, Hotel Kencana, Sunset Baech, Palm Beach, Restaurant Maribu, Gazebo,
Mie Bandung, Limintu, La Marina, dll.
5) Potensi Kerawanan
a. Potensi Gangguan ( PG )
1) Pedagang kaki Lima / Pedagang
2) Penyebrang Jalan / Pelajar
3) Toko Emas
4) Karyawan / PNS
5) Residivist
6) Miras / Prostitusi
b. Ambang Gangguan ( AG )
1) Pasar / Pertokoan
2) Perbankkan / Perkantoran
3) Toko Emas
4) Sekolah
5) Hotel / Restaurant
6) Terminal
7) SPBU
c. Gangguan Nyata ( GN )
1) Kejahatan Konvensional
Penggelapan, penipuan, Pemerasan, Pembakaran,
Penyelundupan, Pengrusakan, Pencurian, Perampokan,
Curanmor.
2) Kehajatan transnasional
Terorisme, Uang Palsu, dll.
3) Kejahatan yang berimplikasi Kontijensi
Kerusuhan massal / unjuk rasa, Penjarahan massal
6) Karakteristik
a. Obyek Vital Bidang gedung dan Bangunan Strategis ( Gedung MPR,
Istana Negara, Kantor Pemerintahan, perbankkan, dll )
b. Obyek Vital bidang pertambangan ( tambang emas FrePort, batu
bara )
c. Obyek Vital Bidang Transportasi ( transportasi darat, laut, udara )
d. Obyek Vital bidang Industri Strategis ( PT pupuk Sriwijaya, PT
Pindad, PT Petro Kimia )
2. PENGAWALAN
1) Konfigurasi Standar
a. Personil :
1) Pengawalan orang / tahanan dilaksanakan oleh anggota Polri
minimal 2 ( dua ) orang atau disesuaikan dengan jumlah
tahanan yang dikawal.
2) Pengawalan barang / barang berharga dan barang berbahaya
dilaksanakan oleh anggota Polri minimal 2 ( dua ) orang.
b. Perlengkapan
1) Gampol yang berlaku sesuai ketentuan
2) Pelengkapan perorangan Sabhara Polri terdiri dari :
(a) Sabuk sabhara
(b) Slempang
(c) Baret
(d) Tongkat “ T “
(e) Borgol
(f) Pluit
c. Persenjataan
1) Refolver
2) Senpi laras panjang V2
d. Sarana transportasi
1) Ranmor R2
2) Ranmor R4 dan R6
3) Alat Komlek
(a) Telephone / Handphone
(b) Handy Talky ( HT )
e. Kemampuan
Kemampuan yang harus dimiliki oleh anggota Pengawal :
1) Beladiri
2) Mahir menembak
3) Kemampuan mengemudi
4) Menguasai route yang dilalui
5) Menguasai tekhnik dan taktik pengawalan
f. Sasaran
1) Tahanan
a) Untuk membantu proses hukum terhadap tahanan
b) Untuk mencegah agar tahanan tidak melarikan diri
c) Agar tahanan terhindar dari gangguan pihak lalin
2) Orang
Memberikan pengamanan dan keselamatan terhadap orang
sampai tujuan.
3) Harta benda / barang berbahaya
a) Untuk menjaga keamanan dan keutuhan harta benda
sampai tujuan.
b) Untuk mencegah terjadinya perampokan, pencurian, dan
kehilangan harta benda yang dikawal.
c) Untuk menjaga keamanan terhadap barang berbahaya agar tidak terjadi kecelakaan, peledakan, kebakaran maupun
sabotase dari pihak lain.
2) Pelaksanaan Pengawalan
a. Tahap Persiapan
1) Cek kelengkapan
a) Springas
b) Periksa identitas diri
c) Pemeriksaan kelengkapan, buku saku, pulpen,dll
2) Cek kendaraan
a) Periksa surat kendaraan
b) Periksa keamanan dan kelaikan kendaraan
c) Periksa perlengkapan, lampu, kotak PPPK, lampu merah
pada kap mobil, lampu rotator, kunci, dll.
3) Pemeriksaan obyek Pengawalan
a) Periksa keadaan tahanan, jumlah tahanan, kesehatan
tahanan, kondisi umum tahanan
b) Periksaa keadaan barang berharga, barang milik negara,
jumlah jenis, ciri – ciri dan keadaan umum
c) Periksa dokumen, pembungkusan, segel, lak, petugas
pembawa dokumen.
4) Menerima AAP
a) Pembagian tugas, pengaturan dan pembagian tugas sesuai
kebutuhan.
b) Pemberian petunjuk/konsignes, penjelasan waktu, keadaan
cuaca, jarak, route, spengawasan khusus, tindakan darurat
dan penggunaan senpi.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Pengawalan Tahanan
a) Pengawalan berjalan kaki
(1) Pengamanan terhadap tahanan. Periksa tahanan
dengan cermat sehingga petugas yakin dan perhatikan
kondisi tahanan.
(2) Lakukan Pemborgolan. Periksa keadaan borgol apakah
dalam keadaan baik / layak pakai beserta kuncinya
borgol kedua tangan tahanan ke belakang.
(3) Posisi Petugas. Petugas berada dibelakang tahanan jaga
jarak sedemikian rupa, bila tahanan tampak berbahaya
rapatkan jarak dengan tongkat/senjata siap siaga.
(4) Bila tahanan dikawal lebih dari satu orang sebelum
berangkat diikat secara berantai lebih dahulu, hubungkan dengan tali yang kuat setiap tahanan
berturut – turut dengan bentuk berbanjar dari mulai
yang paling depan sampai terakhir. Posisi para pengawal berada di depan, samping kanan/kiri dan
belakang dengan siap siaga.
(5) Hindari komunikasi dengan tahanan pada saat
pengawalan berlangsung.
b) Pengawalan dengan ranmor R4 dan R6
(1) Tahanan diborgol, dicek jumlah tahanan, kondisi
tahanan, perintahkan naik kendaraan satu persatu dan
duduk berhadap – hadapan.
(2) Posisi tugas pengawal duduk didepan dengan tetap
waspada.
(3) Kecepatan kendaraan disesuaikan dengan keadaan lalu
lintas, gunakan sirine / lampu rotator.
(4) Bila jarak cukup jauh tentukan route yang ditempuh
dan waktu pemberangkatan, hindari perjalanan malam
hari dan apabila terpaksa harus bermalam diperjalanan
usahakan dititipkan ke kantor Polisi terdekat.
c) Pengawalan melalaui perairan ( kapal )
(1) Lakukan koordinasi dengan kapten kapal
(2) Tempatkan tahanan di tempat khusus ( sel ) kapal
apabila ada.
(3) Jika tahanan yang dikawal jumlahnya banyak dan
ruangan sel dalam kapal sempit, maka atas ijin dari kapten kapal dapat ditempatkan pada tempat lain yang
memenuhi syarat keamanan.
(4) Semua tahanan yang dikawal tetap diborgol, kecuali
jika, mereka sudah dalam sel terkunci.
(5) Patuhi peraturan yang berlaku diatas kapal.
d) Pengawalan tahanan wanita
(1) Pengawalan tahanan wanita di dampingi oleh anggota
Polwan.
(2) Petugas pengawal tetap waspada dan tahanan tetap
diborgol demi keamanan.
2) Pengawalan Barang Berharga
a) Dengan berjalan kaki
(1) Persyaratan keamanan barang dengan memeriksa
barang – barang yang akan dikawal.
(2) Melaksanakan pembagian tugas.
(3) Selama dalam perjalanan atur kecepatan langkah dan
adakan pergantian / aplus bagi pembawa barang serta
menambah jumlah kekuatan bila medan jauh dan
sulit.
(4) Pengawal tidak diperbolehkan melakukan perjalanan
pada malam hari dan melaporkan posisi kepada
kesatuan melalui alkom.
(5) Sampai di tempat tujuan kumpulkan seluruh anggota
serta lakukan pemeriksaan barang yang kawal.
b) Dengan bersepeda motor
(1) Formasi pada saat berjalan satu sepeda motor sebagai
pembuka jalan, posisi barang berada ditengah
sedangkan pengawal yang lain dibelakang.
(2) Atur kecepatan sesuai dengan arus lalu lintas.
(3) Gunakan sirine / lampu rotator
(4) Laporkan posisi setiap saat melalui alkom yang ada
(5) Mengendarai sepeda motor dengan cara yang benar
(6) Hal yang perlu diperhatikan antara lain jangan sekali – kali melepaskan pegangan stir dan gunakan pluit bila
keadaan macet.
c) Dengan menggunakan R4 dan R6
(1) Formasi pengawalan prinsipnya sama dengan
pengawalan menggunakan sepeda motor.
(2) Hal yang perlu diperhatikan adalah memperhatiakan
bagi kendaraan penutup cegah jangan ada yang mendahului, jaga jarak kendaraan, pasang sabuk
pengaman.
c. Tahap Pengakhiran
Setelah melakukan tugas pengawalan, agar melakukan :
1) Apel konsolidasi sekaligus melakukan pengecekan peralatan
/ perlengkapan.
2) Mengecek kesehatan, keselamatan tahanan/ orang
3) Mengecek keamanan, keutuhan barang – barang yang
dikawal
4) Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas pengawalan.
3. PENJAGAAN
1) Konfigurasi Standart
a. Nama Satuan : Unit Penjagaan
b. Kekuatan
1) Kualifikasi Kemampuan :
a) Yanmas
b) TPTKP
c) Proses Tipiring
d) Mengetik / Operasional Komputer
e) Menembak mahir minimal kelas 2
2) Jumlah Personil
Penjagaan menggunakan sistim 3 ( tiga ) giliran jaga ( ploeg /
shief ) dengan kekuatan personel, sbb :
(a) Polsek, 12 ( dua belas ) orang terdiri dari:
(1) Tiga orang Ka SPK
(2) Sembilan orang anggota
(b) Polres, 18 ( delapan belas ) orang tediri dari :
(1) Tiga orang ka SPK
(2) Lima belas orang anggota
(c) Polda, 63 ( enam puluh tiga ) orang terdiri dari:
(1) Tiga orang ka unit
(2) Enam Puluh orang sebagai anggota
c. Peralatan dan Perlengkapan
1) Umum
(a) Gampol yang berlaku sesuai ketentuan
(b) Perlengkapan Perorangan Sabhara Polri terdiri dari : Sabuk
samapta, Selempang, Pet / baret, Tongkat “ T “, Borgol,
Peluit, Tanda kewenangan.
(c) Persenjataan : Revolver dan Senjata Laras panjang
(d) Kendaraan : Ranmor R2, Ranmor R4 untuk pengangkut
Personel dan Tahanan.
(e) Alkom : Telephone, Handy Talky ( HT ), Megaphone
2) Khusus
(a) TKP Kit
(b) PPPK
(c) Senter
3) Buku - Buku yang ada di Penjagaan
(a) Buku jadwal dan Mutasi Penjagaan
(b) Buku register Laporan Polisi
(c) Buku register STP
(d) Buku register pengiriman berita
(e) Buku register pengiriman dan penerimaan berita
(f) Buku register situasi umum gangguan Kamtimbas
(g) Buku Daftar tahanan
(h) Buku mutasi Tahanan
(i) Buku berobat tahanan
(j) Buku barang/ milik/ titipan tahanan
(k) Buku makanan tahanan
(l) Buku besuk / mengunjungi tahanan
(m) Buku control tahanan
(n) Buku bon / pinjam tahanan
(o) Buku register permintaan VER
(p) Buku barang bukti
(q) Buku Tamu
(r) Buku supervisi dari pimpinan
(s) Buku laka lantas
(t) Buku barang inventaris penjagaan
(u) Buku alamat/telp. Pejabat penting
(v) Buku daftar pencarian orang ( DPO )
(w) Blanko – blangko : permintaan VER, LP, STP, Tipiring, dll.
