keluarga sehat
DESCRIPTION
kjdsjkdsfknjTRANSCRIPT
Pengertian Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas Kepala Keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1998)
Anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah adaptasi atau perkawinan (WHO, 1969).
Fungsi Keluarga
Menurut WHO (1978
1. Fungsi Biologis
(1) Untuk meneruskan keturunan
(2) Memelihara dan membesarkan anak
(3) Memenuhi kebutuhan gizi kleuarga
(4) Memelihara dan merawat anggota keluarga
2. Fungsi Psikologis
(1) Memberikan kasih sayang dan rasa aman
(2) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
(3) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
(4) Memberikan identitas keluarga
3. Fungsi Sosialisasi
(1) Membina sosialisasi pada anak
(2) Membina norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkah perkembangan anak
(3) Meneruskan nilai-nilai keluarga
4. Fungsi Ekonomi
(1) Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
(2) Pengaturan dan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
(3) Menabung untuk memenuhi kebutuhah keluarga di masa yang akan datang. Misalnya :
pendidikan anak, jaminan hari tua.
5. Fungsi Pendidikan
(1) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk
perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimiliki.
(2) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi
perannya sebagai orang dewasa.
(3) Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
Menurut Friedman (1998) :
1. Fungsi Affective
(1) Menciptakan lingkungan yang menyenangkan dan sehat secara mental saling mengasuh,
menghargai, terikat dan berhubungan.
(2) Mengenal identitas individu
(3) Rasa aman
2. Fungsi Sosialisasi Peran
(1) Proses perubahan dan perkembangan individu untuk menghasilkan interaksi sosial dan
belajar berperan.
(2) Fungsi dan peran di masyarakat.
(3) Sasaran untuk kontak sosial didalam atau di luar rumah.
3. Fungsi Reproduksi
Menjamin kelangsungan generasi dan kelangsungan hidup masyarakat.
4. Fungsi Ekonomi
(1) Memenuhi kebutuhan tiap anggota keluarga
(2) Menambah penghasilan keluarga sampai dengan pengalokasian dana
5. Fungsi Perawatan Kesehatan
(1) Konsep sehat sakit keluarga
(2) Pengetahuan dan keyakinan tentang sakit, tujuan kesehatan keluarga, keluarga mandiri
Tugas-Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan
Sesuai dengan Fungsi Keluarga dalam pemeliharaan kesehatan, maka keluarga juga
mempunyai Tugas dalam Bidang Kesehatan yang harus dilakukan sebagaimana yang
dikemukakan oleh Freeman (1981), yang antara lain adalah :
1. Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarga
Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi
perhatian dan tanggung jawab keluarga, oleh karena itu perlu mencatat dan memperhatikan
segala perubahan yang terjadi dalam keluarga.
2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi keluarga.
Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari pertolongan yang tepat
sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang
mempunyai kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga.
3. Memberikan perawatan kepada anggota keluaraganya yang sakit atau yang tidak dapat
membantu dirinya sendiri.
Tugas ini dapat dilakukan di rumah apabila keluarga memiliki kemampuan untuk melakukan
tindakan pertolongan pertama agar masalah yng lebih parah tidak terjadi.
4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan
kepribadian anggota keluarga.
5. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga kesehatan dengan
memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
PERANAN KELUARGA
Peranan Keluarga menggambarkan seperangkat perrilaku interpersonal, sifat, kegiatan yang
berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu dalam
keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.
Dalam UU Kesehatan No.23 Tahun 1992 pasal 5 menyebutkan :”Setiap orang berkewajiban
untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga
dan lingkungan”. Dari pasal tersebut jelaslah bahwa keluarga berkewajiban menciptakan dan
memelihara kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan yang optimal.
Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing yang antara lain adalah :
1. Ayah
Ayah sebagai pimpinan keluarga mempunyaiperan sebagai pencari nafkah, pendidik,
pelindung, pemberi rasa aman bagi setiap anggota keluarga dan juga sebagai anggota
masyarakat atau kelompok sosial tertentu.
