kepemimpinan di asean

11

Click here to load reader

Upload: ari-wijanarko-adipratomo-aa

Post on 19-Jun-2015

897 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kepemimpinan di ASEAN

Ari Wijanarko Adipratomo,A.A. 2008231002 Hubungan Internasional di Asia Tenggara Make-Up Paper untuk pengganti kuis

1

Kepemimpinan di ASEAN

Dunia yang kita diami saat ini, khususnya wilayah dimana kita tinggal, Asia Tenggara, telah

mengalami perubahan-perubahan transformatif sejak berdirinya ASEAN pada Agustus 1967.

Politik dengan nuansa “Perang Dingin” pada awal pembentukan ASEAN telah memberikan jalan

untuk terciptanya sebuah difusi politik yang multipolar yang muncul tatkala paham

multilateralisme dan regionalisme telah mendapatkan tempat di hati politisi dunia. Alasan

mengapa hal ini terjadi sebenarnya dapat dipahami dengan analogi yang sangat mudah. Dunia

yang saat ini kita diami telah menyusut seiring dengan makin canggihnya teknologi, khususnya

teknologi komunikasi informasi dan pergerakan manusia. 1

Pada saat yang sama, isu-isu yang melanda dunia saat ini sifatnya semakin transnasional dan

memiliki berbagai sisi yang membutuhkan kerjasama dari seluruh negara untuk mampu

menyelesaikan permasalahan ini. Masalah-masalah yang kita hadapi saat ini termasuk di

dalamnya antara lain krisisi financial dan ekonomi global, persaingan senjata nuklir, terrorisme

dan kejahatan transnasional lainnya, perubahan iklim, keamanan persediaan pangan, lebarnya

jurang pemisah antar kelas dalam pembangunan dan juga kemiskinan.

Asia Tenggara yang memiliki orientasi keluar juga tidak luput terkena dampak dari kekuatan-

kekuatan ekonomi dan politik yang membentuk dunia ini. Asia Tenggara sendiri telah

mengalami banyak perubahan besar akibat perubahan global yang dinamis dan juga

perkembangan regional. Kekuatan “politik besar”, “perang proxy” dan “pemberontakan

komunis” pada 1960 dan 1970 telah menjadikan ASEAN lebih fokus pada upaya memperkuat

ketahanan nasional dan regional. 2

1 Dewi Fortuna Anwar, Indonesia in ASEAN: Foreign Policy and Regionalism (Singapore: St Martin's Press and

Institute of Southeast Asian Studies), 1994. 2. John Funston, "ASEAN: Out of its Depth?", Contemporary Southeast Asia 20, no. 1, (April 1998): 24.

Page 2: Kepemimpinan di ASEAN

Ari Wijanarko Adipratomo,A.A. 2008231002 Hubungan Internasional di Asia Tenggara Make-Up Paper untuk pengganti kuis

2

Namun, setelah lebih dari empat dekade nampaknya ASEAN belum mampu tumbuh menjadi

sebuah organisasi kawasan yang cukup matang. Setelah lebih dari 40 tahun, ASEAN ternyata

belum tumbuh menjadi organisasi kawasan yang matang. Joseph Nye menyebutkan salah satu

ciri kematangan itu adalah adanya pergeseran ketaatan atau loyalitas baru dari setiap negara

anggota kepada suatu kelembagaan baru yang dianggap lebih tinggi. Dari sini jelas terlihat

ASEAN dari awal pembentukannya memang dimaksudkan bukan untuk menjadi organisasi

kawasan yang integratif seperti halnya Uni Eropa. ASEAN lebih merupakan, sesuai namanya,

asosiasi longgar dari sepuluh negara di kawasan.

Meskipun demikian, perlu dicatat selama lebih dari empat dekade itu pula kawasan Asia

Tenggara menikmati tingkat stabilitas politik internasional yang cukup mantap, tanpa timbulnya

konflik dalam skala yang besar ataupun meluas, bahkan di tengah memuncaknya persaingan

militer di era Perang Dingin antara kubu AS dan Uni Soviet sekalipun. Dunia internasional pun

mengakui keberadaan ASEAN sebagai organisasi yang sangat sukses dalam menjaga stabilitas

politik di kawasan.

