kemiskinan kota

Upload: jurnal-societal

Post on 12-Oct-2015

109 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

implementasi kebijakan persaudaraan madani dalam pengetasan kemiskinan di Kota Kendari memiliki tiga tujuan pokok, yaitu mempercepat pengentasan kemiskinan, menciptakan hubungan sosial yang harmonis antara sesama warga kota, dan menggugah kepedulian warga mampu dalam membantu saudaranya yang kurang mampu. Dampak implementasi kebijakan persaudaraan madani dalam pengetasan kemiskinan di Kota Kendari menyebabkan jumlah masyarakat miskin kota menurun, tahun 2010 jumlah penduduk miskin di Kota Kendari mencapai 23,30 ribu jiwa, maka tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 21,46 ribu jiwa.

TRANSCRIPT

  • DAMPAK KEBIJAKAN PERSAUDARAAN MADANI TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN MASYARAKAT KOTA KENDARI

    Oleh: Dewi Anggraini8

    Abstract This research aims at explaining the implementation of prosperous brotherhood policy in the extermination of poverty in Kendari Town. Furthermore, it explains the impact of implementation of prosperous brotherhood policy in the extermination of the poverty in Kendari Town. This research used qualitative research which is meant to explain and to explore systematically the fact of certain subject carefully and factually. This research was conducted in Tobuuha, Rahandouna, and Bende Village with the number of respondent as many as 132 prosperous brothers and sisters. The findings showed that the implementation of prosperous brotherhood policy in exterminating the poverty in Kendari Town has three principle objectives, i.e. quickening the poverty extermination, creating the harmonious social relation between the fellow urban people, and motivating the care of rich people in helping their poor brothers and sisters. The policy implementation impact of prosperous brotherhood in exterminating the poverty in Kendari Town caused the number of poor society in the city declined, in 2010 the number of poor citizen in Kendari Town reached 23, 30 thousands of souls, so in 2011, it became down into 21, 46 thousands of souls. Key Words: Implementation, Prosperous Brotherhood, and Poverty Level.

    Abstrak Penelitian ini bertujuan menjelaskan implementasi kebijakan persaudaraan madani dalam pengetasan kemiskinan di Kota Kendari. Selanjutnya menjelaskan dampak implementasi kebijakan persaudaraan madani dalam pengetasan kemiskinan di Kota Kendari. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang dimaksudkan untuk menjelaskan dan memaparkan secara sistematis fakta subjek tertentu secara cermat dan faktual. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Tobuuha, Kelurahan Rahandouna, dan Kelurahan Bende dengan jumlah responden sebanyak 132 saudara madani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan persaudaraan madani dalam pengetasan kemiskinan di Kota Kendari memiliki tiga tujuan pokok, yaitu mempercepat pengentasan kemiskinan, menciptakan hubungan sosial yang harmonis antara sesama warga kota, dan menggugah kepedulian warga mampu dalam membantu saudaranya yang kurang mampu. Dampak implementasi kebijakan persaudaraan madani dalam pengetasan kemiskinan di Kota Kendari menyebabkan jumlah masyarakat miskin kota menurun, tahun 2010 jumlah penduduk miskin di Kota Kendari mencapai 23,30 ribu jiwa, maka tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 21,46 ribu jiwa. Kata Kunci: Implementasi, Persaudaraan Madani, dan Tingkat Kemiskinan.

    PENDAHULUAN

    Berdasarkan Peraturan Presiden No. 13 Tahun 2009 tentang Koordinasi

    Penganggulangan Kemiskinan, upaya di tingkat kebijakan untuk percepatan

    penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja menitikberatkan pada

    upaya-upaya optimalisasi dan harmonisasi penanggulangan kemiskinan. Dalam

    8 Dewi Anggraini, S.Sos.,M.Si adalah dosen Sosiologi FISIP Universitas Halu Oleo Kendari

    ISSN: 2355-1445; Hal. 78-88

  • Dewi Anggraini:

    Dampak Kebijakan Persaudaraan Madani terhadap Tingkat Kemiskinan Masyarakat Kota Kendari

    79

    rangka penyelenggaraan pembangunan di daerah, maka disusunlah perencanaan

    pembangunan daerah dalam berbagai bentuk kebijakan public sebagai satu kesatuan

    dalam sistem perencanaan pembangunan nasional. Data dari BPS tahun 2005,

    menyebutkan bahwa angka kemiskinan di Kota Kendari mencapai 26 persen.

    Sementara itu, pada tahun 2006 dari total jumlah penduduknya sekitar 33,8 persen

    diantaranya merupakan keluarga miskin. Kondisi ini sangat kontradiktif dengan

    kenyataan bahwa pemerintah Kota Kendari telah menganggarkan dana program

    pengentasan kemiskinan untuk kurun waktu 2002-2007 senilai Rp. 126,8 milyar. Hal

    ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah Kota Kendari dalam mengatasi

    permasalahan kemiskinan.

