kementerian pupr badan pengembangan...
TRANSCRIPT
BPIW Dukung PengembanganKawasan Wisata Danau Toba
Program 2016, BPIW Fokuspada Efektifitas Pembangunandan Keterpaduan Infrastruktur
Edisi 01/Januari 2016
LAPORAN KHUSUS: BPIW MAKSIMALKAN PERSIAPAN PRA KONREG
KEMENTERIAN PUPR BADAN PENGEMBANGAN
INFRASTRUKTUR WILAyAH
INFRASTRUKTUR PUPRTERPADU UNTUK NEGERI
Gedung BPIW Lantai 1Jl. Pattimura No.20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 11210
Email: [email protected]. +6221-7279 8112
BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAyAH (BPIW) KEMENTERIAN PUPR
Layanan Informasi BPIWwww.bpiw.pu.go.id @informasiBPIW
3
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
Pelindung: A. Hermanto Dardak
Penasehat: Dadang Rukmana
Pengarah:Hadi SucahyonoHarris H. Batubara Rezeki PeranginanginKuswardono
Pemimpin Redaksi:P. Yudantoro
Redaktur Pelaksana:Shoviah
Redaksi:Etty WinarniM. Salahudin RasyidiMochammad TranggonoHari Suharto DiyaksaErwin Adhi SetyadhiWahyu HendrastomoMelva Eryani Marpaung
Kontributor:Hendra DjamalMutri Batul AiniAndina DwikyIchlasul NaufalNina Indahsari
Redaksi menerima tulisan/artikel/opini/foto yang berkaitan dengan bidang pengembangan infrastruktur dan keterpaduan wilayah dalam lingkup kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Redaksi berhak menyunting naskah/artikel yang masuk sesuai dengan tema penerbitan dan ketersediaan jumlah halaman/rubrik.
Tulisan dapat dikirim ke email: [email protected]
Cover : BPIW untuk NegeriDesign : Heri Hito
Diterbitkan oleh: Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR
Alamat Redaksi:Gedung G, BPIW Lantai 1Jl. Pattimura No.20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 11210Email: [email protected]: www.bpiw.pu.go.idTwitter: @informasiBPIWYoutube: Layanan informasi BPIWNo. Telp. +6221-7279 8112
SALAM REDAKSI
Pembaca yang budiman. Sejak awal tahun 2016, kami memiliki optimisme yang tinggi, agar menjadi lebih baik. Dengan semangat itu pula, mulai edisi Januari, Sinergi Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) berupaya melakukan penyesuaian agar mampu menyajikan informasi dengan lebih baik.
Pada edisi ini kami menyajikan tema Program Kerja BPIW tahun 2016 di rubrik Kabar Utama. Rubrik tersebut menampilkan program-program apa saja yang dilakukan BPIW melalui 4 pusat, yakni Pusat Perencanaan Infrastruktur (PPI), Pusat Pemprograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur (PPEKI), Pusat Pengembangan Kawasan Strategis (PPKS), dan Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan (PPKP).
Kami juga menyajikan rubrik Wawancara bersama Kepala BPIW Hermanto Dardak. Dalam rubrik ini, Kepala BPIW memaparkan dukungan penuh BPIW terhadap tahun percepatan infrastruktur yang dicanangkan Presiden Joko Widodo. Rubrik Laporan Khusus dibahas mengenai Pra Konsultasi Regional (Pra Konreg), dimana BPIW dipercaya melaksanakan kegiatan tersebut, termasuk juga Konreg yang akan dilaksanakan pada Maret mendatang. Dalam rubrik ini dibahas persiapan BPIW sebelum pelaksanaan Pra Konreg.
Selain itu pembaca juga dapat menikmati sajian informasi mengenai kegiatan BPIW sepanjang Januari, melalui rubrik Kilas BPIW. Tidak hanya itu, sajian ringan juga telah disiapkan tim redaksi seperti rubrik Jalan-Jalan yang menampilkan kawasan wisata Mandalika di Lombok, Nusa Tenggara Timur (NTT). Sebagaimana diketahui Mandalika merupakan salah satu Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Kemudian dalam rubrik Tips akan memberikan cara memantapkan resolusi hidup Anda dan rubrik Glossary menampilkan beberapa istilah Jalan. Kami berharap apa yang disajikan dapat memperkaya wawasan pembaca. Masukan tetap kami harapkan demi kemajuan buletin ini.
Selamat membaca.
Buletin BPIW
INFRASTRUKTUR PUPRTERPADU UNTUK NEGERI
Gedung BPIW Lantai 1Jl. Pattimura No.20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 11210
Email: [email protected]. +6221-7279 8112
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
4
daftar isi5652186
Edisi 01/Januari 2016
03 SALAM REDAKSI
04 DAFTAR ISI
05 PERSPEKTIFTekad BPIW Tahun 2016,Semangat Perubahan
06 KABAR UTAMAProgram 2016, BPIW Fokuspada Efektifitas Pembangunandan Keterpaduan Infrastruktur
14 GLOSSARYBerbagai Istilah Tentang Jalan
16 REVIEWPerencanaan Wilayah, Dasar Pengembangan Suatu Daerah
18 WAWANCARABPIW Siapkan Program Percepatan Pembangunan Infrastruktur
24 TEROPONG MEDIAInfrastruktur PUPRDalam Media Cetak
25 KILAS BPIWBPIW Dukung PengembanganKawasan Wisata Danau Toba
41 LAPORAN KHUSUSKoordinasi Antar Kementerian dalam Pembentukan Badan Otorita Danau Toba
46 OPINIKorelasi Pembangunan Infrastruktur dengan Pertumbuhan Ekonomi
50 INFOGRAFISDukungan WPS TerhadapPengembangan Tol Laut
52 TEKNOLOGISmart Highway, Inovasi CerdasUntuk Keselamatan Para Pengendara
54 JALAN-JALANMandalika, Kawasan Wisatayang Mempesona
58 POTRETPenandatanganan KontrakKegiatan Tahun Anggaran 2016
60 INFO PRODUK BPIWProses Penyusunan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPR
61 TIPS7 Tips Memantapkan Resolusi Hidup Anda
62 TOKOHZUMI ZOLABaru Terpilih Jadi Gubernur, Langsung Bekerja Untuk Masyarakat Jambi
5
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
Perspektif
Pembangunan infrastruktur yang tidak terpadu dan tidak dirasakan secara langsung oleh masyarakat, telah menjadi masa lalu yang telah dikubur dalam-dalam. Oleh karena itu, semangat perubahan yang lebih baik menjadi tekad Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Perubahan tersebut harus terlihat pada keterpaduan pembangunan infrastruktur dan diterapkannya pengem-bangan wilayah secara benar dan terarah. Sehingga pada akhirnya pembangunan Infrastruktur PUPR dapat dirasakan masyarakat.
Pada tahun 2016, Program kerja BPIW difokuskan pada turunan dari program-program pembangunan infrastruktur supaya betul-betul dilaksanakan secara efektif. Dengan demikian hasil dari pembangunan infrastruktur tersebut tidak hanya dalam bentuk fisik semata, melainkan dapat menjadikan suatu kawasan dapat berproduksi, menyediakan lapangan kerja, dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Tidak hanya itu, BPIW juga akan mengevaluasi terkait tingkat keterpaduan pembangunan infrastruktur, tingkat sinkronisasi dan seberapa besar terjadinya peningkatan pembangunan infrastruktur.
Program kerja yang telah disusun dan akan segera dilaksanakan BPIW melalui 4 pusat, yakni Pusat Perencanaan Infrastruktur (PPI), Pusat Pemprograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur (PPEKI), Pusat Pengembangan Kawasan Strategis (PPKS), dan Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan (PPKP).
Program yang dijalankan PPI sesuai dengan tugasnya yakni melaksanakan penyiapan penyusunan kebijakan teknis, strategi, rencana strategi, analisis manfaat, serta rencana keterpaduan pengembangan kawasan dengan infrastruktur bidang PUPR. Dengan didasari pada tugasnya tersebut, program yang akan dilaksanakan oleh pusat ini, salah satunya adalah Penyusunan Kebijakan dan Strategi Pengelolaan Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). Dengan penyusunan kebijakan dan strategi tersebut, diharapkan pengelolaan 35 WPS dapat berjalan konsisten.
Selanjutnya, program yang akan dilaksanakan PPEKI sepanjang tahun ini, juga sesuai dengan tugasnya yakni melaksanakan sinkronisasi program, pemantauan, evaluasi, dan pelaporan keterpaduan pengembangan kawasan dengan infrastruktur bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat.
Salah satu program yang dilakukan PPEKI yakni Penyusunan dan Sinkronisasi Program Pembangunan Jangka Pendek Keterpaduan Pengembangan Kawasan dengan Infrastruktur PUPR di WPS. Sinkronisasi ini diperlukan agar pembangunan infrastruktur di WPS dapat seirama dengan Pembangunan Jangka Pendek tersebut.
Kemudian PPKS juga telah menyiapkan beberapa program kerja yang sesuai dengan tugasnya yakni melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program, pengembangan area inkubasi di kawasan strategis pada wilayah pengembangan strategis yang menterpadukan antara pengembangan kawasan dan infrastruktur bidang PUPR, serta fasilitasi pengadaan tanah.
Salah satu program yang dijalankan PPKS pada tahun ini adalah Rencana Pengembangan WPS di Pulau Sumatera, Jawa dan Bali, Kalimantan dan Sulawesi, Kepulauan Nusa Tenggara, dan Kepulauan Maluku. Rencana pengembangan WPS tersebut sejalan dengan Renstra Kementerian PUPR dan BPIW untuk periode 2015-2019.
Sepanjang tahun ini juga PPKP akan melaksanakan beberapa program, sesuai dengan tugasnya yakni melaksanakan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program, dan pengembangan area inkubasi di kawasan perkotaan yang menterpadukan antara pengembangan berbagai kawasan dan infrastruktur bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat di kawasan perkotaan, serta keterkaitan antara kawasan perkotan dan kawasan perdesaan.
Program yang akan dilaksanakan PPKP salah satunya Penyusunan Program Keterpaduan Infrastruktur PUPR Bidang Perkotaan dan Perdesaan. Dengan penyusunan program ini diharapkan pembangunan perkotaan dan perdesaan dapat terpadu, sehingga dapat mengikis ketimbangan pembangunan di perkotaan dan perdesaan.
Program yang disusun diharapkan dapat dijalankan secara maksimal, sehingga resolusi yang dicanangkan BPIW untuk tahun 2016 dapat menciptakan infrastruktur PUPR yang mampu menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi. Tidak hanya itu, tekad BPIW mewujudkan infrastuktur PUPR yang efektif,efisien, berfungsi optimal dan bermanfaat lebih besar bagi masyarakat diharapkan dapat terwujud dengan keterpaduan dan kerja sama semua stakeholder terkait bidang PUPR baik pusat maupun daerah. Semoga. Tim Redaksi
Tekad BPIW Tahun 2016,Semangat Perubahan
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
6 kabar utama
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
Gebrakan Kementerian PUPR diawal ta-
hun dengan menggelar penandatanganan
kontrak tersebut, menimbulkan optimisme
bahwa pembangunan infrastruktur sepan-
jang tahun ini dapat berjalan optimal, dan
penyerapan anggaran bisa lebih tinggi dari
tahun 2015 lalu yang mencapai 93%.
Akan tetapi pembangunan infrastruktur
dihadapkan pada 4 tantangan. Pertama,
disparitas antar wilayah relatif masih tinggi
terutama antara Kawasan Barat Indonesia
(KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI).
Kedua, urbanisasi yang tinggi (meningkat
6 kali dalam 4 dekade) diikuti persoalan
perkotaan seperti urban sprawl (perkem-
bangan permukiman yang tidak terkontrol)
dan penurunan kualitas lingkungan, pemenu-
han kebutuhan dasar, dan kawasan perde-
saan sebagai hinterlan (pedalaman) belum
maksimal dalam memasok produk primer.
Ketiga, belum mantapnya konektivitas an-
tara infrastruktur di darat dan laut, serta
pengembangan kota maritim/pantai. Keem-
pat, pemanfaatan sumber daya yang belum
optimal dalam mendukung kedaulatan pan-
gan dan kemandirian energi.
Kepala BPIW Hermanto Dardak me-
nyatakan tantangan itu harus dijawab den-
gan program kerja yang terfokus, sehingga
program pembangunan infrastruktur PUPR
betul-betul dilaksanakan secara efektif dan
efisien, sehingga berfungsi optimal serta
bermanfaat bagi masyarakat. “Hasil dari
pembangunan infrastruktur tersebut tidak
hanya dalam bentuk fisik semata, melainkan
dapat menjadikan suatu kawasan dapat ber-
produksi, menyediakan lapangan kerja, dan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi,“ ung-
kap Dardak beberapa waktu yang lalu.
Dalam program kerja tersebut BPIW juga
akan mengevaluasi tingkat keterpaduan
pembangunan infrastruktur, tingkat sinkro-
nisasi dan seberapa besar terjadinya pening-
katan pembangunan infrastruktur.
Guna mewujudkan hal itu, BPIW telah
menyiapkan beberapa program kerja yang
dilaksanakan melalui 4 pusat, yakni Pusat
Program 2016, BPIW Fokuspada Efektifitas Pembangunandan Keterpaduan Infrastruktur
Pembangunan jalan tol Sumber: Kementerian PUPR
Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla saat ini fokus pada pembangunan infrastruktur. Hal ini ditunjukkan dengan langkah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang meng-gelar penandatangan kontrak kegiatan Tahun Anggaran 2016 pada 6 Januari 2016 lalu. Total paket yang ditandatangani ini sebanyak 644 paket dengan nilai kontrak sebesar Rp 8,81 triliun. Sejalan dengan itu, pro-gram kerja Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) tahun 2016 juga difokuskan pada efektifitas program pembangunan infrastruktur berbasis pengembangan wilayah dan evaluasi tingkat keterpaduan infrastruktur, agar benar-benar bermanfaat bagi masyarakat.
7kabar utama
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
Perencanaan Infrastruktur (PPI), Pusat Pem-
programan dan Evaluasi Keterpaduan Infra-
struktur (PPEKI), Pusat Pengembangan Ka-
wasan Strategis (PPKS), dan Pusat Pengem-
bangan Kawasan Perkotaan (PPKP).
Tugas yang dilaksanakan PPI ini
adalah penyiapan penyusunan kebi-
jakan teknis, strategi, rencana strate-
gi, analisis manfaat, serta rencana
keterpaduan pengembangan kawasan
dengan infrastruktur bidang PUPR.
Beberapa program BPIW melalui PPI
seperti program terkait Kebijakan dan
Strategi Keterpaduan Penbangunan
Infrastruktur Wilayah Bidang PUPR antar
Sektor atau Wilayah, berupa Penyusunan
Kebijakan dan Strategi Pengelolaan WPS .
Selain itu PPI juga melaksanakan program
Rencana Jangka Panjang dan Rencana Strat-
egis Pembangunan Infrastruktur Terpadu
Bidang PUPR berupa Review dan Sosialisasi
Renstra Kementerian PUPR 2015-2019. Ke-
mudian PPI juga akan melaksanakan pro-
gram Review Renstra BPIW 2015-2019.
Program lain yang akan dilaksanakan PPI
yakni rencana induk dan rencana pengem-
bangan infrastruktur bidang PUPR terpadu
antarsektor, antarwilayah pengembangan
strategis, antartingkat pemerintahan dan
antarpulau. Melalui program ini akan dilaku-
kan lanjutan program terkait Penyusunan
Rencana Pengembangan Infrastruktur PUPR,
yakni untuk Pulau Sumatera,
Jawa-Bali, Kalimantan, Sulawesi,
Kepulauan Nusa Tenggara, Kepu-
lauan Maluku, dan Papua. Kemu-
dian akan dilakukan juga Peren-
canaan Keterpaduan Pengemban-
gan Infrastruktur Wilayah Rem-
bang-Ngawi-Trenggalek-Blitar
dan Brebes-Purwokerto-Cilacap.
Selanjutnya, PPEKI juga telah
memiliki program yang akan dilaksanakan
sepanjang tahun 2016 ini. PPEKI mempunyai
tugas melaksanakan sinkronisasi program,
pemantauan, evaluasi, dan pelaporan keter-
paduan pengembangan kawasan dengan in-
Jembatan merah putih Ambon Sumber: Kementerian PUPR
“Hasil dari pembangunan infrastruktur tersebut tidak hanya
dalam bentuk fisik semata, melainkan dapat menjadikan suatu kawasan dapat
berproduksi, menyediakan lapangan kerja, dan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi“
8 kabar utama
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
frastruktur bidang PUPR. Beberapa program
yang akan dijalankan PPEKI adalah Penyusu-
nan dan Sinkronisasi Program Pembangunan
Jangka Pendek Keterpaduan Pengemban-
gan Kawasan dengan Infrastruktur PUPR di
Wilayah Pengembangan Strategis. Kemudian
dilakukan Perumusan Program dan Program
Prioritas Nasional Kementerian PUPR tahun
2017 melalui pelaksanaan Konsultasi Regional
(Konreg) dan Pra Konreg.
Persiapan Pra Konreg telah dilakukan dan
akan dilaksanakan Pra Konreg di Kota Medan,
Yogyakarta, Bali, dan Makassar, pada bulan
Februari. Setelah Pra Konreg, dilanjutkan
Konreg yang akan digelar di Kota Jakarta
pada bulan Maret mendatang. Tujuan dari
Pra Konreg ini adalah, identifikasi awal isu-
isu strategis bidang PUPR tahun 2017 sebagai
bahan masukan Konreg.
PPEKI juga akan melakukan Sinkronisasi
Program dan Pembiayaan TA 2018 Pemban-
gunan Infrastruktur PUPR di WPS Wilayah I
dan II. Selain itu juga dilakukan Pengukuran
Keterpaduan Infrastruktur PUPR pada WPS
Wilayah Pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa
Tenggara, Kalimantan, Pulau Sulawesi, Malu-
ku, Maluku Utara, Papua, serta Papua Barat.
Tidak hanya itu, PPEKI juga melakukan
program Monitoring dan Evaluasi Program
Kementerian PUPR terhadap Pengembangan
Wilayah I dan II.
Kemudian, PPKS juga telah menyiapkan
beberapa program kerja. Sebagai pusat yang
mengurusi kawasan strategis, PPKS mempu-
nyai tugas melaksanakan penyusunan kebi-
jakan teknis, rencana dan program, pengem-
bangan area inkubasi di kawasan strategis
pada wilayah pengembangan strategis yang
menterpadukan antara pengembangan ka-
wasan dan infrastruktur bidang pekerjaan
umum dan perumahan rakyat, serta fasili-
tasi pengadaan tanah.
Beberapa program yang akan dijalankan
antara lain Rencana Pengembangan WPS di
Pulau Sumatera, Jawa dan Bali, Kalimantan
dan Sulawesi, Kepulauan
Nusa Tenggara, dan Kepu-
lauan Maluku. Rencangan
Pengembangan Infrastruk-
tur juga dilakukan untuk Ka-
wasan Strategis Pariwisata
Pantai dan Pariwisata Pegu-
nungan dan Budaya. Selan-
jutnya akan dilaksanakan
juga program Penyusunan
Ketentuan Zonasi Sistem Nasional WPS
MBBPT dan Penyusunan Database Keterpad-
uan Infrastruktur pada 35 WPS.
Anjungan Cerdas juga akan dirancang dan
dibangun di beberapa WPS yakni WPS Yog-
ya-Prigi-Blitar-Malang, Gilimanuk-Denpasar-
Padang Bai, dan Merak-Bakauheni-Bandar
Lampung-Palembang-Tanjung Api Api (MBB-
PT). Kemudian juga akan dilaksanakan pro-
gram Rencana Aksi Tahunan Implementasi
Keterpaduan Program Kawasan Strategis
Wilayah I dan II serta Rencana Aksi Tahunan
Implementasi Keterpaduan Program Antar
Kawasan Strategis Wilayah I dan II. Termasuk
juga program Rencana Aksi Tahunan Pro-
gram Pengadaan Tanah Infrastruktur PUPR.
