kemajuan yang dicapai oleh suatu bangsa ditentukan oleh...

27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbagai fakta empirik telah membuktikan kepada kita bahwa tingkat kemajuan yang dicapai oleh suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia bangsa itu. Seberapapun besarnya sumber daya alam, modal serta sarana prasarana, pada akhirnya ditangan sumber daya manusia yang handal terletak kemajuan yang ingin dicapai. Dalam perspektif berpikir seperti itu, rasanya tidak mungkin suatu organisasi atau suatu bangsa dapat mencapai kemajuan dibidang apapun tanpa mempersoalkan kesiapan sumber daya manusia yang telah diyakini sebagai faktor diterminan keberhasilan pembangunan. Di Indonesia, Pembangunan Nasional merupakan " usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan nasional, dengan memanfaatkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta tantangan perkembangan global " (GBHN : 1999). Pembangunan di bidang pendidikan merupakan bagian integral (tak terpisahkan) dari keseluruhan aktifitas pembangunan nasional seperti dikatakan diatas karena pembangunan itu sendiri ingin memanfaatkan kemajuan yang dicapai dibidang pendidikan untuk mempercepat berbagai upaya pembangunan yang tengah dan akan terus dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan bangsa. Tesis Otji S.W. Pascasarjana UPI 2000

Upload: buixuyen

Post on 03-Mar-2019

282 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berbagai fakta empirik telah membuktikan kepada kita bahwa tingkat

kemajuan yang dicapai oleh suatu bangsa ditentukan oleh kualitas sumber daya

manusia bangsa itu. Seberapapun besarnya sumber daya alam, modal serta sarana

prasarana, pada akhirnya ditangan sumber daya manusia yang handal terletak

kemajuan yang ingin dicapai.

Dalam perspektif berpikir seperti itu, rasanya tidak mungkin suatu

organisasi atau suatu bangsa dapat mencapai kemajuan dibidang apapun tanpa

mempersoalkan kesiapan sumber daya manusia yang telah diyakini sebagai faktor

diterminan keberhasilan pembangunan.

Di Indonesia, Pembangunan Nasional merupakan " usaha peningkatan

kualitas manusia dan masyarakat yang dilakukan secara berkelanjutan,

berdasarkan kemampuan nasional, dengan memanfaatkan kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi serta tantangan perkembangan global " (GBHN

: 1999).

Pembangunan di bidang pendidikan merupakan bagian integral (tak

terpisahkan) dari keseluruhan aktifitas pembangunan nasional seperti dikatakan

diatas karena pembangunan itu sendiri ingin memanfaatkan kemajuan yang

dicapai dibidang pendidikan untuk mempercepat berbagai upaya pembangunan

yang tengah dan akan terus dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan untuk

meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan bangsa.

Tesis Otji S.W. Pascasarjana UPI 2000

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang merupakan salah satu sub-

sistem dari sistem pendidikan nasional memiliki tujuan yang jelas seperti yang telah

diatur dalam keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

nomor; 0490/1992 Bab II pasal 2 ayat (1) bahwa: pendidikan di SMK bertujuan

untuk :

1. "Mempersiapkan siswa untuk melanjutkan studi ke jenjang pendidikanyanglebih tinggi dan atau meluaskan pendidikan dasar ;

2. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam

mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial ,budaya,dan alam sekitar ;

3. Meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan diri se-jalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,teknologi, dan kesenian;

4. Menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja dan mengembangkansikap profesional.

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa selama bertahun -tahun lamanya

kinerja lulusan SMK selalu di permasalahkan atau dikeluhkan oleh industri dan

dunia usaha.

Para pemakai (konsumen)lulusan menilai bahwa lulusanSMK tidak

memiliki ketrampilan yang memadai sebagaimana yang dibutuhkan mereka.

Berbagai tudingan kemudian di alamatkan kepada SMK sebagai lembaga

pendidikan yang tidak dapat memenuhi kebutuhan lapangan kerja yang amat

diperlukan dalam mengisi berbagai lapangan kerja, atau bahkan menciptakan

lapangan kerja baru di masyarakat.

Tesis : Otji S.W. Pascasarjana UPI2000

Berbagai upaya telah di lakukan oleh pemerintah untuk mengatasi

kesenjangan ini, mulai dari perbaikan kurikulum, sarana dan prasarana, peningkatan

kemampuan guru melalui berbagai pelatihan baik di dalam maupun di luar negri

,serta menjalin hubungan kerja sama antara sekolah dengan dunia usaha/industri

untuk memberi kesempatan yang seluas-luasnya kepada pihak guru dan murid untuk

mengikuti program magang.

Pada batas-batas tertentu, tampak bahwa upaya pemeritah bersama-sama

, dengan masyarakat yang ikut berpartisipasi dalam peningkatan mutu sumber daya

manusia di Indonesia melalui kegiatan pendidikan secara kuantatif telah

memberikan gambaran yang menggembirakan. Tetapi secara kualitatif, eksistensi

SMK masih terus digugat keberadaannya karena masih belum dapat memenuhi

keinginan berbagai pahak.

Sebagaimana yang disebutkan dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara

(GBHN)1999 Bab II, tentang masalah yang sedang kita hadapi di bidang pendidikan

saat ini ialah:

"Berlangsungnya pendidikan yang kurang bermakna bagipengembangan pribadi dan watak peserta didik, yang berakibathilangnya kepribadian dan kesadaran akan makna hakiki kehidupan.Mata pelajaran yang berorientasi akhlak dan moralitas sertapendidikan agama kurang diberikan dalam bentuk latihan-latihanpengamalan untuk menjadi corak kehidupan sehari-hari. Karenanya,masyarakat cenderung tidak memiliki kepekaan yang cukup untukmembangun toleransi, kebersamaan, khususnya dengan menyadarikeberadaan masyarakat yang majemuk "

Mencermati permasalahan yang sedang kita hadapi di bidang pendidikan

seperti di katakan di atas rasanya kita sepakat bahwa pendidikan harus lebih

berusaha untuk menyentuh persoalan yang lebih mendasar dalam penyiapan sumberTesis : Otji S. W. Pascasarjana UP]2000

daya manusia pembangunan yang di perlukan untuk mengisi atau menjawab

tuntutan perkembangan yang kita perlukan.

