kementerian perhubungan
DESCRIPTION
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. KEBIJAKAN RENCANA AKSI NASIONAL/DAERAH PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA SEKTOR TRANSPORTASI. Disampaikan pada acara sosialisasi Rencana Aksi Daerah Penurunan emisi Gas Rumah Kaca Imam Hambali. Pusat Kajian Kemitraan dan Pelayanan Jasa Transportasi - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN
KEBIJAKAN RENCANA AKSI NASIONAL/DAERAH PENURUNAN EMISI
GAS RUMAH KACA SEKTOR TRANSPORTASI
Disampaikan pada acara sosialisasi Rencana Aksi Daerah Penurunan emisi Gas Rumah Kaca Imam Hambali
Pusat Kajian Kemitraan dan Pelayanan Jasa TransportasiKEMENTERIAN PERHUBUNGAN
Surabaya, Februari 2014
•LATAR BELAKANG
3
Beberapa Trendi Wilayah Perkotaan Saat Ini
Beberapa Dampak• Polusi udara dan suara yang
semakin parah (lebih dari 2 juta org meninggal/tahun)
• Keselamatan jalan yang buruk dan terus menurun kualitasnya (lebih dari 1 juta org meninggal/tahun)
• Kemacetan yang semakin parah• Kondisi operasi angkutan umum
yang memburuk• Pejalan kaki dan pesepeda terus
terpinggirkan oleh kendaraan pribadi
> Kota yang kurang layak huni
Kecenderungan• Kepemilikan dan penggunaan
kendaraan tumbuh pesat • Penurunan pangsa
penggunaan angkutan umum, pejalan kaki dan pesepeda.
• Penurunan kualitas pusat kota; pemekaran kota yang pesat menjadi penyebaran tak-terkendali berbasis mobil
4
PERMASALAHAN TRANSPORTASI SAAT INIKOTA RASIO JALAN RATA- RATA
KECEPATAN(km/h)
VCR
JABODETABEK 1.92% 19 0.84DKI Jakarta 5.42% 10-20 0.85Bogor 0.54% 15.32 0.86Tangerang 1.21%
22 0.82Bekasi 0.72%
21.86 0.83Depok 2.62%
21.4 0.83Surabaya 9.47% 21 0.83
Bandung 14.63% 14.3 0.85
Medan 11.24% 23.4 0.76
Palembang 7.30% 28.54 0.61
Semarang 10.09% 27 0.72
Makasar 10.04% 24.06 0.73
Contoh di DKI Jakarta: Daya Dukung Infrastruktur Jalan DKI Hanya Mampu Menampung 1,05 juta Mobil dari 1,55 juta yang Kini Terdaftar
201020022000
0 % -1 %-3 %
28%52%
55%
% PERTAHUN
MODAL SHARE %) Do
Nothing
Stabilisasi
Reformasi
PERAN ANGKUTAN UMUM (%)Contoh: DKI Jakarta
FENOMENA SEPEDA MOTOR
1. Kondisi angkutan umum dan infrastruktur yang kurang memadai, membuat orang cenderung memilih sepeda motor
2. Sepeda motor merupakan gap filler atau pengisi celah kebutuhan transportasi yang tidak bisa dilayani moda lain
3. Pertumbuhan sepeda motor di Jakarta mencapai 11% dengan total jumlah perjalanan 17 juta perjalanan perhari, sementara pertumbuhan ruas jalan hanya 1% pertahun, sehingga menimbulkan kemacetan dan kesemrawutan. Tentunya akibat perilaku pengguna sepeda motor dapat mengancam keselamatan user.
7
KONDISI TRANSPORTASI PERKOTAAN SAAT INI
2. Belum memadainya kualitas pelayanan angkutan umum (public transport).
1. Tingginya tingkat penggunaan kendaraan pribadi mengakibatkan penggunaan ruang jalan tidak efektif & efisien sehingga mengakibatkan kemacetan lalu lintas (traffic congestion).
