kematian dalam irang-irang sekar panjang karya …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/bab i, v, daftar...

107
i KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA K.H. MUHAMMAD SIRADJ SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Guna Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Filsafat Islam S. Fil. I Oleh: Yusyik Wazan NIM: 01510655 JURUSAN AKIDAH FILSAFAT FAKULTAS USHULUDDIN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2008

Upload: phamduong

Post on 29-May-2019

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

i

KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG

KARYA K.H. MUHAMMAD SIRADJ

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Guna Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Filsafat Islam S. Fil. I

Oleh: Yusyik Wazan NIM: 01510655

JURUSAN AKIDAH FILSAFAT FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2008

Page 2: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

ii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Yusyik Wazan

NIM. : 01510655

Fakultas : Ushuluddin

Jurusan : Akidah Filsafat

Alamat Rumah : Kauman 1 No.20 Payaman Secang Magelang

Telp. : 081804109368

Alamat di Yogyakarta : Minhajul Muslim Jl. Timoho No. B.8 komp. UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta

Judul Skripsi : Konsep Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang

Karya K.H. Muhammad Siradj

Menerangkan dengan sesungguhnya bahwa:

1. Skripsi yang saya ajukan adalah benar asli karya ilmiah yang saya tulis

sendiri.

2. Bilamana skripsi ini telah dimunaqasyahkan dan diwajibkan revisi, maka

saya bersedia merevisi dalam waktu 2 (dua) bulan terhitung dari tanggal

munaqasyah, jika lebih dari 2 (dua) bulan maka saya bersedia dinyatakan

gugur dan bersedia munaqasyah kembali.

3. Apabila dikemudian hari ternyata diketahui bahwa karya tersebut bukan

karya ilmiah saya, maka saya bersedia menanggung sanksi untuk dibatalkan

gelar kesarjanaan saya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Page 3: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

iii

Dr. H. Zuhri, S.Ag, M.Ag Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta NOTA DINAS PEMBIMBING

HAL : Pengajuan Munaqasah Skripsi Lam : 6 (Enam) ekslempar Kepada Yth., Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga DiYogyakarta Assalamu’alaikum wr. wb. Setelah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa,

maupun teknik penulisan dan setelah membaca keseluruhan skripsi ini maka

mahasiswa tersebut di bawah ini:

Nama : Yusyik Wazan NIM : 01510655 Jurusan : Akidah Filsafat Judul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H.

Muhammad Siradj

Maka kami selaku pembimbing dan pembantu pembimbing, berpendapat

bahwa skripsi ini telah layak diajukan untuk dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya

kami mengucapkan terima kasih.

Assalamu’alaikum wr. wb.

Yogyakarta, 22 Oktober 2008

Page 4: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

iv

DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SUNAN KALIJAGA FAKULTAS USHULUDDIN

Jl. Marsda Adisucipto Telpon/Fax. (0274) 512156 Yogyakarta

PENGESAHAN Nomor : UIN.02/DU/PP.00.9/1086/2008

Skripsi dengan judul: Konsep Kematian Dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

Diajukan oleh: 1. Nama : Yusyik Wazan 2. NIM : 01510655 3. Program Sarjana Strata 1 Jurusan : Akidah Filsafat

Telah dimunaqosyahkan pada hari: Kamis, tanggal: 30 Oktober 2008 dengan

nilai: 91/A- dan telah dinyatakan syah sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Strata Satu.

Page 5: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

v

MOTTO

t Ï%©! $# (#θ ãΖ tΒ#u óΟs9 uρ (#þθ Ý¡ Î6ù=tƒ Ο ßγ uΖ≈yϑƒÎ) AΟù=ÝàÎ/ y7 Í×‾≈ s9 'ρ é& ãΝ ßγ s9 ßøΒF{ $#

Ν èδuρ tβρ߉ tGôγ •Β

Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman

mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat

keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat

petunjuk.

~ Q.S. Al-An’am : 82 ~

“ La Vita E Bella “ ~ Roberto Benigni ~

The purpose of life is not to be happy. It is to be

useful, to be honorable, to be compassionate, to have it

difference that you have lived and lived well

~ Ralph Waldo Emerson ~

Page 6: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

Alm. Ahmad Fauzan dan Alm. Istiqomah, bapak ibuku tercinta;

Kakakku Kumala Izza;

Bapak Muhammad Anas;

Tanpa kalian, aku bukanlah apa-apa

Mbah Hadi Sekeluarga,

Terima kasih

Page 7: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

vii

ABSTRAK

Kematian, sebuah kata yang tak asing lagi. Setiap manusia pasti akan merasakannya, karena kematian merupakan suatu fase yang harus dilalui oleh manusia. Walaupun kematian merupakan hal yang biasa manusia lihat maupun dengar, tetapi kematian menyebabkan ketakutan yang sangat luar biasa. Hal ini dikarenakan kematian merupakan sebuah misteri, sebuah hal ghaib yang belum satupun manusia mengetahui yang sesungguhnya, kecuali manusia tersebut merasakan sendiri kematian. Misteri dibalik kematian ini, di dalam agama Islam sedikit banyak dijelaskan di dalam al-Qur’an dan Hadits. Di dalam kedua sumber tersebut disebutkan bahwa akan ada kehidupan setelah manusia mati, yang mana dalam kehidupan tersebut manusia akan dimintai pertanggungjawaban selama manusia hidup di dunia. Hal inilah yang juga dikemukakan oleh K.H Muhammad Siradj dalam buku yang beliau tulis, Irang-irang Sekar Panjang. Beliau menggambarkan kematian dan kehidupan setelah mati sedemikian rupa dan memaknainya sehingga ketakutan manusia akan kematian dijadikan cara yang jitu untuk memperbaiki syari’ah warga di sekitar tempat tinggalnya yang masih abangan. Yang menjadi persoalan kemudian adalah kematian seperti apakah yang digambarkan oleh K.H. Muhammad Siradj dalam buku tersebut dan bagaimankah makna kematian dalam buku tersebut, sehingga mampu menggugah keimanan dan ketakwaan seseorang, sehingga orang tersebut yang semula merasa ketakutan menghadapi kematian menjadi seseorang yang sangat tenang menghadapi kematian. Penelitian mengenai konsep kematian yang terdapat dalam buku Irang-irang Sekar Panjang karya K.H. Muhammad Siradj ini menggunakan metode deskriptif-intepretatif sebagai metode penelitiannya. Dengan metode ini diharapkan, peneliti mampu menggambarkan dengan jelas konsep kematian dalam buku tersebut, sehingga dapat dimaknai apa sesungguhnya makna dari kematian. Dengan kedua metode tersebut dapat menghasilkan kesimpulan bahwa kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang edapat diartikan sebagai nikmat tetapi juga dapat diartikan sebagai bencana. Kematian akan menjadi nikmat bagi orang-orang yang melakukan amal baik semasa hidupnya. Kematian akan menjkadi bencana ketika yang menghadapinya adalah orang-orang yang tak pernah melakukan amal buruk dalam kehidupannya. Kematian merupakan kehidupan baru manusia yang lebih abadi dan di dalamnya manusia akan mendapatkan nikmat di surga atau siksa yang pedih di neraka. Dengan begitu, manusia dituntut untuk selalu mengamalkan perbuatan baik guna bekalnya menghadapi kematian.

Penelitian ini diharapkan mampu berkontribusi dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya mengenai konsep kematian. Selain itu penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan kadar keimanan dan ketakwaan seseorang sehingga dengan keimanan dan ketakwaan tersebut mereka mampu menghadapi kematian dengan penuh ketenangan dan kedamaian.

Page 8: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

viii

KATA PENGANTAR

�� ا��� وا�� ة وا�� م ��� ا� � � ا�ي ��� �� � ��� � � �دم ����� وا�

�� ا�&ب وا�$� و��� �! وأ"�� �! �� ��' � :و��� ، ا��(م وا�*� )ا�(

Segala puji syukur senantiasa penulis sampaikan kepada Allah SWT, atas

segala rahmat dan petunjukNya, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi

ini.

Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi

Muhammad Saw, Nabi akhir zaman, para sahabat dan keluarga beliau.

Selanjutnya penulis menyadari akan kelemahan yang melekat dalam sisi

diri penulis, bahwa skripsi “Konsep Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang

Karya K.H. Muhammad Siradj” ini tidak mungkin dapat penulis selesaikan tanpa

bantuan orang-orang hebat disekitar penulis.

Oleh karena itu, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima

kasih yang setinggi-tingginya kepada : Ibu Dr. Sekar Ayu Aryani, M.Ag., selaku

Dekan Fakultas Ushuluddin yang telah memberikan izin penulis untuk

menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Bapak Sudin, M.Hum., selaku Ketua

Jurusan Akidah Filsafat Fakultas Ushuluddin dan Bapak Fahrudin Faiz, M.Ag.,

selaku sekretaris Jurusan yang telah mengabulkan skripsi ini. Bapak Dr. Alim

Roswantoro, S.Ag, M.Ag, selaku penasihat akademik yang telah dengan sabar dan

penuh pengertian mengarahkan dan membimbing penulis selama aktif studi di

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Bapak Dr. H. Zuhri, S.Ag, M.Ag, selaku

pembimbing yang telah meluangkan waktu, tenaga, dan fikiran dalam

Page 9: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

ix

membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini. Almarhum Bapak dan Ibu, yang

dengan pengorbanan, limpahan kasih sayang dan cintanya yang tulus, ikhlas

mendidik dan membesarkan penulis, semoga limpahan kasih sayang Allah

senantiasa tercurah kepada beliau sekalian, Amin. Bapak, kakak-kakakku, dan

seluruh keluarga yang dengan ikhlas selalu memberikan semangat kepada penulis.

Buat anak-anak Payaman yang menyemangati penyelesaian penulisan

skripsi ini hanya untuk bisa ke Jogja bareng-bareng: Lala, Amna, Undil, Acha,

Khurin “Kaing-Kaing”, Thoriq, Fikri, Upin, Spesial Pak Adung atas semua

support dan bagi pengalamannya

Spesial kepada Minhaj jaya community; Sabik, Arip “Gondrong”, Muklis,

Mada, terimakasih atas bantuannya dan banyak kawan minhaj lainnya yang tidak

bisa penulis sebutkan satu persatu. Tak luput teman-teman angkatan 2001,

terutama kelas AF B dan teman-teman angkatan 2002 Sastra Arab Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, yang tak bisa penulis sebutkan satu

persatu.

Terakhir, penulis menyadari banyak kesalahan dalam skripsi ini, tiada

gading yang tak retak, namun disitulah letak keasliannya. Semoga skripsi ini

bermanfaat, Amin.

La Tahzan Inna Alla>ha Ma’a>na>

Yogyakarta, 22 Oktober 2008

Penulis

Page 10: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

x

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Pedoman Transliterasi Arab-Latin ini merujuk pada SKB Menteri Agama

dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI., tertanggal 22 Januari 1988, No:

158/1987 dan 0543b/U/1987.

I. Konsonan Tunggal

Huruf Arab

Nama Huruf Latin Keterangan

Alif ……….. tidak dilambangkan أ

Bā' B be ب

Tā' T te ت

Śā' s\ es titik atas ث

Jim J je ج

Hā' h ح·

ha titik di bawah

Khā' Kh ka dan ha خ

Dal D de د

Źal z\ Zet titik di atas ذ

Rā' R er ر

Zai Z zet ز

Sīn S es س

Page 11: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

xi

Syīn Sy es dan ye ش

Şād s} es titik di bawah ص

Dād d ض·

de titik di bawah

Tā' t} te titik di bawah ط

Zā' Z ظ·

zet titik di bawah

Ayn …‘… koma terbalik (di atas)' ع

Gayn G ge غ

Fā' F ef ف

Qāf Q qi ق

Kāf K ka ك

Lām L el ل

Mīm M em م

Nūn N en ن

Waw W we و

# Hā' H ha

Hamzah …’… apostrof ء

Yā Y ye ي

Page 12: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

xii

II. Konsonan Rangkap, karena tasydīd ditulis rangkap:

&'(*+,- ditulis muta‘aqqidīn

ditulis ‘iddah /)ة

III. Tā' Marbūt}ah di akhir kata.

1. Bila dimatikan, ditulis h:

ditulis hibah ه01

0'34 ditulis jizyah

(ketentuan ini tidak diperlukan terhadap kata-kata Arab yang sudah

terserap ke dalam bahasa Indonesia seperti zakat, shalat dan sebagainya,

kecuali dikehendaki lafal aslinya).

2. Bila dihidupkan karena berangkaian dengan kata lain, ditulis t:

ditulis ni'matullāh 8+07 ا5

ditulis zakātul-fit}r زآ=ة ا>;:9

IV. Vokal Pendek

____ (fathah) ditulis a, contoh: 9ب@ ditulis d}araba

____ (kasrah) ditulis i, contoh: ACD ditulis fahima

____ (dammah) ditulis u, contoh: F,آ ditulis kutiba

Page 13: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

xiii

V. Vokal Panjang

1. fathah + alif, ditulis ā (garis di atas).

0HI4=ه ditulis jāhiliyyah

2. fathah + alif maqşūr, ditulis ā (garis di atas).

K+L' ditulis yas'ā

3. kasrah + ya mati, ditulis ī (garis di atas).

(HM- ditulis majīd

4. dammah + wau mati, ditulis ū (dengan garis di atas).

{9D ditulis furūdوض

VI. Vokal Rangkap

1. fathah + yā mati, ditulis ai.

ANOHP ditulis bainakum

2. fathah + wau mati, ditulis au.

QR ditulis qaulل

VII. Vokal-vokal pendek yang berurutan dalam satu kata, dipisahkan dengan apostrof.

A,8اا ditulis a'antum

ditulis u'iddat ا/)ت

AS9NT &U< ditulis la'in syakartum

Page 14: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

xiv

VIII. Kata Sandang Alif + Lām

1.Bila diikuti huruf qamariyah ditulis al-.

ditulis al-Qur'ān ا>*9ان

ditulis al-Qiyās ا>*H=س

2.Bila diikuti huruf syamsiyyah, ditulis dengan menggandengkan huruf

syamsiyyah yang mengikutinya serta menghilangkan huruf l-nya.

V7W<ا ditulis asy-syams

'ditulis as-samā ا>7L=ء

IX. Huruf Besar

Huruf besar dalam tulisan Latin digunakan sesuai dengan Ejaan Yang

Disempurnakan (EYD).

X. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat dapat ditulis menurut

penulisannya.

{ditulis z}awi> al-furūd ذوى ا>;9وض

0OL<ا Yاه ditulis ahl as-sunnah

Page 15: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

xv

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN ...................................................................... ii

HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING ............................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iv

HALAMAN MOTTO................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... vi

ABSTRAK ................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................. viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN........................................... x

DAFTAR ISI ................................................................................................ xv

BAB I: PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah.............................................................................. 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 5

D. Metode Penelitian .............................................................................. 7

E. Tinjauan Pustaka................................................................................ 9

F. Sistematika Pembahasan .................................................................... 10

BAB II: BIOGRAFI K.H. MUHAMMAD SIRADJ .................................. 11

A. Biografi K.H. Muhammad Siradj........................................................ 11

B. Sekilas tentang Irang-irang Sekar Panjang........................................ 21

1. Latar Belakang Penulisan Irang-irang Sekar Panjang..................... 21

2. Ajaran-Ajaran Yang Terdapat Dalam Irang-irang Sekar Panjang .. 27

Page 16: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

xvi

BAB III: KEMATIAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT, TEOLOG I,

BUDAYA ......................................................................................... 34

A. Kematian Dalam Perspektif Filsafat ................................................... 35

B. Kematian Dalam Perspektif Teologi................................................... 41

C. Kematian Dalam Perspektif Budaya ................................................... 49

BAB IV: KONSEP KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR

PANJANG ........................................................................................ 54

A. Bekal Manusia Untuk Menghadapi Kematian..................................... 54

B. Proses Terjadinya Kematian ............................................................. 65

C. Kehidupan Setelah Kematian ............................................................. 69

D. Makna Kematian Dalam Irang-irang Sekar Panjang.......................... 76

BAB V: PENUTUP ..................................................................................... 83

A. Kesimpulan........................................................................................ 83

B. Saran.................................................................................................. 85

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 86

CURRICULUM VITAE ............................................................................. 91

Page 17: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kajian tentang masa depan merupakan salah satu objek filsafat. Sebab, masa

depan merupakan segmen dari entiti manusia yang selalu bergerak di antara dua

kutub: kutub masa lalu dan segala pengalaman yang mempengaruhi nilai-nilai

kemanusiaan; serta kutub masa depan sebagai cakrawala yang dituju oleh manusia.

Masa depan yang akan dialami manusia adalah kematian.

Kematian adalah sebuah kepastian. Ujung dari perjalanan seorang manusia

di dunia ini adalah kematian. Kematian selalu mengintai manusia. Suka tidak suka,

mau tidak mau setiap manusia pasti akan mengakhiri hidupnya. Semua orang pasti

suatu saat akan mati, entah bagaimana caranya atau seperti apa matinya. Setiap

orang pasti akan merasakan kematian.1 Kematian pasti akan menghampiri tiap diri

manusia tanpa dapat dihindari. Sudah menjadi sunatullah (hukum alam) bahwa

kehidupan akan berakhir dengan kematian.2 Sejak manusia ada, mati pun ada.

Sejak kehidupan ada, maka mati juga ada, karena mati merupakan kepastian yang

tidak dapat dihindari oleh manusia.3

1 Ulis Tofa, Lc, Perjalanan Menuju Kematian, Lihat www.dakwatuna.com akses tanggal

25 Juni 2008

2 Abdullah Al Taliyadi, Metode Menyambut Maut Khusnul Khotimah (Jogjakarta: Diva Press, 2007) hal. 6

3 Ali Unal, Makna Hidup Setelah Mati (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002) hal. 55

Page 18: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

2

Kematian adalah salah satu bagian dari kehidupan yang pasti dijalani, sama

seperti kelahiran. Bedanya adalah yang pertama menandai akhir dari suatu

kehidupan sedangkan yang terakhir menandai awal dari suatu kehidupan.

Kelahiran dan kematian bisa diandaikan seperti ujung dari seutas tali yang

bernama kehidupan, berbeda titik tetapi terentang sepanjang usia. Di tengahnya

itulah kehidupan yang ada dan berada.

Kematian dan kehidupan setelahnya, masih misteri. Sigmund Freud

mengatakan bahwa pada akhirnya ada suatu teka-teki yang penuh dengan rasa

kesaktian, yaitu teka-teki mati. Teka-teki itu tak ada obatnya pada waktu ini dan

kiranya tidak akan ada obatnya di kemudian hari.4 Banyak yang tidak tahu seperti

apa dunia sesudah kematian. Banyak yang percaya bahwa ada kehidupan lain

setelah kematian. Banyak juga yang percaya bahwa kematian adalah akhir dari

segalanya dan akhir dari eksistensi seseorang, dan setelah itu yang ada adalah

ketiadaan. Banyak juga yang percaya bahwa kematian adalah awal dari suatu

kehidupan baru dalam suatu bentuk siklus. Apapun kepercayaan yang dianut, tak

ada seorang pun yang tahu seperti apa situasi dan kondisi sesudah kematian.

Banyak yang mengandaikannya sebagai suatu kondisi “ketiadaan”, bahwa sebuah

kematian adalah awal dari suatu ketiadaan, bertentangan dengan kelahiran yang

dianggap sebagai awal dari suatu keberadaan.

4 H.M. Rasjidi, Filsafat Agama (Jakarta: Bulan Bintang, 1975) hal. 221

Page 19: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

3

Bagi orang yang percaya akan adanya kehidupan setelah mati, kematian

menjadikan sebuah kata yang menakutkan. Mengingatnya saja sudah

menggetarkan hati sanubari. Bagaimana jika kelak seseorang benar-benar

menghadapi dan itu pasti terjadi ? Berpikir tentang kematian atau sekadar

membicarakannya saja, kerapkali dianggap tidak sehat. Bisa menganggu dan

membahayakan keseimbangan psikologis. Membahas soal kematian saja bisa

menimbulkan sebuah pemberontakan yang menyimpan kepedihan pada setiap jiwa

manusia; yaitu kesadaran dan keyakinan bahwa mati pasti akan tiba serta punahlah

semua yang dicintai dan dinikmati dalam hidup ini. Ketika kematian dialami oleh

seorang manusia, semua “kenyataan” dalam hidup tiba-tiba lenyap. Tidak ada lagi

kenangan akan hari-hari indah di dunia ini. Manusia takut karena ia tidak pernah

ingat kematian dan tidak mempersiapkan diri dengan baik dalam menyambut

kehadirannya.5 Ketidaksiapan manusia dalam menghadapi kematian disebabkan

manusia tidak mengetahui sedikitpun misteri dibalik kematian dan kehidupan

setelahnya.

Sebuah buku klasik karya seorang kiai besar dari Magelang yang bernama

K.H Muhammad Sirodj merupakan salah satu buku yang mengungkap misteri

kematian dan kehidupan setelah kematian, sehingga manusia mampu

mempersiapkan diri menghadapi kematian. Dengan kesiapan tersebut diharapkan

manusia tidak menjadikan kematian sebagai momok yang menakutkan, karena

sebenarnya dalam kematian tersebut terdapat makna yang mendalam. K.H.

5 http://nelkaonline.wordpress.com akses tanggal 25 Juni 2008

Page 20: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

4

Muhammad Siradj menggambarkan kematian, kehidupan setelah kematian, dan

makna kematian dengan bahasa yang sederhana, yang mana merupakan

pembahasan yang sangat rumit sebenarnya, dengan bahasa yang sangat sederhana.

Sehingga masyarakat awam mampu mengerti dan memahami apa yang dibahas

beliau dalam buku tersebut. Buku tersebut berjudul Irang-irang Sekar Panjang.

Buku ini terdiri dari tiga jilid kecil dan tiap jilidnya terdiri dari bab-bab yang

beberapa bab didalamnya membahas kematian, kehidupan setelah mati, dan apa

yang harus manusia persiapkan untuk menghadapi kematian. Buku ini ditulis

menggunakan huruf Arab Pegon6 dan ditulis dalam bentuk tembang7. Hal ini

dikarenakan masyarakat pada saat itu masih menjunjung tinggi budaya Jawa,

sehingga K.H. Siradj memperkenalkan ilmu agama melalui pendekatan budaya.

Ilmu agama diperkenalkan oleh beliau dengan bahasa masyarakat setempat dan

budaya yang telah dikenal dan disenangi di masyarakat itu, tembang Jawa.