Persoalan yang paling mendasar dalam pendidikan kita terletak pada upaya

untuk meningkatkan kualitas moral atau akhlak manusia yang di harapkan

berdampak positif terhadap sikap toleran, kebersamaan, sehingga siswa lebih

menyadari bahwa ia hidup dalam masyarakat yang serba majemuk yang oleh

karenanya hams menghargai dan menerima kemajemukan itu sebagai suatu rakhmat

sekaligus sebagai suatu kekayaan yang hams di syukuri. Ini berarti bahwa

pendidikan di sekolah tidak hanya diorientasikan untuk memenuhi kebetuhan

lapangan kerja dengan menjejali siswa melalui berbagai latihan keterampilan teknis

saja tetapi sekolah hams lebih menyentuh permasalahan yang bersifat substansial

dalam kehidupan bangsa.

Untuk hal itu, maka perlu lebih dibangun suatu kerangka pemikiran yang

bersifat sistemik bahwa pendidikan yang dilakukan disekolah hams melibatkan

semua komponen, semua sub-sistem, atau semua variabel yang diduga memiliki

andil dalam pengembangan pendidikan sehingga dapat mempercepat upaya

pengembangan pribadi dan watak peserta didik sekaligus pada saat yang sama

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan profesional mereka. Ini berarti pula

bahwa aktifitas pendidikan selama ini yang terkesan mengabaikan peranan bidang

study normatif dan layanan bimbingan konseling bagi siswa hams segera di akhiri.

Diakui bahwa variabel yang mempengamhi pengembangan mutu SMK

sangat kompleks, bersifat lintas sektoral, interdepartemental, interdisipliner dan

multidimensional. Walaupun demikian, di yakini, bahwa faktor gum dan manajemen

Tesis : Otji S.W. Pascasarjana UPI2000

sekolah tetap menjadi faktor determinan, sekaligus sebagai akslerator pencapaian

misi SMK sebagai lembaga pendidikan sumberdaya manusia yang dapat mengisi

kebutuhan pembangunan di segala bidang.

Fakta empirik yang sulit terbantahkan saat ini adalah kesulitan untuk

mendapatkan gum yang benar-benar mengabdikan diri dan mencurahkan waktu dan

perhatianya untuk melaksanakan tugas profesionalnya sebagai pendidik.

Gaji dan kesejahteraan guru yang rendah membuat para gum seakan-akan

tak mampu untuk menghadapi tuntutan yang.berat yang dibebankan kepadanya.

Mereka selalu terpuruk dan seakan-akan tak berdaya menghadapi hempasan badai

keras globalisasi yang melunturkan semangat pengabdian mereka.

Oleh karena itu, pendidikan kejuruan untuk masa depan Indonesia dalam

perspektif global seperti dikatakan di atas hams mengalami perubahan orientasi dan

merubah berbagai paradigma lama yang terns berkembang selama bertahun-tahun.

Jika pada masa lalu, SMK menganut "supply-driven" atas kebutuhan sosial

masyarakat luas, maka di masa depan hams di mbah menjadi sistem '-demand-

driven" yang berdasarkan pada kebutuhan pasar kerja. Sistem pengelolaan yang

berpusat dan di tandai dengan intervensi pusat yang beriebihan, hams di mbah

menjadi sistem pengelolaan yang terdesentralisasi dan berpusat di sekolah. Dalam

pandangan ini, pengelolaan sekolah dilakukan dengan prinsip "School Based

Management". Ini berarti bahwa sekolah memiliki otonomi yang besar untuk

merancang dan mendorong percepatan kemajuan sekolah sesuai dengan potensi

yang ada, baik internal maupun eksternal.

Tesis : Otfi S.W. Pascasarjana UPI2000

Berbagai perubahan besaryang terjadi di masyarakat dan tuntutan kualitas

yang di harapkan oleh industri memberi beban ekstra bagi para gum. Beban yang

berat itu akan mustahil dapat di pikul sendiri oleh guru walaupun diatas di katakan

bahwa gum dan manajemen sekolah mempakan variabel determinan dan sekaligus

sebagai akselerator tercapainya tujuan sekolah.

Sebagaimana kita ketahui bahwa visi masyarakat Indonesia masa depan,

minimal untuk lima tahun yang akan datang, seperti yang tertera dalam Garis-Garis

Besar Haluan Negara (GBHN) 1999adalah:

"Terwujudnya masyarakat Indonesia yang damai, demokratis,berkeadilan, berdaya saing, maju dan sejahtera, dalam wadahnegara kesatuan republik Indonesia yang di dukung oleh manusiaindonesia yang mandiri, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia,cinta tanah air, berdasarkan hukum, dan lingkungan, menguasaiilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki etos kerja yang tinggiserta berdisiplin.

Dalam rumusan visi tersebut temngkap bahwa terdapat lima belas

karakter kondisi kemajuan bangsa yang ingin di capai dalam lima tahun yang akan

datang. Semua karakter tersebut menuntut adanya kesungguhan dan tanggung jawab

seluruh komponen bangsa, termasuk dunia pendidikan untuk mewujudkannya

kedalam kegiatan nyata.

Aspek cinta damai, demokratis, keadilan, berdaya saing, maju dan

sejahtera, kemandirian, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, cinta tanah air,

berdasrkan hukum dan lingkungan, menguasai IPTEK, memiliki etos kerja yang

tinggi, dan berdisiplin merupakan hal-hal yang bersifat normatif dan

bersinggungan secara langsung dengan dunia pendidikan.

Tesis: OtjiS. W. Pascasarjana UPI2000

Untuk mencapai visi tersebut di atas, rasanya dunia pendidikan kejuruan

tidak mampu memberikan kontribusi yang sigmfkan jika SMK belum mampu keluar

dan persoalan ketidak berdayaan yang melilit kehidupan gum dan manajemen

diseputar kemampuan profesional yang sangat di perlukan untuk mempercepat

pencapaian mutu SMK.

