kementerian kelautan dan perikanan ...djpdspkp.kkp.go.id/editor/gambar/file/sakip pdspkp...iv | la p...
TRANSCRIPT
KEMENTERIAN
KELAUTAN DAN
PERIKANAN
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017 | i
KATA PENGANTAR
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Daya
Saing Produk Kelautan dan Perikanan (Ditjen PDSPKP)
Triwulan I Tahun 2017 sebagai wujud pertanggungjawaban
kepada stakeholders sesuai dengan Peraturan Presiden
Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah.
Laporan ini merupakan media akuntabilitas yang
merinci pertanggungjawaban sebagai amanah yang diemban organisasi dan
tanggung jawab pemakaian sumber daya untuk menjalankan misi organisasi. Di
samping itu, informasi perihal pengelolaan kegiatan dan sasaran organisasi
diuraikan dalam rangka pencapaian visi dan misinya.
Sebagai landasan penyusunan Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I
Tahun 2017 adalah Rencana Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan dan
Rencana Strategis Ditjen PDSPKP Tahun 2015-2019 serta Target Kinerja Ditjen
PDSPKP Triwulan I Tahun 2017 berikut realisasinya. Laporan ini memuat pula
pencapaian kinerja sasaran dan kinerja kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsi
Ditjen PDSPKP.
Kami berharap agar laporan kinerja ini dapat memenuhi harapan sebagai
media pertanggungjawaban kepada stakeholders dan pemacu peningkatan
kinerja bagi organisasi Ditjen PDSPKP.
Jakarta, April 2017
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing
Produk Kelautan dan Perikanan
Ir. Nilanto Perbowo, M.Sc
ii | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017
LAPORAN KINERJA TRIWULAN I
DIREKTORAT JENDERAL PENGUATAN DAYA SAING PRODUK
KELAUTAN DAN PERIKANAN
2017
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017 | iii
IKHTISAR EKSEKUTIF
Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk
Kelautan dan Perikanan (Ditjen PDSPKP) Triwulan I Tahun 2017 disusun sebagai
bentuk laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kinerja (performance results)
Ditjen PDSPKP selama triwulan I tahun 2017, dikaitkan dengan Rencana Kinerja
(performance plan) tahun 2016 yang sepenuhnya mengacu pada Rencana
Strategis Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Rencana Strategis Ditjen
PDSPKP Tahun 2015-2019.
Sesuai dengan Rencana Kinerja dan Perjanjian Kinerja tahun 2016, Ditjen
PDSPKP melakukan pengukuran terhadap 5 (lima) kegiatan pokok dan 1 (satu)
kegiatan penunjang yang tercakup dalam 1 (satu) program Penguatan Daya
Saing Produk Kelautan dan Perikanan untuk mencapai tujuan strategis sebagai
berikut: (1) Meningkatkan nilai ekspor produk kelautan dan perikanan; (2)
Meningkatkan rata-rata konsumsi ikan per kapita nasional; (3) Meningkatkan
volume produk olahan hasil perikanan yang bernilai tambah; (4) Meningkatnya
nilai produk kelautan dan perikanan; (5) Menjamin ketersediaan pasokan ikan di
Unit Pengolahan Ikan (UPI); (6) Meningkatkan nilai investasi hasil kelautan dan
perikanan; (7) Meningkatkan nilai pembiyaan usaha hasil kelautan dan perikanan
dari lembaga keuangan bank dan bukan bank; (8) Meningkatkan uji terap inovasi
teknologi hasil kelautan dan perikanan; dan (9) Meningkatkan dukungan
manajemen dan pelaksanaan tugas teknis di lingkungan Ditjen PDSPKP.
Tujuan strategis di atas selanjutnya dijabarkan dalam sasaran strategis
Ditjen PDSPKP yang telah ditetapkan dalam bentuk kontrak kinerja antara
Direktur Jenderal PDSPKP dengan Menteri Kelautan dan Perikanan terdiri dari 15
sasaran strategis dan 36 indikator kinerja utama.
Secara garis besar, beberapa saran dan rekomendasi yang dapat diberikan
terkait dengan permasalahan-permasalahan dalam pencapaian target sasaran
yang telah ditetapkan dan sebagai langkah antisipatif dalam pelaksanaan
kegiatan mendatang, antara lain:
iv | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017
1. Perlu adanya akselerasi pelaksanaan kegiatan dan penyerapan anggaran
dalam rangka mendukung pelaksanaan kegiatan yang secara langsung
berkontribusi dalam pencapaian Indikator Kinerja Ditjen PDSPKP sesuai
dengan target yang telah ditetapkan. Untuk itu, koordinasi dan integrasi
pelaksanaan program dan kegiatan antara pusat, daerah dan instansi lintas
sektoral perlu dilakukan secara intensif agar kegiatan dapat terlaksana
dengan baik sesuai dengan perencanaan;
2. Melakukan koordinasi lingkup Unit Kerja Ditjen PDSPKP, KKP, Dinas Kelautan
dan Perikanan Provinsi dan Kabupaten/Kota, serta instansi terkait lainnya
untuk melakukan rekonsiliasi dan menyampaikan kemajuan pelaksanaan
dan pemanfaatan pekerjaan secara periodik.
Pencapaian terhadap target sasaran kinerja pembangunan penguatan
daya saing produk kelautan dan perikanan yang telah dicapai selama tahun 2016
serta rencana tindak lanjut penyelesaian permasalahan yang dihadapi
diharapkan dapat menjadi salah satu acuan untuk merumuskan langkah-langkah
percepatan pelaksanaan kegiatan di tahun selanjutnya. Hasil analisis yang
komprehensif terhadap masing-masing indikator kinerja tahun 2016 diharapkan
dapat dijadikan umpan balik dan acuan perencanaan berikutnya.
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017 | v
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar ......................................................................................................... i
Ikhtisar Eksekutif ........................................................................................................ ii
Daftar Isi...... ................................................................................................................ iv
I. PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Maksud dan Tujuan ...................................................................................... 2
1.3 Tugas dan Fungsi .......................................................................................... 2
1.4 Keragaan Sumber Daya Manusia .............................................................. 4
1.5 Permasalahan Utama .................................................................................. 7
1.6 Sistematika Penyajian ................................................................................. 9
II. Perencanaan Kinerja ....................................................................................... 11
2.1 Rencana Strategis ......................................................................................... 11
2.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2017 .................................................................. 15
III. Akuntabilitas Kinerja ........................................................................................ 18
3.1 Capaian Kinerja ............................................................................................. 18
3.2 Evaluasi dan Analisis Kinerja ...................................................................... 20
3.2.1 Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat KP ............................ 20
1. Nilai Tukar Pengolah ........................................................... 21
2. Pertumbuhan PDB Perikanan ........................................... 22
3.2.2 Terwujudnya Kedaulatan dalam Pengelolaan SDKP............... 23
3. Tingkat Kemandirian SKPT di bawah Tanggung Jawab
Ditjen PDSPKP ....................................................................... 23
3.2.3 Terwujudnya Pengelolaan SDKP yang Bertanggung Jawab
dan Berkelanjutan ......................................................................... 25
4. Nilai Pembiayaan Usaha Hasil Kelautan dan
Perikanan dari Lembaga Keuangan Bank dan Bukan
Bank ......................................................................................... 25
5. Nilai Ekspor Hasil Perikanan .............................................. 26
6. Konsumsi Ikan Per Kapita .................................................. 27
vi | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017
7. PNBP pada Sektor Penguatan Daya Saing Produk KP . 27
8. Nilai Kesesuaian BP Ditjen PDSPKP. ................................ 28
3.2.4 Tersedianya Produk KP yang Berdaya Saing, Bertanggung
Jawab dan Berkelanjutan ............................................................. 29
9. Volume Produk Olahan Hasil Perikanan .......................... 29
10. Nilai Investasi Hasil Kelautan dan Perikanan ................. 30
11. Terkendalinya Inflasi Ikan Tahunan .................................. 31
3.2.5 Tersedianya Kebijakan Pembangunan Penguatan Daya
Saing yang Efektif .......................................................................... 32
12. Indeks Efektivitas Kebijakan Pemerintah Bidang
PDSPKP ................................................................................... 32
13. Jumlah Draft Peraturan Perundang-Undangan Bidang
PDSPKP................................................................................... 33
3.2.6 Akses Pasar Produk Kelautan dan Perikanan di Negara
Tujuan Ekspor yang Ditingkatkan ............................................... 34
14. Negara yang Tertangani Hambatan Ekspornya .............. 34
3.2.7 Promosi Produk Kelautan dan Perikanan di Pameran Skala
Internasional ................................................................................... 35
15. Jumlah Nilai Potensi Transaksi yang Dihasilkan dari
Promosi di Pameran Skala Internasional ....................... 35
3.2.8 Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Pengolahan
dan Pemasaran Produk Hasil KP yang Disusun ...................... 36
16. Jumlah RSNI Pengolahan dan Pemasaran Produk
Hasil KP yang Disusun ........................................................ 36
3.2.9 Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP) yang Diterbitkan
bagi Unit Pengolahan Ikan ........................................................... 37
17. Jumlah Sertifikat Kelayakan Pengolahan yang
Diterbitkan bagi Unit Pengolahan Ikan .......................... 37
3.2.10 Utilitas Unit Penanganan dan Pengolahan Produk Hasil KP 38
18. Utilitas Unit Penanganan dan Pengolahan Produk
Hasil KP .................................................................................. 39
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017 | vii
3.2.11 Usaha Sektor KP yang Mendapatkan layanan Pembiayaan
Bank dan Non-Bank ....................................................................... 39
19. Jumlah Usaha Sektor KP yang Dibiayai oleh Bank ........ 39
20. Jumlah Usaha Sektor KP yang Dibiayai oleh Non-Bank
.................................................................................................. 40
3.2.12 Ragam Inovasi Teknologi Pengolahan dan Pemasaran
Hasil kelautan dan Perikanan yang Dihasilkan ...................... 40
21. Jumlah Ragam Inovasi Teknologi Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Kelautan dan Perikanan yang
Dihasilkan ............................................................................... 41
3.2.13 Produk Perikanan yang Mendapatkan Sertifikat Produk
Penggunaan Tanda (SPPT) SNI .................................................... 42
22. Jumlah Produk Perikanan yang Mendapatkan
Sertifikat Produk Penggunaan Tanda (SPPT) SNI .......... 42
3.2.14 Pelaku Usaha yang Dibina dalam Inkubator Bisnis ................. 43
23. Jumlah Pelaku Usaha yang Dibina dalam Inkubator
Bisnis ...................................................................................... 43
3.2.15 Terwujudnya Aparatur Sipil Negara Ditjen PDSPKP yang
Kompeten, Profesional, dan Berintegritas ............................... 44
24. Indeks Kompetensi dan Integritas Ditjen PDSPKP ....... 44
3.2.16 Tersedianya Manajemen Pengetahuan Ditjen PDSPKP
yang Handal dan Mudah Diakses ................................................ 45
25. Persentase Unit Kerja Ditjen PDSPKP yang
Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan yang
Terstandar ............................................................................. 46
3.2.17 Terwujudnya Birokrasi Ditjen PDSPKP yang Efektif,
Efisien, dan Berorientasi pada Layanan Prima ....................... 47
26. Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi lingkup Ditjen
PDSPKP (%) ............................................................................ 47
27. Nilai AKIP Ditjen PDSPKP ................................................... 50
28. Level Maturitas SPIP Ditjen PDSPKP................................ 50
viii | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017
29. Persentase Tindak Lanjut Direktif Pimpinan Lingkup
Ditjen PDSPKP ...................................................................... 51
30. Jumlah Inovasi Pelayanan Publik Lingkup Ditjen
PDSPKP................................................................................... 51
3.2.18 Terkelolanya Anggaran Pembangunan Ditjen PDSPKP
secara Efisien dan Akuntabel ...................................................... 52
31. Nilai Kinerja Anggaran lingkup Ditjen PDSPKP (%) ....... 52
32. Persentase Kepatuhan terhadap SAP lingkup Ditjen
PDSPKP................................................................................... 53
3.3 Realisasi Anggaran ....................................................................................... 54
IV. Penutup .............................................................................................................. 55
4.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 55
4.2 Tindak Lanjut .................................................................................................. 55
Lampiran
1. Perjanjian Kinerja Ditjen PDSPKP Tahun 2017
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017 1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan kelautan dan perikanan melalui program penguatan daya saing
produk kelautan dan perikanan diarahkan dalam rangka mewujudkan produk
kelautan dan perikanan yang memiliki daya saing di pasar domestik dan
internasional dengan menerapkan sistem industri yang efisien dan nir-limbah.
Kebijakan dimaksud mengacu pada pendekatan market driven atau pasar yang
menjadi acuan kebijakan, sehingga ketersediaan produk dapat diterima dan diminati
oleh konsumen. Dengan demikian, produk yang dihasilkan harus merupakan produk
kelautan dan perikanan yang memiliki sifat high quality, safe, traceable, high value
content dan competitive. Kebijakan ini akan dilaksanakan dalam dalam kurun waktu
tahunan dan lima tahunan.
Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk
Kelautan dan Perikanan (Ditjen PDSPKP) Tahun 2015-2019 merupakan dokumen
perencanaan strategis Ditjen PDSPKP yang menjadi acuan dalam pelaksanaan
program dan kegiatan dalam kurun waktu lima tahunan. Mengacu pada dokumen
Renstra tersebut, setiap unit kerja lingkup Ditjen PDSPKP membuat perencanaan
tahunan guna mencapai indikator sasaran yang telah ditetapkan sesuai dengan
program yang termuat dalam Renstra. Perencanaan tersebut dibuat dengan disertai
indikator sasaran dan cara mencapai sasaran tersebut secara strategis.
Mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor
53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan
Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, Ditjen PDSPKP sebagai
Entitas Akuntabilitas Kinerja berkewajiban menyusun perjanjian kinerja, melakukan
pengukuran kinerja dan pengelolaan data kinerja, serta menyampaikan Laporan
Kinerja yang merupakan wujud akuntabilitas dari mandat yang diemban.
2 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017
Dokumen Laporan Kinerja merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban
Instansi Pemerintah dalam pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan yang
dilaksanakan berdasarkan Renstra maupun Rencana Kinerja Tahunan yang dibuat
sebelumnya, serta merupakan sarana untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian
kinerja berdasarkan indikator sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.
Untuk menilai efektivitas pelaksanaan program dan kegiatan serta mengukur
sejauh mana pencapaian sasaran berdasarkan indikator yang ada, Ditjen PDSPKP
menyusun Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP triwulan I tahun 2017. Laporan Kinerja ini
secara terstruktur akan menginformasikan capaian kinerja dari setiap pelaksanaan
program dan kegiatan dalam kurun waktu triwulan I tahun 2017.
1.2 Maksud dan Tujuan
Maksud dan tujuan penyusunan Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP triwulan I
tahun 2017 adalah untuk mengkomunikasikan pencapaian sasaran strategis pada
triwulan I tahun 2017 kepada para stakeholders guna mewujudkan akuntabilitas
kepada pihak-pihak yang memberi mandat atau amanah. Dengan demikian, Laporan
Kinerja ini merupakan sarana untuk mengkomunikasikan dan menjawab tentang apa
yang telah dicapai pada triwulan I tahun 2017 dan bagaimana proses pencapaiannya.
1.3 Tugas dan Fungsi
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 6/PERMEN-
KP/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan
(KKP), kedudukan Ditjen PDSPKP berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
Menteri Kelautan dan Perikanan.
