kementerian perhubungan direktorat...

6
KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT GEDUNG KARYA LANTAI 12 S.D 17 JL. MEDAN MERDEKA BARAT NO 8 JAKARTA- 1O,I10 TEL. : 3811308, 3505006, 3813269, 3447017 3842440 Pst. : 4213, 4227, 4209,4135 TLX. : 3844492,3458540 FM. : 3811786,3845430, 3507576 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT NoMoR : NV. ror I i p/ Vtrit-ti TENTANG PEMBERLAKUAN STANDART OPERASIONAL PROSEDUR vEssEr TRAFFTC SERy/CE (Vrq TANJUNG pRtOK DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT. Menimbang : a. bahwa sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 26 Tahun 2011 tentang Telekomunikasi Pelayaran, diatur ketentuan mengenai Vesse/ Traffic Servrbe (VTS); bahwa dalam rangka mewujudkan keselamatan, keamanan, dan efisiensi serta perlindungan lingkungan maritim pada lalu lintas laut diwilayah kerja Vesse/ Traffic Service (VTS) Tanjung Priok diperlukan Standart Operasional Prosedur sebagai pedoman pemberlakuannya; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Laut tentang Pemberlakuan Standart Operasional Prosedur Vesse/ Traffic Servrbe Nrq Tanjung Priok; Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4849); Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2002 tentang Perkapalan (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2002 Nomor 95, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4227); Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2010 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negai'a Republik lndonesia Nomor 5070); Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 5093); Mengingat : 1. /5. Keputusan...... 4. 1fi{sdaati,?ertuuan ,ftdagarur, fuad rr,{srfuAury ter4otan#,TtedanUan furlagaz,,

Upload: buikiet

Post on 05-Apr-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KEMENTERIAN PERHUBUNGANDIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

GEDUNG KARYA LANTAI 12 S.D 17

JL. MEDAN MERDEKA BARAT NO 8

JAKARTA- 1O,I10

TEL. : 3811308, 3505006, 3813269, 34470173842440

Pst. : 4213, 4227, 4209,4135

TLX. : 3844492,3458540

FM. : 3811786,3845430, 3507576

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

NoMoR : NV. ror I i p/ Vtrit-tiTENTANG

PEMBERLAKUAN STANDART OPERASIONAL PROSEDURvEssEr TRAFFTC SERy/CE (Vrq TANJUNG pRtOK

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT.

Menimbang : a. bahwa sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 26Tahun 2011 tentang Telekomunikasi Pelayaran, diaturketentuan mengenai Vesse/ Traffic Servrbe (VTS);

bahwa dalam rangka mewujudkan keselamatan, keamanan,dan efisiensi serta perlindungan lingkungan maritim pada lalulintas laut diwilayah kerja Vesse/ Traffic Service (VTS) TanjungPriok diperlukan Standart Operasional Prosedur sebagaipedoman pemberlakuannya;

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksudpada huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan Keputusan DirekturJenderal Perhubungan Laut tentang Pemberlakuan StandartOperasional Prosedur Vesse/ Traffic Servrbe Nrq TanjungPriok;

Undang - Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 64,Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor4849);

Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2002 tentangPerkapalan (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun2002 Nomor 95, Tambahan Lembaran Negara Republiklndonesia Nomor 4227);

Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentangKepelabuhanan (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun2010 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negai'a Republiklndonesia Nomor 5070);

Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentangKenavigasian (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun2010 Nomor 8, Tambahan Lembaran Negara Republiklndonesia Nomor 5093);

Mengingat : 1.

/5. Keputusan......

4.

1fi{sdaati,?ertuuan ,ftdagarur, fuad rr,{srfuAury ter4otan#,TtedanUan furlagaz,,

5. Keputusan Presiden Nomor 65 Tahun 1980 tentangPengesahan lnternasional Conventional for The Safety of Lifeat 5ea,1974;

6. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang OrganisasiKementer"ian Negara (Lembaran Negara Republik lndonesiaTahun 2015 Nomor 8);

7. Peraturan Presiden Nomor 40 Tahun 2015 tentangKementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republiklndonesia Tahun 2015 Nomor 75);

8. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 173JAL.4O1IPHB-84tentang berlakunya The IALA Maritime Bouyage System forRegion-A Dalam Tatanan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran dilndonesia;

9. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM.60 Tahun 2010tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perhubungansebagaimana telah diubah terakhir dengan PM 68 Tahun2013;

10. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 26 Tahun 2011tentang Telekomunikasi Pelayaran;

MEMUTUSKAN:MEnetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT

TENTANG PEMBERLAKUAN STANDART OPERASIONALPROSEDUR yESSET TRAFFTC SERyTCE (r7S) TANJUNGPRIOK.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasa! 1

Dalam Keputusan iniyang cjimaksud dengan:1. Standart Operasional Prosedur Vesse/ Traffic Seryrbe (VTS) Tanjung Priok adalah

panduan operasional bagi personilWS dalam melaksanakan tugas sesuaidenganinstruksi maupun arahan yang diterbitkan oleh perwakilan Direktorat JenderalPerhubungan Laut yang berwewenang,

2. Direktur Jenderaladalah Direktur Jenderal Perhubungan Laut.

BAB IIRUANG LINGKUP

Pasal 2

(1) Kategori Pelayaran di wilayah kerja Vessel Traffic Servrbe Ufq Tanjung Priokmeliputi:a. Pelayaran masuk menuju pelabuhan;b. Pelayaran keluar pelabuhan;c. Pelayaran melintas;d. Pelayaran lalu ialang didalam wilayah Vessel Traffic Serurbe (VTS).