Keunikan inilah yang menggelitik peneliti untuk meneliti lebih lanjut konsep

kematian yang ada dalam buku Irang-irang Sekar Panjang karya K.H Muhammad

6 Huruf Pegon adalah huruf Arab atau lebih tepat: Huruf Jawi yang dimodifikasi untuk menuliskan bahasa Jawa. Kata Pegon konon berasal dari bahasa Jawa pégo yang berarti menyimpang. Sebab bahasa Jawa yang ditulis dalam huruf Arab dianggap sesuatu yang tidak lazim. Berbeda dengan huruf Jawi, yang ditulis gundul, pegon hampir selalu dibubuhi tanda vokal. Jika tidak, maka tidak disebut pegon lagi melainkan gundhul. Bahasa Jawa memiliki kosakata vokal (aksara swara) yang lebih banyak daripada bahasa Melayu sehingga vokal perlu ditulis untuk menghindari kerancuan. Huruf pegon di Jawa terutama dipergunakan oleh kalangan umat Muslim yang taat, terutama di pesantren-pesantren. Biasanya ini hanya dipergunakan untuk menulis komentar pada Al-Qur'an, tetapi banyak pula naskah-naskah manuskrip cerita yang secara keseluruhan ditulis dalam pegon. Lihat www.id.wikipedia.org akses tanggal 20 Oktober 2008

7 Tembang adalah lirik/sajak yang mempunyai irama nada sehingga dalam bahasa Indonesia biasa disebut sebagai lagu. Kata tembang berasal dari bahasa Jawa yaitu tembang. Lihat www.id.wikipedia.org akses tanggal 20 Oktober 2008

Page 21: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

5

Sirodj, selain juga keinginan peneliti untuk mendalami ajaran-ajaran yang ada

dalam buku ini.

B. Rumusan Masalah

Berkaitan Dengan penelitian ini agar lebih terpusat pada substansi persoalan,

maka penulis merumuskan dalam bentuk pertanyaan : Bagaimana konsepsi

kematian dalam buku Irang-irang Sekar Panjang karya K.H. Muhammad Sirodj

C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

konsepsi kematian yang terdapat dalam buku Irang-irang Sekar Panjang karya

K.H. Muhammad Sirodj

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam menemukan

dan mengembangkan pemikiran tentang kematian dalam Irang-irang Sekar

Panjang karya K.H. Muhammad Sirodj.

D. Tinjauan Pustaka

Kematian adalah misteri kehidupan yang selalu manusia cari-cari

jawabannya. Banyak karya-karya yang mencoba mencari tahu misteri dibaliknya.

Tentang bagaimanakah hidup setelah mati atau benarkah adanya surga dan neraka.

Sebuah makalah yang ditulis oleh Baedhowi Harun yang berjudul Mengkaji

Kearifan Kyai Siradj Merengkuh Masyarakat dalam Irang-irang Sekar Panjang

Page 22: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

6

membahas sepak terjang K.H. Muhammad Siradj dalam mengislamkan

masyarakat yang pada waktu belum mengenal Islam. Metode yang dipakai K.H.

Muhammad Siradj adalah dengan menyelami kebudayaan yang berkembang dalam

masyarakat, yaitu kesenangan masyarakat akan tembang Jawa. Dengan alasan

itulah beliau mengarang Irang-irang Sekar Panjang, mengenalkan ajaran-ajaran

Islam melalui tembang.

Buku Forum Silaturahmi Keluarga Besar Romo Agung K.H. Siradj yang

disusun oleh Tim Penulis Keluarga Besar Bani Siradj. Buku ini berisi mengenai

sekilas riwayat hidup beliau dan silsilah keluarga beliau.

Buku karangan Umar Sulaiman al-Asyqar yang berjudul Ensiklopedi Kiamat

menjelaskan dengan sistematis bagaimana kematian tersebut berlangsung dan

misteri hidup setelah mati yang didasarkan pada al-Qur’an dan Hadits.

Karya lainnya yang juga membahas tentang kematian adalah Mati itu

Spektakuler: Siapkah Anda Menyambutnya ? karya Khawaja Muhammad Islam.

Buku ini juga menggambarkan kematian, kiamat, surga dan neraka. Dengan

gambaran tersebut mengharapkan manusia untuk siap dalam menghadapi kematian.

Eskatologi Al-Ghazali dan Fazlur Rahman karya Sibawaihi berupaya

mengeksplorasi sumber, metode, pendekatan, pola argumen dasar al-Ghazali dan

Fazlur Rahman dalam membicarakan eskatologi. Sibawaihi mendekati persoalan

ini bukan semata-mata dari perspektif teologis dengan mengumpulkan dalil-dalil,

melainkan mencobanya dari perspektif epistemologis, yaitu dari kondisi-kondisi

yang memungkinkan manusia untuk membangun pengetahuannya.

Page 23: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

7

Buku Psikologi Kematian karya Komarudin Hidayat yang membahas

tentang psikologi manusia tentang kematian. Bayangan-bayangan kematian yang

menakutkan manusia diruntuhkan dalam buku ini. Dengan menyelami hakekat

kematian, menjadikan kematian bukan hal yang patut ditakuti, tetapi mampu

menjadikan kematian sesuatu hal yang indah.

Berdasarkan tulisan-tulisan di atas, sudah banyak buku yang menjelaskan

dan menggambarkan misteri dibalik kematian, tetapi belum pernah ada belum ada

buku yang membahas kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang karya K.H

Muhammad Sirodj. Untuk itu, penelitian mengenai kematian dalam buku tersebut

dapat dilakukan.

E. Metode Penilitian

Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research), maka

penelitian ini akan dimulai dengan mengumpulkan data dan memaparkannya

dengan metode deskriptif, yaitu dengan jalan mengumpulkan data-data, menyusun

dan mengintepretasikan data-data tersebut.

Karena penelitian ini adalah penelitian kepustakaan maka pengumpulan

data-datanya tidak tidak memerlukan teknik-teknik seperti dalam penelitian

lapangan. Karena sifatnya yang literer ini, maka pengumpulan datanya banyak

dilakukan dari koleksi perpustakaan. Selain mengumpulkan data melalui koleksi

perpustakaan, peneliti juga mengumpulkan data dengan menggunakan metode

Page 24: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

8

wawancara, guna mendapatkan data-data mengenai biografi K.H. Muhammad

Sirodj, mengingat sedikitnya literatur yang mengangkat beliau.

Berdasar latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas maka

penelitian ini menggunakan buku Irang-irang Sekar Panjang sebagai data

primernya. Buku ini dikarang oleh K.H. Muhammad Sirodj pada tahun 1351

Hijriah/1931 M dengan menggunakan bahasa Arab Pegon. Selain menggunakan

data primer, penelitian ini juga menggunakan karya tulis lainnya yang berupa

buku-buku, karya tulis, essai, makalah, dan lain sebagainya sebagai data sekunder.

Langkah selanjutnya adalah melakukan analisa terhadap buku Irang-irang

Sekar Panjang mengenai kematian. Metode analisa ini berarti merinci istilah-

istilah atau pernyataan ke dalam bagian-bagian sedemikian rupa sehingga dapat

dipahami makna yang terkandung di dalamnya.8 Teknik analisis data yang

digunakan adalah :

1. Deskripsi

Deskripsi yaitu memberikan uraian terhadap isi buku.9 Analisis deskripsi

merupakan teknik analisis data yang dilakukan dalam rangka mencapai

pemahaman terhadap sebuah fokus kajian yang kompleks, dengan cara

memisahkan tiap-tiap bagian dari keseluruhan fokus yang dikaji atau memotong

tiap-tiap adegan atau proses dari kejadian sosial atau kebudayaan yang sedang

8 Louis O Katsoff, Pengantar Filsafat, Soejono Soemargono (penj.) (Yogyakarta: Tiara

Wacana, 1989). hal. 18

9 Anton Bakker dan A Charis Zubair, Metodologi Penelitian Filsafat (Yogyakarta: Kanisius, 1990). hal. 65

Page 25: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

9

diteliti, atau dengan kata lain menggambarkan secara detil dalam bagian-bagian

yang lebih kecil.10 Dalam penelitian ini, metode deskripsi dipakai untuk

menggambarkan secara rinci konsep kematian dalam buku Irang-irang Sekar

Panjang

2. Intepretasi

Sastra merupakan sebuah teks yang multi tafsir. Hal ini dikarenakan dalam

sastra terdapat simbol-simbol yang harus dicari maknanya. Metode intepretasi

digunakan untuk menyampaikan, merumuskan tentang makna yang terkandung di

dalam realitas, sehingga makna yang terkandung di dalamnya menjadi dapat

dipahami oleh manusia.11 Dalam meneliti buku Irang-irang Sekar Panjang ini

penulis menggunakan metode intepretasi untuk memahami makna kematian.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan dalam penulisan skripsi ini, maka sistematika yang

penulis gunakan adalah sebagai berikut :

Bab pertama berisi pendahuluan yang memuat latar belakang masalah,

batasan masalah, tujuan penulisan, metode yang digunakan, tinjauan pustaka, dan

sistematika penulisan.

10 Moh. Soehada, Pengantar Metode Penelitian Sosial Kualitatif (Yogyakarta: Program

Studi Sosiologi Agama UIN Sunan Kalijaga, 2004) hal. 63 11 Kaelan, Pengembangan Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat (tanpa penerbit dan

tahun terbit) hal. 26

Page 26: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

10

Bab kedua berisi tentang K.H. Muhammad Sirodj yang meliputi latar

belakang K.H. Muhammad Sirodj dan sekilas mengenai buku Irang-irang Sekar

Panjang

Bab ketiga berisi konsep kematian yang dilihat dari sudut pandang filosofis,

teologi, dan budaya.

Bab keempat berisi konsepsi kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang,

yang meliputi sebelum terjadinya kematian (sangu mati), proses terjadinya

kematian, kehidupan setelah kematian, dan makna dari kematian

Bab kelima berisi penutup yang memuat kesimpulan serta saran.

Page 27: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

11

BAB II

BIOGRAFI K.H. MUHAMMAD SIRODJ

A. Biografi K.H. Muhammad Sirodj

K.H. Muhammad Sirodj lahir di desa Payaman Magelang pada tahun

1878 dari bapak yang bernama Abdul Rosyid dan ibu yang bernama Siti

Salamah1 atau yang sering disebut mbah Nduk atau Mbah Dul Hakim.2 Jalur

keturunan dari pihak ibu K.H Muhammad Siradj ada lima bersaudara yang

berasal dari desa Punduh, kecamatan Tempuran kurang lebih terletak 9 KM

arah selatan kota Magelang, Jawa Tengah. Lima bersaudara tersebut terdiri dari

dua putra, yang merupakan anak pertama dan anak terakhir, dan tiga putri.

Anak yang terakhir atau adik ibu K. H. Muhammad Siradj ini bernama K.H. R.

Maksum (w. 1927 M), konon sebagai tokoh pertama pendiri pondok pesantren

di kabupaten Magelang. Jalur ke atas keturunan dari pihak ayah K.H. R.

Maksum bersaudara ini bila dirunut secara geneologis ada hubungan darah

dengan Joko Tingkir, yang bermukim di daerah Salatiga.3

Awal kehidupan K.H. Muhammad Siradj banyak diisi dengan mencari

ilmu. K.H. Muhammad Siradj pada awalnya belajar agama dari ayahnya.

Kemudian beliau melanjutkan belajarnya kepada K.H. Abdul Hamid, Payaman.

1 Baedhowi Harun, Mengkaji Kearifan Kyai Siradj Merengkuh Masyarakat dalam

Irang-irang Sekar Panjang, hal. 2. Makalah ini pernah dipresentasikan dalam Simposium Internasional Pernaskahan Nusantara XI di Bima NTB pada tahun 2007.

2 Informasi ini penulis peroleh dari anak beliau, K.H. Anwari, pengasuh Pondok

Pesantren Romo Agung, Payaman.

3 Baedhowi Harun, Mengkaji Kearifan..., hal. 3

Page 28: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

12

Setelah itu beliau melanjutkan belajarnya kepada K.H. Idris, Plumbon Grabag

selama dua tahun. Setelah itu, oleh ayahnya, K.H Muhammad Siradj dikirim ke

pondok pesantren yang dikelolah oleh Pamannya, K.H. Maksum yang terletak

di Punduh Tempuran. Setelah belajar selama tiga tahun di tempat pamannya,

K.H. Muhammad Siradj melanjutkan belajarnya kepada K.H. Kholil di

Bangkalan Madura. Setelah dari Bangkalan beliau melanjutkan belajarnya di

Tanah Suci Makkah selama 8 tahun. Pada saat itu pendidikan agama di

Makkah menjadi pusat perhatian beberapa ulama Indonesia, sehingga tidak

mengherankan jika tokoh pendiri organisasi sosial keagamaan terbesar di tanah

air, yaitu K.H. Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah pada tahun 1912) dan

K.H. Hasyim Asy’ari (pendiri Nahdatul Ulama pada tahun1926) pernah belajar

di sana. Bahkan beberapa tokoh ulama lain, seperti Nuruddin ar-Raniri,

Abdurauf Singkel, dan M. Yusuf al-Maqassari mempunyai reputasi di tanah

suci, Makkah dan Madinah (H}aramayn). Walaupun mereka bukan berasal dari

Jawa tetapi nama mereka dinisbatkan kepada tanah Jawa dengan dipakainya

sebutan As}h}a>b al-Jawiyyi>n (saudara dari Jawa).4 Karena itu bisa dipahami bila

ulama Indonesia, seperti Nawawi al-Bantani (1813-1897), penulis tafsir Marah

Labib dan beberapa ilmu keislaman lainnya, selain sangat dikenal di dunia

pesantren di tanah air juga dikenal di Timur Tengah dan mendapat sebutan

Imam Haramain, sebuah sebutan yang didedikasikan bagi guru yang

4 Istilah Jawi meski berasal dari kata Jawa, tetapi dalam konteks ini adalah orang-orang

yang datang dari bumi nusantara (Melayu-Indonesia) dimana kala itu (Abad 17-18 an) dengan adanya hubungan politis yang baik antara muslim nusantara dengan penguasa Haramayn (Makkah dan Madinah) sehingga banyak murid-murid dari Indonesia belajar di sana, dan akhirnya banyak melakukan pembaharuan politis maupun keagamaan. Lihat, pengantar yang ditulis oleh Azyumardi Azra dalam Oman Fathurahman, Tanbih al-Masyi: Menyoal Wahdatul Wujud, (Bandung: Mizan, 1999) hal. 11

Page 29: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

13

mempunyai kualitas keilmuan keislaman dan reputasi yang sangat baik

sehingga bisa mengajar di Makkah dan Madinah.

Di Makkah, K.H. Muhammad Siradj belajar dari Sayid Alawy al-Maliky,

Sayid Ahmad Syato, Syekh Mahfud at-Tirmisi, dan ulama-ulama yang lain. Di

sana pula beliau bertemu dengan santri-santri setanah air, seperti K.H. Dimyati

(Termas), K.H. R. Asnawi (Kudus), K.H. R. Dahlan (Semarang), K.H. Bakir

(Jogjakarta), dan K.H. Hasyim Asy’ari (Jombang). Pengembaraan beliau dalam

mencari ilmu berakhir ketika pada tahun 1916 beliau pulang ke tanah air.5

Sepulang K.H. Muhammad Siradj, desa Payaman masih sangat kuat

dengan budaya Jawa. Masyarakatnya bila memakai trikotomisasi Geerzt juga

masih banyak diisi oleh golongan priyayi dan abangan. Sedangkan golongan

santri masih minoritas. Keluarga K.H. Muhammad Siradj sendiri meskipun

berasal dari golongan priyayi tetapi secara keagamaan juga tergolong mewakili

masyarakat santri yang minoritas. Beliau sadar dan tanggap bahwa masyarakat

di desa Payaman dan sekitarnya adalah orang-orang Jawa yang masih akrab

dengan budaya Jawanya dan masih banyak yang digolongkan ke dalam kaum

abangan yang belum sepenuhnya menjalankan perintah syari’at Islam. Hal ini

menjadikan pekerjaan rumah yang amat besar bagi K.H. Muhammad Siradj

setelah beliau pulang dari Makkah. Apalagi pada saat itu organisasi katolik

yang dipelopori oleh Van Lith di Muntilan mulai menunjukkan kemajuan.

Organisasi tersebut mulai mendirikan lembaga pendidikan untuk

mempengaruhi masyarakat. Melihat kondisi seperti itu, beliau merasa sangat

5 Tim Penulis, Forum Silaturahmi Keluarga Besar Romo Agung, (Payaman:Ikatan

Keluarga Bani Siradj, 2004) hal. 38

Page 30: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

14

prihatin. Kemudian beliau mengadakan pengajian keliling yang pertama kali di

daerah Magelang yang disebut dengan Nasehat. Pengajian ini seperti namanya

berisi nasehat-nasehat keagamaan agar masyarakat mau menjalankan syari’at

Islam. Karena kebudayaan Jawa yang masih mengakar dalam masyarakat pada

saat itu, K.H. Muhammad Siradj menggunakan mediasi budaya sebagai sarana

dakwahnya. Hal ini seperti apa yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga. Salah

satunya adalah pengenalan nilai keimanan dan keislaman yang tertuang dalam

buku yang beliau karang, Irang-irang Sekar Panjang, yang ditembangkan

sebelum acara Nasehat dimulai.

Selain itu untuk pendalaman lebih lanjut beliau mendirikan pondok

pesantren yang terkenal dengan Pondok Kidul, karena letaknya di arah selatan

Masjid Agung Payaman, pada tahun 1943. Pondok ini dikelola oleh putra dan

menantu beliau, yaitu K.H Khozin (putra), Kyai Jazuli (putra), Kyai Muhlasin

(menantu), dan Kyai Abdul Madjid (menantu). Kemudian Kyai Muhlasin

mendirikan pondok sendiri yang terletak di lor (utara) Masjid Agung Payaman.

Pondok ini dinamakan pondok Sirojul Muhlasin, tetapi sering disebut dengan

Pondok Baru. Pondok ini sekarang dikelola oleh putra Kyai Muhlasin, K.H.

Muhlisun. Walaupun masih mempertahankan model salaf (klasik), pondok ini

juga diarahkan oleh K.H. Muhlisun ke aktivitas tabligh (dakwah al-islamiyah),

karena K.H Muhlisun memang menjadi pengurus penting Jama’ah Tabligh

yang berpusat di Kebon Jeruk Jakarta. Karena kesalahan manajemen, Pondok

Kidul mengalami kemunduran. Putra-putra beliau yang lain juga mendirikan

pondok. K.H Anwari mendirikan pondok Romo Agung (diambil dari julukan

Page 31: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

15

K.H Muhammad Sirodj) dan K.H. Ahmad Fauzan mendirikan pondok Sekar

Panjang (diambil dari buku yang K.H Muhammad Siradj karang).

Dalam kesehariannya, K.H Muhammad Siradj adalah sebagai imam

Masjid Agung Payaman. Setelah sholat Subuh berjama’ah beliau bersandar di

tembok serambi masjid dengan menghadap utara untuk mengajar sorogan 6 al-

Qur’an santri anak-anak. Setelah beliau mengajar al-Qur’an kepada anak-anak

giliran beliau mengkaji sendiri al-Qur’an. Setiap selesai sholat Ashar, beliau

masih berada di masjid untuk mengkaji bandongan 7 dengan santri pondok.

Tidak hanya itu, setiap hari selasa siang juga terdapat pengajian yang

bertempat di serambi masjid yang mana pesertanya berasal dari berbagai

pelosok daerah yang dikenal dengan Selasan. Materi yang disampaikan adalah

al-Qur’an yang kadang-kadang diselingi dengan dialog interaktif. Sebelumnya

beliau mengajar tafsir Jalalain di rumahnya. Kemudian oleh putra beliau, K.H

Ahmad Fauzan, pengkajian tafsir Jalalain dan Selasan diganti hari menjadi

setiap hari senin dan berubah sebutan menjadi Seninan. Aktivitas beliau akan

bertambah banyak ketika bulan Ramadhan, karena pada saat itu banyak santri

dadakan yang datang untuk mengaji kepada beliau. Biasanya pengajian khusus

pada bulan Ramadhan dilaksanakan sebelum Dzuhur dan Ashar.

6 Sorogan sadalah sistem pengajaran di pondok pesantren yang mana sang guru

berhadap-hadapan dengan paling banyak 3-4 orang secara langsung sehingga guru bisa mengawasi secara langsung perkembangan kemampuan santri. Biasanya guru yang menggunakan metode seperti lebih mementingkan kualitas. Lihat Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai cetakan II (Jakarta: Penerbitan LP3ES, 1983) hal. 28

7 Bandongan adalah kebalikan dari sorogan. Dalam metode ini sejumlah murid (antara 5 sampai ratusan) mendengarkan guru yang mebaca, menerjemahkan, menerangkan, dan mengulas kitab-kitab yang diajarkan di pesantren. Setiap santri menmperhatikan bukunya sendiri-sendiri dan membuat catatan (baik arti maupun keterangan) tentang kata-kata atau buah pikiran yang sulit. Metode ini juga dinamakan sistem weton. Ibid. hal. 28

Page 32: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

16

Karena kebanyakan umatnya adalah orang-orang tua, maka K.H.

Muhammad Siradj mendirikan pondok jompo di dusun Karang Geneng

Payaman. Tetapi oleh beliau kemudian dipindah di samping persis Masjid

Agung Payaman, mengingat lebih dekatnya lokasi dengan rumah dan tempat

mengaji beliau.

K.H. Muhammad Siradj digambarkan seorang yang terbuka dan moderat,

sehingga siapapun juga dapat menjalin hubungan dengan beliau, walaupun

berlatar belakang berbeda sepanjang tidak merugikan umat Islam dan

masyarakat. Hal ini dimungkinkan karena beliau dianggap sebagai ulama

maupun waliyullah yang sudah mencapai maqam tertinggi. Tidak

mengherankan jika beliau dekat dengan para pemimpin kala itu. Bupati

Magelang saat itu, Danoe Soegondo sangat hormat kepada beliau. Setiap satu

bulan sekali, tepatnya pada hari Ahad, beliau diundang untuk memberi

wejangan pengajian di kantor kabupaten Magelang. Sering kali beliau

dijadikan sebagai penasehat spiritual Danoe Soegondo. Beliau sering diajak

berdiskusi dalam mengelola wilayah kabupaten Magelang. Dari hubungan

yang sangat erat tersebut, muncullah dua bangunan bersejarah yang dibangun

atas prakarsa K.H. Muhammad Siradj, yaitu Masjid Agung Magelang yang

terletak di depan Alun-Alun Magelang dan Masjid Agung Payaman. Kedua

bangunan masjid tersebut dibangun dengan menggunakan kas pemerintah

Belanda. Masjid Agung Payaman diarsiteki oleh insinyur Belanda bernama

Van Misch. Hasilnya terlihat pada akulturasi budaya yang terdapat pada

Page 33: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

17

bangunan tersebut, perpaduan mustaka Jawa dan dua atap kerucut khas

bangunan puri di Eropa.

