kepariw isataa n pantai baru dan …eprints.uny.ac.id/30516/1/skripsi full 11405241006.pdf · ·...
TRANSCRIPT
KEPARIWISATAAN PANTAI BARU DAN KONTRIBUSINYA
TERHADAP TOTAL PENDAPATAN RUMAH TANGGA
DESA PONCOSARI KECAMATAN SRANDAKAN
KABUPATEN BANTUL
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk memenuhi sebagian persyaratan
guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh:
Kartika Dewi
11405241006
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi yang berjudul o'Kepariwisataan Pantai Baru Dan Kontribusinya
Terhadap Total Pendapatan Rumah Tangga Desa Poncosari Kecamatan
Srandakan Kabupaten Bantul" yang disusun oleh Kartika Dewi, MM:
I 1405241006 ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diujikan.
Yogyakarta, 4 November 20 15
Pembimbing
Drs. Heru Pramono, SU
NIP. 19501227 1980017
ST]RAT PER}IYATAAN
Dengan ini saya m.uryatakan batrwa skripsi ini adalah benar=benar karya saya
sendiri. Sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis
atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata
penulisan karya ilmiah yang
Tanda tangan adalah asli. Jika
tidak asli, saya berikutnya.
4 November 2015
KartikaDewi
NII\{. 11405241006t'/
-.
tr/\,)"t
]..:
tv
v
Motto
If You Plant for a year, plant a seed
If for ten years, plant a tree. If for hundred years, teach the people.
When you sow a seed once, you will reap a single harvest. When you
teach the people, you will reap a hundred harvest
(K’uan-Tzu, 551-479 B.C)
Persembahan
Ku persembahkan karya ini kepada:
Ibu Sulasmi dan Bapak Siswadi yang selalu mencintai saya tanpa lelah.
Ucapan terimakasih, doaku, dan usahaku tidak akan pernah cukup
untuk membalas cinta Ibu dan Bapak.
Kubingkiskan karyaku untuk:
Kedua adikku, Syifa Fauziah dan Muhammad Harun, yang selalu
memberikan semangat dan dorongan.
Sahabat-sahabat kos yang sibuk dengan dunianya sendiri, Si Filsuf
Butet, Si Linguis Aisa, dan Si Teknisi Komputer Cindy.
Keluarga Susana Budiarti S. Pd yang telah menyediakan naungan
selama saya penelitian, terimakasih untuk kebaikannya.
Sahabat-sahabatku Ebi Nenek, Si Maniak Anime Lisna, Selly Lapet, Eko
Shinwha Chanjo, Arini, Agnes Kunti. You rockin my life, buddies.
Teman-Temanku Geografi Kelas A 2011 yang sebagian besar telah
wisuda terlebih dulu. Semoga kita tetap utuh.
Teman-teman Pendidikan Geografi Kelas B NR 2011 terimakasih atas
rasa kekeluargaannya dan kebersamaannya.
Terimakasih kepada teman-teman MPA Mahameru yang telah menjadi
bagian dari petualangan hidupku karena mereka saya pernah mendaki
gunung.
Almamater UNY, tempatku menempuh gelar S1.
vi
KEPARIWISATAAN PANTAI BARU DAN KONTRIBUSINYA
TERHADAP TOTAL PENDAPATAN RUMAH TANGGA
DESA PONCOSARI KECAMATAN SRANDAKAN
KABUPATEN BANTUL
Oleh:
KartikaDewi
11405241006
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Kepariwisataan di Pantai
Baru. (2) Faktor-faktor yang mendorong rumah tangga bekerja di sektor
pariwisata. (3) Jenis pekerjaan rumah tangga di sektor pariwisata. (4) Jenis
pekerjaan rumah tangga di sektor non pariwisata. (5) Pendapatan rumah tangga
dari sektor pariwisata. (6) Pendapatan rumah tangga dari sektor non pariwisata.
(7) Total pendapatan rumah tangga. (8) Kontribusi pendapatan dari sektor
pariwisata terhadap total pendapatan rumah tangga.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan analisis kuantitatif
yang dilaksanakan di obyek pariwisata Pantai Baru, Desa Poncosari. Populasi
sasaran dalam penelitian ini adalah rumah tangga yang kepala rumah tangga dan
anggotanya terlibat di sektor pariwisata yaitu rumah tangga di Dusun Ngentak
yang berjumlah 249 unit rumah tangga. Pengambilan sampel menggunakan teknik
Insidental Sampling Quota. Jumlah sampel ada 67 unit rumah tangga. Metode
pengambilan data yaitu dengan observasi, dokumentasi, dan wawancara. Teknik
pengolahan data menggunakan editing, koding, tabulasi. Teknik analisa data
menggunakan deskriptif kuantitatif yaitu mengelompokkan data dalam tabel
frekuensi lalu dipresentasikan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Kepariwisataan di Pantai Baru
sudah baik dan layak untuk didatangi oleh wisatawan. (2) Faktor – faktor yang
mendorong rumah tangga bekerja di sektor pariwisata adalah untuk menambah
penghasilan, susah mencari pekerjaan, dan mengisi waktu luang. (3) Jenis
pekerjaan di sektor parwisata antara lain: pemilik warung makan, pekerja warung
makan, penjaga parkir, penjaga toilet, penjaga atraksi APV. (4) Jenis pekerjaan
rumah tangga di sektor non pariwisata antara lain: petani, buruh tani, buruh
serabutan, pedagang, wirausaha, peternak, karyawan, tambak, nelayan. (5)
Pendapatan rumah tangga dari sektor pariwisata sebagian besar responden (88,2
persen) memiliki pendapatan kurang dari atau sama dengan Rp 1.900.000,00 dan
rata-ratanya adalah Rp 1.316.044,00. (6) Pendapatan rumah tangga dari sektor non
pariwisata sebagian besar responden (83,3 persen) memiliki pendapatan kurang
dari atau sama dengan Rp 1.300.000,00 dan rata-ratanya adalah Rp 997.537,00.
(7) Total pendapatan rumah tangga sebagian besar responden (74,6 persen)
memiliki pendapatan rendah yaitu kurang dari atau sama dengan Rp 2.733.333,00
dan rata-ratanya adalah Rp 2.313.580,00. (8) Kontribusi pendapatan sektor
pariwisata terhadap total pendapatan rumah tangga adalah 59,6 persen (sedang).
Kata kunci: Pantai Baru, kontribusi, pendapatan, rumah tangga, pariwisata.
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat, nikmat
dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul
“Kepariwisataan Pantai Baru dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Rumah
Tangga Desa Poncosari Kecamatan Srandakan Kabupaten Bantul”. Penulisan ini
dimaksudkan guna memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana pada Program
Studi Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat selesai tanpa bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih atas
segala bantuan, bimbingan, dukungan serta saran-saran dalam penyusunan tugas
akhir ini, kepada Yth.:
1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta beserta jajarannya yang telah
memberikan kebijakan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi.
2. Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Yogyakarta yang telah
memberikan arahan, kebijakan dan izin penelitian.
3. Ketua Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas
Negeri Yogyakarta, yang telah memberikan izin penelitian dan dukungan
dalam penulisan tugas akhir skripsi ini.
4. Bapak Drs. Heru Pramono, SU, selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan dukungan, arahan dan bimbingan dari awal hingga akhir
penulisan tugas akhir skripsi ini.
viii
5. Ibu Mawanti Widyastuti, M. Pd, selaku dosen narasumber yang telah
memberikan saran dan arahan dalam penyelesaian tugas akhir skripsi ini.
6. Ibu Nurul Khotimah, M.SI, terimakasih karena telah menjadi dosen
pembimbing akademik yang telah memberikan arahan dan bimbingan
selama menempuh studi di Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu
Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta.
7. Seluruh Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan bekal ilmu selama
penulis mengikuti kuliah di Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu
Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta
8. Bapak Agung Yulianto, S.E, selaku admin Jurusan Pendidikan Geografi
yang telah memberikan bantuan.
9. Ibu Sulasmi dan Bapak Siswadi kedua orangtuaku tercinta yang telah
memberikan motivasi, bantuan material maupun non material, kasih
sayang, doa, nasihat dan pengorbanan yang tiada habisnya.
10. Kedua adikku, Syifa Fauziah dan Muhammad Harun, terimakasih atas
segala dukungan dan bantuannya.
11. Penduduk Desa Poncosari dan Dusun Ngentak, serta Bapak Suwandi
selaku pengelola obyek pariwisata Pantai Baru.
12. Sahabat-sahabatku dari Pendidikan Geografi 2011 yang selalu
memberikan semangat dan dukungan sehingga tugas akhir ini dapat
terselesaikan.
13. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah
berperan serta membantu dalam pembuatan tugas akhir ini.
ix
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan
cakrawala, ilmu dan manfaat bagi pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri,
serta sebagai dharma bakti penulis kepada almamater tercinta.
Yogyakarta,18 November 2015
Kartika Dewi
x
DAFTAR ISI
halaman
ABSTRAK .................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR ................................................................................. vii
DAFTAR ISI ............................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ......................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ............................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Kajian Geografi ........................................................................... 8
2. Kajian Pariwisata ......................................................................... 11
3. Kajian tentang Rumah Tangga ...................................................... 16
4. Kajian Pendapatan dan Kontribusi ................................................ 17
B. Penelitian yang Relevan .................................................................... 19
C. Kerangka Berfikir ............................................................................. 21
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian .............................................................................. 24
B. Variabel Penelitian ........................................................................... 25
C. Definisi Operasional Variabel ........................................................... 26
D. Populasi Penelitian ............................................................................ 30
E. Sampel Penelitian .............................................................................. 31
F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ......................................... 33
G. Teknik Pengolahan Data ................................................................... 35
H. Teknik Analisis Data ........................................................................ 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Daerah Penelitian .............................................................. 38
B. Kondisi Demografi ........................................................................... 42
C. Fasilitas Umum ................................................................................ 49
D. Temuan Sasaran Penelitian ............................................................... 50
1. Karakteristik Responden ............................................................... 50
2. Kepariwisataan Pantai Baru ......................................................... 53
3. Faktor Pendorong Penduduk Bekerja di Sektor Pariwisata ............ 64
4. Aktifitas Ekonomi di Sektor Pariwisata ......................................... 65
5. Pekerjaan Rumah Tangga di Sektor non Pariwisata ....................... 68
xi
6. Pendapatan Responden dari Sektor Pariwisata ............................... 69
7. Pendapatan Responden dari Sektor non Pariwisata ........................ 71
8. Total Pendapatan Rumah Tangga .................................................. 72
9. Kontribusi Pendapatan Pariwisata Terhadap Total
Pendapatan Rumah Tangga ........................................................... 73
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ........................................................................................... 76
B. Saran ................................................................................................ 77
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 79
xii
DAFTAR TABEL
Nomor halaman
1. Penelitian yang Relevan .................................................................... 19
2. Tata Guna Lahan Desa Poncosari ...................................................... 42
3. Data Penduduk Desa Poncosari berdasarkan kelompok umur............. 45
4. Data Penduduk Desa Pencosari menurut Usia Berdasarkan
Pendidikan Formal Tahun 2011 ......................................................... 46
5. Jumlah Penduduk berdasarkan pekerjaan .......................................... 48
6. Jumlah Gedung Sekolah, Guru beserta Murid .................................... 49
7. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ...................................... 51
8. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ............................. 52
9. Status Perkawinan Responden ........................................................... 53
10. Kunjungan Wisatawan Domestik Tahun 2011-2015 .......................... 63
11. Faktor Pendorong Penduduk Bekerja di Sektor Pariwisata ................. 64
12. Jenis Pekerjaan di Sektor Pariwisata .................................................. 66
13. Mulai Bekerja di Sektor Pariwisata .................................................... 67
14. Jenis Pekerjaan Rumah Tangga di Sektor non Pariwisata ................... 69
15. Pendapatan Responden dari Sektor Pariwisata ................................... 70
16. Pendapatan Responden dari sektor pariwisata .................................... 72
17. Total Pendapatan Rumah Tangga ...................................................... 73
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor halaman
1. Kerangka Berpikir ............................................................................. 23
2. Peta Administratif Desa Poncosari .................................................... 40
3. Jalan Menuju Pantai Baru dari Dusun Ngentak .................................. 57
4. Mushala di Pantai Baru ...................................................................... 58
5. Salah Satu Toilet di Pantai Baru ........................................................ 58
6. Kincir Angin PLTH Pandansimo ....................................................... 59
7. Tempat Parkir Bisa dan Kereta Mini .................................................. 60
8. Wisatawan Sedang Menikmati ATV .................................................. 62
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Indonesia merupakan salah satu negara yang mengembangkan
kepariwisataanya. Letak Indonesia yang strategis, yaitu terletak di antara dua
benua dan dua samudera, memudahkan para wisatawan mancanegara untuk
mengunjungi Indonesia. Kondisi geografis yang demikian memberikan
peluang besar untuk pengembangan pariwisata. Lautan dan daratan Indonesia
memiliki potensi wisata yang mengagumkan.
Menurut Eva Banowati (2011 : 240), perkembangan pariwisata di
Indonesia telah dimulai sejak tahun 1960 dengan dibangunnya beberapa hotel
mewah di berbagai kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Yogyakarta,
Denpasar, Medan Bandung. Indonesia merupakan negara dengan potensi
wisata yang besar seperti wisata alam, wisata budaya, wisata olahraga, wisata
pendidikan, wisata sejarah dan sebagainya.
Pengembangan pariwisata yang dilakukan secara optimal mampu
meningkatkan pertumbuhan ekonomi sehingga perlu adanya upaya dan
kerjasama dari para pelaku wisata, masyarakat, dan pemerintah sehingga
pariwisata di Indonesia menjadi lebih baik dan menarik perhatian para
wisatawan domestik maupun mancanegara. Badan Pusat Statistik mencatat
bahwa jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia pada April
2014 mencapai 726,3 ribu kunjungan. Jumlah ini naik 12,41 persen dibanding
jumlah kunjungan wisatawan mancanegara pada April 2013 yaitu sebanyak
646,1 ribu (BPS. No 41/06/Th. XVII, 2 Juni 2014). Data tersebut munjukkan
2
bahwa pariwisata di Indonesia selalu berkembang dan pelayanannya
ditingkatkan.
Pembangunan pariwisata di Indonesia dikembangkan dan dikelola oleh
masing-masing daerah tanpa campur tangan langsung dari pemerintah pusat,
hal ini dilakukan sejak berlakunya otonomi daerah. Prioritas dan
pembangunan tiap wilayah berbeda-beda tergantung dengan potensi yang
dimiliki oleh wilayah tersebut. Pengembangan pariwisata diharapkan menjadi
sektor andalan tiap daerah yang memiliki ciri khas masing-masing.
Pengembangan pariwisata juga dapat menciptakan lapangan pekerjaan di
sekitar daerah wisata sehingga dapat meningatkan laju pertumbuhan ekonomi
dan menghasilkan devisa bagi daerah tersebut. Pariwisata memiliki manfaat
di bidang perekonomian, selain itu pariwisata juga memiliki manfaat dibidang
sosial yakni, kebudayaan dan pendidikan.
Pembangunan pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta semakin pesat
dengan banyaknya pembangunan hotel dan peran penduduknya yang ikut aktif
dalam mengembangkan potensi pariwisata di daerahnya. Tiap wilayah di
Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki potensi pariwisata dengan ciri khas
masing-masing.
Kabupaten Bantul merupakan salah satu kabupaten di Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY). Kabupaten Bantul berbatasan dengan Kota Yogyakarta dan
Kabupaten Sleman di sebelah utara, sebelah timur berbatasan dengan
Kabupaten Gunung Kidul, sebelah selatan Samudera Hindia, sebelah barat
berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo. Kabupaten Bantul secara
3
administrasi terdiri dari 17 kecamatan, wilayah terkecil adalah Kecamatan
Srandakan seluas 1.832 ha (3,61% dari luas Kabupaten Bantul), sedangkan
wilayah terluas adalah Kecamatan Dlingo seluas 5,587 ha (11,02% dari luas
Kabupaten Bantul).
Salah satu objek pariwisata yang dikembangkan di Kabupaten Bantul
adalah Pantai Baru. Pantai Baru terletak di Dusun Ngentak, Desa Pocosari
Kecamatan Srandakan. Pantai Baru merupakan pantai yang segaris dengan
Pantai Parangtritis, Pantai Depok, dan Pantai Kuwaru. Pantai Baru memiliki
suasana yang sejuk karena banyak pohon-pohon cemara yang tumbuh
disekitarnya. Pantai baru dijadikan objek wisata pada tahun 2008 yang
dilakukan secara swadaya oleh penduduk sekitar. Penduduk menyadari potensi
pariwisata di daerah mereka sehingga banyak yang memanfaatkannya sebagai
tempat usaha. Banyak penduduk yang mendirikan warung-warung yang
menyajikan hidangan kuliner untuk wisatawan yang berkunjung ke Pantai
Baru. Kepariwisataan Pantai Baru kini berkembang dengan adanya bantuan
dari pemerintah setempat.
Walaupun telah berkembang namun bukan berarti kepariwisataan di
Pantai Baru tidak mendapatkan kendala. Kendala yang biasa ditemui adalah
sepinya pengunjung pada hari Senin hingga Jumat, ruang parkir bis yang
belum memadai, tidak dilalui oleh kendaraan umum, tidak ada home stay bagi
wisatawan yang ingin menginap sehingga wisatawan harus pergi ke tempat
penginapan lain yang jauh dari Pantai Baru, serta tidak ada atraksi khas
pariwisata Pantai Baru yang dapat menarik banyak wisatawan. Jumlah
4
wisatawan yang mengunjungi Pantai Baru akan mempengaruhi jumlah
pendapatan rumah tangga yang diperoleh oleh penduduk dari aktivitas
ekonomi di sektor pariwisata. Pantai Baru memberikan kontribusi terhadap
pendapatan rumah tangga penduduk dan hambatan lainnya yaitu banyaknya
penduduk yang membuka warung makan di sekitar pantai dengan menu yang
sama yaitu makanan seafood. Hambatan tersebut menjadi tantangan bagi
pemilik warung untuk pandai melakukan promosi. Keterbatasan pengetahuan
dan keterbatasan modal juga menjadi hambatan dalam pengembangan
pariwisata di Pantai Baru. Kebijakan Pemerintah daerah setempat juga dapat
berpengaruh terhadap objek wisata Pantai Baru.
Pantai Baru memberikan kontribusi terhadap pendapatan rumah tangga
penduduk. Penelitian mengenai kontribusi Pantai Baru terhadap pendapatan
penduduk bertujuan untuk mengetahui banyaknya sumbangan pendapatan dari
sektor pariwisata terhadap total pendapatan rumah tangga dimasukkan dalam
persen. Pendapatan rumah tangga dari sektor pariwisata dipengaruhi oleh
jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pantai Baru. Kondisi sarana dan
prasarana di Pantai Baru juga mempengaruhi wisatawan yang datang
berkunjung. Pengembangan sarana dan prasarana serta kepariwisataan di
Pantai Baru diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan
sehingga dapat meningkatkan jumlah pendapatan rumah tangga dari sektor
pariwisata dan meningkatkan kontribusi Pantai Baru terhadap pendapatan
rumah tangga penduduk.
