keperawatan medikal bedah

50
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hernia merupakan benjolan yang tumbuh pada dinding abdomen yang ditutupi oleh kulit yang disebabkan akibat tekanan dari rongga perut yang meninggi. Keadaan umum penderita biasanya baik. Umumnya penderita mengeluh adanya benjolan yang muncul dipermukaan kulit, benjolan itu biasanya menghilang dan bisa timbul. Timbulnya benjolan secara tiba-tiba bisa disebabkan karena penderita mengejan berlebihan, menangis, mengangkat berat. Kebanyakan penderita bekerja pada perusahaan- perusahaan yang membutuhkan tenaga manusia yang sangat banyak. Di negara yang maju seperti sekarang ini, banyak orang yang rawan terkena hernia termasuk orang-orang yang tinggal di kota besar (Mansjoer, 2007). Insiden hernia pada populasi umum adalah 1%, dan pada bayi prematur 5%. Laki-laki paling sering terkena (85% kasus). Setengah dari kasus-kasus hernia inguinalis selama kanak-kanak terjadi pada bayi di bawah 6 bulan. Hernia pada sisi kanan lebih sering daripada sisi kiri (2 : 1). 25% pasien menderita hernia bilateral. Sedangkan insiden tertinggi adalah pada masa bayi 9 lebih dari 50%, 1

Upload: nur-cholis

Post on 22-Oct-2015

41 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hernia merupakan benjolan yang tumbuh pada dinding abdomen

yang ditutupi oleh kulit yang disebabkan akibat tekanan dari rongga perut

yang meninggi. Keadaan umum penderita biasanya baik. Umumnya penderita

mengeluh adanya benjolan yang muncul dipermukaan kulit, benjolan itu

biasanya menghilang dan bisa timbul. Timbulnya benjolan secara tiba-tiba

bisa disebabkan karena penderita mengejan berlebihan, menangis,

mengangkat berat. Kebanyakan penderita bekerja pada perusahaan-

perusahaan yang membutuhkan tenaga manusia yang sangat banyak. Di

negara yang maju seperti sekarang ini, banyak orang yang rawan terkena

hernia termasuk orang-orang yang tinggal di kota besar (Mansjoer, 2007).

Insiden hernia pada populasi umum adalah 1%, dan pada bayi

prematur 5%. Laki-laki paling sering terkena (85% kasus). Setengah dari

kasus-kasus hernia inguinalis selama kanak-kanak terjadi pada bayi di bawah

6 bulan. Hernia pada sisi kanan lebih sering daripada sisi kiri (2 : 1). 25%

pasien menderita hernia bilateral. Sedangkan insiden tertinggi adalah pada

masa bayi 9 lebih dari 50%, selebihnya terdapat pada anak-anak yang berusia

kurang dari 5 tahun (Brunnert & Suddart, 2002).

Oleh karena itu perlu kiranya menetahui bagaimana penyakit

tersebut sehingga dapat diputuskan tindakan secara tepat, , maka sangat

diperlukan suatu tindakan secara dini dan tepat. Dari latar belakang di atas

penulis bermaksud mengambil judul makalah “asuhan keperawatan pada Tn.

M dengan pre operasi hernia di ruang Dahlia RSUD Kartini Jepara”.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

1

Setelah dilakukan seminar kurang lebih 1X45 menit, diharapkan

mahasiswa mampu mengetahui asuhan keperawatan pada Tn. M dengan

pre operasi hernia di ruang Dahlia RSUD Kartini Jepara.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan seminar kurang lebih 1X45 menit, diharapkan

mahasiswa mampu :

a. Mengetahui pengertian hernia

b. Mengetahui klasifikasi hernia

c. Mengetahui etiologi hernia

d. Mengetahui manifestasi klinis hernia

e. Mengetahui patofisiologi hernia

f. Mengetahui patways hernia

g. Mengetahui komplikasi hernia

h. Mengetahui pemeriksaan penunjang hernia

i. Mengetahui penatalaksanaan hernia

j. Mengetahui asuhan keperawatan hernia

2

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

HERNIA

A. Pengertian

Hernia adalah keluarnya dalam perut adalah melalui cincin terusan

pada ke daerah lipat paha dan kandung buah zakar/suatu penonjolan isi perut

dari rongga yang normal melalui lubang kongenital/didapat. Lubang itu dapat

timbul karena lubang embrional yang tidak menutup/melebar, akibat tekanan

rongga perut yang meninggi (Brunnert & Suddart, 2002).

Hernia adalah penonjolan usus melalui lubang abdomen atau

lemahnya area dinding abdomen. Terdapat beberapa poin penting dalam

hernia yaitu : defek atau bagian yang lemah dari dinding rongga, kantung

hernia, isi hernia, dan cincin hernia (daerah penyempitan kantung hernia

akibat defek tersebut) (Mansjoer, 2007).

Hernia adalah penyakit yang disebabkan karena prostusi atau

penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga

yang bersangkutan (Long, 1996).

B. Klasifikasi

Klasifikasi hernia yang dikutip oleh Brunnert & Suddart (2002)

adalah sebagai berikut :

1. Menurut/tofografinya : hernia inguinalis, hernia umbilikalis, hernia

femoralis dan sebagainya.

2. Urut isinya : hernia usus halus, hernia omentum, dan sebagainya.

3. Menurut terlibat/tidaknya : hernia eksterna (hernia ingunalis, hernia

serofalis dan sebagainya).

3

4. Hernia inferna tidak terlihat dari luar (hernia diafragmatika, hernia

foramen winslowi, hernia obturatoria).

5. Causanya : hernia congenital, hernia traumatika, hernia visional dan

sebagainya.

6. Keadaannya : hernia responbilis, hernia irreponibilis, hernia inkarserata,

hernia strangulata.