Penting untuk dicatat bahwa sukses besar ASEAN adalah untuk mencapai keamanan kawasan

adalah dengan berhasilnya ASEAN mencegah Balkanisasi Asia Tenggara. Apakah ASEAN bisa

melampaui prestasi ini masih merupakan pertanyaan terbuka. Krisis mata uang baru-baru ini

telah memiliki beberapa implikasi mendalam bagi kawasan Asia. Indonesia khususnya telah

sangat terpengaruh oleh krisis politik dan ekonomi.

Bila kita teliti lebih mendalam, keberhasilan ASEAN di tingkatan regional dan antar negara

anggota ini ini belum sampai merambah isu-isu lain, terlebih isu-isu yang berkaitan dengan

HAM dan urusan dalam negeri negara anggotanya. Hal ini dapat kita lihat dengan

ketidakefektifan ASEAN untuk menekan pemerintahan Junta Myanmar untuk mematuhi dan

lebih menghormati HAM. Ahmad Dahlan menyatakan bahwa:

Salah satu penjelasan yang bisa diajukan untuk menjawab penyebab kurang efektifnya pengaruh

ASEAN dalam menekan Myanmar mungkin bisa dilihat dari ketiadaan figur yang dapat dianggap sebagai

pemimpin ASEAN. Di masa lalu beberapa kepala negara maupun kepala pemerintahan negara anggota

ASEAN secara bergantian mengambil peran sebagai figur sentral yang dituakan sebagai pemimpin kawasan.

Page 3: Kepemimpinan di ASEAN

Ari Wijanarko Adipratomo,A.A. 2008231002 Hubungan Internasional di Asia Tenggara Make-Up Paper untuk pengganti kuis

3

Perhatian negara anggota lain diarahkan untuk menyesuaikan diri dengan sikap yang diambil sang

pemimpin.3

Saat ini dengan kepemimpinan ASEAN yang masih bergiliran namun hilangnya figure sentral di

ASEAN, maka ASEAN berjalan dengan tidak adanya “informal policing”dari seorang tokoh

sentral. Selama ini kerjasama antarnegara ASEAN tak didasarkan pada sebuah konstitusi formal,

sehingga implementasinya tak efektif. Tak ada peraturan yang begitu ketat dan hanya dilakukan

dengan musyawarah dan mufakat. Bila terdapat seorang tokoh sentral yang mampu mengawal

jalannya kebijakan, maka dia dapat berperan sebagai tokoh yang mampu memberikan sikap

dengan baik untuk membawa arah kebijakan ASEAN dan juga mampu mempengaruhi melalui

karismanya seandainya terdapat kebuntuan atau negara anggota yang tidak “comply” terhadap

kebijakan ASEAN. Dibutuhkan sesosok figure pemimpin ASEAN diluar pimpinan sekretariat

ASEAN yang digilir berdasarkan alphabet setiap tahunnya. 4

Dalam tempo yang cukup lama, negara Indonesia dan mantan Presiden Soeharto dianggap

sebagai pemimpin atau big brother ASEAN5. Dalam setiap persidangan yang digelar, sikap yang

diambil Indonesia pada suatu permasalah pada umumnya kemudian diadopsi menjadi sikap

bersama ASEAN. Indonesia menjadi negara paling berpengaruh di kawasan Asia Tenggara ini,

sehingga tercatat dengan tinta emas dalam sejarah lahirnya APEC, Indonesia adalah yang

kemudian menjadi penentu keberlangsungan gagasan pembentukan organisasi kerja sama

perdagangan bebas di kawasan Asia Pasifik tersebut. APEC terlahir setelah Indonesia secara

terbuka menyatakan dukungannya yang kemudian diamini oleh negara anggota ASEAN lainnya.

Peran krusial Indonesia menjadi redup seiring dengan datangnya hantaman badai krisis moneter

yang meluluhlantakkan fondasi perekonomian Indonesia, yang kemudian diikuti dengan

lengsernya Soeharto sebagai presiden. Pada masa itu Perdana Menteri Singapura Lee Kuan Yew

3 Ahmad Dahlan, Regenerasi Kepemimpinan ASEAN dan Krisis Politik di Myanmar http://www.suarapembaruan.com/News/2007/10/11/Editor/edit02.htm 4 www.aseansec.org/AC-Indonesia.pdf 5 Ahmad Dahlan, Regenerasi Kepemimpinan ASEAN dan Krisis Politik di Myanmar http://www.suarapembaruan.com/News/2007/10/11/Editor/edit02.htm

Page 4: Kepemimpinan di ASEAN

Ari Wijanarko Adipratomo,A.A. 2008231002 Hubungan Internasional di Asia Tenggara Make-Up Paper untuk pengganti kuis

4

adalah pemimpin ASEAN yang sering kali secara tandem beriringan dengan Soeharto dalam

mewarnai keputusan-keputusan yang diambil ASEAN.

