kepala dinas kesehatan provinsi sulawesi utaratabel v.18. prevalensi penyakit asma, jantung,...

163

Upload: others

Post on 14-Feb-2020

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Salah satu sarana yang dapat digunakan untuk melaporkan hasil pemantauan terhadap

pencapaian hasil pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan pelayanan

kesehatan di Sulawesi Utara di tahun 2008 adalah Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara ta-

hun 2008. Dengan demikian dapat dikatakan Buku Profil Kesehatan ini pada intinya berisi berba-

gai data dan informasi yang menggambarkan situasi dan kondisi kesehatan masyarakat di Su-

lawesi Utara pada tahun 2008.

Oleh karena kedudukannya yang sangat strategis itu, penyusunan Buku Profil Kesehatan

Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008 ini perlu disusun dengan cermat dan sedapat mungkin diusa-

hakan kesesuaian antara berbagai sumber data yang menjadi acuan dalam penyusunan Buku

Profil Kesehatan ini, baik data yang berasal dari lingkungan Dinas Kesehatan tingkat Provinsi,

Tingkat Kabupaten/Kota maupun dengan sektor terkait diberbagai tingkatan administrasi.

Isi Buku profil Kesehatan dimulai dengan Pendahuluan, Gambaran Umum, Pembangunan

Kesehatan Daerah, Pencapaian Pembangunan Kesehatan, Upaya Pelayanan Kesehatan, Sumber

Daya Kesehatan, Penutup dan Daftar Pustaka.

Buku Profil Kesehatan ini disajikan dalam bentuk hard copy (pencetakan buku) dan soft

copy (CD), dan dapat diakses dalam website resmi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara

dengan alamat http : www.dinkes-sulut.com.

Kepada tim yang telah bekerja keras serta kepada semua pihak yang telah membantu

dalam penyusunan Buku Profil Kesehatan ini, kami sampaikan penghargaan dan terima kasih.

Kami menyadari bahwa data yang tersedia dan bentuk penyajian dalam Buku Profil

Kesehatan ini masih terdapat kekurangan. Untuk itu kami mengharapkan masukan dari

pengguna untuk perbaikan buku ini di masa mendatang. Semoga Buku Profil Kesehatan Provinsi

Sulawesi Utara tahun 2008 ini dapat bermanfaat.

Manado, Oktober 2009

Kepala Balai Data, Surveilans dan Sistem Informasi Kesehatan

Dr. Nora Lumentut NIP. 196201081996032001

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

KATA PENGANTAR

i

Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas ber-

kat dan karuniaNya sehingga Buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008 dapat

diterbitkan sebagai wujud kerja keras dan partisipasi seluruh jajaran lingkup Dinas Kesehatan

Provinsi Sulawesi Utara.

Saya menyambut baik terbitnya Buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara tahun

2008 ini karena di era informasi dan teknologi sekarang ini, semakin dirasakan bahwa data dan

informasi kesehatan sangat dibutuhkan, baik untuk manajemen kesehatan, pelaksanaan

pelayanan kesehatan, pengambilan keputusan serta dapat digunakan sebagai salah satu rujukan

data dan informasi.

Oleh karena itu perlu dibangun kerjasama dalam mengembangkan “Data Kesehatan”

dengan cara meningkatkan koordinasi dalam pertukaran data dan informasi baik di lingkungan

Dinas Kesehatan tingkat Provinsi, tingkat Kabupaten/Kota maupun dengan sektor terkait di

berbagai tingkatan administrasi. Kerja sama tersebut dibutuhkan dalam meningkatkan kualitas

data yang dibutuhkan untuk manajemen kesehatan.

Tak ada gading yang tak retak, saran dan kritik untuk penyempurnaan buku ini sangat

kami harapkan, kerja sama yang telah dibina dalam proses penyusunan buku ini harus terus

ditingkatkan.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam

menyumbangkan usulan, pikiran, data dan informasi dalam pembuatan Buku Profil ini.

Semoga Buku Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara ini dapat bermanfaat.

Manado, Oktober 2009

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara

Dr. MAXI R. RONDONUWU, DHSM NIP. 140 268 410

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

KATA SAMBUTAN KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI SULAWESI UTARA

ii

KATA SAMBUTAN i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

DAFTAR TABEL iv

DAFTAR GAMBAR vi

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

DAFTAR ISI

iii

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II GAMBARAN UMUM 3

A. KEPENDUDUKAN 3

B. KEADAAN EKONOMI C. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

4 6

BAB III PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH 9

A. VISI 9

B. MISI 9

C. STRATEGI D. PROGRAM—PROGRAM

10 11

BAB IV PENCAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN 13

A. UMUR HARAPAN HIDUP A. MORTALITAS B. MORBIDITAS C. STATUS GIZI

13 13 19 32

BAB V UPAYA PELAYANAN KESEHATAN 35

A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR 35

B. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN 43

C. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN 46

D. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 47

E. PELAYANAN KESEHATAN DALAM SITUASI BENCANA 49

F. PEMBERANTASAN PENYAKIT 51

G. PENYEHATAN LINGKUNGAN 74

BAB VI SUMBER DAYA KESEHATAN 79

A. SARANA KESEHATAN 79

B. TENAGA KESEHATAN 84

C. PEMBIAYAAN KESEHATAN 86

BAB VII PENUTUP 89

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

DAFTAR TABEL

iv

TABEL I.1. LUAS WILAYAH, JUMLAH PENDUDUK DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008

4

TABEL I.2. PERBANDINGAN IPM KABUPATEN/KOTA 6

TABEL I.3. KOMPONEN PENYUSUN IPM MENURUT KABUPATEN KOTA SE-PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008

7

TABEL IV.1. JUMLAH LAHIR HIDUP, LAHIR MATI, KEMATIAN BAYI DAN BALITA DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2007-2008

17

TABEL IV.2. SEPULUH (10) BESAR PENYAKIT MENULAR MENONJOL DI SULAWESI UTARA TAHUN 2008

19

TABEL IV.3. DISTRIBUSI KASUS HIV/AIDS TOTAL TAHUN 1997 S/D 2008 MENURUT KABUPATEN/KOTA SE-PROVINSI SULAWESI UTARA

23

TABEL IV.4. DISTRIBUSI KASUS GIGITAN DAN LYSSA PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008

32

TABEL V.1. DATA PUSKESMAS, TENAGA KESEHATAN DILATIH MTBS DAN SDIDTK TAHUN 2008

35

TABEL V.2. DATA PUSKESMAS, TENAGA KESEHATAN DILATIH MANAJEMEN ASFIK-SIA DAN BBLR TAHUN 2008

36

TABEL V.3. JUMLAH BIDAN/BIDAN DESA DAN BIDAN KIT 40

TABEL V.4. JUMLAH PUSKESMAS DAN RUMAH SAKIT DI SULAWESI UTARA YANG MAMPU MELAKSANAKAN PONED DAN PONEK

40

TABEL V.5. JUMLAH DUKUN DAN DUKUN YANG BERMITRA DI PROVINSI SULAWESI UTARA S/D TAHUN 2008

41

TABEL V.6 KABUPATEN, KECAMATAN, PUSKESMAS DAN NAMA PULAU YANG TER-MASUK DTPK SULAWESI UTARA TAHUN 2008

45

TABEL V.7. HASIL CAKUPAN PROGRAM GIZI TAHUN 2000-2008 48

TABEL V.8. JENIS PELATIHAN DAN JUMLAH TENAGA KESEHATAN TERLATIH PENANGGULANGAN BENCANA PROVINSI SULAWESI UTARA SAMPAI TAHUN 2008

50

TABEL V.9. PRESENTASE PENDUDUK 10 TAHUN KE ATAS MENURUT PENGETA-HUAN TENTANG HIV/AIDS DAN KABUPATEN KOTA DI PROVINSI SU-LAWESI UTARA

52

TABEL V.10. DISTRIBUSI PETUGAN YANG TELAH DILATIH MTBS DI PROVINSI SU-LAWESI UTARA TAHUN 2001 S/D 2007

56

TABEL V.11. PREVALENSI ISPA, PNEUMONIA, TB, CAMPAK, MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SULAWESI UTARA

57

TABEL V.12. PREVALENSI DIARE, DAN PEMAKAIAN OBAT DIARE MENURUT KABU-PATEN/KOTA DI PROVINSI SULAWESI UTARA

58

TABEL V.13. PREVALENSI FILARIASIS, DEMAM BERDARAH DENGUE, MALARIA, DAN PEMAKAIAN OBAT PROGRAM MALARIA MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SULAWESI UTARA

65

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

v

TABEL V.14. PERSENTASE ANAK UMUR 12-59 BULAN YANG MENDAPATKAN IMU-NISASI DASAR MENURUT KABUPATEN/KOTA DI SULAWESI UTARA

68

TABEL V.15. PERSENTASE ANAK UMUR 12-59 BULAN YANG MENDAPATKAN IMU-NISASI LENGKAP MENURUT KABUPATEN/KOTA DI SULAWESI UTARA

69

TABEL V.16. PREVALENSI PENYAKIT PERSENDIAN, HIPERTENSI, DAN STROKE MENU-RUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SULAWESI UTARA

70

TABEL V.17. PREVALENSI PENYAKIT PERSENDIAN, HIPERTENSI, DAN STROKE MENU-RUT KARAKTERISTIK RESPONDEN DI PROVINSI SULAWESI UTARA

71

TABEL V.18. PREVALENSI PENYAKIT ASMA, JANTUNG, DIABETES, DAN TUMOR MENURUT KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SULAWESI UTARA

72

TABEL V.19. PREVALENSI PENYAKIT ASMA, JANTUNG, DIABETES, DAN TUMOR BER-DASARKAN DIAGNOSIS TENAGA KESEHATAN ATAU GEJALA MENURUT KARAKTERISTIK RESPONDEN DI PROVINSI SULAWESI UTARA

73

TABEL VI.1. RASIO PUSKESMAS-PENDUDUK PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008

80

TABEL VI.2. PERBANDINGAN DANA KESEHATAN DEKONSENTRASI PROVINSI SU-LAWESI UTARA TAHUN 2005-2008 (x 1000)

87

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

DAFTAR GAMBAR

vi

GAMBAR II.1. PETA WILAYAH PROVINSI SULAWESI UTARA DAN 13 KABUPATEN/KOTA TA-HUN 2009

3

GAMBAR II.2. PDRB ORVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2005-2008 9TRILIUN RUPIAH) 4

GAMBAR II.3. STRU7KTUR EKONOMI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 5

GAMBAR II.4. PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI UTARA TAHUN 2001-2008 5

GAMBAR IV.1. TREN UMUR HARAPAN HIDUP PROVINSI SULAWESI UTARA 13

GAMBAR IV.2. PERBANDINGAN AKB NASIONAL DAN PROVINSI SULAWESI UTARA 14

GAMBAR IV.3. JUMLAH KEMATIAN NEONATAL PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 15

GAMBAR IV.4. PERSENTASE PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL DI SULAWESI UTARA TAHUN 2008

15

GAMBAR IV.5. PERBANDINGAN ANGKA KEMATIAN IBU MATERNAL NASIONAL DAN SU-LAWESI UTARA

16

GAMBAR IV.6. KECENDERUNGAN JUMLAH KEMATIAN IBU PROVINSI SULAWESI UTARA TA-HUN 2008

17

GAMBAR IV.7. JUMLAH KEMATIAN IBU DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 18

GAMBAR IV.8. PERSENTASE PENYEBAB KEMATIAN IBU DI PROVINSI SULAWESI UTARA TA-HUN 2008

18

GAMBAR IV.9. JUMLAH KASUS AFP DAN NON POLIO AFP RATE PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008

21

GAMBAR IV.10. NON POLIO AFP RATE PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 21

GAMBAR IV.11. JUMLAH KASUS HIV/AIDS PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 1997-2008 22

GAMBAR IV.12. PENDERITA MALARIA KLINIS DAN AMI DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2005-2008

24

GAMBAR IV.13. DISTRIBUSI KASUS MALARIA KLINIS KABUPATEN/KOTA SEPROVINSI SU-LAWESI UTARA TAHUN 2008

25

GAMBAR IV.14. SPR KASUS MALARIA KLINIS SE PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2005 S/D 2008

25

GAMBAR IV.15. JUMLAH KASUS DBD DAN KEMATIAN SELANG TAHUN 2005-2008 26

GAMBAR IV.16. GRAFIK IR DAN CFR DBD 2005—2008 27

GAMBAR IV.17. KASUS DBD DAN KEMATIAN DI PROVINSI SULAWESI UTARA MENURUT BU-LAN TAHUN 2008

27

GAMBAR IV.18. DISTRIBUSI KASUS DBD DAN KEMATIAN MENURUT KABUPATEN KOTA SE-PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008

28

GAMBAR IV.19. CDR TB PARU PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 29

GAMBAR IV.20. ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE) TB PARU PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008

GAMBAR IV.21. KASUS DIARE BALITA DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 30

GAMBAR IV.22. KASUS GIGITAN DAN LYSSA DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2003-2008

31

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

vii

GAMBAR IV.23. .

KASUS GIGITAN DAN PEMBERIAN VAR DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2003-2008

31

GAMBAR IV.24. KASUS GIZI BURUK MENURUT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2008 33

GAMBAR V.1. CAKUPAN PELAYANAN K1 IBU HAMIL PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008

37

GAMBAR V.2. CAKUPAN PELAYANAN K4 IBU HAMIL PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008

37

GAMBAR V.3. CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008

38

GAMBAR V.4. PERSENTASE DISTRIBUSI PENOLONG PERSALINAN PROVINSI SULAWESI UTARA

38

GAMBAR V.5. DETEKSI IBU HAMIL RISTI/KOMPLIKASI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008

39

GAMBAR V.6. GRAFIK CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN NEONATAL (KN2) PROVINSI SU-LAWESI UTARA TAHUN 2008

39

GAMBAR V.7. CAKUPAN UCI KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 41

GAMBAR V.8. CAKUPAN IMUNISASI DPT1-Hb1 PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 42

GAMBAR V.9. DROP OUT (DPT1-CAMPAK) SULAWESI UTARA TAHUN 2008 42

GAMBAR V.10. DATA PUSKESMAS BINA KESEHATAN LANJUT USIA PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2007

43

GAMBAR V.11. JUMLAH POSYANDU USILA SE-PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008 44

GAMBAR V.12. CAKUPAN PELAYANAN PRA USILA DAN USILA SE-PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008

44

GAMBAR V.13. CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PEKERJA INFORMAL PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008

45

.GAMBAR V.14. CAKUPAN MASYARAKAT MISKIN YANG MENDAPATKAN ASKESKIN DI SU-LAWESI UTARA TAHUN 2008

47

GAMBAR V.15. CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A (2 KALI) BALITA DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008

48

GAMBAR V.16. CAKUPAN PEMBERIAN TABLET BESI Fe-1 dan Fe-3 DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008

49

GAMBAR V.17. DISTRIBUSI KASUS HIV/AIDS BERDASARKAN TAHUN DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 1997 S/D 2008

51

GAMBAR V.18. JUMLAH KASUS AIDS DAN KEMATIAN DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 1997 S/D 2008

51

GAMBAR V.19. DISTRIBUSI KASUS HIV DAN AIDS BERDASARKAN KELOMPOK UMUR DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 1997 S/D 2008

52

GAMBAR V.20. JUMLAH KASUS HIV DAN AIDS BERDASARKAN FAKTOR RESIKO DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 1997 S/D 2008

52

GAMBAR V.21. CASE NOTIFICATION RATE TAHUN 2004-2008 PROVINSI SULAWESI UTARA 53

GAMBAR V.22. POLA PENULARAN KASUS TBC PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2001-2008

53

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

viii

GAMBAR V.23. .

PENDERITA BARU BTA POSITIF (cdr) DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2004 S/D 2008

54

GAMBAR V.24. ERROR RATE < 5% DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2003-2007 54

GAMBAR V.25. DATA CURE RATE PENDERITA BARU BTA (+) PER KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2004 S/D 2007

55

GAMBAR V.26. DISTRIBUSI KASUS PNEUMONIA PADA BALITA BERDASARKAN KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2007 S/D 2008

55

GAMBAR V.27. DISTRIBUSI KASUS PNEUMONIA PADA BALITA BERDASARKAN KELOMPOK UMUR DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2007 S/D 2008

56

GAMBAR V.28. TREND PENYAKIT DIARE DAN KEMATIAN DI PROVINSI SULAWESI UTARA TA-HUN 2005 S/D 2008

57

GAMBAR V.29. CDR/100.000 PENDUDUK DALAM 10 TAHUN TERAKHIR 58

GAMBAR V.30. PROPORSI CACAT 2 DAN PROPORSI ANAK DALAM 10 TAHUN TERAKHIR 59

GAMBAR V.31. JUMLAH MALARIA KLINIS, SD DIPERIKSA, SD POSITIF, POSITIF MALARIA PF + MIX DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2005 S/D 2008

60

GAMBAR V.32. SITUASI MALARIA BERDASARKAN AMI 0/00 DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2004 S/D 2008

61

GAMBAR V.33. PETA VEKTOR MALARIA KABUPATEN/KOTA DI SULAWESI UTARA TAHUN 2007

61

GAMBAR V.34. DISTRIBUSI KASUS DBD PER BULAN DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2005 S/D 2008

62

GAMBAR V.35. JUMLAH KASUS DBD PER KABUPATEN/KOTA DALAM 4 TAHUN TERAKHIR 62

GAMBAR V.36. ZONASI STATUS WARNA BERDASARKAN INCIDENCE RATE PER KABUPATEN/KOTA DI SULAWESI UTARA SELAMA 4 TAHUN TERAKHIR

63

GAMBAR V.37. KASUS KRONIS FILARIA (KAKI GAJAH) PADA 5 KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2005 S/D 2007

64

GAMBAR V.38. MIKROFILARIA RATE (Mf RATE) PADA 4 (EMPAT) KABUPATEN/KOTA DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2007

65

GAMBAR V.39. KASUS GIGITAN HEWAN PENULAR RABIES (GHPR) DAN LYSSA DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008

66

GAMBAR V.40. KASUS GIGITAN HEWAN PENULAR RABIES (GHPR) PER BULAN DI PROVINSI SULAWESI UTARA TAHUN 2008

67

GAMBAR V.41. JUMLAH SPESIMEN HEWAN DIPERIKSA DAN YANG POSITIF DI PROVINSI SU-LAWESI UTARA TAHUN 2005 S/D 2008

67

GAMBAR V.42. TREN % RUMAH YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN DI SULAWESI UTARA DALAM PERSEN TAHUN 2006 S/D 2008

74

GAMBAR V.43. TREN % JAMBAN YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN DI SULAWESI UTARA DALAM PERSEN TAHUN 2006 S/D 2008

75

GAMBAR V.44. TREN % SPAL YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN DI SULAWESI UTARA DALAM PERSEN TAHUN 2006 S/D 2008

76

GAMBAR V.45. TREN % TP PESTISIDA YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN DI SULAWESI UTARA DALAM PERSEN TAHUN 2006 S/D 2008

76

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

ix

GAMBAR V.46. .

TREN % TTU YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN DI SULAWESI UTARA DALAM PERSEN TAHUN 2006 S/D 2008

77

GAMBAR V.47. TREN % TPM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN DI SULAWESI UTARA DALAM PERSEN TAHUN 2006 S/D 2008

77

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara adalah gambaran situasi kesehatan di Provinsi Su-lawesi Utara yang diterbitkan setahun sekali. Profil ini memuat data tentang kesehatan, baik yang meliputi derajat kesehatan, upaya kesehatan dan sumber daya kesehatan. Profil kesehatan juga menyajikan data pendukung lain yang berhubun-gan dengan kesehatan seperti data kependudu-kan, data sosial ekonomi, data lingkungan. Data dianalisis dengan analisis sederhana dan ditampil-kan dalam bentuk tabel dan grafik. Dalam setiap penerbitan Profil Kesehatan Sulawesi Utara selalu terdapat perbedaan baik dari segi materi, analisis maupun dari bentuk tam-pilan fisiknya sesuai masukan dari para pengelola program di lingkungan Dinas Kesehatan dan pe-makai pada umumnya. Informasi yang disajikan dalam profil ini bersumber dari beberapa pihak baik dari bidang-bidang di lingkungan internal Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara dan Dinas Kesehatan Ka-bupaten/Kota se Sulawesi Utara maupun yang bersumber dari luar seperti kantor statistik (BPS Sulawesi Utara) dan hasil-hasil survey dan riset seperti Riset Kesehatan Daerah tahun 2007 (yang dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan) dan Survei Kesehatan dan Demografi Indonesia (Indonesia Demographic and Health Survey 2007(yang dilaksanakan oleh Macro International bekerja sama dengan Depkes, BKKBN dan BPS) Tujuan utama diterbitkannya Profil Kese-hatan Sulawesi Utara 2008 adalah untuk mem-berikan informasi / gambaran keadaan kese-hatan / hasil pembangunan di bidang kesehatan di Provinsi Sulawesi Utara, khususnya untuk tahun 2008 dalam bentuk narasi , tabel dan gambar. Profil Kesehatan Sulawesi Utara 2008 ini terdiri dari 7 (tujuh) bab yaitu: Bab I Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang maksud dan tujuan penulisan Profil Kese-hatan Sulawesi Utara serta sistematika penyaji-annya

Bab II Gambaran Umum. Bab ini menyaji-kan tentang gambaran umum Sulawesi Utara. Se-lain uraian tentang letak geografis, demografis, administrasi, pendidikan ekonomi, bab ini juga menyajikan uraian singkat mengenai Indeks Pem-bangunan Manusia Bab III. Pembangunan Kesehatan Daerah. Bab ini berisi tentang Visi, Misi, Strategi dan Pro-gram Pembangunan Kesehatan di Provinsi Su-lawesi Utara. Bab IV. Pencapaian Pembangunan Kese-hatan . Bab ini berisi uraian tentang situasi Dera-jad Kesehatan, antara lain Umur Harapan Hidup, Angka Kematian, Angka Kesakitan dan Status Gizi. Bab V. Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini menguraikan hasil-hasil upaya-upaya kesehatan baik upaya kesehatan wajib seperti Kesehatan Ibu dan Anak, Perbaikan Gizi, Promosi Kesehatan, Pengendalian Penyakit Menular (dan Tidak Menu-lar), Lingkungan Sehat maupun upaya kesehatan pengembangan, termasuk uraian singkat tentang situasi jaminan pemeliharaan kesehatan masyara-kat miskin. Bab VI. Situasi Sumber Daya Kesehatan Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, ketenagaan pembiayaan kesehatan. Bab VII. Penutup.

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN

1

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008 2

Provinsi Sulawesi Utara dengan ibu kota Manado terletak antara 0°15’ – 5°34’ Lintang Utara dan antara 123°07’ – 127°10’ Bujur Timur, yang berbatasan dengan Laut Sulawesi, Republik

Philipina dan Laut Pasifik disebelah utara serta Laut Maluku di sebelah timur. Batas sebelah selatan dan barat masing-masing adalah Teluk Tomini dan Provinsi Gorontalo.

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Gambar II. 1. Peta wilayah Provinsi Sulawesi Utara dan 13 Kabupaten/Kota Tahun 2008

Luas Wilayah Sulawesi Utara tercatat 15.273,60 km2 (luas ini memang mengalami perubahan karena dihitung dengan menggunakan peta rupa bumi skala 1 : 50.000) yang meliputi sembilan kabupaten dan empat kota. Bolaang Mongondow merupakan kabupaten terluas dengan luas wilayah 6.230,95 km2 atau 40,79 persen dari wilayah Sulawesi Utara. Pada akhir tahun 2008 wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow telah mengalami pemekaran menjadi tiga kabupaten yaitu Kabupaten Bolaang Mongondow, Kabupaten Bolaang Mongondow Timur dan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Oleh karena data demografik pasti tentang kabupaten-kabupaten baru tersebut belum diketahui, maka data demografi yang dimasukkan dalam buku ini hanyalah data Kabupaten Bolaang Mongondow sebelum pemekaran. Di Sulawesi Utara terdapat 41 gunung yang tersebar pada beberapa kabupaten/kota. Sedangkan jumlah danau tercatat ada sebanyak 17 danau dan jumlah sungai yang mengaliri wilayah Sulawesi Utara sebanyak 30 sungai.

B er da sa rka n pe nc ata ta n St as i u n Meteorologi Sam Ratulangi, rata-rata temperatur di Kota Manado dan sekitarnya sepanjang tahun 2007 adalah sekitar 26,2 oC. a. Kependudukan Berdasarkan estimasi data penduduk menurut Buku Penduduk Sasaran Program Pembangunan Kesehatan 2007 -2011 yang diterbitkan oleh Pusat Data dan Informasi Departemen Kesehatan RI Tahun 2009, jumlah penduduk di Sulawesi Utara tahun 2008 sebanyak 2.208.014 jiwa. Secara keseluruhan jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dari penduduk yang berjenis kelamin perempuan, yang tercermin dari angka rasio jenis kelamin yang lebih besar dari 100 yaitu 103,82. Jika dibandingkan dengan luas wilayah provinsi yang seluas 15.273,60 km2 maka kepadatan penduduk / km2 adalah 144,56 jiwa/ km2. Luas wilayah, jumlah penduduk (dijabarkan menurut rumus estimasi) dan kepadatan penduduk menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel I.1.berikut.

BAB I I GAMBARAN UMUM

3

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Tabel II. 1. Luas Wilayah, jumlah penduduk dan kepadatan penduduk menurut Kabupaten/Kota se Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008

b. Keadaan ekonomi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Su-lawesi Utara Tahun 2008 dihitung dengan meng-gunakan tahun dasar 2000 meningkat bila diban-dingkan dengan dua tahun sebelumnya. Nilai PDRB yang pada tahun 2005 hanya sebesar 11.79 triliun rupiah menurut harga berlaku (ADHB) pada tahun 2008 telah mencapai 27.84 triliun. Sementara PDRB menurut harga konstan (ADHK) pada tahun 2005 sebesar 10.93 triliun,

pada tahun 2008 telah mencapai 15.42 triliun, sebagaimana terlihat pada grafik II.2 di bawah. Semakin lebarnya perbedaan nilai antara PDRB atas dasar harga berlaku dengan PDRB atas dasar harga konstan yang terlihat pada gambar 2 di bawah menunjukkan semakin tingginya nilai inflasi yang terjadi di tingkat harga produsen di Provinsi Sulawesi Utara.

Sumber : ** Depkes 2009, * BPS 2008

No Kabupaten / Kota

Luas

Wilayah

(km2 )*

Jumlah

penduduk

**

Kepadatan

penduduk (jiwa/

km2)

1 Kab.Bolaang Mongondow 6.230,95 301.163 48,33 2 Kab. Bolmong Utara 1.696,09 79.808 47,05 3 Kab. Kepulauan Sangihe 625,96 131.391 209,90 4 Kab. Kepulauan Talaud 1.250,92 75.511 60,36 5 Kab. Kepulauan SITARO 387,07 62.173 160,62 6 Kab. Minahasa 1.025,85 299.013 291,48

7 Kab. Minahasa Selatan 1.496,09 183.782 122,84 8 Kab. Minahasa Utara 937,65 174.364 185,96 9 Kab. Minahasa tenggara 583,01 95.923 164,53 10 Kota Tomohon 146,6 83.486 569,48 11 Kota Manado 157,91 428.223 2.711,82 12 Kota Bitung 304 175.69 577,93 13 Kota Kotamobagu 431,5 117.485 272,27

Jumlah 15.273,60 2.208.014 144,56

Gambar II. 2. PDRB Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2005 - 2008 (Triliun Rupiah)

Sumber : BPS 2009

4

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Gambar II. 3. Struktur ekonomi Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008

Struktur ekonomi Struktur ekonomi Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008 ini didominasi oleh sektor perta-nian dengan peranan sebesar 20,70 persen dii-kuti oleh sektor bangunan 17,17 persen, sektor

jasa-jasa sebesar 17,04 persen; sektor perdagan-gan, hotel dan restoran; 15,33 persen, sektor angkutan dan komunikasi 10,75 persen; serta sektor industri pengolahan 8,04 persen. Untuk sektor-sektor lain, peranannya terhadap pereko-nomian Sulawesi Utara di bawah 6 persen.

Gambar II. 4. Pertumbuhan ekonomi Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2001 - 2008

Sumber : BPS 2009

Pertumbuhan ekonomi Secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sulawesi Utara mengalami peningkatan dimana nilai pada tahun 2001 dan 2005 adalah

masing-masing 2.13 dan 4.9, pada tahun 2007 dan 2008 menjadi masing-masing 6.47 dan 7.56.

Sumber : BPS 2008

5

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Tabel II.2. Perbandingan IPM Kabupaten /Kota

C. Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index)

Indeks pembangunan manusia digunakan sebagai alat ukur untuk melihat dampak kemajuan pembangunan, IPM tersebut menggunakan empat indicator yaitu Angka Harapan Hidup, Angka Me-lek Huruf, Rata-rata Lama Sekolah dan Penge-luaran per kapita riil. Secara nasional tahun 2008

Provinsi Sulawesi Utara berada di posisi ke- 2 na-sional dengan IPM 75,16 lebih tinggi dibanding-kan IPM tahun 2007 sebesar 74.68. Meskipun demikian jika dibandingkan dari 13 Kabupaten/Kota, Kota Manado mempunyai ranking nasional tertinggi yaitu ranking 13, sedangkan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan mencapai ranking 282. Selengkapnya seperti pada tablel berikut

Sumber : BPS 2009

Jika dilihat Dari indikator-indikator kesehatan dalam IPM tersebut, maka Angka Harapan Hidup di Sulawesi Utara Tahun 2008 mencapai 72,01, Angka melek huruf 99.31 %, Rata-rata lama seko-

lah 8.80 tahun dan Pengeluaran per kapita riil adalah Rp. 625.580.,- sebagaimana terlihat pada tabel II.3.

6

KABUPATEN/KOTA IPM RANKING NASIONAL

2007 2008 2007 2008

Bolang Mongondow 71,98 72,11 143 158 Minahasa 74,50 74,86 59 66 Sangihe 74,19 74,67 68 70 Talaud 73,77 74,34 78 79 Minahasa Selatan 73,32 73,79 88 89 Minahasa Utara 74,80 75,33 52 56 Bolmong Utara

71,30 71,84 176 180 Minahasa Tenggara 71,45 71,87 167 175 Siau Tagulandang Biaro

72,10 72,58 138 142 Bolmong Selatan - 69,65 - 262 Bolmong Timur - 71,49 - 191 Manado 76,76 77,28 13 13 Bitung 74,15 74,61 69 71 Tomohon 75,12 76,65 48 50 Kotamobagu 73,80 74,46 73 74 SULUT 74.68 76,16 2 2 INDONESIA 70,10 70,50

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Tabel II. 3. Komponen penyusun IPM menurut Kabupaten/kota se Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008

Sumber : BPS 2009

7

No Kab/Kota

Angka Harapan

Hidup (tahun)

Angka Melek Huruf

Rata-rata Lama Seko-lah (tahun)

Pengeluaran per kapita riil

(.000 Rp.)

1 Bolang Mongondow 71,19 98,22 7,39 608,55

2 Minahasa 72,18 99,52 8,80 619,74 3 Sangihe 72,50 98,50 7,70 628,55 4 Talaud 71,29 99,30 8,47 623,35 5 MinSel 71,89 99,40 8,54 610,86 6 MinUt 72,20 99,68 9,07 622,71 7 Bolmong Utara 69,45 98,30 7,10 620,13 8 Minahasa Tenggara 69,77 99,38 8,08 605,77 9 Siau Tagulandang Biaro 68,31 99,61 8,24 623,27 10 Bolmong Selatan 71,20 98,21 6,05 589,52 11 Bolmong Timur 71,22 99,38 6,30 607,37 12 Manado 72,37 99,83 10,58 631,88 13 Bitung 70,20 99,03 9,20 628,47 14 Tomohon 72,16 99,83 9,60 621,61 15 Kotamobagu 71,35 99,49 8,85 620,26

SULUT 72,01 99,31 8,80 625,58 INDONESIA (2007) 68,70 91,87 7,47 624,37

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008 8

BAB III PEMBANGUNAN KESEHATAN DAERAH

A. VISI Pembangunan kesehatan yang berkualitas merupakan prasyarat untuk mendukung pembangunan secara keseluruhan. Kegiatan sektor kesehatan dapat diwujudkan dengan mendorong antara lain pengembangan sumberdaya kesehatan yang meliputi sarana dan prasarana, dokter dan tenaga kesehatan, dan pengembangan perilaku hidup sehat sebagai basis budaya masyarakat di masa depan. Pembangunan kesehatan mensyaratkan adanya partisipasi masyarakat sehingga diperlukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam mewujudkan manusia dan lingkungan yang sehat. Program pembangunan kesehatan di Provinsi Sulawesi Utara harus diletakkan pada pengembangan manajemen kesehatan dan pembudayaan perilaku hidup sehat yang bersumber pada sumberdaya kesehatan lokal. Sejalan dengan Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010, pembangunan kesehatan yang merupakan tanggung jawab institusional Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara dilaksanakan dengan memperhatikan dasar-dasar pembangunan kesehatan sesuai RPJM tersebut yaitu : (I) Perikemanusiaan : tiap upaya kesehatan harus berlandaskan perikemanusiaan yang dijiwai, digerakkan dan dikendalikan oleh keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa; (2) Pemberdayaan dan Kemandirian : Setiap orang dan juga masyarakat bersama dengan pemerintah berperan, berkewajiban dan bertanggung jawab untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya; (3) Adil dan merata : Dalam pembangunan kesehatan, setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, tanpa memandang perbedaan suku, agama, status dan status sosial ekonominya; dan (4) Pengutamaan dan Manfaat : Penyelenggaraan upayakesehatan yang bermutu dan mengikuti perkembangan IPTEK, harus lebih

mengutamakan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan, danpencegahan penyakit. Upaya kesehatan diarahkan agar memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat, serta dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.

Mengutip Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Utara 2005-2010 bidang Kesehatan dimana terdapat 6 masalah yang perlu diperhatikan dalam pembangunan kesehatan di Provinsi Sulawesi Utara, yaitu: 1. Besarnya disparitas status kesehatan antara

kelompok masyarakat, 2. Rendahnya jumlah, kualitas, pemanfaatan,

dan keterjangkauan sarana dan prasarana kesehatan.

3. Rendahnya pelayanan kesehatan kepada kelompok masyarakat miskin dan terpencil.

4. Terbatasnya kualitas dan jumlah sumber daya tenaga kesehatan dan distribusi tidak merata.

5. Rendahnya perilaku masyarakat untuk menumbuhkan budaya hidup bersih dan sehat berdasarkan sumberdaya lokal.

6. Rendahnya kondisi sanitasi lingkungan pemukiman dan lingkungan kerja.

Dengan memperhatikan dasar-dasar pembangunan kesehatan nasional sebagaimana disebutkan di atas dan RPJMD Sulawesi Utara 2005-2010, maka ditetapkan visi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara adalah :”Terwujudnya Masyarakat Sulawesi Utara Mandiri untuk Hidup Sehat” B. MISI Dalam rangka menujudkan visi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, maka misi Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara adalah sebagai berikut: 1. Memantapkan Manajemen Kesehatan

Yang Dinamis dan Akuntabel Keberhasilan pembangunan berwawasan kesehatan tidak semata-mata ditentukan oleh

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008 9

hasil kerja keras sektor kesehatan saja, tetapi sangat dipengaruhi oleh hasil kerja keras serta . Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara berperan sebagai penggerak utama dan memfasilitasi sektor-sektor lain agar segala upayanya memberikan kontribusi yang positif terhadap perwujudan pembangunan nasional berwawasan kesehatan. Dengan terciptanya manajemen kesehatan yang akuntabel di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara, diharapkan fungsi-fungsi administrasi kesehatan dapat terselenggara secara efektif dan efisien yang didukung oleh sistem informasi, IPTEK, serta hukum kesehatan. Melalui penyelenggaraan manajemen kesehatan yang a k u n t a be l d e n ga n m e ne r a pk a n ta t a penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance), diharapkan upaya pembangunan kesehatan dapat dipertanggungjawabkan kepada semua lapisan masyarakat. 2. Meningkatkan Kinerja dan Mutu Upaya Kesehatan Peningkatan kinerja dan mutu kesehatan dilakukan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara melalui pengembangan kebijakan pembangunan kesehatan, yang meliputi kebijakan manajerial, teknis serta pengembangan standar dan pedoman berbagai upaya kesehatan dari sisi tenaga, pembiayaan kesehatan, sumberdaya obat dan perbekalan kesehatan bagi para pelaku upaya/pembangunan kesehatan. Dengan meningkatkan kinerja dan mutu upaya kesehatan, diharapkan upaya kesehatan dapat terselenggara dengan baik, dapat dicapai (accessible), terjangkau dari sisi pembiayaan (affordable) oleh segenap kalangan masyarakat, serta terjamin mutunya (quality). 3. Memberdayakan masyarakat dan desa Peran aktif masyarakat termasuk swasta, sangat penting dan akan menentukan keberhasilan pembangunan kesehatan. Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara melaksanakan pemberdayaan masyarakat dengan tujuan agar masyarakat dapat berperan sebagai subjek pembangunan kesehatan. Pelaksanaan desentralisasi di bidang kesehatan sedang berproses yang tentu saja memerlukan fasilitasi dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara. Fasilitasi lebih diutamakan pada pengembangan kapasitas (capacity building),

pelembagaan institusi di semua jajaran serta pengembangan sistem kesehatan daerah, sehingga ada kesinambungan program kesehatan dari tingkat nasional sampai daerah. 4. Melaksanakan Pembangunan Kesehatan Yang Berskala Nasional Disamping berperan dalam pembinaan dan pengembangan pembangunan kesehatan daerah, isu kesehatan yang berskala nasional juga memerlukan perhatian serta intervensi yang optimal untuk menjamin dan mengamankan derajat kesehatan penduduk secara nasional. Kegiatan-kegiatan berskala nasional tersebut dapat berupa pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin, penanggulangan penyakit menular dan ganguan gizi, promosi kesehatan, pembangunan kesehatan di daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan serta pendayagunaan tenaga kesehatan. Pelaksanaan Pembangunan nasional bidang kesehatan merupakan suatu tuntutan untuk menjawab permasalahan nasional yang semakin kompleks dan tantangan yang semakin besar akibat perubahan lingkungan yang begitu cepat dan sukar diprediksi. C. STRATEGI Untuk dapat mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan tersebut maka pada tahun periode 2006-2010 ditempuh strategi sebagai berikut: 1. Memantapkan Koordinasi Lintas Program / Lintas Sektor. Untuk mengoptimalkan pencapaian tujuan pembangunan kesehatan, diperlukan kerjasama lintas seKtor yang mantap. Demikian pula opti-malisasi pembangunan kesehatan, menuntut adanya penggalangan kemitraan lintas sektor dan segenap potensi bangsa. Kebijakan dan pelaksanaan pembangunan sector lain perlu memperhatikan dampak dan mendukung keberhasilan pembangunan kese-hatan. Untuk itu upaya sosialisasi masalah-masalah dan upaya pengguna kesehatan ke sector lain perlu dilakukan secara intensif dan berkesi-nambungan. Kerjasama lintas sektor harus dilaku-kan sejak perencanaan dan penganggaran, pelak-sanaan dan pengendalian, sampai pada pengawa-san dan penilaiannya.

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008 10

2. Menggerakkan Peran Serta Masyarakat dan Swasta dalam Pembangunan Kesehatan. Agar masyarakat dan swasta dapat ber-peran aktif dalam pembangunan kesehatan, maka perlu dilakukan upaya sosialisasi mengenai berba-gai permasalahan pembagunan kesehatan. Disamping itu perlu dilaksanakan upaya ad-vokasi kepada para pengambil keputusan di kalan-gan penyelenggara Negara, guna terwujudnya ko-mitmen, dukungan dan sinergisme pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan. Saat ini, masyarakat termasuk swasta harus ber-peran aktif dalam pembangunan kesehatan yang dimulai sejak penyusunan kebijakan pemban-gunan kesehatan. Pemberdayaan masyarakat dilakukan den-gan mendorong masyarakat agar mampu secara mandiri menjamin terpenuhinya kebutuhan kese-hatan dan keseinambungan pelayanan kesehatan. Kemitraan dengan swasta diarahkan pada pengembangan upaya kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan peran swasta dalam upaya kesehatan masyarakat. 3. Meningkatkan Pemerataan Pelayanan Kese-hatan Masyarakat Miskin maupun Daerah Ter-pencil, dan Perbatasan Dalam penyelenggaraan pembangunan ke-sehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara memberikan perhatian khusus pada pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin, penangulangan penyakit menular dan gizi buruk, promosi kese-hatan, pembangunan kesehatan di daerah terting-gal, daerah terpencil, daerah perbatasan dan penanggulangan masalah kesehatan akibat ben-cana. 4. Meningkatkan Sistem Surveilans, Monitoring dan Informasi Kesehatan. Peningkatan surveilans dan monitoring di-laksanakan dengan meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pelaporan masalah kesehatan di wilayahnya. Disamping itu dikembangkan sIstem perin-gatan dini dan penunjang kedaruratan kesehatan dengan mengembangkan dan memantapkan sIs-tem informasi kesehatan pada semua tingkatan administrasi kesehatan sehingga tersedia infor-masi yang akurat, tepat waktu dan lengkap serta sesuai dengan kebutuhan sebagai bahan dalam proses pengambil keputusan termasuk di dalam-nya pengawasan dan penilaian program kese-

hatan di semua tingkat administrasi. 5. Membina Sistem Kesehatan dan Sistem Hukum di Bidang Kesehatan. Untuk kesinambungan dan percepatan pem-bangunan kesehatan, hasil-hasil pengembangan pembangunan kesehatan dilembagakan dengan memberikan dukungan dan fasilitas dalam berba-gai bentuk pedoman, standar-standar dan pera-turan perundang-undangan, serta pelembagaan norma dan tata nilai masyarakat di bidang kese-hatan. Dalam merespons dan menghadapi berbagai tun-tutan dan tantangan yang dengan terus baik na-sional, regional maupun global, maka pemban-gunan kesehatan dilaksanakan dengan terus mengembangkan dan memanfaatkan ilmu penge-tahuan dan teknologi di bidang kesehatan secara berkesinambungan. D. PROGRAM-PROGRAM Dengan memperhatikan secara seksama tentang perkembangan, permasalahan dan isu strategis dalam pembangunan kesehatan, maka program-program pembangunan kesehatan yang perlu dilaksanakan oleh semua pelaku pemban-gunan kesehatan baik pemerintah maupun swasta adalah sebagai berikut: 1. Program Promosi Kesehatan dan Pember-dayaan Masyarakat Program ini bertuuan untuk memberdaya-kan individu, keluarga dan masyarakat agar ampu menumbuhkan perilaku hidup sehat dan mengem-bangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat (UKBM) 2. Program Lingkungan Sehat. Program ini bertujuan untuk mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat melalui penghembangan system kesehatan kewilayahan untuk mengerakkan pembangunan berwawasan kesehatan. 3. Program Upaya Kesehatan Masyarakat. Program ini betujuan untuk meningkatkna jumlah, pemerataan dan kualitas pelayanan kese-hatan melalui Puskesmas dan jaringannya meliputi Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling dan Bidan di Desa.