8
KONDISI TRANSPORTASI PERKOTAAN SAAT INI
3. Peningkatan pencemaran udara sebagai akibat meluasnya kemacetan lalu lintas (environment).
9
KERUSAKAN LINGKUNGAN
Source: Ministry of Environment, 2008
11
•KEBIJAKAN SEKTOR TRANSPORTASI
VISI INDONESIA 2025“INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL,
DAN MAKMUR
•Mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan sederajat dengan bangsa lain dengan mengandalkan pada kemampuan dan kekuatan sendiriMANDIRI
•Diukur dari kualitas SDM, tingkat kemakmuran, dan kemantapan sistem dan kelembagaan politik dan hukumMAJU
•Tidak ada diskriminasi dalam bentuk apapun baik antar individu, gender, maupun wilayahADIL
•Diukur dari tingkat pemenuhan seluruh kebutuhan hidupMAKMUR
Arah Pembangunan Daya Saing BangsaSarana dan Prasarana Yang Memadai dan Maju
1. Peran pemerintah difokuskan pada perumusan kebijakan dimana peran swasta semakin ditingkatkan terutama untuk sarana dan prasarana yang sudah layak secara komersil
2. Pembangunan sarana dan prasarana sumber daya air untuk mewujudkan fungsi air sebagai sumber daya sosial dan sumber daya ekonomi yang seimbang
3. Pembangunan transportasi dilaksanakan dengan pendekatan pengembangan wilayah untuk mendukung kegiatan ekonomi, membentuk dan memperkukuh kesatuan nasional dan memantapkan pertahanan dan keamanan
4. Pembangunan pos dan telematika untuk mendorongterciptanya masyarakat berbasis informasi
5. Pembangunan sarana dan prasarana energi dan ketenagalistrikan adalah untuk meningkatkan akses dan pelayanan konsumen terhadap energi
6. Memenuhi kebutuhan hunian dan mewujudkan kota tanpa pemukiman kumuh
7. Pembangunan dan penyediaan air minum dan sanitasi diarahkan untuk mewujudkan terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat dan kebutuhan sektor lain
ARAHAN RPJPN 2005-2025
Arah kebijakan utama dari pengembangan transportasi perkotaan yang secara garis besar dapat dikelompokkan dalam aspek peningkatan pelayanan angkutan umum, optimalisasi angkutan rel, pengendalian lalu lintas, dan transportasi berwawasan lingkungan.
Peningkatan Penyelenggaraan Pelayanan Angkutan Umum
Pengendalian Lalu Lintas
Pengembangan Transportasi Berwawasan Lingkungan
13
ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN TRANSPORTASI PERKOTAAN
TRANSPORTASI YANG BERKELANJUTAN (SUSTAINABLE TRANSPORT)
TRANSPORTASI YANG
BERKELANJUTAN
(SUSTAINABLE TRANSPORT)
KETERSEDIAAN INFRASTRUKTUR SARANA DAN
PRASARANA
KESINAMBUNGAN PELAYANAN
JASA TRANSPORTASI
TRANSPORTASI YANG RAMAH LINGKUNGAN DAN HEMAT
ENERGI
SUSTAINABLE URBAN TRANSPORTATION
Sustainability on social, economic, and environmental. There is a need for safe, clean, and energy-efficient transport in order to achieve green growth and energy security.
3 PILAR SUSTAINABILITY
16
KOMPREHENSIF STRATEGI: A S I
AVOID tripsREDUCE km SHIFT modes Fuel quality CNG/
Car technology
AVOIDSHIFT/
Public Transp. Priority
IMPROVE
17
18Sumber: Müller, P., Schleicher-Jester, F., Schmidt, M.-P. & Topp, H.H. (1992): Konzepte flächenhafter Verkehrsberuhigung in 16 Städten”, Grüne Reihe des Fachgebiets Verkehrswesen der Universität Kaiserslautern No. 24.
