kementerian keuangan republik indonesia direktorat ...€¦ · hukum terhadap wajib pajak yang...

13
K Jalan G Jakart Tromo Yth. 1. Kepala Kantor 2. Kepala Kantor di seluruh Indone PEN Dalam rangka m hukum terhadap Wajib rangka penjaminan ku sebagai berikut: I. UMUM 1. Pemeriksaan Kh adalah Pemeriks atas). 2. Pemeriksaan Kh adalah Pemerik Pajak yang dilak kepada Kepala K 3. Analisis risiko a Wajib Pajak yan Wajib Pajak den yang masih dapa 4. Tim Asistensi A risiko. Proses as a. Analisis Ris telah ditand usulan peme b. Konsep La Pemberitahu menjadi das KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBL DIREKTORAT JENDERAL PA Gatot Subroto No. 40-42 Telepon ta 12190 Faksimili ol Pos 124 Jakarta 10002 Homepage r Wilayah Direktorat Jenderal Pajak; r Pelayanan Pajak; esia. SURAT EDARAN Nomor SE-120/PJ/2010 TENTANG NJAMINAN KUALITAS PEMERIKSAAN meningkatkan kualitas, efektifitas dan efi b Pajak yang terdaftar di Kantor Pelay ualitas pelaksanaan pemeriksaan khu husus yang dimaksud pada Surat Edar saan Khusus dengan analisis risiko ber husus dengan analisis risiko bersifat bo ksaan Khusus berdasarkan hasil analis kukan secara manual oleh Kantor Pela Kantor Wilayah DJP atasannya untuk me adalah kegiatan yang dilakukan untuk ng berisiko menimbulkan kerugian pen ngan risiko tinggi (high risk) yang dihitung at digali (tax revenue at risk). Analisis Risiko adalah tim yang melak sistensi analisis risiko merupakan proses siko Wajib Pajak yang dibuat oleh Acc datangani Kepala Seksi Pengawasan da eriksaan khusus; dan aporan Hasil Pemeriksaan (LHP) uan Hasil Pemeriksaan (SPHP) kepa sar usulan dilakukan Pemeriksaan Khusu LIK INDONESIA AJAK : (021) 5251609 : (021) 5251658 Pajak : http://www.pajak.go.id N KHUSUS isiensi pelaksanaan penegakan yanan Pajak khususnya dalam usus, perlu ditetapkan hal-hal ran Direktur Jenderal Pajak ini rsifat bottom up (dari bawah ke ottom up (dari bawah ke atas) sis risiko terhadap profil Wajib ayanan Pajak dan disampaikan endapatkan persetujuan. menilai tingkat ketidakpatuhan nerimaan pajak terutama pada g dari potensi penerimaan pajak ukan proses asistensi analisis s pembahasan atas: count Representative (AR) dan an Konsultasi sebelum diajukan sebelum disampaikan Surat ada Wajib Pajak terkait yang us.

Upload: others

Post on 17-Nov-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT ...€¦ · hukum terhadap Wajib Pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak khususnya dalam ... menjadi dasar usulan dilakukan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Jalan Gatot Subroto No. 40

Jakarta 12190

Tromol Pos 124 Jakarta 10002

Yth. 1. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak;

2. Kepala Kantor Pelayanan Pajak;

di seluruh Indonesia.

PENJAMINAN

Dalam rangka meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi pelaksanaan penegakan

hukum terhadap Wajib Pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak khususnya dalam

rangka penjaminan kualitas

sebagai berikut:

I. UMUM

1. Pemeriksaan Khusus yang dimaksud pada Surat Edaran

adalah Pemeriksaan Khusus dengan analisis risiko bersifat

atas).

2. Pemeriksaan Khusus dengan analisis risiko bersifat

adalah Pemeriksaan Khusus berdasarkan hasil analisis risiko terhadap profil Wajib

Pajak yang dilakukan secara manual oleh Kantor Pelayanan Pajak dan disampaikan

kepada Kepala Kantor Wilayah DJP atasannya untuk mendapatkan persetujuan.

3. Analisis risiko adalah

Wajib Pajak yang berisiko menimbulkan

Wajib Pajak dengan risiko ting

yang masih dapat digali (

4. Tim Asistensi Analisis Risiko adalah tim yang melakukan proses asistensi analisis

risiko. Proses asistensi analisis risiko merupakan

a. Analisis Risiko

telah ditandatangani

usulan pemeriksaan khusus

b. Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) sebelu

Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP) kepada Wajib Pajak terkait yang

menjadi dasar usulan dilakukan Pemeriksaan Khusus.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

Jalan Gatot Subroto No. 40-42 Telepon

Jakarta 12190 Faksimili

Tromol Pos 124 Jakarta 10002 Homepage Pajak

. Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak;

. Kepala Kantor Pelayanan Pajak;

di seluruh Indonesia.

