kepemimpinan

17
PEMBAHASAN 1. Pengertian Kepemimpinan Kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya, untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok. 2. Teori Munculnya Pemimpin/Kepemimpinan Berikut ini adalah beberapa teori tentang munculnya seorang pemimpin: a. Teori Genetis (Hereditary Theory) - Leaders are born, not made. Seseorang bisa menjadi pemimpin karena kelahirannya. Sejak ia lahir, bahkan sejak ia di dalam kandungan, ia telah ditakdirkan untuk menjadi pemimpin. Pelbagai pengalaman dalam hidupnya akan semakin melengkapinya untuk menjadi pemimpin di kemudian hari. Teori ini mengatakan bahwa seseorang dapat menjadi pemimpin karena keturunan. Karena orang tuanya menjadi pemimpin, maka anaknya juga menjadi pemimpin. Kalau orang tuanya dulu tidak menjadi pemimpin, maka dipandangnya orang tidak cakap menjadi pemimpin. Teori ini biasanya dianut dan hidup di kalangan kaum bangsawan. Misalnya di Yogyakarta yang dapat menjadi Sultan (Kepala Daerah 1

Upload: nandya-indah-pratami

Post on 16-Jan-2016

50 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kepemimpinan

TRANSCRIPT

Page 1: KEPEMIMPINAN

PEMBAHASAN

1. Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpnan merupakan kemampuan mempengaruhi orang lain, bawahan atau

kelompok, kemampuan mengarahkan tingkah laku bawahan atau kelompok, memiliki

kemampuan atau keahlian khusus dalam bidang yang diinginkan oleh kelompoknya,

untuk mencapai tujuan organisasi atau kelompok.

2. Teori Munculnya Pemimpin/Kepemimpinan

Berikut ini adalah beberapa teori tentang munculnya seorang pemimpin:

a. Teori Genetis (Hereditary Theory) - Leaders are born, not made. 

Seseorang bisa menjadi pemimpin karena kelahirannya. Sejak ia lahir, bahkan

sejak ia di dalam kandungan, ia telah ditakdirkan untuk menjadi pemimpin.

Pelbagai pengalaman dalam hidupnya akan semakin melengkapinya untuk

menjadi pemimpin di kemudian hari. Teori ini mengatakan bahwa seseorang

dapat menjadi pemimpin karena keturunan. Karena orang tuanya menjadi

pemimpin, maka anaknya juga menjadi pemimpin. Kalau orang tuanya dulu

tidak menjadi pemimpin, maka dipandangnya orang tidak cakap menjadi

pemimpin. Teori ini biasanya dianut dan hidup di kalangan kaum bangsawan.

Misalnya di Yogyakarta yang dapat menjadi Sultan (Kepala Daerah Istimewa

Yogyakarta) hanyalah keturunan Sultan Yogya saja. Seseorang bisa menjadi

pemimpin karena mewarisi posisi atau jabatan kepemimpinan dari orang

tuanya. Teori ini biasanya berlaku pada zaman dinasti kekaisaran atau

kerajaan. Kadang-kadang yang bersangkutan tidak memenuhi syarat untuk

bisa menjadi pemimpin, tetapi karena ketentuan dinasti itulah, maka ia tetap

bisa menjadi pemimpin. Tidak heran jika kemudian timbul pelbagai masalah

akibat ketidak-mampuan tersebut.

b. Teori Kejiwaan/ Sosial - Leaders are made, not born.

Seseorang bisa menjadi pemimpin karena pembentukan. Jika ia memiliki

keinginan yang kuat, sekalipun ia tidak dilahirkan sebagai seorang pemimpin,

ia bisa menjadi seorang pemimpin yang efektif. Pemimpin yang baik

mengembangkan dirinya melalui proses tiada henti baik dalam belajar

1

Page 2: KEPEMIMPINAN

mandiri, pendidikan, pelatihan, dan pengalaman. Pada hakikatnya semua

orang sama dan dapat menjadi pemimpin. Tiap-tiap orang mempunyai bakat

untuk menjadi pemimpin, hanya saja memiliki kesempatan atau tidak.