Selain dua bangunan tersebut di atas, keeratan hubungan K.H.

Muhammad Siradj dengan Danoe Soegondo terlihat dari tradisi Syawalan. Tiap

tanggal 8 Syawal Danoe Soegondo mengadakan ziarah ke makam Kyai Soleh

di dusun Kauman Payaman dan K.H. Muhammad Siradj didaulat sebagai

pemimpin ziarah. Setelah ziarah, Danoe Soegondo sekeluarga sowan kepada

K.H. Muhammad Siradj. Tradisi ini berlangsung sampai sekarang. Setiap

tanggal tersebut diadakan ziarah ke makam Danoe Ningrat dan makam K.H

Muhammad Sirodj.

Sebagai seorang yang tengah berjuang mengembangkan nilai-nilai agama

Islam, K.H Muhammad Siradj mendapat pertentangan dari pemerintah Belanda

dan Jepang yang saat itu berkuasa. Pada awal beliau berdakwah keliling

memberikan Nasehat, pemerintah Belanda membuat surat penangkapan kepada

beliau dengan dalih bahwa beliau menimbulkan keresahan masyarakat dan

mengganggu stabilitas. Melihat beliau di tangkap, masyarakat merasa

terpanggil untuk menolongnya. Bahkan ada yang bersedia untuk menggantikan

beliau dipenjara. K.H. Damanhuri, Rois Syuriah NU Purworejo saat itu

menyediakan dirinya sebagai jaminan kebebasan beliau, tetapi semuanya gagal.

Di dalam persidangan, beliau diadili. Tetapi karena memang beliau tidak

terbukti bersalah, maka beliau dibebaskan.

Pada saat Agresi Militer Belanda, sebagai seorang pejuang beliau tidak

berpangku tangan. Beliau terus mengorbankan semangat juang untuk berjihad.

Page 34: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

18

Di rumah, beliau menerima para pejuang yang meminta bekal menuju front

pertempuran Ambarawa, tercatat diantara nama tokoh Saifuddin Zuhri, yang

pada masa pasca kemerdekaan menjabat Menteri Agama dan Jenderal

Sudirman. Di Pondok Kidul seluruh kegiatan Hizbullah dirancang. Semangat

perjuangan bukan hanya beliau tunjukkan pada bawahan saja, pada November

1945 beliau bersama 300 para kyai memimpin pembacaan Khizib Bahr dan

Khizib Rifa’i, dirumah Suroso kota Magelang untuk persiapan menggempur

markas tentara Belanda di gedung Seminari Katolik, 200 meter sebelah

utaranya.

Pada saat Agresi Militer Belanda II, tepatnya pada hari selasa, yang mana

waktu itu bertepatan dengan acara Selasan muncul pesawat Belanda jenis

Fokker yang berbaling-baling dan bermoncong merah, sehingga pada waktu itu

disebut dengan cocor abang, menembaki masjid. Sebelumnya pesawat tersebut

terbang rendah dan berputar-putar da atas masjid dan desa Payaman. Para

jamaah pengajian yang meluber sampai halaman masjid pada saat itu terheran-

heran. Mereka tidak sadar akan bahaya yang mengancam mereka. Begitu

pesawat tersebut memuntahkan peluru yang mengakibatkan rumah-rumah

rusak dan pohon kelapa hancur, mereka baru sadar akan bahaya yang

menimpanya. Para jamaah pada waktu itu lari terbirit-birit mencari

perlindungan. Keadaan seketika menjadi kacau. Sebagian jamaah ada yang

tetap di masjid dan sebagian yang lain mencari perlindungan di rumah beliau.

Berkat pertolongan Allah, tidak ada korban jiwa dalam insiden itu, hanya

beberapa saja yang mengalami luka. Akibat serangan yang membabi buta

Page 35: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

19

tersebut jendela atas dekat atap masjid berlubang, dan sampai sekarang lubang

tersebut masih ada.

Semenjak itu K.H. Muhammad Siradj menyadari bahwa dirinya menjadi

target serangan pembunuhan. Beliau bersama bersama istri-istri serta anak-

anak beliau mengungsi ke lain daerah. K.H. Muhammad Siradj bersama

keluarga bani Fatimah mengungsi ke kampung Canden, Desa Payaman,

Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. Keluarga bani Istiqomah mengungsi

ke dusun Bengkung, Desa Payaman, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang.

Sedangkan bani Sofiah mengungsi ke dusun Ngletoh dan Selote, Desa

Payaman Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. Ngili (mengungsi) ini

dilakukan selama hampir setengah tahun dan dilakukan hampir semua warga

Kauman. Keadaan dusun tersebut bagaikan kota mati, kosong dan sepi.

Pada tanggal 28 Mei 1955, beliau memprakarsai berdirinya madrasah di

Payaman. Beliau namakan madrasah itu dengan nama Rosyidin yang kemudian

disempurnakan menjadi ar-Rosyidin. Madrasah ini terletak di selatan masjid,

tepatnya dibelakang rumah putra beliau, K.H. Anwari. Mulai 1 Februari 1962,

madrasah yang diprakarsai beliau berkembang dengan dilengkapinya taman

kanak-kanak (TK). Kini madrasah ar-Rosyidin berganti nama menjadi MI ar-

Rosyidin dan TK RA Masyitoh dan terletak di dusun Tegowanon Payaman.

K.H. Muhammad Siradj juga memprakarsai adanya khataman dan

pembacaan kitab Bukhori di daerah Karisidenan Kedu. Kitab yang disusun

oleh Imam Abu Abdillah bin Ismail Ibrahim dari Bukhara itu terkenal dengan

hadits-hadits paling sahih, sehingga banyak para ulama menempatkan kitab ini

Page 36: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

20

setingkat di bawah al-Qur’an. Konon saat pemerintahan Belanda, Gunung

Merapi meletus dengan dahsyatnya. Diperkirakan letusan gunung Merapi akan

berlanjut dan memakan korban lebih banyak lagi. Tampaknya pemerintah

kewalahan dan wadul masalah ini kepada para ulama’. Melihat keresahan yang

dialami oleh rakyat, beliau mengusulkan pembacaan kitab Bukhari bersama-

sama satu khataman dan ditutup dengan doa oleh K.H Dalhar dari Watucongol

Muntilan. Maka atas izin Allah redalah bencana itu.

K.H. Muhammad Siradj semasa hidupnya dikenal sebagai sosok yang

lemah lembut dalam menghadapi persoalan. Beliau dalam menghadapi jamaah

pengajiannya tidak dengan nada tinggi. Hal ini menjadikan ajaran-ajaran yang

disampaikan oleh beliau dapat diterima dengan baik oleh masyarakat yang

waktu itu masih abangan. Sewaktu ada jamaah yang tanya ingin sholat tetapi

tidak bisa, beliau berujar sedakep krekep moso bodoho sing ngarep rubuh-

rubuh gedang asal tumandang, yang arti bebasnya sholatlah mengikuti apa

yang imam lakukan.

Setelah sekian lama sakit, pada hari Sabtu tanggal 29 Agustus 1959

bertepatan dengan 24 Shofar 1379 jam 16.30 WIB, K.H. Muhammad Siradj

wafat di ndalem wetan Pondok Kidul. Beliau dimakamkan keesokan harinya

jam 11.30 WIB. Keadaan saat itu sangat berduka. Berpuluh ribu pelayat

memadati dusun Kauman. Masyarakat seakan merasa kehilangan sosok yang

dapat mengayomi mereka. Seperti wasiat beliau kepada putrinya yang pertama,

Zahro beliau dimakamkan dibelakang Masjid Agung Payaman bagian tengah,

karena pada suatu kali beliau pernah bertemu dengan seorang auliya’ yang

Page 37: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

21

telah dimakamkan tepat di makam beliau yang sekarang ini. Setelah

dimakamkan beliau ditalqin oleh K.H. Asnawi yang datang dari Kudus. K.H.

Muhammad Siradj meninggalkan empat orang istri dan 16 orang anak. Sampai

sekarang, setiap hari makam beliau selalu dikunjungi oleh peziarah yang

berasal dari berbagai daerah.

Salah satu peninggalan beliau yang fenomenal adalah buku Irang-irang

Sekar Panjang. Buku ini adalah karangan beliau yang berisi ajaran-ajaran

tentang Agama Islam yang disampaikan beliau ketika melakukan Nasehat

diberbagai daerah. Dengan bahasa yang sederhana dan dapat dimengerti oleh

khalayak yang saat itu masih minim pengetahuannya tentang agama Islam,

Irang-irang Sekar Panjang masih ditembangkan di berbagai tempat.

B. Sekilas Irang-irang Sekar Panjang

1. Latar Belakang Penulisan Irang-irang Sekar Panjang

Dalam konteks sosiologis masyarakat Jawa, dimana di dalamnya masih

didominasi oleh budaya abangan, maka budaya santri menjadi tidak dominan.

Dalam realitas kultural, kaum abangan biasanya begitu longgar dengan aturan-

aturan yang dipegang oleh kaum santri, terutama dalam menjalankan syari’at

Islam. Dalam masyarakat yang masih memegang teguh dengan budaya Hindu

dan Budha yang telah berkembang sebelum Islam datang, maka mereka selain

lebih meneruskan budaya sebelumnya juga tidak jarang melakukan perilaku

yang dianggap bertentangan dengan syari’at Islam. Kebiasaan semacam itu,

dimata kaum santri sering hanya dianggap secara teologis, namun tidak jarang

Page 38: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

22

pula kebiasaan semacam itu dilihat sebagai sebuah kenyataan sosiologis dan

antropologis. Dalam konteks semacam ini, K.H Muhammad Siradj memahami

kenyataan bahwa masyarakatnya bukan bersifat teologis semata melainkan

juga memahami bahwa kenyataan tersebut juga sebagai kenyataan sosiologis

dan antropologis. Beliau ingin menggabungkan kebiasaan masyarakatnya

dalam kerangka kontinuitas budaya, yaitu dari budaya abangan menuju budaya

santri. Kenyataan sosiologis-antropologis masyarakat tersebut telah diarahkan

oleh beliau ke dimensi teologis bahkan spiritual. Salah satu upaya tersebut

adalah melalui pendekatan jalur budaya Jawa yang dituangkan dalam Irang-

irang Sekar Panjang.

Naskah Irang-irang Sekar Panjang adalah naskah yang secara historis

dipengaruhi oleh kondisi masyarakat lokal (daerah Payaman dan sekitarnya

yang masih lekat dengan budaya abangan). K.H. Muhammad Siradj tampaknya

mencoba menyentuh budaya kaum abangan yang masih sangat longgar dengan

ajaran-ajaran Islam melalui jalur kesenian yang diakrabi oleh masyarakatnya.

Dari kenyataan tersebut beliau mencoba memberikan nasehat-nasehat disela-

sela pengajiannya. Melihat jamaah pengajiannya yang kebanyakan dari

masyarakat awam dan para mu’alaf dan agar nasehat tersebut mudah dipahami,

diingat, dan disenangi oleh mereka, maka oleh K.H. Muhammad Siradj

dibuatkan tembang-tembang bernuansa agama atau suluk.8 Karya suluk sebagai

8 Kata suluk konon berasal dari bahasa Arab, yakni sulukan, bentuk ism masdar dari

kata salaka yang berarti “melintasi jalan”. Namun mungkin juga bentukan dari kata sulukun yang merupakan ism jama’ dari silkun yang berarti “benang” atau “tali yang digunakan untuk merangkai intan atau mutiara”. Lihat Louis Ma’luf, al-Munjid (Beirut: Dar al-Masyriq, 1994) hal 347, Jika saja pengambilan kata asal kata suluk tersebut benar maka suluk merupakan petunjuk jalan yang bisa menghubungkan seorang hamba denga Tuhannya atau petunjuk jalan yang harus dilalui

Page 39: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

23

karya sastra kitab biasanya berisi beberapa aspek ajaran, seperti taukhid, fikih,

tasawuf, dan sebagainya.

Karena sifatnya yang spontanitas tanpa dipersiapkan dahulu, maka tidak

mengherankan jika bab-bab yang dituangkan dalam naskah Irang-irang Sekar

Panjang melompat-lompat dan tidak sistematis. Hal ini dikarenakan

kecerdasan K.H. Muhammad Siradj dalam mengamati situasi dan kondisi

jama’ahnya saat itu, baik secara sosiologis maupun psikologis. Naskah ini

ditulis oleh Kyai Kurmen yang menyimak dan menulis ketika K.H.

Muhammad Siradj mendendangkan tembang Irang-irang Sekar Panjang

sebelum beliau melakukan pengajian. Kyai Kurmen jugalah yang menafsirkan

naskah tersebut dalam pengajian pembuka. Kumpulan dari naskah-naskah

tersebut kemudian dikumpulkan dan dibawa oleh Sayyid Abdurrahman bin

Husain al-Idrus untuk dicetak dan diterbitkan pada tahun 1931 M/1351 H.

Irang-irang Sekar Panjang ditulis dengan bahasa Arab Pegon (Arab Jawa)

dengan bentuk tembang. Buku ini dicetak menjadi tiga jilid kecil.

Jilid pertama dalam buku Irang-irang Sekar terdapat 24 halaman dan

memuat 31 bab yang setiap babnya berisi satu judul. Bab-bab yang ada dalam

buku jilid satu ini adalah :

a. Bab Banget Bungah Ana Dunya

b. Bab Jangka Dunya

c. Bab Pecat Nyawa

d. Bab Iling Pati

seseorang untuk mencapai ma’rifat dengan_Nya. Suluk juga bisa dimaknai wirid sinawung sekar, yakni wirid yang disusun dengan menggunakan tembang-tembang. Lihat Faqir Abdil Haq, Suluk Sajinah (Yogyakarta: Keluarga Bratakesawa, 1953), hal. 42-43

Page 40: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

24

e. Bab Beja Cilaka Kubur

f. Bab Aja Ngarep-Arep Mulyane Awak

g. Bab Nusahi Landerat

h. Bab Uwot

i. Bab Neraka Suwarga Sepisan

j. Bab Nggolek Selamet

k. Bab Sambate Wong Ana Krendo

l. Bab Kewan Krungu Sambat

m. Bab Golek Banda Gentayangan

n. Bab Kineban Lawang Tobat

o. Bab Wekase Wong Ana Krenda

p. Bab Susahe Wong Kubur

q. Bab Bekti Kang Maha Suci

r. Bab Amal Ala Becik Ana Kubur

s. Bab Nggolek Pangan

t. Bab Dawuhe Kanjeng Nabi

u. Bab Alane Numpuk Dunya

v. Bab Pangan Kanggo Ibadah

w. Bab Bekti Bapa Biyung

x. Bab Apike Titah Lan Alane

y. Bab Ngelingi Awak

z. Bab Tambane Susahe Awak

aa. Bab Tambane Larane Ati

Page 41: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

25

Dalam buku Irang-irang Sekar Panjang jilid kedua terdapat 18

halaman yang memuat 19 bab yang setiap babnya memuat satu judul. Bab dan

judul yang terdapat dalam jilid kedua buku ini adalah :

a. Bab Nggolek Ilmu

b. Bab Rukune Iman

c. Bab Wujude Pangeran

d. Bab Ngimanake Malaikat

e. Bab Nerima Pesten Becik Ala

f. Bab Rukune Islam

g. Bab Ngaweruhi Sampurnane Islam

h. Bab Wong Tinggal Sholat

i. Bab Mungkur Wong Kang Gawe Keruwat

j. Bab Siksa Kubur Terus Neraka

k. Bab Sambat Kerah Asu

l. Bab Dadi Rawe

m. Bab Kerasa Gatel

n. Bab Siksane Ngribakake

o. Bab Neraka Pindo Ukuman Tinggal Wajib

p. Bab Tetukulan Neraka

q. Bab Susahe Wong Neraka

r. Bab Payahe Wong Neraka

Page 42: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

26

Di dalam jilid ketiga buku irang-irang Sekar Panjang terdapat 34

halaman yang memuat 21 bab yang setiap babnya terdiri dari satu judul. Bab

dan judul yang terdapat dalam buku ini adalah :

a. Bab Rupane Ula

b. Bab Melicete Kulit

c. Bab Mangsane Tunggeng

d. Bab Da Jarangi

e. Bab Mulyane Surga

f. Bab Peplesiran

g. Bab Kedaton

h. Bab Guyon

i. Bab Manggon Suwargo

j. Bab Sandangane Widodari

k. Bab Basane Widodari

l. Bab Adol Gawe Nyang Bendoro

m. Bab Pamite Bondo

n. Bab Setan Ngreka Daya

o. Bab Nyawane Wong Kang Lelaku

p. Bab Tanda Bagus Pungkasane

q. Bab Ngucap Kalimat Zikir

r. Bab Wajib Ngudi Ikhlas

s. Bab Aja Nduwe Pamrih

t. Bab Katekanan Janji

Page 43: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

27

u. Bab Inane Takabur ‘Ujub Riya’

2. Ajaran-Ajaran yang Terdapat dalam Irang-irang Sekar Panjang.

Ajaran-ajaran yang dituangkan dalam buku ini sebenarnya sangat

nurmatif, artinya bahwa kandungan yang terdapat dalam naskah ini sebenarnya

banyak diambil dari teks-teks suci al-Qur’an maupun Hadits. Meskipun begitu

K.H. Muhammad Siradj tampaknya cukup cerdas dan jeli membaca kondisi

sosio-kultural masyarakatnya (daerah payaman dan sekitarnya) dan daerah

Jawa Tengah-Timur pada umumnya telah lama mengenal tembang-tembang

Jawa melalui macapat, geguritan, tembang suluk, yang masih diapresiasi

masyarakat Jawa sebagai budaya dan kesenian miliknya. Irang-irang Sekar

Panjang merupakan cara beliau menjemput bola terhadap kesenangan

masyarakat pada waktu itu. Hal ini terbukti dari bagaimana beliau tetap masih

mau memperhatikan budaya masyarakatnya, walaupun itu hanya digunakan

sebagai perantara (wasilah) untuk menyampaikan nilai-nilai keimanan dan

keislaman. Dua aspek inilah yang diajarkan oleh K.H. Muhammad Siradj

kepada masyarakat awam dalam Irang-irang Sekar Panjang.

a. Aspek Keimanan

Perhatian K.H. Muhammad Siradj dalam menyelamatkan keimanan

kaum awam tempak begitu jelas dalam tembang-tembang yang ia karang.

Aspek keimanan atau teologis diberikan beliau kepada jamaahnya dalam

rangka memberi bekal dan persiapan diri manusia terhadap kehidupan yang

lebih abadi di akhirat nanti. Jadi pengajaran aspek keimanan tersebut selalu

dikaitkan dengan aspek eskatologis (al-akhirat). Alasan yang berkaitan dengan

Page 44: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

28

soal keakhiratan semacam ini sangat jelas banyak disebut dalam al-Qur’an.

Hanya saja untuk memberikan gambaran dunia eskatologis semacam kepada

orang awam perlu diupayakan pemahaman dalam bentuk adanya kebangkitan

tubuh dengan segala konsekuensi yang didapatnya, sebagai akibat kelakuan

semasa hidup di dunia.

Hal semacam ini ditegaskan betul dalam tembang-tembangnya dan

anjuran semacam itu, yang mana sejalan dengan hadits nabi yang mengatakan

bahwa dunia hanyalah tempat sementara dan merupakan sarana untuk

mencapai kehidupan yang lebih abadi di akhirat (ad-dunya mazra’at al-

akhirat). Aspek teologis yang ingin diarahkan oleh K.H. Muhammad Siradj

kepada sebuah tindakan praksis guna meningkatkan keimanan kaum awam,

sehingga kelak dapat berdampak positif terhadap para pelakunya.

Aspek teologis yang diajarkan K.H. Muhammad Siradj tampak di setiap

jilid buku Irang-irang Sekar Panjang. Kajian keimanan dalam naskah ini dapat

ditemui secara acak, mengingat tidak sistematisnya penulisan buku ini. Pada

jilid pertama K.H. Muhammad Siradj mencoba memberikan pengertian kepada

masyarakat awam bahwa kehidupan di dunia hanyalah sementara. Sehingga

bagaimana di dalam kehidupan yang sebentar ini manusia mempersiapkan diri

menghadapi kematian. Bab yang menjelaskan tentang persiapan ke kehidupan

abadi antara lain Bungah Ono Dunyo (senang-senang di dunia) dan Jongko

Dunyo (menjangkau dunia).

Selain bab yang menjelaskan tentang bagaimana manusia

mempersiapkan diri menghadapi kematian, ada juga bab yang menjelaskan

Page 45: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

29

kematian dan kehidupan setelah mati, baik di alam kubur maupun di akhirat

nanti. Bab-bab tersebut antara lain Pecate Nyowo (berpisahnya nyawa), Iling

Pati (mengingat mati), Bejo Ciloko Kubur (beruntung dan tidak beruntungnya

kubur), Neroko Suwargo Sepisan (neraka dan surga sekali pilihan).

Aspek keimanan pada jilid kedua buku ini meliputi Wujude Pangeran

(wujud Tuhan), Iman Maring Malaikat (iman kepada para malaikat), Nerima

Pesten Olo Becik (menerima takdir baik dan buruk), Ngaweruhi Sampurnane

Islam (mengetahui sampurnanya Islam), Siskso Kubur Terus Neroko (siksa

kubur yang dilanjutkan siksa neraka).

Pada jilid ketiga, aspek keimanan lebih ditekankan kepada gambaran-

gambaran kehidupan di akhirat, seperti yang terdapat dalam bab Rupane Ulo

(wujud ular), Mangsane Tunggeng (makanan kalajengking), Kedaton (kerajaan

surga), Sandangane Widodari (pakaiannya bidadari), dan Guyon (bercanda).

Aspek keimanan yang berhubungan dengan eskatologi inilah yang akan

menjadi bahasan dalam skripsi ini.

b. Aspek Keislaman

Yang dimaksud aspek keislaman dalam naskah Irang-irang Sekar

Panjang adalah adanya unsur kesatuan pandangan K.H. Muhammad Siradj

terhadap pemikiran teologis, fikih dalam arti luas dan tasawuf yang dalam

naskah ini disebut dengan istilah ma’rifat, syari’at, thoriqot, dan hakikat.