2) Sasaran
a. Penjagaan Markas
1) Keamanan, keselamatan dan kenyamanan personil Polri dan
tamu
2) Keamanan materiil markas
3) Keamanan informasi
4) Ketertiban dan kelancaran kegiatan dinas di markas
b. Penjagaan Tahanan
1) Jumlah Tahanan
2) Keselamatan Tahanan
3) Kebersihan dan ketertiban ruang Tahanan
4) Keamanan barang milik Tahanan
c. Penjagaan obyek tertentu lainnya
1) Keamanan, keselamatan dan kenyamanan personel dari obyek
yang dijaga
2) Keamanan materiil obyek
3) Ketertiban dan kelancaraan kegiatan obyek yang dijaga
3) Pelaksanaan Penjagaan
a. Penjagaan Markas
1) Tahap persiapan
a) Setengah jam sebelum tugas, petugas jaga baru sudah siap
ditempat jaga
b) Pemeriksaan ruang Tahanan dan Penjagaan
c) Pemeriksaan kerapihan
d) Melaporkan kepada Ka SPK dilanjutkan dengan serah
terima jaga
e) Menerima pengarahan
f) Ka jaga memberikan APP
2) Tahap Pelaksanaan
a) Membuat jadwal tugas jaga
b) Melaksanakan dinas selama 1 X 12 jam, serta menaikkan
dan menurunkan bendera pada pukul 06.00 Wib dan 18.00
Wib
c) Memukul lonceng setiap jam sekali dan ditulis di buku
mutasi dengan tinta merah pada buku mutasi penjagaan.
d) Memperhatikan pilun di Penjagaan
e) Melaksanakan pengawasan disekitar Markas
f) Memberikan yan kepada masyarakat
g) Seluruh anggota jaga dicatat di buku mutasi
3) Tahap Pengakhiran
a) Melaksanakan apel
b) Memeriksa kekuatan anggota jaga
c) Membuat lap. Pelaksanaan tugas jaga
d) Ka jaga melaporkan ke pada ka SPK
b. Penjagaan Tahanan
1) Tahap Persiapan
a) Penjagaan tahanan dilakukan oleh anggota jaga dengan
pengaturan sesuai jadwal
b) Anggota jaga menerima APP dari ka Jaga
c) Mengecek kelengkapan
d) Mengetahui jumlah tahanan
e) Melaksanakan serah terima
2) Tahap Pelaksanaan
a) Membuat daftar jaga
b) Melaksanakan serah terima jaga
c) Pelaksanaan tugas jaga tahanan apabila sewaktu – waktu
masuk kedalam ruangan tahanan
d) Petugas jaga tidak diperkenankan meminta uang dan
menyuruh kerja tahanan
e) Petugas jaga tahanan harus selalu waspada
f) Pemeriksaan terhadap tahanan sebelum masuk ruang
tahanan.
c. Penjagaan Giat Masyarakat
1) Tahap persiapan
a) Penyiapan Springas
b) Obyek penjagaan meliputi tempat pertandingan olah raga,
perayaan pesta umum
c) Menentukan titik kerawanan
d) Penyiapan kekuatan yang akan dilibatkan
e) Menyiapkan perlengkapan dan peralatan
f) Memberi AAP
g) Petugas jaga sudah siap 1 jam sebelum dimulai
h) Menyiapkan administrasi pelaporan
2) Tahap Pelaksanaan
a) Pembagian tugas sesuai obyek yang dijaga
b) Melakukan penjagaan pada titik rawan
c) Menerima laporan / pengaduan
d) Mendatangi TKP
e) Melaksanakan TPTKP
f) Mengadakan koordinasi dengan mako
g) Mengadakan koordinasi dengan unsure pam lain
3) Tahap Pengakhiran
a) Melaksanakan apel konsolidasi
b) Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas
c) Melaporkan hasil pelaksanaan tugas pada ka SPK.
4. PENGATURAN
Pengaturan lalulintas
1) Konfigurasi Standar
a. Tata cara berlalu lintas dijalan menganut prinsip lalu lintas kiri, hal
ini tercantum pada Undang – undang No. 22 tahun 2009 tentang
lalu lintas dan angkutan jalan.
b. Cara bertindak ( CB ) dalam Pengaturan Lalu Lintas, sbb:
1) Sikap dasar memulai pengaturan Lalu Lintas dalam keadaan
sikap sempurna.
2) Posisi mudah melakukan gerakan pengaturan lalu lintas.
3) Memperhatikan faktor keamanan.
4) Pada saat Pengaturan lalu lintas, sikap istirahat tetap dalam
waspada.
5) Bila perlu dapat mengambil posisi ditempat ketinggian agar
mudah dilihat oleh pemakai jalan.
c. Tujuan Pengaturan lalu lintas
1) Untuk mengendalikan arus lalu lintas sepaya dapat berjalan
dengan tertib dan lancar.
2) Untuk mengatasi kemacetan dan kepadatan lalu lintas di jalan
raya.
3) Sebagai usaha mempengaruhi pemakai jalan untuk patuh dan
taat terhadap peraturan lalu lintas.
4) Melaksanakan TPTKP Laka lantas.
5) Memberikan pelayanan terbaik pada masyarakat.
2) Perlengkapan Petugas Pengaturan
a. Administrasi
1) Springas
2) KTA,KTP,SIM,STNK
3) Alat tulis
b. Sarana dan prasarana
1) Pluit untuk member perintah dengan arah tertentu
2) Michrophone untuk pengeras
3) Pada malah hari gunakan lampu senter
4) Rambu lalu lintas / barikade
5) Rompi, Lampu Hazard, Portable
c. Macam – macam Pengaturan Lalu Lintas
1) Mengatur Lalu Lintas dengan gerakan tangan
2) Mengatur Lalu Lintas dengan pluit
3) Mengatur Lalu Lintas dengan isyarat cahaya
4) Mengatur Lalu Lintas dengan menggunakan alat pemberi isyarat
lalu Lintas ( APIL )
3) Cara Bertindak ( CB ) Pengaturan Lalu Lintas
a. Mengatur lalu lintas dipersimpangan
1) Arus lalu lintas belok ke kiri
Kendaraan – kendaraan yang akan membelok ke kiri harus
sudah mengabil jalur jalan paling kiri, dalam kecepatan lambat
dan senantiasa siap untuk berhenti kalau diperlukan atas
permintaan petugas pengatur lalu lintas.
2) Apabila arus lalin membelok ke kanan
a) Arus lalin dari timur, utara dan selatan dihentikan dan arus
lalin dari barat diminta jalan.
b) Arus lalin dari barat, timur, utara dihentikan dan arus dari
selatan diminta jalan.
b. Mengatur Lalu Lintas di tempat yang arusnya kurang padat
1) Memberikan Yanmas
2) Melaksanakan DikMas Lantas
3) Melakukan Pengaturan Lalu Lintas
4) Melaksanakan TPTKP Lantas
5) Melaksanakan tugas umum Kepolisian
c. Mengatur Lalu Lintas dalam usaha memcahkan dan mencari
kemacetan lalu lintas :
1) Petugas Pengatur lalin melakukan tindakan darurat dengan
mengmbil alih fungsi traffic light apabila lampu lalin kurang
berfungsi.
2) Tidak memberi kesempatan kepada calon penumpang untuk
menunggu kendaraan dipersimpangan,
3) Mengatur dan mengendalikan para pengguna jalan
4) Melarang kendaraan untuk parkir tidak pada tempatnya.
d. Mengatur Lalu Lintas dalam keadaan tertentu / khusus
1) Yang dimaksud dengan keadaan tertentu :
a) Pada saat perayaan - perayaan
b) Pada saat pertandingan olah raga, upacara adat, dsb
c) Pada saat situasi darurat ( bencana alam, kebakaran,
demo, dll )
2) Dalam menghadapi situasi seperti itu diperlukan suatu pola
pengaturan berdasarkan hasil survey dan perencanaan
khusus sesuai kebutuhan, antara lain :
a) Penentuan jalan – jalan yang akan menampung arus lalu
lintas ke jalan lain
b) Memerlukan penyaluran arus lalu lintas ke jalan lain
c) Menempatkan petugas yang efektif dan tepat guna
d) Tidak memberlakukan rambu – rambu sementara
e) Penempatan dan pengaturan parkir
f) Pengaturan naik turunnya undangan / pejabat
5. TINDAK PIDANA RINGAN ( TIPIRING )
1) Konfigurasi standar
a. Pasal-pasal KUHPidana
1) Mengganggu ketertiban umum ( Pasal 172 KUHP)
2) Mengganggu rapat umum ( Pasal 174 KUHP )
3) Membuat gaduh Pertemuan Agama ( Pasal 176 KUHP )
4) Merintangi jalan ( PAsal 178 KUHP )
5) Mengganggu jalannya sidang Pengadilan negeri ( Pasal 217
KUHP )
6) Merusak surat maklumat ( Pasal 219 KUHP )
7) Kealpaan menghilangkan/ menyembunyikan barang sitaan (
Pasal 231 KUHP )
8) Penganiayaan binatang( Pasal 302 KUHP )
9) Penghinaan ringan ( Pasal 315 KUHP )
10) Penghinaan dengan tulisan ( PAsal 321 KUHP )
11) Karenan kelalainnya / kesalahnnya orang ,menjadi tertahan (
Pasal 334 KUHP )
12) Penganiayaan ringan ( Pasal 352 KUHP )
13) Pencurian ringan ( Pasal 364 KUHP )
14) Penipuan ringan ( Pasal 379 KUHP )
15) Pengrusakan ringan ( PAsal 407 KUHP )
16) Penadahan ringan ( Pasal 482 KUHP )
17) Pengelapan ringan ( Pasal 373 KUHP )
b. Pasal-pasal Perda Kab Jepara
1) Perda Kab Jepara No.4 tahun 2001 Junto perda Kab Jepara No 2 tahun 2013 tentang Minuman beralkohol dalam penindakan
minuman keras.
2) Perda Kab Jepara no 3 tahun 2013 tentang pencegahan dan
pemberantasan pelacuran.
2) Tahap penindakan Tipiring
a. Persiapan.
1) Membuat Rengiat
2) Menyiapkan personil
3) Membuat surat perintah tugas
4) Menyiapkan administrasi yang diperlukan.
5) Melakukan koordinasi dengan pengadilan untuk menentukan
pelaksanaan siding.
6) Koordinasi dengan Kodim dan Pemda ( Satpol PP ) apabila
kegiatan dilaksanakan secara gabungan.
7) AAP kasat Sabhara / Padal.
b. Pelaksanaan
1) Dalam hal tertangkap tangan
a) Melakukan pemeriksaan terhadap pelanggaran yang terjadi.
b) Membawa tersangka dan barang bukti ke Mako.
c) Melakukan pemeriksaan terhadap tersangka dan saksi.
d) Melakukan penyitaan Barang bukti.
e) Atas kuasa penuntut umun membawa Tersangka ke sidang
pengadilan.
2) Dalam hal kegiatan rutin kepolisian
a) Mendatangi secara serentak tempat kejadian pelnggaran.
b) Melakukan pemeriksaan terhadap pelanggaran yang terjadi.
c) Membawa Tersanga dan barang bukti ke mako.
d) Melakukan pemeriksaan terhadap tersangka dan saksi.
e) Melakukan penyitaan Barang bukti.
f) Atas kuasa penuntut umun membawa Tersangka ke sidang
pengadilan.
3) Dalam hal gabungan
a) Menentukan sasaran.
b) Melakukan pembagian tugas.
c) Mendatangi secara serentak tempat terjadinya pelanggaran.
d) Melaksanakaan pemeriksaan ada dan tidaknya pelangaran.
e) Membawa Tersanga dan barang bukti ke mako.
f) Melakukan pemeriksaan terhadap tersangka dan saksi.
g) Melakukan penyitaan Barang bukti.
h) Atas kuasa penuntut umun membawa Tersangka ke sidang
pengadilan.
3. Pengakiran
a. Melaksanakan konsolidasi yang dilakukan oleh Sat sabhara dalam
rangka mengakegiatan penindakan tindak pidana ringan
b. Dalam hal Konsolidasi apel konsolidasi diambil oleh Kasat sabhara.
6. PENANGANAN TPTKP
1) Konfigurasi standar
a. Persiapan
Persiapan yang dilakukan petugas yang akan melakukan TPTKP
meliputi :
1) Menyiapkan sabhara KIT;
2) Menyiapkan personil Polri;
3) Kendaraan dan alat komunikasi;
4) Menyiapkan dan melakukan pemeriksaan terhadap peralatan;
5) Pimpinan lapangan memberikan AAP kepada anggota meliputi pembagian tugas, cara bertindak di TKP, sesuai jenis TKP yang
di hadapi, penentuan rute terpendek dan koordinasi dengan
fungsi – fungsi teknis dan fungsi pendukung lainya;dan
6) Terhadap TKP yang di temukan langsung dilapangan oleh petugas Polri dalam pelaksanaan Patroli, maka petugas tersebut
harus menjaga status Quo.
b. Pelaksanan
1) Penanganan Tindakan pertama di TKP lakalantas
a) Melakukan pertolongan terhadap korban sesuai dengan
ketentuan PPPK, serta segera kirim ke rumah sakit terdekat;
b) Mengamankan TKP dan mempertahankan dalam keadaan
status Quo;
c) Mengatur arus lalulintas di sekitar TKP;
d) Memberi tanda posisi korban dan kendaraan di TKP;
e) Mengamankan pengenudi dan awak kendaraan;
f) Memeriksa dan mengamankan surat – surat kendraan berupa
SIM, STNK, dan surat – surat lainya;
g) Mencatat secara lengkap identitas korban dan saksi yang
melihat kejadian tersebut;
h) Membuat sketsa gambar TKP laka lantas;
i) Segera menghubungi kantor Polisi terdekat;
j) Membuat berita acara penanganan TKP; dan
k) Bila petugas telah datang, segera berikan keterangan sejelas –
jelasnya dan serahkan kepada petugas penyidik dalam rangka
penyidikan selanjutnya.