5
Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian ini dimaksudkan
untuk mengetahui kepariwisataan Pantai Baru dalam kontribusinya terhadap
total pendapatan rumah tangga penduduk Desa Poncosari. Penelitian berjudul
“Kepariwisataan Pantai Baru dan Kontribusinya terhadap Total Pendapatan
Rumah Tangga Desa Pocosari Kecamatan Srandakan Kabupaten Bantul”.
B. Identifikasi Masalah
1. Kepariwisataan Pantai Baru.
2. Faktor-faktor yang mendorong rumah tangga bekerja di sektor pariwisata.
3. Jenis pekerjaan rumah tangga di sektor pariwisata.
4. Jenis pekerjaan rumah tangga di sektor non pariwisata.
5. Besar pendapatan rumah tangga dari sektor pariwisata.
6. Besar pendapatan rumah tangga dari sektor non pariwisata.
7. Total pendapatan rumah tangga.
8. Kontribusi pendapatan dari sektor pariwisata terhadap total pendapatan -
rumah tangga.
C. Pembatasan Masalah
Karena semua masalah yang diidentifikasi dianggap penting, maka tidak
ada pembatasan masalah.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kepariwisataan di Pantai Baru?
2. Apa saja faktor-faktor yang mendorong rumah tangga bekerja di sektor
pariwisata?
3. Apa jenis pekerjaan rumah tangga di sektor pariwisata?
6
4. Apa jenis pekerjaan rumah tangga di sektor non pariwisata?
5. Berapa besar pendapatan rumah tangga dari sektor pariwisata?
6. Berapa besar pendapatan rumah tangga dari sektor non pariwisata?
7. Berapa total pendapatan rumah tangga?
8. Bagaimana kontribusi pendapatan dari sektor pariwisata terhadap total
pendapatan rumah tangga?
E. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui kepariwisataan di Pantai Baru.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mendorong rumah tangga bekerja di
sektor pariwisata.
3. Mengetahui jenis pekerjaan rumah tangga di sektor pariwisata.
4. Mengetahui jenis pekerjaan rumah tangga di sektor non pariwisata.
5. Mengetahui besar pendapatan rumah tangga dari sektor pariwisata.
6. Mengetahui besar pendapatan rumah tangga dari sektor non pariwisata.
7. Mengetahui total pendapat rumah tangga.
8. Menghitung kontribusi pendapatan dari sektor pariwisata terhadap total
pendapatan rumah tangga.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Menambah kajian untuk studi Geografi Pariwisata dan Geografi
Ekonomi.
b. Dapat dijadikan referensi bagi penelitian yang sejenis di masa yang
akan datang.
7
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Pemerintah
Dapat menjadi pertimbangan dalam upaya pengembangan
kepariwisataan di Pantai Baru sehingga nantinya dapat dijadikan
salah satu objek wisata pantai yang menarik di Kabupaten Bantul,
sehingga dapat meningkatkan pendapatan penduduk.
b. Bagi Masyarakat
Sebagai pertimbangan peluang untuk mengembangkan usaha di
sektor pariwisata sehingga dapat meningkatkan pendapatan rumah
tangga.
c. Bagi Pendidikan
Dapat sebagai bahan kajian pada mata pelajaran Geografi SMA
kelas X pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006
pada bab tiga yaitu menganalisis hidrosfer dan dampaknya terhadap
kehidupan di muka bumi. Pada Kurikulum 2013 (K-13), dapat
digunakan sebagai bahan kajian pelajaran Geografi SMA kelas XI
yaitu kompetensi dasar menyajikan contoh tindakan bijaksana pada
pemanfaatan sumber daya alam bidang pertanian, pertambangan,
industri, dan pariwisata dalam bentuk makalah atau bentuk publikasi
lainnya.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Deskripsi Teori
1. Kajian Geografi
a. Pengertian Geografi
Menurut Ferdinand von Richtofen (dalam Suharyono dan Moch.
Amin, 1994: 13) mengatakan bahwa geografi sebagai ilmu yang
mempelajari gejala dan sifat-sifat permukaan bumi dan
penduduknya, disusun menurut letaknya, dan menerangkan baik
tentang terdapatnya gejala-gejala dan sifat-sifat tersebut secara
bersama maupun tentang hubungan timbal baliknya gejala-gejala dan
sifat-sifat itu.
Pengertian Geografi menurut hasil Seminar dan Lokakarya
tahun 1988 di IKIP Semarang, geografi adalah ilmu yang
mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan
sudut pandang kelingkungan dan kewilayahan dalam konteks
keruangan (Suharyono dan Moch Amien, 1994:15).
Armin K. Lobeck (dalam Suharyono dan Moch. Amin, 1994:
13) mengemukakan definisi geografi sebagai study of the
relationship existing between life and the physical environment.
b. Pendekatan Geografi
Menurut Bintarto dan Surastopo (1991 : 12 – 24) terdapat tiga
pendekatan Geografi, yaitu:
1) Pendekatan Keruangan
Analisa keruangan mempelajari perbedaan lokasi mengenai
sifat-sifat penting atau seri sifat-sifat penting.
2) Pendekatan Ekologi
Pendekatan Ekologi adalah studi interaksi antara organisme
hidup dengan lingkungan.
9
3) Pendekatan Kompleks Wilayah
Pendekatan Kompleks Wilayah adalah kombinasi antara
analisa keruangan dan analisa ekologi.
Pendekatan geografi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan ekologi yaitu studi mengenai interaksi antara
organisme hidup dengan lingkungan.
c. Konsep Esensial Geografi
Menurut Suharyono dan Moch Amin (1994: 28-33) dalam
Seminar dan Lokakarya Geografi (SEMLOK) tahun 1988 terdapat
sepuluh konsep geografi, yaitu:
1) Konsep Lokasi
Konsep lokasi berkaitan dengan keadaan di sekitarnya
dapat memberi arti yang sangat menguntungkan atau juga
merugikan.
2) Konsep Jarak
Konsep jarak berkaitan erat dengan arti lokasi dan upaya
pemenuhan kebutuhan atau keperluan pokok kehidupan (air,
tanah subur, pusat pelayanan, pengangkutan barang dan
penumpang.
3) Konsep Keterjangkauan
Konsep keterjangkauan tidak selalu berkait dengan jarak,
tetapi lebih berkaitan dengan kondisi medan atau ada tidaknya
sarana angkutan atau komunikasi yang dapat dipakai.
4) Konsep Aglomerasi
Aglomerasi merupakan kecenderungan persebaran yang
bersifat mengelompok pada suatu wilayah yang relatif sempit
yang paling menguntungkan baik mengingat kesejenisan gejala
maupun adanya faktor-faktor umum yang menguntungkan.
5) Konsep Morfologi
Konsep morfologi menggambarkan perwujudan daratan
muka bumi sebagai hasil pengangkutan atau penurunan
wilayah (secara geologi) yang lazimnya disertai erosi dan
sedimentasi.
6) Konsep Pola
Konsep pola berkaitan dengan susunan bentuk atau
persebaran fenomena dalam ruang di muka bumi, baik fenomena
yang bersifat alami (aliran sungai, persebaran vegetasi, jenis
tanah, curah hujan) ataupun fenomena sosial budaya
(permukiman, persebaran penduduk, pendapatan, mata
pencaharian, jenis rumah, tempat tinggal dan sebagainya).
10
7) Konsep Nilai Kegunaan
Nilai kegunaan fenomena atau sumber-sumber di muka
bumi bersifat relatif, tidak sama bagi semua orang atau golongan
penduduk tertentu.
8) Konsep Interaksi/Interdependensi
Interaksi merupakan peristiwa saling mempengaruhi daya-
daya, objek atau tempat satu dengan yang lain. Setiap tempat
mengembangkan potensi sumber dan kebutuhan yang tidak
selalu sama dengan apa yang ada di tempat lain.
9) Konsep diferensiasi areal
Diferensiasi areal adalah fenomena yang berbeda dari satu
tempat ke tempat. Diferensiasi areal inilah yang mendorong
terjadinya interaksi antara tempat yang satu dengan yang lain.
10) Konsep keterkaitan keruangan
Keterkaitan keruangan atau asosiasi keruangan adalah
keterkaitan persebaran suatu fenomena dengan fenomena yang
lain di satu tempa atau ruang, baik yang menyangkut fenomena
alam, tumbuhan atau kehidupan sosial.
d. Geografi Pariwisata
Geografi pariwisata adalah studi terapan dari konsep-konsep,
teori-teori, dan pendekatan-pendekatan geografi terhadap aspek-
aspek pariwisata pada wilayah permukaan bumi (Heru Pramono,
2012 : 2).
Geografi pariwisata adalah geografi yang berhubungan erat
dengan pariwisata. Secara umum, orang yang bergerak di bidang
usaha perjalanan wisata sangat membutuhkan pengetahuan geografi
pariwisata (Gamal Suwantoro, 1997: 28).
e. Geografi Ekonomi
Menurut Nursid Sumaatmaja (1981: 54), geografi ekonomi
adalah cabang dari geografi manusia yang bidang studinya
mencakup struktur keruangan aktivitas ekonomi.
11
Menurut Jones dan Dorkenwald (1950: 1), economic geography
is by types of activities or industries: hunting, fishing, gathering of
forest products dan lumbering, grazing, farming, mining,
manufacturing, transportation and trade. Terjemahan Bahasa
Indonesianya yaitu geografi ekonomi adala aktivitas atau industri:
perburuan, perikanan, pengumpulan hasil hutan dan penebangan,
penggembalaan, pertanian, pabrik, transportasi dan perdagangan.
2. Kajian Pariwisata
a. Pengertian Pariwisata
Berikut adalah beberapa pengertian pariwisata menurut para ahli
1) Pariwisata adalah faktor penting untuk menggalang persatuam
bangsa rakyatnya memiliki daerah yang berbeda, dialek, adat
istiadat, dan cita rasa yang beraneka ragam pula (Salah Wahab,
2003 : 9).
2) Istilah pariwisata berhubungan erat dengan pengertian
perjalanan wisata, yaitu sebagai suatu perubahan tempat
tinggal sementara seseorang di luar tempat tinggalnya karena
suatu alasan dan bukan untuk melakukan kegiatan yang
menghasilkan upah (Gamal Suwantoro, 1997 : 3)
3) Pariwisata pada hakikatnya merupakan perjalanan yang
dilakukan oleh wisatawan secara bebas, sukarela dan memiliki
kaitan sangat erat dengan kehidupan dan eksistensi manusia itu
sendiri (Muljadi, A.J, 2009: 21).
12
4) Pariwisata adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk
melepaskan diri dari pekerjaan rutin atau mencari suasana lain
(Janianton Damanik dan Helmut F. Weber, 2006: 1).
b. Pengertian Kepariwisataan
Menurut Chafid Fandeli (2001: 58) kepariwisataan adalah
keseluruhan kegiatan pemerintah, dunia usaha dan masyarakat yang
ditujukan untuk menata kebutuhan perjalanan dan persinggahan.
Menurut I Ketut Suwena dan I Gusti Ngurah Widyatama (2010:
13) kepariwisataan adalah hal-hal yang berhubungan dengan
pariwisata dan dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah
“tourism”.
c. Bentuk Pariwisata
Nyoman S. Pendit (melalui Hari Kayono, 1997: 16)
mengemukakan bentuk pariwisata dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Menurut asal wisatawan
Wisatawan dari dalam negeri disebut juga wisatawan
domestik. Wisatawan dari luar negeri disebut juga wisatawan
mancanegara.
2) Menurut jangka waktu
Apabila wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah
tujuan wisata hanya beberapa hari saja disebut pariwisata
jangka pendek. Apabila wisatawan yang berkunjung ke
daerah tujuan wisata waktunya sampai berbulan-bulan
disebut pariwisata jangka panjang.
3) Menurut jumlah wisatawan
Apabila wisatawan yang bepergian hanya seseorang
atau satu keluarga disebut pariwisata tunggal. Apabila
wisatawan yang bepergian satu kelompok atau rombongan
yang berjumlah lima belas sampai dengan dua puluh orang
atau lebih disebut pariwisata rombongan.
13
4) Menurut alat angkut yang digunakan
Alat angkut dalam pariwisata dapat dibagi menjadi
beberapa kategori yaitu: pariwisata udara, pariwisata laut,
pariwisata kereta api, pariwisata mobil.
d. Wisatawan
Wisatawan adalah konsumen atau pengguna produk dan layanan
(Janianton Damanik dan Helmut F Weber, 2006: 19).
Menurut Undang-Undang No. 9 tahun 1990 (melalui Muljadi,
A. J 2010: 12) tentang Kepariwistataan, wisatawan adalah orang
yang melakukan kegiatan wisata, sedangkan wisata adalah kegiatan
perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan
secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan
daya tarik wisata.
e. Objek Wisata
Objek wisata diatur dalam Pasal 4 Undang-Undang nomor 9
tahun 1990 tentang kepariwisatan. Dalam pasal tersebut dinyatakan
bahwa objek dan daya tarik wisata terdiri dari:
1) Objek dan daya tarik wisata ciptaan Tuhan Yang Maha Esa,
berupa keadaan alam serta flora dan fauna.
2) Objek dan daya tarik wisata hasil karya manusia berupa
museum, peninggalan purbakala, peninggalan sejarah, seni
budaya, wisata argo, wisata tirta, wisata buru, wisata
petualangan alam, taman rekreasi dan tempat hiburan.
14
f. Sarana dan Prasarana Wisata
1) Sarana Pariwisata
Sarana pariwisata adalah perusahaan-perusahaan yang
memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung
atau tidak langsung dan kelangsungan hidupnya tergantung dari
wisatawan yang datang. Sarana pariwisata misalnya: biro
perjalanan, angkutan wisata, akomodasi, restoran, hotel.
(Muljadi, A. J, 2009: 13).
Sarana wisata merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata
yang diperlukan untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam
menikmati perjalanan wisatanya (Gamal Suwantoro, 1997: 22).
2) Prasarana Pariwisata
Prasarana pariwisata adalah perusahaan-perusahaan yang
memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara
langsung atau tidak langsung dan kelangsungan hidupnya,
tergantung dari wisatawan yang datang (Muljadi. A. J, 2009:
13).
Prasarana wisata adalah sumber daya alam dan sumber
daya buatan manusia mutlak dibutuhkan wisatawan dalam
perjalananya di daerah tujuan wisata seperti jalan, listrik, air,
telekomunikasi, terminal, jembatan (Gamal Suwantoro, 1997:
21).
15
g. Atraksi Pariwisata
Atraksi adalah segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk
dikunjungi dan dilihat, baik secara natural maupun bisa
berlangsung setiap harinya serta khusus yang diadakan pada
waktu tertentu. Atraksi-atraksi ini antara lain keindahan alam
yang menakjubkan seperti gunung, lembah, ngarai, air terjun dan
lain-lain berkaitan dengan keadaan alam sekitar. Selain keindahan
alam juga atraksi yang berupa budaya, hasil cipta manusia berupa
monumen, candi, museum, bangunan klasik, peninggalan
purbakala, mandala budaya, arsitektur kuno, seni tari,
musik/gamelan, adat, agama, adat istiadat, upacara, pekan raya,
peringatan atau perayaan hari, atau kegiatan-kegiatan budaya,
sosial, keolahragaan lainnya yang bersifat khusus, menonjol dan
meriah (Nyoman S. Pendit, 2006: 21-22).
h. Jenis Pekerjaan di Sektor Pariwisata
Menurut Ambo Tuo (2001: 300) faktor ketersediaan
lapangan pekerjaan perlu dipertimbangkan dalam pengembangan
pariwisata. Pariwisata seyogyanya membuka peluang usaha dan
penyerapan tenaga kerja terutama bagi peduduk sekitar. Jenis
tenaga kerja dibutuhkan pada kegiatan pariwisata adalah pemandu
wisata, pengelola penginapan, motel, hotel, losmen, restaurant,
pengelola jasa rental perahu, jasa transportasi dan lainnya.
i. Pariwisata Merupakan Fenomena Ekonomi
Fenomena ekonomi dalam pariwisata mempunyai aspek yang
cukup luas, secara makro kepariwisataan merupakan alat untuk
mencapai tujan-tujuan umum ekonomi. Ada dua aspek dampak
kepariwisataan terhadap ekonomi, yakni keuntungan-keuntungan
dalam negeri dan kepariwisataan sebagai alat untuk mencapai
tujuan-tujuan umum ekonomi (Hari Karyono, 1997: 9).
Menurut Hari Karyono (1997: 9), keuntungan-keuntungan
dalam negeri dari kepariwisataan antara lain:
1) Dorongan untuk memperluas lapangan kerja
2) Pasaran baru untuk hasil-hasil produksi tertentu
3) Mendorong penanaman modal asing
4) Memajukan pengembangan daerah
5) Mendistribusikan kembali pendapatan nasional
Sedangkan kepariwisataan sebagai alat untuk mencapai
tujuan-tujuan umum ekonomi yaitu suatu alat pebangunan daerah
dan mengurangi pengangguran.
16
j. Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Kehidupan
Ekonomi
Menurut Pearce (dalam Heru Pramono 2012: 41- 48), banyak
kompleksitas muncul dari sifat industri yang bermacam-macam dan
rentang untung ruginya yang dapat meluas pada atau dilahirkan
oleh berbagai kelompok atau secara individu.
1) Pekerjaan
2) Pembangunan regional
3) Akibat Ganda
4) Kompetisi Antar Sektoral
5) Inflasi Umum
6) Pendapatan Negara
7) Biaya dan Keuntungan
8) Pandangan Pembangunan
9) Pembangunan Lawan Operasi
Menurut Oka A. Yoeti (2008: 2dan 49) dampak pariwisata
terhadap perekonomian sebagai akibat banyak wisatawan yang
datang berkunjung pada suatu objek wisata sehingga dibutuhkan
sarana akomodasi untuk melayani wisatawan. Dampak pariwisata
terhadap perekonomian mencakup spektrum kebijakan yang luas,
menyangkut kesempatan berusaha, kesempatan kerja, transportasi,
akomodasi, prasarana, pengembangan wilayah, perpajakan,
perdagangan, dan lingkungan.
k. Kajian Tentang Penduduk Lokal
Menurut Janianto Damanik dan Helmut F. Weber (2006: 23)
penduduk lokal atau penduduk asli yang bermukim di kawasan
wisata, menjadi salah satu pemain kunci dalam pariwisata, karena
sesungguhnya merekalah yang akan menyediakan sebagian besar
atraksi sekaligus menentukan kualitas produk wisata.
3. Kajian Tentang Rumah Tangga
a. Pengertian Rumah Tangga
Menurut Ida Bagoes Mantra (2010: 16), rumah tangga adalah
seseorang atau sekelompok orang yang mendiami sebagian atau
seluruh fisik/sensus, dan biasanya tinggal bersama serta makan dari
satu dapur.
17
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) (2015 : 1) rumah tangga
biasa umumnya terdiri dari ibu, bapak, dan anak. Juga dianggap
sebagai rumah tangga biasa antara lain:
1) Seseorang yang menyewa kamar atau sebagian bangunan sensus
tetapi makannya diurus sendiri.
