kemandirian ekonomi nasional

17
Kemandirian Ekonomi Nasional A. Pendahuluan Kemandirian ekonomi semestinya didefinisikan secara fleksibel dan bersifat dinamis. Kemandirian lebih dilihat dari kemampuan suatu bangsa mengembangkan perekonomiannya dengan sebesar mungkin mempergunakan daya sendiri, terutama dalam bentuk daya saing yang tinggi, untuk kemakmuran rakyatnya. Kemandirian tidak dilihat dari keterisolasian terhadap perekonomian negara lain atau perekonomian dunia, tetapi bagaimana dalam perekonomian yang semakin terbuka dan terintegrasi dengan perekonomian global, daya saing dan kemamkmuran rakyat dapat terus ditingkatkan. B. Pengalaman Membangun Kemandirian Pengalaman Indonesia memperlihatkan pasang naiknya upaya membangun kemandirian perekonomian nasional. Istilah kemandirian ini seringkali dipergunakan oleh rezim pemerintahan yang telah beberapa kali berganti. Pada Masa Orde Lama kemandirian diartikan sebagai berdikari, berdiri di atas kaki sendiri, anti-kapitalisme dan mengedepankan peranan negara dalam banyak kegiatan ekonomi. Namun Orde Lama berakhir dengan hiperinflasi dan kesesejahteraan rakyat yang rendah, sekalipun asset ekonomi utama masih dapat dikatakan sepenuhnya berada di tangan pemerintah Indonesia, karena praktis modal asing sangatlah minim, dan perekonomian sangat minim dari pengaruh ekonomi global.

Upload: saiful-almujab

Post on 08-Feb-2016

26 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kemandirian Ekonomi Nasional

Kemandirian Ekonomi Nasional

A. Pendahuluan

Kemandirian ekonomi semestinya didefinisikan secara fleksibel dan bersifat

dinamis. Kemandirian lebih dilihat dari kemampuan suatu bangsa mengembangkan

perekonomiannya dengan sebesar mungkin mempergunakan daya sendiri, terutama dalam

bentuk daya saing yang tinggi, untuk kemakmuran rakyatnya. Kemandirian tidak dilihat

dari keterisolasian terhadap perekonomian negara lain atau perekonomian dunia, tetapi

bagaimana dalam perekonomian yang semakin terbuka dan terintegrasi dengan

perekonomian global, daya saing dan kemamkmuran rakyat dapat terus ditingkatkan.

B. Pengalaman Membangun Kemandirian

Pengalaman Indonesia memperlihatkan pasang naiknya upaya membangun

kemandirian perekonomian nasional. Istilah kemandirian ini seringkali dipergunakan oleh

rezim pemerintahan yang telah beberapa kali berganti. Pada Masa Orde Lama kemandirian

diartikan sebagai berdikari, berdiri di atas kaki sendiri, anti-kapitalisme dan

mengedepankan peranan negara dalam banyak kegiatan ekonomi. Namun Orde Lama

berakhir dengan hiperinflasi dan kesesejahteraan rakyat yang rendah, sekalipun asset

ekonomi utama masih dapat dikatakan sepenuhnya berada di tangan pemerintah Indonesia,

karena praktis modal asing sangatlah minim, dan perekonomian sangat minim dari

pengaruh ekonomi global.

Pada masa Orde Baru kemandirian tidaklah banyak dinyatakan pada awal

pemerintahan karena perhatian utama adalah pada stabilitas ekonomi, terutama memenuhi

kebutuhan pangan dan mengendalikan inflasi. Tambahan lagi modal asing sangat

diharapkan untuk mengelola asset yang masih terpendam terutama Sumber Daya Alam

(SDA). Pertumbuhan ekonomi dapat meningkat dengan cukup tinggi dengan stabilas

perekonomian yang terjaga. Modal asing juga semakin memasuki banyak sektor

perekonomian, sehingga beberapa kali menimbulkan protes dalam bentuk demonstrasi

mahasiswa yang menantang modal asing ini. Baru pada masa mendekati akhir Orde Baru,

slogan kemandirian perekonomian mulai kembali dikumandangkan terutama berkaitan

dengan posisi Menko Perekonomian yang dipegang oleh Ginanjar Kartasasmita.