Sedangkan PPKP mempunyai tugas
melaksanakan penyusunan kebijakan teknis,
rencana dan program, dan pengembangan
area inkubasi di kawasan perkotaan yang
menterpadukan antara pengembangan
berbagai kawasan dan infrastruktur bidang
PUPR di kawasan perkotaan, serta keterkai-
tan antara kawasan perkotaan dan kawasan
perdesaan.
Beberapa program yang akan dilak-
sanakan PPKP yakni Penyusunan Program
Keterpaduan Infrastruktur PUPR Bidang
Perkotaan dan Perdesaan, Rencana Pengem-
bangan Kawasan Metropolitan Baru Palem-
bang Raya dan Bimindo. Selain kawasan met-
ropolitan, juga akan dilakukan Penyusunan
Rencana Pengembangan Kawasan Kota Baru
Maja, Bandar Kayangan, dan Sofifi.
Penyusunan Masterplan juga akan di-
laksanakan tahun ini seperti Penyusunan
Masterplan Infrastruktur PUPR Kawasan
Perkotaan PKN dan PKW di Pulau Sumatera
dan Jawa. Hal yang sama juga dilakukan un-
tuk Pulau Kalimantan dan Sulawesi, Pulau
Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.
Selanjutnya akan dilakukan Penyusunan
Masterplan Kawasan Hinterland Pulau Su-
lawesi, Kepulauan Maluku, dan Pulau Papua.
Penyusunan Masterplan tersebut termasuk
Dalam program kerja tahun 2016 tersebut BPIW juga akan
mengevaluasi tingkat keterpaduan pembangunan infrastruktur, tingkat
sinkronisasi dan seberapa besar terjadinya peningkatan pembangunan
infrastruktur tersebut
Infrastruktur jembatan Dolago, Sulteng
9kabar utama
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
juga untuk kawasan Pulau Sumatera, Pulau
Jawa, Pulau Bali, Kepulauan Nusa Tenggara,
dan Pulau Kalimantan.
Perencanaan yang dilakukan akan direal-
isasikan dalam bentuk pembangunan yang
merupakan output fisik. Selain output fisik
tersebut juga dapat dihasilkan outcome
maupun impact. Pembangunan pelabuhan di
suatu daerah misalnya, juga diiringi dengan
pembangunan jalan. Hal ini sangat memban-
tu daerah tersebut yang mengembangkan
produk terkait perkebunan, misalnya sawit.
Artinya, bila pembangunan pelabuhan
selesai dilakukan, maka diharapkan secara
bersamaan pembangunan jalan juga sele-
sai dilakukan, akan membantu daerah itu
memasarkan hasil perkebunannya dengan
melintasi infrastruktur jalan yang sudah jadi
menuju pelabuhan. Dengan cara ini maka
produk daerah tersebut dapat dipasarkan
dan diekspor melalui pelabuhan.
Suatu daerah akan semakin berkembang
bila konektivitasnya dibangun, dengan men-
ghubungkan satu kawasan dengan kawasan
yang lain. Dengan demikian akan tercapa-
inya keterpaduan pembangunan fisik dengan
pengembangan wilayah.
Renstra PUPR Jadi Bahan AcuanProgram Kerja BPIW tahun 2016 mengacu
pada Rencana Strategis (Renstra) Kement-
erian PUPR dan juga Renstra BPIW periode
2015-2019. Renstra tersebut merupakan
perwujudan dari visi dan misi Kementerian
PUPR. Visi Kementerian PUPR adalah “ter-
wujudnya infrastruktur pekerjaan umum dan
perumahan rakyat yang handal dalam men-
dukung Indonesia yang berdaulat, mandiri,
dan berkepribadian berlandaskan gotong
royong”.
Sedangkan misi Kementerian PUPR adalah
pertama, mempercepat pembangunan in-
frastruktur sumber daya air termasuk sum-
ber daya maritim untuk mendukung ketah-
anan air, kedaulatan pangan dan kedaulatan
energi. Kedua, mempercepat pembangunan
infrastruktur jalan untuk mendukung konek-
tivitas guna meningkatkan produktivitas,
efisiensi, dan pelayanan sistem logistik na-
sional. Ketiga, mempercepat pembangunan
infrastruktur permukiman dan perumahan
rakyat untuk mendukung layanan infrastruk-
tur dasar yang layak. Keempat, memper-
cepat pembangunan infrastruktur PUPR
secara terpadu dari pinggiran didukung
industri konstruksi yang berkualitas untuk
keseimbangan pembangunan antar daerah.
Kelima, meningkatkan tata kelola sumber
daya organisasi bidang PUPR yang meliputi
SDM, wasdal, kesekertariatan serta litbang.
Keenam, meningkatkan tata kelola sumber
daya organisasi bidang PUPR yang meliputi
SDM, wasdal, kesekertariatan serta litbang.
Dalam Renstra tersebut dinyatakan
bahwa arah kebijakan pembangunan infra-
struktur bidang pekerjaan umum dan pe-
rumahan rakyat tahun 2015-2019 secara
umum adalah mewujudkan infrastruktur
yang handal dalam rangka mewujudkan ke-
daulatan pangan, ketahanan air, kedaulatan
energi, konektivitas bagi penguatan daya
saing. Selain itu mewujudkan layanan in-
frastruktur dasar melalui keterpaduan dan
keseimbangan pembangunan antar daerah,
antar sektor dan antar tingkat pemerintahan
yang didukung dengan industri konstruksi
nasional yang berkualitas dan sumber daya
organisasi yang kompeten dan akuntabel.
Arah kebijakan pembangunan infrastruk-
tur meliputi:
1) Meningkatkan ketahanan air, kedaulatan
pangan dan kedaulatan energi guna meng-
Sumber: Kementerian PUPRInfrastruktur jembatan Dolago, Sulteng
10 kabar utama
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
gerakkan sektor-sektor strategis ekonomi
domestik dalam rangka kemandirian ekono-
mi. Hal itu akan dilakukan melalui pemenu-
han kebutuhan air baku untuk segala kebutu-
han peningkatan kinerja jaringan irigasi rawa,
peningkatan pengendalian daya rusak air,
peningkatan upaya konservasi sumber daya
air, peningkatan kinerja operasi, dan peme-
liharaan sarana prasarana sumber daya air
2) Dukungan terhadap konektivitas nasional
guna meningkatkan produktivitas, efisiensi,
dan pelayanan sistem logistik nasional
bagi penguatan daya saing bangsa di ling-
kup global yang berfokus pada keterpaduan
konektivitas daratan dan maritim. Kondisi
tersebut akan dilakukan melalui penurunan
waktu tempuh pada koridor utama, pening-
katan pelayanan jalan nasional, dan pening-
katan fasilitasi terhadap jalan daerah untuk
mendukung pengembangan kawasan; dan
3) Dukungan terhadap peningkatan kuali-
tas dan cakupan pelayanan infrastruktur
dasar permukiman di perkotaan dan perde-
saan akan dilakukan melalui peningkatan
pemenuhan kebutuhan air minum bagi
masyarakat dan peningkatan pemenuhan
kebutuhan hunian dan permukiman yang
layak. Selain itu peningkatan pemenuhan
akses sanitasi bagi masyarakat, penurunan
kekurangan tempat tinggal (backlog) baik
melalui penyediaan perumahan maupun
melalui bantuan pendanaan dan pembiayaan pe-
rumahan, serta peningkatan rumah tangga
masyarakat berpenghasilan rendah yang
menghuni rumah layak melalui bantuan
fasilitas pendanaan dan pembiayaan pe-
rumahan.
Mengingat sangat luasnya wilayah Indone-
sia, maka untuk memudahkan pengelolaan-
nya, pengembangan wilayah dibagi menurut
wilayah Pulau/Kepulauan yang dikelom-
pokkan ke dalam beberapa tipe wilayah
pengembangan yang diistilahkan Wilayah
Pengembangan Strategis (WPS) yang di-
dalamnya melingkupi kawasan perkotaan,
kawasan industri, dan kawasan maritim ber-
dasarkan pada tema atau potensi per pulau,
sebagai berikut:
1) Pulau Sumatera
Tema besar pengembangan wilayah Pulau
Sumatera adalah pintu gerbang perdagan-
gan internasional dan industri berbasis ko-
moditas kelapa sawit, karet, timah, bauksit,
dan kaolin. Kemudian lumbung energi nasi-
onal termasuk pengembangan energi terba-
rukan biomassa, hilirisasi komoditas batuba-
ra, dan percepatan pembangunan ekonomi
berbasis maritim (kelautan).
2) Pulau Jawa
Tema besar pengembangan wilayah Pulau
Jawa adalah sebagai lumbung pangan na-
sional, salah satu pintu gerbang destinasi
wisata terbaik dunia, pendorong sektor in-
dustri dan jasa nasional, dan percepatan
pembangunan ekonomi berbasis maritim
(kelautan).
3) Pulau Papua
Tema besar pada wilayah Pulau Papua
adalah percepatan pengembangan industri
komoditas lokal perkebunan, peternakan,
kehutanan. Kemudian juga dilakukan per-
cepatan pengembangan ekonomi kemariti-
man, percepatan pengembangan hilirisasi
industri pertambangan, migas dan tembaga.
Selanjutnya dilakukan penguatan kapasitas
kelembagaan pemerintahan daerah dan ma-
syarakat, percepatan pengembangan pari-
wisata budaya dan alam, peningkatan ka-
wasan konservasi dan daya dukung lingkun-
gan, dan pengembangan kawasan ekonomi
Petikemas Pelabuhan Tanjung Perak
11kabar utama
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
inklusif dan berkelanjutan berbasis wilayah
kampung masyarakat adat.
4) Pulau Kalimantan
Tema besar pada pengembangan Wilayah
Kalimantan adalah mempertahankan fungsi
Kalimantan sebagai paru-paru dunia, salah
satu lumbung pangan nasional, pengem-
bangan industri berbasis komoditas kelapa
sawit, dan karet. Selain itu lumbung energi
nasional dengan pengembangan hilirisasi
komoditas bara, bauksit, bijih besi, gas alam
cair, pasir zirkon dan pasir kuarsa.
5) Pulau Bali dan Nusa Tenggara
Tema besar pada pengembangan wilayah
Bali adalah sebagai lumbung pangan nasion-
al, salah satu pintu gerbang destinasi wisata
terbaik dunia, pendorong sektor industri dan
jasa nasional, dan percepatan pem-
bangunan ekonomi berbasis maritim
(kelautan).
Sedangkan tema besar pada pengem-
bangan wilayah Nusa Tenggara adalah
pintu gerbang pariwisata ekologis,
pengembangan industri perikanan, ga-
ram, dan rumput laut, pengembangan
industri berbasis peternakan sapi dan
perkebunan jagung, dan pengemban-
gan industri mangan, dan tembaga.
6) Kepulauan Maluku
Tema besar pada pengembangan
wilayah Maluku adalah produsen
makanan laut dan lumbung ikan nasi-
onal, pengembangan industri berbasis
komoditas perikanan, pengembangan
industri pengolahan berbasis nikel, dan
tembaga, serta pariwisata bahari.
7) Pulau Sulawesi
Tema besar pada pengembangan
wilayah Sulawesi adalah pengemban-
gan industri berbasis rotan, aspal,
nikel, bijih besi dan gas bumi. Pulau
Sulawesi juga sebagai pintu gerbang
perdagangan internasional dan kawasan
timur, lumbung pangan nasional dengan
pengembangan industri kakao, padi, dan
jagung. Selain itu wilayah ini juga sebagai
pengembangan industri berbasis logistik,
dan percepatan pembangunan ekonomi ber-
basis maritim (kelautan) melalui pengem-
bangan industri perikan-
an dan pariwisata baha-
ri. Pengembangan WPS
tersebut berazaskan
pada efisiensi yang ber-
basis daya dukung.
Dari Renstra Kemen-
terian PUPR itu, BPIW
juga telah menyusun Renstra periode 2015-
2019. Tentu saja Renstra BPIW mengacu
pada Renstra Kementerian PUPR. Dari visi,
misi, tujuan, dan sasaran strategis Kemen-
terian PUPR, BPIW telah menetapkan tujuan
yang merupakan rumusan kondisi yang hen-
dak dicapai. Secara garis besar tujuan terse-
but meliputi: pertama, menerpadukan per-
encanaan dan pemrograman pembangunan
Infrastruktur bidang PUPR dengan pengem-
bangan wilayah antar sektor, antar daerah,
dan antar pemerintahan.
Kedua, menerpadukan pelaksanaan pem-
bangunan Infrastruktur bidang PUPR dengan
pengembangan wilayah antar sektor, antar
daerah, dan antar pemerintahan. Ketiga,
menyelenggarakan tata kelola sumber daya
organisasi keterpaduan pembangunan.
Infrastruktur bidang PUPR dengan
pengembangan wilayah yang meliputi sum-
Perencanaan yang dilakukan akan direa-lisasikan dalam bentuk pembangunan yang merupakan output fisik. Selain
output fisik tersebut juga dapat dihasil-kan outcome maupun impact.
Sumber: m.energitoday.com
Jalu
r In
fras
truk
tur
(Jar
ak/k
eret
a)
KawasanPerkotaan
KawasanPerkotaan
ArusPerdagangan
eksportdan antarwilayah
Arus Perdaganganeksport dan antar wilayah
Pelabuhan/Kawasan
Pelabuhan/Kawasan
DryPort
KlasterIndustri
KlasterIndustri
KlasterIndustri
12 kabar utama
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
ber daya manusia, pengendalian dan penga-
wasan, kesekretariatan serta penelitian dan
pengembangan untuk mendukung penye-
lenggaraan pembangunan bidang PUPR yang
efektif, efisien, transparan, dan akuntabel.
Dokumen Renstra BPIW menyebutkan
bahwa sasaran program yang hendak dica-
pai meliputi:
1) Meningkatnya ketersediaan dan kuali-
tas perencanaan infrastruktur PUPR yang
terpadu dengan pengembangan kawasan
strategis baik di perkotaan, klaster indus-
tri, maupun perdesaan, melalui :
a. Perencanaan jangka panjang, menengah,
dan jangka pendek, meliputi :
- Penyusunan kebijakan teknis keterpaduan
perencanaan dan pemrograman pemban-
gunan infrastruktur PUPR dengan pengem-
bangan wilayah;
- Penyusunan strategi nasional pengemban-
gan perkotaan;
- Penyusunan rencana terpadu pembangu-
nan infrastruktur PUPR pulau/kepulauan;
- Penyusunan skema pembiayaan infrastruk-
tur PUPR;
- Penyusunan indeks rasio infrastruktur;
- Evaluasi dampak manfaat keterpaduan in-
frastruktur;
- Perumusan rekomendasi dukungan infra-
struktur pada sektor yang terkait PUPR.
b. Pemrograman jangka menengah dan
jangka pendek, meliputi:
- Sinkronisasi program jangka pendek dalam
entitas wilayah (pulau/kepulauan, kawasan
strategis, dan kawasan perkotaan);
- Evaluasi kinerja keterpaduan;
- Evaluasi kelayakan/kesiapan program dan
kegiatan;
- Perencanaan penguatan kelembagaan
dalam rangka keterpaduan
2) Meningkatnya keterpaduan infrastruk-
tur PUPR dengan pengembangan kawasan
strategis baik di perkotaan, kluster industri
maupun perdesaan, yang akan dicapai me-
lalui strategi:
a. Perencanaan pengembangan kawasan dan
koridor.
b. Pengembangan keterpaduan infrastruktur
untuk keterpaduan kawasan, meliputi:
- Pelaksanaan percontohan / inkubasi
pengembangan kawasan;
- Pengembangan kota baru dan cerdas
(smart city)
- Peremajaan perkotaan melalui urban re-
development/urban renewal.
- Pelaksanaan NSPK pengembangan ka-
wasan strategis dan kawasan perkotaan;
- Pelaksanaan dan fasilitasi percepatan pen-
gadaan tanah.
Renstra BPIW juga menyebutkan menge-
nai strategi pengembangan wilayah yang
diimplementasikan dalam suatu program
pengembangan infrastruktur wilayah.
Strategi tersebut meliputi :
1) Kegiatan dukungan manajemen pengem-
bangan infrastruktur wilayah;
2) Kegiatan perencanaan infrastruktur pe-
kerjaan umum dan perumahan rakyat;
3) Kegiatan pemrograman dan evaluasi ket-
erpaduan infrastruktur pekerjaan umum dan
perumahan rakyat;
4) Kegiatan pengembangan kawasan strat-
egis perdesaan; dan
5) Kegiatan pengembangan kawasan strat-
egis perkotaan.
Renstra ini kemudian diimplementasikan
dengan berbagai program kerja, salah satu-
nya terkait WPS. Direncanakan akan diban-
gun 35 WPS di seluruh Indonesia. Ke- 35
WPS tersebut tersebar di seluruh pulau dan
Infrastruktur Waduk Jatigede
13kabar utama
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
kepulauan yaitu: Pulau Sulawesi (5 WPS),
Pulau Kalimantan (4 WPS), Kepulauan Ma-
luku (2 WPS), Pulau Bali - Nusa Tenggara (5
WPS), Pulau Papua (4 WPS), Pulau Jawa (8
WPS), dan Pulau-Pulau Kecil Terluar (1WPS).
WPS terbagi berdasarkan tiga kelompok
pertumbuhan terpadu. Pertama, kelompok
kawasan yang sudah terbangun terdiri dari
10 WPS seperi utara Jawa, Merak-Bakauhe-
ni-Bandar Lampung, Palembang, Tanjung
Api-Api dan Kalimantan Timur. Kedua, ke-
lompok kawasan yang sedang berkembang
terdiri dari 16 WPS, contohnya di Papua dan
Palu. Ketiga, kawasan pertumbuhan baru se-
banyak 9 WPS. Contohnya pulau-pulau ter-
depan, terluar dan perbatasan.
Program kerja yang sudah direncanakan ha-
rus diwujudkan dengan kerja keras dari selu-
ruh jajaran di lingkungan BPIW. Tidak hanya
itu, kerja sama dan koordinasi yang erat
terutama dengan seluruh satminkal di ling-
kungan Kementerian PUPR juga sangat dibu-
tuhkan. Kerja sama dan koordinasi dengan
pemerintah daerah juga harus terjalin den-
gan baik sehingga keterpaduan infrastruktur
dengan pengembangan wilayah yang berba-
sis WPS dapat dilaksanakan secara optimal.
Pada akhirnya pembangunan infrastruktur
berbasis pengembangan wilayah tersebut
akan berdampak positif bagi masyarakat
dan peningkatan pertumbuhan ekonomi na-
sional. Hendra/Shoviah
Mengingat sangat luasnya wilayah Indonesia, maka untuk memudahkan pengelolaannya, pengembangan wilayah dibagi menurut wilayah Pulau/Kepula uan yang dikelompok-kan ke dalam beberapa tipe wilayah pengembangan yang diistilahkan Wilayah Pengembangan Strategis
Sumber: Kementerian PUPR
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
14
Pada edisi kali ini, kami uraikan beberapa isti-
lah jalan.
Jalan
Prasarana transportasi darat yang meliputi
segala bagian jalan, termasuk bangunan di-
peruntukan bagi lalu lintas, yang berada pada
permukaan tanah, yang berada pada permu-
kaan tanah, di atas permukaan tanah, di atas
permukaan tanah dan atau air serta di atas
permukan air, kecuali jalan kereta api, jalan
lori, dan jalan kabel.
Jalan Akses
Akhir dari jalur landai, tempat bertemu den-
gan tempat masuk jalan raya.
Jalan Arteri
Jalan umum yang berfungsi melayani angku-
tan umum dengan ciri perjalanan jarak jauh,
kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan
masuk dibatasi secara berdaya guna.
Jalan Arteri Primer
Jalan arteri yang menghubungkan secara ber-
daya guna antar pusat kegiatan nasional atau
antara pusat kegiatan nasional dengan pusat
kegiatan wilayah.