2) Keluarga yang tinggal terpisah di dua bangunan sensus tetapi
makannya dari satu dapur, asal kedua bangunan sensus tersebut
masih dalam (sub) blok sensus yang sama dianggap sebagai satu
rumah tangga.
3) Pondokan dengan makan (indekos) yang pemondoknya kurang
dari 10 orang. Pemondok dianggap sebagai anggota rumah
tangga induk semangnya.
4) Beberapa orang yang bersama-sama mendiami satu kamar
dalam satu bangunan sensus walaupun mengurus makannya
sendiri-sendiri dianggap satu rumah tangga biasa.
5) Anggota TNI yang tinggal di asrama bersama keluarganya dan
mengurus sendiri kebutuhan sehari-harinya.
b. Pengertian Anggota Rumah Tangga
Menurut Ida Bagoes Mantra (2010: 17) anggota rumah tangga
adalah semua orang yang biasanya bertempat tinggal di suatu rumah
tangga, baik yang berada di rumah pada waktu pencacahan maupun
yang sementara tidak ada. Anggota rumah tangga yang telah
bepergian enam bulan atau lebih, dan anggota rumah tangga yang
bepergian kurang dari enam bulan tetapi dengan tujuan pindah dan
tamu yang tinggal di rumah tangga kurang dari enam bulan tetapi
akan bertempat tinggal enam bulan atau lebih dianggap sebagai
anggota rumah tangga.
4. Kajian Pendapatan dan Kontribusi
a. Pengertian Pendapatan
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) (2015: 1), pendapatan adalah
meliputi upah dan gaji atas jam kerja atau pekerjaan yang telah
diselesaikan, upah lembur, semua bonus tunjangan, perhitungan waktu-
waktu tidak bekerja, bonus yang dibayarkan tidak teratur, penghargaan.
18
Pendapatan adalah jumlah penghasilan yang diterima oleh para
anggota masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai balas jasa atas
faktor-faktor produksi yang mereka sumbangkan (Soediyono, 1992: 99)
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) (2015: 1) pendapatan rumah
tangga adalah pendapatan yang diterima oleh rumah tangga
bersangkutan baik yang berasal dari pendapatan kepala rumah tangga
maupun pendapatan anggota-anggota rumah tangga.
b. Kajian Kontribusi
Kontribusi adalah uang iuran atau sumbangan (KBBI, 2005:592).
Menurut Nurmanaf (melalui Rahmat Adi Santosa, 2010:21) kontribusi
pendapatan dari satu jenis kegiatan terhadap total pendapatan rumah
tangga tergantung pada produktifitas faktor produksi yang digunakan
dari jenis kegiatan yang bersangkutan. Menurut Budiyono Nugroho
(melalui Rahmat Adi Santosa, 2010: 28) besar kontribusi pendapatan
terhadap total pendapatan dapat dihitung menggunakan rumus berikut:
𝑃 =𝑄𝑋
𝑄𝑌100%
Keterangan:
P : Kontribusi pendapatan
QX : Rata – rata pendapatan rumah tangga di sektor pariwisata (dalam
Rupiah)
QY : Rata – rata pendapatan rumah tangga (dalam Rupiah)
19
B. Penelitian Yang Relevan
Tabel 1. Penelitian yang relevan
1 Peneliti Wiwid Widayani, Skripsi, UNY,Tahun 2013
Judul
Kepariwisataan Desa Wisata Candirejo Dan Kontribusinya Terhadap
Total Pendapatan Rumah Tangga Desa Candirejo Kecamatan
Borobudur Kabupaten Magelang
Metode Deskripif Kuantitatif
Tujuan
1. Mengetahui kepariwisataan Desa Wisata Candirejo.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mendorong masyarakat bekerja di
sektor pariwisata.
3. Mengetahui jenis pekerjaan di sektor pariwisata
4. Mengetahui jenis pekerjaan di sektor non pariwisata
5. Mengetahui pendapatan rumah tangga dari sektor non pariwisata
6. Mengetahui pendapatan rumah tangga dari sektor pariwisata
7. Mengetahui total pendapatan rumah tangga
8. Mengetahui kontribusi pendapatan sektor pariwisata terhadap total
pendapatan rumah tangga.
Hasil
Penelitian
1. Kepariwisataan Desa Wisata Candirejo meliputi wisata alam, wisata
seni dan budaya, wisata agro, dan kerajinan
2. Faktor yang mendorong masyarakat bekerja di sektor pariwisata
untuk menambah penghasilan.
3. Pekerjaan di sektor non pariwisata meliputi petani, pedagang, buruh,
PNS dan lain-lain.
4. Rata-rata pendapatan keluarga sektor pariwisata Desa Candirejo
sebesar Rp. 469, 913.
5. Rata-rata pendapatan keluarga dari sektor non pariwisata Desa
Candirejo sebesar Rp. 1.147.807.
6. Rata-rata total pendapatan rumah tangga Desa Candirejo sebesar Rp.
1.617.719.
7. Kontribusi pendapatan sektor pariwisata terhadap total pendapatan
rumah tangga Desa Candirejo sebesar 29,05%.
Persamaan Mengkaji kepariwisataan dan kontribusi pendapatan dari sektor
pariwisata; metode yang digunakan deskriptif kuantitatif, teknik
pengumpulan data yang digunakan sama.
Perbedaan Tempat penelitian yang berbeda dan pendekatan yang digunakan
berbeda.
2. Peneliti Sarah Saraswati, Skripsi, UNY, 2012
Judul
Dampak Agrowisata Sondokoro Terhadap Kehidupan Sosial Ekonomi
Penjual Jasa Di Desa Ngijo Kecamatan Tasikmadu Kabupaten
Karanganyar
20
Metode Deskripif Kualitatif
Tujuan
Penelitian
1. Mengetahui Peluang kerja masyarakat di sekitar area Agrowisata
Sondokoro.
2. Besar perubahan pendapatan penjual jasa di sekitar area Agrowisata
Sondokoro.
3. Perubahan pola konsumsi penjual jasa di sekitar area Agrowisata
Sondokoro.
4. Perubahan sosial yang terjadi akibat dari sikap menanggapi
wisatawan.
5. Interaksi hubungan penjual jasa akibat kesibukan di obyek wisata
terhadap anggota keluarga inti dan penjual jasa lain.
Hasil
Penelitian
1. Peluang kerja yang dimanfaatkan oleh masyarakat di sekitar
kawasan Agrowisata Sondokoro adalah membuka usaha baru.
2. Dari pendapatan sebelum dan sesudah masuk dalam sektor
pariwisata diketahui selisih kenaikan rata-rata pendapatan sebesar
Rp 487.356.
3. Pola konsumsi penjual jasa mengalami perubahan.
4. Terjadi perubahan sosial pada responden.
5. Interaksi antara keluarga dan penjual jasa mengalami perubahan
ditandai dengan jarangnya acara keluarga yang diadakan responden.
Persamaan Mengkaji mengenai kondisi perekonomian penduduk dan
pendapatan penduduk. Analisis data yang digunakan sama yaitu
observasi, wawancara dan dokumentasi.
Perbedaan Tempat penelitian berbeda; metode yang digunakan berbeda.
3. Peneliti Sigit Sugiyanto, Skripsi, UNY, 2011
Judul
Kontribusi Pertapaan Santa Maria Rawaseneng Terhadap Kondisi
Sosial Ekonomi Masyarakat Sekitar Desa Ngemplak Kecamatan
Kandangan Kabupaten Temanggung
Metode Deskriptif Kuantitatif
Tujuan
Penelitian
1. Mengetahui besar kontribusi Pertapaan Santa Maria Rawaseneng
terhadap kehidupan ekonomi masyarakat sekitar.
2. Mengetahui kontribusi Pertapaan Santa Maria Rawaseneng terhadap
kehidupan sosial masyarakat sekitar..
3. Persepsi masyarakat sekitar terhadap keberadaan partapa Trappist.
Hasil
Penelitian
1. Besar kontribusi pendapatan dari pertapaan terhadap total
pendapatan rumah tangga dalam penelitian ini adalah 46,22%.
2. Kontribusi Pertapaan Santa Masia Rawaseneng terhadap kehidupan
sosial masyarakat sekitar berupa bidang kerohanian, kesehatan, dan
layananan pendidikan.
3. Seluruh responden menyatakan bahwa petapa Trappist Pertapaan
Santa Masia Rawaseneng berkelakuan baik, ramah terhadap orang
21
lain, sopan serta dapat dijadikan panutan.
Persamaan
Mengkaji mengenai kontribusi terhadap kondisi perekonomian
penduduk; metode yang digunakan sama yaitu deskriptif kuantitatif;
teknik analisis yang digunakan sama yaitu observasi, wawancara dan
dokumentasi.
perbedaan Tempat penelitian yang berbeda; merupakan penelitian sosial dan
ekonomi.
C. Kerangka Berpikir
Dusun Ngentak terletak di Desa Poncosari Kecamatan Srandakan,
Kabupaten Bantul. Dusun Ngentak memiliki salah satu pantai bernama
Pantai Baru. Kepariwisataan Pantai Baru dikembangkan oleh penduduk
Desa Poncosari secara swadaya sejak tahun 2008. Kepariwisataan di Pantai
Baru semakin berkembang dengan adanya wisatawan yang berkunjung dan
keikutsertaan rumah tangga Dusun Ngentak dalam mengelola
Kepariwisataan Pantai Baru.
Kepariwisataan di Pantai Baru memberikan dorongan kepada
penduduk Dusun Ngentak untuk bekerja di sektor pariwisata.
Kepariwisataan di Pantai Baru menambah pekerjaan rumah tangga di Dusun
Ngentak yaitu pekerjaan di sektor pariwisata dan pekerjaan di sektor non
pariwisata. Pekerjaan di sektor pariwisata adalah semua kegiatan ekonomi di
sektor pariwisata yang menghasilkan uang atau barang yang berada di sektor
pariwisata. Pekerjaan di sektor non pariwisata adalah semua kegiatan
ekonomi di sektor pariwisata yang menghasilkan uang atau barang yang
berada di sektor pariwisata. Pekerjaan di sektor non pariwisata memberikan
pendapatan atau penghasilan kepada rumah tangga Dusun Ngentak.
Pekerjaan di sektor pariwisata juga mendatangkan pendapatan atau
22
penghasilan bagi rumah tangga Dusun Ngentak, namun pendapatan di
sektor pariwisata dipengaruhi oleh jumlah wisatawan yang berkunjung.
Pendapatan rumah tangga dari sektor non pariwisata dan pendapatan
rumah tangga dari sektor pariwisata kemudian dijumlahkan sehingga dapat
diketahui besar total pendapatan rumah tangga di Dusun Ngentak.
Kemudian, rata- rata jumlah pendapatan dari sektor pariwisata di bagi
dengan rata – rata pendapatan rumah tangga (dari sektor pariwisata dan non
pariwisata) kemudian dikalikan dengan 100 persen, sehingga diketahui
besar kontribusi pendapatan dari sektor pariwisata.
Besar kontribusi pendapatan dari sektor pariwisata sangat penting
untuk diteliti karena dapat mengetahui seberapa besar manfaat yang
didapatkan penduduk dalam mengelola lingkungannya yang berupa dataran
pantai dan dijadikan sebagai tempat pariwisata. Manfaat yang didapatkan
oleh penduduk merupakan hasil kerja keras mereka dalam mengembangkan
kepariwisataan di Pantai Baru.
23
Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir
Kepariwisataan
Pantai Baru
Dusun Ngentak
Faktor pendorong penduduk bekerja di
sektor pariwisata Pekerjaan Rumah
Tangga di sektor non
Pariwisata
Pendapatan Rumah
Tangga dari sektor
Pariwisata
Pendapatan Rumah
Tangga dari sektor
non Pariwisata
Kontribusi Pendapatan
dari sektor Pariwisata
Rumah Tangga
Dusun Ngentak
Total Pendapatan
Rumah Tangga
Wisatawan
Pekerjaan Rumah Tangga
di sektor non Pariwisata
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah suatu rencana tentang tata cara
mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data secara sistematis dan
terarah agar penelitian dapat dilaksanakan secara efisien dan efektif sesuai
dengan tujuannya (Moh. Pabundu Tika, 2005: 12).
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan pendekatan
kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang lebih mengarah pada
pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan
pengungkapan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan
interpretasi atau analisis (Moh. Pabundu Tika, 2005: 4). Penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka,
mulai dari pengumpulan data, penafsiran data serta penampilan dari hasilnya
(Suharsimi Arikunto, 2006: 12).
Penelitian ini menggunakan pendekatan ekologi yaitu pendekatan
dengan studi interaksi antara organisme dengan lingkungan. Ahli geografi
mengartikan lingkungan sebagai semua keadaan yang mengelilingi manusia
di setiap tempat di permukaan bumi (Bintartopo Surastopo Hadisumarmo,
1991: 100). Konsep geografi yang terdiri dari konsep lokasi, konsep jarak,
konsep pola, konsep morfologi, konsep interaksi, konsep nilai kegunaan,
25
konsep aglomerasi. Bidang ilmu geografi yang terkait dengan penelitian ini
adalah Geografi Pariwisata dan Georgrafi Ekonomi.
B. Variabel Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 118) variabel penelitian adalah
objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.
Variabel penelitian dalam penelitian ini meliputi:
1. Kepariwisataan Pantai Baru, dengan variabel sebagai berikut:
a. Wisatawan, variabelnya meliputi:
1) Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pantai Baru.
2) Usaha untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang
berkunjung ke Pantai Baru.
3) Pengaruh kunjungan wisatawan terhadap pendapatan
penduduk.
b. Objek Wisata, variabelnya meliputi
1) Sifat alami atau tidaknya objek wisata.
2) Pengelolaan objek wisata.
3) Usaha perbaikan objek wisata.
4) Perbandingan Pantai Baru dengan pantai lainnya.
c. Sarana dan prasarana pariwisata, variabelnya meliputi
1) Kelayakan tempat ibadah.
2) Kelayakan WC umum.
3) Kelayakan jalan.
4) Kelayakan prasarana listrik.
26
5) Sarana dan prasarana yang mendukung kepariwisataan
Pantai Baru.
d. Penduduk, variabelnya meliputi:
1) Keramahan penduduk pada wisatawan.
2) Pengaruh pariwisata terhadap pergaulan penduduk.
e. Jenis Pelestarian Budaya, variabelnya meliputi:
1) Kegiatan remaja di Desa Poncosari.
2) Pelaksanaan ritual kebudayaan.
3) Kepercayaan penduduk terhadap ritual kebudayaan.
2. Faktor-faktor yang mendorong angggota rumah tangga bekerja di
sektor pariwisata.
3. Jenis pekerjaan anggota rumah tangga di sektor pariwisata.
4. Jenis pekerjaan anggota rumah tangga di sektor non pariwisata.
5. Besar pendapatan rumah tangga dari sektor pariwisata.
6. Besar pendapatan rumah tangga dari sektor non pariwisata.
7. Total pendapatan rumah tangga.
8. Besar kontribusi pendapatan sektor pariwisata terhadap total
pendapatan rumah tangga.
C. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah:
1. Kepariwisataan pantai baru adalah segala sesuatu yang berhubungan
dengan atktivitas pariwisata di Pantai Baru.
27
a. Wisatawan adalah konsumen atau pengguna produk dan layanan
pariwisata. Variabel wisatawan meliputi:
1) Jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pantai Baru adalah
banyaknya wisatawan yang piknik ke Pantai Baru dalam
jangka waktu tertentu.
2) Usaha untuk meningkatkan jumlah wisatawan yang
berkunjung ke Pantai Baru adalah cara pengelola dan
penduduk dengan mengerahkan tenaga dan pikiran dalam
meningkatkan pelayanan seperti sarana dan prasarana agar
jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pantai Baru
meningkat.
3) Pengaruh kunjungan wisatawan terhadap pendapatan
penduduk adalah daya yang timbul dari kunjungan wisatawan
terhadap pendapatan penduduk.
b. Objek wisata adalah segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi
orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu. Variabel dari
obyek wisata meliputi:
1) Sifat objek wisata adalah ciri khas yang tampak dari objek
wisata
2) Pengelolaan objek wisata adalah kegiatan dalam menjalankan
pariwisata di objek wisata agar pariwisata dapat berjalan
dengan baik.
28
3) Usaha perbaikan objek wisata adalah kegiatan dengan
mengerahkan tenaga dan pikiran untuk perubahan objek
wisata ke arah yang baik.
4) Perbandingan Pantai Baru dengan pantai lainnya adalah
perbedaan Pantai Baru dengan pantai lainnya.
c. Sarana dan prasarana pariwisata adalah kelengkapan faktor
pendukung daerah tujuan wisata yang diperlukan untuk melayani
kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya.
Variabel sarana dan prasarana meliputi:
1) Kelayakan tempat ibadah adalah patut tidaknya tempat
ibadah digunakan oleh wisatawan.
2) Kelayakan toilet umum adalah kualitas WC atau toilet
digunakan oleh wisatawan.
3) Kelayakan jalan adalah kualitas jalan yang digunakan oleh
wisatawan.
4) Keberadaan prasarana listrik adalah patut atau tidaknya
prasarana listrik digunakan oleh wisatawan.
5) Sarana dan prasarana yang mendukung kepariwisataan Pantai
Baru adalah segala sesuatu yang dapat dipakai dan
mendukung kepariwisataan di Pantai Baru.
d. Penduduk asli yang bermukim di kawasan wisata, menjadi salah
satu pemain kunci dalam pariwisata, variabelnya meliputi:
29
1) Keramahan penduduk pada wisatawan adalah keakraban
penduduk pada wisatawan sehingga menciptakan suasana
yang menyenangkan.
2) Pengaruh pariwisata terhadap pergaulan penduduk adalah
daya yang timbul dari interaksi antara kegiatan pariwisata
dan penduduk
e. Jenis pelestarian budaya adalah upaya untuk menjaga keberadaan
dan kelangsungan budaya. Variabelnya meliputi:
1) Kegiatan remaja di Desa Poncosari adalah aktivitas pemuda
di Desa Poncosari.
2) Pelaksanaan ritual kebudayaan adalah kegiatan penduduk
dalam menjalankan tradisi yang telah dilakukan secara
turun temurun.
3) Kepercayaan penduduk terhadap ritual kebudayaan adalah
paham penduduk terhadap tradisi.
2. Faktor-faktor yang mendorong anggota rumah tangga bekerja di
sektor pariwisata adalah berbagai alasan (pertimbangan) sehingga
anggota rumah tangga memilih bekerja di sektor pariwisata.
3. Jenis pekerjaan disektor pariwisata adalah semua kegiatan ekonomi
di sektor pariwisata yang menghasilkan uang atau barang yang
berada di sektor pariwisata.
30
4. Jenis pekerjaan di sektor non pariwisata adalah semua kegiatan
ekonomi yang menghasilkan uang atau barang dari sektor non
pariwisata.
5. Besar pendapatan dari sektor pariwisata adalah jumlah hasil kerja
yang diperoleh responden dari sektor pariwisata selama satu bulan
dihitung dalam rupiah.