Tercatat kemudian Perdana Menteri Malaysia Mahathir Muhammad mengambil alih peran yang

ditinggalkan Soeharto itu. Dengan gaya khas dan dalam kemasan yang sangat berbeda, Mahathir

untuk beberapa waktu lamanya mencuri perhatian, bukan saja di tingkat kawasan Asia Tenggara,

namun juga dianggap mewakili Asia dan dunia Islam. 6

Ketika iklim demokrasi semakin bersemi di kawasan dan Indonesia sebagai negara terbesar juga

mengalami reformasi dan berubah menjadi negara demokrasi terbesar ketiga dunia, semakin sulit

menemukan lagi pola lama yang dapat mengantar seorang figur menjadi pemimpin ASEAN.

Biasanya seorang tokoh politik yang mampu dituakan atau mampu dijadikan figure sentral di

ASEAN adalah seorang kepala negara/pemerintahan yang telah cukup senior dan berpengalaman

cukup lama dalam memimpin suatu negara. Namun dalam suasana demokratis, semakin sulit

bagi seorang pemimpin suatu negara bertahan lama di pucuk pimpinan. Untuk itu dibutuhkan

kriteria baru guna merumuskan kepemimpinan kawasan tersebut. Kriteria yang umumnya

dipakai guna mengukur tingkat kepemimpinan adalah pertumbuhan ekonomi yang cukup steady

dan tinggi. 7

Dalam hal itu, negara Singapura seharusnya paling tepat meraih tonggak kepemimpinan baru

sebagai pemimpin ASEAN. Namun aspek tersebut tidak didukung aspek lain seperti besaran

demografi dan geografis Singapura serta gaya kepemimpinan PM Singapura pada saat itu, Lee

Hsien Loong yang tidak sekarismatis Lee Kuan Yew. Thailand dengan PM Thaksin Shinawatra

yang flamboyan semula dianggap akan muncul sebagai pemimpin baru di ASEAN. Namun,

dengan terjadinya kudeta pada September 2006, peluangnya hilang dan reputasi Thailand sebagai

negara ASEAN yang paling cepat pulih dari krismon tertutupi peristiwa kudeta tersebut.

6 Ahmad Dahlan, Regenerasi Kepemimpinan ASEAN dan Krisis Politik di Myanmar

http://www.suarapembaruan.com/News/2007/10/11/Editor/edit02.htm 7 Jusuf Wanandi, "Good Governance, Domestic and Regional Stability: Agenda for the Future", Indonesia Quarterly

26, no. 2 (1998): 96.

Page 5: Kepemimpinan di ASEAN

Ari Wijanarko Adipratomo,A.A. 2008231002 Hubungan Internasional di Asia Tenggara Make-Up Paper untuk pengganti kuis

5

Uraian di atas membawa kita melihat prospek Indonesia di bawah Presiden Yudhoyono untuk

meraih kepemimpinan ASEAN kembali. Indonesia dengan modal komposisi demografis dan

geografisnya saja sesungguhnya secara alami akan tampil sebagai pemimpin kawasan. Jumlah

penduduknya yang mencapai 220 juta jiwa dan panjang garis pantai sebagai penanda luas

wilayah teritorial, membuat Indonesia satu-satunya negara yang memiliki perbatasan langsung

maupun tidak langsung dengan seluruh negara anggota di kawasan Asia Tenggara. Namun tak

kunjung rampungnya Indonesia memulihkan diri dari keterpurukan ekonomi pascakrismon

membuat Indonesia terkesan "minder" tampil kembali di pucuk pimpinan.