Ditjen PDSPKP mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang penguatan daya saing dan sistem logistik produk
kelautan dan perikanan serta peningkatan keberlanjutan usaha kelautan dan
perikanan.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Ditjen PDSPKP menyelenggarakan
fungsi:
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017 3
1. Perumusan kebijakan di bidang pembinaan mutu dan diversifikasi produk,
penguatan promosi produk kelautan dan perikanan, peningkatan sistem logistik
produk kelautan dan perikanan, serta peningkatan keberlanjutan usaha kelautan
dan perikanan;
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pembinaan mutu dan diversifikasi produk,
penguatan promosi produk kelautan dan perikanan, peningkatan sistem logistik
produk kelautan dan perikanan, serta peningkatan keberlanjutan usaha kelautan
dan perikanan;
3. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pembinaan mutu
dan diversifikasi produk, penguatan promosi produk kelautan dan perikanan,
peningkatan sistem logistik produk kelautan dan perikanan, serta peningkatan
keberlanjutan usaha kelautan dan perikanan;
4. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pembinaan mutu dan
diversifikasi produk, penguatan promosi produk kelautan dan perikanan,
peningkatan sistem logistik produk kelautan dan perikanan, serta peningkatan
keberlanjutan usaha kelautan dan perikanan;
5. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pembinaan mutu dan diversifikasi
produk, penguatan promosi produk kelautan dan perikanan, peningkatan sistem
logistik produk kelautan dan perikanan, serta peningkatan keberlanjutan usaha
kelautan dan perikanan;
6. Pelaksanaan administrasi Ditjen PDSPKP; dan
7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
Ditjen PDSPKP dipimpin oleh seorang Direktur Jenderal dan terdiri atas:
1. Sekretariat Direktorat Jenderal (Setditjen);
2. Direktorat Logistik;
3. Direktorat Pengolahan dan Bina Mutu;
4. Direktorat Pemasaran;
5. Direktorat Usaha dan Investasi;
6. Unit Pelaksana Teknis, Balai Besar Pengujian dan Penerapan Hasil Perikanan
(BBP2HP), dan
7. Kelompok Jabatan Fungsional.
4 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017
Gambar 1.1. Struktur Organisasi Ditjen PDSPKP
1.4 Keragaan Sumber Daya Manusia
Jumlah pegawai di Ditjen PDSPKP Tahun 2016 mencapai 397 orang, dengan
rincian sebagai berikut:
1. Jumlah pegawai menurut unit kerja eselon II
Apabila dilihat dari gambar di bawah, jumlah pegawai menurut unit kerja Eselon
II terbanyak terdapat di UPT Ditjen PDSPKP, BBP2HP, yakni 119 orang, atau
Direktorat Logistik
Direktorat Usaha
dan Investasi
Direktorat Pengolahan dan
Bina Mutu
Direktorat Pemasaran
Subdit Pemetaan
dan Pemantauan
Subdit Tata Niaga
Subdit Pengadaan
dan Penyimpanan
Subdit Distribusi
Subdit
Standardisasi
Subdit Industri
Skala Mikro dan
Kecil
Subdit Industri
Skala Menengah
dan Besar
Subdit Diversifikasi
Subdit Pemetaan
dan Akses Pasar
Dalam Negeri
Subdit Pemetaan
dan Akses Pasar
Luar Negeri
Subdit Promosi
Subdit Kemitraan
Publik
Subdit Pemetaan
dan Peluang
Investasi
Subdit Pelayanan
dan Kemitraan
Usaha
Subdit Akses
Permodalan
Subdit
Kewirausahaan dan
Kelembagaan
Direktorat Jenderal Penguatan Daya
Saing Produk Kelautan dan Perikanan
Sekretariat Direktorat Jenderal
Bagian
Program
Bagian SDM
Aparatur
dan
Organisasi
Bagian
Hukum, Kerja
Sama, dan
Humas
Bagian
Keuangan
dan
Umum
Kelompok Jabatan Fungsional
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017 5
sekitar 29,60% dari total pegawai Ditjen PDSPKP. Sedangkan jumlah pegawai
yang paling sedikit terdapat di Direktorat Pemasaran, yakni 32 orang atau setara
dengan 7,96% dari total jumlah pegawai Ditjen PDSPKP.
Gambar 1.2. Jumlah Pegawai menurut Unit Kerja
2. Jumlah pegawai menurut kedudukan, untuk Pusat sebanyak 283 orang atau
70,40%, sedangkan UPT sebanyak 119 orang atau 29,60%.
Gambar 1.3. Jumlah Pegawai menurut Kedudukan
3. Jumlah pegawai menurut golongan: golongan IV sebanyak 84 orang, golongan III
sebanyak 254 orang, golongan II sebanyak 61 orang, dan golongan I sebanyak 3
orang. Dilihat pada gambar di bawah, menurut golongannya, pegawai Ditjen
PDSPKP terbanyak pada golongan III, yakni mencapai 63,18%, sedangkan yang
paling sedikit adalah golongan I, yakni sekitar 0,75%.
[CATEGORY
NAME]
17,91%
[CATEGORY
NAME]
12,69% [CATEGORY
NAME]
13,93%
[CATEGORY
NAME]
7,96%
[CATEGORY
NAME]
17,91%
[CATEGORY
NAME]
29,60%
[CATEGORY
NAME]
70,40%
[CATEGORY
NAME]
29,60%
6 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017
Gambar 1.4. Jumlah Pegawai menurut Golongan
4. Jumlah pegawai menurut jenis kelamin: laki-laki sebanyak 231 orang, atau setara
dengan 57,46% dari total pegawai Ditjen PDSPKP, dan perempuan sebanyak 171
orang, atau setara dengan 42,54% dari total pegawai Ditjen PDSPKP.
Gambar 1.5. Jumlah Pegawai menurut Jenis Kelamin
5. Jumlah pegawai menurut tingkat pendidikan: S3 sebanyak 6 orang, S2 sebanyak
135 orang, S1 sebanyak 146 orang, D4 sebanyak 15 orang, SM sebanyak 2
orang, D3 sebanyak 32 orang, D2 sebanyak 1 orang, SLTA sebanyak 57 orang,
SLTP sebanyak 6 orang, dan SD sebanyak 2 orang. Menurut tingkat
pendidikannya, pegawai Ditjen PDSPKP terbanyak dengan tingkat pendidikan S1,
yakni mencapai 36,32%, sedangkan yang paling sedikit adalah dengan tingkat
pendidikan D2, yakni sebanyak 0,25%.
Gol I
1%
Gol II
15%
Gol III
63%
Gol IV
21%
[CATEGORY
NAME]
57,46%
[CATEGORY
NAME]
42,54%
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017 7
Gambar 1.6. Jumlah Pegawai menurut Pendidikan
1.5 Permasalahan Utama
Untuk mengimbangi permintaan masyarakat dunia yang terus meningkat
terhadap produk ikan yang bermutu dan aman dikonsumsi, maka berbagai upaya
peningkatan produksi dan penanganan pasca panen yang baik, diversifikasi produk,
penguatan sistem logistik dan keberlanjutan usaha perlu terus dilakukan dalam
rangka penguatan daya saing. Perkembangan dimaksud tentunya harus didukung
dengan sarana dan prasarana (infrastruktur), teknologi, sumbedaya manusia, dan
financial sector yang memadai. Namun demikian sampai saat ini dukungan tersebut
dinilai masih terbatas. Untuk itu, beberapa permasalahan yang berasal dari
dalam/internal (internal factors) dalam rangka penguatan daya saing produk
kelautan dan perikanan antara lain adalah:
a. Masih rendahnya nilai tambah dari produk perikanan dan kelautan
b. Terbatasnya ragam dan diversifikasi produk olahan hasil kelautan dan perikanan
yang bernilai tambah;
c. Belum memadainya sarana dan prasarana di sentra produksi dan pemasaran hasil
kelautan dan perikanan;
S3
1%
S2
34%
[CATEGORY NAME]
36,32% D4
4% SM
1%
D3
8%
[CATEGORY NAME]
0,25%
SLTA
14%
SLTP
1% SD
1%
8 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017
d. Belum optimalnya kelembagaan yang dapat memanfaatkan sarpras pasca panen
yang tersedia;
e. Terbatasnya informasi yang tepat, akurat dan aktual tentang ketersediaan produk
kelautan dan perikanan;
f. Terbatasnya promosi dan kerjasama usaha dan pemasaran hasil perikanan;
g. Terbatasnya jaringan distribusi dan konektivitas hulu-hilir hasil kelautan dan
perikanan;
h. Tingkat susut hasil yang relatif masih tinggi di sentra produksi dan pasca panen;
i. Terbatasnya jumlah Unit Pasca Panen dan Pasar Ikan yang memenuhi standar;
j. Terbatasnya ketersediaan bahan baku Unit Pengolahan Ikan, yang menyebabkan
masih rendahnya tingkat utilitas Unit Pengolahan Ikan;
k. Sebagian besar UMKM, belum memenuhi standar mutu dengan kemampuan SDM
dan finansial yang sangat terbatas
l. Makin ketatnya syarat pasar global (mutu dan keamanan pangan, ketelusuran,
keberlanjutan/ lingkungan, isu sosial);
m. Jumlah impor hasil perikanan relatif belum sesuai dengan standar, jumlah
kebutuhan pasar dan industri di dalam negeri dalam rangka melindungi produsen
dan konsumen di dalam negeri;
n. Terbatasnya kegiatan dalam rangka pemberdayaan kelompok pasca panen;
o. Terbatasnya wilayah pengembangan pasca panen hasil kelautan dan perikanan
yang berbasis kawasan dan terpadu dengan stakeholder terkait lainnya;
p. Terbatasnya kompetensi dan jumlah tenaga kerja dibidang pasca panen dan
pemasaran;
q. Terbatasnya kompetensi dan jumlah pembina mutu dan pembina pasar hasil
kelautan dan perikanan;
r. Belum meratanya kesadaran masyarakat Indonesia terhadap produk ikan yang
bermutu dan aman dikonsumsi, terbukti dengan masih maraknya penggunaan
bahan kimia berbahaya dalam penanganan dan pengolahan hasil perikanan;
s. Biaya Logistik Indonesia yang masih mahal bila dibandingkan dengan Negara-
Negara maju dan ASEAN;
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017 9
t. Belum efektifnya koordinasi antar stakeholder bidang pengolahan dan pemasaran
hasil perikanan.
Sementara permasalahan yang berasal dari faktor luar eksternal (external
factors) bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan antara lain adalah:
1. Semakin ketatnya persyaratan ekspor yang berlaku di negara-negara tujuan ekspor
hasil perikanan;
2. Belum meratanya minat mengkonsumsi ikan pada konsumen lokal dan banyaknya
gejala gizi buruk masyarakat;
3. Semakin berkembangnya produk pangan substitusi yang disuplai dari negara-
negara penghasil utama daging ternak, seperti Australia dan beberapa negara
Amerika Latin;
4. Masih terbatasnya akses mendapatkan kredit perbankan bagi usaha investasi dan
permodalan di bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan khususnya yang
skala usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM);
5. Masih terbatasnya kebijakan pemerintah dalam rangka mendukung pembangunan
pengolahan dan pemasaran hasil perikanan;
6. Masih terbatasnya sarana dan prasarana yang berbiaya murah untuk mendukung
distribusi dan pemasaran produk perikanan antar daerah dan antar pulau.
1.6 Sistematika Penyajian
Penyusunan Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Tahun 2016 mengacu pada
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja
dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
Pada dasarnya Laporan Kinerja ini mengkomunikasikan capaian kinerja Ditjen
PDSPKP selama Tahun 2016. Capaian Kinerja (Performance Results) Tahun 2016
tersebut dibandingkan dengan Rencana Kinerja (Performance Plan) Tahun 2016
sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Analisis atas capaian kinerja
terhadap rencana kinerja ini akan memungkinkan diidentifikasikannya sejumlah
celah kinerja (performance gap) bagi perbaikan kinerja di masa mendatang.
Adapun sistematika penyajian Laporan Kinerja adalah sebagai berikut:
10 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017
1. Ikhtisar Eksekutif, menyajikan tujuan, sasaran, capaian kinerja selama tahun
2016;
2. Bab I Pendahuluan, menyajikan penjelasan umum tentang Ditjen PDSPKP,
dengan penekanan kepada aspek strategis Ditjen PDSPKP serta permasalahan
utama (strategic issued) yang sedang dihadapi oleh Ditjen PDSPKP;
3. Bab II Perencanaan Kinerja, menguraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja
Ditjen PDSPKP Tahun 2016;
4. Bab III Akuntabilitas Kinerja, menyajikan capaian kinerja Ditjen PDSPKP untuk
setiap pernyataan kinerja sasaran strategis Ditjen PDSPKP sesuai dengan hasil
pengukuran kinerja Ditjen PDSPKP. Untuk setiap pernyataan kinerja sasaran
strategis tersebut dilakukan analisis capaian kinerja. Disamping itu, dalam Bab
ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan yang telah digunakan untuk
mewujudkan kinerja Ditjen PDSPKP sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.
5. Bab IV Penutup, menguraikan simpulan umum atas capaian kinerja Ditjen
PDSPKP serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan Ditjen PDSPKP
untuk meningkatkan kinerjanya;
6. Lampiran.
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017 | 11
BAB II PERENCANAAN KINERJA
2.1 Rencana Strategis
Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan
menyusun Rencana Strategis Tahun 2015-2019 berdasarkan Renstra KKP Tahun
2015-2019 dengan fokus pada program dan kegiatan yang menjadi
kewenangannya. Renstra tersebut telah ditetapkan melalui Keputusan Direktur
Jenderal PDSPKP Nomor 01/KEP-DJPDSPKP/2015 tentang Rencana Strategis Ditjen
PDSPKP Tahun 2015-2019.
Dalam rangka mendorong percepatan pencapaian misi pembangunan
kelautan dan perikanan tersebut, maka langkah-langkah strategis pembangunan
penguatan daya saing produk kelautan dan perikanan adalah sebagai berikut:
“Pembangunan Kelautan dan Perikanan yang Berdaya Saing dan
Berkelanjutan untuk Kesejahteraan Masyarakat”
VISI
MISI
Kedaulatan (Sovereignty): mewujudkan pembangunan kelautan dan perikanan yang berdaulat, guna menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan SDKP, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan. Keberlanjutan (Sustainability): mewujudkan pengelolaan SDKP yang berkelanjutan. Kesejahteraan (Prosperity): mewujudkan masyarakat kelautan dan perikanan yang sejahtera, maju, mandiri, serta berkepribadian dalam
kebudayaan.
12 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017
1. Mengembangkan akses pasar dan promosi hasil kelautan dan perikanan di
pasar dalam dan luar negeri;
2. Mengembangkan mutu dan diversifikasi produk kelautan dan perikanan;
3. Mengembangkan sistem logistik hasil kelautan dan perikanan;
4. Mengembangkan investasi dan keberlanjutan usaha hasil kelautan dan
perikanan;
5. Mengembangkan pengujian penerapan hasil kelautan dan perikanan;
6. Mengembangkan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis di
bidang penguatan daya saing produk kelautan dan perikanan.