6. Besar pendapatan dari sektor non pariwisata adalah jumlah seluruh
hasil kerja yang diperoleh responden dari sektor non pariwisata
selama satu bulan dihitung dalam rupiah.
7. Total pendapatan rumah tangga adalah jumlah penghasilan yang
diperoleh seluruh anggota rumah tangga baik dari sektor pariwisata
maupun non pariwisata dihitung dalam rupiah per bulan.
8. Besar kontribusi pendapatan rumah tangga dari sektor pariwisata
adalah banyaknya sumbangan pendapatan dari sektor pariwisata
terhadap total pendapatan rumah tangga dinyatakan dalam persen.
D. Populasi Penelitian
Populasi adalah himpunan individu atau objek yang banyaknya
terbatas atau tidak terbatas (Moh. Pabundu Tika 2005:24). Populasi dalam
penelitian ini adalah rumah tangga Desa Poncosari berjumlah 4227 rumah
tangga dari 24 dusun. Tidak semua kepala rumah tangga di Desa Poncosari
terlibat di sektor pariwisata sehingga populasi sasarannya adalah rumah
tangga yang kepala rumah tangga dan anggotanya terlibat di sektor
31
pariwisata yaitu rumah tangga di Dusun Ngentak yang berjumlah 249 unit
rumah tangga.
E. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian dari objek atau individu-individu yang
mewakili suatu populasi (Moh. Pabundu Tika 2005:24). Peneliti
menggunakan metode Insidental Sampling Quota. Menurut Sugiyono,
insidental sampling quota adalah teknik untuk menentukan sample dari
populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang
diingankan (2010: 124). Penentuan kuota sampel dalam penelitian ini
menggunakan Rumus Slovin.
Peneliti memilih rumah tangga di Dusun Ngentak sebagai sampel
penelitian karena penduduknya yang paling banyak merasakan manfaat
langsung adanya obyek pariwisata Pantai Baru. Penduduk di Dusun
Ngentak lebih banyak terlibat langsung dalam aktivitas ekonomi di Pantai
Baru dibanding dusun lainnya.
Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus
Slovin (Kusmayadi dan Endar Sugiarto, 2000: 74).
Rumus Slovin.
𝑛 =𝑁
1 + 𝑁𝑎2
Keterangan:
n : Ukuran Sampel
N : Ukuran Populasi
a : Taraf signifikan 10% (0,01)
32
dengan menggunakan rumus Slovin maka dari jumlah popilasi 249
perhitungan jumlah sampelnya adalah sebagai berikut:
𝑛 =249
1 + 241 (01)2
𝑛 =249
1 + 241 (0,01)2
𝑛 =249
1 + 2,41
𝑛 =249
3,41
𝑛 = 73,02
Perolehan jumlah sampel dari hasil perhitungan tersebut adalah
sebanyak 73,02 yang dibulatkan menjadi 73 unit rumah tangga. Responden
terdiri dari kepala rumah tangga dan anggota rumah tangga. 73 unit rumah
tangga tersebut tidak semuanya terlibat dalam aktivitas perekonomian di
sektor pariwisata. Ada enam unit rumah tangga yang tidak memiliki
aktivitas perekonomian di sektor pariwisata, baik kepala rumah tangga
maupun anggota rumah tangga sehingga tidak termasuk dalam daftar
responden karena tidak memiliki pendapatan dari sektor pariwisata. Jadi
unit rumah tangga yang menjadi sampel penelitian ada 67 unit rumah
tangga. Responden terdiri dari 67 kepala rumah tangga dan 35 anggota
rumah tangga.
33
F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan cara bagaimana dapat
memperoleh data mengenai variabel-variabel tertentu (Suharsimi Arikunto,
2002 : 126). Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau objek
yang diteliti, atau ada hubungannya dengan yang diteliti (Moh. Pabundu
Tika, 2005: 44). Data sekunder adalah data yang diperoleh seorang peneliti
tidak langsung dari subjek atau objek yang diteliti, tetapi melalui pihak lain
seperti instansi-instansi atau lembaga-lembaga yang terkait, perpustakaan,
arsip, perorangan, dan sebagainya (Moh. Pabundu Tika, 2005 : 60).
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Data Primer
a. Observasi
Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan
melakukan dan pencatatan secara sistematis terhadapa gejala atau
fenomena yang ada pada objek penelitian. Observasi dapat dibagi
menjadi dua, yaitu observasi langsung dan observasi tidak langsung
(Moh. Pabundu Tika, 2005:44). Metode ini digunakan untuk
memperoleh data tentang daerah penelitian, antara lain: kondisi
geografis, demografis, dan sarana-prasana di wisata objek wisata
Pantai Baru, serta menngamati penduduknya. Data yang diperoleh
pada penelitian ini yaitu data sarana dan prasarana, data
34
kependudukan, data curah hujan, data kelembagaan desa. Instrument
yang digunakan adalah check list (daftar pengamatan atau penaksiran)
yaitu suatu daftar berisi nama objek atau fenomena yang akan diteliti
atau diamati.
b. Wawancara
Menurut Nasution (melalui Moh. Pabundu Tika, 2005:49)
wawancara (interview) adalah suatu komunikasi verbal. Wawancara
merupakan metode pengumpulan data dengan cara tanya jawab yang
dikerjakan dengan sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian.
Wawancara dilakukan dengan cara bertanya langsung kepada
responden. Responden adalah kepala rumah tangga dan anggota
rumah tangga di Dusun Ngentak. Instrumen yang digunakan berupa
kuosioner. Metode wawancara dilakukan untuk mengetahui identitas
dan informasi responden mengenai:
1) Kepariwisataan Pantai Baru
2) Faktor-Faktor yang mendorong responden bekerja di sektor
pariwisata.
3) Jenis pekerjaan responden di sektor pariwisata.
4) Jenis pekerjaan responden di sektor non pariwisata.
5) Besar pendapatan responden dari sektor pariwisata.
6) Besar pendapatan rumah tangga dari sektor non pariwisata.
35
2. Data Sekunder
c. Dokumentasi
Menurut Suharsimi Arikunto (2002:206) dokumentasi adalah
metode untuk mencari data mengenai variabel yang berupa catatan,
transkip, buku surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda
dan sebagainya. Melalui dokumentasi akan diperoleh data sekunder
dari berbagai instansi dan lembaga penelitian yang berkaitan dengan
permasalahan penelitian yang berkaitan dengan permasalahan
penelitian. Data yang dikumpulkan melalui dokumentasi antara lain:
data monografi Desa Poncosari, peta administratif, gambar-gambar
Desa Poncosari dan beberapa dokumen yang berkaitan dengan
penelitian yang diunduh dari internet. Instrumen yang digunakan pada
penelitian ini adalah flasdisk dan kamera.
G. Teknik Pengolahan Data
Dalam penelitian ini langkah-langkah pengolahan data yang dilakukan
peneliti adalah sebagai berikut (Moh. Pabundu Tika, 2005: 63-66).
a. Editing
Editing adalah penelitian kembali data yang telah dikumpulkan
dengan menilai apakah data yang telah dikumpulkan tersebut cukup baik
dan relevan untuk diproses atau diolah lebih lanjut.
36
b. Koding
Koding adalah pengklasifikasian jawaban dari para responden
menurut macamnya, dilakukan secara konsisten karena sangat
menentukan reliabilitas.
c. Tabulasi
Tabulasi adalah proses penyusunan dan analisis data dalam bentuk
tabel. Teknik pengeolahan dengan cara memasukkan data ke dalam tabel
akan memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data.
H. Teknik Analisis Data
a. Analisis Deskriptif
Menurut Kusmayadi dan Endar Sugiarto (2000: 179), analisis
deskriptif adalah mentransformasikan data mentah dalam bentuk data
yang mudah dimengerti dan ditafsirkan; serta menyusun,
memanipulasi dan menyajikan supaya menjadi suatu informasi.
Data yang diperoleh melalui penelitian kemudian dimasukkan
ke dalam tabel frekuensi dengan persentase, selanjutnya dibahas dan
diinterpretasikan, kemudian dari hasil interpretasi tersebut dapat
ditarik kesimpulan. Analisis ini digunakan untuk mengetahui faktor-
faktor yang mendorong penduduk bekerja di sektor pariwisata, jenis
pekerjaan di sektor pariwisata dan non pariwisata, pendapatan
penduduk dari sektor pariwisata, pendapatan dari non pariwisata, dan
total pendapatan penduduk.
37
b. Analisis kuantitatif
Teknik analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar
kontribusi dari sektor pariwisata terhadap total pendapatan rumah
tangga di daerah penelitian. Besarnya kontribusi pendapatan total
dapat diketahui menggunakan rumus berikut:
𝑃 =𝑄𝑋
𝑄𝑌 𝑥 100%
Keterangan:
P : Kontribusi pendapatan
Qx : Rata- rata pendapatan rumah tangga di sektor pariwisata (dalam
Rupiah)
Qy : Rata – rata pendapatan rumah tangga (dalam Rupiah
Klasifikasi dari hasil perhitungan Kontribusi Pendapatan sebagai
berikut:
Tabel: Kualifikasi kontribusi pendapatan
Persen Kualifikasi
0% - 25% Sangat rendah
25,01% - 50% Rendah
50,01 – 75% Sedang
75% - 100% Tinggi
(Sumber: Heru Pramono)
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Daerah Penelitian
1. Letak, Luas , dan Batas Pantai Baru
Objek wisata Pantai Baru secara administratif terletak di Dusun
Ngentak, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul.
Secara administratif Desa Poncosari berbatasan langsung dengan wilayah
sebagai berikut:
a. Sebelah utara berbatasan dengan Desa Trimurti.
b. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Gadingsari Kecamatan
Srandakan.
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia.
d. Sebelah barat berbatasan dengan Sungai Progo.
Berdasarkan letak astronomis atau garis lintang Desa Poncosari
terletak antara 110o14’13’’BT dan 07
057’37’’LS. Luas wilayah Desa
Poncosari yaitu 1.186 ha terdiri dari 24 dusun dan 120 Rukun Tetangga
(RT). Dusun yang berada di Desa Poncosari yaitu:
1) Dusun Singgelo
2) Dusun Talkondo
3) Dusun Godegan
4) Dusun Bayuran
5) Dusun Besole
6) Dusun Gunturgeni,
7) Dusun Polosiyo
8) Dusun Wonotinggal
9) Dusun Sambeng I
10) Dusun Sambeng II
11) Dusun Sambeng III
12) Dusun Jragan I
39
13) Dusun Jragan II
14) Dusun Bibis
15) Dusun Babakan
16) Dusun Kukap
17) Dusun Koripan
18) Dusun Jopaten
19) Dusun Bodoluwuh
20) Dusun Karang
21) Dusun Cangkring
22) Dusun Ngentak
23) Dusun Kuwaru.
Jarak dari pusat pemerintahan Kecamatan Srandakan yaitu 2,7
kilometer. Jarak dari pusat pemerintahan Desa Poncosari menuju Ibu
Kota Kabupaten Bantul yaitu 15 kilometer. Jarak dari Kota Yogyakarta
yaitu 25 kilometer.
Daerah sasaran penelitian adalah Dusun Ngentak. Batas daerah
penelitian adalah sebagai berikut:
a. Sebelah utara berbatasan dengan Dusun Babakan dan Dusun Krajan.
b. Sebelah timur berbatasan dengan Dusun Kwaru.
c. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia.
d. Sebelah barat berbatasan dengan Sungai Progo.
Jarak Dusun Ngentak dari Kota Yogyakarta kurang lebih 27
kilometer. Jarak Dusun Ngentak dari Kota Bantul kurang lebih 17
kilometer.
40
Gambar 2. Peta administratif Desa Poncosari
41
2. Topografi
Topografi merupakan keadaan tinggi rendahnya relief suatu
tempat terhadap permukaan air laut. Secara umum, topografi Desa
Poncosari berupa dataran rendah dengan ketinggian tanah rata-rata 0,2
meter di atas permukaan air laut (mdpl) (Sumber: Data Monografi
Desa Poncosari: 2013)
3. Iklim
Iklim merupakan kebiasaan alam yang digerakkan oleh gabungan
beberapa unsur, yaitu radiasi matahari, temperatur, kelembaban, awan,
presifikasi, evaporasi, tekanan udara, dan angin. (Ance Gunarsih,
2008: 2). Suhu atau temperature adalah derajat panas atau dingin yang
diukur berdasarkan skala tertentu dengan menggunakan termometer.
Temperatur rata-rata udara Desa Poncosari adalah 30o
C serta
banyaknya curah hujan Desa Poncosari adalah 2000 hingga 3000
mm/tahun. (Sumber: Data Monografi Desa Poncosari Tahun 2013).
4. Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di suatu daerah selalu berubah-ubah sesuai
dengan kebutuhan penduduknya.
Luas wilayah Desa Poncosari yaitu 1.186 ha terdiri dari tanah
milik pribadi, tanah sultan (Sultan Ground) dan tanah Negara. Tanah
tersebut dimanfaatkan oleh penduduk Desa Poncosari untuk berbagai
jenis kegiatan yaitu:
42
Tabel 2. Tata guna lahan Desa Poncosari
No. Jenis Penggunaan Lahan Luas (ha) Persen
1 Lahan Sawah 417 35, 1
2 Lahan Bukan Sawah 86 7,3
3 Lahan Non Pertanian 683 57,6
Jumlah 1186 100,0
(Sumber: Srandakan Dalam Angka, 2013)
Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa cukup banyak lahan
berupa persawahan seluas 417 ha (35,1 persen), maka penduduk Desa
Poncosari sebagian besar bekerja sebagi petani. Sangat sedikit luas
lahan bukan sawah yaitu 86 ha (7,3 persen), sedangkan lahan non
pertanian jumlahnya banyak yaitu seluas 683 ha (57,6 persen). Lahan
non pertanian ini dimanfaatkan oleh penduduk Desa Poncosari untuk
membangun perumahan, pekarangan, tambak udang, peternakandan
industri. Industri yang ada di Desa Poncosari antara lain industri
pemecah batu, industri mebel, industri emping melinjo, industri gula
jawa, industri kerajinan, industri tempe, industri tahu, dan industri
genting.
B. Kondisi Demografi
a. Jumlah dan Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk adalah total jumlah penduduk yang tinggal di
suatu tempat di wilayah tertentu dan tertera pada catatan pemerintah
setempat. Badan Pusat Statistik mempublikasikan Srandakan Dalam
Angka Tahun 2014 yang mencatat jumlah penduduk Desa Poncosari
pada tahun 2014 adalah 12.098 orang.
43
Kepadatan penduduk adalah jumlah penduduk per satuan luas atau
perbandingan antara jumlah penduduk di suatu wilayah dengan luas
tertentu. Satuan luas yang digunakan dalam menghitung kepadatan
penduduk adalah jiwa/km2. Kepadatan penduduk Desa Poncosari dapat
dihitung menggunakan perhitungan berikut:
Kepadatan Penduduk = Jumlah Penduduk (jiwa )
Luas Wilayah (km 2)
= 12.098 jiwa
11,86 km 2
= 1.020 jiwa/km2
Hasil perhitungan kepadatan penduduk di Desa Poncosari adalah 1.020
jiwa/km2. Setiap satu kilometer persegi wilayah Desa Poncosari dihuni
oleh 1.020 jiwa, artinya kepadatan penduduk di Desa Poncosari sudah
tinggi.
b. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Kelompok
Umur
1) Sex Ratio
Data Badan Pusat Statistik (BPS) mempublikasikan
Kecamatan Srandakan Dalam Angka Tahun 2014, menyebutkan
bahwa jumlah penduduk di Desa Poncosari berjumlah 12.098
jiwa.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Bantul,
jumlah penduduk laki- laki adalah 5930 jiwa (49,0 persen) dan
jumlah penduduk perempuan di Desa Poncosari adalah 6168 jiwa
44
(51,0 persen). Lebih banyak jumlah penduduk perempuan di Desa
Poncosari daripada jumlah penduduk laki-laki.
Sex Ratio (rasio jenis kelamin) adalah perbandingan jumlah
penduduk perempuan pada suatu daerah dalam waktu tertentu yang
dinyatakan dengan banyaknya jumlah penduduk laki-laki. Jumlah
penduduk laki-laki di Desa Poncosari adalah 5.930 jiwa dan jumlah
penduduk perempuan adalah 6.168 jiwa. Perbandingan jumlah
penduduk jenis kelamin laki-laki dan perempuan Desa Poncosari
sebagai berikut:
Sex Ratio = Penduduk laki −laki (jiwa )
Penduduk Perempuan jiwa × 100
= 5.930
6.168× 100
= 96
Sex ratio Desa Poncosari adalah 96, artinya setiap 100 penduduk
perempuan terdapat 96 penduduk laki-laki.
2) Depedency Ratio
Depedency Ratio atau angka beban ketergantungan adalah
perbandingan antara jumlah penduduk umur tidak produktif (0
hingga 14 tahun dan 65 tahun ke atas) dengan jumlah umur
produktif yaitu 15 tahun hingga 64 tahun. Angka beban
ketergantungan menunjukkan besar kecilnya ketergantungan umur
tidak produktif terhadap umur produktif. Angka beban
ketergantungan penduduk suatu wilayah yang rendah menunjukkan
45
tingkat perekonomian dan tingkat kesejahteraan penduduk semakin
baik.
Berikut adalah tabel pendududk Desa Poncosari berdasarkan
kelompok umur:
Tabel 3. Data Penduduk Desa Poncosari berdasarkan kelompok
umur
No Kelompok
Umur
Laki-Laki Perempuan Jumlah
ƒ % Ƒ % ƒ %
1 0-4 461 7,8 451 7,2 912 7,6
2 5-9 434 7,3 391 6,2 825 6,9
3 10-14 390 6,6 525 8,4 815 6,8
4 15-19 382 6,4 380 6,1 762 6,4
5 20-24 353 6,0 357 5,7 710 5,9
6 25-29 457 7,7 434 6,9 819 6,8
7 30-34 435 7,3 412 6,6 847 7,1
8 35-39 432 7,3 396 6,3 828 6,9
9 40-44 459 7,7 481 7,7 940 7,8
10 45-49 455 7,7 508 8,1 963 8,0
11 50-54 362 6,1 407 6,5 769 6,4
12 55-59 338 5,7 351 5,6 689 5,8
13 60-64 268 4,5 281 4,5 549 4,6
14 65-69 195 3,3 274 4,4 469 3,9
15 70-74 222 3,7 250 4,0 427 3,6
16 75+ 287 4,8 370 5,9 657 5,5
(Sumber: Srandakan Dalam Angka: 2014)
Berikut dependency ratio penduduk Desa Poncosari
DR = Penduduk tidak produktif (usia 0−14 dan 65 keatas )
Penduduk produktif (usia 15−54 ) × 100
= 2552+1553
7876 × 100
= 52
Depedency ratio penduduk Desa Poncosari adalah 52, artinya
terdapat 52 penduduk umur tidak produktif per 100 penduduk
46
produktif di Desa Poncosari. Setiap 100 penduduk usia produktif
diharapkan mampu menanggung 52 umur tidak produktif.
c. Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu indikator dari kualitas sumber
daya manusia. Pendidikan dapat menjadikan seseorang memiliki
manfaat bagi lingkungannya dan modal bagi pembangunan Desa
Poncosari. Umumnya tolok ukur pendidikan seseorang dapat dilihat
dari pendidikan formalnya. Semakin tinggi pendidikan maka akan
semakin baik kualitas sumber daya manusia dan status sosialnya
semakin tinggi.