Saat ini rata-rata gum SMK belum memiliki pengalaman industri yang

memadai padahal pengalaman industri mi sangat di perlukan untuk menaikkan

kreadibilitas program pendidikan kejuruan (Wardiman Djojonegoro:1997). Selain

itu, rendahnya gaji dan kesejahteraan gum yang dirasakan menjadi kendala utama

mendorong para gum untuk mencari penghasilan tambahan di luar. Kondisi ini

diduga telah mempengaruhi kinerja gum.

Untuk mengatasi permasalahan yang melilit kehidupan gum sekarang

maupun nanti, masih terdapat sisa optimisme sebagai "katup pengaman" jika Kepala

Sekolah mampu memposisikan dirinya sebagai pimpinan sejati yang mampu

melakukan fungsi pembinaan, pengawasan dan bimbingan untuk terus menems

mencari dan melakukan upaya kreatif dan inovatif untuk mencapai kondisi ideal

pemberdayaan gum sebagai mana yang diharapkan.

Kekhawatiran Oteng Sutisna (1993) tentang para Kepala Sekolah yang

tidak merancang waktu mereka untuk melakukan supervisi, konsultasi, baik untuk

gum, mund, maupun orang tua, karena mereka kebanyakan menghabiskan waktu

untuk pekerjaan tulis menulis perlu menjadi pemikiran bersama. Hal ini dapat

menjadi kendala terbesar bahkan mungkin dapat menjadi ancaman senus duma

pendidikan, termasuk SMK. Padahal telah terbukti, fungsi pembinaan yang

Tesis : Otji S.W. Pascasarjana UPI2000

dilakukan secara teratur dan sistematis akan menghindari kemungkinan terjadinya

penyimpangan, kesalahan, atau kelalaian.

Kekhawatiran yang hampir sama dikemukakan oleh Dedi Supriadi

(1985) dalam satu temuannya, bahwa sekolah pada umumnya lebih cendemng

mengedepankan fungsi layanan administratif dan layanan pengajaran, sedangkan

fungsi layanan bimbingan baik yang dilakukan oleh gum kepada siswa maupun oleh

Kepala Sekolah terhadap selumh tenaga kependidikan ternyata masih kurang

mendapat perhatian.

Dalam studi-studi tentang bagaimana Kepala Sekolah membagi

waktu bekerjanya terdapat indikasi bahwa terialu banyak waktu Kepala Sekolah

dipakai untuk mengerjakan tugas-tugas mtin kantor, sedangkan supervisi gum-gum

dan perbaikan pengajaran hanya menerima bagian kecil saja dari waktu Kepala

Sekolah (Oteng Sutisna, 1993). Selanjutnya Oteng Sutisna berpendapat

bahwasannya peraturan-peraturan melibatkan Kepala Sekolah dengan pekerjaan tulis

menulis, tidak berarti bahwa pekerjaan ini hams dilaksanakan sendiri oleh Kepala

Sekolah. Sering para Kepala Sekolah mengerjakan sendiri catatan-catatan dari

laporan-laporan, dikarenakan mereka tidak bemsaha untuk mendesain prosedur-

prosedur dan melatih personil kantor untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan mtin.

Peranan Kepala Sekolah untuk melakukan berbagai upaya administratif

sekolah sering terhambat selain karena hambatan yang berasal dari dalam dirinya

sendiri, juga disebabkan karena hambatan dari luar, misalnya dan jajaran birokrasi

yang berada di Kandep dan Kanwil padahal kompleksitas permasalahan yang

melmgkupi kehidupan sekolah pada umumnya menuntut kepala sekolah sebagai

Tests : Otji S. W. Pascasarjana UPI2000 f'S r -

P. — * *>

seorang administrator untuk mempersepsi, mencennati, dan mengarifi kemajuan

sekolah secara holistik, sistemik dan terpadu dan selanjutnya melakukan berbagai

upaya pembinaan manajemen kinerja gum dan tenaga pendidikan lainnya secara

holistik, sitemik danterpadu pula.

GBHN juga menekankan bahwa pendidikan di Indonesia hams di arahkan

untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia sedini mungkin secara

terarah, terpadu, dan menyeluruh melalui berbagai upaya proaktip oleh selumh

komponen agar kualitas sumber daya manusia dapat ditingkatkan secar optimal.

Kompleksitas permasalahan pendidikan dan berbagai tuntutan yang

melatarbelakanginya menuntut seorang kepala sekolah mengembangkan fungsi-

fungsi kepemimpinanya menjadi lebih dinamis, efektif dan produktif -Kemampuan

manajerial seperti yang dipersyaratkan oleh Direktorat Pendidikan Menengah

Kejuman adalah :

"Kemampuan mengorganisasi dan mengoptimalkan sumber daya yangada di sekolah, kemampuan mengelola dan mengimplementasikankurikulum dalam kegiatan belajar mengajar, kemampuan meren-canakan pengembangan sekolah dan memelihara hubungan dan kerjasama industri, serta kemampuan mendelegasikan secara cepat dan jelastugas-tugas yang harus dilakukan serta harus dapat menentukanprioritas kebutuhan (IATVEP:B,1995).

Mengingat Kepala Sekolah Menengah Kejuman adalah variabel yang

sangat dominan dalam mempercepat terjadinya proses perubahan menuju kemajuan

di sekolah maka peran dan fungsinya hams benar-benar optimal. Untuk itu Kepala

Sekolah Menengah Kejuman hams didorong untuk dapat mengembangkan fungsi-

fungsi kepemimpinanya secara optimal.