    Konsep kemiskinan menurut Soekanto (2000: 406) adalah suatu keadaan

    dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai taraf kehidupan

    kelompok dan tidak mampu memanfaatkan tenaga mental maupun fisiknya dalam

    kelompok itu. Melihat kemiskinan yang terjadi di Indonesia, Sumodiningrat, dkk

    (1999: 54) menegaskan bahwa kemiskinan itu bersumber pada dua faktor yaitu

    kemiskinan struktural dan kemiskinan kultural. Kemiskinan secara struktural

    ditandai oleh kondisi struktural ekonomi yang dualistis sehingga menyebabkan

    kepincangan pendapatan karena golongan miskin tidak mempunyai kondisi internal

    yang memadai dan kurang memperoleh akses terhadap potensi-potensi yang ada.

    Sementara di satu sisi, didapati golongan yang berpotensi lebih dan mempunyai

    akses informasi serta keterampilan berkembang lebih cepat lagi. Selanjutnya,

    kemiskinan kultural lebih berakar pada faktor-faktor budaya setempat (lokal) dan

    golongan masyarakat tertentu. Sifat kemiskinan kultural lebih banyak di warnai oleh

    sikap dan cara pandang individu serta kelompok masyarakat tertentu terhadap

    kehidupan. Sikap-sikap itu antara lain tercermin dalam watak mereka yang

    cenderung fatalistik.

    Sejak kepemimpinan Ir. Asrun, M.Eng Sc dan Musadar Mappasomba, SP, MP

    tahun 2008-2013 telah menyiapkan dan menjalankan beberapa agenda dari kebijakan

    pembangunan untuk warga kotanya. Salah satu kebijakan yang menjadi konsentrasi

    dalam pembangunan Kota Kendari adalah penanggulangan masalah kemiskinan. Hal

    ini dijabarkan dalam Rencana Jangka Menengah Pembangunan Daerah (RJMPD)

    tahun 2008-2012, dimana salah satu kebijakan umumnya bertujuan meningkatkan

    iklim usaha yang kondusif dan adil bagi semua pelaku dalam mengembangkan

    perekonomian kota yang berbasis ekonomi kerakyatan, penganggurandan

    pengentasan kemiskinan. Pemberdayaan masyarakat sebenarnya mengacu kepada

    kata empowerment yaitu sebagai upaya untuk mengaktualisasikan potensi yang sudah

    dimiliki oleh masyarakat,jadi pendekatannya titik beratnya adalah penekaan pada

    pentingnya masyarakat local yang mandiri sebagai system yang mengorganisir diri

    mereka sendiri, yang demikian diharapkan dapat memberi peranan kepada individu

    bukan sebagai objek, tetapi justru sebagai subyek pelaku pembangunan yang ikut

    menentukan masa depan dan kehidupan masyarakat secara umum (Setiana, 2002).

  • SOCIETAL: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi; Volume 1, No. 1, April 2014

    80

    Kebijakan pengetasan kemiskinan Kota Kendari, berkonsentrasi dalam

    penanggulangan masalah kemiskinan yang berbasis partisipatif, yaitu program

    Persaudaraan Madani (Permadani) yang dilaksanakan tahun 2008. Program ini telah

    diatur dalam Peraturan Walikota (Perwali) Kendari No.17 Tahun 2008 yang

    merupakan program penanggulangan kemiskinan pertama di Indonesia dengan

    model mempersaudarakan keluarga mampu dengan keluarga yang kurang mampu.

    Program ini digulirkan dengan tujuan mewujudkan hubungan sosial yang harmonis

    antar sesama warga kota serta mengembangkan pola pemberdayaan masyarakat

    miskin yang berdaya guna dan berhasil guna. Sasaran yang ingin dicapai dari

    pelaksanaan program ini adalah mempercepat pengetasan kemiskinan, terciptanya

    hubungan sosial yang harmonis antara sesama warga kota dan menggugah

    kepedulian warga mampu dalam membantu saudaranya yang kurang mampu. Pada

    dasarnya memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan

    martabat masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu melepaskan diri dari

    perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain, memberdayakan

    adalah memampukan dan memandirikan masyarakat (Kartasasmita, 1996). Upaya

    pemberdayaan masyarakat pada hakekatnya selalu dihubungkan dengan karakteristik

    sasaran sebagai suatu komunitas yang mempunyai ciri, latar belakang, dan budaya

    tertentu.

    Dari realita di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian apakah dengan

    implementasi program Permadani yang merupakan program penanggulangan

    kemiskinan pertama di Indonesia dengan model mempersaudarakan keluarga

    mampu dengan keluarga yang kurang mampu dapat menurunnya angka kemiskinan

    di Kota Kendari. Berdasarkan latar belakang pemikiran yang telah paparkan di atas,

    maka permasalahan dalam penelitian ini. Pertama Bagaimana implementasi

    kebijakan Persaudaraan Madani dalam pengetasan kemiskinan di Kota Kendari.

    Kedua, Bagaimana dampak implementasi kebijakan Persaudaraan Madani dalam

    pengetasan kemiskinan di Kota Kendari?

