keluarga binaan

Upload: dhiyah-harahap

Post on 08-Jan-2016

223 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

contoh pembuatan catatan keluarga binaan

TRANSCRIPT

Keluarga Binaan

1. Data anggota keluarga

No.Nama Hub dgn KKUmur Jenis kelamin Pendidikan terakhirPekerjaan Suku

1.RohaniIbu 72 Wanita SMAPedagangKaro

2.RoslindaAnak 49 Wanita SMAPedagangKaro

3.Zaped Anak 46Pria SMPSupirKaro

4.RosyantiAnak 43WanitaSMAPedagang Karo

5.SukaratnaAnak 40WanitaTidak sekolahTidak bekerjaKaro

6.Andi petrusAnak 38Pria SMAPedagangKaro

7.PurnamarikaAnak35WanitaSMPIRTKaro

8.LindaCucu13WanitaSDPelajarKaro

9. SelaCucu4WanitaBelum sekolahBelum sekolahKaro

2. Status pasien kedokteran keluargaNama

: SukaratnaUmur

: 40 tahun

Alamat

: Jl. Mongonsidi Baru 1 No. 10Jenis kelamin: Wanita

Pekerjaan: Tidak bekerjaAgama

: KristenSuku

: KaroStatus pernikahan: Belum menikah

Anamnesa keluhan Utama: Kelumpuhan otot kakiTelaah: Menurut ibu os kelumpuhan otot kaki ini dialami os sejak berusia 1 tahun 2 bulan. Os juga mengalami kesulitan berbicara. Os sejak saat itu didiagnosa dokter dengan diagnose polio.Pemeriksaan Fisik

TD: 110/70 mmHg

N: 78x/i

RR: 20x/i

T: 36,5oC Kepala

Normocephali

Mata

Sclera ikterik (-) penglihatan kabur (-) Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada bendungan vena jugularis.

Dada

Simetris, oedema (-), nyeri tekan (-) massa (-)

Ekstremitas

Atas: Tidak dijumpai kelainan

Bawah: Kekuatan otot kaki kanan dan kiri tidak ada

Integument kebersihan cukup baiak, warna kulut putih, lembab dan tidak ada gangguan pada kulit. Alat bantu

Kursi Roda

Mental

Menarik diri

Komunikasi dan Budaya

TerhambatPemeriksaan penunjang yang di usulkan :

Viral isolation Uji Serology Cerebrospinal FluidPenatalaksanaan :

a. Farmakologi : simptomatik

b. Non farmakologi : Edukasi keluargaDiet adekuat

Fisioterapi

AkupunturAnalisis kunjungan rumah :

Kunjungan rumah pasien pertama kali dilakukan pada tanggal 29 juli 2015. Pasien sedang melakukan aktivitas sehari-harinya sendiri tanpa bantuan kursi roda. Pasien terlihat mandi dan buang air sendiri dengan keadaan jamban sangat tidak sehat dan pasien melakukannya sendiri dengan cara mengesotPada saat kunjungan rumah kedua, pasien sudah mulai mau dibantu oleh ibunya dan terlihat lebih bersih.3. Keadaan rumah

a. Letak / lokasi: Jl. Mongonsidi 1 no. 10 jarak anatar satu rumah dengan rumah yang lainnya berdekatan dengan lebar gang lebih kurang 2 meter.

b. Bentuk rumah: bentuk rumah tidak bertingkat, bangunan bersifat tidak permanen, dinding dari kayu, lantai rumah teruat dari semen, atap rumah dari genteng, status kepemilikan rumah adalah milik pasien.

c. Lantai rumah: terbuat dari semen, sebagian retak dan tidak lembab

d. Ruang rumah: ruang rumah yang ditempati pasien terdapat 3 ruangan, ruang tamu menyatu dengan dapur dan gudang dengan ukuran 3x3 m2, 2 ruang kamar dengan ukuran 2x2 dan 2x3 m2, dan 1 jamban terbuka dibelakang rumah berukuran 1x4 m2e. Ventilasi

: Terdapat jendela 2 buah dengan ventilasi diatas jendela. Cahaya yang masuk kerumah dirasakan kurangf. Sanitasi dasar:

Sumber air: berasal dari air pam.