Kebijakan Efek Dorong (PUSH):Manajemen Parkir pd Area Tertentu, Pembatasan Ruang Parkir pd Wilayah dgn Sistem Zona, Zona Pembatasan Mobil Pribadi, Pelarangan Mobil Pribadi atau Waktu Tertentu, Pajak penggunaan jalan (road pricing)
Kebijakan dgn Efek Tarik (PULL)Memberikan prioritas untuk bus dan trem,
frekuensi pelayanan , penyediaan tempat henti yang nyaman dan mudah diakses oleh
penumpang, park n ride, bike n ride, jaringan jalur sepeda yg lebih luas, jalur pejalan kaki
yang menarik dan mudah diakses.
Kebijakan dgn Efek Dorong dan TarikRetribusi, Pembagian ruang jalan untuk menyediakan jalur sepeda, Jalur pejalan kaki, Jalur hijau, Jalur Bus, Retribusi Pembagian siklus waktu pada APILL untuk lebih memprioritaskan pada moda
angkutan umum dan kendaraan tidak bermotor, Pemasaran dan keterlibatan/partisipasi masyarakat, Penegakan dan penindakan hukum
Pendekatan Dorong (Push) dan Tarik (Pull)
PERBANDINGAN PENGGUNAAN MOBIL PRIBADI, ANGKUTAN UMUM DAN PEJALAN KAKI
20
PERTIMBANGAN UNTUK MEMILIH MODA TRANSPORTASI YANG DAPAT MENGANGKUT PENUMPANG DENGAN JUMLAH YANG BANYAK
DI PERKOTAAN
21
Karakteristik Moda Kereta Api dibandingkan dengan Moda Transportasi Lain(KA dengan Kapal Udara, Laut dan Bus serta Taxi) Sumber : Japan Transport Economy Reseach Center
KonsumsiEnergi
Kcal/Penump.Km
Kcal/Ton.Km
Kendaraan
Taxi
Bus
Kereta Api
Kapal/Ferry
Kapal Udara
Emisi GasBuang (CO2)
c.g/Penump.Km
c.g./Ton.Km
580
1.295
247
100
295
394
Kendaraan
Taxi
Bus
Kereta Api
Kapal/Ferry
Kapal Udara
44,6
89,3
19,4
4,7
23,9
30,2
Truk
Kereta Api
Kapal Laut
Kapal Udara
616
114
120
5250
Truk
Kereta Api
Kapal Laut
Kapal Udara
48,3
5,9
9,7
402,4
Daya Angkut(Ton/Satu Kali)
Volume Barang(Juta Ton.Km/Buruh)
Volume Barang(Ton/Satu Kali)
Truk
Kereta Api
Kapal
0,264
2,225
3,712Truk
Kereta Api
Kapal
5 - 10
500 - 650
3000 - 5000 harboed.pkkpjt | 2012
PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (GRK)
1. GRK adalah jenis-jenis gas yang apabila terakumulasi di atmosfer akan mengakibatkan bumi semakin panas jadi efeknya seperti di dalam rumah kaca. Pemanasan atmosfer ini mengakibatkan iklim dan cuaca berubah (perubahan iklim).
2. Jumlah/emisinya harus diturunkan karena apabila dibiarkan akan terus mengakibatkan pencairan es di kutub (permukaan air laut naik) dan pemanasan bumi akan menganggu/mengubah siklus udara danair di dunia ini.