2) Penanganan tindakan pertama di TKP kriminalitas
a) Melakukan pertolongan terhadap korban sesuai dengan
ketentuan PPPK serta segera kirim ke Rumah Sakit terdekat;
b) Memasang garis Polisi ( police line ) atau peralatan tali lainya;
c) Mengamati secara umum tentang situasi TKP, baik orang
maupun barang atau benda – benda;
d) Mencatat tempat, waktu kejadian dan keadaan cuaca;
e) Mendata dan mencatat orang – orang yang berada di TKP
terutama yang mengetahui tentang kejadian dan
diperintahkan untuk tidak meninggalkan tempat;
f) Menangkap pelaku apabila masih berada di sekitar TKP;
g) Mengamankan barang buktti dengan memberikan tanda –
tanda / label;
h) Membuat gambar / sketsa TKP;
i) Membuat berita acara penanmganan TKP;
j) Menyiapkan permintaan Visum et repertum;
k) Meminta bantuan anjing pelacak; dan
l) Menyerahkan hasil penanganan TKP kepada petugas penyidik
beserta tersangka, barang bukti dan saksi yng di temukan.
3) Penanganan tindakan pertama di TKP bencana Alam adalah :
a) Melakukan pertolongan terhadap korban sesuai dengan
ketentuan PPPK serta segera kirim ke Rumah Sakit terdekat;
b) Memasang garis Polisi ( police line ) atau peralatan tali lainya;
c) Mengamati secara umum tentang situasi TKP, baik orang
maupun barang atau benda – benda;
d) Mencatat tempat, waktu kejadian dan keadaan cuaca;
e) Mendata dan mencatat orang – orang yang berada di TKP
terutama yang mengetahui tentang kejadian dan
diperintahkan untuk tidak meninggalkan tempat;
f) Ikut serta pencarian korban bencana;
g) Ikut serta mengevakuasi korban yang selamat dan luka –
luka;
h) Mengamankan harta benda yang masih bisa di selamatkan
dengan memberikan tanda – tanda / label;
i) Mengamankan tempat penampungan pengungsian, dapur umum, posko kesehatan dan posko peralatan – peralatan
yang digunakan untuk bantuan pertolongan dan
penyelamatan;
j) Membuat gambar / sketsa TKP;
k) Membuat berita acara penanmganan TKP;
l) Menyiapkan permintaan Visum et repertum;
m) Meminta bantuan anjing pelacak; dan
n) Menyerahkan hasil pennganan TKP kepada petugas yang b
erwenang menangani pertolongan dan penyelamatan korban
bencana;
4) Penanganan TPTKP pra bom / ancaman bom meliputi :
a) Mendatangi TKP;
b) Memasang police line atau tali lainya;
c) Mengamati secara umum tentang situasi TKP , baik orang
maupun barang atau benda – benda;
d) Mencatat tempat dan waktu kejadian;
e) Mendata dan mencatat orang – orang yang berada di TKP
terutama yang mengetahui tentang kejadian dan
diperintahkan untuk tidak meninggalkan tempat;
f) Menangkap pelaku apabila masih berada di TKP;
g) Membuat gambar / sketsa TKP;
h) Membuat berita acara penanmganan TKP;
i) Menyerahkan hasil penanganan TKP kepada petugas
Jihandak dan anjing pelacak;
j) Melanjutkan penanganan TKP.
5) Penanganan TPTKP pra bom / ancaman bom meliputi :
a) Mendatangi TKP;
b) Petugas pemadam kebakaran masuk dan melakukan
pemadaman petugas TPTKP mengatur lalulintas kendaraan,
orang dan mengamankan lingkungan sekitar TKP;
c) Timm jihandak dan anjing pelacak untuk menetralisir TKP;
d) Setelah TKP dinyatakan sterel dari adanya Bom oleh Tim
Jihandak dan ajing pelacaik petugas TPTKP memasang Police
Line dan melakukan pengamanan TKP agar tetap status Quo;
e) Tim olah TKP melakukan kegiatan olah TKP;
f) Melakukan pertolongan dan penyelamatan korban ledakan
Bom;
g) Melakukan evakuasi korban;
h) Membuat berita acara penanganan TKP; dan
i) Melanjutkan pengamanan TKP.
c. Pengakhiran
1) Konsolidasi dilakukan oleh para petugas pelaksana penanganan TPTKP dalam rangka mengakhiri kegiatan melakukan
pengecekan kekuatan personel dan peralatan;
2) Dalam rtangka konsolidasi sebagaimana dimaksud pada nomor
2, apel konsolidasi dilakukan oleh petugas yang paling tinggi pangkatnya dalam suatu kelompok / unit penanganan/pimpinan
lapangan.
3) Melaporkan kepada kantor pengendali tentang semua yang dilihat, didengar dan di dapat selama kegiatan TPTKP serta
kondisi petugas.
7. BANTUAN SAR TERBATAS
1) Konfigurasi Standar
a) Persiapan
Persiapan yang dilakukan petugas yang akan melakukan TPTKP
meliputi :
(a) Menyiapkan surat perintah;
(b) Menyiapkan personil Polri;
(c) Kendaraan dan alat komunikasi;
(d) Menyiapkan dan melakukan pemeriksaan terhadap peralatan;
(e) Pimpinan lapangan memberikan AAP kepada anggota meliputi
pembagian tugas, cara bertindak di TKP, sesuai jenis TKP yang di hadapi, penentuan rute terpendek dan koordinasi dengan
fungsi – fungsi teknis dan fungsi pendukung lainya;dan
(f) Terhadap TKP yang di temukan langsung dilapangan oleh petugas Polri dalamm pelaksanaan Patroli, maka petugas
tersebut harus menjaga status Quo.
2) Pelaksanan
a. Penanganan Tindakan pertama di TKP lakalantas
1) Melakukan pertolongan terhadap korban sesuai dengan
ketentuan PPPK, serta segera kirim ke rumah sakit terdekat;
2) Mengamankan TKP dan mempertahankan dalam keadaan
status Quo;
3) Mengatur arus lalulintas di sekitar TKP;
4) Memberi tanda posisi korban dan kendaraan di TKP;
5) Mengamankan pengenudi dan awak kendaraan;
6) Memeriksa dan mengamankan surat – surat kendraan berupa
SIM, STNK, dan surat – surat lainya;
7) Mencatat secara lengkap identitas korban dan saksi yang
melihat kejadian tersebut;
8) Membuat sketsa gambar TKP laka lantas;
9) Segera menghubungi kantor Polisi terdekat;
10) Membuat berita acara penanganan TKP; dan
11) Bila petugas telah datang, segera berikan keterangan sejelas –
jelasnya dan serahkan kepada petugas penyidik dalam rangka
penyidikan selanjutnya.
b. Penanganan tindakan pertama di TKP kriminalitas
1) Melakukan pertolongan terhadap korban sesuai dengan
ketentuan PPPK serta segera kirim ke Rumah Sakit terdekat;
2) Memasang garis Polisi ( police line ) atau peralatan tali lainya;
3) Mengamati secara umum tentang situasi TKP, baik orang
maupun barang atau benda – benda;
4) Mencatat tempat, waktu kejadian dan keadaan cuaca;
5) Mendata dan mencatat orang – orang yang berada di TKP terutama yang mengetahui tentang kejadian dan diperintahkan
untuk tidak meninggalkan tempat;
6) Menangkap pelaku apabila masih berada di sekitar TKP;
7) Mengamankan barang buktti dengan memberikan tanda –
tanda / label;
8) Membuat gambar / sketsa TKP;
9) Membuat berita acara penanmganan TKP;
10) Menyiapkan permintaan Visum et repertum;
11) Meminta bantuan anjing pelacak; dan
12) Menyerahkan hasil penanganan TKP kepada petugas penyidik
beserta tersangka, barang bukti dan saksi yng di temukan.
c. Penanganan tindakan pertama di TKP bencana Alam adalah :
1) Melakukan pertolongan terhadap korban sesuai dengan
ketentuan PPPK serta segera kirim ke Rumah Sakit terdekat;
2) Memasang garis Polisi ( police line ) atau peralatan tali lainya;
3) Mengamati secara umum tentang situasi TKP, baik orang
maupun barang atau benda – benda;
4) Mencatat tempat, waktu kejadian dan keadaan cuaca;
5) Mendata dan mencatat orang – orang yang berada di TKP terutama yang mengetahui tentang kejadian dan diperintahkan
untuk tidak meninggalkan tempat;
6) Ikut serta pencarian korban bencana;
7) Ikut serta mengevakuasi korban yang selamat dan luka – luka;
8) Mengamankan harta benda yang masih bisa di selamatkan
dengan memberikan tanda – tanda / label;
9) Mengamankan tempat penampungan pengungsian, dapur
umum, posko kesehatan dan posko peralatan – peralatan yang
digunakan untuk bantuan pertolongan dan penyelamatan;
10) Membuat gambar / sketsa TKP;
11) Membuat berita acara penanmganan TKP;
12) Menyiapkan permintaan Visum et repertum;
13) Meminta bantuan anjing pelacak; dan
14) Menyerahkan hasil pennganan TKP kepada petugas yang b
erwenang menangani pertolongan dan penyelamatan korban
bencana;
d. Penanganan TPTKP pra bom / ancaman bom meliputi :
1) Mendatangi TKP;
2) Memasang police line atau tali lainya;
3) Mengamati secara umum tentang situasi TKP , baik orang
maupun barang atau benda – benda;
4) Mencatat tempat dan waktu kejadian;
5) Mendata dan mencatat orang – orang yang berada di TKP terutama yang mengetahui tentang kejadian dan diperintahkan
untuk tidak meninggalkan tempat;
6) Menangkap pelaku apabila masih berada di TKP;
7) Membuat gambar / sketsa TKP;
8) Membuat berita acara penanmganan TKP;
9) Menyerahkan hasil penanganan TKP kepada petugas Jihandak
dan anjing pelacak;
10) Melanjutkan penanganan TKP.
e. Penanganan TPTKP pra bom / ancaman bom meliputi :
1) Mendatangi TKP;
2) Petugas pemadam kebakaran masuk dan melakukan
pemadaman petugas TPTKP mengatur lalulintas kendaraan,
orang dan mengamankan lingkungan sekitar TKP;
3) Timm jihandak dan anjing pelacak untuk menetralisir TKP;
4) Setelah TKP dinyatakan sterel dari adanya Bom oleh Tim Jihandak dan ajing pelacaik petugas TPTKP memasang Police
Line dan melakukan pengamanan TKP agar tetap status Quo;
5) Tim olah TKP melakukan kegiatan olah TKP;
6) Melakukan pertolongan dan penyelamatan korban ledakan
Bom;
7) Melakukan evakuasi korban;
8) Membuat berita acara penanganan TKP; dan
9) Melanjutkan pengamanan TKP.
3. Pengakiran
a. Konsolidasi dilakukan oleh para petugas pelaksana penanganan TPTKP dalam rangka mengakhiri kegiatan melakukan pengecekan
kekuatan personel dan peralatan;
b. Dalam rtangka konsolidasi sebagaimana dimaksud pada nomor 2, apel konsolidasi dilakukan oleh petugas yang paling tinggi
pangkatnya dalam suatu kelompok / unit penanganan/pimpinan
lapangan.
c. Melaporkan kepada kantor pengendali tentang semua yang dilihat,
didengar dan di dapat selama kegiatan TPTKP serta kondisi petugas
8. PENGENDALIAN MASSA ( DALMAS )
1. Konfigurasi Standar
a. Penggolongan Situasi Dalam Unjuk Rasa
1) SITUASI HIJAU /TERTIB
Situasi tertib / hijau adalah pelaksanaan unjuk rasa dengan
tertib massa melaksanakan orasi dengan tertib.
2) SITUASI KUNING / TIDAK TERTIB
Situasi tidak tertib / kuning adalah pelaksanaan unjuk rasa
dengan memblokir jalan dan massa pengunjukrasa mulai
duduk duduk di jalan.
3) SITUASI MERAH / ANARKIS / MELANGGAR HUKUM
Situasi anarkis / melanggar hukum / merah adalah
pelaksanaan unjuk rasa dengan anarkis massa pengunjuk rasa
mulai melempari batu dan mulai merusak fasilitas umum.
2. Persiapan
a. Menyiapkan kuat personil yang akan di libatkan.
b. Membuat surat perintah tugas.
c. Menyiapkan peralatan Dalmas yang dibutuhkan.
d. Mengetahui kekuatan, rute, sasaran, sarana yang digunakan
pengunjukrasa dan permasalahanya.
e. AAP dari ankum / kasatwil maupun perwira pengendali.
3. Pelaksanaan.
a. cara bertindak dalam situasi tertib/ hijau
1) Pada saat Massa bergerak dilakukan pengawalan oleh anggota
Sabhara/Lalulintas
2) Pasa saat masa berhenti dan tidak bergerak dalmas Awal
melaksanakan Formasi dasar bersap dan merentangka tali
dalmas
3) Kamerawan merekam jalanya Unjuk rasa
4) Team Negosiator berada di depan pasukan Dalmas awal dan
melakukan Negosiasi dengan Korlap untuk menyampaikan
Aspirasinya.
5) Team Negosiator melaporkan kepada kapolres tentang tuntutan
pengunjuk rasa untuk diteruskan kepada yang dituju.