/(2) Standart........

(2) Standart Operasional Prosedur Vesse/ Traffic Service (VTS) Tanjung Priok berlakuuntuk wilayah operasional meliputi :

a. 1 (satu) pelabuhan umum yaitu Pelabuhan Tanjung Priok;b. Wilayah Pantaiatau Coastal yang terdiri batas lokasiyaitu :

1) Batas barat adalah :

1.1) Garis bujur 106'35'T mulai dari pantai Pulau Jawa sampai PulauTidung di Kepulauan Seribu bagian selatan;

1.2) Garis pantai Kepulauan Seribu mulai dari pantai Pulau Tidung padabujur 106'35'T sampai Pulau Sepa koordinat (5"25'S ; 106"35'T);

2) Batas utara adalah garis lintang 5"25'5 mulai dari pantai Pulau Sepa(5'25'5 ; 106'35'T) di Kepulaua_n .Seribu sampai titik acuan koordinat(5'25'5; 107'10'T);

3) Batas timur adalah garis bujur 107"'10'T mulai dari Pantai Pulau Jawasampaititik acuan dengan koordinat (5'25'S ; 107"10'T);

4l Batas selatan adalah garis pantai Pulau Jawa dan batas area pelabuhan;

(3) Standart Operasional Prosedur Vesse/ Traffic Service (Vfq Tanjung Priok berlakuuntuk Kapalyang berlayar diwilayah operasionalTanjung Priok, sebagai berikut:a. Kapal-kapaldengan bobot 300 GT atau lebih;b. Kapal-kapal penumpang SOLAS;c. Kapal-kapal dengan panjang 30 meter atau lebih atau yang sedang menarik

atau mendorong dengan kombinasi panjang 30 meter atau lebih;d. Kapal-kapal segala ukuran yang sedang membawa kargo yang masuk dalam

salah satu kategori berikut ini :

1) Barang yang diklasifikasikan berbahaya pada aturan IMDG (lnternationalM ariti me D ange rou s Goods) ;

2) Bahan yang diklasifikasikan pada Bab 17 aturan IBC (lnternational Code forthe Construction and Equipment for Snip Carrying Dangerous Chemicals inBulk) dan Bab 19 aturan IGC (lnternational Code for the Construction andEquipmentfor Ship Carrying Liquefied Gasses in Bulk);

3) Minyak sesuaidefinisi pada MarpolAnnex l;4) Bahan beracun sesuaidefinisi pada MarpolAnnex ll;5) Bahan merusak sesuaidefinisi pada MarpolAnnex lll;6) Bahan radioaktif yang dinyatakan pada aturan pengangkutan yang aman

bagi/NF (lnadiated Nuclear Fuel); dane. Kapal-kapal segala ukuran yang sedang melaksanakan pelayaran dalam

kategori pelayaran operasi khusus.

(4) Standart Operasional Prosedur sebagaimana dimaksud dalam pasal 1,dilaksanakan sesuai dengan ketentuan sebagaimana tercantum dalam LampiranKeputusan ini dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan.

BAB IIIPENYELENGGARMN WS TANJUNG PRIOK

Pasal 3

Direktur Jenderal selaku Otoritas Nasional (National Competent Authority - /VCA)bertanggung jawab terhadap keselamatan dan efisiensi lalu lintas pelayaran, sertaperlindungan lingkungan laut di tingkat Nasional.

Pasal 4

Otoritas Nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 berwenang menetapkanDistrik Navigasi sebagai penanggungjawab suatu stasiun Vesse/ Traffic Service (WS)

/Pasal5.......

Pasal 5

(1) Stasiun Vesse/ Traffic Seryice (Vrq dikelola oleh personel yang terdiri dari atas 1

(satu) orang VTS Manager, 1 (satu) orang atau lebih WS Supervisor, dan 1 (satu)orang atau lebih WS Operator.

(2) Personel dalam suatu stasiun Vesse/ Traffic Service (VTS) wajib memenuhipersyaratan pendidikan, ketrampilan, dan kesehatan.

(3) VTS Manager ditunjuk oleh pemegang otoritas stasiun WS terkait dan wajibdiberikan pelatihan yang berkaitan dengan aspek-aspek VTS untuk dapatmenjalankan tanggung jawab dan tugas yangJ dibebankan.

(4) VTS Manager sebagaimana dimaksud pada ayat (1), mempunyaitanggung jawab:a. memastikan bahwa stasiun Vesse/ Traffic Seryrbe (VTS) yang dikelolanya

memiliki sumber daya yang cukup untuk memberikan layanan sebagaimanaditetapkan oleh pemegang otoritas nasional (N ational Competent Authorityl

b. mengembangkan kesempatan untuk meningkatkan layanan yang dapatdiberikan oleh stasiun WS yang dikelolanya.