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008 11

4. Program Upaya Kesehatan Perorangan. Program ini bertujuan untuk meningkatkan akses, keterjangkauan dan kaulitas pelayanan ke-sehatan perorangan. 5. Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Program ini bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit menular dan tidak menular. 6. Program Perbaikan Gizi Masyarakat Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran gizi keluarga dalam upaya meningkat-kan status gizi masyarakat terutama pada ibu hamil, bayi, balita serta usia produktif. 7. Program Sumberdaya Kesehatan. Program ini betujuan untuk meningkatkan jumlah, mutu dan penyebaran tenaga Kesehatan, sesuai dengan kebutuhan pembangunan kese-hatan.

8. Program Pengawasan Obat dan Perbekalan Kesehatan. Program ini bertujuan untuk menjamin ket-ersediaan, pemerataan mutu, keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatann termasuk obat tradisional, perbekalan kesehatan Rumah Tanga, dan Kosmetk serta pemberdayaan dan partisipasi masyarakat akan penyediaan tanaman obat-obatan. 9. Program Kebijakan dan Manajemen Pem-bangunan Kesehatan. Program ini bertujuan untuk mengembang-kan kebijakan dan manajemen pembangunan ke-sehatan guna mendukung penyelenggaraan Sis-tem Kesehatan Nasional. 10. Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Program ini bertujuan untuk meningkatkan penelitian dan p[engembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Kesehatan sebagai masukan dalam perumusan kebijakan dan program kesehatan.

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008 12

BAB IV PENCAPAIAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

Untuk menggambarkan derajat kesehatan masyarakat di Sulawesi Utara, maka digunakan angka-angka Umur Harapan Hidup, mortalitas dan morbiditas serta status gizi masyarakat. A. UMUR HARAPAN HIDUP WAKTU LAHIR Umur harapan hiidup (UHH) penduduk In-donesia dari tahun ke Tahun terus mengalami peningkatan yang bermakna terutama pada pe-riode tahun 1980-1995. Estimasi UHH sebesar 52.41 pada tahun 1980 (SP 1980) meningkat men-

jadi 63,48 tahun pada tahun 1995 (SUPAS 1995), 67.97 tahun pada tahun 2000, dan menjadi 69 tahun pada tahun 2005. UHH penduduk Sulawesi Utara juga meng-alami peningkatan, dari 64.96 tahun tahun 1997 menjadi 69 tahun pada tahun 2000 (SP 2000) ta-hun 2004 meningkat lagi menjadi 71,0 tahun (BPS Sulut 2004), dan tahun 2008 sebesar 72,01 tahun, dengan posisi lebih tinggi dari angka nasional yang 68.5 tahun (BPS Sulut 2009).

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Gambar IV.1. Trend Umur harapan Hidup Provinsi Sulawesi Utara

Sumber : BPS 2009

B. MORTALITAS Untuk mengevaluasi program program ke-sehatan /pembangunan kesehatan yang telah di-laksanakan selama ini biasanya dihubungkan de-ngan angka kematian bayi dan anak. Angka Kema-tian Bayi (AKB) bukan hanya digunakan untuk mengevaluasi kemajuan program kesehatan tetapi juga dimanfaatkan untuk memonitor situasi de-mografi dan memberikan masukan untuk proyeksi penduduk. Selain itu juga dapat digunakan untuk mengidentifikasi subpopulasi yang yang mempun-yai risiko kematian yang tinggi. a). Angka Kematian Bayi (AKB). Angka kematian Bayi (AKB) adalah angka

probabilitas untuk meninggal di umur antara lahir dan 1 tahun dalam 1000 kelahiran hidup. AKB di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir menun-jukkan kecenderungan menurun . Berdasarkan SDKI (Survei Demografi dan Kese-hatan Indonesia) berturut-turut tahun 1997, 2002-2003 dan 2007, AKB Indonesia adalah 46, 35 dan 34. AKB di Provinsi Sulawesi Utara mempunyai pola yang berbeda dengan AKB nasional menurut SDKI. Jika pada tahun 1994 AKB Sulawesi Utara berdasarkan SDKI adalah 66/1.000 KH , menurun menjadi 48 pada SDKI 97, selanjutnya menurun tajam pada tahun 2002 menjadi 25/1.000 KH, tetapi tetapi di tahun 2007 meningkat menjadi 35/1.000 KH.

13

Perbandingan AKB Nasional dan Provinsi Sulawesi Utara menurut tahun SDKI seperti terli-

hat pada gambar IV.2 di bawah

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Gambar IV. 2. Perbandingan AKB Nasional dan Provinsi Sulawesi Utara

Sumber : Indonesia Demographic Health Survey, 2008

Beberapa faktor berpengaruh terhadap peningkatan angka kematian bayi termasuk di dalamnya status sosioekonomi, lingkungan dan faktor biologis. Faktor sosioekonomi termasuk di dalamnya tempat tinggal, pendidikan ibu dan indeks kesejahteraan ibu. Faktor biologis terma-suk didalamnya jenis kelamin anak, usia ibu, pari-tas dan interval kelahiran. Beberapa variabel lain seperti berat waktu lahir, pemeriksaan antenatal dan penolong persalinan juga dipertimbangkan berpengaruh terhadap angka kematian bayi yang tinggi tersebut, yang untuk tahap lanjutan perlu dila-kukan studi lebih dalam. Sebagai contoh, anak-anak yang dilahirkan ibu yang tinggal di kota mempunyai angka kematian yang lebih rendah dibandingkan dengan anak yang dilahirkan ibu yang tinggal di daerah rural, hal ini mungkin ber-hubungan dengan ketersediaan fasilitas dan prak-tek “health seeking” masyarakat yang tinggal di perkotaan. Komitmen untuk terus melakukan upaya percepatan penurunan AKB secara nasional tetap diperlukan. Bayi sangat rentan terhadap keadaan kesehatan dan kesejahteraan yang buruk; karena itu AKB merefleksikan derajat kesehatan masyara-kat yang sekaligus juga mencerminkan umur harapan hidup pada saat lahir. Penurunan AKB menunjukan adanya peningkatan dalam kualitas hidup dan pelayanan kesehatan masyarakat.

Upaya percepatan penurunan AKB memper-hatikan kondisi yang mempengaruhi AKB, antara lain lokasi geografis, taraf sosio-ekonomi masyara-kat serta perilaku hidup sehat. Berdasarkan Risk-esdas 2007, proporsi kematian bayi pada kelom-pok umur di bawah 1 tahun di daerah pedesaan labih besar dari perkotaan, yaitu 11% di pedesaan dan 6,3% di perkotaan. Strategi percepatan penurunan AKB mencakup: 1. Meningkatkan akses masyarakat terhadap pe-

layanan kesehatan yang berkualitas baik diting-kat dasar maupun rujukan, terutama bagi bayi dan balita dengan menggunakan intervensi yang telah terbukti menurunkan AKB: a. Tatalaksana penanganan asfiksia (bayi lahir

tidak bisa menangis spontan) dan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).

b. Kunjungan neonatal secara berkala. c. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). d. Pelayanan Emergensi.

2. Menggerakkan dan mendorong pemberdayaan perempuan, keluarga dan masyarakat luas un-tuk hidup sehat.

3. Menggerakkan penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).

4. Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan anak.

14

Berdasarkan pengolahan data program KIA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara tahun

2008, kematian neonatal adalah sebagai berikut;

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Gambar IV. 3. Jumlah kematian neonatal Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Sumber : Bidang Kesga dan Gizi, 2009

Penyebab kematian terbesar pada bayi adalah BBLR dan asfiksia, sedangkan penyebab kematian pada umur lebih dari 1 bulan sampai 5 tahun adalah diare dan pneumonia. Persalinan juga masih banyak yang terjadi di rumah dan ma-sih ditolong oleh biang kampung/dukun bayi, status gizi ibu hamil masih kurang, sarana dan prasarana masih terbatas, adanya disparitas pen-

didikan, sosial ekonomi dan pelayanan kesehatan, kendala geografis (DTPK), sumber daya manusia dan kompetensi yang masih belum memadai.Dari gambaran tersebut di atas menunjukkan bahwa kesehatan anak masih merupakan masalah yang harus dilakukan langkah-langkah strategis untuk penanggulangannya.

Adapun penyebab kematian neonatal tersebut di atas adalah seperti grafik IV.4 berikut :

Gambar IV. 4. Persentase penyebab kematian neonatal di Sulawesi Utara Tahun 2008

Sumber : Bidang KIA Kesga, 2009

15

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Angka Kematian Balita (AKABA) Angka kematian balita (0-4 ) tahun adalah angka probabilitas kematian anak umur umur 0-4 tahun per 1.000 anak. AKABA mengambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lingkungan yang ber-pengaruh terhadap kese-hatan anak Balita seperti gizi, sanitasi, penyakit menular dan kecelakaan. Indikator ini menggam-barkan tingkat kesejahteraan social dan tingkat kemiskinan penduduk. AKABA di Indonesia menurut SDKI 97, 2002-2003 dan 2007 adalah 58, 46 dan 44. AKABA di Provinsi Sulawesi Utara menurut SDKI 2007 adalah 43 yang masih lebih rendah dari angka nasional. Dari hasil penelitian terhadap semua kasus kematian balita yang disurvey pada SKRT 1995 dan Surkesnas 2001 diperoleh gambaran bahwa gam-baran besarnya proporsi penyebab utama kema-tian balita menunjukkan adanya pola penyakit penyebab kematian balita dimana penyakit infeksi masih merupakan penyebab kematian terbanyak. Pneumonia merupakan penyakit terbanyak penye-bab kematian diikuti oleh Diare. Angka Kematian Ibu Maternal. Kematian maternal didefinisikan sebagai setiap kematian ibu yang terjadi pada waktu ke-hamilan, melahirkan, atau dua bulan setelah me-lahirkan atau penghentian kehamilan. Kematian maternal juga didefinisikan sebagai proporsi ke-matian pada wanita usia reproduktif atau pro-porsi kematian pada semua wanita di usia repro-duktif yang disebabkan oleh penyebab maternal. Analisis Angka Kematian Maternal (MMR=Maternal Mortality Ratio) Indonesia sesuai

SDKI 1994 adalah 390 per 100.000 kelahiran. Data SDKI (yang tidak dipublikasi) 1997 meng-implikasikan sedikit penurunan yaitu 334 kema-tian per 100.000 kelahiran selama periode 1993-1997. SDKI 2002-2003 mendapatkan estimasi AKI Maternal Indonesia sebesar 307 kematian per 100.000 kelahiran dan menurun lagi pada SDKI 2007 menjadi 228 kematian per 100.000 kelahi-ran. Angka ini semakin mendekati target nasional RPJMN sebesar 226 /100.000 kelahiran. Gambaran tersebut menegaskan bahwa tren AKI maternal di Indonesia menurun, diperje-las dengan analisis angka pengurangan tahunan (Annual reduction rate=ARR) antara SDKI 2002-2003 dan SDKI 2007 sekitar 5 persen, dibanding-kan ARR antara SDKI 1997 dan SDKI 2002-2003 sebesar 2 persen. Namun jika dibandingkan den-gan target yang ingin dicapai secara nasional pada tahun 2010 yaitu 125 per 100.000 kelahiran maka apabila penurunannya masih seperti gambaran di atas, maka dapat dipastikan target tersebut tidak akan dapat tercapai. Di Provinsi Sulawesi Utara, AKI maternal menggunakan data SKRT 1992 sebesar 421 kema-tian per 100.000 kelahiran dan berdasarkan SDKI 1994 sebesar 390 kematian per 100.000 kelahiran. Sedangkan menurut SUPAS 1995 sebesar 212 ke-matian per 100.000 kelahiran. Tahun 2005 ber-dasarkan laporan Depkes bahwa situasi AKI mater-nal di Sulawesi Utara sebesar 150 kematian per 100.000 kelahiran. Gambaran tren AKI maternal Indonesia dan Provinsi Sulawesi Utara sebagaimana terlihat pada grafik 4.3 berikut.

Gambar IV. 5 Perbandingan Angka Kematian Ibu maternal Nasional dan Sulawesi Utara

16

AKI merupakan salah satu indikator penting yang merefleksikan derajat kesehatan di suatu negara, yang mencakup tingkat kesadaran peri-laku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan serta tingkat pelaya-nan kesehatan terutama bagi ibu hamil, ibu mela-hirkan dan ibu pada masa nifas. Kesehatan ibu hamil/bersalin dan AKI memiliki korelasi erat dengan kesehatan bayi dan AKB. Faktor kesehatan ibu saat dia hamil dan ber-salin berkontribusi terhadap kondisi kesehatan bayi yang dikandung serta resiko yang dilahirkan dengan lahir mati (still birth) atau yang mengalami

kematian neonatal dini (umur 0-6 hari). Semen-tara itu Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa gang-guan kehamilan dan persalinan menempati urutan ke-5 penyebab kematian utama untuk semua umur di Indonesia. Berdasarkan data yang diolah program Kesga Dinas Kesehatan Provinsi yang bersumber dari laporan kabupaten/kota menunjukkan bahwa pada tahun 2008 terjadi kelahiran hidup, kelahiran mati, kematian bayi, kematian balita serta kema-tian maternal dengan jumlah seperti pada tabel IV. 1. berikut.

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Tabel IV.1. Jumlah lahir hidup, lahir mati, kematian bayi dan balita di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2007-2008

Gambar IV. 6. Kecenderungan Jumlah Kematian Ibu di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Sumber : Bidang kesga dan Gizi, 2009

2007 2008

Lahir hidup 36.293 38.472

Lahir mati 343 307 Kematian bayi 249 29

Kematian balita 80 82

Kematian maternal 59 50

Sumber : Bidang Kesga dan Gizi, 2009

Adapun dari perbandingan jumlah kematian ibu dari tahun 2004 s/d tahun 2008 terlihat penurunan yang cukup berarti dari 75 di tahun 2004 menjadi 50 di tahun 2008.

17

Adapun distribusi kematian ibu menurut Kabupaten/Kota selama tahun 2008 adalah

seperti pada Gambar IV. 7.

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Gambar IV. 7. Jumlah kematian ibu di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Sumber : Bidang Kesga dan Gizi, 2009

Karena itulah Provinsi Sulawesi Utara mem-prioritaskan upaya kesehatan ibu dan penurunan AKI searah dengan kebijakan Departemen Kese-hatan dalam dalam menurunkan AKI yaitu mendekatkan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir berkualitas kepada masyarakat untuk mewujudkan 3 pesan kunci untuk persalinan yang sehat (Making Pregnancy Safer): 1. Setiap persalinan ditolong oleh tenaga kese-

hatan terlatih.

2. Setiap komplikasi obstetri dan neonatal ditan-gani secara memadai.

3. Setiap perempuan usia subur memiliki akses terhadap pencegahan kehamilan yang tidak diinginkan dan penanganan komplikasi abortus yang tidak aman.

Adapun penyebab kematian ibu sepanjang tahun 2008 adalah sebagai berikut :

Gambar IV. 8. Persentase penyebab kematian ibu di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Sumber : Bidang Kesga dan Gizi, 2009

18

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

C. MORBIDITAS Angka Kesakitan penduduk diperoleh dari data yang bersumber dari masyarakat (community based data) yang diperoleh melalui survey serta hasil pengumpulan data yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan yang berasal dari fasilitas kesehatan (facility based data) dan dikelola melalui sistem pencatatan dan pelaporan seperti pelaksanaan Surveilans Penyakit Terpadu (STP). Berdasarkan laporan hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007, penyakit menular untuk wilayah Sulawesi Utara dalam satu bulan terakhir, berdasarkan diagnosa+gejala penyakit malaria, penyakit ini ditemukan di semua kabupaten/kota dengan prevalensi sangat bervariasi antara 0,3%-11,2%. Dalam 12 bulan terakhir, berdasarkan diag-nosa+gejala penyakit DBD, penyakit ini juga dite-mukan di semua kabupaten/kota dengan preva-lensi 0,1%-0,7%. Filariasis diketemukan di lima kabupaten/kota. Dalam 1 bulan terakhir, berdasarkan diag-nosa+gejala penyakit ISPA diketemukan di semua kabupaten/kota dengan prevalensi 20,5% pen-duduk, sementara dalam 12 bulan terakhir, preva-lensi TBC sebesar 0,6%, lebih rendah ketimbang angka nasional. Prevalensi diare dalam satu bulan terakhir 5,4%, dan tertinggi di Kabupaten Kepulauan Talaud (8,8%). Untuk penyakit tidak menular prevalensi hipertensi berdasarkan pengukuran cukup tinggi (31,2%), dan diketemukan dua kabupaten dengan prevalensi >40% yakni Kabupaten Minahasa dan Kota Tomohon. Prevalensi penyakit sendi juga cukup tinggi (25%), dengan prevalensi tertinggi 34% diketemu-kan di Kabupaten Minahasa Selatan. Dalam satu tahun terakhir, berdasarkan diagnosa+gejala pen-yakit jantung, prevalensi jantung 8,2%, dan preva-lensi asma 2,7%. Secara rerata di Provinsi Sulawesi Utara hampir 1 di antara 10 penduduk (8,97%) menderita gangguan mental emosional, dan tertinggi di Kabupaten Kepulauan Talaud (20%). Prevalensi low vision dan kebutaan penduduk umur ≥5 tahun dalam 5 tahun terakhir 3,4 % dan 0,5%. Di Sulawesi Utara, berdasarkan diag-nosa+gejala katarak, prevalensi katarak penduduk umur ≥30 tahun sebesar 20%, dengan prevalensi tertinggi 34% di Kabupaten Kepulauan Talaud. Hampir satu di antara tiga penduduk di Provinsi Sulawesi Utara mempunyai masalah gigi-mulut

namun persentase yang menerima perawatan gigi baru satu di antara empat. Sebagai negara tropis, Indonesia termasuk di dalamnya Provinsi Sulawesi Utara menghadapi permasalahan penyakit menular, diantaranya Tu-berkolosis (TB), malaria, dan Demam Berdarah Dengue (DBD) selain HIV/AIDS dan beberapa pen-yakit lainnya. a ) 10 penyakit menonjol Berdasarkan pengolahan data laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melalui sur-veilans terpadu penyakit didapatkan sepuluh be-sar penyakit menonjol di Sulawesi Utara tahun 2008 dengan urutan ranking sebagaimana pada tabel IV.2. di bawah.

Dari tabel IV. 2. di atas terlihat bahwa penyakit influenza masih menjadi penyakit yang paling banyak di derita oleh masyarakat dan yang berobat ke Puskesmas diikuti oleh penyakit Diare dan malaria klinis. Meskipun demikian data 10 penyakit menonjol tersebut sangat dipengaruhi oleh kelengkapan laporan dari Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota yang merupakan indikator utama dari pelaksanaan surveilans terpadu pen-yakit. Secara umum laporan STP Kabupaten/Kota dikirimkan setiap bulan, namun beberapa Kabu-paten/Kota tidak mempunyai cakupan kelengka-pan laporan STP 100 persen.

No

urut Jenis Penyakit Jumlah

1. Influenza 92.308 2. Diare 32.589

3. Malaria Klinis 27.912

4. Tersangka TB Paru 6.159

5. Malaria Falciparum 4.087

6. Malaria Vivax 3.685

7. TBC BTA(+) 1.571

8. Pneumonia 1.270

9. DBD 701

10. Batuk rejan 360

Tabel IV. 2. Sepuluh (10) besar penyakit menu-lar menonjol di Sulawesi Utara tahun 2008

Sumber : Seksi Surveilans, 2009

19

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

b) Acute Flaccid Paralysis (AFP) Polio merupakan penyakit menular yang sangat berbahaya yang disebabkan oleh virus yang menyerang sitem saraf. Penyakit ini umumnya menyerang anak usia 3 tahun ini dan dapat men-gakibatkan cacat seumur hidup, lumpuh layu (kecacatan) bahkan kematian. Penyakit ini tidak dapat diobati dan hanya bisa dicegah dengan pemberian imunisasi polio sebanyak empat kali pada bayi umur dibawah satu tahun. Setalah cacar, polio merupakan penyakit yang da-pat dieradikasi dari muka bumi. Pada hakekatnya, polio belum sepenuhnya dapat diberantas total dan masih menjadi masalah kesehatan yang perlu ditangani secara seksama. Dengan target mencapai mencapai status Indone-sia Bebas Polio pada tahun 2010, Departemen Ke-sehatan memfokuskan strategi pemberantasan polio pada upaya surveilans Acute Flaccid Paralysis atau AFP secara ketat dan peningkatan cakupan imunisasi rutin. Starategi tersebut dijabarkan se-bagai berikut : 1. Melaksanakan program imunisasi dasar leng-

kap pada seluruh bayi dibawah satu tahun secara konsisten dan berkesinambungan.

2. Meningkatkan surveilans secara berkesinam-bungan di seluruh wilayah Indonesia.

3. Mengamankan virus polio di laboratorium, 4. Memanfaatkan Posyandu sebagai sarana

sosialisasi sekaligus pelaksanaan imunisasi. 5. Sosialisasi pentingnya imunisasi bagi balita

melalui berbagai media secara terus menerus di seluruh wilayah Indonesia.

6. Menjalin kerjasama dengan ormas perem-puan, ormas keagamaan, toko masyarakat, serta pihak-pihak lain yang relevan untuk ber-sama-sama mendorong masyarakat melak-sanakan imunisasi bagi balita.

Target Indonesia Bebas Polio 2010 mengu-kur keberhasilan pelaksanaan strategi melalui in-dikator tercakupnya seluruh balita Indonesia (100%) dalam kegiatan imunisasi serta tidak adanya kasus serangan polio di seluruh wilayah Indonesia. Upaya program atau kegiatan yang di-lakukan mencakup : 1. Imunisasi rutin dengan sasaran anak / balita

usia kurang dari 1 tahun yang bertujuan melindungi anak secara individual agar tidak terserang polio.

2. Pekan Imunisasi Nasional atau PIN yang dilak-

sanakan pada tahun 1995, 1996, 1997, 2000, 2005, dan 2006 dengan Sub-PIN dilaksanakan pada tahun 1998, 2000, 2001 dan 2006. Sa-saran PIN adalah anak usia sekolah 6 – 14 ta-hun, dengan tujuan memutuskan rantai penu-laranvirus polio liar. WHO merekomendasikan pemberian imunisasi sejak anak lahir sebanyak 4 kali dengan interval 6 sampai 8 minggu, yang kemudian diulang pada usia 1,5 tahun dan 15 tahun.

3. Surveilans AFP atau penemuan penderita yang dicurigai lumpuh layu pada usia dibawah usia 15 tahun, untuk kemudian diperiksa tinjanya agar dapat dipastikan apakah karena polio atau bukan.

4. Mopping-Up, yaitu pemberian vaksinasi mas-sal didaerah yang ditemukan penderita polio, terhadap anak usia dibawah 5 tahun tanpa melihat status imunisasi polio sebelumnya.

Keberhasilan program eradikasi polio secara global dinilai dari keberhasilan pelaksanaan sur-veilans AFP. Melalui pelaksanaan surveilans AFP maka pendeteksian secara dini munculnya kasus polio liar yang mungkin terdapat di masyarakat dilakukan sehingga memungkinkan untuk segera dilakukan upaya penanggulangan. Terdapat 4 in-dikator pelaksanaan AFP diantaranya adalah Non Polio AFP rate anak berusia kurang dari 15 tahun. Secara nasional ditetapkan indikator non polio AFP rate 2 per 100.000 anak berusia kurang 15 tahun.

20

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Dari grafik di atas terlihat bahwa kontribusi terbanyak pada penemuan kasus AFP adalah Kota Manado sehingga dapat dikatakan bahwa kinerja surveilans AFP Kota Manado lebih baik dibanding-

kan Kabupaten/Kota lainnya . Non Polio AFP rate Provinsi Sulawesi Utara dalam 4 tahun terakhir masih di atas indikator nasional (2.62 untuk tahun 2008) seperti terlihat pada gambar IV. 10. berikut.

Sumber : Seksi Surveilans, 2009

Gambar IV. 9. Jumlah kasus AFP dan Non Polio AFP rate Provinsi Sulawesi Utara

tahun 2008

Gambar IV. 10. Non Polio AFP rate Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008

Sumber : Seksi Surveilans, 2009

21

Sumber : Bidang PMK, 2009

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

c) Penyakit HIV/AIDS HIV / AIDS merujuk pada sindroma menu-runnya kekebalan tubuh yang berakibat fatal. HIV / AIDS telah menjadi masalah kesehatan pada tataran global, terutama pada negara-negara berkembang seperti Indonesia. Selama satu dasawarsa terakhir (1997 – 2007) ka-sus AIDS yang dilaporkan meningkat tajam, den-gan kasus AIDS terbanyak DKI Jakarta, Papua, Jawa Barat, Jawa Timur dan Bali. Menurut kelom-pok umur 20 – 29 tahun yaitu sebesar 54% dari keseluruhan kasus; suatu hal yang mengkha-watirkan mengingat kelompok umur ini adalah kelompok umur yang produktif, dan dapat ber-dampak buruk terhadap pembangunan sosio-ekonomi Indonesia serta berpotensi menyebab-kan umur harapan hidup menurun. Berdasarkan cara penularan, kasus penularan AIDS terbanyak adalah melalui penggunaan jarum suntik bersama terutama di kalangan penyalahguna NAPZA suntik (IDU). Upaya penanggulangan penyakit HIV / AIDS ditujukan bukan hanya pada penanganan pende-rita yang ditemukan, tetapi juga diarahkan pada upaya pencegahan melalui penemuan penderita secara dini melalui upaya penjangkauan yang di-lanjutkan dengan upaya konseling. Upaya penemuan penderita dilakukan me-lalui skrining HIV / AIDS terhadap darah donor, pemantauan terhadap kelompok beresiko pende-rita Penyakit Menular Seksual (PMS), penyalah-guna obat dengan suntik IDUs), penghuni Lapas

(Lembaga Pemasyarakatan) serta yang tidak kalah penting pemantauan dan penelitian terhadap kelompok umur beresiko rendah seperti ibu rumah tangga. Sejauh ini belum ditemukan obat atau vaksin yang efaktif bagi kasus HIV / AIDS; pengobatan terha-dap HIV / AIDS dikelompokan sesuai tujuannya : a. Pengobatan suportif yang bertujuan mening-

katkan keadaan umum penderita, mencakup pemberian gizi yang baik, obat simtomatik, vitamin dan dukungan psikososial.

b. Pengobatab infeksi oportunistik yang dilaku-kan secara empiris

c. Pengobatan anti-retrovital (ARV) yang dapat menghambat perkembangbiakan virus HIV, namun belum dapat menyembuhkannya atau membunuh virus HIV. Pengobatan ini terbukti dapat memperbaiki kualitas hidup penderita karena kemungkinan untuk men-jadi infeksi oportunistik lebih jarang atau mu-dah diatasi.

Di Provinsi Sulawesi Utara , kasus HIV/AIDS yang pertama kali dilaporkan pada tahun 1997, selang empat tahun terakhir terjadi peningkatan kasus yang cukup bermakna. Total kasus HIV/AIDS di Provinsi Sulawesi Utara adalah sampai akhir tahun 2008 adalah 456 kasus dengan perincian 199 kasus HIV dan 257 kasus AIDS. Gambaran ka-sus HIV/AIDS menurut tahun seperti terlihat pada gambar IV. 11 berikut .

Gambar IV. 11. Jumlah kasus HIV/AIDS Provinsi Sulawesi Utara tahun 1997 - 2008

Sumber : Bidang PMK, 2009

22

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Perubahan status HIV ke AIDS yang memer-lukan waktu pada akhirnya akan mempengaruhi gambaran kurva dari tahun ke tahun pada waktu data di”update”. Diharapkan dengan pemberian ARV yang adekuat maka proses perubahan status HIV ke AIDS menjadi lebih lama atau bahkan tidak sama sekali.

Dari 13 Kabupaten / Kota se Provinsi Su-lawesi Utara maka Kota Manado, Kota Bitung dan Kabupaten Minahasa adalah 3 kabupaten/kota penyumbang kasus terbanyak, yaitu masing-masing 177, 115 dan 45 kasus. Distibusi kasus HIV/AIDS menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel IV. 3. di bawah.

Tabel IV. 3. Distribusi kasus HIV/AIDS total tahun 1997s/d 2008 menurut Kab/Kota se Provinsi Sulawesi Utara.

Kabupaten/Kota Diagnosa

Total HIV AIDS

Manado 74 103 177 Bitung 70 45 115 Minahasa 11 34 45 Tomohon 7 29 36 Minahasa Utara 15 21 36 Minahasa Selatan 7 10 17 Sangihe 2 4 6 Bolaang Mongondow 2 2 4 Talaud 1 0 1 SITARO 0 1 1 Bol. Mongondow Utara 0 1 1 Tidak diketahui 10 7 17

Jumlah 199 257 456

Sumber : Bidang PMK, 2009

Melihat perkembangan kasus AIDS yang menunjukkan peningkatan yang signifikan dari waktu ke waktu, Dinas Kesehatan Provinsi Su-lawesi Utara mengikuti kebijakan Departemen Kesehatan dalam hal penanggulangan yang berfo-kus pada pencegahan, yang diintegrasikan dengan perawatan, dukungan dan pengobatan. Upaya meningkatkan akses layanan kesehatan bagi penderita AIDS dilaksanakan melalui : 1. Pelayanan VCT di Rumah Sakit. Hingga akhir

2008 terdapat lima Rumah Sakit di Sulawesi Utara yang memberikan layanan terapi anti-retoviral (ARV) dan Voluntary Counselling and Testing (VCT) yaitu RSU Prof. Dr. R. D. Kandou-Manado, RS TNI Teling-Manado, RS Prof. Ra-tumbuysang-Manado, RSUD Bitung, RSU Be-thesda-Tomohon

2. Meningkatkan cakupan penderita yang men-dapatkan perawatan anti-retoviral, serta meningkatkan cakupan penderita yang mem-

peroleh Terapi Anti-retroviral Kombinasi. 3. Mengembangkan layanan MST (Maintenance

Substitution Treatment). d) Malaria Pengendalian penyakit Malaria telah menjadi prioritas penanggulangan masalah kesehatan masyarakat di dunia, termasuk Indonesia lebih khusus Provinsi Sulawesi Utara. Hampir disetiap bagian dunia, tidak terkecuali Indonesia yang me-rupakan salah satu negara yang beresiko malaria, penyakit malaria muncul sebagai Kejadian Luar Biasa. Upaya pemberantasan penyakit malaria dila-kukan melalui strategi yang menekankan empat aspek, yaitu : 1. Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat. 2. Pengendalian vektor yang selektif. 3. Pengendalian Kejadian Luar Biasa. 4. Sistem Surveillans yang efektif.

23

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Strategi tersebut dijabarkan dalam program-program berikut : 1. Pencegahan dan perlindungan kelompok

masyarakat beresiko tertular malaria melaui kegiatan kelambunisasi dengan kelambu ber-insektisida yang tahan lama (long lasting nets) untuk pencegahan. Tahun 2003-2008 telah dibagikan kelambu berinsektisida di-daerah berpotensi/endemis malaria

2. Integrasi dan peningkatan penemuan kasus malaria (active case detection) dan pengen-dalian malaria.

3. Penggunaan rapid diagnostic tests untuk mempermudah diagnosis

4. Pengobatan profilaksis dan penggunaan obat malaria kombinasi derivat artemesinin.

5. Peningkatan jangkauan penemuan, pengo-batan dan perawatan malaria yang berkuali-tas didaerah terpencil : a. Pembentukan revitalisasi Pos Malaria

Desa (Posmaldes) b. Pelatihan dan pemberdayaan kader Pos-

maldes yang aktif c. Pendirian pos malaria desa di wilayah yang

sulit dijangkau tenaga kesehatan. d. Penggunaan pokesdes pada Desa Siaga

6. Memenuhi kebutuhan obat. Target dan tujuan pemberantasan penyakit malaria adalah eliminasi penyakit ini yang dilaku-kan secara bertahap dimana untuk wilayah Su-lawesi ditargetkan tereliminasi di tahun 2020. Selain itu, ditetapkan pula tujuan-tujuan khusus pemberantasan penyakit malaria sebagai berikut: 1. Penurunan 50% jumlah desa dengan kasus

malaria lebih dari 5 per 1.000 penduduk pada tahun 2010.

2. Seluruh kabupaten / kota mampu melaksana-kan pemeriksaan atas sedian darah malaria dan memberikan pengobatan secara tepat dan terjangkau pada tahun 2010.

3. Seluruh wilayah Indonesia telah melaksanakan intensifikasi dan integrasi dalam pengendalian malaria pada tahun 2020.

Di Provinsi Sulawesi Utara, jumlah penderita malaria klinis tidak mempunyai pola yang tetap, namun jumlah kasus malaria klinis pertahun se-lama empat tahun terakhir berkisar pada angka 30.000 kasus, seperti pada gambar IV.12 di bawah.

Gambar IV. 12. Penderita Malaria Klinis dan AMI di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2005 – 2008

Sumber : Bidang PMK, 2009

2005 2006 2007 2008

Kasus 32120 33321 30341 30856

AMI (0/00) 15,23 15,56 13,88 13,97

12,5

13

13,5

14

14,5

15

15,5

16

28500

29000

29500

30000

30500

31000

31500

32000

32500

33000

33500

34000

24

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Dari grafik IV.12 terlihat bahwa selama 4 tahun terakhir kasus malaria klinis menunjukkan tren penurunan dengan Annual Malaria Incidence (AMI) per 1.000 penduduk Provinsi Sulawesi Utara lebih rendah dari indikator yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan Penyakit malaria. AMI adalah Angka Kesakitan Malaria yang didasari oleh gejalah-gejalah klinis tanpa melalui tes labo-ratorium.

Sepanjang tahun 2008, Kabupaten Bolaang Mongondow melaporkan kasus malaria terbanyak diikuti oleh Kabupaten Sangihe dan Kabupaten Minahasa Tenggara sementara Kota Tomohon melaporkan kasus yang paling kecil diikuti oleh Kabupaten Sitaro dan Kota Manado. Distribusi kasus malaria klinis dapat dilihat pada grafik distri-busi kasus malaria klinis dan angka kematian karena malaria.

Gambar IV. 13. Distribusi kasus malaria klinis kab/Kota se Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Sumber : Bidang PMK, 2009

Dari sejumlah kasus malaria klinis sebagai-mana grafik di atas, rata-rata selama 4 tahun tera-khir hanya 35.7 persen yang diperiksa, dengan

hasil positif (slide positive rate) sebesar 49 persen, seperti pada gambar IV. 14. berikut.

44

45

46

47

48

49

50

51

52

2005 2006 2007 2008

47

48,448,8

51,7

Grafik 4.10. SPR kasus malaria klinis se Propinsi Sulawesi Utara tahun 2005 s/d 2008

Gambar IV. 14. SPR kasus malaria klinis se Provinsi Sulawesi Utara tahun 2005 s/d 2008

Sumber : Bidang PMK, 2009

25

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Malaria positif ditemukan dengan persentase meningkat dari tahun ke tahun. Penyakit malaria adalah penyakit musiman di-mana penyakit ini akan semakin meningkat seiring dengan pergantian cuaca. Malaria biasanya men-ingkat pada kondisi dimana curah hujan pada waktu itu meningkat sehingga menyebabkan “breeding place” akan meningkat. Oleh karena itu upaya penyemprotan dilaksanakan pada saat-saat dimana curah hujan tinggi agar kepadatan nyamuk penular penyakit malaria akan berkurang. Sementara itu, angka kematian karena malaria berhasil ditekan dari 0.92 % pada tahun 2005 menjadi 0,42% pada tahun 2006 dan 0,56% pada tahun 2008. e) Demam Berdarah Dengue (DBD) Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang merupakan penyakit menular yang disebab-kan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigi-tan nyamuk Aedes Aegpti ini telah berkembang menjadi masalah kesehatan yang semakin serius. Selain faktor nyamuk penular serta keganasan vi-rus yang terus berevolusi seiring dengan peruba-han iklim (pemanasan global), serta keterlam-batan mencari pengobatan dan kurangnya kesa-daran akan kebersihan lingkungan, menyebabkan kasus (Incidence Rata) penyakit DBD ini masih muncul dari tahun ke tahun. Target atau sasaran pengendalian DBD adalah menjaga Case Fatality Rate di bawah 1% dengan menurunkan Incidence Rate dan Case Fa-tality Rate. Upaya pemberantasan penyakit DBD mencakup langkah-langkah pencegahan dan penemuan ka-sus yang dapat secara efektif mengendalikan pen-yakit ini, yang meliputi: a) Upaya pencegahan yang memiliki peran

penting dalam pemberantasan DBD : 1. Gerakan 3M Plus : Menguras, dan Menutup

tempat penampungan air serta Mengubur barang-barang bekas, ditambah dengan menghindari gigitan nyamuk dengan meng-gunakan obat nyamuk dan kelambu dan menaburkan bubuk abate.

2. Memberantas sarang nyamuk. 3. Melakukan pemeriksaan jentik secara ber-

kala, baik secara mandiri maupun oleh Ju-mantik.

4. Memberantas nyamuk dewasa melalui pengasapan (fogging) secara periodik.

5. Menghilangkan genangan air 6. Menggalakkan perilaku hidup sehat dan

bersih. b) Upaya penemuan kasus DBD dan pemberian

pengobatan bagi penderita DBD yang dirawat di RS rujukan, dan disarana pelayanan kese-hatan lain untuk menerima kartu Jamkesmas.

c) Meningkatkan ketatalaksana kasus dan pe-layanan kesehatan melaui pembentukan tim penanggulangan saat wabah KLB, penerapan sietem monitoring dan pengembangan Rapid Diagonostic Test untuk deteksi dini kasus DBD

d) Meningkatkan kesadaran dan peran serta masyarakat dan pemerintah daerah untuk melakukan upaya pencegahan dan pember-antasan DBD

e) Penerapan COMBI (communication for be-havioral inpact atau komunikasi perubahan perilaku), sebuah metode baru dalam pro-gram PSN DBD baik di pusat maupun daerah, suatumetode pendekatan PSN yang bersifat spesifik di suatu wilayah dan dengan cara PSN yang tepat (local area spesific), lebih men-goptimalkan kerjasama lintas sektor dan didukung data (evidence base) terutama data sosial budaya. Pelaksanaan COMBI telah di-laksanakan di Jakarta Timur(2005), Mojokerto (2006), Padang (2007), dan Yokyakarta (2007). Sedang dalam pelaksanaan di Sura-baya, Semarang, Bandung, KabupatenTanger-ang dan Jakarta Selatang (2008).

Keberhasilan pengendalian penyakit DBD ditujukan keberhasilan oleh persentase jumlah kasus yang ditangani. Kasus DBD dengan CFR di Provinsi Sulawesi Utara selama tahun 2005 s/d 2008 terlihat seperti gambar IV. 15 berikut.

2005 2006 2007 2008

Kasus 1926 1290 1430 1865

meninggal 26 19 16 24

0

5

10

15

20

25

30

0

500

1000

1500

2000

2500

Gambar IV. 15. Jumlah Kasus DBD dan kematian selang tahun 2005-2008

Sumber : Bidang PMK, 2009

26

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Dapat dilihat bahwa selama tahun 2008 ter-jadi kenaikan kasus setelah 3 tahun berturut-turut dengan kecenderungan menurun, yang disertai dengan peningkatan kasus kematian. Jika dihitung

dengan menggunakan Incidence Rate (angka ke-jadian per 100.000 penduduk) dan Case Fatality Rate ( Angka kematian), maka didapatkan pola yang berbeda seperti pada gambar IV. 16. berikut.

Pada tahun 2006, meskipun jumlah kasus dan kematian lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2005 tetapi CFR tahun 2006 menunjukkan pola yang berlawanan dengan pola pada grafik IV.15. Terjadinya peningkatan CFR dapat disebab-kan oleh masalah manajemen kasus dan perilaku pencarian pengobatan selain oleh virulensi virus

sendiri. Sepanjang tahun 2008, jika dianalisis menu-rut bulan maka terlihat bahwa kasus tertinggi ter-jadi pada bulan Januari, Pebruari dan Maret. Pola ini sama seperti pola tahun-tahun yang sebelum-nya. Begitu juga dengan kasus meninggal dimana banyak terjadi di bulan Januari.

2005 2006 2007 2008

IR 90,4 59,6 63,6 86,1

CFR 1,3 1,5 1,1 1,3

0

0,2

0,4

0,6

0,8

1

1,2

1,4

1,6

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Gambar IV. 16. Grafik IR dan CFR DBD 2005 - 2008

Sumber : Bidang PMK, 2009

JAN PEB MAR APR MEI JUN JUL AGUS SEP OKT NOP DES

Kasus DBD 361 279 188 133 101 68 38 23 48 60 59 72Kematian 5 2 3 1 0 1 0 1 0 1 2 0

0

1

2

3

4

5

6

0

50

100

150

200

250

300

350

400

Gambar IV. 17. Kasus DBD dan kematian di Provinsi Sulawesi Utara menurut bulan Tahun 2008

Sumber : Bidang PMK, 2009

27

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Gambar IV. 18. memperlihatkan grafik distri-busi kasus DBD dan kematian menurut Kabu-paten / Kota se Provinsi Sulawesi Utara tahun

2008 dimana Manado berkontribusi besar pada tingginya jumlah kasus DBD Tahun 2008.

TUBERKOLOSIS (TB) Secara global, Tuberkolosis atau TB masih menjadi masalah kesehatan yang serius, sedang-kan secara nasional beban TB masih sangat tinggi; data Riskesdas 2007 menunjukan sekitar 7,5 % angka kematian Indonesia disebabkan oleh pen-yakit yang mematikan ini. Dari data tersebut juga didapatkan prevalensi TB paru DI Provinsi Sulawesi Utara cenderung meningkat sesuai bertambahnya umur dan prevalensi tertinggi pada usia lebih dari 65 tahun. Prevalensi TB paru 20% lebih tinggi pada laki-laki dibandingkan perempuan, tiga kali lebih tinggi di pedesaan dibandingkan perkotaan dan empat kali lebih tinggi pada pendidikan rendah dibandingkan pendidikan tinggi. Target pengendalian TB mencakup: 1. Tercapainya penemuan pasien baru TB menu-

lar (Basil Tahan Asam positif / BTA positif seti-daknya sebanyak 70 % dari perkiraan. Angka Penemuan Kasus (Case Detectian Rate) = CDR) adalah persentase jumlah pasien baru BTA positif yang ditemukan dan diobati di-bandingkan dengan jumlah pasien baru BTA positif yang diperkirakan dalam suatu

wilayah. 2. Menyembukan 85% dari semua pasien terse-

but dan mempertahankanya. Angka kesembu-han menujukan persentase pasien baru TB paru BTA positif yang menyelesaikan pengo-batan (baik yang sembu maupun pengobatan lengkap) diantara pasien baru TB paru BTAS positif yang tercatat.