c. Teori Ekologi

Teori ini timbul sebagai reaksi terhadap teori genetis dan teori kejiwaan/ sosial

yang pada intinya berarti bahwa seseorang hanya akan berhasil menjadi

seorang pemimpin yang baik apabila pada waktu lahir telah memiliki bakat

kepemimpinan, dan bakat tersebut kemudian dikembangkan melalui proses

pendidikan yang teratur dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkan

untuk mengembangkan lebih lanjut bakat-bakat yang memang telah

dimilikinya itu. Kalau teori genetis berpendapat, bahwa orang menjadi

pemimpin karena memang sudah ditakdirkan dan teori kejiwaan/ sosial

mengemukakan bahwa kepemimpinan itu bukan ditakdirkan, akan tetapi

dibentuk oleh pengaruh lingkungan, maka teori ekologis mengakui kedua-

duanya, artinya bahwa seseorang itu hanya akan bisa menjadi pemimpin yang

baik apabila pada waktu lahir telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan dan

bakat-bakat itu kemudian diasah melalui pendidikan.

3. Teori-teori Kepemimpinan

a. Teori Sifat

Teori ini bertolak dari dasar pemikiran bahwa keberhasilan seorang pemimpin

ditentukan oleh sifat-sifat, perangai atau ciri-ciri yang dimiliki pemimpin itu.

Atas dasar pemikiran tersebut timbul anggapan  bahwa untuk menjadi seorang

pemimpin yang berhasil, sangat ditentukan oleh kemampuan pribadi

pemimpin. Dan kemampuan pribadi yang dimaksud adalah kualitas seseorang

dengan berbagai sifat, perangai atau ciri-ciri di dalamnya. Walaupun teori sifat

memiliki berbagai kelemahan (antara lain: terlalu bersifat deskriptif, tidak

selalu ada relevansi antara sifat yang dianggap unggul dengan efektivitas

kepemimpinan) dan dianggap sebagai teori yang sudah kuno, namun apabila

kita renungkan nilai-nilai moral dan akhlak yang terkandung didalamnya

mengenai berbagai rumusan sifat, ciri atau perangai pemimpin; justru sangat

diperlukan oleh kepemimpinan yang menerapkan prinsip keteladanan.

2

Page 3: KEPEMIMPINAN

b. Teori Perilaku

Dasar pemikiran teori ini adalah kepemimpinan merupakan perilaku seorang

individu ketika melakukan kegiatan pengarahan suatu kelompok ke arah

pencapaian tujuan. Pada sisi lain, perilaku pemimpin menurut model

leadership continuum pada dasarnya ada dua yaitu berorientasi kepada

pemimpin dan bawahan. Sedangkan berdasarkan model grafik kepemimpinan,

perilaku setiap pemimpin dapat diukur melalui dua dimensi yaitu perhatiannya

terhadap hasil/tugas dan terhadap bawahan/hubungan kerja. Kecenderungan

perilaku pemimpin pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari masalah fungsi

dan gaya kepemimpinan (JAF.Stoner, 1978:442-443)

c. Teori Situasional

Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori situasional ditentukan oleh ciri

kepemimpinan dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan

situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang dihadapi dengan

memperhitungkan faktor waktu dan ruang. Efektivitas kepemimpinan

seseorang ditentukan oleh kemampuan “membaca” situasi yang dihadapi dan

menyesuaikan gaya kepemimpinannya agar cocok dengan dan mampu

memenuhi tuntutan situasi tersebut. Penyesuaian gaya kepemimpinan

dimaksud adalah kemampuan menentukan ciri kepemimpinan dan perilaku

tertentu karena tuntutan situasi tertentu.

4. Tipologi Kepemimpinan

Tipologi kepemimpinan merupakan tipe-tipe kepemimpinan lain yang ada disekitar

kita, berikut adalah tipe kepemimpinan menurut (Siagian,1997):

a. Tipe Otokratis

Menganggap organisasi sebagai milik pribadi.

Mengidentikkan tujuan pribadi dengan tujuan organisasi.

Menganggap bawahan sebagai alat semata-mata.

Tidak mau menerima kritik, saran dan pendapat.

Terlalu tergantung kepada kekuasaan formalnya.

Dalam menggerakan bawahannya sering menggunakan pendekatan

yang mengandung unsur paksaan dan bersifat menghukum.

b. Tipe Demokratis

3

Page 4: KEPEMIMPINAN

Tidak berfikiran bahwa pemimpin adalah manusia mulia yang harus

dihormati dan sebagainya.

Menyingkronisasikan kepentingan dan tujuan organisasi dengan

kepentingan dan tujuan pribadi bawahannya.