7. Nama penemunya :

a. H. Petit (di daerah lumbosakral)

b. H. Spigelli (terjadi pada lenea semi sirkularis) di atas penyilangan

rasa epigastrika inferior pada muskulus rektus abdominis bagian

lateral.

c. H. Richter : yaitu hernia dimana hanya sebagian dinding usus yang

terjepit.

8. Beberapa hernia lainnya :

a. H. Pantrolan adalah hernia inguinalis dan hernia femoralis yang

terjadi pada satu sisi dan dibatasi oleh rasa epigastrika inferior.

b. H. Skrotalis adalah hernia inguinalis yang isinya masuk ke skrotum

secara lengkap.

c. H. Littre adalah hernia yang isinya adalah divertikulum Meckeli.

C. Etiologi

Faktor yang mempengaruhi terjadinya hernia yaitu kerusakan dari

integritas dinding muskuler dan peningkatan tekanan intra abdominal. Faktor

pendukung antara lain :

1. Mengejan terlalu kuat dan lama

2. Mengangkat beban berat

3. Aktifitas fisik yang berlebihan

4. Batuk yang kuat (Syamsuhidayat, 1997).

D. Manifestasi Klinis

Biasanya penyakit hernia menyebabkan terbentuknya benjolan tanpa

rasa nyeri dan bisa pula nyeri. Jika penderita berdiri, benjolan bisa membesar

4

dan jika penderita berbaring, benjolan akan mengecil karena isinya keluar

masuk dibawah pengaruh gaya tarik bumi. Benjolan akan membesar lagi jika

penderita batuk, membungkuk, mengangkat beban berat atau mengedan

(Syamsuhidayat, 1997).

Penderita menyatakan turun berok, burut atau kelingsir atau

menyatakan adanya benjolan di selakanganya/kemaluan. Benjolan itu bisa

mengecil atau menghilang, dan bila menangis mengejan waktu

defekasi/miksi, mengangkat benda berat akan timbul kembali. Dapat pula

ditemukan rasa nyeri pada benjolan atau gejala muntah dan mual bila telah

(Mansjoer, 2007).

E. Patofisiologi

Kesadaran yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan intra

abdomen adalah kehamilan, batuk kronis, pekerjaan mengangkat beban berat,

mengejan pada saat defekasi dan mengejan pada saat seseorang miksi. Hernia

dapat terjadi karena lubang embrional yang tidak menutup atau melebar, atau

akibat tekanan rongga perut yang meninggi (Mansjoer, 2007).

Menurut sifatnya hernia dapat disebut hernia reducible bila isi hernia

dapat keluar masuk. Isi hernia keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk

lagi jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada nyeri atau gejala obstruksi

usus. Bila isi kantung hernia tidak dapat dikembalikan kedalam rongga

disebut hernia irreducible. Hal ini biasanya disebabkan oleh perlekatan isi

kantung pada perineum kantong hernia. Bila tidak ada keluhan rasa nyeri

ataupun tanda sumbatan usus akibat perlekatan tersebut disebut hernia akreta

(Price, 1995).

Apabila hernia tidak dilakukan pembelahan atau pembedahan maka isi

perut akan lepas di dalam rongga dan terdapat nekrosis sampai gangren

karena peredaran darah terganggu. Dengan penanganan yang dini komplikasi

yang mungkin timbul dapat dihindari (Syamsuhidayat, 1997).

5

Melemahnya dinding rongga

Peningkatan tekanan intra abdomen

Anulus inguinalis internus terdesak

Isi rongga keluar dari rongga peritoneum

Hernia

Kongenital usia lanjut

Batuk, angkat berat, mengenjan terlalu kuat

Terbuka terus

Usus terjadi jepitan oleh anulus inguinalis

Gangguan aliran darah

Gangguan pasase segmen usus yang

terjepit

Mual dan Muntah

Gangguan Rasa Nyaman : Nyeri

Abdomen lambung terasa penuh

Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Suplay O2 ke jaringan turun

Resiko gangguan perfusi jaringan

Intake nutrisi berkurang

Ketidaktahuan tentang penyakit

Ansietas

F. Patwhays (Pre Operasi Hernia)

6

Sumber : Mansjoer (2007), Syamsuhidayat (1997), Long (1996)

G. Komplikasi

Komplikasi yang terjadi pada penyakit hernia yang dikutip oleh

Brunnert & Suddart (2002) adalah sebagai berikut :

1. Inkarserasi, terjadi bila bagian hernia usus tidak dapat direduksi lagi

melalui defek abdomen

2. Strangulasi, terjadi bila bagian inkarserata usus mengalami hernia

memperlihatkan tanda strangulasi

3. Obstruki usus

H. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien hernia

adalah sebagai berikut :

1. Lab darah : hematology rutin, BUN, kreatinin dan elektrolit darah.

2. Radiologi, foto abdomen dengan kontras barium, flouroskopi

(Syamsuhidayat, 1997).

I. Penatalaksanaan

1. Pada hernia inguinalis lateralis reponibilis maka dilakukan tindakan

bedah efektif karena ditakutkan terjadi komplikasi.

2. Pada yang ireponibilis, maka diusahakan agar isi hernia dapat

dimasukkan kembali. Pasien istirahat baring dan dipuasakan atau

mendapat diit halus. Dilakukan tekanan yang kontinyu pada benjolan

misalnya dengan bantal pasir. Baik juga dilakukan kompres es untuk

mengurangi pembengkakan. Lakukan usaha ini berulang-ulang sehingga

isi hernia masuk untuk kemudian dilakukan bedah efektif di kemudian

hari atau menjadi inkarserasi.

3. Pada inkerserasi dan strangulasi maka perlu dilakukan bedah darurat.

7

Tindakan bedah pada hernia ini disebut herniotomi (memotong hernia

dan herniorafi (menjahit kantong hernia). Pada bedah efektif manalis dibuka,

isi hernia dimasukkan,kantong diikat dan dilakukan “bassin plasty” untuk

memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.

