kemiskinan dari segi politik

36
KEMISKINAN DARI SEGI POLITIK Kuliah ke 6 Mata kuliah Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan 29 SEPTEMBER 2021 Drs. Sudarmo, MA., Ph.D

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEMISKINAN DARI SEGI POLITIK

KEMISKINAN DARI SEGI POLITIK

Kuliah ke 6

Mata kuliah Kebijakan Penanggulangan Kemiskinan

29 SEPTEMBER 2021

Drs. Sudarmo, MA., Ph.D

Page 2: KEMISKINAN DARI SEGI POLITIK

Political Dimensions

• Dalam konteks pengentasan kemiskinan, kerangka hak asasi manusia memberikan dasar normatif bagi pengentasan kemiskinan, sedangkan demokrasi mengatur kehidupan sosial dan politik untuk yang sama.

• Penghormatan terhadap hak asasi manusia adalah pertama dan terutama sebagai tanggung jawab negara, dan bergantung pada kemauan dan sumber daya politik.

Page 3: KEMISKINAN DARI SEGI POLITIK

• Pendekatan demokrasi dan hak asasi manusia menerjemahkan kebutuhan orang miskin menjadi hak, dan mengakui individu sebagai subjek aktif dan pemangku kepentingan.

• Pendekatan demokrasi lebih jauh mengidentifikasi kewajiban negara yang diharuskan untuk mengambil langkah -langkah- misalnya melalui undang-undang, kebijakan dan program - yang tujuannya adalah untuk menghormati, mempromosikan dan memenuhi hak asasi manusia semua orang dalam yurisdiksi mereka.

Page 4: KEMISKINAN DARI SEGI POLITIK

Tiga prinsip sangat penting:

• semua manusia dilahirkan bebas dan setara dalam martabat dan hak

• transparansi, akuntabilitas dan supremasi hukum

• partisipasi dan representasi dalam pengambilan keputusan publik

Page 5: KEMISKINAN DARI SEGI POLITIK

• Penentuan dan kapasitas negara untuk menjamin hak asasi manusia dan kebebasan bagi semua penduduk merupakan hal yang sangat penting.

• Ini termasuk hak politik dan sipil, seperti kebebasan berpikir dan berbicara; hak atas pengadilan yang adil, kebebasan dan keamanan; dan perlindungan terhadap perlakuan yang kejam, tidak manusiawi dan merendahkan martabat.

• Hak-hak tersebut juga mencakup hak ekonomi dan sosial, seperti hak atas pangan, perumahan, kesehatan dan pendidikan.

• Hak atas jaminan sosial dan perlindungan dari eksploitasi dan pelecehan sangat penting bagi anak-anak.

• Kemampuan untuk melaksanakan hak-hak tersebut membutuhkan ruang demokrasi.

Page 6: KEMISKINAN DARI SEGI POLITIK

• Akar kemiskinan seringkali dapat dilacak pada hubungan kekuasaan yang tidak setara. Karenanya, kemungkinan orang miskin untuk berpartisipasi dan mempengaruhi debat publik menjadi penting.

Page 7: KEMISKINAN DARI SEGI POLITIK

Prasyarat • Prasyarat bagi individu dan kelompok untuk memiliki

kesempatan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan resolusi konflik adalah kebebasan berekspresi dan hak untuk menyatakan pendapat secara bebas.

• Ini menyangkut semua bidang pertukaran ide dan di semua tingkat pengambilan keputusan: dewan legislatif nasional, dewan terpilih di tingkat kabupaten dan dewan desa di tingkat lokal.

• Prasyarat lainnya adalah adanya media independen dan kebebasan berserikat yang memungkinkan masyarakat miskin melakukan aksi kolektif dan mengorganisir diri dalam kelompok penekan.

Page 8: KEMISKINAN DARI SEGI POLITIK

• Perbaikan hak asasi manusia dan demokratisasi dengan memperkuat kapasitas negara dan masyarakat sipil - dan kerjasama di antara mereka

• legislasi, kebijakan dan program di bidang hak asasi manusia

• peningkatan partisipasi masyarakat miskin dalam kehidupan politik, ekonomi dan sosial

• Reformasi administrasi publik untuk mencapai penyampaian layanan yang efisien serta akuntabilitas terhadap masyarakat miskin

• meningkatkan kebebasan berekspresi dan memfasilitasi debat pluralistik

Page 9: KEMISKINAN DARI SEGI POLITIK

Teori politik (Brady)

• Teori politik berpendapat bahwa kemiskinan adalah hasil politik yang disebabkan oleh hubungan kekuasaan dan pilihan kolektif terhadap bagaimana mendistribusikan sumber daya

Page 10: KEMISKINAN DARI SEGI POLITIK

• Gambar 1

Page 11: KEMISKINAN DARI SEGI POLITIK

Keterangan gambar

• kekuasaan dan institusi menghasilkan kebijakan yang menyebabkan kemiskinan dan mengendalikan hubungan antara perilaku dan kemiskinan.