Pada masa reformasi, kemandirian ekonomi mendapatkan suara yang keras, namun

keterbatasan pemerintah untuk mengimplementasikannya tidak banyak terealisasikan

Page 2: Kemandirian Ekonomi Nasional

dalam kenyataannya. Politik yang demokratis semakin keras menyuarakan kemandirian

ekonomi, tetapi semakin sulit dalam pelaksanaannya karena kekuasaan yang tersebar

menyebabkan kebijakan ekonomi tidak begitu efektif. Sekarang ini istilah kemandirian

juga masih sering disebut, tetapi pragmatisme ekonomi lebih mendominasi. Dengan

keterbatasan pemerintah yang ada kemandirian tidak lebih dari sekedar disebutkan dalam

beberapa pidato atau program pemerintah, tetapi tidak sungguh-sungguh dilaksanakan.

Perkembangan ekonomi dan peranan modal asing

C. Dominasi Modal Asing Atas Kekayaan Alam Indonesia

Indonesia adalah negara dengan kekayaan alam yang sangat besar. Menyimpan

banyak sumber mineral, energy, perkebunan , hasil hutan dan hasil laut yang melimpah.

Saat ini Indonesia berada pada peringkat 6 dalam hal cadangan emas, nomor 5 dalam

produksi tembaga, berada pada urutan 5 dalam produksi bauksit, penghasil timah terbesar

di dunia setelah Cina, produsen nikel terbesar ke dua di dunia. Tambang Grasberg Papua

adalah tambang terbesar di dunia. Kesimpulannya negara ini berada dalam urutan teratas

dalam hal raw material.

Negara ini adalah produsen sumber energi terbesar. Berada pada urutan nomor 2

eksportir batubara di dunia setelah Australia, eksportir gas alam bersih LNG terbesar di

dunia, seperempatnya dikirim ke Singapura. Eksportir terbesar gas alam cair setelah Qatar

dan Malaysia.

Dalam hal komoditi perkebunan Indonesia berada pada nomor 1 dalam produksi

CPO, produsen karet terbesar di dunia, berada dalam urutan 3 dalam hal produksi kakao,

merupakan produsen kopi terbesar di dunia bersama Vietnam dan Brasil.

Akibatnya Indonesia menjadi sasaran utama investasi Internasional dalam rangka

memburu bahan mentah. Umumnya investasi internasional berasal dari negara-negara

industri maju. Tujuan utama investasi internasional di Indonesia adalah mengeruk bahan

mentah. Sangat langka investasi asing di Indonesia membangun Industri.

1. Sejarah

Investasi dalam rangka memburu bahan mentah telah berlangsung sejak

lama, sejak era kolonialisme Eropa tahun 1600-an. Seiring pejalanan waktu

investasi luar negeri tersebut semakin meluas dan intensif. Hingga tahun 1870-an

kekuasaan Kolonial Belanda hanya meliputi Jawa dan Sumatra. Wilayah-wilayah

lain hanyalah kekuasaan yang sifatnya administratif belaka. Namun sekarang

Page 3: Kemandirian Ekonomi Nasional

dominasi modal asing telah meliputi seluruh wilayah Nusantara hingga ke pulau

terluar dan pulau-pulau kecil jatuh ke tangan modal asing.

Pengurasan sumber daya alam pada era kolonial hanya meliputi hasil

perkebunan, timah, sedikit sumber migas, namun saat ini pengerukan yang

dilakukan kapitalisme asing telah meliputi seluruh sector, tambang, minyak, gas,

perkebunan, kehutanan, perikanan, pertanian, perbankan, keuangan dan

perdagangan. Bahan mentah utama yang diburu adalah minyak, gas, mineral,

batubara, hasil perkebunan dan hasil hutan.

Corak Investasi di Indonesia saat ini bercirikan investasi kolonial, dengan

tiga ciri utama yaitu ; Pertama, investasi menguasai tanah dalam skala yang sangat

luas. Kedua, Investasi hanya berorientasi mencari raw material untuk kebutuhan

industri di negara negara maju. Ketiga, seluruh keuntungan atas investasi dilarikan

ke luar negeri dan ditempatkan di lembaga keuangan negara negara maju.