Pada bedah darurat, maka prinsipnya seperti bedah efektif. Cincin

hernia langsung dicari dan dipotong. Usus dilihat apakah vital/tidak. Bila

tidak dikembalikan ke rongga perut dan bila tidak dilakukan reseksi usus dan

anastomois “end to end” (Mansjoer, 2007).

J. Asuhan Keperawatan Hernia

1. Pengkajian

a. Aktivitas / istirahat

o Gejala : Kelemahan, kelelahan, malaise, lelah.

o Tanda : pucat, nampak lemah, kesadaran menurun.

b. Sirkulasi

o Tanda : Bradikardi, kulit / membran mukossa kering, lidah kotor

di tengah. tepi dan ujung merah.

c. Integritas ego

o Gejala : Ansietas, ketakutan, emosi kesal misalnya perasaan tak

berdaya / tidak ada harapan

o Tanda : Menolak, perhatian menyempit.

d. Eliminasi

o Gejala : biasanya sering terjadi konstipasi tetapi juga dapat diare

atau normal, muntah.

e. Makanan atau cairan

o Gejala : Anoreksia, mual / muntah, penurunan berat badan.

o Tanda : Penurunan lemak subkutan / masa otot, kelemahan,

tonus otot dan turgor kulit buruk, perut terasa penuh.

f. Hygiene

o Gejala : nafas cepat, pucat dan jaringan kekurangan O2.

o Tanda : Ketidakmampuan mempertahankan perawatan diri

karena badan yang lemas.

8

g. Nyeri / keamanan

o Tanda : kadang-kadang nyeri pada abdomen.

h. Seksualitas

o Gejala : Frekuensi menurun / menghindari aktivitas seksual

karena sakit yang dideritanya.

i. Interaksi sosial

o Gejala : Masalah hubungan / peran sehubungan dengan kondisi

fisik dan penyakitnya.

j. Penyuluhan atau pembelajaran

o Gejala : Riwayat keluarga berpenyakit hernia serta pencegahan

dan penatalaksanaan hernia. (Doengoes, 2000).

2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada hernia adalah

sebagai berikut :

a. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan usus terjadi

jepitan oleh anulus inguinalis.

b. Resiko gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplay O2 ke

jaringan berkurang.

c. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

intake nutrisi berkurang.

d. Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang penyakitnya

3. Intervensi

a. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan usus terjadi

jepitan oleh anulus inguinalis.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam,

nyeri yang dirasakan berkurang sampai hilang

Kriteria Hasil :

1) Keluhan nyeri kurang

2) Ekspresi wajah tidak tegang

3) Tidak meringis

9

4) Skala 1-3 (ringan)

Intervensi :

1) Kaji tingkat/skala nyeri

Rasional : mengetahui intensitas nyeri yang dirasakan oleh klien

saat ini.

2) Anjurkan pasien untuk tarik nafas panjang jika nyeri timbul

Rasional : meningkatkan relaksasi dalam membantu

menurunkan nyeri.

3) Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang penyebab nyeri

Rasional : mencegah timbulnya nyeri saat nyeri dirasakan oleh

klien.

4) Alihkan perhatian nyeri

Rasional : Menurunkan tegangan abdomen dan meningkatkan

rasa kontrol nyeri.

5) Kolaborasi medis dengan pemberian analgesik

Rasional : untuk mengontrol nyeri yang dialami klien.

b. Resiko gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplay O2 ke

jaringan berkurang.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 X 24 jam,

tidak terjadi gangguan perfusi jaringan

Kriteria Hasil :

1) TTV normal

TD : 120/80 mmhg

N : 70-100 X/menit

S : 36-37 0C

R : 16-24 X/menit

2) Sianosis tidak terjadi

3) Tingkat kesadaran, fungsi motorik dan sensorik meningkat.

Intervensi :

1) Pantau dan catat status neurologis sesering mungkin dan

bandingkan normalnya atau standar.

10

Rasional : mengetahui kekuatan motorik klien akibat

penurunan kesadaran.

2) Pantau tanda-tanda vital.

Rasional : peningkatan tekanan darah memungkinkan

pengisian oksigen ke jaringan kapiler berkurang

3) Pantau frekuensi dan irama jantung auskultasi adanya mur-mur.

Rasional : mengetahui adanya bunyi tambahan jantung selain

S1 dan S2 yang dapat mempengaruhi aliran darah ke jaringan

4) Pantau irama dan frekuensi pernafasan adakah dyspnea dan

hyperventilasi.

Rasional : frekuensi dan irama dapat memperlihatkan

perubahan yang terjadi pada tekanan darah klien

5) Evaluasi pupil, perubahan pengelihatan.

Rasional : mengetahui adanya penurunan kesadaran klien

akibat dari suplai oksigen ke otak kurang.

6) Kolaborasi : Beri O2 sesuai dengan advis dokter

Rasional : membantu suplai oksigen ke jaringan.

c. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

intake nutrisi berkurang.

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 X 24 jam,

kebutuhan nutrisi pasien dapat terpenuhi.

Kriteria Hasil :

1) Tidak ada mual, muntah

2) Pasien menghabiskan satu porsi makanan

3) Berat badan meningkat

Intervensi :

1) Kaji status nutrisi klien

Rasional : Mengetahui status nutrisi klien

2) Ijinkan klien untuk memakan makanan yang dapat ditoleransi

klien

11

Rasional : Untuk memperbaiki kualitas gizi pada saat selera

makan klien meningkat

3) Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi

Rasional : Meningkatkan kualitas intake nutrisi

4) Anjurkan klien makan dengan tehnik porsi kecil tapi sering

Rasional : Meningkatkan jumlah masukan nutrisi

5) Timbang berat badan tiap hari

Rasional : Memberikan informasi tentang kebutuhan diit atau

keefektifan terapi

6) Berikan kebersihan oral

Rasional : Mulut yang lebih bersih dapat meningkatkan rasa

makanan

d. Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang penyakitnya

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan kurang lebih 1 X

24 jam klien tidak mengalami ansietas.