Berbagai Istilah Tentang Jalan
Glossary
Salah satu pembangunan infrastruktur yang dilakukan Kementerian PUPR adalah jalan. Istilah jalan ini juga bermacam-macam. Berikut kami uraikan beberapa istilahjalan yang dikutip dari buku Kamus dan Istilah Bidang Pekerjaan Umum yang diterbitkan Puskom Kementerian Umum pada 2012.
Infrastuktur Jalan Tol Gempol Pandaan Sumber: Kementerian PUPR
15
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
Jalan Arteri Sekunder
Jalan yang menghubungkan kawasan primer
dengan kawasan sekunder kesatu, kawasan
sekunder kesatu dengan kawasan sekunder
kesatu, atau kawasan sekunder kesatu den-
gan kawasan sekunder kedua.
Jalan Bebas Hambatan
Jalan umum untuk lalu lintas menerus dengan
pengendalian jalan masuk secara penuh dan
tanpa adanya persimpangan sebidang serta
dilengkapi dengan pagar ruang milik jalan.
Jalan Desa
Jalan umum yang menghubungkan kawasan
dan/atau antar permukiman di dalam desa,
serta jalan lingkungan.
Jalan Kabupaten
Jalan lokal dalam sistem jaringan jalan primer
yang tidak termasuk pada jalan nasional dan
jalan provinsi, yang menghubungkan ibukota
kabupaten dengan ibukota kecamatan, antar
ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan
pusat kegiatan lokal, antar pusat kegiatan lo-
kal, serta jalan umum dalam sistem jaringan
jalan sekunder dalam wilayah kabupaten, dan
jalan strategis kabupaten.
Jalan Kecil
Jalan umum untuk melayani lalu lintas setem-
pat, paling sedikit dua lajur untuk dua arah
dengan lebar paling sedikit 5,5 meter.
Jalan Kerikil
Jalan yang permukaannya terbuat dari lapisan
yang diperkeras.
Jalan Khusus
Jalan yang dibangun oleh instansi, badan usa-
ha, perseorangan, atau kelompok masyarakat
untuk kepentingan sendiri.
Jalan Kolektor
Jalan umum yang berfungsi melayani ang-
kutan pengumpul atau pembagi dengan ciri
perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata
sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.
Jalan Kolektor 1
Jalan kolektor primer yang menghubungkan
antar ibukota provinsi.
Jalan Kolektor 2
Jalan kolektor primer yang menghubungkan
ibukota provinsi dengan ibukota kabupaten/
kota.
Jalan Kolektor 3
Jalan kolektor primer yang menghubungkan
antar ibukota kabupaten/kota
Jalan Kolektor Primer
Jalan yang menghubungkan secara berdaya
guna antara pusat kegiatan nasional den-
gan pusat kegiata lokal, antar pusat kegiatan
wilayah, atau antara pusat kegiatan wilayah
dengan pusat kegiatan lokal
Jalan Kolektor Sekunder
Jalan yang menghubungkan kawasan
sekunder kedua dengan kawasan sekunder
kedua atau kawasan sekunder kedua dengan
kawasan sekunder ketiga kolektor.
Jalan Kota
Jalan umum dalam sistem jaringan jalan
sekunder yang menghubungkan antar pusat-
pelayanan dalam kota, menghubungkan pusat
pelayanan dengan persil, menghubungkan an-
tar persil, serta menghubungkan antar pusat
permukiman yang berada di dalam kota.
Jalan Layang
Jalan yang berada di atas permukaan tanah.
Jalan Lingkar
Istilah bagi semua jalan yang melingkari pusat
suatu kota; pada kota yang sangat besar ter-
dapat jalan lingkar dalam, lingkar tengah dan
lingkar luar; fungsinya adalah agar kendaraan
di dalam kota dapat mencapai bagian kota
tertentu tanpa harus melalui pusat kota atau
bagian kota lainnya atau untuk mempercepat
perjalanan dari satu sisi kota ke sisi lainnya.
Jalan Lingkungan
Jalan umum yang berfungsi melayani angku-
tan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak
dekat, dengan kecepatan rata-rata rendah.
Jalan Nasional
Jalan arteri dan jalan kolektor alam sistem
jaringan jalan primer yang menghubungkan
antar ibukota provinsi, dan jalan stategis nasi-
onal, serta jalan tol.
Jalan Provinsi
Jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan
primer yang menghubungkan ibukota provinsi
dengan ibukota kabupaten/kota, atau antar
ibukota kabupaten/kota dan strategis provinsi.
Jalan Raya
Jalam umum untuk lalu lintas menerus den-
gan pengendalian jalan masuk secara terba-
tas dan dilengkapi dengan median, paling se-
dikit dua lajur setiap arah.
Jalan Penghubung
Jalan yang menghubungkan jalan tol dengan
jalan umum yang ada.
Jalan Poros
Jalan yang menghubungkan masing-masing
stasiun permukiman atau lingkungan
perumahan.
Glossary
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
16
Pengembangan suatu wilayah, semestinya diawali dengan
perencanaan. Suatu perencanaan yang matang, akan berdampak pada
pengembangan wilayah yang terpola dengan baik. Buku “Perencanaan
Pembangunan Wilayah”, buah karya Prof. Robinson Tarigan, M.R.P., ini
memaparkan secara jelas mengenai pengembangan wilayah tersebut.
Dalam buku terbitan Bumi Aksara tahun 2006 ini Robinson Tarigan juga
menyebutkan bahwa Perencanaan Pembangunan Wilayah tidak bisa
terlepas dari Perencanaan Penggunaan Ruang Wilayah, bila perencanaan
itu ingin dibuat terpadu.
Menurut Profesor Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara (USU) ini
perencanaan ruang wilayah tercakup dalam kegiatan perencanaan tata
ruang, sedangkan perencanaan aktivitas pada ruang wilayah (terutama
aktivitas ekonomi) tercakup dalam kegiatan perencanaan pembangunan
wilayah, baik jangka panjang, jangka menengah, maupun jangka
pendek. Perencanaan wilayah sebagai langkah dalam menciptakan
kehidupan yang efisien, nyaman, serta lestari. Pada akhirnya, dapat
menghasilkan rencana yang menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan
yang direncanakan, baik pihak pemerintah maupun pihak swasta.
Buku setebal 296 halaman itu terdiri dari 10 bab. Dalam Bab 1 dibahas
mengenai beberapa pengertian yang menyangkut perencanaan dan
ruang lingkup dari perencanaan itu sendiri. Dalam bab ini dijelaskan
mengenai beberapa hal diantaranya bidang-bidang yang tercakup dalam
Perencanaan Wilayah dan kaitan perencanaan dengan pengambilan
keputusan. Pada bab 2 dibahas mengenai pendekatan sektoral dan
regional dalam Perencanaan Pembangunan Wilayah. Dalam bab
ini dikupas beberapa hal diantaranya Ruang Lingkup Perencanaan
Pembangunan Wilayah, pendekatan sektoral dan regional. Kemudian
di bab 3 dijelaskan mengenai dasar-dasar perencanaan ruang wilayah,
mulai dari landasan dan manfaat pengaturan penggunaan ruang hingga
langkah-langkah dalam pelaksanaan perencanaan.
Perencanaan Wilayah, Dasar Pengembangan Suatu Daerah
Judul buku : Perencanaan Pembangunan Wilayah” Pengarang : Prof. Robinson Tarigan, M.R.PPenerbit : Bumi Aksara Tahun terbut : 2006Tebal buku : 296 halaman
Menurut Profesor Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara (USU) ini perencanaan ruang wilayah tercakup
dalam kegiatan perencanaan tata ruang, sedangkan perencanaan aktivitas pada
ruang wilayah (terutama aktivitas ekonomi) tercakup dalam kegiatan perencanaan
pembangunan wilayah
Review
17
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
Pada bab 4 dibahas berbagai teori tentang
lokasi, salah satunya mengenai terjadinya
konsentrasi produsen/pedagang dari
barang sejenis. Selanjutnya dalam bab 5
dijelaskan juga mengenai ruang dan wilayah.
Dalam bab 6 dikupas beberapa hal seperti
mengenai bagaimana terbentuknya kota-
kota di Indonesia. Pada bab 7 Prof. Robinson
membahas mengenai model gravitasi, mulai
dari asal mula dan alur pikir model gravitasi
hingga masalah ketidaksinambungan.
Kemudian pada bab 8 dibahas mengenai
proyeksi penduduk, salah satunya mengenai
proyeksi penduduk berdasarkan proyeksi
jumlah rumah. Dalam bab 9 dijabarkan
mengenai arti dan ruang lingkup Linier
Programming (suatu metode untuk mencari
nilai maksimum atau nilai minimum dari
bentuk linier) hingga penyelesaian dengan
tabel simpleks yang merupakan metode
yang digunakan umtuk mencari nilai optimal
dari program linier. Pada bab 10 dibahas
mengenai dasar-dasar evaluasi proyek, mulai
dari perbedaan studi kelayakan finansial
dengan studi kelayakan sosial ekonomi hingga
mengenai hal-hal yang harus diperhatikan
dalam mengevaluasi sebuah proyek jalan.
Buku ini lebih ditujukan sebagai referensi
bidang perencanaan pembangunan wilayah,
walaupun di dalamnya juga ada sedikit membahas tentang perencanaan
tata ruang wilayah. Hal ini tidak lain karena perencanaan pembangunan
wilayah tidak bisa terlepas dari perencanaan penggunaan wilayah
jika ingin berjalan terpadu. Oleh sebab itu, di dalam buku yang juga
menjadi salah satu koleksi Perpustakaan Kementerian PUPR tersebut
juga terdapat bab yang membahas prinsip dasar atau petunjuk umum
yang harus diperhatikan dalam perencanaan tata ruang wilayah.
Dalam buku tersebut dipaparkan juga bahwa Perencanaan
Pembangunan Wilayah yang terkait dengan Perencanaan Tata Ruang
Wilayah, sehingga perncanaan itu lebih komperehensif dan terpadu.
Berbagai alat analisis yang dikemukakan, dapat dipakai dalam
Perencanaan Pembangunan Wilayah maupun dalam menyusun Tata
Ruang Wilayah.
Buku ini direncanakan untuk dua kelompok pembaca sekaligus yaitu
para akademisi dan para praktisi. Untuk setiap rumus, ada uraian yang
menggunakan kalimat biasa untuk menerangkan isi dan kegunaan
rumus tersebut. Dengan demikian para praktisi dapat menangkap
makna yang terkandung pada tiap topik yang dibahas dan terpacu
untuk menerapkannya.
Para pejabat di daerah dapat menjadikan
buku ini sebagai referensi untuk mengatur
berbagai kebijakan pembangunan yang
ditetapkan sebagai skala prioritas. Selain
itu dapat dijadikan sebagai petunjuk dalam
menyusun Rencana Pembangunan, baik jangka
pendek, jangka menengah, amupun jangka
panjang.
Dengan kajian yang bersifat ilmiah dan
memiliki kualitas yang mumpuni, maka
membuat buku ini berbobot dan penting untuk
dibaca. Selain itu, buku tersebut bermanfaat
bagi orang yang memerlukan informasi
mengenai bidang penataan ruang. Hendra
Djamal
Review
Buku ini lebih
ditujukan sebagai
referensi bidang
perencanaan
pembangunan wilayah,
walaupun di dalamnya
juga ada sedikit
membahas tentang
perencanaan tata
ruang wilayah
........................................................................................................
19
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
wawancara
BPIW Siapkan Program Percepatan Pembangunan
Infrastruktur
A. Hermanto Dardak Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW)
Pembangunan infrastruktur bergerak lebih awal menyusul langkah pemerintah
melalui Kementerian PUPR yang telah menandatangani kontrak senilai Rp 8,81 triliun
pada Tahun Anggaran 2016. Sejumlah pihak menilai langkah itu merupakan salah satu
langkah positif dalam menggerakan laju perekonomian nasional dan mendukung tahun
percepatan pembangunan infrastruktur. Kementerian PUPR juga telah menyiapkan
beberapa program untuk mendukung percepatan pembangunan. Bagaimana sebenarnya
fokus program Kementerian PUPR sepanjang tahun 2016 ini?, seperti apa dukungan dari
BPIW?, dan bagaimana target BPIW pada tahun tersebut?. Berikut petikan wawancara
Sinergi dengan Kepala BPIW He rmanto Dardak yang dirangkum dari beberapa
kesempatan.
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
20
Apa yang menjadi program besar dari Kementerian PUPR ?
Kementerian PUPR akan mempercepat pemenuhan apa yang sudah
kita rancang selama 5 tahun. Jadi mulai tahun 2015 hingga 2019.
Kita misalnya menargetkan 65 waduk akan dibangun, kemudian
juga seribu kilometer jalan tol, tapi fokusnya di wilayah-wilayah
pertumbuhan, yang agak khusus tentunya, bahwa yang dibangun di
wilayah pertumbuhan tadi. Ini juga untuk mengurangi disparitas. Ada
10 wilayah pertumbuhan yang memang sudah berkembang, dan ada
10 wilayah pertumbuhan yang lain yang memang pengembangan
baru seperti di Papua, di mana Bapak
Presiden telah berkunjung ke sana.
Ada juga daerah yang sedang berkembang
seperti di Kalimantan dan Sulawesi, di mana
daerah yang menjadi pusat pertumbuhan
tadi sebagai mesin pertumbuhan secara
nasional dan juga di dalam wilayah
pertumbuhan itu ada kawasan-kawasan
pusat pertumbuhan yang didukung
konektivitasnya, supaya ada nilai tambah
disitu. Inilah yang menjadi fokus untuk
diselesaikan.
Pada tahun 2015 masih ada beberapa
tantangan antara lain soal kelembagaan,
sehingga memang penyerapan anggaran
di awal-awal tahun 2015 praktis kecil. Tapi untuk tahun ini
kelembagaan kita terbentuk, sehingga tahun 2015 akhir sudah
dilakukan pelelangan.
Ini sesuatu yang baru, ada lelang dini di tahun 2015 untuk tahun
2016. Bisa diceritakan bagaimana hal itu dilakukan ?
Sebetulnya sebelumnya lelang dini sudah kita lakukan beberapa kali,
namun pada awal tahun 2015, Kementerian PU dan Kementerian
Perumahan Rakyat disatukan menjadi satu Kementerian, sehingga
lelang dini belum bisa dilakukan di awal tahun 2015. Tapi tahun ini
kita lakukan lebih cepat lagi, karena kelembagaan kita sudah ada,
dan kita melakukan tender pada akhir 2015, dan yang penting
belum tanda tangan kontrak pada tahun 2015. Kontraknya kita
lakukan di tahun 2016. Tapi proses pelelangan dari mulai September
hingga Desember 2015 sudah kita bisa mulai. Pada saat itu tahapan
lelang kita jalankan mulai dari memberikan informasi tentang
adanya lelang, proses lelang sendiri hingga penandatangan kontrak
bagi pemenang lelang.
Setelah penandatangan konrak, maka tahun 2016 ini kita bisa
membangun 8 waduk. Jumlah ini sifatnya menambah 22 waduk yang
sekarang ini sedang berjalan. Kemudian juga jalan tol, perumahan
dan lain-lain. Jadi dengan telah dilakukan penandatangan kontak,
kita sudah lakukan percepatan, sehingga bulan Januari ini uang muka
sudah bisa diberikan. Tentunya ini akan lebih meyakinkan kita, bahwa
proyek yang kita bangun untuk memicu pertumbuhan ekonomi.
Disamping output fisik, kita juga bisa menghasilkan outcome
maupun impact. Jadi proyek yang kita bangun tadi kita fokuskan di
daerah yang menjadi tempat pusat pertumbuhan. Misalnya begini,
di Sei Mangke Provinsi Sumatera Utara
dibangun hilirisasi dari sawit, kemudian
pelabuhan Kuala Tanjung dibangun.
Jalan kita bangun untuk menghubungkan
antara kawasan perkebunan dengan
pelabuhan. Sehingga waktu proyek
jalan selesai dilakukan, produknya bisa
dipasarkan, kemudian bisa diekspor
melalui pelabuhan tadi. Jadi ini akan
meningkatkan kemanfaatan dari proyek
tadi. Bukan hanya pembangunan fisik
yang dilakukan tapi juga dapat berguna
dengan baik. Saya rasa ini yang kita
harus lakukan.
Dari total proyek yang menjadi target Kementerian PUPR ini sudah
berapa persen yang dilelang?
Kalau Rp 9 triliunan, tentunya anggaran PUPR 2016 sekitar Rp 104
triliun sehingga diatas 6 persen.
Banyak lelang yang sudah dilakukan Kementerian PUPR. Bagaimana
memastikan integritas peserta lelang?
Kalau itu ada prosedur yang harus diikuti. Itu tetap dilakukan
prosesnya. Sehingga peserta lelang dapat memenuhi persyaratan
teknis. Kemudian dari segi pembiayaan, tentunya cari yang paling
kompetitif. Jadi yang kita cari, peserta lelang yang secara teknis
memenuhi syarat tapi secara biaya bisa ditekan sebaik mungkin.
Artinya tawaran lelang yang kita lakukan merupakan tawaran lelang
yang bertanggungjawab. Sebenarnya masalah lelang ini sudah
ada prosedurnya. Namun yang penting, dengan adanya proyek
pembangunan dapat menciptakan lapangan kerja. Pembangunan
yang dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan
wawancara
“Jadi dengan telah dilakukan
penandatangan kontak, kita
sudah lakukan percepatan,
sehingga bulan Januari ini uang
muka sudah bisa diberikan.
Tentunya ini akan lebih meya-
kinkan kita, bahwa proyek
yang kita bangun untuk memi-
cu pertumbuhan ekonomi”
21
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
wawancara
kesejahteraan masyarakat. Kedua, proses tadi dilakukan seawal
mungkin, makanya lelang kita lakukan di akhir tahun 2015 atau
bahkan pertengahan menuju akhir tahun. Sehingga bulan Januari
2016 penyerapan anggaran bisa cepat dilakukan. Artinya, bila
proyek dikerjakan di awal tahun maka hasil dari pelaksanaan
pembangunan ini semakin cepat
dirasakan masyarakat.
Banyak sekali pekerjaan rumah
yang dibebani kepada Kementerian
PUPR. Kalau kita melihat sejenak
kinerja di tahun 2015 lalu, berapa
banyak proyek-proyek tertunda
pelaksanaannya di tahun 2015 ?
Sebetulnya ada proyek yang
sifatnya multi tahun, sehingga tidak
selesai dalam satu tahun. Misalnya
membangun waduk itu bisa memakan waktu 4 tahun. Tapi kalau
secara umum penyerapan di Kementerian PUPR diatas 93 persen.
Jadi sebetulnya yang pokok-pokok telah dapat dilaksanakan.
Diatas 93 persen itu sudah sesuai target atau melampaui target?
Dulu memang diharapkan 93 persen
karena kondisi awalnya yang kita lakukan
adalah penataan kelembagaan tadi.
Kita harapkan tahun 2016 ini kita bisa
menyelesaikan proyek yang penting,
terutama untuk wilayah pertumbuhan.
Misalnya wilayah pertumbuhan dari
Jakarta menuju Cirebon, bukan main
sekarang, ada beberapa kawasan industri
yang sepanjang wilayah pertumbuhan
itu. Pengembangan kawasan kita juga
harapkan berkembang hingga Semarang.
“Ini sesuai dengan apa yang kita
fokuskan, dalam membangun
wilayah kita bagi menjadi 35
wilayah pertumbuhan. Dengan
demikian kita mencoba membuat
konektifitas yang kuat, infra-
struktur yang terpadu“
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
22
Sekarang sudah sampai ke Pejagan, kemudian Pejagan hingga
Pemalang, di mana proses konstruksi akan dilakukan diawal tahun
2016 ini. Kita harapkan itu bisa selesai nantinya. Kemudian juga untuk
daerah Kertosono hingga Mojokerto itu bisa kita sambung, kemudian
juga Mojokerto hingga Surabaya dan Gempol hingga ke Pasuruan. Itu
antara lain di Jawa.
Untuk di luar Jawa, di Pulau Sumatera kita melakukan inovasi atau
terobosan, di mana biasanya kita tender, dan kita berikan kepada
BUMN, 100 persen pemerintah. Sekarang ini sudah mulai dibangun
wilayah pertumbuhan untuk Sumatera,
misalnya Bakauheni menuju Palembang
dan Tanjung Api-Api.