2.1.1 Tujuan dan Sasaran Strategis
Tujuan pembangunan penguatan daya saing produk kelautan dan perikanan
disusun berdasarkan langkah-langkah strategis adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan konsumsi ikan per kapita nasional
2. Meningkatkan nilai ekspor produk kelautan dan perikanan
3. Meningkatkan volume produk olahan hasil perikanan
4. Meningkatnya nilai produk kelautan dan perikanan
5. Jaminan ketersediaan pasokan ikan di Unit Pengolahan Ikan (UPI)
6. Meningkatkan nilai investasi hasil kelautan dan perikanan
7. Meningkatkan nilai pembiyaan usaha hasil kelautan dan perikanan dari
lembaga keuangan bank dan bukan bank
8. Meningkatkan uji terap inovasi teknologi hasil kelautan dan perikanan
9. Meningkatkan dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis di
lingkungan Ditjen PDSPKP
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017 | 13
Gambar 2.1. Peta Sasaran Strategis Ditjen PDSPKP Tahun 2017
2.1.2 Kebijakan
Dalam rangka mendukung pembangunan kelautan dan perikanan yang
berdaulat, dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat, maka kebijakan
Ditjen PDSPKP periode tahun 2015-2019 diarahkan untuk mewujudkan daya saing
produk kelautan dan perikanan yang mandiri, maju, kuat dan berbasis kepentingan
nasional. Dalam implementasi kebijakan dimaksud, strategi pembangunan yang
akan dilaksanakan, antara lain:
1. Penguatan Koneksitas Hulu-Hilir
Penguatan Koneksitas Hulu-Hilir mutlak diperlukan dalam rangka mewujudkan
sistem produksi dan distribusi yang dapat menjamin ketersediaan pasokan untuk
memenuhi kebutuhan pangan bagi masyarakat secara merata dan terjangkau
Terwujudnya
kesejahteraan Masyarakat
KP
Terwujudnya
kedaulatan dalam
pengelolaan SDKP
Terwujudnya pengelolaan SDKP
yang bertanggungjawab dan
berkelanjutan
Tersedianya produk KP yang berdaya saing,
bertanggungjawab, dan berkelanjutan
pengelolaan SDKP
Tersedianya
kebijakan
pembangunan
penguatan daya
saing yang efektif
Akses pasar
produk KP di
negara tujuan
ekspor yang
ditingkatkan
Promosi
produk KP di
pameran skala
internasional
RSNI Pengolahan
dan Pemasaran
Hasil KP yang
disusun
SKP yang
Diterbitkan bagi
Unit Pengolahan
Ikan
Utilitas Unit
Penanganan dan
Pengolahan
Produk Hasil
KP
Usaha Sektor
KP yang
Mendapatkan
Layanan
Pembiayaan
Bank dan Non
Bank
Ragam Inovasi
Teknologi
Pengolahan dan
Pemasaran Hasil
KP yang
Dihasilkan
Produk
Perikanan yang
Mendapatkan
SPPT SNI
Pelaku Usaha
yang Dibina
dalam
Inkubator
Bisnis
Terwujudnya ASN
Ditjen PDSPKP yang
kompeten,
professional, dan
berintegritas
Tersedianya
manajemen
pengetahuan Ditjen
PDSPKP yang handal
dan mudah diakses
Terwujudnya birokrasi
Ditjen PDSPKP yang
efektif, efisien, dan
berorientasi pada
layanan prima
Terkelolanya anggaran
pembangunan Ditjen
PDSPKP secara efisien
dan akuntabel
HUMAN CAPITAL INFORMATION CAPITAL ORGANIZATION CAPITAL FINANCIAL CAPITAL
14 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017
serta memenuhi kebutuhan permintaan industri secara berkelanjutan sehingga
dapat memberikan nilai tambah dan daya saing. Langkah-langkah operasional
strategi kebijakan tersebut meliputi: a. pengembangan komoditas dan produk
unggulan berorientasi pasar; b. penataan dan pengembangan kawasan dan
sentra produksi secara berkelanjutan; c. pengembangan konektivitas dan
infrastruktur; d. pengembangan usaha dan investasi; d. pengendalian mutu dan
keamanan produk kelautan dan perikanan; e. pengembangan sistem
manajemen.
2. Standardisasi dan Sertifikasi Produk Kelautan dan Perikanan
Standardisasi produk diamanatkan melalui UU Perikanan No. 31/2004 yang
telah diubah menjadi No. 45/2009. Secara nasional, kegiatan standardisasi
dikoordinasikan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) sebagaimana
dituangkan dalam PP 102/2000 tentang Standardisasi Nasional. Standardisasi
akan lebih fokus diarahkan pada standar pasca panen produk pangan dan non
pangan dengan ragam jenis produk yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
perkembangan pasar baik untuk lokal, ekspor maupun impor. Standardisasi
yang diberlakukan di Indonesia adalah Standar Nasional Indonesia (SNI) yang
dinyatakan dalam Sertifikat Produk Penggunaan Tanda Standar NasionaI
Indonesia (SPPT SNI).
3. Pengembangan Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN)
Sistem Logistik Ikan Nasional (SLIN) adalah sistem manajemen rantai pasokan
ikan dan produk perikanan, bahan dan alat produksi, serta informasi mulai dari
pengadaan, penyimpanan, sampai dengan distribusi, sebagai suatu kesatuan
dari kebijakan untuk meningkatkan kapasitas dan stabilisasi sistem produksi
perikanan hulu-hilir, pengendalian disparitas harga, serta untuk memenuhi
kebutuhan konsumsi dalam negeri.
4. Pemberdayaan Masyarakat dan/atau Kelompok Masyarakat
Dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan/atau kelompok masyarakat
pengolah dan pemasar (Poklahsar) hasil kelautan dan perikanan, langkah-
langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut: (i) identifikasi potensi dan
permasalahan wilayah, (ii) identifikasi masyarakat dan/atau kelompok
masyarakat penerima bantuan terutama usaha skala rumah tangga/mikro kecil,
(iii) melibatkan para pemangku kepentingan, (iii) bimbingan teknis bagi aparatur
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017 | 15
dan masyarakat dan/atau kelompok masyarakat sasaran penerima bantuan, (v)
mengoptimalkan peran tenaga pendamping/penyuluh sebagai fasilitator
sekaligus motivator dalam proses perencanaan partisipatif, pelaksanaan dan
pelaporan serta melakukan sosialisasi, serta (vi) menerapkan upaya
pemberdayaan secara konsisten dan berkelanjutan.
Kebijakan dan strategi pembangunan dimaksud dilaksanakan dalam satu
program penguatan daya saing produk kelautan dan perikanan dengan didukung
oleh 5 (lima) kegiatan pokok dan 1 (satu) kegiatan penunjang, yaitu:
1. Pembinaan Mutu dan Diversifikasi Produk;
2. Penguatan Promosi Produk Kelautan dan Perikanan;
3. Peningkatan Sistem Logistik Produk Kelautan dan Perikanan;
4. Peningkatan Keberlanjutan Usaha Kelautan dan Perikanan;
5. Pengujian Penerapan Hasil Perikanan
6. Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya DJPDSKP
2.2 Perjanjian Kinerja Tahun 2017
Penetapan sasaran strategis yang akan dicapai dan pengukuran tingkat
keberhasilan dituangkan dalam dokumen rencana kinerja (performance plan) 2016.
Setiap sasaran strategis memiliki indikator kinerja dengan target kinerja. Target
kinerja tersebut dikelompokkan ke dalam 4 (empat) perspektif Balanced Scorecard,
yakni: 1) Perspektif Pemangku Kepentingan (Stakeholder Perspective); 2) Perspektif
Pelanggan (Customer Perspective); 3) Perspektif Internal (Internal Process
Perspective); dan 4) Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and
Growth Perspective).
Tabel 2.1. Perjanjian Kinerja Tahun 2017
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
STAKEHOLDER PERSPECTIVE
1
Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat KP
1 Nilai Tukar Pengolah 102.5
2 Pertumbuhan PDB Perikanan
8
CUSTOMER PERSPECTIVE
2 Terwujudnya Kedaulatan dalam Pengelolaan SDKP
3 Tingkat Kemandirian SKPT di bawah tanggung jawab Ditjen PDSPKP
Pra Mandiri 3 (Terbangun)
3 Terwujudnya Pengelolaan SDKP yang
4 Nilai Pembiayaan Usaha Hasil Kelautan dan
3
16 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
Bertanggungjawab dan Berkelanjutan
Perikanan dari Lembaga Keuangan Bank dan Bukan Bank (Rp. Triliun)
5 Nilai Ekspor Hasil Perikanan (USD Miliar)
7.62
6 Konsumsi Ikan per Kapita Nasional (Kg/Kap)
47.12
7 PNBP pada Sektor Penguatan Daya Saing Produk KP (Rp Juta)
229.53
8 Nilai Kesesuaian Bantuan Pemerintah Ditjen PDSPKP (%)
80
4 Tersedianya Produk KP yang Berdaya Saing, Bertanggungjawab, dan Berkelanjutan
9 Volume produk olahan hasil perikanan (Juta Ton)
6.2
10 Nilai Investasi Hasil Kelautan dan Perikanan (Rp. Triliun)
5.94
11 Terkendalinya Inflasi Ikan Tahunan (%)
<15
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
5 Tersedianya Kebijakan Pembangunan Penguatan Daya Saing Yang Efektif
12 Indeks Efektivitas Kebijakan Pemerintah Bidang PDSPKP
7,7
13 Jumlah Draft Peraturan Perundang-Undangan Bidang PDSPKP (draft peraturan)
14
6 Akses Pasar Produk Kelautan dan Perikanan di Negara Tujuan Ekspor yang Ditingkatkan
14 Negara yang Tertangani Hambatan Ekspornya (negara)
1
7 Promosi Produk Kelautan dan Perikanan di Pameran Skala Internasional
15 Jumlah Nilai Potensi Transaksi yang Dihasilkan dari Promosi di Pameran Skala Internasional (juta USD)
200
8 Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Pengolahan dan Pemasaran Produk Hasil KP yang Disusun
16 Jumlah RSNI Pengolahan dan Pemasaran Produk Hasil KP yang Disusun
15
9 Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP) yang Diterbitkan bagi Unit Pengolahan Ikan
17 Jumlah Sertifikat Kelayakan Pengolahan yang Diterbitkan bagi Unit Pengolahan Ikan (SKP)
1500
10 Utilitas Unit Penanganan dan Pengolahan Produk Hasil KP
18 Utilitas Unit Penanganan dan Pengolahan Produk Hasil KP (%)
60
11 Usaha Sektor KP yang 19 Jumlah Usaha Sektor KP 50,000
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017 | 17
No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target
Mendapatkan Layanan Pembiayaan Bank dan Non-Bank
yang Dibiayai oleh Bank (unit usaha)
20 Jumlah Usaha Sektor KP yang Dibiayai oleh Non-Bank (unit usaha)
100
12 Ragam Inovasi Teknologi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Kelautan dan Perikanan yang Dihasilkan
21 Jumlah Ragam Inovasi Teknologi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Kelautan dan Perikanan yang Dihasilkan (Ragam)
4
13 Produk Perikanan yang Mendapatkan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda (SPPT) SNI
22 Jumlah Produk Perikanan yang Mendapatkan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda (SPPT) SNI (Produk)
3
14 Pelaku Usaha yang Dibina dalam Inkubator Bisnis
23 Jumlah Pelaku Usaha yang Dibina dalam Inkubator Bisnis (UMKM)
7
LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE
15 Terwujudnya Aparatur Sipil Negara Ditjen PDSPKP yang Kompeten, Profesional, dan Berintegritas
24 Indeks Kompetensi dan Integritas Ditjen PDSPKP (%)
80
16 Tersedianya Manajemen Pengetahuan Ditjen PDSPKP yang Handal dan Mudah Diakses
25 Persentase Unit Kerja Lingkup Ditjen PDSPKP yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan yang Terstandar (%)
65
17 Terwujudnya Birokrasi Ditjen PDSPKP yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi pada Layanan Prima
26 Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi lingkup DJPDSPKP
A (80)
27 Nilai AKIP Ditjen PDSPKP A (88)
28 Level Maturitas SPIP Ditjen PDSPKP (Level)
2
29 Persentase Tindak Lanjut Direktif Pimpinan lingkup Ditjen PDSPKP (%)
100
30 Jumlah Inovasi Pelayanan Publik lingkup Ditjen PDSPKP
1
18 Terkelolanya Anggaran Pembangunan Ditjen PDSPKP secara Efisien dan Akuntabel
31 Nilai Kinerja anggaran lingkup Ditjen PDSPKP
Baik (85)
32 Persentase kepatuhan terhadap SAP lingkup Ditjen PDSPKP
100
18 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1 Capaian Kinerja
Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan
(Ditjen PDSPKP) pada tahun 2017 menetapkan 18 (delapan belas) Sasaran Strategis
(SS) dengan 32 Indikator Kinerja.
Pengukuran capaian kinerja Ditjen PDSPKP 2017 dilakukan dengan cara
membandingkan antara target dan realisasi indikator kinerja pada masing-masing
perspektif.
Tabel 3.1. Ikhtisar Pencapaian Kinerja Ditjen PDSPKP Tahun 2017
No Sasaran Program Indikator Kinerja Target Realisasi %
STAKEHOLDER PERSPECTIVE
1
Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat KP
Nilai Tukar Pengolah 102.5 - -
Pertumbuhan PDB Perikanan 8 - -
CUSTOMER PERSPECTIVE
2 Terwujudnya Kedaulatan dalam Pengelolaan SDKP
Tingkat Kemandirian SKPT di bawah tanggung jawab Ditjen PDSPKP
Pra Mandiri 3
(Terbangun)
- -
3 Terwujudnya Pengelolaan SDKP yang Bertanggungjawab dan Berkelanjutan
Nilai Pembiayaan Usaha Hasil Kelautan dan Perikanan dari Lembaga Keuangan Bank dan Bukan Bank (Rp. Triliun)
3 1,83 61
Nilai Ekspor Hasil Perikanan (USD Miliar)
7.62 0,97 12,72
Konsumsi Ikan per Kapita Nasional (Kg/Kap)
47.12 - -
PNBP pada Sektor Penguatan Daya Saing Produk KP (Rp Juta)
229.53 54,81 23,88
Nilai Kesesuaian Bantuan Pemerintah Ditjen PDSPKP (%)
80 - -
4 Tersedianya Produk KP yang Berdaya Saing, Bertanggungjawab, dan Berkelanjutan
Volume produk olahan hasil perikanan (Juta Ton)
6.2 - -
Nilai Investasi Hasil Kelautan dan Perikanan (Rp. Triliun)
5,94 1,12 18,86
Terkendalinya Inflasi Ikan <15 <15 100
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017 | 19
No Sasaran Program Indikator Kinerja Target Realisasi %
Tahunan (%)
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
5 Tersedianya Kebijakan Pembangunan Penguatan Daya Saing yang Efektif
Indeks Efektivitas Kebijakan Pemerintah Bidang PDSPKP
7,7 - -
Jumlah Draft Peraturan Perundang-Undangan Bidang PDSPKP (draft peraturan)
14 - -
6 Akses Pasar Produk Kelautan dan Perikanan di Negara Tujuan Ekspor yang Ditingkatkan
Negara yang Tertangani Hambatan Ekspornya (negara)
1 - -
7 Promosi Produk Kelautan dan Perikanan di Pameran Skala Internasional
Jumlah Nilai Potensi Transaksi yang Dihasilkan dari Promosi di Pameran Skala Internasional (juta USD)
200 174 87
8 Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Pengolahan dan Pemasaran Produk Hasil KP yang Disusun
Jumlah RSNI Pengolahan dan Pemasaran Produk Hasil KP yang Disusun
15 - -
9 Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP) yang Diterbitkan bagi Unit Pengolahan Ikan
Jumlah Sertifikat Kelayakan Pengolahan yang Diterbitkan bagi Unit Pengolahan Ikan (SKP)
1500 424 28,27
10 Utilitas Unit Penanganan dan Pengolahan Produk Hasil KP
Utilitas Unit Penanganan dan Pengolahan Produk Hasil KP (%)
60 - -
11 Usaha Sektor KP yang Mendapatkan Layanan Pembiayaan Bank dan Non-Bank
Jumlah Usaha Sektor KP yang Dibiayai oleh Bank (unit usaha)
50,000 10.787 21,57
Jumlah Usaha Sektor KP yang Dibiayai oleh Non-Bank (unit usaha)
100 2.716 2.716
12 Ragam Inovasi Teknologi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Kelautan dan Perikanan yang Dihasilkan
Jumlah Ragam Inovasi Teknologi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Kelautan dan Perikanan yang Dihasilkan (Ragam)
4 - -
13 Produk Perikanan yang Mendapatkan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda (SPPT) SNI
Jumlah Produk Perikanan yang Mendapatkan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda (SPPT) SNI (Produk)
3 - -
14 Pelaku Usaha yang Dibina dalam Inkubator Bisnis
Jumlah Pelaku Usaha yang Dibina dalam Inkubator Bisnis (UMKM)
7 - -
LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE
15 Terwujudnya Aparatur Sipil Negara Ditjen PDSPKP yang
Indeks Kompetensi dan Integritas Ditjen PDSPKP (%)
80 - -
20 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017
No Sasaran Program Indikator Kinerja Target Realisasi %
Kompeten, Profesional, dan Berintegritas
16
Tersedianya Manajemen Pengetahuan Ditjen PDSPKP yang Handal dan Mudah Diakses
Persentase Unit Kerja Lingkup Ditjen PDSPKP yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan yang Terstandar (%)
65 29.16 44.86
17
Terwujudnya Birokrasi Ditjen PDSPKP yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi pada Layanan Prima
Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi lingkup DJPDSPKP
A (80) - -
Nilai AKIP Ditjen PDSPKP A (88) - - Level Maturitas SPIP Ditjen PDSPKP (Level)
2 - -
Persentase Tindak Lanjut Direktif Pimpinan lingkup Ditjen PDSPKP (%)
100 0 0
Jumlah Inovasi Pelayanan Publik lingkup Ditjen PDSPKP
1 - -
18
Terkelolanya Anggaran Pembangunan Ditjen PDSPKP secara Efisien dan Akuntabel
Nilai Kinerja anggaran lingkup Ditjen PDSPKP
Baik (85) 3.58 4.21
Persentase kepatuhan terhadap SAP lingkup Ditjen PDSPKP
100 - -
3.2 Evaluasi dan Analisis Kinerja
STAKEHOLDER PERSPECTIVE
Capaian kinerja Ditjen PDSPKP pada Perspektif Pemangku Kepentingan
(Stakeholder Perspective) berasal dari 1 (satu) Sasaran Strategis, yakni terwujudnya
kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan.