• Kekuasaan dan lembaga memperkuat satu sama lain,

• Lembaga juga secara langsung berpengaruh terhadap kemiskinan, dan

• Lembaga mengendalikan hubungan antara perilaku dan kemiskinan

Page 12: KEMISKINAN DARI SEGI POLITIK

Desmond & Western (2018) • Mereka mengabaikan penjelasan politik, dan

• Mereka menekankan hubungan tingkat mikro antara kekuasaan tingkat makro dan lembaga,

Page 13: KEMISKINAN DARI SEGI POLITIK

Teori sumber daya kekuasaan

• Teori sumber daya kekuasaan berpendapat bahwa para aktor politik secara kolektif memobilisasi kelas (kelompok) yang kurang beruntung untuk berbagi kepentingan dan ideologi bersama.

• Kelompok-kelompok tersebut kemudian membentuk serikat pekerja, membentuk partai Kiri, dan mengembangkan welfare state (negara kesejahteraan)

Page 14: KEMISKINAN DARI SEGI POLITIK

• Mobilisasi kelompok-kelompok yang tidak beruntung ini penting sekali karena distribusi kekuasaan politik yang gagal dalam demokrasi kapitalis menguntungkan para elit dan bisnis.

• distribusi kekuasaan seperti ini juga mengakibatkan tingginya ketidakadilan

• Oleh karena itu, penting bagi kelas pekerja dan kaum miskin untuk bersatu dan mengajak beberapa kelas menengah untuk mendapatkan kekuasaan politik yang nyata.

Page 15: KEMISKINAN DARI SEGI POLITIK

• Teori sumberdaya kekuasaan sering digunakan untuk menjelaskan mengapa sejumlah negara welfare state lebih ramah dibanding jenis yang lain.

• Tetapi teori sumberdsaya sebenarnya merupakan teori yang luas tentangt distribusi pendapastan , dengan welafera state sebagai mekanisme prinsipnya.

• Teori sumberdaya kekuasaan telah menghalami evolusi dari waktu ke waktu , dan lebih memfokuskan pada lembaga kekuasaan (seperti sistem pemiliahan umum, demokrasi yang stabil)

Page 16: KEMISKINAN DARI SEGI POLITIK

• Tingkat kemiskinan di negara demokratis kaya rendah karena partai-partai kiri mengendalikan pemerintah, perserikatan kerja tinggi, dan perempuan menduduki bagian yang besar di parlemen

• Di Amerika Latin, pemerintahan Kiri dalam periode demokrasi yang stabil menghasilkan kebijakan sosial yang murah hati dan menurunkan kemiskinan (Huber & Stephens 2012).

• Dalam model multilevel individu di A.S., kemiskinan secara signifikan lebih rendah di negara negara bagian yang memiliki serikat pekerja kuat (Brady et al. 2013).

Page 17: KEMISKINAN DARI SEGI POLITIK

• Literatur memperlihatkan banyak hal lebih dari sekedar hubungan negatif antara politik Kiri dan kebaikan welafare state dan kemiskinan.

• justru, yang paling penting adalah bahwa efek politik Kiri tampak lebih besar daripada perilaku individu atau faktor-faktor struktural (Brady 2009; Brady et al. 2017).

Page 18: KEMISKINAN DARI SEGI POLITIK

• Penjelasan tentang pengaruh politik terhadap kemiskinan yang ke dua memfokuskan pada bagaimana lembaga-lembaga seperti regulasi dan hukum-hukum mengatur distribusi sumberdaya ekonomi (Brady et al. 2016; Pernia & Deolalikar 2003).

• Literatur ini menggarisbawahi bahwa tingkat kemiskinan itu stabil dan begerak lambat dan tidak merespon secara cepat terhadap pemilu dan perubahan dalam kekuasaan.

Page 19: KEMISKINAN DARI SEGI POLITIK

• Ada garis ketergantungan yang cukup besar terhadap kemiskinan dan dalam memahami sumber-sumber daya kelembagaan, kita membutuhkan waktu yang lama untuk memahami sebab dan akibat (O'Connell 2012).