2. Ibu
Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-anak, pelindung
keluarga dan juga sebagai pencari nafkah tambahan keluarga serta sebagai anggota
masyarakat atau kelompok tertentu.
3. Anak
Anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan perkembangan fisik, mental,
sosial dan spiritual.
Keluarga Sehat
Keluarga Sehat maksudnya adalah dalam arti setiap anggota keluarga saling
mendukung satu sama lain dalam mengatasi masalah keluarga yang datang baik dari dalam
maupun luar, sehingga dapat terlaksana fungsi dan peran keluarga secara adekuat. Keluarga
sehat lebih tepat disebut sebagai keluarga sejahtera.
Untuk menentukan apakah keluarga termasuk keluarga sehat atau tidak, telah
dirumuskun suatu nilai yang disebut APGAR keluarga oleh Rosen, Geyman dan Layton
(1980). Adapun aspek yang dinilai:
A Adaptasi: kepuasan menerima bantuan dari anggota keluarga lain
P Partnership: kepuasan dalam komunikasi, urun rembuk, pengambilan keputusan dan
penyelesaian masalah
G Growth: kepuasan terhadap kebebasanyang diberikan keluarga dalam mematangkan
pertumbuhan anggota keluarga kedewasaan masing-masing aggota.
A Affection: kepuasan terhadap kasih sayang dan interaksi emosional dalam keluarga
R Resolve: kepuasan terhadap kebersamaan dalam membagi waktu, kekayaan dan ruang
antar anggota keluarga.
Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Keluarga
Budaya, Ras, dan Lingkungan
Budaya atau adat istiadat yang dianut suatu keluarga akan tercermin dalam sikap dan
perilakunya sehari-hari. Keyakinan keluarga tentang kesehatan, pola didik, pola asuh
terhadap anak juga dipengaruhi oleh nilai budaya. Hal ini terjadi karena nilaiyang ada
keluarga merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak,
mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu
pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan. Jadi dengan
adanya budaya, maka dalam kelurga akan tertanam nilai-nilai yang akan mempengaruhi
perilaku suatu individu dalam keluarga ketika menghadapi suatu masalah, misalnya masalaha
kesehatan. Pada beberapa budaya tertentu ada beberapa pola budaya yang mempengaruhi
kesehatan komunitas budaya tersebut, misalnya budaya nikah antar kelurga, tentu akan
mempengaruhi profil genetik dari suatu kelurga dan akan berdampak pada kesehatan kelurga.
Pola konsumsi makanan dan minuman pada budaya-budaya tertentu juga merupakan suatu
contoh hal yang dapat menunjukkan peran suatu budaya terhadap ksehetan, dalam hal ini
berpengaruh pada asupan gizi individu. Budaya juga sebagaimana dijelaskan diatas akan
membentuk aturan-atauran dalam keluarga, sehingga kebudayaan akan mempengaruhi
tindakan setiap anggota keluarga. Pada budaya dimana perempuan mendapat urutan
penghargaan terendah setelah pria, akan menyebabkan pola didikan dan asuhan anggata
kelurga perempuan dalam keluarga berbeda, sehingga akan mempengaruhi pola diskriminasi
kelurga dan hal ini juga terjadi pada diskriminasi kesehatan keluarga.
Ras akan mempengaruhi profil kesehatan suatu kelurga, karena ada beberapa penyakit
yang berkaitan dengan ras tertentu, selain itu lingkungan juga mempengaruhi kesehatan
keluarga, karena lingkungan berkaitan dengan adanya ketersediaan layanan kesehatan atau
provider kesehatan, kemudian juga lingkungan akan dibentuk oleh faktor pendapat atau
stigma yang berkembang mengenai suatu masalaha kesehatan di kelompokm masyarakat
tersebut, kemudian kondisi lingkungan juga berkaitan dengan adanya ketersedian penunjang
kesehatan seperti kondisi rumah, tingkat polusi dan sampah, kemudian adanya fasilitas
kebersihan dan lain-lainnya.
Peran Keluarga
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang
diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam masyarakat,
misalnya status sebagai istri/suami atau anak. Dengan memeahami peran dalam keluarga,
maka akan dapat tercipta komunikasi efektif dalam keluarga, komunikasi efektif ini akan
menjaga suatu keluarga tetap berada dalam suatu kondisi psikologis yang sehat. Dengan
mamahami perna masing-masing maka akan dapat tercipat keluarga yang dapat saling
melengkapi satu sama lain dan saling memahami kondisi anggota keluarga.
Stuktur dan Fungsi Kelurga
Struktur dan fungsi merupakan hal yang berhubungan erat dan terus menerus
berinteraksi satu sama lain. Struktur didasarkan pada organisasi, yaitu perilaku anggota
keluarga dan pola hubungan dalam keluarga. Hubungan yang ada dapat bersifat kompleks,
misalnya seorang wanita bisa sebagai istri, sebagai ibu, sebagai menantu, dan lain-lain yang
semua itu mempunyai kebutuhan, peran dan harapan yang berbeda. Pola hubungan itu akan
membentuk kekuatan dan struktur peran dalam keluarga. Struktur keluarga dapat diperluas
dan dipersempit tergantung dari kemampuan dari keluarga tersebut untuk merespon stressor
yang ada dalam keluarga. Struktur keluarga yang sangat kaku atau sangat fleksibel dapat
mengganggu atau merusak fungsi keluarga.
Fiedman (1992) menggambarkan fungsi sebagai apa yang dilakukan keluarga. Fungsi
keluarga berfokus pada proses yang digunakan oleh keluarga untuk mencapai tujuan keluarga
tersebut. Proses ini termasuk komunikasi diantara anggota keluarga, penetapan tujuan,
resolusi konflik, pemberian makanan, dan penggunaan sumber dari internal maupun
eksternal. Tujuan reproduksi, seksual, ekonomi dan pendidikan dalam keluarga memerlukan
dukungan secara psikologi antar anggota keluarga, apabila dukungan tersebut tidak
didapatkan maka akan menimbulkan konsekuensi emosional seperti marah, depresi dan
perilaku yang menyimpang. Tujuan yang ada dalam keluarga akan lebih mudah dicapai
apabila terjadi komunikasi yang jelas dan secara langsung. Komunikasi tersebut akan
mempermudah menyelesaikan konflik dan pemecahan masalah. Misalnya masalah kesehatan
keluarga.
Bentuk Keluarga
Masing-masing model keluarga, baik dalam bentuk keluarga tradisional maupun
keluarga non tradisional, komposisi pembentukkan keluarga akan mempengaruhi pola
kesehatan dalam keluarga, ini terkait dengan pola komunikasi yang terbentuk, pola asuhan
dalam keluarga, bentuk aturan yang berlaku dalam keluarga. Dalam hal ini, perbedaan bentuk
keluarga akan lebih cenderung mempengaruhi kondisi ksehatan mental anggota keluarga.
Selain itu bentuk keluarga ini akan berkaitan dengan fase kehidupan dari kelurga, dimana
fase kehidupan keluarga juga akan mempengaruhi kesehatan keluarga. Bentuk kelurga juga
kan berkaitan dengan banyaknya anggota keluarga dan banyaknya anggota kelurga ini akan
mempengaruhi pola kebutuhan ekonomi keluarga, dan secara tidak langsung akan
mempengaruhi kesehatan keluarga.
Status Sosio-ekonomi
Status sosioekonomi ini berkaitan dengan tingakt pendapatan dan tingkat sosial suatu
keluarga di dalam masyarakat, tingkat ekomoni akan mempengaruhi pola beli kelurga
berkaitan dengan makanan dan kebutuhan sandang serta papan lainnya, kemudian juga akan
mempengaruhi tingkat kemampuan suatu keluarga dalam mengakses pelayanan kesehatan.
Kondisi sosial keluarga juga akan mempengaruhi pola kesehatan, pada umumnya pada
golongan sosial rendah cenderung sulit mendapatkan akses pelayanan kesehatan, ada
kecenderungan diskriminasi kesehatan. Selain itu kondisi ekonomi dan sosial ini juga
berkaitan dengan kebijakan-kebijakan pemerintah terhadap kesehatan masyarakat.