Jamban: tidak terdapat jamban jongkok dan duduk hanya terdapat bolongan yang langsung jatuh ke sungai. Kesan WC tidak bersih dan tidak mencukupi syarat.

Pembuangan: air limbah langsung dibuang ke sungai belakang rumah.

Tempat sampah: Terdapat tempat sampah dipinggir jalan yang setiap harinya dikutip.

4. Analisis kedokteran keluarga

Nilai Apgar keluarga

Adalah suatu penentu sehat tidaknya suatu keluargga yang dikembangkan dengan Rosan, Guyman, dan Leyton, dengan menilai 5 fungsi pokok keluarga, antara lain :

1. Adaptasi

Penilaian : dari tingkat kepuasan anggota keluarga dalam menerima bantuan yang dibutuhkan.

2. Kemitraan

Penilaian: tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap komunikasi dalam mengambil keputusan dan menyelesaikan masalah.

3. Pertumbuhan

Penilaian: tingkat kepuasan angota keluarga terhadap kebebasanyang diberikan keluarga dalam mematangkan pertumbuhan dan kedewasaan semua anggota keluarga.

4. Kasih sayang

Penilaian: tingkat kepuasan anggota keluarga terhadap kasih saying serta interaksi emosional yang berlangsung.

5. Kebersamaan

Penilaian: tingkatkepuasan anggota keluarga terhadap kebersamaan membagi waktu, kekayaan dan ruang atas keluarga.

Skor:

8-10: fungsi keluarga sehat

4-7

: fungsi keluarga kurang sehat

0-3

: fungsi keluarga sakit

Dari table Apgar keluarga diatas total nilai skoringnya adalah 9, ini menunjukkan fungsi kemitraan keluarga sehat.

5. Family Screem

Aspek sumber daya Patologi

Social pasien dapat hidup bermasyarakat dengan baik. Cultural pasien percaya dengan hal berbau jin-jin dan tenaga dalam.

Religious pasien selalu berdoa.

Ekonomi pasien merasa ekonomi kurang terpenuhi

Pendidikan pasien tidak pernah sekolah. Kesehatan pasien menggunakan pelayanankesehata di puskesmas dan mempunyai BPJS.

6. Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

A. Perilaku

Kebiasaan merokok: Pasien tidak merokok

B. Persalinan

Pasien belum menikahC. Asi ekslusif

Pasien belum menikah.

D. Immuniasasi

Pasien tidak pernah di imunisasi

E. Balita ditimbang

Pasien belum menikah.

F. Sarapan pagi

Makanan yang dikonsumsi di pagi hari seperti nasi, dan telur

G. Buah dan sayur

Keluarga tidak mempunya kebiasaan makan buah setelah makan tetapi selalu makan sayur.

H. Jaminan kesehatan

Saat ini pasien mempunyai jaminan kesehatan

I. Cuci tangan

Keluarga pasien tidak mempunyai kebiasaan mencuci tangan sebelm makan, jg setelah BAB mencuci tangan menggunakan sabun.

J. Gosok gigi

Menggosok gigi pada saat mandi pagi dan sore.

K. Olahraga

Pasien tidak pernah olahraga

7. Fungsi keluarga

Fungsi afektif

Adanya saling kepercayaan anggota dengan anggota keluarga yang lain.

Fungsi sosialisasi

Sosialisasi antar keluarga terjalin baik. Tetapi pasien terkesan menarik diri dan tidak mau bertemu orang dari lingkungan luar

Fungsi perawatan keluarga

Ibu paisen mengeteahui tentang sehat sakit. Kemampuan keluarga dalam pengambilan keputusan apabila keluarga sedang sakit, terlebih dahulu melakukan pengobatan dirumah tetapi jika tidak bias tiangani langsung dibawa ke perawat atau bidan terdekat. Cara penanggulangan penyakit kurang karna tingkat kesadaran kesehatan yang minim mereka ketahui dan penggunaan pelayanan kesehatan digunakan dengan baik.

Kondisi stress dan kopling keluarga

terjadi perselisihan dan konflik pada keluarga karna keluarga tidak menyelesaikan masalah tersebut dan terkadang hanya memendam sehingga masalah tersebut menjadi jangka panjang.