kematian ibu dan anak: hambatan indonesia memasuki ...theprakarsa.org/new/ck_uploads/files/materi...
TRANSCRIPT
Kematian ibu dan anak: hambatan Indonesia memasuki kompetisi regional dan global
Victoria Fanggidae, M.Dev.St
Program & Research Manager
Perkumpulan Prakarsa
Konferensi Nasional 10 Tahun Perkumpulan Prakarsa
Jakarta, 7 Oktober 2014
Outline
1. Latar belakang & update konteks
2. Indikator kesehatan : MDGs 4 dan 5
3. Belajar dari tetangga & rekomendasi dari data
LATAR BELAKANG & UPDATE KONTEKS
1
Transformasi kependudukan
• 50 % penduduk Indonesia saat ini hidup di
kota
• Desa akan ditinggalkan, pekerjaan beralih ke jasa & service, dan bukan pertanian.
• Indonesia akan menikmati “bonus demografi”-jumlah penduduk produktif lebih tinggi, dan sesudahnya akan mengalami penuaan.
Transformasi kependudukan
Bonus demografi dan penuaan
Sumber: Bank Dunia, 2009
Masyarakat ekonomi ASEAN
• Jumlah penduduk Indonesia: 40 % dari seluruh penduduk ASEAN.
• Mayoritas: umur produktif, skill rendah
• Indonesia kekurangan skilled workers, sehingga akan terjadi aliran skilled workers dari negara lain
• Aliran low-skilled workers dari Indonesia ke negara lain.
Masyarakat ekonomi ASEAN Kesenjangan skills akan meningkat disegala tingkatan pekerjaan
Daya saing manusia Indonesia
No. NEGARA
Employable skills
Vocationally trained
workforce
Technical professions
Youth employment
1 1.a 1.b 1.c
Score Rank Score Rank Score Rank Score Rank
1 Singapore 54.51 20
27.71 62
100 1
35.83 57
2 Malaysia 51.95 23
49.00 34
69.90 34
36.94 54
3 Vietnam 42.86 50 n/a n/a 10.71 85
75.00 10
4 Cambodia 34.78 72
5.71 72
6.12 88
92.52 4
5 Philippines 34.14 75
49.86 32
7.65 87
49.90 45
6 Indonesia 26.01 90
28.71 90
4.08 89
45.22 44
Sumber: Globa Talent Competitiveness Index, 2013
Dari 103 negara yang disurvei, ranking Indonesia selalu berada terbawah diantara beberapa negara ASEAN – kecuali untuk youth employment
Daya saing manusia Indonesia
Indonesia:
64 dari 65
negara Matematika: 375 Membaca: 376 Sains: 382
Sumber: Kopertis 12
Kesenjangan ekonomi
Ketidakmerataan di Indonesia “merata”: baik daerah kaya/sejahtera maupun miskin sama-sama makin senjang.
PROVINSI Indeks Gini
2010 2011 2012 2013
DI Yogyakarta 0.41 0.40 0.43 0.44
DKI Jakarta 0.36 0.44 0.42 0.43
Sulawesi Utara 0.37 0.39 0.43 0.42
Gorontalo 0.43 0.46 0.44 0.44
Papua Barat 0.38 0.40 0.43 0.43
Papua 0.41 0.42 0.44 0.44
Sumber: BPS, 2014
Kesenjangan kualitas hidup
• Jika rata-rata anak di Jakarta bersekolah
sampai kelas 6 SD, rekannya di Papua
hanya sampai kelas 2 SD.
• Jika seorang di Jakarta hidup sampai 70 tahun, rekan seumurannya di Maluku Utara hanya sampai 63 tahun.
• Hampir seluruh penduduk di Jakarta
melek huruf, namun hanya ¾ penduduk di Papua bisa baca tulis.
Investasi pembangunan manusia
Public Social Expenditure (% GDP) 2007/8
Sumber: OECD (2013, diolah)
Investasi pembangunan manusia
Sumber: World Development Indicator 2013, diolah)
Health Expenditure (% GDP) 2007/8
INDIKATOR KESEHATAN – MDG 4 & 5
2
MDG Kesehatan
GOAL 1 4 5 6 7
NO NEGARA
Un
der
wei
ght
child
ren
Un
der
5 m
ort
alit
y
Infa
nt
mo
rtal
ity
Mat
ern
al m
ort
alit
y
Skill
ed b
irth
atte
nd
ance
An
ten
atal
car
e >
1
visi
t)
HIV
pre
vale
nce
TB in
cid
ence
TB p
reva
len
ce
Safe
dri
nki
ng
wat
er
Bas
ic s
anit
atio
n
1 Brunei Darussalam ↗ ↗ ↗ ↑ ↑ ↑ ↑
2 Cambodia ↗ → → → → → ↑ ↑ ↑ ↗ →
3 Indonesia → → → → ↗ ↗ ↓ ↗ ↑ → →
4 Lao PDR → ↗ ↗ → → → ↓ ↓ ↑ → ↗
5 Malaysia ↗ ↗ → ↑ ↑ ↑ ↑ ↑ ↑
6 Myanmar → → → → → → ↑ ↗ ↑ → ↑
7 Philippines → → → → → → ↗ ↑ ↑ ↗ ↗
8 Singapore ↗ ↑ ↓ ↑ ↑ ↑ ↑ ↑
9 Thailand ↑ ↗ → → ↓ ↑ ↑ ↗ ↑ ↑ ↑
10 Timor-Leste ↑ ↗ → → → ↗ ↑ ↗ ↗
11 Vietnam ↗ ↗ ↗ ↗ ↗ ↑ ↑ ↑ ↑ ↑
Sumber: ADB, 2013 ↑Early achiever ↗ On-track →Slow ↓ Regressing/no progress
MDG Kesehatan
• Rapor pencapaian MDGs Indonesia kurang memuaskan untuk kebanyakan indikator kesehatan,
• Indikator terkait kesehatan ibu dan kematian anak (MDGs 4 dan 5, dan juga 1): slow progress.