Penyakit TB Paru bukan hanya membawa kerugian terhadap sector kesehatan dan social, tetapi juga terhadap sector ekonomi, karena 75% penderita TB adalah mereka yang berusia produk-tif secara ekonomi (15-54 tahun) dan pada kelom-pok ekonomi lemah serta yang berpendidikan ren-dah. TB Paru menyebabkan sumberdaya manusia ekonomis berkurang, tingkat produktifitas eko-nomi menurun, pendapatan berkurang dan pada akhirnya berdampak terhadap ekonomi secara luas. Tahun 2008, Angka penemuan kasus Baru TB Paru di Sulawesi Utara (CDR)secara umum mem-perlihatkan hasil yang baik kecuali di beberapa Kabupaten/Kota masih rendah/belum memenuhi target nasional >70 %, seperti terlihat pada gam-bar IV. 19.

Gambar IV. 18. Distribusi kasus DBD dan kematian menurut Kabupaten/Kota se Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Sumber : Bidang PMK, 2009

Mdo Btg Tmhn Ktmbg Minhs Mitra Blmng Bolmut Sangihe Talaud Sitaro Minsel Minut

Kasus 654 198 113 31 101 11 28 0 20 2 2 100 170

Meninggal 8 2 0 1 3 0 1 0 1 0 0 0 0

654

198

113

31

101

11 280 20 2 2

100

170

8

2

01

3

01

01

0 0 0 0-1

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

0

100

200

300

400

500

600

700

28

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Dari 13 Kabupaten/Kota, Kota Manado dan Kabupaten Minahasa Utara mempunyai CDR di atas 100%, sementara lima Kabupaten/Kota sepanjang tahun 2008 memperlihatkan kinerja yang belum baik dalam penemuan kasus yaiu

Talaud, Minahasa Tenggara, Bolaang Mongondow Utara, Sangihe dan Talaud. Dari analisis kesembuhan penderita kasus 2007 didapatkan hasil sebagaimana terlihat pada grafik gambar IV. 20.

Gambar IV. 19. CDR TB Paru Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008

Sumber : Bidang PMK, 2009

Gambar IV. 20. Angka kesembuhan (Cure Rate) Tb Paru Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008

Sumber : Bidang PMK 2009

Dari 13 Kabupaten/Kota di Provinsi, tiga diantaranya belum mencapai hasil yang diharap-kan yaitu angka kesembuhan ≥ 85 % kasus yang ditangani sepanjang tahun 2007, namun demikian secara provinsial telah melebihi target yang di-harapkan. Keberhasilan penanganan penyakit TB tidak terlepas dari program peningkatan akses kepada pelayanan kesehatan dan peningkatan peran serta

masyarakat melalui upaya kesehatan berbasis masyarakat serta mengaktifkan para kader Pos yandu untuk terlibat dalam penemuan suspek penderita TB. Selain itu keterlibatan Puskesmas Pembantu dan bidan desa serta para kader PKK diberbagai Kabupaten/Kota juga berkontribusi terhadap pen-ingkatan penemuan dan kesembuhan penderita.

29

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

g) DIARE Penyakit Diare sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, walaupun secara umum angka kesakitan masih berflukutuasi. Menurut data Riskesdas 2007, pada tingkat Provinsi, prevalensi penyakit diare di Sulawesi Utara lebih rendah daripada angka nasional. Sebaran antar kabupaten/kota bervariasi dari 3,1% - 9,4%. Prevalensi terendah (3,1%) ditemukan di Kota Manado, dan tertinggi di

kabupaten Kepulauan Talaud. Prevalensi diare berdasarkan kelompok umur tertinggi berturut- turut adalah 55 - 64 tahun, 45-54 tahun,1-4 tahun dengan prevalensi yang lebih banyak di daerah persedaan berbeda dengan typhoid yang cenderung lebih banyak diperkotaan. Sepanjang tahun 2008, kasus diare terlaporkan lebih banyak terjadi di wilayah Kota Bitung. Keseluruhan pende-rita Diare yang ditemukan dilaporkan ditangani (100 %).

Sumber : Bidang PMK, 2009

g) INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) Menurut laporan Riskesdas bahwa infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) tersebar di seluruh Provinsi Sulawesi Utara dengan bervariasi dengan rerata prevalensi tingkat Provinsi dalam satu bulan terakhir sebesar 20,5%, dengan rentang (12,1 – 34,6%). Angka prevalensi ISPA dalam sebulan di atas 20% ditemukan di 5 kabupaten/kota. Seperti diketahui ISPA yang tidak ditangani dengan tuntas dapat berkembang menjadi pneumonia. Di Provinsi Sulawesi Utara, secara rerata, prevalensi penyakit pneumonia dalam satu bulan terakhir sebesar 1%, di bawah angka nasional (1,88%), dengan rentang 0,5 – 2,7%. Prevalensi terendah ditemukan di Kota Bitung dan Kota Tomohon, masing-masing 0,5% dan tertinggi didapatkan di Kabupaten Kepulauan Talaud (2,7%). Prevalensi ISPA tertinggi pada balita (>35%), sedangkan terendah pada kelompok umur 15 - 24

tahun. Prevalensi cenderung meningkat lagi sesuai dengan meningkatnya umur. Prevalensi antara laki-laki dan perempuan relatif sama, dan sedikit lebih tinggi di perdesaan. Prevalensi ISPA cenderung lebih tinggi pada kelompok dengan pendidikan dan tingkat pengeluaran RT per kapita lebih rendah. h) RABIES Penyakit Rabies masih menjadi masalah kesehatan di Sulawesi Utara. Kasus gigitan rabies dalam empat tahun terakhir menunjukkan ke-cenderungan meningkat dibandingkan dengan tahun 2003 dan tahun 2004. Dalam empat tahun terakhir rata-rata kasus gigitan setiap tahun adalah 1.290 kasus dengan kematian karena ra-bies (lyssa) tidak pernah kurang dari 10. Angka ini masih jauh di atas harapan nasional yaitu 0 kema-tian pada setiap kasus gigitan.

30

Gambar IV. 21. . Kasus Diare Balita di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Gambar IV. 22. . Kasus gigitan dan Lyssa di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2003 - 2008

Kasus lyssa yang terjadi mungkin akan men-jadi wajar jika melihat perbandingan antara jum-lah kasus gigitan dengan jumlah kasus yang men-dapatkan vaksin anti rabies. Gambar IV.22

menunjukkan bahwa ketersediaan VAR untuk mencegah terjadinya kasus Lyssa di Sulawesi Utara masih kurang setiap tahun.

2003 2004 2005 2006 2007 2008

Gigitan 506 598 1455 1769 1790 1619Lyssa 14 16 30 19 15 14

0

5

10

15

20

25

30

35

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

Gambar IV. 23. . Kasus gigitan dan pemberian VAR di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2003 - 2008

Untuk melihat gambaran kasus gigitan dan kasus lyssa tahun 2003 – 2008, dapat terlihat pada

gambar IV.21 berikut. .

Sumber : Bidang PMK, 2009

31

Sumber : Bidang PMK, 2009

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Tabel IV. 4. Distribusi kasus gigitan dan Lyssa Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Sumber : Bidang PMK, 2009

D. STATUS GIZI Status gizi balita merupakan salah satu indika-tor yang mengambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Tinggi rendahnya prevalensi gizi bu-ruk dan kurang mengindikasikan ada tidaknya ma-salah gizi pada balita, tetapi tidak memberikan indikasi apakah masalah gizi tersebut bersifat kronis atau akut.

Jumlah kasus gizi buruk Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008 sebanyak 49 kasus. Jumlah tersebut adalah jumlah terkecil dalam 3 tahun terakhir yaitu 257 kasus pada tahun 2006 dan 106 kasus pada tahun 2007.

Kota Manado merupakan penyumbang terbesar kasus gizi buruk di Sulawesi Utara tahun 2008, seperti terlihat pada gambar IV.23 berikut.

Kab/Kota Gigitan Lyssa

Manado 171 1

Bitung 86 0

Tomohon 173 0

Minahasa 574 4

Bolmong 86 2

Sangihe 44 2

Talaud 41 2

Minsel 237 1

Minut 71 1

Mitra 102 1

Sitaro 11 0

Kotamobagu 1 0

Bolmut 23 0

Jumlah 1,620 14

Distribusi kasus gigitan menurut kabupaten/kota se Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008 dan

kasus lyssa seperti pada tabel 4.2 berikut

32

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

PEMANTAUAN PERTUMBUHAN Pemantauan pertumbuhan balita adalah salah satu kegiatan penting untuk mengetahui adanya hambatan dalam pertumbuhan (growth faltering) secara dini. Untuk mengetahui ham-batan tersebut perlu dilakukan penimbangan ru-tin setiap bulan di posyandu. Dalam pelaksanaan penimbangan di posyandu ditemukan ke-cenderungan makin tinggi umur anak, makin ren-dah cakupan penimbangan rutin. Jadi makin tinggi umur anak makin rendah pula persentase anak yang ditimbang diposyandu. Balita yang naik berat badannya pada tahun 2008 sebesar 84,14% melebihi target nasional sebesar 80%. Kabupaten Minahasa Selatan adalah daerah yang paling tinggi jumlah balita yang naik berat badannya yaitu sebesar 90,93% sedangkan daerah yang paling rendah adalah sebesar 77,22 persen di Kota kotamobagu. Balita dengan ham-batan pertumbuhan yang ada di Sulawesi Utara adalah sebesar 1,12 %. Angka ini lebih rendah dari target nasional sebesar 5%. Hambatan pertumbu-han terbesar ada didaerah Kabupaten Bolaang Mongondow Utara sebesar 37,97 % sedangkan hambatan pertumbuhan terkecil ada di Kota Bi-tung sebesar 0,18 %. ASI EKSKLUSIF

Untuk membantu menurunkan Angka Ke-matian Bayi (AKB) dan meningkatkan status gizi bayi di Sulawesi Utara, dilakukan pemberian Air Susu Ibu Eksklusif yaitu Air susu ibu yang diberikan

kepada bayi sampai bayi berusia 6 bulan tanpa diberikan tambahan makanan dan minuman.

Cakupan ASI Eksklusif (ASIE) didapat dengan

meng-hitung Jumlah bayi yang mendapat hanya ASI saja sejak lahir sampai usia 6 bulan di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu dibagi dengan jumlah seluruh bayi usia 0-6 bulan disatu wilayah kerja pada kurun waktu yang sama dikali 100 persen.

Di Sulawesi Utara jumlah bayi usia 0-6 yang

mendapat ASIE pada tahun 2008 sebanyak 46.244 bayi dan yang mendapat ASIE sebesar 16.164 bayi.

Cakupan pemberian ASI Eksklusif tahun

2008 adalah sebesar 19,2 persen. Rendahnya caku-pan ASI eksklusif disebabkan ketidaktahuan ibu akan gunanya ASI, gencarnya iklan susu formula, kurang trampilnya dan kurang pedulinya petugas kesehatan pada kebutuhan ibu dan bayi tentang manajemen laktasi.

Gambar IV. 24. Kasus gizi buruk menurut kabupaten/kota tahun 2008

33

Sumber : Bidang Kesga dan Gizi, 2009

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

34

Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan, dan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Su-lawesi Utara dimana salah satu strategi utamanya adalah Meningkatkan Kinerja dan Upaya Kese-hatan, maka dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Berikut ini diuraikan situasi upaya kesehatan sepanjang tahun 2008. A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam mem-berikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan cepat, diharapkan sebagian be-sar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat di atasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut. 1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak a. Kesehatan Anak Hasil Riskesdas tahun 2007 menunjukkan bahwa Angka Kematian Neonatal (AKN) di Provinsi Sulawesi Utara adalah 24/1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Bayi 33/1000 kelahiran hidup, Angka Kematian Anak Balita 43/1000 kelahiran hidup. Cakupan kunjungan neonatal (KN 1) hanya 56%, cakupan kunjungan bayi 53% (target na-sional 83%), Cakupan penanganan komplikasi neo-natal 9%(target nasional 70%), cakupan imunisasi

Hepatitis B 0 38,8%(target nasional 80%), cakupan injeksi Vitamin K 03,55%, Cakupan imunisasi leng-kap 58%, Cakupan ASI eksklusif 67,7%, dan caku-pan inisiasi menyusui dini 67,7%. Prevalensi bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) 7-20%, prevalensi balita dengan gizi kurang 11,4%, prevalensi balita gizi buruk 4,3% dan prevalensi gizi. Penyebab kematian terbesar pada bayi adalah BBLR dan asfiksia, sedangkan penyakit pe -nyebab kematian pada umur lebih dari 1 bulan sampai 5 tahun adalah diare dan pneumonia. Selain itu faktor-faktor seperti persalinan yang terjadi di rumah dan masih ditolong oleh bi-ang kampung/dukun bayi, status gizi ibu hamil masih kurang, sarana dan prasarana masih terba-tas, adanya disparitas pendidikan, sosial ekonomi dan pelayanan kesehatan, kendala geografis (DTPK), sumber daya manusia dan kompetensi yang masih belum memadai menjadi pernyebab masih tingginya angka kematian bayi. Dari gambaran tersebut di atas menunjukkan bahwa kesehatan anak masih merupakan masalah yang harus dilakukan langkah-langkah strategis untuk penanggulangannya Jika ditinjau dari kesiapan petugas dalam hal kapasitasnya untuk penangulangan masalah kesehatan anak, maka hingga tahun 2008 telah dilakukan beberapa pelatihan dengan data seba-gaimana terlihat dalam tabel V.1 dan V.2.

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

BAB V UPAYA PELAYANAN KESEHATAN

Tabel V. 1. DATA PUSKESMAS,TENAGA KESEHATAN DILATIH MTBS DAN SDIDTK TAHUN 2008

Sumber : Bidang Kesga dan Gizi, 2009

PUSKESMAS PKM DILATIH NAKES DILATIH

TT NON TT MTBS SDIDTK MTBS SDIDTK

66 78 73 22 134 74

35

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Tabel V. 2. DATA PUSKESMAS, TENAGA KESEHATAN DILATIH MANAJEMEN ASFIKSIA DAN BBLR TAHUN 2008

Dari data tersebut di atas terlihat bahwa seharusnya cukup banyak tenaga kesehatan dan puskesmas yang sudah pernah mengikuti pelatihan MTBS, SDIDTK, manajemen asfiksia dan BBLR tapi hasil yang dicapai belum optimal. Masih banyak petugas pengelolah program kesehatan anak yang merangkap tugas lain sehingga pencapaian program mengalami kendala. b. Kesehatan Ibu Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar di dalam pertumbuhan bayi dan perkem-bangan anak. Ganguan yang dialami seorang ibu yang sedang hamil bisa berpengaruh pada kese-hatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya. Kebijakan tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara khusus berhubungan dengan pelaya-nan antenatal, persalinan, nifas dan perawatan bayi baru lahir yang diberikan di semua jenis fasili-tas kesehatan, mulai dari Posyandu sampai Rumah Sakit baik pemerintah maupun swasta. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4) Masa kehamilan merupakan masa yang rawan kesehatan, baik kesehatan ibu yang mengandung maupun janin yang dikandungnya sehingga dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan se-cara teratur. Hal ini dilakukan guna menghindari gangguan sedini mungkin dari segala sesuatu yang

membahayakan terhadap kesehatan ibu dan janin yang dikandungnya. Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan professional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dok-ter umum, bidan dan perawat) yang meliputi pen-gukuran ber badan dan tekanan darah, pemerik-saan tinggi fundus uteri, imunisasi Tetanus Toxoid (TT) serta pemberian tablet besi kepada ibu hamil selama masa kehamilannya sesuai pedoman pe-layanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan promotif dan preventif. Hasil pe-layanan dapat dilihat dari cakupan pelayanan kun-jungan ibu hamil K1 dan K4. Cakupan K1 atau juga disebut akses pelaya-nan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapat-kan pelayanan antenatal. Sedangkan Cakupan K4 ibu hamil adalah gam-baran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distri-busi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga. Angka ini dapat dimanfaatkan untuk meli-hat kualitas pelayanan kesehatan kepada ibu hamil. Cakupan pelayanan K1 dapat dilihat pada grafik berikut.

Sumber : Bidang Kesga dan Gizi, 2009

MANAJEMEN ASFIKSIA

MANAJEMEN BBLR

Jlh. Kab/Kota Yg mlkkn plth

Afiksia

Dr Bida

n

Perawa

t

Jlh. PKM Yg

tenaganya tlh

dilatih

Dr Bidan

Perawat

Jlh. PKM

Yg tenaganya tlh dilatih

24 85 6 94 13 100 8 95 8

36

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Gambar V.1. Cakupan pelayanan K1 ibu hamil Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Dari grafik di atas, maka cakupan K1 terbe-sar pada tahun 2008 adalah di Kabupaten Bolaang Mongondow (107,2 %) dan Kabupaten Sangihe merupakan daerah dengan cakupan K1 terkecil (62,6 %).

Semenara itu jika dilihat dari cakupan K4 (grafik V.2) maka cakupan terbesar adalah di Kabupaten Minahasa Utara (94,1 %) dan Kabupaten Bolaang Mongondow Utara merupakan kabupaten dengan pelayanan K4 terkecil (60,71%).

Sumber : Profil kab/Kota 2008

Gambar V.2 Cakupan pelayanan K4 Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008

Sumber : Profil kab/kota 2008

Pertolongan Persalinan oleh tenaga Kesehatan dengan Komptensi Kebidanan Komplikasi dan kematian ibu maternal serta bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa seki-tar persalinan, hal ini antara lain disebabkan per-tolongan tidak dilkaukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan

(professional). Pada grafik terlihat cakupan per-tolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menu-rut kabupaten/kota tahun 2008 dengan cakupan tertinggi adalah Kabupaten Bolmong (98.2%), se-dangkan cakupan terendah adalah Kabupaten Bo-laang Mongondow Utara (57.51%). Secara Provin-sial, cakupan pertolongan oleh tenaga kesehatan adalah 80.92%.

37

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Gambar V.3. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008

Sumber : Profil kab/kota 2008

Gambar V. 4. Persentase distribusi penolong persalinan Provinsi Sulawesi Utara

Sumber : IDHS, 2007

Angka-angka di atas cukup baik dibandingkan den-gan target nasional yaitu 60 %, juga ketika mem-bandingkan dengan data SDKI 2007, dimana dari seluruh kejadian kelahiran hidup, hanya 55 % yang ditolong di lokasi / fasilitas kesehatan, yaitu 26.6

% di fasilitas kesehatan pemerintah dan 28.4% di fasilitas swasta. Berdasarkan SDKI 2007, persen-tase distribusi penolong persalinan dari yang di-tolong di fasilitas kesehatan adalah seperti pada gambar di bawah.

Dari gambaran di atas terlihat bahwa persentase terbanyak penolong persalinan adalah Bidan/perawat/bidan desa, yang memperlihatkan bahwa peranan mereka sangat besar dalam menekan angka kematian ibu maternal. Deteksi Risiko dan Penanganan Komplikasi Kegiatan deteksi dini dan penanganan ibu hamil berisiko/komplikasi kebidanan perlu lebih ditingkatkan baik di fasilitas pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) maupun di masyarakat. Deteksi

Risiko oleh tenaga kesehatan untuk tahun 2008 Provinsi Sulawesi Utara adalah sebesar 30,76 %. Risiko/komplikasi adalah keadaan penyimpangan dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu maupun bayi. Risti/komplikasi kebidanan meliputi Hb< 8 g%, Tekanan darah tinggi (systole >140 mmHg, diastole > 90 mmHg). Oedema nyata, eklamsia, perdarahan per-vaginam. Ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan >32 minggu, letak sungsang pada primigravida, infeksi berat/sepsis, persalinan pre-mature.

38

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Gambar V. 6. Grafik Cakupan pelayanan kesehatan neonatal (KN2) Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008

Dari semua kasus bumil risti/komplikasi selu-ruhnya (100%) dilakukan penanganan. Kunjungan Neonatus (KN1 dan KN2) Bayi hingga usia kurang satu bulan meru-pakan golongan umur yang memiliki risiko gang-guan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan per-salinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan ke-sehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal dua kali, satu kali pada umur 0-7 hari (KN1) dan satu kali lagi pada umur 8-28 hari (KN2). Dalam melaksanakan pelayanan neonatus,

petugas kesehatan disamping melakukan pe-meriksaan kesehatan bayi juga melakukan konsel-ing perawatan bayi kepada ibu.Pelayanan tersebut meliputi pelayanan kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan hipotermia, pemberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan in-feksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian imunisasi ); pemberian vitamin K; manajemen terpadu balita muda (MTBM); dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah men-gunakan buku KIA. Cakupan kunjungan neonatal (KN2)menurut kabu-paten/kota tahun 2008 seperti pada grafik beri-kut.

Sumber : Profil kab/kota 2008

Dari 13 kabupaten/kota yang melakukan deteksi risiko tinggi ibu hamil, Kota Tomohon mendeteksi ibu hamil paling tinggi yaitu 62,56 dan Kabupaten Minahasa Utara paling rendah yaitu 4,95

Gambar V. 5. Deteksi ibu hamil risti/komplikasi Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008

Sumber : Bidang Kesga dan Gizi 2009

39

Dari grafik tersebut terlihat bahwa cakupan KN2 tertinggi adalah Kabupaten Minahasa Selatan dan terendah pada Kabupaten Sangihe. Jika dilihat dari sumberdaya yang berhubun-gan dengan pelayanan kesehatan ibu, maka di sektor pemerintah telah ada bidan desa / bidan PTT yang ditempatkan di Poskesdes / Polindes namun penyebarannya belum merata di seluruh wilayah Provinsi Sulut. Melalui program desa siaga telah dilatih bidan desa dan bidang Koordinator serta dokter puskesmas di beberapa Puskesmas di Provinsi Sulawesi Utara. Sampai dengan tahun

2009 telah ada 1440 desa siaga di Provinsi Sulawesi Utara. Data Kesehatan Ibu 2008 menunjukkan ada 872 orang bidan desa di Provinsi Sulawesi Utara. 478 (67,2 %) orang bidan tinggal di desa dan 573 ( 81 % ) orang bidan desa yang memiliki bidan kit. Data menunjukkan belum semua desa memiliki bidan desa demikian juga untuk Kab./Kota masih ada 3 Kabupaten / Kota yang belum memiliki dokter spesialis kebidanan yaitu Kab. Bolaang Mongondow Utara, Kab. Minahasa Tenggara, Kab. Sitaro.

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Tabel V.3.Jumlah Bidan / Bidan Desa & Bidan Kit

Di tingkat Puskesmas yang mempunyai dokter umum dan bidan, khususnya Puskesmas dengan tempat tidur, belum semua mampu memberikan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Dasar. Di Provinsi Sulawesi Utara dari 56 Puskesmas Rawat Inap hanya 34 Puskesmas yang sudah mampu PONED. Demikian pula untuk

Rumah Sakit Kabupaten / Kota belum semua kab./kota yang memiliki memberikan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif ( PONEK). Di Provinsi Sulawesi Utara terdapat 29 Rumah Sakit Pemerintah / Swasta hanya 9 Rumah Sakit yang mampu PONEK.

Total

Desa

Total

Bidan

Bidan

Desa

Bidan

Tinggal di

Telah APN Mampu

GDON

Punya

Bidan Kit

1440 872 711 478 266 281 573

Jumlah PKM Mampu Jumlah RS Mampu PONEK

56 34 29 9

Tabel V.4. Jumlah Puskesmas dan Rumah Sakit di Sulawesi Utara yang mampu melaksanakan PONED & PONEK

Sistem Pencatatan dan Pelaporan pe-layanan kesehatan ibu di Kabupaten / Kota masih masih belum adekuat. Pelayanan Kese-hatan Ibu di Rumah Sakit belum dapat didata secara tepat. Beberapa Kabupaten tidak bisa menyertakan data dari rumah sakit. Format – format untuk pendataan dan pelaporan data tidak tersedia di tingkat Puskesmas. Demikian juga tidak dilaksanakan lagi Audit Maternal Perinatal (AMP) di Kabupaten / Kota.

Posyandu yang dikelola oleh Kader Kesehatan memberi pelayanan antenatal dengan ban-tuan Bidan di desa. Dukun bayi diharapkan berperan dalam membantu bidan dalam memberikan pelayanan kehamilan, persalinan dan nifas. Di Provinsi Sulawesi Utara terdapat 1282 orang dukun bayi namun data 2008 menunjukkan yang bermitra hanya 356 atau orang dukun bayi.

Sumber : Bidang Kesga dan gizi, 2009

Sumber : Bidang Kesga dan gizi, 2009

40

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Gambar V. 5. Jumlah Dukun dan Dukun yang Bermitra di Provinsi Sulawesi Utara s/d tahun 2008

Sumber :

Total Dukun Bermitra

711 478

Fasilitas bidan praktek swasta terdapat di desa dan kota yang juga memberikan pertolongan persalinan. Namun sistem pencatatan data dan penyampaian laporan ke Puskesmas tidak ada. Sesuai data Riskesdas 2007 pemanfaatan pelaya-nan polindes / bidan di desa masih sangat rendah yaitu < 20 %. Lebih dari 50 % responden memberi-kan alasan yang tidak jelas mengapa tidak me-manfaatkan polindes / bidan di desa. Jenis pelaya-nan polindes / bidan yang paling banyak diman-faatkan dalam 3 bulan terakhir adalah pengobatan ( > 80 % ). Dalam hal pembiayaan program, pembiayaan program kesehatan ibu di Provinsi Sulawesi Utara untuk tahun 2009 sepenuhnya berasal dari APBN ( dana dekonsentrasi ). APBD Provinsi belum men-yediakan dana untuk program kesehatan ibu. Program kesehatan ibu terdapat pada be-berapa instansi pemerintah disamping Dinas Kese-hatan seperti Badan Pemberdayaan Perempuan, BKKBN, Bappeda, Biro Sosial dan Dinas Sosial. Dinas dan Badan tersebut di atas tidak jarang mempunyai kepentingan yang sama di beberapa bidang namun kadang – kadang kegiatan ini sulit untuk diintegrasikan di lapangan, sehingga dapat menciptakan tumpang tindih yang tidak dapat dihindari serta tidak terlaksananya kemitraan.

5. Pelayanan Imunisasi Kegiatan imunisasi rutin meliputi pemberian imunisasi untuk bayi umur 0-1 tahun (BCG, DPT, Polio, Campak, Hb), imuisasi untuk Wanita Usia Subur/Ibu hamil (TT) dan imunisasi untuk anak SD (kelas 1:DT dan kelas 2-3: TT), sedangkan kegiatan imunisasi tambahan dilakukan atas dasar ditemu-kannya masalah seperti Desa non UCI, potensial/risti KLB, ditemukan/diduga adanya virus polio liar atau kegiatan lainnya berdasarkan kebijakan tek-nis. Pencapaian Universal child Immunization (UCI) pada dasarnya merupakan proksi terhadap caku-pan atas imunisasi secara lengkap pada sekelom-pok bayi. Bila cakupan UCI dikaitkan dengan bata-san suatu wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut tergambarkan besarnya tingkat keke-balan masyarakat atau bayi (herd immunity) ter-hadap penularan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Dalam hal ini Pemerintah menargetkan pencapaian UCI pada wilayah ad-ministrasi desa/kelurahan. Suatu desa/kelurahan telah mencapai target UCI apabila >80% bayi di desa/kelurahan tersebut mendapat imunisasi lengkap. Secara Provinsi, pen-capaian UCI tingkat desa/kelurahan tahun 2008 seperti pada grafik berikut.

Gambar V. 7. Cakupan UCI Kabupaten/Kota se Sulawesi Utara tahun 2008

Sumber : Bidang PMK, 2009

41

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Gambar V. 8. Cakupan imunisasi DPT1-Hb1 Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008

Sumber : Bidang PMK, 2009

Cakupan imunisasi DPT1-Hb1 di Sulawesi Utara dengan 90,4 % dari gambar terlihat cukup dipengaruhi oleh pencapaian Kabupaten Bolaang Mongondow Utara sebanyak 154% diikuti oleh Kabupaten Bolaang Mongondow sebesar 116%. Dua kabupaten masih belum mencapai target na-

sional yaitu Kabupaten Sitaro dan Kota Kotamo-bagu (58,7 % dan 70,1%). Tingkat efektifitas program digunakan angka drop out (DO)DPT1 – Campak dapat dilihat seperti pada grafik berikut.

Gambar V. 9. Drop Out (DPT1-Campak) Sulawesi Utara tahun 2008

Sumber :

Dari grafik di atas, seratus persen desa/kelurahan di Kota Tomohon tercakup dengan UCI diikuti oleh Bolaang Mongondow Utara (93,0%) dan Kabupaten Minahasa Selatan (86,8%) sedang-kan Kota Kotamobagu paling rendah cakupan UCI yaitu 17,2 %. Target jangkauan imunisasi bayi ditunjukkan den-gan cakupan imunisasi DPT1, karena imunisasi ini merupakan salah satu antigen kontak pertama

dari semua imunisasi yang diberikan pada bayi. Sedangkan target tingkat perlindungan imunisasi bayi ditunjukkan dengan cakupan imunisasi cam-pak karena imunisasi inim erupakan antigen kon-tak terakhir dari semua imunisasi yang diberikan pada bayi. Untuk menunjukkan tingkat efektifitas program digunakan angka drop out (DO)DPT1 – Campak.

42

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Dari data di atas maka perlu dilakukan revisi data yang berasal dari Kabupaten Sitaro dan Kabu-paten Minahasa Tenggara dimana cakupan cam-pak jauh lebih besar dibandingkan cakupan DPT1-Hb1 sehingga menghasilkan cakupan negatif. Adapun DO terbesar terdapat di kabupaten Sitaro dan Kota Tomohon meskipun secara keseluruhan terdapat lima Kabupaten yang tidak mencapai tar-get program ( >10%) atau dengan kata lain terda-pat 5 kabupaten yang tidak mencapai tingkat per-lindungan program. Cakupan imunisasi bayi untuk masing-masing jenis vaksinasi menurut kabupaten/kota dapat dilihat pada lampiran tabel 23. Maternal and Neonatal Tetanus Elimination (MNTE) merupakan salah satu kegiatan imuniasi tambahan yang bertujuan untuk menurunkan jumlah kasus Tetanus Neonatal di setiap Kabu-paten hingga < 1 kasus per 1000 kelahiran hidup pertahun. Pada masa lalu sasaran kegiatan MNTE adalah calon penganten dan ibu hamil namun pencapaian target agak lambat sehingga dilakukan kegiatan akselerasi berupa pemberian TT 5 dosis pada seluruh Wanita Usia Subur termasuk ibu hamil (usia 15 – 49 tahun). Untuk cakupan imu-nisasi TT ibu hamil tahun 2008 dapat dilihat pada tabel 26. B. UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN Seperti diketahui, bahwa Upaya kesehatan pengembangan merupakan salah satu kegiatan Puskesmas di samping upaya kesehatan wajib. Kegiatan upaya kesehatan pengembangan terse-but dilaksanakan bila upaya kesehatan wajib telah terlaksana secara optimal (target cakupan dan mutu terpenuhi), namyn dalam keadaan tertentu ditetapkan sebagai penugasan dari Dinas kese-hatan). Pemilihan kegiatan kesehatan Pengem-bangan oleh Puskesmas dilakukan bersama-sama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dengan mempertimbangkan masukan dari Badan penyan-tun Pelayanan (BPP).

Upaya kesehatan pengembangan Puskesmas adalah upaya yang ditetapkan berdasarkan per-masalahan kesehatan yang ditemukan di masyara-kat serta yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok yang telah ada, yakni : Upaya Kesehatan Usia Lanjut Upaya Kesehatan Kerja Upaya Kesehatan Indera Upaya Kesehatan Olah Raga Upaya Pembinaan pengobatan Tradisional Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut Upaya Kesehatan Jiwa Perawatan Kesehatan Masyarakat Sebagai hasil pembangunan terlihat adanya peningkatan umur harapan hidup yang membawa dampak peningkatan jumlah usia lanjut dengan berbagai masalah dan kebutuhan bagi usia lanjut di bidang kesehatan. Prioritas pembangunan kese-hatan saat ini masih ditujukan pada upaya penanggulangan penyakit menular, kekurangan gizi, kematian ibu maternal, sementara pada saat yang bersamaan pola penyakit juga bergeser yakni meningkatnya penyakit degeneratif dan kar-diovaskuler. Dengan keterbatasan sumber daya yang ada, maka upaya promotif dan preventif ha-rus ditingkatkan kepada kelompok pra usia lanjut di samping upaya kuratif yang perlu biaya tinggi. 1. Kesehatan Usila Dari 13 Kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara, maka terdapat 8 Kabupaten yang melaporkan kegiatan kesehatan bagi lanjut usia yaitu Kotas Manado, Kota Bitung dan Kota Kotamobagu, Ka-bupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa Tengara dan Kabuapten Sabgihe dan Kabupaten Talaud. Dari 8 Kabupaten/Kota tersebut, hanya 1 kabupaten yang mempunyai Puskesmas Santun Usila yaitu Kota Kotamobagu dengan 1 Puskesmas santun usila.

Gambar V. 10. Data Puskesmas Bina Kesehatan Lanjut Usia Provinsi Sulawesi Utara tahun 2007

Sumber : Bidang UPK, 2009

43

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Dari gambar 5 di atas, maka terdapat 5 Ka-bupaten dimana seluruh Puskesmas (100 %) me-laksanakan pembinaan kesehatan Usia lanjut, yaitru kota Manado, Kabupaten Minahasa, kabu-paten Minahasa Utara Kabupaten Minahasa Tenggara dan Kota Bitung. Dari gambar 6. terlihat bahwa Kabupaten Mina-hasa Utara memiliki jumlah posyandu usila ter-banyak di provinsi Sulawesi Utara, yaitu 97 po-

syandu, diikuti Kota Bitung dengan 40 posyandu, Kabupaten Sangihe 29 posyandu, Kota Manado 15 posyandu, Kota Kotamobagu 10 posyandu dan Kabupaten Minahasa Tenggara 7 posyandu. Se-dangkan kabupen/kota lainnya, yaitu Kota To-mohon, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Sitaro, Kabupaten Bolaang Mongondow dan Bo-laang Mongondow Utara belum melaporkan datanya

Gambar V. 11. Jumlah Posyandu Usila se-Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008

Sumber : Bidang UPK, 2009

97

40

29

15

10 7

0

20

40

60

80

100

Jlh Pos 97 40 29 15 10 7

MINUT BITUNG SANGIHE MANADO KOTAMOBAGU MITRA TOMOHO

NMINAHA

SA MINSEL SITARO TALAUD BOLMONG BOLMUT

JUMLAH POSYANDU USILA SE PROPINSI SULUT TAHUN 2007

Secara keseluruhan di Sulawesi Utara, ada 4 kabupaten/kota yaitu Manado (92,9%), Minahasa Utara (100%), Minahasa Tenggara (100%) dan Bi-

tung (100%) yang telah mencapai bahkan melam-paui target yang ditetapkan sebesar 70 persen seperti terlihat pada gambar 7

Gambar V. 12. Cakupan pelayanan kesehatan Pra Usila dan Usila se-Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008

Sumber : Bidang UPK, 2009

0

50

100

Pra usila 55.1 8.6 1.3 49.3 1.1 100 0 0 0 0 0 0 0 30.7

Usila 51.2 28.2 35.8 51.5 5.4 78.3 0 0 0 0 0 0 0 32.8

MANADO BITUNG KOTAMOBAGU

MITRA SANGIHE

MINUT MINSEL MINAHASA

SITARO TOMOHON

TALAUD BOLMONG

BOLMUT PROP. SULUT

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PRAUSILA DAN USILA PROP. SULUT TAHUN 2007 (dalam %)

Target : 70 %

Untuk cakupan pelayanan kesehatan prausila dan usila di seluruh kabupaten/kota se-Sulawesi Utara tahun 2007, hanya kabupaten Minahasa Utara yang telah mencapai sasaran yang ditetapkan, yaitu 78,3 persen untuk usila dan 100 persen un-

tuk prausila. Kabupaten lain, meskipun telah mela-porkan mempunyai Puskesmas yang melaksana-kan kegiatan kesehatan Usila, namun tidak mela-porkan cakupan pelayanan yang dilakukan.

44

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

3. Upaya Kesehatan pengembangan lainnya

Kegiatan-kegiatan yang termasuk dalam Upaya Kesehatan pengembangan yaitu Kesehatan kerja, Kesehatan Indera, Kesehatan Olah Raga, Battra, Kesehatan Gigi Mulut, Kesehatan jiwa dan Perawatan Kesehatan Masyarakat.

Pelayanan kesehatan kerja tidak dilaksana-kan oleh semua kabupaten/kota oleh karena keterbatasan program dimana sarana pekerja formal yang dilayani sesuai program tidak tersedia. Oleh karena itu kegiatan pelayanan kese-hatan kerja hanya pada beberapa Kabupaten/Kota saja. Adapun cakupan pelayanan kesehatan kerja pekerja formal seperti pada grafik berikut.

Gambar V. 13. Cakupan pelayanan kesehatan pekerja informal Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008

Sumber : Bidang UPK, 2009

4. Upaya Pelayanan Kesehatan Daerah Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) Upaya pelayanan kesehatan di DTPK se Provinsi Sulawesi Utara dilaksanakan dalam ker-angka upaya kesehatan komunitas di daerah

DTPK. Pada tahun 2008 pelayanan kesehatan DTPK dilaksanakan di beberapa kabupaten yang mempunyai DTPK sesuai Keppres 78/2005 tentang Daerah Terpencil Perbatasan dan Kepulauan, se-bagaimana dalam tabel berikut.

Tabel V. 6. Kabupaten,Kecamatan, Puskesmas dan nama pulau yang termasuk DTPK Sulawesi Utara tahun 2008

Sumber : Bidang UPK, 2009

45

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Adapun kegiatan pelayanan kesehatan yang dila-kukan berbeda menurut tingkat administrasi di provinsi dan kabupaten. Sebagai contoh, di tingkat Provinsi kegiatan yang dilakukan adalah monitor-ing dan evaluasi pelaksanaan pelayanan kese-hatan DTPK Kabupaten/Kota serta beberapa pe-layanan spesialistik seperti pada kegiatan Manunggal ABRI, dimana dilakukan periksaan ke-sehatan gratis, operasi katarak dan pelayanan psikiatrik. Di tingkat Kabupaten, kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan pelayanan kesehatan yang meliputi promosi kesehatan, kesehatan ling-kungan, kesehatan ibu dan anak, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular; kegiatan Kordi-nasi pelaksanaan serta monitoring evaluasi. Pengembangan sarana kesehatan di DTPK di-lakukan dengan menggunakan dana yang bersum-ber dari DAK masing-masing serta bantuan dari Subdirektorat DTPK Depkes RI. C. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN Sebagaimana diketahui bahwa salah satu pro-gram Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2004-2009 adalah upaya kese-hatan perorangan yang bertujuan meningkatkan akses, keterjangkauan dan kualitas pelayanan ke-sehatan yang aman melalui sarana pelayanan ke-sehatan perorangan (Puskesmas, Rumah Sakit dan fasilitas kesehatan lainnya). Beberapa kegiatan pokok upaya kesehatan perorangan adalah pen-ingkatan kesehatan rujukan, pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin di kelas III di rumah sakit dan lain-lain. Berikut adalah uraian singkat ten-tang pelayanan kesehatan rujukan tersebut. Indikator Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Upaya kesehatan perorangan yang dilaku-kan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta untuk memelihara, meningkatkan kese-hatan serta mencegah dan menyembuhkan/memulihkan kesehatan perorangan. Upaya pe-layanan kepada masyarakat dilakukan secara rawat jalan bagi masyarakat yang mendapat gang-guan kesehatan ringan dan pelayanan rawat inap baik secara langsung maupun melalui rujukan pasien bagi masyarakat yang mendapatkan gang-guan kesehatan sedang hingga berat Penilaian tingkat keberhasilan pelayanan di rumah sakit biasanya dilihat dari berbagai segi yaitu ting-kat pemanfaatan sarana, mutu dan tingkat efisiensi pelayanan. Beberapa indicator standar terkait dengan pelayanan kesehatan di rumah sa-

kit yang dipantau antara lain pemanfaatan tempat tidur (BOR), rata-rata lama hari perawatan (LOS), rata-rata tempat tidur dipakai (BTO), rata-rata se-lang waktu pemakaian tempat tidur (TOI). Persen-tase pasien keluar yang meninggal (GDR) dan per-sentase pasien keluar yang meningal < 24 jam per-awatan (NDR). Pada tahun 2008, dari 30 Rumah Sakit yang tercatat di Provinsi Sulawesi Utara, hanya RSU Liun Kendage Sangihe, RSUD Manembo-nembo Bitung, RS Chantia Tompaso Baru, RSU Bethesda Tomohon, RSU Budi Mulia Bitung, RS Kalooran Amurang, RS TNI AL Bitung yang mengirimkan data kunjungan penderita, sehingga indicator-indikator berkaitan dengan keberhasilan pelaya-nan di rumah sakit tidak dapat dihitung secara umum. Demikian pula data yang diharapkan dari program kesehatan rujukan, oleh karena itu diper-lukan upaya-upaya terobosan untuk mendapatkan data-data yang dimaksud dalam kerangka moni-toring dan evaluasi serta perencanaan kesehatan di masa mendatang yang lebih baik. Pelayanan Kesehatan Jaminan Pemeliharaan Ke-sehatan bagi Masyarakat Miskin (JPKMM) Tujuan umum JPKMM adalah terselengga-ranya jaminan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat miskin secara berhasil guna dan ber-daya guna. Tujuan tersebut dijabarkan ke dalam tujuan khusus yang meliputi : (1) terlaksananya registrasi masyarakat miskin yang tepat sasaran sebagai peserta program jaminan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat miskin, (ii) terlak-sananya pelayanan kesehatan yang efisien dan efektif dalam meningkatkan pemanfaatan dan taraf kesehatan masyarakat miskin, (iii) terlak-sananya pengelolaan keuangan yang akuntabel dan efisien dalam program jaminan kesehatan masyarakat miskin. Salah satu program yang member andil besar dalam peningkatan kesehatan masyarakat adalah program jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat miskin (JPKMM). Program ini menjadi vital mengingat sebagian penduduk Indonesia ma-sih berada di bawah garis kemiskinan. Mereka yang termasuk kelompok keluarga miskin (gakin) seringkali direpotkan masalah biaya saat berhada-pan dengan problem kesehatan. Melalui program ini, gakin bisa terlepas dari beban biaya kese-hatan, sebab pemerintah akan menanggung biaya pelayanan kesehatan untuk gakin.

46

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Di Provinsi Sulawesi Utara, jumlah seluruh masyarakat miskin adalah 495.897 orang. Dari jumlah tersebut 92.66 % dicakup oleh Askeskin dan yang mendapatkan pelayanan adalah 73.91 % untuk rawat jalan dan 1.17 % untuk rawat inap. Jumlah absolut masyarakat miskin menurut kabu-

paten/kota dan yang terjangkau askeskin serta pemanfaatannya menurut jenis perawatan dapat dilihat pada tabel 37. Cakupan masyarakat miskin yang mendapat-kan askeskin menurut kabupaten/kota seperti pada grafik berikut.