Kesatuan seperti ini mencerminkan pandangan atau ideologi K.H. Muhammad

Page 46: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

30

Siradj. Beliau masih setia mengikuti aliran ahlu sunnah wal jama’ah 9 dan

secara teologis mengikuti faham Asy’ariyah 10 serta secara fikih mengikuti

madzhab Syafi’i. Sedangkan dalam bertasawuf beliau mengikuti aliran tariqat

Syadziliyah.

Pandangan semacam ini walaupun sedikit diulas oleh K.H. Muhammad

Siradj dalam Irang-irang Sekar Panjang, tetapi dapat mewakili ideologi beliau.

Pandangan ini sekilas dibahas dalam bab Ngaweruhi Sampurnane Islam

(mengetahui sampurnanya Islam) yang ada di jilid kedua buku Irang-irang

Sekar Panjang yang berbunyi:

Wajib Sira Ngaweruha # Ing anane Islam ira Sampurnane Islam iku # Kumpule patang perkoro Ingkang dingin saka papat # Anane ilmu Ma’rifat Kaping pindo seko papat # Anane ilmu Syari’at Kaping telu seko papat # Anane ilmu Thariqat Kaping pate kanggo tukul # Anane ilmu Haqiqat 11

Jika diterjemahkan bebas, artinya :

Wajib bagi kalian semua mengetahui keislaman kalian Sempurnanya Islam itu jika terkumpul empat perkara Yang pertama dari empat tersebut adanya ilmu Ma’rifat Yang kedua dari empat adalah adanya ilmu Syari’at Yang ketiga dari empat adalah adanya ilmu Thariqat

9 Aliran ahlu sunnah wa jama’ah dapat diartikan sebagai pengikut tradisi Nabi dan

ijma’ Ulama. Dengan menyatakan diri sebagai pengikut tradisi Nabi dan ijma’ ulama’, secara otomatis berarti membedakannya dengan aliran lain yang hanya berpegang teguh dengan al-Qur;an dan Hadits saja dan mereka yang menolak Ijma’ Ulama’. Lihat Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren…., hal. 148

10 Aliran Asy’ariyah adalah aliran dalam ilmu kalam yang mempunyai pemikiran

berupa jalan tengah antara dua aliran yang saling bertentangan, yaitu mu’tazilah yang terlalu mnegandalkan penalaran dan Jabariyah yang menolak penalaran dan kembali bersandar kepada makna dhohir ayat-ayat Hadits secara murni. Faham ini diperkenalkan oleh Abd al-Hasan Ali bin Ismail al-‘Asy’ari (873-941 M). Lihat Sayyed Hossein Nasr, Intelektual Islam: Teologi, Filsafat, dan Gnosis (Yogyakarta: CIIS Press, 1995) hal. 19-20. Lihat juga Ahmad Hanafi, Theology Islam (ilmu Kalam) Cet.X (Jakarta: Bulan Bintang,1993) hal.61

11 Lihat K.H. Muhammad Siradj, Irang-irang Sekar Panjang jilid 2 (Muntilan:

Percetakan Sayyid Abdurrahman al Idrus, 1931), hal. 8-9

Page 47: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

31

Yang keempat untuk penyempurna adalah adanya ilmu Haqiqat

Pengertian keempat hal tersebut dijelaskan di bait-bait selanjutnya. Ilmu

ma’rifat oleh K.H. Muhammad Siradj dijelaskan sebagai berikut

Tegese ma’rifat iku # Sira rumangsa kawula Saha sira nekodaken # Allah Ta’ala pangeran kawula Nggone sira nekodaken # Kanggo tanda kang sanyoto Tandane Allah ono # Wujude sak awak kito 12

Artinya :

Arti ma’rifat adalah bahwa kalian merasa menjadi hamba Dan kalian menyakini bahwa Allah adalah Tuhan Keyakinan tersebut sebagai tanda nyata Tanda bahwa Allah ada wujudnya diseluruh tubuh kita

Bait berikutnya menjelaskan tentang pengertian syari’at.

Tegese syari’ah iku # Ing anane lakon mahi Anderek dawuh tinggal cegah # Sangking Dzat Kang Maha Suci 13

Artinya :

Maksud syariat adalah adanya perbuatan yang harus dipatuhi Menjalankan perintah meninggalkan cegah dari Yang Maha Suci

Pengertian syari’at menyerupai makna takwa yang dijelaskan dalam bahasa

Jawa dengan ungkapan nuruti perintah ngedohi cegah (menjalani perintah

menjauhi larangan).

Bait selanjutnya K.H. Muhammad Siradj menjelaskan pengertian thariqat.

Tegese thariqat iku # Nggonmu podo ngati-ati Nguwatiri nek di tolak # Ngamale kang dilakoni 14

Artinya :

12 Ibid. hal.9 13 Ibid. 14 Ibid.

Page 48: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

32

Maksud thariqat adalah agar kamu berhati-hati Mengkhawatirkan jika amal yang telah dilakukan ditolak

K.H. Muhammad Siradj mengajarkan pentingnya sikap al-khauf (cemas) jika

amalannya ditolak tetapi juga mengajarkan ar-roja’ (pengharapan) agar

amalannya diterima oleh Allah SWT.

Puncak kesempurnaan Islam yang diajarkan K.H. Muhammad Siradj

dalam buku Irang-irang Sekar Panjang adalah adanya ilmu haqiqat. Ilmu

haqiqat oleh beliau dijelaskan sebagai berikut.

Tegese haqiqat iku # roso ora duwe doyo Anane kabeh lakon # kersane kang moho mulyo 15

Artinya :

Yang dimaksud haqiqat itu adalah merasa tidak mempunyai kekuatan Adanya semua kejadian adalah kehendak Yang Maha Mulya

Maksudnya adalah bahwa segala hal telah diatur oleh Allah SWT. Manusia

tidak mempunyai daya untuk melakukan perintah Allah maupun menjauhi

maksiat, kecuali dengan pertolongan Allah. Dengan pemaknaan seperti ini

K.H. Muhammad Siradj ingin mengajarkan kepada jama’ahnya sebuah

kepasrahan total kepada Tuhan. Dengan begitu hati bisa tenang dan

kebahagiaan lahir dan bathin akan diraihnya. Pemaknaan seperti ini seperti

makna lafadz La> H}aula Wala> Quwwata Illa> Billa>hi. Lafadz ini juga berkhasiat

sebagai obat stress, penolak bala (bencana), obat susah, dan penolak

kefakiran.16

15 Ibid. 16 Ikhsan M Dahlan, Siraj al-Thalibin ala Syarh al-Minhaj al-‘Abidin Illa Jannatin

Rabb al-‘Alamin (Surabaya: Syirkah Maktabah Salim Sa’id) hal. 53

Page 49: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

33

Pemikiran ini seolah-olah mengindikasikan bahwa K.H. Muhammad

Siradj berpaham Jabariyah, tetapi jika dilihat dari bait-bait sebelumnya secara

keseluruhan yang menghargai upaya dan usaha mannusia meskipun hasil akhir

ditentukan oleh Allah SWT terlihat bahwa beliau berfaham Asy’ariyah. K.H.

Muhammad Siradj menekankan kepada jamaahnya untuk selalu bertawakal,

artinya berusaha sekuatnya dan pasrah dengan hasil yang diterimanya. Sebab

beliau menyadari bahwa di dunia ini banyak keinginan manusia tetapi sedikit

sekali yang terpenuhi. Hal tersebut menimbulkan keluh kesah manusia dan

sikap putus asa.

Page 50: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

34

BAB III

KEMATIAN DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT, TEOLOGI,

DAN BUDAYA

Membicarakan mengenai kematian tidak bisa dipisahkan dengan ruh.

Ada banyak istilah lain yang dipakai yang pengertiannya sama dengan ruh

(Bahasa Arab), yaitu Jiwa, Suksma (Bahasa Sanskerta) atau Spirit.1 Ruh

manusia mengalami beberapa fase kehidupan selama kehidupannya. Yang

pertama ruh masih berada di alam ruh, dimana ruh manusia masih belum

memiliki wujud wadag. Yang kedua ruh manusia yang telah ditiupkan ke

dalam janin ketika berada di dalam alam kandungan. Setelah lahir, ruh yang

telah memiliki wujud berupa jasad berada di alam dunia. Tidak lama kemudian

ruh kembali meninggalkan jasad dan memasuki alam kubur dan akhirat.

Ketika ruh meninggalkan jasad, itulah yang dinamakan dengan kematian.

Kematian adalah akhir dari kehidupan, ketiadaan nyawa dalam organisme

biologis.2 Kematian oleh sementara ulama didefinisikan sebagai ketiadaan

hidup. Manusia mengalami dua kematian. Kematian pertama dialami manusia

sebelum kelahirannya, atau saat Allah belum menghembuskan ruh kehidupan

kepadanya. Sedangkan kematian kedua saat ia meninggalkan dunia yang fana

ini.3 Pengertian kematian dalam pandangan filsafat, teologi, maupun budaya

1 Sidi Gazalba, Sistematika Filsafat, Buku ke Tiga : Pengantar Kepada Metafiska

(Jakarta: PT Bulan Bintang, 1996) hal. 22 2 Lihat www.wikipedia.com akses tanggal 25 Juni 2008 3 M Quraish Shihab, Wawasan Al-Quran (Bandung: Mizan, 2007) hal. 68

Page 51: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

35

tidak mempunyai banyak perbedaan. Yang berbeda hanyalah bagaimana ketiga

pandangan tersebut memandang misteri kehidupan ruh setelah ruh

meninggalkan tubuh.

A. Kematian dalam Perspektif Filsafat

Ada dua filosof yang pertama kali mengemukakan mengenai konsep

kematian. Konsep kematian dalam dunia filsafat pertama kali dikemukakan

oleh Socrates (470-399 SM). Begitu tegarnya Socrates ketika menghadapi

kematian yang sudah berada di depan matanya menjelang detik-detik

pelaksanaan hukuman minum racun. Kekuatan yang besar hinggap pada

dirinya hingga mampu menghadapinya dengan ketenangan yang luar biasa

diiringi derai tangis Xanthipe (istri), anak-anak, dan sahabat-sahabatnya.

Kekuatan Socrates muncul dari dasar keyakinannya akan arti dari kematian itu

sendiri. Kematian baginya merupakan pemisahan jiwa dari raga. Kematian

adalah proses pemurnian dari jiwa itu sendiri.4

Bagi Socrates, dalam kematian, jiwa dan tubuh terpisah, tubuh menjadi

hancur dan jiwa meneruskan perjalanannya, karena jiwa bersifat langgeng.

Seperti dikenal dalam legenda kuno Yunani, bahwa jiwa-jiwa orang mati akan

kembali ke rumah Hades, dan kelak di kemudian hari akan dihidupkan lagi dari

kematian. Menurutnya, hal tersebut berarti orang-orang yang hidup adalah

mereka yang dibangunkan kembali dari kematiannya. Ini membuktikan bahwa

jiwa memang benar-benar ada di sana, dan tak mungkin dihidupkan lagi

4 Rahmat, Socrates tentang Perjalanan Jiwa dan Persemayamannya, Lihat

www.erabaru.or.id akses tanggal 25 Juni 2008

Page 52: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

36

apabila jiwa tersebut tidak ada. Hal ini sudah merupakan bukti bahwa orang-

orang yang kini hidup datang dari mereka yang sebelumnya telah mati dan

dibangunkan kembali. Dengan demikian jika jiwa itu telah ada sebelumnya,

dan jika pada waktu kita lahir jiwa datang dari orang yang mati maka jiwa

tersebut tetap ada ketika seseorang meninggal sebab nantinya dia akan

dilahirkan kembali. Jadi untuk apa manusia harus takut pada kematian?

Bukankah pada akhirnya akan lahir kembali? 5

Menurut Socrates tubuh merupakan hal yang tampak dan selalu berubah-

ubah, sedangkan jiwa sebagai hal yang tak tampak yang selalu sama tak

berubah-ubah. Ada kemungkinan jiwa kita akan selalu dibawa tubuh ke arah

sesuatu yang berubah dan terbawa ke keadaan kacau tersesat kehilangan arah.

Namun apabila jiwa mampu mempelajari segala sesuatunya sendiri, maka ia

akan menuju ke sesuatu yang murni dan abadi tak dapat mati serta tak akan

berubah. Dalam hubungan dengan hal ini maka jiwa tinggal bersama kebaikan

setiap kali jiwa terpisah dari tubuh. Dapat dikatakan bahwa jika jiwa yang

murni lepas dari tubuh maka tidak akan membawa-bawa tubuh lagi karena

memang tidak perlu lagi bersatu dalam hidup, melainkan menjauhi keinginan

badani. Jiwa dalam kondisi ini melatih diri bebas dari keinginan badani,

kejahatan, keburukan, dan penyakit duniawi lainnya. Dengan demikian jiwa

terkondisi dalam keadaan mencinta kebijaksanaan sejati.

Socrates menganggap jiwa yang langgeng dan terlatih ini berperan

penting dalam menghadapi kematian, maka jiwa membutuhkan perawatan

5 Ibid.

Page 53: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

37

sepanjang waktu. Jika kematian terbebas dari segala sesuatu, maka akan

merupakan suatu keuntungan yang sangat besar bagi orang-orang jahat untuk

terbebas dari tubuhnya dan kejahatan mereka bersama-sama dengan jiwanya.

Lebih-lebih ternyata jiwa itu tidak dapat mati, maka tak ada jalan baginya

untuk terlepas dari kejahatan dan tak dapat menyelamatkannya kecuali ia bisa

menjadi sebaik dan sebijaksana mungkin. Sebab ketika jiwa datang ke rumah

Hades, sebuah tempat persemayaman kebijaksanaan bagi jiwa, dia tidak akan

membawa apa-apa kecuali latihan yang diterimanya. Jalan menuju Hades

tidaklah mudah tetapi memiliki banyak cabang dan pemberhentian yang akan

berakibat pada keadaan jalan yang salah. Jiwa yang bijaksana dan mulia dapat

mengikuti dan mengerti keadaan yang demikian, namun jiwa yang masih

memiliki nafsu badani akan terus menginginkan pemuasan nafsu dan

bergentayangan di dunia yang tampak dalam wujud roh hantu, setan dan

semacamnya. Ketika jiwa yang tidak murni ini datang ke tempat berkumpul

lainnya, maka ia tidak akan bisa diterima dan dijauhi oleh jiwa lainnya. Jiwa-

jiwa yang menjalani kehidupan di dunia dengan kemurnian dan kemuliaan

akan mendapatkan dewa-dewa sebagai kawan seperjalanan dan masing-masing

mendapat tempat yang pantas. Suatu tempat yang tidak pernah dapat disamai

keindahannya kala hidup di dunia. Keindahan tempat yang hanya dapat

ditinggali oleh jiwa-jiwa yang bersih dan murni.6

Jiwa manusia bukanlah nafasnya semata-mata, tetapi juga asas hidup

manusia dalam arti yang lebih mendalam. Jiwa adalah intisari manusia, hakekat

6 Ibid.

Page 54: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

38

manusia sebagai pribadi yang bertanggung jawab. Oleh karena jiwa adalah

intisari manusia, maka manusia wajib mengutamakan kebahagiaan jiwanya

(eudaimonia : jiwa yang baik), lebih daripada kebahagiaan tubuhnya atau

kebahagiaan lahiriah. Manusia harus membuat jiwanya menjadi jiwa yang

sebaik mungkin,7 agar kelak dalam Hades mendapatkan tempat yang pantas.

Socrates mengajarkan manusia untuk selalu berbuat bijaksana selama

hidupnya di dunia. Menurutnya, jiwa membutuhkan bekal ketika menuju

Hades, tempat bersemayam jiwa setelah meninggalkan tubuh, yaitu berupa

amal kebaikan, atau yang dalam istilahnya kebijaksanaan.

Seorang murid Socrates, Plato (429-347 SM) juga berpendapat bahwa

rohani mempunyai prioritas atas jasmani. Oleh Plato jiwa dan tubuh dipandang

sebagai dua kenyataan yang harus dibedakan dan dipisahkan. Jiwa berada

sendiri. Jiwa adalah sesuatu yang adikodrati yang berasal dari dunia ide dan

oleh karenanya bersifat kekal, tidak dapat mati.8

Jiwa sejak dahulu sudah ada, dan karena

itu jiwa bersifat baka. Jiwa hendaknya dipandang bukan seperti ia

menampakkan diri dalam kenyataan (bertalian dengan tubuh), melainkan

dalam kemurniannya, tanpa dicemarkan oleh tubuh.9

7 Harus Hadiwijono, Sari Sejarah Filsafat Barat 1 (Yogyakarta: Penerbit Kanisius,

1980) hal. 36

8 Ibid. hal 42. Lihat juga C.A. Van Peursen, Tubuh-Jiwa-Roh : Sebuah Pengantar Dalam Filsafat Manusia, terj. K. Bertens (Jakarta: Gunung Mulia, 1981) hal. 39

9 Stephen, Kematian: Perspektif dan Sikap Teologis, Lihat http://stephen.wordpress.com akses tanggal 25 Juni 2008

Page 55: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

39

Tubuh digariskan sebagai hambatan dan pencemaran. Manusia harus

mentahirkan diri dengan melepaskan diri dengan tubuh. Hal itu bukan saja

karena tubuh adalah tempat tinggal keinginan-keinginan lebih rendah.

Pentahiran juga mempunyai seuatu efek epistemologis (artinya: mempengaruhi

pengetahuan manusia).10

Menurut Plato, ada dua jenis sumber penghasil pengetahuan. Yang satu

adalah dunia pengalaman, yang berubah-ubah. Yang satu adalah dunia ide,

yang bersifat tetap. Yang menghubungkan ide (kehidupan dahulu) dengan

kehidupan sekarang adalah jiwa. Jiwa kekal seperti juga ide. Karena itu jiwa

dapat membawa kenangan ke dalam kehidupan sekarang.11

Yang selalu berubah adalah merupakan tangkapan inderawi dan yang

tepat tidak berubah diketahui dengan berpikir. Karena barang-barang yang

dapat ditangkap inderawi ambil bagian dalam bagian dalam gambaran aslinya

di dalam ide-ide, maka sesuatu tangkapan secara inderawi membangkitkan

ingatan akan ide-ide yang pernah dipandang sebelum orang hidup di dunia

ini.12

Bagian jiwa ada tiga, yaitu bagian rasional, yang dihubungkan dengan

kebijaksanaan, bagian kehendak atau keberanian yang dihubungkan dengan

kegagahan, dan bagian keinginan atau nafsu yang dihubungkan dengan

pengendalian diri. Karena hukumanlah jiwa dipenjarakan dalam tubuh. Agar

10 C. A. Van. Peursen, Tubuh-Jiwa-Roh… hal. 39

11 Sidi Gazalba,Sistematika Filsafat…hal. 32

12Bernard Delfgaauw, Sejarah Ringkas Filsafat Barat (Yogyakarta: Tiara Wacana,1992)

hal. 23

Page 56: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

40

jiwa terlepas dari penjaranya, orang harus mendapat pengetahuan, yang

menjadikan orang melihat ide-ide seperti yang pernah dialami jiwa sebelum

dipenjarakan dalam tubuh.13

Usaha-usaha untuk memperoleh pengetahuan dengan memandang ide-ide

merupakan upaya untuk melepaskan diri dari raga dengan mengendalikan

nafsu. Ide tertinggi adalah kebaikan. Jiwa seseorang yang semasa hidup

berupaya memandang ide, setelah mati akan merasa bahagia.14

Jadi, kata Plato yang dikutip C. A. Van Peursen, hendaknya manusia

memandang jiwa bukannya seperti ia menampakkan diri dalam kenyataan

(bertalian dengan tubuh), melainkan dalam kemurniannya, tanmpa dicemarkan

oleh tubuh. Dengan demikian kematian dapat dianggap sebagai pengungsian

penuh gembira dari tubuh.15

Sokrates dan Plato setuju bahwa jiwa dan raga merupakan dua entitas

yang berbeda. Mereka juga percaya bahwa ketika manusia mati, jiwa lepas dari

raga, dan ada tempat akhir sebagai tempat tujuan jiwa bersemayam setelah jiwa

terlepas dari raga. Agar jiwa mendapatkan tempat bersemayam yang nyaman

dan merasa bahagia, jiwa harus dibekali dengan pengetahuan-pengetahuan

mengenai kebaikan dan kebijaksanaan. Filsafat sebagai hasrat akan

kebijaksanaan menjadi suatu jalan keselamatan.

13 Harun Hadiwijono, Sari Sejarah…hal. 42 14 Bernard Delfgaauw, Sejarah Ringkas….hal.23 15 Van. Peursen, Tubuh-Jiwa-Roh… hal. 40

Page 57: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

41

B. Kematian dalam Perspektif Teologi

Dalam teologi, kematian dianggap sebagai awal kehidupan yang kekal.

Pembicaraan mengenai kematian tidak hanya didominasi oleh agama-agama

besar, tetapi juga terdapat dalam kepercayaan masyarakat kuno. Penjelasan

kehidupan sesudah mati menjadi konsep terpenting bagi agama-agama dalam

menjelaskan inti ajarannya. Baik agama-agama bumi maupun agama-agama

samawi. Kehidupan sesudah mati menjadi kunci pencapaian tertinggi berupa

pencerahan dan keabadian kehidupan ruh manusia. Kematian adalah

pengalaman dan fase terpenting dalam perjalanan hidup manusia.

Bangsa Mesir kuno percaya bahwa ruh orang mati akan menuju langit.