Berikut adalah jumlah penduduk Desa Poncosari berdasarkan
tingkat pendidikan formal:
1) Jumlah penduduk berdasarkan pendidikan formal
Tabel 4. Data penduduk Desa Poncosari menurut usia berdasarkan
pendidikan formal tahun 2011
No Uraian Jumlah
Penduduk
Persentase
1 Buta Huruf 195 1,9
2 Tidak tamat SD/ sederajat 1304 12,7
3 Tamat SD/ sederajat 2551 24,8
4 Tamat SMP/sederajat 1991 19,3
5 Tamat SMA/sederajat 3359 32,6
6 Tamat Diploma 404 3.9
7 Tamat Perguruan Tinggi 497 4,8
Jumlah 10301 100,0
(Sumber: Data Monografi Desa Tahun 2013)
Berdasarkan Tabel 4, sangat sedikit penduduk Desa Poncosari
yang buta huruf (1,9 persen). Sebagian kecil penduduk Desa
Poncosari tamat SD atau sederajat (24,8 persen), dan tamat SMP
47
(18,3 persen). Cukup banyak penduduk Desa Poncosari yang
menamatkan jenjang pendidikan Sekolah Menengah Atas atau
sederajat (32,6 persen). Sebagian kecil penduduk Desa Poncosari
lulusan Sekolah Dasar (24,8 persen). Sebagian kecil penduduk
Desa Poncosari lulusan Sekolah Menengah Pertama (18,3 persen).
Penduduk Desa Poncosari pada jenjang pendidikan tinggi sangat
sedikit lulusan S-1 (4,4 persen). Hal ini dapat disebabkan oleh
beberapa faktor seperti penduduk lebih mementingkan pekerjaan
daripada melanjutkan sekolah. Berdasarkan Tabel 4, dapat dilihat
bahwa penduduk Desa Poncosari telah menyadari pentingnya
pendidikan walaupun cukup banyak penduduk yang hanya lulusan
SMA atau sederajat.
2) Wajib belajar 9 Tahun
Program wajib belajar sembilan tahun yang telah lama
dicanangkan oleh pemerintah bertujuan agar tidak ada penduduk
yang berpendidikan rendah. Pendidikan merupakan modal utama
bagi pembangunan.
Program wajib belajar sembilan tahun Desa Poncosari telah
berhasil dilaksanakan. Usia tujuh hingga lima belas tahun yang
masih sekolah sebanyak 1454 orang (99,1 persen). Usia tujuh
hingga lima belas tahun yang putus sekolah sebanyak 13 orang
dengan (0,9 persen) (Sumber: Data Monografi Desa Poncosari,
2013 : 4).
48
d. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Pekerjaan merupakan usaha yang dilakukan manusia untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Pekerjaan yang dimiliki oleh
penduduk Desa Poncosari dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5. Jumlah penduduk berdasarkan pekerjaan
No Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase
1 PNS 403 6,7
2 Karyawan Swasta 792 13,1
3 Wiraswasta / pedagang 106 1,8
4 Petani 1334 22,1
5 Pertukangan 170 2,8
6 Buruh Tani 2254 37,3
7 Pensiunan 710 11,7
8 Nelayan 140 2,3
9 Pemulung 5 0,1
10 Jasa 85 1,4
Jumlah 5644 100,0
(Sumber: Data Monografi Desa Poncosari 2013)
Tabel 5 menunjukkan bahwa penduduk Desa Poncosari cukup
banyak yang bekerja sebagai buruh tani (37,3 persen), sedangkan
sebagian kecil penduduk bekerja sebagai petani (22, 1 persen). Harga
lahan yang mahal menyebabkan penduduk tidak mampu membeli
lahan pertanian sehingga bekerja sebagai buruh tani. Penduduk yang
bekerja sebagai nelayan sangat sedikit (2,3 persen). Pekerjaan sebagai
nelayan memang memiliki resiko seperti ombak yang besar, cuaca
yang kadang tidak bersahabat, serta hasil tangkapan yang kurang
memuaskan.
49
C. Fasilitas Umum
a. Fasilitas Kesehatan
Kesehatan merupakan kebutuhan dan hak yang dimiliki oleh
manusia. Fasilitas kesehatan di Desa Poncosari terdiri dari dua unit
Poliklinik, dua unit Apotek, dan dua unit Puskesmas (Data Monografi
Desa Poncosari, 2013).
b. Fasilitas Pendidikan
Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Bantul memiliki program
wajib belajar Sembilan tahun. Kebutuhan fasilitas pendidikan
disesuaikan dengan arah penyediaan fasilitas pendidikan dimulai dari
TK, SD, SMP, dan SMA/SMK. Berikut adalah tabel fasilitas
pendidikan yang dimiliki oleh Desa Poncosari.
Tabel 6. Jumlah Gedung Sekolah, Guru, beserta murid
No Jenis Pendidikan Negeri Swasta
Gedung Guru Murid Gedung Guru Murid
2 TK - - - 8 27 302
3 Sekolah Dasar 3 38 413 5 42 471
4 SMP 1 34 450 1 15 49
5 SMA/SMK - - - - - -
6 Sekolah
Tinggi/Universitas - - - - - -
Jumlah 4 72 863 14 84 822
(Sumber: Kecamatan Srandakan Dalam Angka, 2014)
Desa Poncosari hanya memiliki satu gedung Sekolah Menengah
Atas sehingga bagi peserta didik yang ingin melanjutkan pendidikan
dapat menempuh pendidikannya di Desa Trimurti atau daerah lain.
Desa Poncosari belum memiliki gedung untuk sekolah tinggi atau
50
universitas, sehingga penduduk Desa Poncosari yang ingin
melanjutkan sekolah tinggi atau universitas dapat melanjutkannya ke
daerah lain.
c. Fasilitas Peribadatan
Sarana peribadatan di Desa Poncosari terdiri dari 28 masjid yang
tersebar di seluruh padukuhan, 19 mushalla, dan dua gereja. (Data
Monografi Desa Poncosari, 2013).
D. Temuan Sasaran Penelitian
1. Karakteristik Responden
a. Jenis Kelamin Responden
Responden pada penelitian ini merupakan kepala rumah tangga
dan/atau anggota rumah tangga Dusun Ngentak karena dianggap
paling mengetahui karakteristik objek wisata Pantai Baru. Pantai Baru
terletak di Dusun Ngentak sehingga penduduk Dusun Ngentak yang
paling banyak terkena dampak pariwisata.
Responden terdiri dari kepala rumah tangga berjumlah 67 orang
dan anggota rumah tangga berjumlah 35 orang. Berdasarkan hasil
penelitian, responden yang bekerja di Pantai Baru ada 67 laki-laki
(65,7 persen) dan 35 (34,3 persen) perempuan yang merupakan
anggota rumah tangga.
Responden melakukan berbagai macam aktivitas pariwisata di
pantai baru seperti mengelola warung makan, pedagang kaki lima,
penunggu dan pemilik toilet dan sebagainya.
51
b. Kelompok Umur Responden
Karakteristik responden, yang terdiri dari kepala rumah tangga
dan anggota rumah tangga, berdasarkan kelompok umur dapat
diketahui melalui tabel berikut:
Tabel 7. Karakteristik responden berdasarkan umur
No Umur (Tahun) Frekuensi (jiwa) Persentase
1 25 – 29 12 11,8
2 30 – 34 21 20,6
3 35 – 39 19 18,6
3 40 – 44 16 15,7
4 45 – 49 18 17,6
5 50 – 54 11 10,8
6 55 – 59 3 2,9
7 60 – 64 1 1,0
8 65 – 69 0 0,0
9 70 – 74 1 1,0
Jumlah Reponden 102 100,0
Jumlah Unit Rumah Tangga 67 Rumah Tangga
(Sumber: Data Primer 2015)
Tabel 7 di atas menunjukkan cukup banyak responden terdiri dari
kepala rumah tangga dan anggota rumah tangga, yang bekerja di
Pantai dalam kelompok umur hampir semua berada dalam kelompok
umur produktif (99,0 persen). Ada satu responden (1,0 persen) yang
tidak berada dalam umur produktif yaitu umur 72 tahun yang masih
bekerja di sektor pariwisata karena ingin mengisi waktu luang dan
masih memiliki tenaga untuk bekerja.
c. Tingkat Pendidikan Responden
Pendidikan memiliki peranan penting dalam kehidupan.
Pendidikan membantu seseorang untuk mengembangkan kepribadian
dan kemampuan intelektual seseorang. Tingkat pendidikan dalam
52
kehidupan bermasyarakat sangat berperan penting. Semakin baik
tingkat pendidikan penduduk dalam suatu wilayah maka kondisi
wilayah dapat berkembang dengan baik karena menerima ilmu dan
teknologi dari penduduknya.
Karakteristik responden, yang teradiri dari kepala rumah tangga
dan anggota rumah tangga, berdasarkan tingkat pendidikan dapat
diketahui melalui tabel berikut:
Tabel 8. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
No Tingkat Pendidikan Frekuensi Persentas
1 Tidak lulus SD 5 4,90
2 SD 13 12,75
3 SMP 25 24,51
4 SMA/SMK 56 54,90
5 Perguruan Tinggi 3 2,94
Jumlah 102 100,0
(Sumber: Data Primer 2015)
Berdasarkan Tabel 8 menunjukkan banyak responden yang
lulusan dari Sekolah Menengah Atas dan Sekolah Menengah Kejuruan
(54,90 persen). Sangat sedikit responden yang lulusan Perguruan
Tinggi yang bekerja di Pantai Baru (2,94 persen).
d. Status Perkawinan Responden
Manusia memiliki kebutuhan biologis dan keinginan untuk
memiliki keturunan. Kebutuhan ini dapat terpenuhi apabila manusia
telah cukup umur sesuai dengan undang-undang tentang perkawinan
yang telah diatur oleh pemerintah dan mampu untuk memenuhinya.
Kebutuhan biologis manusia dapat terpenuhi dengan ikatan
perkawinan yang sah. Ikatan perkawinan yang sah membantu manusia
53
untuk memenuhi kebutuhan biologisnya serta memiliki keturunan.
Karakteristik responden berdasarkan status perkawinan dapat
diketahui melalui tabel berikut:
Tabel 9. Status perkawinan responden
No Status
Perkawinan Frekuensi Persentas
2 Kawin 99 97,06
3 Belum kawin 1 0,98
Jumlah 102 100,00
(Sumber: Data Primer, 2015)
Tabel 9 menunjukkan hampir semua responden berstatus kawin
orang (97,06 persen). Responden yang belum kawin sangat sedikit
(1,96 persen) dan janda (0,98 persen).
2. Kepariwisataan Pantai Baru
a. Tahap Pengembangan Pariwisata di Pantai Baru
Pantai Baru merupakan salah satu pantai wisata di Desa
Poncosari. Proses pendirian objek wisata Pantai Baru dilaksanakan
oleh penduduk Dusun Ngentak. Penduduk Dusun Ngentak secara
swadaya menata kawasan Pantai Baru menjadi kawasan pariwisata.
Sebelum mengembangkan Pantai Baru menjadi kawasan pariwisata,
Dusun Ngentak dulunya memiliki kawasan pariwisata pantai yaitu
Pantai Pandansimo. Akibat salah pengelolaan, Pantai Pandansimo
berubah menjadi tempat prostitusi. Sekarang Pantai Pandansimo telah
sepi pengunjung dan digantikan dengan Pantai Baru.
Penduduk Dusun Ngentak mulai menata kawasan Pantai Baru
menjadi tempat wisata pada tahun 2010. Pada tanggal 7 Maret 2010
54
dibentuk Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS) Pantai Baru
dengan dikeluarkannya surat keputusan Lurah Desa Poncosari,
Nomor. 89/E/III/ 2010, tentang Pengukuhan Kelompok Sadar Wisata
Pantai Baru Pandansimo (Ignatius Riadi Raharjo dan Arief Rosyidie,
2015: 138). Pokdarwis Pantai Baru juga melaksanakan nilai-nilai
Sapta Pesona untuk menjaga ketertiban dan keamanan kawasan
wisata.
Penduduk menentukan jarak aman dari pinggir pantai sejauh lebih
kurang 200 meter dan dibagi menjadi tiga zonasi yaitu (1) terdiri
dari lahan yang berukuran kecil yang digunakan untuk warung
kuliner berjarak 200 meter dari pinggir pantai dengan ukuran 3x6
meter persegi, (2) lahan yang berukuran sedang yang dapat
menampung lebih banyak pengunjung berjarak 250 meter, dengan
ukuran 7x9 meter persegi (3) terdiri dari rumah makan berukuran
besar dan beberaa kolam renang anak berjarak 270 mete dengan
ukuran 12 x 20 meter persegi (Ignatius Riadi Raharjo, 2015: 138).
Penduduk Dusun Ngentak bersama-sama menjalankan
pengelolaan kegiatan pariwisata di Pantai Baru seperti melakukan
kesepakatan bersama dalam menentukan harga kuliner, toilet umum,
parkir, kolam renang anak dan jasa persewaan ATV.
b. Pantai Baru Sebagai Objek Wisata
Pantai Baru terletak di Dusun Ngentak, Desa Poncosari,
Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul. Panjang Pantai Baru dan
sekitarnya kurang lebih 4000 meter, dihitung mulai dari Pantai
Kuwaru hingga muara Sungai Progo. Lokasi Pantai Baru berada
diantara Pantai Pandansimo sebelah barat dan Pantai Kuwaru sebelah
timur. Pantai baru termasuk pantai yang agak curam dengan hamparan
55
pasir berwarna hitam dan tidak ada terumbu karang. Di sekitar Pantai
Baru ditumbuhi oleh pohon cemara udang karena pohon ini memiliki
daya tahan terhadap air laut dan angin kencang yang berasal dari laut.
Pohon Cemara Udang merupakan salah satu daya tarik wisata di
Pantai Baru karena pohon ini melindungi wisatawan dari panas sinar
matahari.
Pembangunan fasilitas wisata di Pantai baru disepakati bahwa
jarak aman untuk mendirikan bangunan fasilitas wisata yaitu sejauh
200 meter dari garis pantai agar penduduk yang mendirikan bangunan
dapat siaga ketika pantai mulai terabrasi. Penduduk Dusun Ngentak
yang ikut mengelola pariwisata di Pantai Baru mendapatkan pelatihan
manajemen pariwisata, pelatihan memasak bagi yang memiliki
warung, pelatihan Bahasa Inggris, pelatihan internet.
Di kawasan wisata Pantai Baru terdapat kincir angin yang
digunakan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid (PLTH) Pantai
Baru Pandansimo. Keberadaan PLTH Pantai Baru Pandansimo sangat
membantu penduduk Dusun Ngentak dalam menjalankan aktivitas
pariwisata di objek wisata Pantai Baru.
Pengertian tenaga Hybrid berasal dari gabungan beberapa
pembangkit listrik, seperti pembangkit listrik tenaga surya, angin,
diesel, air, geothermal, dan potensi lainnya, namun PLTH di
Pantai Baru hanya menggunakan gabungan pembangkit listrik
tenaga angin dan surya.Proyek ini merupakan kerjasama dari
berbagai pihak, mulai dari Kementerian Riset dan Teknologi,
Kementerian Kelautan dan Perikanan, Lembaga Penerbangan dan
Antariksa Nasional (LAPAN), Bappeda Bantul, Universitas
Gadjah Mada, jajaran pemerintahan daerah Bantul dari Dinas
Sumberdaya Air, Dinas Pekerjaan Umum, Dinas Pertanian, Dinas
56
Perikanan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan hingga Dinas
Pariwisata Kab. Bantul, dan Kecamatan Srandakan dan para
pemuka masyarakat (Kepala Dukuh/Dusun) beserta masyarakat di
sekitar pantai Pandansimo Bantul (TommyApriando, 2013:1).
Berikut ini adalah kondisi sarana dan prasarana yang ada di Pantai
Baru:
1) Aksesibilitas
Aksesibiltas menuju Pantai Baru sudah layak. Jalan menuju
Pantai Baru dan sekitarnya telah diaspal dan dapat dilalui oleh
semua jenis kendaraan. Jalan yang ada di Desa Poncosari
kondisinya baik dan dapat dilewati oleh berbagai macam
kendaraan. Kondisi jalan dari Kota Yogyakarta menuju Kabupaten
Bantul sudah layak karena Kabupaten Bantul merupakan daerah
tujuan wisata pantai di Yogyakarta.
Transportasi umum dari Kota Yogyakarta menuju
Kabupaten Bantul telah tersedia. Transportasi umum yang tersedia
adalah Bis Trans Jogja yang hanya mengantarkan wisatawan
hingga Pojok Benteng Kulon kemudian wisatawan melanjutkan
perjalanan menggunakan bis reguler sampai persimpangan
Kecamatan Srandakan.
57
Gambar 3. Jalan menuju Pantai Baru dari Dusun Ngentak
2) Prasarana dan sarana Pariwisata di Pantai Baru
Prasarana dan sarana memiliki peranan penting dalam
pariwisata karena keberadaanya dapat menunjang aktivitas
pariwisata. Prasarana dan sarana pariwisata yang ada di Pantai Baru
yaitu:
a) Sarana ibadah
Pantai Baru memiliki sarana ibadah yang layak dan
memadai. Umumnya sarana ibadah ini berupa mushola yaitu
tempat ibadah umat muslim. Sarana ibadah yang dimiliki
Pantai Baru tidak hanya satu melainkan ada beberapa kios
yang menyediakan tempat ibadah.
Berdasarkan hasil penelitian, kondisi sarana ibadah Pantai
Baru layak digunakan oleh wisatawan. Jaraknya yang tidak
begitu jauh dari lokasi wisata memudahkan wisatawan untuk
melaksanakan ibadahnya. Kelayakan sarana ibadah yang
terdapat di kawasan wisata merupakan salah satu tolak ukur
dari baik buruknya manajemen wisata.
58
Gambar 4. Mushala di Pantai Baru
b) Sarana Toilet Umum
Sarana toilet umum atau WC umum sangat penting
keberadaanya terutama di kawasan pariwisata. Kebersihan
toilet umum menjadi ukuran kualitas manajemen pariwisata.