6) Kapolres mendampingi pihak instansi yang dituju untuk
menemui pengunjuk rasa.
7) Mobil Penerangan dalmas berada di belakang dalmas awal untuk
memberikan himbauan kepolisian oleh Kapolres
Gambar. 1
b. cara bertindak dalmas untuk situasi tidak tertib / kuning
1) Pada saat masa menutup jalan / aksi treatrikal team negosiator
melakukan negosiasi dengan korlap
2) Mobil penerangan tetap memberikan himbauan agar massa
tertib
3) Dapat menggunakan Unit satwa untuk melakukan lapis ganti
dengan formasi bersaf.
4) Dalmas awal melakukan penebalan pasukan di samping kanan
dan kiri dalmas lanjut.
5) Unit intel berbaur dengan massa untuk melakukan profokasi
dengan maksud memecah massa.
6) Pada saat massa mulai bergerak dan unit Raimas ( urai massa) atas perintah kasat Sabhara untuk mengurai massa dengan
AWC dan dalmas lanjut melaksanakan sikap berlindung.
7) Dengan menggunakan kendaraan taktis penyelamat
melaksanakan Evakuasi Vip/Pejabat.
8) Apabila Situasi meningkat kapolres melaporkan kepada kapolda
selaku pengendali umum agar dilakukan lintas ganti dengan
PHH Brimob.
Gambar. 2
c. cara bertindak pada phh dalam situasi melanggar
hukum/merah dengan barier
1) Kapolda memerintahkan Kompi PHH Brimob untuk
melaksanakan lintas ganti dengan dalmas lanjut.
2) Detasemen maju membentuk formasi bersap sedangkan dalmas
lanjut melakukan penutupan serong kiri dan kanan terhadap pasukan kompi PHH Brimob dan di ikuti oleh unit satwa Unit
satwa, Rantis Raimas sabhara membentuk formasi sejajar
dengan rantis PHH Brimob.
3) Dalmas lanjut dan rantis pengurai massa sabara mengikuti aba-
aba dan gerakan kompi PHH Brimob
4) Apabila pada dikesatuan wilayahnya tidak ada kompi brimob maka kapolda selaku pengendali umum memerintahkan
Kapolres menurunkan pleton penindak sabhara untuk
melakukan penindakan hukum yang didukung satuan dalmas
lanjut polres terdekat.
Gambar.3
3. Pengakhiran.
1. Konsolidasi
b. Pengecekan Kekuatan.
c. Pengecekan peralatan.
d. Laporan
2. Kaji ulang
a. Koreksi
b. Anev
9. PAM OBYEK VITAL
1) PENGGOLONGAN
a. OBYEK VITAL NASIONAL
(a) Identifikasi
Pembangkitan listrik PLTU Tanjung Jati B, berada di Ds. Tubanan Kec. Kembang Kab. Jepara, jumlah Karyawan
sebanyak 500 Personil dengan luas wilayah Obyek Vital
Nasional 152 Ha dengan panjang pagar pengaman yang terbuat dari beton sepanjang 6 Km dan tinggi 3,8 m, Kapasitas hasil
Produksi listrik PLTU Tanjung Jati B sebesar 500 Kv dan 150
KV
(b) Potensi Kerawanan
a) Potensi Gangguan ( PG )
(1) Ditariknya investasi oleh investor
(2) Terganggunya Produksi yang dihasilkan
(3) Tidak tercapainya target keuntungan sehingga akan
menyebabkan pengurangan tenaga kerja
(4) Musnahnya asset yang di miliki oleh Negara
(5) Rusaknya lingkungan sekitar Obyek Vital Nasional
yang dapat memicu masalah sosial.
b) Ambang Gangguan ( AG )
(1) Gangguan dalam bentuk kejahatan yang meliputi :
(a) Kejahatan Konvensional
a) Penggelapan
b) Penipuan
c) Pemerasan
d) Penganiayaan
e) Penculikan
f) Penyanderaan
g) Pembunuhan
h) Pembakaran
i) Pengrusakan
j) Penyelundupan
k) Penyerobotan
l) Pencemaran Lingkungan
(b) Kejahatan Transnasional
a) Terorisme
b) Kejahatan Komputer ( Cyber Crime )
c) Perampokan ( Sea Piracy )
d) Narkoba
e) Uang Palsu
f) Money Laundring
(c) Kejahatan yang berimplikasi Kontijensi
a) Kerusuhan Massal
b) Penjarahan Massal
c) Konflik antar kelompok / antar kampung
(d) Kejahatan terhadap kekayaan Negara : Korupsi
(e) Gangguan dalam bentuk bukan kejahatan, antara
lain :
a) Aksi mogok kerja / masalah hubungan
industrial
b) Penutupan perusahaan sementara
c) Unjuk Rasa
d) Kecelakaan Kerja
e) Kebakaran karena kelalaian
f) Kerusakan peralatan
g) Masalah Pertanahan
h) Dampak kebijakan pemerintah
i) Masalah kesenjangan sosial
j) Sabotase
k) Persaingan bisnis
(f) Gangguan dalam bentuk peristiwa, antara lain :
a) Bencana alam
b) Kebakaran karena proses alam
c) Kecelakaan kerja
d) Serangan atau gangguan binatang buas
e) Gempa bumi
f) Banjir
g) Tanah Longsor
h) Angin Topan
i) Ombak Besar / Badai
c) Gangguan Nyata ( GN )
(1) Terjadinya Unjuk rasa bilamana tuntutan masyarakat
sekitar PLTU Tanjung Jati B tidak terpenuhi.
(2) Sering Terjadinya Pengompasan Karyawan sepulang /
pergi ke Proyek PLTU Tanjung Jati B.
(3) Pencurian bahan – bahan sisa proyek melibatkan
Oknum dalam Proyek PLTU Tanjung Jati B.
(4) Terjadinya Sabotase terhadap peralatan PLTU Tanjung
Jati B yang dilakukan oleh masyarakat sekitar Obyek
Vital Nasional.
3) Karakteristik
a. Menghasilkan kebutuhan Pokok sehari – hari
b. Ancaman dan gangguan terhadapnya mengakibatkan bencana
terhadap kemanusiaan dan pembangunan
c. Ancaman dan gangguan terhadapnya mengakibatkan kekacauan
transportasi daan komunikasi secara nasional
d. Ancaman dan gangguan terhadapnya mengakibatkan
terganggunya penyelengaraan Pemerintahan Negara.
b. OBYEK VITAL
1) Identifikasi
a) Bank
Bank BRI, Bank BCA, Bank Mandiri, Bank Jateng, Bank BNI,
Bank Mega, Bank CIMB Niaga, Danamon, Bank BNI Syariah,
Bank BPR Jepara Artha, dll.
b) Instansi Pemerintahan
Kantor Bupati, Kantor DPRD Tk. II, Kantor Dikpora, DKK,
Disnaker, dll.
c) SPBU
SPBU Bulu, SPBU Senenan, SPBU Ngabul, SPBU Tahunan, SPBU
Krasak, SPBU Rengging, SPBU Welahan, dll.
d) Toko Emas
Toko emas Semar, Krisna.
e) Terminal
Terminal Sub Jepara Kota, terminal Sub Pecangaan,terminal sub
Welahan, terminal sub Bangsri, terminal sub Keling.
f) Pertokoan / Pasar
Pertokoan Kota ( pecinan ), SCJ, Pasar Jepara I & II, Pasar
Ngabul, Pasar Pecangaan, Pasar Mayong, dll.
g) Sekolah
Play Group, Tk Negeri dan Swasta, SD/ MI, SMP / Mts, SMA /
MA, Perguruan Tinggi Swasta.
h) Hotel / Restaurant
Hotel Jepara Indah, Hotel Kalingga Star, Hotel Elim, Hotel Kencana, Sunset Baech, Palm Beach, Restaurant Maribu, Gazebo,
Mie Bandung, Limintu, La Marina, dll.
2) Potensi Kerawanan
(a) Potensi Gangguan ( PG )
1) Pedagang kaki Lima / Pedagang
2) Penyebrang Jalan / Pelajar
3) Toko Emas
4) Karyawan / PNS
5) Residivist
6) Miras / Prostitusi
(b) Ambang Gangguan ( AG )
1) Pasar / Pertokoan
2) Perbankkan / Perkantoran
3) Toko Emas
4) Sekolah
5) Hotel / Restaurant
6) Terminal
7) SPBU
(c) Gangguan Nyata ( GN )
1) Kejahatan Konvensional
Penggelapan, penipuan, Pemerasan, Pembakaran,
Penyelundupan, Pengrusakan, Pencurian, Perampokan,
Curanmor.
2) Kehajatan transnasional
Terorisme, Uang Palsu, dll.
3) Kejahatan yang berimplikasi Kontijensi
Kerusuhan massal / unjuk rasa, Penjarahan massal
3) Karakteristik
(a) Obyek Vital Bidang gedung dan Bangunan Strategis ( Gedung
MPR, Istana Negara, Kantor Pemerintahan, perbankkan, dll )
(b) Obyek Vital bidang pertambangan ( tambang emas FrePort, batu
bara )
(c) Obyek Vital Bidang Transportasi ( transportasi darat, laut,
udara)
(d) Obyek Vital bidang Industri Strategis ( PT pupuk Sriwijaya, PT
Pindad, PT Petro Kimia )
c. OBYEK WISATA
1) Identifikasi
a. Wisata Alam ( bahari, panorama alam, dll )
Pantai Kartini, Pantai Bandengan , Pantai Teluk Awur, Pantai
Bondo, Air Terjun Songgo Langit, Hutan Pinus, dll dikelola oleh
Pemerintah Daerah Kab. Jepara.
b. Wisata Sejarah dan Budaya
Masjid dan Makam Mantingan , Majid Agung Jepara, Pendopo
Kabupaten, Musium Kartini, Ari- Ari kartini , di kelola oleh
Pemerintah Daerah Kabupaten Jepara.
c. Wisata Minat Khusus
Arum Jeram, Menyelam, Berlayar, Memancing, di kelola oleh masing – masing pengusaha / perusahaan penyedia sarana wisata
di masing – masing Obyek Wisata yang ada di Kab. Jepara.
2) Potensi Kerawanan
a. Potensi Gangguan ( PG )
1) Nelayan
2) Miras, Prostitusi
3) Biota Laut
4) Pedagang kaki Lima
5) Residivist
6) Penebangan Liar
7) Tanah Labil / Tanah Longsor
8) Hutan Lindung
9) Balap Liar
10) Supir angkot / tukang ojek
b. Ambang Gangguan ( AG )
1) Pantai Kartini
2) Pantai Bandengan
3) Pantai Teluk Awur
4) Benteng Portugis
5) Bumi Perkemahan Pakis aji
6) Hutan Pinus
7) Hutan Karet Keling
8) Setro
9) Sentra Industri Monel dan Ukir
c. Gangguan Nyata ( GN )
1) Perkelahian
2) Pencurian/ Curras / Currat
3) Pembunuhan
4) Perkelahian
5) Penipuan / Penggelapan
6) Penodongan / Pemalakan
7) Pengrusakan Hutan
3) Karakteristik
a. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi
b. Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat
c. Menghapus Kemiskinan
d. Mengatasi Pengangguran
e. Melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya
f. Memajukan Kebudayaan
g. Mengangkat Citra Bangsa
h. Memupuk rasa Cinta Tanah Air
i. Memperkukuh Jatidiri daan kesatuan Bangsa
j. Mempererat persahabatan antar Bangsa
d. VIP / VVIP
1) Identifikasi
Yang termasuk dalam golongan VIP, sbb :
a) Pejabat Dalam Negeri
(1) Pejabat DPR dan DPD
(2) Para Menko dan Menteri
(3) Gubernur
b) Pejabat Luar Negeri yang berhak mendapatkan Perlindungan dan
pengamanan VIP
(1) Pejabat Badan PBB
(2) Pejabat Corp Diplomatik / Para Duta Besar
(3) Tamu Negara dari Negara Asing
(4) Konsulat Jendral negara Asing
(5) Pejabat Lembaga Internasional lainnya
c) Orang – orang yang berhak mendapatkan perlindungan dan
pengamanan khusus
(1) Selebritis
(2) Pengusaha Trans Nasional
(3) Tersangka kriminal Trans Nasional / Internasional
(4) Saksi Penting Pro Justitia
(5) Keluarga Presiden dan Wakil Presiden
(6) Hakim dan Jaksa yang menyidangkan perkara khusus /
tertentu
Yang termasuk dalam golongan VVIP, sbb :
Presiden dan Wakil Presiden
2) Potensi Kerawanan
a. Potensi Gangguan ( PG )
1) Residivist
2) Pengendara Ranmor R2 dan R4
3) Pejalan Kaki
4) Pedagang kaki Lima
5) Jalan Rusak
b. Ambang Gangguan ( AG )
1) Presiden dan Wakil Presiden
2) Pejabat DPR dan DPD
3) Para Menko dan Menteri
4) Gubernur
5) Pejabat Badan PBB
6) Pejabat Corp Diplomatik / Para Duta Besar
7) Tamu Negara dari Negara Asing
8) Konsulat Jendral negara Asing
9) Pejabat Lembaga Internasional lainnya
10) Selebritis
11) Pengusaha Trans Nasional,dll
c. Gangguan Nyata ( GN )
1) Pencurian/ Curras / Currat
2) Pembunuhan
3) Penodongan / Pemalakan
4) Sabotase
3) Karakteristik
a. Pelaksanaan VIP / VVIP bisa dilaksanakan sesuai permintaan
pejabat VIP / VVIP dapat bersifat melekat atau Insidentil /
Protokoler sesuai dengan situasi dan kondisi.