Senang menerima saran dan kritik.

Mengedepankan kerjasama atau teamwork.

Memberikan kebebasan bawahannya untuk melakukan kesalahan dan

kesempatan untuk bawahannya memperbaiki kesalahannya tersebut

dengan kebijakan tertentu.

Selalu berusaha untuk menjadikan bawahannya lebih sukses.

Berusaha mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai pemimpin.

c. Tipe Militeris

Menggunakan perintah dalam menggerakan bawahannya.

Senang menggunakan jabatan dan pangkat dalam memberikan

perintah.

Menuntut displin yang tinggi dan melebih-lebihkan formalitas.

Sukar menerima kritikan.

Menggemari upacara untuk berbagai keadaan.

d. Tipe Paternalistis

Menganggap bawahannya tidak dewasa.

Bersikap terlalu melindungi.

Jarang memberi kesempatan kepada bawahannya untuk mengambil

inisiatif dan mengembangkan kreasinya.

Sering bersikap sok tahu yang berlebihan.

e. Tipe Karismatik

Tipe kepemimpinan ini tidak dapat dijelaskan secara nyata karena pemimpin

yang disukai karena karismanya cenderung tidak memiliki patokan khusus

dalam mencirikan apa yang disukai dari sifat kepemimpinan dengan tipe ini.

Karisma seorang pemimpin  biasanya tercipta secara alami dari sikap pribadi

pemimpin tersebut.

5. Pemimpin Versus Manajer

4

Page 5: KEPEMIMPINAN

Kita adalah pemimpin. Setidaknya kita adalah pemimpin bagi diri sendiri. Ungkapan

diatas tentu sering kita dengar.  Begitu juga dalam dunia bisnis, tanpa adanya

pemimpin tentu sebuah perusahaan tidak akan jalan. Warren Bennis dalam bukunya

berjudul On Becoming Leader,  menjelaskan perbedaan peran antara manager dan

pemimpin sebagai berikut:

a. Manager mengelola sedangkan pemimpin menginovasi

b. Manager adalah tiruan sediangkan pemimpin orisinal

c. Manager mempertahankan pemimpin mengembangkan

d. Manager berfokus pada sistem dan struktur sedangkan pemimpin fokus kepada

orang

e. Manager bergantung kepada pengawasan sedangkan pemimpin

membangkitkan kepercayaan (bawahan)

f. Manager melihat jangka pendek sedangkan pemimpin melihat perspektif

jangka panjang

g. Manager bertanya kapan dan bagaimana sedangkan pemimpin bertanya apa

dan mengapa

h. Manager melihat hasil pokok sedangkan pemimpin menatap masa depan

i. Manager meniru sedangkan pemimpin melahirkan

j. Manager menerima status quo sedangkan pemimpin menantangnya

k. Manager adalah prajurit yang baik sedangkan pemimpin adalah dirinya sendiri

l. Manager melakukan hal-hal dengan benar sedangkan pemimpin melakukan

hal-hal yang benar

Dari perbedaan diatas kita bisa mengambil kesimpulan bahwa seorang Manager hanya

berurusan dengan benda-benda, struktur, sistem dan efisiensi. Sedangkan seorang

Pemimpin berurusan dengan efektivitas, orang, memberdayakan dan menyalurkan

potensi yang dimiliki oleh orang lain. Berdasarkan sumber kekuasaan yang diperoleh,

seorang manajer dipilih melalui jalur formal (seperti dipilih oleh komisaris atau

direktur) dengan dasar yuridis yang dimiliki. Artinya seseorang dapat menjadi

manajer jika mempunyai dasar yuridis yaitu adanya surat keputusan atau surat

pengangkatan.Sedangkan pemimpin (leader) kekuasaan yang dimiliki berdasarkan

kontrak sosial dengan anggota atau bawahan. Berkaitan dengan bawahan, manajer

memiliki bawahan yang biasanya disebut sebagai staf atau karyawan yang memiliki

posisi formal dalam struktur hierarki organisasi. Bawahan atau karyawan menuruti

perintah-perintahmya, karena takut dikenakan hukuman oleh manajer. Sedangkan

5

Page 6: KEPEMIMPINAN

Pemimpin (leader) memiliki bawahan yang biasanya disebut sebagai pengikut.