Gambar V. 14. Cakupan masyarakat miskin yang mendapatkan askeskin di Sulawesi Utara tahun 2008

Sumber : Bidang Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat, 2009

Dari grafik di atas nampak bahwa terdapat enam kabupaten yang tidak semua masyarakat miskinnya terjangkau oleh askeskin. Dalam program JPKMM, masyarakatmiskin tidak hanya mendapat pelayanan kesehatan umum/dasar, tetapi juga untuk penyakit-penyakit berat misalnya hemodialisa, operasi jantung, cesar dan kanker. D. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT Upaya perbaikan gizi masyarakat pada haki-katnya dimaksudkan untuk menangani permasala-han gizi yang dihadapi masyarakat. Berdasarkan pemantauan yang telah dilakukan ditemukan be-berapa permasalahan gizi yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat antara lain kekuran-gan vitamin A dan anemia gizi

Gambaran status gizi masyarakat pada saat ini ditandai dengan tingginya masalah kekurangan gizi dan mulai meningkatnya masalah kelebihan gizi dan masalah-masalah gizi lain yang terkait penyimpangan gaya hidup. Masalah-masalah kekurangan zat gizi makro terutama kurang energi protein balita dan kekurangan gizi seperti anemia gizi besi (AGB), kurang vitamin A (KVA) dan gangguan akibat kekurangan iodium (GAKY) belum secara tuntas dapat diatasi. Hasil cakupan program dari tahun 2000 s/d 2008 dapat dilihat pada tabel berikut

47

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Tabel V. 7. Hasil Cakupan Program Gizi tahun 2000—2008

Sumber : Bidang Kesga & Gizi, 2009

Pemberian Kapsul Vitamin A Upaya perbaikan gizi juga dilakukan pada be-berapa sasaran yang diperkirakan banyak men-galami kekurangan terhadap vitamin A, yang dila-kukan melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan seban-yak 2 kali dalam satu tahun (Februari dan Agustus) dan pada ibu nifas diberikan 1 kali. Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh yang bergunan untuk men-ingkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan kese-hatan mata. Anak yang menderita kurang vitamin

A, bila terserang campak, diare atau penyakit in-feksi lain, penyakit tersebut akan bertambah parah dan dapat mengakibatkan kematian. Infeksi akan menghambat kemampuan tubuh untuk men-yerab zat-zat gizi dan pada saat yang sama akan mengikis habis simpanan vitamin A dalam tubuh. Kekurangan vitamin A untuk jangka waktu lama juga akan mengakibatkan terjadinya gangguan pada mata, dan bila anak tidak segera mendapat vitamin A akan mengakibatkan kebutaan. Pembe-rian kapsul vitamin A menurut sasaran dalam ta-hun 2008 dapat dilihat pada grafik berikut.

Gambar V. 15. Cakupan pemberian vitamin A (2kali) balita di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008

Sumber : Bidang Kesga dan Gizi, 2009

NO KEGIATAN HASIL CAPAIAN

2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 1 Vitamin A - Bayi bulan Peb. 81 54 50 64 80 84 93 89,6 89,8

bulan Agust 81 76 54 85 92 83 93,6 94,7 90,5

- Balita bulan Peb 88 81 53,6 84 84,8 92 94,9 88,9 83,4

bulan Agust 84 76,5 76,2 87,6 92,2 94,8 89 95,7 87,2 - Ibu Nifas 79 52 36 28 57 38,6 51,9 50,8 59

2 Tablet Tambah Darah

- Fe1 81 54 50 64 80 79 79,1 76,3 86,2 - Fe3 81 76 54 85 92 72,1 70,1 70,2 77,7

3 Pemantauan Balita

- D/S 67,8 73 77,3 67 73 71,9 65,8 70,5 67,9

- N/D 82,4 83,3 88,6 78 83 81,7 84,9 84,3 84 - BGM 4,1 5,7 1,2 0,8

4 ASI Ekslusif - - - - 13 69 23,8 16,9 19,2

5 Pemantauan Status Gizi

- Gizi Buruk 1,5 0,55 0,99 0,56 0,74 0,44 0,60 4,3 -

- Gizi Kurang 11,1 7,36 9,42 7,31 6,27 6,07 8,2 11,4 -

- Gizi Baik 76,4 89,4 87,86 89,43 90,69 89,11 89,07 81,2 - - Gizi Lebih 2,2 2,69 2.02 2,7 2,3 1,71 2,63 3,1 - 6 Kasus Gizi Buruk - - - - - - 257 106 49

48

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Gambar V. 16. Cakupan pemberian tablet besi Fe-1 dan Fe-3 di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008

Sumber : Bidang Kesga dan Gizi, 2009

Dari grafik di atas nampak bahwa cakupan pemberian tablet besi Fe-1 dan Fe-3 terendah berada di Kabupaten Sangihe dan Kabupaten Si-taro. E. PELAYANAN KESEHATAN DALAM SITUASI BENCANA Bencana di Indonesia dapat dikategorikan menjadi 2 macam yaitu bencana lingkungan hidup dan bencana alam. Bencana lingkungan hidup ter-jadi akibat kerusakan lingkungan seperti banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, kecelakaan industry, tumpahan minyak di laut, sedangkan bencana alam terjadi sebagai aki-bat aktifitas lapisan/kerak bumi/fenomena alam seperti gempa bumi, gelombang tsunami, letusan gunung berapi, badai atau angin rebut yang ke-jadiannya sulit diprediksi.

Provinsi Sulawesi Utara yang telah ditetap-kan Depkes sebagai Pusat Penanggulangan Krisis

Regional 8 yang membawahi provinsi Sulawesi Utara, Gorontalo dan Makassar menjadi tulang punggung dalam penanganan bencana yang ter-jadi di tiga Provinsi tersebut. Tercatat selama ta-hun 2008 terdapat 14 kejadian bencana alam, mu-lai dari banjir bandang, angin kencang, tanah long-sor, gunung meletus, tanah longsor dimana ke-jadiannya tersebar di hamper seluruh kabupaten/kota se Provinsi Sulawesi Utara.

Untuk menghadapi situasi bencana, maka hingga tahun 2008, kesiapsiagaan mutlak diperlu-kan yaitu adanya SDM kesehatan (kualitas dan kuantitas) yang mampu untuk memberikan pe-layanan kesehatan secara optimal. Untuk itu ber-bagai pelatihan telah dilakukan untuk memper-siapkan sumberdaya manusia yang mampu be-reaksi cepat dalam penanggulangan bencana. Adapun pelatihan-pelatihan yang telah diberikan dengan jumlah tenaga terlatih hingga tahun 2008 adalah sebagai mana terlihat pada tabel … berikut

Dari grafik di atas nampak cakupan yang san-gat ekstrim yaitu Kabupaten Bolaang Mongon-dow, yang mungkin terjadi karena sasaran yang sangat rendah atau hal lain yang perlu untuk dik-larifikasi. Pemberian Tablet Besi Pelayanan pemberian tablet besi (Fe) dimak-

sudkan untuk mengatasi kasus anemia serta meminimalisasi dampak buruk akibat kekurangan Fe khususnya yang dialami ibu hamil. Perkemba- ngan cakupan pemberian tablet besi pada ibu hamil 30 tablet (Fe-1) dan 90 tablet (Fe-3) Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2008 dapat dilihat pada grafik di bawah.

49

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Selain pelatihan-pelatihan seperti di atas, pada tahun 2008 dilakukan pula simulasi bencana-bencana seperti “gladi posko tsunami” (bekerja sama dengan Korem Santiago), “gladi lapang Flu Burung” yang bekerja sama dengan Kementerian Kesejahteraan Rakyat dan “Tsunami drill” yang bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Su-lawesi Utara

Untuk menangani bencana secara cepat, maka telah dibentuk tim di masing-masing unit, yaitu Tim Reaksi Cepat, Tim BSB (petugas Rumah Sakit Kandouw), Satgas bencana (Puskesmas dan Kabu-paten/Kota).

Berbagai peralatan kesehatan emergency seperti peralatan resusitasi jalan nafas, resusitasi jantung, peralatan pneumatic/listrik, peralatan/perlengkapan penanganan luka serta peralatan RS lapangan sudah dimiliki untuk menunjang penanganan bencana di regional Sulawesi utara. Begitu pula dengan sarana transportasi dan alat komunikasi telah disiapkan untuk mendukung pe-laksanaan penanggulangan pada setiap kejadian bencana.

No Jenis Pelatihan Jumlah 1 ATLS 120 orang

2 ACLS 61 orang

3 Emergency Nursing 90 orang

4 Em. Nursing basic 2 15 orang

5 Rumah sakit lapangan 36 orang

6 Farmasi bencana 85 orang

7 Perahu karet 30 orang

8 Sistem komunikasi dan informasi 7 orang

9 Management bencana 29 orang

10 Contingency plan 5 kab/kota

11 Dasipena 1400 orang

12 Bidan desa 377 orang

Tabel V. 8. Jenis pelatihan dan jumlah tenaga kesehatan terlatih penanggulanan bencana

Provinsi Sulawesi Utara sampai tahun 2008

Sumber : Bidang PMK 2009

50

F. PEMBERANTASAN PENYAKIT 1. Penyakit Menular Langsung a. HIV DAN AIDS Kasus AIDS pertama kali ditemukan di Su-lawesi utara pada tahun 1997 di Rumah Sakit Be-thesda. Sejak penemuan kasus tersebut jumlah kasus HIV dan AIDS di Provinsi Sulawesi Utara terus bertambah dari tahun ke tahun, sampai den-gan bulan Desember tahun 2008 HIV dan AIDS di Provinsi Sulawesi Utara berjumlah 456 kasus, 257 diantaranya penderita AIDS sementara jumlah

kasus yang meninggal berjumlah 87 orang. Kasus HIV dan AIDS tersebut tersebar di 11 (sebelas) Kabupaten / Kota dari 15 Kab/Kota yang ada di Provinsi Sulawesi Utara. Penyebaran kasus ini sa-ngat cepat terutama pada kelompok usia produk-tif, sedangkan hubungan seks merupakan cara penularan tertinggi Hal ini memberikan gambaran bahwa epidemi HIV dan AIDS berkembang dengan kecepatan yang mengkhawatirkan seperti terlihat dalam grafik di bawah ini.

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Gambar V.17. Distribusi kasus HIV AIDS berdasarkan tahun di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 1997 s/d 2008

Sumber : Bidang PMK 2009

Dari Grafik di atas terlihat gambaran fatali-tas dari HIV/AIDS di Provinsi Sulawesi Utara. Apa-bila kasus HIV dan AIDS dikelompokkan menurut kelompok umur, maka penderita terutama berasal

dari kelompok umur produktif yakni 20-29 tahun (50%) dan 30-39 tahun (26%) seperti yang terlihat pada grafik 3 dibawah ini:

Gambar V.18. Jumlah kasus AIDS dan kematian di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 1997 s/d 2008

Sumber : Bidang PMK 2009

51

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Gambar V.19 . Distribusi kasus HIV dan AIDS berdasarkan kelompok umur di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 1997 s/d 2008

Hasil Riskesdas menunjukkan bahwa kesa-daran masyarakat tentang HIV/AIDS masih pada

level menengah seperti terlihat dalam tabel di bawah ini

Gambar V.20. Jumlah kasus HIV dan AIDS berdasarkan faktor resiko di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 1997 s/d 2008

Sumber : Bidang PMK 2009

DISTRIBUSI KASUS HIV DAN AIDS DISTRIBUSI KASUS HIV DAN AIDS BERDASARKAN KELOMPOK UMUR BERDASARKAN KELOMPOK UMUR

DI SULUT TAHUN 1997 DI SULUT TAHUN 1997 –– 20020088

0

2 0

4 0

6 0

8 0

10 0

12 0

HIV 3 10 1 8 112 42 19 0 1 3

AIDS 5 17 2 1 115 86 25 6 0 10

< 1 1-4 5-14 15-19 20-29

30-39

40-49

50-59

> 60 Tdk diket

Faktor risiko tertinggi penyebab penularan kasus HIV dan AIDS di Provinsi Sulawesi Utara adalah heteroseks (75%) diikuti oleh IDU (Injecting

Drug User / pengguna jarum suntik) 13%, seperti yang disajikan pada grafik 4 di bawah ini.

JUMLAHJUMLAH KASUS HIV KASUS HIV dandan AIDS AIDS BERDASARKAN FAKTOR RISIKOBERDASARKAN FAKTOR RISIKO

DI PROPINSI SULUT TAHUN 1997DI PROPINSI SULUT TAHUN 1997––20020088

6

179

113

1

39

15 32

152

1 10 0

29

3 20

10

20

30

40

50

60

Homoseksual

Heteroseksual

Biseksual

Perinatal

Transfusi Drh

IDU Hetero&IDU

Tdk diketHIV AIDS

Tabel V.9. Persentase Penduduk 10 tahun ke Atas menurut Pengetahuan Tentang HIV/AIDS dan Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Utara

Kabupaten/Kota Pernah

Mendengar

Berpengetahuan benar tentang penularan

HIV/AIDS

Berpengetahuan benar tentang pencegahan

HIV/AIDS Bolaang Mangondow 20,2 5,3 30,8 Minahasa 72,5 15,4 32,2 Kepulauan Sangihe 30,8 5,1 25,6 Kepulauan Talaud 38,8 6,0 28,1 Minahasa Selatan 63,3 11,3 63,7 Minahasa Utara 65,8 2,2 43,8 Kota Manado 77,3 20,9 72,5 Kota Bitung 68,1 5,7 57,7 Kota Tomohon 69,0 7,3 45,9 Sulawesi Utara 58,6 12,5 51,8

Sumber : Riskesdas 2007

52

Sumber : Bidang PMK 2009

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Gambar V. 21. Case Notification Rate Tahun 2004 – 2008 Provinsi Sulawesi Utara

Sumber : Bidang PMK 2009

Gambar V. 22. Pola penemuan kasus TBC Provinsi Sulawesi Utara tahun 2001 - 2008

Sumber : Bidang PMK 2009

Secara rerata di tingkat Provinsi, 58% pen-duduk yang berumur ≥10 tahun di Provinsi Su-lawesi Utara pernah mendengar tentang HIV/AIDS. Persentase tertinggi di Kota Manado (77%) dan terendah di Kabupaten Bolaang Mongondow (20%). Secara rerata yang mempunyai pengeta-huan benar tentang HIV/AIDS hanya 12,5% atau satu di antara delapan penduduk yang berumur ≥10 tahun. Sementara yang berpengetahuan benar tentang cara penularan HIV/AIDS sebesar 50% dari yang pernah mengetahui.

b. TUBERKULOSIS Sejak mulai di pakai di provinsi Sulawesi Utara pada tahun 1993, maka strategi DOTS telah dit-erapkan di seluruh Kabupaten/Kota dan 95 % Puskesmas telah mengadopsi strategi ini, sisanya belum dapat dikembangkan berhubungan dengan keterbatasan sumber daya tenaga kesehatan yang akan mengimplementasikan strategi ini terutama di puskesmas pemekaran Trend penemuan kasus pada 5 tahun tera-khir tergambar pada Grafik Case Notification Rate di bawah ini.

Fokus penemuan tetap pada penderita BTA positif untuk menuntaskan sumber penularan,

tanpa meninggalkan kasus lainnya, sepertin terli-hat dalam grafik 6 di bawah ini.

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

200

Thn 2004 Thn 2005 Thn 2006 Thn 2007 Thn 2008

0

1000

2000

3000

4000

5000

BTA POSITIF 1737 1715 2393 3055 3344 4149 3753 4054BTA NEGATIF 275 550 581 717 747 522 519 485

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

53

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Gambar V.23 . Penderita baru BTA positif (CDR) di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2004 s/d 2008

Sumber : Bidang PMK 2009

Gambar V.24. Error rate < 5 % di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2003 - 2007

Sumber : Bidang PMK 2009

Angka penemuan kasus baru pada be-berapa tahun terakhir ini menggambarkan fluk-tuasi yang bukan disebabkan oleh pergeseran epi-

demiologis, tetapi lebih banyak disebabkan oleh dinamika program, seperti terlihat dalam grafik di bawah ini.

Kualitas Diagnosa TB menunjukkan perkem-bangan yang cukup baik dimana pada tahun 2003 masih menunjukkan angka 5 %, tetapi kemudian

mulai menurun ke kisaran 3 %, walaupun ada be-berapa kabupaten error ratenya masih terlalu tinggi seperti di Minahasa

75 5

2

6

16

57

4 42 2

6

0 1 13

1 1 1 1 03 2 1

31

8

2 1 1 1 0 1 1 2 2

8

4 5

02

0 1 20

3

0

5

10

15

20

Sangihe

Minahasa

Bolmong

Manad

oBitu

ngTala

ud

TomohonMinsel

MinutSulut

2003 2004 2005 2006 2007

Ket : Thn 2005 PR 210/10000 Pddk

54

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Gambar V.25. Data Cure rate penderita baru BTA (+) per kab/kota di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2004 s/d 2007

Gambar V.26. Distribusi kasus Pneumonia pada Balita berdasarkan Kab/Kota di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2007 s/d 2008

: Sumber : Bidang PMK 2009

Kegiatan pembinaan pengobatan selama 5 tahun terakhir ini berlangsung cukup baik dimana angka kesembuhan mencapai diatas 85 % di selu-

ruh Kabupaten/Kota, seperti terlihat pada grafik di bawah ini.

c. ISPA Pada lokakarya nasional ke-3 tahun 1990, telah disepakati penanggulangan dan pemberan-tasan ISPA yang dititikberatkan pada penanggu-langan Pnemonia Balita. Hal ini merupakan tindak lanjut dari fakta yang ada bahwa penyebab kema-tian tertinggi pada anak usia dibawah 5 (lima) ta-hun adalah penyakit pernafasan dan sebagian be-sar disebabkan oleh Pnemonia. Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut

(ISPA) khususnya Pnemonia masih merupakan penyakit utama penyebab kesakitan pada bayi dan balita di Provinsi Sulawesi Utara. Angka cakupan penemuan penderita Pnemonia pada Balita di Provinsi Sulawesi Utara selang 2 tahun terakhir (2007 s/d 2008) mengalami peningkatan. Distribusi kasus Pnemonia berdasarkan kabu-paten/kota di Provinsi Sulawesi Utara selang 2 (dua) tahun terakhitr (2006 s/d 2008), seperti yang disajikan pada Grafik 10 di bawah ini.

0102030405060708090

100

Thn 2004 Thn 2005 Thn 2006 Thn 2007

SangiheMinahasaBolmongManadoBitungTalaudTomohonMinselMinutSulut

0

1000

2000

3000

4000

5000

6000

KO

TA

KO

TA B

ITU

NG

KO

TA

KO

TA

KA

B.

KA

B. M

INS

EL

KA

B. M

INU

T

KA

B.

KA

B. B

OLM

UT

KA

B. M

ITR

A

KA

B. S

AN

GIH

E

KA

B. T

ALA

UD

KA

B. S

ITA

RO

KAB/KOTA

JLH

KA

SU

S TAHUN2007

TAHUN2008

55

Sumber : Bidang PMK 2009

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Gambar V.27. Distribusi kasus Pnemonia pada Balita berdasarkan kelompok umur di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008

Sumber : Bidang PMK 2009

Table V.10. Distribusi Petugas yang telah dilatih MTBS di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2001 s/d 2007

Sumber : Bidang PMK 2009

Berdasarkan Grafik 10 terlihat bahwa pene-muan kasus Pnemonia pada Balita di Provinsi Su-lawesi Utara mengalami peningkatan dari tahun 2006 s/d 2008. Kasus tertinggi ditemukan di Kab. Minahasa (2.165 kasus) diikuti dengan Kab. Bol-mong (2.127 kasus).

Sedangkan distribusi penyakit Pnemonia ber-dasarkan kelompok umur di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008, terutama ditemukan pada kelompok umur 1-4 tahun, seperti pada Grafik 11 berikut:

Perkembangan MTBS di Provinsi Sulawesi Utara Upaya untuk meningkatkan cakupan penemuan kasus dan kualitas tatalaksana penderita Pnemonia Balita, maka DepKes RI telah menerapkan pendekatan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Unit Pelayanan Kesehatan Dasar.

Di Provinsi Sulawesi Utara kegiatan tersebut telah dimulai dengan sosialisasi MTBS dan pelatihan TOT yang diselenggarakan oleh DepKes RI. Jumlah puskesmas sudah mendapat pelatihan MTBS adalah 27 buah, sedangkan jumlah puskesmas yang melaksanakan MTBS yaitu 9 buah (33,3%). Adapun distribusi petugas yang telah dilatih MTBS, disajikan pada Tabel 2 berikut.

835

646

62701011 30

76

512

1155

207

834

81731837 38

95

2331 101149

98

1114

0

200

400

600

800

1000

1200

KASUS

KOTA MANADO KOTAKOTAMUBAGU

KAB. MINUT KAB. MITRA KAB. SITARO

KAB/KOTA

<1TH

1-4TH

No. Tahun Jumlah Petugas (orang)

1. 2001 21

2. 2002 20

3. 2005 27

4. 2007 15

Dari tabel diatas terlihat adanya ketidaksi-nambungan upaya ekspansi MTBS ke layanan ke-sehatan lainnya. Fakta-fakta epidemiologis dan layanan kesehatan P2 TB dan ISPA yang berbasis dari laporan unit pelayanan kesehatan ini ketika di

komparasi dengan hasil Riskesdas 2007, menun-jukkan perbedaan yang cukup signifikan, seperti terlihat pada table 3 di bawah ini. Asumsi awal dari ketidak cocokan ini adalah hasil Riskesdas tidak memisahkan antara kejadian infeksi dalam

56

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Tabel V.11. Prevalensi ISPA, Pneumonia, TB, Campak menurut Kota/Kabupaten di Provinsi Sulawesi

Sumber : Riskesdas 2007

Gambar V. 28. Trend Penyakit Diare dan Kematian di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2005 s/d 2008

Sumber : Bidang PMK 2009

suatu periode waktu dan kumpulan kumulasi kasus bergejala pada saat survey dilangsungkan. Sementara pada penyakit-penyakit kronik seperti

TB hal ini sungguh teramat penting untuk menilai kondisi epidemiologis sebenarnya dari penyakit ini.

Kabupaten/Kota ISPA Pneumonia TB Campak

D DG D DG D DG D DG

Bolaang Mongondow 1,5 19,0 0,1 0,9 0,0 0,2 0,6 0,6

Minahasa 6,5 25,7 0,1 0,8 0,1 0,5 0,3 0,5

Kepulauan Sangihe Talaud 1,6 25,3 0,1 1,1 0,4 1,1 0,5 0,6

Kepulauan Talaud 6,1 34,6 0,3 2,7 0,3 1,0 1,2 1,9

Minahasa Selatan 1,3 29,9 0,0 1,4 0,1 0,6 0,1 0,4

Minahasa Utara 0,9 21,3 0,1 0,8 0,4 0,9 0,5 0,7

Kota Manado 1,6 12,1 0,1 0,9 0,4 0,7 0,2 0,8

Kota Bitung 3,1 15,7 0,1 0,5 0,2 0,8 0,4 0,5

Kota Tomohon 0,8 18,1 0,0 0,5 0,0 0,2 0,2 0,2

Sulawesi Utara 2,6 20,5 0,1 1,0 0,2 0,6 0,4 0,6

d. DIARE Penyakit Diare hingga saat ini masih meru-pakan masalah kesehatan masyarakat di Indone-sia, hal ini erat kaitannya dengan masih tingginya perilaku hidup tidak sehat dan kondisi sanitasi lingkungan yang buruk. Berdasarkan survey P2 Diare di Indonesia pada tahun 2000, angka kesaki-tan Diare (insiden) adalah 301 per 1000 penduduk dan tahun 2003 sebesar 374 per 1000 penduduk, sedangkan episode penyakit Diare pada Balita adalah 1,0 – 1,5 kali pertahun. Selain angka kesakitan yang relative tinggi di Provinsi Sulawesi Utara, penyakit Diare meru-pakan penyakit yang potensial menimbulkan Ke-

jadian Luar Biasa (KLB) .Tahun 2005 jumlah kasus Diare sebanyak 18.110 kasus, dengan Insiden Rate 8,5 per 1000 penduduk, tahun 2006 jumlah kasus Diare sebanyak 22.794 kasus, dengan Insi-den Rate 10,7 per 1000 penduduk, tahun 2007 jumlah kasus Diare 27.394 kasus, dengan Insiden Rate 12,5 per 1000 penduduk. Sedangkan tahun 2008 jumlah kasus Diare 19286 kasus, dengan Insiden Rate 7,9 per 1000 penduduk. Case Fatality Rate berada di bawah 0,05 % dengan angka kema-tian abosult tertinggi ada pada tahun 2007 seban-yak 8 orang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Grafik 12 dibawah ini:

57

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Tabel V.12. Prevalensi , Diare dan Pemakaian Obat Diare menurut Kota/Kabupaten di Provinsi Sulawesi Utara

Sumber : Riskesdas 2007

Gambar V.29. CDR/100.000 penduduk dalam 10 tahun terakhir

Sumber : Bidang PMK 2009

Hasil Riskesdas 2007 memperlihatkan hasil seperti table 4 dibawah ini.

Pada tingkat Provinsi, prevalensi penyakit diare di Sulawesi Utara lebih rendah daripada angka nasional. Sebaran antar kabupaten/kota bervariasi dari 3,1% - 9,4%. Prevalensi terendah (3,1%) ditemukan di Kota Manado, dan tertinggi di kabupaten Kepulauan Talaud. Hasil Riskesdas adalah survey sesaat, se-hingga prevalensi yang dihasilkan juga hanya memperlihatkan gambaran pada periode terse-but, sehingga untuk mengkonversi ke periode yang lebih besar dan tepat seperti halnya indika-tor program akan sangat sulit. Karena pada pen-yakit-penyakit akut dengan perlangsungan pen-yakit yang pendek prevalensi setiap saat bisa ber-beda. Tetapi Hasil Riskesdas akan sangat berman-faat untuk menggambarkan kesenjangan antara

kejadian penyakit sebenarnya di masyarakat dan yang terdeteksi oleh petugas kesehatan. 5.KUSTA Perubahan visi Program penanggulangan kusta dari orientasi eliminasi kemudian bergerak kearah kesinambungan program yang berkualitas di lapangan, melahirkan beberapa kebijakan baru yang lebih memperhatikan aplikasi teknis pelaya-nan kusta yang berkualitas dari level Puskesmas ke level rujukan. Ekspansi program kearah kegiatan rehabilitasi medik maupun sosial ekonimi juga mulai dijajaki. Akan tetapi secara epidemiolo-gis masalah kusta di Sulawesi utara terlihat sangat statis. Perlangsungan penyakit dan beberapa fak-tor lainnya yang masih belum terjawab diperkira-kan menyebabkan hal ini.

Kabupaten/Kota Diare

D DG O

Bolaang Mongondow 3,1 3,9 37,0

Minahasa 5,2 6,7 45,2

Kepulauan Sangihe Talaud 2,1 4,9 23,5

Kepulauan Talaud 1,7 9,4 23,2

Minahasa Selatan 2,7 8,8 30,0

Minahasa Utara 2,5 7,5 41,7

Kota Manado 1,4 3,1 47,1

Kota Bitung 2,5 4,3 31,8

Kota Tomohon 1,9 6,0 41,0

Sulawesi Utara 2,7 5,4 37,4

58

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Gambar V. 30. Proporsi cacat 2 dan proporsi anak dalam 10 thn terakhir

Sumber : Bidang PMK 2009

Proporsi cacat tk II mengalami kenaikan yang cukup bermakna, penyebab utama adalah ditemukannya penderita backlog pada waktu kegiatan SAPEL di Kepulauan Sangihe dan pe-mekaran Kabupaten baru yang memungkinkan penjangkauan layanan di daerah-daerah sulit. Sama halnya dengan Proporsi Cacat, Proporsi Anak juga masih menggambarkan kondisi yang cukup tinggi, walaupun agak menurun dibanding tahun sebelumnya. Secara absolute (lihat tabel berikutnya) angka anak terbanyak ada di Kabu-paten Bolaang Mongondow, dalam 1 kegiatan su-pervise tim provinsi mendiagnosa 3 kasus anak di

bawah 10 tahun di satu Puskesmas yang sebelum-nya masih dinyatakan suspek oleh Petugas Puskes-mas. Kabupaten ini memang menjadi salah satu kantong endemis dari Kusta dan transmisi pen-yakit masih berlangsung di masyarakat, mengingat penderita anak di daerah ini adalah penduduk yang pasif bila dilihat dari segi mobilitas. Kota To-mohon dan Kota Kotamobagu mencatat proporsi yang terbesar untuk kasus anak walaupun secara absolute hanya ada masing masing 3 orang anak di tiap Kota. Kegiatan survey sekolah menjadi salah satu sebab meningkatnya kasus anak di kota ini.

Trend penemuan kasus selama sepuluh ta-hun terakhir masih menggambarkan status yang high endemis untuk Provinsi Sulawesi Utara. Walaupun kecenderungan 5 tahun terakhir mem-perlihatkan grafik yang mulai menurun. Penjang-kauan layanan Kusta sampai ke daerah-daerah terpencil tidak serta merta menambah penemuan kasus, karena di sisi lain penemuan kasus di daerah urban mulai memperlihatkan penurunan trend, meskipun trend ini lebih banyak terkait dengan intensitas kegiatan penemuan kasus di level puskesmas. Analisa dan perhatian khusus terhadap window periode dari setiap penderita belum dilakukan

optimal di lapangan, padahal dengan pendekatan melalui indikator ini akan dapat menekan waktu penderita menularkan terhadap orang lain. Dari survey sederhana terhadap 38 responden yang diinterview selama kegiatan supervisi ditemukan hasil window periode rata-rata di Sulawesi Utara adalah 1 tahun 6 bulan. Ke depan nanti perhatian terhadap masalah ini dengan penelitian khusus terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi penderita dalam memperoleh layanan kusta, akan dapat mengidentifikasi lebih jelas alasan keterlambatan mereka dalam memperoleh pengo-batan kusta yang tepat.

59

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Gambar V. 31. Jumlah Malaria Klinis, SD Diperiksa, SD positif, Positif Malaria Pf + Mix Di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2005 s/d 2008

Sumber : Bidang PMK 2009

2. PENANGGULANGAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG (P2B2) a. MALARIA Kebijakan Pemerintah untuk program PENANGGULANGAN penyakit Malaria di daerah luar Jawa – Bali menggunakan strategi diagnosa kasus dengan Malaria Klinis atau dikenal dengan Annual malaria Incidence (AMI). Namun bagi daerah yang resisten cloroquin untuk Plasmodium falsifarum diharapkan tidak lagi menggunakan diagnosis secara klinis dan menggantikan peng-gunaan cloroquin dengan ACT. Sedangkan untuk pengobatan Malaria di daerah yang sudah terma-suk resisten malaria menggunakan Obat Artesu-nate Combine Therapy (ACT), dimana pada saat ini sesuai penelitian yang telah dilakukan tahun

1995/1996 di Kabupaten Minahasa Selatan sudah menggunakan obat tersebut. Akan tetapi diharap-kan pada tahun tahun yang akan datang pengo-batan Malaria sudah menggunakan Obat Artesu-nate Combine Therapy (ACT), dengan pem-biayaann masing – masing Kabupaten / Kota. Di Provinsi Sulawesi Utara, diagnosis Malaria melalui klinis masih sering dilakukan, karena ma-sih terbatasnya fasilitas pendukung laboratorium baik alat seperti mikroskop maupun bahan seperti reagen. Keadaan penyakit malaria berdasarkan jumlah malaria klinis, Sediaan Darah (SD) yang diperiksa, SD Positif, jenis parasit (Plasmodium falsifarum + Mix) di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2003 s/d 2007, disajikan pada Grafik 15 berikut:

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

5000

GRAFIK PEMERIKSAAN SD DAN POSITIP TAHUN 2005 - 2008

2005 DIPERIKSA 254 706 0 0 1697 286 699 0 966 0 1522 764 0

2005 POSITIP 30 77 0 0 1167 170 369 0 243 0 968 215 0

2006 DIPERIKSA 572 1030 22 0 4896 224 574 0 718 0 4347 550 0

2006 POSITIP 150 267 1 0 2390 154 371 0 149 0 2664 118 0

2007 DIPERIKSA 331 1723 11 0 4640 414 247 0 493 0 3179 2008 0

2007 POSITIP 101 540 0 0 2288 205 128 0 101 0 1622 1314 0

2008 DIPERIKSA 582 979 8 0 2728 362 182 2416 196 331 2890 1357 242

2008 POSITIP 152 221 0 0 1615 259 101 1471 17 136 1362 816 104

M ANADO

BITUNG

TOM OHON

KOTAM OBA

GU

M INAHASA

M INUTM INSE

LM ITR

ABOLMONG

BOLMUT

SANGIHE

TALAUD

SITARO

Angka kesakitan Malaria Klinis periode 4 ta-hun terakhir menurun, dimana pada tahun 2005 angka kesakitan malaria klinis sebesar 15,23 per mil, sedangkan tahun 2008 turun menjadi 13,7 per

mil. Angka tersebut menurun akibat adanya be-berapa puskesmas belum melaporkan situasi pen-yakit malaria ke kabupaten/kota, sehingga laporan klinis malaria sangat kecil.

60

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Gambar V. 32. Situasi Malaria berdasarkan Annual Malaria Incidence (AMI) ‰ di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2004 s/d 2008

Sumber : Bidang PMK 2009

Situasi AMI berdasarkan periode waktu dari tahun 2005 s/d 2008 di Provinsi Sulawesi Utara,

memperlihatkan penurunan yang cukup signifikan, seperti yang terlihat pada Grafik berikut.

PENANGGULANGAN VEKTOR Upaya penanggulangan vektor (nyamuk) di Provinsi Sulawesi Utara mencakup 3 (tiga) jenis penyakit yang dapat ditularkan melalui nyamuk yaitu penyakit DBD, Malaria dan Filariasis.

Kegiatan penangulangan dilakukan berdasarkan klasifikasi vektor yang ditemukan pada masing-masing wilayah. Adapun distribusi jenis vektor malaria yang terdapat di Provinsi Sulawesi Utara, disajikan pada peta di bawah ini.

Gambar V.33. Peta vektor malaria Kabupaten/Kota di Sulawesi Utara tahun 2007

Sumber : Bidang PMK 2009

1.An. Barbirostis; 2.An. Vagus ; 3.An. Paragensis 4.An. Kochi; 5.An. Tesalatus; 6.An. Flavirostis; 7.An. Sub Pictus

KET :

61

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Gambar V. 34. Distribusi kasus DBD per bulan Di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2005 s/d 2008

Sumber : Bidang PMK 2009

2. DEMAM BERDARAH DENGUE (P2 DBD) Di Indonesia saat ini dikenal 4 serotipe virus dengue yaitu D-1,D-2, D-3, D-4 . Dari serotipe tersebut yang paling banyak bersirkulasi adalah serotipe D-3.

Kasus DBD di Provinsi Sulawesi Utara bi-asanya meningkat pada bulan Oktober sampai dengan bulan Maret, dimana peningkatan kasus ini sejalan dengan mulai terjadinya musim hujan. Distribusi kasus DBD berdasarkan periode 2005 s/d 2008 dapat dilihat pada Grafik 17 dibawah ini:

Gambar V. 35. Jumlah Kasus DBD Per Kabupaten/Kota dalam 4 tahun terakhir

Sumber : Bidang PMK 2009

j uml a h k a sus DBD pe r Bul a n da r i Ta hun 2 0 0 5 - 2 0 0 8 di P r opi nsi S ul a we si U t a r a

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

2005 2006 2007 2008

P

62

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Gambar V. 36. Zonasi status warna berdasarkan Incidence rate per Kabupaten/Kota dI Sulawesi Utara selama 4 tahun terakhir

Sumber : Bidang PMK 2009

Kasus tertinggi pada tahun 2008 ditemukan di Kota Manado (CFR :1%o) dan urutan ke-2 kembali Kota Bitung menempatinya yang pada tahun 2007 menempati urutan ke 2 sedangkan urutan ke 3 bergeser dari Kabupaten Minahasa Selatan (CFR:0,63%) ke kabupaten Minahasa Utara kasus 170 dengan CFR = 0 %o. Jumah kabupaten/kota terjangkit DBD sampai dengan tahun 2008 meliputi 9 kabupaten/kota.

Sedangkan kabupaten/kota yang dapat dikategori-kan sebagai daerah endemis DBD, meliputi semua kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Utara (9 ka-bupaten/ kota), dimana kasus DBD terdapat di daerah tersebut selama 3 tahun berturut-turut. Grafik dibawah ini menggambarkan perkemba-ngan endemisitas DBD di Kabupaten Kota selama 4 tahun terakhir.

63

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Gambar V. 37. Kasus Kronis Filaria (Kaki Gajah) pada 5 Kab/Kota di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2005 s/d 2007

Sumber : Bidang PMK 2009

Angka Bebas Jentik (ABJ) sebagai tolok ukur upaya pemberantasan vektor melalui PSN-3M menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat dalam mencegah DBD. Oleh karena itu pendeka-tan pemberantasan DBD yang berwawasan kepe-dulian masyarakat merupakan salah satu alternatif pendekatan baru. Upaya untuk memonitoring peningkatan ka-sus DBD setiap saat, perlu dilaksanakan kegiatan surveilans termasuk surveilans vektor yang dilaku-kan melalui kegiatan pemantauan jentik oleh tenaga/kader pemeriksa jentik (Jumantik/Kamantik). Tahun 2007 telah dilatih sebanyak 50 orang Kamantik yang tersebar di Kota Manado dan Kota Bitung.

3. FILARIA Program P2 Filaria kembali bergulir sejak adanya komitmen Internasional bahwa di seluruh Indonesia harus bebas kasus Filaria (kaki gajah) sampai dengan tahun 2020. Pada tahun 2005 di Provinsi Sulawesi Utara dilak-sanakan pemetaan kasus Kaki Gajah dengan menggunakan formulir Rapid Survey Kaki Gajah yang disebarkan ke seluruh puskesmas. Dari 123 formulir yang disebarkan hampir 90% yang mengembalikannya dan ditemukan beberapa ka-sus kronis Kaki Gajah, seperti yang tampak pada Grafik 20 di bawah ini:

01234567

Bitung TomohonMinahasaBolmong Sangihe

2

7

21 1

Kasus …

Pada Grafik ini, menunjukkan bahwa kasus kronis Filaria terbanyak di Kota Tomohon. Dari hasil Rapid Survey Kaki Gajah, maka sejak tahun 2005 di Provinsi Sulawesi Utara dilakukan juga survey darah jari di daerah-daerah yang ditemu-kan kasus Kaki Gajah. Jumlah pengambilan darah jari sebanyak 500 orang dengan usia 13 tahun keatas dan apabila tidak sampai sampel darah maka dipindahkan ke desa tetangga. Dari rapid survey ini akan diadakan survey darah jari yang diikuti dengan pemetaan didaerah daerah yang endemis Kaki Gajah. Rapid Survey kasus Kaki Gajah belum me-menuhi semua wilayah ini disebabkan masih adanya 10% puskesmas yang belum melapor dan kebanyakan berada di daerah-daerah yang sangat terpencil, jauh dari jangkauan transportasi, jauh dari jangkauan pelayanan kesehatan dan daerah tersebut sangat rawan dengan kasus kaki gajah

dimana adanya tempat-tempat perindukan yang sangat potensial untuk perindukan nyamuk teru-tama nyamuk penular Kaki Gajah seperti Anophe-les, Culex dan lain sebagainya. Alasan lainnya adalah masih adanya ketidak-tahuan masyarakat akan akibat penyakit ini di-mana kebiasaan masyarakat bahwa penyakit Kaki Gajah ini akibat kutukan, guna-guna dan atau me-mang akibat kesalahan dari orang tua mereka yang tidak menuruti kemauan dari opo- opo se-hingga yang kena getahnya adalah anak-anak mereka. Sejak adanya laporan hasil Rapid Survey maka Tim dari Provinsi Sulawesi Utara melaksana-kan Survey darah jari Filaria baik di daerah yang ada kasus kronis Kaki Gajah maupun di daerah yang dulunya ada kasus dimana penderitanya su-dah meninggal, yang kemungkinan di daerah tersebut masih ada mikrofilaria.

64

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Gambar V. 38. Mikrofilaria Rate (Mf Rate) pada 4 (empat) Kab/Kota di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2007

Pada tahun 2007 dilaksanakan kegiatan Sur-vey Darah Jari di daerah Kota Bitung dan ditemu-kan 1 kasus kronis, Kabupaten Bolaang Mongon-

dow , Kab. Sangihe dan Kab. Talaud, dengan hasil seperti Grafik berikut.

Berdasarkan standar Nasional bahwa suatu kabupaten/kota dikatakan endemis Filaria bila pada survei darah jari mikrofilaria rate (Mf Rate) ≥ 1%. Dari Grafik B.4.2 diatas terlihat bahwa Mf Rate di Kabupaten Sangihe sebesar 0.3% belum dapat dikatakan sebagai daerah endemis Filaria. Tahun 2007 survei darah jari belum sepenuhnya dilaksanakan, karena terjadi efisiensi dana. Dari hasil survei tahun 2005 dan 2006 di Provinsi Sulawesi Utara dilaporkan jenis vektor Brugria Malayi dan dan Bwuchereria Bancrofti sebagai penyebab kasus filaria kronis yang ada. Di Indonesia hingga saat ini telah teridentifikasi 23 species nyamuk dari Genus Mansonia, Anopheles, Culex, Aedes dan Aermigeras, yang merupakan

vektor penyebab Filariasis. Untuk mengetahui pemberantasan vektor Filariasis perlu diketahui bionemik (tata hidup) vektor, seperti tempat berkembangbiak, perilaku menggigit (mencari da-rah) dan tempat istirahat. Pada umumnya nyamuk beristirahat di tempat-tempat teduh, seperti se-mak-semak, di dalam rumah pada tempat-tempat yang gelap. Pada tahun 2008 upaya penanggulangan vek-tor Filariasis di Provinsi Sulawesi Utara tidak dila-kukan karena tidak adanya dana baik yang dialo-kasikan dari Dana APBN maupun APBD. Hasil Riskesdas memperlihatkan gambaran seperti di tabel di bawah ini.