b. Dalam melaksanakan perlindungan kepada pejabat VIP, bila
menemukan indikasi terjadinya ancaman dan gangguan, segera
lapor kepada pimpinan untuk segera tindak lanjuti sesuai
prosedur yang berlaku.
c. Dalam melaksanakan Pam VIP / VVIP agar selalu berkomunikasi
dengan Pos Komando atau pimpinan dengan sarana Komunikasi
yang ada ( HP, Telephone, HT, dll )
2. PELAKSANAAN
1) PAM OBYEK VITAL NASIONAL
a. Bentuk
a) Pengamanan secara langsung :
1) Penjagaan
2) Pengawalan
3) Patroli
4) Pengaturan
5) Binluh
b) Pengamanan secara tidak langsung :
1) Pemantauan
2) Pengawasan
3) Melaporkan informasi tentang perkembangan situasi Obyek
Vital Nasional.
b. Metode
a) Pengamanan oleh manusia ( Security By Human )
1) Satuan pengamanan Internal 3 regu ( 36 Personil )
2) Personil Polri Polres 5 Orang
3) Personil Polri Polsek - orang
b) Pengamanan menggunakan Konstruksi ( Security By
Contruction )
1) Pagar / Tralis Besi
2) Tembok / Benteng
3) Pintu Gerbang
4) Pintu Darurat
5) Keamanan Pos jaga ( tetap / sementara )
c) Pengamanan menggunakan elektronik ( Security By Electronic )
1) CCTV
2) Alat Komunikasi
3) Lampu sorot
4) Alarm
d) Pengamanan memanfaatkan kondisi alam atau alam buatan
( Security By Nature )
1) Gorong – Gorong
2) Sungai
3) Laut
e) Pengamanan dengan menggunakan Satwa ( Security By Animals
Satwa Anjing 2 ( dua ) ekor
f) Pengamanan dengan memberdayakan peran serta masyarakat
( Security By Community )
Masyarakat di sekitar Obyek Vital Nasional PLTU Tanjung Jati B.
c. Sifat
a. Pengamanan terbuka :
Pelaksanaan pengamanan terbuka pada Obyek Vital Nasional
dilaksanakan dengan mengutamakan upaya – upaya Pre – emtif
dan Preventif serta penegakan hukum di lingkungan Obyek Vital
Nasional.
b. Pengamanan Tertutup :
Pelaksanaan pengamanan tertutup pada Obyek Vital Nasional
dilaksanakan dengan mengutamakan upaya – upaya Preventif.
d. Giat Pengamanan
a. Pengamanan Terbuka, dalam bentuk :
1) Pemeriksaan terhadap badan, barang dan kendaraan yang
masuk maupun keluar Obyek Vital Nasional.
2) Pengaturan terhadap manusia, barang dan kendaraan yang
masuk maupun keluar obyek Vital Nasional, ruang parkir, rute Lalu lintas dalam areal Obvitnas, tempat penyimpanan dan
penimbunan barang – barang sesuai jenis, dll.
3) Penjagaan yan bersifat tetap maupun Insidentil dengan menempatkan Pos – pos jaga sesuai dengan luas areal obyek
Vital Nasional dan lokasi kerawanan.
4) Pengawalan terhadap manusia, dokumen dan barang yang
masuk maupun keluar Obvitnas.
5) Patroli yang dilaksanakan di dalam dan di luar Obvitnas
dengan menggunakan kendaraan / jalan kaki.
6) Pengawasan terhadap dokumen, manusia, barang dan
lingkungan.
7) Penanganan terhadap aksi unjuk rasa.
8) Penanganan terhadap pemogokan atau kerusuhan massa
secara Proporsional.
9) Penanganan terhadap ancaman dan gangguan teror.
10) Penanganan terhadap bencana alam, kecelakaan kerja, bahaya
kebakaran.
11) Penegakan tata tertib dan peraturan Obyek Vital Nasional.
12) Penanganan Tindak Pidana secara terbatas.
13) Memberdayakan peran serta karyawan dan masyarakat di
sekitar Obyek Vital nasional.
b. Pengamanan Tertutup, dalam bentuk :
1) Deteksi dini terhadap potensi kerawanan yang mungkin terjadi baik yang bersumber dari dalam maupun luar lingkungan
Obvitnas.
2) Pengawasan terhadap manusia ( tamu dan karyawan ), barang,
dokumen.
3) Penggalangan terhadap karyawan dan masyarakat di sekitar
Obvitnas.
4) Pengamanan dan perlindungan terhadap personil Obvitnas
yang termasuk kategori VIP dan tamu - tamu VIP / VVIP.
2) PENGAMANAN OBYEK VITAL
a. Bentuk
1) Pengamanan Langsung :
Pengamanan secara langsung dilaksanakan melalui pemberian,
pengerahan dan penggelaran kekuatan yang diminta secara fisik di lapangan. Pada masing – masing Obyek Vital telah
menggelar Satuan Pengamanan Internal / Security minimal 6
orang Security dan telah di gelar Personil Polri untuk melaksanakan Pengamanan di lingkungan Obyek Vital yang
ada di wilayah hukum Polres Jepara masing – masing Obvit 2
Personil.
2) Pengamanan Tidak Langsung :
Pengamanan secara tidak langsung dilaksanakan dengan giat –
giat Pemantauan, Pengawasan dan laporan pengembangan
situasi Obyek Vital.
b. Metode
1) Pengamanan oleh manusia ( Security By Human )
a) Satuan pengamanan Internal 3 regu ( 9 Personil )
b) Personil Polri 2 Personil pada masing – masing Obyek Vital
2) Pengamanan menggunakan Konstruksi ( Security By
Contruction )
a) Pagar / Tralis Besi
b) Tembok
c) Pintu Gerbang
d) Pintu Darurat
e) Pos Jaga
3) Pengamanan menggunakan elektronik ( Security By Electronic )
a) CCTV
1) Alat Komunikasi
b) Pengamanan memanfaatkan kondisi alam atau alam buatan
( Security By Nature )
1) Gorong – Gorong
2) Sungai
c) Pengamanan dengan menggunakan Satwa ( Security By
Animals)
Satwa Anjing 2 ( dua ) ekor
d) Pengamanan dengan memberdayakan peran serta
masyarakat ( Security By Community )
Masyarakat di sekitar Obyek Vital.
c. Sifat
1) Pam Terbuka
Pelaksanaan Pengamanan terbuka di lingkungan Obyek Vital
adalah dengan mengutamakan upaya – upaya Preventif (
pencegahan ) meliputi Pemeriksaan, Pengaturan, Penjagaan,
Pengawalan, Patroli dan Pengawasan.
2) Penerimaan Tamu
a) Sebelum memasuki lingkungan Obyek Vital maka di
lakukan Pengecekan dan Mirror.
b) Mobil dan barang bawaan di cek dengan menggunakan
Metal Detector.
c) Tamu harus melaporkan ke petugas Pengamanan dan oleh
Petugas di sambungkan kepada yang dituju, apabila pihak
yang di tuju menerima, maka tamu tersebut diperintahkan
mengisi buku tamu dan meninggalkan identitas ( KTP / SIM
) setelah itu di ijinkan masuk dan diantar sampai tujuan.
3) Pengawalan
a) Melaksanakan Pengawalan terhadap tamu, pejabat yang
melaksanaka pelayanan di Obyek Vital.
b) Melaksanakan pengawalan pengisian dan pengiriman uang
di ATM / Bank – Bank, Instansi lainnya.
4) Pam Tertutup
a) Melaksanakan deteksi dini terhadap potensi kerawanan
yang mungkin terjadi baik yang bersumber dari dalam
maupun dari luar Obyek Vital.
b) Pengawasan terhadap manusia ( tamu, karyawan ), barang
dan dokumen.
c) Pengawasan terhadap karyawan dan masyarakat sekitar
Obyek Vital.
3) PAM OBYEK WISATA
a. Bentuk
1) Pengamanan secara langsung :
a) Penjagaan
b) Patroli
c) Pengaturan
d) Binluh
2) Pengamanan secara tidak langsung :
a) Pemantauan
b) Pengawasan
c) Melaporkan perkembangan situasi Obyek Wisata.
b. Metode
1) Pengamanan oleh manusia ( Security By Human )
a) Pengamanan dari Dinas Pariwisata Kab. Jepara
b) Personil Polri Polres 4 Orang masing – masing Obyek Wisata
c) Personil Polri Polsek 2 orang masing – masing Obyek Wisata
2) Pengamanan menggunakan Konstruksi ( Security By
Contruction )
a) Gapura / pintu masuk
b) Tembok / Benteng
c) Pintu Gerbang
d) Pintu Darurat
e) Keamanan Pos jaga ( tetap / sementara )
3) Pengamanan menggunakan elektronik ( Security By Electronic )
a) CCTV
b) Alat Komunikasi
c) Lampu sorot / lampu penerangan dan lampu taman
d) Speker ( sarana pengumuman )
4) Pengamanan memanfaatkan kondisi alam atau alam buatan
( Security By Nature )
a) Gorong – Gorong
b) Laut
5) Pengamanan dengan menggunakan Satwa (Security By Animals)
Satwa Anjing 1 ( satu ) ekor
6) Pengamanan dengan memberdayakan peran serta masyarakat
( Security By Community )
Masyarakat di sekitar Obyek Wisata.
c. Sifat
1) Pengamanan terbuka :
Pelaksanaan pengamanan terbuka pada Obyek Wisata di
wilayah hukum Polres Jepara dilaksanaka dengan mengutamakan upaya – upaya Pre – emtif dan Preventif serta
memberian pembinaan dan penyuluhan terhadap wisatawan
baik Wisman dan Wisnu yang datang dan berkunjung di Obyek
wisata yang ada di Kab. Jepara.
2) Pengamanan Tertutup :
Pelaksanaan pengamanan tertutup pada Obyek Vital Nasional
dilaksanakan dengan mengutamakan upaya – upaya Preventif dengan bekerjasama antara Polri dengan Pemerintah Daerah
Kab. Jepara yaitu dengan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kab. Jepara.
d. Giat Pengamanan
1) Pengamanan terbuka, dalam bentuk :
a) Melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait lainnya.
b) Melaksanakan giat pelayanan, penjagaan, Patroli kepada para
Wisatawan baik asing maupun domestik.
c) Memberikan penerangan, bimbingan dan informasi lain kepada
para Wisatawan agar tidak menjadi korban tindak kejahatan
atau melakukan tindakan kejahatan.
d) Melaksanakan giat penerangan, bimbingan dan pemberian
informasi dengan cara yang informatife, persuasife, motivatife,
komunikatif.
2) Pengamanan tertutup, dalam bentuk :
a) Melaksanakan pengawasan dan deteksi terhadap setiap kegiatan wisatawan yang menyimpang dari kegiatan wisata atau
kegiatan melawan hukum lainnya.
b) Melaksanakan pengawasan dan deteksi terhadap keberadaan
wisatawan.
4) PAM VIP / VVIP
a. Bentuk
1) Pengamanan secara langsung :
a) Penjagaan
b) Pengawalan
c) Pengaturan
2) Pengamanan secara tidak langsung :
a) Pemantauan
b) Pengawasan
b. Metode
1) Pengamanan oleh manusia ( Security By Human )
a) Dan Kompi / Wadan Kompi 2 ( dua ) orang
b) Peleton Pengawal Pribadi 20 ( dua puluh ) orang
c) Tim Deteksi 11 ( sebelas ) orang
d) Peleton Preventif 38 ( tiga puluh delapan ) orang
e) Peleton Represi 22 ( dua puluh dua ) orang
f) Regu Escape 11 ( sebelas ) orang
2) Pengamanan menggunakan Konstruksi ( Security By
Contruction )
a) Ranmor R4 ( sedan dan Jeep )
b) Ranmor R2 ( motor besar )
c) Ranmor Pejabat VIP
d) Body Fast / rompi anti peluru
e) Detektor logam Portable
f) Kamera untuk Potret jauh
3) Pengamanan menggunakan elektronik ( Security By Electronic )
a) HP Satelit / Telephone
b) HT / Radio Tranking
c) SSB
d) Head Set
4) Pengamanan memanfaatkan kondisi alam atau alam buatan
( Security By Nature )
Jalan raya
5) Pengamanan dengan menggunakan Satwa ( Security By Animals
)
6) Pengamanan dengan memberdayakan peran serta masyarakat
( Security By Community )
Masyarakat pengguna jalan.
a. Sifat
1) Pengamanan terbuka :
Pelaksanaan pengamanan terbuka terhadap pejabat VIP dan
VVIP mengutamakan upaya – upaya Preventif serta memberian pembinaan dan penyuluhan terhadap masyarakat pengguna
jalan guna kelancaran dalam pelaksanaan pengawalan
terhadap pejabat VIP dan VVIP.