Bawahan atau pengikut menjalankan perintah dari pimpinan (leader) atas dasar

kewibawaan pemimpin terhadap bawahan atau pengikutnya karena kecakapan dan

kemampuan serta perlakuannya yang baik.

6. Peran Pemimpin

Menurut Henry Mintzberg, peran pemimpin adalah:

a. Peran hubungan antar perorangan, dalam kasus ini fungsinya sebagai

pemimpin yang dicontoh, pembangun tim, pelatih, direktur, mentor konsultasi.

b. Fungsi Peran informal sebagai monitor, penyebar informasi dan juru bicara.

c. Peran Pembuat keputusan, berfungsi sebagai pengusaha, penanganan

gangguan, sumber alokasi, dan negosiator

7. Pemimpin yang Efektif

Ciri-ciri kepemimpinan yang efektif menurut Keith Davis memiliki 4 hal, yaitu:

a. Intelegensinya tinggi (intellegence), seorang pemimpin harus memiliki tingkat

intelegensi yanglebih tinggi dari bawahannya.

b. Kematangan jiwa sosial (social maturity and breadth) Pemimpin biasanya

memiliki  perasaan/jiwa yang cukup matang dan mempunyai kepentingan serta

perhatian yang cukup  besar terhadap bawahannya.

c. Motivasi terhadap diri dan hasil (inner motivation and achievment drives) Para

pemimpin senantiasa ingin membereskan segala sesuatu yang menjadi tugas

dan tanggung jawabnya.

d. Menjalin hubungan kerja manusiawi (human relation attides) Pemimpin harus

dapat  bekerja secara efektif dengan orang lain atau dengan bawahannya

8. Faktor yang Mempengaruhi Fungsi Kepemimpinan

Menurut Teori Perilaku untuk menentukan faktor-faktor yang menentukan perilaku

atau gaya kepemimpinan pada hakekatnya berhubungan dengan gaya pemimpin

tersebut berhubungan dengan bawahan. Hubungan antara pemimpin dengan bawahan

tersebut dapat bersifat (1) berorientasi pada tugas (task oriented sryle) dan (2)

berorientasi pada bawahan (employee oriented style). Selanjutnya yang dimaksud

perilaku kepemimpinan dalam adalah sifat pemimpin, dan dari perilaku (gaya)

pemimpin yang bersangkutan dalam mempengaruhi orang lain yang menjadi

6

Page 7: KEPEMIMPINAN

bawahannya untuk mencapai target atau sasaran perusahaan yang menjadi

tanggungjawabnya. Untuk lebih mengarahkan tentang pengertian kepemimipinan

yang dimaksud dalam penelitian ini, maka kiranya diperlukan suatu pengertian

kepemimpinan pendidikan. Hal ini diharapkan dapat mempermudah untuk memahami

secara mendalam dan lebih khusus mengenai kepemimpinan di bidang pendidikan.

9. Isu-isu Kontemporer Dalam Kepemimpinan

Kepercayaan adalah pengharapan positif bahwa orang lain tidak akan-melalui kata-

kata, tindakan, atau keputusan—bertindak secara opurtunistik. Istilah pengharapan

positif dalam definisi kita itu mengasumsikan bahwa pengetahuan keakraban dengan

pihak lain. Kepercayaan adalah satu proses ketergantungan-historis yang didasarkan

pada sample-sampel pengalaman yang relevan dan terbatas. Istilah secara opurtunistik

merujuk pada resiko dan kerentanan yang inheren dalam setiap hubungan

kepercayaan. Kepercayaan mencakup membuat seseorang rentan seperti kita,

misalnya, kita menyingkapkan informasi intim atau tergantung pada janji-janji lain.

Integritas merujuk pada kejujuran dan kebenaran. Konsistensi terkait dengan

kehandalan, prediktabilitas, dan pertimbangan yang baik seseorang dalam menangani

situasi-situasi. “ketidaksesuaian antara kata-kata dan tindakan mengikis kepercayaan”.