Berdasarkan hasil penelitian, sarana toilet umum di Pantai
Baru layak digunakan. Setelah dipakai oleh pengunjung,
pemilik atau penjaga toilet umum menyiram kembali toilet
umum yang telah dipakai hingga bersih agar tidak
menimbulkan bau yang tidak sedap. juga selalu dijaga oleh
Gambar 5. Salah satu toilet di Pantai Baru
59
c) Prasarana Listrik
Prasarana listrik di objek pariwisata Pantai Baru tidak
hanya menggunakan jasa PLN melainkan juga PLTH
Pandansimo. PLTH Pandansimo adalah pembangkit listrik
tenaga hybrid yang dibangun berdekatan dengan kawasan
wisata. PLTH Pandansimo merupakan kerjasama dari
pemerintah, pihak swasta, perguruan tinggi dan masyarakat
sekitar. PLTH Pandansimo merupakan daya tarik untuk
mengembangkan pariwisata di Pantai Baru. PLTH Pandansimo
digunakan untuk mengaliri listrik sekitar 50 warung kuliner
dan digunakan untuk mengaliri mesin pembuat es dan pompa
air.
Berdasarkan hasil penelitian, prasarana listrik di Pantai
Baru mencukupi untuk aktivitas pariwisata.
Gambar 6. Kincir Angin PLTH Pandansimo
60
d) Tempat Parkir
Tempat parkir di Pantai Baru tidak begitu luas, parkir
untuk mobil pribadi dan sepeda motor dijadikan satu
sedangkan parkir untuk bis pariwisata dan kereta mini dipisah
karena membutuhkan lahan yang lebih luas. Tempat parkir
belum diberi paving blok dan masih berupa tanah.
Gambar 7. Tempat parkir bis dan kereta mini
3) Objek Wisata
a) Daya tarik wisata
Daya tarik wisata di Pantai Baru berupa wisata alam,
wisata kuliner dan karya wisata.Wisata alam adalah perjalanan
wisata untuk menikmati keindahan alam Pantai Baru dan
menikmati keteduhan Pantai Baru yang dikelilingi oleh pohon
Cemara Udang. Pengunjung dapat menggelar tikar sendiri
tanpa dipungut biaya.
61
Wisata kuliner adalah wisata untuk menikmati makanan
khas di Pantai Baru berupa makanan laut (seafood) yang segar.
Terdapat lebih dari 50 warung kuliner yang ada di Pantai Baru
sehingga pengunjung dapat memilih tempat baik yang luas
maupun yang sederhana.
Karya wisata atau wisata pendidikan yaitu perjalanan
untuk memperoleh gambaran, pengetahuan, dan perbandingan
teori dan fakta dalam hubungannya dengan bidang tertentu.
Karya wisata biasa dilakukan oleh pelajar dan mahasiswa.
Wisata pendidikan di Desa Poncosari disajikan dalam
bentuk paket wisata. Paket wisata berupa berkeliling desa
dengan bersepeda dan dipandu oleh pemuda setempat. Peserta
paket wisata bisa menyaksikan kehidupan sehari-hari warga
Poncosari, mendapatkan pengetahuan tentang aktivitas
perekonomian mikro pedesaan, memahami dasar nilai-nilai
konservasi lingkungan, serta melihat perkembangan teknologi
energi terbarukan dan pertanian modern (Paket Wisata,
2013:1).
b) Atraksi ATV
All Train Vehicle (ATV) adalah kendaraan segala medan
yang dapat dikendarai oleh siapapun. ATV disediakan oleh
pengelola wisata Pantai Baru agar wisatawan dapat berkeliling
Pantai Baru menggunakan kendaraan yang mudah digunakan
dan harus melewati jalur yang telah disediakan agar tidak
mengganggu wisatawan yang lain.
62
Gambar 8. Wisatawan sedang menikmati ATV
c) Ritual Kebudayaan
Penduduk Desa Poncosari masih memegang teguh ajaran
leluhur dan ritual kebudayaan yang diwariskan oleh luluhur
mereka. Ritual kebudayaan yang dilakukan di Pantai Baru
yaitu Upacara Adat Labuhan atau Sedekah Laut.
Upacara Labuhan merupakan salah satu ritual kebuyaan
yang menjadi daya tarik wisata yang mengajarkan kearifan
lokal penduduk Dusun Ngentak. Upacara Labuhan
dilaksanakan setiap setahun sekali pada hari Minggu, minggu
pertama bulan Syawal. Pemilihan hari Minggu bertujuan agar
anak cucu yang tinggal jauh dari Desa Poncosari dapat berlibur
dan menyaksikan upacara tersebut. Upacara Labuhan
dilaksanakan oleh para nelayan di Desa Poncosari. Para
nelayan mengadakan upacara Sedekah Laut untuk memohon
kebebasan dari segala bahaya seperti ombak besar, angin besar,
dan diberi penghasilan ikan yang melimpah.
63
Ritual kebudayaan yang dilaksanakan bertujuan untuk
mempertahankan kearifan lokal dan melestarikan kebudayaan
daerah.
c. Wisatawan
Pada hari Senin hingga Jumat wisatawan yang berkunjung ke
Pantai Baru tidak terlalu ramai. Pada hari Sabtu, Minggu dan hari
libur nasional atau hari libur keagamaan jumlah wisatawan yang
berkunjung meningkat. Wisatawan yang datang ke Pantai Baru
umumnya wisatawan domestik, sangat jarang terlihat wisatawan
mancanegara berkunjung ke Pantai Baru. Banyaknya wisatawan yang
datang berkunjung ke Pantai Baru dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 10. Kunjungan wisatawan domestik tahun 2011-2015
Tahun Wisatawan Domestik Pertumbuhan (%)
2011 42.361
2012 133.017 214
2013 139.606 4,7
2014 142.192 1,8
2015 115.597 - 18,7
(Sumber: Data Primer, 2015)
Berdasarkan Tabel 11, kunjungan wisatawan mulai tercatat pada
tahun 2011. Pada tahun 2012 kenaikan jumlah wisatawan yang
berkunjung ke Pantai Baru mengalami kenaikan 214 persen ini
menunjukkan bahwa pengelola dan penduduk bersama-sama
mengembangkan potensi pariwisata di Pantai Baru dengan baik
sehingga Pantai Baru mulai dikenal oleh masyarakat luar. Pada tahun
2013 kenaikan wisatawan menjadi 4,7 persen. Pada tahun 2014,
sangat sedikit kenaikan jumlah wisatawan ke Pantai Baru yaitu 1,8
64
persen. Pada tahun 2015, wisatawan yang berkunjung ke Pantai Baru
mengalami penurunan hingga 18,7 persen. Penurunan jumlah
wisatawan pada tahun 2015 disebabkan pencatatan data baru sampai
bulan Agustus ketika peneliti melakukan pengambilan data. Data yang
dicatat oleh pengelola berdasarkan jumlah kendaraan seperti motor,
mobil, bus, dan kereta.
3. Faktor Pendorong Responden Bekerja di Sektor Pariwisata
Faktor pendorong responden Dusun Ngentak bekerja di sektor
pariwisata dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 11. Faktor pendorong responden bekerja di sektor pariwisata
(Sumber: Data Primer 2015)
Berdasarkan Tabel 11, dapat dilihat bahwa sebagian besar
responden bekerja di Pantai Baru untuk menambah penghasilan (81,4
persen). Sebagian kecil responden bekerja di Pantai Baru karena susah
mencari pekerjaan (12,7 persen). Sangat sedikit responden yang bekerja di
Pantai baru untuk mengisi waktu luang (4,9 persen). Sangat sedikit pula
responden yang berasal dari Dusun Ngentak yang bekerja di sektor
pariwisata di Pantai Baru karena alasan lainnya yaitu ditugaskan dari
Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul sebagai penjaga retribusi (1,0 persen).
Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor pendorong penduduk Dusun Ngentak
No Faktor Pendorong Frekuensi Persentase
1 Mengisi waktu luang 5 4,9
2 Menambah penghasilan 83 81,4
3 Susah mencari pekerjaan 13 12,7
4 Lainnya 1 1,0
Jumlah Reponden 102 100,0
Jumlah Unit Rumah Tanga 67
65
bekerja di pantai baru yaitu menambah penghasilan, susah mencari
pekerjaan, mengisi waktu luang, dan faktor lain. Salah satu alasan
dikembangkannya Pantai Baru sebagai objek wisata agar penduduk Dusun
Ngentak yang belum memiliki pekerjaan dapat memiliki pekerjaan di
Pantai Baru.
4. Aktivitas Ekonomi di Sektor Pariwisata
a. Pekerjaan Rumah Tangga Di Sektor Pariwisata
Penduduk Dusun Ngentak secara swadaya membangun Pantai
Baru sebagai salah satu objek wisata dengan mengandalkan suasana
pantai yang sejuk dan kekayaan hasil laut. Penduduk mulai
membangun warung kuliner, membangun jalan, dan mempromosikan
Pantai Baru sebagai objek wisata.
Wisatawan yang mengunjungi pantai baru juga banyak.
Berdasarkan data kunjungan wisatawan terbukti bahwa setiap tahun
lebih dari 100.000 pengunjung setiap tahunnya. Data tersebut juga
dapat menujukkan bahwa perkembangan pariwisata di Pantai Baru
berjalan dengan baik.
Berkembangnya Pantai Baru sebagai objek wisata menambah
lapangan pekerjaan di Dusun Ngentak. Pekerjaan disektor pariwisata
adalah semua kegiatan ekonomi di sektor pariwisata yang
menghasilkan uang dan barang yang berada di sektor pariwisata.
Responden adalah kepala rumah tangga dan anggota rumah tangga.
66
Berikut adalah tabel pekerjaan responden di sektor pariwisata
Pantai Baru:
Tabel 12. Jenis pekerjaan responden di sektor pariwisata
No Jenis Pekerjaan
Kepala
Rumah
Tangga
Anggota
Rumah
Tangga
Jumlah
ƒ % ƒ % ƒ %
1 Pemilik warung makan 15 22,4 21 60,0 36 35,3
2 Pekerja di warung 7 10,4 8 22,9 15 14,7
3 Pemilik Toilet 7 10,4 1 2,9 8 7,8
4 Pedagang kaki lima 12 17,9 2 5,7 14 13,7
5 Penjaga Parkir 10 14,9 0 0,0 10 9,8
6 Penjaga RTV 10 14,9 0 0,0 10 9,8
7 Lainnya 6 9,0 2 5,7 8 7,8
Jumah 67 100,0 35 100,0 102 100,0
Jumlah Unit Rumah Tangga 67
(Sumber: Data Primer, 2015)
Berdasarkan Tabel 12, cukup banyak responden yang memiliki
warung makan di Pantai Baru (35,3 persen). Pengelolaan warung
makan dapat dikerjakan bersama anggota rumah tangga lainnya
dan/atau membayar pekerja dari luar anggota rumah tangga. Sebagian
kecil responden adalah pekerja di warung makan (14,7 persen)
Sebagian kecil responden bekerja sebagai pedagang kaki lima (14,7
persen). Pedagang kaki lima menjual siomay, sayuran, kacamata,
mainan anak, makanan dan minuman. Sangat sedikit responden yang
memiliki toilet (7,8 persen). Sebagian kecil responden bekerja
sebagai penjaga parkir (9,8 persen) penjaga RTV (9,8 persen) dan
pekerjaan lainnya seperti sopir kereta mini dan petugas retribusi (7,8
persen).
67
b. Mulai Bekerja di Sektor Pariwisata
Sebelum Pantai Baru dibuka, penduduk Dusun Ngentak telah
memiliki pekerjaan di Pantai Pandansimo. Penduduk mengembangkan
Pantai Baru menjadi salah satu objek wisata. Sebelum dikembangkan
sebagai objek wisata sudah ada beberapa penduduk yang lebih dulu
bekerja di pantai baru, seperti depot ikan, toilet dan warung makan,
karena Pantai Baru merupakan tempat singgah perahu-perahu nelayan.
Jumlah warung makan dan toilet saat itu tidak seramai saat ini.
Berikut adalah tabel jumlah penduduk yang mulai bekerja di sektor
pariwisata.
Tabel 13. Responden yang mulai bekerja di sektor pariwisata
No Mulai Bekerja
Kepala
Rumah
Tangga
Anggota
Rumah
Tangga
Jumlah
ƒ % ƒ % ƒ %
1 Sebelum 2010 6 9,0 0 0,0 6 5,9
2 2010 14 20,9 3 8,6 17 16,7
3 2011 16 23,9 6 17,1 22 21,6
4 2012 11 16,4 13 37,1 24 23,5
5 2013 12 17,9 9 25,7 21 20,6
6 2014 4 6,0 3 8,6 7 6,9
7 2015 4 6,0 1 2,9 5 4,9
Jumlah Responden 67 100,0 35 100,0 102 100,0
Jumlah Unit Rumah Tangga 67
(Sumber: Data Primer 2015)
Berdasarkan Tabel 13, sangat sedikit responden yang bekerja di
Pantai Baru sebelum tahun 2010 (5,9 persen). Pada tahun 2010,
pengelola memberikan sosialisasi kepada penduduk untuk bersama-
sama membangun kawasan pariwisata yang sehat dan dapat
mendatangkan penghasilan. Kemudian pada 2011 mengalami
68
peningkatan menjadi 21,6 persen. Pada tahun 2012 penduduk yang
bekerja di Pantai Baru mengalami peningkatan hingga 23,5 persen.
Pada tahun 2013 jumlah penduduk yang mendirikan usaha di Pantai
Baru mengalami penurunan menjadi 20,6 persen. Turun naiknya
persentase penduduk yang bekerja di Pantai Baru dapat disebabkan
oleh beberapa faktor seperti kebutuhan pekerjaan, kurangnya modal
untuk membangun usaha, ketatnya persaingan, dan tidak adanya
motivasi penduduk untuk bekerja di objek wisata Pantai Baru.
5. Pekerjaan Rumah Tangga di Sektor non Pariwisata
Penduduk Dusun Ngentak juga memiliki pekerjaan di sektor non
pariwisata. Pekerjaan di sektor non pariwisata adalah semua kegiatan
ekonomi yang menghasilkan uang dan barang dari sektor non pariwisata.
Responden melakukan pekerjaan di sektro non pariwisata pada hari-hari
biasa, sedangkan pada akhir pekan responden pergi ke Pantai Baru untuk
melakukan pekerjaan di sektor pariwisata.
Responden merasa kurang terhadap penghasilan dari pekerjaan di
sektor non pariwisata sehingga memanfaatkan keberadaan Pantai Baru
untuk menambah penghasilan. Pantai Baru yang berada di Dusun Ngentak
dikembangkan secara swadaya oleh penduduk sekitar. Penduduk
menyadari bahwa dengan adanya tempat pariwisata dapat meningkatkan
pendapatan rumah tangga mereka dan sebagai lahan pekerjaan bagi
penduduk yang susah mencari pekerjaan.
69
Berikut adalah pekerjaan kepala rumah tangga di sektor non
parwisata:
Tabel 14. Jenis pekerjaan responden di sektor non pariwisata
No Jenis Pekerjaan
Kepala Rumah
Tangga
Anggota
Rumah
Tangga
Jumlah
ƒ % ƒ % ƒ %
1 Petani 12 18,3 2 5,7 14 13,7
2 Buruh Tani 8 12,2 3 8,6 11 10,8
3 Buruh Serabutan 10 15,2 0 0,0 10 9,8
4 Pedagang 5 7,6 3 8,6 8 7,8
5 Wirausaha 7 6,9 7 6,9 14 13,7
6 Peternak 2 3,0 1 2,9 3 2,9
7 Karyawan 5 7,6 0 0,0 5 4,9
8 Penambak udang 4 6,1 0 0,0 4 3,9
9 Nelayan 3 4,6 0 0,0 3 2,9
10 Tidak bekerja 11 16,7 19 54,3 30 29,4
Jumlah Responden 67 100,0 35 100,0 102 100,0
Jumlah Unit Rumah Tangga 67
(Sumber: Data Primer, 2015)
Tabel 14 menunjukkan bahwa sebagian kecil responden bekerja
sebagai petani (13,7 persen) dan wirausaha (13,7 persen). Sangat sedikit
responden yang bekerja sebagai buruh tani (10,8 persen), buruh serabutan
(9,8 persen), pedagang (7,8 persen), wirausaha (5,9 persen) peternak (2,9
persen), karyawan (4,9 persen), penambak udang (3,9 persen), nelayan
(2,9 persen). Cukup banyak responden yang tidak memeliki pekerjaan di
sektor non pariwisata karena susahnya mencari pekerjaan (29,4 persen).
6. Pendapatan Responden dari Sektor Pariwisata
Besar pendapatan sektor di pariwisata adalah jumlah hasil kerja yang
diperoleh responden dari sektor pariwisata selama satu bulan dihitung
dalam rupiah. Jumlah wisatawan yang mengunjungi Pantai Baru sangat
70
berpengaruh terhadap pendapatan penduduk Dusun Ngentak. Jumlah
wisatawan akan meningkat pada hari libur keagamaan atau hari libur
nasional, yaitu hari Minggu dan hari Sabtu. Responden adalah kepala
rumah tangga dan anggota rumah tangga.
Pendapatan rumah tangga di sektor parwisata dibagi menjadi tiga
kelas, yaitu rendah, sedang, dan tinggi.
Diketahui: Pendapatan tertinggi adalah Rp 5.500.000,00
Pendapatan terendah adalah Rp100.000,00
Interval = Jumlah tertinggi −jumlah terendah
3
= 5.500.000−100.000
3
= 5.400.000
3
= 1.800.000
Jadi interval pada setiap kelas adalah Rp 1.800.000,00.
Berikut ini disajikan tabel pendapatan rumah tangga di sektor
pariwisata.
Tabel 15. Pendapatan responden di sektor pariwisata
No Kualifikasi Pendapatan sektor
Pariwisata (Rp)
Kepala
Rumah
Tangga
Anggota
Rumah
Tangga
Jumlah
ƒ % ƒ % ƒ %
1 Rendah ≤ 1.900.000 59 88,1 31 88,6 90 88,2
2 Sedang >1.900.000 – 3.790.000 7 10,4 3 8,6 10 9,8
3 Tinggi >3.790.000 5.500.000 1 1,5 1 2,9 2 2,0
Jumlah Responden 67 100,0 35 100,0 102 100,0
Jumlah Unit Rumah Tangga 67
(Sumber: Data Primer 2015)
71
Berdasarkan Tabel 15, sebagian besar responden (88,2 persen)
memiliki pendapatan kurang dari atau sama dengan Rp 1.900.000,00.
Sangat sedikit (9,8 persen) responden yang memiliki pendapatan di atas
Rp 1.900.000,00 hingga Rp 3.790.000,00. Sangat sedikit (2,5 persen)
responden yang mendapatkan penghasilan di atas Rp 3.790.001,00 hingga
Rp 5.550.000,00.
7. Pendapatan Responden dari Sektor non Pariwisata
Besar pendapatan sektor di non pariwisata adalah jumlah seluruh hasil
kerja yang diperoleh responden dari sektor non pariwisata selama satu
bulan dihitung dalam rupiah. Responden terdiri dari kepala rumah tangga
dan anggota rumah tangga.
Pendapatan kepala rumah tangga di sektor non pariwisata dibagi
menjadi tiga kelas, yaitu rendah, sedang, dan tinggi.
Diketahui: Pendapatan tertinggi adalah Rp 3.500.00,00
Pendapatan terendah adalah Rp 200.000,00
Interval =Jumlah tertinggi −jumlah terendah
3
= 3.500.000 − 200.000
3
= 3.300.000
3
= Rp1.100.000
Jadi interval pada setiap kelas adalah Rp 1.100.000,00. Berikut ini
disajikan tabel pendapatan rumah tangga di sektor pariwisata.