3.2.1 Sasaran Strategis 1 Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat Kelautan dan Perikanan
Kesejahteraan masyarakat kelautan dan perikanan menjadi tolok ukur dari
dampak keberhasilan program dan kegiatan Ditjen PDSPKP. Indikator kinerja yang
ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran terwujudnya kesejahteraan
masyarakat kelautan dan perikanan terdiri atas 2 (dua) indikator kinerja, dengan
capaian kinerja sebagai berikut:
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017 | 21
Tabel 3.2. Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja pada Sasaran Strategis Terwujudnya Kesejahteraan Masyarakat KP Tahun 2017
NO INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
1 Nilai Tukar Pengolah 102.5 - -
2 Pertumbuhan PDB Perikanan (%) 8 - -
1. Nilai Tukar Pengolah Hasil Perikanan (NTPHP)
Nilai Tukar Pengolah Hasil Perikanan (NTPHP) merupakan proxy tingkat
kesejahteraan pengolah hasil perikanan, dengan asumsi kesamaan kuantitas
produksi antar waktu. NTPHP merupakan perbandingan indeks harga jual hasil
pengolahan ikan dengan indeks harga konsumsi rumah tangga dan indeks harga
usaha pengolahan ikan.
NTPHP diperoleh melalui survei unit usaha pengolah hasil perikanan, dimana
objek pendataan adalah rumah tangga pengolah ikan yang memiliki nilai produksi
(harga jual hasil pengolahan) dengan nilai diatas 50% dari total penghasilan rumah
tangganya. NTPHP dihitung dengan formula sebagai berikut:
Penjelasan:
a. NTPHP >100, maka kenaikan harga produksi lebih besar dari kenaikan harga
konsumsi, artinya pendapatan pengolah hasil perikanan naik lebih besar dari
pengeluarannya atau surplus.
b. NTPHP =100, maka kenaikan harga produksi sama dengan kenaikan harga
konsumsi sehingga impas.
c. NTPHP <100, maka kenaikan harga produksi lebih rendah dari kenaikan harga
konsumsi
Target pencapaian NTPHP tahun 2017 adalah sebesar 102,5. Akan tetapi
nilai NTPHP tidak dapat dihitung pada triwulan I tahun 2017, pencapaiannya dapat
diketahui pada akhir tahun 2017.
22 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017
2. Pertumbuhan PDB Perikanan
Produk Domestik Bruto (PDB) perikanan adalah jumlah nilai tambah atas
barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor perikanan. Pertumbuhan ekonomi
sektor perikanan merupakan perubahan PDB (atas dasar harga konstan) sektor
perikanan dari satu periode ke periode berikutnya (dalam persen). PDB Perikanan
tersebut hanya didasarkan pada sektor primer yang mencakup perikanan tangkap
dan perikanan budidaya. Pertumbuhan PDB Perikanan dari tahun ke tahun selalu
meningkat, hal tersebut menggambarkan bahwa kemampuan sumberdaya
perikanan sebagai andalan dalam perekonomian nasional. Kementerian Kelautan
dan Perikanan selalu mendorong masyarakat dari dunia usaha untuk melakukan
kegiatan ekonomi di sektor kelautan dan perikanan mengingat besarnya potensi
pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan di Indonesia. PDB perikanan
memegang peranan strategis dalam memberikan kontribusi bukan hanya untuk PDB
kelompok pertanian secara umum, tetapi juga pada PDB Nasional.
PDB perikanan diartikan sebagai nilai keseluruhan semua barang dan jasa
perikanan yang diproduksi dalam jangka waktu tertentu (per tahun). Adapun angka
persentase pertumbuhan PDB Perikanan diperoleh dengan membandingkan nilai
PDB Perikanan (berdasarkan harga konstan) tahun 2017 dibandingkan dengan nilai
PDB Perikanan tahun 2016.
Target pencapaian PDB Perikanan tahun 2017 adalah sebesar 8%. Akan
tetapi nilai PDB Perikanan tidak dapat dihitung pada triwulan I tahun 2017,
pencapaiannya hanya dapat diketahui pada akhir tahun 2017.
CUSTOMER PERSPECTIVE
Capaian kinerja Ditjen PDSPKP pada customer perspective berasal dari 3
(tiga) sasaran strategis yaitu terwujudnya kedaulatan dalam pengelolaan SDKP,
terwujudnya pengelolaan SDKP yang bertanggungjawab dan berkelanjutan, serta
tersedianya produk KP yang berdaya saing, bertanggungjawab, dan berkelanjutan.
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017 | 23
3.2.2 Sasaran Strategis 2 Terwujudnya Kedaulatan dalam Pengelolaan SDKP
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran
terwujudnya kedaulatan dalam pengelolaan SDKP terdiri atas 1 (satu) indikator
kinerja, dengan capaian kinerja sebagai berikut:
Tabel 3.3. Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja pada Sasaran Strategis Terwujudnya Kedaulatan dalam Pengelolaan SDKP Tahun 2017
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
3 Tingkat Kemandirian SKPT di bawah tanggung jawab Ditjen PDSPKP
Pra Mandiri 3
(Terbangun)
- -
3. Tingkat Kemandirian SKPT di bawah tanggung jawab Ditjen PDSPKP
Program pembangunan SKPT adalah suatu program KKP sebagai upaya
bangsa dalam membantu daerah perbatasan dan terluar untuk membangun
kemandirian, kedaulatan bangsa serta menjaga teritorial wilayah perbatasan secara
detail dan terperinci sesuai dengan Nawacita ke-3 yakni membangun Indonesia dari
pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara
kesatuan. Tujuan dari SKPT adalah membangun dan mengintegrasikan proses bisnis
kelautan dan perikanan berbasis masyarakat melalui optimalisasi pemanfaatan
sumberdaya kelautan dan perikanan di pulau-pulau kecil dan/atau kawasan
perbatasan secara berkelanjutan.
Lokasi SKPT di pulau-pulau kecil dan kawasan perbatasan telah ditetapkan
melalui Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 51/KEPMEN-KP/2016
tentang Penetapan lokasi pembangunan sentra kelautan dan perikanan terpadu di
pulau-pulau kecil dan kawasan perbatasan. Terdapat 2 (dua) lokasi SKPT yang
menjadi tanggung jawab PDSPKP yaitu: (1) Biak, Kabupaten Biak Numfor, Provinsi
Papua dan (2) Timika, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua. Kriteria pemilihan lokasi
SKPT antara lain:
a. Merupakan PPKT (Pulau-Pulau Kecil Terluar) atau Kabupaten/Kota yang memiliki
PPKT dan/atau daerah perbatasan atau Kawasan Strategis Nasional;
24 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017
b. Mempunyai komoditas unggulan sektor kelautan dan perikanan yang berpeluang
untuk dikembangkan;
c. Terdapat ketergantungan masyarakat akan sumber daya kelautan dan perikanan
sangat tinggi;
d. Adanya dukungan dan komitmen pemerintah daerah;
e. Memiliki SDM di bidang kelautan dan perikanan;
f. Telah tersedia sarana dan prasarana di bidang kelautan dan perikanan.
Gambar 3.1. Lokasi Sentra KP Terpadu yang menjadi Tanggung Jawab Ditjen PDSPKP Tahun 2017
Telah diterbitkan Peraturan Menteri Nomor 48 Tahun 2015 tentang Pedoman
Umum Pembangunan SKPT yang mengatur fokus pembangunan kawasan kelautan
dan perikanan terintegrasi di pulau-pulau kecil dan/atau kawasan perbatasan
diarahkan pada 4 (empat) aspek, yaitu peningkatan nilai tambah, peningkatan daya
saing, modernisasi dan korporatisasi usaha, dan penguatan produksi dan
produktivitas pelaku utama dan pelaku usaha kelautan dan perikanan.
Gambar 3.2. Target Pembangunan Sentra KP Terpadu
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017 | 25
Pada tahun 2016, SKPT Timika telah berhasil melakukan ekspor kepiting ke
Singapura dan Malaysia. Pada tahun 2017, tingkat kemandirian SKPT di bawah
tanggung jawab Ditjen PDSPKP ditargetkan berstatus Pra Mandiri 3 (Terbangun).
Akan tetapi sampai dengan triwulan I tahun 2017, SKPT yang berada di bawah
tanggung jawab Ditjen PDSPKP belum bisa ditetapkan statusnya dan akan dapat
diketahui pada akhir tahun 2017.
3.2.3 Sasaran Strategis 3 Terwujudnya Pengelolaan SDKP yang Bertanggung Jawab dan Berkelanjutan
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran
terwujudnya pengelolaan sumber daya kelautan dan perikanan yang partisipatif,
bertanggung jawab dan berkelanjutan terdiri atas 5 (lima) indikator kinerja, dengan
capaian kinerja sebagai berikut:
Tabel 3.4. Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja pada Sasaran Strategis Terwujudnya Pengelolaan SDKP yang Bertanggung Jawab dan Berkelanjutan Tahun 2017
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
4 Nilai Pembiayaan Usaha Hasil Kelautan dan Perikanan dari Lembaga Keuangan Bank dan Bukan Bank (Rp. Triliun)
3 1,83 61
5 Nilai Ekspor Hasil Perikanan (USD Miliar) 7,62 0,97 12,72
6 Konsumsi Ikan per Kapita Nasional (Kg/Kap) 47,12 - -
7 PNBP pada Sektor Penguatan Daya Saing Produk KP (Rp Juta)
229,53 54,81 23,88
8 Nilai Kesesuaian Bantuan Pemerintah Ditjen PDSPKP (%) 80 - -
4. Nilai Pembiayaan Usaha Hasil Kelautan dan Perikanan dari Lembaga
Keuangan Bank dan Bukan Bank
Indikator kinerja ini menunjukkan jumlah pembiayaan yang disalurkan oleh
lembaga perbankan dan non perbankan kepada UMKM hasil kelautan dan
perikanan. Penyaluran permodalan dari Perbankan berupa Kredit Usaha Rakyat
(KUR), Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) dan skim kredit komersil
lainnya, dan Non perbankan berupa pegadaian dan LBPD.
26 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017
Adapun teknik menghitung capaian indikator kinerja ini adalah dengan
menjumlahkan seluruh penyaluran usaha baik dengan skema perbankan maupun
non perbankan.
Tabel 3.5. Capaian Nilai Pembiayaan Usaha Hasil Kelautan dan Perikanan dari Lembaga Keuangan Bank dan Bukan Bank
No Lembaga Penyalur
Bulan Total Triwulan I
Januari Februari Maret
1 Bank 153,800,000,000 644,400,000,000 885,700,000,000 1,683,900,000,000
2 Non Bank 44,090,345,241 54,170,968,079 47,709,473,453 145,970,786,773
TOTAL 1,829,870,786,773
Pada tahun 2017 ditargetkan nilai pembiayaan usaha hasil KP mencapai 3
triliun rupiah. Adapun capaian triwulan I tahun 2017 sebesar 1,83 triliun rupiah. Nilai
ini setara dengan 61% terhadap target tahun 2017 atau 244% dari target triwulan II
tahun 2017 yakni sebesar 0,75 triliun rupiah.
5. Nilai Ekspor Hasil Perikanan
Nilai Ekspor hasil perikanan adalah jumlah komoditas produk perikanan, baik
hidup, segar, dingin, maupun olahan yang dikategorikan dalam kode HS
(Harmonized System) tahun 2012 sebanyak 475 kode HS dalam 10 digit yang dijual
ke luar negeri yang dikonversi dalam bentuk uang (US Dollar). Ekspor hasil perikanan
Indonesia tercatat nomor 3 di Asia Tenggara padahal Indonesia memiliki luas laut
dan potensi sumber daya ikan yang jauh lebih tinggi dibanding negara lain.
Pada tahun 2017, nilai ekspor produk perikanan ditargetkan sebesar USD
7,62 miliar. Sampai dengan triwulan I tahun 2017 (Januari-Maret), nilai ekspor hasil
perikanan Indonesia mencapai USD 0,97 Miliar. Nilai capaian indikator kinerja
tersebut setara dengan 54,64% terhadap target triwulan I tahun 2017 atau setara
dengan 12,72% terhadap target nilai ekspor hasil perikanan tahun 2017.
Pada tahun 2017, nilai ekspor sangat memungkinkan untuk mengalami
kenaikan mengingat sumberdaya perikanan Indonesia telah mengalami pemulihan
stok ikan. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka peningkatan nilai
ekspor produk kelautan dan perikanan antara lain (1) peningkatan mutu produk
kelautan dan perikanan untuk komoditas ekspor yang bernilai ekonomis penting
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017 | 27
seperti udang, tuna, rajungan dll melalui pengembangan sistem rantai dingin,
sertifikasi mutu, pemenuhan persyaratan dari negara pengimpor dll, (2)
Pengembangan diversifikasi produk ekspor yang didukung dengan hasil riset dan
market intelligence, (3) Peningkatan jejaring internasional melalui promosi dagang
seperti partisipasi dalam pameran internasional, (4) pembentukan wisma niaga ikan
di beberapa negara, (5) perluasan pasar ekspor/negara tujuan/negara mitra dan (6)
penguatan branding produk kelautan perikanan di dunia internasional.