Untuk itu, agar ruh tersebut cepat sampai tujuan dibuatkanlah bangunan

berbentuk piramid yang runcing. Kepercayaan seperti ini juga terdapat dalam

agama Zoroaster, Manu, dan lain-lain.16

Agama-agama besar tidak luput membicarkan tentang kematian dan

keadaan setelah mati. Baik agama yang berdasarkan wahyu maupun agama

yang tidak berdasarkan berdasarkan wahyu, sama-sama memiliki perhatian

yang besar pada kematian dan kehidupan setelah mati. Agama Budha,

menekankan pada Nirwana, yaitu keadaan yang tidak ada. Jiwa manusia

terpenjara dalam tubuh. Karena itu, untuk membebaskan manusia dari

keterikatan yang demikian, dia harus mensucikan dirinya dari rayuan nafsu

dunia agar dia dapat kembali ke alam spiritual yang tiada bertepi (abadi). Kalau

16 Amsal Bakhtiar, Filsafat Agama (Jakarta: Logis Wacana Ilmu, 1999) hal. 215

Page 58: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

42

tidak sanggup mensucikan dirinya selama hidup, manusia akan kembali ke

alam materi, yaitu melalui jalan reinkarnasi.17

Agama Yahudi, Kristen, dan Islam memandang kehidupan setelah mati

adalah suatu keyakinan yang pokok setelah iman kepada Tuhan. Dalam dunia

Kitab Suci Yahudi-Kristiani digambarkan bagaimana manusia hidup

merupakan bagian dari tata alam yang diciptakan dan dipelihara oleh Allah,

demikian pula tentang kematiannya. Ada yang menjelaskan bahwa kematian

adalah hilangnya daya hidup Allah pada manusia dan kemudian masuk ke

dalam hidup bayangan di sebuah tempat penantian yang dinamakan sheol. Pada

zaman Yesus, ada yang mengartikan kematian sebagai awal harapan akan

kebangkitan badan.18 Yohanes Calvin, seorang teolog kristen, mengatakan

bahwa kenyataan yang tak terbantahkan bahwa manusia terdiri dari jiwa dan

raga. Yang dimaksud jiwa ialah suatu wujud yang abadi, tetapi yang diciptakan

juga, yang merupakan bagian manusia yang paling luhur. Meskipun dalam

rupa lahir seorang manusia tercermin kemuliaan Allah, namun tak perlu

diragukan bahwa gambar Allah sebenarnya terdapat di dalam jiwa. Di dalam

jiwa manusia terdapat dua bagian, akal budi dan kemauan. Tugas

akal budi ialah membeda-bedakan hal-hal yang ditemui, apakah harus

dibenarkan atau disalahkan dan tugas kemauan ialah memilih dan

mengikuti apa yang dianggap baik oleh akal budi, menolak dan menjauhi

apa yang disalahkannya. Akal budi adalah pemimpin dan pengatur jiwa,

17 Ibid. hal. 216 18 Hartono Budi, S.J., Refleksi Tentang Kematian, Rohani No.11, Tahun ke 47,

November 2000, hal. 5

Page 59: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

43

sedangkan kemauan selalu mengindahkan isyarat akal budi. Jadi Allah

telah memperlengkapi jiwa manusia dengan akal budi dan kemauan sehingga

manusia mempunyai kemauan bebas untuk mencapai kehidupan kekal.19

Menurutnya, kematian adalah perpisahan antara jiwa dan tubuh. Pada

saat kematian, jiwa dibebaskan dari kungkungan tubuh. Dengan demikian,

tubuh yang fana (mortal body) identik dengan keberdosaan daging (sinful

flesh). Kematian telah mengakhiri perjuangan orang percaya dalam

peperangan menghadapi keinginan-keinginan daging. Ketika manusia

meninggal, jiwa terpisah dari tubuh dan tubuh kembali kepada

tanah/debu. Tetapi jiwa itu baka, dan setelah terpisah dari tubuh, jiwa

tidak terkena hukuman dan tidak ”tidur” dalam kematian. Setelah

kematian, jiwa menikmati damai sorgawi (heavenly peace) sambil menunggu

kebangkitan daging. Jiwa mengalami kedamaian yang lebih tinggi setelah

lepas dari tubuh dan mencapai penyempurnaannya dalam kebahagiaan

kebangkitan daging kelak. Jiwa orang percaya setelah keluar dari tubuh

hidup terus dan merasakan ”kedamaian sementara” (provisional

blessedness) di dalam Allah walaupun belum sempurna.20

Senada dengan Yohannes Calvin, sorang teolog kristen Amerika, R.C.

Sproul mengatakan bahwa manusia yang diciptakan menurut gambar dan rupa

Allah adalah makhluk yang dibuat dari tubuh yang bersifat materi dan jiwa

yang bukan materi. Baik tubuh maupun jiwa diciptakan Allah dan merupakan

19 Stephen, Kematian: Perspektif…, Lihat http://stephen.wordpress.com akses tanggal

25 Juni 2008 20 Ibid.

Page 60: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

44

aspek yang berbeda. Paham dualitas ini menggambarkan bahwa manusia

merupakan satu keberadaan dengan dua unsur yang berbeda, yang disatukan

oleh Allah dalam satu penciptaan.21 Menurutnya Pada waktu

kematian, meskipun tubuh ini mati, tetapi baik jiwa orang percaya

maupun orang tidak percaya tetap hidup. Orang-orang percaya menantikan

pemenuhan dari penebusan mereka, sedangkan orang yang tidak percaya

menunggu penghakiman Allah. Oleh karena Allah menjaga jiwa dari

kematian, maka manusia memiliki kesadaran terus menerus akan keberadaan

pribadinya yang melampaui kematian. Keseluruhan pribadi manusia jatuh

ke dalam dosa; baik tubuh maupun jiwa adalah obyek penyelamatan Allah

yang diberikan berdasarkan kasih karunia-Nya.22

Dalam agama Islam, iman terhadap kematian dan hari akhir mempunyai

kedudukan tertinggi setelah keimanan terhadap Allah. Dalam Islam terdapat

juga dualitas dalam diri manusia. Manusia terdiri dari jasad dan jiwa atau ruh.23

Menurut Ibn Taimiyah yang dikutip Umar Sulaiman al-Asyqar, ruh adalah

pengatur badan yang berpisah dengan badan saat mati adalah ruh yang

ditiupkan padanya. Ruh tersebut adalah jiwa yang berpisah dengan badan pada

saat mati.24 Menurut al-Ghazali, ruh adalah bukan jism yang bertempat tinggal

di badan, seperti bertempatnya air di dalam suatu wadah dan bukan juga aradh

21 Ibid. 22 Ibid. 23 Sidi Gazalba, Ilmu, Filsafat, dan IslamTentang Manusia dan Agama (Jakarta: Bulan

Bintang, 1985), hal. 62

24 Umar Sulaiman al-Asyqar, Ensiklopedi Kiamat… hal. 92

Page 61: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

45

(unsur benda) yang bertempat tinggal di jantung atau di otak. Ruh adalah

jauhar (inti) dan bukan unsur materi.25

Menurut al-Ghazali yang dikutip Sibawaihi, kematian dan kehidupan

menyiratkan konsep sunatullah, bahwa kematian dan kehidupan merupakan

merupakan proses alami menurut kehendakNya. Kematian dan kehidupan

merupakan proses kontinuitas yang saling terkait. Kematian dan kehidupan

kerapkali digambarkan secara beriringan dalam al-Qur’an. Digambarkan

kematian dan kehidupan terjadi dua kali. Kematian pertama diwujudkan ketika

ruh kehidupan belum dihembuskan kepada manusia, dan kematian kedua

terjadi ketika ruh kehidupan yang telah dihembuskan dicabut kembali.

Mengenai kehidupan juga digambarkan terjadi dua kali, yaitu yang pertama

terjadi ketika kesaksian ruh akan ketuhanan Allah, dan yang kedua adalah

kehidupan manusia di dunia ini. Dengan demikian, menurut al-Ghazali, setelah

kematian kedua (tercabutnya ruh dari badan), akan ada lagi kehidupan yang

ketiga, yang merupakan kehidupan abadi, yakni kehidupan akhirat.26 Kematian

dalam konsep al-Ghozali juga dinamakan kiamat kecil.

Setelah manusia meninggal ruh akan mendiami alam barzakh. Konsep

mengenai alam barzakh adalah keistimewaan agama Islam, karena hanya

Islamlah yang mempunyai konsep mengenai alam barzakh. Hanya

Zoroasterianisme (Majusi) yang memiliki kemiripan dengan konsep ini, yang

25 Imam al-Ghazali, Metafisika Alam Akhirat terj. Drs. Wasmukan dan Muhammad

Luqman Hakim (Surabaya: Risalah Gusti, 1998), hal. 97 26Sibawaihi, Eskatologi al-Ghazali dan Fazlur Rahman (Yogyakarta: Penerbit Islamika,

2004) hal. 80

Page 62: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

46

juga mempercayai adanya Alam Antara, yang menghubungkan kematian dan

kebangkitan. Alam barzakh adalah proses pra-Peradilan Akhir.27

Menurut al-Ghazali yang dikutip Sibawaihi mengatakan bahwa pahala

seseorang akan ditampakkan dan dibalas seketika, sesaat setelah manusia

meninggal. Al-Ghazali meyakini bahwa ketika manusia meninggal, manusia

menyadari bahwa dirinya telah mati, dan juga meyadari pada saat ia

dikuburkan. Sang mayit akan menemukan esensi dirinya yang sesungguhnyadi

alam barzakh ini serta merasakan efek-efek dari kualitas amalnya. Bilamana

sang mayit tergolong sebagai orang yang tidak beruntung, ia akan merasakan

sakit dan pedih, yang bentuk penyiksaannya dapat diumpamakan dengan

gigitan ular berbisa atau sesuatu yang paling ditakuti di dunia ini. Sebaliknya,

jika ia merasa orang yang beruntung, jiwanya akan mampu mengimajinasikan

kebahagiaan dalam bentuk yang sama dengan yang dia yakini akan

kehadirannya semasa di dunia, seperti taman indah, sungai jernih, bidadari, dan

sebagainya, karena itulah pahala di alam kubur.28

Berdasarkan dalil-dalil syar’i ketika ruh berada dalam alam barzakh

memiliki derajat/tingkatan yang berlainan. Pertama, ruh yang berada di

Illiyyin , yaitu singgasana paling atas, singgasana ruh para nabi. Kedua, ruh

yang berada dalam tembolok burung hijau, yang terbang sesuka hati di area

surga, yaitu ruh sebagian orang yang mati syahid. Ketiga, adalah ruh yang

27 Sibawaihi, Eskatologi… hal. 92 28 Ibid. hal. 95

Page 63: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

47

berada dalam tempat yang paling bawah dan paling hina, yakni ruh orang-

orang kafir dan pendosa besar.29

Kemudian ruh akan menuju ke alam akhirat. Transferabilitas Ruh dari

alam dunia ke alam akhirat ditentukan oleh amal perbuatan yang merupakan

ekspresi nilai yang efektif. Apabila amal perbuatan sesuai dengan fungsi

transenden atau das Ueber Ich, yaitu segala perbuatan baik yang didedikasikan

kepada personalitas Tuhan yaitu Allah, maka ruh mencapai tingkat kemurnian

yang hakiki sehingga memiliki energi nirjasadi yang cukup untuk memasuki

alam transendental, yang oleh Yesus di Galilea disebut secara eksplisit sebagai

Surga atau oleh Rasulullah SAW disebut Yaum Al-Dien. Transferabilitas ruh ke

alam akhirat menjadi sulit apabila zatnya terkontaminasi terlalu banyak oleh

faktor-faktor das Es berupa berbagai perbuatan pemuasan hawa nafsu belaka

yang didedikasikan kepada pemujaan duniawi yang fana. Itulah sebabnya maka

Yesus atau Isa Al-Masih mempersyaratkan untuk mencapai Kerajaan Sorga

harus berbuat kasih kepada Allah dan kepada sesama. Al-Qur’an menyebutnya

dengan H>>>}}ablun minallah wa h}ablun minanna>s.30

Tetapi sebelum ruh benar-benar mendiami surga ataupun neraka, ruh

akan mengalami beberapa fase pengalaman. Pengalaman pertama adalah H>}isab

(penghitungan). Pengalaman ini merupakan proses penghitungan amal

manusia. Dalam proses penghitungan ini dilakukan di suatu tempat yang

dinamakan Padang Mahsyar. Q.S. Ibrahim [14]: 48 menginformasikan hari

29 A’idh al-Qarni, dkk, Malam Pertama di Alam Kubur (Solo: Maktabah Sha’idul

Fawa’id, 2006), hal. 130 30 Agus Miftach, Agnostik dan Transenden. Lihat www.fpn.com akses tanggal 25 Juni

2008

Page 64: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

48

jatuhnya janji Allah tentang pembalasan terhadap manusia adalah pada hari

ketika bumi diganti dengan bumi yang lain dan demikian juga langit, dan

mereka semuanya berkumpul di Padang Mahsyar berkumpul menghadap ke

hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.31 Dijelaskan bahwa pada

waktu itu matahari sedemikian rendahnya, hingga semua manusia dibasahi oleh

keringatnya sendiri sesuai dengan dosa masing-masing.32 Dalam proses

penghisaban ini semua makhluk yang dibebani tanggung jawab akan

menghadapi penghitungan.

Fase kedua adalah perjalanan menuju tempat hasil penimbangan amal

manusia di Padang Mahsyar. Setelah semua manusia diadili, mereka

dipersilahkan menuju rempat masing-masing. Perjalanan ini melalui dengan

apa yang diitilahkan Al-Qur’an dengan S}ira>t}. Sebagian pakar mengilustrasikan

jalan itu sebagai jembatan yang dilalui menuju surga dan di bawah jembatan

adalah neraka. Sehingga manusia yang terjatuh ketika menyeberang jembatan

tersebut dapat dipastikan akan mengalami siksa pedih neraka. Sedangkan

orang yang berhasil melewati jembatan dan tiba dengan bahagia wajahnya

berseri-seri dan memancarkan cahaya. Mereka akan merasakan kenikmatan

yang sudah dijanjikan Allah, yaitu surga.33

31 Al-Qur’an dan Terjemahannya (Saudi Arabia: Mujamma’ Al-Malik Fahd Li Thiba’at

Al-Mushaf, 1426 H) hal. 387 32 M. Quraish Shihab, Perjalanan Menuju Keabadian: Kematian, Surga, dan Ayat-Ayat

Tahlil (Jakarta: Penerbit Lentera Hati, 2001), hal. 110 33 Ibid. hal. 130

Page 65: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

49

C. Kematian dalam Perspektif Budaya

Dalam kebudayaan Batak, kematian dipercaya sebagai tempat

berkumpulnya roh-roh orang yang sudah mati, yang sewaktu-waktu akan

datang kembali untuk mengambil sanak keluarga, kenalan, atau orang

asing, untuk dibawa ke tempat kumpulan itu. Karenanya, orang Batak

berkata: ”Na dialap ompungna do i.” Artinya, ”Dia sudah diambil

neneknya”. Hidup di akhirat setelah kematian adalah kelanjutan hidup di

dunia ini. Saat kematian terjadi, para anggota keluarga duduk

berjongkok mengelilingi jenazah dan meratapinya. Ritus ratapan (andung)

dilakukan karena mereka merasa segan dan takut terhadap begu (hantu)

yang telah mengambil jiwa orang yang ditangisi itu. Karena dia

(almarhum) sudah jadi asing dan berada di bawah kekuasaan setan maut.

Di sini pentingnya kehadiran tokoh datu (tokoh spirituil adat) untuk

menjaga supaya roh orang mati tidak mengikutsertakan jiwa seorang dari

orang-orang yang mengantarkannya memasuki liang lahatnya. Hubungan

orang mati dan yang hidup tidak berakhir dengan kematian. Roh orang

mati masih dapat mengunjungi keluarganya untuk memberi nasihat atau

petunjuk. Baru setelah lima generasi hubungan roh orang mati dan

keturunannya putus.34

Dalam budaya Toraja, kematian diartikan sebagai lepasnya ruh dari

jasad. Untuk mengantarkan ruh kembali negeri ruh dan berkumpul kembali

dengan leluhurnya, diadakanlah upacara yang dinamakan Ma’badong. Upacara

34 Stephen, Kematian…. Lihat http://stephen.wordpress.com akses tanggal 25 Juni 2008

Page 66: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

50

ini merupakan suatu upacara menyanyikan kidung sebagai bagian dari upacara

kematian. Nyanyian ini ditembangkan setiap malam sampai terbit fajar selama

berlangsungnya upacara kematian. Kidung ini berisi mengenai pernyataan duka

cita, puji-pujian terhadap jasa-jasa almarhum dan para leluhurnya. Bagi para

bangsawan juga dinyanyikan silsilahnya terkait dengan keturunan dewa-dewa

yang dahulu turun ke bumi Toraja.35

Pada masyarakat Bali, yang sebagian besar beragama Hindu, adat

upacara kematian dan penguburan sangat dipengaruhi oleh kepercayaan bahwa

manusia yang mati dapat menitis kembali (reinkarnasi). Untuk mempercepat

kesempurnaan jasad orang yang meninggal, jenazah harus dibakar. Upacara

pembakaran mayat ini dinamakan Ngaben. Kemudian abu dibuang ke sungai

atau ke laut.36

Upacara Ngeben berarti proses mempercepat roh, jiwa atau atman

kembali kepada Hyang Esa atau Tuhan Yang Esa. Kematian atau

meninggalnya seseorang, berarti hubungan dengan dunia nyatanya telah putus,

ia dikatakan kembali ke alam baka atau ke akhirat. Tuhan, sang pencipta

kelahiran dan kematian yang berwenang menentukan status batas usia, yang

tidak dapat diramal oleh manusia, kapan waktunya yang tepat seseorang

berpulang ke dunia akhirat.37

35

Tim Penyusun, Ensiklopedi Nasional Indonesia jilid 10 (Jakarta: PT Cipta Adi Pustaka, 1990), hal.1

36 Tim Penyusun, Ensiklopedi Nasional Indonesia jilid. 1 (Jakarta: PT Cipta Adi

Pustaka, 1990), hal. 73 37

I Gusti Ngurah Agung, Unsur Metafisika dalam Upacara Ngaben, Lihat. www. Jurnalfilsafat.com akses tanggal 25 Juni 2008

Page 67: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

51

Ngaben berasal dari kata beya . Beya berarti bekal, yakni berupa jenis

upakara yang diperlukan dalam upacara ngaben itu. Kata Beya yang berarti

bekal, kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi biaya atau prabeya dalam

bahasa bali. Orang yang menyelenggarakan beya dalam bahasa bali disebut

meyanin. Kata ngaben, meyanin, sudah menjadi bahasa baku, untuk

menyebutkan upacara sawa wedhana. Jadi sesunggungnya tidak perlu lagi

diperdebatkan akan asal usul kata itu. Yang jelas ngaben atau meyanin adalah

penyelenggaraan upacara untuk sawa bagi orang yang sudah meninggal.38

Dalam budaya Jawa, terdapat istilah ngudi kawicaksanan atau ngudi

kasampurnan. Istilah ini diartikan dengan mengerti akan asal dan akhir hidup,

yang dikenal dengan istilah mengerti atau wikan sangkan-paran.

Kesempurnaan haruslah dihayati dengan seluruh kemampuan cipta-rasa-dan

karsa yang dimiliki oleh manusia. Manusia yang sempurna pada umumnya

telah mengerti awal dan akhir hidupnya yang umumnya disebut mulih mula

mulanira dan manunggal. Manusia telah kembali dan manunggal dengan

penciptanya.39 Tuhan merupakan sangkan paraning dumadi lan manungsa.

Pemikiran ini dapat diartikan bahwa kematian adalah kembalinya jiwa kepada

pemiliknya yang telah menciptakannya.

Dalam proses kembali kepada Sang Pencipta, diperlukan dua unsur yang

menjadi sarana kembali. Unsur yang pertama unsur jasmani yang terdiri dari

kakang kawah adhi ari-ari (air ketuban dan plasenta), lubang sembilan, dan

38 Ibid. 39 Abdullah Ciptoprawiro, Filsafat Jawa (Jakarta: Balai Pustaka, 1992), hal. 82

Page 68: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

52

panca indra. Yang kedua adalah unsur rohani yang terdiri dari nafsu empat 40,

aku (ego) dengan kemampuan cipta-rasa-karsa, dan pribadi (self) suksma sejati

sebagai penuntun aku.41 Penggunaan dua unsur dalam proses kembali kepada

Tuhan mengindikasikan bahwa dalam budaya jawa juga terdapat dualitas jasad

dan jiwa. Jiwa dan jasad dipandang sebagai kesatuan yang berdiri sendiri-

sendiri.

Dalam budaya jawa usaha mencapai kesempurnaan haruslah dapat

melewati unsur-unsur di atas. Seseorang haruslah dapat menahan keempat

hawa nafsunya agar dapat menjadi manusia sampurna. Setelah mampu

menguasai nafsu dengan segala cipta-rasa-karsa yang dimiliki oleh aku (ego)

manusia, manusia akan memasuki tahap Self (pribadi). Penghayatan pribadi

hanya bisa dengan mempertajam cipta-rasa-karsa sehingga tercipta

penghayatan roh suci, suksma, atau Guru Sejati dan Suksma Kawekas.42

Dengan menguasai unsur-unsur tersebut, manusia dapat dikatakan telah

manunggal dengan Tuhannya.

Setelah manusia menjadi manusia sempurna, manusia megerti hakikat

kehidupan bahwa hidup sesungguhnya adalah bersama Tuhan setelah mereka

meninggal dan untuk dapat manunggal bersama dengan Tuhan ketika mereka

40

Ada empat nafsu yang etrdapat dalam diri manusia, yaitu Amarah, Lawwamah, Muthmainnah, dan Supiah. Nafsu Amarah, Lawwamah, dan Supiah adalah nafsu yang tidak baik dan nafsu Muthmainah adalah nafsu yang mengajak manusia ke dalam kebaikan. Lihat Abdullah Ciptoprawiro, Filsafat Jawa: Manusia dalam Tiga Dimensi Lingkungan Hidup (Yogyakarta: Proyek Javanologi Departement Pendidikan dan Kebudayaan Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan, tt), hal. 33

41 Abdullah Ciptoprawiro, filsafat jawa… hal. 23-24 42 Abdullah Ciptoprawiro, Filsafat Jawa: Manusia dalam….hal. 36

Page 69: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

53

sudah mati, manusia akan berusaha keras dalam kehidupannya di dunia.

Manusia akan selalu menjalankan perintah Tuhannya dan meninggalkan semua

laranganNya.

Dalam budaya Jawa dipercaya bahwa ruh manusia yang sudah meninggal

benar-benar meninggalkan dunia setelah seribu hari setelah kematiannya.

Mereka percaya bahwa hari itu ruh untuk terakhir kalinya mengunjungi

keluarganya dan tenang di alam baka. Untuk itu diadakan upacara Nyewu,

upacara terbesar diantara upacara-upacara kematian dalam budaya Jawa.43

Pada hakikatnya upacara kematian suku bangsa yang ada di Indonesia

didasari adanya kepercayaan bahwa akan ada alam lain yang akan didiami oleh

ruh orang yang telah mati. Upacara itu juga berkaitan dengan kepercayaan

bahwa pada masa tertentu ruh orang yang mati masih berhubungan dengan

orang yang masih hidup. Upacara-upacara tersebut dilakukan agar ruh orang

yang mati tersebut mendapat ketenangan dan kenyamanan di alam lain dan

tidak berhubungan dengan alam dunia ini.