72
Tabel 16. Pendapatan responden dari sektor non pariwisata
No Kualifikasi
Pendapatan
sektor non
Pariwisata (Rp)
Kepala
Rumah
Tangga
Anggota
Rumah
Tanga
Jumlah
ƒ % ƒ % ƒ %
1 Rendah ≤ 1.300.000 57 85,1 28 80,0 85 83,3
2 Sedang > 1.300.000 -
2.400.000 7 10,4 3 8,6 10 9,8
3 Tinggi > 2.400.000 –
3.500.000 3 4,5 4 11,4 7 6,9
Jumlah Responden 67 100,0 35 100,0 102 100,0
Jumlah Unit Rumah Tangga 67
(Sumber: Data Primer, 2015)
Berdasarkan Tabel 16, sebagian besar (83,3 persen) responden
memiliki pendapatan kurang dari atau sama dengan Rp 1.300.000,00.
Sangat sedikit (9,8 persen) responden yang memiliki pendapatan di atas Rp
1.300.000,00 hingga Rp 2.400.000,00. Sebagian kecil (6,9 persen)
responden memiliki penghasilan antara Rp 2.490.001,00 hingga Rp
3.500.000,00.
8. Total Pendapatan Rumah Tangga
Total pendapatan rumah tangga adalah jumlah penghasilan yang
diperoleh seluruh anggota rumah tangga (kepala rumah tangga dan
anggota rumah tangga) baik dari sektor pariwisata maupun non pariwisata
dihitung dalam rupiah per bulan. Total pendapatan rumah tangga
penduduk Dusun Ngentak dapat dilihat pada tabel berikut:
Total pendapatan rumah tangga di dibagi menjadi lima kelas.
Diketahui: Pendapatan tertinggi adalah Rp 7.200.000,00
Pendapatan terendah adalah Rp 500.000,00
73
Interval = Jumlah tertinggi −jumlah terendah
3
= 7.200.000,00− 500.000,00
3
= 6.700.000
3
= 2.233.333
Jadi interval pada setiap kelas adalah Rp 2.233.333,00. Berikut ini
disajikan tabel pendapatan rumah tangga di sektor pariwisata.
Tabel 17. Total Pendapatan Rumah Tangga
No Kualifikasi Total Pendapatan Rumah Tangga
Penduduk (Rp) Frekuensi
Persentase
(%)
1 Rendah ≤ 2.733.333 50 74,6
2 Sedang > 2.733.333– 4.966.666 9 13,4
3 Tinggi > 4.966.666 - 7.200.000 8 11,9
Jumlah Unit Rumah Tangga 67 100,0
(Sumber: Data Primer, 2015)
Berdasarkan Tabel 17, sebagian besar (74,6 persen) total pendapatan
rumah tangga penduduk Dusun Ngentak rendah yaitu di kurang dari atau
sama dengan Rp 2.733.333,00. Sebagian kecil (13,4 persen) rumah tangga
berpendapatan sedang yaitu di atas Rp733.33,00 – 4.966.666,00. Sebagian
kecil (11,9 persen) rumah tangga berpendapatan tinggi yaitu di atas Rp
4.966.666 – Rp 7.200.000.
9. Kontribusi Pendapatan Pariwisata terhadap Total Pendapatan
Rumah Tangga
Kontribusi pendapatan rumah tangga dari sektor pariwisata adalah
banyaknya sumbangan pendapatan dari sektor pariwisata terhadap total
74
pendapatan rumah tangga dalam kurun waktu satu bulan dinyatakan
dalam persen.
Berikut adalah perhitungan kontribusi pariwisata terhadap total
pendapatan rumah tangga:
Diketahui : Rata - rata pendapatan rumah tangga responden dari sektor
pariwisata Rp 1.316.044,00.
Rata - rata pendapatan rumah tangga responden Rp
2.313.584,00.
𝑃 =𝑄𝑋
𝑄𝑌100%
Keterangan:
P : Kontribusi pendapatan
QX : Rata - rata pendapatan rumah tangga di sektor pariwisata (dalam
Rupiah)
QY : Rata – rata pendapatan rumah tangga (dalam Rupiah)
𝑃𝑛 =1.316.044
2.313.582100%
P = 56,9%
Setelah dihitung menggunakan rumus diatas dapat ditentukan
klasifikasi kontribusi pendapatannya. Kontribusi pariwisata terhadap total
pendapatan rumah tangga di Desa Poncosari adalah 59,6 (sedang). Jadi
pengelola dan penduduk harus bekerja keras dalam mengembangkan daya
tarik pariwisata di pantai baru dan meningkatkan jumlah wisatawan
75
sehingga kontribusi pariwisata terhadap total pendapatan rumah tangga
penduduk meningkat.
Penelitian yang telah dilakukan mendapatkan hasil bahwa
kepariwisataan di Pantai Baru terdiri dari pariwisata alam, pariwisata
kuliner, dan karya wisata. Karya wisata di Desa Poncosari disediakan
dalam bentuk paket wisata dengan harga terjangkau bagi peserta didik.
Aksesibilitas yang layak serta adanya sarana dan prasarana yang memadai
membuat wisatawan merasa senang dalam berwisata. Pengelola Pantai
Baru dan penduduk bersama-sama mengembangkan pariwisata di Pantai
Baru agar wisatawan semakin banyak yang berkunjung sehingga
pendapatan mereka dari sektor pariwisata bertambah. Pantai Baru lebih
mengutamakan penduduk Dusun Ngentak dalam mengelola kegiatan
pariwisatanya karena Pantai Baru terletak di Dusun Ngentak.
76
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dilaksanakan maka
dapat disimpulkan
1. Kepariwisataan Pantai Baru Desa Poncosari meliputi wisata alam, wisata
kuliner dan wisata edukasi. Aksesibilatas yang mudah dijangkau dengan
kondisi jalan yang baik memudahkan wisatawan berkunjung ke Pantai Baru,
sarana dan prasarana yang memadai dan masih layak digunakan menjadikan
Pantai Baru memiliki potensi sebagai objek wisata.
2. Faktor –faktor yang mendorong rumah tangga bekerja di sektor pariwisata
adalah untuk menambah penghasilan, susah mencari pekerjaan, dan mengisi
waktu luang.
3. Jenis pekerjaan di sektor parwisata antara lain: pemilik warung makan,
pekerja warung makan, penjaga parkir, penjaga toilet, penjaga atraksi APV.
4. Jenis pekerjaan rumah tangga di sektor non pariwisata antara lain: petani,
buruh tani, buru serabutan, pedagang, wirausaha, peternak, karyawan,
tambak, nelayan.
5. Pendapatan rumah tangga di sektor pariwisata sebagian besar responden (88,2
persen) memiliki pendapatan kurang dari atau sama dengan Rp 1.900.000,00
dan rata-ratanya adalah Rp 1.316.044,00.
77
6. Pendapatan rumah tangga dari sektor non pariwisata sebagian responden
(83,3 persen) memiliki pendapatan kurang dari atau sama dengan Rp
1.300.000,00 dan rata-ratanya adalah Rp 997.537,00.
7. Total pendapatan rumah tangga sebagian besar responden (74,6 persen)
memiliki pendapatan rendah yaitu kurang dari atau sama dengan Rp
2.733.333,00 dan rata-ratanya adalah Rp 2.313.580,00.
8. Kontribusi pendapatan dari sektor pariwisata terhadap total pendapatan
penduduk Desa Poncosari sebesar 59,6 persen (sedang).
B. Saran
1. Bagi pemerintah
a. Memonitor perkembangan objek wisata Pantai Baru agar dapat diketahui
perkembangannya sehingga pemerintah dapat memberikan bantuan
sesuai dengan kebutuhan. Bantuan dan dukungan yang diberikan oleh
pemerintah sangat diperlukan bagi pengembangan objek pariwisata
Pantai Baru sehingga tidak hanya dikenal oleh wisatawan domestik
melainkan wisatawan mancanegara.
b. Memberikan pelatihan mengenai kepariwisataan kepada penduduk agar
dapat mengembangkan objek pariwisata Pantai Baru dengan baik.
2. Bagi Pengelola
a. Pengelola dapat mengembangkan kepariwisataan Pantai Baru terutama
wisata edukasi yang bermanfaat bagi anak-anak usia sekolah.
b. Promosi dan peningkatan mutu pariwisata juga sangat diperlukan untuk
menarik wisatawan berkunjung ke Pantai Baru.
78
c. Perapian data wisatawan yang berkunjung serta diperlukannya data
penduduk yang memiliki warung kuliner dan penduduk yang bekerja di
Pantai Baru sehingga memudahkan dalam koordinasi dan memudahkan
akademisi untuk melakukan penelitian di Pantai Baru.
d. Perlunya inovasi di Pantai Baru sehingga Pantai Baru memiliki ciri
khas.
3. Bagi Penduduk
Keberadaan objek wisata Patai Baru memberikan manfaat bagi
penduduk Desa Poncosari. Pengembangan pariwisata di Pantai Baru dapat
dilaksanakan karena penduduk aktif dalam kegiatan pariwisata. Diharapkan
penduduk lebih aktif lagi dalam mengembangkan potensi parwisata di
Pantai Baru, seperti memelihara dan memperbaiki sarana pariwisata,
memberikan saran dalam pengembangan pariwisata di Pantai Baru.
4. Bagi Akademisi
Penelitian ini hanya berfokus pada kepariwisataan Pantai Baru dan
kontribusinya terhadap total pendapatan rumah tangga sehingga masih
banyak kekurangannya. Bagi penelitian selanjutnya yang berlokasi di Pantai
Baru dapat membuat penelitian yang lebih baik lagi.Pantai Baru merupakan
tempat menarik untuk penelitian.
LAMPIRAN I
LEMBAR OBSERVASI
Kisi – Kisi PedomanObservasi (Check List)
No Jenis Data Ketersediaan
Keterangan Ya Tidak
1 Data PenggunaanLahan
2 PetaAdministrasi Fotokopi
3 Data MonografiDesa
4 Data CurahHujan
5 Data Kependudukan
6 Data GeografiDesa
7 Data Wisatawan Kuranglengkap
8 Data
SaranadanPrasaranawisata
9 PetaWisata
Dibuatoleh
KKN UGM
Tahun 2013
10 Data Pemilikwarungkuliner
LAMPIRAN
KISI-KISI KUESIONER
Tabel 1. Kisi-Kisi Kuesioner Untuk Responden
NO Variabel Indikator No Pertanyaan
1 Karakteristik Responden a. Nama
b. Jenis Kelamin
c. Usia
d. Pendidikan Terakhir
e. Status Perkawinan
1
2
3
4
5
2 Status Pekerjaan dan
Pendapatan Kepala Rumah
Tangga Di Sektor Non
Pariwisata
a. Pekerjaan pada sektor non
pariwisata
b. Penghasilan
6
7
3 Aspek Susunan Anggota
Rumah Tangga
a. Tanggungan kepala rumah tangga
b. Jumlah pendapatan rumah tangga
8
9
4 Status Pekerjaan dan
Pendapatan Kepala Rumah
Tanga Di Sektor Pariwisata
a. Pekerjaan pada sektor pariwisata
b. Jumlah hari produktif
c. Lama bekerja dalam satu hari
10
11
12
5 Susunan Anggota Rumah
Tangga Kepala Rumah
Tangga yang Bekerja di
Sektor Pariwisata
a. Tanggungan keluarga.
b. Jumlah anggota rumah tangga yang
ikut membantu usaha.
c. Ada tidaknya anggota rumah tangga
yang bekerja di sektor non
pariwisata.
d. Pekerjaan anggota rumah tangga
yang bekerja di sektor non
pariwisata.
e. Pendapatan anggota rumah tangga
yang bekerja di sektor non
pariwisata.
13
14
15
16
17
6 Tenaga Kerja
a. Pekerja di luar hubungan anggota
keluarga.
b. Jumlah pekerja di luar hubungan
anggota rumah tangga.
c. Sistem pembayaran upah.
d. Rata-rata upah pekerja di luar
hubungan anggota keluarga.
18
19
20
21
7 Pendapatan a. Pendapatan bersih dari sektor
pariwisata.
b. Pendapatan bersih dari sektor non
pariwisata.
c. Pendapatan bersih responden tiap
bulannya.
23
24
25
8 Modal a. Jumlah modal awal untuk usaha di
Pantai Baru.
b. Cara responden memperoleh modal
awal.
c. Bentuk modal awal.
d. Bunga pinjaman.
e. Pengeluaran modal secara rutin.
f. Jumlah modal yang dikeluarkan
secara rutin.
26
27
28
29
30
31
9 Total Pendapatan Rumah
Tangga
a. Jumlah pendapatan rumah tangga. 30
10 Faktor yang
mempengaruhi responden
yang bekerja di sektor
pariwisata
a. Faktor yang mendorong responden
bekerja di sektor pariwisata.
b. Tahun responden bekerja di sektor
pariwisata.
c. Faktor pendudukung responden
bekerja di sektor pariwisata.
d. Hambatan responden bekerja di
sektor pariwisata.
e. Cara responden mengatasi hambatan.
31
32
33
34
35
LAMPIRAN
KUESIONER
KEPARIWISATAAN PANTAI BARU DAN KONTRIBUSINA TERHADAP
TOTAL PENDAPATAN RUMAH TANGGA PENDUDUK DESA
PONCOSARI KECAMATAN SRANDAKAN KABUPATEN BANTUL
KUESIONER
A. Identitas Responden
1. Nama
:…………………………………………………………
2. Jenis Kelamin : a. Laki-laki b. Perempuan
3. Umur :……………..tahun
4. Pendidikan terakhir :
a. Tidak lulus SD
b. SD
c. SMP
d. SMA
e. PerguruanTinggi
5. Status Perkawinan :
a. Belum kawin
b. Kawin
c. Duda
d. Janda
B. Status Pekerjaan dan Pendapatan Kepala Rumah Tangga Di Sektor Non
Pariwisata
6. Apa pekerjaan Ibu/ Bapak sekarang (pada sektor non pariwisata)
a. Petani
b. Buruh Tani
c. PNS
d. Pedagang
e. Buruh
f. Karyawati
7. Lain-Lain Berapa penghasilan Ibu/Bapak dalam sebulan?
Rp…………………………………………………………………………
…….
C. Susunan Anggota Rumah Tangga Kepala Rumah Tangga yang Bekerja
di Sektor Non Pariwisata.
8. Siapa sajakah yang menjadi tanggungan rumah tangga?
No Nama Umur
(Tahun)
Jenis
Kelamin
(L/P)
Pendidikan Pekerjaan Pendapatan
(Rp)
Hubungan
keluarga
Status
9. Berapa jumlah total pendapatan rumah tangga? (Dihitung Pewawancara)
(dari pekerjaan di sektor non pariwisata)
………………………………………………………………………………
…..
D. Status Pekerjaan dan Pendapatan Kepala Rumah Tanga Di Sektor
Pariwisata
10. Apa pekerjaan Ibu/Bapak di sektor pariwisata?
a. Pemilik Warung Makan
b. Tukang Parkir
c. Pekerja Warung
d. Pedagang kaki lima
e. Pemilik Toilet
f. Lain-Lain
g. Tidak Bekerja Di Pantai Baru
11. Berapa hari produktif Bapak/Ibu bekerja dalam satu hari?
………………………………………………………………..
12. Berapa lama Bapak/Ibu bekerja dalam satu hari?
……………………………………………………………..
E. Susunan Anggota Rumah Tangga Kepala Rumah Tangga yang Bekerja
di Sektor Pariwisata.
13. Siapa sajakah yang menjadi tanggungan rumah tangga?
No Nama Umur
(Tahun)
Jenis
Kelamin
(L/P)
Pendidikan Pekerjaan Pendapatan
(Rp)
Hubungan
keluarga
Status
14. Berapakah jumlah anggota rumah tangga yang ikut membantu usaha
Ibu/Bapak?
a. Laki-laki……………orang
b. Perempuan…………orang
15. Adakah anggota rumah tangga Bapak/Ibu yang bekerja di sektor non
pariwisata?
a. Ya
b. Tidak
16. JikaYa, apa pekerjaan anggota rumah tangga Bapak/Ibu yang bekerja di
sektor non pariwisata?
a. Petani
b. Nelayan
c. PNS
d. Pedagang
e. Buruh
f. Karyawan/Karyawati
g. Lain- lain (sebutkan)
17. Berapa pendapatan anggota rumah tangga Bapak/Ibu yang bekerja di
sektor non pariwisata?
………………………………………………………………………………
..
F. Tenaga Kerja
18. Adakah pekerja di luar hubungan anggota rumah tangga Bapak/Ibu?
a. Ya
b. Tidak
19. Berapa jumlah pekerja luar hubungan anggota rumah tangga BapakIbu?
a. Laki-laki…………orang
b. Perempuan………..orang
Data pekerja luar hubungan anggota rumah tangga
NO Nama Jenis
Kelamin
Umur
(Tahun)
Pendidikan Pekerjaan Pendapatan
20. Bagaimana sistem pembayaran upah tenaga kerja?
a. Perjam
b. Perhari
c. Perminggu
d. Perbulan
21. Berapa rata-rata upah pekerja luar hubungan anggota rumah tangga
perbulan?
………………………………………………………………………………
….
G. Pendapatan
23. Berapakah pendapatan bersih Bapak/Ibu perbulan dari sektor pariwisata?
………………………………………………………………………………
..
24. Berapakah pendapatan bersih Bapak/Ibu perbulan dari sektor non
pariwisata?
………………………………………………………………………………
25. Berapa jumlah bersih pendapatan responden tiap bulannya? (Dihitung
pewawancara)
………………………………………………………………………………
...
H. Modal
26. Berapa jumlah modal awal yang Bapak/Ibu keluarkan untuk usaha yang
dikelola
Rp…………………………………………………………………………
….
27. Bagaimana Bapak/Ibu memperoleh modal awal tersebut?
a. Modal sendiri
b. Pinjaman bank
c. Bantuan
d. Lainnya
28. Dalam bentuk apa modal awal Bapak/Ibu?
a. Uang
b. Barang
29. Apakah Bapak/Ibu dikenakan bunga pinjaman?
a. Ya
b. Tidak
30. Apakah Bapak/Ibu mengeluarkan modal perhari/perminggu/perbulan?
a. Ya
b. Tidak
31. Berapakah modal yang dikeluarkan?
a. Perhari (sebutkan)………………
b. Perminggu (sebutkan)………….
c. Perbulan (sebutkan)……………….
I. Total Pendapatan RumahTangga
32. Jumlah total pendapatan rumahtangga (dihitung pewawancara)
a. Pendapatan dari sektor
pariwisata?.........................................................
b. Pendapatan dari sektor non
pariwisata?..................................................
J. Faktor yang mempengaruhi
33. Faktor apa yang mendorong Ibu/Bapak menekuni pekerjaan di sektor
pariwisata ini?
a. Mengisi waktu luang
b. Menambah penghasilan
c. Susah mencari pekerjaan
d. Lainnya (sebutkan)
34. Sejak kapanIbu/Bapak bekerja di sektor pariwisata?
………………………………………………………………………………
….