Untuk mendukung wilayah pertumbuhan
kita membebaskan tanah seluas 120
meter. Dari jumlah tersebut, 60 meter
untuk jalan tol, 30 meter sebelah kiri
kita berikan untuk utilitas, yakni bisa
untuk listrik tegangan tinggi, bisa untuk
utilitas gas, dan fiber optik. Dan sebelah
kanannya kita alokasikan untuk kereta
api. Sehingga bagian ini sebagai koridor
yang menjadi tulang punggung sebuah
kawasan. Jadi nanti akan lengkap
infrastrukturnya, sehingga swasta
akan lebih tertarik untuk masuk kesitu.
Masalah sekarang kan banyak kawasan
industri, tapi kenapa listriknya tidak ada. Disini koridor tadi sudah
lengkap, sehingga investor dalam negeri dan luar yang akan masuk
kesitu akan cepat bisa memperoleh infrastruktur yang diperlukan.
Jadi dengan disiapkan tempat untuk utilitas itu memangkas
permasalahan pembebasan lahan?
Ya. jadi tidak perlu lagi kita membebaskan lahan untuk memindahkan
utilitas ketika membangun jalan tol. Jadi dengan membuat tempat
untuk utilitas di pembangunan jalan tol tersebut, menjadi bagian dari
keterpaduan infrastruktur, karena disitu lengkap.
Soal anggaran, di Januari ditargetkan penyerapannya 6 %. Di akhir
2016 apakah targetnya diatas 93%?
Saya rasa iya 2015 kita bisa menyerap 93%, tentunya diatas itu. Ya
kita maksimalkan untuk mendekati rencana tadi.
Seperti apa konsep pengembangan wilayah di Indonesia?
Ini sesuai dengan apa yang kita fokuskan, dalam membangun
wilayah kita bagi menjadi 35 wilayah pertumbuhan. Dengan demikian
kita mencoba membuat konektifitas yang kuat, infrastruktur yang
terpadu diantara kawasan-kawasan prioritas di dalam kawasan
pertumbuhan tadi. Akses infrastrukturnya, seperti jalan, harus
baik, sehingga dapat dihubungkan dengan pelabuhan. Untuk wilayah
perkotaan, akses infrastrukturnya harus baik. Inilah yang kita
fokuskan, sehingga dapat menjadi
pembangunan wilayah. Misalnya
dari Medan ke Pekanbaru, disitu ada
Danau Toba kita dukung, Sei Mangke
yang menghasilkan sawit, kita bangun
industri dan kita bangun akses menuju
pelabuhan.
Dengan demikian hasil perkebunan
sawit , bisa langsung dibawa ke
pelabuhan untuk dipasarkan. Ini
yang menjadi penting. Hal ini kita
sudah tuangkan dalam rencana
pengembangan pelabuhan utama di
Indonesia.
Apa yang menjadi fokus dari program-
program yang dilaksanakan BPIW
tahun 2016 ini?
Tahun 2016 kita fokus agar turunan program pembangunan
infrastruktur betul-betul bisa efektif dilaksanakan dan kita
mengevaluasi berapa tingkat keterpaduan pembangunan
infrastruktur, berapa tingkat sinkronisasi dan bagaimana
pembangunan infrastruktur tersebut meningkat. Jadi supaya
hasilnya jangan hanya output atau fisik saja, tapi juga output yang
membuat kawasan tadi berproduksi, lapangan kerja disediakan
dan juga tentunya meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah
tersebut. Itu yang menjadi fokus pengembangan kita.
Apa permasalahan yang biasa dihadapi dalam pembangunan
infrastruktur? Apa langkah yang dilakukan dalam mengatasi
masalah yang ada?
Yang pertama kebiasaan kita membangun sesuai sektor-sektornya.
wawancara
“Tahun 2016 kita fokus agar
turunan program pembangunan
infrastruktur betul-betul bisa
efektif dilaksanakan dan kita
mengevaluasi berapa tingkat
keterpaduan pembangunan
infrastruktur, berapa tingkat
sinkronisasi dan bagaimana pem-
bangunan infrastruktur tersebut
meningkat”
Sumber: Dok BPIW
23
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
Misalnya bangun jalan, bangun jalan saja, padahal jalan itu
dibutuhkan untuk menuju pelabuhan. Artinya pelabuhannya perlu
dibangun juga. Ini harus sinkron, harus terpadu. Dalam konteks ini,
khususnya Kementerian PUPR, pendahulu kita selalu menekankan
pengembangan wilayah, apa saja yang kita butuhkan. Harus
difokuskan wilayah dibangun dan itu harus siap ada di sana. Makanya
kita mengembangkan 35 WPS, di mana didalamnya ada kawasan
strategis, kawasan ekonomi khusus, kota baru, termasuk kawasan
wisata. Kawasan wisata sudah cukup unggul, namun dukungan
infrastruktur masih kurang.
Wisatanya dibangun, pendukungnya dibangun juga. Untuk itu kita
dengan Kemenko Maritim dan Sumber Daya menetapkan 10 KSPN,
kita fokus di dalam wilayah pertumbuhan untuk mendukung itu
tadi. Intinya dengan 35 WPS kita memadukan mana yang dibangun
lebih dulu, kemudian kita berkoordinasi dengan siapa. Kedua,
masalah tanah, inovasi kita, satu wilayah pertumbuhan, kita akan
membangun tulang punggungnya berupa jalan tol dan kereta api.
Tulang punggung menjadi penting. Lahannya kita coba sediakan
untuk infrastruktur, sehingga kawasan yang dibangun bisa berfungsi.
Terkait masalah koordinasi antar instansi, kita buat master plannya.
Hendra/Naufal/Andina
wawancara
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
24
Pemerintah melakukan percepatan penyerapan
anggaran dengan mempercepat pembangunan infrastruktur,
21%
Perkembangan jalan tol,
15%
Pendirian infrastruktur berdampak kepada pengembangan ekonomi,
12%
Pembangunan adil dan merata, serta membangun
dari pinggiran,
9%
Jembatan,
9%
Sektor pariwisata dipengaruhi
infrastruktur,
8%
Kawasan Ekonomi Khusus 6%
Smart city, 6%Manfaat kepada persawahan dan pengairan dari waduk, 3%
Integrasi jalan, 3% 2% Tambahan?
Infrastuktur PUPRdalam media cetak
Kami membuat guntingan berita dengan topik infrastruktur dan topik lain yang berkaitan dengan topik tersebut, dari tanggal 4 hingga 29 Januari. Berita yang dihimpun sebanyak 79 berita. Guntingan berita kami sarikan dari 5 media cetak, yaitu: Kompas, Koran Tempo, Koran Sindo, Republika, dan Investor Daily. Dengan adanya guntingan berita ini, diharapkan dapat diketahui opini publik yang berkembang seputar infrastruktur. Selain itu, dapat berguna sebagai media moitoring BPIW. Berikut ini adalah rangkuman pemberitaan di bulan Januari tersebut.
- Pengembangan property- Pembangunan desa- Pariwisata- Smart city- Lapangan kerja- Pengairan
- Pembebasan lahan- Pembiayaan proyek- Bencana alam
Manfaat langsung yang dirasakan sektor lain Kendala yang dihadapi
24 Teropong Media
SINERGI / Edisi 01- Januari 2016
25
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
Koordinasi Antar Kementerian dalam Pembentukan Badan Otorita Danau Toba
Kementerian PUPR dan World Bank Lakukan Kerjasama Terkait Program Sustainable Urbanization
Untuk Optimalkan Kinerja, BPIW Tingkatkan Kapasitas Pegawai Non PNS dan CPNS
Hermanto Dardak Paparkan Strategi Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur dalam Rapim Polri
Penerapan ISO 9001 : 2015 sebagai Upaya Peningkatan Sistem Manajemen Mutu BPIW
Kementerian PUPR dan World Bank Jalin Kerjasama Pembangunan Infrastruktur Pariwisata
BPIW Dukung Pengembangan Infrastruktur Kawasan Wisata Danau Toba
26
28
30
32
34
36
38
KILAS BPIW
SINERGI / Edisi 01- Januari 2016
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
26 Kilas BPIW
Danau Toba yang berada di Provinsi
Sumatera Utara merupakan kawasan
tujuan wisata yang cukup menjanjikan.
Tidak hanya itu, kawasan tersebut juga
dapat dikembangkan menjadi lumbung
pangan dan areal perkebunan. Untuk
lebih mengoptimalkan kawasan wisata
ini, Badan Pengembangan Infrastruktur
Wilayah (BPIW) melakukan rapat koordinasi
yang melibatkan beberapa Satminkal di
Lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat (PUPR), di ruang
rapat BPIW, Selasa (26/1).
Kepala BPIW Hermanto Dardak yang
memimpin langsung rapat tersebut
mengatakan pengembangan kawasan ini
penting mengingat Presiden Joko Widodo
sepakat untuk mengembangkan 10 Kawasan
Strategis Pariwisata Nasional (KSPN),
salah satunya Danau Toba. Rapat ini juga
menurutnya sebagai persiapan kunjungan
Presiden ke Danau Toba pada bulan Maret
mendatang.
Pada kesempatan tersebut, Dardak
mengatakan bahwa saat ini potensi Danau
Toba sangat tinggi, namun jumlah wisatawan
yang berkunjung ke danau itu menurun.
Kondisi ini terjadi disebabkan beberapa faktor,
salah satunya adalah kurang optimalnya
pembangunan infrastruktur. Sehubungan
dengan hal itu, Dardak mengusulkan untuk
membagi fokus infrastruktur menjadi
dua bagian, yaitu infrastruktur destinasi
menuju kawasan wisata Danau Toba dan
infrastruktur di daerah wisata Danau Toba
itu sendiri.
Dalam penjelasannya, Dardak
BPIW Dukung PengembanganKawasan Wisata Danau Toba
Kepala BPIW, Hermanto Dardak memberikan arahan terkait Danau Toba
Foto: Dok.
27
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
menyebutkan ada beberapa pengembangan
infrastruktur di kawasan tersebut yang
perlu diperhatikan oleh masing-masing
Satminkal, seperti Ditjen Sumber Daya Air
(SDA) diharapkan dapat memaksimalkan
program yang ada di tahun
ini dalam pengembangan
kawasan Danau Toba,
seperti peningkatan Embung
Aek Natonang di Kabupaten
Samosir, pembersihan
enceng gondok secara rutin
dan normalisasi saluran
Tanah Ponggol.
Lebih lanjut Dardak
menyatakan di tahun
2016-2017 Ditjen Cipta
Karya diharapkan dapat
mengoptimalkan penataan
kawasan wisata Pangururan – Tuktuk –
Tomok terutama terkait Sistem Penyediaan
Air Minum (SPAM), Instalansi Pengolahan Air
Minum (IPAL), dan persampahan. Selain itu
yang perlu dilakukan adalah pembangunan
Tempat Pembuangan Sampah (TPS) yang
berbasis Reduce, Reuse dan Recycle (3R)
di beberapa Kabupaten sekitar Danau Toba
dan mendukung anjungan cerdas di kawasan
wisata Danau Toba.
Sedangkan terkait penyediaan perumahan,
Dardak menekankan pada rehabilitasi
kawasan kumuh dan
pembangunan unit-
unit perumahan baru
di wilayah tersebut.
Koordinasi antar instansi
yang berkaitan dengan
masalah ini menurutnya
perlu dilakukan.
Menurut Dardak,
pada tahun ini akan
dilakukan percepatan
untuk seluruh kegiatan
p e n g e m b a n g a n
infrastruktur di kawasan
Danau Toba. “Rencananya pada tahun 2018
pengembangan infrastruktur di kawasan
Danau Toba akan didukung oleh World Bank.
Untuk itu perlu disiapkan terlebih dahulu
Masterplan dimulai dari pertengahan tahun
ini untuk persiapan percepatan infrastruktur
di kawasan itu,” ucapnya.
Perwakilan dari Ditjen Bina Marga, Chaidir
menambahkan saat ini instansinya sedang
mengembangkan rencana jalan tol dari Tebing
Tinggi – Prapat – Sibolga. Pembangunan
jalan tol ini untuk mempermudah wisatawan
menuju Danau Toba. “Sesuai dengan usulan
APBN-P, pada tahun 2016 ini akan dilakukan
pelebaran jalan di Jalan Lingkar Prapat
sebagai bagian dari ruas Tebing Tinggi
menuju Prapat,” tukas Chaidir.
Selain diikuti perwakilan satminkal
di lingkungan Kementerian PUPR,
rapat ini juga dihadiri Kepala Pusat
Pengembangan Kawasan Strategis BPIW,
Rezeki Peranginangin dan Kepala Pusat
Perencanaan Infrastruktur, Hadi Sucahyono.
Naufal/Hendra
Suasana rapat koordinasi dengan Satminkal dilingkungan kementerian PUPR
“Rencananya pada tahun 2018 pengembangan infrastruktur di kawasan Danau Toba akan didu-kung oleh World
Bank”
SINERGI / Edisi 01- Januari 2016
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
28 Kilas BPIW
Kementerian PUPR melalui Badan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah
(BPIW) menindaklanjuti koordinasi dengan
World Bank dalam mengembangkan
kawasan pariwisata di Indonesia. Menurut
Alexandra Drees, selaku perwakilan
dari World Bank yang hadir pada rapat
tersebut saat ini terdapat dua kekurangan
utama dalam pariwisata di Indonesia yaitu
pelestarian lingkungan dan infrastruktur dari
kawasan tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Hermanto
Dardak selaku Kepala BPIW Kementerian
PUPR mengadakan rapat lanjutan dengan
World Bank untuk koordinasi pengembangan
kawasan pariwisata melalui konsep Wilayah
Pengembangan Strategis (WPS). Rapat ini
dihadiri oleh Kepala Pusat Pengembangan
Kawasan Strategis, Kepala Pusat
Pengembangan Kawasan Perkotaan dan
Kepala Pusat Pemrograman dan Evaluasi
BPIW, serta pejabat BPIW lainnya.
Menurut Dardak, saat ini Indonesia memiliki
beberapa tantangan dalam pengembangan
wilayah pariwisata seperti sumber daya
pariwisata, baik alam atau budaya yang
belum sepenuhnya dimanfaatkan untuk
memberikan kontribusi secara optimal
pada pengembangan pariwisata. Sebagai
gambaran, jumlah wisatawan asing pada
tahun 2013 hanya 8,8 juta, lebih rendah
daripada di Malaysia yang mencapai 25,7
juta dan Thailand yang mencapai 26,5 juta.
Begitu pula dengan layanan pariwisata
dari segi infrastruktur untuk konektivitas
masih belum mencukupi. Hal ini ditunjukkan
dengan daya saing infrastruktur pariwisata
Indonesia yang berada di peringkat 101,
sedangkan Malaysia berada di peringkat ke-
68 dan Thailand berada di peringkat ke-21.
Dardak menambahkan, pada tahun 2019
target jumlah kedatangan turis asing ke
Indonesia adalah sebesar 20 juta orang.
“Untuk mendukung meningkatnya jumlah
kedatangan turis pada tahun 2019 tersebut,
perlu adanya beberapa strategi yakni
perencanaan pengembangan kawasan
Kementerian PUPR dan World Bank Jalin Kerjasama Pembangunan Infrastruktur Pariwisata
Kepala BPIW berdiskusi dengan perwakilan World Bank
29
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
Kilas BPIW
pariwisata yang berbasis pengembangan
wilayah strategis, peningkatan profesio-
nalisme sumber daya manusia dan
pengembangan UKM, pengembangan
infrastruktur untuk kawasan pariwisata
beserta aksesnya, serta pengembangan
kelembagaan dan dukungan
untuk mengintegrasikan
berbagai stakeholders dalam
mencapai target pariwisata
nasional,” jelas Dardak pada
rapat yang diadakan di ruang
rapat BPIW, Senin (11/1).
Saat in i , BPIW telah
menyiapkan konsep rencana
pengembangan kawasan
pariwisata sebagai bagian dari
WPS. Salah satu contohnya
adalah kawasan Danau Toba.
Dalam paparannya, Dardak
menggarisbawahi bahwa Kementerian
PUPR akan mengembangkan Danau Toba
melalui konsep pengembangan wilayah
yang terintegrasi dengan WPS Medan –
Tebing Tinggi – Dumai – Pekanbaru. Salah
satu infrastruktur yang akan dikembangkan
adalah jalan tol Medan – Tebing Tinggi –
Pematang Siantar, serta telah disiapkan
pelebaran jalan nasional di sekitar Danau
Toba.
Untuk pengembangan infrastruktur
kawasan par iwisata,
komponen yang akan
disiapkan antara lain
readiness cr iter ia
untuk investasi dalam
bidang infrastruktur
pariwisata, menyediakan
skema pembiayaan yang
berkelanjutan untuk
investasi infrastruktur
pariwisata, serta pembia-
yaan untuk pembangunan
fisik seperti air bersih,
sanitasi, jalan, drainase,
pengolahan limbah, museum, anjungan
cerdas dan ruang terbuka hijau.
“Anggaran investasi dalam mendukung
pengembangan pariwisata diharapkan dapat
diimplementasikan dalam pertengahan
tahun ini. Program pengembangan kawasan
pariwisata yang bekerja sama dengan
World Bank ini akan diusulkan kepada
Bappenas untuk masuk ke dalam Blue Book
dan diharapkan pada tahun 2017 program
ini dapat terlaksana,” ungkap Alexandra,
perwakilan dari World Bank. Naufal
BPIW mengadakan rapat koordinasi lanjutan dengan World Bank Sumber: Dok. BPIW
Saat ini, BPIW telah menyiapkan konsep rencana
pengembangan ka-wasan pariwisata
sebagai bagian dari WPS. Salah satu
contohnya adalah kawasan Danau
Toba.
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
30 Kilas BPIW
Dalam rangka penyusunan Agenda
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, Badan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW)
memerlukan quality assurance sebagai
upaya untuk melakukan pembaharuan
dan perubahan mendasar selaras dengan
program sertifikasi berstandar internasional
(ISO). Permen PU No.4/PRT/M/2009
tentang Manajemen Mutu Kementerian PU
diterapkan sebagai pedoman melaksanakan
pekerjaan agar lebih berdaya guna dan
berhasil guna dalam mengemban tugas di
lingkungan BPIW.
Sehubungan dengan hal tersebut, BPIW
mengadakan sosialisasi penerapan Sistem
Manajemen Mutu (SMM) yang dibuka oleh
Dadang Rukmana, selaku Sekretaris Badan
Infrastruktur Wilayah. “Tujuan dari kegiatan
ISO dimaksudkan untuk membantu kita, agar
bekerja menjadi lebih akuntabel. Karena kita
menggunakan anggaran dari rakyat, jadi tiap
rupiah yang digunakan ada tanggung jawab
output atau outcomenya. Episentrum bukan
di kita, sulit atau tidak pelaksanaan ISO
dilakukan, yang penting kepuasan pihak lain
seperti masyarakat yang dilayani.” Ungkap
Dadang dalam acara yang dilaksanakan di
Ruang Rapat lantai 2 gedung BPIW, Selasa
(05/01).
BPIW telah merintis penerapan SMM
di Sekretariat Badan pada Tahun 2015.
BPIW kemudian mengadakan sosialisasi
penerapan SMM yang digunakan tahun lalu
yakni ISO 9001:2008. Namun, dikarenakan
ISO 9001:2008 memiliki beberapa
kelemahan, maka diterbitkan ISO terbaru
yaitu ISO 9001:2015.
Penerapan ISO 9001 : 2015 sebagai Upaya Peningkatan Sistem Manajemen Mutu BPIW
Dadang Rukmana membuka acara Sistem Manajemen Mutu BPIW
Foto: Dok.