Kriteria Hasil :

1) Mampu bersosialisasi dengan klien lain

2) Tidak menolak tindakan keperawatan

3) TD : 120/80 mmHg

4) Berpartisipasi dalam pembelajaran/penyuluhan

Intervensi :

1) Kaji tingkat ansietas klien

Rasional : mengetahui berat ringannya ansietas yang dialami

oleh klien.

2) Kaji tanda-tanda vital klien

Rasional : ansietas yang berlebih disertai dengan adanya

peningkatan tekanan darah serta sesak nafas.

3) Anjurkan klien bersosialisi dengan klien lainnya

Rasional : menrunkan kecemasan klien dengan pengalihan

masalah.

4) Ajarkan tehnik relaksasi nafas dalam

12

Rasional : menurunkan kecemasan klien dengan merilekskan

otot-otot tubuh klien.

5) Berikan penuyuluhan kesehatan tentang penyakitnya

Rasional : meningkatkan pengetahuan klien tentang penyakit

yang diderita serta menurunkan ketakutan akibat penyakitnya.

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN HERNIA PADA TN. M

DI RUANG DAHLIA RSUD KARTINI JEPARA

A. Pengkajian

Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 31 Desember 2012 jam 10.00

WIB diruang Dahlia RSUD Kartini Jepara.

1. Identitas

a. Identitas pasien

Nama : Tn. M

Umur : 46 tahun

Jenis kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Troso 4/10 Jepara

Suku/kewarganegaraan : Jawa / Indonesia

Tanggal masuk RS : 27 Desember 2012

No RM / No Reg : 483934

Diagnosa medis : Hernia Scrotalis

b. Identitas penanggung jawab

Nama : Tn. A

Umur : 24 tahun

Jenis kelamin : laki-laki

Alamat : Troso 4/10 Jepara

Hub dengan pasien : Anak

2. Keluhan utama

Pasien mengatakan kadang mengeluh sakit pada bagian perut

bawah dan cemas terhadap sakitnya.

13

3. Riwayat penyakit pasien

a. Riwayat penyakit sekarang

Pada tanggal 27 Desember 2012, pasien datang ke rumah sakit

kartini jepara dengan keluhan hernia sudah dialami sejak 1 tahun yang

lalu. Kadang pasien merasa nyeri saat bergerak, ada pembesaran

(diameter 5 cm) di skrotum dan mengalami TD tinggi lama.

TD : 170/100 mmHg, RR : 22 X/ menit, N : 80 X/ menit, S : 37 0C, terapi yang didapat Captropil 3X12,5 mg, ASA 3X1, Clobazam

3X1, HCT 0,5X1 dan RL 20 TPM. Kemudian pasien dibawa ke ruang

Dahlia untuk mendapatkan perawatan yang optimal.

b. Riwayat penyakit dahulu

Pasien mengatakan sudah setahun ini pasien telah didiagnosa

menderita hernia setelah memeriksakanya di dokter praktek dan pasien

sempat dianjurkan untuk segera dilakukan operasi.

c. Riwayat penyakit keluaraga

Pasien mengatakan ayah dari pasien memiliki penyakit

hipertensi, tidak ada keluarga yang menderita DM, asma, atau penyakit

menular lainnya.

4. Pengkajian Fungsional Menurut Gordon

a. Pola persepsi dan manajemen kesehatan

Sebelum sakit : Pasien sangat menghargai kesehatan, kesehatan

munurutnya anugrah yang harus dijaga, apabila

tubuh pasien sakit pasien segera memeriksanya ke

dokter.

Selama sakit : Pasien sangat ingin cepat sembuh, pasien kini

merasakan kesehatan sangatlah mahal harganya.

b. Pola nutrisi dan metabolisme

Sebelum sakit : Pasien makan seadanya dengan lauk dan sayuran

3X sehari dan paling suka makan pete, minum 6-7

gelas / hari.

Selama sakit : Pasien tidak pernah menjalankan diet secara

teratur, pasien makan kacang-kacangan, sayur-

14

sayuran, makan 3X sehari, porsi tidak habis,

minum 1 gelas untuk 24 jam tapi kadang-kadang 2

gelas sehari.

c. Pola eliminasi

Sebelum sakit : Pasien BAB 1X sehari dengan konsisten lembek,

warna kuning,bau khas. BAK 3-4X perhari

berwarma kuning.

Selama sakit : Pasien BAB 1X sehari dengan konsisten padat,

warna kuning,bau khas. BAK 1-2X perhari.

d. Pola aktifitas dan latihan

Sebelum sakit

aktifitas 0 1 2 3

Makan V

Minum V

Berpakaian V

Toileting V

Ambulasi V

Selama sakit

aktifitas 0 1 2 3

Makan V

Minum V

Berpakaian V

Toileting V

Ambulasi V

Ket :

0 : Mandiri

1 : Menggunakan alat bantu

2 : Menggunakan bantuan orang lain

15

3 : Menggunakan bantuan orang lain dan alat

e. Pola istirahat dan tidur

Sebelum sakit : Pasien tidur selama 7-8 jam/hari, istirahat siang 1

jam dari jam 14.00-15.00 WIB.

Selama sakit : Pasien tidur jam 21.00 – 06.00 WIB, sebanyak 9

jam, tapi setiap 1jam sekali selalu bangun. Istirahat

siang mulai jam 11.00 WIB sampai 14.00 WIB.

f. Pola persepsi dan kognitif

Proses pikir pasien dapat dimengerti, mampu menjawab semua

pertanyaan yang diberikan oleh perawat selama proses pengkajian.

Pasien merasa sedih apabila sakitnya kambuh.

g. Pola persepsi dan konsep diri

Pasien seorang kepala rumah tangga, pasien merasa

merepotkan anaknya akibat penyakitnya dan pasien selalu berdoa

untuk meminta kesembuhannya.

h. Pola peran dan hubungan

Sebelum sakit : Pasien sebagian kepala keluarga didalam

keluarganya bersama anaknya, hubungan dengan

masyarakat sangat baik.