SURAT EDARAN

Nomor SE-120/PJ/2010

TENTANG

PENJAMINAN KUALITAS PEMERIKSAAN KHUSUS

Dalam rangka meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi pelaksanaan penegakan

hukum terhadap Wajib Pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak khususnya dalam

penjaminan kualitas pelaksanaan pemeriksaan khusus,

Pemeriksaan Khusus yang dimaksud pada Surat Edaran

adalah Pemeriksaan Khusus dengan analisis risiko bersifat

Pemeriksaan Khusus dengan analisis risiko bersifat bottom up

adalah Pemeriksaan Khusus berdasarkan hasil analisis risiko terhadap profil Wajib

Pajak yang dilakukan secara manual oleh Kantor Pelayanan Pajak dan disampaikan

Kantor Wilayah DJP atasannya untuk mendapatkan persetujuan.

adalah kegiatan yang dilakukan untuk menilai tingkat ketidakpatuhan

Wajib Pajak yang berisiko menimbulkan kerugian penerimaan pajak

Wajib Pajak dengan risiko tinggi (high risk) yang dihitung dari potensi penerimaan pajak

yang masih dapat digali (tax revenue at risk).

Tim Asistensi Analisis Risiko adalah tim yang melakukan proses asistensi analisis

risiko. Proses asistensi analisis risiko merupakan proses pembahasan atas:

Analisis Risiko Wajib Pajak yang dibuat oleh Account Representative

telah ditandatangani Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi

usulan pemeriksaan khusus; dan

onsep Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) sebelu

Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP) kepada Wajib Pajak terkait yang

menjadi dasar usulan dilakukan Pemeriksaan Khusus.

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

elepon : (021) 5251609

Faksimili : (021) 5251658

Homepage Pajak : http://www.pajak.go.id

KUALITAS PEMERIKSAAN KHUSUS

Dalam rangka meningkatkan kualitas, efektifitas dan efisiensi pelaksanaan penegakan

hukum terhadap Wajib Pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak khususnya dalam

pelaksanaan pemeriksaan khusus, perlu ditetapkan hal-hal

Pemeriksaan Khusus yang dimaksud pada Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini

adalah Pemeriksaan Khusus dengan analisis risiko bersifat bottom up (dari bawah ke

bottom up (dari bawah ke atas)

adalah Pemeriksaan Khusus berdasarkan hasil analisis risiko terhadap profil Wajib

Pajak yang dilakukan secara manual oleh Kantor Pelayanan Pajak dan disampaikan

Kantor Wilayah DJP atasannya untuk mendapatkan persetujuan.

kegiatan yang dilakukan untuk menilai tingkat ketidakpatuhan

kerugian penerimaan pajak terutama pada

dihitung dari potensi penerimaan pajak

Tim Asistensi Analisis Risiko adalah tim yang melakukan proses asistensi analisis

proses pembahasan atas:

Account Representative (AR) dan

Seksi Pengawasan dan Konsultasi sebelum diajukan

onsep Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) sebelum disampaikan Surat

Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP) kepada Wajib Pajak terkait yang

menjadi dasar usulan dilakukan Pemeriksaan Khusus.

Page 2: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT ...€¦ · hukum terhadap Wajib Pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak khususnya dalam ... menjadi dasar usulan dilakukan

II. KEBIJAKAN PEMBUATAN USULAN PEMERIKSAAN KHUSUS

1. Dalam hal Wajib Pajak diusulkan untuk dilakukan Pemeriksaan Khusus, usulan

pemeriksaan tersebut harus didasarkan pada Analisis Risiko Wajib Pajak yang dibuat

oleh Account Representative (AR).

2. Analisis Risiko Wajib Pajak dibuat dengan menggunakan formulir sebagaimana

ditetapkan dalam Lampiran 18.1 Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-

10/PJ.04/2008 tentang Kebijakan Pemeriksaan Untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan

Kewajiban Perpajakan. Terhadap Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar

Orang Pribadi, Analisis Risiko Wajib Pajak dibuat dengan menggunakan formulir

Identifikasi dan Analisis Risiko sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I Surat

Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-16/PJ/2010 tentang Kebijakan

Penegakan Hukum Terhadap Wajib Pajak Yang Terdaftar Pada KPP Wajib Pajak

Besar Orang Pribadi.