6. Konsumsi Ikan Per Kapita Nasional
Konsumsi ikan adalah jumlah kebutuhan/permintaan ikan yang
menggambarkan fungsi dari jumlah penduduk dan necara permintaan ikan untuk
konsumsi domestik. Ikan mencakup ikan segar dan olahan sesuai dengan ketentuan
dari BPS.
Target pencapaian konsumsi ikan per kapita nasional tahun 2017 adalah
sebesar 47,12 kg/kapita. Akan tetapi capaian indikator kinerja ini tidak dapat
dihitung pada triwulan I tahun 2017, pencapaiannya hanya dapat diketahui pada
akhir tahun 2017.
Kegiatan yang dapat dilakukan guna mendukung pencapaian target
peningkatan konsumsi ikan adalah Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan
(Gemarikan) yang dilaksanakan di 34 provinsi. Selain itu dilakukan bazar produk
perikanan, lomba memasak menu ikan, pembangunan sentra kuliner di daerah
potensial, dan promosi dalam negeri produk olahan dan segar.
7. PNBP pada Sektor Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan
Perikanan
PNBP sektor penguatan daya saing produk kelautan dan perikanan adalah
seluruh penerimaan Pemerintah Pusat pada sektor KP melalui Ditjen PDSPKP yang
bukan berasal dari penerimaan perpajakan. Penerimaan PNBP dari sektor KP diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 75 Tahun 2015 tentang Jenis Dan Tarif Atas
28 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017
Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak Yang Berlaku Pada Kementerian Kelautan
dan Perikanan.
Pada tahun 2017, PNBP sektor penguatan daya saing produk KP ditargetkan
sebesar Rp 229,53 juta. Sampai dengan triwulan I tahun 2017 (Januari-Maret),
indikator kinerja ini telah mencapai Rp 54,81 Juta. Nilai tersebut setara dengan
137,03% terhadap target triwulan I tahun 2017 yakni Rp 40 Juta atau setara dengan
23,88% terhadap target PNBP sektor penguatan daya saing produk KP tahun 2017.
8. Nilai Kesesuaian Bantuan Pemerintah Ditjen PDSPKP
Nilai kesesuaian bantuan pemerintah Ditjen PDSPKP dihitung dengan
mengukur realisasi bantuan Ditjen PDSPKP kepada masyarakat/pemda/BUMN/D,
berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi secara populasi berdasarkan kriteria-
kriteria yang telah ditetapkan dalam pedoman (bantuan sarana dan prasarana,
asuransi nelayan, biaya operasional serta rehabilitasi/pembangunan
gedung/bangunan). Pengukuran tersebut dilakukan berdasarkan hasil pengadaan
tahun 2017 terhadap kesesuaian: 1) kebutuhan; 2) sasaran; 3) kontrak (spesifikasi,
jumlah dan waktu); dan 4) Infrastruktur Pendukung. Kebutuhan adalah segala
sesuatu yang dibutuhkan masyarakat/pemda/BUMN/D untuk memperoleh
kesejahteraan dan kenyamanan. Sasaran adalah hasil yang diharapkan dari suatu
program atau keluaran yang diharapkan dari suatu kegiatan. Kontrak adalah
persetujuan yang bersanksi hukum antara dua atau lebih pihak untuk melakukan
atau tidak melakukan kegiatan/perikatan. Infrastruktur Pendukung adalah seluruh
fasilitas baik fisik maupun non fisik yang sengaja dibangun oleh pemerintah atau
perorangan untuk mendukung terlaksananya kegiatan bantuan pemerintah.
Target pencapaian nilai kesesuaian bantuan pemerintah Ditjen PDSPKP
tahun 2017 adalah sebesar 80%. Akan tetapi capaian indikator kinerja ini tidak
dapat dihitung pada triwulan I tahun 2017, pencapaiannya hanya dapat diketahui
setelah berakhirnya T.A. 2017.
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017 | 29
3.2.4 Sasaran Strategis 4 Tersedianya Produk KP yang Berdaya Saing, Bertanggung Jawab, dan Berkelanjutan
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran
tersedianya produk KP yang berdaya saing, bertanggung jawab, dan berkelanjutan
terdiri atas 3 (tiga) indikator kinerja, dengan capaian kinerja sebagai berikut:
Tabel 3.6. Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja pada Sasaran Strategis Tersedianya Produk KP yang Berdaya Saing, Bertanggung Jawab, dan Berkelanjutan Tahun 2017 INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
9 Volume produk olahan hasil perikanan (Juta Ton) 6.2 - - 10 Nilai Investasi Hasil Kelautan dan Perikanan (Rp. Triliun) 5.94 1,12 18,86 11 Terkendalinya Inflasi Ikan Tahunan (%) <15 <15 100
9. Volume Produk Olahan Hasil Perikanan
Peningkatan volume produk olahan hasil perikanan adalah indikator kinerja
utama keberhasilan pelaksanaan kegiatan pengembangan produk dan usaha
pengolahan hasil kelautan dan perikanan yang dilakukan oleh Ditjen PDSPKP.
Peningkatan volume produk olahan sangat ditentukan oleh berkembangnya Unit
Pengolahan Ikan (UPI), baik skala UMKM maupun skala besar.
Kegiatan perhitungan volume produk olahan yang dihasilkan oleh UPI skala
besar dilakukan melalui metode penghitungan langsung ke seluruh UPI skala besar.
Sedangkan perhitungan yang dihasilkan oleh UPI skala UMKM dilakukan melalui
metode sampling.
Pada tahun 2016, Ditjen PDSPKP ditargetkan dapat mencapai volume produk
olahan hasil perikanan sebesar 6,2 Juta Ton. Sampai dengan saat penyusunan
laporan ini, masih dilakukan penghitungan capaian volume produk olahan hasil
perikanan sampai dengan semester I tahun 2017. Indikator ini bersifat semesteran,
capaiannya akan dapat dihitung pada akhir Juni 2017.
Untuk mengetahui perkembangan volume olahan hasil perikanan yang
diproduksi selama tahun 2017, saat ini masing dilaksanakan pendataan ke UPI, baik
skala UMKM maupun besar. Secara simultan juga dilakukan penginputan data dan
penghitungan volume produk olahan hasil perikanan.
30 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017
10. Nilai Investasi Hasil Kelautan dan Perikanan
Secara garis besar nilai investasi hasil kelautan dan perikanan dapat berasal
dari investasi pemerintah dan investasi masyarakat. Investasi pemerintah
merupakan kontribusi pemerintah terhadap pembangunan perikanan yang
dialokasikan melalui anggaran negara baik pusat, Provinsi maupun
Kabupaten/Kota. Sedangkan investasi masyarakat dapat berasal dari PMA, PMDN,
dan UMKM. Investasi yang berasal dari PMA merupakan kontribusi perusahaan
swasta asing (menggunakan modal asing dan/atau tenaga kerja asing) terhadap
pembangunan perikanan, sedangkan PMDN merupakan kontribusi perusahaan
swasta dalam negeri (menggunakan fasilitas penanaman modal dalam negeri
dan/atau tenaga kerja lokal) terhadap pembangunan perikanan. Investasi
masyarakat yang berasal dari UMKM merupakan kontribusi swasta dan masyarakat
pengolah hasil kelautan dan perikanan (menggunakan modal sendiri dan/atau
tenaga kerja sendiri).
Tabel 3.7. Capaian Nilai Investasi Hasil KP
KREDIT INVESTASI (Rp) PMDN (Rp) PMA (Rp) TOTAL (Rp)
576,801,562,210 314,883,700,000 231,068,880,000 1,122,754,142,210
Pada tahun 2017, nilai investasi hasil kelautan dan perikanan ditargetkan
sebesar Rp 5,94 triliun rupiah. Sampai dengan triwulan I tahun 2017, telah tercapai
Rp 1,12 triliun rupiah. Capaian ini setara dengan 18,86% jika dibandingkan dengan
target tahun 2017 dan 94,12% jika dibandingkan dengan target triwulan I tahun
2017, yakni sebesar Rp 1,19 triliun rupiah.
Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No.
17/PERMEN-KP/2015 tentang kriteria pemberian fasilitas pajak penghasilan di
bidang usaha tertentu dan atau di daerah tertentu pada sektor kelautan dan
perikanan, diharapkan dapat menarik investor untuk berinvestasi di sektor kelautan
dan perikanan di Indonesia. Dengan demikian investasi akan semakin meningkat,
mengingat potensi sumber daya perikanan merupakan peluang pasar yang sangat
potensial di Indonesia.
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017 | 31
11. Terkendalinya Inflasi Ikan
Pada tahun 2017, indikator kinerja terkendalinya inflasi ikan ditargetkan
<15%. Inflasi ikan kelompok ikan segar pada bulan Februari 2017 sebesar 0,42%
dan inflasi dari tahun ke tahun (Februari 2017 terhadap Februari 2016) sebesar
3,78%. Tingkat inflasi juga tercatat mengalami penurunan 2,05% dibandingkan
bulan Januari 2017. Dari 82 Kab/Kota yang dipantau, inflasi bulan ke bulan periode
Februari 2017 menunjukkan dari kelompok ikan segar tercatat 47 Kab/Kota
mengalami inflasi dan 35 Kab/Kota mengalami deflasi.
Inflasi ikan kelompok ikan diawetkan pada bulan Februari 2017 sebesar
1,14% dan inflasi dari tahun ke tahun (Februari 2017 terhadap Februari 2016)
sebesar 7,36%. Tingkat inflasi juga tercatat mengalami penurunan 1,32%
dibandingkan bulan Januari 2017. Dari 82 Kab/Kota yang dipantau, inflasi bulan ke
bulan periode Februari 2017 menunjukkan dari kelompok ikan diawetkan tercatat
61 Kab/Kota mengalami inflasi dan 21 Kab/Kota mengalami deflasi.
Dalam pemantauan inflasi, beberapa hal yang telah dilaksanakan adalah
sebagai berikut :
a. Melakukan koordinasi dan menyampaikan surat kepada Kepala Departemen
Kebijakan Moneter – Bank Indonesia perihal usulan penambahan komoditas
ikan untuk didata dan dipantau melalui website Pusat Informasi Pangan
Strategis Nasional (PIHPS).
b. Melakukan koordinasi dengan Direktorat Statistik Harga – Badan Pusat
Statistik dalam penyajian data inflasi komoditas ikan setiap bulan.
c. Melakukan koordinasi dan menyampaikan surat perintah laporan bulanan
perkembangan serapan, stock, dan harga ikan kepada operator utama logistic
ikan nasional (Perindo dan Perinus).
d. Melakukan koordinasi dan menyampaikan surat permintaan laporan bulanan
perkembangan serapan, stock, dan harga ikan kepada Kepala Dinas KP
Kab/Kota dan Pengelola Cold Storage yang menerima Tugas Perbantuan (TP)
pembangunan cold storage T.A. 2016.
32 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017
INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE
Capaian kinerja Ditjen PDSPKP pada internal process perspective berasal dari
10 (sepuluh) sasaran strategis yaitu tersedianya kebijakan pembangunan penguatan
daya saing yang efektif, akses pasar produk KP di negara tujuan ekspor yang
ditingkatkan, promosi produk KP di pameran skala internasional, Rancangan
Standar Nasional Indonesia (RSNI) pengolahan dan pemasaran produk hasil KP yang
disusun, Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP) yang diterbitkan bagi unit
pengolahan ikan, utilitas unit penanganan dan pengolahan produk hasil KP, usaha
sektor KP yang mendapatkan layanan pembiayaan bank dan non-bank, ragam
inovasi teknologi pengolahan dan pemasaran hasil KP yang dihasilkan, produk
perikanan yang mendapatkan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda (SPPT) SNI, serta
pelaku usaha yang dibina dalam inkubator bisnis.
3.2.5 Sasaran Strategis 5 Tersedianya Kebijakan Pembangunan Penguatan Daya Saing yang Efektif
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran
tersedianya kebijakan pembangunan penguatan daya saing yang efektif terdiri atas
2 (dua) indikator kinerja, dengan capaian kinerja sebagai berikut:
Tabel 3.8. Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja pada Sasaran Strategis Tersedianya Kebijakan Pembangunan Penguatan Daya Saing yang Efektif Tahun 2017
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
12 Indeks Efektivitas Kebijakan Pemerintah Bidang PDSPKP 7,7 - - 13 Jumlah Draft Peraturan Perundang-Undangan Bidang
PDSPKP (draft peraturan) 14 - -
12. Indeks Efektivitas Kebijakan Bidang PDSPKP
Efektivitas adalah suatu kriteria yang digunakan untuk menilai hasil atau
akibat dari implementasi suatu kebijakan publik berdasarkan indikator-indikator
yang ditetapkan dalam dokumen kebijakan tersebut. Kebijakan pemerintah adalah
keputusan yang diambil oleh KKP melalui penerbitkan Peraturan/Surat Edaran
untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan tujuan pembuatan kebijakan tersebut.
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017 | 33
Indeks adalah indikasi sejauh mana itu berpengaruh terhadap output atau
outcome, Indeks efektivitas kebijakan pemerintah lingkup Ditjen PDSPKP adalah
suatu ukuran untuk menilai sejauh mana kebijakan yang diterbitkan oleh Ditjen
PDSPKP dapat diterima oleh stakeholder Kelautan dan Perikanan pada umumnya,
serta mampu menyelesaikan masalah sesuai dengan tujuan pembuatan kebijakan
tersebut.
Indikator Indeks Efektifitas Kebijakan bidang PDSPKP ini merupakan
Indikator baru yang pada tahun sebelumnya belum dimasukan sebagai Indikator
Kinerja Ditjen PDSPKP, sehingga belum bisa untuk mengetahui tingkat
pertumbuhannya dari tahun sebelumnya. Sedangkan untuk membandingkannya
dengan target jangka menengah, Indikator ini belum bisa diukur karena belum
tercantum pada Renstra Ditjen PDSPKP.
Pada tahun 2017, Ditjen PDSPKP ditargetkan dapat mencapai angka indeks
efektivitas kebijakan bidang PDSPKP sebesar 7,7%. Indikator kinerja ini bersifat
tahunan sehingga capaiannya akan dapat dihitung pada akhir tahun 2017.
13. Jumlah Draft Peraturan Perundang-Undangan Bidang Pengolahan
dan Pemasaran Hasil Perikanan
Peraturan perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat
norma hukum yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh
lembaga negara atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan
dalam Peraturan Perundang-undangan. Peraturan perundang-undangan bidang
PDSPKP didefinisikan sebagai produk hukum yang tingkatannya berada di atas
Keputusan/Peraturan Direktur Jenderal, yaitu Undang-Undang, Peraturan
Pemerintah, Peraturan Presiden, Keputusan Presiden, Peraturan Menteri KP, dan
Keputusan Menteri KP, serta Peraturan Bersama yang ditandatangani oleh Pejabat
Negara.
Pada tahun 2017, Ditjen PDSPKP ditargetkan dapat mencapai jumlah draft
peraturan perundang-undangan bidang pengolahan dan pemasaran hasil perikanan
sebanyak 14 draft peraturan. Indikator kinerja ini bersifat tahunan sehingga
capaiannya akan diketahui pada akhir tahun 2017.
34 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017
Untuk mencapai target tersebut akan dilakukan beberapa kegiatan antara
lain : (1) Peningkatan kapasitas ilmu hukum berupa bimbingan teknis penyusunan
peraturan perundang-undangan kepada anggota tim perundang-undangan Ditjen
PDSPKP, (2) Penyiapan substansi teknis rancangan peraturan bidang pengolahan
dan pemasaran hasil perikanan di lingkup Ditjen PDSPKP serta, (3) Focus Group
Discussion (FGD) dengan pihak terkait yaitu Biro Hukum KKP, Unit Eselon I KKP,
Kementerian/Lembaga terkait dan stakeholder lainnya.