2) Pengamanan Tertutup :
Pelaksanaan pengamanan tertutup terhadap pejabat VIP dan
VVIP dilaksanakan dengan mengutamakan upaya – upaya Preventif dengan bekerjasama dengan masyarakat pengguna
jalan.
b. Giat Pengamanan
1) Pengamanan Terbuka, dalam bentuk :
a) Pengamanan VIP / VVIP bisa dilaksanakan sesuai
permintaan pejabat VIP dapat bersifat melekat atau
Insidentil.
b) Dalam membrikan perlindungan terhadap pejabat VIP / VVIP
bila menemukan indikasi terjadinya ancaman dan gangguan
segera lapor kepada pimpinan untuk segera di tindak lanjuti
sesuai dengan prosedur yang berlaku.
c) Dalam melaksanakan pengamanan senantiasa berkoordinasi
dengan Pos Komando atau pimpinan dengan sarana
komunikasi.
2) Pengamanan Tertutup, dalam bentuk :
a) Apabila terjadi suatu gangguan atau tindak pidana terhadap pejabat VIP / VVIP yang diamankan / di kawal agar segera
dilaksanakan tindakan pertama di tempat kejadian sesuai
juknis penanganan TKP.
b) Mengadakan koordinasi sebaik – baiknya dengan fungsi lain atau petugas Polri kewilayahan setempat bila sedang
melaksanakan tugas pengawalan pejabat VIP / VVIP.
3) Pelaksanaan giat pengamanan VIP / VVIP
a) Tahap Persiapan
1) Persiapan Administratif yaitu, buat surat perintah tugas
/ perintah jalan
2) Koordinasi antar Satuan Internal Polri ataupun dengan
pihak lainnya bila diperlukan
3) Pemeriksaan seluruh peralatan dan perlengkapan
sesuai konfigurasi bila masih kurang usahakan pinjam
4) Penyiapan peta lokasi dan route kegiatan
5) Melaksanakan sourve lokasi dan route kegiatan
6) Pemasangan peralatan detector di lokasi kegiatan bila
diperlukan.
b) Tahap Pelaksanaan
1) Ring 1 ( satu ) adalah merupakan batas penjagaan
dalam sehingga yang bisa langsung kontak dengan pejabat VIP / VVIP, yaitu Staf VIP / VVIP, Pengawal
Pribadi, Anggota Keluarga.
2) Ring 2 ( dua ) adalah merupakan garis batas penjagaan tengah di jaga oleh, Angt Pam VIP / VVIP berpakaian
sipil, angt pam VIP / VVIP Tim Deteksi, Angt pam VIP /
VVIP Ton Represif, Angt pam VIP Ton Represif
3) Ring 3 ( tiga ) adalah merupakan garis batas penjagaan
luar yang paling jauh dari pejabat VIP / VVIP di jaga
oleh, polisi berseragam setempat dan Satuan
Pengamanan Pejabat VIP / VVIP.
4) Ring 4 ( empat ) adalah merupakan garis terluar dimana
petugas Pam VIP / VVIP menentukan boleh tidaknya
orang luar masuk ke lokasi pengamanan Pejabat VIP /
VVIP.
c) Tahap Pengakhiran
1) Selesai pelaksanaan tugas Pam VIP / VVIP melakukan konsolidasi anggota Tim VIP / VVIP yang dipimpin ketua
Jaga ( KJ ) untuk membahas dan mengevaluasi
hambatan – hambatan di lapangan untuk menjadikan
pedoman pada tugas berikutnya.
2) Membuat Laporan Hasil Pelaksanaan Tugas.
a. Standar operasional prosedur ( SOP ) pada Satsabhara Polres Jepara telah dilaksanakan pada setiap unit kerja dan personel satsabhara
Polres Jepara.
b. Keberadan Standar operasional prosedur ( SOP ) ini sebagai suatu petunjuk organisasi yang menetapkan suatu tindakan baku. SOP
Berisi petunjuk yang menjelaskan cara yang diharapkan dan
diperlukan oleh personil dalam melakukan atau menyelenggarakan pelayanan kepada masyarakat.
c. Penerapan SOP dalam pelayanan Kepolisian Satsabhara Polres
Jepara telah memperhatikan antara struktur organisasi dan
pembagian tugas dalam pelaksanaan tugas serta efisiensi, konsistensi, imajinasi kesalahan, penyelesaian masalah, profesional,
modern dan terpercaya.
d. Dengan adanya standar profesional prosedur penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat dapat berjalan sesuai dengan
ketentuan sehingga berbagai bentuk penyimpangan dilingkungan
Satsabhara Polres Jepara dapat dihindari.
2. REKOMENDASI SOP
a. Standar operasional prosedur ( SOP ) pada Satsabhara Polres Jepara
dirasa masih relevan dan dapat diterapkan sebagai acuan dalam
pelaksanaan tugas tentang tugas – tugas pokok fungsi Sabhara.
b. Setiap unit kerja Satsabhara Polres Jepara harus memiliki Standar operasional prosedur ( SOP ) sebagai dasar atau acuan dalam
bertindak memberikan pelayanan kepada masyarakat.
KEPLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Nomor SOP B/ 22 / I / 2019 / Res Jpr
Tgl
Pembuatan
Januari 2019
Tgl Revisi -
DAERAH JAWA TENGAH Tanggal
efektif
Januari 2019
RESOR JEPARA Disahkan
oleh
KEPALA KEPOLISIAN RESOR JEPARA
ARIF BUDIMAN,S.I.K.,M.H. AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 77110849
SAT SABHARA
Judul SOP KEGIATAN PATROLI
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. UU RI Nomor 2 Tahun 2002 Tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia;
2. UU RI Nomor 30 Tahun 2014 Tentang
Administrasi Pemerintahan.
3. Peraturan Kapolri Nomor 23 Tahun 2010
Tentang Susunan Organisasi Dan Tatakerja
pada Tingkat Kepolisian Resor dan
Kepolisian Sektor;
4. Peraturan Kabaharkam Polri No1 tahun
2017
Memahami tugas secara profesional
KETERKAITAN PERALATAN/ PERLENGKAPAN
1. SOP Turjawali 2. SOP Pam Obvit 3. SOP Dalmas 4. SOP Tipiring 5. SOP TPTKP
- Sprint - Ranmor R2 / R4 / R6 - Senjata Api - Kamera - Rompi anti Pluru - Gampol Yang Berlaku - Komputer - Atk
PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN
Dalam pelaksanaan tugas agar berpedoman dengan pertelaan tugas pada peraturan Kapolri Nomor : 23 Tahun 2010 Tentang Susunan Organisasi Dan Tatakerja pada Tingkat Kepolisian Resor dan Kepolisian Sektor
SOP Unit Turjawali yang selesai di susun di catat penomoran dari Si Um Polres Jepara dan di arsipkan di Subbag Hukum Bag Sumda Polres Jepara
NO KEGIATAN PELAKSANA MUTU BAKU
KET
Kasat sabhara
Kaurbin Ops
Kanit Turjawali
Bamin Turjawali
Anggota Turjawali
Keleng kapan
Waktu Out Put
1 Data raerah rawan Kejahatan dan kriminalitas
Buku Agenda Atk Kurir
30 Menit
tergelarnya personil di daerah rawan kriminalitas
2 Menerima dan mempelajari data daerah rawan kriminalitas
Alkom Atk
15 Menit
Koordinasi dan tentukan penggelarn personil
3 Menerima dan mempelajari konsep penggelaran personil di daerah rawan kiminalitas
Alkom Atk
30 Menit
Koordinasi dan penggelarn personil
4 Menyiapkan Piranti lunak, Sprin Gas, dan peralatan yang akan di gunakan untuk giat Patroli
Alkom Komputer
Atk
20 menit
Terlaksananya pelaksanan tugas dengan baik
5 Anggota melaksanakan giat Patroli di daerah rawan kriminalitas sesuai dengan data gangguan kriminalitas
Alkom Springas STP Senjata Rompi Ranmor dinas
8 jam setiap hari kerja
Melaksanakan giat Turjawali di daerah rawan kriminalitas dan kemacetan
6 Membuat laporan hasil dari kegiatan Patroli
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH JAWA TENGAH RESOR JEPARA
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (S.O.P)
UNIT PATROLI SAT SABHARA
POLRES JEPARA
DI SUSUN OLEH SAT SABHARA POLRES JEPARA
KEPLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Nomor SOP B/ 23 / I / 2019 / Res Jpr
Tgl Pembuatan
Januari 2019
Tgl Revisi -
DAERAH JAWA TENGAH Tanggal efektif Januari 2019
RESOR JEPARA Disahkan oleh KEPALA KEPOLISIAN RESOR JEPARA
ARIF BUDIMAN,S.I.K.,M.H. AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 77110849
SAT SABHARA
Judul SOP PELAKSANAAN TUGAS PENGAMANAN OBYEK
VITAL
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. UU RI Nomor 2 Tahun 2002 Tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia
2. UU RI Nomor 30 Tahun 2014 Tentang
Administrasi Pemerintahan.
3. Peraturan Kapolri Nomor 23 Tahun 2010
Tentang Susunan Organisasi Dan Tatakerja
pada Tingkat Kepolisian Resor dan
Kepolisian Sektor;
4. Surat Keputusan No. Pol : Skep / 738 / X /
2005 tanggal 13 Oktober 2005 tentang
pedoman system pengamanan obyek Vital
Nasional
1. Memahami prinsip – prinsip dasar tugas fungsi Sabhara tentang pengamanan Onyek Vital sehingga dapat terwujud persamaan visi, persepsi kesatuan sesuai dalam implementasi tugas pokoknya untuk mewujudkan Giat Pengamanan
2. Memahami situasi perkembangan pengamanan di seputaran Obvit, sehingga mampu melaksanakan pengamanan.
3. Memahami mekanisme dan tata cara pengamanan.
KETERKAITAN PERALATAN/ PERLENGKAPAN
1. SOP Pengaturan
2. SOP Penjagaan
3. SOP Pengawalan
4. SOP Patroli
5. SOP TPTKP
1. Surat Perintah Tugas Pangamanan
2. Senjata bahu
3. Rompi anti Pluru
4. Komputer
5. Atk
PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN
Dalam pelaksanaan tugas agar berpedoman dengan
pertelaan tugas pada peraturan Kapolri Nomor : 23
Tahun 2010 Tentang Susunan Organisasi Dan
Tatakerja pada Tingkat Kepolisian Resor dan
Kepolisian Sektor
SOP Unit Pam Obvit yang selesai di susun di catat penomoran dari Si
Um Polres Jepara dan di arsipkan di Subbag Hukum Bag Sumda
Polres Jepara
NO KEGIATAN
PELAKSANA MUTU BAKU K
ET
Pengelola Obvit
Kapolres Kasat
Sabhara
Kanit Pam Obvit
Pers Pam
Keleng kapan
Waktu Out Put
1 Pengelola Obvit mengajukan Surat Permohonan Pengamanan kepada Kapolres Jepara
Awal
Surat permohonan
1 hari Permintaan dapat terpenuhinya Pam Obvit
2 Menerima permohonan pengamanan dari pengelola Obvit mendisposisikan kepada Kasat sabhara untuk Koordinasi dengan pengelola Obvit
- Buku pedoman - Desposisi - Atk
15 Menit
Konsep MOU dengan pengelola Obvit
3 Menerima disposisi dari Kapolres dan berkoordinasi dengan pengelola Obvit dan Kanit pam Obvit
- Buku pedoman - Desposisi - Atk
2 hari Penyusunan Draff MOU dengan pengelola Obyek Vital
4 Menerima perintah dari kasat sabhara untuk berkoordinasi dengan pengelola Obvit dan selanjutnya menyusun MOU pengamanan Obvit kemudian melaporkan hasil MOU kepada kasat sabhara di lanjutkan kepada kapolres Jepara
- Buku pedoman - Desposisi - Draff Mou - Komputer - Atk
2 jam
Tersusunya draf MOU dilaporkan kepada Kasat sabhara Kapolres sampai menjadi MOU
5 Setelah terbit MOU pengamanan dengan pengelola Obvit, dan segera menindak lanjuti untuk pelaksanaan pengamanan Obvit
- Springas - Komputer - ATK
30 Menit
Meregister MOU pengamanan Obvit
6 Memerintahkan personil pengamanan untuk melaksanakan giat pengamanan Obyek Vital
- Springas - Senpi Bahu - Rompi anti Pluru - Tongkat “ T - ATK
8 jam setiap hari kerja
Pelaksanaan Pengamanan Obvit
7 Setelah dilaksanakan giat Pengamanan membuat laporan hasil dari kegiatan Pengamanan Obyek Vital
Akhir
Atk 30 menit
Anev pelaksanaan giat pengamanan Obvit
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH JAWA TENGAH
RESOR JEPARA
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
(S.O.P)
UNIT PAM OBVIT SAT SABHARA POLRES JEPARA
DI SUSUN OLEH UNIT PAM OBVIT SAT SABHARA POLRES JEPARA
KEPLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Nomor SOP B / 24 / I / 2019 / Res Jpr
Tgl Pembuatan Januari 2019
Tgl Revisi
-
DAERAH JAWA TENGAH Tanggal efektif
Januari 2019
RESOR JEPARA Disahkan oleh KEPALA KEPOLISIAN RESOR JEPARA
ARIF BUDIMAN,S.I.K.,M.H. AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 77110849
SAT SABHARA
Judul SOP PELAKSANAAN TUGAS DALMAS
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. UU RI Nomor 2 Tahun 2002 Tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia;
2. UU RI Nomor 30 Tahun 2014 Tentang
Administrasi Pemerintahan.