Sumber: Dok. BPIW
31
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
Kilas BPIW
Oleh karena itu, BPIW perlu bersiap
untuk merevisi standar sertifikasi SMM nya
sesuai dengan ISO 2008:2015. Perubahan
tersebut dapat berjalan beriringan
dengan proses revisi PERMEN PU No.04/
PRT/M/2008 tentang SMM menjadi permen
PUPR berdasarkan standar terbaru yang
diperkirakan akan selesai pada pertengahan
Tahun 2016. BPIW juga akan berusaha
menyelesaikan sertifikasi sesegera mungkin.
“Sert if ikasi sebaiknya secepatnya
diselesaikan, batas
maksimal memang
akhir tahun, tapi sangat
disarankan pertengahan
tahun 2016 sudah
selesai. Saat ini sudah
ada kegiatan, kontrak dan
data penunjang lain yang
mempermudah untuk
segera menyelesaikan
sertifikasi.” harap Ineke,
konsultan ahli yang turut
hadir di acara tersebut.
Harapannya, sebelum permen PU
mengenai SMM yang terbaru diluncurkan,
BPIW dapat melakukan review SMM pada
tingkat eselon II yang dilakukan oleh auditor
internal. Dadang juga berharap terkait ISO
untuk mulai diaplikasikan di salah satu
bagian di pusat-pusat di BPIW. “Target tahun
ini seluruh unit di sekretariat badan sudah
menerapkan sistem ISO, cara membuat dan
menjalankan program sudah sesuai dengan
sistem ISO. Langkah
demi langkah sudah
d i d o k u m e n t a s i k a n
untuk memudahkan
program yang berjalan
sesuai dengan ISO. Jadi
nanti dibuat masing-
masing pusat sudah ada
salah satu bagian yang
menerapkan sistem itu,
untuk menjadi contoh
bagi b idang-bidang
la innya. Tentu saja i tu semua bisa
d i lakukan j ika k ita memil ik i komitmen
t inggi ,” ungkap Dadang. Nina
Suasana acara Sistem Manajemen Mutu BPIW Sumber: Dok. BPIW
“Target tahun ini selu-ruh unit di sekretariat badan sudah mener-
apkan sistem ISO, cara membuat dan
menjalankan program sudah sesuai dengan
sistem ISO”
Sumber: Dok. BPIW
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
32 Kilas BPIW
Kepolisian Republik Indonesia menggelar
Rapat Pimpinan (Rapim) Polri di auditorium
Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), 26
Januari sampai dengan 29 Januari. Rapim
ini mengangkat tema “Dengan Memperkuat
Soliditas, Profesionalisme dan Revolusi
Mental, Polri Siap Mengamankan Kebijakan
Pemerintah”. Salah satu topik diskusi yang
diangkat dalam rapat ini adalah mengenai
kesiapan Pemerintah dalam menghadapi
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dari
sudut pandang beberapa Kementerian,
seperti Kementerian Kelautan dan Perikanan,
Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian
Tenaga Kerja dan Kementerian Perhubungan.
Terkait hal tersebut, Kepala Badan
Pengembangan Infrastruktur Wilayah
Hermanto Dardak Paparkan Strategi Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur dalam Rapim Polri
Hermanto Dardak memberikan paparan di Rapim Polri
Foto: Dok.
33
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
Kilas BPIW
(BPIW), Hermanto Dardak, yang mewakili
Menteri PUPR, menjelaskan mengenai
Strategi Keterpaduan Pembangunan
Infrastruktur dalam mendukung Kebijakan
Pemerintah di bidang ekonomi.
Dalam penjelasannya, Dardak mengatakan
bahwa salah satu strategi dalam
menghadapi MEA saat ini adalah dengan
percepatan pembangunan
infrastruktur yang berbasis
Wilayah Pengembangan
Strategis (WPS) yang juga
mencakup sektor pariwisata
dan wilayah perbatasan. Fokus
rencana pada keterpaduan
lintas sektor dan antara pusat
dengan daerah pada kawasan
pertumbuhan dan disinkronkan
terhadap fungsi, lokasi, waktu
dan besaran investasi pada
pemrograman jangka pendek,
“Tentu saja dalam pembangunan
infrastruktur untuk mempercepat
pertumbuhan ekonomi Indonesia, baik
dalam masa pra konstruksi, konstruksi dan
pasca konstruksi, Kementerian PUPR butuh
dukungan seluruh stakeholder termasuk
Polri, seperti contoh pada masa konstruksi
di Jalan Tendean, Jakarta Selatan, yang saat
ini begitu intensif, memerlukan manajemen
lalu lintas yang optimal dari Polri,” tutur
Dardak.
Contoh lain sinergitas yang dibutuhkan
Kementer ian PUPR terhadap Polr i ,
menurut Dardak
adalah saat pra-
konstruksi seperti
pembebasan lahan
dan pemindahan
p e n d u d u k .
Bantuan yang
d i l a k u k a n
P o l r i b e r u p a
mencegah atau
menanggulang i
d a m p a k d a n
konfl ik sosial
yang mungkin timbul dari kegiatan tahap ini,
dan menjaga keamanan serta kelancaran
kegiatan tersebut.
Pada tahap konstruksi, Dardak
berpendapat bahwa dibutuhkan bantuan
Polri dalam beberapa hal seperti melakukan
manajemen/rekayasa lalu lintas akibat
kemacetan yang mungkin timbul, menjaga
keamanan saat berlangsungnya proyek,
dan membantu pembangunan infrastruktur
dasar pada saat tanggap darurat bencana.
Sedangkan pada masa pasca konstruksi,
Dardak berharap Polri dapat membantu
dalam menjaga penggunaan infrastruktur
dan membuat rekayasa lalu lintas serta
manajemen lalu lintas yang terpusat.
“Pada masa lebaran, Kementerian PUPR
sudah menyelesaikan masa konstruksinya
sebulan sebelum hari-H, namun harus
tetap ada manajemen lalu lintas pada
saat pelaksanaannya dan Kementerian
PUPR sudah terintegrasi dengan tol untuk
otomatisasi dalam upaya optimalisasi alur
jalan tol pada saat lebaran nanti,” tutup
Dardak dalam paparannya. Naufal
Kepala BPIW, Hermanto Dardak Berfoto Bersama dengan Keynote Speakers di Rapim Polri
Pada tahap konstruk-si, menurutnya butuh bantuan Polri dalam Melakukan manaje-men/rekayasa lalu
lintas akibat kemac-etan yang mungkin
ditimbulkan.
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
34 Kilas BPIW
Dalam rangka mendukung kelancaran
pelaksanaan kegiatan Tahun Anggaran
2016, khususnya dalam hal percepatan
pelaksanaan kegiataan di tahun 2016 serta
dalam memahami tusi visi misi dan program-
program yang ada, Badan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(PUPR) mengadakan acara pembekalan
kegiatan tahun anggaran 2016 bagi CPNS
dan Non PNS di lingkungan BPIW. Acara ini
selain dihadiri oleh pegawai CPNS dan Non
PNS, dihadiri juga oleh pejabat Eselon 3
dari Sekretariat Badan, Pusat Perencanaan
Infrastruktur PUPR, Pusat Program
dan Evaluasi Keterpaduan PUPR, Pusat
Pengembangan Kawasan Strategis, dan
Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan.
“Kami tidak membedakan antara CPNS
dan non PNS, sama saja, kita sama-sama
Untuk Optimalkan Kinerja,BPIW Tingkatkan Kapasitas Pegawai Non PNS dan CPNS
Pengarahan oleh sekretaris BPIW, Dadang Rukmana
Foto: Dok.
35
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
bekerja di Kementerian PUPR khususnya
di BPIW, yang membedakan hanya status
administrasi saja,” tutur Dadang Rukmana,
selaku Sekretaris BPIW saat membuka
acara tersebut. (13/1).
Berdasarkan analis is beban kerja,
idealnya saat ini
BPIW membutuhkan
353 personil PNS,
sedangkan saat
ini hanya tersedia
162 PNS sehingga
k e k u r a n g a n n y a
sebanyak 191 personil.
Untuk menutupi
k e k u r a n g a n
tersebut, BPIW telah
merekrut pegawai
non PNS. Beban
kerja yang diemban oleh pegawai kerja Non-
PNS pun tetap sama dengan PNS, Dadang
menuturkan bahwa keberadaan pegawai
Non-PNS sangat membantu BPIW dalam
menjalankan tugas dan fungsinya.
Dalam paparannya Dadang menjelaskan
bahwa ada tiga hal penting yang harus
dipahami oleh seluruh CPNS dan Non-PNS.
Pertama, memahami tugas dan fungsi
Kementerian PUPR khususnya tugas dan
fungsi BPIW. Kedua, memahami value
y a n g b e r l a k u d i Kementer ian
PUPR termasuk di
BPIW, dan ket iga
menyamakan spirit
sebagai warga BPIW.
D a d a n g
m e n a m b a h k a n
bahwa bekerja
keras, bergerak
cepat, dan bertindak
tepat, harus menjadi
pedoman mereka
sebagai warga
K e m e n t e r i a n
PUPR, Dadang juga mengingatkan
bahwa “infrastructure development is
a part of economic development” sehingga
sesuai dengan misi PUPR yaitu membangun
ekonomi untuk kesejahteraan masyarakat.
Pada kesempatan tersebut, Dadang
sekaligus memberikan pemahaman kepada
peserta mengenai tugas dan fungsi BPIW,
bisnis proses yang dijalankan oleh BPIW
serta program-program unggulan BPIW,
salah satunya konsep WPS. Harapannya
pada kegiatan ini, pegawai CPNS maupun
Non-PNS dapat memahami lebih mendalam
mengenai BPIW, sehingga ke depan pegawai
CPNS dan non PNS dapat bekerja lebih efektif
dan optimal. Nina/Andina
Peserta kegiatan yang terdiri dari CPNS & tenaga ahli.
“Kami tidak membedakan antara CPNS dan non PNS, sama saja, kita sama-sama
bekerja di Kementerian PUPR khususnya di BPIW, yang membedakan hanya status administrasi saja”
Untuk Optimalkan Kinerja,BPIW Tingkatkan Kapasitas Pegawai Non PNS dan CPNS
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
36 Kilas BPIW
Dalam mewujudkan visi Kementerian PUPR
dalam membangun Indonesia, Kementerian
PUPR bekerjasama dengan World Bank
untuk dapat mendukung program-
program prioritas yang direncanakan
oleh Kementerian PUPR terutama yang
berkaitan dengan sustainable urbanization.
Dalam tindak lanjutnya, Kementerian PUPR
mengadakan rapat pertemuan dengan
World Bank yang membahas mengenai
program-program Kementerian PUPR yang
berkaitan dengan infrastruktur, permukiman
dan penyediaan perumahan. Rapat tersebut
dihadiri oleh Sekretaris Jenderal Kementerian
PUPR, Taufik Widjojono, Dirjen Cipta Karya,
Andreas Suhono, masing-masing Kepala
Pusat di Badan Pengembangan Infrastruktur
Wilayah (BPIW) dan segenap rombongan
World Bank.
Taufik Widjojono menjelaskan program
Kementerian PUPR pada tahun 2015-
2019 akan berfokus pada ketahanan air,
kedaulatan pangan dan energi, infrastruktur
jalan untuk mendukung konektivitas,
pembangunan infrastruktur pemukiman
dan perumahan rakyat, pembangunan
infrastruktur PUPR secara terpadu dari
pinggiran didukung industri konstruksi yang
berkualitas, serta meningkatkan tata kelola
sumber daya organisasi di bidang PUPR.
Pada pertemuan tersebut, Andreas
Suhono juga menerangkan bahwa Cipta
Karya memiliki target 100% akses air minum,
0% kawasan permukiman kumuh dan 100%
akses sanitasi layak dalam menyediakan
infrastruktur dasar di permukiman. Untuk
memenuhi target ini diperlukan bantuan
oleh Pemerintah Daerah, pihak swasta dan
investor, salah satunya World Bank karena
keterbatasan sumber dana yang dimiliki oleh
Pemerintah Pusat.
“Pada bidang penyediaan perumahan,
saat ini Indonesia mengalami backlog.
Untuk mengatasi hal tersebut, sejalan
dengan adanya launching program 1 juta
rumah oleh Wakil Presiden, Jusuf Kalla,
bidang penyediaan perumahan memiliki
program rental housing untuk mengurangi
Kementerian PUPRdan World Bank Lakukan Kerjasama Terkait Program Sustainable Urbanization
Sekertaris jendral PUPR, Taufik Widjojono menyambut Laura Tuck, Vice president Sustainable development
Foto: Dok.
37
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
Kilas BPIW
gap backlog perumahan di Indonesia,” tutur
Taufik pada rapat yang diadakan di Ruang
Sekretaris Jenderal PUPR, Kamis (21/1).
Dalam rapat pertemuan tersebut, dibahas
juga mengenai program pengembangan
infrastruktur berbasis masyarakat
dan pendekatan yang digunakan oleh
Kementerian PUPR,
yaitu:
a. Tiga pendekatan
berbasis masyarakat
y a n g d i l a k u k a n
dalam pembangunan
Bendungan yaitu
p e m b a n g u n a n
bendungan untuk
penyediaan air baku
bagi masyarakat,
f a s i l i t a s i d a n
penguatan kapasitas
kelembagaan di Pemerintah Daerah serta
pemberdayaan masyarakat.
b. BPIW melakukan konsepsi pembangunan
infrastruktur melalui pendekatan wilayah
atau yang dikenal dengan wilayah
Pengembangan Strategis (WPS). WPS
merupakan pendekatan berbasis daya
dukung, daya tampung, lingkungan fisik,
serta arahan RPJMN dan Nawacita.
c. Tiga area yang harus dibenahi untuk
mendukung Sustainable Urbanization yaitu
mempermudah regulasi dan izin untuk
bisnis dan investasi di perkotaan, perlu
adanya perencanaan perkotaan urban
planning yang lebih
baik, dan finansial
untuk membuat
kota menjadi lebih
“bankable”. Dengan
pembenahan di tiga
area ini, diharapkan
perkotaan akan
menjadi lebih
nyaman ditinggali,
lebih berkelanjutan
dan lebih produktif.
Menurut Laura
Tuck, selaku Vice President Sustainable
Development of World Bank, Kementerian
PUPR perlu memperhatikan tantangan
masalah perkotaan yang selama ini dialami
oleh Indonesia terkait perubahan guna
lahan, degradasi lingkungan, daya dukung
lingkungan, perubahan iklim dan masalah
lain yang dapat mempengaruhi perencanaan
perkotaan di Indonesia
“Dalam hal ini, perlu adanya integrasi
antara perencanaan urban water, urban
sanitation, urban housing, urban tourism
dan urban infrastructure untuk mendukung
Sustainable Urbanization di Indonesia,”
tutup Laura Tuck pada pertemuan tersebut.
Naufal
Dalam rapat pertemuan tersebut, dibahas juga
mengenai program pengembangan infrastruktur
berbasis masyarakat dan pendekatan yang digunakan
oleh Kementerian PUPR
Rapat Program Sustainable Ubanitation Kementerian PUPR & World Bank Sumber: Dok BPIW
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
38 Kilas BPIW
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat, Basuki Hadimuldjono turut
menghadiri rapat Koordinasi (Rakor)
tindak lanjut pembentukan Badan otorita
pariwisata Danau Toba yang dipimpin oleh
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan
Sumber Daya (Menko) , Rizal Ramli di Institut
Teknologi Del, Laguboti, Toba Samosir,
Sumatera Utara, Sabtu (9/1).
Rakor tersebut juga di hadiri oleh tiga
Menteri kabinet kerja lainnya yaitu Menko
Polhukam Luhut Panjaitan, Menteri
Pariwisata Arief Yahya, dan Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti
Nurbaya. Selain lima pejabat tinggi tersebut,
turut hadir Kepala Badan Pengembangan
Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian
PUPR, Hermanto, Plt. Gubernur Sumut,
Tengku Erry Nuradi, Kapolda Sumut dan tujuh
Bupati dari seluruh wilayah yang mengelilingi
Koordinasi Antar Kementerian dalam Pembentukan Badan Otorita Danau Toba
Pembentukan Badan Otorita Danau Toba dengan 5 Kementerian
Foto: Dok.
39
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
Kilas BPIW
Danau Toba yakni Bupati Toba Samosir,
Bupati Tapanuli Utara, Bupati Samosir,
Bupati Karo, Bupati Simalungun, Bupati Dairi
dan Bupati Humbang Hasundutan.
Dalam Rakor ini, Menko Rizal Ramli
m e n g a t a k a n
p e r l u n y a
p e m b e n t u k a n
Badan Otorita
p e n g e l o l a a n
Danau Toba
dapat agar lebih
t e r koo rd i n a s i .
D a l a m h a l
in i Menko Rizal
Ramli meminta
agar masyarakat
Sumatera Utara
serta pemerintah
daerahnya bisa mendukung segala upaya
pemerintah yang akan menjadikan Danau
Toba sebagai ikon pariwisata Indonesia.
Didukung dengan program one destination
one management yang di canangkan oleh
Arief Yahya selaku Menteri Pariwisata
untuk mempercepat proses pengambilan
keputusan yang berkaitan dengan daerah
wisata tersebut.
Dengan demikian, kawasan wisata itu
bisa menjadi “Monaco of Asia”, pariwisata
tingkat internasional yang dapat memikat
banyak wisatawan mancanegara. “Kita akan
jadikan Danau Toba
ini Monaco of Asia,
karena orang sudah
tahu kalau Monaco
itu bagus, cantik,
p e m a n d a n g a n n y a
indah dan bersih,
begitu juga dengan
Danau Toba yang tidak
kalah bagus” ujarnya.
Pada kesempatan
tersebut, Menter i
P U P R , B a s u k i
mengatakan bahwa
saat ini PUPR sudah melakukan perencanaan
dan pemrograman untuk mendukung
infrastruktur untuk mengembangkan
pariwisata di daerah Danau Toba yang dalam
hal ini di lakukan oleh BPIW. Hermanto
Dardak membenarkan bahwa akses
memang menjadi masalah utama dalam
pengembangan daerah wisata Danau Toba.
“Kita tahu tantangan itu dan tidaklah mudah
untuk mengatasinya. Namun, tantangan
tersebut sudah mulai ditangani dengan
pembuatan jalan tol Kualanamu – Tebing
Tinggi yang direncanakan akan selesai di
tahun 2016, dan Tebing Tinggi – Pemantang
Siatar ditahun 2017” tutur Dardak. Andina
Menteri PUPR dan Kepala BPIW hadir dalam Pembentukan Badan Otorita Danau Toba
“Kita akan jadikan Danau Toba ini Monaco of Asia, karena orang sudah tahu kalau Monaco itu bagus, cantik, pemandangannya
indah dan bersih, begitu juga dengan Danau Toba yang
tidak kalah bagus”
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
40 Laporan Khusus
Tahun 2016 menjadi tahun yang berarti bagi BPIW. Betapa tidak,
badan yang baru berusia satu tahun ini sudah diberi kepercayaan
besar untuk menggelar Konreg Kementerian PUPR, di Jakarta pada
10-11 Maret mendatang. Konreg merupakan hajatan penting, karena
merupakan forum koordinasi dan sinkronisasi dari program tahunan
sebagai salah satu tahapan penyiapan program guna mensinergikan
sumber daya pembangunan Bidang PUPR yang dimiliki Kementerian
PUPR dan Pemerintah Daerah.
Pelaksanaan Konreg pada tahun ini mengambil tema “meningkatkan
keterpaduan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat
berbasis wilayah pengembangan strategis menuju Indonesia yang
berdaulat, mandiri dan berkepribadian”.
Sebelum Konreg dimulai, terlebih dahulu digelar Pra Konreg. Tujuan
dari Pra Konreg ini adalah, pertama, identifikasi awal isu-isu strategis
bidang PUPR tahun 2017 sebagai bahan masukan Konreg.
Kedua, identifikasi awal rencana aksi pencapaian output/pekerjaan
strategis dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) bidang PUPR dan atau Rencana Strategis (Renstra)
Kementerian PUPR 2015-2019 sebagai bahan masukan Konreg.
Ketiga, konsolidasi program tahun 2017 antara Kementerian PUPR
dengan Pemerintah Daerah melalui Dinas Bidang PUPR termasuk
sinkronisasi antar sektor.