Selama sakit : Kepala keluarga digantikan oleh anaknya karena

sakitnya pasien. Walaupun sakit, hubungan dengan

masyarakat tetap baik.

i. Pola seksualitas

Pasien berjenis kelamin laki-laki, pasien menikah umur 25

tahun. Pasien tidak pernah melakukan hubungan seksual karena sakit

yang dialaminya.

j. Pola toleransi dan koping stress

Setiap ada masalah, pasien selalu mendiskusikannya dengan

keluarganya atau anaknya. Pengambilan keputusan berada pada anak

laki- lakinya yang tinggal serumah dengan pasien. Pasien mengetahui

tentang penyakit yang diderita dan tindakan keperawatan yang dijalani.

k. Pola nilai dan kenyakinan

16

Sebelum sakit : Sebelum sakit pasien lebih sering menghabiskan

waktu dirumah dan berkebun.

Selama sakit : Pasien sudah tidak dapat melakukan berkebun, kini

pasien hanya bisa tidur saja menjalani perawatan.

5. Pemeriksaan Fisik (Persistem) (31 Desember 2012)

a. Keadaan umum pasien : compos mentis

Glasgow Coma Scale

Motorik : 1 2 3 4 5 6

Verbal : 1 2 3 4 5

Eye : 1 2 3 4

Nilai total : 15

Tanda-tanda vital (31 Desember 2012) :

TD : 200/100 mmHg

Nadi : 88 X/menit

Suhu : 36,5 0C

RR : 24 x/menit

Tanda-tanda vital (1 Januari 2013) :

TD : 200/100 mmHg

Nadi : 88 X/menit

Suhu : 36,7 0C

RR : 22 x/menit

Tanda-tanda vital (2 Januari 2013) :

TD : 150/60 mmHg

Nadi : 86 X/menit

Suhu : 36,5 0C

RR : 24 x/menit

Tanda-tanda vital (3 Januari 2013) :

TD : 200/100 mmHg

Nadi : 86 X/menit

Suhu : 36,7 0C

RR : 24 x/menit

Tanda-tanda vital (4 Januari 2013) :

17

TD : 180/120 mmHg

Nadi : 86 X/menit

Suhu : 36,7 0C

RR : 24 x/menit

Tanda-tanda vital (5 Januari 2013) :

TD : 150/120 mmHg

Nadi : 80 X/menit

Suhu : 36,5 0C

RR : 24 x/menit

b. Sistem respirasi : tidak terjadi dypsneu/kecepatan pernafasan normal,

wajah tampak pucat kelelahan.

c. Kardiovaskuler : tekanan darah meningkat (hipertensi), denyut nadi

normal (16-24 X/menit).

d. Sistem saraf :

Kesadaran GCS (compos mentis = 15).

Fungsi sensori-persepsi penglihatan pasien masih dapat melihat

dengan baik dan mampu berorientasi dengan baik pada orang,

tempat dan waktu.

Fungsi sensori-motor tidak terjadi kelumpuhan, nyeri sering

dirasakan jika digunakan beraktivitas, tidak adanya riwayat kejang

pada pasien.

e. Sistem pencernaan

Sering mual, nafsu makan berkurang, refleks menelan baik,

kemampuan mengunyah baik dan pola makan sering kurang dari

porsi yang disediakan.

Frekuensi Buang air kecil berkurang.

Sakit pada perut bawah

o P : nyeri bila bergerak di daerah perut bawah.

o Q : Nyeri cekot-cekot kaya ditusuk banyak jarum

o R : Bagian atas scrotum di perut bawah

o S : Skala Nyeri 5

o T : Nyeri kadang-kadang

18

f. Kemampuan bergerak : tidak terjadi penurunan kekuatan otot dan

masih mampu beraktivitas sendiri.

g. Kemampuan komunikasi : pasien mampu berkomunikasi dengan baik

dengan orang terdekat maupun petugas kesehatan.

h. Psikososial : pasien mendapatkan dukungan dari keluarga besar untuk

sembuh serta mendapatkan perawatan dengan baik di rumah sakit,

hubungan dengan keluarga dan masyarakat juga berjalan dengan baik.

6. Pemeriksaan Penunjang

Tanggal 27 Desember 2012

GDS : 137 mg% (80-150 mg%)

Ureum : 49,9 mg% (10-50 mg%)

Creatinin : 1,9 mg% (0,6-1,1 mg%)

Uricacid : 6,0 mg% (3,4-7,0 mg%)

Natrium : 150 mmol/l (135-155 mmol/l)

Calium : 4,2 mmol/l (3,5-5,5 mmol/l)

Chlor :109 mmol/l (95-105 mmol/l)

Tanggal 28 Desember 2012

Hb : 16,3 gr% (14-18 gr%)

Leukosit : 7.100 mm3 (4.000-10.000 mm3)

Thrombocit : 175.000 mm3 (150.000-400.000 mm3)

Haemotocryt : 48,7 % (40-48 %)

Gol. Darah : - O – Rh (+)

7. Terapi

Tanggal 31 Desember 2012

RL : 20 tpm

Ceftri : 1 ul

Captropil : 3X12,5 mg

HCT : 1/2X1

Tanggal 1 Januari 2013

RL : 20 tpm

Ceftri : 1 ul

Captropil : 3X12,5 mg

19

HCT : 1/2X1

Tanggal 2 Januari 2013

RL : 20 tpm

Ceftri : 1 ul

Captropil : 3X12,5 mg

HCT : 1/2X1

Tanggal 3 Januari 2013

RL : 20 tpm

Ceftri : 1 ul

Captropil : 3X25 mg

HCT : 1/2X1

Clobazam : 1Xmalam

Amlodipin : 1X5 gram

Tanggal 4 Januari 2013

RL : 20 tpm

Ceftri : 1 ul

Captropil : 3X25 mg

HCT : 1/2X1

Amlodipin : 1X5 gram

Tanggal 5 Januari 2013

RL : 20 tpm

Ceftri : 1 ul

Captropil : 3X25 mg

HCT : 1/2X1

Clobazam : 1Xmalam

Amlodipin : 1X5 gram

B. Analisa Data

Nama : Tn. M Ruang : Dahlia

Umur : 46 tahun Dx. Medis : Hernia

No Hr/tgl Data Fokus Etiologi Problem

1 Jumat DS : pasien mengatakan Usus terjepit Gangguan rasa

20

4-1-2013 kadang mengeluh sakit pada

bagian perut bawah.