0

0,05

0,1

0,15

0,2

0,25

0,3

Bitung Bolmong Sangihe Talaud

0 0

0,3

0

Mf Rate(%)

Tabel V. 13. Prevalensi Filariasis, Demam Berdarah Dengue, Malaria dan Pemakaian Obat Program Malaria menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Utara

Sumber : Riskesdas, 2007

65

Sumber : Bidang PMK 2009

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Gambar V. 39. Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) dan Lyssa di Provinsi Sulawesi Utara 2008

Sumber : Bidang PMK 2009

Di Sulawesi Utara dalam sebulan terakhir dijumpai prevalensi malaria 2,1%, dengan sebaran antar kabupaten/kota sangat bervariasi antara 0,2%-11,2%. Rerata prevalensi tingkat Provinsi ini dua kali lebih tinggi daripada angka nasional (1,13%). Terdapat lima kabupaten/kota yang prevalensinya di atas angka rerata Provinsi. Prevalensi penyakit malaria tertinggi di Kabupaten Kepulauan Talaud 11,2% dan terendah di Kota Tomohon, Dalam Riskesdas 2007 juga ditanyakan berapa banyak penderita penyakit malaria klinis dalam sebulan terakhir yang minum obat program untuk malaria. Secara rerata yang meminum obat masih rendah (38%), dengan kisaran 0-73%. Tampak bahwa di kabupaten/kota dengan prevalensi malaria tinggi, persentase orang yang minum obat program bervariasi dari sekitar 20-73%. Di Kabupaten Kepulauan Talaud dengan prevalensi penyaklit malaria tertinggi, justru persentase orang yang minum obat masih rendah (19%), keadaan ini perlu mendapat perhatian karena dapat menimbulkan resistensi obat. Dalam 12 bulan terakhir penyakit DBD dapat diditeksi di seluruh Kabupaten/Kota di Sulawesi Utara dengan rerata prevalensi sebesar 0,4%. Prevalensi tertinggi ditemukan di Kabupaten Minahasa (0,7%), dan terendah di Kota Bitung (0,1%). Sebaran prevalensi penyakit DBD, semakin jelas bahwa penyakit DBD tidak hanya menyerang daerah perkotaan saja, tetapi sudah menyebar sampai daerah perdesaan. Kejadian penyakit DBD sangat dipengaruhi oleh musim. Kejadian DBD umumnya meningkat pada awal musim penghujan. Penyakit DBD dapat bersifat fatal bila tidak segera ditangani dengan benar. Program promosi kesehatan yang selama ini dilakukan dengan menekankan pentingnya upaya

masyarakat melakukan 3M masih perlu dit ingkatkan secara intensif sehingga memungkinkan kewaspadaan dan deteksi dini terhadap penyakit ini menjadi lebih baik Prevalensi Filariasis secara rerata di Sulawesi Utara cukup rendah sekitar satu permil (hampir sama dengan rerata nasional). Kabupaten Kepulauan Talaud dan Kepulauan Sangihe Talaud merupakan dua kabupaten dengan prevalensi masing-masing empat dan dua kali angka Provinsi masing-masing dua dan 4 permil. 4.RABIES (P2 RABIES) Rabies (sinonim: Lyssa, hidrophobia, rege, toilwer) adalah penyakit infeksi akut susunan saraf pusat yang dapat menyerang semua binatang berdarah panas dan manusia. Penyakit tersebut ditandai dengan disfungsi susunan saraf pusat dan hampir selalu berakhir dengan kematian. Pada tahun 2008 di Provinsi Sulawesi Utara kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) ter-banyak dilaporkan dari Kabupaten Minahasa (574 kasus) dan yang terkecil dari Kota Kotamobagu (1 kasus). Kasus Rabies pada manusia (Lyssa) di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008 sebanyak 14 kasus, yang paling banyak melaporkan yaitu Kabu-paten Minahasa (4 kasus). Masih tingginya kasus kematian di Provinsi Sulawesi Utara disebabkan karena kurangnya sosialisasi penyakit rabies di masyarakat dan juga keenganan masyarakat un-tuk melaporkan adanya kasus gigitan ke Unit Pe-layanan Masyarakat. Distribusi kasus gigitan yang menyebabkan kema-tian paling tinggi di Kabupaten Minahasa, diikuti oleh Kabupaten Bolmong, seperti yang terlihat pada Grafik 24 dibawah ini:

0

100

200

300

400

500

600

700

Kota M

anado

Kota Bitu

ng

Kota Tomoho

n

Kab M

inaha

sa

Kab Bolm

ong

Kab San

gihe

Kab Tala

ud

Kab.M

insel

Kab. M

inut

Kab. M

itra

Kab. S

itaro

Kota Kota

mobag

u

Kab. B

olmut

Kab/Kota

Jlh

Gigi

tan

0

0.5

1

1.5

2

2.5

3

3.5

4

4.5

Lyss

a

G

L

66

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Gambar V. 40. Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) per Bulan di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Distribusi kasus gigitan yang menyebabkan kematian paling tinggi di Kabupaten Minahasa,

diikuti oleh Kota Manado, seperti yang terlihat pada Grafik dibawah ini:

Dari Grafik 25 diatas terlihat bahwa tidak ada pola yang baku pada saat ini untuk mem-prediksikan kapan (bulan) dimana kasus gigitan tinggi. Pada tahun 2007 kasus mulai meningkat pada bulan Januari hingga Maret yang kemungki-nan pada saat itu musim pancaroba dari musim hujan ke musim kemarau dimana biasanya pada

musim tersebut musim kawin dari hewan penular Rabies. Berdasarkan laporan yang diterima dari kabu-paten/kota selang tahun 2005 s/d 2008, jumlah hewan tersangka rabies yang diperiksa dan yang positif disajikan pada Grafik dibawah ini:

176

200

152 156 150163

183

204

184

167

131 125

0

50

100

150

200

250

Bulan

Jlh G

igitan

Series1

Series1 176 200 152 156 150 163 183 204 184 167 131 125

Jan Febr Maret April Mei Juni Juli Agust

Sept Okt Nov Des

Gambar V. 41. Jumlah Spesimen Hewan Diperiksa dan yang Positif di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2005 s/d 2008

Sumber : Bidang PMK 2009

521

394326

256

372298

13484

0

100

200300

400500

600

Deperiksa

Tahun2005

Tahun2006

Tahun2007

Tahun2008

Tahun

Diperiksa

Positif

67

Sumber : Bidang PMK 2009

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Tabel V. 14. Persentase Anak Umur 12-59 Bulan yang Mendapatkan Imunisasi Dasar menurut Kabupaten/Kota di Sulawesi Utara

Dari Grafik 26 diatas hewan tersangka Rabies yang diperiksa tahun 2005 ke tahun 2007 men-galami penurunan. Sedangkan keadaaan yang ada di masyarakat menunjukkan masih banyaknya gigitan hewan tersangka rabies khususnya anjing. Pada tahun 2007 di Provinsi Sulawesi Utara dila-porkan jumlah gigitan sebanyak 1798 dan jumlah yang divaksinasi 561 kasus. Hal tersebut dapat disebabkan karena tidak adanya laporan dari masyarakat karena masih minimnya pengetahuan masyarakat terhadap bahaya Rabies, kemungki-nan HPRs sudah dibunuh dan HPRs tidak ditemu-kan. Faktor lain yang meyebabkan masih tingginya kasus GHPR di Provinsi Sulawesi Utara pada tahun

2007 adalah ketersediaan VAR untuk HPRs tidak sebanding dengan jumlah HPRs khususnya anjing, masih adanya HPRs (anjing) yang berkeliaran se-cara liar. Pada tahun 2007 ketersediaan VAR untuk HPRs adalah ± 60.000 dosis, sedangkan jumlah HPRs yang ada (anjing) yaitu sekitar 200.000 ekor anjing (Dinas Peternakan Prop. Sulut, 2007). Demikian halnya dengan ketersedian VAR untuk manusia masih minim yaitu hanya ± 100 dosis per tahun. 3. Status Imunisasi Cakupan imunisasi pada anak umur 12 – 23 bulan sesuai hasil riskesdas 2007 dapat dilihat pada tabel bawah ini.

Dilihat dari tabel di atas dari lima jenis imunisasi, imunisasi dengan cakupan teren-dah di Sulawesi Utara ialah imunisasi Hepatitis (71,5%), sedangkan cakupan tertinggi ialah imu-nisasi BCG (94,8%). Secara umum, di Sulawesi Utara cakupan imunisasi anak sudah mencapai di atas 80%, kecuali imunisasi HB3. Cakupan imu-nisasi BCG di perkotaan Bitung dan Minahasa su-dah mencapai 100%, dan tujuh kabupaten/kota lainnya masih di bawah 100% tetapi sudah di atas 90%. Empat kabupaten/kota sudah mencapai 90% cakupan imunisasi Polio 3, sementara lima kabu-paten/kota lainnya masih di bawah 60%. Cakupan

DPT 3, baru lima kabupaten/kota yang mencapai hampir 90%, empat kabupaten/kota masih di bawah 80%. Hanya tiga kabupaten/kota yang mencapai caku-pan imunisasi HB3 ≥80%, dan enam kabupaten/kota lainnya cakupannya masih di bawah 80%. Tujuh kabupaten/kota sudah mencapai cakupan imunisasi Campak ≥90%, dua kabupaten lainnya yakni Tomohon dan Bolaang Mongondow masih di bawah 90%.

68

Sumber : Bidang PMK 2009

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Tabel V. 15 . Persentase Anak Umur 12-59 Bulan yang Mendapatkan Imunisasi Lengkap menurut Kabupaten/Kota di Sulawesi Utara

Cakupan per antigen tidak serta merta meng-gambarkan perlindungan secara meyeluruh terha-dap penyakit, karena itu dalam table 8 diatas gam-baran sebenarnya terlihat bahwa hanya 48 % rata-rata se provinsi Sulawesi Utara yang di Imunisasi lengkap, dalam hal ini banyak Balita yang drop out. Cakupan imunisasi lengkap anak balita umur 12 – 59 bulan tertinggi (74.6%) di Kabupaten Mi-nahasa Utara dan terendah (28%) di Kabupaten Kepulauan Sangihe Talaud. 4. PENYAKIT TIDAK MENULAR Karena distribusi dan pelaporan surveilans penyakit tidak menular belum merata di seluruh fasilitas kesehatan, sehingga tidak akan dapat menggambarkan secara tepat beban epidemiolo-gisnya , maka penyusun menggunakan sepe-nuhnya data Riskesdas 2007 untuk menggambar-kan situasi pengendalian penyakit tidak menular termasuk faktor resikonya . a. Penyakit Tidak Menular Utama, Penyakit

Sendi, dan Penyakit Keturunan Data penyakit tidak menular (PTM) yang disajikan meliputi penyakit sendi, asma, stroke, jantung, DM, hipertensi, tumor/kanker, gangguan jiwa berat, buta warna, glaukoma, bibir sumbing, dermatitis, rinitis, talasemiaa, dan hemofiliaa dianalisis berdasarkan jawaban responden “ p e r n a h d i d i a g n o s i s o l e h t e n a g a kesehatan” (notasi D pada tabel) atau

“mempunyai gejala klinis PTM”. Prevalensi PTM adalah gabungan kasus PTM yang pernah didiagnosis tenaga kesehatan dan kasus yang mempunyai riwayat gejala PTM (dinotasikan sebagai DG pada tabel). Cakupan atau jangkauan pelayanan tenaga kesehatan terhadap kasus PTM di masyarakat dihitung dari persentase setiap kasus PTM yang telah didiagnosis oleh tenaga kesehatan dibagi dengan persentase masing-masing kasus PTM yang ditemukan, baik berdasarkan diagnosis maupun gejala (D dibagi DG). Penyakit sendi, hipertensi dan stroke ditan-yakan kepada responden umur 15 tahun ke atas, sedangkan PTM lainnya ditanyakan kepada semua responden. Riwayat penyakit sendi, hipertensi, stroke dan asma ditanyakan dalam kurun waktu 12 bulan terakhir, dan untuk jenis PTM lainnya kurun waktu riwayat PTM adalah selama hidup-nya. Untuk kasus penyakit jantung, riwayat per-nah mengalami gejala penyakit jantung dinilai dari 5 pertanyaan dan disimpulkan menjadi 4 ge-jala yang mengarah ke penyakit jantung, yaitu penyakit jantung kongenital, angina, aritmia, dan dekompensasi kordis. Responden dikatakan memiliki gejala jantung jika pernah mengalami salah satu dari 4 gejala termaksud. Data hipertensi didapat dengan metode wawancara dan pengukuran. Hipertensi berdasar-kan hasil pengukuran/pemeriksaan tekanan da-rah/tensi, ditetapkan menggunakan alat pengukur tensimeter digital.

69

Sumber : Bidang PMK 2009

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Tabel V. 16. Prevalensi Penyakit Persendian, Hipertensi, dan Stroke menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Utara

Hampir semua kasus PTM dalam Riskesdas 2007, ditetapkan berdasarkan jawaban responden “pernah didiagnosis oleh tenaga kesehatan” atau “mengalami gejala PTM”. Pengukuran atau pemeriksaan fisik hanya dilakukan untuk penetapan kasus hipertensi yaitu melalui pengukuran tekanan darah. Kriteria Hipertensi yang digunakan pada penetapan kasus merujuk pada kriteria diagnosis JNC VII 2003, yaitu hasil pengukuran tekanan darah sistolik >= 140 mmHg atau tekanan darah diastolik >= 90 mmHg. Di Sulawesi Utara, satu dari empat penduduk umur >15 tahun menderita penyakit sendi yang

didasarkan pada diagnosis tenaga kesehatan dan gejala. Penyakit sendi yang didasarkan pada diagnosis dan gejala terdapat di seluruh Kabupaten/Kota dengan prevalensi bervariasi antara 16,% - 34,1% Penyakit sendi tertinggi di Kabupaten Minahasa Selatan 34,1% atau sekitar satu di antara tiga, dan terendah di Kota Manado (16,6%) atau satu di antara enam penduduk umur >15 tahun. Sementara jika didasarkan pada diagnosis saja maka penyakit sendi ditemukan pada sekitar satu diantara sepuluh penduduk umur > 15 tahun (11,4%).

Tensimeter digital divalidasi dengan meng-gunakan standar baku pengukuran tekanan darah (sfigmomanometer air raksa manual). Pengukuran tensi dilakukan pada responden umur 15 tahun ke atas. Setiap responden diukur tensinya minimal 2 kali, jika hasil pengukuran ke dua berbeda lebih dari 10 mmHg dibanding pengukuran pertama, maka dilakukan pengukuran ke tiga. Dua data pen-gukuran dengan selisih terkecil dihitung reratanya sebagai hasil ukur tensi. Kriteria hipertensi yang digunakan pada penetapan kasus merujuk pada kriteria diagnosis JNC VII 2003, yaitu hasil pengu-kuran tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg. Kriteria JNC VII 2003 hanya berlaku untuk usia 18 tahun keatas, maka prevalensi hipertensi berdasarkan pengukuran tensi dihitung hanya

pada penduduk umur 18 tahun ke atas. Mengingat pengukuran tekanan darah dilakukan pada pen-duduk 15 tahun ke atas maka temuan kasus hiper-tensi pada usia 15-17 tahun sesuai kriteria JNC VII 2003 akan dilaporkan secara garis besar sebagai tambahan informasi. Selain pengukuran tekanan darah, responden juga diwawancarai tentang ri-wayat didiagnosis oleh tenaga kesehatan atau ri-wayat meminum obat anti-hipertensi. Dalam pe-nulisan tabel, kasus hipertensi berdasarkan hasil pengukuran diberi inisial U, kasus hipertensi ber-dasarkan diagnosis nakes diberi inisial D, dan ga-bungan kasus hipertensi berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dengan kasus hipertensi ber-dasarkan riwayat minum obat hipertensi diberi istilah diagnosis/minum obat dengan inisial DO.

70

Sumber : Riskesdas, 2007

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Tabel V. 17. Prevalensi Penyakit Persendian, Hipertensi, dan Stroke menurut Karakteristik Responden Di Provinsi Sulawesi Utara

Prevalensi tertinggi ditemukan di Kabupaten Bolaang Mongondow yakni hampir satu di antara empat penduduk umur > 15 tahun dan terendah di Kota Tomohon, empat di antara seratus penduduk > 15 tahun (4%) Berdasarkan pengukuran tekanan darah, secara rerata di Sulawesi Utara, penyakit hipertensi diderita oleh hampir satu di antara tiga penduduk umur >18 tahun (31,2%). Penyakit hipertensi

tertinggi di Kabupaten Kota Tomohon yakni empat di antara sepuluh penduduk (41,6%) dan terendah di Kota Bitung sekitar satu di antara lima penduduk (22,5%). Stroke di Sulawesi Utara diderita oleh satu di antara 100 penduduk dewasa (1,0%). Stroke tertinggi ditemukan di Kabupaten Kepulauan Talaud dan Kota Bitung, masing-masing 1,4%, dan terendah di Kota Tomohon (0,4%).

71

Sumber : Riskesdas, 2007

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Tabel V. 18. Prevalensi Penyakit Asma*, Jantung*, Diabetes* Dan Tumor**Menurut Kabupaten/Kota Di Provinsi Sulawesi Utara

Penyakit sendi, stroke, hipertensi meningkat dengan bertambahnya umur dan tertinggi pada umur > 65 tahun. Prevalesni hipertensi dan stroke cenderung lebih tinggi meski sedikit pada perempuan dibandingkan laki-laki, sementara prevalensi penyakit sendi tidak berbeda. Semakin tinggi tingkat pendidikan, prevalensi penyakit sendi, hipertensi, dan stroke semakin rendah. Penyakit sendi, hipertensi dan stroke ditemukan pada penduduk dengan semua jenis pekerjaan.

Tidak terlihat pola hubungan antara prevalesni ke tiga penyakit PTM tersebut dengan jenis pekerjaan. Penyakit sendi cenderung lebih banyak pada penduduk perdesaan, sebaliknya hipertensi dan stroke cenderung lebih tinggi di perkotaan. Semakin tinggi tingkat pengeluaran rumahtangga per kapita per bulan, prevalensi penyakit sendi, stroke dan hipertensi juga cenderung semakin tinggi.

Prevalensi asma yang didasarkan pada diagnosis secara rerata di Provinsi Sulawesi Utara sekitar satu di antara sepuluh reponden (1,2%), dan prevalensi berdasarkan diagnosis dan gejala dua kali dari angka berdasarkan diagnosis (2,7%). Angka-angka tersebut lebih rendah dari angka tingkat nasional. Prevalensi terendah asma berdasarkan diagnosis ditemukan di Kota Tomohon (0,2%) dan tertinggi di Kabupaten Kepulauan Sangihe Talaud (1,6%). Sementara prevalensi asma yang didasarkan pada diagnosis dan gejala, angka terendah didapatkan di Kota Bitung dan tertinggi di Kabupaten Kepulauan Talaud. Prevalensi penyakit jantung berdasarkan diagnosis hampir sama dengan prevalensi asma yakni 1,3%, terendah 0,7% di Kabupaten Bolaang Mongondow dan Minahasa Utara, tertinggi di Kabupaten Kepulauan Sangihe Talaud. Sementara itu prevalensi penyakit jantung yang didasarkan

pada data diagnosis dan gejala jauh lebih tinggi. Pada tingkat Provinsi, secara rerata didapatkan prevalensi 8,2%, tertinggi 15,2% di Kabupaten Kepaulauan Talaud dan terendah di Kabupaten Bolaang Mongondow (5,2%). Angka-angka prevalensi tersebut lebih tinggi dari angka tingkat nasional. Prevalensi diabetes, baik berdasarkan diagnosis maupun diagnosis dan gejala, secara rerata di tingkat Provinsi Sulawesi Utara didapatkan angka lebih tinggi daripada angka nasional. Penyakit ini tersebar di seluruh Kabupaten dan Kota di Sulawesi Utara, dengan prevalensi tertinggi di Kota Manado dan terendah di Kabupaten Bolaang Mongondow. Secara rerata, prevalensi Tumor di Provinsi Sulawesi Utara lebih tinggi daripada angka nasional. Prevalensi Tumor tertinggi di Kota Tomohon (0,9%), dan terendah di Kabupaten Bolaang Mongondow (0,1%).

72

Sumber : Riskesdas, 2007

Karakteristik responden

Asma Jantung Diabetes Tumor

D D/G D D/G D D/G D

Kelompok Umur (tahun) <1 0,0 0,0 0,0 1,6 0,0 0,0 0,0

1-4 0,2 0,3 0,1 0,7 0,1 0,1 0,1

5-14 0,8 1,7 0,2 1,8 0,0 0,3 0,0

15-24 0,8 1,4 0,5 4,9 0,1 0,3 0,2

25-34 0,4 1,3 0,5 6,8 0,2 0,4 0,3

35-44 0,8 2,3 2,0 11,4 1,1 1,7 0,8

45-54 2,2 4,6 2,1 13,9 2,3 3,9 1,0

55-64 2,3 5,5 3,1 15,8 2,0 3,1 2,0

65-74 4,0 8,5 4,6 21,6 6,1 7,9 1,7

75+ 4,4 8,2 2,4 15,2 2,4 4,1 0,7

Jenis kelamin Laki-laki 1,2 2,7 1,1 7,1 0,7 1,4 0,3

Perempuan 1,2 2,7 1,5 9,4 1,3 1,9 0,9

Pendidikan Tidak sekolah 2,5 5,0 1,3 11,8 0,0 0,7 0,6

Tidak tamat SD 2,4 4,9 1,4 12,2 1,0 1,8 0,8

Tamat SD 1,2 3,2 1,3 10,1 1,0 1,9 0,4

Tamat SLTP 0,8 2,4 1,5 8,8 1,2 1,7 0,7

Tamat SLTA 1,4 2,2 1,5 8,6 1,2 2,0 0,7

Tamat PT 0,8 1,4 2,6 8,1 2,3 2,9 2,0

Pekerjaan Tidak kerja 2,2 1,7 1,7 11,0 1,6 2,9 0,9

Sekolah 0,7 0,1 0,1 2,8 0,1 0,4 0,1

Ibu RT 1,4 2,0 2,0 13,6 1,8 2,5 1,4

Pegawai 0,6 2,1 2,1 8,3 1,6 2,0 0,8

Wiraswasta 0,8 2,0 2,0 10,2 1,0 2,8 0,2

Petani/nelayan/ 1,9 1,2 1,2 10,5 0,6 1,0 0,3

Buruh Lainnya 1,6 2,5 2,5 10,3 3,7 4,6 1,1

Tipe daerah Perkotaan 1,2 2,3 1,3 7,7 1,2 2,3 0,7

Perdesaan 1,2 3,0 1,3 8,8 0,9 1,2 0,5

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Tabel V. 19. Prevalensi Penyakit Asma*, Jantung*, Diabetes* dan Tumor** Berdasarkan Diagnosis Tenaga Kesehatan Atau Gejala menurut Karakteristik Responden di Provinsi Sulawesi Utara

Prevalensi penyakit asma, jantung, dan diabetes meningkat tajam dengan bertambahnya umur, sejak umur >45 tahun, sementara untuk penyakit tumor meningkat tajam sejak umur 35, dan menurun pada umur > 75 tahun. Penurunan prevalensi tumor pada usia >74 tahun kemungkinan karena kasus-kasusnya sudah banyak yang meninggal dunia. Prevalensi penyakit asma pada laki-laki dan perempuan sama, sedangkan pada penyakit

jantung, diabetes, dan tumor pada perempuan lebih tinggi. Semakin tinggi tingkat pendidikan, prevalensi penyakit asma menurun. Penyakit jantung yang didasarkan pada diagnosis meningkat hampir dua kali pada kelompok berpendidikan perguruan tinggi, sebaliknya jika didasarkan pada diagnosis dan gejala, prevalensinya semakin menurun seiring dengan meningkatnya tingkat pendidikan.

73`

Sumber : Riskesdas, 2007

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Jumlah rumah yang ada di Provinsi Sulawesi Utara kurang lebih sebanyak 544.129 kegiatan pemantauan yang dilaksanakan dari tahun 2007 yaitu jumlah rumah yang dapat diperiksa sejumlah 335.541 dan yang memenuhi syarat

sebanyak 234.363 rumah atau sebesar 69,85 % , dan pada tahun 2008 jumlah rumah yang dapat diperiksa sebanyak 323.230 rumah, yang memenuhi syarat sebanyak 227.339 rumah atau sebesar 70,33 %.

G. PENYEHATAN LINGKUNGAN 1. Program Sanitasi Perumahan dan Lingkungan a. Sosialisasi Pendekatan Kabupaten/Kota Sehat. Sampai tahun 2008 penyebaran informasi tentang Kabupaten/Kota Sehat telah dilaksanakan di 13 Kabupaten/Kota. Berkenaan dengan pelak-sanaan sosialisasi, dalam rangka pembentukan forum kota sehat melibatkan seluruh lintas sek-tor / program terkait disetiap kabupaten/kota. Dari 13 Kabupaten/Kota, 7 kabupaten/kota telah melaksanakan program pembentukan kabu-paten / kota sehat yaitu Kota Manado, Kota Bi-tung, Kota Tomohon, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kabupaten Kepulauan Talaud. Kabupaten/Kota tersebut telah memiliki Forum Kabupaten/Kota Sehat ataupun dengan nama lainnya yang sesuai dengan daerah masing-masing, sedangkan kabupaten / kota lainnya ma-sih dalam proses pembentukan Tim Pembina Ka-bupaten / Kota Sehat. Untuk menentukan tatanan yang akan dipilih, masing-masing daerah menyesuaikan dengan kesiapan dan kemampuan sumber daya yang dimiliki.

Pada tahun 2007 Prop. Sulawesi Utara telah mengajukan 3 (tiga ) Kab/Kota yaitu Kabupaten Kepulauan Sangihe, Kota Bitung dan Kota Manado untuk dinilai di tingkat Nasional dalam penilaian Kota Sehat, dan hasil yang dicapai yaitu Prop. Sulawesi Utara mendapatkan penghargaan Kota Sehat untuk Kota Manado dan Kota Bitung dengan Swasti Saba kategori Padapa. Sedangkan tahun 2009, hanya 4 Kaupaten/Kota yang layak diusulkan untuk penilaian tingkat nasional yaitu, Kota Bitung, Kota Manado, Kabupaten Minahasa Utara dan Kabupaten Kepulauan Sangihe. b. Penyehatan Perumahan dan Lingkungan Kondisi perumahan yang ada di Provinsi Sulut sangat bervariasi karena hal ini dipengaruhi oleh kemampuan masyarakat dalam membangun rumahnya, dan data yang ada belum merupakan hasil secara keseluruhan dari jumlah rumah yang ada di seluruh daerah tetapi hanya menggambarkan dari jumlah rumah yang dapat dipantau oleh petugas di Puskesmas, namun demikian dari hasil pemantauan petugas, kualitas perumahan yang memenuhi syarat cenderung meningkat dari tahun ke tahun.

Gambar V. 42. Trend % Rumah Yang Memenuhi Syarat Kesehatan di Sulawesi Utara dalam persen Tahun 2006 s/d 2008

74

Sumber : Bidang PMK 2009

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Hasil kegiatan yang dilaksanakan pada ta-hun 2007 yaitu, pemantauan sebanyak 268.349 unit jamban. Dari sejumlah jamban yang dapat diperiksa tersebut hasilnya menunjukkan bahwa jumlah masyarakat yang memanfaatkan / meng-gunakan jamban sebanyak 170.508 atau sebesar 63,69 %, sedangkan untuk tahun 2008 menunjuk-kan adanya penurunan jumlah jamban yang di-pantau yaitu sebanyak 266.104 jamban yang da-pat diperiksa, dan dari jumlah tersebut terjadi peningkatan sebesar 78.480 unit jamban yang digunakan masyarakat atau sebesar 70,50 %. Dari jumlah jamban yang dapat diperiksa tersebut, hanya menunjukkan kuantitas /jumlah dan belum menggambarkan segi kualitasnya. Dengan kondisi yang demikian memungkinkan timbulnya kasus penyakit yang berhubungan dengan masalah pembuangan kotoran manusia yang tidak memenuhi syarat kesehatan.

Disamping masalah penyakit yang mungkin dapat timbul tersebut diatas, yang menyebabkan terjadinya penurunan pemanfaatan jumlah jamban keluarga yang ada mungkin disebabkan karena sering terjadinya bencana alam sehingga jamban tersebut tidak / belum dimanfaatkan lagi. d. Sarana Pembuangan Air Limbah. Penyehatan Sarana Pembuangan Air Limbah yang ada dipermukiman masyarakat pada umumnya dengan sistem terbuka dan masih banyak yang di wilayah desa / kelurahan dengan sistem peresapan secara individu karena belum tersedianya riol yang disediakan oleh pemerintah. Sehingga yang menggunakan sistem riolering biasanya didaerah pusat perkotaan dan di pusat ibukota kecamatan.

Dari data tersebut diatas dapat dilihat peningkatan rumah yang memenuhi persyaratan yaitu dari 69,85% menjadi 70,33 %. Hasil yang dicapai untuk penyehatan perumahan tersebut telah mencapai target yang ditetapkan pada tahun 2008 yaitu sebesar 69 %.

C. Penyehatan tempat pembuangan kotoran manusia. Dalam pelaksanaan pemantauan dan pengawasan pemanfaatan jamban keluarga, petugas melaksanakan kegiatan tersebut bersamaan pada saat melakukan pemantauan penyehatan perumahan.

Gambar V. 43. Trend % jamban Yang Memenuhi Syarat (MS) Kesehatan di Sulawesi Utara Tahun 2006 s/d 2008

Sumber : Bidang PMK, 2009

75

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Dari hasil pemantauan di lapangan menunjuk-kan bahwa dari jumlah yang dapat diperiksa pada tahun 2007 sebanyak 244.283, yang memenuhi persyaratan hanya sebesar 112.627 atau 46,12 %, untuk tahun 2008 yang dapat diperiksa sebanyak 227.527 dan yang memenuhi persyaratan sejum-lah 112.516 atau sebesar 49,44 %, Dari data tersebut diatas dapat dilihat adanya peningkatan jumlah SPAL yang diperiksa,

meskipun jumlahnya yang memenuhi persyaratan tetap namun dengan kondisi yang demikian, fak-tor ini dapat mempengaruhi kualitas lingkungan yang ada secara keseluruhan dan kondisi lingkun-gan yang demikian ini dapat digunakan vektor se-bagai media penularan penyakit. Capaian kegiatan dapat dilihat seperti dibawah ini .

Gambar V. 44. Tren % SPAL Yang Memenuhi Syarat Kesehatan di Sulawesi Utara dalam persen Tahun 2006 s/d 2008

e.Program TP3 Pestisida Pengawasan Tempat Pengelolaan Pestisida. Dari hasil pemantauan terhadap Tempat Penyimpanan, Pengolahan dan Penjualan Pestisida di Provinsi Sulawesi Utara, hasilnya menunjukkan peningkatan kualitas dalam

penanganan pestisida yaitu pada tahun 2007 dari 103 yang diperiksan Tempat Pengelolaan Pestisida yang memenuhi syarat sebanyak 92 atau sebesar 89,32 %, dan pada tahun 2008 dari 103 TP Pestisida yang diperiksa, yang memenuhi syarat 92 atau sebesar 89,32 %.

Sumber : Bidang PMK, 2009

Sumber : Bidang PMK, 2009

76

Gambar V. 45. Tren % TP PESTISIDA Yang Memenuhi Syarat Kesehatan di Sulawesi Utara dalam persen Tahun 2006 s/d 2008

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

F. Program Hygiene Sanitasi Tempat Tempat Umum. Kondisi tempat-tempat umum di Provinsi Sulawesi Utara selama periode 2007 - 2008 adalah sebagai berikut, pada tahun 2007 kegiatan yang dilaksanakan yaitu dengan pengawasan pada 2.777 TTU yang diperiksa dan yang memenuhi syarat sebanyak 2.183 atau sebesar 78,6 % , sedangkan pada tahun 2008 dari 2.777 TTU yang

diperiksa yang memenuhi syarat 2.183 atau sebesar 78,61 %, hasil tersebut tidak dapat dibandingkan karena jumlah yang diperiksa sangat berbeda, karena ini dipengaruhi oleh kemampuan dan ketersediaan sarana yang ada, namun dari hasil tersebut masing-masing telah menunjukkan hasil yang cukup yaitu diatas 70 % yang memenuhi syarat.

g. Pengawasan TPM. P e n g a w a s a n / p e m e r i k s a a n T e m p a t Pengolahan Makanan dan Minuman di Provinsi Sulawesi Utara juga belum menunjukkan hasil yang memuaskan.Jumlah TPM yang dapat diperiksa pada tahun 2007 sebanyak 2.264 dan yang memenuhi syarat sebanyak 1.670 atau

sebesar 73,8 %, dan pada tahun 2008 dari 1.823 TPM yang diperiksa, yang memenuhi syarat sebanyak 1.403 atau sebesar 77%. Dari hasil tersebut menunjukkan adanya penurunan TPM yang diperiksa, tetapi jumlah TPM yang memenuhi syarat mengalami peningkatan.

Gambar V. 47. Tren % TPM yang memenuhi syarat Kesehatan di Sulawesi Utara Tahun 2006 s/d 2008

Sumber :

Gambar V. 46. Tren % TTU Yang Memenuhi Syarat Kesehatan di Sulawesi Utara Tahun 2006 s/d 2008

77

Sumber : Bidang PMK 2009

Sumber : Bidang PMK 2009

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

h. Program Pengawasan Kualitas Air. Program Pengawasan kualitas air bertujuan untuk memantau akses masyarakat terhadap air bersih dari segi kuantitas terlebih memperhatikan dan memantau kondisi kualitasnya . Dalam rangka pelaksanaan program pengawasan kualitas air di 13 Kabupaten/Kota, untuk kegiatan penyediaan air bersih pedesaan dan perkotaan penekanannya lebih besar diberikan kepada peran serta masyarakat dalam pencarian sumber air, perencanaan pembangunan sarana serta pemanfaatan dan pemeliharaannya. Ada beberapa sarana yang menjadi obyek dalam pelaksanaan tugas pengawasan kualitas air adalah sebagai berikut : Ledeng (PDAM), Depot Air Minum (Air Isi Ulang), PMA, PAH, PP Non PDAM, SGL, SPT, Sumur Bor, Kolam Renang, Pemandian Umum, Sungai, Danau dan lain – lain. Untuk penyediaan air bersih pedesaan perhatian lebih besar diberikan kepada peran

serta masyarakat dalam penyiapan sumber air bersih. Cakupan air bersih sampai dengan tahun 2006 di pedesaan sebesar 58,79 % , tahun 2007 terjadi peningkatan yaitu 60, 33% sedangkan untuk untuk daerah perkotaan tahun 2007 adalah 61,32 % pedesaan 57 %. Sedangkan tahun 2008 perkotaan 60,37 % dan pedesaan 57 %. Penurunan cakupan disebabkan adanya bencana banjir yang mengakibatkan rusaknya sarana air bersih di daerah bencana. Dalam tugas pengawasan air bersih dilapangan lebih khusus pengambilan sampel air , maka dari 258 sampel air bersih yang diambil yang berasal dari sarana air bersih yang diperiksa pada tahun 2006 , ternyata hanya 193 (74,81 %) yang memenuhi syarat bakteriologis. Sedangkan pengawasan terhadap depot air minum tahun 2006 sampel yang diambil dan diperiksa sebanyak 126 sampel yang memenuhi syarat bakteriologis sebanyak 122 sampel (96,82 %).

78

Gambaran mengenai situasi sumber daya kesahatan dikelompokkan menjadi sarana kese-hatan, tenaga kesahatan dan pembiayaan kese-hatan. A. SARANA KESEHATAN

Sarana kesehatan meliputi puskesmas, rumah sakit (rumah sakit umum dan rumah sakit khusus), sarana Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) dan Pedagang Besar farmasi/Apotik/Toko Obat.

1. Puskesmas Puskesmas merupakan unit pelaksanan

teknis dari Dinas Kesehatan Kabupaten/kota yang berada di wilayah kecamatan yang melaksanakan

tugas-tugas operasional pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan di tiap kecamatan

memiliki peran yang sangat penting dalam me-melihara kesehatan masyarakat.

Pada tahun 2008 jumlah puskesmas di selu-ruh Sulawesi Utara sebanyak 149 unit. Jika di-bandingkan dengan tahun 2007 terdapat pening-katan dari jumlah 147 unit. Distribusi puskesmas menurut kabupaten/kota Distribusi puskesmas menurut kabupaten/kota se Provinsi Sulawesi Utara tahun 2007 dapat dilihat pada gambar berikut.

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

BAB VI SUMBERDAYA KESEHATAN

Dari gambaran di atas terlihat bahwa jumlah Puskesmas Non Rawat Inap lebih banyak dari Puskesmas Rawat Inap. Kota Kotamobagu adalah daerah yang tidak mempunyai Puskesmas Rawat inap, sebaliknya pada tahun 2008 Kota Tomohon hanya mempunyai Puskesmas dengan fasilitas Rawat Inap.

Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk, maka pada tahun 2008 rasio Puskesmas - pen-duduk adalah satu puskesmas melayani 14.720 penduduk, atau 6,75 Puskesmas per 100.000 penduduk.

Gambar VI. 1. Distribusi Puskesmas menurut jenis pelayanan

79

Dari tabel di atas, maka dapat dikatakan bahwa rasio puskesmas pada tahun 2008 me-menuhi konsep wilayah kerja Puskesmas, yaitu rata-rata satu unit puskesmas melayani 30.000 penduduk.

Perkembangan Puskesmas di Sulawesi Utara da-pat terlihat dalam tiga tahun berturut-turut, di-mana meskipun kecil, namun terjadi peningkatan dari tahun 2006, 2007 dan 2008 sebagaimana diperlihatkan pada gambar dibawah

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Kab / Kota Jml Pen-duduk

Jml Pusk Ratio Pusk/

pddk 1 Kab. Bolaang Mongondow 301.163 20 1:15.058

2 Kab. Bol. Mongondow Utara 79.808 6 1:13.301

3 Kab. Kepulauan Sangihe 131.391 15 1:8.759

4 Kab. Kepulauan Talaud 75.511 19 1:3.974

5 Kab. Kepulauan SITARO 62.173 10 1:6.217

6 Kab. Minahasa 299.013 18 1:16.612

7 Kab. Minahasa Selatan 183.782 15 1:12.252

8 Kab. Minahasa Utara 174.364 10 1:17.436

9 Kab. Minahasa tenggara 95.923 7 1:13.703

10 Kota Tomohon 83.486 5 1:16.697

11 Kota Manado 428.223 13 1:32.940

12 Kota Bitung 175.690 6 1:29.282

13 Kota Kotamobagu 117.485 5 1:23.497

Provinsi Sulawesi Utara 2.208.012 149 1:14.818

Tabel VI.1. Rasio Puskesmas – penduduk Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008

Gambar VI. 2. Perkembangan Puskesmas se Sulawesi Utara tahun 2006-2008

80

2. Rumah Sakit Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana rumah sakit antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawa-tan yang biasanya diukur dengan menghitung jumlah rumah sakit dan tempat tidurnya serta ra-sionya terhadap jumlah penduduk. Pada tahun 2008, jumlah rumah sakit se Su-lawesi Utara sebanyak 31 unit dimana 15 unit dikelola oleh Pemerintah yang terdiri atas rumah

sakit milik Departemen Kesehatan, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, TNI/POLRI dan 16 unit dikelola oleh swasta. Dari 13 kabupaten/kota di Sulawesi Utara, empat kabupaten tidak memiliki rumah sakit, yaitu Kabupaten Bolaang Mongon-dow, SITARO, Minahasa Tenggara dan Bolaang Mongondow Utara. Distribusi rumah sakit se Sulawesi Utara seperti pada gambar berikut.

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Perkembangan jumlah rumah sakit di Sulawesi Utara tahun 2006, 2007 dan 2008 dapat terlihat

sebagaimana pada gambar berikut,

Gambar VI. 3. Distribusi rumah sakit di Sulawesi Utara berdasarkan kepemilikan tahun 2008

Gambar VI. 4. Perkembangan jumlah Rumah Sakit di Sulawesi Utara tahun 2006, 2007, 2008

81

Jika dilihat dari kepemilikan maka perkembangan rumah sakit dalam 3 tahun terakhir terjadi pada

rumah sakit yang dikelola oleh swasta, sebagai-mana terlihat pada gambar VI. 5 di bawah

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Selain jumlah rumah sakit, untuk menggambar-kan ketersediaan sarana pelayanan, perlu pula disajikan informasi jumlah tempat tidur rumah sakit. Rincian jumlah tempat tidur rumah sakit se Sulawesi . 3. Apotek dan Toko Obat

Sebagai penunjang pelayanan kesehatan khususnya dalam penyediaan obat di masyarakat

maka terdapat 117 apotek dan 141 toko obat yang tersebar di sembilan kabupaten/kota se-Sulawesi Utara pada tahun 2008. Keberadaan

apotek dan took obat tersebut ditunjang pula dengan keberadaan Pedagang Besar Farmasi sebanyak 43 perusahaan dimana 41 dianta-ranya berdomisili di Manado dan dua di Kabu-paten Minahasa Utara. Distribusi apotek dan toko obat dapat dilihat pada gambar berikut

Gambar VI.5. Perkembangan RS di Sulawesi Utara menurut kepemilikan tahun 2006-2008

Gambar VI. 6. Distribusi apotek dan toko obat se Sulawesi Utara tahun 2008

82

4. Sarana Kesehatan Bersumber daya Masyara-kat

Dalam rangka meningkatkan cakupan pelaya-nan kesehatan masyarakat, berbagai upaya dila-kukan dengan memanfaatkan potensi dan sum-berdaya yang ada termasuk yang ada di masyara-kat. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) diantaranya adalah Posyandu (Pos Pelaya-nan Terpadu), Polindes (Pondok Bersalin desa), Desa Siaga. Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal di masyarakat. Posyandu men-yelenggarakan minimal 5 program prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, per-baikan gizi, imunisasi dan penanggulangan diare. Untuk memantau perkembangannya, Posyandu dikelompokkan ke dalam 4 strata posyandu yaitu Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri. Pada ta-hun 2008, jumlah Posyandu sebanyak 2.297 buah. Jumlah ini meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2007 dan 2006 yang sebanyak masing-masing 1898 dan 1888 Jika dibandingkan dengan jumlah desa dan kelura-

han, maka rasio Posyandu terhadap desa/kelurahan adalah 1,55 artinya 2 Posyandu me-layani 3 desa. Polindes yang merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakatdalam rangka mendekatkan pe-layanan kebidanan, melalui penyediaan tempat pertolongan persalinan da pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk keluarga berencana. Polindes ini juga dikelompokkan ke dalam 4 strata atau tingkat perkembangannya yaitu Pratama, Madya, Purnama dan Mandiri. Jika pada tahun 2006 jumlah Polindes sebanyak 425 dan pada ta-hun 2007 sebanyak 463, maka pada tahun 2008, jumlah Polindes sebanyak 444 yang berarti partisi-pasi masyarakat berkurang. Rasio Polindes terha-dap desa/kelurahan tahun 2008 adalah 0,3 artinya 3 unit polindes untuk 10 desa/kelurahan.