3. Analisis Risiko Wajib Pajak harus dibuat dengan mendasarkan pada data internal

berupa profil Wajib Pajak, termasuk aktivitas himbauan dan konseling yang telah

dilakukan atas profil Wajib Pajak, serta memanfaatkan data eksternal seperti Informasi,

Data, Laporan dan Pengaduan (IDLP). Di dalam profil Wajib Pajak harus sudah

meliputi data yang berasal dari aplikasi OPDP, PAP3D, dan aplikasi lainnya termasuk

laporan hasil pemeriksaan dan laporan pengamatan untuk tahun-tahun pajak

sebelumnya.

4. Sebelum diajukan usulan pemeriksaan khusus, Analisis Risiko Wajib Pajak yang dibuat

Account Representative (AR) harus dibahas terlebih dahulu oleh Tim Asistensi Analisis

Risiko. Terhadap Kantor Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Orang Pribadi,

proses pembahasan analisis risiko dilakukan oleh Tim Identifikasi dan Analisis

Risiko sebagaimana ditetapkan dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak

Nomor SE-16/PJ/2010 tentang Kebijakan Penegakan Hukum Terhadap Wajib

Pajak Yang Terdaftar Pada KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi.

5. Tim Asistensi Analisis Risiko dibentuk oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak, yang

terdiri dari:

a. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi;

b. Kepala Seksi Pemeriksaan;

c. Pejabat Fungsional Pemeriksa Pajak; dan

d. Account Representative (AR).

6. Pejabat Fungsional Pemeriksa Pajak yang menjadi anggota Tim Asistensi Analisis

Risiko sebaiknya menjadi bagian dari Tim Pemeriksa Pajak terhadap Wajib Pajak

yang akan diusulkan untuk dilakukan pemeriksaan khusus tersebut.

7. Jangka waktu penyelesaian pembahasan atas Analisis Risiko Wajib Pajak oleh Tim

Asistensi Analisis Risiko dilaksanakan paling lama 3 (tiga) hari kerja sejak tanggal Nota

Dinas Tim Asistensi Analisis Risiko diterbitkan.

8. Tata cara pembentukan Tim Asistensi Analisis Risiko dan pembahasan Analisis Risiko

Wajib Pajak adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I Surat Edaran Direktur

Jenderal Pajak ini.

Page 3: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT ...€¦ · hukum terhadap Wajib Pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak khususnya dalam ... menjadi dasar usulan dilakukan

9. Hasil pembahasan Tim Asistensi Analisis Risiko dituangkan dalam Berita Acara Hasil

Pembahasan Tim Asistensi Analisis Risiko atas Analisis Risiko Wajib Pajak dalam

Rangka Usulan Pemeriksaan Khusus sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran II Surat

Edaran Direktur Jenderal Pajak ini.

10. Berita Acara Hasil Pembahasan Tim Asistensi Analisis Risiko atas Analisis Risiko

Wajib Pajak dalam Rangka Usulan Pemeriksaan Khusus ditandatangani oleh Tim

Asistensi Analisis Risiko dan disetujui oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

11. Terhadap Analisis Risiko Wajib Pajak yang tidak dapat diusulkan untuk dilakukan

Pemeriksaan Khusus berdasarkan hasil pembahasan Tim Asistensi Analisis Risiko

atas Analisis Risiko Wajib Pajak dalam rangka usulan Pemeriksaan Khusus, Account

Representative (AR) dapat mengusulkan kembali Analisis Risiko Wajib Pajak tersebut

dengan mempertimbangkan masukan-masukan dari Tim Asistensi Analisis Resiko.

12. Pengajuan usulan pemeriksaan khusus dari Kantor Pelayanan Pajak kepada Kantor

Wilayah DJP harus dilampiri dengan Analisis Risiko Wajib Pajak dan Berita Acara Hasil

Pembahasan Tim Asistensi Analisis Risiko atas Analisis Risiko Wajib Pajak dalam

Rangka Usulan Pemeriksaan Khusus.

13. Terhadap usulan pemeriksaan khusus yang diajukan oleh Kantor Pelayanan Pajak

kepada Kantor Wilayah DJP yang tidak dilampiri dengan Analisis Risiko Wajib Pajak

dan Berita Acara Hasil Pembahasan Tim Asistensi Analisis Risiko atas Analisis Risiko

Wajib Pajak dalam Rangka Usulan Pemeriksaan Khusus, Kepala Kantor Wilayah DJP

harus menolak usulan pemeriksaan khusus tersebut.

14. Prosedur usulan dan persetujuan pemeriksaan khusus dilakukan sesuai dengan Surat

Edaran Direktur Jenderal Pajak Nomor SE-10/PJ.04/2008 tentang Kebijakan

Pemeriksaan Untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan.

III. PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KHUSUS

1. Pada saat pelaksanaan proses pemeriksaan khusus oleh Tim Pemeriksa Pajak,

sebelum menyampaikan Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP) kepada

Wajib Pajak, Tim Pemeriksa Pajak diwajibkan untuk melakukan pembahasan konsep

Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) terkait yang menjadi dasar usulan dilakukan

pemeriksaan khusus dengan Tim Asistensi Analisis Risiko. Terhadap Kantor

Pelayanan Pajak Wajib Pajak Besar Orang Pribadi, pembahasan terhadap konsep

Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) terkait yang menjadi dasar usulan dilakukan

pemeriksaan khusus dilakukan antara Tim Pemeriksa Pajak dan Tim Identifikasi

dan Analisis Risiko sebagaimana ditetapkan dalam Surat Edaran Direktur

Jenderal Pajak Nomor SE-16/PJ/2010 tentang Kebijakan Penegakan Hukum

Terhadap Wajib Pajak Yang Terdaftar Pada KPP Wajib Pajak Besar Orang Pribadi.

2. Tata cara pembahasan konsep Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) antara Tim

Pemeriksa Pajak dengan Tim Asistensi Analisis Risiko adalah sebagaimana ditetapkan

dalam Lampiran III Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak ini.

Page 4: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT ...€¦ · hukum terhadap Wajib Pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak khususnya dalam ... menjadi dasar usulan dilakukan
Page 5: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT ...€¦ · hukum terhadap Wajib Pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak khususnya dalam ... menjadi dasar usulan dilakukan

LAMPIRAN ISURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

NOMOR SE-120 /PJ/2010 TENTANG PENJAMINAN

KUALITAS PEMERIKSAAN KHUSUS

TATA CARA PEMBENTUKAN TIM ASISTENSI ANALISIS RISIKO

DAN PEMBAHASAN ANALISIS RISIKO WAJIB PAJAK

A. Deskripsi

Prosedur operasi ini menguraikan tata cara pembentukan Tim Asistensi Analisis Risiko dan

pembahasan Analisis Risiko Wajib Pajak. Pembentukan Tim Asistensi Analisis Risiko dan

pembahasan Analisis Risiko Wajib Pajak dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas usulan

pemeriksaan khusus yang disampaikan oleh Kantor Pelayanan Pajak kepada Kantor

Wilayah DJP.

B. Prosedur Kerja

1. Account Representative (AR) melakukan analisis risiko terhadap Wajib Pajak yang

akan diusulkan untuk dilakukan Pemeriksaan Khusus kemudian menyampaikan

Analisis Risiko Wajib Pajak kepada Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi.

2. Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi menyetujui dan menandatangani Analisis

Risiko Wajib Pajak yang akan diusulkan untuk dilakukan Pemeriksaan Khusus

kemudian menyampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

3. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menerima Analisis Risiko Wajib Pajak yang akan

diusulkan untuk dilakukan Pemeriksaan Khusus dari Kepala Seksi Pengawasan dan

Konsultasi kemudian menugaskan Kepala Seksi Pemeriksaan untuk membentuk Tim

Asistensi Analisis Risiko untuk melakukan pembahasan terhadap Analisis Risiko Wajib

Pajak yang akan diusulkan untuk dilakukan Pemeriksaan Khusus tersebut.

4. Kepala Seksi Pemeriksaan menerima penugasan untuk membentuk Tim Asistensi

Analisis Risiko kemudian menugaskan Pelaksana Seksi Pemeriksaan untuk membuat

konsep Nota Dinas Tim Asistensi Analisis Risiko.

5. Pelaksana Seksi Pemeriksaan membuat konsep Nota Dinas Tim Asistensi Analisis

Risiko kemudian menyerahkan kepada Kepala Seksi Pemeriksaan.

6. Kepala Seksi Pemeriksaan meneliti dan memaraf konsep Nota Dinas Tim Asistensi

Analisis Risiko kemudian meneruskan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

7. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani konsep Nota Dinas

Tim Asistensi Analisis Risiko kemudian menyerahkan kepada Kepala Seksi

Pemeriksaan untuk disampaikan kepada Tim Asistensi Analisis Risiko dimaksud.

8. Kepala Seksi Pemeriksaan menugaskan Pelaksana Seksi Pemeriksaan untuk

menatausahakan dan menyampaikan Nota Dinas Tim Asistensi Analisis Risiko kepada

tim dimaksud dan dilampiri dengan Analisis Risiko Wajib Pajak.

9. Pelaksana Seksi Pemeriksaan menatausahakan dan menyampaikan Nota Dinas Tim

Asistensi Analisis Risiko kepada tim dimaksud.

10. Tim Asistensi Analisis Risiko menerima Nota Dinas penugasan kemudian melakukan

pembahasan atas Analisis Risiko Wajib Pajak yang akan diusulkan untuk dilakukan

Pemeriksaan Khusus.