o P : nyeri bila bergerak di

daerah perut bawah.

o Q : Nyeri cekot-cekot kaya

ditusuk banyak jarum

o R : Bagian atas scrotum di

perut bawah

o S : Skala Nyeri 5

o T : Nyeri kadang-kadang

DO :

o Klien kadang-kadang

mengkerutkan dahi

o Klien meringis

o Tn.M terlihat lemas

o TD : 180/120 mmHg

Nadi : 86 X/menit

Suhu : 36,7 0C

RR : 24 x/menit

oleh anulus

inguinalis

nyaman :

Nyeri

2 Jumat

4-1-2013

DS : pasien mengatakan cemas

terhadap penyakitnya yang

sudah dideritanya selama 1

tahun dan pasien tidak tahu

tentang penyakitnya.

DO :

o Wajah nampak pucat

o TD : 180/120 mmHg

Nadi : 86 X/menit

Suhu : 36,7 0C

RR : 24 x/menit

Ketidaktahuan

tentang

penyakitnya

Ansietas

3 Jumat DS : klien mengatakan makan Intake nutrisi Resiko nutrisi

21

4-1-2013 3X sehari tetapi porsi tidak

habis.

DO :

o Klien nampak pucat dan

lemas

o Klien tidak pernah

menjalankan diet dari

rumah sakit secara

teratur.

o Klien makan kacang-

kacangan, sayur- sayuran.

berkurang kurang dari

kebutuhan

tubuh

4 Jumat

4-1-2013

DS : klien mengatakan

mempunyai tekanan darah

tinggi sudah lama.

DO :

o Klien nampak pucat dan

lemas.

o TD : 180/120 mmHg

Nadi : 86 X/menit

Suhu : 36,7 0C

RR : 24 x/menit

Suplay O2 ke

jaringan

kurang

Resiko

gangguan

perfusi

jaringan

C. Prioritas Diagnosa Keperawatan

Prioritas diagnosa keperawatan yang muncul pada asuhan

keperawatan Tn. M dengan hernia yaitu :

1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan usus terjadi jepitan

oleh anulus inguinalis.

2. Resiko gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan suplay O2 ke

jaringan kurang

3. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake

nutrisi berkurang.

4. Ansietas berhubungan dengan ketidaktahuan tentang penyakitnya

22

D. Rencana Tindakan Keperawatan

Nama : Tn. M Ruang : Dahlia

Umur : 46 tahun Dx. Medis : Hernia

Tgl/jam No.

DX

Tujuan dan kriteria

hasil

Intervensi Rasional

4-1-2013

Jam

11.00

WIB

1 Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 1 X 24 jam, nyeri

yang dirasakan berkurang

sampai hilang.

KH :

1. Keluhan nyeri

kurang

2. Ekspresi

wajah tidak tegang

3. Tidak

meringis

4. Skala 1-3

(ringan)

1. Kaji

tingkat/skala

nyeri

2. Anjurkan

pasien untuk

tarik nafas

panjang jika

nyeri timbul

3. Jelaskan pada

pasien dan

keluarga

tentang

penyebab nyeri

4. Alihkan

perhatian nyeri

1. Mengetahui

intensitas

nyeri yang

dirasakan oleh

klien saat ini.

2. Meningkatkan

relaksasi

dalam

membantu

menurunkan

nyeri.

3. Mencegah

timbulnya

nyeri saat

nyeri

dirasakan oleh

klien.

4. Menurunkan

tegangan

abdomen dan

meningkatkan

rasa kontrol

23

5. Kolaborasi

medis dengan

pemberian

analgesic.

nyeri.

5. Untuk

mengontrol

nyeri yang

dialami klien.

4-1-2013

Jam

11.15

WIB

2 Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 1 X 24 jam, tidak

terjadi gangguan perfusi

jaringan

KH :

1. TTV normal

TD : 120/80 mmhg

N : 70-100 X/menit

S : 36-37 0C

R : 16-24 X/menit

2. Sianosis tidak

terjadi

3. Tingkat

kesadaran, fungsi

motorik dan sensorik

meningkat.

1. Pantau dan

catat status

neurologis

sesering

mungkin dan

bandingkan

normalnya atau

standar.

2. Pantau tanda-

tanda vital.

3. Pantau

frekuensi dan

irama jantung

auskultasi

adanya mur-

mur.

4. Pantau irama

1. Mengetahui

kekuatan

motorik klien

akibat

penurunan

kesadaran.

2. Peningkatan

tekanan darah

memungkinka

n pengisian

oksigen ke

jaringan

kapiler

berkurang

3. Mengetahui

adanya bunyi

tambahan

jantung selain

S1 dan S2

yang dapat

mempengaruhi

aliran darah ke

jaringan

4. Frekuensi dan

24

dan frekuensi

pernafasan

adakah

dyspnea dan

hyperventilasi.

5. Evaluasi pupil,

perubahan

pengelihatan.

6. Kolaborasi :

Beri O2 sesuai

dengan advis

dokter

irama dapat

memperlihatkan

perubahan yang

terjadi pada

tekanan darah

klien

5. Mengetahui

adanya

penurunan

kesadaran

klien akibat

dari suplai

oksigen ke

otak kurang.

6. Membantu

suplai oksigen

ke jaringan.

4-1-2013

Jam

11.30

WIB

3 Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 3 X 24 jam,

kebutuhan nutrisi pasien

dapat terpenuhi.