• MDG 1 dan 4: anak BB kurang, kematian anak dan bayi masih lambat.
• MDG 5, kelahiran dibantu tenaga terlatih dan kunjungan antenatal: on track sedangkan kematian ibu slow progress.
• MDG 6 (penyakit menular): TB membaik, tapi terkait HIV/AIDS memburuk/mundur.
• MDG 7 (air dan sanitasi): slow progress
Kematian ibu & anak vs target MDGs
MMR per 100K livebirths
IMR per 1000 live birthsUnder 5 MR per 1000
live births
SDKI 2012 359 32 40
MDGs Target 2015 102 23 32
0
50
100
150
200
250
300
350
400
Perc
enta
ge
Sumber: Kemenkes (SDKI 2012 dan Riskesdas 2013
Tren indikator pemeriksaan kehamilan dan persalinan
96% ibu memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan
83% ibu bersalin ditolong tenaga terlatih
63% ibu melahirkan di fasilitas kesehatan
Kematian Ibu di Indonesia
Ibu meninggal karena hamil dan melahirkan di Indonesia
• Tahun 2013
• 1 bulan
• 1 hari
• 1 jam
Setara dengan
9352 orang*
779 orang
25 orang
1 orang
Angka berdasarkan Global Burden Disease 2013 (interval 7010 - 12.079 )
Di mana?
Sumber: BPS (SP 2010)
Papua 620
Papua Barat 573
NTT 507
Babel 475
Maluku Utara 387
Provinsi-provinsi miskin dan kepulauan melaporkan jumlah Kematian Ibu tertinggi (SP 2010)
Di mana?
42% ibu meninggal di RS Pemerintah dan
29% di rumah sendiri
Di mana?
Proporsi Rumah Sakit Umum PEMERINTAH PONEK (Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif) masih rendah
Di mana?
PROVINSI Kematian ibu
Perahu (%)
Jalan kaki (%)
Papua 620 4.0 4.3
Papua Barat 573 3.4 2.0
NTT 507 0.4 1.5
Babel 475 0.3 0.2
Maluku Utara 387 3.9 0.3
Max: 4.0
Max: 4.3
•RT yang menggunakan moda transportasi perahu dan berjalan kaki menuju RS Pemerintah memiliki kematian ibu tertinggi • Komponen transportasi merupakan yang paling tinggi dikeluarkan
Sumber: BPS (SP 2010) dan Kemenkes (Riskesdas 2013)
Obat-obatan, 6.64%
Akomodasi , 0.00%
Transport
Keluarga,
4.65%
Pasang KB,
3.65%
Trans-port Ibu,
65.78%
Sumber: hasil survei Prakarsa, 2012
Proporsi Biaya Lain yang Dikeluarkan Ibu Melahirkan di Kabupaten Kupang
Siapa? 65% berusia 20-35 tahun 96% kawin 46% memiliki 0-1 anak
61% tidak sekolah/SD 64% tinggal di pedesaan
Sumber: BPS (SP 2010)
Kapan?
• 61.59%: masa nifas (40 hari sesudah melahirkan)
• 18.24%: kehamilan > 20 minggu
• 12.95%: saat persalinan
• 7.22%: kehamilan < 20 minggu
Sumber: BPS (SP 2010)
Mengapa?
32,4 % Hipertensi
20,3% Pendarahan
30,2% Komplikasi periode pasca melahirkan
7,2% Komplikasi saat kehamilan dan melahirkan
4,1% Lahir mati
Sumber: BPS (SP 2010)
Trend kematian bayi dan balita
Sumber: SDKI 2012
Kematian Bayi dan Balita di Indonesia Bayi/neonatal dan Balita yang meninggal di Indonesia (0 – 59 bulan)
• Tahun 2013
• 1 bulan
• 1 hari
• 1 jam
Setara dengan
148.800 orang*
12.400 orang
413 orang
17 orang
Angka berdasarkan Global Burden Disease 2013 (interval 132.200 -168.200)
Di mana?
Paling tinggi di Papua dan Papua Barat
>4 kali lipat dari daerah terendah (Riau)
Sumber: WHO 2014
Siapa?
Kematian Balita berdasarkan wilayah tinggal, kelp. pendapatan dan pendidikan ibu
Sumber: WHO 2014
Kapan?
