kementerian keuangan republik indonesia … filelampiran keputusan kepala kantor kppbc tmp c sampit...

4
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KANTOR WILAYAH DJBC KALIMANTAN BAGIAN SELATAN KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN C SAMPIT KEPUTUSAN KEPALA KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN C SAMPIT TIPE MADYA PABEAN C SAMPIT NOMOR: KEP- S& /WBC.15/KPP.MP.02/2018 TENTANG KODE ETIK DAN PER1LAKU PELAKSANA LAYANAN DI LINGKUNGAN KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAL TIPE MADYA PABEAN C SAMPIT KEPALA KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN C SAMPIT Menimbang : Bahwa dalam rangka melaksanakan pelayanan yang profesional, berintegritas dan beretika maka perlu menetapkan Kode Etik dan Perilaku Pelaksna Layanan di Lingkungan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Sampit; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), Pasal 27 ayat (1) dan Pasal 28 Undang- Undang Dasar 1945; 2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang- undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan beserta peraturan- peraturan pelaksanaannya; 3. Undang-undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Undang- undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai beserta peraturan-peraturan pelaksanaannya; 4. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme; 5. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembahan Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; 6. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara; 7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil; 8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil; 9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 1992 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1974 tentang Beberapa Pembatasan Kegiatan Pegawai dalam Rangka Pendayagunaan Aparatur Negara clan Kesederhanaan Hidup; 10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 2341PMK.01/2015 tanggal 21 Desember 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan; 11. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 105IBC/2014 tanggal 29 Agustus 2014 tentang Visi, Misi dan Fungsi Utama Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;

Upload: vanthuan

Post on 22-May-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR WILAYAH DJBC KALIMANTAN BAGIAN SELATAN KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI

TIPE MADYA PABEAN C SAMPIT

KEPUTUSAN KEPALA KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN C SAMPIT

TIPE MADYA PABEAN C SAMPIT NOMOR: KEP- S& /WBC.15/KPP.MP.02/2018

TENTANG

KODE ETIK DAN PER1LAKU PELAKSANA LAYANAN DI LINGKUNGAN KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAL

TIPE MADYA PABEAN C SAMPIT

KEPALA KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN C SAMPIT

Menimbang : Bahwa dalam rangka melaksanakan pelayanan yang profesional, berintegritas dan beretika maka perlu menetapkan Kode Etik dan Perilaku Pelaksna Layanan di Lingkungan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Sampit;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20 ayat (1), Pasal 27 ayat (1) dan Pasal 28 Undang- Undang Dasar 1945;

2. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Perubahan atas Undang- undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan beserta peraturan- peraturan pelaksanaannya;

3. Undang-undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Undang- undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai beserta peraturan-peraturan pelaksanaannya;

4. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;

5. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembahan Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;

6. Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara; 7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2004 tentang

Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil; 8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang

Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil; 9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 1992 tentang

Perubahan Atas Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1974 tentang Beberapa Pembatasan Kegiatan Pegawai dalam Rangka Pendayagunaan Aparatur Negara clan Kesederhanaan Hidup;

10.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 2341PMK.01/2015 tanggal 21 Desember 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan;

11. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 105IBC/2014 tanggal 29 Agustus 2014 tentang Visi, Misi dan Fungsi Utama Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;

12. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 041BCt2002 tanggal 18 Januari 2002 tentang Kode Etik dan Perilaku Pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

MEMUIUSKAN

Menetapkan KEPUTUSAN KEPALA KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN C SAMPIT TENTANG KODE ETIK DAN PERILAKU PELAKSANA LAYANAN DI LINGKUNGAN KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN C SAMPIT.

PERTAMA : Setiap Pelaksana Layanan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Sampit wajib menjunjung tinggi, menghayati, dan mengamalkan Kode Etik dan Perilaku Pelaksana Layanan di Lingkungan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Sampit sebagai pedoman beretika dan berperilaku;

KEDUA : Kode Etik dan Penlaku Pelaksana Layanan di Lingkungan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Sampit ditetapkan sebagaimana terlampir yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Kepala Kantor liii;

KETIGA : Setiap bentuk tindakan yang bertentangan dengan butir-butir yang terkandung dalam Kode Elik dan Perilaku Pelaksana Layanan Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Sampit yang dilakukan oleh Pelaksana Layanan dapat dikenakan sanksi sesual dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku;

KEEMPAT : Keputusan mi ditetapkan untuk diindahkan dan dilaksanakan sebagannana mestinya;

KELIMA : Keputusan Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Sampit mi berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian han dirasa perlu disempumakan maka akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Salman Keputusan Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Sampit im disampaikan kepada Kepala Kantor Wilayah DJBC Kalimantan Bagian Selatan untuk diketahui dan dipergunakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Sampit padatanggal 4 Juli 2018