3.2.6 Sasaran Strategis 6 Akses Pasar Produk Kelautan dan Perikanan di Negara Tujuan Ekspor yang Ditingkatkan
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran
akses pasar produk kelautan dan perikanan di negara tujuan ekspor yang
ditingkatkan terdiri atas 1 (satu) indikator kinerja, dengan capaian kinerja sebagai
berikut:
Tabel 3.9. Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja pada Sasaran Akses Pasar Produk Kelautan dan Perikanan di Negara Tujuan Ekspor yang Ditingkatkan Tahun 2017
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
14 Negara yang Tertangani Hambatan Ekspornya (negara) 1 - -
14. Negara yang Tertangani Hambatan Ekspornya
Pada tahun 2017, Ditjen PDSPKP ditargetkan dapat menangani hambatan
ekspor minimal di satu negara tujuan ekspor. Dalam kurun waktu 1995-2016,
Direktorat Pengamanan Perdagangan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri
Kementerian Perdagangan telah mencatat 400 kasus hambatan perdagangan
produk ekspor Indonesia. Produk perikanan termasuk dalam produk ekspor
Indonesia yang sering dihambat. Kendala umum yang dihadapi eksportir Indonesia
antara lain terbatasnya dukungan finansial, branding, paten, dan pengembangan
produk. Selain itu negara tujuan ekspor cenderung proteksionisme dengan membuat
penerapan standar keamanan pangan yang tinggi.
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017 | 35
Untuk mencapai target maka diperlukan perjanjian/kerja sama yang
mengatur mekanisme perdagangan komoditi perikanan di pasar internasional.
Selain itu diperlukan juga sertifikasi internasional seperti MSC (The Marine
Stewardship Council) untuk produk perikanan tangkap asal Indonesia. Indikator
kinerja ini bersifat tahunan sehingga capaiannya akan diketahui pada akhir tahun
2017.
3.2.7 Sasaran Strategis 7 Promosi Produk Kelautan dan Perikanan di Pameran Skala Internasional
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran
promosi produk kelautan dan perikanan di pameran skala internasional terdiri atas 1
(satu) indikator kinerja, dengan capaian kinerja sebagai berikut:
Tabel 3.10. Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja pada Sasaran Strategis Promosi Produk Kelautan dan Perikanan di Pameran Skala Internasional Tahun 2017
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
15 Jumlah Nilai Potensi Transaksi yang Dihasilkan dari Promosi di Pameran Skala Internasional (juta USD)
200 174 87
15. Jumlah Nilai Potensi Transaksi yang Dihasilkan dari Promosi di
Pameran Skala Internasional
Kegiatan promosi dilaksanakan melalui keikutsertaan pada pameran skala
internasional untuk memperkenalkan produk kelautan dan perikanan Indonesia,
memperkenalkan dan memperkuat branding Indonesia di pasar global, memperluas
pasar ekspor di pasar prospektif dan potensial. Keikutsertaan pada pameran
tersebut diharapkan dapat berkontribusi yang signifikan pada peningkatan ekspor
hasil perikanan Indonesia melalui kontrak dan transaksi dagang yang terjadi pada
saat dan setelah kegiatan pameran.
Data nilai potensi transaksi tersebut diperoleh selama kegiatan pameran dan
potensi transaksi tahun berjalan sebagai dampak dari keikutsertaan dalam pameran
yang diperoleh dari para pelaku usaha peserta pameran. Sampai dengan triwulan I
36 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017
tahun 2017, KKP telah berpartisipasi pada Pameran Seafood Expo North America
(SENA) di Boston, Amerika Serikat pada tanggal 18 – 22 Maret 2017.
SENA tahun 2017 merupakan pameran seafood terbesar di Amerika Utara
yang dihadiri 500 industri perikanan dan 20.000 buyer dari berbagai negara.
Pavilliun Indonesia diikuti oleh 16 perusahaan. Berdasarkan data yang dilaporkan
peserta pameran, nilai potensi transaksi peserta pameran selama pameran
berlangsung diperkirakan sebesar USD 58 juta dan perkiraan nilai potensi transaksi
selama 3 (tiga) bulan ke depan adalah sebesar USD 174 juta.
Pada tahun 2017, jumlah nilai potensi transaksi yang dihasilkan dari promosi
di pameran skala internasional ditargetkan sebanyak USD 200 juta. Sampai dengan
triwulan I tahun 2017, nilai potensi transaksi yang dihasilkan tercatat sebesar USD
174 juta. Nilai ini setara dengan 348% jika dibandingkan dengan target triwulan I
tahun 2017 yakni USD 50 juta atau 87% dari target tahun 2017.
3.2.8 Sasaran Strategis 8 Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Pengolahan dan Pemasaran Produk Hasil Kelautan dan Perikanan yang Disusun
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran
Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) pengolahan dan pemasaran produk
hasil kp yang disusun terdiri atas 1 (satu) indikator kinerja, dengan capaian kinerja
sebagai berikut:
Tabel 3.11. Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja pada Sasaran Strategis Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) Pengolahan dan Pemasaran Produk Hasil KP
yang Disusun Tahun 2017 INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
16 Jumlah RSNI Pengolahan dan Pemasaran Produk Hasil KP yang Disusun
15 - -
16. Jumlah RSNI Pengolahan dan Pemasaran Produk Hasil KP yang
Disusun
Penyusunan RSNI Pengolahan dan Pemasaran Produk Hasil Kelautan dan
Perikanan dilakukan oleh Komite Teknis 65-05 Produk Perikanan yang ditetapkan
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017 | 37
oleh BSN. RSNI yang disusun harus harmonis dengan standar internasional dan
dapat digunakan oleh pelaku usaha dan konsumen dan tidak memberatkan. Dalam
upaya mempercepat proses penyusunan RSNI, selain dibantu oleh anggota komite
teknis dan BSN, Ditjen PDSPKP akan bekerja sama dengan instansi lingkup KKP dan
instansi lainnya khususnya sebagai konseptor RSNI antara lain BBP2HP, Balitbang
KP, Balai Uji Standar Karantina Ikan (BUSKI) BKIPM, LPPMHP Cirebon, dan LPPMHP
Semarang.
Pada tahun 2017 ditargetkan tersusunnya 15 RSNI pengolahan dan
pemasaran produk hasil kelautan dan perikanan. Indikator kinerja ini bersifat
tahunan sehingga capaiannya akan diketahui pada akhir tahun 2017.
3.2.9 Sasaran Strategis 9 Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP) yang Diterbitkan bagi Unit Pengolahan Ikan
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran
Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP) yang diterbitkan bagi unit pengolahan ikan
terdiri atas 1 (satu) indikator kinerja, dengan capaian kinerja sebagai berikut:
Tabel 3.12. Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja pada Sasaran Strategis Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP) yang Diterbitkan bagi Unit Pengolahan Ikan Tahun
2017 INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
17 Jumlah Sertifikat Kelayakan Pengolahan yang Diterbitkan bagi Unit Pengolahan Ikan (SKP)
1500 424 28.27
17. Jumlah Sertifikat Kelayakan Pengolahan yang Diterbitkan bagi Unit
Pengolahan Ikan
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan
pasal 20 ayat 3 bahwa setiap orang yang melakukan penanganan dan pengolahan
ikan wajib memenuhi dan menerapkan persyaratan kelayakan pengolahan ikan,
sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan, dan ayat 4 bahwa setiap orang
yang memenuhi persyaratan kelayakan pengolahan ikan sebagaimana dimaksud
38 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017
pada ayat 3, memperoleh Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP), serta sesuai
Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.19/MEN/2010 pasal 5 ayat
4 bahwa SKP diterbitkan oleh Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perikanan sebagai hasil dari pembinaan terhadap Unit Pengolahan Ikan (UPI) yang
telah menerapkan Cara Pengolahan yang Baik (Good Manufacturing Practices/GMP)
dan memenuhi persyaratan Prosedur Operasi Sanitasi Standar (Standard Sanitation
Operating Procedure/SSOP). Hal ini dimaksudkan agar produk yang dihasilkan
mempunyai penampilan dan mutu yang baik dan terjamin keamanannya dalam
rangka memenuhi tuntutan pasar domestik dan pasar internasional.
Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP) adalah sertifikat yang diberikan
kepada Unit Pengolahan Ikan (UPI) baik skala mikro-kecil maupun menengah-besar
yang telah menerapkan cara pengolahan ikan yang baik (Good Manufacturing
Practices/GMP) dan memenuhi persyaratan prosedur operasi standar sanitasi
(Sanitation Standard Operating Procedure/SSOP). Tujuan dari SKP adalah
memberikan jaminan agar produk yang dihasilkan UPI bermutu baik dan aman
dikonsumsi.
Pada tahun 2017, capaian indikator jumlah sertifikat kelayakan pengolahan
yang diterbitkan bagi Unit Pengolahan Ikan sebanyak 424 SKP. Capaian ini setara
dengan 141,33% terhadap target triwulan I tahun 2017 yakni 300 SKP atau 28,27%
terhadap target tahun 2017 yakni 1.500 SKP.
3.2.10 Sasaran Strategis 10 Utilitas Unit Penanganan dan Pengolahan Produk Hasil Kelautan dan Perikanan
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran
Utilitas Unit Penanganan dan Pengolahan Produk Hasil KP terdiri atas 1 (satu)
indikator kinerja, dengan capaian kinerja sebagai berikut:
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017 | 39
Tabel 3.13. Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja pada Sasaran Strategis Utilitas Unit Penanganan dan Pengolahan Produk Hasil KP Tahun 2016
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
18 Utilitas Unit Penanganan dan Pengolahan Produk Hasil KP (%)
60 - -
18. Utilitas Unit Penanganan dan Pengolahan Produk Hasil KP
Utilitas Unit Penanganan dan Pengolahan Hasil KP diartikan sebagai jumlah
produksi saat ini dibanding dengan kapasitas produksi terpasang pada setiap UPI.
Nilai utilitas yang tinggi menunjukkan kinerja membaik dari suatu unit pengolahan.
Pada tahun 2017, target utilitas UPI adalah 60%. Saat ini sedang
dilaksanakan pendataan dan verifikasi data produksi dan kapasitas terpasang di
seluruh UPI sehingga hasil perhitungan utilitas UPI diharapkan dapat diketahui pada
akhir tahun 2017.
3.2.11 Sasaran Strategis 11 Usaha Sektor Kelautan dan Perikanan yang Mendapatkan Layanan Pembiayaan Bank dan Non-Bank
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran
Usaha Sektor KP yang Mendapatkan Layanan Pembiayaan Bank dan Non-Bank
terdiri atas 2 (dua) indikator kinerja, dengan capaian kinerja sebagai berikut:
Tabel 3.14. Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja pada Sasaran Strategis Usaha Sektor KP yang Mendapatkan Layanan Pembiayaan Bank dan Non-Bank Tahun 2017
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
19 Jumlah Usaha Sektor KP yang Dibiayai oleh Bank (unit usaha)
50,000 10.787 21,57
20 Jumlah Usaha Sektor KP yang Dibiayai oleh Non-Bank (unit usaha)
100 2.716 2.176
19. Jumlah Usaha Sektor KP yang Dibiayai oleh Bank
Usaha sektor kelautan dan perikanan yang mendapat pembiayaan
didefinisikan sebagai UMKM hasil kelautan dan perikanan yang mendapatkan
pembiayaan usaha baik berupa modal kerja maupun investasi dari lembaga
keuangan. Kegiatan yang akan mendukung tercapainya target 50.000 unit usaha
40 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017
yang mendapat pembiayaan yaitu kegiatan penyusunan pedoman umum KUR yang
nantinya akan disosialisasikan serta pertemuan akses permodalan dari lembaga
pembiayaan bank. Sifat pelaksanaan kegiatan tidak memberikan output secara
langsung, akan tetapi secara tidak langsung akan berdampak pada meningkatnya
jumlah unit usaha yang mendapatkan pembiayaan.
Pada tahun 2017, target jumlah usaha sektor kelautan dan perikanan yang
dibiayai oleh bank yaitu 50.000 unit usaha. Sampai dengan triwulan I tahun 2017,
sebanyak 10.787 unit usaha telah telah mendapat fasilitasi pembiayaan oleh Bank,
atau tercapai 21,57% dari target 2017. Capaian ini telah melampaui target triwulan I
tahun 2017 yakni 7.500 unit usaha atau setara 143,83%.
20. Jumlah Usaha Sektor KP yang Dibiayai oleh Non-Bank
Usaha sektor kelautan dan perikanan yang mendapat pembiayaan
didefinisikan sebagai UMKM hasil kelautan dan perikanan yang mendapatkan
pembiayaan usaha baik berupa modal kerja maupun investasi dari lembaga
keuangan.
Pada tahun 2017, target jumlah usaha sektor kelautan dan perikanan yang
dibiayai oleh non-bank yaitu 100 unit usaha. Sampai dengan triwulan I tahun 2017,
sebanyak 2.716 unit usaha telah telah mendapat fasilitasi pembiayaan oleh Non-
Bank, atau tercapai 2.716% dari target 2017. Capaian ini telah melampaui target
triwulan I tahun 2017 yakni 15 unit usaha atau setara 18.106,67%.
3.2.12 Sasaran Strategis 12 Ragam Inovasi Teknologi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Kelautan dan Perikanan yang Dihasilkan
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran
ragam inovasi teknologi pengolahan dan pemasaran hasil kelautan dan perikanan
yang dihasilkan terdiri atas 1 (satu) indikator kinerja, dengan capaian kinerja sebagai
berikut:
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017 | 41
Tabel 3.15. Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja pada Sasaran Strategis Ragam Inovasi Teknologi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Kelautan dan Perikanan yang
Dihasilkan Tahun 2017 INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
21 Jumlah Ragam Inovasi Teknologi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Kelautan dan Perikanan yang Dihasilkan (Ragam)
4 - -
21. Jumlah Ragam Inovasi Teknologi Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Kelautan dan Perikanan yang Dihasilkan Dalam rangka mendukung program peningkatan daya saing produk kelautan
perikanan tahun 2017, BBP2HP akan melaksanakan 4 (empat) kegiatan
perekayasaan uji terap inovasi teknologi hasil kelautan dan perikanan. Kegiatan
perekayasaan yang dilakukan oleh tim BBP2HP meliputi berbagai tahapan kegiatan
antara lain tahapan persiapan (pembentukan tim pelaksana, rapat persiapan dan
penyusunan proposal), tahapan pelaksanaan, dan tahap evaluasi serta pelaporan.
Tahapan pelaksanaan kegiatan perekayasaan ragam inovasi produk konsumsi dan
non konsumsi meliputi koordinasi, identifikasi dan pengumpulan data, uji coba
pendahuluan, uji lanjutan, analisa usaha, uji penerimaan dan uji produksi. Tahapan
pelaksanaan kegiatan perekayasaan ragam alat/mesin/sarana pengolahan dan
pemasaran meliputi : identifikasi dan pengumpulan data, pembuatan rancangan,
pembuatan dan pengadaan komponen, perakitan, uji coba pendahuluan, uji lanjutan,
uji penerimaan alat/mesin. Tahapan pelaksanaan kegiatan perekayaan ragam
desain layout unit pengolahan, sarana dan prasarana distribusi dan pemasaran
meliputi : identifikasi dan pengumpulan data, pembuatan rancangan awal,
pembuatan rancangan rinci, pembuatan model/mock up, pengukuran, uji
kesesuaian desain layout.