Tesis : Otji S.W. Pascasarjana UPI2000

Menjadi pertanyaan, sejauh manakah Kepala Sekolah dapat menyediakan

waktunya untuk melakukan fungsi pembinaan dalam rangka pengembangan

kemampuan personil sekolah, termasuk guru, agar mereka dapat meningkatkan

kinerja, mereka sebagai gum profesional ? Pola pembinaan yang bagaimana yang

selama ini dilakukan oleh KepalaSekolah Menengah Kejuman? Sejauh mana gum

mempersepsi pembinaan yang di lakukan Kepala Sekolah sebagai alat pendidikan

dalam proses manajemen untuk meningkatkan kualitas personil sekolah? Sejauh

mana pembinaan yang di lakukan dan dirasakan bermakna bagi perbaikan kinerja

gum? Gambaran persoalan yang diketengahkan diatas menjadi latar belakang

penelitian ini.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan gambaran pada latar belakang masalah di atas, penulis

melakukan identifikasi masalah yang di mmuskan dalam beberapa butir

permasalahan sebagai berikut:

1. Ada kecendemngan, bahwa Kepala Sekolah hanya mementingkan tugas-

tugas administratif dan layanan kegiatan belajar-mengajar sedangkan tugas-

tugas sepervisi dan pembinaan gum pada umunya jarang di lakukan.

2. Pembinaan yang di lakukan cendemng tidak terprogram, tidak teratur,dan

tidak sistematis. Jika terjadi demikian, dapat diperkirakan bahwa kinerja guru

sulit dikendalikan, dan hal ini akan berpengaruh terhadap peningkatan mutu

sekolah secara keselumhan.

3. Terdapat kecendemngan yang cukup kuat disekolah bahwa Kepala Sekolah

seringkali sibuk dalam kegiatan dan rapat-rapat dinas serta tugas-tugas mtin

Tesis : Otji S. W. Pascasarjana UPI2000

sehingga iatak dapat melakukan tugas-tugas pengembangan yang bersifat kreatif

dan inovatif untuk memikirkan dan melakukan pembinaan gum

4. Inti kegiatan pendidikan di sekolah terletak dikelas, bengkel, laboratorium. atau

perpustakaan. Tempat dimana kegiatan belajar berlangsung seperti dikatakan

diatas jarang mendapat perhatian Kepala Sekolah. Akibatnya, Kepala Sekolah

tidak mengetahui secara pasti apa yang terjadi dikelas, siapa yang mengajar

dikelas, dan bagaimana proses belajar terjadi dalam kualitas yang diinginkan

sehingga dapat, dikontrol mutu belajar sesuai dengan tuntutan kurikulum.

Dengan demikian, banyak kelas yang sering kosong kerana gum vang

sehamsnya mengajar temyata tidak hadir. Materi pelajaran seringkali dibenkan

kepada siswa melalui guru lain untuk dicatat.

5. Kesetiaan gum terhadap profesinya mengalami tantangan, ujian, dan godaan

materialisme. Akibatnya, ia tidak dapat mengembangkan tugas profesinya

dengan baik. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, ia hams mengajar pada

beberapa sekolah sehingga ia seakan-akan kehabisan tenaga untuk mengejar

kebutuhan hidup keluarganya. Dapat dipastikan, jika kondisi guru seperti itu,

kita tidak bisa mengharapkan banyak dari kegiatan pendidikan kita disekolah.

Berdasarkan beberapa butir permasalahan yang dapat dimmuskan diatas,

tampak adanya kesenjangan antara apa yang benar-benar terjadi (das sein) dan apa

yang sehamsnya terjadi (das solen) di sekolah. Kesenjangan inilah yang ingin

dicermati melalui pertanyaan penelitian sebagai berikut:

" Sejauhmanakah dampak pembinaan Kepala Sekolah terhadap kinerja

guru ?

Tesis : Otji S.W. Pascasarjana UPI2000

Kinerja gum dalam penelitian ini diartikan sebagai suatu manivestasi dari

suatu pekerjaan. Timbul pertanyaan, apa yang dimaksudkan dengan kinerja itu ?

Pengertian ini tidak akan diuraikan panjang lebar disini karena baru akan dibahas

pada Bab II. Akan tetapi, untuk keperluan perumusan masalah penelitian, penulis

merasa perlu menjelaskan secara singkat pengertian istilah tersebut diatas berikut

ini.

Mengenai pengertian kinerja, Bemandindan Russel dalam J.P Sianipar (1999)

berpendapat bahwa kjnerja adalah hasil dari fungsi suatu pekerjaan atau kegiatan

tertentu selama satu periode waktu tertentu. James Grosvener (1997), Ian More

(1996), Dennis William (1995) sepakat bahwa kinerja (performance) adalah suatu

tampilan kerja yang diperiihatkan seseorang berupa hasil karya dalam satu satuan

waktu.

Terdapat berbagai faktor yang memungkinkan kinerja seseorang menjadi baik,

antara lain kejelasan tugas yang hams dilakukan,target dan sasaran yang jelas,

kejelasan hasil yang akan dicapai, waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan

pekerjaan,iklim yang kondusif, manajemen kinerja yang handal yang merupakan

suatu proses untuk menciptakan pemahamanbersama mengenai apa yang hams

dicapai, bagaimana hal tersebut dapat dicapai, serta bagaimana mengatur orang

dengan cara yang tepat agar dapat mencapai tujuan tersebut (Frank Hartle:1996).

Berbagai penelitian membuktikan bahwa kinerja dapat diperbaiki,

ditingkatkan, atau disempumakan melalui proses pembiasaan, latihan, dan

pendidikan .Ini berarti bahwa kinerja gum dapat ditingkatkan melalui pembinaan

baik yang dilakukan oleh Kepala Sekolah maupun oleh pihak lain.

Tesis : OtjiS. W. Pascasarjana UPI 2000

Proses pembinaan dalam rangka manajemen kinerja akan memberikan dampak

positif terhadap: "Peningkatan efektivitas organisasi, motivasi pegawai,

pembahanbudaya kerja, kenaikan gaji atas kinerja, pemberian upah atas dasar

perkembangan ketrampilan, dukungan manajemen kualitas, dan loyalitas staf ahli

(J.P Sianipar, 1999). Untuk mengetahui apakah pembinaan Kepala Sekolah terhadap

gum dapat berdampak terhadap kinerja mereka antara lain dapat dilihat dari disiplin

kehadiran, disiplin mengajar, disiplin mengerjakan tugas-tugas, murid-murid

berminat dan tertarik kepada pelajaran yang diajarkan, dan keberhasilan gum untuk

mendorong siswa agar tidak mendapat hambatan ketika mempelajari tingkat yang

lebih tinggi pada mata pelajaran yang diajarkan, dan keberhasilan gum untuk

mendorong siswa agar tidak mendapat hambatan ketika mempelajari tingkat yang

lebih tinggi pada mata pelajaran tersebut maupun ketika mempelajari yang telah

dilaluinya, murid memperoleh hasil tes yang baik serta mampu mengerjakan tugas

atau pekerjaan mmah dengan baik.