Loyalitas adalah keinginan untuk melindungi dan menyelamatkan wajah untuk orang

lain. Tiga jenis kepercayaan:

a. Kepecayaan Berbasis Ketakutan, kepercayaan berdasarkan ketakutan akan

tindakan balasan jika kepercayaan itu dilanggar. Kepercayaan berdasar

ketakutan akan berfungsi hanya pada tingkat bahwa hukuman itu mungkin

konsekuensinya jelas dan hukuman sesungguhnya dijatuhkan jika kepercayaan

itu di langgar.

b. Kepercayaan Berbasis Pengetahuan, kepercayaan berdasarkan prediktabilitas

perilaku yang berasal dari riwayat interaksi. Pengetahuan ini akan berkembang

dari waktu ke waktu, umumnya sebagai fungsi dari pengalaman yang

membangun kepercayaan akan sifat dapat dipercaya dan prediktibilitas.

c. Kepercayaan Berbasis Identifikasi, kepercayaan berdasarkan rasa saling

memahami atas maksud masing-masing dan menghargai keinginan dan hasrat

orang lain. Saling pengertian dikembangkan ke titik dimana masing-masing

pihak dapat bertindak secara efektif bagi yang lain.

PEMIMPIN SEBAGAI PEMBENTUK MAKNA

7

Page 8: KEPEMIMPINAN

Dalam bagian ini kami menyajikan tiga teori kepemimpinan kontemporer yang

komponen umumnya adalah bahwa teori itu menampilkan pemimpin sebagai sosok

yang yang menggunakan kata-kata, gagasan dan kehadiran fisik mereka untuk

‘memerintah pasukan’. Untuk memahami kekuatan kata-kata dalam menginspirasi

yang lain, kita lebih dahulu perlu meninjau konsep pembingkai(framing).

Pembingkaian adalah cara penggunaan bahasa untuk mengelola makna.

KEPEMIMPINAN KHARISMATIK

Apa itu kepemimpinan kharismatik? Menurut kepemimpinan kharismatik, para

pengikut terpicu kemampuan kepemimpinan yang heroic atau yang luar biasa ketika

mereka mengamati perilaku-perilaku tertentu pemimpin mereka. Apakah Pemimpin

Kharismatik Dilahirkan atau Diciptakan? Walaupun minoritas kecil masih berpikir

bahwa charisma tidak dapat dipelajari, sebagian besar pakar berkeyakinan bahwa

individu dapat dilatih untuk memperlihatkan perilaku kharismatik dan dengan

demikian dapat disebut “pemimpin kharismatik”.

KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL

Arus riset lainnya difokuskan pada pembedaan pemimpin transformasional dari

pemimpin transaksional. Pemimpin transaksional adalah pemimpin yang memandu

atau yang memotivasi para pengikut mereka menuju ke sasaran yang ditetapkan

dengan memperjelas persyaratan peran dan tugas. Sedangkan Pemimpin

Transformasional adalah pemimpin yang menginspirasi para pengikut untuk

melampaui kepentingan pribadi mereka dan yang mampu membawa dampak

mendalam dan luar biasa pada para pengikut.

KEPEMIMPINAN VISIONER

Mendefinisikan Kepemimpinan Visioner merupakan kemampuan menciptakan dan

mengartikulasikan visi yang realistis, kredibel, dan menarik mengenai masa depan

organisasi atau unit organisasi yang tengah tumbuh dan membaik dibanding saat ini.

Kualitas visi, sifat dasar yang menentukan keberhasilan tampaknya adalah

kemungkinannya memberikan inspirasi yang berpusat pada nilai dan dapat

diwujudkan, disertai gambaran dan artikulasi yang unggul.

KECERDASAN EMOSIONAL DAN EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN

8

Page 9: KEPEMIMPINAN

Emotional intelektual (EI) terbukti berhubungan secara positifdengan kinerja jabatan

pada semua level. Namun EI tampak sangat relevan dalam jabatan yang menuntut

derajat tinggi interaksi social. Para pemimpin besar menunjukkan EI mereka dengan

memperlihatkan semua lima komponen kuncinya :

a. Kesadaran diri

b. Swakelola

c. Motivasi diri

d. Empati

e. Keterampilan sosial

PERAN KEPEMIMPINAN KONTEMPORER

a. Menyediakan Kepemimpinan Tim

Kepemimpinan mendapatkian tempat yang semakin pentung dalam konteks

tim. Ketika tim semakin popular, peran pemimpin dalam mamandu anggota

tim menjadi semakin penting.

b. Mentoring

Banyak pemimpin menciptakan hubungan mentoring. Mentor adalah

karyawan yang mensponsori dan mendukung karyawan lain yang kurang

berpengalaman (protégé).

c. Kepemimpinan Diri

Merupakan serangkaian proses yang digunakan individu untuk mengendalikan

perilaku mereka sendiri.