    METODE PENELITIAN

    Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, diartikan sebagai prosedur

    penelitian yang menghasilkan data deskriptif, yang berupa kata-kata tertulis. Yang

    dimaksudkan dengan deskriptif dalam penelitian ini adalah menjelaskan dan

    memaparkan secara sistematis fakta subjek tertentu secara cermat dan

    faktual.Penelitian ini dilaksanakan tiga kecamatan Kecamatan Puuwatu, Kecamatan

    Poasia, Kecamatan Baruga. Ditetapkannya 3 Kecamatan ini sebagai lokasi penelitian

    karena dua pertimbangan. Pertama, berdasarkan data dari Kantor Badan

    Pemberdayaan Masyarakat (BPM) Kota Kendari,3 kecamatan ini yang mendapatkan

    penghargaan sebagai Kecamatan yang berhasil melaksanakan program Persaudaraan

    Madani. Kedua, lokasi ini yang banyak ditemukan saudara madani. Adapun lokasi

    penelitian ini tepatnya Penelitian ini dilakukan di tiga kelurahan, Kelurahan Tobuuha

  • Dewi Anggraini:

    Dampak Kebijakan Persaudaraan Madani terhadap Tingkat Kemiskinan Masyarakat Kota Kendari

    81

    Kecamatan Puuwatu, Kelurahan Rahandouna Kecamatan Poasia, Kelurahan Bende

    Kecamatan Baruga.

    Informan yang menjadi sumber untuk mendapatkan data dalam penelitian ini

    dalam penelitian ini semua saudara madani pada tiga kelurahan di tiga kecamatan di

    Kota Kendari yaitu Kelurahan Tobuuha Kecamatan Puuwatu, Kelurahan

    Rahandouna Kecamatan Poasia, Kelurahan Bende Kecamatan Baruga. Dengan

    jumlah informan sebanyak 15 Pasang atau 30 (keluarga mampu dan keluarga tidak

    mampu). Dan key informan adalah Walikota Kendari, Ir. Asrun, M.Eng Sc, Wakil

    Walikota Kendari, Musadar Mappasomba, SP. MP dan Kepala Badan Pemerdayaan

    Masyarakat (BPM) Kota Kendari, Arifin Baidi, SH. Teknik pengumpulan data yang

    digunakan dalam penelitian ini, adalah Wawancara dan Observasi.

    PEMBAHASAN

    Implementasi Kebijakan Permadani dalam Pengetasan Kemiskinan di Kota

    Kendari

    Program Persaudaraan Madani (Permadani) merupakan salah satu kebijakan

    yang dikeluarkan oleh Pemkot Kendari periode 2008-2012 dalam rangka

    mengentaskan masalah kemiskinan masyarakat kota. Program ini merupakan buah

    pemikiran Walikota Kendari, Ir. Asrun, M.Eng Sc yang terinspirasi dari Al Quran

    surart Al Maun (QS. 107: 1-3). Program ini telah diatur dalam Peraturan Walikota

    (Perwali) Kendari No.17 Tahun 2008 tentang Persaudraan Madani. Perumusan

    program ini diupaykan dapat mengentaskan kemiskinan dan membangun kesadaran

    sosial antar sesama masyarakat kota, dengan pola pemberdayaan masyarakat yang

    saling asah, asih, dan asuh.

    Teknis pelaksanaan program ini dijalankan oleh Tim Terpadu Sosialisasi dan

    Evaluasi Program Permadani, yang langsung diketuai oleh Wakil Walikota Musadar

    Mappasomba, SP. MP. Tim ini bertugas melakukan sosialisasi secara kontinyu dan

    terus menerus pada individu, lembaga, atau instasni sekaligus menjual profil

    keluarga tidak mampu untuk dipilih secara sukarela oleh pihak-pihak tersebut di atas.

    Keluarga tidak mampu dipilih tersebut selanjutnya akan menjadi saudara madani

    keluarga tidak mampu. Secara umum prosedur mempersaudarakan (memasangkan)

    keluarga mampu dengan keluarga tidak mampu meliputi:

    a. Pengambilan data profil keluarga kedua belah pihak yang formatnya telah

    ditentukan oleh pemerintah kota.

    b. Melakukan sosialisasi kepada para calon keluarga yang akan dipersaudarakan

    c. Dilakukan fasilitasi pertemuan oleh tim mediasi pemerintah daerah

    d. Penandatanganan akta persaudaraan yang dilakukan di hadapan Wakil Walikota

    dan Sekretaris Daerah Kota Kendari.

    Permadani merupakan wadah kekeluargaan antara keluarga mampu dengan

    keluarga yang tidak mampu, yang dilakukan atas kesadaran sosial yang tinggi, yang

    memungkinkan keluarga yang mampu dapat mengangkat derajat kehidupan

  • SOCIETAL: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi; Volume 1, No. 1, April 2014

    82

    saudaranya yang tidak mampu, melalui program pemberdayaan yang tidak terbatas

    yang dilakukan secara ikhlas, sehingga terwujud tatanan kehidupan sosial yang

    harmonis dan diridhoi Tuhan Yang Maha Esa. Model pelaksanaan program ini

    semacam bapak angkat, dimana satu keluarga mampu membina satu keluarga

    miskin. Dalam Juklak dan Juknis program Permadani, selain bantuan pemberdayaan

    fisik dan materi kepada keluarga miskin, juga ditumbuhkan penguatan semangat

    psikis untuk memunculkan optimisme yang positif sehingga timbul sugesti yang luar

    biasa agar di generasi berikutnya bisa memutuskan mata rantai kemiskinan struktural

    yang ada.