11. Dalam hal pada saat dilakukan pembahasan atas Analisis Risiko Wajib Pajak terdapat

perbedaan pendapat diantara Tim Asistensi Analisis Risiko, dilakukan pembahasan

dengan Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

Page 6: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT ...€¦ · hukum terhadap Wajib Pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak khususnya dalam ... menjadi dasar usulan dilakukan

12. Tim Asistensi Analisis Risiko membuat Berita Acara Hasil Pembahasan Tim Asistensi

Analisis Risiko atas Analisis Risiko Wajib Pajak dalam Rangka Usulan Pemeriksaan

Khusus kemudian menyampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

13. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani Berita Acara Hasil

Pembahasan Tim Asistensi Analisis Risiko atas Analisis Risiko Wajib Pajak dalam

Rangka Usulan Pemeriksaan Khusus kemudian menyerahkan kepada Kepala Seksi

Pemeriksaan sebagai lampiran terhadap Surat Usulan Pemeriksaan Khusus yang akan

disampaikan kepada Kantor Wilayah DJP.

14. Kepala Seksi Pemeriksaan menerima Berita Acara Hasil Pembahasan Tim Asistensi

Analisis Risiko dalam Rangka Usulan Pemeriksaan Khusus. Dalam hal hasil

pembahasan Tim Asistensi Analisis Risiko atas Analisis Risiko Wajib Pajak dalam

rangka usulan Pemeriksaan Khusus menyimpulkan bahwa atas Analisis Risiko Wajib

Pajak tersebut dapat diusulkan Pemeriksaan Khusus, Kepala Seksi Pemeriksaan

menugaskan Pelaksana Seksi Pemeriksaan untuk membuat Konsep Surat Usulan

Pemeriksaan Khusus. Dalam hal hasil pembahasan Tim Asistensi Analisis Risiko atas

Analisis Risiko Wajib Pajak dalam rangka usulan Pemeriksaan Khusus menyimpulkan

bahwa atas Analisis Risiko Wajib Pajak tersebut tidak dapat diusulkan Pemeriksaan

Khusus, Kepala Seksi Pemeriksaan menugaskan Pelaksana Seksi Pemeriksaan untuk

menatausahakan Berita Acara tersebut.

15. Terhadap Analisis Risiko Wajib Pajak yang tidak dapat diusulkan untuk dilakukan

Pemeriksaan Khusus berdasarkan hasil pembahasan Tim Asistensi Analisis Risiko

atas Analisis Risiko Wajib Pajak dalam rangka usulan Pemeriksaan Khusus, Account

Representative (AR) dapat mengusulkan kembali Analisis Risiko Wajib Pajak tersebut

dengan mempertimbangkan masukan-masukan dari Tim Asistensi Analisis Resiko.

16. Pelaksana Seksi Pemeriksaan membuat Konsep Surat Usulan Pemeriksaan Khusus

berdasarkan Berita Acara Hasil Pembahasan Tim Asistensi Analisis Risiko dalam

Rangka Usulan Pemeriksaan Khusus yang menyimpulkan bahwa atas Analisis Risiko

Wajib Pajak tersebut dapat diusulkan Pemeriksaan Khusus sesuai dengan SOP Tata

Cara Pengajuan Usulan Pemeriksaan di Kantor Pelayanan Pajak.

17. Pelaksana Seksi Pemeriksaan menatausahakan Berita Acara Hasil Pembahasan Tim

Asistensi Analisis Risiko dalam Rangka Usulan Pemeriksaan Khusus yang

menyimpulkan bahwa atas Analisis Risiko Wajib Pajak tersebut tidak dapat diusulkan

Pemeriksaan Khusus.

18. Proses Selesai.

Page 7: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT ...€¦ · hukum terhadap Wajib Pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak khususnya dalam ... menjadi dasar usulan dilakukan

C. Bagan Arus (Flowchart)

Page 8: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT ...€¦ · hukum terhadap Wajib Pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak khususnya dalam ... menjadi dasar usulan dilakukan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT

KANTOR WILAYAH DJP .......................................................

KANTOR

BERITA ACARA HASIL PEMBAHASAN

RISIKO WAJIB PAJAK DALAM R

I. Identitas Wajib Pajak

Nama Wajib Pajak

NPWP

Alamat

Jenis Usaha/KLU

Masa/Tahun Pajak

II. Ikhtisar Risiko

1. Analisis Elemen SPT

NoElemen SPT/Laporan

Keuangan

(1) (2)

Petunjuk Pengisian:

Kolom (1) : Diisi dengan nomor urut.

Kolom (2) : Diisi dengan

harga pokok penjualan, biaya usaha lainnya, aktiva, dll.