2. Kondisi Objektif

Mineral dan Batubara : Sejauh ini jumlah izin usaha pertambangan

mencapai 10.566 izin. Dari total izin itu, sebanyak 5.940 izin di antaranya

bermasalah atau non clean and clear, yang terdiri atas 3.988 izin usaha

pertambangan operasi dan produksi mineral serta 1.952 IUP operasi dan produksi

batubara.

Minyak dan Gas : Sebanyak sejak 2002 hingga 2011, terdapat 287 wilayah

kerja migas yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Data BP Migas tahun 2007

wilayah kerja migas hanya 169 unit, 200 unit wilayah kerja migas pada 2008.

Selanjutnya, bertambah lagi menjadi 228 pada 2009 dan 245 pada 2010

Kehutanan : Jumlah pemegang izin hak penguasaan hutan (HPH) saja

sampai dengan kuartal III/2011 mencapai 22,9 juta hektare dengan jumlah

pengusaha pemegang izin sebanyak 286 unit. Kini HPH disebut dengan Izin Usaha

Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) hutan alam. Pemegang izin hutan

tanaman industri (HTI) sampai dengan kuartal III/2011 sebanyak 244 unit dengan

luas 9,9 juta ha. Sejak 2010 sampai dengan saat ini, terdapat permohonan izin HTI

sebanyak 315 unit dengan luas 18,0 juta ha.

3. Dominasi Asing

Total luas tanah/lahan di Indonesia dibawah penguasaan perusahaan-

perusahaan besar. Sekitar 42 juta hektar untuk pertambangan mineral dan batubara,

95 juta hektar untuk minyak dan gas, 32 juta hektar untuk kehutanan, 9 juta hektar

Page 4: Kemandirian Ekonomi Nasional

untuk perkebunan sawit. Luas keseluruhan mencapai 178 juta hektar. Sebagian

besar lahan dikontrol oleh perusahaan asing. Padahal luas daratan Indonesia 195

juta hentar.

Investasi di Indonesia didominasi oleh perusahaan asing. Sedikitnya 95%

kegiatan investasi mineral dikuasai dua perusahaan AS yaitu PT Freeport Mc

Moran, dan PT Newmont Corporation. Sebanyak 85% ekplotasi minyak dan gas

dikuasasi oleh asing, 48% migas dikuasai Chevron. Sebanyak 75-80% ekploitasi

batubara dikuasai perusahaan asing. 65%-70 % perkebunan dikuasai asing.

Sebanyak 65% perbankkan dikuasai asing.

Sebanyak 100 persen mineral diekspor, 85 persen gas diekspor, 75 persen

hasil perkebunan diekspor, untuk kebutuhan industri negara-negara maju.

4. Pengambil-Alihan Teritorial

Di Nusa Tenggara Barat PT. Newmont Nusa Tenggara menguasai 50

persen wilayah NTB dengan luas kontrak seluas 1,27 juta hektar. Di Pulau

Sumbawa salah satu wilayah NTB Newmont menguasai 770 ribu hektar, setara

dengan 50 persen lebih luas wilayah daratan pulau sumbawa seluas 1,4 juta hektar.

Sementara para bupati/walikota di tiga 5 kabupaten/kota di Pulau Sumbawa terus

memberi ijin tambang diatas lahan-lahan yang tersisa. Saat ini lebih dari 150 Izin

Usaha Pertambangan yg beroperasi di NTB baik yang sedang melakukan

eksplorasi maupun produksi.

Di Papua, Kontrak Karya (KK) Freeport seluas 2,6 juta hektar, HPH 15 juta

Hektar, HTI 1,5 juta hektar, Perkebunan 5,4 juta hektar, setara dengan 57 persen

luas daratan Papua. Belum termasuk kontak migas yang jumlahnya sangat besar,

sehingga diperkirakan Papau telah habis dibagi kepada ratusan perusahaan raksasa.

Kalimantan Timur diperkirakan seluruh wilayah daratannya seluas 19,8 juta

hektar telah dibagi-bagikan kepada modal besar. Ijin tambang mineral dan batubara

5 juta ha, Perkebunan 2,4 juta hektar, ijin hutan HPH, HTI, HTR dan lainnya

mencapai 9,7 juta (data MP3EI), belum termasuk kontrak migas, dimana Kaltim

adalah salah satu kontributor terbesar pendapatan migas negara.