    Melalui program ini keluarga mampu dipersaudarakan dengan keluarga yang

    kurang mampu dengan tujuan mewujudkan hubungan sosial yang harmonis antar

    sesama warga kota serta mengembangkan pola pemberdayaan masyarakat miskin

    yang berdaya guna dan berhasil guna. Sementara itu sasaran yang ingin dicapai dari

    pelaksanaan program ini adalah: (a) Mempercepat pengentasan kemiskinan, (b)

    Menciptakan hubungan sosial yang harmonis antara sesama warga kota, (c)

    Menggugah kepedulian warga mampu dalam membantu saudaranya yang kurang

    mampu.

    Berdasarkan Perwali No 17 Tahun 2008 tentang Persaudaraan Madani,

    pemberdayaan keluarga tidak mampu oleh keluarga mampu yang dipersaudarakan

    melalui program ini mencakup beberapa aspek dengan pola pemberdayaan sebagai

    berikut: pertama, aspek lapangan kerja, yang meliputi: pemberian modal kerja dan

    atau modal usaha, penyediaan sarana kerja dan/atau sarana usaha, memfasilitasi

    mendapatkan lapangan kerja di rumah tangga kerabat atau tempat usaha keluarga

    atau kolega, mempekerjakan di kantor, di tempat usaha, di rumah atau di kebun,

    penyediaan lahan kebun. Kedua, aspek perumahan yang meliputi: membantu

    perbaikan rumah agar menjadi layak huni, yang dapat dilakukan secara bertahap,

    memperbaikan rumah dapat mengajak keluarga, rekan kerja, keluarga dan donator

    lainnya. Ketiga, aspek pendidikan dan mental spiritual: membantu pendidikan anak-

    anak minimal sampai tingkat pendidikan dasar, diikutkan dalam pendidikan

    keterampilan, membantu pendidikan di bidang keagamaan sampai mampu dalam

    memahami dan menjalankan ajaran agamanya. Keempat, aspek pembinaan rumah

    tangga meliputi: melakukan pembinaan keluarga agar hidup rukun, harmonis, sadar

    dalam menjalankan kewajiban agamanya, bertanggung jawab terhadap rumah

    tangganya dan menjalankan program Keluarga Berencana (KB), melakukan

    pembinaan keluarga agar menjauhi dan/atau meninggalkan minuman beralkohol,

    narkotika dan kebiasaan-kebiasaan lain yang bertentangan dengan ajaran agama,

    adat-istiadat dan norma-norma social, melakukan pembinaan keluarga agar mampu

    mengelola usaha dengan baik, tidak atau memanfaatkan pendapatan dengan efisien,

    berdaya guna dan berhasil guna.

    Program Permadani merupakan ide kreatif dari kepala daerah lahir dari

    perenungan setelah membaca Al Quran surah Al Maun (QS. 107:1-3). Dalam

    terjemahan surat ini disebutkan Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Maka

  • Dewi Anggraini:

    Dampak Kebijakan Persaudaraan Madani terhadap Tingkat Kemiskinan Masyarakat Kota Kendari

    83

    itulah orang yang menghadirkan anak yatim, dan tidak mendorong memberi makan orang

    miskin. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Kepala BPM Kota Kendari

    yang mengatakan iya jadi ide ini kan sebenarnya hasil perenungan beliau sendiri

    yaPak Walikota setelah membaca surat Al Maun ya yang disitu kalau tidak salah

    dikatakan bahwa seseungguhnya orang itu pendusta agama kalau dia tidak

    menganjurkan orang untuk memberi makan kalau dia tidak menganjurkan saja itu

    sudah pahala, tidak menganjurkan juga itu sudah dosa, sudah pendusta agama

    apalagi tidak memberi makan, iya kan? Itu cukup saja kita menganjurkan, itu sudah

    kita dapat pahala apalagi kita memberi makan luar biasa. Dari perenungan beliau dan

    beliau itu kan kutu buku setiap dari Jakarta pulang dia beli buku (hasil wawancara 3

    Maret 2013).

    Berdasarkan bentuk dan sifatnya, formulasi kebijakan Program Permadani ini

    termasuk tipe formulasi kebijakan kreatif. Hal ini didasari pada kenyataan bahwa

    program ini merupakan langkah inovatif dan terobosan baru dalam rangka

    menanggulangi maslah kemiskinan di Indonesia. Kreativitas Walikota Kendari ini

    kemudian ditindaklanjuti dalam bentuk implementasi program di lapangan dengan

    mempersaudarakan (memasangkan) keluarga yang mampu secara ekonomi dengan

    keluarga tidak mampu.

    Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Wakil Walikota sekaligus Ketua

    TKPKD Kota Kendari Iya, kreativitas kepala daerah. Jadi beliau menelepon: Pak

    Haji, ini lagi saya baca Surah Al Maun. Oh ya memang bagus, akhirnya

    ditindaklanjuti diskusi intens dengan beliau lahirlah konsep itu. Tapi ide awalnya itu

    dari Pak Wali Se-Indonesia ini baru. Jadi waktu rapat koordinasi Tim

    Penangggulangan Kemiskinan, saya ketua TKPKD, Tim Koordinasi

    Penanggulangan Kemiskinan Daerah. Itu malah kita diminta untuk mempersentasi

    ini Program Persaudaraan Madani. Tetapi kita belum ingin terlalu terekspos luas

    jangan sampai kita khawatir kabar itu lebih indah dari rupa begitu. Jadi kita berbuat

    dulu, kita belum saatnya untuk succes story walaupun beberapa daerah sudah datang

    studi banding ke sini. Kabupaten Kampar Wakil Bupatinya yang langsung membawa

    asisten dan pemberdayaan masyarakatnya untuk diskusi

    Dalam tipe formulasi kebijakan yang bersifat kreatif atau inovasi, bukan berarti

    berbeda sama sekali dengan apa yang sudah ada. Kreativitas atau inovasi tetap

    bertolak dari apa yang sudah ada sebelumnya (Jones, 1994). Dalam hal Kebijakan

    Program Permadani, pada dasarnya ini adalah praktik yang sudah banyak dilakukan

    oleh masyarakat, seperti anak asuh, anak angkat dan bentuk-bentuk serupa. Namun

    pada banyak pelaksanaannya didasari karena adanya hubungan kekerabatan atau

    keluarga. Sementara model yang dikembangkan dalam kebijakan ini adalah sebagai

    upaya untuk menanggulangi masalah kemiskinan di sebuah kota, dengan

    mempersaudarakan keluarga mampu dengan yang tidak mampu, terlepas dari

    hubungan kekerabatan dan suku.

  • SOCIETAL: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi; Volume 1, No. 1, April 2014

    84

    Dampak implementasi kebijakan Persaudaraan Madani dalam pengetasan

    kemiskinan di Kota Kendari

    Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pemberdayaan Masyarakat (BPM),

    rekapitulasi kepala keluarga (KK) tidak mampu yang telah dipersaudarakan

    (dipasangkan) dalam program Permadani dari tahun 2008 hingga saat ini jumlahnya

    mencapai 212 KK. Sementara jumlah keluarga tidak mampu yang dipersiapkan

    untuk dipasangkan dalam Program Permadani jumlahnya 1174 KK (BPM, 2009).

    Pendataan keluarga miskin terus dilakukan secara kontinyu, karena target Pemkot

    Kendari pada tahun 2009 adalah mempersaudarakan 500 KK warga tidak mampu

    dan di tahun 2010 mempersaudarakan 1500 KK dalam jalinan Permadani. Dengan

    Permadani diharapkan dapat mengurangi kemiskinan di Kota Kendari, karena di

    Kota Kendari masih terdapat 19 kelurahan pada 6 kecamatan yang masuk dalam

    kawasan pemukiman kumuh.

    Dengan pola Persaudaraan madani ini diharapkan keluarga miskin akan

    memperoleh perhatian sungguh-sungguh dari saudaranya yang mampu, sehingga

    pada gilirannya dapat memberi motivasi untuk terus meningkatkan taraf hidupnya.

    Sedangkan bagi keluarga mampu, minimal akan terbangun satu kesadaran bahwa

    Allah SWT telah memberi dan mengaruniakan banyak harta hingga hidayah hingga

    terselip bagian harta orang miskin (dhuafa).

    Program penanggulangan kemiskinan yang selama ini digulirkan lebih

    menitikberatkan pada pemberdayaan kemandirian masyarakat kurang mampu

    melalui berbagai program dan kebijakan dari pemerintah. Sementara dalam konsep

    Program Permadani. Masyarakat mampu diikutserakan langsung dalam pelaksanaan

    program dengan tujuan membangun empati diantara sesama masyarakat. Konsep

    kekeluargaan dibangun dengan mengembangkan pola pemberdayaan tidak terbatas

    dan dilakukan secara ikhlas, baik itu secara individu, golongan instansi ataupun

    lembaga.

    Menurut penjelasan Ketua TKPKD Kota Kendari, saat implementasi di

    lapangan diketahui bahwa sikap empati dan kepedulian masih tumbuh dimasyarakat.

    Walaupun sarana dan fasilitas itu masih sangat sangat minim, kemudian saya

    bersyukur bahwa ternyata seperti yang kita yakini dimasyarakat itu tidak hilang

    empatinya, belum hilang rasa empatinya hanya memang perlu diarahkan secara tajam

    untuk secara bersama-sama menumbuhkan itu (hasil wawancara 1 Maret 2013).

    Program persaudaraan madani berjalan dalam 4 aspek yaitu aspek lapangan

    kerja, yang meliputi: pemberian modal kerja dan atau modal usaha, penyediaan

    sarana kerja dan/atau sarana usaha, memfasilitasi mendapatkan lapangan kerja di

    rumah tangga kerabat atau tempat usaha keluarga atau kolegen, mempekerjakan di

    kantor, di tempat usaha, di rumah atau di kebun, penyediaan lahan kebun. Aspek

    perumahan yang meliputi: membantu perbaikan rumah agar menjadi layak huni,

    yang dapat dilakukan secara bertahap, memperbaikan rumah dapat mengajak

    keluarga, rekan kerja, keluarga dan donator lainnya.