Perkembangan Posyandu dan Polindes Sulawesi Utara tahun dalam 3 tahun berturut-turut dapat terlihat pada gambar di bawah

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Adapun data jumlah Posyandu dan Polindes menurut kabupaten/kota tahun 2008. Salah satu kriteria desa siaga adalah memiliki minimal satu Poskesdes dengan tenaga Poskes-des minimal 1 (satu) orang bidan dan 2(dua) kader. Pada tahun 2008 jumlah desa siaga di Su-lawesi Utara adalah sebanyak 718 buah. Namun

jika dibandingkan dengan jumlah Poskesdes se-banyak 215 buah, hanya 30% dari seluruh desa siaga yang ditetapkan yang mempunyai Poskes-des.

Perbandingan antara desa siaga dan poskesdes menurut Kabupaten/kota dapat dilihat dari gam-bar berikut.

Gambar VI.7. Perkembangan Posyandu di Sulawesi Utara tahun 2006-2008

Sumber : Profil kesehatan kabupaten/kota, 2009

83

B. TENAGA KESEHATAN

1. Persebaran Tenaga Kesehatan a. SDM kesehatan di Puskesmas

Jumlah sumber daya manusia yang bertugas di Puskesmas di Provinsi Sulawesi Utara pada tahun 2008 tercatat sebanyak 3.221 orang yang terdiri atas 430 orang tenaga medis, 2.278 orang tenaga perawat

dan bidan, 85 tenaga farmasi, 110 orang tenaga gizi, 15 orang teknisi medis, 219 orang tenaga sanitasi, 84 orang tenaga kesehatan masyarakat lain. 3 daerah yang mempunyai tenaga medis ter-banyak adalah Kabupaten Minahasa Utara (69), Kota Manado (67), dan Kabupaten Mi-nahasa (50) seperti pada gambar di bawah.

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Gambar VI.8 . Jumlah Desa Siaga dan Poskesdes menurut Kabupaten/kota tahun 2008

Adapun data jumlah Posyandu dan Polindes menurut kabupaten/kota tahun 2008. Salah satu kriteria desa siaga adalah memiliki minimal satu Poskesdes dengan tenaga Poskesdes minimal 1 (satu) orang bidan dan 2(dua) kader. Pada tahun 2008 jumlah desa siaga di Sulawesi Utara adalah sebanyak 718 buah. Namun jika di-

bandingkan dengan jumlah Poskesdes sebanyak 215 buah, hanya 30% dari seluruh desa siaga yang ditetapkan yang mempunyai Poskesdes. Perband-ingan antara desa siaga dan poskesdes menurut Kabupaten/kota dapat dilihat dari gambar berikut.

Sumber : Profil kesehatan kabupaten/kota, 2009

Gambar VI.9. Persebaran tenaga medis di Puskesmas menurut Kabupaten/Kota

tahun 2008

Sumber : Profil kesehatan kabupaten/kota, 2009

84

b. Tenaga kesehatan di Rumah Sakit Distribusi tenaga kesehatan di rumah sakit

tahun 2008 di rumah sakit pemerintah masih terkonsentrasi di RSU Prof. Dr. R.D. Kandou se-dangkan di rumah sakit swasta terkonsentrasi di RS Bethesda-Tomohon sebagaimana terlihat pada lampiran tabel no.54.

2. SDM Kesehatan status Pegawai Tidak tetap.

Departemen Kesehatan memiliki 3 jenis tenaga

kesehatan sebagai pegawain tidak tetap (PTT) yaitu dokter umum, dokter gigi, dan bidan. Sampai dengan tahun 2008 tenaga kesehatan PTT yang masih aktif di lapangan tercatat sebanyak 56 orang dokter umum, 4 dokter gigi .

Dokter umum PTT terbanyak bertugas di Kabu-

paten Minahasa (6 orang), Kabupaten Talaud (12 orang) dan Kabupaten Minahasa Selatan (6 orang)

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Jumlah dokter umum yang bekerja di Puskesmas sebanyak 336 orang, sehingga jika dibandingkan dengan jumlah Puskesmas sebanyak 149 puskes-mas, maka rata-rata tiap Puskesmas dilayani oleh 2,2 dokter umum.

Jumlah paramedis (perawat dan bidan) yang bekerja di Puskesmas tahun 2008 adalah sebanyak

2,278 orang dengan wilayah terbanyak adalah Kab. Bolaang Mongondow (482 orang), Kab. Mina-hasa Utara (259 orang) dan Kota Manado (239 orang), sehingga rata-rata terdapat 15,3 perawat dalam 1 Puskesmas sebagaimana terlihat pada gambar berikut.

Sumber : Profil kesehatan kabupaten/kota, 2009

Sumber : Profil kesehatan kabupaten/kota, 2009

Gambar VI.10. Distribusi paramedis yang bekerja di Puskesmas menurut Kabu-paten/Kota tahun 2008

Gambar VI.11. Keberadaan jumlah dokter umum dan dokter gigi PTT Provinsi Sulawesi Utara s/d Desember 2008

85

Peserta didik non Poltekkes tersebar di beberapa perguruan tinggi yang melaksanakan pendidikan kesehatan seperti Universitas Sam Ratulangi, Uni-versitas Sari Putra (UNSRIT), Universitas De La Salle, Akademi Keperawatan RS Teling, Akademi Keperawatan Matuari waya, Akademi Fisioterapi dan lain-lain.

C. PEMBIAYAAN KESEHATAN

Pembiayaan kesehatan di Provinsi Sulawesi Utara tahun 2008 yakni bersumber Pusat yaitu dari Dana Depkes berupa Dana Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan serta dana transfer ke daerah

yakni dana perimbangan berupa dana Alokasi Khusus (DAK) serta dana yang bersumber Penda-patan daerah yaitu APBD.

Dana Dekonsentrasi tahun 2008 berjumlah Rp. 15,444,533.000,- yang digunakan untuk kegiatan Promosi Kesehatan, Kebijakan dan mana-jemen kesehatan, Upaya Kesehatan Masyarakat, Perbaikan gizi, Obat-obatan dan sumberdaya ke-sehatan. Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, maka dana dekonsentrasi tahun 2008 mengalami penurunan.

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

3. Peserta didik pada Institusi Pendidikan tenaga kesehatan. Jumlah peserta didik pada institusi pendidikan

tenaga kesehatan dikelompokkan menjadi peserta didik Poltekkes dan Non Poltekkes.

Pada tahun ajaran 2008/2009 jumlah peserta didik di Poltekkes sebanyak 1049 orang dimana peserta didik di jenis profesi Kebidanan mempu

nyai jumlah mahasiswa terbanyak diantara jenis profesin yang lain, diikuti oleh keperawatan dan gizi. Diantara peserta didik di keperawatan dan kebidanan terdapat peserta didik yang berasal dari jalur khusus Kaimana (Keperawatan 60 orang, Kebidanan 30 orang) dan jalur khusus Halamahera Barat (Kebidanan 32 orang).

Gambar VI.12. Jumlah Peserta didik di Poltekkes Depkes -Manado menurut jurusan tahun 2008

Gambar VI.13. Dana kesehatan sumber dekonsentrasi Sulawesi Utara menurut program tahun 2005-2008 ( x 1.000)

Sumber : Seksi perencanaan, 2008

Sumber : Poltekkes Manado, 2009

86

Dana kesehatan bersumber APBD dari tahun 20005 sampai dengan tahun 2008 mempunyai kecenderungan peningkatan, meskipun pada

tahun 2008 terjadi penurunan. Alokasi dan pen-yerapan dana APBD tahun 2008 dapat terlihat pada gambar berikut.

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Adapun tabel dana dekonsentrasi selengkapnya menurut program tahun 2005-2008 adalah se-

bagai berikut

Gambar VI.10. Jumlah Peserta didik di Poltekkes Depkes -Manado menurut jurusan tahun 2008

Sumber : Seksi perencanaan, 2008

Sumber : Seksi perencanaan, 2009

Tahun

Program

Prom-kes

Manaje-men

UKM Gizi Rujukan P2M Ling-

kungan Obat-

obatan SDK

2005 400,000 24,339,913 9,695,180 1,549,110 892,600 1,750,000 350,000 229,000 750,000

2006 1,647,065 4,465,220 18,670,643 7,090,330 4,055,700 5,940,215 620,000 1,054,210 2,016,732

2007 2,983,510 3,430,381 24,054,225 4,410,894 1,274,511 1,393,768 615,923 811,690 881,099

2008 1,208,100 3,219,554 9,473,513 205,676 0 0 0 287,800 1,047,882

Tabel VI.2. Perbandingan Dana Kesehatan Dekonsentrasi Provinsi Sulawesi Utara tahun 2005 -2008 (x 1.000)

Gambar VI.14. APBD Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara 2004-2008 (x 1.000.000)

87

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

Jika dibandingkan antara APBD dan dana dekon-sentrasi maka gambaran yang terlihat menjelas-

kan prosentase APBD kesehatan terhadap dana dekonsentrasi setiap tahun sangat kecil

Sumber : Seksi perencanaan, 2009

Gambar VI.15. Perbandingan dana kesehatan Provinsi Sulawesi Utara sumber Dekonsentrasi dan sumber APBD (belanja publik) tahun 2005-2008 (dalam Milyar)

Sumber : Seksi perencanaan, 2008

88

Dari pemaparan menurut bab demi bab se-belumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa se-cara umum terdapat peningkatan derajat kese-hatan masyarkat Sulawesi Utara di tahun 2008 yang sejalan dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi serta kondisi umum masyarakat Sulawesi Utara. Hasil ini tentu saja perlu disosialisasikan /dikomunikasikan baik ke pimpinan maupun secara horizontal ke lintas sektor terkait dan masyarakat. Seperti diketahui bersama bahwa Informasi yang disiapkan dengan baik di unit-unit kesehatan akan membantu pembuatan keputusan-keputusan dalam unit kesehatan tersebut karena dapat berfungsi sebagai masukan dalam proses pengambilan keputusan. Hasil-hasil yang disajikan dalam profil kesehatan Sulawesi Utara ini tentu saja akan menjadin informasi yang sangat penting dan sangat dibutuhkan baik oleh jajaran kesehatan maupun oleh lintas sektor dan masyarakat. Disadari bahwa perkembangan sistem infor-masi kesehatan sangatlah cepat, tidak hanya dise-babkan karena perubahan teknologi informasi yang sedemikian pesatnya, akan tetapi juga me-tode-metode pemanfaatan data untuk penge-lolaan pelayanan kesehatan dan sumber daya ke-sehatan selalu mengalami perkembangan. Efisiensi dalam pengelolaan informasi kesehatan menjadi sangat penting karena menyangkut pengendalian biaya pelayanan kesehatan dan efisiensi waktu. Dalam hal ini, pemanfaatan data dalam pengelolaan kasus klinis untuk level indi-vidu maupun dalam tingkat kesehatan masyarakat menjadi mutlak diperlukan. Seiring dengan perkembangan sistem informasi, kebutuhan data/informasi yang akurat makin meningkat, namun ternyata sistem informasi yang ada saat ini masih belum dapat menghasilkan data yang akurat, lengkap dan tepat waktu . Berbagai permasalahan yang masih dihadapi dalam penye-lenggaraan sistem informasi kesehatan saat sekarang ini. Oleh karena itu menjadi tanggung jawab bersama untuk memperbaiki /melengkapi

bahkan menyempurnakan sistem yang ada saat ini menjadi sesuatu yang optimal yang dapat diman-faatkan oleh semua pihak.

Akhirnya kiranya gambaran yang sudah disajikan dalam buku profil kesehatan ini berman-faat dan menjadi inspirasi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Sulawesi Utara.

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008

BAB VII PENUTUP

89

Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2008 90

TABEL 1

LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATANWILAYAH PENDUDUK RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK

(km 2) TANGGA TANGGA /km 2

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 Kab. Bolaang Mongondow 6230.95 210 2 212 301,163 76,560 3.9 48 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 1696.09 77 1 78 79,808 18,142 4.4 47 3 Kab. Kep. Sangihe 625.96 125 22 147 131,391 33,080 4.0 210 4 Kab. Kep. Talaud 1250.92 142 11 153 75,511 18,848 4.0 60 5 Kab. Kep. Sitaro 387.07 84 0 84 62,173 16,032 3.9 161 6 Kab. Minahasa 1025.85 166 38 204 299,013 85,808 3.5 291 7 Kab. Minahasa Selatan 1496.09 144 12 156 183,782 55,233 3.3 123 8 Kab. Minahasa Utara 937.65 111 7 118 174,364 46,736 3.7 186 9 Kab. Minahasa Tenggara 583.01 72 4 76 95,923 23,892 4.0 165

10 Kota Tomohon 146.60 10 30 40 83,486 22,176 3.8 569 11 Kota Manado 157.91 0 87 87 428,223 111,344 3.8 2,712 12 Kota Bitung 304.00 0 69 69 175,690 43,776 4.0 578 13 Kota Kotamobagu 431.50 14 18 32 117,485 29,600 4.0 272

JUMLAH (KAB/KOTA) 15,274 1,155 301 1456 2,208,012 581,227 3.8 144.56

Sumber: Kantor Statistik Kabupaten/Kota

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KAB/KOTA

PROPINSI SULAWESI UTARATAHUN 2008

NO KAB/KOTAJUMLAH

DESA KELURAHAN DESA+KEL.

TABEL 2

<1 1-4 5-14 15-44 45-64 >=65 JML <1 1-4 5-14 15-44 45-64 >=65 JML1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 Kab. Bolaang Mongondow 301,163 - - #DIV/0! #DIV/0!2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 79,808 - - #DIV/0! #DIV/0!3 Kab. Kep. Sangihe 131,391 - - #DIV/0! #DIV/0!4 Kab. Kep. Talaud 75,511 - - #DIV/0! #DIV/0!5 Kab. Kep. Sitaro 62,173 - - #DIV/0! #DIV/0!6 Kab. Minahasa 299,013 - - #DIV/0! #DIV/0!7 Kab. Minahasa Selatan 183,782 - - #DIV/0! #DIV/0!8 Kab. Minahasa Utara 174,364 - - #DIV/0! #DIV/0!9 Kab. Minahasa Tenggara 95,923 - - #DIV/0! #DIV/0!

10 Kota Tomohon 83,486 - - #DIV/0! #DIV/0!11 Kota Manado 428,223 - - #DIV/0! #DIV/0!12 Kota Bitung 175,690 - - #DIV/0! #DIV/0!13 Kota Kotamobagu 117,485 - - #DIV/0! #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 2,208,012 - - - - - - - - - - - - - - #DIV/0! #DIV/0!

Sumber: Kantor Statistik Kabupaten/kota

Catatan : Jumlah kolom 10 + kolom 17 = kolom 3 ;[

RASIO BEBAN TANG

GUNGAN

RASIO JENIS

KELAMINLAKI-LAKI (TAHUN) PEREMPUAN (TAHUN)

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR,RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN, DAN KAB/KOTA

PROPINSI SULAWESI UTARATAHUN 2008

NO KAB/KOTA JUMLAH PENDUDUK

JUMLAH PENDUDUK

TABEL 3

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN1 2 3 4 5

1 < 1 17,690 17,816 35,506 2 1 - 4 71,409 68,484 139,893 3 5 - 9 89,200 85,700 174,900 4 10 - 14 96,700 93,301 190,001 5 15 - 19 99,800 94,400 194,200 6 20 - 24 93,999 87,699 181,698 7 25 - 29 95,999 90,901 186,900 8 30 - 34 100,401 96,600 197,001 9 35 - 39 95,500 93,200 188,700

10 40 - 44 86,099 81,501 167,600 11 45 - 49 74,301 69,200 143,501 12 50 - 54 63,000 59,100 122,100 13 55 - 59 48,001 45,400 93,401 14 60 - 64 32,200 31,601 63,801 15 65 - 69 22,700 24,100 46,800 16 70 - 74 18,700 19,700 38,400 17 75+ 18,039 24,573 42,612

JUMLAH (KAB/KOTA) 1,123,738 1,083,276 2,207,014

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMURPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)JUMLAH PENDUDUK

TABEL 4

TIDAK/ BELUM

PERNAH SEKOLAH

TIDAK/ BELUM TAMAT

SD

SD/MI SLTP/ MTs SLTA/ MA

AK/ DIPLO

MAUNIVERSITAS JUMLAH

TIDAK/ BELUM

PERNAH SEKOLAH

TIDAK/ BELUM TAMAT

SD

SD/MI SLTP/ MTs SLTA/ MA

AK/ DIPLO

MA

UNIVERSITAS JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 181 Kab. Bolaang Mongondow 5,865 15,639 50,826 44,962 39,097 25,413 13,684 195,486 7,187 16,172 44,921 39,531 35,937 25,156 10,783 179,687 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 255 916 3,134 2,248 1,411 72 37 6,852 160 771 2,995 1,619 871 57 36 6,509 3 Kab. Kep. Sangihe - - 7,912 2,681 1,074 50 - 11,717 - - 7,469 2,730 1,098 - - 11,297 4 Kab. Kep. Talaud - - - - - - - - - - - - - - - - 5 Kab. Kep. Sitaro - - 6 Kab. Minahasa - - 7 Kab. Minahasa Selatan - 3,989 20,374 15,631 11,016 4,004 2,384 57,398 - 3,795 22,151 13,358 11,550 4,735 1,241 56,830 8 Kab. Minahasa Utara - - 9 Kab. Minahasa Tenggara 2,483 4,863 10,929 7,990 6,849 6,852 996 40,962 2,784 4,561 10,148 7,301 6,335 955 970 33,054

10 Kota Tomohon 139 4,489 7,651 6,621 6,970 2,014 1,929 29,813 181 3,621 6,272 6,930 8,284 2,070 1,988 29,346 11 Kota Manado - - 12 Kota Bitung - - - - - - - - - - - - - - - - 13 Kota Kotamobagu - -

JUMLAH (KAB/KOTA) - -

PEREMPUAN

PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS DIRINCI MENURUTTINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KAB/KOTA

PROPINSI SULAWESI UTARATAHUN 2008

NO KAB/KOTA

LAKI-LAKI

JUMLAH MELEK HURUF % JUMLAH MELEK HURUF % JUMLAH MELEK HURUF %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Kab. Bolaang Mongondow 222,410 193,180 86.86 179,684 153,442 85.40 402,094 346,622 86.20 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 21,178 20,038 94.62 21,837 21,536 98.62 43,015 41,574 96.65 3 Kab. Kep. Sangihe 2,265 1,127 49.76 2,265 1,111 49.05 4,530 2,238 49.40 4 Kab. Kep. Talaud 30,913 30,628 99.08 30,751 30,281 98.47 61,664 60,909 98.78 5 Kab. Kep. Sitaro #DIV/0! #DIV/0! - - #DIV/0!6 Kab. Minahasa #DIV/0! #DIV/0! - - #DIV/0!7 Kab. Minahasa Selatan 80,065 77,060 96.25 75,892 73,049 96.25 155,957 150,109 96.25 8 Kab. Minahasa Utara #DIV/0! #DIV/0! - - #DIV/0!9 Kab. Minahasa Tenggara 46,785 44,129 94.32 40,420 37,999 94.01 87,205 82,128 94.18

10 Kota Tomohon #DIV/0! #DIV/0! - - #DIV/0!11 Kota Manado #DIV/0! #DIV/0! - - #DIV/0!12 Kota Bitung 67,494 - - 67,452 - - 134,946 - - 13 Kota Kotamobagu #DIV/0! #DIV/0! - - #DIV/0!

471,110 366,162 77.72 418,301 317,418 75.88 889,411 683,580 76.86 JUMLAH (KAB/KOTA)

NO KAB/KOTAJUMLAH PENDUDUK USIA 10 KE ATAS

LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN

TABEL 5

PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUFPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

TABEL 6

LAHIR HIDUP+ % LAHIR MATI

LAHIR MATI1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Kab. Bolaang Mongondow 20 5,171 88 5,259 1.67 12 24,060 17 8,555 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 6 1,078 16 1,094 1.46 6 6,376 6 6,638 3 Kab. Kep. Sangihe 15 2,090 11 2,101 0.52 4 10,497 1 6,067 4 Kab. Kep. Talaud 19 1,278 25 1,303 1.92 0 6,033 10 14,296 5 Kab. Kep. Sitaro 10 819 4 823 0.49 0 4,967 16 6,566 6 Kab. Minahasa 18 5,863 28 5,891 0.48 0 23,888 7 36,503 7 Kab. Minahasa Selatan 15 3,051 40 3,091 1.29 0 14,682 2 7,384 8 Kab. Minahasa Utara 10 3,405 15 3,420 0.44 2 13,930 1 15,131 9 Kab. Minahasa Tenggara 7 1,781 19 1,800 1.06 13 7,663 4 11,532

10 Kota Tomohon 5 1,697 17 1,714 0.99 3 6,670 3 17,396 11 Kota Manado 14 7,191 14 7,205 0.19 3 34,211 2 31,324 12 Kota Bitung 6 3,511 9 3,520 0.26 3 14,036 6 19,096 13 Kota Kotamobagu 5 1,717 25 1,742 1.44 1 9,386 16 218

JUMLAH (KAB/KOTA) 150 38,652 311 38,963 0.80 47 176,399 17 180,706 11.3 0.4

Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi

JUMLAH BAYI MATI

JUMLAH BALITA

JUMLAH BALITA MATILAHIR HIDUP LAHIR MATI

ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN)

JUMLAH KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT KAB/KOTAPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO KAB/KOTA PUSKESMAS

JUMLAH

TABEL 7

KEMATIAN KEMATIAN KEMATIAN JUMLAHIBU HAMIL IBU BERSALIN IBU NIFAS

1 2 3 4 5 6 7 81 Kab. Bolaang Mongondow 20 5,171 16 7 17 40 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 6 1,078 3 1 1 5 3 Kab. Kep. Sangihe 15 2,090 4 - - 4 4 Kab. Kep. Talaud 19 1,278 5 - - 5 5 Kab. Kep. Sitaro 10 819 2 - - 2 6 Kab. Minahasa 18 5,863 3 - - 3 7 Kab. Minahasa Selatan 15 3,051 5 3 2 10 8 Kab. Minahasa Utara 10 3,405 4 - - 4 9 Kab. Minahasa Tenggara 7 1,781 3 4 - 7

10 Kota Tomohon 5 1,697 0 0 0 011 Kota Manado 14 7,191 0 - 12 Kota Bitung 6 3,511 4 1 3 8 13 Kota Kotamobagu 5 1,717 1 - - 1

JUMLAH (KAB/KOTA) 150 38,652 50 16 23 89 ANGKA KEMATIAN IBU MATERNAL (DILAPORKAN) 230.26

Keterangan: - Jumlah kematian ibu maternal = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas- Angka Kematian Ibu Maternal (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi

JUMLAH KEMATIAN IBU MATERNAL MENURUT KAB/KOTAPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO KAB/KOTA PUSKESMAS JUMLAH LAHIR HIDUP

JUMLAH KEMATIAN IBU MATERNAL

TABEL 8

MATI LUKA BERAT LUKA RINGAN JML % THD TOTAL KORBAN MATI LUKA BERAT LUKA RINGAN JML

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 121 Kab. Bolaang Mongondow 67 71 5 51 127 5.75 55.91 3.94 40.16 100 1.902 Kab. Bolaang Mongondow Utara 602 7 33 275 315 14.27 2.22 10.48 87.30 100 0.523 Kab. Kep. Sangihe 3,949 - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 04 Kab. Kep. Talaud 126 11 21 46 78 3.53 14.10 26.92 58.97 100 0.625 Kab. Kep. Sitaro 126 11 21 46 78 3.53 14.10 26.92 58.97 100 0.6190476196 Kab. Minahasa - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!7 Kab. Minahasa Selatan 596 19 48 555 622 28.18 3.05 7.72 89.23 100 1.048 Kab. Minahasa Utara - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!9 Kab. Minahasa Tenggara 747 13 128 606 747 33.85 1.74 17.14 81.12 100 1.00

10 Kota Tomohon 76 7 10 59 76 3.44 9.21 13.16 77.63 100 111 Kota Manado - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!12 Kota Bitung 164 - 1 163 164 7.43 - 0.61 99.39 100 113 Kota Kotamobagu - - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 6,453 139 267 1,801 2,207 100.00 6.30 12.10 81.60 100 0.34 99.95

RASIO KORBAN PER KEJADIAN KECELAKAAN

RASIO PER 100.000 PENDUDUK

NO KAB/KOTAJUMLAH

KEJADIAN KECELAKAAN

JUMLAH KORBAN

JUMLAH KEJADIAN KECELAKAAN LALU LINTASDAN RASIO KORBAN LUKA DAN MENINGGAL TERHADAP JUMLAH PENDUDUK

DIRINCI MENURUT KAB/KOTATAHUN 2008

% KORBAN

TABEL 9

KLINIS (+) DIOBATI SEMBUH % SEMBUH

JML PENDERITA

JML PEND BALITA

BALITA DITANGANI

% BALITA DITANGANI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 131 Kab. Bolaang Mongondow 20 1 4,245 494 494 494 100.00 2,752 2,756 2,756 1002 Kab. Bolaang Mongondow Utara 6 0 816 77 77 45 58.44 11 8 8 100.003 Kab. Kep. Sangihe 15 1 512 129 129 70 54.26 #DIV/0!4 Kab. Kep. Talaud 19 0 1,342 114 114 122 107.02 #DIV/0!5 Kab. Kep. Sitaro 10 2 277 33 33 23 69.70 #DIV/0!6 Kab. Minahasa 18 5 5,578 544 544 467 85.85 #DIV/0!7 Kab. Minahasa Selatan 15 2 3,056 319 319 124 38.87 671 500 500 100.008 Kab. Minahasa Utara 10 5 3,727 386 386 377 97.67 #DIV/0!9 Kab. Minahasa Tenggara 7 1 1,406 158 158 105 66.46 30 38 2 5.26

10 Kota Tomohon 5 0 1,602 152 152 152 100.00 6 3 3 10011 Kota Manado 14 6 11,028 1,090 1,090 790 72.48 #DIV/0!12 Kota Bitung 6 2 2,661 316 316 147 46.52 77 69 69 10013 Kota Kotamobagu 5 1 2,031 203 203 176 86.70 #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 150 26 38,281 4,015 4,015 3,092 77.01 3,547 3,374 3,338 98.93ANGKA KESAKITAN 4.42

Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien RS

AFP RATE, % TB PARU SEMBUH, DAN PNEUMONIA BALITA DITANGANIPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO KAB/KOTA PUSKESMAS AFP < 15 TH

TB PARU PNEUMONIA

TABEL 10

JML KASUS DITANGANI %

DITANGANIJML

KASUS DITANGANI % DITANGANI

JML KASUS DITANGANI %

DITANGANIJML

KASUS

JML DIARE PADA

BALITA

DIARE PADA

BALITA DITANGANI

% DITANGANI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 15 161 Kab. Bolaang Mongondow 20 - - - - - - 28 12 42.86 82 82 82 100.002 Kab. Bolaang Mongondow Utara 6 - - - - - - 0 0 0 671 432 431 64.233 Kab. Kep. Sangihe 15 - - - - - - 20 20 100.00 - - - 04 Kab. Kep. Talaud 19 - - - - - - 2 2 100.00 447 447 447 100.005 Kab. Kep. Sitaro 10 - - - - - - 2 2 100.00 123 123 123 100.006 Kab. Minahasa 18 - - - - - - 101 82 81.19 1,176 1,176 1,176 100.007 Kab. Minahasa Selatan 15 - - - - - - 100 50 50.00 856 856 856 100.008 Kab. Minahasa Utara 10 - - 0 - - - 170 150 88.24 1,376 1,376 1,376 100.009 Kab. Minahasa Tenggara 7 0 0 0 0 0 0 11 11 100.00 1,080 834 834 77.22

10 Kota Tomohon 5 22 22 100 0 0 0 113 91 80.53 602 602 602 100.0011 Kota Manado 14 0 0 0 0 0 0 654 379 57.95 711 711 711 100.0012 Kota Bitung 6 35 35 100 138 138 100 198 55 27.78 1,425 1,425 1,425 100.0013 Kota Kotamobagu 5 - - - - - - 31 27 87.10 993 993 993 100.00

JUMLAH (KAB/KOTA) 150 57.00 57.00 100 138.00 138.00 100 1,430 881 61.61 9,542 9,057 9,056 94.91ANGKA KESAKITAN 64.76 4.32

Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien RS

HIV/AIDS, INFEKSI MENULAR SEKSUAL, DBD DAN DIARE PADA BALITA DITANGANI PROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO KAB/KOTA PUSKESMAS

HIV/AIDS IMS DBD DIARE

TABEL 11

KLINIS POSITIF % POSTIF DIOBATI % DIOBATI1 2 3 4 5 6 7 8

1 Kab. Bolaang Mongondow 20 5,670 17 0.30 5,670 100.002 Kab. Bolaang Mongondow Utara 6 1,652 137 8.29 1,573 95.223 Kab. Kep. Sangihe 15 2,847 1,014 35.62 2,847 100.004 Kab. Kep. Talaud 19 2,134 835 39.13 2,134 100.005 Kab. Kep. Sitaro 10 241 105 43.57 241 100.006 Kab. Minahasa 18 2,299 1,824 79.34 2,050 89.177 Kab. Minahasa Selatan 15 2,360 101 4.28 2,360 100.008 Kab. Minahasa Utara 10 2,126 259 12.18 2,126 100.009 Kab. Minahasa Tenggara 7 3,141 1,509 48.04 2,799 89.11

10 Kota Tomohon 5 190 9 4.74 9 4.7411 Kota Manado 14 688 152 22.09 519 75.4412 Kota Bitung 6 2,439 227 9.31 1,648 67.5713 Kota Kotamobagu 5 2,924 - - 2,660 90.97

JUMLAH (KAB/KOTA) 150 28,711 6,189 21.56 26,636 92.77 ANGKA KESAKITAN (API/AMI) PER 1000 PDDK 13.00 2.802973897

Ket : API untuk wilayah Jawa dan Bali (Malaria positif per 1000 penduduk)

AMI untuk wilayah luar Jawa dan Bali (Malaria klinis per 1000 penduduk)

PERSENTASE PENDERITA MALARIA DIOBATIPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO KAB/KOTA PUSKESMAS MALARIA

TABEL 12

PEND PB RFT PB % RFT PB PEND MB RFT MB % RFT MB1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Kab. Bolaang Mongondow 20 22 20 90.91 55 49 89.092 Kab. Bolaang Mongondow Utara 6 3 1 33.33 14 6 42.863 Kab. Kep. Sangihe 15 20 20 100.00 30 26 86.674 Kab. Kep. Talaud 19 2 2 100.00 - - 0.005 Kab. Kep. Sitaro 10 20 13 65.00 - - 0.006 Kab. Minahasa 18 4 4 100.00 33 30 90.917 Kab. Minahasa Selatan 15 3 3 100.00 32 32 100.008 Kab. Minahasa Utara 10 3 3 100.00 37 36 97.309 Kab. Minahasa Tenggara 7 0 0 0 7 7 100.00

10 Kota Tomohon 5 6 6 100.00 8 4 50.0011 Kota Manado 14 17 16 94.12 89 81 91.0112 Kota Bitung 6 21 16 76.19 46 19 41.3013 Kota Kotamobagu 5

JUMLAH (KAB/KOTA) 150 121 104 85.95 351 290 71.03

PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBATPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO KAB/KOTA PUSKESMAS KUSTA

TABEL 13

JUMLAH DITANGANI % DITANGANI1 2 3 4 5 6

1 Kab. Bolaang Mongondow 20 1 1 100.002 Kab. Bolaang Mongondow Utara 6 0 0 0.003 Kab. Kep. Sangihe 15 1 1 100.004 Kab. Kep. Talaud 19 0 0 0.005 Kab. Kep. Sitaro 10 1 0 0.006 Kab. Minahasa 18 2 2 100.007 Kab. Minahasa Selatan 15 0 0 0.008 Kab. Minahasa Utara 10 0 0 0.009 Kab. Minahasa Tenggara 7 0 0 0.00

10 Kota Tomohon 5 1 1 100.0011 Kota Manado 14 0 0 0.0012 Kota Bitung 6 2 2 100.0013 Kota Kotamobagu 5 0 0 0.00

JUMLAH (KAB/KOTA) 150 8 7 87.50

KASUS PENYAKIT FILARIASIS DITANGANIPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO KAB/KOTA PUSKESMASPENDERITA PENY. FILARIASIS

TABEL 14

DIFTERI PERTUSIS TETANUS TETANUS NEONATORUM CAMPAK POLIO HEPATITIS B

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 Kab. Bolaang Mongondow 20 - - - - - - - 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 6 - - - 2 31 - - 3 Kab. Kep. Sangihe 154 Kab. Kep. Talaud 195 Kab. Kep. Sitaro 10 0 0 0 0 2 0 06 Kab. Minahasa 187 Kab. Minahasa Selatan 15 0 0 0 0 11 0 08 Kab. Minahasa Utara 109 Kab. Minahasa Tenggara 7 0 0 1 0 23 0 1

10 Kota Tomohon 5 0 0 0 0 0 0 011 Kota Manado 1412 Kota Bitung 6 0 0 0 0 31 0 013 Kota Kotamobagu 5

JUMLAH (KAB/KOTA) - - 1 2 98 - 1

JUMLAH KASUS DAN ANGKA KESAKITAN PENYAKIT MENULAR YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I)PROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO KAB/KOTA PUSKESMAS

JUMLAH KASUS PD3I

TABEL 15

JUMLAH KN2 % JML BAYI KUNJ % JML LAHIR HIDUP DITIMBANG %

DITIMBANG BBLR % BBLR BBLR DITANGANI

% BBLR DITANGANI

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 161 Kab. Bolaang Mongondow 20 5,259 4,509 85.74 5,011 5,011 100.00 5,171 1,005 19.44 18 0.35 18 100.00 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 6 1,451 1,067 73.54 1,445 1,199 82.98 1,078 1,076 99.81 16 1.48 15 93.75 3 Kab. Kep. Sangihe 15 2,101 1,485 70.68 2,880 1,566 54.38 2,090 2,572 123.06 1 0.05 1 100.00 4 Kab. Kep. Talaud 19 1,303 1,234 94.70 1,781 98 5.50 1,278 1,278 100.00 2 0.16 2 100.00 5 Kab. Kep. Sitaro 10 823 809 98.30 1,350 1,081 80.07 819 307 37.48 0 - - - 6 Kab. Minahasa 18 5,891 4,645 78.85 7,066 2,433 34.43 5,863 3,697 63.06 4 0.07 4 100.00 7 Kab. Minahasa Selatan 15 3,091 3,159 102.20 4,308 3,255 75.56 3,051 2,549 83.55 12 0.39 12 100.00 8 Kab. Minahasa Utara 10 3,420 3,166 92.57 3,671 2,131 58.05 3,405 308 9.05 4 0.12 4 100.00 9 Kab. Minahasa Tenggara 7 1,800 1,781 98.94 2,106 2,107 100.05 1,781 1,037 58.23 6 0.34 6 100.00

10 Kota Tomohon 5 1,703 1,656 97.24 1,947 1,222 62.76 1,695 2,466 145.49 0 - - - 11 Kota Manado 14 7,205 6,992 97.04 8,791 7,011 79.75 7,191 4,365 60.70 2 0.03 2 100.00 12 Kota Bitung 6 3,520 3,442 97.78 3,858 2,975 77.11 3,511 2,227 63.43 4 0.11 4 100.00 13 Kota Kotamobagu 5 1,742 1,470 84.39 2,030 123 6.06 1,717 641 37.33 6 0.35 6 100.00

JUMLAH (KAB/KOTA) 150 39,309 35,415 90.09 46,244 30,212 65.33 38,650 23,528 60.87 75 0.19 74 98.67

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS, BAYI DAN BAYI BBLR YANG DITANGANIPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO KAB/KOTA PUSKESMAS

NEONATUS BAYI BAYI LAHIR

TABEL 16

BALITA YANG ADA

DITIMBANG BB NAIK BGM Gizi

Buruk DITIMBANG BB NAIK BGM Gizi Buruk

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 131 Kab. Bolaang Mongondow 20 24,060 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 6 6,376 2,609 2,090 232 2 40.92 80.11 8.89 0.08 3 Kab. Kep. Sangihe 15 10,497 6,821 5,157 171 64.98 75.60 2.51 - 4 Kab. Kep. Talaud 19 6,033 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!5 Kab. Kep. Sitaro 10 4,967 3,451 2,113 19 69.48 61.23 0.55 - 6 Kab. Minahasa 18 23,888 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!7 Kab. Minahasa Selatan 15 14,682 11,588 10,586 106 6 78.93 91.35 0.91 0.05 8 Kab. Minahasa Utara 10 13,930 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!9 Kab. Minahasa Tenggara 7 7,663 6,077 5,800 186 3 79.30 95.44 3.06 0.05

10 Kota Tomohon 5 6,670 6,842 6,148 91 0 102.58 89.86 1.33 - 11 Kota Manado 14 34,211 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!12 Kota Bitung 6 14,036 11,131 10,938 9,199 26 79.30 98.27 82.64 0.23 13 Kota Kotamobagu 5 9,386 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 150 176,399 48,519 42,832 10,004 37 27.51 88.28 20.62 0.08

STATUS GIZI BALITA DAN JUMLAH KAB/KOTA RAWAN GIZI PROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO KAB/KOTA PUSKESMAS

JUMLAH BALITA % BALITA KEC BEBAS RAWAN

GIZI

TABEL 17

JUMLAH K1 % K4 % JUMLAH DITOLONG NAKES % JUMLAH MENDAPAT

YAN.NIFAS %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 111 Kab. Bolaang Mongondow 20 5,502 5,897 107.18 4,797 87.19 5,259 5,202 98.92 5,259 5,202 98.922 Kab. Bolaang Mongondow Utara 6 1,605 1,280 79.75 975 60.75 1,565 900 57.51 1,565 851 54.383 Kab. Kep. Sangihe 15 3,177 1,990 62.64 2,121 66.76 2,880 2,090 72.57 2,880 1,114 38.684 Kab. Kep. Talaud 19 2,042 1,550 75.91 1,367 66.94 1,781 1,278 71.76 1,781 1,249 70.135 Kab. Kep. Sitaro 10 1,488 1,060 71.24 948 63.71 1,423 819 57.55 1,423 818 57.486 Kab. Minahasa 18 7,864 7,146 90.87 6,369 80.99 7,091 5,863 82.68 7,066 4,645 65.747 Kab. Minahasa Selatan 15 4,739 3,868 81.62 3,543 74.76 4,531 3,051 67.34 4,531 3,053 67.388 Kab. Minahasa Utara 10 4,039 4,138 102.45 3,799 94.06 3,855 3,405 88.33 3,671 3,155 85.949 Kab. Minahasa Tenggara 7 2,431 2,299 94.57 2,206 90.74 2,302 1,781 77.37 2,302 1,571 68.25

10 Kota Tomohon 5 2,142 2,148 100.28 1,903 88.84 1,947 1,695 87.06 1,947 1,569 80.5911 Kota Manado 14 9,670 8,389 86.75 7,252 74.99 8,791 7,191 81.80 8,791 6,000 68.2512 Kota Bitung 6 4,043 3,969 98.17 3,530 87.31 4,032 3,511 87.08 4,032 3,452 85.6213 Kota Kotamobagu 5 2,219 2,028 91.39 1,702 76.70 2,122 1,717 80.91 2,122 1,073 50.57

JUMLAH (KAB/KOTA) 50,961 45,762 89.80 40,512 79.50 47,579 38,503 80.92 47,370 33,752 71.25

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K1, K4), PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN DAN IBU NIFASPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO KAB/KOTA PUSKESMAS

IBU HAMIL IBU BERSALIN IBU NIFAS

TABEL 18

JUMLAH DIDETEKSI % JUMLAH DIPERIKSA % JUMLAH DIPERIKSA %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 121 Kab. Bolaang Mongondow 20 19,081 - 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 6 5,056 1,473 29.13 7,905 1,653 20.91 12,514 622 4.97 3 Kab. Kep. Sangihe 15 8,325 - 13,014 - 20,602 - 4 Kab. Kep. Talaud 19 4,784 - 7,479 - 11,840 - 5 Kab. Kep. Sitaro 10 3,939 - 6,158 - 9,749 - 6 Kab. Minahasa 18 18,945 - 29,617 - 46,885 - 7 Kab. Minahasa Selatan 15 11,644 6,464 55.51 18,203 5,244 28.81 28,817 3,471 12.04 8 Kab. Minahasa Utara 10 11,047 - 9,501 - 27,340 - 9 Kab. Minahasa Tenggara 7 6,077 2,542 41.83 8,669 4,268 49.23 15,041 1,665 11.07

10 Kota Tomohon 5 5,289 5,007 94.67 42,414 5,040 11.88 13,090 2,546 19.45 11 Kota Manado 14 27,131 - 17,402 - 67,145 - 12 Kota Bitung 6 11,131 9,938 89.28 11,637 1,540 13.23 27,548 - - 13 Kota Kotamobagu 5 7,444 - - 18,421 -

JUMLAH (KAB/KOTA) 150 139,893 25,424 18.17 171,999 17,745 10.32 298,992 8,304 2.78

CAKUPAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA, PEMERIKSAAN KESEHATAN SISWA SD/SMP/SMUPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO KAB/KOTA PUSKESMASANAK BALITA (PRA SEKOLAH) SISWA SD/MI SISWA SMP/SMU

TABEL 19

JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8

1 Kab. Bolaang Mongondow 20 63,961 6,493 10.15 46,091 72.062 Kab. Bolaang Mongondow Utara 6 13,425 1,672 12.45 9,510 70.843 Kab. Kep. Sangihe 15 21,916 3,171 14.47 18,879 86.144 Kab. Kep. Talaud 19 15,011 4,832 32.19 14,477 96.445 Kab. Kep. Sitaro 10 11,209 2,050 18.29 8,841 78.876 Kab. Minahasa 18 55,528 55,528 100.00 44,060 79.357 Kab. Minahasa Selatan 15 36,061 5,161 14.31 28,757 79.758 Kab. Minahasa Utara 10 31,967 5,325 16.66 25,731 80.499 Kab. Minahasa Tenggara 7 17,743 5,109 28.79 14,808 83.46

10 Kota Tomohon 5 13,268 2,526 19.04 10,742 80.9611 Kota Manado 14 70,112 12,075 17.22 51,193 73.0212 Kota Bitung 6 35,119 6,292 17.92 28,151 80.1613 Kota Manado 5 18,818 2,473 13.14 13,435 71.39

JUMLAH (KAB/KOTA) 150 90,552 8,966 9.90 68,248 75.37

JUMLAH PUS, PESERTA KB, PESERTA KB BARU, DAN KB AKTIF MENURUT KAB/KOTA DAN PUSKESMASPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO KAB/KOTA PUSKESMAS JUMLAH PUSPESERTA KB BARU PESERTA KB AKTIF