43

Dalam rangkaian upacara kematian, yaitu geblag (pada hari kematian), nelung dina (tiga hari setelah kematian), mitung ndino (tujuh hari setelah kematian), matangpuluh dina (empat puluh hari setelah kematian), nyatus dina (seratus hari kematian), dan nyewu dina (seribu hari setelah kematian. Upacara ini bertujuan untuk mendoakan manusia yang telah meninggal. Lihat Ensiklopedi Nasional…jilid 1, hal. 71

Page 70: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

54

BAB IV

KONSEP KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG

Walaupun hanya berbentuk tiga jilid kecil, buku Irang-irang Sekar

Panjang karya K.H. Muhammad Siradj sarat dengan ajaran dan makna. Salah satu

konsep yang menonjol yang ada dalam buku ini adalah konsep mengenai

kematian. Konsep kematian ini meliputi pembicaraan mengenai apa yang

diperlukan manusia sebagai bekal menghadapi kematian, proses terjadinya

kematian, kehidupan manusia setelah mengalami kematian, dan makna yang

terkandung dalam sebuah kematian. Dari satu persatu konsep ini akan dijelaskan

dalam bab ini.

A. Bekal Manusia Untuk Menghadapi Kematian

Kematian manusia memang tak bisa dipungkiri kedatangannya. Bahkan

manusia tidak mampu mengetahui dan memperkirakan kapan datangnya

kematian. Bagi manusia yang mempercayai adanya kehidupan setelah

kematian (surga dan neraka), tentu akan berusaha sebaik-baiknya untuk

menyambutnya. Demikian pula salah satu ajaran yang ada dalam buku Irang-

irang Sekar Panjang karya K.H. Muhammad Siradj. Beliau mengajarkan

bahwa manusia harus menyambut kematian dengan keadaan baik (h}usnu al-

h}atimah). Beliau mengatakan ada tujuh hal yang harus dilakukan oleh manusia

agar dapat menghadapi kematian dengan keadaan baik. Tujuh hal tersebut

beliau rangkai dalam syair berikut.

Page 71: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

55

Wajib sira gawe apik # gawe jembar uwot ira Sebabe jembar apik # ana lakon pitung perkoro Ingkang dingin kudu mantep # perkarane iman ira Ingkang pindo kudu mantep # perkarane islam ira Kaping telu kudu nerima # ing anane awak ira Kurang pangan kurang pangan # lara susah ja nggresulo Kaping pat kudu loma # maring sanak kadang ira Aja pisan gawe serik # maring sanak pada nira Kaping lima aja pisan # gawe ngina ing manungsa Senajan fakir ina # duwe laku ora tata Kaping nem kudu sira # ngati-ati pangan ira Aja ngasi klebonan # barang haram weteng ira Kaping pitu aja sira # duwe laku ora jujur Titenana awak ira # nguwot nggrembet jur kejegur 1

Terjemahan bebasnya adalah :

Wajib kalian membuat bagus dan lebar jembatan kalian Agar bagus dan lebar (jembatan) itu ada tujuh hal yang harus dilakukan Yang pertama adalah harus mantap keimanan kalian Yang kedua harus mantap Islam kalian Yang ketiga adalah harus menerima dengan kondisi yang kalian terima (Keadaan) kurang pakaian dan makanan, sakit, maupun sedih jangan mengeluh Yang keempat adalah harus (ikhlas) bersedekah, kepada saudara-saudara kalian Jangan sampai membuat tersinggung saudara-saudara kalian Yang kelima jangan sampai sekalipun membuat orang lain hina Walaupun orang itu miskin dan tidak mempunyai tata krama Yang keenam kalian harus berhati-hati terhadap apa yang kalian makan Jangan sampai perut kalian kemasukan barang haram Yang ketujuh jangan sampai kalian melupakan Tuhan Ketika kalian kekurangan pakaian maupun makanan Jangan sampai kalian punya kelakuan tidak jujur Lihat saja (jika kalian meninggalkan hal-hal tersebut) kalian akan melewati jembatan (s}ira>t} al-mustaqi>m) dengan susah payah lalu terjatuh.

Di antara tujuh hal yang digunakan sebagai bekal kematian manusia, hal

yang paling mendasar adalah keimanan dan keislaman pada diri seorang

1 K.H. Muhammad Siradj, Irang-irang Sekar Panjang jilid 1 (Muntilan: Percetakan

Sayyid Abdurrahman al Idrus, 1931), hal. 8-9

Page 72: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

56

manusia. Keimanan dan keislaman tersebut oleh beliau harus diwujudkan

dengan bentuk ketakwaan. Seperti dalam satu bait berikut

Wajib sira golek selamet # kanggo urip mati ira Sebabe bisa selamet # ana lakon rong perkoro Sewijine nderek perintah # kapindone ngedohi cegah Saklawase urip ira # Sahingga ngasi pejah 2

Artinya :

Wajib bagi kalian mencari keselamatan diri untuk hidup dan mati kalian Agar (manusia) bisa selamat ada dua hal yang harus dilakukan Yang pertama adalah menjalankan perintah dan yang kedua adalah menjauhi larangan Selamanya (selamat) dalam hidup kalian hingga kalian mati

Dalam bait lain, beliau juga menyebutkan manusia untuk selalu taat

dalam menjalankan perintah Allah.

Ilingana sira manungsa # kabeh iku bakal mati Pumpung durung sira iku # katekanan maring pati Rasane pecat nyawa # luwih banget lara nira Katimbang kabesete # sekabehe kulit ira Ora ana penaware # sakliyane taat ira 3

Artinya :

Ingatlah wahai manusia semua akan mati Mumpung kalian semua belum kedatangan mati Rasanya dicabut nyawa lebih sakit Daripada tersabetnya seluruh kulit kalian (dengan pedang)

Tidak ada penawarnya selain taat kalian

Walaupun dalam alam bait ini, K.H. Muhammad Siradj tidak secara

eksplisit menggunakan kata takwa, tetapi kata taat yang beliau gunakan

mengindikasikan sebagai kepatuhan manusia dalam menjalankan perintah-Nya

dan menjauhi larangan-Nya. Arti ini sama dengan pengertian takwa pada

2 Ibid. hal. 9 3 Ibid, hal. 6-7

Page 73: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

57

umumnya. Menurut beliau, ketaatan merupakan amal baik yang dapat

digunakan sebagai bekal menghadapi kematian.

Bektenana sira iku # maring kang maha suci Mbok menowo gusti Allah # paring bungah ba’da mati Nemenana nggonmu golek # kanggo sangu awak ira Ora ana sesangune # sakliyane amal ira Aja pisan sira sangu # mati nggawa amal ala Balik sira sesanguo # amal becik kang saknyata Rupane amal becik # nggonmu pada gelem taat Rupane amal ala # nggonmu nggawe laku maksiyat 4 Artinya :

Berbaktilah kalian kepada Yang Maha Suci Mungkin Allah akan memberikan kebahagiaan setelah kalian mati Bersungguh-sungguhlah kalian dalam mencari bekal mati kalian Tidak ada bekal kecuali amal kalian Jangan sampai kalian berbekal amal buruk Berbekallah kalian dengan amal baik yang sesungguhnya Wujud dari amal baik adalah (amal) ketika kalian taat Wujud dari amal buruk adalah (amal) ketika kalian melakukan maksiyat

Tidak akan pernah tenang hidup manusia di dalam kubur, jika tidak

dibekali dengan amal baik. Hal tersebut yang selalu ditekankan oleh K.H.

Muhammad Siradj dalam setiap bait-bait tembangnya. Beliau menggambarkan

amal baik di dalam kubur seperti seseorang yang sempurna yang memberikan

ketenangan dengan ucapannya.

Wondene amal bagus # rupa uwong kang sampurno Banjur muni wis turuo # aja ngrembug apa-apa 5

Artinya :

Amal yang baik berwujud orang yang baik (sempurna) Yang mengatakan tidurlah dengan tenang jangan bicara apa-apa lagi

4 Ibid. hal 12

5 Ibid, hal. 6

Page 74: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

58

Sedangkan amal yang buruk haruslah dijauhi, karena amal tersebut tidak

memberikan ketenangan manusia di dalam kuburnya. Amal yang buruk oleh

beliau digambarkan sebagai suatu sosok yang akan membawa bencana di

dalam kubur.

Wondene amal ala # ana kubur dadi memala Rupa uwong bosok nggo kelono # ngulang-nguleng maring sira 6

Artinya :

Sedangkan amal buruk di dalam kubur menjadi bencana Berwujud orang yang busuk untuk mengganggu tidur kalian

Menurut K.H. Muhammad Siradj, janganlah manusia mengharapkan

ketenangan dalam kubur jika belum melakukan amal baik.

Aja sira ngarep-arep # ing mulyane awak ira Lamun ora gelem taat # arikala urip ira Ora ana gawe kanca # sakliyane amal ira Arikala ana kubur # hingga tekan mahsyar ira 7

Artinya :

Janganlah kalian mengharap kemuliaan kalian Jika tidak mau taat ketika masa hidup kalian Tidak ada yang buat teman kecuali amal kalian Ketika ada di dalam kubur sampai kalian ada di Padang Mahsyar

Menurut beliau, amal baik yang paling bagus yang memberikan

ketenangan manusia di dalam kubur adalah amal sholat. Hal ini sesuai dengan

hadits Nabi yang mengatakan bahwa sholat adalah amal yang paling utama dan

yang paling afdhol.8 Untuk itulah mengapa sholat menjadi poin yang terpenting

6 Ibid, hal. 7 7 Ibid, hal. 6 8 Yang pertama-tama dipertanyakan terhadap seorang hamba pada hari kiamat dari amal

perbuatannya adalah tentang shalatnya. Apabila shalatnya baik maka dia beruntung dan sukses

Page 75: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

59

dalam rukun Islam.9 Dalam beberapa bait tembangnya beliau menekankan

manusia untuk selalu melaksanakan sholat tepat waktu. Jangan sekalipun

seseorang meninggalkannya.

Ora ana penaware # sakliyane taat ira Aja pisan sira lali # maring sholat fardhu ira 10

Artinya :

Tidak ada penawarnya selain ketaatan kalian Jangan sekali-kali kalian lupa melakukan sholat fardhu

Di dalam bait ini dijelaskan sholat lima waktu dapat menjadi penawar sakitnya

manusia menghadapi sakaratul maut dan siksa kubur.

Selain iman dan Islam yang harus diwujudkan dengan ketakwaan, bekal

untuk menghadapi kematian yang lain adalah menerima dengan ikhlas apa

yang telah diberikan oleh Allah, walaupun dalam keadaan serba kekurangan

dan dalam keadaan sakit. Seperti dalam bait berikut.

Balik sira da nrimaha # taninge kang maha mulya 11

Artinya :

Kalian haruslah menerima apa yang telah menjadi ketentuan Yang Maha Mulya

dan apabila shalatnya buruk maka dia kecewa dan merugi (Hr.Annasa'i dan Attirmidzi) Lihat CD Kumpulan Hadits Shahih Bab Shalat

9 Dari Abu Abdurrahman, Abdullah bin Umar bin Al-Khottob r.a dia berkata : Saya

mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Islam dibangun diatas lima perkara; Bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah selain Allah dan bahwa nabi Muhammad utusan Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat, melaksanakan haji dan puasa Ramadhan. (Riwayat Turmuzi dan Muslim). Lihat CD Syarah} Arba’i>na H}adi>s\ an-Nawawiyah Hadits ketiga tentang Rukun Islam.

10 K.H. Muhammad Siradj, Irang-irang… jilid 1, hal. 5 11 Ibid, hal. 3

Page 76: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

60

Jika manusia mampu sabar dan menerima keadaan yang telah ditentukan

oleh Allah, maka manusia akan diberikan obat penawar rasa sakit ketika

menghadapi sakaratul maut.

Nambanana sira iku # ing larane awak ira Tambanana lara nira # nganggo tamba sabar nrima 12

Artinya ;

Berobatlah kalian dari rasa sakit kalian Berobatlah sakit kalian dengan obat sabar dan menerima

Ikhlas merupakan syarat diterimanya amal seseorang. Tidak ada gunanya

seseorang melakukan sesuatu kebaikan tanpa dilandasi dengan keikhlasan.

Wajib sira angudiya # nggone ikhlas ati ira Lamun sira ora ikhlas # banjur muspra amal ira 13

Artinya :

Kalian wajib belajar ikhlas hati (Karena) kalau kalian tidak ikhlas amal kalian akan sia-sia

Selain beribadah secara transenden, manusia mengabdi sebagai hamba

Allah, K.H. Muhammad Siradj juga mengajarkan kepada jama’ahnya untuk

beribadah secara horizontal (sosial).

Kaping pat kudu loma # maring sanak kadang ira Aja pisan gawe serik # maring sanak pada nira Kaping lima aja pisan # gawe ngina ing manungsa Senajan fakir ina # duwe laku ora tata 14

Artinya :

12 Ibid, hal. 22 13 K.H. Muhammad Siradj, Irang-irang Sekar Panjang jilid 3 (Muntilan: Percetakan

Sayyid Abdurrahman al Idrus, 1931) hal. 19 14 Ibid, hal. 8

Page 77: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

61

Yang keempat adalah harus (ikhlas) bersedekah, kepada saudara-saudara kalian Jangan sampai membuat tersinggung saudara-saudara kalian Yang kelima jangan sampai sekalipun membuat orang lain hina

Walaupun orang itu miskin dan tidak mempunyai tata krama

Hal ini merupakan poin keempat dan poin kelima dalam tujuh hal yang

diajarkan beliau sebagai bekal manusia menghadapi kematian, yaitu ikhlas

bersedekah kepada orang lain, jangan menghina sesama walaupun mereka

dalam keadaan miskin dan tidak mempunyai tata krama. Jangan sampai mereka

merasa tersinggung. Menurut beliau, manusia dituntut untuk selalu menjaga

lidahnya,15 karena lidah adalah pangkal terjadinya hubungan yang tidak

harmonis antar sesama manusia.

15 Dari Abu Syuraih al-Khuza'i r.a. bahawasanya Nabi s.a.w. bersabda:"Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah berbuat baik kepada tetangganya. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah memuliakan tamunya dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah berkata yang baik atau hendaklah berdiam saja."Diriwayatkan oleh Imam Muslim dengan lafaz seperti di atas ini dan Imam Bukhari meriwayatkan sebahagiannya.

Hadis di atas, juga yang ada di bawahnya itu, mengandungi pengertian bahwa jika kita ingin dianggap sebagai seorang mu'min yang benar-benar sempurna keimanannya, maka tiga hal ini wajib kita laksanakan dengan baik.

(a) Jangan menyakiti tetangga, tetapi hendaknya berbuat baik kepadanya, termasuk di dalamnya tetangga yang dekat atau yang jauh, ada hubungan kekeluargaan atau tidak, juga tanpa pandang apakah ia seorang Muslim atau kafir. Ringkasnya semua diperlakukan sama dalam soal ketetanggaan.

(b) Memuliakan tamu, baik yang kaya ataupun yang miskin, yang sudah kenal atau belum, kenalnya sudah lama atau baru saja bertemu dan berkenalan, seagama ataupun tidak dan lain-lain, bahkan musuh pun kalau datang ke tempat kita, wajib pula kita muliakan sebagai tamu.

Cara memuliakannya ialah dengan jalan menampakkan wajah yang manis, berseri-seri di mukanya, berbicara dengan sopan, menyatakan gembira atas kedatangannya dan segera memberikan jamuan sepatutnya bila mana ada, tanpa memaksa-maksakan diri atau mengada-adakan, sehingga berhutang dan lain-lain.

(c) Kalau dapat mengeluarkan kata-kata yang baik, itulah yang sebagus-bagusnya untuk dijadikan bahan percakapan. Tetapi jika tidak dapat berbuat sedemikian, lebih baik berdiam diri saja.

Dalam mengulas sabda Rasulullah s.a.w. yang terakhir ini. Imam as-Syafi'i r.a. berkata: "Jadi hendaknya difikirkan sebelumnya perihal apa yang hendak dikatakan itu. Manakala memang baik untuk dikeluarkan, maka yang terbagus sekali ialah berkata- kata yang baik tersebut. Maksudnya kata-kata yang baik ialah yang tidak akan menyebabkan timbulnya kerusakan atau permusuhan, serta tidak pula akan menjurus ke arah pembicaraan yang diharamkan oleh syariat ataupun

Page 78: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

62

Tampaknya K.H. Muhammad Siradj sadar betul bahwa manusia adalah

makhluk sosial, yang tidak dapat hidup tanpa adanya orang lain. Beliau

menganjurkan manusia untuk selalu menjaga hubungan baik kepada sesama

manusia. Yang pertama, seseorang haruslah berbuat baik terhadap orang tua,

baik kandung maupun tidak.

Wajib sira gawe seneng # maring bapak biyung ira 16 Artinya :

Kalian harus membuat bahagia bapak ibu kalian Bait ini mempertegas ajaran dalam al-Qur’an surat al-Isra>’ [17]: 2317

yang menjelaskan tata krama hubungan anak dengan kedua orang tuanya.

Selain berbuat baik kepada orang tua, Beliau juga menganjurkan untuk berbuat

sama baiknya dengan mertua, karena mereka dianggap sebagai orang tua

kedua.

Aja pisan gawe susah # maring para mara tuwo 18

Artinya :

Jangan sekalipun membuat susah kepada mertua

dimakruhkan. Inilah yang dianggap sebagai kata-kata yang memang betul-betul baik. Tetapi sekiranya akan membuat keonaran, permusuhan dan kekacauan atau akan menjurus kepada pembicaraan yang keruh, apalagi yang haram, maka di situlah tempatnya kita tidak boleh berbicara dan lebih baik berdiam diri saja." Lihat CD Kumpulan Hadits Shahih Bab Tetangga

16 K.H. Muhammad Siradj, Irang-irang…jilid 3 . hal. 19-20 17 Dalam ayat ini, Allah mengajarkan untuk berbuat baik kepada bapak ibu.dalam ayat

ini berbicara kepada mereka dengan kata “ah” saja tidak diperbolehkan apalagi mengucapkan kata-kata atau perlakuan yang lebih kasar dari itu. Lihat Al-Qur’an dan Terjemahannya … hal. 427

18 K.H. Muhammad Siradj, Irang-irang…,Jilid 3, hal 10

Page 79: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

63

Di dalam bait selanjutnya beliau menghimbau agar sesama saudara dan

tetangga haruslah rukun dan saling tolong menolong, jangan sampai terlibat

pertengkaran.

Wajib sira gawe rukun # maring sanak tanggan ira Aja pisan padu tukar # karo sanak tanggan ira 19 Artinya :

Kalian harus menciptakan rukun dengan saudara dan tetangga kalian Jangan sampai kalian bersitegang dengan mereka

Beliau mengajarkan kepada jama’ahnya untuk selalu memberikan

pertolongan kepada yang membutuhkan. Tetapi beliau juga menganjurkan

untuk lebih mementingkan memberikan pertolongan kepada saudara terlebih

dahulu daripada memberi pertolongan kepada orang lain (tetangga).

Wajib sira duwe welas # karo para tanggan ira Luwih wajib nggonmu welas # maring para dulur ira 20

Artinya :

Kalian harus mempunyai belas kasih dengan para tetangga Lebih wajib kalian mengasihi saudara kalian

Bukan hanya itu saja, tampaknya beliau juga sadar akan peran seorang guru

dalam kehidupan seseorang. Seorang guru yang dapat menentukan nasib

seseorang di masa depan. Untuk itu beliau mengajarkan untuk selalu menurut

apa yang dikatakan oleh guru.

Wajib sira kudu nurut # maring bapak guru ira Semangsane ora nurut # calon susah awak ira 21

19 Ibid. 20 Ibid. 21 Ibid.

Page 80: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

64

Artinya: Kalian harus menurut kepada guru-guru kalian Jika tidak, bakal susah hidup kalian K.H. muhammad Siradj berpendapat, dengan adanya kerukunan yang

terjalin antara seseorang dengan orang tua, mertua, suami/istri, anak-anak,

sanak saudara, para tetangga, dan para guru akan membuahkan pahala bagi

orang yang bersangkutan dan pahala tersebut dapat menjadikan seseorang

bahagia ketika mereka meninggal dunia, selain juga membahagiakan mereka

semasa hidupnya.

Mengenai bekal menghadapai kematian, pemikiran K.H. Muhammad

Siradj dalam buku ini hampir sama dengan pemikiran mengenai Kebijaksanaan

menurut Socrates, ide tertinggi (kebaikan) menurut Plato, maupun Ngudi

Kasampurnan dalam budaya Jawa.

Segala amal baik yang oleh K.H. Muhammad Siradj sebutkan di atas,

baik melalui jalan ibadah secara transenden maupun ibadah secara horizontal,

adalah apa yang dinamakan kebijaksanaan oleh Socrates atau ide tertinggi

(kebaikan) menurut Plato. Pemikiran mengenai amal baik dalam buku Irang-

irang Sekar Panjang ini mirip dengan pemikiran Socrates dan Plato yang

percaya bahwa kebijaksanaan dapat medatangkan kebahagiaan di dalam dunia

selanjutnya (Hades). Hanya saja lebih spesifik K.H. Muhammad Siradj

memasukkan unsur teologi dalam pemikirannya. Beliau menambahkan bahwa

amal yang paling baik diantara amal-amal baik lainnya adalah Shalat.

Dalam budaya Jawa amal baik merupakan hasil pengendalian hawa nafsu

untuk mencapai kesempurnaan hidup. Setelah berhasil mencapai kesempurnaan

Page 81: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

65

dan mengerti makna sangkan paraning dumadi lan manungsa, seseorang akan

berusaha mencapai kemanunggalan dengan Tuhannya, yaitu dengan

melakukan amal baik semasa hidupnya.

B. Proses Terjadinya Kematian

Unsur konsep kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang yang kedua

adalah proses terjadinya kematian. Dalam buku ini, K.H. Muhammad Siradj

hanya memberikan sedikit penjelasan mengenai hal tersebut. Dalam buku ini

digambarkan ketika badan manusia akan kehilangan ruh, terlebih dahulu orang

tersebut akan mengalami rasa haus. Rasa haus tersebut tidak dapat diobati

walaupun orang tersebut meminum air sebanyak-banyaknya.

Anane wong lelaku # luwih ngelak luwih ngorong Cangkeme mangap-mangap # sebab banget nggone ngorong Arep sambat ora iso # sebab banget nggone ngorong Kalamenjing munggah medun # kanggo ngetoake jelogro Ora bakal bisa ilang # nggone ngelak nggone ngorong Senajan diombeni # banyu pirang-pirang gentong 22

Artinya :

Ketika orang sekarat (merasa) sangat haus Mulutnya terus membuka sebab sangat haus Mau mengeluh tidak mampu karena hausnya Jakunnya naik turun untuk mengeluarkan ludah Rasa haus itu tidak akan bisa hilang Walaupun meminum air beberapa gentong

Orang yang sedang menghadapi sakaratul maut mampu melihat malaikat

hendak mencabut nyawanya. Ia merasa tenggorokannya tercekat, seperti ada

ludah yang menghalangi suara keluhannya. Itulah sebabnya mengapa ketika

22Ibid, hal. 16

Page 82: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

66

orang sedang sekarat jakunnya naik turun. Walaupun begitu orang tersebut

tidak mampu berkata sepatah katapun. Sedangkan matanya terlihat melotot

ketakutan.

Nggone ngetoake jelogro # perlu kanggo arep kondo Cangkeme merot-merot # hingga ngasi pecat nyawa Matane wong kang arep mati # melirak-melirik lan medeni Nggone melak nggo ningali # malaikat juru pati 23

Artinya :

Adapun mengeluarkan ludah hanya usaha untuk berbicara Mulutnya perot sampai tercabut nyawanya Mata orang yang akan mati melirak-melirik dan menakutkan Mendelik karena melihat datangnya malaikat pencabut nyawa K.H. Muhammad Siradj dalam buku ini menjelaskan bahwa dalam

melakukan tugasnya, malaikat pencabut nyawa memperlakukan manusia

dengan berbeda-beda. Terhadap orang yang taat terhadap perintah Allah,

malaikat datang dengan rupa yang baik dan mencabut nyawa dengan lembut.24

Lamun mundut malaikat # nyawane wong kang ahli taat Banjur tandang alon-alon # supaya ojo musyaqoh 25

Artinya :

Ketika Malaikat mencabut nyawa orang yang taat Melakukan dengan hati- hati agar tidak merasakan sakit

23 Ibid. 24 Dari sebuah hadits dari al-Barra’ ibn ‘Azib yang dicukil oleh Umar Sulaiman al-

Asyqar, Rasulullah menggambarkan orang mukmin mendapat perlakuan yang halus dari malaikat maut ketika roh mereka dicabut. Roh mereka ketika dicabut digambarkan seperti tetesan air yang mengalir dari kantong air, lalu malaikat yang berwajah putih dan membawa wewangian dari surga mengambilnya. Lihat Umar Sulaiman Al-Asyqar, Ensiklopedi Kiamat: Dari Sakaratul Maut Sampai Surga-Neraka pen. Irfan Salim dkk Cet. III (Jakarta: PT Serambi ilmu Semesta, 2005) hal. 33 Lihat Juga Abdullah al-Taliyadi, Menyingkap Rahasia Kematian dan Alam Kubur Menurut Penuturan Rasulullah pen. Syafi’ Ulinnuha (Yogyakarta: Taslima Prisma Media, 2004), hal. 119

25 K.H. Muhammad Siradj, Irang-irang…jilid 3, hal. 16

Page 83: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

67

Sedangkan malaikat pencabut nyawa memperlakukan orang yang tidak

taat dengan kasar. Malaikat mencabut nyawa dengan rupa yang sangat buruk

seraya marah-marah.26

Tandange malaikat # beringga beringgi lan medeni Arikala arep betot # nyawane wong kang ora bekti

Lamun njabut malaikat # nyawane wong tinggal sholat Terus tandang karo muring # duka sora ngetab-ngetab Dukane malaikat # ayo kowe sesambato Calon kowe nompo sikso # ingkang luwih nggone loro Lorone pecat nyowo # lorone durung sepira Nek dibanding karo loro # besuke wes ning neraka 27

Artinya :

Malaikat melakukan dengan kasar dan menakutkan Ketika akan mencabut nyawa paksa orang yang tidak taat Ketika malaikat mencabut nyawa orang yang meninggalkan sholat Melakukannya dengan marah-marah dan kasar Marahnya malaikat sambil berkata ayo mengeluhlah Kamu akan menerima siksa yang lebih sakit Sakitnya dicabutnya nyawa belum seberapa Daripada sakitnya besok ketika disiksa di neraka

Dalam buku ini diilustrasikan malaikat mencabut nyawa seseorang

dengan tujuh tarikan dan disetiap tarikan, sakitnya melebihi sabetan tujuh puluh

buah pedang .

He menungsa ngilangana # ing larane awak ira Ing anane iku lara # calon teko maring sira Arikala arep mati # banjur teka lara nira Tekane lara nira iku # ana ing badan ira Olehe lara badan nira # nggone mlaku nyawa nira Lumakune seka sikil # terus tekan dada nira Nggone mlaku nyawa iku # mondak-mandek kaping pitu Nek wis rampung kaping pitu # banjur nyawa agek metu

26 Roh orang kafir dicabut oleh malaikat yang bengis dan berwajah hitam seperti wol

yang tebal dan basah yang dicabut dan bersamaan dengan itu putus pula urat-urat dan syarafnya, Lihat Umar Sulaiman Al-Asyqar, Ensiklopedi Kiamat…, hal. 33. Lihat juga Abdullah al-Taliyadi, Menyingkap Rahasia…hal. 119

27 K.H. Muhammad Siradj, Irang-irang…jilid 3, hal. 16-17

Page 84: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

68

Ing dalem sak andegan # luwih banget lara nira Katimbang dicacahi # nganggho pedang awak ira Dicacah nganggo pedang # ambal kaping pitung puluh Mulane wong kang mati # sambat lara ngaduh-aduh 28

Artinya :

Hai manusia ingatlah akan sakitnya badan kalian Yang mana sakitnya akan datang kepada kalian Ketika akan mati akan datang sakit kepada kalian Datangnya sakit kalian itu ada di badan kalian Karena sakinya badan kalian untuk berjalannya nyawa kalian Tercabutnya dari kaki sampai dengan dada kalian Tercabutnya nyawa itu berhenti sampai tujuh kali Kalau sudah tujuh kali lalu nyawa keluar (dari badan) Di dalam satu hentian (tercabutnya nyawa) lebih sakit badan kalian Daripada dicacah dengan pedang Dicacah dengan pedang dengan tujuh puluh kali sabetan Makanya orang yang sekarat mengeluh sakit

Menurut K.H. Muhammad Siradj, orang yang paling sakit merasakan

sakit ketika menghadapi sakaratul maut adalah orang yang sering

meninggalkan sholat. Oleh K.H. Muhammad Siradj sakitnya digambarkan

seperti terbenam dalam bara api.

Rasane wong tinggal sholat # arikala pecat nyawa Luwih banget nggone loro # timbang benem ana mawa 29

Artinya :

Rasanya orang yang meninggalkan sholat ketika tercabut nyawanya Lebih sakit daripada dibenamkan di dalam bara api

28 K.H. Muhammad Siradj, Irang-irang…Jilid 1, hal. 3-4 29 K.H. Muhammad Siradj, Irang-irang Sekar Panjang jilid 2 (Muntilan: Percetakan

Sayyid Abdurrahman al Idrus, 1931), hal. 10

Page 85: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

69

C. Kehidupan Setelah Kematian

Setelah ruh lepas dari tubuh, kehidupan manusia telah berubah. Manusia

tidak lagi hidup di dunia, tetapi sudah menginjak alam barzakh (alam kubur).

Barzakh dalam bahasa Arab berarti dinding atau sekat untuk menghalangi dua

benda.30 Menurut istilah, barzakh berarti tempat yang berada diantara maut dan

kebangkitan. Alam kubur adalah alam dimana manusia yang telah meninggal

menanti hari kebangkitan tiba.

Di dalam kubur telah ditampakkan kondisi manusia pada akhirnya di

akhirat. Di tempat itu, Allah memberikan sedikit apa yang telah dijanjikannya,

balasan terhadap apa yang telah diperbuat manusia di dunia. Hal inilah yang

digambarkan oleh K.H. Muhammad Siradj dalam buku Irang-irang Sekar

Panjang. Keadaan manusia akan nyaman atau tidak di dalam kuburnya,

tergantung amal perbuatan semasa hidupnya.31

Nggonmu mati lamun bejo # ana kubur luwih mulya Katimbang urip ira # arikala ana dunya Kubur ira lamun beja # dadi taman suwarga Kubur ira lamun cilaka # dadi taman seka neraka 32

Artinya :

Jika beruntung matimu (maka) di dalam kubur akan mulia Daripada ketika kalian hidup di dunia Jika kalian beruntung, kubur kalian akan menjadi taman surga Jika kalian celaka, kubur kalian menjadi taman dari neraka

30 Ahmad Warsun Munawir, Kamus Al Munawir Cet. XIV (Surabaya: Penerbit Pustaka

Progressif, 1997) hal. 75 31 Dalam salah satu hadits diriwayatkan bahwa alam kubur adakalanya jadi pertamanan

dari surga atau jadi jurang dari jurang neraka. Lihat Imam al-Ghozali, Metafisika Alam Akhirat (Surabaya: Risalah Gusti, 1997) hal. 170

32 K.H. Muhammad Siradj, Irang-irang...Jilid 1, hal. 6

Page 86: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

70

Bait-bait tembang beliau banyak yang menggambarkan siksa kubur, yang

merupakan sedikit pra-siksa neraka yang amat pedih. Beliau menggambarkan

keadaan orang yang meninggalkan kewajiban sholat ketika di dalam kuburnya

sangat mengenaskan.

Anane wong tinggal sholat # ana kubur sambat-sambat Sakwise pada mungkur # wong kang pada gawe keruwat Sakwise nampa siksa # nuli sambat jerat-jerit Anane kubur aku # luwih seru nggone mipit Sakwise da di pipit # banjur iga pating seluwat Liyane balung iga # iku kabeh pada melesat Rasane kaya ngene # siksane wong tinggal sholat Nggone lara nggone payah # nggone susah tanpa pegat 33

Artinya ;

Keadaan orang yang meninggalkan sholat di dalam kuburnya mengeluh Setelah orang yang merawat (jenazah)nya meninggalkan (makam) Setelah mendapatkan siksa lalu menjerit Kuburku lebih keras menghimpit (badanku) Setelah dihimpit tulang iga menjadi remuk Dan tulang yang lainya lepas kemana-mana Rasanya seperti ini siksa orang yang meninggalkan sholat Rasa sakit, rasa payah, dan rasa susah yang tidak henti-hentinya

Dalam bait tersebut K.H. Muhammad Siradj menggambarkan kubur tidak

memberikan kelapangan kepada orang yang meninggalkan sholat. Dinding-

dinding kubur semakin keras menghimpit badan, hingga mampu meremukkan

tulang iga dan mampu melepaskan tulang-tulang yang lain dari susunannya.

Dalam hadits nabi, siksa kubur ini di riwayatkan oleh beberapa sahabat. Ibn

Umar pernah berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda : Inilah yang membuat

33 K.H. Muhammad Siradj, Irang-irang….Jilid 2, hal. 11

Page 87: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

71

‘arasy bergerak, pintu-pintu langit terbuka dan disaksikan oleh tujuh puluh ribu

malaikat. Sunggguh ia dihimpit dan dijepit, tapi kemudian dibebaskan.34

Setelah manusia berada di dalam alam kubur manusia mengalami hari

kebangkitan, dimana semua manusia dibangkitkan dari kuburnya untuk

memperoleh hisabnya masing-masing. Semua manusia dikumpulkan di Padang

Mahsyar untuk menunggu penghitungan amal perbuatan semasa hidup di

dunia.

Nggone tunggu landerat iku # ana ara-ara mahsyar Lawase nggone tunggu # seket ewu tahun dunya Lumrahe para manungsa # pada sambat ngaru wara Pating jlerit pating ngglembor # sebab payah awak ira 35

Artinya :

Tempat menunggu penghitungan ada di Padang Mahsyar Lamanya menunggu lima puluh ribu tahun dunia Biasanya manusia mengeluh Dan menjerit-jerit karena payahnya kondisi badan

Setelah mendapatkan hasil penghitungan amal baik dan buruk, setiap manusia

akan melewati jembatan yang dinamakan S}ira>t} al-Mustaqi>m.36 Manusia yang

hasil penghitungannya lebih berat melakukan amal baik, akan melalui dengan

lancar, sedangkan manusia yang berat amal buruknya akan kesulitan melalui

jembatan tersebut. Sedangkan manusia yang semasa hidupnya malas beribadah

akan terjatuh.

34 Dr Umar Sulaiman al-Asyqar, Ensiklopedi Kiamat… hal.55 35 K.H. Muhammad Siradj, Irang-irang….Jilid 1, hal. 7 36 S}ira>t} dalam segi bahasa berarti jalan yang lebar. Kata ini diambil dari kata s}arat}a

yang berartyi menelan, seakan-akan perjalanan pada as}-s}irat} itu ditelan oleh jalan tersebut. Beberapa pakar mengilustrasikan jalan tersebut sebagai jembatan yang dilalui menuju surga, sedangkan dibawahnya redapat neraka. Lihat M Quraish Shihab, Perjalanan Menuju Keabadian: …hal. 129

Page 88: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

72

Nek wis landerat terus nguwot # luwih lunyu luwih angel Telung ewu munggah midun # patang ewu rata angel Lumrahe para manungsa # pada gigal pating ngregel Sebabe gek uripe # jak ngibadah angas angel Sebabe olehe njegur # sikil ndredek ati gumyur Nek wes njegur seka duwur # tekan ngisor ajur mumur Sebabe nggone ajur # uwote luwih duwur Lakon pitungpuluh tahun # seka ngisor tekan duwur 37

Artinya :

Sesudah penghitungan lalu menyeberang (jembatan) yang mana lebih susah dilalui dan lebih licin

Susahnya tiga ribu (tahun) jalan naik turun dan empat ribu jalan rata Umumnya para manusia terjatuh dari satu per satu Sebabnya semasa hidupnya susah diajak beribadah Sebab mereka terjatuh karena kaki dan hati bergetar (karena takut) Lalu mereka terjatuh dan hancur Sebab mereka hancur karena jembatannya lebih tinggi Dari tujuh puluh tahun dunia

Setelah melalui tahap tersebut, barulah manusia diletakkan di tempatnya

masing-masing. Bagi manusia yang taat beribadah dan banyak mengumpulkan

pahala, tempatnya adalah surga. Sedangkan bagi manusia yang selalu

melakukan maksiat dan banyak mengumpulkan dosa akan dimasukkan

kedalam neraka.

Surga oleh K.H. Muhammad Siradj digambarkan sebagai tempat terindah

yang pernah ditemui oleh manusia. Tidak ada apapun di surga, kecuali

kesenangan.

Suwargo ora ana # sakliyane kasenengan Saben wektu ora ana # sa’liyane pengantenan Sakwise pengantenan # nuli pada peplesiran Ngggone plesir sak karepe # lamun nunggang tanpa kewan 38

Artinya :

37 K.H. Muhammad Siradj, Irang-irang...Jilid 1, hal. 8-9 38 K.H. Muhammad Siradj, Irang-irang….Jilid 3, hal. 7

Page 89: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

73

Tidak ada di surga kecuali kesenangan Setiap waktu selalu ada pernikahan Setelah menikah lalu bepergian Pergi semaunya naik kendaraan tanpa hewan

Dalam buku Irang-irang Sekar Panjang diterangkan bahwa di dalam

surga manusia akan mendapatkan rumah yang di dalamnya berisi bidadari

surga yang diciptakan oleh Allah untuk melayani para penghuninya.

Sakwuse nyang kedaton # nang pendapa njagong kursi Ngadep meja karo nyawang # eseme sang widadari Eseme widadari # kebyar-kebyar kaya kilat Dikirakke ana dunya # eseme madangi jagat Ayune widadari # tan kena di kaya-kaya Tikel maayu-ayu # karo mbok dewi Zulaikha (hal 9)

Artinya :

Setelah dibawa ke sebuah istana, di pendapa duduk di kursi Menghadap meja dan memandang senyum sang bidadari Senyum bidadari bersinar seperti kilat Senyumnya dikirakan bisa menyinari seluruh dunia Cantiknya biadari tidak bisa disamakan (siapapun juga) Beribu-ribu lipat cantiknya dewi Zulaikha

Bait tersebut menggambarkan di dalam surga manusia mendapatkan

kesenangan seperti apa yang mereka impikan di dunia: harta dan wanita. Para

penghuni surga akan mendapatkan sebuah rumah (istana) dan para pelayannya,

bidadari-bidadari yang wajahnya bersinar dan tidak ada seorang wanitapun

yang mampu menandingi cantiknya bidadari tersebut. Dalam bait lain,

cantiknya sang bidadari digambarkan dengan sesorang yang berpakaian serba

bagus. Bajunya berasal dari sutera, yang selalu diganti setiap pagi dan sore

hari. Perhiasannya berasal dari emas yang berkilauan. Digambarkan juga para

bidadari berumuran sekitar dua puluh lima tahun dan dalam kondisi masih

Page 90: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

74

perawan. Itulah sebabnya lelaki yang menjadi penghuni surga menjadi muda

kembali.

Sandangane widadari # luwih apik luwih edi Etungane sak pengadek # ana pitung puluh iji Ora ana sandangane # liyane kang liya sitra Wayah esuk wayah sore # nggone da salin busana Wondene gelang kalung # suweng sepil penitine Kabeh iku seka emas # ingkang mencarang rupane Anane widadari # iku kabeh isih perawan Wondene umurane # kira selawe tahunan Wondene para priya # pada pulih adadi jaka Senajan nggone mati # uwis pikun bobrok tuwa 39

Artinya :

Pakaian bidadari lebih bagus dan lebih berharga Dari atas sampai bawah ada tujuh puluh jenis (barang) Bajunya semuanya berasal dari sutera Setiap pagi dan sore hari, mereka mengganti pakainnya Sedangkan galung kelang dan jarumnya Berasal dari emas yang berkilauan Semua bidadari masih dalam kondisi perawan Umurnya sekitar dua puluh lima tahunan Sedangkan para lelaki kembali lagi jadi jejaka Walaupun waktu matinya sudah pikun, jelek, dan tua

Sebaliknya, manusia yang semasa hidupnya banyak melakukan dosa,

oleh Allah akan di kirim ke neraka. Neraka dalam buku ini merupakan tempat

kelanjutan manusia menerima siksa kubur.

Lebare siksa kubur # terus mlebu nyang neraka Nang neraka mlebu beronjang # wesi kukuh isi mawa 40

Artinya :

Setelah menerima siksa kubur terus masuk neraka Di neraka masuk penjara dengan besi yang kokoh dan berisi bara api

39 K.H. Muhammad Siradj, Irang-irang…Jilid 2, hal. 10-11 40Ibid. hal. 11

Page 91: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

75

Ada beberapa fase siksa yang manusia rasakan di dalam neraka. Fase

yang pertama adalah manusia di masukkan ke dalam penjara yang terbuat dari

besi yang sangat kokoh. Dalam penjara besi tersebut, manusia mendapatkan

siksa yang pedih, melebihi pedihnya siksa ketika di dalam kuburnya.

Endase wong iku # tongol-tongol arep metu Jur konangan malaikat # nuli inggal patok watu41

Artinya :

Kepala orang itu melongok keluar Lalu malaikat mengetahuinya dan memukulnya dengan batu

Setelah kepalanya hancur, oleh Allah dikembalikan seperti semula.

Karena mengalami siksa yang sangat pedih, para penghuni neraka mencoba

kabur, tetapi mereka tak mampu lari dari siksa neraka.

Sakwuse pada pulih # banjur minggat pada mlayu Nggolek enggon ingkang sepi # basan manggon kerah asu Anane asu iku # luwih luwih nggone galak Nek wes pada gelem ngerah # uwong ora bisa obah 42

Artinya :

Setelah pulih lalu mencoba kabur Mencari tempat yang (dianggap) sepi, setelah menetap disiksa anjing Anjing tersebut segalak-galaknya anjing Kalau menyiksa, tidak seorangpun mampu bergerak

Setelah melewati fase tersebut, para penghuni neraka memasuki fase

yang siksanya lebih pedih. Tangan mereka dipelintir diletakkan melingkar di

lehernya, kemudian dibelenggu menggunakan rantai yang panjangnya tujuh

puluh depa. Kemudian rantai itu dimasukkan ke dalam mulutnya dan

41 Ibid. 42 Ibid. hal 12

Page 92: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

76

dikeluarkan melalui duburnya. Rantai tersebut digunakan untuk menyeret

mereka ketika di dalam neraka.

Tangane nuli diuntir # dubetake nang gulune Nuli di rut dadi siji # nganggo belenggu karo rante Anane rante iku # jur lebokake ning cangkeme Nuli terus ditokake # kewer-kewer ning dubure Dawane rante iku # ana pitungpuluh depa Kanggo peranti nglarak-nglarak # ana jerone neraka 43

Artinya :

Kemudian tangannya dipelintir diletakkan melingkar di lehernya Kemudian dijadikan satu dengan belenggu dan rantai Adapun rantai itu dimasukkan ke dalam mulutnya Dan dikeluarkan melalui duburnya Rantai itu sepanjang tujuh puluh depa Digunakan untuk menyeret para penghuni neraka 44

Keadaan manusia di dalam neraka oleh K.H. Muhammad Siradj

digambarkan mengalami penyesalan. Walaupun begitu, tidak ada ampunan

bagi mereka, dan siksa akan berlanjut terus sampai dosa-dosa yang telah ia

perbuat semasa hidupnya terbalas.

D. Makna Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang

Makna kematian, menurut Munandar Soelaiman, adalah maut sebagai

refleksi atas hidup, sebagai pelepasan, sebagai kehidupan baru, dan hanya

Tuhan yang merupakan penguasa.45 Setidaknya makna kematian seperti itu

43 Ibid. hal. 13 44 Dalam Q.S. al-Haqqah : 30-32 juga disebutkan bahwa Allah memerintahkan malaikat

untuk membelenggu tangan penghuni neraka di lehernya , merantainya dengan rantai sepanjang 70 hasta, dan memasukkannya kedalam api neraka yang menyala-nyala. Lihat Khawaja Muhammad Islam, Mati Itu Spektakular: Siapkah Anda Menyambutnya ? (Jakarta: Serambi, 2004) hal. 214

45 Munandar Soelaiman, Ilmu Budaya Dasar (Bandung: PT Eresco, tt) hal. 87

Page 93: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

77

juga yang ingin ditunjukkan K.H. Muhammad Siradj melalui buku Irang-irang

Sekar Panjang. Keempat makna kematian tersebut diformulasikan secara

berkesinambungan oleh beliau.

Ketika pertama kali menulis buku Irang-irang Sekar Panjang ini, beliau

langsung memaknai kematian sebagai refleksi atas hidup. Hidup hanyalah

sementara. Menurut beliau, hidup seperti layaknya tamu yang bertandang ke

sebuah rumah, dan kematian adalah tempat kembalinya.

Aja sira banget-banget # nggonmu bungah ana dunyo Malaikat juru pati # lirak-lirik maring sira Ngilingana sira iku # ora suwe ana dunyo Balik mesti sira iku # tembe buri mancal dunyo Nek wis sira tinggal dunyo # terus manggon giri laya Ora ana sing melasi # liyane kang maha mulya 46

Artinya :

Janganlah kalian berlebih-lebihan di dunia Malaikat pencabut nyawa sedang mengintai kalian Ingatlah kalian tidak lama hidup di dunia Kalian pasti akan meninggalkan dunia Kalau kalian sudah meninggalkan dunia terus tinggal di kubur Tidak ada yang kasihan selain Yang Maha Mulya

Bait tersebut menghimbau manusia untuk selalu mengingat-ingat bahwa

setiap kehidupan pasti akan diakhiri dengan sebuah kematian. Kematian adalah

terminal akhir hidup manusia di dunia. Kematian akan selalu datang

menjemput dengan tiba-tiba, tidak mengenal waktu dan usia. Merenggut

kebahagiaan yang telah dicapai manusia di dunia. Tujuannya adalah agar

manusia mampu memberikan yang terbaik di dalam hidup mereka. Bagi orang

yang beriman, kehidupan yang abadi di akhirat akan selalu dikaitkan dengan

46 K.H. Muhammad Siradj, Irang-irang…Jilid 1, hal. 2-3

Page 94: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

78

janji Tuhan akan balasan di akhirat, sehingga mendorong untuk berbuat baik

dan menjalani hidup dengan optimis.47 Beliau bertujuan menyadarkan

masyarakatnya bahwa kesenangan di dunia tidak merupakan jaminan

kesenangan di akhirat kelak. Hidup manusia di dunia sesungguhnya hanyalah

sebuah persinggahan sebelum manusia kembali ke pemilik kehidupan.

Makna yang kedua dari kematian menurut buku Irang-irang Sekar

Panjang adalah kematian sebagai pelepasan. Bukan hanya pelepasan ruh dari

jasad wadag manusia saja, tetapi juga pelepasan apa yang telah dimiliki dan

diraih manusia semasa hidup di dunia. Dalam sub bab sebelumnya telah

dijelaskan mengenai proses terjadinya kematian dalam buku ini, mulai dari

bagaimana keadaan manusia ketika manusia sebelum ruh tercabut dari tubuh

manusia hingga proses ketika ruh dicabut dari tubuh manusia. Dalam salah satu

baitnya K.H. Muhammad Siradj menjelaskan seiring lepasnya ruh dari tubuh,

terlepas pula kenikmatan duniawi yang telah diperoleh oleh manusia semasa

hidupnya.

Aja sira ngosa-ngosa # nggonmu nggolek bondo dunya Nggonmu nggolek sira iku # ngasi tekan liya negara Ngilingana sira iku # nek wis lunga nunggang kerondo Ora bakal sira iku # bisa balik maring dunya 48

Artinya :

Janganlah kamu berusaha terlalu keras dalam mencari harta dunia Hingga mencari sampai lain negara Ingatlah kalian itu kalau sudah naik keranda Tidak akan kalian itu balik lagi di dunia

47 Komarudin Hidayat, Psikologi Kematian (Jakarta: Penerbit Hikmah, 2008) hal xvii 48 K.H. Muhammad Siradj, Irang-irang… Jilid 1. hal 11

Page 95: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

79

Terlepasnya ruh dari tubuh dan terlepasnya kenikmatan yang telah diraih

tersebut menimbulkan ketakutan manusia akan kematian. Tetapi jika di

pikirkan lebih lanjut lagi, memaknai kematian seperti itu akan menjadikan

manusia lebih bijaksana. Manusia akan berpikir bahwa objek maupun manusia

yang paling dicintai suatu saat akan lepas dan sirna. Dengan begitu akan

muncul sebuah pertanyaan yang sangat fundamental: apa sesungguhnya yang

paling bermakna dari yang kita miliki ?

Dalam buku Irang-irang Sekar Panjang ini dijawab pertanyaan tersebut.

Dalam salah satu baitnya beliau mengatakan bahwa amal dan ilmu adalah

sesuatu yang akan kita miliki walaupun jasad kita sudah mati. Amal dan ilmu

adalah bekal manusia dalam menghadapi kematian.

Wajib sira angudiya # ing ilmune lakon ira Lamun ngamal tanpa ngilmu # banjur muspra amal ira Wajib sira luru ilmu # najan adoh lakon ira Kaya lunga seka kene # ngasi nyang negara Cina Lamun uwis oleh ilmu # nuli sira lakonana 49

Artinya :

Kalian wajib mempelajari ilmu apa yang kalian amalkan Karena amal tanpa ilmu akan sia-sia Wajib kalian mencari ilmu walaupun jauh Seperti dari sini sampai ke negara Cina Kalau sudah dapat ilmu lalu amalkanlah

Sekalipun manusia telah meninggal tetapi jika ia mewariskan amal dan ilmu

yang berdaya guna maka orang itu masih hidup, atau yang populer dengan

nama ‘amal jariyah.50

49 K.H. Muhammad Siradj, Irang-irang…Jilid. 2 hal. 3 50 Komarudin Hidayat, Psikologi…., hal. 126 Dalam Q.S an-Nahl : 32 dijelaskan bahwa

bila kematian menjemput, suami atau istri, anak, keluarga, teman, harta, dan jabatan akan

Page 96: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

80

Makna kematian yang ketiga adalah bahwa kematian adalah kehidupan

yang baru. Agama, khususnya agama-agama samawi, mengajarkan bahwa ada

kehidupan setelah kematian. Kematian adalah awal dari satu perjalanan

panjang dalam evolusi manusia, dimana selanjutnya ia akan memperoleh

kehidupan dengan segala macam kenikmatan atau berbagai ragam siksa dan

kenistaan.51

Kematian di pentas bumi, adalah kelahiran baru manusia di alam lainnya.

Sebelum kelahiran pertama manusia, perut ibunya adalah hunian atau buminya.

Di sana janin berhubungan dengan menggunakan tali pusarnya. Ketika

kelahirannya yang pertama, tali pusar itu diputus agar dia dapat bebas bergerak

di bumi yang baru. Saat itulah lahir dalam keadaan selamat menghuni hunian

baru. Di dalam kehidupannya di bumi, ada juga tali yang menghubungkannya

dengan bumi yang lain di alam sana. Tali itulah yang diputus ketika mati,

sehingga manusia lepas dengan hunian lamanya, yang kali ini adalah bumi,

untuk berada di hunian baru.52

Dalam buku Irang-irang Sekar Panjang banyak disebutkan bagaimana

kondisi manusia setelah menghadapi kematian (sebagian besar oleh penulis

dijelaskan dalam sub bab Kehidupan Setelah Kematian). Makna kematian yang

seperti inilah yang digunakan oleh K.H. Muhammad Siradj meningkatkan

akidah masyarakatnya. Janji yang akan diberikan Allah akan merangsang

ditinggalkan. Hanya amal yang akan menemani. Amal juga yang akan menentukan dimana manusia akan tinggal. Lihat Al-Qur’an dan Terjemahannya…hal. 406 Lihat juga Komarudin Hidayat, Psikologi…hal. 166.

51

M. Quraish Shihab, Wawasan …, hal. 71 52

M. Quraish Shihab, Perjalanan Menuju Keabadian… hal. 42

Page 97: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

81

masyarakatnya yang masih abangan untuk memperoleh kenikmatan hidup baru

yang abadi di surga dan menjauhi siksa yang berkepanjangan di neraka.

Makna kematian yang ke empat adalah kematian menunjukkan kalau

Tuhan adalah penguasa alam dunia dan alam akhirat. Manusia tidak

mempunyai kuasa sedikitpun di dunia, apalagi di akhirat. Menurut Sartre yang

dikutip oleh A.N. Whitehead, kematian merupakan kenyataan tragis yang

menyebabkan kita terpuruk di dalam sikap tak berdaya.53 Hal ini ditunjukkan

di dalam bait pertama kali K.H. Muhammad Siradj menulis buku Irang-irang

Sekar Panjang.

Aja sira banget-banget # nggonmu bungah ana dunyo Malaikat juru pati # lirak-lirik maring sira Olehe nglirik malaikat # arep njabut nyawa nira Olehe jabut angenteni # taninge kang Maha Mulya 54

Artinya :

Janganlah kalian berlebih-lebihan di dunia Malaikat pencabut nyawa sedang mengintai kalian Adapun intaian malaikat untuk mencabut nyawa kalian Adapun mencabutnya menunggu perintah Yang Maha Mulia

Bait tersebut menunjukkan bahwa Allah berkuasa penuh atas hidup dan

mati manusia. Tuhan berhak kapan saja mencabut nyawa manusia. Jika Tuhan

bisa bertindak seperti itu ketika manusia hidup dapat dipastikan Tuhan juga

berkuasa terhadap manusia ketika manusia berada di alam kematian. Tuhan

dapat saja menjebloskan manusia ke neraka atau memasukkan manusia ke

dalam surga. Dengan menyadari bahwa manusia tidak mempunyai kuasa

53

A. N. Whitehead, Jati Diri Manusia Berdasarkan Filsafat Organisme, terj. Dr. P. Hardono Hadi (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1996) hal. 179

54 K.H. Muhammad Siradj, Irang-irang…Jilid 1, hal. 2-3

Page 98: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

82

apapun diharapkan dapat mendorong manusia untuk mengabdi kepada Yang

Maha Kuasa. Pengabdian kepada Yang Maha Kuasa dapat diwujudkan dengan

mengamalkan apa yang diperintahNya dan menjauhi semua yang dilarangNya.

Page 99: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

83

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam buku Irang-irang Sekar Panjang, K.H. Muhammad Siradj

menjelaskan bahwa kematian adalah salah satu proses kehidupan manusia yang

merupakan keniscayaan. Kematian dalam buku tersebut merupakan proses

lepasnya roh dari jasad wadag menuju kehidupan selanjutnya. Dalam proses

lepasnya roh dari tubuh tersebut manusia merasakan sakit yang sangat luar

biasa. Tetapi manusia dapat meminimalkan rasa sakit tersebut dengan bekal

dalam menghadapi sakaratul maut dan kehidupan selanjutnya. Bekal tersebut

dicari manusia semasa hidup manusia di dunia. Bekal-bekal tersebut berupa

iman dan takwa. Iman mewakili keyakinan bahwa setelah manusia mati

manusia akan masuk ke dalam kehidupan selanjutnya yang lebih abadi. Takwa

mewakili perbuatan yang didasarkan pada keimanan. Dengan keimanan dan

ketakwaan tersebut menciptakan perbuatan (amal) baik. Dalam buku ini amal

baik dapat berupa amal vertikal yang berhubungan dengan Tuhan maupun amal

horizontal yang berhubungan dengan manusia dan alam sekitar. Walaupun

begitu amal baik haruslah didasari dengan rasa ikhlas. Ikhlas adalah syarat

diterimanya amal baik yang dapat dijadikan penawar sakit ketika menghadapi

sakaratul maut dan kehidupan setelah sakaratul maut.

Setelah roh dicabut dari tubuh manusia mendiami beberapa alam. Yang

pertama adalah alam kubur atau alam barzakh dimana di dalam alam ini

manusia menunggu proses penghitungan (hisab) amal manusia semasa hidup di

Page 100: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

84

dunia. Di dalam alam ini sudah diperlihatkan sedikit gambaran bagaimana

kehidupannya di alam akhirat. Selanjutnya manusia memasuki proses

penghisaban. Ketika menuju tempat penghisaban, manusia melewati jembatan

S}ira>t} al-Mustaqi>m. Setelah mengalami penghisaban, manusia memasuki fase

alam akhirat yang abadi sesuai dengan hasil penghisaban bekal manusia

memasuki alam ini. Bagi yang hasil penghisabannya menunjukkan lebih

banyak amal baiknya akan mendiami surga sebagai balasannya. Di dalamnya

manusia akan mengalami kebahagiaan melebihi kebahagiaan di dunia. Bagi

yang lebih banyak amal buruknya akan mendiami neraka, dimana di dalamnya

manusia akan mengalami siksa yang pedih.

Menurut buku ini, kematian adalah terminal akhir kehidupan manusia di

dunia. Dunia adalah semu dan ada kehidupan yang lebih abadi yaitu akhirat.

Kematian adalah pelepasan, baik pelepasan roh dari tubuh dan pelepasan apa

yang telah diperoleh manusia didunia. Serelah terjadi pelepasan, kematian

bermakna hidup baru atau kelahiran. Kematian adalah kelahiran ruh ke alam

untuk melaksanakan kehidupan barunya. Kematian juga berarti bahwa manusia

tidak berdaya di hadapan kekuasaan Tuhan. Tuhan adalah penguasa, baik di

kehidupan dunia maupun kehidupan akhirat, kehidupan baru setelah manusia

meninggal. Dengan mengingat makna kematian tersebut diharapkan manusia

mampu mengemban tugasnya sebagai khalifah di bumi, yaitu kewajiban

beramal baik.

Page 101: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

85

B. Saran

Dengan mencermati konsep kematian dalam buku ini dapat

mengingatkan kembali hakikat manusia, bahwa manusia berasal dari Tuhan

dan akan kembali kepada Tuhan. Dalam buku ini konsep tersebut dikemas

dalam tembang sehingga konsep tersebut dapat cepat diserap bagi setiap

pembacanya, yang pada waktu buku ini ditulis sampai sekarang masyarakat

sekitar sangat menyukai tembang-tembang. Dengan cara tersebut dapat

meningkatkan keimanan dan ketakwaan bagi pembacanya tanpa harus pembaca

merasa digurui.

Metode ini sebaiknya lebih dikembangkan lagi untuk meningkatkan

keimanan dan ketakwaan generasi muda yang semakin hari semakin terkikis,

mengingat kesenian yang berupa tembang (lagu) masih sangat disenangi oleh

masyarakat.

Page 102: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

86

DAFTAR PUSTAKA

al-Asyqar, Umar Sulaiman. Ensiklopedi Kiamat: Dari Sakaratul Maut

Sampai Surga-Neraka pen. Irfan Salim dkk Cet. III. Jakarta: PT Serambi ilmu

Semesta, 2005

Bakhtiar, Amsal. Filsafat Agama. Jakarta: Logis Wacana Ilmu, 1999

Bakker, Anton dan A Charis Zubair. Metodologi Penelitian Filsafat.

Yogyakarta: Kanisius, 1990

Budi, Hartono. Refleksi Tentang Kematia., Rohani No.11, Tahun ke 47,

November 2000

Ciptoprawiro, Abdullah. Filsafat Jawa. Jakarta: Balai Pustaka, 1992

-------------------------------. Filsafat Jawa: Manusia dalam Tiga Dimensi

Lingkungan Hidup. Yogyakarta: Proyek Javanologi Departement Pendidikan dan

Kebudayaan Badan Penelitian dan Pengembangan Pendidikan dan Kebudayaan, tt

Dahlan, Ikhsan M. Siraj al-Thalibin ala Syarh al-Minhaj al-‘Abidin Illa

Jannatin Rabb al-‘Alamin. Surabaya: Syirkah Maktabah Salim Sa’id, tt

Delfgaauw, Bernard. Sejarah Ringkas Filsafat Barat. Yogyakarta: Tiara

Wacana,1992

Dhofier, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan

Hidup Kyai cetakan II. Jakarta: Penerbitan LP3ES, 1983

Fathurahman, Oman. Tanbih al-Masyi: Menyoal Wahdatul Wujud.

Bandung: Mizan, 1999

Page 103: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

87

Gazalba, Sidi. Ilmu, Filsafat, dan IslamTentang Manusia dan Agama

Jakarta: Bulan Bintang, 1985

------------------. Sistematika Filsafat Buku ke Tiga : Pengantar Kepada

Metafiska. Jakarta: PT Bulan Bintang, 1996

al-Ghazali. Metafisika Alam Akhirat terj. Drs. Wasmukan dan

Muhammad Luqman Hakim. Surabaya: Risalah Gusti, 1998

Hadiwijono, Harun. Sari Sejarah Filsafat Barat . Yogyakarta: Penerbit

Kanisius, 1980

Hanafi, Ahmad. Theology Islam (ilmu Kalam) Cet.X. Jakarta: Bulan

Bintang,1993

Harun, Baedhowi. Mengkaji Kearifan Kyai Siradj Merengkuh

Masyarakat dalam Irang-irang Sekar Panjang. Makalah ini pernah

dipresentasikan dalam Simposium Internasional Pernaskahan Nusantara XI di

Bima, NTB pada tahun 2007.

Haq, Faqir Abdil. Suluk Sajinah. Yogyakarta: Keluarga Bratakesawa,

1953

Hidayat, Komarudin. Psikologi Kematian. Jakarta: Penerbit Hikmah,

2008

Islam, Khawaja Muhammad. Mati Itu Spektakular: Siapkah Anda

Menyambutnya ?. Jakarta: Serambi, 2004

Kaelan. Pengembangan Metode Penelitian Kualitatif Bidang Filsafat.

tanpa penerbit dan tahun terbit

Page 104: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

88

Katsoff, Louis O. Pengantar Filsafat terj. Soejono Soemargono.

Yogyakarta: Tiara Wacana, 1989

Ma’luf, Louis. al-Munji., Beirut: Dar al-Masyriq, 1994

Munandar, Soelaiman. Ilmu Budaya Dasar. Bandung: PT Eresco, tt

Munawir, Ahmad Warsun. Kamus Al Munawir Cet. XIV. Surabaya:

Penerbit Pustaka Progressif, 1997

Nasr, Sayyed Hossein. Intelektual Islam: Teologi, Filsafat, dan Gnosis.

Yogyakarta: CIIS Press, 1995

Poerwadarminto, W.J.S. Baoesastra Djawa. Batavia: Groningen, 1939

al-Qarni, A’idh M. A. dkk, Malam Pertama di Alam Kubur. Solo:

Maktabah Sha’idul Fawa’id, 2006

Rasjidi, H.M. Filsafat Agama. Jakarta: Bulan Bintang, 1975

Shihab, M. Quraish. Perjalanan Menuju Keabadian: Kematian, Surga,

dan Ayat-Ayat Tahlil. Jakarta: Penerbit Lentera Hati, 2001

------------------------. Wawasan Al-Quran. Bandung: Mizan, 2007

Sibawaihi. Eskatologi al-Ghazali dan Fazlur Rahman. Yogyakarta:

Penerbit Islamika, 2004

Siradj, Muhammad. Irang-irang Sekar Panjang jilid. Muntilan:

Percetakan Sayyid Abdurrahman al Idrus, 1931

-------------------------. Irang-irang Sekar Panjang jilid 2. Muntilan:

Percetakan Sayyid Abdurrahman al Idrus, 1931

------------------------. Irang-irang Sekar Panjang jilid 3. Muntilan:

Percetakan Sayyid Abdurrahman al Idrus, 1931

Page 105: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

89

Soehada, Moh. Pengantar Metode Penelitian Sosial Kualitatif.

Yogyakarta: Program Studi Sosiologi Agama UIN Sunan Kalijaga, 2004

al-Taliyadi, Abdullah. Menyingkap Rahasia Kematian dan Alam Kubur

Menurut Penuturan Rasulullah pen. Syafi’ Ulinnuha. Yogyakarta: Taslima Prisma

Media, 2004

----------------------------. Metode Menyambut Maut Khusnul Khotimah.

Jogjakarta: Diva Press, 2007

Tim Penyusun. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Saudi Arabia:

Mujamma’ Al-Malik Fahd Li Thiba’at Al-Mushaf, 1426 H

Tim Penyusun. Ensiklopedi Nasional Indonesia jilid. 1. Jakarta: PT

Cipta Adi Pustaka, 1990

------------------. Ensiklopedi Nasional Indonesia jilid 10. Jakarta: PT

Cipta Adi Pustaka, 1990

Tim Penyusun. Forum Silaturahmi Keluarga Besar Romo Agung.

Payaman:Ikatan Keluarga Bani Siradj, 2004

Unal, Ali. Makna Hidup Setelah Mati. Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2002

Van Peursen C.A. Tubuh-Jiwa-Roh : Sebuah Pengantar Dalam Filsafat

Manusia terj. Dr. K. Bertens. Jakarta: Gunung Mulia, 1981

Whitehead, A. N. Jati Diri Manusia Berdasarkan Filsafat Organisme

terj. Dr. P. Hardono Hadi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1996

Page 106: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

90

Website dan CD

I Gusti Ngurah Agung. Unsur Metafisika dalam Upacara Ngaben. Lihat.

www. Jurnalfilsafat.com, akses 25 Juni 2008

Miftach, Agus. Agnostik dan Transenden. www.fpn.com, akses tanggal

25 Juni 2008

Rahmat. Socrates tentang Perjalanan Jiwa dan Persemayamannya.

www.erabaru.or.id, akses tanggal 25 Juni 2008

Stephen. Kematian: Perspektif dan Sikap Teologis.

http://stephen.wordpress.com, akses tanggal 25 Juni 2008

Tofa, Ulis. Perjalanan Menuju Kematian. www.dakwatuna.com, akses

25 Juni 2008

Kebermaknaan Menurut John Hick. http://nelkaonline.wordpress.com

akses tanggal 25 Juni 2008

Kematian. www.id.wikipedia.org, akses tanggal 25 Juni 2008

Pegon. www.id.wikipedia.org, akses tanggal 20 Oktober 2008

Tembang. www.id.wikipedia.org, akses tanggal 20 Oktober 2008

CD Kumpulan Hadits Shahih

CD Syarah} Arba’i>na H}adi>s\ an-Nawawiyah

Page 107: KEMATIAN DALAM IRANG-IRANG SEKAR PANJANG KARYA …digilib.uin-suka.ac.id/3023/1/BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdfJudul : Kematian dalam Irang-irang Sekar Panjang Karya K.H. Muhammad Siradj

91

CURRICULUM VITAE

A. Data Pribadi

Nama : Yusyik Wazan

Tempat/Tanggal Lahir : Magelang, 13 September 1982

Alamat Rumah : Kauman 1 Rt 15/Rw 07 No. 20 Payaman

Kec. Secang Kab. Magelang 56195

Alamat Yogyakarta : JPPI Minhajul Muslim, Kompleks IAIN B.8

Ngentak Sapen Yogyakarta

Nama Bapak : Ahmad Fauzan

Nama Ibu : Istiqomah

B. Riwayat Pendidikan

a. Pendidikan Formal

Tahun 1995 : Lulus SD Muhammadiyah Payaman

Tahun 1998 : Lulus SLTP Negeri 3 Magelang

Tahun 2001 : Lulus SMU Negeri 1 Magelang

Tahun 2001 : Terdaftar di Fakultas Ushuluddin UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta

Tahun 2002 : Terdaftar di Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

b. Pendidikan Non Formal

Tahun 2002-2008 : JPPI Minhajul Muslim