  • Dewi Anggraini:

    Dampak Kebijakan Persaudaraan Madani terhadap Tingkat Kemiskinan Masyarakat Kota Kendari

    85

    Aspek pendidikan dan mental spiritual yang meliputi: membantu pendidikan

    anak-anak minimal sampai tingkat pendidikan dasar, diikutkan dalam pendidikan

    keterampilan, membantu pendidikan di bidang keagamaan sampai mampu dalam

    memahami dan menjalankan ajaran agamanya. Aspek pembinaan rumah tangga yang

    meliputi: melakukan pembinaan keluarga agar hidup rukun, harmonis, sadar dalam

    menjalankan kewajiban agamanya, bertanggung jawab terhadap rumah tangganya

    dan menjalankan program Keluarga Berencana (KB). Melakukan pembinaan

    keluarga agar menjauhi dan/atau meninggalkan minuman beralkohol, narkotika dan

    kebiasaan-kebiasaan lain yang bertentangan dengan ajaran agama, adat-istiada dan

    norma-norma sosial. Melakukan pembinaan keluarga agar mampu mengelola usaha

    dengan baik, tidak atau memanfaatkan pendapatan dengan efisien, berdaya guna dan

    berhasil guna. Dari empat aspek tersebut pada dasarnya dapat dibagi atas dua

    kelompok bantuan, yaitu bantuan fisik yaitu aspek perumahan dan lapangan kerja,

    dan bantuan non fisik yaitu aspek lapangan kerja, aspek pendidikan mental spiritual

    dan aspek pembinaan rumah tangga.

    Jumlah realisasi program persaudaraan madani yang sudah diaktekan adalah:

    Tahun 2008 sebanyak 165 saudara tidak mampu, Tahun 2009 sebanyak 348 saudara

    tidak mampu, Tahun 2010 sebanyak 128 saudara tidak mampu, dan Tahun 2011

    sebanyak24 saudara tidak mampu. Tahun 2008 terdapat 9 kelompok/profesi

    (Pegawai Pemda Kota Kendari, Dosen, Anggota DPRD, TNI/Polri, Karyawan

    Bank, Pegawai BUMN, Swasta, Guru/Kepala Sekolah, dan Pensiunan/Ibu RT) yang

    ikut dalam program persaudaraan madani pada tahun pertama yaitu tahun 2008

    utamanya saudara mampu yang bekerja di Bank-bank pemerintah yang berjumlah

    199 orang, dengan memberikan bantuan modal usaha dan beasiswa bagi anak

    saudara yang tidak mampu. Hasil wawancara di lapangan dengan ketua BPM Kota

    kendari yang kami lakukan terungkap bahwa 90 % pasangan di tahun 2008 ini

    program persaudaraan masih berlanjut, karena melihat manfaat yang didapatkan

    sangat banyak. Selanjutnya untuk realisasi dari program persaudaraan madani tahun

    2009, terdapat peningkatan pada kelompok/profesi yang ikut dalam program

    persaudaraan madani pada tahun 2008 menjadi 10 kelompok profesi dan jumlah

    pasangan juga mengalami peningkatan dari 165 tahun 2008 menjadi 348 pasang di

    tahun 2009. Namun yang dominan dari kelompok Pegawai Pemerintah Kota

    Kendari yang berjumlah 177 orang.

    Hasil wawancara di lapangan dengan Ketua BPM Kota Kendari yang kami

    lakukan terungkap bahwa 80 % pasangan di tahun 2009 ini program persaudaraan

    masih berlanjut, namun di lapangan ditemukan terdapat pasangan yang terdata dan

    sudah diaktekan namun tidak pernah bertemu dengan saudara mampunya. Hal ini

    diungkapkan oleh Wa Lasi (Pembantu Rumah Tangga) yang bertempat tinggal di

    Kecamatan Abeli sebagai orang yang di data dalam program persaudaraan Madani

    dalam wawancara Saya pernah diberitahu pada tahun 2009 oleh orang Pemda

    bahwa saya dan tetangga yang miskin (jumlahnya 4 orang) masuk dalam program

  • SOCIETAL: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi; Volume 1, No. 1, April 2014

    86

    persaudaraan Madani tapi sampai hari ini (saat diwawancara) tidak pernah kami

    bertemu dengan saudara mampu kami dan tidak pernah mendapatkan bantuan

    dalam bentuk apa pun juga (hasil wawancara 18 Maret 2013).