Pada tahun 2017, Ditjen PDSPKP ditargetkan melakukan perekayaan guna
memperoleh 4 ragam inovasi teknologi pengolahan dan pemasaran hasil kelautan
dan perikanan. Indikator kinerja ini bersifat tahunan dan capaiannya baru akan
diketahui pada akhir tahun 2017.
42 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017
3.2.13 Sasaran Strategis 13 Produk Perikanan yang Mendapatkan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda (SPPT) SNI
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran
Produk Perikanan yang Mendapatkan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda (SPPT)
SNI terdiri atas 1 (satu) indikator kinerja, dengan capaian kinerja sebagai berikut:
Tabel 3.16. Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja pada Sasaran Strategis Produk Perikanan yang Mendapatkan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda (SPPT) SNI
Tahun 2017 INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
22 Jumlah Produk Perikanan yang Mendapatkan Sertifikat Produk Penggunaan Tanda (SPPT) SNI (Produk)
3 - -
22. Jumlah produk bersertifikat SNI (produk)
Standardisasi memiliki peran yang strategis dalam peningkatan daya saing
suatu produk. Umumnya standar dimanfaatkan konsumen sebagai acuan dalam
memilih produk, sedangkan bagi produsen standar berfungsi sebagai patokan dalam
memproduksi produk yang berkualitas dan dapat diterima pasar nasional maupun
internasional. Masyarakat secara umum menghendaki bahwa seluruh produk
perikanan yang beredar di pasar merupakan barang yang aman dan tidak
membahayakan kesehatan. Pemberian tanda SNI pada suatu produk dapat
dilakukan apabila produk tersebut dihasilkan dari unit pengolahan yang telah
memiliki Sertifikat Kelayakan Pengolah, melakukan produksi dan pemasaran produk
secara kontiniu serta melakukan proses produksi sesuai SNI. Pemberian tanda SNI
hanya dapat dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Produk yang telah terakreditasi.
Peraturan Dirjen P2HP Nomor 01/PER-DJP2HP/2013 yang telah direvisi
menjadi Peraturan Dirjen P2HP Nomor 05/PER-DJP2HP/2014 Tentang Lembaga
Sertifikasi Produk Hasil Perikanan menjelaskan bahwa LSPro-HP merupakan
lembaga nonstruktural yang bersifat mandiri dan berada dibawah serta bertanggung
jawab kepada Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan,
Kementerian Kelautan dan Perikanan. Pada Peraturan Dirjen tersebut juga
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017 | 43
menunjuk BBP2HP sebagai pelaksana LSPro-HP dan mempunyai tugas
melaksanakan sertifikasi dan menerbitkan Sertifikat Produk Pengunaan Tanda
Standar Nasional Indonesia (SPPT SNI) produk hasil perikanan.
BBP2HP sebagai pelaksana lembaga sertifikasi produk hasil perikanan dan
telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) turut berperan serta dalam
peningkatan kualitas produk hasil perikanan. Rendahnya kesadaran para pengolah
produk perikanan akan mutu dan keamanan produk yang dihasilkan dapat
menyebabkan produk yang dihasilkan memiliki mutu yang kurang baik. Hal ini dapat
menyebabkan tingkat kepercayaan konsumen berkurang.
Pada tahun 2017, Ditjen PDSPKP ditargetkan sebanyak 3 produk perikanan
yang mendapat sertifikat pengunaan tanda SNI. Sampai dengan akhir triwulan I
2017 belum terdapat realisasi karena indikator kinerja ini bersifat tahunan dan
capaiannnya baru akan diketahui pada akhir tahun 2017.
3.2.14 Sasaran Strategis 14 Pelaku Usaha yang Dibina dalam Inkubator Bisnis
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran
pelaku usaha yang dibina dalam inkubator bisnis terdiri atas 1 (satu) indikator
kinerja, dengan capaian kinerja sebagai berikut:
Tabel 3.17. Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja pada Sasaran Strategis Pelaku Usaha yang Dibina dalam Inkubator Bisnis Tahun 2017
INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
23 Jumlah Pelaku Usaha yang Dibina dalam Inkubator Bisnis (UMKM) 7 - -
23. Jumlah Pelaku Usaha yang Dibina dalam Inkubator Bisnis
Julah pelaku usaha yang dibina dalam inkubator bisnis didefinisikan sebagai
jumlah UMKM binaan BBP2HP yang mendapatkan pelayanan inkubasi bisnis antara
lain: sosialisasi, verifikasi, dan bimtek, konsultasi usaha, serta uji nutrisi, uji mutu,
profil UMKM, perizinan, dan kemasan. Pada tahun 2017 ditargetkan sebanyak 7
UMKM yang dibina dalam incubator bisnis. Capaian indikator kinerja ini belum bisa
44 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017
dihitung pada triwulan I tahun 2017. Indikator kinerja ini bersifat tahunan sehingga
capaiannya akan diketahui pada akhir tahun 2017.
LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE
Capaian kinerja Ditjen PDSPKP pada Learning and Growth Perspective berasal dari 4
(empat) Sasaran Strategis, yakni terwujudnya aparatur sipil negara ditjen pdspkp
yang kompeten, profesional, dan berintegritas, tersedianya manajemen
pengetahuan Ditjen PDSPKP yang handal dan mudah diakses, terwujudnya birokrasi
Ditjen PDSPKP yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima,
terkelolanya anggaran pembangunan Ditjen PDSPKP secara efisien dan akuntabel.
3.2.15 Sasaran Strategis 15 Terwujudnya Aparatur Sipil Negara Ditjen PDSPKP yang Kompeten, Profesional, dan Berintegritas
indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran
terwujudnya aparatur sipil negara Ditjen PDSPKP yang kompeten, profesional, dan
berintegritas terdiri atas 1 (satu) indikator kinerja, dengan capaian kinerja sebagai
berikut:
Tabel 3.18. Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja pada Sasaran Strategis Terwujudnya Aparatur Sipil Negara Ditjen PDSPKP yang Kompeten, Profesional, dan
Berintegritas Tahun 2016 INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
24 Indeks Kompetensi dan Integritas Ditjen PDSPKP (%) 80 - -
24. Indeks Kompetensi dan Integritas Ditjen PDSPKP
Tingkat kompetensi SDM Ditjen PDSPKP merupakan kemampuan dan
karakteristik yang dimiliki seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) berupa pengetahuan,
keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas
jabatannya, sehingga ASN tersebut dapat melaksanakan tugas secara profesional,
efektif dan efisien. Integritas merupakan suatu konsep yang menunjuk konsistensi
antara tindakan dengan nilai dan prinsip, dan digunakan untuk menggambarkan
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017 | 45
kejujuran dan kebenaran dari tindakan seseorang. Kompetensi dan integritas ASN
merupakan salah satu komponen penting dalam mewujukan profesionalisme dan
good governance di Ditjen PDSPKP.
Nilai Indeks Kompetensi dan Integritas diperoleh dari rata-rata nilai 4 (empat)
variabel pembentuk, yaitu (1) Persentase nilai kompetensi dan integritas (diperoleh
dari hasil uji asesment pegawai) dibanding standar (sesuai Kepmen No. 3A tahun
2014); (2) Persentase pencapaian output Sasaran Kinerja Pegawai (SKP); (3)
Persentase tingkat kehadiran pegawai, dari data finger print absen yang terintegrasi
dengan Sekretariat Jenderal, dan (4) Persentase kepatuhan ASN dalam penyerahan
LHKASN/LHKPN. Penilaian Indeks kompetensi dan integritas dilakukan terhadap
402 ASN yang mengikuti asesment pegawai Ditjen PDSPKP di tahun 2016.
Indeks kompetensi dan Integritas tahun 2017 ditargetkan sebesar 80%.
Capaian indikator kinerja ini belum bisa dihitung pada triwulan I tahun 2017.
Indikator kinerja ini bersifat tahunan sehingga capaiannya akan diketahui pada akhir
tahun 2017.
3.2.16 Sasaran Strategis 16 Tersedianya Manajemen Pengetahuan Ditjen PDSPKP yang Handal dan Mudah Diakses
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran
tersedianya manajemen pengetahuan Ditjen PDSPKP yang handal dan mudah
diakses terdiri atas 1 (satu) indikator kinerja, dengan capaian kinerja sebagai
berikut:
Tabel 3.19. Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja pada Sasaran Strategis Tersedianya Manajemen Pengetahuan Ditjen PDSPKP yang Handal dan Mudah
Diakses Tahun 2017 INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
25 Persentase Unit Kerja Lingkup Ditjen PDSPKP yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan yang Terstandar (%)
65 29.16 44.86
46 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017
25. Persentase Unit Kerja lingkup Ditjen PDSPKP yang Menerapkan
Sistem Manajemen Pengetahuan yang Terstandar
Sistem Manajemen Pengetahuan adalah suatu rangkaian yang
memanfaatkan teknologi informasi yang digunakan oleh instansi pemerintah
ataupun swasta untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan
mendistribusikan pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui dan dipelajari.
Penghitungan persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen
pengetahuan yang standar, diperoleh dari persentase unit kerja level 1 dan 2 yang
tergabung dan mendistribusikan informasinya dalam sistem informasi manajemen
pengetahuan terpilih dibandingkan dengan seluruh unit kerja di Ditjen PDSPKP.
Gambar 3.3. Komponen Penilaian Indikator Kinerja Persentase Unit Kerja lingkup Ditjen PDSPKP yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan
Terstandar Tahun 2017
Pada tahun 2017 ditargetkan 65% unit kerja yang menerapkan sistem MP
yang terstandar. Pada triwulan I tahun 2017 telah terealisasi sebesar 29,16% atau
setara dengan 44,86% dari target tahun 2017 dan 97,20% terhadap target triwulan I
tahun 2017 yakni 30%.
20%
40%
40%
Upload Dokumen RB Keikutsertaan Keaktifan Pimpinan
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017 | 47
Beberapa upaya yang telah dilakukan antara lain dengan sosialisasi kepada
unit kerja pengguna, pemberian contoh-contoh informasi yang dapat disharing,
meningkatkan partisipasi user yang sudah tergabung. Kegiatan yang dilakukan
dalam rangka pencapaian Indikator Kinerja penerapan Manajemen Pengetahuan
antara lain; 1) Pengumpulan data user (email) dari masing-masing unit Eselon I dan
II untuk pembuatan user aplikasi manajemen pengetahuan, 2) Optimalisasi
penggunaan aplikasi manajemen pengetahuan melalui: a) Penyimpanan dokumen
secara online, b) Polling dan penyampaian penghargaan, c) Sirkulasi Undangan
secara online, d) Data umum pegawai berdasarkan struktur organisasi, e) Jadwal dan
hasil kegiatan, f) Disposisi, dan g) Percakapan dan komunikasi.
3.2.17 Sasaran Strategis 17 Terwujudnya Birokrasi Ditjen PDSPKP yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi pada Layanan Prima
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran
terwujudnya birokrasi Ditjen PDSPKP yang efektif, efisien, dan berorientasi pada
layanan prima terdiri atas 5 (lima) indikator kinerja, dengan capaian kinerja sebagai
berikut:
Tabel 3.20. Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja pada Sasaran Strategis Terwujudnya Birokrasi Ditjen PDSPKP yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi pada
Layanan Prima Tahun 2017 INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
26 Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi lingkup DJPDSPKP A (80) - - 27 Nilai AKIP Ditjen PDSPKP A (88) - - 28 Level Maturitas SPIP Ditjen PDSPKP (Level) 2 - - 29 Persentase Tindak Lanjut Direktif Pimpinan lingkup Ditjen
PDSPKP (%) 100 0 0
30 Jumlah Inovasi Pelayanan Publik lingkup Ditjen PDSPKP 1 - -
26. Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi lingkup Ditjen PDSPKP
Reformasi birokrasi yang dilaksanakan di lingkungan Kementerian Kelautan
dan Perikanan (KKP) pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan
pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan
48 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017
pemerintahan yang pelaksanaannya dilakukan melalui program-program yang
meliputi: (1) Manajemen Perubahan; (2) Penguatan Pengawasan; (3) Penguatan
Akuntabilitas Kinerja; (4) Penguatan Kelembagaan; (5) Penguatan Tata Laksana; (6)
Penguatan Sistem Manajemen SDM Aparatur; (7) Penguatan Peraturan Perundang-
undangan; (8) Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik; dan (9) Quick Wins.
Berbagai permasalahan/hambatan yang mengakibatkan sistem
penyelenggaraan pemerintahan di bidang kelautan dan perikanan tidak berjalan
atau diperkirakan tidak akan berjalan dengan baik harus ditata ulang atau
diperbaharui. Reformasi birokrasi KKP dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata
kelola pemerintahan yang baik (good governance). Dengan kata lain reformasi
birokrasi KKP merupakan langkah strategis untuk membangun aparatur negara agar
lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam mengemban tugas umum
pemerintahan dan pembangunan di bidang kelautan dan perikanan. Oleh karena itu
KKP harus segera mengambil langkah-langkah yang bersifat mendasar,
komprehensif, dan sistemik sehingga tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan
dapat dicapai dengan efektif dan efisien sesuai dengan visi, misi, dan strategi KKP.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka Ditjen PDSPKP sebagai salah satu
unit kerja eselon I yang membidangi daya saing produk kelautan dan perikanan
memiliki tanggung jawab untuk mewujudkan reformasi birokrasi sesuai dengan
tugas dan fungsi yang diemban.
Dalam Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang grand design
Reformasi Birokrasi 2010-2025 dikatakan bahwa terdapat 8 area perubahan yaitu
organisasi, tatalaksana, peraturan perundang-undangan, SDM aparatur,
pengawasan, akuntabilitas, pelayanan publik, mind set dan culture set. Yang
kemudian diatur dengan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 11 Tahun 2015
tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2015 – 2019 bahwa program reformasi
birokrasi terdapat 3 tingkat yaitu makro, meso dan mikro.
Terjadi perubahan tata cara penilaian pelaksanaan reformasi birokrasi pada
instansi kementerian/lembaga, apabila pada tahun 2012–2013 berdasarkan
Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pedoman Penilaian
Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi sebagai instrumen untuk mengukur
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017 | 49
kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi secara mandiri (self-assessment), pada
tahun 2014-2015 penilaian pelaksanaan reformasi birokrasi berdasarkan Peraturan
Menteri PAN dan RB Nomor 14 Tahun 2014 Tentang Pedoman Evaluasi Reformasi
Birokrasi Instansi Pemerintah.
Perubahan tools penilaian dilakukan untuk mengikuti perkembangan
pelaksanaan reformasi birokrasi, agar penilaian kemajuan pelaksanaan reformasi
birokrasi dapat dilakukan dengan objektif, maka perlu dilakukan upaya
penyempurnaan. Penyempurnaan mencakup: (1) penekanan fokus penilaian
pelaksanaan reformasi birokrasi pada area perubahan yang sudah
ditetapkan, (2) perubahan terhadap sistem on-line dan petunjuk teknisnya, serta (3)
perlunya dilakukan evaluasi eksternal untuk memvalidasi/memverifikasi hasil
penilaian mandiri yang dilakukan oleh setiap instansi pemerintah dengan
menggunakan sistem self assessment. Penyempurnaan juga dimaksudkan untuk
mengintegrasikan instrumen evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi dalam satu
instrumen yang dapat digunakan baik oleh Unit Pengelola Reformasi Birokrasi
Nasional (UPRBN), Tim Quality Assurance (TQA) dan Tim Independen Reformasi
Birokrasi Nasional (TIRBN). Dengan demikian penilaian terhadap kemajuan
pelaksanaan reformasi birokrasi dapat dilakukan dengan lebih obyektif.