35. Apa yang menjadi fakor pendukung Ibu/Bapak untuk melakukan
aktivitas di sektor pariwisata?
……………………………………………………………………………....
36. Hambatan apa yang Ibu/Bapak hadapi dalam melakukan aktivitas di
sektor pariwisata?
………………………………………………………………………………
…
37. Bagaimana cara Ibu/Bapak mengatasi hambatan tersebut?
……………………………………………………………………………
LAMPIRAN
PENDAPATAN
No
Pendapatan
kepala rumah
tangga Sektor
non Pariwisata
Pendapatan
Anggota
Rumah
Tangga
Sektor non
Pariwisata
Pendapatan
kepala rumah
tangga
Sektor
Pariwisata
Pendapatan
Anggota Rumah
Tangga Sektor
Pariwisata
Total
Pendapatan
Pariwisata
Total
Pendapatan
Rumah Tangga
1 Rp 3.500.000 Rp 1.000.000 Rp 750.000 Rp 750.000 Rp 1.500.000 Rp 6.000.000
2 Rp 1.000.000 Rp 0 Rp 130.000 Rp 800.000 Rp 930.000 Rp 1.930.000
3 Rp 300.000 Rp 0 Rp 130.000 Rp 400.000 Rp 530.000 Rp 830.000
4 Rp 300.000 Rp 0 Rp 200.000 Rp 400.000 Rp 600.000 Rp 900.000
5 Rp 0 Rp 0 Rp 1.000.000 Rp 0 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
6 Rp 0 Rp 0 Rp 1.000.000 Rp 0 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
7 Rp 300.000 Rp 0 Rp 300.000 Rp 600.000 Rp 900.000 Rp 1.200.000
8 Rp 300.000 Rp 0 Rp 130.000 Rp 1.200.000 Rp 1.330.000 Rp 1.630.000
9 Rp 0 Rp 0 Rp 500.000 Rp 0 Rp 500.000 Rp 500.000
10 Rp 200.000 Rp 0 Rp 130.000 Rp 200.000 Rp 330.000 Rp 530.000
11 Rp 200.000 Rp 0 Rp 130.000 Rp 900.000 Rp 1.030.000 Rp 1.230.000
12 Rp 1.000.000 Rp 0 Rp 100.000 Rp 0 Rp 100.000 Rp 1.100.000
13 Rp 1.500.000 Rp 800.000 Rp 300.000 Rp 800.000 Rp 1.100.000 Rp 3.400.000
14 Rp 0 Rp 0 Rp 2.550.000 Rp 2.550.000 Rp 5.100.000 Rp 5.100.000
15 Rp 300.000 Rp 0 Rp 130.000 Rp 200.000 Rp 330.000 Rp 630.000
16 Rp 1.000.000 Rp 0 Rp 300.000 Rp 2.000.000 Rp 2.300.000 Rp 3.300.000
17 Rp 300.000 Rp 0 Rp 600.000 Rp 0 Rp 600.000 Rp 900.000
18 Rp 2.000.000 Rp 0 Rp 3.000.000 Rp 1.250.000 Rp 4.250.000 Rp 6.250.000
19 Rp 800.000 Rp 0 Rp 300.000 Rp 4.920.000 Rp 5.220.000 Rp 6.020.000
20 Rp 1.000.000 Rp 600.000 RP 1.000.000 Rp 0 Rp 1.000.000 Rp 2.600.000
21 Rp 200.000 Rp 0 Rp 300.000 Rp 800.000 Rp 1.100.000 Rp 1.300.000
22 Rp 200.000 Rp 0 Rp 800.000 Rp 1.600.000 Rp 2.400.000 Rp 2.600.000
23 Rp 0 Rp 0 Rp 2.500.000 Rp 0 Rp 2.500.000 Rp 2.500.000
24 Rp 0 Rp 0 Rp 2.500.000 Rp 0 Rp 2.500.000 Rp 2.500.000
25 RP 675.000 Rp 0 Rp 675.000 Rp 0 Rp 675.000 Rp 1.350.000
26 Rp 200.000 Rp 360.000 Rp 500.000 Rp 500.000 Rp 1.000.000 Rp 1.560.000
27 Rp 2.050.000 Rp 1500.000 Rp 500.000 Rp 0 Rp 500.000 Rp 4.050.000
28 Rp 1.100.000 Rp 0 Rp 800.000 Rp 0 Rp 800.000 Rp 1.900.000
29 Rp 1.500.000 Rp 0 Rp 200.000 Rp 1.000.000 Rp 1.200.000 Rp 2.700.000
30 Rp 1.000.000 Rp 400.000 Rp 300.000 Rp 450.000 Rp 750.000 Rp 2.150.000
31 Rp 400.000 Rp 200.000 Rp 600.000 Rp 0 Rp 600.000 Rp 1.200.000
32 Rp 2.000.000 Rp 4.000.000 Rp 1.200.000 Rp 0 Rp 1.200.000 Rp 7.200.000
33 Rp 1.000.000 Rp 0 Rp 1.000.000 Rp 0 Rp 1.000.000 Rp 2.000.000
34 Rp 300.000 Rp 500.000 Rp 1.200.000 Rp 0 Rp 1.200.000 Rp 2.000.000
35 Rp 1.000.000 Rp 0 Rp 1.000.000 Rp 0 Rp 1.000.000 Rp 2.000.000
36 Rp 1.500.000 Rp 2.000.000 Rp 2.000.000 Rp 0 Rp 2.000.000 Rp 5.500.000
37 Rp 800.000 Rp 0 Rp 200.000 Rp 350.000 Rp 550.000 Rp 1.350.000
38 Rp 800.000 Rp 0 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 400.000 Rp 1.200.000
39 Rp 2.000.000 Rp 0 Rp 200.000 Rp 800.000 Rp 1.000.000 Rp 3.000.000
40 Rp 0 Rp 0 Rp 500.000 Rp 0 Rp 500.000 Rp 500.000
41 Rp 750.000 Rp 0 Rp 200.000 Rp 1.000.000 Rp 1.200.000 Rp 1.950.000
42 Rp 500.000 Rp 4.000.000 Rp 1.300.000 Rp 0 Rp 1.300.000 Rp 5.800.000
43 Rp 1.000.000 Rp 0 Rp 800.000 Rp 0 Rp 800.000 Rp 1.800.000
44 Rp 500.000 Rp 0 Rp 500.000 Rp 200.000 Rp 700.000 Rp 1.200.000
45 Rp 200.000 Rp 1.500.000 Rp 200.000 Rp 800.000 Rp 1.000.000 Rp 2.700.000
46 Rp 200.000 Rp 0 Rp 1.000.000 Rp 0 Rp 1.000.000 Rp 1.200.000
47 Rp 2.500.000 Rp 240.000 Rp 300.000 Rp 1.400.000 Rp 1.700.000 Rp 4.440.000
48 Rp 1.000.000 Rp 0 Rp 5.500.000 Rp 0 Rp 5.500.000 Rp 6.500.000
49 Rp 1.000.000 Rp 160.000 Rp 300.000 Rp 950.000 Rp 1.250.000 Rp 2.410.000
50 Rp 0 Rp 0 Rp 850.000 Rp 0 Rp 850.000 Rp 850.000
51 Rp 800.000 Rp 0 Rp 130.000 Rp 300.000 Rp 430.000 Rp 1.230.000
52 Rp 0 Rp 0 Rp 800.000 Rp 0 Rp 800.000 Rp 800.000
53 Rp 500.000 Rp 0 Rp 300.000 Rp 0 Rp 300.000 Rp 800.000
54 Rp 1.000.000 Rp 0 Rp 2.500.000 Rp 0 Rp 2.500.000 Rp 3.500.000
55 Rp 0 Rp 0 Rp 2.950.000 Rp 1.000.000 Rp 3.950.000 Rp 3.950.000
56 Rp 0 Rp 0 Rp 1.000.000 Rp 0 Rp 1.000.000 Rp 1.000.000
57 Rp 300.000 Rp 400.000 Rp 800.000 Rp 0 Rp 800.000 Rp 1.500.000
58 Rp 200.000 Rp 200.000 Rp 800.000 Rp 0 Rp 800.000 Rp 1.200.000
59 Rp 300.000 Rp 1.000.000 Rp 850.000 Rp 0 Rp 850.000 Rp 2.150.000
60 Rp 500.000 Rp 0 Rp 130.000 Rp 800.000 Rp 930.000 Rp 1.430.000
61 Rp 500.000 Rp 0 Rp 300.000 Rp 0 Rp 300.000 Rp 800.000
62 Rp 500.000 Rp 0 Rp 1.200.000 Rp 0 Rp 1.200.000 Rp 1.700.000
63 Rp 500.000 Rp 0 Rp 300.000 Rp 1.500.000 Rp 1.800.000 Rp 2.300.000
64 Rp 800.000 Rp 0 Rp 300.000 Rp 700.000 Rp 1.000.000 Rp 1.800.000
65 Rp 700.000 Rp 0 Rp 130.000 Rp 2.000.000 Rp 2.130.000 Rp 2.830.000
66 Rp 500.000 Rp 0 Rp 130.000 Rp 400.000 Rp 530.000 Rp 1.030.000
67 Rp 2.500.000 Rp 0 Rp 130.000 Rp 900.000 Rp 1.030.000 Rp 3.530.000
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANTINIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
FAKULTAS ILMU SOSIALAlamat : Jl. Kolombo No, I Karangmalamgyog,,karta 552g1
Telp:_(0274) 586r68 psw: 247, 248, 244, 249 (0274t s4s702 Fax (0274) 548201Laman : atp// www,un:t.ac.icl , www.,fi$.ury,.ac.id E-mail :
Nomo.r : l{)ftUN.34.tLtpLt 2OL5Lamplran : -Hal :PermohonanlzinObservasi
Yth.Gub_ernur Kepala Daerah Th, I propinsi DIyCq. Kepala Biro Administrasi pembangunan prop. DIy
f0 i Atrt; ,ll5
Bersama ini kami mohon dengan hormat, kiranya Bapaulbu berkenan memberikan izin bagi :Nama / NIM : Kaitika Dewi/ lt40-5241006Pekerjaan : Mahasiswa program pendidikan Geografi
A'amat , ilj#l:'ffll?i_I:ffi1i,:ff"f#1"untul< me l ak sanakan'*l*,?::
T"f li : *: ff 1: 1,r,?r.{.1s un ke gi atan_ s eb agai b erikut :Bulan 3 Agustus 2015 s/d 3 Nolembe'r 2Ot5
l:9r:,T1,:1,r,,r, : Desa_poncisari r<..u_utun S.;;"d;k;;KJ'euntutTujuan/maksud : penelitian Tugas Akhir SkripsiDengan Judut
' ;T..::::yl:-Tr_ i;n,ui'"su.u cran_ Kontribusinya tertadap TotarPendapatan Rumah Tangga penduduk Desa pon.rr"ri'"il:r#;;Srandakan Kabupaten Baniul',
Atas perhatian, kerjasama dan bantuan yang diberikan, kami ucapkan terima kasih.
NrP. 19620321 r98903 I 00i
Tembusan:L Kepala Bappeda Kab. Bantul2. Kepala BpS Kab. Bantul3. Kepala DISBUDPAR Kab. Bantul4. Kepalapengelola Obyek Wisata pantai Baru5. Camat Kecamatan Srandakan6. Kepala Desa poncosari7, Mahasiswa yang bersangkutan8. Arsip Jurusan/prodi
/
operatorl @yahoo.com
PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTASEKRETARIAT DAERAH
Kompleks Kepatihan, Danurejan, Terepon (0274) 562g1 I - s62814(Hunting)YOGYAKARTA 55213
SURAT KETEMNGAN / IJINozolREGlvl33tgtzots
Membaca Surat : DEKAN FAKULTAS ILMU SOSIALranggat :4AGUSTUS2015Nomor
Perihal: f 837/UN.3 4.14tpLt ZOl s: lJlN PENELITTAN/R|SET
Mengingat; 1' Peraturan Pemerintah Nomor4l Tahun 2006, tenlang perizinan bagl perguruan Tinggi Asing, Lembaga penelitian dan
[::n"""T,::tn'n Asing' Badan usaha Asing dan orarig Rsing aaunimera"ruran r"git.n penelitian dan pengembangan di
2' Peratulan Menteri Dalam Negeri Nomor20 Tahun 2011, tentang pedoman penelitian dan pengembangan di LingkunganKementrian Dalam Negeri dan pemerintah Daerah;3' Peraturan Gubemur Daerah lstimewa Yogyakarta Nomor 37 Tahun 200g, tentang Rincian Tugas dan Fungsi satuan organisasi diLingkungan sekretariat Daerah dan sekretariat Dewan perwakilan Rakyat Daerah.4' Peraturan Gubemur Daerah lstimewa Yogyakarta Nomor 1 g rahun z0og tenlang pedoman pelayanan perizinan, RekomendasiPelaksanaan Survei' Penelitian, Pendataan, Pengembangan, Pengkajian, dan strdi Lupungun di Daerah lstimewa yogyakarta.
ollJlNKAN untuk melakukan kegiatan survei/penelitian/pendataan/pengembangan/pengkajian/studi rapangan kepada:Nama :MRTIKA DEWI v -- 'v-" rv.v'|\s,rqr,*uvr ro]
Nrp/NrM :11405241006Aramat : FAKULTAS_rlruru sosrAL, uNrvERSrrAS NEGERT yocyAKARTAJUdUI : KEPARIWISATAAN PANTATF4TU DAN KONTRiBUiINYA ;ili,'i,O, TOTALp E N DAPATAN RU MAH TAN_c g{F Er,r'o rjo u i' ob se p o N cosARt KE cAMATANSMNDAKAN KABUPATEN BANTU' _
Lokasi :
WAKTU :4 AGUSTUS 2015 Vd 4 NOVEMBER 2015
Dengan Ketentuan1' Menyerahkan surat keterangan/ijin survei/penelitian/pendataan/pengembangan/pengkajian/studi
lapangan *) dari pemerintah Daerah Dlykepada Bupati/warikota merarui institusi yang benvenang mengeruarkan ijin dimaksud;2 Menyerahkan soft copy hasil penelitiannya bait< kepada Gubemur Daerah lstimewa yogyakarta melalui Biro Administrasi pembangunan setda|;:Y,f|j'rffi:ff|jf;:|co?ffi5un
mensunssah (upload) melatuiwebsire aobans.roslaprov.go.id dan menunjukkan cetakan asriyans sudah3 ljin Ini hanya dipergunakan untuk keperluan ilmiah, dan pemegang ijin wajib mentaari ketentuan yang berraku di rokasi kegiatan;
: iHil:ffJ.';H,lffi[:[}t fffi[?jffi [: ;'.s;;;;;,i,**"" surat ini kembari."b"r,, berakhirwaktunya'sererah mensajukan5' ljin yang diberikan dapat dibatalk"n t"*"ktr-*"ktu apablla pemegang ijin ini tidak memenuhi ketentuan yang berraku.
Tembusan :
1. GUBERNUR DAEMH ISTIMEWA YOGYAKARTA (SEBAGAI LAPORAN)2.. BUPATI BANTUL C.Q BAPPEDA BANTiJi " " " ^ IVE,F
#E XNru FAKULTAS ltr,Ir u S os Iar.]l r.rve RSI TAS N EG E RI YoGYAKARTA4. YANG BERSANGKUTAN
i '., PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL(,. ' ) BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH/,r^T^. \
\.H;1 i tBAppEDA)o.. _rr1 Jln.Robert Wolter Monginsidi No. 1 Bantul 55711, Telp. 367533 , Fax. (02741367796i:r ri:';::: Website: bappeda.bantulkab.go.id Webrnail: qepp9qa-@laqlg|Ege.Sgjg
SIJRA'I' KEl'IiRANGAN/IZI N
Nomor : 070 / Reg / 3378 / 51 / 2015
Menunjuk Surat
Mengingat
Diizinkan kepadaNama
P. T / Alamat
NIP/NlM/No. KTPNomor Telp./HP
Tema/JudulKegiatan
LokasiWaktu
Dari : Sekretariat Daerait DIY
Tanggal : 04 Agustus 2015
a. Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pembentukan OganisasrLembaga Teknis Daerah Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantusebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten BantulNomor 16 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 17Tahun 2007 tentang Pembentukan Oganisasi Lembaga Teknis Daerah DiLingkungan Pemerinlah Kabupaten Bantul;
b. Peraturan Gubernur Daerah lstimewa Yogyakarta Nomor 1B Tahun 200gtentang Pedoman Pelayanan Perijinan, Rekomendasi Pelaksanaan Survei,Penelitian, Pengembangan, Pengkajian, dan Studi Lapangan di Daerahlstimewa Yogyakarta;
c. Peraturan Bupati Bantul Nomor 17 Tahun 2011 tentang ljin Kuliah KerjaNyata (KKN) dan Praktek Lapangan (PL) Perguruan Tinggi di KabupatenBantul.
: KARTIKA DEWI: Fakultas Ilmu Sosial UNY
Karangmalang. 11405241006: 0823283A2798: KEPARIWISATAAN PANTAI TIARU DAN KONTRIBUSINYA
TERHADAP TOTAL PENDAPA"TAIi{ RUMAH TANGGA PENDUDUKDESA PONCOSARI KECAMATI\N SRANDAKAN KABUPATENBANTUL
: DESA PONCOSARI: 05 Agustus 2015 s/d 04 Nopember 2015
Nomor : 070/REGA//33181201 5
Perihal : lJlN PENELITIAN
Dengan ketentuan sebagai berikut:1 Dalam melaksanakan kegiatan tersebut harus selalu berkoordinasi (menyampaikan maksud dan tuluan)
dengan institusi Pemerintah Desa setempat serta riinas alau instansi terkait untuk rnendapatkan petunjukseperlunya;
2. Wajib menjagar keterliban dan rnematuhi peraturan perundangan yang berlaku;3. lzin hanya digr"rnakan untL:k kegiatan sesuai izin yanl; diberikan;4. Pemegang izin wajib melaporkan pelaksanaan kegiatan bentr-rk softcopy' (CD) dan hardcopy kepada
Pemerintah Kabupaten Banlul c.q Bappeda Kabupaten Bantul setelah selesai melaksanakan kegiatan;5. Izin dapat dibatalkan sewaktu-waktu apabila tidak rnemenuhi ketentuan tersebut di atas;6. Memenuhi ketentuan, etika dan norrna yang berlaku di lokasi kegiatan; dan7. lzin ini tidak boleh disalahgunakan untuk tuluan tertentu yang dapat mengganggu kelertiban umum dan
kestabilan pemerintah.
Diketuarkandi :BantulPada tanggal : 05 Agustus 201 5
@epadaYth.1. Bupati Kab. Bantul (sebagai laporan)2. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kab. Bantul3. Ka. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Bantul4. Pengelola Pantai Baru Pandansimo
ffiet<an Fakultas llmu Sosial, Universitas Negeri yogyakarta6. Yang Bersangkutan (Pemohon)
danDsP/l
10199703 1004
(uNY)