52 % 1 bulan – 59 bulan
48% umur 0-28 hari
Sumber: WHO 2014
Mengapa ? 44% karena prematur (neonatal) 24% karena pneumonia (bayi/balita) 10% karena diare (bayi/balita)
Sumber: WHO 2014
BELAJAR DARI NEGARA LAIN & REKOMENDASI DARI DATA
3
Belajar dari Kamboja
2.7%
5.2%
2.6%
0.4%
2.6%
0.8%
2.9%
0.2%
4.6%
2.8%
4.8% 5.1%
5.9%
6.6%
0.0%
1.0%
2.0%
3.0%
4.0%
5.0%
6.0%
7.0%
Filipina Vietnam Indonesia Laos Myanmar Kamboja Timor Leste
1990-2003 2003-2013
Tingkat Penurunan Angka Kematian Ibu Tahunan 1990-2003 dan 2003-2013
Sumber: Global Burden Disease 2013 (diolah)
Belajar dari Kamboja
Negara Tahun
1997 2002 2007 2012
Indonesia 47.85 50.99 51.51 48.33
Laos 86.62 71.42 75.06 65.04
Kamboja 50.15 48.41 46.98 44.33
Myanmar 23.74 19.30 16.22 12.06
Filipina 49.06 53.87 54.09 46.79
Thailand 45.74 41.91 40.60 41.00
Timor-Leste 71.93 70.09 65.81 52.21
Vietnam 28.87 28.48 31.72 29.04
Dunia 61.51 54.41 48.43 45.35
Angka fertilitas remaja beberapa negara ASEAN, 1997-2012
Sumber: World Development Indicator, 2014 (diolah)
Belajar dari Kamboja
• Akses kepada pelayanan kesehatan meningkat karena investasi besar-besaran pemerintah dalam infrastruktur transportasi dan fasilitas kesehatan, dari pos kesehatan lokal dan Puskesmas sampai rumah sakit rujukan daerah dan nasional.
• Pusat kesehatan mulai beroperasi 24 jam sehari dan rumah tunggu serta ruang bersalin di Puskesmas ditambahkan untuk membuat pelayanan maternal lebih mudah diakses.
Belajar dari Kamboja
• Memastikan akses universal kepada tenaga penolong kelahiran yang terlatih. Sejak pertengahan 2000-an, Kamboja menjalankan secara sistematis program peningkatan pemanfaatan yankes ibu dan bayi baru lahir di fasilitas publik dengan dukungan berbagai pihak.
Belajar dari Kamboja • Memperkuat pelatihan bidan dan
penyerapannya ke dalam sistem kesehatan melalui penempatan yang ‘targeted’: seluruh puskesmas memiliki 1 bidan utama dgn masa pelatihan 1 thn dan > 50% puskesmas memiliki 1 bidan sekunder dgn masa pelatihan 3 thn.
• Memberikan bonus insentif kepada bidan, yaitu sebesar 15 US$ utk setiap kelahiran hidup yang ditolong di puskesmas dan 10 US$ utk setiap kelahiran yang dirujuknya ke RS.
Rekomendasi dari data
• Investasi besar-besaran infrastruktur kesehatan dan transportasi di daerah rentan , terutama daerah terisolir dan kepulauan. Akses universal kepada tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan tidak berarti tanpa infrastruktur dan transportasi.
• Perbaiki kualitas RS Pemerintah berikut tenaga kesehatan (jumlah dan kualifikasi dokter, pelatihan dan penempatan bidan).
Rekomendasi dari data
• Fokuskan pada periode paling kritis: masa nifas (kebijakan universal menginap di faskes pasca melahirkan sampai periode kritis, terutama bagi wilayah dengan topografi sulit).
• Fokus pada kelompok umur yang paling beresiko, dan cegah kelompok umur dibawahnya memasuki risiko yang sama (awareness kesehatan reproduksi, penggunaan alat kontrasepsi).
Rekomendasi dari data
• Fokus pada daerah padat penduduk-kematian ibu tinggi, jarang penduduk-kematian ibu tinggi (mis. Jawa Barat, Papua, NTT dsb).
• Fokus pada upaya preventif penyebab kematian ibu (jangka pendek: asupan gizi, diet; jangka panjang: pendidikan, sosial budaya, daya tawar perempuan).
• Fokus pada kelompok masyarakat pedesaan, berpendapatan rendah, berpendidikan rendah yang berisiko kematian bayi tertinggi.
Rekomendasi dari data
• Bayi umur 0-28 hari: tingkatkan kunjungan PNC, dan s.d 59 bulan intensitas kunjungan ke Posyandu dan home visit kader intensif.
• Fokus pada upaya preventif penyebab kematian bayi (asupan gizi, vaksinasi, pemberian oralit; jangka panjang: pendidikan, sosial budaya, daya tawar perempuan).
• Menaikkan health expenditure menjadi paling tidak 3,7 dari PDB [paling tidak 1 % kenaikan akan mengurangi 30% kematian anak dan risiko kematian ibu, WB 2005].
TERIMA KASIH !!