Meskipun demikian ada beberapa faktor yang dapat dijadikan sebagai indikasi untuk kembalinya

Indonesia menjadi pemimpin di kawasan Asia Tenggara. Faktor Pertama, figur Presiden

Yudhoyono. Sebagai presiden pertama yang terpilih dalam pemilihan langsung, Yudhoyono

adalah presiden dengan legitimasi paling solid di kawasan. Secara kebetulan, meski berlatar

belakang militer, ia juga menyandang gelar akademis tertinggi yang diperolehnya dengan jalur

program umum pendidikan tingkat doktoral. Perpaduan latar belakang militer dan intelektual

tersebut masih dilengkapi dengan gaya pembawaan dan perilaku yang khas serta kefasihan dalam

berkomunikasi dengan bahasa internasional, menjadikannya paling tepat tampil sebagai

pemimpin ASEAN.

Faktor Kedua, Indonesia sebagai salah satu negara pendiri ASEAN (founding Fathers) telah

muncul dengan serangkaian inisiatif baru yang segar dan kreatif yang memicu gerak dinamis

ASEAN menuju tingkatan kematangan sebagai organisasi kawasan. Gagasan ASEAN

Community yang secara monumental dicanangkan pada KTT Bali 2003 secara tidak langsung

menjadikan Indonesia kembali pada driving seat yang mampu mengemudikan kebijakan

ASEAN.8

Indonesia tercatat sebagai negara yang menggagas terbentuknya pilar paling krusial dalam

guliran proses ASEAN Community tersebut, yaitu ASEAN Security Community.

Kepemimpinan Indonesia terasa semakin menonjol dalam proses penyusunan Piagam ASEAN

8 http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/pembangunan-komunitas-asean/

Page 6: Kepemimpinan di ASEAN

Ari Wijanarko Adipratomo,A.A. 2008231002 Hubungan Internasional di Asia Tenggara Make-Up Paper untuk pengganti kuis

6

(ASEAN Charter) yang kelak menjadikan ASEAN organisasi kawasan yang lebih solid dan

memiliki konstitusi sebagai landasan aturan main dalam berorganisasi bagi anggotanya.

Ketiga, Indonesia sebagai tuan rumah dari kantor Sekretariat ASEAN menjadikan Jakarta

otomatis menjadi tempat dilahirkannya keputusan-keputusan penting ASEAN. Tak ubahnya

dengan Kota New York sebagai kota tempat gedung sekretariat PBB berada.

Keuntungan Indonesia dalam meraih kepemimpinan ASEAN tentunya adalah imbas ikutan yang

kemudian akan menaikkan bobot Indonesia di mata dunia yang secara tidak langsung pada

gilirannya nanti akan membuat Indonesia menjadi negara yang lebih disegani dan dihormati

dalam pergaulan internasional. Untuk itu dalam menyikapi krisis politik di Myanmar, Indonesia

harus lebih proaktif menggerakkan mesin ASEAN agar menjalankan fungsinya selaku organisasi

kawasan yang mampu memberikan pengaruhnya guna menjaga stabilitas kawasan.

Beberapa hal lain yang harus kita tinjau sebagai indikator mulai siapnya Indonesia meresume

kepemimpinannya di Asia Tenggara antara lain: Selama satu dekade ini, setelah kejatuhan

Presiden Suharto, Indonesia sudah berhasil menghilangkan kediktatoran militer dan

membangkitkan demokrasi. Indonesia sudah memberikan kebebasan kepada persnya,

mengembalikan kaum militer ke baraknya dan melakukan 3 pemilu yang sukses selama 8 tahun

ini belakangan ini.

Indonesia juga sudah merubah sistem sentralisasi yang berpusat di di Jakarta menjadi sistem

desentralisasi yang berpusat di pemerintah provinsi, Indonesia sudah berhasil mengakhiri 30

tahun perang sipil di Aceh, menekan kekerasan berdasarkan agama serta secara drastis

mengurangi tingkat kejahatan Terorisme. Walaupun terjadi krisis finansial global, ekonomi

Indonesia masih diharapkan meningkat 3 hingga 4 persen per tahun, hal ini membuat Indonesia,

bersama dengan China dan India, menjadi salah satu dari sedikit negara yang meningkat

pertumbuhan ekonominya tahun ini. Untuk benar-benar bisa menghargai prestasi Indonesia yang

sudah diakui dunia, kita harus melihat bagaimana negara ini sudah berubah dalam waktu yang

cukup singkat. Setelah kejatuhan Suharto, terjadi kerusuhan etnik, agama kemudian terjadi

gerakan separatis yang mebuat hampir 1 juta orang kehilangan rumah. Setalah Timor timur

Page 7: Kepemimpinan di ASEAN

Ari Wijanarko Adipratomo,A.A. 2008231002 Hubungan Internasional di Asia Tenggara Make-Up Paper untuk pengganti kuis

7

mendapatkan kemerdekaannya pada tahun 1999, Aceh dan Papua di satu sisi berusaha untuk

menjadi negara sendiri.