TABEL 20

IUD MOP/ MOW

IMP LANT SUNTIK PIL KONDOM OBAT

VAGINALAIN NYA IUD MOP/ MOW IMP LANT SUNTIK PIL KONDOM OBAT

VAGINA LAIN NYA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 201 Kab. Bolaang Mongondow2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 842 103 1,885 3,270 3,292 118 0 0 9,510 8.85 1.08 19.82 34.38 34.62 1.24 - - 100 3 Kab. Kep. Sangihe 3,200 6 2,100 7,106 4,866 100 0 600 17,378 18.41 0.03 12.08 40.89 28.00 0.58 - 3.45 100 4 Kab. Kep. Talaud 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!5 Kab. Kep. Sitaro 108 - 76 160 1,698 8 0 - 2,050 5.27 - 3.71 7.80 82.83 0.39 - - 100 6 Kab. Minahasa 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!7 Kab. Minahasa Selatan 4,134 254 2,248 10,507 10,332 144 0 151 27,619 14.97 0.92 8.14 38.04 37.41 0.52 - 0.55 100 8 Kab. Minahasa Utara 0 - #DIV/0! #DIV/0!9 Kab. Minahasa Tenggara 2,341 184 1,758 5,222 4,197 47 1 39 13,749 17.03 1.34 12.79 37.98 30.53 0.34 0.01 0.28 100

10 Kota Tomohon 1,991 417 1,003 5,301 1,841 189 0 0 10,742 18.53 3.88 9.34 49.35 17.14 1.76 - - 100 11 Kota Manado 0 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!12 Kota Bitung 1,458 712 2,273 8,724 10,102 96 0 0 23,365 6.24 3.05 9.73 37.34 43.24 0.41 - - 100 13 Kota Kotamobagu 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

0 #DIV/0! #DIV/0!JUMLAH (KAB/KOTA) 14,074 1,676 11,343 40,290 36,328 702 1 790 104,413 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.76 100

% PESERTA KB AKTIFMKJP NON MKJP

MKJP + NON MKJP

MKJP NON MKJPMKJP + NON

MKJP

JUMLAH PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSIPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO KAB/KOTA

JUMLAH PESERTA KB AKTIF

TABEL 21

00

IUD MOP/ MOW

IMP LANT SUN TIK PIL KONDOM OBAT

VAGINALAIN NYA IUD MOP/

MOWIMP

LANT SUN TIK PIL KONDOM

OBAT VAGINA

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 181 Kab. Bolaang Mongondow2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 75 6 394 645 499 53 - - 1,672 4.49 0.36 23.56 38.58 29.84 3.17 - 3 Kab. Kep. Sangihe 143 42 1,030 1,650 1,200 80 - - 4,145 3.45 1.01 24.85 39.81 28.95 1.93 - 4 Kab. Kep. Talaud - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!5 Kab. Kep. Sitaro - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!6 Kab. Minahasa - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!7 Kab. Minahasa Selatan 960 5 522 2,317 1,813 49 - 3 5,669 16.93 0.09 9.21 40.87 31.98 0.86 - 8 Kab. Minahasa Utara #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!9 Kab. Minahasa Tenggara 118 12 272 1,025 586 24 - - 2,037 5.79 0.59 13.35 50.32 28.77 1.18 -

10 Kota Tomohon 192 41 256 1,329 592 97 - 19 2,526 7.60 1.62 10.13 52.61 23.44 3.84 - 11 Kota Manado #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!12 Kota Bitung 12 - 91 529 247 - - - 879 1.37 - 10.35 60.18 28.10 - - 13 Kota Kotamobagu 1,500 106 2,565 7,495 4,937 303 - 22 16,928 8.86 0.63 15.15 44.28 29.16 1.79 -

JUMLAH (KAB/KOTA) 3,000 212 5,130 14,990 9,874 606 - 44 33,856 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

Sumber: ……………….. (sebutkan)

% PESERTA KB BARUMKJP NON MKJP MKJP +

NON MKJP

MKJP NON MKJP

PELAYANAN KB BARU MENURUT KECAMATANPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO KAB/KOTA

JUMLAH PESERTA KB BARU

TABEL 22

1 2 3 4 5 61 Kab. Bolaang Mongondow 20 262 186 70.99 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 6 78 60 76.92 3 Kab. Kep. Sangihe 15 149 50 33.56 4 Kab. Kep. Talaud 19 153 107 69.93 5 Kab. Kep. Sitaro 10 84 17 20.24 6 Kab. Minahasa 18 201 162 80.60 7 Kab. Minahasa Selatan 15 152 116 76.32 8 Kab. Minahasa Utara 10 118 102 86.44 9 Kab. Minahasa Tenggara 7 76 66 86.84

10 Kota Tomohon 5 35 35 100.00 11 Kota Manado 14 87 68 78.16 12 Kota Bitung 6 64 43 67.19 13 Kota Kotamobagu 5 29 5 17.24

JUMLAH (KAB/KOTA) 150 1,488 1,017 68.35

PERSENTASE CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KAB/KOTAPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO KAB/KOTA PUSKESMAS JUMLAH DESA/KEL DESA/KEL UCI % DESA/KEL UCI

TABEL 23

DO(%)

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15

1 Kab. Bolaang Mongondow 20 5,011 5,751 114.77 5,839 116.52 4,920 98.18 4,601 91.82 4,576 91.32 0.002 Kab. Bolaang Mongondow Utara 6 1,445 1,942 134.39 2,230 154.33 1,765 122.15 1,843 127.54 1,949 134.88 12.603 Kab. Kep. Sangihe 15 2,880 1,697 58.92 1,813 62.95 1,755 60.94 1,785 61.98 1,392 48.33 23.224 Kab. Kep. Talaud 19 1,781 1,707 95.85 1,776 99.72 1,800 101.07 1,563 87.76 1,783 100.11 -0.395 Kab. Kep. Sitaro 10 1,350 1,196 88.59 792 58.67 1,104 81.78 1,141 84.52 1,081 80.07 -36.496 Kab. Minahasa 18 7,066 7,051 99.79 6,940 98.22 6,955 98.43 6,912 97.82 6,022 85.23 13.237 Kab. Minahasa Selatan 15 4,308 3,572 82.92 3,702 85.93 3,826 88.81 3,677 85.35 3,776 87.65 -2.008 Kab. Minahasa Utara 10 3,671 3,625 98.75 3,667 99.89 3,618 98.56 3,848 104.82 3,354 91.36 8.549 Kab. Minahasa Tenggara 7 2,106 2,909 138.13 1,987 94.35 1,946 92.40 2,531 120.18 2,304 109.40 -15.95

10 Kota Tomohon 5 1,947 1,742 89.47 1,806 92.76 1,777 91.27 1,727 88.70 1,515 77.81 16.1111 Kota Manado 14 8,791 6,901 78.50 7,783 88.53 7,555 85.94 7,312 83.18 6,917 78.68 11.1312 Kota Bitung 6 3,858 3,901 101.11 3,887 100.75 3,325 86.18 3,348 86.78 3,687 95.57 5.1513 Kota Kotamobagu 5 2,030 1,489 73.35 1,424 70.15 1,377 67.83 1,292 63.65 1,416 69.75 0.56

JUMLAH (KAB/KOTA) 150 46,244 43,483 94.03 43,646 94.38 41,723 90.22 41,580 89.91 39,772 86.00 8.88% BAYI DIIMUNISASI LENGKAP #DIV/0!

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI BAYI MENURUT KAB/KOTAPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO KAB/KOTA PUSKESMAS JUMLAH BAYI

IMUNISASIBCG DPT1+HB1 DPT3+HB3 POLIO4 CAMPAK

TABEL 24

JUMLAH MP ASI % JUMLAH MENDAPAT VIT A 2X % JUMLAH MENDAPAT

PERAWATAN %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 121 Kab. Bolaang Mongondow 20 115 115 100.00 19,081 38,377 201.13 29 29 100.00 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 6 195 170 87.18 5,056 4,240 83.86 7 7 100.00 3 Kab. Kep. Sangihe 15 1548 0 0.00 8,325 5,592 67.17 5 5 100.00 4 Kab. Kep. Talaud 19 1493 226 15.14 4,784 4,316 90.22 2 2 100.00 5 Kab. Kep. Sitaro 10 0 0 0.00 3,939 2,939 74.61 3 3 100.00 6 Kab. Minahasa 18 1815 1375 75.76 18,945 17,797 93.94 0 0 07 Kab. Minahasa Selatan 15 48 48 100.00 11,644 22,325 191.73 5 5 100.00 8 Kab. Minahasa Utara 10 2022 941 46.54 11,047 10,054 91.01 2 2 100.00 9 Kab. Minahasa Tenggara 7 191 191 100.00 6,077 7,788 128.16 6 6 100.00

10 Kota Tomohon 5 285 210 73.68 5,289 6,356 120.17 0 0 011 Kota Manado 14 1043 1335 128.00 27,131 23,708 87.38 26 26 100.00 12 Kota Bitung 6 214 535 250.00 11,131 1,627 14.62 0 0 013 Kota Kotamobagu 5 267 0 0.00 7,444 4,889 66 2 2 100.00

JUMLAH (KAB/KOTA) 150 9236 5146 55.72 139,893 150,008 107.23 87 87 100.00

CAKUPAN BAYI, BALITA YANG MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KAB/KOTA DAN PUSKESMASPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO KAB/KOTA PUSKESMAS

ANAK BGM 6-24 BLN ANAK BALITA (1-4TAHUN) BALITA GIZI BURUK

TABEL 25

JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8

1 Kab. Bolaang Mongondow 24 5,502 4,468 81.21 3,792 68.92

2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 6 1,605 1,181 73.58 953 59.38

3 Kab. Kep. Sangihe 15 3,177 1,887 59.40 1,762 55.46

4 Kab. Kep. Talaud 19 2,042 1,522 74.53 1,354 66.31

5 Kab. Kep. Sitaro 10 1,488 903 60.69 716 48.12

6 Kab. Minahasa 18 7,864 6,979 88.75 6,301 80.12

7 Kab. Minahasa Selatan 15 4,739 3,732 78.75 3,594 75.84

8 Kab. Minahasa Utara 10 4,039 4,092 101.31 3,708 91.80

9 Kab. Minahasa Tenggara 7 2,431 2,299 94.57 2,206 90.74

10 Kota Tomohon 5 2,142 2,130 99.44 1,903 88.84

11 Kota Manado 14 9,670 8,332 86.16 6,920 71.56

12 Kota Bitung 6 4,043 3,965 98.07 3,448 85.28

13 Kota Kotamobagu 5 2,219 1,985 89.45 1,420 63.99

JUMLAH (KAB/KOTA) 154 50,961 43,475 85.31 38,077 74.72

JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET Fe1, Fe3MENURUT KAB/KOTA DAN PUSKESMAS

PROPINSI SULAWESI UTARATAHUN 2008

Fe1 Fe3NO KAB/KOTA PUSKESMAS JUMLAH

IBU HAMIL

TABEL 26

JML % JML % JML % JML % JML %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 Kab. Bolaang Mongondow 20 4,868 250 5.14 11 0.23 62 1.27 4 0.08 0 02 Kab. Bolaang Mongondow Utara 6 1,434 1,209 84.31 404 28.17 71 4.95 2 0.14 0 03 Kab. Kep. Sangihe 15 6,010 0 0.00 2 0.03 0 0.00 0 0 0 04 Kab. Kep. Talaud 19 18,743 1,006 5.37 746 3.98 319 1.70 95 0.51 46 0.25

5 Kab. Kep. Sitaro 10 3,012 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0 0 06 Kab. Minahasa 18 7,865 981 12.47 649 8.25 25 0.32 34 0.43 46 0.58

7 Kab. Minahasa Selatan 15 11,628 3,810 32.77 3,579 30.78 406 3.49 7 0.06 0 08 Kab. Minahasa Utara 10 10,609 0 0.00 0 0.00 0 0.00 0 0 0 09 Kab. Minahasa Tenggara 7 22,187 1,628 7.34 1,580 7.12 9 0.04 0 0 0 0

10 Kota Tomohon 5 6,946 1,605 23.11 1,534 22.08 0 0.00 0 0 0 011 Kota Manado 14 9,379 1,457 15.53 1,314 14.01 131 1.40 0 0 0 012 Kota Bitung 6 10,538 3488 33.10 3012 28.58 0 0.00 0 0 0 013 Kota Kotamobagu 5 1,810 166 9.17 14 0.77 41 2.27 2 0.11 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 150 115,029 15,600 13.56 12,845 11.17 1,064 0.92 144 0.13 92 0.08

WUSTT 5TT 1 TT 2 TT 3 TT 4

JUMLAH WANITA USIA SUBUR DENGAN STATUS IMUNISASI TTMENURUT KAB/KOTA DAN PUSKESMAS

PROPINSI SULAWESI UTARATAHUN 2008

NO KAB/KOTA PUSKESMAS

TABEL 27

MEMERLUKAN DARAH

MENDAPAT DARAH % MEMERLUKAN

DARAHMENDAPAT

DARAH %

1 2 3 4 5 6 7 81 RUMAH SAKIT #DIV/0! #DIV/0!

I RS PEMERINTAH #DIV/0! #DIV/0!1 RSU Datoe Binangkang Bolmong #DIV/0! #DIV/0!2 RSU Mala Talaud #DIV/0! #DIV/0!3 RSU Liun Kendage Sangihe #DIV/0! #DIV/0!4 RSU Sam Ratulangi Minahasa #DIV/0! #DIV/0!5 RSU Prof. DR. Kandouw Manado #DIV/0! #DIV/0!6 RSU Prof. Ratumbuysang Manado #DIV/0! #DIV/0!7 RSUD Amurang Minsel #DIV/0! #DIV/0!8 RSUD Walanda Maramis Minut #DIV/0! #DIV/0!9 RSUD Noongan Minahasa #DIV/0! #DIV/0!

10 RSUD Manembo-nembo Bitung #DIV/0! #DIV/0!II RS SWASTA #DIV/0! #DIV/0!

1 RS Islam Moonow Bolmong #DIV/0! #DIV/0!2 RS Monompia Kotamobagu #DIV/0! #DIV/0!3 RS Kinapit Kotamobagu #DIV/0! #DIV/0!4 RS Islam Siti Maryam Manado #DIV/0! #DIV/0!5 RS Pancaran Kasih Manado #DIV/0! #DIV/0!6 RS Siloam Sonder Minahasa #DIV/0! #DIV/0!7 RS Budi Setia Langowan #DIV/0! #DIV/0!8 RS Tonsea Minut #DIV/0! #DIV/0!

10 RS Chantia Tompaso Baru #DIV/0! #DIV/0!11 RSU Bethesda Tomohon #DIV/0! #DIV/0!12 RSU Budi Mulia Bitung #DIV/0! #DIV/0!14 RS Hermana Lembean #DIV/0! #DIV/0!15 RS Kalooran Amurang #DIV/0! #DIV/0!

III RS TNI/POLRI #DIV/0! #DIV/0!1 RS Tkt III Teling Manado #DIV/0! #DIV/0!2 Rumkit Tkt IV Bhayangkari Manado #DIV/0! #DIV/0!3 Rumkit Tkt IV AURI Manado #DIV/0! #DIV/0!4 RS TNI AL Bitung #DIV/0! #DIV/0!5 RS Kesdim Kotamobagu #DIV/0! #DIV/0!

JUMLAH RS #DIV/0! #DIV/0!PUSKESMAS #DIV/0! #DIV/0!

1 Kab. Bolaang Mongondow #DIV/0! #DIV/0!2 Kab. Bolaang Mongondow Utara #DIV/0! #DIV/0!3 Kab. Kep. Talaud #DIV/0! #DIV/0!4 Kab. Kep. Sangihe #DIV/0! #DIV/0!5 Kab. Kep. Sitaro #DIV/0! #DIV/0!6 Kab. Minahasa #DIV/0! #DIV/0!7 Kab. Minahasa Selatan 19 19 100.00 - - - 8 Kab. Minahasa Utara #DIV/0! #DIV/0!9 Kab. Minahasa Tenggara #DIV/0! #DIV/0!

10 Kota Tomohon #DIV/0! #DIV/0!11 Kota Manado #DIV/0! #DIV/0!12 Kota Bitung #DIV/0! #DIV/0!13 Kota Kotamobagu #DIV/0! #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 19 19 100 - - #DIV/0!

SUMBER DATA DARI = AUDIT MATERNAL PERINATAL ( AMP )

PERSENTASE AKSES KETERSEDIAAN DARAH UNTUK BUMIL DAN NEONATUS YG DIRUJUK

PROPINSI SULAWESI UTARATAHUN 2008

NO SARANA PELAYANAN KESEHATANJUMLAH IBU HAMIL YANG DIRUJUK JUMLAH NEONATUS YANG DIRUJUK

TABEL 28

JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 Kab. Bolaang Mongondow 20 5,502 262 23.81 262 100.00 5,259 39 0.74 - 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 6 1,605 144 44.86 144 100.00 1,451 43 2.96 16 37.21 3 Kab. Kep. Sangihe 15 3,177 158 24.87 158 100.00 2,101 31 1.48 - 4 Kab. Kep. Talaud 19 2,042 67 16.41 67 100.00 1,303 8 0.61 - 5 Kab. Kep. Sitaro 10 1,488 19 6.38 19 100.00 823 6 0.73 5 83.3 6 Kab. Minahasa 18 7,864 424 26.96 424 100.00 5,891 327 5.55 - 7 Kab. Minahasa Selatan 15 4,739 148 15.62 148 100.00 3,091 22 0.71 - 8 Kab. Minahasa Utara 10 4,039 40 4.95 40 100.00 3,420 43 1.26 - 9 Kab. Minahasa Tenggara 7 2,431 248 51.01 248 100.00 1,800 17 0.94 -

10 Kota Tomohon 5 2,142 268 62.56 268 100.00 1,703 17 1.00 17 100.00 11 Kota Manado 14 9,670 334 17.27 334 100.00 7,205 89 1.24 11 12.36 12 Kota Bitung 6 4,043 57 7.05 57 100.00 3,520 21 0.60 21 100.00 13 Kota Kotamobagu 5 2,219 222 50.02 222 100.00 1,742 9 0.52 -

JUMLAH (KAB/KOTA) 150 50,961 2,391 23.46 2,391 100.00 39,309 672 1.71 70 10.42

JUMLAH IBU HAMIL

NEONATAL RISTI/KOMPLIKASI

DITANGANI

BUMIL RISTI/ KOMPLIKASI

BUMIL RISTI/KOMPLIKASI

DITANGANIJUMLAH

NEONATAL

NEONATAL RISTI/KOMPLIKASI

JUMLAH DAN PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATAL RISIKO TINGGI/KOMPLIKASI DITANGANIMENURUT KAB/KOTA DAN PUSKESMAS

PROPINSI SULAWESI UTARATAHUN 2008

NO KAB/KOTA PUSKESMAS

TABEL 29

JUMLAH %1 2 3 4 5

1 RUMAH SAKIT UMUM #DIV/0!

2 RUMAH SAKIT JIWA #DIV/0!

3 RUMAH SAKIT KHUSUS #DIV/0!

4 PUSKESMAS #DIV/0!

5 SARANA YANKES.LAINNYA #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) - - #DIV/0!

PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR)PROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANAMEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR

TABEL 30

JUMLAH DITANGANI <24 JAM %

1 2 3 4 5 6 71 Kab. Bolaang Mongondow 20 212 29 - - 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 6 78 3 3 100.00 3 Kab. Kep. Sangihe 15 147 1 1 100.00 4 Kab. Kep. Talaud 19 153 #DIV/0!5 Kab. Kep. Sitaro 10 84 #DIV/0!6 Kab. Minahasa 18 204 #DIV/0!7 Kab. Minahasa Selatan 15 156 3 3 100.00 8 Kab. Minahasa Utara 10 118 #DIV/0!9 Kab. Minahasa Tenggara 7 76 30 30 100.00

10 Kota Tomohon 5 40 21 21 100.00 11 Kota Manado 14 87 #DIV/0!12 Kota Bitung 6 69 0 0 013 Kota Kotamobagu 5 32 #DIV/0!

#DIV/0!JUMLAH (KAB/KOTA) 150 1,456 87 58 66.67

JUMLAH DAN PERSENTASE DESA/KELURAHAN TERKENA KLB YANG DITANGANI < 24 JAMMENURUT KAB/KOTA DAN PUSKESMAS

PROPINSI SULAWESI UTARATAHUN 2008

DESA/KEL TERKENA KLBNO KAB/KOTA PUSKESMAS JUMLAH DESA/KEL

TABEL 31

JUMLAH KEC JUMLAH DESA

1 2 3 4 5 6 7 8 91 Minahasa Selatan

- DBD 1 1 1,540 8 0 0.52 - - Campak 1 1 758 21 0 2.77 -

2 Minahasa Tenggara 0- DBD 4 4 7,808 11 0 0.14 - - Rabies 6 30 49,480 89 1 0.18 1.12

3 Tomohon- DBD 5 7 41,734 21 0 0.05 -

4 Bolmut-Diare 1 2 2,283 29 3 1.27 10.34

#DIV/0! #DIV/0!#DIV/0! #DIV/0!#DIV/0! #DIV/0!#DIV/0! #DIV/0!#DIV/0! #DIV/0!#DIV/0! #DIV/0!#DIV/0! #DIV/0!#DIV/0! #DIV/0!#DIV/0! #DIV/0!

JUMLAH PENDERITA

JUMLAH KEMATIAN

ATTACK RATE (%) CFR (%)

JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN SERTA JUMLAH KAB/KOTA DAN DESA YANG TERSERANG KLB

PROPINSI SULAWESI UTARATAHUN 2008

NO JENIS KEJADIAN LUAR BIASAYANG TERSERANG JUMLAH

PENDUDUK TERANCAM

TABEL 32

JUMLAH %1 2 3 4 5 6

1 Kab. Bolaang Mongondow 20 5,011 532 10.62 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 6 1,445 752 52.04 3 Kab. Kep. Sangihe 15 2,880 1,051 36.49 4 Kab. Kep. Talaud 19 1,781 745 41.83 5 Kab. Kep. Sitaro 10 1,350 293 21.70 6 Kab. Minahasa 18 7,066 3,573 50.57 7 Kab. Minahasa Selatan 15 4,308 1,487 34.52 8 Kab. Minahasa Utara 10 3,671 1,802 49.09 9 Kab. Minahasa Tenggara 7 2,106 655 31.10

10 Kota Tomohon 5 1,947 1,004 51.57 11 Kota Manado 14 8,791 3,939 44.81 12 Kota Bitung 6 3,858 38 0.98 13 Kota Kotamobagu 5 2,030 293 14.43

JUMLAH (KAB/KOTA) 150 46,244 16,164 34.95

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIFPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO KAB/KOTA PUSKESMAS JUMLAH BAYIJUMLAH BAYI YANG DIBERI

ASI EKSKLUSIF

TABEL 33

1 2 3 4 5 61 Kab. Bolaang Mongondow 20 324 324 100.00 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 6 78 76 97.44 3 Kab. Kep. Sangihe 15 149 - - 4 Kab. Kep. Talaud 19 153 - 5 Kab. Kep. Sitaro 10 84 - 6 Kab. Minahasa 18 201 - 7 Kab. Minahasa Selatan 15 150 101 67.33 8 Kab. Minahasa Utara 10 118 - 9 Kab. Minahasa Tenggara 7 35 28 80.00

10 Kota Tomohon 5 35 35 100.00 11 Kota Manado 14 87 - 12 Kota Bitung 6 0 0 013 Kota Kotamobagu 5 0 #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 150 1414 564 39.89

PERSENTASE DESA/KELURAHAN DENGAN GARAM BERYODIUM YANG BAIK MENURUT KAB/KOTAPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO KAB/KOTA PUSKESMASJUMLAH

DESA/KEL DISURVEI

JUMLAH DESA/KEL DG GARAM

BERYODIUM YG BAIK

% DESA/KEL DG GARAM

BERYODIUM YG BAIK

TABEL 34

JUMLAH % PERLU PERAWATAN

JUMLAH MENDAPAT

PERAWATAN

% MENDAPAT

PERAWATAN1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 Kab. Bolaang Mongondow 20 415 2,500 2,915 0.17 46,140 13,205 28.62 2,418 1,376 56.91 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 6 3 164 167 0.02 7,468 2,269 30.38 1,789 1,283 71.72 3 Kab. Kep. Sangihe 15 - 671 671 - 13,014 1,072 8.24 #DIV/0!4 Kab. Kep. Talaud 19 - - - #DIV/0! 7,479 - #DIV/0!5 Kab. Kep. Sitaro 10 114 114 - 6,158 - #DIV/0!6 Kab. Minahasa 18 142 142 - 29,617 - #DIV/0!7 Kab. Minahasa Selatan 15 16 807 823 0.02 14,936 7,647 51.20 2,516 1,307 51.95 8 Kab. Minahasa Utara 10 - - #DIV/0! 9,501 - #DIV/0!9 Kab. Minahasa Tenggara 7 64 355 419 0.18 8,669 7,936 91.54 3,250 1,490 45.85

10 Kota Tomohon 5 87 480 567 0.18 42,414 5,174 12.20 1,189 464 39.02 11 Kota Manado 14 603 603 - 17,402 - #DIV/0!12 Kota Bitung 6 95 1,648 1,743 0.06 11,637 2,203 18.93 1,218 641 52.63 13 Kota Kotamobagu 5 - - #DIV/0! - #DIV/0! #DIV/0!

JUMLAH (KAB/ KOTA) 680 7,484 8,164 0.09 - 39,506 #DIV/0! 12,380 6,561 53.00

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMASPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO KAB/KOTA PUSKESMAS

PELAYANAN DASAR GIGI UKGS (PROMOTIF DAN PREVENTIF)

TUMPATAN GIGI TETAP

PENCABUTAN GIGI TETAP

MURID SD/MI

JUMLAHRASIO

TAMBAL/ CABUT

JUMLAH MURID SD

MURID SD/MI DIPERIKSA

TABEL 35

JUMLAH SELURUH KEGIATAN

PENYULUHAN KELOMPOK

JUMLAH KEGIATAN

PENYULUHAN MASSA

JUMLAH

1 2 3 4 5 61 Kab. Bolaang Mongondow 20 - 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 6 380 77 457 3 Kab. Kep. Sangihe 15 2,507 1,025 3,532 4 Kab. Kep. Talaud 19 - 5 Kab. Kep. Sitaro 10 - 6 Kab. Minahasa 18 - 7 Kab. Minahasa Selatan 15 969 137 1,106 8 Kab. Minahasa Utara 10 - 9 Kab. Minahasa Tenggara 7 793 64 857

10 Kota Tomohon 5 327 22 349 11 Kota Manado 14 - 12 Kota Bitung 6 1,183 149 1,332 13 Kota Kotamobagu 5 -

SUB JUMLAH I 6,159 1,474 7,633 1 Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota - 1 Kab. Bolaang Mongondow - 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 0 0 - 3 Kab. Kep. Sangihe 36 8 44 4 Kab. Kep. Talaud - 5 Kab. Kep. Sitaro - 6 Kab. Minahasa - 7 Kab. Minahasa Selatan 0 0 - 8 Kab. Minahasa Utara - 9 Kab. Minahasa Tenggara 85 50 135

10 Kota Tomohon 0 0 - 11 Kota Manado - 12 Kota Bitung 0 0 - 13 Kota manado -

- 2 Rumah Sakit -

JUMLAH (KAB/KOTA) 6,159 1,474 7,633

JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATANPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO KAB/KOTA PUSKESMAS

PENYULUHAN KESEHATAN

TABEL 36

ASKES JAMSOSTEK ASKESKIN LAINNYA JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101 Kab. Bolaang Mongondow 20 301,163 29,673 1,746 70,748 766 102,933 34.18 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 6 79,808 252 - 15,938 389 16,579 20.77 3 Kab. Kep. Sangihe 15 131,391 24,255 - 46,646 1,525 72,426 55.12 4 Kab. Kep. Talaud 19 75,511 4,755 - 41,834 2,890 49,479 65.53 5 Kab. Kep. Sitaro 10 62,173 486 - 8,180 - 8,666 13.94 6 Kab. Minahasa 18 299,013 64,788 45 59,343 33,529 157,705 52.74 7 Kab. Minahasa Selatan 15 183,782 9,157 1,507 36,533 6,887 54,084 29.43 8 Kab. Minahasa Utara 10 174,364 8,797 - 51,858 69,804 130,459 74.82 9 Kab. Minahasa Tenggara 7 95,923 532 279 18,126 - 18,842 19.64

10 Kota Tomohon 5 83,486 6,363 992 18,798 13,705 39,858 47.74 11 Kota Manado 14 428,223 88,697 42,000 60,406 17,000 208,103 48.60 12 Kota Bitung 6 175,690 16,410 14,025 38,913 330 69,678 39.66 13 Kota Kotamobagu 5 117,485 882 29,612 30,494 25.96

JUMLAH (KAB/KOTA) 150 2,208,012 255,047 60,594 496,935 146,825 959,306 43.45 PERSENTASE 11.55 2.74 22.51 6.65 43.45

Catatan : * = Jumlah penduduk menurut puskesmas harus sama dengan jumlah penduduk menurut kecamatan

CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR

PROPINSI SULAWESI UTARATAHUN 2008

JUMLAH PESERTA JAMINAN KESEHATAN PRA BAYARNO KAB.KOTA PUSKESMAS JUMLAH

PENDUDUK*

JUMLAH PEKERJA FORMAL

JUMLAH YANG DILAYANI %

1 2 3 4 5 61 Kab. Bolaang Mongondow 20 49,079 43,860 89.37 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 6 - #DIV/0!3 Kab. Kep. Sangihe 15 - #DIV/0!4 Kab. Kep. Talaud 19 - #DIV/0!5 Kab. Kep. Sitaro 10 8,754 - 6 Kab. Minahasa 18 6,891 - 7 Kab. Minahasa Selatan 15 7,619 6,260 82.16 8 Kab. Minahasa Utara 10 - #DIV/0!9 Kab. Minahasa Tenggara 7 1,467 1,231 83.91

10 Kota Tomohon 5 10,274 6,501 63.28 11 Kota Manado 14 - #DIV/0!12 Kota Bitung 6 2,501 2,501 100.00 13 Kota Kotamobagu 5 1,097 -

#DIV/0!JUMLAH (KAB/KOTA) 87,682 60,353 68.83

PELAYANAN KESEHATAN KERJA

TABEL 38

PERSENTASE PELAYANAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA FORMALPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO KAB/KOTA PUSKESMAS

TABEL 37

JUMLAH % Rawat Jalan % Rawat Inap % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 131 Kab. Bolaang Mongondow 20 70,748 65,404 92.45 58,993 83.38 569 0.80 #DIV/0!2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 6 15,938 15,938 100.00 8,276 51.93 1,041 6.53 75 18 24.00 3 Kab. Kep. Sangihe 15 46,646 54,826 117.54 34,224 73.37 1,344 2.88 171 84 49.12 4 Kab. Kep. Talaud 19 41,834 41,834 100.00 - 0.00 0.00 #DIV/0!5 Kab. Kep. Sitaro 10 8,180 8,180 100.00 515 6.30 40 0.49 - - #DIV/0!6 Kab. Minahasa 18 59,343 59,343 100.00 81,092 136.65 1,129 1.90 #DIV/0!7 Kab. Minahasa Selatan 15 36,533 36,533 100.00 28,945 79.23 1,027 2.81 48 48 100.00 8 Kab. Minahasa Utara 10 51,858 46,916 90.47 53,452 103.07 187 0.36 #DIV/0!9 Kab. Minahasa Tenggara 7 18,126 18,126 100.00 14,926 82.35 159 0.88 #DIV/0!

10 Kota Tomohon 5 18,798 18,798 100.00 14,926 79.40 153 0.81 140 103 73.57 11 Kota Manado 14 60,406 60,406 100.00 48,831 80.84 62 0.10 - - - 12 Kota Bitung 6 38,913 29,166 74.95 14,385 36.97 49 0.13 2 0 - 13 Kota Kotamobagu 5 29,612 29,612 100.00 18,373 62.05 - 0.00 - - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 150 496,935 485,082 97.61 376,938 75.85 5,760 1.16 436 253 58.03

PUSKESMAS

MASYARAKAT MISKIN PELAYANAN BAYI MASY.MISKIN

JUMLAH YANG ADA

DICAKUP ASKESKIN MENDAPAT YANKES JUMLAH BAYI MASY.MISKIN

BGM

BAYI MASY.MISKIN BGM MENDAPAT MP-

ASI

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN

PROPINSI SULAWESI UTARATAHUN 2008

NO KAB/KOTA

TABEL 39

JUMLAH DILAYANI KES % JUMLAH DILAYANI

KES % JUMLAH DILAYANI KES %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 121 Kab. Bolaang Mongondow 20 48,966 26,135 75,101 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 6 12,976 2,138 16.48 6,926 1,237 17.86 19,902 3,375 16.96 3 Kab. Kep. Sangihe 15 21,363 70 0.33 11,402 244 2.14 32,765 314 0.96 4 Kab. Kep. Talaud 19 12,277 - 6,553 - 18,830 - - 5 Kab. Kep. Sitaro 10 10,109 7,533 74.52 5,395 5,605 103.89 15,504 13,138 84.74 6 Kab. Minahasa 18 48,617 - 25,949 - 74,566 - - 7 Kab. Minahasa Selatan 15 29,881 - 15,949 - 45,830 - - 8 Kab. Minahasa Utara 10 28,350 - 15,131 - 43,481 - - 9 Kab. Minahasa Tenggara 7 15,596 5,742 36.82 8,324 4,958 59.56 23,920 10,700 44.73

10 Kota Tomohon 5 13,574 3,236 23.84 7,249 3,771 52.02 20,823 7,007 33.65 11 Kota Manado 14 69,625 - 37,162 - 106,787 - - 12 Kota Bitung 6 28,566 13,342 46.71 15,247 9,283 60.88 43,813 22,625 51.64 13 Kota Kotamobagu 5 19,102 - 10,195 - 29,297 - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 150 359,002 32,061 8.93 191,617 25,098 13.10 550,619 57,159 10.38

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PRA USILA DAN USILAPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO KAB/KOTA PUSKESMASPRA USILA (45-59 TH) USILA (60TH+) PRA USILA DAN USILA

TABEL 40

JUMLAH WUSJUMLAH YANG DIBERI KAPSUL

YODIUM

% YANG DIBERI KAPSUL YODIUM

1 2 3 4 5 6 71 Kab. Bolaang Mongondow 20 - 83,679 - - 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 6 - 22,175 0 03 Kab. Kep. Sangihe 15 - 36,507 - - 4 Kab. Kep. Talaud 19 20,981 - 5 Kab. Kep. Sitaro 10 17,275 - 6 Kab. Minahasa 18 83,081 - 7 Kab. Minahasa Selatan 15 51,064 258 0.51 8 Kab. Minahasa Utara 10 48,448 - 9 Kab. Minahasa Tenggara 7 7 26,652 0 0

10 Kota Tomohon 5 0 23197 0 011 Kota Manado 14 118,983 - 12 Kota Bitung 6 0 48,816 0 013 Kota Kotamobagu 5 32,644 -

JUMLAH (KAB/KOTA) 150 7 613,502 258 0.04

CAKUPAN WANITA USIA SUBUR MENDAPAT KAPSUL YODIUMPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO KAB/KOTA PUSKESMAS JUMLAH DESA/KEL ENDEMIS

WUS DI DESA/KEL. ENDEMIS SEDANG & BERAT

TABEL 41

JUMLAH PENDONOR

JML SAMPEL DARAH DIPERIKSA

JML POSTIF HIV/AIDS

% POSITIF HIV-AIDS

1 2 3 4 5 61 UTDC PMI Bolaang Mongondow 1,892 1,892 - - 2 UTDC PMI Tomohon 552 552 1 0.18

#DIV/0!#DIV/0!#DIV/0!#DIV/0!#DIV/0!#DIV/0!#DIV/0!#DIV/0!#DIV/0!#DIV/0!#DIV/0!#DIV/0!#DIV/0!#DIV/0!#DIV/0!#DIV/0!#DIV/0!#DIV/0!

JUMLAH 2,444 2,444 1 0.04

PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV-AIDSPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO UNIT TRANSFUSI DARAH

DONOR DARAH

TABEL 42

RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 71 Puskesmas …..1 Kab. Bolaang Mongondow 729 220,789 221,581 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 13,261 425 13,686 19 0.14 3 Kab. Kep. Sangihe 83,184 1,868 85,052 125 0.15 4 Kab. Kep. Talaud - #DIV/0!5 Kab. Kep. Sitaro - #DIV/0!6 Kab. Minahasa - #DIV/0!7 Kab. Minahasa Selatan 92,952 612 93,564 235 0.25 8 Kab. Minahasa Utara - #DIV/0!9 Kab. Minahasa Tenggara 40,556 691 41,247 - - 10 Kota Tomohon 85,490 587 86,077 209 0.24 11 Kota Manado - #DIV/0!12 Kota Bitung 99,574 278 99,852 298 0.30 13 Kota Kotamobagu - #DIV/0!

- #DIV/0!SUB JUMLAH I 415,746 225,250 641,059 886 0.14

1 RS …. 221,185 47,348 268,533 - I RS PEMERINTAH - #DIV/0!

1 RSU Datoe Binangkang Bolmong - #DIV/0!2 RSU Mala Talaud - #DIV/0!3 RSU Liun Kendage Sangihe 12,761 4,165 16,926 - - 4 RSU Sam Ratulangi Minahasa - #DIV/0!5 RSU Prof. DR. Kandouw Manado - #DIV/0!6 RSU Prof. Ratumbuysang Manado - #DIV/0!7 RSUD Amurang Minsel - #DIV/0!8 RSUD Walanda Maramis Minut - #DIV/0!9 RSUD Noongan Minahasa - #DIV/0!

10 RSUD Manembo-nembo Bitung 19,296 3,498 22,794 - - II RS SWASTA - #DIV/0!

1 RS Islam Moonow Bolmong - #DIV/0!2 RS Monompia Kotamobagu - #DIV/0!3 RS Kinapit Kotamobagu - #DIV/0!4 RS Islam Siti Maryam Manado - #DIV/0!5 RS Pancaran Kasih Manado - #DIV/0!6 RS Siloam Sonder Minahasa - #DIV/0!7 RS Budi Setia Langowan - #DIV/0!8 RS Tonsea Minut - #DIV/0!

10 RS Chantia Tompaso Baru 1,911 5,925 7,836 7,836 100.00 11 RSU Bethesda Tomohon 73,629 11,551 85,180 39 0.05 12 RSU Budi Mulia Bitung 27,764 8,750 36,514 0 - 14 RS Hermana Lembean - #DIV/0!15 RS Kalooran Amurang 19,106 5,772 24,878 - -

III RS TNI/POLRI - #DIV/0!1 RS Tkt III Teling Manado - #DIV/0!2 Rumkit Tkt IV Bhayangkari Manado - #DIV/0!3 Rumkit Tkt IV AURI Manado - #DIV/0!4 RS TNI AL Bitung 7,144 2,972 10,116 0 - 5 RS Kesdim Kotamobagu - #DIV/0!

- #DIV/0!SUB JUMLAH II 382,796 89,981 472,777 7,875 1.67

1 Sarana Yankes lainnya - - #DIV/0!- #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 798,542 315,231 1,113,836 8,761 0.79 JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 2,208,012 2,208,012 JUMLAH PELAYANANCAKUPAN KUNJUNGAN (%) 36.1656549 14.27668871

JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, PELAYANAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATANPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO SARANA PELAYANAN KESEHATANJUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA

TABEL 43

LABKES 4 (EMPAT) SPESIALIS DASAR LABKES 4 (EMPAT)

SPESIALIS DASAR1 2 3 4 5 6 7

1 RUMAH SAKIT UMUM 31 22 19 70.97 61.29

2 RUMAH SAKIT JIWA #DIV/0! #DIV/0!

3 RUMAH SAKIT KHUSUS #DIV/0!

4 PUSKESMAS #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 31 22 19 70.97

JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEMAMPUAN LABKES DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR PROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO SARANA KESEHATAN JUMLAHJUMLAH YANG MEMILIKI % YANG MEMILIKI

TABEL 44

JUMLAH %1 2 3 4 5

1 #DIV/0!2 #DIV/0!3 #DIV/0!4 #DIV/0!5 #DIV/0!6 #DIV/0!

#DIV/0!#DIV/0!#DIV/0!#DIV/0!#DIV/0!#DIV/0!#DIV/0!#DIV/0!#DIV/0!#DIV/0!#DIV/0!#DIV/0!#DIV/0!