Demi Wujudkan Pembangunan Infrastruktur yang Bermanfaat Bagi Masyarakat, BPIW Maksimalkan Persiapan Pra Konreg
Pra Konsultasi Regional (Konreg) dan Konreg merupakan tahapan yang sangat penting dalam merencanakan pembangunan infrastruktur yang terpadu yang dapat memberikan manfaat secara langsung kepada masyarakat. Dengan semangat itulah, selaku pihak yang diberikan amanah menggelar kegiatan tersebut, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) memaksimalkan persiapan, terutama Pra Konreg yang akan digelar dalam waktu dekat ini. Dengan menjalin koordinasi yang erat baik dengan seluruh satminkal di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) maupun dengan Pemerintah Daerah, BPIW optimis dapat menggelar kegiatan itu dengan sukses.
41
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
Laporan Khusus
Kemudian tujuan keempat yakni, mensinkronkan, mensinergikan,
dan menterpadukan kebutuhan infrastruktur di masing-masing
Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) tahun 2017 sebagai bahan
masukan Konreg.
Pra Konreg yang rencananya akan dilaksanakan di empat kota
besar dan diikuti 34 provinsi di Indonesia. Keempat kota besar itu
yakni Medan (4-5 Februari), Yogyakarta
(11-12 Februari), Bali (18-19 Februari), dan
Makassar (25-26 Februari).
Pra Konreg yang diadakan di Kota Medan
diikuti 10 Provinsi yakni Nangroe Aceh
Darussalam (NAD), Sumatera Utara,
Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Kepulauan
Riau, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung,
Sumatera Selatan, dan Lampung.
Pra Konreg di Yogyakarta diikuti tujuh
Provinsi yakni Jawa Barat, Banten, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Daerah
Istimewa Yogyakarta (DIY), Jawa Timur, dan Bali.
Kemudian Pra Konreg di Kota Makassar diikuti 11 Provinsi yakni
Kalimantan Barat, Kalimantan Timur Kalimantan Utara, Kalimantan
Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah,
Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Utara.
Selanjutnya, Pra Konreg di Kota Bali diikuti enam Provinsi yakni Maluku
Utara, Maluku, Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur
(NTT), Papua Barat, dan Papua.
Hasil yang diharapkan dari Pra Konreg yakni isu strategis dan
rencana kebutuhan pembangunan Bidang PUPR di seluruh Provinsi dari
diskusi dalam desk Provinsi. Hasil lain yang diharapkan yakni rencana
pencapaian Renstra, dan usulan rencana kegiatan sebagai bahan
masukan dalam pelaksanaan Konreg PUPR
2016, guna penyusunan Rencana Kerja
Kementerian PUPR tahun 2017 yang selaras
dengan arah kebijakan nasional dan isu-isu
strategis daerah yang mengakomodasi
keterpaduan pembangunan infrastruktur
PUPR di kawasan, antar kawasan, dan antar
WPS.
Pelaksanaan Pra Konreg dihadiri peserta
dari Kementerian PUPR yakni Sekretaris
Jenderal, Ditjen Sumber Daya Air (SDA), Ditjen Bina Marga, Ditjen Cipta
Karya, Ditjen Penyediaan Perumahan, dan BPIW.
Sedangkan peserta dari daerah yakni Bappeda Provinsi, beberapa
dinas bidang PUPR (Dinas Kebinamargaan, Dinas Keciptakaryaan,
Dinas Pengelolaan SDA/Pengairan, dan Dinas terkait Perumahan, Balai
dan Satker di Lingkungan Ditjen Bina Marga, Satker Cipta Karya, serta
Penyediaan Perumahan Provinsi.
Hasil yang diharapkan dari Pra Konreg yakni isu strategis dan rencana kebutuhan pemban-
gunan Bidang PUPR di seluruh Provinsi dari diskusi dalam
desk Provinsi.
Kepala BPIW memimpin rapat persiapan Pra Konreg Sumber: Dok BPIW
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
42
Pra Konreg didasari pada Undang-Undang No.25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Undang-
undang tersebut mengamanatkan agar Perencanaan Pembangunan
Nasional disusun secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh,
dan tanggap terhadap perubahan. Selain itu Undang-Undang
No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Undang-undang ini
mengamanatkan bahwa keuangan negara harus dikelola secara
tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis,
efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhatikan
rasa keadilan dan kepatutan.
Pra Konreg dan Konreg sangat penting
dalam merencanakan pembangunan yang
terpadu yang dapat memberikan manfaat
secara langsung kepada masyarakat.
Dengan semangat itulah, BPIW bergerak
cepat, dengan langsung menggelar
persiapan pelaksanaan Pra Konreg. Kegiatan
ini digelar dua kali, yakni pada tanggal 15 dan
22 Januari. Saat memimpin pertemuan yang
dihadiri seluruh pejabat Eselon II hingga IV
pada 15 Januari lalu itu, Kepala BPIW Hermanto Dardak menekankan
pentingnya kerja sama dan keterpaduan satminkal di lingkungan
Kementerian PUPR maupun dengan Pemerintah Daerah. Masukan-
masukan yang timbul perlu ditelaah bersama untuk menyatukan
persepsi masing-masing pihak.
Beberapa persiapan yang dilakukan diantaranya konsolidasi materi
Pra Konreg dan penyiapan tim yang akan ditugaskan sebagai tim
utama Pra Konreg maupun Konreg. Penugasan kepada tim inti ini akan
tertuang dalam Surat Keputusan (SK) yang ditandatangani langsung
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono. Tim ini diharuskan menguasai
sepenuhnya substansi persoalan yang ada.
Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) dan isu strategis Provinsi yang dikaitkan dengan
WPS, sehingga akan memudahkan untuk menyaring usulan.
Nantinya didalam Pra Konreg ada desk
pembahasan program provinsi. Desk
provinsi merupakan rapat pembahasan
isu-isu strategis bidang PUPR serta
pembahasan rencana program dan
anggaran kegiatan tahun 2017 untuk
masing-masing provinsi. Desk ini
dilaksanakan secara serentak masing-
masing provinsi.
Di setiap desk tersebut terdapat petugas
desk yang terdiri dari koordinator desk,
penanggung jawab materi desk, dan anggota desk. Untuk koordinator
desk merupakan pejabat eselon II, yang bertugas memimpin jalannya
desk. Kemudian, untuk penanggung jawab materi desk merupakan
pejabat eselon II,III, dan IV sesuai SK Konreg, di mana masing-masing
eselon mewakili Ditjen atau Badan yakni SDA, Bina Marga, Cipta Karya,
Laporan Khusus
Hal lain yang juga harus diperhatikan adalah Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
dan isu strategis Provinsi yang dikaitkan dengan WPS, sehingga akan memudahkan
untuk menyaring usulan.
Kepala Pusat Pemrograman dan Evaluasi PUPR, Harris memimpin Rapat koordinasi persiapan Pra Konreg I Sumber: Dok BPIW
(Jadwal tentatif)
43
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
Laporan Khusus
Penyediaan Perumahan dan Pembiayaan Perumahan, Bina Konstruksi,
Sekjen, dan BPIW.
Sedangkan anggota desk, yakni panitia yang bertugas
mempersiapkan materi hasil Pra Konreg dalam setiap desk. Peserta
desk yakni Kepala Bappeda Provinsi, Kepala Dinas terkait PUPR
Provinsi, Kepala Satker dan Balai yang terdapat di provinsi. Output
yang didapat masing-masing desk harus dikumpulkan kepada Tim
Perumus.
Setelah rapat persiapan pertama, dilanjutkan persiapan kedua
pada 22 Januari lalu. Kegiatan ini dilakukan untuk memantapkan
persiapan pelaksanaan Pra Konreg dan k onsolidasi lanjutan materi
Pra Konreg. Dengan mulai dekatnya waktu pelaksanaan Pra Konreg
yang pertama yakni di Kota Medan 4-5 Februari mendatang, maka
acara tersebut dititikberatkan pada konsolidasi materi dan teknis Pra
Konreg. Beberapa hal yang dibahas diantaranya progres kegiatan,
permasalahan teknis, dan pematangan materi terkait hakekat dari
Pra Konreg itu sendiri.
Pelaksanaan Pra Konreg tentu saja akan mendapat banyak usulan
dan masukan dari masing-masing daerah. Usulan dan masukan
tersebut disesuaikan dengan Renstra dan WPS Kementerian PUPR.
Kedua hal ini menggunakan pendekatan wilayah yang diharapkan
dapat menangkap kebutuhan terkait pengembangan kawasan.
Meski Konreg dilaksanakan BPIW namun dukungan semua pihak
sangat diharapkan agar kegiatan ini dapat berjalan optimal. Dengan
telah digelarnya semua persiapan tersebut, maka BPIW telah siap
menggelar Pra Konreg maupun Konreg. Kegiatan ini diharapkan dapat
benar-benar berimplikasi positif bagi pembangunan infrastruktur yang
berbasis pada keterpaduan pengembangan wilayah. Nina/Hendra
No AGENDA TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN
Pra Konreg Wilayah Sumatera
Pra Konreg Wilayah Jawa-Bali
Pra Konreg Wilayah Nusa Tenggara-Maluku-Papua
Pra Konreg Wilayah Kalimantan-Sulawesi
Konreg
Medan, 4-5 Februari 2016
Yogyakarta, 11-12 Februari 2016
Bali, 18-19 Februari 2016
Makassar, 25-26 Februari 2016
Jakarta, 10-11 Maret 2016
1.
2.
3.
4.
5.
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
44
Beri Dukungan Program Infrastruktur Untuk Kawasan Strategis Kepala BPIW, Hermanto Dardak
“Pra Konreg dan Konreg adalah forum koordinasi dan sinkronisasi program tahunan, sebagai salah satu tahapan penyiapan program, guna mensinergikan sumber daya pembangunan Bidang PUPR yang dimiliki Kementerian PUPR dan Pemerintah Daerah. BPIW juga memiliki tujuan dalam Pra Konreg ini, yakni untuk memberikan dukungan terhadap kawasan-kawasan strategis. Awalnya kita menyusun melalui pendekatan WPS. Kemudian kita pertajam lagi mengenai kawasan strategis.
Selanjutnya kita lihat apa yang dibutuhkan oleh kawasan strategis ini. Setelah kita mengetahui apa yang dibutuhkan, maka kita beri dukungan melalui program pembangunan infrastruktur, sehingga potensi yang ada di kawasan tersebut dapat dioptimalkan. Namun jika ada usulan untuk membuat aset baru, hal itu perlu dikaji ulang untuk disinergikan dengan WPS yang sudah disusun. Intinya, kita saling melengkapi dengan teman-teman lain. Kita breakdown kebutuhan dari masing-masing pihak di lingkungan PUPR, kita telaah bersama untuk menyamakan satu persepsi dari berbagai pihak”
Kegiatan Pra Konreg, Kerja Keras Seluruh Pihak Sekretaris BPIW, Dadang Rukmana
“Kita perlu menerpadukan serta menyinkronkan, karena Pra Konreg dan Konreg ini sangat penting dalam merencanakan pembangunan yang terpadu, maka harus dipersiapkan dengan matang. Tim tentu harus menguasai substansi, selain itu juga memiliki kemampuan berkomunikasi dan negosiasi. BPIW memang jadi panitia, tapi bendera kita tetap bendera PUPR.
Jadi saat BPIW mempersiapkan perencanaan pembangunan infrastruktur bagi kesejahteraan masyarakat, tentu saja itu adalah keringat dari seluruh pihak, terutama di lingkungan Kementerian PUPR. Bila ada perbedaan usulan maka hal itu merupakan hal yang wajar, karena masih berstatus usulan yang masih mengalami proses panjang untuk menjadi sebuah keputusan. Nanti ada Konreg, tapi kita tetap harus mengacu dengan baseline. Persiapan sudah kita lakukan dengan maksimal, selanjutnya bergantung kepada bagaimana pelaksanaan di lapangan”
Sudut PandangSeputar Pra Konreg
Pra Konreg punya peran yang sangat penting dalam menghimpun segala masukan dan usulan dari seluruh stakeholder terkait infrastruktur, baik yang ada di pusat maupun di daerah. Dengan demikian seluruh masukan dan usulan terkait program infrastruktur tahun 2017 tersebut dapat dibicarakan pada saat Konreg nanti. Lalu, bagaimana pandangan jajaran pimpinan BPIW seputar pelaksanaan Pra Konreg ini?. Berikut kutipan komentar-komentarnya.
Laporan Khusus
45
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
Melalui Pra Konreg, Setiap Usulan dari Daerah DinilaiKepala Pusat Pemrogaman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur BPIW, Harris Batubara
“Tim inti Pra Konreg dan Konreg dituangkan dalam SK penugasan yang ditandatangani oleh Bapak Menteri. Baik tim maupun proses pelaksanaannya, diperlukan persiapan yang matang untuk melaksanakan Pra Konreg agar dapat memberikan manfaat langsung kepada masyarakat.
Beberapa hal yang dibahas dalam persiapan yang kita lakukan seperti progres kegiatan, permasalahan teknis, dan hakekat dari Pra Konreg. Namun Pra Konreg bukan serta merta memutuskan satu kebijakan dalam satu waktu, melainkan memberikan waktu yang cukup untuk menilai tingkat skala kepentingan di setiap usulan dari daerah. Hakekat Pra Konreg ini memberikan ruang waktu panjang hingga berlangsungnya Konreg. Jadi pada saat ada usulan, tidak serta merta kita langsung mengambil keputusan”
Program 2017 Harus Dikaji Secara Mendalam Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Strategis BPIW, Rezeki Peranginangin
“Bila persiapan yang dilakukan sudah matang, selanjutnya bagaimana kita bisa memanfaatkan momentum tersebut dengan bekerja maksimal saat pelaksanaan nanti. Untuk program 2017 yang sudah ditentukan dalam WPS harus dipastikan bahwa sudah dilakukan kajian yang mendalam dan dijadikan sebagai program yang strategis. Sebagai sebuah kegiatan yang selalu dilaksanakan setiap tahun, diharapkan Konreg dapat memberikan keuntungan secara langsung bagi masyarakat.
Sehubungan dengan beberapa target Renstra seperti pencapaian 1.000 kilometer jalan tol, 2.600
kilometer jalan nasional, dan 11.400 meter jembatan, sebaiknya dicari tahu lokasi pemenuhan semua target tersebut. Nanti teman-teman yang bertugas di masing-masing desk berusaha mencari ini, supaya diskusi dengan Satminkal juga bisa seirama. Seandainya mereka sudah menargetkan satu lokasi, nanti kita diskusikan dan bandingkan dengan kompetensinya dan master plan yang sudah disusun.”
Pembangunan Infrastruktur Harus Mendukung Sektor LainKepala Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan BPIW, Kuswardono
“Masing-masing pejabat eselon II memberikan berbagai masukan untuk mendukung terselenggaranya Pra Konreg. Dukungan dan masukan yang diberikan baik dalam bentuk substansi maupun teknis, seperti masukan lain untuk menegaskan pembagian tanggung jawab di masing-masing pejabat di lingkungan BPIW. Segera dibagi, mana yang menjadi tanggung jawab masing-masing eselon II dan eselon III. Sehingga bisa mendalami tiap desk dan tugasnya sesuai dengan substansi baseline. Untuk mencapai itu, pembangunan infrastruktur harus mendukung sektor-sektor strategis lain.
Tugas BPIW bukan sekedar mengembangkan kawasan, tapi juga memberikan dukungan kepada kawasan pariwisata, pelabuhan, dan sektor strategis lain.Dukungan yang diberikan kepada masing-masing daerah juga sebaiknya disesuaikan dengan Renstra dan WPS Kementerian PUPR. Kedua hal ini menggunakan pendekatan wilayah yang diharapkan dapat menangkap kebutuhan terkait pengembangan kawasan”.
Setiap Masalah Dihimpun dan Dianalisa Kepala Pusat Perencanaan Infrastruktur BPIW, Hadi Sucahyono
“Catatan pertama, selalu diingatkan bahwa Pra Konreg bukan sebagai kolektor program, namun dari kita yang nantinya akan memberikan arahan, mana yang tepat atau mana yang menjadi prioritas. Disini peran pemimpin desk dan tim pendukungnya. Penguasaan substansi menjadi penting, kalau sudah ditentukan desknya, langsung saja fokus ke tugas dan desknya.
Kemudian penguasaan wilayah, salah satu amunisi yang dikuasai adalah RTRW provinsi. Hal ini akan memudahkan untuk menyaring program serta menentukan prioritas program. Setiap pengendali desk memiliki informasi tentang RTRW, RJPM, dan potensi masalah yang ada di tiap provinsi. Gunanya untuk membuat bank informasi tiap provinsi. Selanjutnya dari informasi yang ada kita menganalisis masalah. Kita harus cari tahu, misalnya daerah genangan banjir di mana, sebaran kawasan kumuh dan kebutuhan jalan akses yang dibutuhkan di setiap provinsi”.
Laporan Khusus
Sudut PandangSeputar Pra Konreg
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
46
Infrastruktur didefinisikan sebagai fasili-
tas atau struktur dasar, peralatan, instalasi
yang dibangun dan yang dibutuhkan untuk
berfungsinya sistem sosial dan sistem eko-
nomi masyarakat. Infrastruktur merupakan
pendukung utama aktivitas masyarakat.
Misalnya agar produk perkebunan seperti
kelapa sawit, kopra, teh dan kopi dapat di-
pasarkan, maka dibutuhkan bagian dari in-
frastruktur sektor transportasi yakni beru-
pa angkutan jalan.
Dengan membangun infrastruktur, maka
suatu daerah yang tadinya sulit memasar-
kan produk perkebunan karena kondisi yang
jalan yang rusak, maka dapat dengan mudah
memasarkannya. Tidak hanya infrastruktur
sektor transportasi, infrastruktur sektor
lain seperti jaringan listrik, jaringan komu-
nikasi, dan jaringan air minum juga dapat
membantu aktivitas masyarakat.
Bila pembangunan infrastruktur ini dilaku-
kan, maka banyak orang berpendapat bahwa
Infrastruktur didefinisikan sebagai fasilitas atau struktur dasar, peralatan, instalasi yang dibangun dan yang dibutuhkan untuk berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat. Infrastruktur merupakan pendukung utama aktivitas masyarakat.
Korelasi Pembangunan Infrastruktur dengan Pertumbuhan Ekonomi
Pembangunan jembatan Merah Putih Ambon
O p i n i
Oleh : Shoviah & Hendra Djamal
Sumber: Kementerian PUPR
47
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
O p i n i
hal itu dapat menggerakkan perekonomian.
Bahkan keberadaan infrastruktur secara
umum diyakini dapat memberikan penga-
ruh positif dan signifikan terhadap produk-
tivitas dan pertumbuhan ekonomi. Benarkah
demikian?.
Korelasi antara pembangunan infrastruk-
tur dengan pertumbuhan ekonomi ini dianali-
sis secara ilmiah sejak lama oleh beberapa
ilmuan bidang ekonomi, baik dalam maupun
luar negeri.
Beberapa ilmuan tersebut seperti Jo-
hannes Fedderke dan Rob Garlick dari
Fakultas Ekonomi Universitas Cape Town Af-
rika Selatan. Pada pada tahun 2008 keduan-
ya menulis tentang “Infrastructure Develop-
ment and Economic Growth in South Africa:
A review of the Accumulated Evidence” atau
diartikan sebagai “Pembangunan infrastruk-
tur dan Pertumbuhan Ekonomi di Afrika
Selatan: Sebuah Tinjauan dari Akumulasi
Bukti”. Setelah dilakukan penelitian mereka
menyimpulkan bahwa didasari pada bukti
teoritis dan empiris ternyata ada hubun-
gan positif yang kuat antara infrastruktur
dan pertumbuhan ekonomi. Secara khusus,
dikatakan bahwa terjadinya dampak infra-
struktur pada output baik secara langsung
maupun tidak langsung, melalui peningkatan
sektor swasta. Investasi dari para investor
di Afrika Selatan mendorong peningkatan
produktivitas masyarakat dan meningkat-
nya ekspor.