KEPEMIMPINAN MORAL

Topik kepemimpinan dan etika secara mengejutkan mendapatkan sedikti perhatian.

Baru akhir-akhir ini saja para ahli etika dan peneliti kepemimpina mulai

mempertimbangkan implikasi etis dari kepemimpinan. Kepemimpinan tidak bebas

dari nilai. Sebelum kita menilai pemimpin macam apa yang efektif, kita hendaknya

memperhatikan baik upaya yang dugunakan oleh pemimpin untuk mencapai

sasarannya mempunay muatan moral dari sasaran tersebut.

TANTANGAN BAGI PEMBENTUKAN KEPEMIMPINAN

9

Page 10: KEPEMIMPINAN

Dalam bagian ini, kami menyajikan dua perspektif yang menantang keyakinan yang

diterima secara luas akan pentingnya kepemimpinan. Argumentasi pertama

mengemukakan bahwa kepemimpinan itu lebih berhubungan dengan penampilan dari

pada realistis. Argumentasi yang kedua langsung menyerang pengertian

bahwasebagian kepemimpinan akan selalu efektif terlepas dari situasi.

a. Kepemimpinan sebagai Atribusi

Teori atribusi kepemimpinan adalah ide bahwa kepemimpinan hanya

merupakan atribusi yang dibuat orang tentang individu lain.

b. Pengganti dan Penetral Kepemimpinan

Penetrak memustahilkan perilaku pemimpin membuat perbedaan pada hasil

pengikut. Penetral menafikan pengaruh pemimpin. Di pihak lain, pengganti,

membuat pengaruh pemimpin bukan hanya menjadi tidak mungkin melainkan

juga tidak perlu.

MENEMUKAN DAN MENCIPTAKAN PEMIMPIN YANG EFEKTIF

a. Seleksi

Keseluruhan proses yang ditempuh organisasi untuk mengisi posisi

manajemen pada hakikatnya merupakan latihan dalam upaya mengidentifikasi

individu-individu yang akan menjadi pemimpin yang efektif.

b. Pelatihan

Dalam catatan yang optimistic, terdapat bukti yang mengemukakan bahwa

pelatihan perilaku melalui pelatihan pemodelan dapat meningkatkan

kemampuan individu memperlihatkan cirri kepemimpinan kharismatik.

10. Implikasi Manajerial dan Kepemimpinan

Bagi para manajer yang memberikan pelatihan pada cara mengisi posisi kunci dalam

organisasi mereka dengan para pemimpin yang efektif, kami telah menunjukkan

bahwa tes dan wawancara membantu mengidentifikasi orang yang memilki cirri

kepemimpinan. Selain berfokus pada seleksi kepemimpinan, para manajer harus juga

mempertimbangkan investasi dalam pelatihan kepemimpinan, banyak orang yang

memiliki potensi kepemimpinan dapat meningkatkan keterampilan mereka melalui

kursus formal, loka karya, rotasi tanggungjawab pekerjaan, pelatihan, dan mentoring.

DAFTAR PUSTAKA

10

Page 11: KEPEMIMPINAN

Ardana, Komang, Ni Wayan Mujiati, dan Anak Agung Ayu Sriathi, 2008. Perilaku

Keorganisasian, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit Graha Ilmu, Jakarta.

Kreitner, Robert dan Angelo Kinichi, 2005. Perilaku Organisasi, Buku 2, Edisi Kelima,

Penerjemah: Erly Suandy, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Robbins, Stephen P, 2007. Perilaku Organisasi, Edisi Kesepuluh, Cetakan Kedua, Alih

Bahasa: Benyamin Molan, Penerbit PT. Indeks, Jakarta.

Sofyandi, Herman dan Iwa Garniwa, 2007. Perilaku Organisasional, Edisi Pertama, Cetakan

Pertama, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

Sopiah, 2008. Perilaku Organisasional, Edisi Pertama, Penerbit CV. Andi Offset, Yogyakarta.

Tampubolon, Manahan P., 2008. Perilaku Keorganisasian (Organization Behavior), Edisi

Kedua, Cetakan Pertama, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.

Wahjono, Sentot Imam, 2010. Perilaku Organisasi, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Penerbit

Graha Ilmu, Yogyakarta.

https://www.google.co.id/

11