Gambaran lama tentang Indonesia sebagai sebuah negara yang kacau dan selalu mengalami

bencana alam dari satu bencana ke bencana lain, sudah menjadi pandangan yang usang. Seperti

yang diucapkan seorang ahli, Andrew Mac Intyre dan Douglas Ramage : “ Indonesia sekarang

adalah sebuah Negara yang stabil, kompetitif, berdemokrasi dan memainkan peran yang

konstruktif dalam hubungan internasional.”9

Arti pentingnya ASEAN bagi Indonesia juga disebut dalam survei CSIS tentang sikap generasi muda

Indonesia dalam memandang ASEAN. Survei ini menyebutkan, ASEAN dinilai positif bagi kepentingan

nasional Indonesia yang sekaligus menjadi prioritas yang lebih tinggi dibandingkan kepentingan bersama

dalam tatanan regional (Sutopo, 1988). 10

Selain faktor sejarah Indonesia yang menjadi salah satu negara pendiri ASEAN, kepemimpinan Indonesia

di ASEAN juga menjadi indikator penting kiprah Indonesia di tingkat Asia Tenggara.

Secara umum banyak orang menilai pengaruh Indonesia di Asia Tenggara masih lemah. Mayoritas

responden menganggap pengaruh Indonesia di bidang politik, ekonomi, militer, teknologi, diplomasi, dan

sosial-budaya di tingkat Asia Tenggara belum cukup kuat menandingi Singapura, yang menurut sebagian

besar responden (51,7 persen)11

dianggap sebagai negara paling unggul di Asia Tenggara.

Lebih dari separuh responden (56,5 persen)12

melihat posisi ASEAN di dunia internasional semakin besar.

Namun, di sisi yang lain, sebagian besar responden melihat ASEAN masih belum mampu mengimbangi

kekuatan negara-negara Barat atau organisasi kawasan lain di dunia, baik di bidang politik, ekonomi,

maupun militer.

9 Andrew Macintyre The power of institutions: political architecture and governance. 10 http://hadi-oke.tripod.com/id22.html 11

Ibid 12

Ibid

Page 8: Kepemimpinan di ASEAN

Ari Wijanarko Adipratomo,A.A. 2008231002 Hubungan Internasional di Asia Tenggara Make-Up Paper untuk pengganti kuis

8

Masih minimnya posisi tawar ASEAN di dunia internasional tidak lepas dari kondisi internal negara-

negara anggota ASEAN, termasuk di dalamnya adalah soal kekompakan dan soliditas antarnegara

anggota ASEAN, yang menurut separuh lebih responden (59,2 persen) masih belum kuat.

Bagaimana pilihan Indonesia dalam memainkan perannya di dunia, sangat mempengaruhi masa

depan Asia tenggara. Karena tetangga-tetangga Indonesia belajar, bahwa ternyata lebih sulit

untuk mengendalikan sebuah negara demokrasi yang dinamis dibandingkan dengan sebuah

Negara dengan kepemimpinan diktatorial.

Ada kekhawatiran pada saat itu bahwa nasib Indonesia akan sama seperti Yugoslavia yang

terpecah-pecah menjadi Negara sendiri-sendiri. Singapura, Malaysia dan Negara-negara tetangga

lainnya belajar untuk beradaptasi, hidup dengan ketakutan dan ketidakmenentuan akan adanya

arus imigran dan pengungsi Indonesia yang tidak terkontrol.

Peranan Presiden Yudhoyono pun disini sangat vital. Presiden SBY merupakjan salah satu

pemimpin ASEAN yang sudah mendapat reputasi karena ketulusan hatinya. Walaupun dia

terkenal sebagai seorang yang ragu-ragu dalam mengambil tindakan, rakyat Indonesia sangat

menghargai usahanya untuk memberantas korupsi, mengontrol pengeluaran Negara, dan

memberi subsidi kepada orang miskin dengan bantuan uang tunai sebagai kompensasi kenaikan

BBM.