Jika kita sepakat bahwa bahwa pembinaan yang dilakukan secara teratur dan

sistematis akan dapat meningkatkan kinerja gum, dan bahwa kinerja gum yang baik

akan dapat meningkatkan mutu pembelajaran, maka pengamh program pembinaan

Kepala Sekolahterhadap kinerja gum SMK sah untuk dipermasalahkan.

C. Tujuan Penelitian.

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran

empirik tentang pembinaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah serta

pengamhnya terhadap kinerja gum SMK di Jawa Barat.

Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk :

Tesis : Otji S. W. Pascasarjana UPI2000

1. Mengetahui strategi pembinaan yang dilakukan oleh Kepala Sekolah untuk

dampaknya terhadap kinerja guru SMK di wilayah Jawa Barat.

2. Mengetahui program pembinaan yang disusun oleh Kepala Sekolah serta proses

implementasinya dilapangan.

3. Mengetahui sampai sejauh mana KepalaSekolah telah melakukan fungsi

pembinaan yang meliputi: pengawasan, bimbingan, teguran, penghargaan,

keteladanan, pemberian kesempatan untuk berkembang, dan hukuman bagi guru

untuk meningkatkan kinerja mereka.

4. Mengetahui derajat kualitas pembinaan Kepala Sekolah terhadap kinerja gum

SMK di Jawa Barat.

5. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari proses pembinaan yang dilakukan

Kepala Sekolah untuk meningkatkan kinerja gum SMK di Jawa Barat.

6. Mengetahui kesulitan yang dihadapi Kepala Sekolah dalam pelaksanaan

pembinaan sehingga dapat dipikirkan solusi yang tepat untuk mengatasi

permasalahan tersebut.

Tanpa mengabaikan arti pentingnya upaya dan keinginan gum untuk

melakukan berbagai aktivitas secara mandiri untuk memperbaiki kinerjanya,

studi ini diarahkan untuk mencermati kualitas pembinaan Kepala Sekolah yang

diyakini dapat meningkatkan kinerja gum.

Ketentuan yang mengatur tugas Kepala Sekolah dan membatasi satukali

masa jabatannya hanya empat tahun akan menjadi sumber motivasi Kepala

Sekolah untuk terus menems melakukan fungsi pembinan bagi guru agar kinerja

Tesis : ()tji S. W. Pascasarjuna UPI 2000

mereka menjadi lebih baik yang pada akhirnya dapat mendorong peningkatan

kinerja sekolah secara keseluruhan.

Disamping itu, rasa malu dan takut gagal, serta dilandasi dengan

keinginan untuk menjadi yang terbaik akan mendorong Kepala Sekolah untuk

selalu memberikan yang terbaik. Berbagai upaya pembinaan yang secara

akumulatif telah dilakukan selama ini akan dapat terpotret melalui penelitian ini.

D. Pentingnya Masalah yang Diteliti

Maslah kinerja gum dan faktor-faktor yang melatarbelakangi sangat

menarik untuk dicermati, paling tidak karena enam alasan pokok. Pertama,

Gum mempakan ujung tombak kegiatan pendidikan di sekolah. Selain itu,

dalam praktek pendidikan di Indonesia, guru adalah model keteladanan dan

penems nilai-nilai serta norma kehidupan yang dapat ditim oleh peserta didik.

Peranan gum yang begitu sentral dan menentukan tidak akan tergantikan oleh

faktor apapun. Media pendidikan yang serba canggih hanyalah sebagai alat

(tools) untuk mencapai tujuan. Jika gum sebagai sumber keteladanan yang

dapat ditim oleh anak didiknya tidak menampilkan contoh yang baik akan

memberikan dampak yang kurang baik bagi perkembangan kepribadian peserta

didik. Oleh karena itu, sekali lagi, secanggih apapun sarana dan prasarana yang

ada di sekolah, pada akhirnya ditentukan oleh kualitas gum mengajar di kelas,

dibengkel, maupun di laboratonum. jika kualitas kinerjanya diragukan, maka

tidak ada jaminan bahwa mutu pendidikan kejuman akan meningkat sejalan

dengan tuntutan mutu lulusan SMK yang terus menems disuarakan oleh dunia

usaha dan industri sebagai pengguna/pemakai jasa pendidikan.

Tesis: OtjiS. W. Pascasarjana UPI2000

Untuk itu pendidikan kejuruan sebagai bentuk transaksi pelayanan jasa

hams mampu menyediakan jasa yang bermutu sehingga customer (pelanggan)

menjadi puas. Kedua, penelitian mengenai kinerja guru SMK di Jawa Barat jarang

di lakukan jika dibandingkan dengan SMU atau jenis pendidikan lainnya.

Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Balitbang Dikbud (sekarang

Diknas) tahun 19996 bahwa secara nasional, kualitas SMK di Jawa Barat menempati

rangking ke 7 dari 27 propinsi di tanah air. Terlepas dari valid dan tidaknya hasil

penelitian tersebut, paling tidak penelitian ini memberikan gambaran tentang sesuatu

masalah yang kurang pas dalam sistem pendidikan persekolahan SMK di Jawa

Barat.

Ketiga. Propinsi Jawa Barat yang berbatasan iangsung sekaligus sebagai

penyanggah ibu kota negara akan menjadi incaran para investor untuk menanamkan

modalnya (temtama investor asing) dalam berbagai usaha. Jika lulusan SMK sebagai

pencari kerja tidak memliki kualitas ketrampilan yang memadai maka otomatis kerja

yang di tawarkan akan jatuh ketangan pencari kerja dari luar Jawa Barat, bahkan

mungkin dari mancanegara pada saat kita benar-benar telah memasuki era pasar

bebas ditahun 2003 nanti. Disinilah pentinganya kualitas kinerja guru untuk

mendorong percepatan mutu SMK agar para lulusan benar-benar mampu bersaing

secara sehat di masa depan. Seperti apa kualitas kinerja gum dan kualitas pembinaan

Kepala Sekolah secara oprasional akan di uraikan dan diteliti dalam studi ini.