    Kondisi tersebut sangat menarik karena jumlah saudara madani bertambah

    tetapi muncul beberapa persoalan dilapangan mulai dari realisasi bantuan yang tidak

    pernah cair dan tidak adanya pertemuan diantara pasangan permadani serta

    beberapa pasangan sudah tidak berlanjut. Selanjutnya pelaksanaan program

    persaudaraan madani tahun 2010, terdapat penurunan pada kelompok/profesi yang

    ikut dalam program persaudaraan madani pada tahun 2009 terdapat 10

    kelompok/profesi dan menurun menjadi 4 kelompok/profesi, penurunan ini juga

    terjadi pada jumlah pasangan dari 348 pasang di tahun 2009 menjadi 128 pasang di

    tahun 2010. Terjadinya penurunan dalam ketertarikan masyarakat untuk ikut dalam

    program persaudaraan madani diungkapkan oleh Frans Delu bahwa Program ini

    akan kurang mendapat respon dari masyarakat, karena program ini tidak dibicarakan

    dalam dewan karena ini adalah program di luar APBD sehingga tidak dicantumkan

    dalam peraturan daerah.saya pikir untuk langkah awal kita akan menjadikannya

    sebagai bahan perhatian terutama untuk mereka yang dianggap berkelibahan materi

    dalam hal ini mungkin di lingkungan pejabat Pemkot dipertegas dengan aturan. Hal

    ini memang penting olehnya komposisi anggaran untuk masyarakat miskin dikota itu

    harus diperhatikan. Yang kedua bahwa aspek-aspek yang menyentuh orang banyak

    secara pribadi perlu diperhatikan karena masyarakat adalah objek bukan subjek.

    Yang Ketiga bahwa pemerintah perlu memperhatikan dan memberikan porsi yang

    ADIL kepada kelompok marginal atau kaum minoritas (hasil wawancara 20 Maret

    2013).

    Adanya penurunan kualitas hubungan persaudaraan madani, diakui oleh Wakil

    Walikota Kendari Bahwa data yang dikeluarkan Badan Pemberdayaan Masyarakat

    Kota Kendari menunjukkan bahwa program ini tidak berhasil 100%, sehingga ada 3

    kategori dalam mengukur pelaksanaan program ini yakni, Sangat Aktif= 68,92 %,

    Kurang Aktif = 21,71 %, Tidak Aktif= 9,36 %. Selanjutnya dijelaskan bahwa

    Adapun kelurahan yang mendapatkan piagam penghargaan atas keberhasilan

    program persaudaaraan madani ini adalah: Kelurahan Tobuuha Kecamatan

    Puuwatu, Kelurahan Matabubu Kecamatan Poasia, Kelurahan Wundudopi

    Kecamatan Baruga. Dalam hal ini Lurah yang mampu mediasi warga masyarakat dari

    keluarga yang mampu sehingga mereka terpanggil untuk mengangkat derajat dari

    saudara yang tidak mampu atau miskin yang berada dilingkungan wilayah kelurahan

    (hasil wawancara 12 Februari 2013).

    Hal ini sejalan dengan pernyataan Kepala BPM Kota Kendari bahwa program

    ini berhasil, dan secara simbolis ada tiga saudara madani yang mendapatkan

    penghargaan dari pemerintah kota Kendari atas keberhasilan dalam persaudaraan ini,

    yaitu Keluarga mampu atas nama Drs. H. Nasir Hanong (Pegawai Bank Mandiri)

    yang berprestasi berhasil mengangkat derajat saudara tidak mampunya atas nama

    Dg. Ngale dengan memberikan bantuan awal berupa modal usaha untuk membuka

  • Dewi Anggraini:

    Dampak Kebijakan Persaudaraan Madani terhadap Tingkat Kemiskinan Masyarakat Kota Kendari

    87

    usaha rumah makan coto dan sekarang telah mandiri dan usahanya berjalan lancar.

    Keluarga mampu atas nama Jeri W. Tanjaya yang telah berhasil mengangkat saudara

    tidak mampu atas nama Madjid dengan dipekerjakan sebagai karyawan Swiss

    Belhotel dan sampai sekarang telah mandiri dan mampu menyekolahkan anaknya.

    Keluarga mampu H. Akhmad Al Jufri (Wiraswasta) yang berprestasi telah berhasil

    mengangkat saudara tidak mampunya dengan dipekerjakan sebagai karyawati PT.

    Ade Group atas nama Meti dan sampai sekarang telah mandiri dan mampu

    menyekolahkan anaknya (hasil wawancara 2 Maret 2013).

    Pernyataan ini dipertegas oleh Bapak Walikota Kendari yang menyatakan

    bahwa telah banyak hasil yang dicapai oleh program pengetasan kemiskinan di Kota

    Kendari dalam mengerem laju kemiskinan kota. Lebih jelas dapat dilihat kutipan di

    bawah ini Jika tahun 2010 jumlah penduduk miskin di Kota Kendari mencapai

    23,30 ribu jiwa, maka tahun 2011 mengalami penurunan menjadi 21,46 ribu jiwa dan

    tahun 2012 pemkot kendari menargetkan jumlah menurun menjadi 19,34 ribu jiwa.

    Ini dikemukakan Walikota kendari saat rapat koordinasi dengan DPRD mengatakan

    menurunya jumlah warga miskin diotoritasnya sebagai efek positif dari pelaksanaan

    program-program pro rakyat dari pemerintah pusat, pemprov dan tentu saja

    sejumlah program unggulan pemkot yang salah satunya program persaudaraan

    permadani (Kendari pos senin 16 April 2012).

    Namun dibalik semua itu ada pernyataan pesimis yang diungkapkan oleh H.