Metodologi yang digunakan untuk melakukan penilaian pada komponen
pengungkit, adalah teknik “criteria referrenced test” dengan cara menilai setiap
komponen dengan kriteria penilaian dari masing-masing komponen yang telah
ditetapkan sebelumnya. Sedangkan untuk melakukan penilaian komponen hasil,
antara lain menggunakan nilai akuntabilitas kinerja, nilai kapasitas organisasi
(survei internal), nilai persepsi korupsi (survei eksternal), opini Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) atas Laporan Keuangan.
Pada tahun 2017 nilai kerja reformasi birokrasi ditargetkan sebesar 80%.
Capaian indikator kinerja ini akan diukur pada akhir tahun 2017. Upaya yang akan
dilakukan Ditjen PDSPKP adalah penyusunan lembar kerja evaluasi pelaksanaan
reformasi birokrasi lingkup Ditjen PDSPKP, yang nantinya akan ditindaklanjuti
dengan penyusunan rencana tindak lanjut pelaksanaan reformasi birokrasi lingkup
Ditjen PDSPKP berdasarkan lembar kerja evaluasi sebelumnya. Hal-hal yang perlu
50 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017
diperhatikan adalah terkait dengan penilaian mandiri yang merupakan bagian dari
siklus manajemen yang tidak terlepas dari perubahan paradigma baru dalam
manajemen pemerintahan.
27. Nilai AKIP Ditjen PDSPKP
AKIP adalah rangkaian sistematik dari berbagai aktivitas, alat dan prosedur
yang dirancang untuk tujuan penetapan dan pengukuran, pengumpulan data,
pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan pelaporan kinerja pada instansi pemerintah,
dalam rangka pertanggungjawaban dan peningkatan kinerja instansi pemerintah.
Nilai AKIP merupakan penilaian terhadap penerapan AKIP pada instansi pemerintah
yang sejalan dan konsisten dengan penerapan reformasi birokrasi, yang berorientasi
pada penerapan outcome dan upaya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Penilaian Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) mengacu pada
indikator pengukuran yang ditetapkan oleh Kemen PAN RB yaitu:
(a) Perencanaan kinerja dengan bobot 35%
(b) Pengukuran kinerja dengan bobot 20%
(c) Pelaporan kinerja dengan bobot 15%
(d) Evaluasi kinerja dengan bobot 10%
(e) Pencapaian kinerja dengan bobot 20%
Pada tahun 2017 nilai AKIP Ditjen PDSPKP ditargetkan sebesar 80%.
Penilaian nilai AKIP akan dilakukan oleh Inspektorat Jenderal KKP dan hasil
penilaian AKIP akan didapatkan pada akhir T.A. 2017.
28. Level Maturitas SPIP Ditjen PDSPKP
Level maturitas penyelenggaraan SPIP Ditjen PDSPKP adalah level
kematangan atau kesempurnaan penyelenggaraan sistem pengendalian intern
pemerintah dalam mencapai tujuan pengendalian intern di lingkungan Ditjen
PDSPKP. Pada tahun 2017 level maturitas SPIP Ditjen PDSPKP ditargetkan berada
pada level 2. Capaian indikator kinerja ini belum bisa diketahui pada triwulan I tahun
2017 dan akan diukur pada akhir tahun 2017.
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017 | 51
29. Persentase Tindak Lanjut Direktif Pimpinan lingkup Ditjen PDSPKP
Direktif Pimpinan adalah arahan pimpinan dalam Rapat Pimpinan, Rapat
Terbatas, Sidang Kabinet, dan Rapat Kerja. Pemantauan atas tindak lanjut direktif
pimpinan dilakukan menggunakan Sistem Aplikasi Directive Monitoring System
(DMS) yang dapat diakses pada alamat url: http://kinerjaku.kkp.go.id/dms/. Arahan
pimpinan dan informasi diinput oleh Biro Perencanaan KKP ke DMS dan secara
otomatis masuk ke akun DMS Eselon I penanggung jawab arahan tersebut. Tindak
lanjut Eselon I adalah langkah/kegiatan yang dilakukan Eselon I dalam rangka
menyelesaikan arahan pimpinan, yang diinput ke dalam sistem DMS. Jangka waktu
untuk menindaklanjuti arahan pimpinan adalah 2 minggu setelah arahan diinput ke
sistem DMS. Jika lebih dari 2 minggu akan dinyatakan jatuh tempo/tidak selesai
apabila tidak ditindaklanjuti. Tindak lanjut arahan akan diverifikasi oleh Biro
Perencanaan untuk dinyatakan “selesai” atau “perlu koreksi/proses lebih lanjut”.
Status tindak lanjut akan ditampilkan pada dashboard sistem DMS. Status tindak
lanjut dikelompokkan menjadi :
Pada tahun 2017 persentase tindak lanjut direktif pimpinan lingkup Ditjen
PDSPKP ditargetkan sebesar 100%. Dalam aplikasi tercatat bahwa Ditjen PDS
memiliki 9 (sembilan) arahan dari MKP, 8 di antaranya off track dan 1 alert.
Indikator kinerja ini bersifat triwulanan, akan tetapi hingga triwulan I tahun 2017
belum ada capaian karena masih dikoordinasikan dengan seluruh eselon II terkait.
30. Jumlah Inovasi Pelayanan Publik lingkup Ditjen PDSPKP
Berdasarkan pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Apartur Negara dan
Reformasi Birokrasi RI Nomor 30 tahun 2014 tentang Pedoman Inovasi Pelayanan
Publik, inovasi pelayanan publik didefinisikan sebagai terobosan jenis pelayanan
yang merupakan gagasan/ide kreatif orisinal dan/atau adaptasi/modifikasi yang
52 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017
memberikan manfaat bagi masyarakat, baik secara langsung maupun tidak
langsung. Kriteria suatu inisiatif inovasi, yaitu (1) Memberikan perbaikan pelayanan
publik, (2) Memberikan manfaat bagi masyarakat, (3) Dapat dan/atau sudah
direplikasi, (4) Berkelanjutan, dan (5) Inovasi sudah dilaksanakan minimal 1 (satu)
tahun.
Pada tahun 2017 jumlah inovasi pelayanan publik lingkup Ditjen PDSPKP
ditargetkan sebanyak 1 inovasi. Capaian indikator kinerja ini akan diketahui pada
akhir tahun 2017.
3.2.18 Sasaran Strategis 18 Terkelolanya Anggaran Pembangunan Ditjen PDSPKP secara Efisien dan Akuntabel
Indikator kinerja yang ditetapkan untuk mengukur keberhasilan sasaran
Terkelolanya Anggaran Pembangunan Ditjen PDSPKP secara Efisien dan Akuntabel
terdiri atas 2 (dua) indikator kinerja, dengan capaian kinerja sebagai berikut:
Tabel 3.21. Ikhtisar Pencapaian Indikator Kinerja pada Sasaran Strategis Terkelolanya Anggaran Pembangunan Ditjen PDSPKP secara Efisien dan Akuntabel
Tahun 2017 INDIKATOR KINERJA TARGET REALISASI %
31 Nilai Kinerja anggaran lingkup Ditjen PDSPKP Baik (85) 3.58 4.21 32 Persentase kepatuhan terhadap SAP lingkup Ditjen
PDSPKP 100 - -
31. Nilai Kinerja Anggaran lingkup Ditjen PDSPKP
Nilai Kinerja anggaran adalah proses menghasilkan suatu nilai capaian
kinerja untuk setiap indikator yg dilakukan dengan membandingkan data realisasi
dengan target yang telah direncanakan sebelumnya. Nilai diperoleh dari data input
dan output yang dimasukkan setiap satker lingkup Ditjen PDSPKP pada aplikasi
SMART Kemenkeu. Cara menghitung indikator tersebut dengan menggunakan
Peraturan Menteri Keuangan No.249/PMK.02/2011 tentang Pengukuran dan
Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan RKAK/L melalui pengukuran Aspek:
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017 | 53
1. Penyerapan Anggaran (P), dilakukan dengan membandingkan antara akumulasi
realisasi anggaran seluruh satker dengan akumulasi pagu anggaran seluruh
satker.
2. Konsistensi (K) antara perencanaan dan implementasi, dilakukan berdasarkan
rata-rata ketepatan waktu penyerapan anggaran setiap bulan yaitu dengan
membandingkan antara akumulasi dan akumulasi realisasi anggaran bulanan
seluruh satker rencana penarikan dana bulanan seluruh satker dengan jumlah
bulan.
3. Pencapaian Keluaran (PK), dilakukan dengan membandingkan antara rata-rata
realisasi volume keluaran dengan target volume keluaran dan rata-rata realisasi
Indikator kinerja keluaran dengan target indikator kinerja keluaran.
4. Tingkat efisiensi (NE), dilakukan berdasarkan rata-rata efisiensi untuk setiap jenis
keluaran pada setiap satker, yang diperoleh dari hasil perbandingan antara
realisasi anggaran per volume keluaran dengan pagu anggaran per volume
keluaran.
Pada tahun 2017, target nilai kinerja anggaran Ditjen PDSPKP yang
ditetapkan sebesar 85%. Sampai dengan triwulan I tahun 2017, tercatat pada
aplikasi SMART Kemenkeu bahwa nilai kinerja anggaran Ditjen PDSPKP telah
tercapai 3,58%. Capaian ini setara dengan 17,90% jika dibandingkan dengan target
triwulan I tahun 2017 yakni 20% dan setara dengan 4,21% jika dibandingkan target
tahun 2017. Kegiatan yang akan dilakukan untuk mendukung pencapaian IKU ini
adalah perlu komitmen dari tingkat pimpinan sampai dengan pelaksana untuk
pengupayaan pelaksanaan penyerapan anggaran sesuai dengan rencana kerja dan
arahan dari pimpinan lembaga.
32. Persentase kepatuhan terhadap SAP lingkup Ditjen PDSPKP
Dalam rangka pelaksanaan Sistem Akuntansi Pemerintah (SAP), kepatuhan
terhadap perundang-undangan dan kecukupan pengungkapan dalam laporan
keuangan, setiap Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA) dan Unit
Akuntansi Kuasa Pengguna Barang (UAKPB) diwajibkan untuk menyusun Laporan
Keuangan dan Laporan Barang Milik Negara (BMN) eselon I.
54 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017
Pada tahun 2017, Ditjen PDSPKP ditargetkan persentase kepatuhan
terhadap SAP lingkup Ditjen PDSPKP tercapai sebesar 100%. Hingga triwulan I tahun
2017, capaian indikator kinerja ini belum bisa diketahui dan akan diukur pada akhir
tahun 2016.
3.3 Realisasi Anggaran
Pelaksanaan anggaran, harus dikelola dengan optimal sesuai rencana yang
telah ditetapkan dan harus dapat dipertanggungjawabkan. Pada tahun 2017,
anggaran pembangunan penguatan daya saing produk kelautan dan perikanan yang
dikelola oleh Ditjen PDSPKP sebesar Rp 1.323.323.937.000,- (Satu triliun tiga ratus
dua puluh tiga miliar tiga ratus dua puluh tiga juta sembilan ratus tiga puluh tujuh
ribu rupiah), yang kesemuanya merupakan APBN rupiah murni. Anggaran tersebut
dialokasikan bagi 46 Satker lingkup Ditjen PDSPKP, yang terdiri atas 6 Satker Pusat,
1 Satker UPT, 34 Satker Dekonsentrasi, dan 5 Satker Tugas Pembantuan.
Tabel 3.20. Realisasi Penyerapan Anggaran Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017
No Satuan Kerja Anggaran
(Rp)
Realisasi Anggaran
Rp %
1 Pusat 1.252.750.419.000 19.236.156.023 1,54
2 UPT 23.853.421.000 3.874.168.464 16,24
3 Dekonsentrasi 12.450.000.000 487.158.500 3,91
4 Tugas Pembantuan 34.270.097.000 16.974.404.000 49,53
Total 1.323.323.937.000 40.571.886.987 3,07
Tabel 3.21. Realisasi Penyerapan Anggaran Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017
Menurut Sumber Pembiayaan
No Sumber
Pembiayaan Anggaran
(Rp) Realisasi Anggaran
Rp %
1 Rupiah Murni 1.323.323.937.000 40.571.886.987 3,07
2 PHLN - - -
Total 1.323.323.937.000 40.571.886.987 3,07
Sampai dengan triwulan I tahun 2017, penyerapan anggaran Ditjen PDSPKP
adalah sebesar Rp 40.571.886.987,- atau setara dengan 3,07%. Apabila ditelaah
menurut sumber pembiayaan, maka penyerapan anggaran Ditjen PDSPKP triwulan I
tahun 2017 keseluruhannya merupakan APBN Rupiah Murni, mengingat pada tahun
2017 tidak ada kegiatan PHLN yang dikelola oleh Ditjen PDSPKP.
Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017 | 55
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan atas capaian dan akuntabilitas
kinerja Triwulan I tahun 2017, terdapat beberapa Sasaran Srategis (SS) dan
Indikator Kinerja Ditjen PDSPKP yang belum mencapai target yang telah
ditetapkan. Selanjutnya, pencapaian Indikator Kinerja yang masih di bawah target
yang telah ditetapkan akan senantiasa diupayakan peningkatannya melalui
percepatan pelaksanaan kegiatan dan perumusan langkah-langkah strategis untuk
mengoptimalkan pencapaian Indikator Kinerja sesuai dengan target yang telah
ditetapkan.
4.2 Tindak Lanjut
Secara umum, beberapa rekomendasi yang dapat diberikan terkait dengan
permasalahan dalam pencapaian sasaran yang telah ditetapkan, antara lain:
1. Perlu adanya akselerasi upaya percepatan pelaksanaan kegiatan dan
anggaran yang secara langsung mendukung pencapaian Indikator Kinerja
Ditjen PDSPKP, sehingga Indikator Kinerja Ditjen PDSPKP dapat tercapai
sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Untuk itu, perlu adanya koordinasi
dan integrasi pelaksanaan program dan kegiatan antara pusat, daerah dan
instansi lintas sektoral secara intensif agar kegiatan dapat terlaksana dengan
baik sesuai dengan perencanaan;
2. Melakukan koordinasi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi dan
Kabupaten/Kota serta Unit Kerja terkait untuk secara periodik melakukan
rekonsiliasi data dan menyampaikan kemajuan pelaksanaan pekerjaan,
utamanya yang berkaitan secara langsung dengan pencapaian Indikator
Kinerja Ditjen PDSPKP, sehingga Indikator Kinerja Ditjen PDSPKP dapat
tercapai sesuai dengan target yang telah ditetapkan;
56 | Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017
3. Melakukan reviu SS dan Indikator Kinerja sebagaimana tertuang dalam
Renstra Ditjen PDSPKP Tahun 2015-2019, dalam upaya merumuskan SS dan
Indikator Kinerja yang masih relevan dengan Ditjen PDSPKP.
Akhirnya, kehadiran Laporan Kinerja Ditjen PDSPKP Triwulan I Tahun 2017
ini diharapkan dapat menjadi pertanggungjawaban tertulis kepada pemberi
wewenang serta dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan dalam perencanaan sehingga terbentuknya pemerintahan yang baik
(good governance). Selain itu, Laporan Kinerja ini juga diharapkan dapat menjadi
salah satu sumbangan penting dalam penyusunan dan implementasi Rencana
Kerja (Operational Plan), Rencana Kinerja (Performance Plan), Rencana Anggaran
(Financial Plan), dan Rencana Strategis (Strategic Plan) pada masa-masa
mendatang.