(5) VTS Supervisor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas mempunyaitanggungjawab:a. Mengawasi kegiatan yang dilaksanakan di stasiun Vesse/ Traffic Servrbe (VTS)

yang berada di bawah tanggung jawabnya sesuai dengan jenis layanan telahditetapkan bagi stasiun dimaksud.

b. Mengawasi kelompok yang bertanggung jawab untuk melaksanakan layananVesse/ Traffic Seryice (VTS) demi memenuhi ketentuan pemegang otoritasstasiun dimaksud serta memenuhi kebutuhan kapal-kapal dan pengguna lainnya.

c. Memastikan terpenuhinya standart yang ditetapkan oleh pemegang otoritasstasiun dimaksud mengenai kontinuitas kualifikasi operator.

d. Memastikan berlangsungnya koordinasi yang terjadi antara stasiun dimaksud,layanan kerjasama lainnya (allied servrbes), maupun fasilitas serta layananpelabuhan lainnya.

(6) VTS operator sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di atas mempunyai tanggungjawab:a. Menyediakan informasi dan instruksi yang telah diserahkan otoritas padanya

kepada kapal-kapal (dan allied seruices) sesuai dengan jenis layanan yangditentukan pada stasiun Vesse/ Traffic Seryrbe (VTS) dimaksud serta(metakukan) memutuskan tindakan yang patut diambil sebagai respon terhadapdata lalu lintas pelayaran yang diterinra; dan

b. Melakukan komunikasi dengan kapal-kapal sebagaimana diperlukan di dalamwilayah kerja pada wilayah cakupan kerja stasiun Vesse/ Traffic Service (VTS)dimaksud.

Pasal 6

Penyelenggaraan stasiun Vesse/ Traffic Seryice Ufq yang dilaksanakan sebagaisatu-kesatuan secara nasional dalam jaringan yang dilaksanakan oleh pemegangotoritas nasional yang berwenang.

Pasal 7

(1) Stasiun Vesse/ Traffic Service ryfs) yang diselenggarakan dalam suatu wilayahcakupan WS yang terdiridari 'l (satu) pelabuhan, dan wilayah pantai I coastat.

(2) Stasiun Vesse/ Traffic Service Ufqwajib diberikan identitas secara khusus.

Pasal 8

(1) Pengoperasian Stasiun Vesse/ Traffic Service (VIS) dalam wilayah operasi WSdilaksanakan sepenuhnya oleh personal\l]S VanO ditunjuk di stasiun dimaksud;

(2)wilayah operasistasiun vesse/ Traffic seryrbe (ws) dapat dibagi ke dalambeberapa sektor wilayah sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (2);

(3) Kegiatan pengoperasian dalam penyelenggaraan stasiun Vesse/ Traffic Service(VIS) meliputi:a. Pemberian layanan informasi, layanan bantuan navigasi, dan/atau layanan

pengelolaan lalu lintas.b. Menjaga keselamatan dan efisiensi lalu lintas pelayaran serta perlindungan

lingkungan diwilayah operasi Vesse/ Traffic Seryrce (WS) terkait.c. Menjaga sumber daya, fasilitas, maupun instalasi yang berada dalam wilayah

operasiWS terkait.d. Menjaga kehandalan stasiun Vesse/ Traffic Seruice (WS)melalui petaksanaan

pengoperasian dan pemeliharaan sesuai ketentuan standart operasionalprosedur (Standard Operating Procedu re).

e. Mengambil langkah-langkah yang diperlukan atas nama Otoritas Nasional dalamhal teriadi aktivitas yang dapat membahayakan lalu lintas pelayaran dalamwilayah operasi WS terkait.

(4) Prosedur operasi pada stasiun vesse/ Traffic service fyrs) terbagi menjadi:a. prosedur intemal rutin;b. prosedur internal darurat;c. prosedur eksternal rutin; dand. prosedur eksternal darurat.

(5) Pemberlakuan partisipasi dari kapal-kapal yang terkena pemberlakuannya diwilayah operasi Vessel Traffic Seryice Ufq terkait dapat bersifat sukarela(v ol u nt a ry) mau pu n walib (m a n d atoryl.

(6) Penyelenggara stasiun Vesse/ Traffic Seryrbe (VTS) harus menyampaikan laporanoperasional stasiun dimaksud seera tertulis setiap bulan dan/atau ketika terjadikeadaan darurat kepada Direktur Jenderal.

Pasal 9

(1) Penyelenggara stasiun Vesse/ Traffic Seruice (VTS) wajib melakukan kegiatanpemeliharaan berupa perawatan dan perbaikan sesuai ketentuan standartoperasiona! prosedur.

(2) Perawatan stasiun Vesse/ Traffic Service (VIS) sebagaimana dimaksud pada ayat(1) meliputi:a. perawatan triwulan; danb. perawatan tahunan.

/(3) Perbaikan