Di Madura, luas kontrak migas sudah melebihi luas pulau madura sendiri,

yang diserahkan pemerintah kepada Petronas, Huski Oil, Santos, dan perusahaan

asing lainnya.

Page 5: Kemandirian Ekonomi Nasional

5. Perangkap Rezim Internasional

Pemerintah Indonesia telah meratifikasi pendirian WTO melalui UU No 7

Tahun 1994. Seluruh kesepakatan di bawah WTO mutlak harus diikuti Indonesia.

Agenda utama WTO adalah menghapus seluruh hambatan perdagangan, baik tariff

maupun non tariff serta menghilangkan hambatan investasi, dan meningkatkan

komitmen dalam IPR (HAKI).

Pemerintah telah menandatangani berbagai perjanjian perdagangan bebas

FTA, seperti Asean Free Trade Agreement (AFTA), ASEAN China Free Trade

Agreement (ACFTA), Indonesia Japan Economic Comprehensive Partnership

Agreeement (IJEPA). Indonesia juga berencana menandatangani berbagai

perjanjian perdagangan bebas lainnya dengan berbagai negara dan kawasan di

dunia.

Indonesia telah menandatangani berbagai perjanjian Bilateral dalam hal

investasi yang disebut dengan Billateral Investment Treaty. Sedikitnya 67 BIT

yang ditandatangani pemerintah Indonesia. Perjanjian ini merupakan perjanjian

perlindungan investasi tingkat tinggi bagi investor.

6. Billateral Investment Treaty (BIT)

Salah rezim internasional mengontrol indonesia adalah merlalui Bilateral

Investment Treaties (BIT). Perjanjian Investasi Bilateral telah dinegosiasikan sejak

akhir 1950-an, BIT adalah perjanjian untuk promosi, perlindungan investasi.

Perjanjian BIT mencakup perlakuan yang sama terhadap investasi, kompensasi

dalam hal pengambilalihan/nasionalisasi atau gangguan pada investasi, menjamin

kebebasan transfer dana, dan mekanisme penyelesaian sengketa antara negara

dengan investor dengan negara.

Sejak April 2011, Indonesia telah menandatangani 66 Perjanjian Investasi

Bilateral (Bilateral Investment treaties, BIT) dengan negara-negara mitra, 16 di

antaranya adalah Negara Anggota UE (Belgia, Luxemburg, Bulgaria, Republik

Ceko, Denmark, Finlandia, Perancis, Jerman, Hungaria, Italia, Belanda, Polandia,

Romania, Republik Slovakia, Spanyol, Swedia, dan Britania Raya).

7. Billateral Investment Treaty

Isi BIT meliputi hal-hal sebagai berikut ; (1) perlakukan tanpa diskriminasi

baik dengan perusahaan dalam negeri maupun perusahan negara lain, termasuk

keamanan fisik, penerapan pajak, dan perlakuan khusus. 2) Insentif pajak,

penghindaran pajak berganda, dan pajak yang bersifat timbal balik (3) Kompensasi

Page 6: Kemandirian Ekonomi Nasional

atas perampasan hak secara langsung atau tidak langsung melalui nasionalisasi,

pengambil alihan atau mengalami tindakan yang berakibat sama dengan

nasionalisasi atau pengambil alihan atau pengambil alihan aset oleh negara

(expropriation) (4). Kompensasi atau ganti rugi yang adil dan rasional atas

kerugian akibat perang atau konflik bersenjata lainnya, revolusi, negara dalam

keadaaan darurat, pemberontakan, kerusuhan atau huru hara. (Compensation for

Losses), (5) Kebebasan melakukan transfer dalam mata uang yang bebas, seperti

laba, bunga, dividen dan penghasilan lainnya; dana yang diperlukan untuk akuisisi

bahan baku atau bahan pembantu, semi-fabrikasi atau selesai produk, atau untuk

mengganti aset modal guna melindungi kesinambungan penanaman modal, dana

tambahan yang diperlukan untuk pengembangan penanaman modal, dana

pembayaran kembali pinjaman, royalti atau biaya, pendapatan perorangan, hasil

penjualan atau likuidasi dari penanaman modal, kompensasi atas kerugian dan

kompensasi atas pengambilalihan. (Transfer) (6) Jaminan atas resiko usaha dan

asuransi, (7) Penyelesaian sengketa melalui arbitrase internasional.