Kolom (3) : Diisi dengan jenis pajak yang dapat digali sebagai akibat ketidakpatuhan Wajib Pajak, misalnya: tidak melaporkan

penjualan menimbulkan potensi pajak PPh Pasal 25/29 dan PPN.

Kolom (4) : Diisi dengan jenis data/dokumen yang digunakan sebagai sumber anal

tidak melaporkan penjualan dapat diketahui dari pajak masukan lawan transaksinya.

Kolom (5) : Diisi dengan besarnya potensi pajak yang masih dapat digali sesuai analisis el

Keuangan, misalnya: Wajib Pajak tidak melaporkan retur pembelian menimbulkan potensi PPh Pasal 25/29.

2. Potensi Pajak

No

(1)

Petunjuk Pengisian:

Kolom (1) : Diisi dengan nomor urut.

Kolom (2) : Diisi dengan

hasil analisis risiko elemen SPT

Kolom (3) : Diisi dengan besarnya potensi pajak yang masih dapat digali sesuai analisis elemen SPT

keuangan.

SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

NOMOR SE

KUALITAS PEMERIKSAAN KHUSUS

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KANTOR WILAYAH DJP .......................................................

KANTOR PELAYANAN PAJAK ...............................................

HASIL PEMBAHASAN TIM ASISTENSI ANALISIS RISIKO

WAJIB PAJAK DALAM RANGKA USULAN PEMERIKSAAN KHUSUS

: .......................................................... (

: ..........................................................

: ..........................................................

: ..........................................................

: ..........................................................

Analisis Elemen SPT

Elemen SPT/Laporan

KeuanganJenis Pajak Sumber Data

(2) (3) (4)

Diisi dengan nomor urut.

Diisi dengan elemen SPT/laporan keuangan yang terdapat risiko ketidakpatuhan, misalnya: peredaran usaha,

harga pokok penjualan, biaya usaha lainnya, aktiva, dll.

Diisi dengan jenis pajak yang dapat digali sebagai akibat ketidakpatuhan Wajib Pajak, misalnya: tidak melaporkan

penjualan menimbulkan potensi pajak PPh Pasal 25/29 dan PPN.

: Diisi dengan jenis data/dokumen yang digunakan sebagai sumber anal

tidak melaporkan penjualan dapat diketahui dari pajak masukan lawan transaksinya.

: Diisi dengan besarnya potensi pajak yang masih dapat digali sesuai analisis el

misalnya: Wajib Pajak tidak melaporkan retur pembelian menimbulkan potensi PPh Pasal 25/29.

Jenis Pajak Potensi

(2)

Diisi dengan nomor urut.

Diisi dengan total per jenis pajak yang diindikasikan terdapat potensi ketidakpatuhan Wajib Pajak berdasarkan

hasil analisis risiko elemen SPT dan/atau laporan keuangan.

Diisi dengan besarnya potensi pajak yang masih dapat digali sesuai analisis elemen SPT

LAMPIRAN IIEDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

NOMOR SE-120/PJ/2010 TENTANG PENJAMINAN

KUALITAS PEMERIKSAAN KHUSUS

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KANTOR WILAYAH DJP .......................................................

PELAYANAN PAJAK ...............................................

TIM ASISTENSI ANALISIS RISIKO ATAS ANALISIS

PEMERIKSAAN KHUSUS

..... (diisi dengan nama Wajib Pajak)

........................... (diisi dengan Nomor Pokok Wajib Pajak)

........................... (diisi dengan alamat Wajib Pajak)

........................... (diisi dengan Jenis Usaha/KLU)

........................... (diisi dengan masa/tahun pajak)

Sumber Data Potensi Pajak

(4) (5)

elemen SPT/laporan keuangan yang terdapat risiko ketidakpatuhan, misalnya: peredaran usaha,

Diisi dengan jenis pajak yang dapat digali sebagai akibat ketidakpatuhan Wajib Pajak, misalnya: tidak melaporkan

: Diisi dengan jenis data/dokumen yang digunakan sebagai sumber analisis risiko, misalnya: Wajib Pajak yang

tidak melaporkan penjualan dapat diketahui dari pajak masukan lawan transaksinya.

: Diisi dengan besarnya potensi pajak yang masih dapat digali sesuai analisis elemen SPT dan/atau Laporan

misalnya: Wajib Pajak tidak melaporkan retur pembelian menimbulkan potensi PPh Pasal 25/29.

Potensi

(3)

jenis pajak yang diindikasikan terdapat potensi ketidakpatuhan Wajib Pajak berdasarkan

Diisi dengan besarnya potensi pajak yang masih dapat digali sesuai analisis elemen SPT dan/atau laporan

Page 9: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT ...€¦ · hukum terhadap Wajib Pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak khususnya dalam ... menjadi dasar usulan dilakukan

3. Risiko Ketidakpatuhan

.....................................................................................................................................................