3. Peraturan Kapolri Nomor 23 Tahun 2010
Tentang Susunan Organisasi Dan Tatakerja
pada Tingkat Kepolisian Resor dan
Kepolisian Sektor;
4. Peraturan Kapolri Nomor No 1 tahun 2019
ttg gun kuat Polri
5. Perkap No 16 tahun 2006 tentang Dalmas
Memahami tugas secara profesional
KETERKAITAN PERALATAN/ PERLENGKAPAN
1. SOP Turwali
2.SOP Obvit
3. SOP SAR Terbatas
4. Sop
- Sprint - Ranmor R2 / R4 / R6
- Flass ball - Kamera / Handycam
- Rompi Dalmas - Pakaian Dalmas
- Rompi Raimas - Tameng, Tongkat Helm Dalmas
- Atk
PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN
Dalam pelaksanaan tugas agar berpedoman
dengan pertelaan tugas pada peraturan Kapolri
Nomor : 23 Tahun 2010 Tentang Susunan
Organisasi Dan Tatakerja pada Tingkat
Kepolisian Resor dan Kepolisian Sektor
SOP Unit Turjawali yang selesai di susun di catat penomoran dari
Si Um Polres Jepara dan di arsipkan di Subbag Hukum Bag
Sumda Polres Jepara
NO KEGIATAN PELAKSANA MUTU BAKU
KET
Kasat sabhara
Kaur mintu
Kaur Bin Ops
Kanit Dalmas
Anggota Dalmas
Keleng kapan
Waktu Out Put
1 Menerima Surat perintah dari Kabag Ops
Awal
Surat perintah Tugas
30 Menit
Rencana pelayanan unjuk rasa
2 Menerima desposisi Surat perintah Tugas dari kasat Sabhara dan meneruskan ke Kurmin Ops
Alkom Desposisi Atk
10 Menit
Menindak lanjuti dan meregister Sprin Gas
3 Menerima Surat perintah Tugas dari Kasat Sabhara berkoordinasi dengan Kanit Dalmas
Alkom Atk
10 Menit
Menyiapkn rencana Pam Unra dengan Kanit Dalmas
4 Menyiapkan menyiapkan Personil setelah siap melaporkan kepada Kur Binops
Sprin gas Alkom Atk
15 menit
Terlaksananya pelaksanan tugas dengan baik
5 Menerima perintah dari Kanit Dalmas kemudian bersiap untuk digerakan sewaktu – waktu
- Sprin Gas - Helm - Tongkat - Tameng - Tali Dalmas - Kamera - Handy cam - Ranmor R2 / R4 / R6 raimas - Ranmor Penerangan
Sampai selesai
Pelaks giat Pam Unjuk rasa berjalan dengan aman dan tertib
6 Membuat laporan hasil dari kegiatan Pengamanan Unjuk Rasa
Akhir
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH JAWA TENGAH
RESOR JEPARA
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (S.O.P)
UNIT DALMAS SAT SABHARA POLRES JEPARA
DI SUSUN OLEH SAT SABHARA POLRES JEPARA
KEPLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Nomor SOP B / 25 / I / 2019 / Res Jpr
Tgl Pembuatan Januari 2019
Tgl. Revisi
-
DAERAH JAWA TENGAH Tgl. Efektif
Januari 2019
RESOR JEPARA Disahkan oleh KEPALA KEPOLISIAN RESOR JEPARA
ARIF BUDIMAN,S.I.K.,M.H.
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 77110849
SAT SABHARA
Judul SOP PELAKSANAAN TUGAS PENGATURAN
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. UU RI Nomor 2 Tahun 2002 Tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia;
2. UU RI Nomor 30 Tahun 2014 Tentang
Administrasi Pemerintahan.
3. Peraturan Kapolri Nomor 23 Tahun 2010
Tentang Susunan Organisasi Dan Tatakerja
pada Tingkat Kepolisian Resor dan
Kepolisian Sektor;
4. Peraturan Kabaharkam Polri Nomor 6
tahun 2011 tentang Tipiring
Memahami tugas secara profesional
KETERKAITAN PERALATAN/ PERLENGKAPAN
1. SOP Turjawali
2. SOP Pam Obvit
3. SOP TPTKP
- Sprint - Ranmor R2 / R4 / R6
- Senjata Api - Kamera
- Rompi anti Pluru - Gampol Yang Berlaku
- Komputer - Borgol
- Atk
PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN
Dalam pelaksanaan tugas agar berpedoman
dengan pertelaan tugas pada peraturan Kapolri
Nomor : 23 Tahun 2010 Tentang Susunan
Organisasi Dan Tatakerja pada Tingkat
Kepolisian Resor dan Kepolisian Sektor
SOP Unit Turjawali yang selesai di susun di catat penomoran
dari Si Um Polres Jepara dan di arsipkan di Subbag Hukum Bag
Sumda Polres Jepara
NO KEGIATAN PELAKSANA MUTU BAKU
KET
Kasat sabhara
Kaur Bin Ops
Kaur mintu
Kanit Turjawali
Keleng kapan
Waktu Out Put
1 Menerima Data dari kaurmintu tentang daerah Rawan Kemacetan dan Kecelakaan
awal
- Buku pedoman
- Data daerah rawan Kemacetan
- Atk
30 Menit
Data Daerah Rawan Kemacetan
2 Menerima perintah dari Kasat dan Berkoordinasi dengan Kaur mintu
- Data daerah rawan Kemacetan
- Atk
15 Menit
Pelaks Giat Pengaturan
3 Menerima perintah dari kaur Bin Ops dan Berkoordinasi dengan Kanit Turjawali untuk Penggelaran Personil, melaporkan hasil Koordinasi dengan Kaur Bin Ops dan Kanit Turjawali ke Kasat sabhara serta menyiapkan Sprint Gas pengaturan
- Data daerah rawan Kemacetan
- Komputer
- Atk
30 Menit
Koordinasi tentang penentuan lokasi dan personil yang terlibat dengan Kaurmintu dan kanit Turjawali
4 Berkoordinasi dengan Kaurmintu
- Data daerah rawan Kemacetan
- Atk
20 menit
Terlaksananya pelaksanan tugas dengan baik
5 Menerima Sprin Gas, menyiapkan Personil guna pelaksanaan Tugas Pengaturan
- Sprin Gas
5 menit
Terlaksananya pelaksanan tugas dengan baik
6 Anggota melaksanakan giat Turjawali sesuai ploting yang telah ditentukan
- Alkom - Springas
- Senjata - Rompi - Borgol
- Ranmor dinas R2 /
8 Jam
Melaksanakan giat Turjawali di daerah rawan kemacetan
R4 / R6
6 Anggota melaksanakan giat Turjawali sesuai ploting yang telah ditentukan
- Alkom - Springas
- Senjata - Rompi - Borgol
- Ranmor dinas R2 / R4 / R6
8 Jam
Melaksanakan giat Turjawali di daerah rawan kemacetan
Membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan pengaturan
Selesai
- Atk 30 Menit
Laporan hasil pelaks Tugas Pengaturan
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH JAWA TENGAH RESOR JEPARA
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (S.O.P)
UNIT PENGATURAN SAT SABHARA POLRES JEPARA
DI SUSUN OLEH SAT SABHARA POLRES JEPARA
KEPLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Nomor SOP B / 25 / I / 2018 / Res Jpr
Tgl
Pembuatan Januari 2018
Tgl. Revisi -
DAERAH JAWA TENGAH Tgl. Efektif
Januari 2018
RESOR JEPARA Disahkan
oleh
KEPALA KEPOLISIAN RESOR JEPARA
ARIF BUDIMAN,S.I.K.,M.H. AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 77110849
SAT SABHARA
Judul SOP PELAKSANAAN TUGAS PENINDAKAN TIPIRING
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. UU RI Nomor 2 Tahun 2002 Tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia;
2. UU RI Nomor 30 Tahun 2014 Tentang
Administrasi Pemerintahan.
3. Peraturan Kapolri Nomor 23 Tahun 2010
Tentang Susunan Organisasi Dan Tatakerja
pada Tingkat Kepolisian Resor dan
Kepolisian Sektor;
4. Peraturan Kabaharkam Polri Nomor 6
tahun 2011 tentang Tipiring
5. Perda Kab Jepara o 2 tahun 2013 tentang larangan minuman beralkohol
Memahami tugas secara profesional
KETERKAITAN PERALATAN/ PERLENGKAPAN
1. SOP Turjawali
2. SOP Pam Obvit
3. SOP TPTKP
- Sprint - Ranmor R2 / R4 / R6
- Surat tanda penerimaan - Kamera
- Senter - Gampol Yang Berlaku
- Komputer - Alkom
- Atk
PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN
Dalam pelaksanaan tugas agar berpedoman
dengan pertelaan tugas pada peraturan Kapolri
Nomor : 23 Tahun 2010 Tentang Susunan
Organisasi Dan Tatakerja pada Tingkat
Kepolisian Resor dan Kepolisian Sektor
SOP Unit Turjawali yang selesai di susun di catat penomoran
dari Si Um Polres Jepara dan di arsipkan di Subbag Hukum Bag
Sumda Polres Jepara
NO KEGIATAN PELAKSANA MUTU BAKU
KET
Kasat sabhara
Kaur Bin Ops
Kaur mintu
Kanit Turjawali
Keleng kapan
Waktu Out Put
1 Menentukan Sasaran Pelanggaran Tipiring
awal
- Buku pedoman
- Data tipiring
- Atk
30 Menit
Data Daerah Rawan Pelanggar Tipiring
2 Menerima perintah dari Kasat dan Berkoordinasi dengan Kaur mintu
- Data daerah rawan Tipiring
- Atk
15 Menit
Pelaks Giat penindakan Tipiring
3 Menerima perintah dari Kaurbin Ops untuk membuat Sprint Gas guna penindakan tipiring yang berdasarkan data Tipiring
- Sprint Gas - Data Target
Tipiring
- Komputer
- Atk
30 Menit
Koordinasi tentang penentuan sasaran penindakn tipiring
4 Berkoordinasi dengan Kaurmintu
- Sprint Gas - Data Target
Tipiring
- Atk
20 menit
Terlaksananya pelaksanan tugas dengan baik
5 Menerima Sprin Gas, menyiapkan Personil guna pelaksanaan Tugas penindakan Tipiring
- Alkom - Springas - STP - Senjata - Rompi - Ranmor
dinas R2 / R4 / R6
- Kendaraan Angkut BB
5 menit
Terlaksananya pelaksanan tugas dengan baik
6 Membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan Penindaka Tipiring
Selesai
- Atk 30 Menit
Laporan hasil pelaks Tugas Tindak Tipiring
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH JAWA TENGAH
RESOR JEPARA
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (S.O.P)
TIPIR SAT SABHARA POLRES JEPARA
DI SUSUN OLEH SAT SABHARA POLRES JEPARA
KEPLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Nomor SOP B / 26 / I / 2019 / Res Jpr
Tgl
Pembuatan Januari 2019
Tgl Revisi -
DAERAH JAWA TENGAH Tanggal efektif
Januari 2019
RESOR JEPARA Disahkan oleh KEPALA KEPOLISIAN RESOR JEPARA
ARIF BUDIMAN,S.I.K.,M.H. AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 77110849
SAT SABHARA
Judul SOP PELAKSANAAN TPTKP
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. UU RI Nomor 2 Tahun 2002 Tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia;
2. UU RI Nomor 30 Tahun 2014 Tentang
Administrasi Pemerintahan.