KH :

1. Tidak ada mual,

muntah

2. Pasien menghabiskan

satu porsi makanan

3. Berat badan

meningkat

1. Kaji status

nutrisi klien

2. Ijinkan klien

untuk

memakan

makanan yang

dapat

ditoleransi

klien

3. Berikan

makanan yang

disertai dengan

suplemen

1. Mengetahui

status nutrisi

klien

2. Untuk

memperbaiki

kualitas gizi

pada saat

selera makan

klien

meningkat

3. Meningkatkan

kualitas intake

nutrisi

25

nutrisi

4. Anjurkan klien

makan dengan

tehnik porsi

kecil tapi

sering

5. Timbang berat

badan tiap hari

6. Berikan

kebersihan oral

4. Meningkatkan

jumlah

masukan

nutrisi

5. Memberikan

informasi

tentang

kebutuhan diit

atau

keefektifan

terapi

6. Mulut yang

lebih bersih

dapat

meningkatkan

rasa makanan

4-1-2013

Jam

11.45

WIB

4 Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

kurang lebih 1 X 24 jam

klien tidak mengalami

ansietas.

KH :

1. Mampu bersosialisasi

dengan klien lain

2. Tidak menolak

tindakan keperawatan

3. TD : 120/80 mmHg

4. Berpartisipasi dalam

pembelajaran/penyul

uhan

1. Kaji tingkat

ansietas klien

2. Kaji tanda-

tanda vital

klien

1. Mengetahui

berat

ringannya

ansietas yang

dialami oleh

klien.

2. Ansietas yang

berlebih

disertai dengan

adanya

peningkatan

tekanan darah

serta sesak

nafas.

26

3. Anjurkan klien

bersosialisi

dengan klien

lainnya

4. Ajarkan tehnik

relaksasi nafas

dalam

5. Berikan

penuyuluhan

kesehatan

tentang

penyakitnya

3. Menurunkan

kecemasan

klien dengan

pengalihan

masalah.

4. Menurunkan

kecemasan

klien dengan

merilekskan

otot-otot tubuh

klien.

5. Meningkatkan

pengetahuan

klien tentang

penyakit yang

diderita serta

menurunkan

ketakutan

akibat

penyakitnya.

E. Implementasi Keperawatan

Nama : Tn. M Ruang : Dahlia

Umur : 46 tahun Dx. Medis : Hernia

Tgl/jam No.

DX

Implementasi

Keperawatan

Respon Tanda

Tangan

4-1-2013

Jam 14.00

WIB

1 Mengkaji

tingkat/skala nyeri

DS : klien mengatakan nyeri

kadang-kadang timbul

apabila digunakan untuk

gerak.

DO :

o Skala : 5

27

4-1-2013

Jam 14.15

WIB

4-1-2013

Jam 14.30

WIB

4-1-2013

Jam 14.50

WIB

1

1

1

Menganjurkan

pasien untuk tarik

nafas panjang jika

nyeri timbul

Menjelaskan pada

pasien dan keluarga

tentang penyebab

nyeri

Mengalihkan

perhatian nyeri

o Klien meringis saat

gerak

o Klien kooperatif

DS : klien mengatakan mau

tarik nafas dalam ketika

perut bawaahnya sakit.

DO :

o Klien

mendemonstrasikan

nafas dalam

o Klien kooperatif

DS : klien mengatakan mau

mendengarkan penjelasan

perawat

DO :

o Klien menganggukan

kepala

o Klien kooperatif

DS : klien mengatakan jika

sakit sering digunakan untuk

berbincang-bincang dengan

keluarganya

DO :

o Klien nampak bercakap-

cakap dengan anaknya

o Klien kooperatif

4-1-2013

Jam 15.00

WIB

2 Mengukur GCS. DS : klien mengatakan mau

mengikuti tindakan

keperawatan

28

4-1-2013

Jam 15.30

WIB

4-1-2013

Jam 15.40

WIB

2

2

Memantau TD,

frekuensi dan irama

jantung.

Memantau irama dan

frekuensi pernafasan

adakah dyspnea dan

hyperventilasi.

DO :

o Klien nampak lemas

o GCS : 15

o Klien kooperatif

DS : klien mengatakan

tekanan darahnya tinggi.

DO :

o TD : 160/100

o Klien mendapatkan

terapi captropil

o Tidak ada suara mur-mur

o Klien kooperatif

DS : klien mengatakan tidak

mengalami sesak nafas

DO :

o Tidak sesak

o RR : 24 X/menit

o Klien kooperatif

5-1-2013

Jam 06.00

WIB

5-1-2013

Jam 06.05

WIB

5-1-2013

Jam 06.25

WIB

3

3

3

Mengijinkan klien

untuk memakan

makanan yang dapat

ditoleransi klien

Memberikan

hidangan makanan

nasi

Menganjurkan klien

makan dengan tehnik

porsi kecil tapi sering

DS : klien mengatakan

biasanya makan roti

pemberian anakanya

DO : klien kooperatif

DS : klien mengatakan “ya

pak terima kasih”

DO :

o Klien makan setengah

porsi

o Klien kooperatif

DS : klien mengatakan

biasanya makan roti

pemberian anakanya

29

5-1-2013

Jam 06.40

WIB

3 Menganjurkan

menjaga kebersihan

oral/gosok gigi

DO :

o Klien menganggukan

kepala

o Klien kooperatif

DS : klien mengatakan saya

tadi sudah menggosok gigi

DO : klien kooperatif

5-1-2013

Jam 06.40

WIB

5-1-2013

Jam 07.30

WIB

5-1-2013

Jam 07.50

WIB

5-1-2013

Jam 08.50

WIB

4

4

4

4

Mengkaji tingkat

ansietas klien

Mengkaji tanda-

tanda vital klien

Menganjurkan klien

bersosialisi dengan

klien lainnya

Mengajarkan tehnik

relaksasi nafas

dalam

DS : klien mengatakan

cemas menghadapi operasi

DO :

o Klien nampak pucat saat

membicarakan operasi

o Bicara klien nampak

lebih keras dari biasanya

o Klien kooperatif

DS : klien mengatakan “ya

pak”