Keempat, Sekolah Menengah Kejuruan dibangun dengan dana yang

mahal, sebagian dan dana APBN dan sebagian lagi berasal dari dana pinjaman luar

negeri. Jika mvestasi yang begitu besar yang ditanamkan untuk mengembangkan

Tesis : Otji S.W. Pascasarjana UPI2000

kualitas manusia Indonesia melalui pendidikan di SMK tidak memenuhi tuntutan

masyarakat pengguna jasa maupun pemerintah maka tidak mustahil pada suatu saat,

diera reformasi dan keterbukaan sekarang ini, SMK akan diperhadapkan pada

akuntabilitas publik yang dapat berakibat terhadap eksistensi SMK di masa depan.

Kelima, Kepala Sekolah sebagai "Key Person" memiliki fungsi dan peran

yang sangat menentukan keberhasilan sekolah. Berbagai penelitian membuktikan

bahwa menentukan orang yang pas untuk jabatan yang pas berarti telah

menyelesaikan sebagian besar persoalan manajemen.

Beberapa temuan dilapangan membuktikan bahwa pada tingkat tertentu

Kepala Sekolah dapat menjadi faktor penghambat kemajuan sekolah. Banyak guru

yang mengalami kesulitan untuk mengembangkan kemampuan kreatif dan inovatif

mereka karena tidak mendapatkan apresiasi yang wajar dari Kepala Sekolah karena

Kepala Sekolah tidak memiliki kemampuan yang memadai sebagai seorang

pemimpin: Ia (Kepala Sekolah) tidak memiliki pengetahuan yang bersifat

komprehensif dan mendalam mengenai hakekat manusia, bahwa "manusia

merupakan unsur terpenting dalam seluruh proses administrasi dan manajemen "

terlepas dalam organisasi apa proses tersebut berlangsung (Sondang P. Siagian :

1996). Ditekankan pula oleh Sondang P. Siagian, bahwa begitu pentingnya sumber

daya manusia dalam sebuah organisasi sehingga seorang pemimpin hams

memahami berbagai pendekatan yang bersifat multidimensional agar ia dapat

melakukan tugas dan perankepemimpinannya secara efektif

Keenam, pada saat SMK berbenah diri untuk menjawab berbagai tuntutan

masyarakat tentang kualitas lulusan SMK, dunia kita sedang ditandai dengan

Tesis : Otji S. W. Pascasarjana UPI2000

berbagai gejolak sosial, politik, ekonomi dan moneter, serta keamanan baik yang

berasal dari dalam negeri maupun yang berasal dari mancanegara bempa ledakan

informasi dan komunikasi serta kemajuan yang dicapai secara spektakuler melalui

sains dan teknologi sehingga membuat dunia yang sangat luas seakan-akan tidak lagi

memiliki sekat atau pembatas suatu bangsa dengan bangsa lain.

Ini semua telah membah wajah kehidupan umat manusia, secara

spektakuler termasuk wajah pendidikan kejuruan, sehingga diperkirakan telah

menggeser berbagai norma dan nilai-nilai kehidupan yang selama ini dianut oleh

para gum di sekolah.

Jika permasalahan seperti ini tidak dicermati secara seksama maka besar

kemungkinan persoalan yang lebih besar akan muncul kepermukaan dan akan lebih

memperparah kondisi pendidikan ditanah air, termasuk pendidikan kejuruan di Jawa

Barat. Melalui penelitian seperti ini dapat diketahui berbagai persoalan yang

menyebabkan terjadinya kondisi seperti dikatakan diatas untuk kemudian dicarikan

solusi atau jalankeluar untuk mengatasi kesenjangan tersebut.

Demikian enam alasan pokok mengapa penelitian yang berjudul :

"HUBUNGAN PEMBINAAN OLEH KEPALA SEKOLAH DENGAN

KINERJA GURU" pentinguntukdilaksanakan.

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian inimemiliki setidak-tidaknya dua kegunaan atau manfaat yaitu :

Pertama, kegunaan dari segi ilimiah dalam kerangka pengembangan ilmu,

(manfaat teoritis) dan kedua kegunaan praktis.

Tesis : Otji S. W. Pascasarjana UPI2000

Ditinjau dari aspek pengembangan ilmu (manfaat teoritis), penelitian ini

berguna untuk mengembangkan ilmu administrasi personil sekolah yang

berkaitan dengan upaya untuk menemukan berbagai konsep maupun pengertian

bam kearah pengembangan sumber daya manusia yang amat diperlukan dalam

menjawab tantangan pembangunan Indonesia dimasa depan.

Dari segi praktis, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi

pengembangan Sekolah Menengah Kejuman di Wilayah Jawa Barat, khususnya

bagi para pengawas pendidikan menengah .kejuruan agar selalu meningakatkan

pengawasan dan evaluasi fungsi dan peran manajemen Kepala Sekolah serta

gum agar mereka selalu dapat meningkatkan kinerja mereka mendorong SMK

menuju pencapaian mutu sebagai mana yang diharapkan berbagai pihak.

F. Hipotesis Penelitan

Hipotesis mempakan suatu jawaban sementara terhadap suatu

permasalahan yang masih hams di buktikan kebenarannya. Artinya,suatu

pernyataan yang bersipat hipotesis belum tentu benar. Oleh karena itu

pernyataan tersebut masih harus di buktikan kebenarannya melalui suatu

penelitian sampaibenar-benar terbukti secara sah dan meyakinkan.

Sehubungan dengan hal ini, Suharsimi Arikunto (1989:62) berpendapat

bahwa hipotesis adalah suatu jawaban sementara terhadap permasalahan

penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Senada dengan

Suharsimi, Rodger Thomas, seperti yang di kutip oleh Yusak Burhanudin

(1998:25) berpendapat bahwa hipotesis adalah sebuah praduga yang belum

Tesis : OtfiS. W. Pascasarjana UPI2000

tentu benar sepanjang belum ada suatu penelitan ilmiah untuk membuktikan

hal itu.