Dalam buku “Socio-Economic Impact
of Infrastructure Investments”, Vytautas
Snieska dan Ineta Simkunaite menyebutkan
pengukuran statistik dari hubungan antara
infrastruktur dan faktor-faktor penentu per-
tumbuhan ekonomi di negara baltik mem-
buktikan, beberapa variabel tidak cukup un-
tuk mengevaluasi dampak dari infrastruktur
pembangunan, karena pesatnya pemban-
gunan dikawasan tersebut. Untuk itu dibu-
tuhkan metode skala penuh dalam rangka
mengukur hal itu.
Peneliti dalam negeri, Elen Setiadi bahkan
telah meneliti 8 provinsi di Sumatera (model
penelitian diaplikasikan pada data 8 provinsi
di Pulau Sumatera tahun 1983-2003) men-
genai dampak pembangunan infrastruktur
terhadap pertumbuhan ekonomi tersebut.
Hasil penelitiannya ini ditulis dalam buku
“Pengaruh pembangunan infrastruktur
dasar terhadap pertumbuhan”.
Pertumbuhan total dari factor produc-
tivity yang paling tinggi di Pulau Sumatera
adalah Provinsi Riau dan Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam.
Studi yang dilaku-
kan menemukan
bahwa pening-
katan pendapa-
tan perkapita
dipengaruhi oleh
pertumbuhan in-
frastruktur tele-
pon dan listrik,
serta peningkatan
investasi non in-
frastruktur dan
indeks pendidikan.
Dalam Buletin Ekonomi Moneter dan Per-
bankan, Juli 2014, Novi Maryaningsih, Oki
Hermansyah, dan Myrnawati Savitri menulis
“Pengaruh Infrastruktur terhadap Pertum-
buhan Ekonomi Indonesia”. Dalam analisa
ketiganya menunjukkan bahwa pertumbu-
han ekonomi Indonesia mempunyai hubun-
gan yang searah dengan pertumbuhan
akumulasi stok kapital atau investasi. Hal ini
menunjukkan peran penting investasi atau
akumulasi kapital fisik sebagai salah satu
faktor penggerak pertumbuhan ekonomi In-
donesia.
Hal ini terjadi karena pertama, pertumbu-
han ekonomi Indonesia telah berhasil menin-
gkatkan rata-rata pendapatan per kapita riil
nasional. Kedua, meskipun pendapatan per
kapita riil nasional telah meningkat, namun
belum terdapat pemer-
ataan pendapatan per
kapita riil antar provinsi
di Indonesia. Ketiga,
terdapat indikasi teori
b-convergence dengan
kecepatan konvergensi
sebesar 1,75% atau
setara dengan half life
sekitar 41,14 tahun. Art-
inya, provinsi-provinsi
dengan pendapatan
per kapita riil lebih ren-
dah tumbuh lebih tinggi
dibandingkan dengan provinsi-provinsi den-
gan pendapatan per kapita riil lebih tinggi.
Keempat, teori s-convergence belum ter-
jadi dalam perekonomian nasional Indonesia,
yang artinya masih terdapat ketimpangan
pendapatan per kapita riil antar provinsi di
Indonesia. Kelima, kondisi infrastruktur jalan
dan listrik berdampak signifikan terhadap
pertumbuhan pendapatan per kapita, namun
tidak demikian dengan pelabuhan. Dengan
Korelasi antara pemban-gunan infrastruktur
dengan pertumbuhan ekonomi ini dianalisis
secara ilmiah sejak lama oleh beberapa ilmuan bidang ekonomi, baik
dalam maupun luar negeri.
Rumah susun Jatinegara Sumber: Kementerian PUPR
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
48
demikian terbukti bahwa investasi secara
empiris sebagai faktor pendorong pertum-
buhan ekonomi Indonesia.
Kondisi tersebut terjadi karena; pertama,
intervensi kebijakan Pemerintah lebih men-
dorong pertumbuhan ekonomi provinsi-
provinsi yang tertinggal. Hal ini terkait den-
gan ketimpangan pendapatan per kapita
riil yang sangat besar di antara provinsi-
provinsi di Indonesia sehingga diperlukan
peran pemerintah yang lebih besar. Kedua,
penggunaan anggaran secara bijaksana
dengan lebih fokus pada pos-pos anggaran
yang mendukung akumulasi kapital baik in-
frastruktur keras maupun human capital.
Ketiga, perbaikan kondisi infrastruktur baik
keras maupun lunak perlu terus diupayakan
dengan mempertimbangkan aspek geograf-
is dan kebutuhan wilayah.
Pembangunan infrastruktur dilakukan
oleh banyak negara, menimbulkan daya sa-
ing dan mendorong produktivitas di satu sisi
dan berdampak sosial bagi masyarakat, di
mana terbukanya lowongan pekerjaan yang
dapat meningkatkan pendapatan. Dalam tu-
lisan bertajuk “The Global Competitiveness
Report 2014–2015”, Klaus Schwab menye-
butkan bahwa daya saing yang berkelanjutan
di 113 negara mendorong produktivitas pem-
bangunan yang berdampak positif bagi per-
ekonomian masyarakat. Analisis yang ditulis
dalam World Economic Forum ini juga meng-
ingatkan bahwa pembangunan infrastruktur
juga harus memperhatikan keseimbangan
kemajuan ekonomi dengan masalah sosial
dan lingkungan.
Terkait pembangunan infrastruktur ter-
hadap pertumbuhan ekonomi regional di
Indonesia, Taufiq Amrullah dalam bukunya
berjudul “Analisis pengaruh pembangunan
infrastruktur terhadap pertumbuhan eko-
nomi regional di Indonesia” telah meneliti,
pengaruh pembangunan infrastruktur ter-
hadap pertumbuhan ekonomi regional di In-
donesia dengan menggunakan analisis eko-
nometrik data panel. Variabel infrastruktur
yang digunakan pada penelitian ini adalah
infrastruktur ekonomi yakni jalan,
listrik, telepon dan air minum. Dari
hasil penelitian ini dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang posi-
tif antara pembangunan infrastruktur
dengan pertumbuhan ekonomi re-
gional yang diwakili oleh pendapatan
perkapita penduduk.
Dengan demikian pembangunan
infrastruktur mutlak diperlukan teru-
tama dalam upaya meningkatkan pereko-
nomian suatu wilayah. Adanya infrastruktur
dapat mempermudah aktivitas ekonomi ma-
syarakat dan juga meningkatkan produktivi-
tas serta output/pendapatan. Infrastruktur
merupakan aset fisik yang menyediakan jasa
dan digunakan dalam produksi dan konsumsi
meliputi public utilities seperti telekomuni-
kasi, air minum, sanitasi dan gas). Demikian
juga dengan public works seperti jalan, bend-
ungan dan saluran irigasi dan drainase, serta
sektor transportasi seperti jalan kereta api,
angkutan pelabuhan dan lapangan terbang.
Stephan Fretz dari Universitas St. Gallen
Swiss, menulis “Infrastructure and Econom-
ic Growth”. Dalam disertasi untuk meraih
gelar Doktor Filsafat Internasional Urusan
Ekonomi dan Politik tersebut, Stephan me-
nyimpulkan beberapa hal, salah satunya
adalah, munculnya infrastruktur baru bi-
asanya menciptakan pemenang dan pecun-
dang. Dicontohkannya sebuah teknologi
telekomunikasi baru, misalnya, broadband,
akan membuat, misalnya dial-up internet,
menjadi usang. Sebuah jalan raya baru dapat
membuat daerah tertentu lebih menarik,
dan merugikan daerah lain. Sehubungan
dengan hal itu ia menekankan bahwa para
pembuat kebijakan harus mempertimbang-
kan aspek-aspek tersebut secara eksplisit
dalam rangka untuk menghindari konsekue-
nsi yang tidak diinginkan.
Analisa yang dilakukan para peneliti
tersebut membuktikan bahwa pembangu-
nan infrastruktur yang dilakukan secara
simultan bisa saja berdampak pada pertum-
buhan ekonomi. Hal ini dikarenakan ketika
satu daerah melaksanakan pembangunan,
misalnya jalan atau jembatan, maka akan
banyak tenaga kerja yang terserap. Dengan
banyaknya tenaga kerja yang terserap maka
akan mengikis angka pengangguran di suatu
daerah atau bahkan negara.
Tidak hanya itu, ketika jalan dan jembatan
O p i n i
infrastruktur dapat memper-mudah aktivitas ekonomi
masyarakat dan juga mening-katkan produktivitas serta
output/pendapatan.
Rumah susun di daerah Pluit Jakarta Sumber: BPIW
49
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
elesai dibangun, maka akan memperlancar
distribusi barang dan jasa, atau dengan kata
lain, kegiatan ekonomi masyarakat di daerah
tersebut berjalan.
Namun bisa saja pembangunan infra-
struktur tidak terlalu berpengaruh pada per-
tumbuhan ekonomi bila tidak diiringi dengan
keterpaduan pembangunan infrastruktur.
Artinya, dibangunnya infrastruktur yang
berdiri sendiri tanpa disertai infrastruktur
pendukung lain yang dibutuhkan maka yang
terjadi adalah infrastruktur tersebut tidak
berfungsi optimal. Dengan kata lain, keter-
paduan pembangunan infrastruktur perlu
dilakukan agar berdampak positif pada per-
tumbuhan ekonomi suatu daerah.
Disisi lain, pembangunan infrastruktur
juga harus memperhatikan masalah sosial
yang mungkin timbul, misalnya permuki-
man warga yang terkena pembangunan in-
frastruktur. Masalah yang timbul tersebut,
harus diselesaikan secara arif bijaksana
dan sesuai dengan aturan yang ada. Den-
gan demikian diharapkan pembangunan in-
frastruktur dapat berdampak positif pada
kemajuan daerah, bagi perekonomian ma-
syarakat sekitar, dan juga bagi pendapatan
negara.
O p i n i
Referensi :
1. IFC Economics NotesThe impact of infrastructure on growth
in developing countries Antonio Estache and Grégoire Gar-
sous - April 2012
2. Pengaruh Infrastruktur terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Novi Maryaningsih Oki Hermansyah Myrnawati Savitri Buletin Ekonomi Moneter dan Per-
bankan, Volume 17, Nomor 1, Juli 2014
3. The Global Competitiveness Report 2014–2015 Klaus Schwab, World Economic Forum
4. Pengaruh pembangunan infrastruk-tur dasar terhadap pertumbuhan ekonomi regional: 8 provinsi di Pulau Sumatera - Elen Setiadi
5. Infrastructure Development and Eco-nomic Growth in
South Africa: A review of the accumu-lated evidence
Johannes Fedderke1 and Rob Garlick2
6. Infrastructure Development and Economic Growth in South Africa: A review of the Accumulated Evidence
Johannes Fedderke dan Rob Garlick 2008
7. Socio-Economic Impact of Infrastruc-ture Investments
Vytautas Snieska Ineta Simkunaite
8. Analisis pengaruh pembangunan infrastruktur terhadap pertumbuhan ekonomi regional di Indonesia
Taufiq Amrullah
9. nfrastructure and Economic Growth - Stephan Fretz
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
50
1
2
4
3
5
6
87
9 10 11
1213
14
15 16 17 18
19
31
30
2425
26
27
28
21
22
23
20 32
33
34
U
Skala 1: 14.000,000
1250 225 500 750 1000Km
Aceh
Kalimantan
Riau
SumateraPekanbaruTeluk Bayur
Lhokseumawe
BatamPontianak
SurabayaMakasar
Bau Bau
Ternate Sorong
AmbonJayapuraBangka
BelitungJambi
LampungPanjang
PalembangJakarta
Belawan
BaliJawa
Maluku
Sulawesi
Pantoloan
Papua
Kuala Tanjung
Cilamaya
Bitung
Balikpapan
BanjarmasinSampit
Jalur Rencana Pelabuhan Hub
Jalur Rencana Pelabuhan Feeder
Prioritas Pelabuhan Utama
Major Ports Lines
Feeder Ports Lines
DUKUNGAN WPS TERHADAP PENGEMBANGAN TOL LAUT
Pulau Tol Laut
Sumatera
1 . Malahayati 2. Belawan )* Kuala Tanjung )* 3. Teluk Bayur 4. Panjang 5. Batu Ampar 6. Jambi : Talang Duku 7. Palembang: Boom Baru
Pulau Tol Laut
Java 8. Tanjung Priok )* 9. Tanjung Perak )* 1 0.Tanjung Emas
Kalimantan
1 1 .Sampit 13 .Samarinda
Pulau-Pulau Kecil Terluar
WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu
WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Berkembang
WPS Pertumbuhan Baru
WPS Perbatasan Darat Negara
1 4.Balikpapan : Kariangau
1 5.Pontianak
Bali-Nustra 16 .Kupang
Pulau Tol Laut
Sulawesi
1 7.Makasar )* 1 8.Pantoloan 29.Kendari 20.Bitung )*
Maluku 21 .Ternate: A. Yani 22.Ambon
Papua 23.Sorong
24.Jayapura
Pelabuhan yang sudah didukung jalan akses atau sudah terhubung dengan jalan nasional tercatat sebanyak 165 Pelabuhan dengan rincian sebagai berikut: • 40 pelabuhan utama (PU); • 122 pelabuhan pengumpul (PP);(58 pelabuhan
yang sudah terbangun tapi aksesnya belum memadai
• 5 pelabuhan hub.
Prioritas Pelabuhan Hub Internasional (Hasil Rakor dengan Dirjen Perhubungan Laut tanggal 20 Agustus 2015): 1. Pelabuhan Kuala Tanjung, merupakan
pelabuhan hub tol laut untuk Indonesia Bagian Barat
2. Pengganti Pelabuhan Cilamaya, disiapkan untuk mengurangi beban Pelabuhan Tanjung Priok, yang akan segera dibangun
3. Pelabuhan Bitung, dipersiapkan untuk hub internasional laut.
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
51
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
1
2
4
3
5
6
87
9 10 11
1213
14
15 16 17 18
19
31
30
2425
26
27
28
21
22
23
20 32
33
34
U
Skala 1: 14.000,000
1250 225 500 750 1000Km
Aceh
Kalimantan
Riau
SumateraPekanbaruTeluk Bayur
Lhokseumawe
BatamPontianak
SurabayaMakasar
Bau Bau
Ternate Sorong
AmbonJayapuraBangka
BelitungJambi
LampungPanjang
PalembangJakarta
Belawan
BaliJawa
Maluku
Sulawesi
Pantoloan
Papua
Kuala Tanjung
Cilamaya
Bitung
Balikpapan
BanjarmasinSampit
Jalur Rencana Pelabuhan Hub
Jalur Rencana Pelabuhan Feeder
Prioritas Pelabuhan Utama
Major Ports Lines
Feeder Ports Lines
DUKUNGAN WPS TERHADAP PENGEMBANGAN TOL LAUT
Pulau Tol Laut
Sumatera
1 . Malahayati 2. Belawan )* Kuala Tanjung )* 3. Teluk Bayur 4. Panjang 5. Batu Ampar 6. Jambi : Talang Duku 7. Palembang: Boom Baru
Pulau Tol Laut
Java 8. Tanjung Priok )* 9. Tanjung Perak )* 1 0.Tanjung Emas
Kalimantan
1 1 .Sampit 13 .Samarinda
Pulau-Pulau Kecil Terluar
WPS Pusat Pertumbuhan Terpadu
WPS Pusat Pertumbuhan Sedang Berkembang
WPS Pertumbuhan Baru
WPS Perbatasan Darat Negara
1 4.Balikpapan : Kariangau
1 5.Pontianak
Bali-Nustra 16 .Kupang
Pulau Tol Laut
Sulawesi
1 7.Makasar )* 1 8.Pantoloan 29.Kendari 20.Bitung )*
Maluku 21 .Ternate: A. Yani 22.Ambon
Papua 23.Sorong
24.Jayapura
Pelabuhan yang sudah didukung jalan akses atau sudah terhubung dengan jalan nasional tercatat sebanyak 165 Pelabuhan dengan rincian sebagai berikut: • 40 pelabuhan utama (PU); • 122 pelabuhan pengumpul (PP);(58 pelabuhan
yang sudah terbangun tapi aksesnya belum memadai
• 5 pelabuhan hub.
Prioritas Pelabuhan Hub Internasional (Hasil Rakor dengan Dirjen Perhubungan Laut tanggal 20 Agustus 2015): 1. Pelabuhan Kuala Tanjung, merupakan
pelabuhan hub tol laut untuk Indonesia Bagian Barat
2. Pengganti Pelabuhan Cilamaya, disiapkan untuk mengurangi beban Pelabuhan Tanjung Priok, yang akan segera dibangun
3. Pelabuhan Bitung, dipersiapkan untuk hub internasional laut.
51Infografis
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
52
Kecelakaan kendaraan bermotor terutama yang terjadi pada
malam hari disebabkan kondisi jalan yang gelap gulita, tanpa
lampu penerangan. Kalaupun ada lampu penerangan, terkadang
tak cukup membantu pengendara. Namun sejak tahun 2013,
seorang desainer Belanda Daan Roosegaarde menciptakan jalan
bercahaya di malam hari. Pria kelahiran Nieuwkoop Belanda ini
salah satu kandidat terpilih Talent of The Year 2015 by Kuntsweek
dan juga menjadi jawara dalam kompetisi desain inovatif dunia.
Salah satu ide yang dibuatnya adalah Smart Highway, di
mana jalan umum yang dirancang dengan memberi garis tepi
di kanan kirinya, dengan menggunakan cat khusus yang mampu
menyala di malam hari, sehingga memudahkan pengguna jalan
melihat arah jalan disaat gelap gulita. Smart Highway merupakan
alternatif penerangan jalan yang sangat murah, dan hemat
energi. Dalam mewujudkan idenya ini Daan Roosegaarde bekerja
sama dengan perusahaan pengembang, Heijmans.
Ide ini terinspirasi dari Jelly Fish atau gurita yang mampu
menyala di dalam air meski tanpa listrik atau tanpa panel surya,
istilahnya glowing in the dark atau bersinar dalam gelap. Dengan
Ide ini terinspirasi dari Jelly Fish atau gurita yang mampu menyala di dalam air meski tanpa listrik atau
tanpa panel surya,
Smart Highway, Inovasi CerdasUntuk Keselamatan Para Pengendara
Monitoring glowing lines pada smart highway Sumber: smarthighway.net
SINERGI / Edisi 01- Januari 2016
53
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
Sumber: smarthighway.net
demikian bagi pengguna jalan, terutama di
jalan-jalan yang jauh dari energi listrik, dapat
mengendarai lebih mudah dengan melihat
cahaya yang bersinar dari garis tepi jalan
tersebut.
Kini fokus inovasi Roosegaarde bersama
perusahaan pengembang Heijmans adalah
mengembangkan konsep jalan cerdas ini
dalam skala besar dengan desain jalan
seperti ‘Glow-in-the-dark Lining’, ‘Dynamic
Paint’, and ‘Interactive Light’. Dengan konsep
tersebut, Roosegaarde berkeinginan untuk
membuat jalan yang berkesinambungan
dan interaktif melalui sarana pencahayaan,
hemat energi, dan rambu lalu lintas yang
terkoneksi dengan situasi jalan. Berikut
adalah beberapa inovasi dan desain yang
ditawarkan keduanya dalam pengembangan
Smart Highway di Belanda:
1. Glow In The Dark Lining
Konsep Glow In The Dark Lining adalah
menyerap energi matahari di siang hari
dan bersinar dalam gelap pada malam
hari. Lapisan Glow The Dark Lining akan
memancarkan cahaya selama 10 jam pada
malam hari. Konsep ini merupakan sebuah
alternatif yang aman dan berkelanjutan
untuk pencahayaan konvensional untuk jalan
gelap.
2. Dynamic Paint
Konsep Dynamic Paint diterapkan untuk
mendeteksi temperatur jalan pada saat
musim dingin. Dynamic Paint akan menyala
ketika temperatur jalan di bawah suhu
tertentu dan akan menjadi transparan lagi
ketika jalan tersebut sudah dirasa aman dan
tidak licin pada saat musim dingin, Kondisi ini
tergantung pada suhu jalan pada saat itu.