Sumber: Gudang Farmasi KabupatenKet :

* Jenis obat : jenis obat yang harus tersedia untuk pelayanan kesehatan dasar

KETERSEDIAAN OBAT SESUAI DENGAN KEBUTUHAN PELAYANAN KESEHATAN DASARPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO JENIS OBAT* KEBUTUHAN KETERSEDIAAN

JUMLAH DIPANTAU BER PHBS * %

1 2 3 4 5 61 Kab. Bolaang Mongondow 20 #DIV/0!2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 6 3,209 2,018 62.89 3 Kab. Kep. Sangihe 15 20,655 12,007 58.13 4 Kab. Kep. Talaud 19 #DIV/0!5 Kab. Kep. Sitaro 10 #DIV/0!6 Kab. Minahasa 18 #DIV/0!7 Kab. Minahasa Selatan 15 34,039 25,658 75.38 8 Kab. Minahasa Utara 10 #DIV/0!9 Kab. Minahasa Tenggara 7 7,601 4,589 60.37

10 Kota Tomohon 5 9,640 5,567 57.75 11 Kota Manado 14 #DIV/0!12 Kota Bitung 6 18,230 8,640 47.39 13 Kota Kotamobagu 5

JUMLAH (KAB/KOTA) 93,374 58,479 62.63

RUMAH TANGGA

TABEL 45

PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH SEHATPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO KA/KOTAB PUSKESMAS

TABEL 46

%

PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH POSYANDU AKTIF

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 141 Kab. Bolaang Mongondow 20 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 6 34 24 27 - 85 28.24 31.76 - 60 31.76 3 Kab. Kep. Sangihe 15 73 75 41 5 194 37.63 38.66 21.13 2.58 100 23.71 4 Kab. Kep. Talaud 19 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!5 Kab. Kep. Sitaro 10 - 91 - - 91 - 100.00 - - 100 - 6 Kab. Minahasa 18 37 115 86 8 246 15.04 46.75 34.96 3.25 100 38.21 7 Kab. Minahasa Selatan 15 1 21 159 1 182 0.55 11.54 87.36 0.55 100 87.91 8 Kab. Minahasa Utara 10 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!9 Kab. Minahasa Tenggara 7 - 7 64 - 71 - 9.86 90.14 - 100 90.14

10 Kota Tomohon 5 6 16 28 6 56 10.71 28.57 50.00 10.71 100 60.71 11 Kota Manado 14 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!12 Kota Bitung 6 6 68 51 1 126 4.76 53.97 40.48 0.79 100 41.27 13 Kota Kotamobagu 5 - #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

157 417 456 21 1,051 14.94 39.68 43.39 2.00 100 45.39 JUMLAH (KAB/KOTA)

JUMLAH DAN PERSENTASE POSYANDU MENURUT STRATA DAN KAB/KOTAPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO KAB/KOTA PUSKESMASJUMLAH POSYANDU PERSENTASE POSYANDU

TABEL 47

JUMLAH JUMLAH % JUMLAH %SELURUHNYA DIPERIKSA DIPERIKSA SEHAT SEHAT

1 2 3 4 5 6 7 81 Kab. Bolaang Mongondow 20 58,656 24,677 42.07 16,029 64.96 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 6 26,515 17,359 65.47 12,923 74.45 3 Kab. Kep. Sangihe 15 33,279 27,077 81.36 14,985 55.34 4 Kab. Kep. Talaud 19 17,488 14,965 85.57 10,916 72.94 5 Kab. Kep. Sitaro 10 17,886 14,944 83.55 12,431 83.18 6 Kab. Minahasa 18 78,985 45,769 57.95 35,400 77.34 7 Kab. Minahasa Selatan 15 51,834 36,553 70.52 28,014 76.64 8 Kab. Minahasa Utara 10 44,435 38,759 87.23 10,369 26.75 9 Kab. Minahasa Tenggara 7 25,424 14,047 55.25 9,995 71.15

10 Kota Tomohon 5 19,976 10,843 54.28 7,885 72.72 11 Kota Manado 14 96,768 61,577 63.63 52,948 85.99 12 Kota Bitung 6 70,304 59,972 85.30 47,794 79.69 13 Kota Kotamobagu 5 14,573 3,072 21.08 1,916 62.37

JUMLAH (KAB/KOTA) 150 556,123 369,614 66.46 261,605 70.78

PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KAB/KOTAPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO KAB/KOTA PUSKESMASRUMAH

TABEL 48

LEDE

NG

SPT

SGL

PAH

KEM

ASAN

LAIN

NYA

JUM

LAH

LEDE

NG

SPT

SGL

PAH

KEM

ASAN

LAIN

NYA

JUM

LAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 201 Kab. Bolaang Mongondow 20 58,656 50,124 85.45 14,586 3,3970 28,687 10 18 2,853 50,124 29.10 7,92 57.23 0.02 0.04 5.69 1002 Kab. Bolaang Mongondow Utara 6 26,982 16,225 60.13 1,783 110 11,579 231 266 548 14,517 12.28 0.76 79.76 1.59 1.83 3.77 1003 Kab. Kep. Sangihe 15 32,364 15,125 46.73 7,943 8 2,449 4,384 2 339 15,125 52.52 0.05 16.19 28.99 0.01 2.24 1004 Kab. Kep. Talaud 19 - - - - - - - - - - 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 05 Kab. Kep. Sitaro 10 21,190 14,324 67.60 2,076 42 2,620 4,787 1 417 9,943 20.88 0.42 26.35 48.14 0.01 4.19 1006 Kab. Minahasa 18 78,984 67,127 84.99 53,009 150 13,735 147 6 80 67,127 78.97 0.22 20.46 0.22 0.01 0.12 100

Kab. Minahasa Selatan 15 55,233 36,553 66.18 24,645 363 13,150 219 1,182 8,270 47,829 51.53 0.76 27.49 0.46 2.47 17.29 1008 Kab. Minahasa Utara 10 44,329 7,690 17.35 2,240 76 4,489 81 12 792 7,690 29.13 0.99 58.37 1.05 0.16 10.30 1009 Kab. Minahasa Tenggara 7 27,149 16,984 62.56 4,662 389 6,912 - 652 393 13,008 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0

10 Kota Tomohon 5 24,084 17,520 72.75 7,066 1,060 7,109 647 2,229 675 18,786 37.61 5.64 37.84 3.44 11.87 3.59 10011 Kota Manado 14 97,768 64,157 65.62 38,984 5,510 18,992 378 30 263 64,157 60.76 8.59 29.60 0.59 0.05 0.41 10012 Kota Bitung 6 46,136 33,639 72.91 15,590 1,308 3,616 409 1,301 2,674 24,898 62.62 5.25 14.52 1.64 5.23 10.74 10013 Kota Kotamobagu 5 14,573 4,546 31.19 1,795 48 - - - 28 1,871 95.94 2.57 0.00 0.00 0.00 1.50 100

JUMLAH (KAB/KOTA) 150 527,448 344,014 65.22 174,379 9,064 113,338 11,293 5,699 17,332 331,105 52.67 2.74 34.23 3.41 1.72 5.23 100

AKSES AIR BERSIH % AKSES AIR BERSIH

PERSENTASE KELUARGA MEMILIKI AKSES AIR BERSIHPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO KAB/KOTA PUSKESMASJUMLAH

KELUARGA YANG ADA

JUMLAH KELUARGA DIPERIKSA

% KELUARGA DIPERIKSA

TABEL 49

JUM

LAH

KK

D

IPER

IKS

A

JUM

LAH

KK

M

EMIL

IKI

JUM

LAH

SE

HAT

% K

K M

EMIL

IKI

% S

EHAT

JUM

LAH

KK

D

IPER

IKS

A

JUM

LAH

KK

M

EMIL

IKI

JUM

LAH

SE

HAT

% K

K M

EMIL

IKI

% S

EHAT

JUM

LAH

KK

D

IPER

IKS

A

JUM

LAH

KK

M

EMIL

IKI

JUM

LAH

SE

HAT

% K

K M

EMIL

IKI

% S

EHAT

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 191 Kab. Bolaang Mongondow 20 58,656 13,343 14,933 8,815 111.92 59.03 - 0 0 #DIV/0! 29424 0 0 0 0.00 #DIV/0!2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 6 26,982 15,930 11,156 8,562 70.03 76.75 15,930 4,111 2,726 25.81 66.31 13,536 948 539 29.83 56.863 Kab. Kep. Sangihe 15 29,698 - - - 0.00 0.00 - - - #DIV/0! #DIV/0! - - - #DIV/0! #DIV/0!4 Kab. Kep. Talaud 19 - - - - 0.00 0.00 - - - #DIV/0! #DIV/0! - - - #DIV/0! #DIV/0!5 Kab. Kep. Sitaro 10 21,190 11,890 11,890 11,306 100.00 95.09 - - - #DIV/0! #DIV/0! - - - #DIV/0! #DIV/0!6 Kab. Minahasa 18 78,985 90,817 64,330 50,517 70.83 78.53 - - - #VALUE! #VALUE! - - - #VALUE! #VALUE!7 Kab. Minahasa Selatan 15 55,233 40,297 33,869 27,374 84.05 80.82 40,297 32,287 26,003 80.12 80.54 37,829 27,249 22,830 72.03 72.038 Kab. Minahasa Utara 10 44,329 14,901 14,901 14,285 100.00 95.87 - - - #VALUE! #VALUE! - - - #VALUE! #VALUE!9 Kab. Minahasa Tenggara 7 27,149 15,685 11,116 9,131 70.87 82.14 1,928 1,454 993 75.41 68.29 1,951 1,595 1,180 81.75 81.75

10 Kota Tomohon 5 24,084 19,667 16,033 14,653 81.52 91.39 18,795 14,372 12,097 76.47 84.17 18,412 13,260 11,513 72.02 72.0211 Kota Manado 14 97,768 15,387 18,660 15,387 121.27 82.46 - - - #DIV/0! #DIV/0! - - - #DIV/0! #DIV/0!12 Kota Bitung 6 46,136 30,859 24,612 9,291 79.76 37.75 35,076 21,582 9,197 61.53 42.61 29,424 18,673 7,635 63.46 63.4613 Kota Kotamobagu 5 14,573 - - - 0.00 0.00 - - - 0.00 #DIV/0! - - - #DIV/0! #DIV/0!

#DIV/0!#DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 524,783 268,776 221,500 169,321 82.41 76.44 112,026 73,806 51,016 65.88 69.12 101,152 61,725 43,697 61.02 61.02

Sumber: ………………… (sebutkan)

KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR MENURUT KAB/KOTAPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO KAB/KOTA PUSKESMAS JUMLAH KK

JAMBAN TEMPAT SAMPAH PENGELOLAAN AIR LIMBAH

TABEL 50

JUM

LAH

YG

AD

A

JUM

LAH

D

IPER

IKSA

JUM

LAH

SE

HAT

% S

EHAT

JUM

LAH

YG

AD

A

JUM

LAH

D

IPER

IKSA

JUM

LAH

SE

HAT

% S

EHAT

JUM

LAH

YG

AD

A

JUM

LAH

D

IPER

IKSA

JUM

LAH

SE

HAT

% S

EHAT

JUM

LAH

YG

AD

A

JUM

LAH

D

IPER

IKSA

JUM

LAH

SE

HAT

% S

EHAT

JUM

LAH

YG

AD

A

JUM

LAH

D

IPER

IKSA

JUM

LAH

SE

HAT

% S

EHAT

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 20 21 22 23 241 Kab. Bolaang Mongondow 20 14 3 2 66.67 152 93 58 62.37 48 41 17 41.46 164 75 35 46.67 378 212 112 52.83 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 6 - - - - 29 9 9 100.00 10 8 8 100.00 13 2 2 100.00 51 11 11 100.003 Kab. Kep. Sangihe 15 8 8 8 100.00 49 49 37 75.51 18 18 11 61.11 1,005 691 735 106.37 184 184 77 41.854 Kab. Kep. Talaud 19 - - - - - - - #DIV/0! - - - #DIV/0! - - - #DIV/0! - - - #DIV/0!5 Kab. Kep. Sitaro 10 1 1 1 100.00 16 16 13 81.25 5 5 5 100.00 204 191 172 90.05 212 199 179 89.956 Kab. Minahasa 18 1 1 1 100.00 2 78 74 94.87 10 3 2 66.67 203 37 37 100.00 454 123 111 90.247 Kab. Minahasa Selatan 15 3 3 2 66.67 88 80 38 47.50 10 10 4 40.00 69 69 57 82.61 170 162 101 62.358 Kab. Minahasa Utara 10 1 1 1 100.00 152 2 1 50.00 25 19 4 21.05 - - - #VALUE! - - - #VALUE!9 Kab. Minahasa Tenggara 7 - - - - 221 179 159 88.83 15 15 10 66.67 48 39 28 71.79 246 213 158 74.18

10 Kota Tomohon 5 16 16 14 87.50 97 96 55 57.29 1 1 1 100.00 82 82 66 80.49 196 195 136 69.7411 Kota Manado 14 60 56 45 80.36 315 286 100 34.97 8 8 8 100.00 - - - #VALUE! - - - #VALUE!12 Kota Bitung 6 25 27 17 62.96 162 148 122 82.43 5 5 5 100.00 403 329 269 81.76 582 491 395 80.4513 Kota Kotamobagu 5 12 5 5 100.00 34 10 10 100.00 4 3 1 33.33 36 17 17 100.00 13 13 13 100.00

JUMLAH (KAB/KOTA) 150 141 121 96 79.34 1,317 1,046 676 64.63 159 136 76 55.88 2,227 1,532 1,418 92.56 2,486 1,803 1,293 71.71

Sumber: …………………….. (sebutkan)

TUPM LAINNYA JUMLAH TUPM

PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT MENURUT KAB/KOTAPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO KAB/KOTA PUSKESMAS

HOTEL RESTORAN/R-MAKAN PASAR

JUMLAH

DIBINA % JUMLAH

DIBINA % JUMLAH

DIBINA % JUMLAH

DIBINA % JUMLAH

DIBINA % JUMLAH DIBINA %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 211 Kab. Bolaang Mongondow 20 262 262 100 523 101 19.311663 - - #DIV/0! - - #DIV/0! - - #DIV/0! 785 363.00 46.24 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 6 41 25 60.98 111 96 86.49 105 81 77.14 75 62 82.67 10 10 100.00 342 274 80.12 3 Kab. Kep. Sangihe 15 86 82 95.35 285 251 88.07 336 227 67.56 140 122 87.14 - - - 842 677 80.40 4 Kab. Kep. Talaud 19 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - - #DIV/0!5 Kab. Kep. Sitaro 10 31 31 100.00 115 115 100 202 195 96.53 70 70 100 - - - 418 411 98.33 6 Kab. Minahasa 18 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - - #DIV/0!7 Kab. Minahasa Selatan 15 103 71 68.93 313 270 86.26 345 320 92.75 104 99 95.19 46 46 100.00 911 806 88.47 8 Kab. Minahasa Utara 10 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - - #DIV/0!9 Kab. Minahasa Tenggara 7 66 66 100.00 173 156 90.17 223 144 64.57 147 81 55.10 21 12 57.14 630 459 72.86

10 Kota Tomohon 5 36 36 100.00 139 139 100.00 98 88 89.80 58 57 98.28 95 95 100.00 426 415 97.42 11 Kota Manado 14 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - - #DIV/0!12 Kota Bitung 6 60 60 100.00 160 128 80.00 221 160 72.40 109 86 78.90 90 66 73.33 640 500 78.13 13 Kota Kotamobagu 5 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! - - #DIV/0!

#DIV/0!#DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 150 685 633 92.41 1,819 1,256 69.05 1,530 1,215 79.41176 703 577 82.08 262 229 87.40 4,999 3,910 78.22

Sumber: …………………….. (sebutkan)

SARANA PENDIDIKAN SARANA IBADAH PERKANTORAN SARANA LAINNO KAB/KOTA PUSKESMAS

SARANA KESEHATAN

TABEL 51PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA

PROPINSI SULAWESI UTARATAHUN 2008

JUMLAH

TABEL 52

JUMLAH % JUMLAH %1 2 3 4 5 6 7 8

1 Kab. Bolaang Mongondow 20 58,656 - #DIV/0!2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 6 26,515 4,236 15.98 1,845 43.56 3 Kab. Kep. Sangihe 15 33,279 27,077 81.36 - - 4 Kab. Kep. Talaud 19 17,488 - #DIV/0!5 Kab. Kep. Sitaro 10 26,690 26,690 100.00 2,804 10.51 6 Kab. Minahasa 18 78,985 - #DIV/0!7 Kab. Minahasa Selatan 15 51,834 18,162 35.04 10,578 58.24 8 Kab. Minahasa Utara 10 44,435 - #DIV/0!9 Kab. Minahasa Tenggara 7 25,424 14,350 56.44 10,786 75.16

10 Kota Tomohon 5 19,976 7,073 35.41 5,695 80.52 11 Kota Manado 14 96,768 - #DIV/0!12 Kota Bitung 6 70,304 13,558 19.28 10,124 74.67 13 Kota Kotamobagu 5 14,573 - #DIV/0!

JUMLAH ( KAB/KOTA) 564,927 111,146 19.67 41,832 37.64

PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN YANG DIPERIKSA DAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES MENURUT KAB/KOTA DAN PUSKESMAS

PROPINSI SULAWESI UTARATAHUN 2008

RUMAH/BANGUNAN DIPERIKSA

RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIKNO KAB/KOTA PUSKESMAS

JUMLAH RUMAH/BANGUNAN

YANG ADA

TABEL 53

JML % JML % JML % JML % JML % JML % JML %1 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 - - - - - - #DIV/0! - -

2 - - - - - - #DIV/0! - -

3 INSTITUSI DIKLAT/DIKNAKES - - - - - - #DIV/0! - -

4 SARANA KESEHATAN LAIN - - - - - - #DIV/0! - -

5 DINKES KAB/KOTA 694 100.00 4,231 1,039.00 241 100.00 216 100.00 108 100.00 218 100.00 #DIV/0! 5,708 100.00

JUMLAH 694 100.00 4,231 609.65 241 34.73 216 31.12 108 15.56 218 31.41 - - 5,708 100

Keterangan:Medis : Dokter, Dokter Gigi, Dr/Drg Spesialis Teknisi Medis : Analis, TEM dan Penata Rontgen, Penata Anestesi, FisioterapiPerawat & bidan : termasuk lulusan DIII dan S1 Sanitasi : Lulusan SPPH, APK, dan DIII Kesehatan LingkunganFarmasi : Apoteker, Asisten Apoteker Kesmas : SKM, MPH, dllGizi : Lulusan DI, DIII Gizi (SPAG dan AKZI) dan DIV

PERSEBARAN TENAGA KESEHATAN MENURUT UNIT KERJAPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO

TENAGA KESEHATAN

UNIT KERJA MEDIS PERAWAT & BIDAN

FARMASI GIZI%

2

PUSKESMAS (termasuk PUSTU dan POLINDES/POSKESDES)

RUMAH SAKIT

TEKNISI MEDIS SANITASI KESMASJUMLAH

TABEL 54

MEDIS PERAWAT & BIDAN FARMASI GIZI TEKNISI

MEDIS SANITASI KESMAS JUMLAH

1 3 4 5 6 7 8 9 101 PUSKESMAS ……… - 1 Kab. Bolaang Mongondow 47 482 14 16 7 29 28 623 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 15 71 - 7 - 7 5 105 3 Kab. Kep. Sangihe 23 175 1 12 - 18 1 230 4 Kab. Kep. Talaud 40 154 5 15 27 4 245 5 Kab. Kep. Sitaro 9 147 - 6 - 8 5 175 6 Kab. Minahasa 50 155 5 6 - 33 2 251 7 Kab. Minahasa Selatan 30 212 2 5 - 16 3 268 8 Kab. Minahasa Utara 69 259 11 5 - 21 9 374 9 Kab. Minahasa Tenggara 16 92 14 7 1 11 4 145

10 Kota Tomohon 33 132 5 3 1 6 1 181 11 Kota Manado 79 294 6 20 - 21 38 458 12 Kota Bitung 31 160 6 9 4 19 6 235 13 Kota Kotamobagu -

- -

442 2,333 69 111 13 216 106 3,290 1 RUMAH SAKIT ….. -

I RS PEMERINTAH1 RSU Datoe Binangkang Bolmong 36 130 7 9 2 5 3 192 2 RSU Mala Talaud 6 22 9 4 - 9 50 3 RSU Liun Kendage Sangihe 17 85 7 2 5 6 2 124 4 RSU Sam Ratulangi Minahasa 34 90 6 3 4 2 - 139 5 RSU Prof. DR. Kandouw Manado 283 658 24 32 55 13 21 1,086 6 RSU Prof. Ratumbuysang Manado - 7 RSUD Amurang Minsel - 8 RSUD Walanda Maramis Minut 4 36 1 - - - - 41 9 RSUD Noongan Minahasa -

10 RSUD Manembo-nembo Bitung 45 103 8 3 2 4 2 167 II RS SWASTA -

1 RS Islam Moonow Kotamobagu - 2 RS Monompia Kotamobagu - 3 RS Kinapit Kotamobagu - 4 RS Islam Siti Maryam Manado - 5 RS Pancaran Kasih Manado - 6 RS Siloam Sonder Minahasa - 7 RS Budi Setia Langowan Minahasa - 8 RS Tonsea Minut - 9 RS Chantia Tompaso Baru -

10 RSU Bethesda Tomohon 18 175 12 5 8 5 3 226 11 RSU Gunung Maria Tomohon 35 147 10 4 8 2 2 208 12 RSU Budi Mulia Bitung 3 58 1 1 4 0 0 67 13 RS Hermana Lembean - 14 RS Kalooran Amurang 24 56 1 1 2 1 - 85 15 RS Permata Bunda Manado16 RS Advent Manado

III RS TNI/POLRI - 1 RS Tkt III Teling Manado - 2 Rumkit Tkt IV Bhayangkari Manado - 3 Rumkit Tkt IV AURI Manado - 4 RS TNI AL Bitung 3 36 5 1 2 0 0 47 5 RS Kesdim Kotamobagu -

508 1,596 91 65 92 47 33 2,432

Keterangan:Medis : Dokter, Dokter Gigi, Dr/Drg Spesialis Teknisi Medis : Analis, TEM & Penata Rontgen, Penata Anestesi, dan FisioterapiPerawat : termasuk lulusan DIII dan S1 Sanitasi : Lulusan SPPH, APK dan DIII Kesehatan LingkunganFarmasi : Apoteker, Asisten Apoteker Kesmas : SKM, MPH, dllGizi : Lulusan D1 dan DIII Gizi (SPAG dan AKZI)

2

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)

JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN PROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO UNIT KERJATENAGA KESEHATAN

TABEL 55

DR SPESIALIS DOKTER UMUM DOKTER GIGI JUMLAH DOKTER KELUARGA

1 2 3 4 5 6 71 Puskesmas ……… - 1 Kab. Bolaang Mongondow 34 8 42 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 0 13 2 15 3 Kab. Kep. Sangihe 0 19 4 23 4 Kab. Kep. Talaud 16 16 5 Kab. Kep. Sitaro - 6 Kab. Minahasa 0 50 3 53 7 Kab. Minahasa Selatan 0 27 2 29 8 Kab. Minahasa Utara 41 8 49 9 Kab. Minahasa Tenggara 0 15 2 17

10 Kota Tomohon 0 30 3 33 11 Kota Manado 52 12 64 12 Kota Bitung 1 27 4 32 13 Kota Kotamobagu -

- SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 1 324 48 373

1 RS ………… - 1 RSU Datoe Binangkang Bolmong 16 17 3 36 2 RSU Mala Talaud 2 4 - 6 3 RSU Liun Kendage Sangihe 3 13 1 17 4 RSU Sam Ratulangi Minahasa 13 18 3 34 5 RSU Prof. DR. Kandouw Manado - - - - 6 RSU Prof. Ratumbuysang Manado - - - - 7 RSUD Noongan Minsel 4 8 - 12 8 RSUD Walanda Maramis Minut - 9 RSUD Noongan Minahasa -

10 RSUD Manembo-nembo Bitung 7 15 1 23 II RS SWASTA -

1 RS Islam Moonow Kotamobagu - 2 RS Monompia Kotamobagu - 3 RS Kinapit Kotamobagu - 4 RS Islam Siti Maryam Manado - 5 RS Pancaran Kasih Manado -

JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATANPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO UNIT KERJAJUMLAH TENAGA MEDIS

4 RS Islam Siti Maryam Manado - 5 RS Pancaran Kasih Manado - 6 RS Siloam Sonder Minahasa - 7 RS Budi Setia Langowan Minahasa - 8 RS Tonsea Minut - 9 RS Chantia Tompaso Baru -

10 RSU Bethesda Tomohon 10 7 1 18 11 RSU Gunung Maria Tomohon 25 9 0 34 12 RSU Budi Mulia Bitung 1 2 0 3 13 RS Hermana Lembean - 14 RS Kalooran Amurang 14 7 3 24 15 RS Permata Bunda Manado16 RS Advent Manado

III RS TNI/POLRI - 1 RS Tkt III Teling Manado - 2 Rumkit Tkt IV Bhayangkari Manado - 3 Rumkit Tkt IV AURI Manado - 4 RS TNI AL Bitung 1 1 1 3 5 RS Kesdim Kotamobagu -

- SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 97 425 61 583

SARANA KESEHATAN LAINDINAS KESEHATAN KAB/KOTA

1 Kab. Bolaang Mongondow 34 8 42 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara - - - 3 Kab. Kep. Sangihe - 2 2 4 4 Kab. Kep. Talaud 16 - 16 5 Kab. Kep. Sitaro 63 9 72 6 Kab. Minahasa 34 4 38 7 Kab. Minahasa Selatan 0 3 0 3 8 Kab. Minahasa Utara 41 8 49 9 Kab. Minahasa Tenggara - 1 1 2

10 Kota Tomohon 0 3 0 3 11 Kota Manado 0 5 0 5 12 Kota Bitung 42 6 48 13 Kota Kotamobagu -

JUMLAH KAB/KOTA - 244 38 282 JUMLAH PROVINSI 98 993 147 1,238

INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT

TABEL 56

APOTEKER S1 FARMASI D-III FARMASI ASS APOTEKER JUMLAH D-IV/S1 GIZI D-III GIZI D-I GIZI JUMLAH1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11

1 Puskesmas ……… - - 1 Kab. Bolaang Mongondow 6 - - 8 14 - 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara - - - - - - 6 - 6 3 Kab. Kep. Sangihe - - - 1 1 1 11 - 12 4 Kab. Kep. Talaud 1 - - 3 4 - 5 Kab. Kep. Sitaro 3 2 5 - 6 Kab. Minahasa 0 0 0 5 5 - 6 - 6 7 Kab. Minahasa Selatan - - 1 1 2 - 5 - 5 8 Kab. Minahasa Utara 1 6 7 - 9 Kab. Minahasa Tenggara 2 - 2 3 7 - 7 - 7

10 Kota Tomohon 0 0 2 4 6 0 2 0 2 11 Kota Manado 7 7 - 12 Kota Bitung 0 0 1 5 6 0 7 2 9 13 Kota Kotamobagu 1 8 9 -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 10 4 12 47 73 1 44 2 47 1 RS ………… - -

I RS PEMERINTAH - - 1 RSU Datoe Binangkang Bolmong 3 - - 4 7 - 2 RSU Mala Talaud - - 3 RSU Liun Kendage Sangihe 3 2 - 2 7 - 2 - 2 4 RSU Sam Ratulangi Minahasa 2 - 4 6 - 5 RSU Prof. DR. Kandouw Manado 10 3 9 2 24 - 6 RSU Prof. Ratumbuysang Manado 2 - - 8 10 - 7 RSUD Noongan Minsel - 1 - 1 - - - - 8 RSUD Walanda Maramis Minut - - 9 RSUD Noongan Minahasa - -

10 RSUD Manembo-nembo Bitung 2 - - - 2 - II RS SWASTA - -

1 RS Islam Moonow Kotamobagu - - 2 RS Monompia Kotamobagu - - 3 RS Kinapit Kotamobagu - - 4 RS Islam Siti Maryam Manado - - 5 RS Pancaran Kasih Manado - - 6 RS Siloam Sonder Minahasa - - 7 RS Budi Setia Langowan Minahasa - - 8 RS Tonsea Minut - - 9 RS Chantia Tompaso Baru - -

10 RSU Bethesda Tomohon 1 1 3 7 12 0 5 0 5 11 RSU Gunung Maria Tomohon 1 2 1 6 10 0 4 0 4 12 RSU Budi Mulia Bitung 0 0 1 0 1 0 1 0 1 13 RS Hermana Lembean - - 14 RS Kalooran Amurang 1 0 0 0 1 0 1 0 1 15 RS Permata Bunda Manado16 RS Advent Manado

III RS TNI/POLRI - - 1 RS Tkt III Teling Manado - - 2 Rumkit Tkt IV Bhayangkari Manado - - 3 Rumkit Tkt IV AURI Manado - - 4 RS TNI AL Bitung 0 0 1 4 5 0 1 0 1 5 RS Kesdim Kotamobagu - -

- SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 25 9 19 33 86 - 14 - 14 INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - SARANA KESEHATAN LAIN - - DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - -

1 Kab. Bolaang Mongondow 8 8 - - 16 - 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara - - 3 Kab. Kep. Sangihe 1 - - 2 3 1 - - 1 4 Kab. Kep. Talaud - 3 - 5 8 - 5 Kab. Kep. Sitaro - - 6 Kab. Minahasa - - 7 Kab. Minahasa Selatan 1 3 - 3 7 - 2 - 2 8 Kab. Minahasa Utara - - 2 8 10 - 9 Kab. Minahasa Tenggara - - - 2 2 - 1 - 1

10 Kota Tomohon 1 0 2 3 6 0 0 0 011 Kota Manado 2 - - 4 6 - 12 Kota Bitung 2 0 0 0 2 0 1 0 1 13 Kota Kotamobagu - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 35 13 31 80 159 1 58 2 61 RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 1.59 0.05 2.63

JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATANPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO UNIT KERJATENAGA KEFARMASIAN TENAGA GIZI

TABEL 57

SARJANA KEPW DIII PERAWAT LULUSAN SPK JUMLAH DIII BIDAN BIDAN JUMLAH1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 Puskesmas ……… - - 1 Kab. Bolaang Mongondow - - 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara - 24 22 46 10 15 25 3 Kab. Kep. Sangihe - 39 65 104 7 64 71 4 Kab. Kep. Talaud - - 5 Kab. Kep. Sitaro 1 73 39 113 8 25 33 6 Kab. Minahasa - - - 18 7 Kab. Minahasa Selatan - 11 92 103 10 86 96 8 Kab. Minahasa Utara - - 9 Kab. Minahasa Tenggara - 11 45 56 10 25 35

10 Kota Tomohon 2 15 55 72 3 51 54 11 Kota Manado - - 12 Kota Bitung - 29 72 101 16 43 59 13 Kota Kotamobagu - -

- - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 3 202 390 595 64 309 391 1 RS ………… - -

I RS PEMERINTAH - 1 RSU Datoe Binangkang Kotamobagu - - 2 RSU Mala Talaud - - 3 RSU Liun Kendage Sangihe 4 37 44 85 6 12 18 4 RSU Sam Ratulangi Minahasa - - 5 RSU Prof. DR. Kandouw Manado - - 6 RSU Prof. Ratumbuysang Manado - - 7 RSUD Amurang Minsel - - 8 RSUD Walanda Maramis Minut - - 9 RSUD Noongan Minahasa - -

10 RSUD Manembo-nembo Bitung - - II RS SWASTA - -

1 RS Islam Moonow Kotamobagu - - 2 RS Monompia Kotamobagu - - 3 RS Kinapit Kotamobagu - - 4 RS Islam Siti Maryam Manado - - 5 RS Pancaran Kasih Manado - - 6 RS Siloam Sonder Minahasa - - 7 RS Budi Setia Langowan Minahasa - - 8 RS Tonsea Minut - - 9 RS Chantia Tompaso Baru - 2 11 13 - 1 1

10 RSU Bethesda Tomohon 4 39 113 156 4 15 19 11 RSU Gunung Maria Tomohon 3 21 114 138 5 4 9 12 RSU Budi Mulia Bitung 0 18 38 56 1 1 2 13 RS Hermana Lembean - - 14 RS Kalooran Amurang - 15 36 51 2 3 5 15 RS Permata Bunda Manado16 RS Advent Manado

III RS TNI/POLRI - - 1 RS Tkt III Teling Manado - - 2 Rumkit Tkt IV Bhayangkari Manado - - 3 Rumkit Tkt IV AURI Manado - - 4 RS TNI AL Bitung - - 5 RS Kesdim Kotamobagu - -

- - SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 11 132 356 499 18 36 54 INSTITUSI DIKNAKES/DIKLATSARANA KESEHATAN LAINDINAS KESEHATAN KAB/KOTA

1 Kab. Bolaang Mongondow - - 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara - - 3 Kab. Kep. Sangihe 1 - 4 5 - 3 3 4 Kab. Kep. Talaud - - 5 Kab. Kep. Sitaro - - 6 Kab. Minahasa - - 7 Kab. Minahasa Selatan 1 3 9 13 3 4 7 8 Kab. Minahasa Utara - - 9 Kab. Minahasa Tenggara 2 - 8 10 - 1 1

10 Kota Tomohon 0 1 3 4 1 3 4 11 Kota Manado - - 12 Kota Bitung - - 2 2 2 1 3 13 Kota Kotamobagu - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 14 334 746 1,094 82 345 445 RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 49.55 20.15

JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATANPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO UNIT KERJATENAGA KEPERAWATAN

PERAWAT BIDAN

TABEL 58

SARJANA KESMAS [a] D-III KESMAS JUMLAH DIII SANITASI DI SANITASI JUMLAH 1 2 3 4 5 6 7 8

1 Puskesmas ……… - - 1 Kab. Bolaang Mongondow - - 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 5 - 5 4 3 7 3 Kab. Kep. Sangihe 1 - 1 5 13 18 4 Kab. Kep. Talaud - - 5 Kab. Kep. Sitaro - - - 4 5 9 6 Kab. Minahasa 2 - 2 33 7 Kab. Minahasa Selatan - - - 5 11 16 8 Kab. Minahasa Utara - 9 Kab. Minahasa Tenggara 2 - 2 4 5 9

10 Kota Tomohon 1 0 1 3 3 6 11 Kota Manado - - 12 Kota Bitung 6 - 6 9 10 19 13 Kota Kotamobagu - -

- - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 17 - 17 34 50 117 I RS PEMERINTAH

1 RSU Datoe Binangkang Bolmong - - 2 RSU Mala Talaud - - 3 RSU Liun Kendage Sangihe 2 - 2 3 3 6 4 RSU Sam Ratulangi Minahasa - - 5 RSU Prof. DR. Kandouw Manado - - 6 RSU Prof. Ratumbuysang Manado - - 7 RSUD Amurang Minsel - - 8 RSUD Walanda Maramis Minut - - 9 RSUD Noongan Minahasa - -

10 RSUD Manembo-nembo Bitung - - II RS SWASTA - -

1 RS Islam Moonow Kotamobagu - - 2 RS Monompia Kotamobagu - - 3 RS Kinapit Kotamobagu - - 4 RS Islam Siti Maryam Manado - - 5 RS Pancaran Kasih Manado - - 6 RS Siloam Sonder Minahasa - - 7 RS Budi Setia Langowan Minahasa - - 8 RS Tonsea Minut - - 9 RS Chantia Tompaso Baru - -

10 RSU Bethesda Tomohon 3 0 3 4 1 5 11 RSU Gunung Maria Tomohon 2 0 2 2 0 2 12 RSU Budi Mulia Bitung 0 0 - 0 0 - 13 RS Hermana Lembean - - 14 RS Kalooran Amurang 1 - 1 1 - 1 15 RS Permata Bunda Manado16 RS Advent Manado

III RS TNI/POLRI - - 1 RS Tkt III Teling Manado - - 2 Rumkit Tkt IV Bhayangkari Manado - - 3 Rumkit Tkt IV AURI Manado - - 4 RS TNI AL Bitung 0 0 - 0 0 - 5 RS Kesdim Kotamobagu - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 8 - 8 10 4 14 INSTITUSI DIKNAKES/DIKLATSARANA KESEHATAN LAINDINAS KESEHATAN KAB/KOTA

1 Kab. Bolaang Mongondow - - 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara - - 3 Kab. Kep. Sangihe 6 - 6 1 5 6 4 Kab. Kep. Talaud - - 5 Kab. Kep. Sitaro - - 6 Kab. Minahasa - - 7 Kab. Minahasa Selatan 2 - 2 1 2 3 8 Kab. Minahasa Utara - - 9 Kab. Minahasa Tenggara - - - 2 4 6

10 Kota Tomohon 5 0 5 2 0 2 11 Kota Manado - - 12 Kota Bitung 5 - 5 3 - 3 13 Kota Kotamobagu - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 25 - 25 44 54 131 JUMLAH PROVINSI 50 RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 1.13 1.99

Keterangan: [a] Termasuk S2 dan S3

JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATANPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO UNIT KERJATENAGA KESMAS TENAGA SANITASI

TABEL 59

ANALIS LAB. TEM & P.RONTG P.ANESTESI FISIOTERAPIS JUMLAH 1 2 3 4 5 6 7

1 Puskesmas ……… - 1 Kab. Bolaang Mongondow - 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara 1 1 3 Kab. Kep. Sangihe - - - - - 4 Kab. Kep. Talaud - 5 Kab. Kep. Sitaro - 6 Kab. Minahasa - 7 Kab. Minahasa Selatan - - - - - 8 Kab. Minahasa Utara - 9 Kab. Minahasa Tenggara - - - 1 1

10 Kota Tomohon 0 0 0 1 1 11 Kota Manado - 12 Kota Bitung 1 - - 3 4 13 Kota Kotamobagu -

- SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 2 - - 5 7

1 RS ………… - I RS PEMERINTAH -

1 RSU Datoe Binangkang Bolmong - 2 RSU Mala Talaud - 3 RSU Liun Kendage Sangihe 2 1 1 1 5 4 RSU Sam Ratulangi Minahasa - 5 RSU Prof. DR. Kandouw Manado - 6 RSU Prof. Ratumbuysang Manado - 7 RSUD Amurang Minsel - 8 RSUD Walanda Maramis Minut - 9 RSUD Noongan Minahasa -

10 RSUD Manembo-nembo Bitung 2 1 1 2 6 II RS SWASTA -

1 RS Islam Moonow Kotamobagu - 2 RS Monompia Kotamobagu - 3 RS Kinapit Kotamobagu - 4 RS Islam Siti Maryam Manado - 5 RS Pancaran Kasih Manado - 6 RS Siloam Sonder Minahasa - 7 RS Budi Setia Langowan Minahasa - 8 RS Tonsea Minut - 9 RS Chantia Tompaso Baru -

10 RSU Bethesda Tomohon 1 2 2 3 8 11 RSU Gunung Maria Tomohon 1 1 1 5 8 12 RSU Budi Mulia Bitung 1 1 1 1 4 13 RS Hermana Lembean - 14 RS Kalooran Amurang - 15 RS Permata Bunda Manado16 RS Advent Manado

III RS TNI/POLRI - 1 RS Tkt III Teling Manado - 2 Rumkit Tkt IV Bhayangkari Manado - 3 Rumkit Tkt IV AURI Manado - 4 RS TNI AL Bitung 0 1 0 1 2 5 RS Kesdim Kotamobagu -

- SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 7 7 6 13 33 INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 33 SARANA KESEHATAN LAIN 66 DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 132

1 Kab. Bolaang Mongondow - 2 Kab. Bolaang Mongondow Utara - 3 Kab. Kep. Sangihe - - - - - 4 Kab. Kep. Talaud - 5 Kab. Kep. Sitaro - 6 Kab. Minahasa - 7 Kab. Minahasa Selatan 0 0 0 1 1 8 Kab. Minahasa Utara - 9 Kab. Minahasa Tenggara -

10 Kota Tomohon 0 0 0 0 - 11 Kota Manado - 12 Kota Bitung 0 0 0 0 - 13 Kota Kotamobagu -

JUMLAH (KAB/KOTA) 9 7 6 18 271 JUMLAH PROVINSI 18 14 12 36 311 RASIO TERHADAP 100.000 PDDK 0.41 0.32 0.27 0.82 12.27

JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DI SARANA KESEHATANPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO UNIT KERJATENAGA TEKNISI MEDIS

TABEL 60

Rupiah %1 2 3 4

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:

1 APBD KAB/KOTA #DIV/0!

2 APBD PROVINSI #DIV/0!

3 APBN :

- Dana Alokasi Khusus (DAK) #DIV/0!

- ASKESKIN #DIV/0!

- Lain-lain (sebutkan) #DIV/0!

4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN) #DIV/0!

5 SUMBER PEMERINTAH LAIN #DIV/0!

- #DIV/0!

#DIV/0!

-

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN

TOTAL APBD KAB/KOTA

% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA

ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA

ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTAPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO SUMBER BIAYAALOKASI ANGGARAN KESEHATAN

TABEL 61

PEM.PUSAT PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 RUMAH SAKIT UMUM 1 1 8 5 16 31 2 RUMAH SAKIT JIWA 0 0 0 0 0 0 - 3 RUMAH SAKIT BERSALIN - 4 RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA - 5 PUSKESMAS PERAWATAN - 6 PUSKESMAS NON PERAWATAN - 7 PUSKESMAS KELILING - 8 PUSKESMAS PEMBANTU - 9 RUMAH BERSALIN -

10 BALAI PENGOBATAN/KLINIK - 11 PRAKTIK DOKTER BERSAMA - 12 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN - 13 PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL - 14 POLINDES - 15 POSKESDES - 16 POSYANDU - 17 APOTEK - 18 TOKO OBAT - 19 GFK - 20 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL - 21 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL -

JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN PROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO FASILITAS KESEHATANPEMILIKAN/PENGELOLA

TABEL 62

1 2 3 4 5 6 71 Kab. Bolaang Mongondow 226/2 87 0 105 2832 Kab. Bolaang Mongondow Utara 78/0 7 0 23 3903 Kab. Kep. Sangihe 209/22 77 0 68 1944 Kab. Kep. Talaud 172/10 19 4 55 1255 Kab. Kep. Sitaro 84/0 0 0 21 06 Kab. Minahasa 154/38 26 0 72 2747 Kab. Minahasa Selatan 136/14 150 79 41 1828 Kab. Minahasa Utara 111/7 118 0 8 1569 Kab. Minahasa Tenggara 72/4 76 76 10 76

10 Kota Tomohon 10/30 29 0 1 5611 Kota Manado 0/87 78 3 - 29112 Kota Bitung 0/69 9 46 6 12613 Kota Kotamobagu 14/18 0 0 16 32

JUMLAH (KAB/KOTA) - 676 426 2,185

POLINDES POSYANDU

UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)PROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO KAB/KOTA

JUMLAH

DESA/ KELURAHAN DESA SIAGA POSKESDES

TABEL 63

JENIS PELAYANAN

UMUM/KHUSUS KELUAR (HIDUP + MATI)

MATI SELURUHNYA

MATI >= 48 JAM

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13I RS PEMERINTAH #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

1 RSU Datoe Binangkang Bolmong UMUM #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!2 RSU Mala Talaud UMUM #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!3 RSU Liun Kendage Sangihe UMUM 149 4,946 189 93 26,479 48.7 5.4 5.6 38.2 18.84 RSU Sam Ratulangi Minahasa UMUM #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!5 RSU Prof. DR. Kandouw Manado UMUM #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!6 RSU Prof. Ratumbuysang Manado UMUM #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!7 RSUD Amurang Minsel UMUM #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!8 RSUD Walanda Maramis Minut UMUM #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!9 RSUD Noongan Minahasa UMUM #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

10 RSUD Manembo-nembo Bitung UMUM 90 3,498 93 56 18,726 57.0 5.4 4.0 26.6 16.0II RS SWASTA #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

1 RS Islam Moonow Bolmong UMUM #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!2 RS Monompia Kotamobagu UMUM #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!3 RS Kinapit Kotamobagu UMUM #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!4 RS Islam Siti Maryam Manado UMUM #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!5 RS Pancaran Kasih Manado UMUM #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!6 RS Siloam Sonder Minahasa UMUM #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!7 RS Budi Setia Langowan UMUM #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!8 RS Tonsea Minut UMUM #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

10 RS Chantia Tompaso Baru UMUM 136 7,610 206 67 29,212 58.8 3.8 2.7 27.1 8.811 RSU Bethesda Tomohon UMUM 236 10,563 227 125 125 0.1 0.0 8.1 21.5 11.812 RSU Gunung Maria UMUM 275 9,407 216 117 54,257 54.1 5.8 4.9 23.0 12.413 RSU Budi Mulia Bitung UMUM 111 8,750 120 46 28,016 69.1 3.2 1.4 13.7 5.314 RS Hermana Lembean UMUM #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!14 RS Kalooran Amurang UMUM 86 5,685 167 60 20,175 64.3 3.5 2.0 29.4 10.615 RS Advent Manado UMUM

III RS TNI/POLRI #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!1 RS Tkt III Teling Manado UMUM #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!2 Rumkit Tkt IV Bhayangkari Manado UMUM #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!3 Rumkit Tkt IV AURI Manado UMUM #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!4 RS TNI AL Bitung UMUM 48 983 28 19 2,695 15.4 2.7 15.1 28.5 19.35 RS Kesdim Kotamobagu UMUM #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!

Keterangan: [a] termasuk rumah sakit swasta

JUMLAH PASIEN JUMLAH HARI PERAWATAN BOR LOS TOI GDR NDR

INDIKATOR PELAYANAN RUMAH SAKITPROPINSI SULAWESI UTARA

TAHUN 2008

NO NAMA RUMAH SAKIT[a]JUMLAH TEMPAT TIDUR