Hipotesis tunggal yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut: Pembinaan Kepala Sekolah berpengaruh positif terhadap kinerja

Guru. Dengan hipotesis tunggal inibukan berarti bahwa meningkatnya kinerja

gum semata-mata disebabkan karena adanya pembinaan yang dibenkan oleh

Kepala Sekolah. Masih terdapat variabel lain yang ikut menentukan tinggi

rendahnya kinerja gum tetapi tidak diukur dalam.penelitian ini, misalnya faktor

kepuasan kerja seperti yang dikemukakan oleh Keith Davis sebagai \mana yang

dikutip Anwar Parbu M ( 1993:68), kreatifitas, dan internal motivation (John

Backley: 1990:56).

G. Variabel Penelitian

Sesuai dengan judul penelitian diatas, maka variabel yang akan diuji

adalah pembinaan Kepala Sekolah sebagai variabel X atau variabel pengamh,

dan peningkatan kinerja gum sebagai variabel Y atau variabel terpengaruh.

Ditilik dari sudut pandang manajemen pendidikan, seperti yang

dikemukakan oleh Tilaar, (1997), bahwa kinerja gum dikelas akan optimal jika

Kepala Sekolah terns menems meningkatkan fungsi pembinaan melalui

supervisi kelas. Dengan supervisi kelas, menumt Tilaar, dapat dilihat apakah

pembinaan Kepala Sekolah dalam rangka peningkatan kualitas PBM berjalan

ataukah tidak. *

Pengertian pembinaan itu sendiri, menumt Departemen Pertahanan dan

Keamanan ( 1970:59), adalah : Segala upaya dan tidakan yang berhubungan

Tesis : OtjiS. W. Pascasarjana DPI 2000

langsung dengan perencanaan, penyusunan, pembangunan, pengembangan,

pengarahan, penggunaan serta pengendalian segala sesuatu secara berdaya guna

dan berhasil guna.

Berkaitan dengan variabel pembinaan yang dilakukan oleh Kepala

Sekolah, Rodger Thomas dan Ian More ( 1997:25) berpendapat bahwa indikator

pembinaan Kepala Sekolah dapat dilihat dari : (1) perencanaan program yang

jelas, (2) jadwal kegiatan pembinaan, (3) pelaksanaan supervisi kelas, (4)

teguran dan bimbingan, (5) sistem promosi dan perencanaan karir, serta (6)

tindak lanjut pembinaan.

Pendapat lain seperti yang dikemukakan oleh Sianipar J.P (1999), pembinaan

Kepala Sekolah dapat diukur dari beberapa indikator seperti : (1) perencanaan

program yang jelas, (2) jadwal kegiatan pembinaan, (3) pelaksanaan supervisi kelas,

(4) teguran dan bimbingan, (5) sistem promosi dan perencanaan karir, serta (6)

tindak lanjut pembinaan.

Pendapat lain seperti yang di kemukakan oleh Sianipar J.P (1999), pembinaan

Kepala Sekolah dapat di ukur dari beberapa indikator seperti: (1) perencanaan

program pembinaan dan peningkatan kerja, (2) adanya pertemuan berkala, (3)

penegakan dissiplin / kehadiran gum, (4) pemeriksaan persiapan mengajar, (5)

pertemuan berkala dengan guru, (6) teguran dan bimbingan bagi guru yang

berkinerja buruk, dan (7) kesempatan bagi gum untuk mengikuti pelatihan dan

program studi lanjut.

Sebagai variabel yang terpengaruh, (Y) kinerja gum menumt Djam,an Satori

(1999) dapat di amati melalui beberapa indikator sebagai berikut: (1) kehadiran

Tesis : Otji S. W. Pascasarjana UPI2000

guru, (2) bekerja tuntas, (3) tidak melalaikan tugas, (4) mengajar baik, (5) hasil

belajar mund baik, (6) persiapan mengajar guru baik, (7) dan minat belajar murid

tinggi.

Menumt Bemadin dan Rusel seperti yang di kutip oleh Sianipar J.P, (1999)

berpendapat bahwa kinerja adalah suatu hasil dari fungsi suatu pekerjaan atau

kagiatan tertentu selama periode waktu tertentu.

H. Definisi Operasional

Agar tidak menimbulkan kesalahan interpretasi terhadap istilah yang di

gunakan dalam judul, berikut ini akan di kemukakan beberapa definisi operasional

menumt berbagai pakar mengenai istilah tersebut.

Pembinaan sering diartikan sama dengan manajemen kepegawaian atau

dalam bahasa asing disebut " Personal Management " atau Tata Personalia

(Musanef : 1991). Walaupun istilah-istilah tersebut tampak berbeda tetapi

sebenamya mempunyai pengertian yang sama. Hal itu dapat dilihat dari beberapa

pengertian sebagai berikut ini:

Dalam buku Pedoman Pembinaan Militer yang diterbitkan oleh Departemen

HANKAM, disebutkan bahwa :

" Pembinaan adalah suatu proses penggunaan manusia, alat peralatan, uang, waktu,

metode dan sistem untuk mencapai tujuan dan hasil yang sebesar-besamya ".

Pengertian lain dikemukakan oleh Manullang (1978), bahwa :

Personal Management adalah seni dan ilmu perencanaan, pelaksanaan dan

pengontrolan tenaga kerja untuk tercapainya tujuan yang ditentukan terlebih dahulu

dengan adanya kepuasan hati pada diri para pekerja ".

Tesis : Otji S. W. Pascasarjana UPI2000

Pendapat lain tentang Personal Management dikemukakan oleh Dennis William

(1994) sebagai berikut:

" Personal management is a planning, organizing, controling, and optimalize human

resourcing, and tools for the future organization ".