Dynamic Paint memperingatkan pengemudi
ketika jalan tersebut licin pada musim dingin
sehingga pengemudi dapat lebih berhati-hati
melewati jalan tersebut.
3. Interactive Light
Konsep Interactive Light dikendalikan oleh
sensor yang hanya menyala ketika kendaraan
mendekati lampu tersebut. Konsep ini
adalah alternatif yang berkelanjutan dan
hemat biaya untuk pencahayaan yang
terus menerus. Interactive Light juga dapat
memberikan pengingat kecepatan pada
pengemudi.
Hingga saat ini, konsep ini hanya ada di
Belanda, dan belum ada di Indonesia. Bila
inovasi ini diterapkan ditanah air, maka dapat
mencegah terjadinya kecelakaan di jalan
raya. Naufal
Teknologi
SINERGI / Edisi 01- Januari 2016
Sumber: smarthighway.net
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
54
Pemerintah menargetkan kunjungan wisatawan mencapai 10 juta orang dalam lima tahun, yakni mulai tahun 2015 hingga 2019 mendatang. Untuk mencapai target tersebut Pemerin-tah menetapkan 10 titik wisata paling potensial dan diprioritaskan pengembangannya. Ke-sepuluh destinasi wisata ini merupakan bagian dari program Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN). Salah satu daerah yang ditetapkan menjadi KSPN adalah kawasan Manda-lika, Kute, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Mandalika,Kawasan wisatayang mempesona
Pantai Seger Mandalika Sumber: lombokindonesia.tumblr.com
55
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
Kawasan wisata yang masuk dalam
program KSPN merupakan kawasan yang
memiliki fungsi utama pariwisata atau
memiliki potensi untuk pengembangan
pariwisata nasional dan mempunyai
pengaruh penting dalam beberapa aspek,
diantaranya pertumbuhan ekonomi,
pemberdayaan sumber daya alam, sosial
dan budaya. Penetapan suatu wilayah
menjadi KSPN melalui suatu proses yang
panjang dengan berbagai masukan dan
kajian.
Mandalika telah resmi menjadi kawasan
wisata terpadu di Lombok setelah
diresmikan oleh Presiden RI ke-6 Susilo
Bambang Yudhoyono pada tahun 2011. Pada
era kepemimpinan Presiden Joko Widodo,
pemerintah berencana mengucurkan dana
sebesar Rp 1,8 triliun lebih dari APBN. Dana
itu untuk pembangunan infrastruktur di
kawasan itu. Rencana tersebut disampaikan
Presiden saat melakukan kunjungan ke
Lombok beberapa waktu lalu.
Untuk mendukung pengem-
bangan kawasan, harus
diiringi dengan pembangunan
infrastruktur. Sehubungan
dengan hal itu, Mandalika dijadikan
sebagai daerah yang menjadi
bagian dari program 35 Wilayah
Pengembangan Strategis (WPS),
yakni WPS Tanjung-Mataram-
M a n d a l i k a . Ke m e n t e r i a n
Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (PUPR) melalui Badan
Pengembangan Infrastruktur
Wilayah (BPIW) menggulirkan
program tersebut dengan tujuan
agar pembangunan dilakukan
dengan pendekatan wilayah
melalui berbagai sektor. Salah
satunya dari sektor pariwisata.
Dalam program WPS Tanjung-
Mataram-Mandalika khususnya Mandalika,
Kementer ian PUPR merencanakan
beberapa pembangunan, sepert i :
pembangunan jalan tol bandara-Mandalika,
dan Penataan kawasan Mandalika dan
sekitarnya.
Keindahan Pesisir Selatan
Lombok
Kawasan Mandalika
memiliki posisi yang
strategis dan mudah
d i j a n g k a u d e n g a n
menggunakan berbagai
sarana transportasi. Untuk
menuju Pantai Mandalika
dapat menggunakan bus
melalui Kota Mataram.
Lama perjalanan sekitar 1,5 jam. Namun
bila menggunakan kendaraan melalui
Bandara Internasional Lombok (BIL) hanya
dibutuhkan waktu sekitar 20 menit saja.
Berbagai penginapan kini sudah tersedia
di sekitar kawasan Mandalika. Dalam
perjalanan menuju Mandalika, anda akan
melewati Desa Sade. Penduduk di desa ini
merupakan Suku Sasak, penduduk asli Pulau
Lombok. Di desa itu, anda dapat singgah
sebentar untuk melihat proses pembuatan
kain tenun khas Suku
Sasak dan dapat dibeli
sebagai cinderamata.
Kawasan Mandalika
memiliki 7 pantai yang
sudah menjadi primadona
para wisatawan yaitu
pantai Kuta, Tanjung Aan,
Seger, Mawun, Semeti,
Mawi, dan Selong Belanak.
Ketujuh pantai ini berada
dalam satu garis pantai,
sehingga terletak bersebelahan satu dengan
yang lainnya. Salah satu keunggulan pantai
di kawasan ini yakni memiliki air yang jernih
dengan ombak yang tenang.
Pada saat air laut surut, akan mudah sekali
menemukan biota laut, seperti ganggang,
Jalan-jalan
Kawasan Mandalika memiliki posisi
yang strategis dan mudah dijangkau
dengan meng-gunakan berbagai sarana transportasi
Sumber: lombokindonesia.tumblr.com
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
56
bintang laut dan teripang. Keunggulan lain
dari Pantai Mandalika adalah memiliki pasir
putih dengan tekstur seperti butiran merica.
Kawasan pantai ini juga dikelilingi perbukitan
yang hijau.
Tumpukan karang
yang menjorok ke
laut menambah
indahnya kawasan
tersebut. Lokasi ini
cocok digunakan
oleh penyuka
fotografi. Beberapa
spot sangat
menarik, misalnya bukit yang ditumbuhi
sebatang pohon dengan ranting-ranting
menjuntai yang keluar dari tumpukan
karang.
Sepanjang pantai tumbuh pohon-pohon
yang rindang untuk berteduh dan juga
dilengkapi beberapa berugaq (istilah dalam
bahasa Sasak untuk menyebut gazebo), yang
dapat digunakan untuk beristirahat. Di pantai
ini juga dilengkapi dengan mushola dan
toilet umum. Keberadaan Pantai Mandalika
didukung oleh keberadaan area parkir yang
luas dan deretan pedagang
yang menjual minuman dan
makanan ringan.
Menikmati indahnya pantai
di kawasan Mandalika dari
atas bukit adalah momen
paling menarik yang patut
anda dapatkan. Bahkan dari
puncak bukit ini, anda dapat
melihat gugusan terumbu
karang yang berdiri tegar meski dihempas
aliran ombak laut. Berada di puncak
bukit, anda dapat menyaksikan kedua sisi
pantai yang sama-sama menyuguhkan
pemandangan yang mempesona. Suasana
perdesaan sangat kentara ketika para
gembala menggiring kerbaunya untuk
memakan rumput hijau di bukit tersebut.
Mata kita pun dimanjakan suasana yang
indah ketika ombak kecil terlihat sesekali
menyapu pantai yang putih bersih.
Keindahan alam Mandalika, benar-benar
membuai. Tidak hanya bagi wisatawan,
tetapi juga para konglomerat negeri ini, yang
sangat tertarik dan serius untuk berinvestasi
dan mengembangkan kawasan tersebut.
Selain Mandalika, Lombok juga memiliki
kekayaan seni dan budaya lokal yang terus
dilestarikan. Salah satunya Upacara Rebo
Bontong. Upacara ini dimaksudkan untuk
menolak bencana dan penyakit. Kegiatan ini
dilaksanakan satu tahun sekali tepat pada
hari Rabu minggu terakhir bulan Safar.
Menurut kepercayaan masyarakat Sasak
pada hari Rebo Bontong merupakan puncak
terjadi bencana. Upacara Rebo Bontong
ini masih dilaksanakan oleh masyarakat di
Kecamatan Pringgabaya.
Legenda dibalik keindahan Mandalika
Dalam legenda Suku Sasak, Mandalika
berasal dari nama seorang putri kerajaan
kuno Tanjung Bitu yang diperintah oleh
Raja Tonang Beru dan didampingi Ratu
Seranting. Putri mereka, Putri Mandalika
tumbuh menjadi putri yang cantik, dan
banyak pangeran yang terpikat dengan
kecantikannya dan ingin menikahinya. Sang
putri punya sifat yang sensitif, sehingga
ia tidak ingin ada pangeran yang tersakiti
hatinya, sehingga ia tidak pernah menolak
kehadiran setiap pangeran yang ingin datang
melamar. Keributan sesama pangeran pun
tak terhindarkan. Mereka pun tak segan-
segan untuk menyerang satu sama lain
untuk mendapatkan cinta Putri Mandalika.
Putri Mandalika yang lembut dan baik hati
tidak ingin terjadi konflik yang berujung pada
pertempuran. Ia pun memutuskan untuk
mengorbankan diri agar tidak terjadi konflik
dan kesedihan diantara rakyatnya, terutama
saat beberapa pangeran bersaing secara
Jalan-jalan
Menikmati indahnya pantai di kawasan
Mandalika dari atas bukit adalah momen
paling menarik
Pantai Mandalika tampak dari udara Sumber: haripersnasional.com
57
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
tidak sehat untuk mendapatkan cintanya.
Putri Mandalika memutuskan menceburkan
diri ke laut pada tanggal 20 di bulan ke-10
(kalender Sasak). Rakyat Tanjung Bitu yang
menyayangi Mandalika berusaha mencarinya
di lokasi jatuhnya sang putri.
Namun Mandalika tak pernah ditemukan
dan hanya menemukan cacing laut yang
disebut Nyale. Rakyat Tanjung Bitu percaya
bahwa Mandalika berubah menjadi Nyale.
Legenda inilah yang kemudian diperingati
setiap tanggal 20 bulan kesepuluh di tahun
Sasak (atau sekitar Februari) dengan
menggelar festival Bau Nyale atau mencari
Nyale. Pada festival ini, masyarakat lokal
dan para wisatawan mencari cacing Nyale
untuk dikumpulkan dan dimasak untuk
dimakan bersama. Pada festival ini juga
diadakan serangkaian pentas seni tradisional
diantaranya betandak atau berbalas pantun,
bejambik atau pemberian cinderamata
kepada kekasih, belancaran atau pesiar
dengan perahu, dan pementasan drama
kolosal Putri Mandalika. Andina
Jalan-jalan
Pantai Seger Mandalika Sumber: len-diary.blogspot.co.id
Rakyat Tanjung Bitu percaya bahwa Mandalika berubah men-jadi Nyale. Legenda inilah yang
kemudian diperingati setiap tanggal 20 bulan kesepuluh di tahun Sasak (sekitar Februari) dengan menggelar festival Bau
Nyale atau mencari Nyale
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
58potret
Tahun 2016 sebagai tahun percepatan kerja, Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyelenggarakan “Penandatan-
ganan Kontrak Kegiatan Tahun Anggaran 2016”. Acara penandatangan
kontrak tersebut dilakukan di 5 lokasi secara bersamaan yaitu Medan,
Banjarmasin, Surabaya, Manado dan Jayapura melalui video conference di
Ruang Pendopo Kementerian PUPR, Jakarta, awal Januari lalu.
Pada masing-masing lokasi akan ditandatangani sebanyak 10 paket yang
terdiri dari paket kontraktual baik pekerjaan fisik maupun jasa konsultansi di bidang jalan dan jembatan, sumber daya
air, infrastruktur permukiman dan penyediaan perumahan.
Disamping menyaksikan penandatanganan kontrak, Presiden RI, Jokowi dan Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono juga
melakukan video conference dengan pelaksana kegiatan pembangunan Jalan Tol Pejagan-Pemalang, Jawa Tengah dan
pembangunan Jembatan Pulau Balang, Kalimantan Timur untuk mengetahui perkembangunan kedua proyek strategis
tersebut
Penandatanganan KontrakKegiatan Tahun Anggaran 2016
Potret
Disamping menyaksikan penandatanganan
kontrak, Presiden RI, Jokowi dan Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono juga
melakukan video conference dengan pelaksana kegiatan
pembangunan Jalan Tol Pejagan-Pemalang
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
60 Info Produk BPIW
Proses Penyusunan Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur PUPR
61
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
T i p s
Seringkali orang memikirkan
resolusi tahun baru, namun terkadang
melupakannya. Lalu, apa yang harus kita
lakukan, sehingga kita konsisten dalam
mengubah hidup kita menjadi lebih baik?.
Berikut tips yang yang bisa membantu anda
memantapkan resolusi atau perubahan
yang anda inginkan :
1. Pastikan bahwa anda ingin berubah
Bicaralah pada diri anda, dan ucapkan
“terima kasih”, dan cobalah untuk
memahami bahwa diri anda itu bermanfaat
bagi hidup anda. Pastikan, keinginan anda
untuk berubah lebih baik.
2. Buatlah resolusi yang sederhana
Jika anda memiliki beberapa resolusi besar,
maka buatlah sebuah rencana sederhana
untuk menyelesaikan resolusi tersebut
secara bertahap.
3. Bagilah resolusi ke dalam langkah-
langkah sederhana dan tidak menggangu
rutinitas Anda
Resolusi sama dengan permainan dart
board, bergerak sedikit saja, bisa meleset.
Perubahan yang kecil dan konsisten dapat
menghasilkan perubahan jangka panjang.
4. Beri penghargaan yang bermanfaat
bagi diri anda ketika anda dapat menepati
resolusi
Jika anda mencapai resolusi yang anda
inginkan, maka lakukan sesuatu yang
dapat memotivasi anda. Misalnya dengan
melakukan liburan yang bermanfaat dan
yang memberi pelajaran berharga bagi
hidup anda.
5. Temukan alasan mengapa anda ingin
berubah dan mengadopsi resolusi baru
Anda.
Temukan alasan yang menghentikan anda
untuk berubah. Kemudian buat strategi
untuk menyingkirkan hal tersebut.
6. Pikirkan alasan mengapa kita belum
merubah diri di masa lalu
Kurangi hal-hal yang memicu kebiasaan
lama anda pada minggu-minggu awal sejak
anda menentukan resolusi. Ciptakan sebuah
lingkungan yang akan membantu perubahan
dalam diri anda secara terus menerus.
7. Melatih resolusi baru setiap hari, maka
resolusi itu akan menjadi kebiasaan
Jika anda melatih dan menerapkan resolusi
ini selama tiga bulan, resolusi tersebut
dapat menjadi kebiasaan seumur hidup
anda. Kebiasaan baru akan menjadi bagian
dari hidup anda.
Ingatlah!, meski manusia bukan makhluk
yang sempurna, namun setiap manusia
pasti ingin memiliki kehidupan yang
lebih baik. Jadi, lakukanlah yang terbaik
semampu yang anda bisa lakukan. Andina
(Sumber: www.akuinginsukses.com)
7 Tips Memantapkan ResolusiHidup Anda
SINERGI / Edisi 01 - Januari 2016
62
Baru Terpilih Jadi Gubernur, Langsung Bekerja Untuk
Masyarakat Jambi
Tokoh
Gubernur Jambi yang baru saja terpilih, Zumi Zola menilai, banyak sekali pem-bangunan infrastruktur yang dibutuh-kan masyarakat Jambi yang memerlukan perhatian dari pemerintah pusat. Kepala daerah yang masih berusia muda ini ber-harap silaturahmi yang dilakukan dengan Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dapat segera ditindak lanjuti. “Alhamdulillah kita bisa bertukar infor-masi dan mensinergikan antara program pemerintah pusat dengan visi misi kami untuk Jambi lima tahun ke depan,” ujarnya saat dibincangi Sinergi usai pertemuan dengan Kepala BPIW Hermanto Dardak beserja jajarannya, awal Januari lalu. Salah satu prioritas pembangunan yang diharapkannya mendapat perhatian dari pemerintah pusat adalah terkait masalah pelabuhan. Zumi menargetkan Jambi memiliki pelabuhan yang besar di Ujung Jabung yang berada di Kabupaten Tanjung Jabung Timur. “Dengan dibangunnya pelabuhan, dapat memperkuat ekonomi di Jambi mengingat adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN atau MEA. Kita butuh pelabuhan yang lebih refresentatif dar-ipada yang ada saat ini, yaitu di Muara Sabak,” ucap suami Sherrin Tharia ini. Tidak hanya itu, masalah infra-struktur berupa jalan menjadi perhatiannya. Saat ini Zumi beserta jajarannya sedang mencarikan opsi untuk memperpendek waktu tempuh perjalanan teru-tama di sekitar Gunung Kerinci. Dengan mem-perpendek waktu tempuh tersebut d a p a t m e m p e r -cepat evakuasi bila terjadi bencana. “ P e m b a n g u n a n
infrastruktur memegang peranan penting. Kita harapkan jalan provinsi bisa jadi jalan nasional sehingga APBD provinsi bisa digu-nakan untuk yang lain,” tutur pria yang dulu dikenal sebagai artis sinetron tersebut. Dengan dukungan dari BPIW, ia berharap Jambi dapat bersaing dengan provinsi tet-angga, seperti Provinsi Sumatera Selatan, Riau, maupun Sumatera Barat. Menduduki jabatan sebagai gubernur menjadi tantangan tersendiri bagi Zumi yang sebelumnya menjabat sebagai Bupati Tanjung Jabung Timur. Pria kela-hiran Jakarta 31 Maret 1980 ini tadinya hanya mengurusi satu kabupaten saja, maka sebagai gubernur ia harus memper-hatikan laju pembangunan di 11 kabupaten d a n kota.
Dengan kondisi t e r s e b u t tentu bukan h a l y a n g m u d a h , mengingat anak mantan G u b e r n u r
Jambi Zulkifli N u r d i n i t u
harus berkoor-dinasi dengan
Bupati maupun Wali Kota di masing-mas-ing daerah di Provinsi Jambi. Untuk men-gatasi hal tersebut bagi Zumi, tak ada pilihan lain selain memupuk kekompakan dengan Bupati maupun Wali Kota setem-pat. Dengan mendapat dukungan dari para pemimpin wilayah tersebut bagi Zumi menjadi kunci mempercepat pembangu-nan di daerahnya. “Tapi saya pikir setiap posisi pasti punya tantangan yang berbeda, tapi ada kes-amaannya, yakni bagaimana melay-ani masyarakat dengan sebaik-baiknya. Tentunya setiap kabupaten maupun kota punya permasalahan masing-masing, mungkin tantangannya disitu. InsyaAllah kalau didukung para Bupati dan Wali Kota pembangunan Jambi bisa jadi satu tujuan. Jangan tidak kompak. Harus kompak,” tegasnya. Tidak hanya menjalin kekompakan dengan Bupati dan Wali Kota, baginya kekom-pakan dengan pemerintah pusat terutama dengan Kementerian PUPR juga harus ter-jalin. Dengan bersinergi dengan pemerin-tah pusat, ia berharap pembangunan dae-rahnya dapat terus tumbuh dan berkem-bang secara merata. Jabatan yang tinggi membawa konsekue-nsi yang tidak ringan. Waktu, tenaga, dan pikiran harus diberikan secara maksimal. Kondisi tersebut sangat disadari Zumi. Namun bagi Zumi hal itu tidak menjadi
masalah, karena ia berusaha menik-mati setiap pekerjaan yang dibe-bankan kepadanya. Terlebih lagi bila apa yang dilakukannya dapat berarti bagi masyarakat terutama masyara-kat di Provinsi Jambi. “Lebih capek, itu konsekuensinya. Tapi selama kita menikmati pekerjaan yang kita lakukan tidak ada masalah,” tutupnya dengan senyum. Hendra Djamal
Zumi Zola
KUNJUNGI INFO BPIW DI WEBSITE & AKUN KAMI:
BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAyAH (BPIW) KEMENTERIAN PUPR
@informasiBPIW
Layanan Informasi BPIW
www.bpiw.pu.go.id
BADAN PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR WILAyAH (BPIW) KEMENTERIAN PUPR
SUKSESKANPELAKSANAAN
PRA KONSULTASI REGIONAL(PRA-KONREG)FEBRUARI 2016
& KONSULTASI REGIONAL(KONREG)
MARET 2016
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .