kementerian keuangan republik indonesia - bi.go.id · review skema perpajakan & royalty dari...

58
1 KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Strategi Penguatan Fiskal Daerah dan Ruang Optimalisasi Pengelolaan Dana Perimbangan dalam Mendorong Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Daerah Bambang P.S. Brodjonegoro Wakil Menteri Keuangan II Rapat Koordinasi Bank Indonesia, Pemerintah Pusat, dan Pemerintah Daerah Manado, 11 Agustus 2014

Upload: buithuy

Post on 06-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

1

KEMENTERIAN KEUANGANREPUBLIK INDONESIA

Strategi Penguatan Fiskal Daerah danRuang Optimalisasi Pengelolaan Dana Perimbangan

dalam Mendorong Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Bambang P.S. BrodjonegoroWakil Menteri Keuangan II

Rapat Koordinasi Bank Indonesia, Pemerintah Pusat, dan Pemerintah DaerahManado, 11 Agustus 2014

Page 2: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

POKOK BAHASAN

232 ARAH KEBIJAKAN FISKAL JANGKA MENENGAH

231 UPDATE KONDISI PEREKONOMIAN DOMESTIK

2

3

3DUKUNGAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DALAM MENDORONG PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

234 SKEMA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BERBASIS

KERJA SAMA PEMERINTAH – SWASTA (KPS)

2

Page 3: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

UPDATE KONDISI PEREKONOMIAN DOMESTIK

. .

.1.. .

3

Page 4: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

UPDATE PEREKONOMIAN DOMESTIK

4 4

Indikator Kinerja

Nilai Tukar

• Per 31 Desember 2013 : Rp12.171/USD depresiasi 19,54%(ytd)• Per 2 Januari 2014: Rp12.160 depresiasi 0,09% (ytd)• Per 04 Agustus 2014: Rp11.761 apresiasi 3,49% (ytd)• Periode 2 Jan – 04 Agustus 2014à Terkuat Rp11.293/USD -- Terlemah Rp12.240/USD

IHSG

• Per 31 Desember 2013 : 4.274,18 melemah 0,98% (ytd)• Per 2 Januari 2014: 4.327,27 menguat 15,5% (ytd)• Per 04 Agustus 2014: 5.119,25 menguat 19,77% (ytd)• Periode 2 Jan –04 Agustus 2014à Tertinggi 5.119,25 – Terendah 4.175,81

Inflasi• Inflasi sepanjang tahun 2013 sebesar 8,38% (ytd, yoy), rata-rata inflasi 2013: 6,97%, lebih tinggi dibandingkan rata-rata

2012: 4,28% (SBH 2007)• Inflasi Juli 2014 : 0,93% (mtm) , 2,94% (ytd) atau 4,53% (yoy)

Harga Minyak MentahIndonesia

• Per Juni 2014 ICP mencapai US$108,95 per barel• Per Januari 2014 ICP mencapai US$105,8 per barel• Rata-rata tahun 2013 sebesar US$105,9 per barel

Arus Modal Masuk

• Total capital inflow 2013 sebesar Rp36,0T. Saham = net outflow 20,6T; SUN net inflow 53,3T; SBI = net inflow 3,3T.• Selama Juli 2014: Sahamàinflow Rp13,07 triliun, SUNà Inflow Rp51,31 triliun (s.d 27 Juli)• Selama 2014 (ytd) : Saham (s.d 4 Agt )àinflow Rp55,25 triliun; SUNà inflow Rp88,38 triliun (s.d.4 Agst)• Di pasar SUN, posisi kepemilikan asing per 4 Agst 2014 adalah sebesarRp 412,03 T

Yield SUN

• Per 31 Des 2013: Yield SUN 10Yà 8,47%, Yield SUN 5Yà 8,07%.• Per 2 Jan 2014: Yield SUN 10Yà 8,57%, Yield SUN 5Yà 8,09%• Per 04 Agst 2014: Yield SUN 10Yà 8,12%, Yield SUN 5Yà 7,94%• Periode 1 Jan – 04 Agst 2014 : Yield SUN 10Yà Tertinggi 9,18% -- Terendah 7,83%

Yield SUN 5Yà Tertinggi 8,67% -- Terendah 7,56%

Page 5: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

LANJUTAN ….

5 5

Indikator Kinerja

Pertumbuhan PDB • Pada Semester I-2014 PDB tumbuh sebesar 5,17% (yoy).• Sepanjang 2013 : 5,78% (yoy). PDB nonmigas 6,3%, PDB migas -2,8%.• Sepanjang 2012 : 6,23% (yoy). PDB nonmigas 6,8%, PDB migas -3.3%

Investasi Langsung

• Realisasi PMA/PMDN Q2 2014 mencapai Rp116,2T atau naik 16,34% (yoy)ü PMA : Rp 78,0T naik 16,9%(yoy)ü PMDN : Rp 38,2T naik 15,4%(yoy)

• Realisasi PMA/PMDN semester I 2014 mencapai Rp222,8T atau naik 15,56% (yoy)ü PMA : Rp 150,0T naik 13,5%(yoy)ü PMDN : Rp 72,8T naik 20,2%(yoy)

Perdagangan Internasional

• Jan – Des 2013: Ekspor tumbuh -3.93% (yoy). Impor tumbuh -2,64% (yoy)• Juni 2014 : Ekspor naik 4,45% (yoy) menjadi US$15,42 miliar, sementara impor naik 0,54%

(yoy) menjadi US$15,72 miliar. Defisit neraca perdagangan sebesar US$305,1 juta• Semester 1 2014 : ekspor turun 2,46% (yoy) menjadi US$88,83 miliar, sementara impor

turun 4,7% (yoy) menjadi 89,98 miliar. Defisit perdagangan sebesar US$1,15 miliar.

Neraca Pembayaran

• Pada Q1-2014 Defisit transaksi berjalan kembali menyempit menjadi US$4.2 miliar (2.0% PDB) dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar US$4.3 miliar (2.1% PDB).

• Surplus transaksi modal dan finansial turun menjadi US$7.8 miliar yang berasal daridefisit investasi lainnya.

• BoP Q-1 2014 masih surplus US$3.6 miliar.

Page 6: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

ARAH KEBIJAKAN FISKALJANGKA MENENGAH :REFORMASI FISKAL DALAM RANGKA PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH

. .

.2.. .

6

Page 7: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

Fiscal space

terbatas(22-24%)

Porsisubsidi

yang besar

(27,5%)

Mandatory Mandatory spending. Anggaran

pendidikan20% & TKD

30%)

Penyerapankurang optimal

& polamenumpuk Q4

Diperlebar

Tambahan mandatory spending dikendalikan

Diefisienkan

Dioptimalkan & proporsional tiap kuartal

Quality spending

TANTANGAN DALAM PENGELOLAAN APBN

7

Page 8: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

Penguatan Ketahanan dan Produktifitas APBN untuk Menjaga KesinambunganFiskal dalam rangka Peningkatan Kapasitas Produksi dan Daya Saing

Perekonomian Nasional

Strategi

Tema Kebijakan Fiskal

ARAH KEBIJAKAN FISKAL JANGKA MENENGAH

Ketahanan & Keberlanjutan Produktivitas & Daya Saing Kesejahteraan1. Fiscal buffer (SAL, Cadangan

Risiko Fiskal);2. Flexibility (memperlebar

fiscal space, responkebijakan, crisis preparedness);

3. Fiscal risks management (Defisit, debt ratio, primary balance, debt service ratio)

1. Quality of spending§ Efficiency à sinergis (minimalisir

overlapping), flat policy , pembatasankegiatan kurang produktif, Meningkatkan ketepatan sasaran(subsidi dan bansos);

§ Productivityà belanja modal infrastruktur (MP3EI);

§ Effectivenessà penyederhanaanmekanisme (pengadaan, revisi danpencairan);

2. Pembiayaan untuk percepataninfrastruktur (utang untuk produktif, penjaminan infrastruktur);

3. Insentif fiskal untuk kegiatan ekonomistrategis..

1. Sinergisitas dan efektivitasprogram pro poor (MP3KI);

2. Perimbangan keuangan pusatdan daerah serta antardaerah (kesenjanganekonomi).

8

Page 9: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

IklimInvestasi

KonservasilingkunganOptimalisasi

pendapatan

Strategi untuk optimalisasi Pendapatan:1. Pemberian insentif fiskal untuk kegiatan ekonomi strategis untuk mendukung iklim investasi;2. Penguatan sistem dan administrasi dalam rangka peningkatan kepatuhan setiap WP;3. Memperluas tax base dengan Penggalian potensi sektor unggulan;4. Menyederhanakan golongan dan struktur tarif CHT;5. Intensifikasi dan ekstensifikasi penerimaan perpajakan ;6. Penggalian WP orang pribadi;7. Pemanfaatan data pihak ketiga sebagai pembanding dengan memanfaatkan SIN;8. Mendorong meningkatan PNBP SDA melalui efisiensi cost recovery dan peningkatan lifting dengan tetap menjaga

konservasi lingkungan;9. Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA;10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;11.Review jenis dan tarif PNBP KL dengan tetap menjaga peningkatan kualitas pelayanan publik;12.Mendorong peningkatan kinerja BUMN;13.Peningkatan lifting minyak dengan mendukung pengembangan sumur baru melalui pemberian insentif fiskal ;

§ Optimalisasi pendapatan;§ Iklim investasi dan

keberlanjutan dunia usahaterjaga;

§ Konservasi lingkungan terjaga.

KEBIJAKAN PENDAPATAN NEGARA JANGKA MENENGAH

Arah Kebijakan:

9

Page 10: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

Strategi untuk peningkatan quality spending:1. Short term strategy : Mengarahkan belanja untuk menjaga daya beli, kelancaran

kegiatan operasional, efisiensi birokrasi & pemeliharaan aset ;2. Long term strategy : di fokuskan untuk meningkatan daya saing, menjaga keberlanjutan

pertumbuhan ekonomi, stabilisasi perekonomian, keamanan dan politik & peningkatan kapasitas perekonomian serta pengurangan kesenjangan & kemiskinan (MP3KI)àpembangunan infrastruktur (MP3EI), ketahanan energi, ketahanan pangan, kualitas dan akses pendidikan,kesehatan dan pengembangan iptek dan SDM, .

3. Penguatan fleksibilitas belanja untuk mengantisipasi ketidakpastian perekonomian melalui penyediaan fiscal buffer (SAL, Cadangan risiko fiskal)yang memadai dan meningkatkan fleksibilitas pengelolaan keuanggan negara à pelebaran fiscal spaceà efisiensi belanja barang (flat policy), efisiensi subsidi dan bansos, .

KEBIJAKAN BELANJA NEGARA JANGKA MENENGAH

Short term spending • Flexible spending

Long term spending

Target

Welfare

Arah kebijakan:1. Mendorong

efisiensi;2. Meningkatkan

produktifitas;3. Meningkatkan

fleksibilitas

10

Page 11: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

DUKUNGAN PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DALAM MENDORONG PERCEPATAN PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH

. .

.3.. .

11

Page 12: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

3.1. Insentif Fiskal APBN3.1. Insentif Fiskal APBN

12

Page 13: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

INSENTIF FISKAL PERPAJAKANPP NOMOR 52 TAHUN 2011

Diberikan fasilitas pajak penghasilan bagi industri yang melakukan penanaman modal di bidang-bidang usaha tertentu dan/ataudaerah-daerah tertentu berupa:

1. pengurangan penghasilan neto sebesar 30% (selama 6 thn)2. penyusutan dan amortisasi yang dipercepat3. pengenaan PPh atas dividen yang dibayarkan kepada SPLN sebesar 10%, atau tarif yang lebih rendah menurut P3B yang berlaku4. kompensasi kerugian yang lebih lama dari 5 thn tetapi tidak lebih dari 10 thn

FASILITAS PPNPP NOMOR 31 TAHUN 2007

Impor dan atau penyerahan barang kena pajak tertentu yang bersifat strategis yang dibebaskan daripengenaan pajak pertambahan nilai.Ø Barang kena pajak tertentu yang bersifat strategis :

§ barang modal berupa mesin dan peralatan pabrik, baik dalam keadan terpasang maupun terlepas, tidak termasuksuku cadang.

FASILITAS BEA MASUK

PMK NOMOR 76/PMK.011/2012

Pembebasan Bea Masuk atas Impor Mesin serta Barang dan Bahan untuk Pembangunan atau Pengembangan Industri dalam Rangka Penanaman Modal

Fasilitas perpajakan (TAX HOLIDAY) bagi industri sumberdaya terbarukan berupa:1. Pembebasan pajak 5 s.d 10 tahun sejak produksi komersial;2. Pengurangan pajak sebesar 50% dari PPh terutang selama 2 thn.

Pelaksanaan PP tersebut diatur dalam PMK No.130/PMK.011/2011 tentang Pemberian Fasilitas Pembebasan atau Pengurangan Pajak PenghasilanBadan.

PP NOMOR 94 TAHUN 2010

PMK NOMOR 11/PMK.011/2014

Bea Masuk Ditanggung Pemerintah Atas Impor Barang Dan Bahan Untuk Memproduksi Barang Dan/Atau Jasa Guna Kepentingan Umum Dan Peningkatan Daya Saing Industri Sektor Tertentu Untuk Tahun Anggaran 2014 . 13

Page 14: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

INSENTIF BEA KELUAR ATAS EKSPOR PRODUK MINERAL YANG MEMBANGUN SMELTER ( PMK 153/2014)

14

2014Sejak berlaku

s/d 31 DesSejak 1 Jan s/d

30 JuniSejak 1 Juli s/d

31 DesSejak 1 jan 2016 s/d 30 Juni 2016

Sejak 1 Juli 2016 s/d 12 Jan 2017

1 Tahap I (Tingkat kemajuan s/d 7,5%) 7,5 7,5 7,5 7,5 7,5

2 Tahap II (Tingkat kemajuan 7,5% s/d 30%) 5 5 5 5 5

3 Tahap III (Tingkat kemajuan lebih dari 30%) 0 0 0 0 0

No Tingkat Kemajuan Pembangunan

Tarif Bea Keluar (%)2015 2016-2017

Page 15: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

3.2 Anggaran Belanja Infrastruktur dan Program Prioritas untuk Pengentasan KemiskinanPemerintah Pusat

3.2 Anggaran Belanja Infrastruktur dan Program Prioritas untuk Pengentasan KemiskinanPemerintah Pusat

15

Page 16: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

PERKEMBANGAN ANGGARAN INFRASTRUKTUR

16

Page 17: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

PROGRAM PRIORITAS UNTUK MENGENTASKAN KEMISKINAN DALAM TRILIUN RUPIAH….

Pendidikan (BOS)

17

Page 18: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

3.3. Penguatan Fiskal Pemerintah Daerah3.3. Penguatan Fiskal Pemerintah Daerah

1818

Page 19: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI 19

Melalui Anggaran K/L

BelanjaPemerintah

Pusat

Transferke

Daerah

Pemerintah DaerahPemerintah Pusat

Dana Vertikal di Daerah

BELANJA

Mendanai kewenangandi luar 6 Urusan

Mendanai kewenangan6 Urusan

MelaluiAnggaran Non K/L

Hibah

APBN

PEMBIAYAAN

PENDAPATAN

Pinjaman

• Dana Perimbangan• Dana Otsus dan

Penyesuaian

APBD

Dana DekonDana Tgs Pembantuan

PNPM, Jamkesmas

Subsidi dan Bantuan

Cat: 6 urusan pusat meliputi: politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi,moneter dan fiskal, dan agama.

ALUR PENGELUARAN DANA APBN KE DAERAH

Page 20: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

Komponen 2001 2004 2009 2013 2014 Selisih‘14 – ‘01

PAD 15,2 32,3 67,6 140,3 180,1 164,9DAU 60,3 82,1 186 311 341 280,7DAK - 2,8 24,7 31,7 33 33,0DBH 20,7 37,9 76,1 103 117,7 97,0Dana Otsus dan DIY - 1,6 9,5 13,4 16,7 16,7Dana Penyesuaian - 5,2 11,8 70,4 87,9 87,9Total Transfer ke Daerah 81,1 129,7 308,5 529,3 596,5 515,4

BESARAN DANA APBN YANG TELAH DISERAHKAN KE DAERAH MELALUI TRANSFER KE DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH

0

100

200

300

400

500

600

700

2001 2004 2009 2013 2014

Trili

un R

upia

h

DAU DAK DBH Dana Otsus dan DIY Dana Penyesuaian PAD

20

Page 21: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

RINGKASAN APBD KONSOLIDASI NASIONAL TAHUN 2013 - 2014

Uraian 2013 2014Rp Miliar % Total Rp Miliar % Total

Pendapatan 653.512 100,0% 759.476 116,2%PAD 140.328 21,5% 180.347 27,6%Dana Perimbangan 433.213 66,3% 482.221 73,8%Lain-lain Pend. Daerah yang Sah 79.971 12,2% 96.908 14,8%

Belanja 707.890 100,0% 817.674 115,5%Belanja Pegawai 296.818 41,9% 326.737 46,2%Belanja Barang dan jasa 148.171 20,9% 182.523 25,8%Belanja Modal 175.808 24,8% 213.670 30,2%Belanja Lain-lain 87.093 12,3% 94.745 13,4%

Surplus/defisit (54.378) (58198)Pembiayaan Netto 54.814 59.197Penerimaan Pembiayaan 66.819 74.617

SiLPA TA sebelumnya 61.373 91,8% 70.687 94,7%Pinjaman Daerah dan Obligasi Daerah 2.864 4,7% 2.192 3,1%

Pengeluaran Pembiayaan 12.005 15.420 0,1%Pembentukan Dana Cadangan 1.065 8,9% 583 4,9%Penyertaan Modal (Investasi) Daerah 8.002 66,7% 12.137 101,1%Pembayaran Pokok Utang 1.971 16,4% 2.297 19,1%

21

Page 22: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

TANTANGAN DALAM PERJALANAN KEBIJAKAN DESENTRALISASI FISKAL

2001-2004

2005-sekarang

Yang Akan Datang

UU 25/1999

Jumlah Pemda:367 Daerah

Transfer: Rp81 TPAD: Rp15 T

Volume APBD:Rp100 T

Kompleksitas dan tantangan yg terus meningkat memerlukan perbaikan terus menerus pada aspek“elemen desfis” maupun “management”

UU 33/2004

Jumlah Daerah (2014) : 539 Daerah

Transfer (2014): Rp596 TPAD (2014): Rp180 TVolume APBD (2014):

Rp759 T

Revisi UU 33/2004

Jumlah Daerah : 548 danterus bertambah

Transfer/PAD/Vol APBD terus meningkat

ü Demand on good governance

ü Demand on improvement in the quality of spending

22

Page 23: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

TANTANGAN SAAT INI:1. POTENSI PAD YANG KURANG MERATA

Rasio Pajak terhadap PDRB per Wilayah

• Secara rata-rata rasio pajak per wilayah sebesar 1,57%. Rasio pajak di wilayah Sulawesi merupakan yang paling tinggi dibandingkan 4 wilayahlainnya, yaitu sebesar 1,92% dan rasio pajak yang terendah terdapat di wilayah Nusa Tenggara Maluku Papua yaitu sebesar 1,13%.

• Hal ini menunjukkan belum meratanya kemampuan pemerintah daerah dalam menggali potensi PAD-nya.

%

Sumber: APBD 2013 (Diolah), *) Tidak termasuk DKI Jakarta

23

Page 24: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

Trend Belanja Daerah

Jenis Belanja Daerah(dalam miliar rupiah) 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Belanja Pegawai 180,439 198,562 229,081 261,153 296,540 322,627

Belanja Barang dan Jasa 79,600 82,007 104,221 122,225 148,012 181,929

Belanja Modal 114,598 96,179 113,523 137,438 175,578 212,676

Belanja Lain-Lain 40,594 50,110 48,449 71,071 86,953 98,675

Total 415,232 426,857 495,274 591,887 707,083 815,907

§ Proporsi terbesar belanja daerah adalah belanja pegawai,dengan proporsi diatas 40% (untuk provinsi di kisaran 20% dan untuk Kab/Kota di kisaran 50%) namun kecenderungannya menurun.§ Proporsi belanja modal

relatif kecil, meskipun mengalami peningkatan di tahun 2012, 2013dan 2014.

TANTANGAN SAAT INI:2. STRUKTUR BELANJA APBD YANG KURANG OPTIMAL

43.46%46.52% 46.25%

44.12%41.94%

39.5%

19.17% 19.21%21.04% 20.65% 20.93% 22.3%

27.60%

22.53% 22.92% 23.22%24.83% 26.1%

9.78%11.74%

9.78%12.01% 12.30% 12.1%

0.00%

5.00%

10.00%

15.00%

20.00%

25.00%

30.00%

35.00%

40.00%

45.00%

50.00%

2009 2010 2011 2012 2013 2014

24

Page 25: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

TW 1 TW 2 TW 3 TW 4*B. Pegawai 10.61 28.92 55.33 99.00B. Barang&Jasa 16.13 38.27 66.12 99.97B. Modal 6.78 26.68 49.53 98.60B. Lainnya 1.69 11.88 31.10 94.91Total Belanja 16.29 35.25 77.35 107.09

(Tahun 2013 Dalam %)

• Penyerapan BelanjaModal di Tw I-III sangat rendah, namun melonjaktinggi di akhirNovember-Desember.

• Ada beberapa belanjayang termasukbelanja lainnya yang tidak dianggarkan diAPBD murni, sehingga mempunyaireliasasi diatas 100%.

* Triwulan IV menggunakan data tahun 2012

0.00

20.00

40.00

60.00

80.00

100.00

120.00

tw1 tw2 tw3 tw4

Tot Belanja B. Pegawai B.Lainnya B. Barang jasa B. Modal

Belanja Modal

TANTANGAN SAAT INI:3. PENYERAPAN BELANJA APBD RELATIF LAMBAT

25

Page 26: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

§ Bulan Desember merupakan titik terendahbesaran simpanan pemda di Bank umumdan BPR, sehingga besaran teresebutmenunjukkan dana benar-benar tidaktergunakan pada tahun berkenaan

§ Desember tahun 2013 posisi Dana Idle adalah Rp 94,31 T lebih rendah dari tahun2012 sebesar Rp 99,24 T, dimana salahsatu penyebabnya adalah transfer pemerintah pusat yang lebih rendah darialokasi awal.

• Bentuk dana pemda di Perbankan terdiri dari simpanan berjangka, Giro dan Tabungan.

• Giro lebih banyak digunakan untuk transaksi sehari-hari Pemda (bagian terbesar dana Pemda di Bank)

• Besaran dana dalam bentuk simpanan berjangka mengalami tren yg meningkat secara signifikan

TANTANGAN SAAT INI:4. BESARAN DANA PEMDA DI PERBANKAN

99,9 100,7117,0

102,5127,8

169,6

193,0 206.4

Data update: Mei 2014 26

Page 27: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI 27

• Perbaikan formulasi kebijakan di bidang pendapatan daerah melalui pengembanganpajak dan retribusi daerah yang harmonis dengan pajak pusat agar menjadi signifikan untuk dijadikan andalan pendapatan daerah.

• Perbaikan formulasi kebijakan di bidang belanja daerah: • meningkatkan kualitas belanja daerah, antara lain melalui penyusunan

pedoman pengelolaan dana transfer dan percepatan penyampaian informasi alokasi Dana Transfer.

• menerapkan sanksi terhadap K/L dan Daerah yang mendanai kegiatan yang bukan urusannya.

• mengembangkan keleluasaan belanja daerah yang bertanggung jawab untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanan publik dasar.

• Perbaikan formulasi kebijakan di bidang pembiayaan daerah antara lain denganmembuka terobosan untuk pembiayaan melalui Regional Infrastructure Development Fund (RIDF), penerbitan Obligasi Daerah, dan pengembangan instrumen pembiayaandaerah lainnya seperti: pinjaman antar daerah, pinjaman lunak, penerusan pinjaman, Public Private Partnership (PPP), Viability Gap Funding (VGF) dan SUN/SUKUK-based on regional project

• Revisi UU Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara PemerintahPusat dan Pemerintahan Daerah.

STRATEGI PENGUATAN FISKAL DAERAH

Page 28: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI 28

Ø Pengendalian pemekaran daeraho Pengalokasian Dana Perimbangan kepada daerah otonom baru, dilakukan pada tahun

kedua.Ø Pengendalian belanja daerah dan perbaikan pengelolaan keuangan

o Kontrol terhadap dana idle daerah, terutama pembatasan terhadap simpanan Pemda diBank dalam bentuk simpanan berjangka., agar daerah lebih fokus pada belanja untukpeningkatan public service delivery, dan mengurangi fokus pada investasi financial;

Ø Surveillance serta reward and pubishment:o surveillance dilakukan secara berkala, sebagai salah satu alat untuk memberikan reward

and punishment kepada daerah yang didasarkan pada kinerja keuangannya.Ø Reformulasi Sumber Pendanaan APBD

o Menghapus alokasi dasar (belanja pegawai daerah) formula DAU, sehingga formula DAU hanya didasarkan pada Fiscal Gap, yaitu selisih antara Fiscal Needs dan Fiscal Capacity daerah.

o Reformulasi DAK agar lebih fokus pada pencapaian SPM di sektor kesehatan, pendidikan dan infrastruktur ke-PU-an (jalan, jembatan, air minum dan irigasi).

o Penerapan kerangka pendanaan jangka menengah pada DAK untuk mengurangikomplikasi penyusunan APBD sebagai akibat sempitnya jarak waktu antara penetapanDAK dengan tenggat waktu penetapan APBD.

ARAH PERBAIKAN KEBIJAKAN MELALUI REVISI UU NOMOR 33/2004

Page 29: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

3.4. Optimalisasi Pemanfaatan APBD3.4. Optimalisasi Pemanfaatan APBD

29

Page 30: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

5.216.22 6.35

3.55

8.217.44

6.01 5.726.60 6.48 6.53 6.21 6.15 6.34

5.32

7.275.84

6.685.73

3.98

6.65

-1.13

5.43

7.86 7.749.26

8.379.00

10.41

7.816.66

1.08

15.85

6.23

-2.0

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

12.0

14.0

16.0

18.0

NAD

SUM

UT

SUM

BAR

RIAU

KEPRI

JAMBI

SUM

SEL

BABEL

BENGKU

LU

LAMPU

NG

DKI

JABAR

BANTEN

JATENG

DIY

JATIM

KALBAR

KALTENG

KALSEL

KALTIM

BALI

NTB

NTT

SULU

T

GORO

NTALO

SULTEN

G

SULSEL

SULBAR

SULTRA

MALU

KU

MALU

T

PAPUA

PAPUA BARAT

PersenPertumbuhan Ekonomi Tahun 2012

Pertumbuhan Ekonomi Nasional

-

10.0

20.0

30.0

40.0

50.0

60.0

Sumatera Jawa Bali dan NusaTenggara

Kalimantan Sulawesi Maluku danPapua

22.69

58.58

2.76 9.21

4.46 2.29

23.77

57.62

2.51 9.30

4.74 2.06

Pers

en

Proporsi Perekonomian Per Wilayah 2009 - 2012

2009 2010 2011 2012

OVERVIEW PEREKONOMIAN DAERAH KTI: PDRB

PDRB daerah-daerahdi kawasan timurIndonesia menyumbangsekitar 18,72% (2009) à 18,61% (2014), dari total PDRB seluruhdaerah.

30

Kawasan Timur Indonesia

Kawasan Timur Indonesia

Sumber: BPS, diolah

Page 31: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

72.51

75.13 74.70

76.90 76.20

73.78

73.99

73.78 73.93

72.45

78.33

73.11

71.49

73.36

76.75

72.83

70.31

75.46

71.08

76.71

73.49

66.89 68.28

76.95

71.31 72.14 72.70

70.73 71.05 72.42

69.98

65.86

70.22

73.29

64.0

68.0

72.0

76.0

80.0

NAD

SUM

UT

SUM

BAR

RIAU

KEPRI

JAMBI

SUM

SEL

BABEL

BENGKU

LU

LAMPU

NG

DKI

JABAR

BANTEN

JATENG

DIY

JATIM

KALBAR

KALTENG

KALSEL

KALTIM

BALI

NTB

NTT

SULU

T

GORO

NTALO

SULTEN

G

SULSEL

SULBAR

SULTRA

MALU

KU

MALU

T

PAPUA

PAPUA BARAT

Indeks Pembangunan Manusia per Provinsi Tahun 2012

IPM Nasional

• Sebagian besar daerah di kawasan timur Indonesia memiliki IPM di bawah angkaIPM nasional.

• Peningkatan pelayanan pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur dasar sangatdiperlukan dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat di kawasan timur Indonesia.

31

Kawasan Timur Indonesia

Sumber: BPS, diolah

OVERVIEW PEREKONOMIAN DAERAH KTI: IPM

Page 32: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

-

1.00

2.00

3.00

4.00

5.00

6.00

Sumatera Jawa Bali dan NusaTenggara

Kalimantan Sulawesi Maluku dan Papua

1.8

5.7

0.4 0.4 0.50.2

1.5

4.8

0.2 0.3 0.4 0.2

Juta

Jiw

a

Pengangguran Terbuka per Wilayah 2009 - 2013

2009 2010 2011 2012 2013

-

5.0

10.0

15.0

20.0

Sumatera Jawa Bali dan NusaTenggara

Kalimantan Sulawesi Maluku dan Papua

6.7

17.3

2.21.0

2.3 1.5

6.1

15.5

2.0 1.02.2 1.6

Juta

Jiw

a

Penduduk Miskin per Wilayah 2010 - 2014

2010 2011 2012 2013 2014

32

Kawasan Timur Indonesia

Kawasan Timur Indonesia

Sumber: BPS, diolah

OVERVIEW PEREKONOMIAN DAERAH KTI: PENGANGGURAN & KEMISKINAN

Page 33: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI 33

PENDAPATAN APBD PEMDA DI KTI*

• Pendapatan pemda-pemda di Kawasan Timur Indonesia (KTI) terus meningkat, dari Rp164,6 triliun (2010) à Rp270,3 triliun (2014).

• Kontribusi PAD dalam APBD di daerah KTI masih relatif rendahà 11,1% (2010) dan 14,2% (2014).

• Masih terbuka potensi besar untuk meningkatkan PAD.* pemda di KTI meliputi pemda-pemda di Pulau Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

Page 34: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

Ø Belanja pemda-pemda di Kawasan Timur Indonesia terus meningkat, dari Rp160,8 triliun (2010) à Rp294,4 triliun (2014).

Ø Belanja pegawai PNSD masih dominan dalam APBD Pemerintah Daerah Kawasan TimurIndonesia tahun 2010 – 2014 à 40,23% (2010) dan 36,31% (2014).

Ø Pemda perlu terus meningkatkan kualitas belanja APBD diantaranya melalui alokasibelanja modal infrastruktur yang lebih besar, serta mengurangi alokasi belanja pegawaidan belanja yang tidak prioritas.

* pemda di kawasan timur Indonesia meliputi pemda-pemda di Pulau Kalimantan, Bali dan Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan Papua.

34

BELANJA APBD PEMDA DI KTI*

Page 35: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

SKEMA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR BERBASIS KERJA SAMA PEMERINTAH – SWASTA (KPS)

. .

.4.. .

35

Page 36: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

TANTANGAN DALAM PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR DI INDONESIA (PERSPEKTIF LEMBAGA2 KEUANGAN)

36

Tantangan :n Asset liability mismatch – kebutuhan dana jangka panjang vs periode waktu

pinjaman

n Diperlukan sumber daya dengan skala besar dalam satu proyek yang padatmodal

n Risiko yang tinggi dalam kerjasama penyediaan infrastruktur

n Efektivitas penegakan kontrak (Contract Enforcement)

Risiko-Risiko:n Political risk & Implementation risks

n Risiko Kegagalan Pembayaran Pinjaman

n Risiko Suku Bunga

n Risiko Nilai Tukar dan Fluktuasinya

Page 37: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

Peran Swasta dalam Pembangunan Infrastruktur

} Pihak Swasta dapat berperan dalam penyediaan infrastruktur di Indonesia melaluiskema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha/Public Private Partnership (PPP)

} Pengalaman Internasional:1. PPP adalah pola pengadaan proyek infrastruktur yang didasarkan pada kontrak

tertulis antara Pemerintah sebagai pemilik proyek Kerjasama dengan pihak sponsor/investor dari swasta yang berdasarkan pada:§ Skema pembagian risiko dan return yang fair;§ Spesifikasi layanan infrastruktur yang dibutuhkan.

2. Ciri-ciri dari proyek-proyek PPP internasional:§ Nilai investasi yang besar/sangat besar;§ Punya dampak nasional;§ Transformatif (hanya pemerintah yang baik yang bisa menyediakan

layanan infrastruktur).} Dasar Hukum Skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha di Indonesia:

Perpres 67/2005 j.o. Perpres 13/2010 jo. Perpres 56/2011: Proyek Kerjasamaadalah Penyediaan Infrastruktur yang dilakukan melalui Perjanjian Kerjasama atau pemberian Izin Pengusahaan antara Menteri/Kepala Lembaga/KepalaDaerah dengan Badan Usaha.

37

Page 38: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

Peran Kementerian Keuangan dalam Proyek KPS

Peran Kementerian Keuangan:1. Memfasilitasi pelaksanaan Proyek KPS terkait dukungan dan jaminan pemerintah melalui

kegiatan:§ Penyediaan Dana Talangan Dukungan Pemerintah melalui Pusat Investasi Pemerintah§ Penjaminan Risiko Infrastruktur melalui PT Penjaminan Infastruktur Indonesia

(Persero)§ Pelaksanaan Penyiapan Proyek KPS melalui PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)

2. Mengoordinasi keseluruhan instrumen penjaminan dan pembiayaan infrastruktur denganskema KPS yang dilaksanakan oleh BKF Kementerian Keuangan

Bappenas Kementerian Keuangan

• Kebijakan- kebijakan perencanaan KPS;

• Penetapan PPP Book

Fasilitasi Pelaksanaan Proyek KPS

PIP

Dana talanganDukungan

Pemerintah

PT PII

Penjaminan RisikoInfrastruktur

PT SMI

PelaksanaanPenyiapan

Proyek

BKPM

• Promosi danInvestor Relationship

• Clearing house Agent

38

Page 39: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

PENGATURAN TERKAIT KPS

• Penetapan Peraturan Presiden Nomor 56 Tahun 2011 yang merupakan revisi kedua atasPeraturan Presiden Nomor 67/ Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah dengan BadanUsaha dalam Penyediaan Infrastruktur– Pemerintah dapat memberikan Dukungan dan Jaminan Pemerintah.– Dukungan Pemerintah harus dicantumkan dalam dokumen pelelangan umum.– Jaminan Pemerintah diberikan dengan memerhatikan prinsip pengelolaan dan

pengendalian risiko keuangan dalam APBN.

Dukungan Pemerintah:§ Karakteristik Proyek KPS layak secara ekonomi namun

memiliki kelayakan finansial yang marjinal

§ Dukungan diberikan untuk meningkatkan kelayakan finansial proyek

§ Dukungan dapat diberikan dalam bentuk perizinan, pengadaan tanah, dukungan sebagian konstruksi, insentif perpajakan dan/atau kontribusi fiskal dalam bentuk finansial sesuai aturan

§ Menteri Keuangan dapat menyetujui pemberian Dukungan Pemerintah dalam bentuk insentif perpajakan dan/atau kontribusi fiskal dalam bentuk finansial berdasarkan usulan Menteri/Kepala Lembaga/Kepala Daerah

Jaminan dalam bentuk kompensasifinansial diberikan Pemerintah melaluiMenteri Keuangan dan diatur dalamPeraturan Presiden Nomor 78/2010

Jaminan Pemerintah :§ Political risks dalam proyek yang tidak

bisa dikendalikan oleh swasta

§ Kekhawatiran swasta dalambertransaksi dengankementerian/lembaga sebagaipemilik/penanggung jawab proyek

(sovereign risk).

39

Page 40: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

TERIMA KASIH

40

Page 41: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

Source: WEO-IMF

Perkembangan perekonomian global 2014 diperkirakan akan tumbuh lebih baik dibandingkan 2013, namun masih terdapat Downside Risk…

Consensus forecast June 2014

41

Ket: update IMF per Juni 2014, perkiraan pertumbuhan AS 2014 sebesar 2,0%, sementara perkiraan pertumbuhan Eropa 2014 direvisi menjadi 1%.

41

Oct'13 Jan'14 Apr'14 Oct'13 Jan'14 Apr'14World 3,0 3,6 3,7 3,6 4,0 3,9 3,9US 1,9 2,6 2,8 2,8 3,3 3,0 3,0Europe -0,5 1,0 1,0 1,2 1,3 1,4 1,5Tiongkok 7,7 7,3 7,5 7,5 7,0 7,3 7,3India 4,4 5,1 5,4 5,4 6,3 6,4 6,4ASEAN-5 5,2 5,4 5,1 4,9 5,5 5,6 5,4Indonesia 5,8 5,5 n.a 5,4 6,0 n.a 5,8

Trade Vol. World 3,0 4,9 4,5 4,3 5,4 5,2 5,3

WEO-IMF

GDP

20132014 2015

2012Jan-14 Jun-14 Jan-14 Jun-14 Jan-14 Jun-14

World 2,5 2,4 2,4 3,2 2,8 3,4 3,4Memo item: World (2010 PPP weights) 3,2 2,9 3,1 3,7 3,4 3,9 4,0High income 1,5 1,3 1,3 2,2 1,9 2,4 2,4

Euro Area -0,6 -0,4 -0,4 1,1 1,1 1,4 1,8Japan 1,4 1,7 1,5 1,4 1,3 1,2 1,3United States 2,8 1,8 1,9 2,8 2,1 2,9 3,0

Developing countries 4,8 4,8 4,8 5,3 4,8 5,5 5,4China 7,7 7,7 7,7 7,7 7,6 7,5 7,5Indonesia 6,3 5,6 5,8 5,3 5,3 5,5 5,6India 6,7 4,5 4,8 4,7 6,2 5,5 6,6 6,3

2014f2013e 2015f

Page 42: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

OUTLOOK ASUMSI MAKRO 2014

• Masih terdapat potensipertumbuhan <5,5%. Menunggu release PDB Q2 2014

• Inflasi masih bergerak padaperkiraan sebelumnya

• Rata-rata nilai tukardiperkirakan akan mencapaikisaran Rp11700/USD ü pola musiman di akhir tahun

• Lifting minyak diperkirakanhanya sanggup mencapai 804 ribu barel/hari.ü SKK Migas : Rapat Interdep 8 Juli

2014

42

2012 2013 20142015APBN APBN-P OUTLOOKrealisasi realisasi

Pertumbuhan Ekonomi 6.3 5.8 6.0 5.5 5.5 5.5 - 6.0%, yoy

Inflasi %, yoy 4.3 8.4 5.5 5.3 5.3 3.0 - 5.0%, ytd

Nilai Tukar 9384 10452 10500 11600 11700 11500 - 12100Rupiah per dolar AS, rata rata

Suku Bunga SPN 3 Bulan 3.2 4.5 5.5 6.0 6.0 6.0 - 6.5

(% rata rata)

ICP 112.7 105.7 105 105 105 95 - 110(USD per barel)

Lifting Minyak Mentah 860 825 870 818 804* 830 - 900

(ribu barel per hari)

Gas 1260 1215 1240 1224 1224 1235 - 1260(rb brl. setara minyak/hari)

Page 43: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

Strategi efisiensi Pembiayaan1. Kebijakan defisit untuk menstimulasi perekonomian dengan tetap menjaga kesinambungan fiskal;2. Pengendalian penambahan utang : pertumbuhan stock utang disesuaikan dengan proyeksi

pertumbuhan ekonomi untuk meminimalisir risiko;3. Mempertimbangkan kemampuan membayar (solvabilitas) dan kemampuan menyerap;4. Mengarahkan agar pemanfaatan utang benar –benar untuk kegiatan produktif ;5. Diarahkan agar memberi manfaat optimal bagi perekonomian domestik;6. Secara bertahap menurunkan stock utang (penurunan debt ratio, net negative flow)7. Bersumber dari pembiayaan yg cost of borrowing-nya relatif murah dan berisiko rendah;8. Dapat mengoptimalkan peran pembiayaan sebagai instrumen untuk percepatan infrastruktur,

peningkatan kinerja BUMN ;9. Menjaga ketersediaan fiscal buffer yang memadai untuk memperkuat daya tahan dengan

mempertimbangkan aspek efisiensi alokasi

KEBIJAKAN PEMBIAYAAN JANGKA MENENGAH

Risiko

Defisit terkendali dalam batas aman

Debt Ratio turun dan mengarahkan kegiatan produktif

Produktifitas1. Fokus kegiatan

produktif2. Dikelola secara

prudent3. Penguatan daya

tahan(resilience)

Arah Kebijakan:

43

Page 44: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI 44

INSENTIF FISKAL UNTUK ENERGI TERBARUKAN

KonstruksiEksplorasi Operasi

1 Fasilitas Bea Masuk ✔ ✔ ✔

2 Fasilitas PPh ✔ ✔ ✔

3 Fasilitas PPN ✔ ✔ ✔

4 Pendanaan Eksplorasi untuk PLTPMelalui Fasilitas Dana Geothermal (FDG) ✔ -- --

5 Jaminan Pemerintah

a. Fast-Track Program II (FTP II) : Off-take Guarantee (Surat JaminanKelayakan Usaha PLN )

-- -- ✔

b. Proyek KPS (melalui PT PII) -- ✔ ✔

Dasar Hukum:• 1,2, dan 3 : PMK 21 tahun 2010;• 4 : PMK 03 tahun 2012;• 5.a. : PMK 139 tahun 2011;• 5.b. : Perpres 78 tahun 2010 dan PMK 260 tahun 2010.

Page 45: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

BEBERAPA BIDANG USAHA YANG MENDAPAT INSENTIF PPH SESUAI PP 52 TAHUN 2011

45

No. Bidang Usaha Cakupan Produk Persyaratan1 Industri Kapal dan Perahu Kegiatan pembuatan dan perakitan macam-macam kapal dan

perahu komersilInvestasi > Rp. 50 M, Tng Kerja > 100 orang, Kapal diatas 500 DWT

2 Industri Pengolahan danPengawetan Ikan dan Biota Air (Bukan Udang) dalamKaleng

Semua jenis ikan (pisces) kecuali hiu

Ikan kaleng dan cooked loin (tuna atau cakalang kaleng) Kapasitas produksi minimal 30 ton/ha

3 Jasa Reparasi Kapal, Perahu dan Bangunan Terapung

Jasa reparasi dan perawatan kapal, perahu, kapal pesiar,kapalatau perahu untuk keperluan rekreasi dan olahraga dansejenisnya. Termasuk usaha jasa reparasi dan perawatan danmodifikasi bangunan lepas pantai.

Investasi > Rp. 50 M Tenaga Kerja > 300 orang Kapal diatas 50.000 DWT

4 Industri Kimia Dasar Organik yang Bersumber dari Hasil Pertanian

Industri oleokimia (fatty acids, fatty esters, fatty alcohol, fatty nitrogen compound, glycerine, methyl ester dan/atauturunannya)

Investasi ≥ Rp. 300 M Tng kerja ≥ 100 orang Industri yang terintegrasidalam satu wilayah dengan industriyang berbahanbaku CPO, CPKO, dan minyak nabatilainnya

Industri Bioenergi (Industri Biodiesel, Biooil, dan Bioetanol Anhidrat)Industri Biolube

Page 46: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

4.86

13.95

2.06

-

2.00

4.00

6.00

8.00

10.00

12.00

14.00

16.00

NAD

SUM

UT

SUM

BAR

RIAU

KEPRI

JAMBI

SUM

SEL

BABEL

BENGKU

LU

LAMPU

NG

DKI

JABAR

BANTEN

JATENG

DIY

JATIM

KALBAR

KALTENG

KALSEL

KALTIM

BALI

NTB

NTT

SULU

T

GORO

NTALO

SULTEN

G

SULSEL

SULBAR

SULTRA

MALU

KU

MALU

T

PAPUA

PAPUA BARAT

Rp Juta/Kapita

TKD/Kapita Se-Provinsi Rata-Rata/Kapita

46

0.0

1.0

2.0

3.0

4.0

5.0

6.0

7.0

8.0

Sumatera Jawa Bali danNusa Tenggara

Kalimantan Sulawesi Maluku dan Papua

1.9

0.81.5

3.02.1

6.0

2.71

1.19

2.23

4.14

3.01

7.66 Juta Rp

2010

2011

2012

2013

Distribusi Realisasi TKD Per KapitaMenurut PulauTahun 2013

Distribusi Realisasi TKD Per KapitaMenurut Provinsi Tahun 2013

DISTRIBUSI REALISASI TRANSFER KE DAERAH PER KAPITA

KTI

KTI

Page 47: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI 47

PENGUATAN FISKAL DAERAH : PAJAK & RETRIBUSI DAERAH

Closed – List Pajak Daerah PROVINSI KABUPATEN/KOTA

1. Pajak Kendaraan Bermotor2. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor4. Pajak Air Permukaan5. Pajak Rokok

1. Pajak Hotel2. Pajak Restoran3. Pajak Hiburan4. Pajak Reklame5. Pajak Penerangan Jalan6. Pajak Parkir7. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan8. Pajak Air Tanah9. Pajak Sarang Burung Walet10. PBB Perdesaan & Perkotaan11. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan

Closed -list system : • Daerah tidak boleh memungut pajak daerah selain yang ditetapkan dalam UU 28/2009.• Daerah tidak boleh memungut retribusi daerah selain yang tercantum dalam UU dan PP.• Sistem closed list diberlakukan untuk menghindari banyaknya jenis pungutan pajak daerah

yang dapat mendistorsi perekonomian daerah.

Page 48: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

KARAKTERISTIK INFRASTRUKTUR

48

• Merupakan proyek padat modal (capital-intensive)dengan jangka waktu pengembalian yang panjang (10 - 30 tahun);

• Diperlukan investasi terus-menerus pada aset tetap untuk menjaga kinerja pelayanannya;

• Struktur permodalan sebagian besar berasal dari porsi pinjaman (debt);

• Investasi awal bagi pembangunan proyek sangat besar (high front-end capital outlays).

Kapasitas

Rendah

Tingkat Pelayanan

RendahInvestasi

Rendah LingkaranKeseimbangan

Di Tingkat Dasar

Infrastruktur

rusak

Pemeliharaan

Rendah

Tingkat

Pengembalian

Rendah

Page 49: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

JENIS PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR

• Pengadaan oleh Pemerintahv Sumber pembiayaan utama untuk infrastruktur publik;v Dilakukan oleh Kementerian Teknis;v Dana Alokasi Khusus (DAK) untuk infrastruktur Pemerintah Daerah.

• Penugasan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) atau Badan Usaha Mulik Daerah (BUMD)v Penugasan kepada PT PLN untuk Percepatan Pembangunan

Pembangkit Tenaga Listrik yang menggunakan batubara dan energi terbarukan (Proyek 10.000 MW Tahap I dan II).

• Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS) / Public PrivatePartnership (PPP)v Untuk menggeser paradigma pembangunan infrastruktur dari

"pasokan bangunan fisik" menjadi "penyediaan layanan infrastruktur“.

49

Page 50: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

FASILITAS-FASILITAS PENDUKUNG PROYEK KPS

1. Dana Tanah (Land Fund)Dialokasikan untuk membantu investor dalam pembiayaan pengadaan tanahdi muka dan mengatasi masalah ketidakpastian harga tanah

2. Dana Infrastruktur (Infrastructure Fund)Bertujuan untuk membantu investor memperoleh pembiayaan domestik baikdalam bentuk pinjaman maupun penyertaan modal

3. Dana Penjaminan (Guarantee Fund)Untuk memberikan penjaminan atas risiko-risiko infrastruktur yang dihadapidalam Proyek Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha

Fasilitas-fasilitas pendukung dimaksud telah berdiri dan beroperasisecara penuh untuk mendukung percepatan pembangunan

infrastruktur.

50

Page 51: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

LAND FUND

q Land CappingØ Dukungan atas kenaikan harga tanah pada 28 proyek jalan tolØ Dukungan Pemerintah dalam bentuk land capping dialokasikan sebesar

Rp4,89 triliun sejak TA 2008 sampai dengan TA 2013q Land Revolving FundØ Pertama, Pemerintah akan membiayai pengadaan tanah kemudian

pemenang lelang akan membayar kembali kepada PemerintahØ Didanai dari APBN (sekitar Rp2,3 triliun)Ø Tambahan pendanaan dari APBN 2011 (Rp3,85 trilliun) dan APBN 2012

(Rp900 miliar)q Land Acquisition FundØ Untuk mendukung pengadaan tanah untuk beberapa Proyek KPS yang

unviable.

51

Page 52: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

PROJECT DEVELOPMENT SERVICES (PDF)

• Pemerintah telah mendirikan Infrastructure Fund dalam bentuk BUMN, PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (PT SMI) dan PT Indonesia Infrastructure Finance (PT IIF).

• Berdasarkan Keputusan Menteri KeuanganNo.126/KMK.01/2011 tanggal 2 Mei 2011, PT SMI ditugasi untuk memberikan fasilitasi penyiapan dua proyek KPS showcases, yaitu Kereta Api Bandara Soekarni Hatta-Manggarai dan SPAM Umbulan.

• Dalam penugasan tersebut, PT SMI wajib untuk memenuhiaktivitas berikut: – Memberikan konsultasi kepada Penangggung Jawab Proyek

Kerjasama;– Menyiapkan pre-feasibility study;– Kegiatan Market Sounding;– Menyiapkan dokumen lelang;– Memberikan asistensi selama proses lelang; dan– Memberikan dukungan sampai dengan tercapainya financial close.

52

Page 53: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

FASILITAS DANA GEOTHERMAL (FDG)

Pengertian• Dimaksudkan untuk mendanai eksplorasi panas bumi (geothermal).

Tujuan

• Meningkatkan kontribusi sumberdaya energi terbarukan, khususnya energi panasbumi.

• Membuat proyek panas bumi menjadi financially viable dan bankable denganmemberikan data eksplorasi yang diverifikasi oleh institusi internasional yang bereputasi.

Eligibility

• Pemerintah Daerah untuk meningkatkan kecukupan data pada WKP Panas Bumisebelum pelelangan.

• Pengembang panas bumi untuk melakukan eksplorasi .

Besaran

• Rp 3 Trilliun (kumulatif di tahun 2013), direncanakan akan ditambahkan setiaptahun.

53

Page 54: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

JAMINAN PEMERINTAH

• Jaminan Pemerintah diberikan oleh Menteri Keuangan melalui PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII).

• PT PII sebagai “single window” dalam pemberian jaminan.• PT PII didirikan untuk memenuhi tujuan berikut:

– Untuk memberikan jaminan atas political risk pada proyekinfrastruktur dengan skema KPS

– Untuk meningkatkan creditworthiness dan kualitas proyekinfrastruktur dengan skema KPS melalui pemberian jaminanyang kredible atas political risk

– Untuk meningkatkan governance dan transparansi pemberianjaminan

– Untuk melindungi Pemerintah dari kewajiban kontijensi ataspemberian jaminan (ring-fencing eksposur kewajiban kontijensiterhadap APBN)

54

Page 55: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

Alokasi APBN untuk Dukungan danJaminan Pemerintah pada Pembangunan Infrastruktur

Alokasi APBN untuk Dukungan dan Jaminan Pemerintah pada Pembangunan Infrastruktur, 2008-2013 (Rp miliar)

Keterangan2008 2009 2010 2011 2012 2013

APBN APBN-P

APBN APBN-P

APBN APBN-P APBN APBN-P APBN APBN-P

APBN

Land Capping - 1.000,0 2.000,0 1.000,0 1.200,0 1.000,0 890,2 610,0 500,0 500,0 500,0

Non debt FinancingLand Revolving Fund - - - - - 2.300,0 - 3.850,0 900.0 900,0 -

Fasilitas Dana Geothermal (FDG) - - - - - - 1.126,5 1.126,5 876,5 876,5 1 .126,5

Kewajiban Penjaminan Pemerintah untuk Fast Track Project Phase I

- 323,1 1.000,0 1.000,0 1.000,0 1.000,0 889,0 889,0 623,3 623,3 611,2

Kewajiban Penjaminan Pemerintah untuk Percepatan Penyediaan Air Minum

- - - - 50,0 50,0 147,0 15,0 10,0 10,0 35,0

Kewajiban Penjaminan Pemerintah pada Central Java Power Plant

59,8

55

Page 56: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

Moving Forward

q Viability Gap Fund (Dukungan Kelayakan Proyek Kerjasama)Ø Definisi: Dukungan Pemerintah berupa kontribusi fiskal dalam bentuk tunai atas sebagian

Biaya Pembangunan Proyek yang dilaksanakan melalui skema KPS.Ø Tujuan: meningkatkan kelayakan finansial Proyek KPS.Ø Untuk APBN 2013 telah dialokasikan dana VGF sebesar Rp.341 miliar untuk proyek

infrastruktur air minum Umbulan dan Lampung.q Project Development Facility (PDF) / Fasilitas Penyiapan Proyek

Fasilitas ini dimaksudkan untuk:Ø menghasilkan kemasan proyek yang menarik minat investor Ø mewujudkan proses pengadaan badan usaha yang kompetitif, transparan dan akuntabelØ Alokasi dana PDF dari tahun 2011 s.d 2013 masing-masing sebesar Rp. 132,65 miliar,

Rp.397,36 miliar dan Rp.211,7 miliarq Peningkatan Kapasitas Penjaminan PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PT PII), melalui:

Ø Peningkatan permodalan PT PII yang hingga saat ini telah memiliki Penyertaan Modal Pemerintah sebesar Rp. 4,5 triliun; dan

Ø Kerjasama PT PII dengan lembaga keuangan multilateral atau pihak lain yang memilikimaksud dan tujuan sejenis.

56

Page 57: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

PETA SMELTER TEMBAGA DAN POTENSI KAWASAN PENGEMBANGAN INDUSTRI TEMBAGA

PT. Freeport Indonesia

PT. Newmont Nusa Tenggara

PT. SmeltingGresik

PT. Nusantara SmeltingCorporation PT. Indosmelt

Mining

Processing & RefiningDownstream Industry

Diolah dari berbagai sumber

PT. Indovasi

PT. Batutua Tembaga Raya

On Progress investment

Potensi lokasi kawasan industri

Page 58: KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - bi.go.id · Review skema perpajakan & royalty dari penerimaan SDA; 10.Perbaikan tata kelola migas dalam rangka penguatan manfaat jangka panjang;

KEMENTERIAN KEUANGAN RI

PETA SMELTER NIKEL DAN POTENSI KAWASAN PENGEMBANGAN INDUSTRI NIKEL

PT. Antam

PT. Vale IndonesiaPT. Sulawesi Mining InvestmentPT. Ibrish Mining

PT. Putra Dermawan Pratama

PT. Bintang Fajar SejahteraPT. Multi Baja Industri

PT. Wedabay NickelPT. Feni Haltim

Mining

DownstreamIndustry

Processing & Refining

On Progress investment

Diolah dari berbagai sumberLokasi kawasan industri yang sedang dikembangkan