1 Pembinaan, menumt pedoman Direktorat Dikmenjur (1994) adalah:

Suatu upaya pengembangan, pembangunan, pengarahan, perencanan,pengendalian, penyempurnaan, serta tindak manajemen yang dilakukansecara sadar untuk lebih meningkatkan, atau memperbaiki segala sesuatumenjadi lebih baik, lebih teratur, lebih berdaya guna dan berhasil guna.

Untuk keperluan pembahasan tesis ini, pembinaan di maksudkan sebagai

suatu proses yang perlu di ambil oleh Kepala Sekolah sebagai seorang administrator,

manajer dan pemimpin untuk mengarahkan, memberikan motivasi serta tuntutan

yang bersifat mendidik dan mengajak para gum untuk mengembangkan profesional

mereka sehingga mereka dapat mengajar, mendidik, dan membimbing dan melatih

anak didik untuk mencapai tujuan pendidikan sebagaimana yang di harapkan.

2. Kepala Sekolah, menumt pedoman Direktorat Dikmenjur (1994) adalah:

Pemimpin dan penanggung jawab organisasi atau suatu pendidikanyang di pimpinnya sesuai dengan kemampuan yang di milikinya sertaberdasarkan kecakapan serta kepribadian yang di milikinya .

Istilah Kepala Sekolah menumt Keputusan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan

RI NO. 0269/U/ 1996 tentang penegasan gum pegawai negeri sipil sebagai Kepala

Sekolah dilingkungan Depdikbud (sekarang Depdiknas), menyebutkan bahwa "

Kepala Sekolah adalah pegawai negeri sipil yang di percaya untuk memimpin

sekolah pada jenjang.pendidikan dasar dan menengah di lingkungan Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan ",

Tesis : Otji S. W. Pascasarjanu UPI2000

3. Sekolah Menengah Kejuruan menurut Kep. Men. Dikbud NO. 080/U/1993

tentang Sekolah Menengah Kejuman Bab 1, menyebutkan bahwa "Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) merupakan bentuk satuan pendidikan di jalur

pendidikan sekolahpada pendidikan menengah kejuruan ".

4. Guru menurut Abin Syamsudin (1981: 21) adalah orang dewasa yang karena

jabatanya secara formal yang selalu mengusahakan terciptanya situasi mengajar

yang tepat, sehingga memungkinkan bagi terjadinya proses pengalaman belajar

dari siswa dengan mengusahakan segala sumber dan menggunakan segala

sumber dan strategi belajar yang tepat.

Mengacu pada pendapat di atas, maka yang di maksud dengan gum dalam

penelitian ini adalah semua gum yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar

di seluruh SMK di Jawa Barat.

5. Kinerja menumt Bennett Silalahi, (1995: 1), adalah luaran kerja yang dapat di

ukur. Sedangkan menumt Bemadin & Russel sepertiyang di kutip oleh Sianipar

J.P, (1994:4), kinerja adalah hasil dari fungsi suatu pekerjaan atau kegiatan

tertentu selama satu periode waktu tertentu.

Berdasarkan pengertian di atas, kinerja dalam penelitian ini diartikan sebagai

tampilan kerja yang diperlihatkan oleh guru melalui hasil belajar murid pada

akhir Catur wulan, akhir semester, dan akhir tahun.

I. Kerangka Pikir Penelitian

Dalam setiap penelitian, kerangka pikir penelitian merupakan suatu

acuan tentang cara pandang atau bagaimana memandang sesuatu masalah

berdasarkan sejumlah konsep teori. Sehubungan dengan hal ini, Bayley

Tesis : Otji S. W. Pascasarjana VPI 2000

(1978:18) berpendapat bahwa kerangka pikir penelitian merupakan sesuatu \ang

sebenamya sudah lama ada dalam penelitian sosial dan mempakan hal \ang

amat penting, karena kerangka pikir penelitian akan sangat membantu daiam

upaya untuk membuat kesimpulan. Jika kerangka pikir penelitian \ang

digunakan keliru maka kesimpulanyang akan diambil akan keliru.

Berdasarkan uraian diatas, makasecara sederhana kerangka pikir penelinan

ini dapat digambarkan dalam bentuk skema sebagai berikut.

Tesis : OtjiS. W. Pascasarjana UPI2000

KE

RA

NG

KA

PIK

IRP

EN

EL

ITIA

N

HU

BU

NG

AN

PE

MB

INA

AN

KE

PA

LA

SE

KO

LA

HD

EN

GA

NK

INE

RJA

GU

RU

PE

MB

INA

AN

OL

EH

KE

PA

LA

SE

KO

LA

H(V

AR

IAB

EL

X)

s>P

eren

cana

anP

rogr

amP

embi

naan

Ana

lisi

sP

rogr

amS

iste

mP

rom

osi

Gu

m

-P

ere

ncan

aan

Kari

rG

um

-P

rogr

amP

embi

naan

Gum

>Pe

laks

anaa

nPe

mbi

naan

Kin

erja

Sup

ervi

si-

Bim

bing

an/K

onse

ling

-T

egur

anC

onto

hpe

rila

ku-

Mo

tiv

asi

-P

enin

gkat

anK

esej

ahte

raan

^M

onito

ring

dan

Eval

uasi

Kin

erja

-M

onit

orin

gK

ehad

iran

-M

onito

ring

Kel

as-

Mon

itori

ngPe

rsia

pan

Men

gaja

r^

Tin

dak

Lan

jutP

embi

naan

Ren

cana

Per

baik

anK

iner

jaP

cng

hn

rgn

nn

Hu

ku

man

I''"

Ml'-

ft•-'•

••-•'••"••I

Iili

i-'l'l

'iN

'j-'.I

<-"••••

<

KIN

ER

JA

GU

RU

(Va

ria

bel

Y)

'-""

L|'

|j'

>^

>K

ehad

iran

diS

eko

lah

-A

bse

nsi

Keh

ad

iran

>T

idak

Mel

alai

kan

Tug

as

>K

ehad

iran

di

Kel

as

-A

bsen

siM

enga

jar

>Pe

rsia

pan

Men

gaja

r

>M

anaj

emen

Kel

asB

aik

>Pr

oses

Pem

bela

jara

n

>B

eker

jaT

unta

s

>M

inat

Bel

ajar

Sis

wa

Bai

k