- Pemanfaatan Teknologi Lalu Lintas untuk Kelancaran Lalu Lintas di Jalan Nasional
(Inteligent Transport System)
- Penerapan Pengendalian Dampak Lalu-Lintas di Jalan Nasional (Traffic Impact Control/TIC)
- Penerapan Manajemen Parkir di Jalan Nasional
- Peningkatan Manajemen Lalu Lintas untuk KelancaranLalu Lintas
- Mendorong Pembinaan dan Pengembangan Sistem transit – Bus Rapid Transit (BRT)/ semi BRT
- Pembinaan Peningkatan Pelayanan Angkutan Umum
- Pembangunan budaya berkendara yang lebih baik
- Pembinaan Pengembangan Prasarana Kendaraan Tidak Bermotor dan Pejalan Kaki (Non Motorized Transport)
SUB SEKTOR : PERHUBUNGAN DARAT KEGIATAN INTI RAN PENURUNAN EMISI GRK (Perpres 61/2011)
23
RAN GRK Sub Sektor Transportasi
Penurunan emisi karbon dioksida, sulfur oksida dan nitrogen (Pemakaian Bahan Bakar di Kapal)
Modernisasi Kapal (KAPAL BARU) Pengembangan Ecoport (Green Port) Efisiensi manajemen operasional pelabuhan Peningkatan Pengawasan Lingkungan Laut Pelayanan Telekomunikasi Pelayaran (Pemberian
Informasi Cuaca) Rute lintasan pendek dan aman (Short Sea Shipping)
- Pembangunan Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta- Pembangunan Monorail Jakarta- Pembangunan Akses Jalur Kereta Api (KA)
Bandara Soekarno-Hatta- Pembangunan Jalur Ganda Lintas Utara Jawa- Pengembangan Jaringan dan Layanan
KA Perkotaan Bandung- Pengembangan Jaringan dan Layanan
KA Perkotaan Surabaya - Pembangunan KA Perkotaan Jabodetabek- Pembangunan Jalur KA Kawasan Sei Mangke
• Peremajaan Armada Angkutan Udara• Konservasi energi bahan bakar fosil dengan bahan bakar
terbarukan untuk pesawat udara• Penyempurnaan sistem dan prosedur pengoperasian serta
perawatan pesawat udara kategori transport untuk angkutan udara penumpang
• Pembuatan Prosedur Pelayanan Navigasi Continous Climb and Descent Operation (STAR-SID-RNAVI)
• Membuat dan mengimplementasikan jalur penerbagan langsung ( Direct Routes, RNAV5, RNP 10)
• Pembuatan Procedur RNP Approach ( RNP 0.3, RNP 0.1)• Pemanfatan Energi Baru dan Terbarukan• Penghijauan Lingkungan Bandar udara• Konservasi energy bahan bakar fosil dengan bahan bakar
terbarukan untuk GSE dan kendaraan di Bandar udara• Penggunaan lampu tipe Light Emitting Diode (LED) untuk
penerangan Bandar udara dan rambu navigasi penerbangan
RAN GRK Tranp Laut RAN GRK Tranp Udara
RAN GRK Perkeretaapian
Sumber : Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor : KP. 201 TAHUN 2013 Tentang Penetapan Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca Sektor Perhubungan (RAN-GRK Perhubungan) Dan Inventarisasi GRK Sektor Perhubungan Tahun 2010 Sampai Dengan Tahun 2020
PROGRAM AKSI PENURUNAN EMISI CO2SEKTOR TRANSPORTASI
Besar penurunan emisi CO2e sektor transportasi pada tahun 2013 yang dilakukan oleh Kemenhub mencapai 0,2769 Mega ton dengan rincian :1. Sub Sektor Perhubungan Darat sebesar 86.348 ton atau setara
dengan 0,086 MT2. Sub Sektor Perkeretaapian sebesar 190.551 ton atau setara
dengan 0,191 MT3. Sub Sektor Perhubungan Udara sebesar 2.056.084 ton atau
setara dengan 2,056 MT
25
Laporan PEP RAN GRK Kementerian Perhubungan
LATAR BELAKANG RAN dan RAD PENURUNAN EMISI GRK
27
KOMITMEN PRESIDEN MENURUNKAN EMISI
GRK 26% - 41% DI TAHUN 2020
RAN GRK DISUSUNSEJAK 2009
PERPRES NO. 61/2011TENTANG PENURUNAN
EMISI GRK
PEDOMAN RAD GRK- 3 BULAN
PENYUSUNAN RAD GRK
SELESAI 2012
KOMITMEN UNTUK HIDUP LEBIH RENDAH
EMISI TANPAMENGURANGI
PERTUMBUHAN
PENJABARANKOMITMEN KEPADA KEGIATAN KONKRIT SECARA NASIONALMELALUI 5 SEKTOR
UTAMA
PENJABARANKOMITMENT
PENURUNAN EMISI DI DAERAH
PENURUNAN EMISI SCRNASIONAL TERCAPAI
2009 2010-2011 2012
Landasan hukum penyusunan RAD-GRK
a. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1994 tentang Pengesahan United Nation Framework Convention on Climate Change.