.....................................................................................................................................................(Petunjuk Pengisian: Diisi dengan penjelasan risiko ketidakpatuhan Wajib Pajak, misalnya Wajib Pajak tidak melaporkan

penghasilan, pembagian deviden, harta dan sebagainya).

4. Indikator Kualitatif Lainnya

.....................................................................................................................................................

.....................................................................................................................................................

(Petunjuk Pengisian: Diisi dengan indikator atau alasan lain yang bersifat kualitatif sebagai data tambahan analisis risiko,

misalnya potensi pajak yang dapat digali berdasarkan hasil analisis risiko sangat kecil, tetapi berhubung Wajib Pajak termasuk

Wajib Pajak besar pada KPP, maka perlu dilakukan pemeriksaan untuk memberikan deterrent effect pada Wajib Pajak lainnya).

III. Usulan

Berdasarkan pembahasan atas Analisis Risiko Wajib Pajak yang telah dibuat oleh Account

Representative (AR), maka atas Analisis Risiko Wajib Pajak tersebut: dapat / tidak dapat*

diusulkan Pemeriksaan Khusus.

Tim Asistensi Analisis Risiko

Nama dan NIP Tanda Tangan

1. ...............................................

NIP......................................... .......................................

2. ............................................

NIP...................................... .......................................

3. ............................................

NIP...................................... .......................................

4. dst

Menyetujui,Kepala Kantor

........................................................NIP ..................................................

* Coret yang tidak sesuai

Page 10: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT ...€¦ · hukum terhadap Wajib Pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak khususnya dalam ... menjadi dasar usulan dilakukan

LAMPIRAN IIISURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

NOMOR SE-120/PJ/2010 TENTANG PENJAMINAN

KUALITAS PEMERIKSAAN KHUSUS

TATA CARA PEMBAHASAN KONSEP LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN (LHP)

ANTARA TIM PEMERIKSA PAJAK DENGAN TIM ASISTENSI ANALISIS RISIKO

A. Deskripsi

Prosedur operasi ini menguraikan tata cara pelaksanaan pembahasan konsep Laporan

Hasil Pemeriksaan (LHP) terkait yang menjadi dasar usulan dilakukan pemeriksaan

khusus antara Tim Pemeriksa Pajak dengan Tim Asistensi Analisis Risiko. Pembahasan

ini dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh tim

pemeriksa pajak.

B. Prosedur Kerja

1. Proses sebelumnya dilaksanakan dengan SOP Tata Cara Pemeriksaan Lapangan.

2. Sebelum menyampaikan Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan (SPHP) kepada

Wajib Pajak, Tim Pemeriksa Pajak wajib menyampaikan konsep Laporan Hasil

Pemeriksaan (LHP) kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

3. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menugaskan Tim Asistensi Analisis Risiko untuk

melakukan pembahasan konsep Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) terkait dasar

usulan dilakukan pemeriksaan khusus dengan Tim Pemeriksa Pajak.

4. Tim Asistensi Analisis Risiko melakukan pembahasan konsep Laporan Hasil

Pemeriksaan (LHP) terkait dasar usulan dilakukan pemeriksaan khusus dengan Tim

Pemeriksa Pajak.

5. Dalam hal pada saat dilakukan pembahasan konsep Laporan Hasil Pemeriksaan

(LHP) terdapat perbedaan pendapat antara Tim Asistensi Analisis Risiko dan Tim

Pemeriksa Pajak, dilakukan pembahasan dengan Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

6. Tim Asistensi Analisis Risiko membuat konsep Berita Acara Hasil Pembahasan atas

Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) antara Tim Asistensi Analisis Risiko dan

Tim Pemeriksa Pajak kemudian menyampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan

Pajak.

7. Kepala Kantor Pelayanan Pajak menyetujui dan menandatangani konsep Berita

Acara Hasil Pembahasan atas Konsep Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP).

8. Proses dilanjutkan dengan penyampaian Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan

(SPHP) kepada Wajib Pajak.

9. Proses Selesai.

Page 11: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT ...€¦ · hukum terhadap Wajib Pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak khususnya dalam ... menjadi dasar usulan dilakukan

C. Bagan Arus (Flowchart)

Page 12: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT ...€¦ · hukum terhadap Wajib Pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak khususnya dalam ... menjadi dasar usulan dilakukan

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT

KANTOR WILAYAH DJP .......................................................