Komunitas Internasional juga sangat menyambut baik dan menghargai performanya dalam

memimpin Indonesia. Presiden AS Barrack Obama, bahkan berkata bahwa Indonesia adalah

contoh untuk dunia Islam. Indonesia ikut serta dalam pertemuan G20 di Washington tahu lalu

untuk mendiskusikan krisi ekonomi global dan financial. Bahkan laporan Morgan Stanley

berkata bulan lalu bahwa Indonesia seharusnya dimasukkan kedalam group BRIC

(Brazil,Rusia,India dan China) yang merupakan kelompok Negara dengan pertumbuhan ekonomi

tercepat di dunia.13

13 Morgan Stanley. BRIC Should Include Indonesia, Morgan Stanley Says. http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=20601080&sid=a31Sp.fWxG1A

Page 9: Kepemimpinan di ASEAN

Ari Wijanarko Adipratomo,A.A. 2008231002 Hubungan Internasional di Asia Tenggara Make-Up Paper untuk pengganti kuis

9

Ironinya, Keberhasilan dan kesuksesan Indonesia membangkitkan kemungkinan lain akan

ketidakmmenentuan di kawasan Asia tenggara, yang berpusat pada kemungkinan bagaimana

Indonesia menempatkan prestasi dan pengaruh besar yang diperolehnya di kawasan ini.

Karena Indonesia, sudah berhasil mengangkat standar hidup 240 juta orang Indonesia, tentu saja

secara logika Indonesia akan mecoba untuk mengambil secara de facto kepemimpinan ASEAN,

posisi yang sampai sekarang kosong sejak kejatuhan Suharto. Tapi walaupun begitu, Indonesia

sebagai sebuah Negara yang berdemokrasi, yang diperkuat oleh transformasinya yang cepat, dan

berniat untuk menyebarkan nilai-nilai demokrasinya ke Negara ASEAN lainnya, mendapat

banyak hambatan dan tantangan dari sesama anggota ASEAN.14

Contohnya, ketika Indonesia mencoba untuk memasukkan sebuah draft tentang hak asasi

manusia dalam kepengurusan ASEAN. Indonesia selama ini berada di posisi terdepan dalam

usaha untuk memasukkan sebuah ketentuan yang bertujuan untuk melindungi hak asasi manusia

575 juta orang yang tinggal di Asia tenggara, sesuai dengan norma internasional yang berlaku.

Tapi hal ini tentu saja berlawanan dengan kebijakan pemerintah beberapa anggota ASEAN

lainnya. karena keputusan ASEAN diambil atas dasar konsensus, tentu saja suara terbanyaklah

yang menang.15

Bapak Umar Hadi, Direktur Jendral untuk Diplomasi Publik di kemeterian luar negeri berkata

baru-baru ini kepada pers : “Indonesia saat ini bukan lagi Indonesia pada zaman Suharto,

Sekarang Indonesia adalah Indonesia yang baru”

Sampai kapan Indonesia mampu untuk toleran dan sabar , kita sama sekali tidak tahu. Tapi sudah

ada tanda-tanda bahwa beberapa orang Indonesia mulai tidak sabar akan penolakan Negara

ASEAN lain atas usaha Indonesia menyebarkan nilai-nilai demokrasi.

Dr. Rizal Sukma, direktur eksekutif dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) di

Jakarta, mendorong pemerintah Indonesia untuk mendesak Negara ASEAN lain tentang berbagai

14

Barry Wain , Indonesia may outgrowing ASEAN. http://beritabaikdariindonesia.blogspot.com/2009/07/indonesia-mungkin-saja-menguasai-asean.html 15

Ibid

Page 10: Kepemimpinan di ASEAN

Ari Wijanarko Adipratomo,A.A. 2008231002 Hubungan Internasional di Asia Tenggara Make-Up Paper untuk pengganti kuis

10

macam issue, terutama pertanyaan mendasar mengenai “kebebasan dan hak asasi manusia”

Indonesia, dia berkata, perlu memulai untuk merumuskan kembali aturan ASEAN”.16

Peranan ASEAN untuk Indonesia Peranan ASEAN untuk Indonesia, sejak awal berdirinya ASEAN, Indonesia telah mempromosikan suatu

bentuk kehidupan masyarakat regional di Asia Tenggara yang menjunjung tinggi nilai-nilai saling

menghormati, tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain, penolakan penggunaan kekerasan serta

konsultasi dan mengutamakan konsensus dalam proses pengambilan keputusan. Indonesia juga memiliki

peran penting dalam pembentukan beberapa perjanjian dan modalitas di ASEAN antara lain Declaration

on Zone of Peace, Freedom, and Neutrality (ZOPFAN, 1971), ASEAN Concord (1976), ASEAN