• Lembaga-lembaga merefleksikan sisa-sisa kekuasaan para aktor secara kolekstif di masa lalu, dan lembaga-lembaga terus berlanjut tanpa ada perbaaikan secara aktif oleh para aktor secara kolektif. Sebagai controh, lembaga sejarah perbudakan (O’Connell 2012) dan federalisme (Allard 2017; Michener 2018) berkontribusi terhadap berulangnya ketidaksetaraan rasial pada masalah kemiskinan

Page 20: KEMISKINAN DARI SEGI POLITIK

• Pandangan dari Institusionalisme yang kuat mengklaim bahwa institusi yang mapan secara historis mendominasi politik saat ini untuk terus membelenggu terjadinya kemiskinan.

• Pandangan dari Institusionalisme yang lemah menyatakan bahwa bahwa institusi yang didirikan secara historis mengarahkan bagaimana dan kapan politik dapat membentuk kemiskinan (Huber & Stephens 2001).

Page 21: KEMISKINAN DARI SEGI POLITIK

Beberapa penelitian dari Institusionalism • Meskipun literatur institusional kurang berkembang

dibandingkan literatur sumber daya, ada beberapa aliran penelitian terkait kemiskinan.

• Pertama, para ahli menghubungkan kemiskinan dengan institusi pemilihan umum (Brady 2009). Misalnya, demokratisasi yang stabil dan berjangka panjang dikaitkan dengan penurunan kemiskinan (Huber & Stephens 2012; Sen 1999).

• Kedua, pasar tenaga kerja dan lembaga pendidikan yang dikaitkan dengan kemiskinan (Moller et al. 2003). Misalnya, pekerja miskin secara signifikan lebih rendah ketika telah terjadi tawar-menawar upah secara terkoordinasi, terpusat, dan korporatis, dan kontrak kerja dilindungi (Giesselmann 2014; Lohmann 2009; Lohmann & Marx 2018).

Page 22: KEMISKINAN DARI SEGI POLITIK

lanjutan • Ketiga, institusi bersejarah seperti perbudakaan dan

kolonialisme merugikan negara-negara miskin dan melanggengkan kemiskinan (Acemoglu & Robinson 2012; Bhattarcharya 2016).

• Sebagaai ciontoh, Nunn (2008) memperlihatkan bagaimana empat jenis perdagangan budak secara besar-besaran selama 500 tahun telah memiskinkan negara-negara Afrika melalui mekanisme ketidakstabilan politik, korupsi, pemerintahan yang buruk, fragmentasi etnis, dan keterbelakangan ekonomi.

• Sementara itu, Bhattarcharya (2016) menjelaskan bahwa negara-negara tertentu karena menghadapi kondisi geografi, iklim dan penyakit menjadikan mereka memilih menjadi institusi kolonial dari negara lain yang berbeda-beda, yang berpengaruh terhadap pembangunan ekonomi jangka panjang, yang pada akhirnya mengakibatkan terjadinya kemiskinan saat ini

Page 23: KEMISKINAN DARI SEGI POLITIK

• Institusi-institusi historis semacam itu bisa membantu menjelaskan mengapa hirarkhi ekonomi global dari negara-negara sedemikian sangat stabil--negara-negara yang seabad yang lalui merupakan negara miskin dan juga negara-negara yang seabad yang lalu merupakan negara miskin, mereka yang kaya tetap kaya dan yang miskin tetap miskin pada saat ini

Page 24: KEMISKINAN DARI SEGI POLITIK

• Di seluruh literatur politik tentang kemiskinan, terdapat peran sentral dari kebijakan negara (Aizer et al. 2016; Atkinson 2015; Barrientos 2013; Brady 2009; Fodor & Horn 2015; Fox et al. 2015; Korpi & Palme 1998).

• Brady & kolega (2016) membuat katalog mekanisme umum tentang bagaimana negara membentuk kemiskinan:

• (a) mengatur distribusi sumber daya (misalnya pajak dan transfer, sering disebut "redistribusi");

• (b) mengasuransikan risiko; • (c) berinvestasi dalam kemampuan (misalnya pendidikan anak usia

dini dan layanan kesehatan); • (d) mengalokasikan peluang (misalnya pekerjaan publik); • (e) mensosialisasikan ekspektasi normatif; dan • (f) mendisiplinkan orang miskin. • Kebijakan negara juga penting bagi ketidaksetaraan rasial dalam

kemiskinan karena perbedaan akses dan efek kebijakan sosial yang berbeda (Michener 2018; Soss et al. 2011; Watkins-Hayes & Kovalsky 2016).