KANTOR PELAYANAN PAJAK

BERITA ACARA HASIL PEMBAHASAN ATAS KONSEP

ANTARA TIM ASISTENSI ANALISIS RISIKO DAN TIM PEMERIKSA PAJAK

Sehubungan dengan Pemeriksaan yang dilakukan kepada:

Nama Wajib Pajak

Nomor SP2

NPWP

Alamat

Jenis Usaha/KLU

Masa/Tahun Pajak

Kami Tim Asistensi Analisis Risiko dan Tim Pemeriksa Pajak menyatakan bahwa,

ini…… (7), Tanggal….… (8), Bulan……. (9) Tahun…... (10)

atas konsep Laporan Hasil Pemeriksaan

Adapun pokok pembahasan meliputi materi yang terkait dasar usulan dilakukan

Pemeriksaan Khusus.

Demikian berita acara ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Tim AsistensiAnalisis Risiko

1 ……………………….

NIP .............................

2 ………………………

NIP ..............................

3 ………………………

NIP ..............................

4. dst

NIP

SURAT EDARAN DIREKTUR

NOMOR SE-120

KUALITAS PEMERIKSAAN KHUSUS

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

KANTOR WILAYAH DJP .......................................................

KANTOR PELAYANAN PAJAK ...............................................

BERITA ACARA HASIL PEMBAHASAN ATAS KONSEPLAPORAN HASIL PEMERIKSAAN (LHP)

ANTARA TIM ASISTENSI ANALISIS RISIKO DAN TIM PEMERIKSA PAJAK

Sehubungan dengan Pemeriksaan yang dilakukan kepada:

Nama Wajib Pajak : ……………………………………………………...........

: …………………....………tanggal………………..........

: ..................................................................................

: …………………………………………………...............

: ……………………………………………………...........

Tahun Pajak : ……………………………………………...........

Kami Tim Asistensi Analisis Risiko dan Tim Pemeriksa Pajak menyatakan bahwa,

…… (7), Tanggal….… (8), Bulan……. (9) Tahun…... (10) telah melaku

onsep Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP).

embahasan meliputi materi yang terkait dasar usulan dilakukan

Demikian berita acara ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Tanda Tangan Tim Pemeriksa

1 ……………………….

.............................

1 …………………….

NIP ....................................

2 ……………………….

..............................

2 …………………….

NIP ....................................

3 ……………………….

..............................

3 ……………………...

NIP ....................................

4. dst

NIP

…………………..,………………MengetahuiKepala Kantor

……………………………………NIP ..........................................

LAMPIRAN IVSURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

120/PJ/2010 TENTANG PENJAMINAN

KUALITAS PEMERIKSAAN KHUSUS

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

KANTOR WILAYAH DJP .......................................................

...............................................

BERITA ACARA HASIL PEMBAHASAN ATAS KONSEP(LHP)

ANTARA TIM ASISTENSI ANALISIS RISIKO DAN TIM PEMERIKSA PAJAK

: ……………………………………………………........... (1)

: …………………....………tanggal……………….......... (2)

: .................................................................................. (3)

: …………………………………………………............... (4)

: ……………………………………………………........... (5)

…………...................... (6)

Kami Tim Asistensi Analisis Risiko dan Tim Pemeriksa Pajak menyatakan bahwa, pada Hari

telah melakukan pembahasan

embahasan meliputi materi yang terkait dasar usulan dilakukan

Demikian berita acara ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Tim Pemeriksa Tanda Tangan

1 ……………………...........

....................................

2 ……………………...........

....................................

3 ……………………...........

....................................

…………………..,………………Mengetahui,Kepala Kantor

……………………………………..............................................

Page 13: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT ...€¦ · hukum terhadap Wajib Pajak yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak khususnya dalam ... menjadi dasar usulan dilakukan

Petunjuk pengisian:

Angka (1) : diisi dengan nama Wajib Pajak yang diperiksa.

Angka (2) : diisi dengan nomor dan tanggal Surat Perintah Pemeriksaan yang

diterbitkan.

Angka (3) : diisi dengan NPWP Wajib Pajak yang diperiksa.

Angka (4) : diisi dengan alamat Wajib Pajak yang diperiksa.

Angka (5) : diisi dengan jenis usaha atau Klasifikasi Lapangan Usaha Wajib Pajak yang

diperiksa.

Angka (6) : diisi dengan masa atau tahun pajak.

Angka (7),(8),

(9),(10) : diiisi dengan hari, tanggal, bulan, dan tahun penandatanganan berita cara.

Apabila Pejabat Fungsional Pemeriksa Pajak menjadi Tim Asistensi Analisis Risiko dan

menjadi Tim Pemeriksa Pajak, maka yang bersangkutan tetap dicantumkan namanya dalam

kedua tim dan menandatanganinya.