Declaration on South China Sea (1992), ASEAN Regional Forum (ARF, 1995) dan ASEAN Community

(2003)

Walaupun terdapat perbedaan budaya, kondisi geografis, sistem politik dan tingkat kesejahteraan, negara-

negara anggota ASEAN telah menunjukan kesamaan etikad dalam mengutamakan kerja sama untuk

mencapai keuntungan dan kemakmuran bersama. Berdasarkan hal ini, diplomasi luar negeri Indonesia di

era globalisasi harus dapat membangun dan memelihara kerja sama yang lebih luas dan efektif untuk

memperoleh kemajuan yang subtantif dalam penyelesaian konflik dan integrasi ekonomi di kawasan Asia

Tenggara.

Berdasarkan kondisi alamnya, kemampuan ekonomi dan kemauan politiknya untuk bergabung dalam

proses regional, Indonesia akan terus memainkan peran strategis demi kemajuan dan terciptanya integrasi

ASEAN. Peranan Indonesia di Asia Tenggara diperkuat dengan partisipasinya untuk menyelesaikan

konflik di Kamboja dan Filipina Selatan serta ikut menjadi anggota dalam pasukan perdamaian PBB.

Indonesia juga memiliki inisiatif untuk melaksanakan diplomasi kemanusiaan dan turut serta dalam

proses pembentukan Masyarakat Asia Timur.

16

Mohammad Anthoni, Indonesia, Gawang Demokrasi ASEAN. http://www.untad.ac.id/index.php?option=com_content&task=view&id=45&Itemid=1

Page 11: Kepemimpinan di ASEAN

Ari Wijanarko Adipratomo,A.A. 2008231002 Hubungan Internasional di Asia Tenggara Make-Up Paper untuk pengganti kuis

11

Daftar Pustaka

Anthoni, Mohammad. 2009. Indonesia, Gawang Demokrasi ASEAN. Diakses Pada 21 April 2010. http://www.untad.ac.id/index.php?option=com_content&task=view&id=45&Itemid=1

Anwar, Dewi Fortuna. 1994. “Indonesia in ASEAN: Foreign Policy and Regionalism”.Singapore: St

Martin's Press and Institute of Southeast Asian Studies.

Dahlan, Ahmad. 2007. Regenerasi Kepemimpinan ASEAN dan Krisis Politik di Myanmar. Suara

Pembaruan Online Diakses pada 21 April 2010.

http://www.suarapembaruan.com/News/2007/10/11/Editor/edit02.htm.

Pushpanathan, S. “Leadership for a New ASEAN in the 21st Century”.2009.ASEAN Secretariat. Diakses

pada 22 April 2010. http://www.aseansec.org/Speech-DSG-National-Resilience-Institute-

ASEAN-Leadership-Model-To-Strengthen-ASEAN-Community.pdf

Funston, John. 1998. "ASEAN: Out of its Depth?", Contemporary Southeast Asia 20, no. 1 (April)

Indonesia's role in ASEAN: the end of leadership? . Diakses Pada 22 April 2010

http://findarticles.com/p/articles/mi_hb6479/is_2_21/ai_n28737296/

Ketentuan ASEAN. Diakses pada 22 April 2010. www.aseansec.org/AC-Indonesia.pdf

Macintyre, Andrew.2003. The power of institutions: political architecture and governance. New York:

Cornell University Press.

“Pembangunan Komunitas ASEAN”. Diakses pada 22 April 2010.

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/04/pembangunan-komunitas-asean/

Stanley, Morgan. 2008. “BRIC Should Include Indonesia, Morgan Stanley Says.” Diakses pada 23 April 2010. http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=20601080&sid=a31Sp.fWxG1A

Wain, Barry.2009. Indonesia may outgrowing ASEAN. Diakses pada 22 April 2010.

http://beritabaikdariindonesia.blogspot.com/2009/07/indonesia-mungkin-saja-menguasai-asean.html

Wanandi, Jusuf. 1998. "Good Governance, Domestic and Regional Stability: Agenda for the Future",

Indonesia Quarterly 26, no. 2 (1998).