Page 25: KEMISKINAN DARI SEGI POLITIK

• Baru-baru ini, ada beberapa perkembangan yang muncul di negara welfare state (negara kesejahteraan) (Atkinson 2015; Brady & Bostic 2015):

• Pertama, ada minat yang semakin besar tentang bagaimana welfare state memerlukan: (a) lingkup yang secara formal perlu diatur, tingkat penggantian, dan kriteria kelayakan (Scruggs & Allan 2006); dan (b) "penerimaan", akses dan hambatan untuk program dan layanan (Shaefer 2010).

• Kedua, para sarjana mempelajari dimensi kebijakan sosial, seperti penargetan dan universalisme (Jacques & Noel 2018; Korpi & Palme 1998; Marx et al. 2016; Scruggs & Allan 2006).

Page 26: KEMISKINAN DARI SEGI POLITIK

• Ketiga, ada peningkatan minat pada kebijakan sosial dan kemiskinan di negara berkembang (Barrientos 2013; Huber & Stephens 2012).

• Keempat, kembali ke Panel B Gambar 1, para ahli semakin menunjukkan bagaimana kebijakan sosial menjembatani hubungan antara perilaku dan kemiskinan (Andreß et al. 2006; Barbieri & Bozzon 2016; Brady et al. 2017; Gornick & Jäntti. 2012; Kohler et al. 2012; Misra et al.2012; Vandecasteele 2011).

Page 27: KEMISKINAN DARI SEGI POLITIK

• Hubungan antara kemiskinan dan perilaku benar-benar lemah di negara-negara welfare state yang besar (Rothwell & McEwen 2017).

• Perilaku yang bisa menyebabkan miskin akan dikenai sangsi berat di negara-negara kesejahteraan yang lemah seperti AS, dan tidak terkait dengan kemiskinan di negara-negara kesejahteraan yang dermawan seperti Denmark (Brady et al. 2017).

• Bukti yang terkumpul ini mempertanyakan prinsip inti behavioralist yang menyatakan ada hubungan antara perilaku dan kemiskinan.

• Sebaliknya, seberapa kuat perilaku berkaitan dengan kemiskinan adalah keputusan politik tentang seberapa banyak masyarakat memilih untuk menggunakan kebijakan sosial untuk melemahkan “sangsi " yang terkait dengan perilaku.

Page 28: KEMISKINAN DARI SEGI POLITIK

• Di luar isu kebaikan welfate state, sejumlah pakar telah lama melakukan penelitian tentang bagaimana negara mendisiplinkan, mengatur, mengawasi dan merelokasi orang-orang miskin (Katz 2013; O’Connor 2001; Piven & Cloward 1993).

• Walaupun para pakar akhir-akhir ini mengabaikan tema-tema tersebut untuk jangka waktu lama, terdapat semakin tumbuhnya ketertarikan pada tema atentang bagaimana “mendisiplinkan lembaga” untuk menghambat terjadinya kemiskinan (Desmond & Western 2018; Edwards 2016; Seim 2017; Soss et al. 2011; Stuart 2016; Wacquant 2009).

Page 29: KEMISKINAN DARI SEGI POLITIK

• Sebagai contoh, relokasi / pemindahan perumahan - difasilitasi oleh pemerintah - menambah kerugian yang terkait dengan kemiskinan (Purser 2016; Sullivan 2017).

• Meskipun kebijakan sosial mengurangi kemiskinan dan melemahkan hubungan antara perilaku dan kemiskinan, aspek lain dari kebijakan sosial telah lama digunakan untuk mengontrol dan menghukum orang miskin (Piven & Cloward 1993; Soss et al. 2011).

• Pindah lokasi berarti ada kemungkinan jarak tempat kerja menjadi jauh, dan sumber pendapatan ekonomi memerlukan biaya lebih besar

Page 30: KEMISKINAN DARI SEGI POLITIK

• Mungkin tema yang paling terlihat dalam literatur lembaga pendisiplinan adalah bagaimana penahanan seseorang justru memperburuk kemiskinan (Gottlieb 2017; Turney 2015; Wacquant 2009).

• Misalnya, penelitian Wildeman (2014) menunjukkan bahwa penahanan ayah meningkatkan tunawisma anak (kasus serupa pernah terjadi di Saritem Bandung).

Page 31: KEMISKINAN DARI SEGI POLITIK

Tantangan • Terdapat semakin meningkatnya justifikasi politik

dalam beberapa dekade terakhir. Namun, literatur ini juga menghadapi tantangan.

