kendala-kendala dalam pelaksanaan ppp

3
A.K Kelas 9D DIV Khusus /Absen 05 Kendala Pelaksanaan Public Private Partnership di Indonesia Public Private Partnership (PPP)atau sering juga disebut Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) adalah kerjasama antara sektor publik atau pemerintah dan sektor swasta pada perancangan, perencanaan, pendanaan, konstruksi, dan pengoperasian proyek yang secara tradisional diadakan oleh pemerintah (Webb dan Pulle, 2002). Dalam Pelaksanaan PPP di Indonesia, diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 67 Tahun 2005, Perpres Nomor 13 Tahun 2010, Perpres Nomor 56 Tahun 2011, dan Perpres 66 Tahun 2013 mengenai kerjasama pemerintah dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur. PPP ini kurang diminati karena kesiapan pemerintah yang dinilai minim. Ini tampak dari 100 proyek infrastruktur yang ditawarkan melalui konsep 'PPP Book Bappenas', hanya 1 yang siap ditawarkan, 27 prioritas dan 72 potensial.Beberapa kendala dalam pelaksanaan PPP pada pembangunan infrastruktur di Indonesia, antara lain: A. Swasta Membutuhkan Modal Besar Untuk Pembiayaan Infrastruktur yang Beresiko Tinggi Kemampuan APBN dalam pembiayaan infrastruktur terbatas, sehingga swasta membutuhkan modal yang besar untuk pembiayaan struktur dengan tingkat pengembalian yang tidak tinggi. Hal ini yang mengakibatkan minat investor untuk membangun infrastruktur di Indonesia kurang diminati, sebenarnya telah disiapkan lembaga pembiayaan pemerintah seperti Pusat Investasi Pemerintah, PT Sarana Multi Infrastruktur, dan PT Penjamin Infrastruktur Indonesia, akan tetapi pelaksanaannya di lapangan belum sesuai dengan harapan. Untuk mengurangi beban swasta pemerintah memberikan insentif perpajakan dan kemudahan dalam perizinan dan perihal lainnya. B. Tumpang Tindih Peraturan Percepatan Perkembangan Infrastruktur KPS Peraturan yang mengatur mengenai KPS dalam pembangunan infrastruktur pemerintah diatur dalam PP No.6/2006 jo 38/2008, PP No.50/2007 dengan Perpres 67/2005 sebagaimana diubah dengan Perpres 13/2010 dan Perpres 56/2011 (Perpres KPS). Semua peraturan tersebut diresmikan dari rezim yang berbeda yang bertumpang tindih satu sama lain. Perlu segera dilakukan reformasi peraturan perundang-undangan untuk menyelaraskan seluruh peraturan ini, sehingga dalam pelaksanaan KPS tidak membingungkan bagi pihak pemerintah maupun swasta. C. Pembebasan Lahan Sulit dan Lama Dilaksanakan Pemerintah Salah satu bentuk dukungan dan tanggung jawab pemerintah atas pelaksanaan proyek KSP adalah penmbebasan lahan untuk pelaksanaan proyek. Hal ini merupakan masalah utama dari seluruh proyek yang ada, rata-rata pemerintah baru menyelesaikan 70% dari seluruh luas proyek yang disepakati. Masalah ini terjadi hampir di setiap pelaksanaan KSP contohnya pada PLTU Batang yang hingga terhambat pelaksanaannya sejak 2012 dan baru dilaksanakan proyeknya tahun 2015. Sebenarnya dalam pembebasan lahan untuk proyek pemerintah telah diatur dalam Undang-

Upload: henry-wijay

Post on 11-Nov-2015

58 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Kendala-kendala yang dihadapi Pemerintah Republik Indonesia dalam pelaksanaan Public Private Partnership