8. FTA /CEPA

Free Trade Agreement, merupakan perjanjian perdagangan bebas dan

investasi. Seluruh hambatan perdagangan dan investasi dihapuskan melalui FTA.

Sevagai contoh FTA antara Indonesia AESEAN China.

Selain itu ada CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement)

merupakan salah satu rencana perjanjian Free Trade Agreement (FTA). Sebagai

contoh CEPA antara EU dan Indonesia yang sangat komprehensif dibandingkan

FTA lainnya. Investment Chapter dalam CEPA merupakan bentuk perlindungan

tingkat tinggi bagi investor. Dalam dokumen Joint Study Group antara Indonesia

EU terlihat bahwa Ruang lingkup perjanjian sangat komprehensif adalah 1) akses

pasar, 2) 3) fasilitasi perdagangan dan investasi.

Perjanjian tersebut dapat mengikat Indonesia secara hukum atau legally

9. Regulasi Nasional

Pemerintah juga telah mengesahkan UU No 25 tahun 2007 tentang

penanaman modal. UU ini merupakan adopsi prinsip dasar dari WTO, BIT, dan

FTAs. UU ini sejalan dengan kepentingan perusahaan multinasional.

Dibawah UU ini pemerintah telah mengeluarkan Daftar Negatif Investasi

(DNI) sebagai strategi untuk membuka semua sektor ekonomi strategis bagi

Investasi asing, mulai dari air, energy, pangan, keuangan.

Page 7: Kemandirian Ekonomi Nasional

Selain itu pemerintah telah melahirkan berbagai UU dalam rangka

memfasilitasi investasi luar negeri yaitu UU Bank Indonesia, UU perbankan,

Migas, UU Minerba, UU sumber daya air, UU kehutanan. Keseluruhan UU

tersebut ditujukan dalam rangka memfasilitasi investasi asing seluruh sektor

stratgis di Indonesia.

Proses pembuatan UU Penanaman Modal, Daftar Negtif Investasi (DNI)

dilakukan dibawah perintah IMF, World Bank dan Asian Development Bank.

Semua UU yang berkaitan dengan investasi dan perdagangan di Indonesia dibuat

diatas perintah dari institusi keuangan global dan negara-negara maju.

Berdasarkan Perpres No. 36 tahun 2010 tentang DNI

10. Arbitrase Internasional

Sebaga konsekuensi atas ditandatanganinya berbagai pejanjian

internasional baik dalam bidang investasi maupun perdagangan, menyebabkan

penyelesaian sengketa yang terjadi antara negara dengan swasta diselesaikan

melalui peradilan internasional.

Dibawah payung perjanjian Internasional, perusahaan multinasional

dilindungi oleh hukum internasional, yang tidak terjangkau oleh para aktivis

gerakan sosial dan pemerintahan lokal. Hukum nasional yang merupakan simbol

kedaulatan suatu negara ditanggalkan. Dengan demikian perjanjian internasional

telah mencabut kedaulatan nasional negara-negara lemah.

Pengalaman pemerintah dalam atas kekalahan Pertamina dan PLN dalam

gugatan Karaha Bodas Corporation (KBC) yang menyebabkan perusahaan negara

tersebut dirugikan triliunan rupiah sebagaimana putusan arbitrase Jenewa, dimana

PLN harus membayar US $ 261 juta.

11. Gugatan Perusahaan Asing

June 2012, Churchill Mengajukan gugatan ke International Center for

Setlement of Investment Disputes (ICSID) yang berkantor di Washington.

Perusahaan Churchill menuntut pemerintah Indonesia membayar ganti rugi senilai

US $ 2 miliar. Cadangan batubara EKCP diperkirakan senilai 1 miliar/tahun dan

diperkirakan akan dieksploitasi selama 20 tahun. Indonesia merupakan anggota

dari ICSID.

May 2011, Rafat Ali Rizvi vs Republic of Indonesia, dengan menggunakan

Indonesia-United Kingdom BIT

January 2004, Cemex Asia Holdings Ltd vs Republic of Indonesia

Page 8: Kemandirian Ekonomi Nasional

Chevron Perusahaan minyak terbesar AS menggugat Pemerintah Indonesia atas

penangkapan manajemen Chevron dengan tuduhan melakukan korupsi dana cost

recovery senilai Rp. 200 miliar.

KERUGIAN NEGARA DAN RAKYAT Perjanjian internasiona l dalam rangka

liberalisasi investasi dan perdagangan menyebabkan Indonesia menjadi ajang

pertarungan modal mutinasional dalam merebut sumber daya alam dan sekaligus

menguasai pasar Indonesia sebagai saluran dari produk manufaktur negara-negara

Industri. Kedaulatan negara secara sistematis digerus oleh modal asing. Posisi

pemilik modal asing telah lebih kuat dibandingkan dengan pemerintahan nasional

dan pemerintah local. Ditengah upaya negara memperjuangkan kedaulatan

nasional, menjaga pulau-pulau terluar dari wilayah NKRI, pada saat yang sama

sebagian besar lahan di Indonesia telah jatuh dalam penguasaan modal asing.

Eksploitasi kekayaan alam yang berlangsung secara ugal-ugalan telah melahirkan

diskrimasi effect yang luas terhadap social ekonomi masyarakat. Tidak adanya

industrialisasi olahan nasional menyebabkan jumlah kekayaan alam Indonesia

yang diangkut oleh modal asing tidak pernah diketahui secara pasti. Selain itu

rendahnya industrialisasi menyebabkan pengangguran di Indonesia sangat besar.

Pengerukan kekayaan alam ekstraktif telah melahirkan kerusakan lingkungan,

menurunkan daya dukung lingkungan dalam menopang pertanian yang merupakan

sumber hidup sebagian besar rakyat Indonesia. Banyak penelitian membuktikan di

lokasi dimana pertambangan berlangsung, tingkat kemiskinan masyarakatnya di

wilayah tersebut sangat tinggi.

D. Kemandirian dan Daya Saing

Kemandirian dalam keadaan perekonomian yang terbuka yang terintegrasi pada

perekonomian dunia membutuhkan pengertian yang lebih sesuai. Kemandirian menjadi

lebih sesuai jika terkait dengan daya saing. Dengan daya saing yang kuat maka suatu

perekonomian dapat eksis dalam persaingan global yang semakin keras.

Daya saing Indonesia semakin bergeser kembali pada SDA. Daya saing Indonesia

secara keunggulan komparatif terletak pada CPO, batubara, dan karet. Sedangkan daya

saing produk manufaktur semakin lemah terutama menghadapi persaingan dengan produk-

produk China. Keadaan ini menjadi kurang menguntungkan bagi Indonesia karena dengan

perekonomian yang besar, Indonesia tidak hanya dapat mengandalkan pada SDA, tetapi

Page 9: Kemandirian Ekonomi Nasional

juga harus mengembangkan daya saing industri manufakturnya. Industri manufaktur

semestinya menjadi pencipta kesempatan kerja yang utama.

Kelemahan daya saing produk manufaktur Indonesia disebabkan karena beberapa

hambatan utama. Persaingan dengan produk-produk China sangat memukul industri dalam

negeri. Buruknya infrastruktur, seperti listrik, jalan, dan pelabuhan membuat biaya

produksi dan transportasi semakin mahal. Permasalahan kekakuan peraturan

ketenagakerjaan juga membuat industri pada karya enggan untuk melakukan investasi

yang lebih besar.

Untuk menyaingi produk-produk manufaktur China sangatlah berat. Salah satu

strategi adalah menarik investasi manufaktur China ke Indonesia sehingga Indonesia tidak

hanya menjadi pasar produk impor dari China, tetapi juga mendorong perkembangan

industri di dalam negeri dan menciptakan kesempatan kerja. Selain itu pengembangan

industri pengolahan SDA dapat juga menjadi unggulan Indonesia. Tentu saja perbaikan

infrastruktur dan peraturan sangat menentukan dalam pengembangan industri dalam

negeri.

E. Kemandirian dan pembangunan daerah

Kemandirian menjadi lemah pada saat terjadi ketimpangan secara regional.

Perkembangan ekonomi Indonesia sangat bias ke Jawa. Sumbangan Jawa terhadap PDB

mencapai sekitar 58%, Sumatra sekitar 23%, dan Kalimantan sekitar 9%. Pada umumnya

kegiatan industri dan jasa terpusat di Jawa. Ketimpangan secara regional membuat

perekonomian nasional menjadi tidak kokoh, dan rentan terhadap permasalahan social

yang berasal dari kekecewaan daerah.

Upaya untuk menyeimbangkan ketimpangan daerah ini tidaklah mudah. Alokasi

anggaran ke daerah yang mencapai sekitar sepertiga dari APBN belum dapat mengurangi

ketimpangan daerah secara berarti. Daerah-daerah yang mendapatkan alokasi bagi hasil

yang besar, seperti Riau dan Kalimantan Timur belum dapat memanfaatkan dana tersebut

untuk mendorong perkembangan ekonomi daerah tersebut.

Permasalahan baru sebagai ekses desentralisasi justru menghambat pembangunan

daerah. Pemerintah daerah seringkali bukannya memfasilitasi investasi, tetapi membuat

peraturan yang justru menghambat investasi.

Bagaimanapun ketimpangan daerah ini harus dikurangi dengan membuat pusat

pertumbuhan baru di luar Jawa. Pemerintah sedang menyiapkan percepatan pembangunan

ekonomi dengan memprioritaskan pembangunan di koridor Sumatra Timur, Jawa Utara,

Page 10: Kemandirian Ekonomi Nasional

Kalimantan, Sulawesi, Bali-Nusa Tenggara, dan Maluku-Papua. Namun rencana

pembangunan koridor ini kemungkinan berkembangnya baru di Sumatra Timur dan Jawa

Utara yang memang telah berkembang. Membutuhkan upaya yang lebih besar untuk

mengembangkan koridor lainnya.

F. Kesimpulan

Kemandirian perekonomian nasional semestinya dilihat secara dinamis.

Kemandirian tidak dapat dilihat dari keterisolasian perekonomian terhadap asing dan

perkonomian dunia. Pendekatannya haruslah realistas yaitu bagaimana kemandirian

dibangun dengan perekonomian yang terbuka dan semakin terintegrasi pada perekonomian

global.

Berdasarkan deskripsi diatas, terlihat bahwa kegiatan perekonomian Nasional tidak

dijalankan berdasarkan asas-asas Pancasila dan tidak merujuk pada Undang-Undang,

bahkan telah dilanggar. Pelanggaran atas asas-asas Pancasila yaitu telah melanggar sila ke

dua dan sila ke lima. Pelanggaran atas sila ke dua adalah banyaknya buruh yang

dipekerjakan dengan upah murah, bahkan pemerintah cenderung tidak dapat melindungi.

Bukan hanya merendahkan martabat manusia, akan tetapi adanya pelanggaran Hak Asasi

Manusia (HAM) yaitu Hak untuk mendapatkan jaminan sosial. Pelanggaran atas sila ke

lima adalah sebagai warga negara tidak memperoleh keadilan secara ekonomis, bahkan

keuntungan banyak diperuntutkan pada pihak asing. Begitu juga pelanggaran atas Undang-

Undang yaitu melanggar Pasal 33, karena sebagai warga negara tidak memperoleh hak-

hak ekonomi yaitu hak untuk menikmati hasil kekayaan alam Indonesia.Hadirnya modal

asing di Indonesia menjadi pertanyaan besar bagi semua masyarakat Indonesia, yaitu

apakah semua keuntungan yang diperoleh oleh pemodal asing dibagi secara adil antara

investor asing tersebut dengan bangsa Indonesia.  Pemerintah selalu mengatakan bahwa

adanya modal asing di Indonesia dibarengi dengan adanya transfer teknologi, transfer

kemampuan manajemen dan membuka lapangan pekerjaan. Secara Teoritis dapat

dibenarkan, akan tetapi secara de facto tidak ada kejelasan tentang hal ini.

Page 11: Kemandirian Ekonomi Nasional

Sumber:

- http://www.ratnasarumpaet.com/home/649-dominasi-modal-asing-atas-kekayaan-

alam-indonesia.html

- Dialog Demokrasi, The Habibie Center oleh Umar Juoro

- Soesastro Hadi, dkk. (2005). Pemikiran dan Permasalahan Ekonomi Di Indonesia

Dalam Setengah Abad Terakhir. Yogyakarta : Kanisius