DO :

o TD : 150/120 mmHg

Nadi : 80 X/menit

Suhu : 36,5 0C

RR : 24 x/menit

DS : klien mengatakan “ya

pak”

DO :

o Klien menganggukan

kepala

o Klien kooperatif

DS : klien mengatakan

sudah bisa relaksasi nafas

dalam

30

5-1-2013

Jam 09.00

WIB

4 Memberikan

penuyuluhan

kesehatan tentang

penyakitnya

DO :

o Klien

mendemonstrasikan

nafas dalam

o Klien kooperatif

DS : klien mengatakan “ya

pak saya mau

mendengarkan”

DO :

o Klien menganggukkan

kepala

o Klien kooperatif

F. Evaluasi

Nama : Tn. M Ruang : Dahlia

Umur : 46 tahun Dx. Medis : Hernia

No

DX

Tgl/jam Evaluasi Tanda

tangan

1 5-1-2013

Jam 12.00

WIB

S : klien mengatakan masih merakan nyeri saat

bergerak tapi intensitasnya berkurang

O :

o Skala : 3

o Klien masih meringis saat bergerak

o Klien dapat mendemonstrasikan nafas dalam

dan distraksi

o Klien kooperatif

A : masalah teratasi sebagian

P : Lanjutkan intervensi : Kaji tingkat/skala nyeri,

Jelaskan pada pasien dan keluarga tentang

penyebab nyeri, Alihkan perhatian nyeri dan

kolaborasi medis dengan pemberian analgesic.

31

2 5-1-2013

Jam 12.20

WIB

S : klien mengatakan tidak merasakan pusing dan

sesak

O :

o Klien nampak lebih segar

o TD : 180/110 mmHg

o N : 24 X/menit

o Klien kooperatif

A : masalah teratasi sebagaian

P : lanjutkan intervensi : Pantau dan catat status

neurologis sesering mungkin dan bandingkan

normalnya atau standar, Pantau tanda-tanda vital,

Pantau frekuensi dan irama jantung auskultasi

adanya mur-mur serta Pantau irama dan frekuensi

pernafasan adakah dyspnea dan hyperventilasi.

3 6-1-2013

Jam 06.00

WIB

S : klien mengatakan masih sering mual tetapi

makan tetap 3 kali

O :

o Klien menghabiskan porsi 1 piring

o Klien sudah makan roti dari tadi pagi

o Klien kooperatif

A : masalah teratasi sebagaian

P : lanjutkan intervensi : Mengijinkan klien untuk

memakan makanan yang dapat ditoleransi klien,

memberikan hidangan makanan nasi,

menganjurkan klien makan dengan tehnik porsi

kecil tapi sering dan anjurkan menjaga kebersihan

oral/gosok gigi

4 6-1-2013

Jam 06.20

WIB

S : klien mengatakan takut menghadapi operasi

dan masih belum tahu tentang penyakitnya

O :

o Nada bicara klien pelan dan tenang

32

o TD 160/100 mmHg

o Klien tidak bisa menjawab ketika ditanya

tentang penyakitnya

o Klien kooperatif

A : masalah teratasi sebagaian

P : lanjutkan intervensi : mengkaji tingkat ansietas

klien, kaji tanda-tanda vital klien, anjurkan klien

bersosialisi dengan klien lainnya, ajarkan tehnik

relaksasi nafas dalam dan berikan penuyuluhan

kesehatan tentang penyakitnya

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari penulisan makalah ini, penulis dapat mengambil beberapa

kesimpulan yaitu sebagai berikut :

1. Hernia merupakan penonjolan isi perut dari rongga yang hormat melalui

suatu defek pada fasia dan muskuloapaheurotik dinding perut. Baik

secara kongenital atau di dapat yang memberi jalan keluar pada setiap

alat tubuh selain yang biasa melalui dinding tersebut.

2. Penyebab penyakit hernia adalah adanya peningkatan tekanan yang

meninggi pada daerah intraabdomal.

3. Tanda dan gejala hernia

a. Adanya rasa nyeri di daerah abdomen

b. Adanya penonjolan pada daerah yang sakit

c. Adanya rasa panas yang meninggi

d. Peningkatan suhu tubuh karena adanya peradangan

4. Penatalaksanaan

a. Pada hernia inguinalis reducible dan irreducible dilakukan tindakan

bedah efektif karena dilakukan terjadinya komplikasi.

b. Bila terjadi strangulasi tindakan bedah harus dilakukan secepat

mungkin sebelum terjadinya nekrosis usus.

33

B. Saran

1. Kapada mahasisiwa/i, agar memahami lebih jelas tentang penyakit hernia,

sehingga akhirnya pembaca dapat menjaga diri dan waspada terhadap.

2. Untuk perawat, perhatikan perkembangan klien disetiap tindakan

keperawatan, agar perawat lebih memahami kebutuhan klien.

3. Dan untuk klien, setelah perawat memberi penjelasan tentang penyakit

hernia sampai penatalaksanaannya, hendaknya klien dapat bekerja sama

dengan perawat, agar tindakan keperawatan yang dilakukan menjadi lebih

mudah.

DAFTAR PUTAKA

Brunner & Sudarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8, Vol 2, Penerbit Buku Kedokteran. EGC : Jakarta.

Doenges Marillyn. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Alih Bahasa. I Made Kariasa, S.Kp, Yasmin Asih, S.Kp,. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.

Long, Barbara C, 1996. Perawatan Medikal Bedah, Jilid 3, Alih Bahasa Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran, Bandung.

Mansjoer, Arif. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia : Jakarta.

Syamsuhidayat, 1997. Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi Revisi, Alih Bahasa Niluh Gede Yasmin Asih, ECG, Jakarta.

34