Kepala Kantor,

Hartloo NIP 19740921 199402 1 001

Lampiran

Keputusan Kepala Kantor KPPBC TMP C Sampit

Nomor : KEP- /WBC.15/KPP.MP.02/2018

Tanggal : Juli 2018

KODE ETIK DAN PERILAKU PEGAWAI PELAKSANA LAVANAN

KANTOR PENGAWASAN DAN PELAVANAN BEA DAN CUKAI

TIPE MADYA PABEAN C SAMPIT

I. Prinsip Dasar

Setiap pegawal negeri, termasuk pelaksana layanan KPPBC TMP C Sampit, wajib setia clan taat kepada

Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara clan Pemerintah, serta wajib menjaga persatuan dan

kesatuan bangsa clan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain itu, pelaksana layar,an KPPBC TMP C

Sampitjuga wajib mematuhi Kode Etik Pegawai Negeri secara umum sesuai Peraturan Pemerintah Nomor

42 Tahun 2004 clan Keputusan Direktur Jenderal Bea clan Cukai Nomor 04 Tahun 2002.

H. Korupsi, Kolusi dan Nepotisme

Setiap pelaksana layanan KPPBC TMP C Sampit, yang selanjutnya disebut pelaksana layanan, wajib

mematuhi clan mentaati dengan sungguh-sungguh semua ketentuan mengenai tindak pidana korupsi

sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi. Oleh sebab itu, setiap pelaksana layanan wajib:

a. Menegakkan integritas clan profesionalisme dalam pelaksanaan tugas layanan;

b. Tidak melakukan perbuatan korupsi, kolusi clan nepotisme;

c. Melakukan tugas dengan penuh tanggung jawab clan tidak melakukan perbuatan tercela, tanpa

pamrih balk untuk kepentingan pribadi, keluarga, kroni, maupun kelompok, dan tidak mengharapkan

imbalan dalam bentuk apapun yang bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku; dan

d. Menjadi contoh clan teladan bagi pegawai lain dalam mewujudkan budaya anti korupsi balk dalam

lingkup pribadi maupun organisasi

III. Pemberian Berupa Hadiah atau Imbalan bagi Pelaksana Layanan

Dalam pelaksanaan tugasnya, seringkali pelaksana layanan berhubungan dengan organisasi, pengguna

jasa, maupun masyarakat yang demi kepentingannya, mengharapkan adanya penyimpangan prosedur

dari ketentuan yang berlaku dengan menjanjikan hadiah atau imbalan untuk pelaksana layanan tersebut.

Dalam hal mi pelaksana layanan wajib:

a. Menolak melakukan penyimpangan prosedur clan menolak pemberian hadiah atau imbalan dalam

bentuk apapun dari pihak manapun yang diketahui atau patut diduga bahwa pemberian itu

bersangkutan atau mungkin bersangkutan dengan pelayanan yang diterima pemberi; clan

b. Menggunakan pertimbangan profesional jika dibutuhkan dalam menghadapi kondisi di lapangan

dimana standar operasional prosedur tidak memungkinkan untuk diterapkan secara menyeluruh.

IV. Konflik Kepentingan

Konflik kepentingan dapat timbul dari pelaksana layanan yang beurusan dengan, atau dari pelaksana

layanan yang keputusannya dibuat untuk orang-orang yang memiliki kepentingan pribadi. Oleh sebab itu

pelaksana layanan wajib:

a. Mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan golongan atau diri sendiri, serta

menghmndarkan segala sesuatu yang dapat mendesak kepentingan negara oleh kepentingan

golongan, diri sendiri atau pihak lain;

b. Menghindari melakukan pungutan tidak sah dalam bentuk apapun juga dalam melaksanakan

tugasnya untuk kepentingan pribadi, golongan atau pihak lain; clan

c. Melapor kepada atasan langsung clan Seksi Kepatuhan Internal apabila mendapati situasi benturan

kepentingan yang tidak dapat dihindari.

V. Kerahasian dan Penggunaan Informasi Resmi

Dalam pelaksanaan layanan kepada pengguna jasa, seringkali seorang pelaksana layanan memperoleh,

mengolah, clan menyimpan informasi resmi negara yang sifatnya rahasia. Oleh sebab itu peiaksana

ayanan wajib:

a. Menyimpan rahasia negara clan / atau rahasia jabatan dengan sebaik-baiknya clan menghindari

pemanfaatan rahasia negara yang diketahui karena kedudukan clan / atau jabatan untuk kepentingan

pribadi, golongan atau pihak lain;

b. Segera melaporkan kepada atasannya apabila mengetahui adanya tindakan pembocoran rahasia clan

informasi resmi yang dapat membahayakan atau merugikan negara.

VI. Diskriminasi dalam Pelayanan

Dalam melaksanakan tugas pelayanan, seringkali pelaksana layanan berhubungan dengan pengguna jasa

yang memiliki latar belakang berbeda-beda, baik dari segi suku, agama, ras, clan golongan maupun dan

segi lainnya. Oleh sebab itu pelaksana layanan wajib:

a. Melaksanakan tugas secara profesional tanpa membeda-bedakan suku, agama, ras clan golongan;

dan

b. Bersikap netral dari pengaruh semua golongan clan partai politik serta tidak diskriminatif dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat..

Kepala Kantor,

Harto o

NIP 19740921 199402 1 001