3. Peraturan Kapolri Nomor No 1 tahun 2019
ttg gun kuat Polri
Memahami tugas secara profesional
KETERKAITAN PERALATAN/ PERLENGKAPAN
1. SOP Turwali
2.SOP Obvit
3. SOP SAR Terbatas
- Sprint - Ranmor R2 / R4 / R6
- Rompi - Kamera / Handycam
- Rompi Dalmas - Gampol yang berlaku
- Kotak Sabhara KIT
- Atk
PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN
Dalam pelaksanaan tugas agar berpedoman
dengan pertelaan tugas pada peraturan Kapolri
Nomor : 23 Tahun 2010 Tentang Susunan
Organisasi Dan Tatakerja pada Tingkat
Kepolisian Resor dan Kepolisian Sektor
SOP Unit Turjawali yang selesai di susun di catat penomoran
dari Si Um Polres Jepara dan di arsipkan di Subbag Hukum
Bag Sumda Polres Jepara
NO KEGIATAN PELAKSANA MUTU BAKU
KET
Ka Spkt Kasat sabhara
Kaur Bin Ops
Kanit Dalmas
Anggota Dalmas
Keleng kapan
Waktu Out Put
1 Menerima laporan dari masyarakat tentang terjadinya peristiwa
Alkom Atk
5 Menit
Ren Pelaks giat TPTKP
2 Menerima laporan dari Ka SPKT dan menindak lanjuti
Alkom Atk Kurir
5 Menit
Siakan personil untuk melaks TPTKP
3 Menerima perintah,tentang terjadinya peristiwa menindak lanjuti dengan berkoordinasi dengan Kanit Turjawali
Alkom Atk
5 Menit
Siakan personil untuk melaks TPTKP
4 Menyiapkan Piranti lunak, Sprin Gas, dan peralatan yang akan di gunakan untuk giat TPTKP
Alkom Atk
10 menit
Terlaksananya pelaksanan tugas dengan baik
5 Menyiapkan anggota untuk melaksanakan TPTKP
Alkom Rompi Ranmor dinas Kotak sabhara KIT Senter
Sampai selesai
Melaksanakan giat TPTKP
6 Membuat laporan hasil dari kegiatan TPTKP
Komputer Atk
20 menit
Sebagai bahan Laporan ke Pimpinan
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH JAWA TENGAH
RESOR JEPARA
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (S.O.P)
TPTKP SAT SABHARA POLRES JEPARA
DI SUSUN OLEH SAT SABHARA POLRES JEPARA
KEPLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Nomor SOP B / 27 / I / 2019 / Res Jpr
Tgl Pembuatan
Januari 2019
Tgl Revisi
-
DAERAH JAWA TENGAH Tanggal efektif
Januari 2019
RESOR JEPARA Disahkan oleh KEPALA KEPOLISIAN RESOR JEPARA
ARIF BUDIMAN,S.I.K.,M.H. AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 77110849
SAT SABHARA
Judul SOP PELAKSANAAN TUGAS PENGAWALAN
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. UU RI Nomor 2 Tahun 2002 Tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia;
2. UU RI Nomor 30 Tahun 2014 Tentang
Administrasi Pemerintahan.
3. Peraturan Kapolri Nomor 23 Tahun 2010
Tentang Susunan Organisasi Dan Tatakerja
pada Tingkat Kepolisian Resor dan
Kepolisian Sektor;
4. Peraturan Kabaharkam Polri Nomor 3 tahun 2011
1. Memahami prinsip – prinsip dasar tugas fungsi Sabhara
tentang Pengawalan sehingga dapat terwujud persamaan
visi, persepsi kesatuan sesuai dalam implementasi tugas
pokoknya untuk mewujudkan Giat Pengawalan
2. Memahami situasi perkembangan keamanan terhadap
obyek yang dikawal sehingga mampu melaksanakan
pengawalan.
3. Memahami mekanisme dan tata cara pengawalan
KETERKAITAN PERALATAN/ PERLENGKAPAN
1. SOP Pengaturan
2. SOP Penjagaan
3. SOP Pengawalan
4. SOP Patroli
5. SOP TPTKP
1. Sprint Gas - Gampol yang berlaku
2. Senjata bahu - Borgol
3. Rompi anti Pluru - Alkom
4. Komputer
5. Atk
PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN
Dalam pelaksanaan tugas agar berpedoman dengan
pertelaan tugas pada peraturan Kapolri Nomor : 23
Tahun 2010 Tentang Susunan Organisasi Dan
Tatakerja pada Tingkat Kepolisian Resor dan
Kepolisian Sektor
SOP Unit Pam Obvit yang selesai di susun di catat penomoran dari Si
Um Polres Jepara dan di arsipkan di Subbag Hukum Bag Sumda
Polres Jepara
NO KEGIATAN
PELAKSANA MUTU BAKU K
ET
Kapolres Kasat
Sabhara Kaurmin
Kanit Turjaw
ali
Pers Wal
Keleng kapan
Waktu Out Put
1 Menerima permohonan Pengawalan mendisposisikan kepada Kasat sabhara
Awal
Desposisi Alkom
60 menit
Terlaksananya pengawalan
2 Menerima menerima Disposisi dan memerintahkan kaurmin untuk berkoordinasi dengan Kanit Turjawali
- Buku pedoman - Desposisi - Atk
15 Menit
Konsep pelaksanaan giat pengawalan
3 Menerima disposisi dari dari Kasat sabhara dan berkordinasi dengan kanit Turjawali guna menyiapkaj Personil pengawalan serta meregister permohonan pengawalan dan Surat perintah Tugas
- Buku pedoman - Komputer - Desposisi - Atk
20 menit
Konsep pelaksanaan giat pengawalan dan tergelarnya personil pengawalan
4 Menerima perintah dan berkoordinasi dengan Kaurmin serta menyiapkan personil dan peralatanya
- Buku pedoman - Komputer - Desposisi - Atk
20 Menit
Konsep pelaksanaan giat pengawalan dan tergelarnya personil pengawalan
5 Setelah terbit Surat perintah Tugas kanit memerintahkan personil untuk melaksanakan pengawalan
- Springas - Komputer - ATK
30 Menit
Penggelaran personil pengawalan
6 Melaksanakan pengawalan sesuaqi dengan sprint Gas pengawalan
- Springas - Senpi Bahu - Rompi anti Pluru - Tongkat “ T - ATK
Sampai selesai minimal 8 jam
Pelaksanaan pengawalan
7 Setelah dilaksanakan giat Pengamanan membuat laporan hasil dari kegiatan Pengamanan Obyek Vital
Akhir
Atk 30 menit
Anev pelaksanaan giat pengawalan
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH JAWA TENGAH RESOR JEPARA
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (S.O.P)
PENGAWALAN SAT SABHARA POLRES JEPARA
DI SUSUN OLEH
SAT SABHARA POLRES JEPARA
KEPLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Nomor SOP B / 28 / I / 2019 / Res Jpr
Tgl
Pembuatan Januari 2019
Tgl. Revisi -
DAERAH JAWA TENGAH Tgl. Efektif
Januari 2018
RESOR JEPARA Disahkan
oleh
KEPALA KEPOLISIAN RESOR JEPARA
ARIF BUDIMAN,S.I.K.,M.H. AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 77110849
SAT SABHARA
Judul SOP PELAKSANAAN TUGAS PENJAGAAN
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. UU RI Nomor 2 Tahun 2002 Tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia;
2. UU RI Nomor 30 Tahun 2014 Tentang
Administrasi Pemerintahan.
3. Peraturan Kapolri Nomor 23 Tahun 2010
Tentang Susunan Organisasi Dan Tatakerja
pada Tingkat Kepolisian Resor dan
Kepolisian Sektor;
4. Peraturan Kabaharkam Polri Nomor 2
tahun 2011 tentang Penjagaan
Memahami tugas jaga di :
1. Penjagaan Markas 2. Penjagaan Tahanan 3. Penjagaan obyek tertentu lainnya
KETERKAITAN PERALATAN/ PERLENGKAPAN
1. SOP Pengaturan
2. SOP Pam Obvit
3. SOP TPTKP
4. SOP Tipiring
- Alkom - Ranmor R2 / R4 / R6
- Buku Register - Lampu kedip
- Rompi - Gampol Yang Berlaku
- Komputer - Kelengkapan Perorangan
- Atk - Kartu tamu
PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN
Dalam pelaksanaan tugas agar berpedoman
dengan pertelaan tugas pada peraturan Kapolri
Nomor : 23 Tahun 2010 Tentang Susunan
Organisasi Dan Tatakerja pada Tingkat
Kepolisian Resor dan Kepolisian Sektor
SOP Unit Penjagaan yang selesai di susun di catat penomoran
dari Si Um Polres Jepara dan di arsipkan di Subbag Hukum Bag
Sumda Polres Jepara
NO KEGIATAN PELAKSANA MUTU BAKU
KET
Kasat sabhara
Kaur mintu
Kanit Turjawali
Kajaga Keleng kapan
Waktu Out Put
1 Memberikan AAP sebelum pelaksanaan Tugas Jaga
awal
- Buku pedoman
- Atk
10 Menit
Giat penjagaan mako
2 Ploting Personil dan membuat Jadwal jaga
- Jadwal Jaga
- Atk 15 Menit
Terlaksananya giat jaga
3 Menyiapkan Personil guna pelaksnaan tugas Jaga
- Jadwal Jaga - Barang
Inventaris - Komputer
- Atk
30 Menit
Koordinasi tentang ploting personil tugas jaga
4 Berkoordinasi dengan Kanit Turjawali
- Alkom - Komputer
- Atk
20 menit
Terlaksananya pelaksanan tugas dengan baik
5 Menerima Jadwal Jaga
- Jadwal Jaga
- Buku register penjagaan
10 menit
Terlaksananya pelaksanan tugas dengan baik
6 Anggota melaksanakan giat penjagaan
- Alkom - Jadwal
Jaga - Senjata - Rompi - Borgol - Ranmor
dinas R2 / R4 / R6
12 Jam
Melaksanakan giat penjagaan dan pelayanan masyarskat
Membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan pengaturan
Selesai
- Atk 30 Menit
Laporan hasil pelaks Tugas Pengaturan
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH JAWA TENGAH RESOR JEPARA
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
(S.O.P)
PENJAGAAN SAT SABHARA POLRES JEPARA
DI SUSUN OLEH SAT SABHARA POLRES JEPARA
KEPLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Nomor SOP B / 29 / I / 2019 / Res Jpr
Tgl
Pembuatan Januari 2019
Tgl Revisi -
DAERAH JAWA TENGAH Tanggal efektif
Januari 2019
RESOR JEPARA Disahkan oleh KEPALA KEPOLISIAN RESOR JEPARA
ARIF BUDIMAN,S.I.K.,M.H.
AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 77110849
SAT SABHARA
Judul SOP PELAKSANAAN BANTUAN SAR TERBATAS
DASAR HUKUM KUALIFIKASI PELAKSANA
1. UU RI Nomor 2 Tahun 2002 Tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia;
2. UU RI Nomor 30 Tahun 2014 Tentang
Administrasi Pemerintahan.
3. Peraturan Kapolri Nomor No 1 tahun 2019
ttg gun kuat Polri
4. Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1972
tentang Struktur Organisasi dan Kejadian -
kejadian yang memerlukan bantuan S A R
(Search And Rescue)
5. Surat telegram Kapolda Jateng Nomor : ST
/ 482 / II / 2015 tanggal 16 Februari 2015
tentang Implementasi Struktur Organisasi
Polri dan untuk kesiapan Fungsi Sabhara
dalam melaksanakan kegiatan Bantuan Sar
( Search And Rescue )
Memahami tugas secara profesional
KETERKAITAN PERALATAN/ PERLENGKAPAN
1. SOP Dalmas
- Ransus SAR
- Alkom
- Anhang dan prahu karet bermesin
- Perahu Karet dan perlengkapanya
- Perahu Kanow
- Pelampung
- Ban Karet
PERINGATAN PENCATATAN DAN PENDATAAN
Dalam pelaksanaan tugas agar berpedoman
dengan pertelaan tugas pada peraturan Kapolri
Nomor : 23 Tahun 2010 Tentang Susunan
Organisasi Dan Tatakerja pada Tingkat
Kepolisian Resor dan Kepolisian Sektor
SOP Unit Turjawali yang selesai di susun di catat penomoran
dari Si Um Polres Jepara dan di arsipkan di Subbag Hukum Bag
Sumda Polres Jepara
NO KEGIATAN
PELAKSANA MUTU BAKU KET
Kasat sabhara
Kaurmin Kaur Bin Ops
Kanit Dalmas
Anggota
Dalmas
Keleng kapan
Waktu Out Put
1 Menerima laporan dari masyarakat tentang terjadinya peristiwa
Alkom Atk
5 Menit
Pelaks giat bantuan SAR
2 Menerima informasi dari Kasat sabhara dan berkoordinasi dengan Kaurmin
Alkom Atk
5 Menit
Siakan personil untuk melaks Bantuan SAR
3 - Membuat rencana kegiatan pertolongan dan penyelamatan
- Menentukan lokasi kejadian bencana
- Koordinasi
dengan intansi terkait
Alkom Komputer Atk
10 Menit
Menentukan titik bencana alam
4 Menyiapkan personil dan peralatan SAR TERBATAS
Alkom Atk Sasaran bantuan Sar
10 menit
Terlaksananya pelaksanan tugas dengan baik
5 Melaksanakan bantuan Sar dengan mengedepankan pertolongan dan penyelamatan
- Ransus SAR
- Alkom - Anhang
dan prahu karet bermesin
- Perahu Karet dan perlengkapanya
- Perahu Kanow
- Pelampung
- Ban Karet
Sampai selesai
Melaksanakan giat Bantguan SAR
6 Membuat laporan hasil dari kegiatan SAR
Komputer Atk
20 menit
Sebagai bahan Laporan ke Pimpinan