    Moh. Ali Pidani, S.TP (63 tahun) yang mengatakan Program ini akan kurang

    mendapat respon dari masyarakat ke depan, karena program ini tidak dibicarakan

    dalam dewan karena ini adalah program di luar APBD sehingga tidak dicantumkan

    dalam peraturan daerah. Saya pikir untuk langkah awal kita akan menjadikannya

    sebagai bahan perhatian terutama untuk mereka yang dianggap berkelibahan materi

    dalam hal ini mungkin di lingkungan pejabat Pemkot dipertegas dengan aturan. Hal

    ini memang penting olehnya komposisi anggaran untuk masyarakat miskin dikota itu

    harus diperhatikan. Yang kedua bahwa aspek-aspek yang menyentuh orang banyak

    secara pribadi perlu diperhatikan karena masyarakat adalah objek bukan subjek.

    Yang Ketiga bahwa pemerintah perlu memperhatikan dan memberikan porsi yang

    ADIL kepada kelompok marginal atau kaum minoritas (hasil wawancara 3April

    2013). Ungkapan tersebut, sejalan dengan data saudara madani dari 2008 sampai

    2011 jumlah mereka yang mampu dipersaudarakan oleh program ini juga

    menggalami penurunan, bisa terjadi apa yang dikhawatirkan bapak Ali Pidani

    menjadi alasan sehingga program ini semakin redup.

    PENUTUP

    Implementasi kebijakan Persaudaraan Madani dalam pengetasan kemiskinan di

    Kota Kendari, Program Persaudaraan Madani (Permadani) merupakan salah satu

    kebijakan yang dikeluarkan oleh Pemkot Kendari periode 2008-2012 dalam rangka

    mengentaskan masalah kemiskinan masyarakat kota. Melalui program ini keluarga

  • SOCIETAL: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Sosiologi; Volume 1, No. 1, April 2014

    88

    mampu dipersaudarakan dengan keluarga yang kurang mampu dengan tujuan

    mewujudkan hubungan sosial yang harmonis antar sesama warga kota serta

    mengembangkan pola pemberdayaan masyarakat miskin yang berdaya guna dan

    berhasil guna. Sementara itu sasaran yang ingin dicapai dari pelaksanaan program ini

    adalah: a. Mempercepat pengentasan kemiskinan, b. Menciptakan hubungan sosial

    yang harmonis antara sesama warga kota, c. Menggugah kepedulian warga mampu

    dalam membantu saudaranya yang kurang mampu.

    Dampak implementasi kebijakan Persaudaraan Madani dalam pengetasan

    kemiskinan di Kota Kendari, Program persaudaraan madani berjalan dalam 4 aspek

    yaitu: Aspek lapangan kerja, yang meliputi: Pemberian modal kerja dan atau modal

    usaha, Penyediaan sarana kerja dan/atau sarana usaha, Memfasilitasi mendapatkan

    lapangan kerja di rumah tangga kerabat atau tempat usaha keluarga atau kolegen,

    Mempekerjakan di kantor, di tempat usaha, di rumah atau di kebun, Penyediaan

    lahan kebun. Aspek Perumahan yang meliputi: Membantu perbaikan rumah agar

    menjadi layak huni, yang dapat dilakukan secara bertahap, Memperbaikan rumah

    dapat mengajak keluarga, rekan kerja, keluarga dan donator lainnya. Keberhasilan

    dari program ini menyebabkan jumlah masyarakat miskin kota menurun, tahun 2010

    jumlah penduduk miskin di Kota Kendari mencapai 23,30 ribu jiwa, maka tahun

    2011 mengalami penurunan menjadi 21,46 ribu jiwa.

    Berdasarkan kesimpulan, dapat direkomendasikan beberapa saran: (1) Untuk

    kesinambungan dan keberlanjutan Program Persaudaraan Madani, maka sebaiknya

    program ini dimasukan dalam program APBD Kota Kendari. (2) Perlu ada

    pembatasan jumlah pasangan dalam program persaudaraan Madani, di mana satu

    orang saudara mampu cukup mempersaudarakan keluarga tidak mampu dalam

    jumlah yang wajar maksimal 5 orang yang tidak mampu.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anonim. 2008. Naskah Peraturan Walikota No. 17 Tahun 2008 Tentang

    Persaudaran Madani. Kota Kendari.

    Kendari Pos. 2012. Kolom Metro Jumlah penduduk miskin menurun. Halaman

    10. Senin 16 April. Kendari.

    Setiana, Suci. 2005. Tehnik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat. Ghalia Indonesia.

    Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Administrasi: dilengkapi dengan Metode R and D.

    Bandung: Alfabeta.

    Suharto, Edi. 2005. Membangun Masyarakat, Memberdayakan Rakyat. Bandung: Refika

    Aditama.

    Suhendra, K. 2006. Peranan Birokrasi Dalam Pemberdayaan Masyarakat. Bandung:

    Alfabeta.

    Sulistiyani Teguh Ambar. 2004. Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan. Yogyakarta:

    Gava Media.

    Sumodinigrat, Gunawan dkk (Santoso, Budi, Maiwan, dan Mohammad). 1999.

    Kemiskinan: Teori, Fakta dan Kebijakan. Jakarta: IMPAC.