b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN)
c. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah d. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup e. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Penguatan Peran Gubernur
Sebagai Wakil Pemerintah Pusat di Daerah f. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014 g. Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2011 tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan
Emisi Gas Rumah Kaca
28
SUBSTANSI RAD-GRK
29
3.Usulan Rencana
Aksi Mitigasi
Substansi RAD GRK
1. Sumber , Potensi danKarakteristik Emisi GRK
2.BAU BaselineEmisi GRK
4. Skala Prioritas
Usulan Aksi Mitigasi
5. Kelembagaandan Pendanaan
PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN RAD GRK
a) RAD-GRK merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Strategi Pembangunan Provinsi (dan juga Pemerintah Kabupaten/Kota) yang berkelanjutan dan disesuaikan dengan perkembangan kebijakan dan rencana strategis daerah
b) RAD-GRK tidak menghambat pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan dan tetap memprioritaskan kesejahteraan rakyat dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan
c) RAD-GRK merupakan rencana aksi yang terintegrasi antara satu bidang dengan bidang yang lainnya (cross sectoral issues) dengan memperhatikan seluruh aspek pembangunan berkelanjutan seperti daya dukung dan daya tampung lingkungan serta perencanaan tata ruang dan peruntukan penggunaan lahan
d) RAD-GRK merupakan komitmen dan kontribusi daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) terhadap komitmen Pemerintah Indonesia dalam menurunkan emisi GRK demi mencapai hidup lebih bersih, rendah emisi dan pembangunan berkelanjutan
e) RAD-GRK merupakan rencana aksi daerah dengan pendekatan baru dalam pembangunan yang lebih memperhatikan upaya-upaya penurunan emisi GRK.
30
RAD GRK SEKTOR TRANSPORTASI Propinsi Jawa Timur
31
Eco Driving BRT Peremajaan Angkutan Umum Manajemen Parkir ITS Pemasangan Converter Kit Non Motorized Transport Car Free Day Program Lainnya
Langkah Strategi Pembangunan Transportasi dalam Mendukung Pelaksanaan Pembangunan yang Berkelanjutan
Pembangunan sektor transportasi diarahkan agar dapat tumbuh sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan ekonominya secara efisien dan tepat guna
Pembangunan transportasi ke depan, dituntut perubahan paradigma dari pembangunan transportasi yang lebih inovatif, terintegrasi dengan pembangunan wilayah dan lintas sektor lainnya secara efisien dan efektif serta menerapkan prinsip prinsip pembangunan yang berkelanjutan, termasuk dalam merespon isu perubahan iklim
32
Harapan Tindak Lanjut dan Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
Arah kebijakan dan strategi Prioritas program pembangunan dan upaya
penanganan perubahan iklim Peningkatan kapasitas dan manajemen
pembangunan Perubahan Pola pikir dan budaya Koordinasi yang efektif Isu transport dan perubahan iklim
33
34
35
KEBUTUHAN RUANG UNTUKJALUR KENDARAAN BERMOTOR
36
37
KEBUTUHAN RUANG UNTUK PARKIR KENDARAAN BERMOTOR
38
BAGAIMANA MENGANGKUT JUMLAH PENUMPANG YANG BANYAK DI PERKOTAAN ?
39
BAGAIMANA MENGATASI KEMACETAN DAN MENGANGKUT PENUMPANG DALAM JUMLAH BANYAK ?
40