• Pertama, sementara para ahli sumber daya menunjukkan bahwa Partai Kiri dan serikat buruh menguntungkan kaum miskin, organisasi-organisasi ini tampaknya melemah dalam berbagai lokasi(Brady et al. 2016). Jika organisasi-organisasi ini melayani kepentingan orang miskin, tidak jelas mengapa mereka sekarang berjuang untuk membangun solidaritas dan memobilisasi mereka yang kurang beruntung dari di masa lalu (Piven & Minnite 2016).

• Bahkan ketika memegang kekuasaan, terdapat bukti bahwa Partai Kiri kurang efektif dari waktu ke waktu dalam memperluas welfare state (negara kesejahteraan) (Huber & Stephens 2001).

Page 32: KEMISKINAN DARI SEGI POLITIK

• Kedua, sementara banyak yang bertujuan untuk mengidentifikasi apakah kebijakan sosial tertentu memiliki efek kausal (Aizer et al. 2016; Bitler et al. 2015; Bitler & Karoly 2015; O’Brien & Robertson 2018; Sosnaud 2016), literatur kebijakan sosial komparatif telah lama menekankan bagaimana sebenarnya kebijakan sosial bekerja bersama dalam konfigurasi yang saling melengkapi dan saling bergantung.

• Para ahli baru mulai menganalisis bagaimana kebijakan sosial membentuk kemiskinan di tengah berbagai interaksi dengan kebijakan dan lembaga lain (Biegert 2017; Giesselmann 2014).

• Ke depan, diperlukan penelitian yang cermat tentang bagaimana konteks politik yang lebih luas membentuk efek kebijakan sosial.

• Kita perlu menyeimbangkan prioritas validitas internal dengan komitmen pada validitas eksternal, yang menyiratkan pemahaman bagaimana kebijakan sosial secara implisit berinteraksi dengan konteks politik dan kelembagaan

Page 33: KEMISKINAN DARI SEGI POLITIK

validitas

• validitas internal adalah sejauh mana peneliti mampu membuat klaim bahwa tidak ada variabel lain kecuali yang ia pelajari menyebabkan hasil

• Sedangkan validitas eksternal adalah sejauh mana hasil studi dapat digeneralisasi ke dunia pada umumnya

Page 34: KEMISKINAN DARI SEGI POLITIK

• Ketiga, penelitian tentang institusi pendisiplinan cenderung mempelajari satu institusi pada satu waktu, dan seringkali membuat klaim yang kuat tentang pengaruhnya terhadap kemiskinan.

• Namun, lembaga-lembaga ini dikacaukan dan hanya menonjol di negara-negara kesejahteraan yang lemah, dan mungkin sebagian besar di AS (Gottlieb 2017; Wacquant 2009).

• Tidak jelas seberapa besar efek dari institusi pendisiplinan secara murni dan relatif terhadap kebijakan sosial yang menguntungkan.

Page 35: KEMISKINAN DARI SEGI POLITIK

• Selain itu, tidak jelas seberapa besar lembaga pendisiplinan menyebabkan kemiskinan dibandingkan dengan faktor politik lainnya yang tidak teramati yang berkorelasi dengan pendisiplinan lembaga.

• Misalnya, Gottlieb (2017) menunjukkan bahwa variasi kemiskinan lintas negara tidak secara signifikan terkait dengan penahanan setelah mengontrol kemurahan hati kesejahteraan.

• Meskipun lembaga pendisiplinan secara tidak proporsional merugikan kelompok ras minoritas dan perempuan, kelompok-kelompok tersebut lebih mungkin menjadi miskin sebelum banyak lembaga pendisiplinan tumbuh menjadi begitu kuat, dan mungkin masih lebih mungkin menjadi miskin bahkan jika lembaga-lembaga tersebut tidak ada.

Page 36: KEMISKINAN DARI SEGI POLITIK

• Akibatnya, belum bisa diketahui secara persis seberapa banyak ketidaksetaraan ras dan gender dalam kemiskinan yang didorong oleh lembaga-lembaga ini.

• Misalnya, para korban penggusuran cenderung miskin terlepas dari apakah mereka digusur (Brady et al. 2017), jadi sangat masuk akal bahwa penggusuran adalah gejala daripada penyebab kemiskinan (Purser 2016).

• Ke depan, literatur tentang institusi pendisiplinan harus melibatkan teori politik, membuat klaim lebih sedikit berani, dan mencakup perspektif yang lebih seimbang tentang penyebab politik kemiskinan yang lebih luas (Brady et al. 2016).

• Daripada memiliki efek unik yang besar terhadap kemiskinan, institusi pendisiplinan mungkin paling baik dipahami sebagai yang melekat dan berinteraksi dengan beberapa faktor politik lainnya (Edwards 2016; Purser 2016; Stuart 2016)