TRANSCRIPT

A.KKelas 9D DIV Khusus /Absen 05

Kendala Pelaksanaan Public Private Partnership di Indonesia

Public Private Partnership (PPP)atau sering juga disebut Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) adalah kerjasama antara sektor publik atau pemerintah dan sektor swasta pada perancangan, perencanaan, pendanaan, konstruksi, dan pengoperasian proyek yang secara tradisional diadakan oleh pemerintah (Webb dan Pulle, 2002). Dalam Pelaksanaan PPP di Indonesia, diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 67 Tahun 2005, Perpres Nomor 13 Tahun 2010, Perpres Nomor 56 Tahun 2011, dan Perpres 66 Tahun 2013 mengenai kerjasama pemerintah dengan badan usaha dalam penyediaan infrastruktur.PPP ini kurang diminati karena kesiapan pemerintah yang dinilai minim. Ini tampak dari 100 proyek infrastruktur yang ditawarkan melalui konsep 'PPP Book Bappenas', hanya 1 yang siap ditawarkan, 27 prioritas dan 72 potensial.Beberapa kendala dalam pelaksanaan PPP pada pembangunan infrastruktur di Indonesia, antara lain:A. Swasta Membutuhkan Modal Besar Untuk Pembiayaan Infrastruktur yang Beresiko TinggiKemampuan APBN dalam pembiayaan infrastruktur terbatas, sehingga swasta membutuhkan modal yang besar untuk pembiayaan struktur dengan tingkat pengembalian yang tidak tinggi. Hal ini yang mengakibatkan minat investor untuk membangun infrastruktur di Indonesia kurang diminati, sebenarnya telah disiapkan lembaga pembiayaan pemerintah seperti Pusat Investasi Pemerintah, PT Sarana Multi Infrastruktur, dan PT Penjamin Infrastruktur Indonesia, akan tetapi pelaksanaannya di lapangan belum sesuai dengan harapan. Untuk mengurangi beban swasta pemerintah memberikan insentif perpajakan dan kemudahan dalam perizinan dan perihal lainnya.B. Tumpang Tindih Peraturan Percepatan Perkembangan Infrastruktur KPSPeraturan yang mengatur mengenai KPS dalam pembangunan infrastruktur pemerintah diatur dalam PP No.6/2006 jo 38/2008, PP No.50/2007 dengan Perpres 67/2005 sebagaimana diubah dengan Perpres 13/2010 dan Perpres 56/2011 (Perpres KPS). Semua peraturan tersebut diresmikan dari rezim yang berbeda yang bertumpang tindih satu sama lain. Perlu segera dilakukan reformasi peraturan perundang-undangan untuk menyelaraskan seluruh peraturan ini, sehingga dalam pelaksanaan KPS tidak membingungkan bagi pihak pemerintah maupun swasta.C. Pembebasan Lahan Sulit dan Lama Dilaksanakan Pemerintah Salah satu bentuk dukungan dan tanggung jawab pemerintah atas pelaksanaan proyek KSP adalah penmbebasan lahan untuk pelaksanaan proyek. Hal ini merupakan masalah utama dari seluruh proyek yang ada, rata-rata pemerintah baru menyelesaikan 70% dari seluruh luas proyek yang disepakati. Masalah ini terjadi hampir di setiap pelaksanaan KSP contohnya pada PLTU Batang yang hingga terhambat pelaksanaannya sejak 2012 dan baru dilaksanakan proyeknya tahun 2015. Sebenarnya dalam pembebasan lahan untuk proyek pemerintah telah diatur dalam Undang-Undang Nomr 2 Tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum dan PP Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 71 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum, akan tetapi pelaksanaannya kurang efektif karena kesepakatan atas nilai ganti rugi yang alot antara masyarakat dengan pemerintah.D. Pihak Swasta yang Kurang Profesional Dalam Mengelola Pelayanan Secara MemadaiDalam setiap pelaksanaan PPP harus berdasarkan perjanjian kontrak yang jelas dan terperinci. Dalam kontrak ini, pemerintah juga harus berhati-hati untuk memastikan semua ketentuan dan strandart dalam perjanjian dipenuhi. Kurang profesionalnya pihak swasta sudah banyak terjadi dalam pelaksanaan PPP, contohnya dalam Pembangunan Kembali dan Pengelolaan GOR Jatidiri di Kota Semarang, setelah perbaikan yang dilakukan dan pengelolaannya diserahkan pada pihak swasta, ternyata dalam pemeliharaannya kurang dilaksanakan dengan baik oleh pihak swasta, sehingga saat ini kondisi GOR Jatidiri sudah kembali terlihat tidak terpelihara dengan baik walaupun perbaikan baru saja dilaksanakan. E. Proyek Infrastruktur yang Ditawarkan Pemerintah Belum MatangTelah disebutkan di atas dari 100 proyek infrastruktur di Book Bappenas hanya satu yang siap ditawarkan. Proyek lainnya sebagian besar masih terkendala masalah pembebasan lahan. Pemerintah dalam menentukan proyek kurang dilengkapi dengan analisis AMDAL dan Cost Benefit atas setiap penawarannya. Hal ini yang mengakibatkan Swasta sulit untuk mendapatkan modal dari bank.Masih terdapat beberapa kendala lain yang belum dapat dijabarkan dalam pembahasan kali ini, antara lain kebijakan penetapan harga untuk pelayanan masyarakat, proyek infrastruktur yang ditawarkan belum matang, masa kepemimpinan politisi dalam pemerintahan yang cenderung lebih pendek dari masa proyek PPP, serta masalah teknis dan non teknis lainnya.Daftar Referensi Peraturan Presiden Nomor 66 tahun 2013 tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur.http://www.infobanknews.com/2012/03/tumpang-tindih-peraturan-hambat-proyek-infrastruktur/ diakses 3 Mei 2015http://www.republika.co.id/berita/koran/news-update/13/06/24/mowp83-swasta-tak-minat-investasidiakses 3 Mei 2015http://www.hukumonline.com/berita/baca/lt4c60c63824b34/kepastian-hukum-menjadi-kunci-sukses-proyek-pppdiakses 3 Mei 2015http://www.tambang.co.id/kasus-pembebasan-lahan-pltu-batang-selesai-minggu-ini-3738/diakses 3 Mei 2015http://bisnis.liputan6.com/read/2075311/pemerintah-diminta-membantu-pembebasan-lahan-pltu-batangdiakses 3 Mei 2015